KARAKTERISTIK SKABIES BERDASARKAN TANDA KARDINAL
PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH TINGKAT II PESANTREN
DARUL ULUM BANYUANYAR TAHUN AJARAN 2010-2011
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA KEDOKTERAN
Oleh:
RYAN TRESNA PUTRA 107103000149
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 September 2010
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan penelitian berjudul KARAKTERISTIK SKABIES BERDASARKAN TANDA KARDINAL PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH TINGKAT II DI PESANTREN DARUL ULUM BANYUANYAR TAHUN AJARAN 2010-2011 oleh Ryan Tresna Putra (NIM: 107103000149) telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 5 Oktober 2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 5 Oktober 2010
Mensetujui,
Mengetahui,
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN
dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad M.Kes
dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad M.Kes dr. Reandi Rayendra, Sp.KK
Ketua Sidang Pembimbing Penguji
iv
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii
DAFTAR ISI ... v
2.1.1.2. Cara Penularan (Transmisi) ... 5
2.1.1.3. Morfologi dan Daur Hidup ... 6
2.1.1.4. Patogenesis ... 6
2.1.1.5. Gejala Klinis ... 6
2.1.2. Pesantren ... 7
2.2. Kerangka Konsep ... 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 11
v
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 11
3.2.1. Waktu ... 11
3.2.2. Tempat ... 11
3.3. Definisi Operasional ... 11
3.4. Populasi dan Sampel ... 12
3.6. Instrumen Penelitian ... 14
3.7. Pengolahan Data ... 14
3.8. Analisis Data ... 14
3.9. Penyajian Data ... 15
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 15
4.1. Hasil Penelitian ... 15
4.1.1. Karakteristik Responden ... 15
4.1.2. Gejala Klinis yang Timbul Pada Responden ... 15
4.1.3. Kebiasaan Responden ... 21
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 15
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Munculnya Gelembung Air Pada Kulit ... 16
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Gatal Pada Sela Jari ... 17
Tabel 4.4. Distribusi Responden berdasarkan Gejala Gatal Pada Siku ... 18
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Gatal Pada Lipatan Paha ... 19
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Gatal Pada Malam Hari ... 20
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Luka Dan Infeksi Pada Kulit ... 21
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Meminjam Pakaian ... 22
Tabel 4.9. Distribusi Responden Mengenai Kebersihan Lingkungan ... 23
Tabel 4.10. Distribusi Responden Mengenai Kondisi Cahaya Tempat Tinggal ... 24
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mandi ... 25
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengganti Baju ... 26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah-Nya, limpahan rizki, nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat melaksanakan dan menyelesaikan hasil penelitian dengan judul
Karakteristik Skabies Berdasarkan Tanda Kardinal Pada Siswa Madrasah Tsanawiyah Tingkat II Di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun Ajaran 2010-2011 sebagai salah satu syarat penyelesaian studi pada Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan hasil penelitian ini tidak terlepas karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Saya ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Ayat Rahayu, Sp. Rad M. Kes sebagai Pembimbing saya, dan drg. Laifa sebagai penanggung jawab riset saya, yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Ucapan terima kasih saya persembahkan pula kepada seluruh dosen dan staff Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah membina, mendidik serta memberikan doa restu dan dorongan serta dukungan penuh kepada saya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta.
3. Kepala Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar
4. Kepada ayah saya Ir. Bukhari Ismail dan ibu saya Lilis Suryani yang terus memberikan dorongan dan semangat yang tak pernah henti-hentinya. 5. Kepada teman-teman terbaik saya, Yuni Ristiani, Tamalia Rahmi Fitriani,
xi memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
6. Kepada sahabat – sahabat seperjuangan angkatan 2007, serta adik – adik angkatan 2008, 2009 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan penelitian. Saya juga sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini, saya tidak luput dari kesalahan, untuk itu saya membutuhkan saran dan kritik untuk memberikan hasil yang baik.
Akhir kata, saya hanya bisa berdoa semoga Allah SWT selalu melindungi dan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Ilmu kedokteran dan kesehatan, berguna bagi Bangsa, Negara dan Agama. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Jakarta, Oktober 2010
xii
ABSTRAK
Skabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari
manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras
dan golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes
scabiei (Buchart, 1997; Rosendal 1997). Ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada
malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui pakaian,
handuk, atau barang-barang lain yang terkena kontak dari penderita. Berdasarkan
lingkungan dan kebiasaan yang ada di pondok pesantren, hal ini menjadikan pesantren
sebagai tempat transmisi yang baik untuk perkembangan penyakit skabies. Diperkirakan
sanitasi lingkungan yang buruk di Pondok Pesantren (Ponpes) merupakan faktor dominan
yang berperan dalam penularan dan tingginya angka prevalensi penyakit Skabies diantara
santri di Ponpes (Dinkes Prop Jatim, 1997). Faktor yang paling dominan adalah
kemiskinan dan higiene perorangan yang jelek. Di negara berkembang merupakan
kelompok masyarakat yang paling banyak menderita penyakit Skabies ini (Carruthers,
1978; Kabulrachman, 1992). Prevalensi penyakit Skabies di Indonesia adalah sekitar
6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja (Sungkar,
1997). Penilitian ini dilakukan pada siswa Madrasah Tsanawiyah tingkat II Pesantren
Darul Ulum Banyuanyar untuk mengetahui karakteristik skabies berdasarkan tanda
kardinal yang ada. Dari hasil penelitian, maka didapatkan karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal yang banyak timbul pada siswa tingkat II Madrasah Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar tahun ajaran 2010-2011 adalah adanya gelembung berair pada kulit, gatal-gatal pada sela jari, gatal-gatal pada siku, gatal-gatal pada lipatan paha, gatal pada malam hari, dan adanya luka infeksi akibat garukan.
xiii
ABSTRACT
Scabies is a zoonotic disease that attacks the skin, easily transmitted from human
to human, from animal to human or vice versa, can be of all races and classes all over
the world are caused by mites Sarcoptes scabiei (Buchart, 1997; Rosendal 1997). Marked
with complaints of itching, especially at night and is transmitted through direct contact or
indirectly through clothing, towels, or other goods affected by the contact of the
patient. Based on the existing environment and habits in “pesantren”, it made “pesantren” as a good transmission for the disease scabies. It is estimated that poor environmental sanitation at Pondok Pesantren (Ponpes) is the dominant factor that plays
a role in transmission and high rates of scabies disease prevalence among students in
Ponpes (East Java Province Health Office, 1997). The most dominant factor is poverty
and poor personal hygiene. In developing countries a group of people who suffer most
this scabies disease (Carruthers, 1978; Kabulrachman, 1992). The prevalence of scabies
disease in Indonesia is around 6-27% of the general population and tends to be higher in
children and adolescents (Sungkar, 1997). The study has been done at student level II
Madrasah Tsanawiyah Pesantren Darul Ulum Banyuanyar to know the characteristics of
scabies on the basis that there is a cardinal sign. From the research, it is obtained the
characteristics of scabies based on the cardinal signs that many arise at student level II
Madrasah Tsanawiyah Pesantren Darul Ulum Banyuanyar school year 2010-2011 is the
presence of aqueous bubbles on the skin, itching in between fingers, itching on the
elbows, itching in the groin, itch at night, and the presence of wound infection due to
scratching.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Skabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang kulit, mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia atau sebaliknya, dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia yang disebabkan oleh tungau (kutu atau mite) Sarcoptes scabiei. Ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui pakaian, handuk, atau barang-barang lain yang terkena kontak dari penderita. (Buchart, 1997; Rosendal 1997)
Faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial ekonomi yang rendah, higiene perorangan yang jelek, lingkungan yang tidak saniter, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, serta kepadatan penduduk. Faktor yang paling dominan adalah kemiskinan dan higiene perorangan yang jelek. Di negara berkembang merupakan kelompok masyarakat yang paling banyak menderita penyakit Skabies ini. (Carruthers, 1978; Kabulrachman, 1992)
Prevalensi penyakit Skabies di Indonesia adalah sekitar 6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak dan remaja. (Sungkar, 1997)
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di Pondok Pesantren Assalam Kranggan didapatkan angka prevalensi sebesar 25%. (Sidit Supriyadi, 2004)
Diperkirakan sanitasi lingkungan yang buruk di Pondok Pesantren (Ponpes) merupakan faktor dominan yang berperan dalam penularan dan tingginya angka prevalensi penyakit Skabies diantara santri di Ponpes. (Dinkes Prop Jatim, 1997)
2 eksterna (pada pria), dan bagian perut bawah. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, 2007)
Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal pada siswa tingkat II Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar pada tahun ajaran 2010-2011.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
Berapakah karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal pada siswa tingkat II Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar pada tahun ajaran 2010-2011?
1.3. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar.
2. Tujuan Khusus
3
1.4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Sebagai sumber informasi bagi para siswa dan pengurus pesantren terhadap karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal di pesantrennya.
2. Sebagai acuan untuk mengurangi angka kejadian terhadap penyakit skabies di pesantren tersebut.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori
2.1.1. Skabies
5
2.1.1.1. Epidemiologi
Penyakit Skabies dapat terjadi pada satu keluarga, tetangga yang berdekatan, bahkan bisa terjadi di seluruh kampung. Skabies menular dari manusia ke manusia melalui kontak fisik (kulit) antara penderita skabies dengan orang yang sehat. Penularan terjadi khususnya bila kontak terjadi dalam waktu yang cukup lama/beberapa menit. Skabies juga bisa ditularkan melalui pakaian atau sprei yang dipakai bergantian dengan penderita skabies. Hal ini menjelaskan mengapa kejadian skabies banyak terjadi di daerah penampungan, asrama dan pengungsian.
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis dan perkembangan demografik serta ekologik. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, 2007)
2.1.1.2. Cara penularan (transmisi)
1. Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya jabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain.
6
2.1.1.3. Morfologi dan daur hidup
Sarcoptes scabiei adalah tungau yang termasuk family SARCOPTIDAE, ordo
ACARI, kelas ARACHNIDA. Badannya berbentukn oval dan gepeng; yang betina berukuran 300x350 mikron; sedangkan yang jantan berukuran 150-200 mikron. Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang merupakan pasangan kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang. Setelah melakukan kopulasi Sarcoptes scabiei jantan mati, tetapi kadang-kadang dapat bertahan hidup beberapa hari. Sarcoptes scabiei betina yang gravid mencari tempat untuk meletakkan telur di lapisan kulit (stratum corneum) dengan membuat terowongan sambil bertelur. Siklus hidup dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung satu bulan. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, 2007)
2.1.1.4. Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau skabies yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, 2007)
2.1.1.5. Gejala klinis
Ada 4 tanda kardinal:
7 2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal dengan keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwrna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjanga 1 cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae (wanita), umbilikus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut. (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI, 2007)
2.1.2. Pesantren
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pesantren adalah asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dsb; pondok.
8 bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab. Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren. Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut madrasah Islamiah.
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (قودن ف) yang berarti penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.
Pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya. (Qomar, 2007)
Image yang selama ini berkembang di masyarakat bahwa pondok pesantren merupakan tempat kumuh, kondisi lingkungannya tidak sehat, dan pola kehidupan yang ditunjukkan oleh santrinya sering kali kotor, lusuh dan sama sekali tidak menunjang pola hidup yang sehat. Beberapa sifat buruk yang susah sekali ditinggalkan oleh para santri terlebih pada santri putra yaitu kebiasaan tidur hingga lupa waktu dan pola hidup kotor karena malas bersih-bersih. Penyakit skabies sering sekali ditemukan pada pondok pesantren karena anak pesantren gemar sekali bertukar/pinjam-meminjam pakaian, handuk, sarung bahkan bantal, guling dan kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya penyakit ini dengan dunia pesantren. (Handri, 2008)
9 hygiene. Sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi penyebaran penyakit skabies salah satunya adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ini.
2.2. Kerangka Konsep
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal di pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, Karena keterpaparan dengan factor risiko dan status penyakit diukur secara simultan pada individu-individu dari populasi.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan September 2010.
3.2.2 Tempat
Penelitian ini dilakukan di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Jalan Ponpes Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan.
3.3 Definisi Operasional
Variabel Definisi Skala Cara Hasil ukur
Status Skabies Skabies adalah
penyakit kulit menular yang bersifat zoonosis dan disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.
11
3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua siswa tingkat II Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar pada tahun ajaran 2010-2011.
3.4.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa tingkat II Pesantren Darul Ulum Banyuanyar pada tahun ajaran 2010-2011 dan para siswa yang tinggal di pondok pesantren .Untuk penelitian yang berjudul “Prevalensi Penyakit Skabies pada siswa tingkat II Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun Ajaran 2010-2011” untuk mencari besar sampel menggunakan rumus Estimasi Proporsi, sebagai berikut:
n= Z²1-α/2 P (1-P)
d2
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan Z²1-α/2 = derajat kepercayaan =
=menggunakan CI= 95% = 1.96
P = Proporsi skabies pada populasi siswa-siswi pondok pesantren terdahulu (25%)
d = presisi mutlak (10 %)
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
n= 1,962 (0.25) (1-0.25)
0.12
12 Besar sampel minimal yang harus diambil sebanyak 71 responden. Untuk menjaga bila ada ketidaklengkapan data, maka besar sampel ditambah 10% sehingga besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 79 responden dan digenapkan menjadi 80 responden.
Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling (Metode Penelitian Survai, 2006). Berhubung jumlah kelas dalam Madrasah Tsanawiyah tingkat II Pesantren Darul Ulum Banyuanyar adalah sebesar 10 kelas, maka pengambilan sampel dilakukan dengan pembagian 8 orang responden dalam 1 kelas yang diambil secara acak.
3.4.2.1 Inklusi
Semua siswa tingkat II Madrasah Tsanawiyah Pesantren Darul Ulum Banyuanyar yang tinggal di Pesantren.
3.4.2.2 Eksklusi
Semua siswa Pesantren Darul Ulum Banyuanyar selain siswa tingkat II Madrasah Tsanawiyah Pesantren Darul Ulum Banyuanyar.
3.5. Cara pengumpulan data
a. Data primer, diperoleh dari pengisian kuesioner terhadap siswa tingkat II Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar pada tahun ajaran 2010-2011
13
3.6. Instrumen Penelitian
a. Kuesioner
3.7. Pengolahan data
Data-data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Coding (pengkodean) yaitu pemberian kode pada kelompok-kelompok data hasil pengamatan dan pengukuran yang diperoleh dari lapangan. b. Editing (pengolahan) yaitu mencatat, mengoreksi, menyeleksi dan
memeriksa data yang telah terkumpul.
c. Data structure dan data file yaitu menetapkan skala (numeric atau string), jumlah digit (termasuk jumlah decimal dalam data numerik) pada aplikasi program EPIDATA.
d. Data entry (memasukan data) yaitu memasukan data yang telah didapat dilapangan.
e. Data cleaning (membersihkan data) yaitu mengecek kembali apakah terdapat kesalahan pada saat pengentrian.
3.8. Analisa data
a. Analisis Univariat
Untuk menganalisis menggunakan program SPSS 17.
3.9. Penyajian data
a. Tekstural: Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat dalam bentuk narasi.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Karakteristik responden
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Umur responden N %
1 11-14 tahun 38 47.5
2 15-18 tahun 36 45
3 >19 tahun 6 7.5
Total 80 100
Karakteristik responden ditinjau berdasarkan umur. Ditinjau dari umur responden yang berumur 11-14 tahun adalah sebanyak 47.5 %. Untuk umur responden 15-18 tahun adalah sebanyak 45%. Dan umur responden yang berumur >19 tahun adalah sebanyak 7.5 %.
4.1.2. Gejala klinis yang timbul pada responden
Pada aspek gejala yang timbul pada responden, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan. Adapun pertanyaan-pertanyaan diajukan merupakan gejala klinis dari penyakit skabies yang bertujuan untuk mengetahui apakah responden merupakan penderita penyakit skabies atau tidak. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
15 Dan responden yang tidak mengalami gejala gelembung berair pada kulit adalah sebanyak 26 orang (32.5%).
Dari hasil jawaban pertanyaan adanya gelembung berair pada kulit, sebagian
besar responden menjawab “Ya”, hal ini menggambarkan sebagian besar responden
mendapatkan salah satu gejala klinis dari penyakit skabies. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan gejala munculnya gelembung berair pada kulit di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Gelembung air n %
1 Ya 54 67.5
2 Tidak 26 32.5
Total 80 100
Pada pertanyaan adanya gejala gatal pada sela jari, responden yang mengalami gejala gatal pada sela jari adalah sebanyak 54 orang (77.5%). Dan responden yang tidak mengalami gejala gatal pada sela jari adalah sebanyak 18 orang (22.5%).
16
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan gejala gatal pada sela jari di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Gatal sela jari n %
1 Ya 62 77.5
2 Tidak 18 22.5
Total 80 100
Pada pertanyaan adanya gejala gatal pada siku didapatkan hasil, responden yang mengalami gejala gatal pada siku adalah sebanyak 55 orang (68.8%). Dan responden yang tidak mengalami gejala gatal pada siku adalah sebanyak 25 orang (31.3%).
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar responden mengalami gejala gatal pada siku. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan salah satu gejala klinis dari penyakit skabies. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan gejala gatal pada siku di pesantren darul ulum banyuanyar tahun 2010
17 Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar responden menjawab
“Ya”, hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan salah
satu gejala klinis dari penyakit skabies. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan gejala gatal pada lipatan paha di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Gatal pada lipatan paha N %
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar responden menjawab
“Ya”, hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan salah
satu gejala klinis dari penyakit skabies. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan gatal pada malam hari di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Gatal pada malam hari N %
1 Ya 60 75
2 Tidak 20 25
18 Pada pertanyaan adanya gejala luka dan infeksi pada kulit. Responden yang memiliki gejala luka dan infeksi pada kulit adalah sebanyak 62 orang (77.5%). Dan responden yang tidak memiliki gejala luka dan infeksi pada kulit adalah sebanyak 18 orang (22.5%).
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar responden menjawab
“Ya”, hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan salah
satu gejala klinis dari penyakit skabies. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Berdasarkan responden gejala luka dan infeksi pada kulit di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Luka dan infeksi pada kulit N %
1 Ya 62 77.5
2 Tidak 18 22.5
Total 80 100
4.1.3. Kebiasaan responden
Pada aspek kebiasaan responden, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kebiasaan responden yang berkaitan dengan penyebaran dan penularan penyakit skabies.
Adapun pada pertanyaan mengenai kebiasaan responden meminjam pakaian, responden yang memiliki kebiasaan meminjam pakaian adalah sebanyak 58 orang (72.5%). Dan responden yang tidak memiliki kebiasaan meminjam pakaian adalah sebanyak 22 orang (22.5%).
19 besar responden mempunyai faktor yang menunjang penyebaran dan penularan penyakit skabies ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Berdasarkan responden meminjam pakaian di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Meminjam
pakaian
N %
1 Ya 58 72.5
2 Tidak 22 22.5
Total 80 100
Pada pertanyaan mengenai kebersihan lingkungan, responden yang memiliki kebersihan lingkungan kurang baik adalah sebanyak 29 orang (36.3%). Responden yang memiliki kebersihan lingkungan cukup baik adalah sebanyak 21 orang (26.3%). Responden yang memiliki kebersihan lingkungan baik adalah sebanyak 22 orang (27.5%). Dan responden yang memiliki kebersihan lingkungan sangat baik adalah sebanyak 8 orang (10%).
20
Tabel 4.9 Berdasarkan responden kebersihan lingkungan di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Kebersihan Lingkungan N %
1 Kurang baik 29 36.3
2 Cukup baik 21 26.3
3 Baik 22 27.5
4 Sangat baik 8 10
Total 80 100
Pada pertanyaan kondisi cahaya pada tempat tinggal responden, responden yang menjawab bahwa kondisi cahaya tempat tinggalnya kurang baik adalah sebanyak 17 orang (21.3%). Responden yang menjawab kondisi cahaya tempat tinggalnya cukup baik adalah sebanyak 26 orang (32.5%). Responden yang menjawab kondisi cahaya tempat tinggalnya baik adalah sebanyak 24 orang (42.15%). Dan responden yang menjawab kondisi cahaya tempat tinggalnya sangat baik adalah sebanyak 3 orang (3.8%).
21
Tabel 4.10 Berdasarkan responden kondisi cahaya tempat tinggal di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Kondisi cahaya tempat tinggal N %
1 Kurang baik 17 21.3
2 Cukup baik 26 32.5
3 Baik 24 42.15
4 Sangat baik 3 3.8
Total 80 100
Pada pertanyaan yang diajukan kepada responden mengenai frekuensi mandi, responden yang memiliki frekuensi mandi sebanyak 1x sehari adalah sebanyak 23 orang (28.8%). Responden yang memiliki frekuensi mandi sebanyak 2x sehari adalah sebanyak 28 orang (35%). Dan responden yang memiliki frekuensi mandi sebanyak > 2x sehari adalah sebanyak 29 orang (26%).
22
Tabel 4.11 Berdasarkan responden frekuensi mandi di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Frekuensi mandi N %
1 1x sehari 23 28.8
2 2x sehari 28 35
3 > 2x sehari 29 36
Total 80 100
Pada pertanyaan mengenai frekuensi mengganti baju, responden yang memiliki frekuensi mengganti baju sebanyak 1x sehari adalah sebanyak 31 orang (38.3%). Responden yang memiliki frekuensi mengganti baju sebanyak 2x sehari adalah sebanyak 37 orang (46.3%). Dan responden yang memiliki frekuensi mengganti baju sebanyak 3x sehari adalah sebanyak 12 orang (15%).
Dari hasil jawaban pertanyaan mengenai frekuensi mengganti baju, sebagian besar responden menjawab 2x sehari. Hal ini sudah cukup baik dan menjelaskan bahwa pasien sudah mengerti dan bertindak baik, yaitu mengganti pakaiannya ketika setelah mandi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.12
Tabel 4.12 Berdasarkan frekuensi mengganti baju di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Frekuensi ganti baju N %
1 1x sehari 31 38.3
2 2x sehari 37 46.3
3 3x sehari 12 15
23 Pada pertanyaan mengenai frekuensi mengganti sprei, responden yang memiliki frekuensi mengganti sprei sebanyak 1x seminggu adalah sebanyak 40 orang (50%). Responden yang memiliki frekuensi mengganti sprei sebanyak 2x seminggu adalah sebanyak 22 orang (27.5%). Responden yang memiliki frekuensi mengganti sprei sebanyak 3x seminggu adalah sebanyak 7 orang (8.8%). Dan responden yang memiliki frekuensi mengganti sprei sebanyak >3x seminggu adalah sebanyak 11 orang (13.8%).
Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa sebagian besar responden mengganti sprei sebanyak 1x seminggu. Hal ini sudah cukup baik dan menjelaskan bahwa pasien sudah mengerti dan bertindak baik, karena mengganti sprei 1x seminggu merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran dan penularan penyakit skabies. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Berdasarkan responden frekuensi mengganti sprei di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Tahun 2010
No Frekuensi ganti sprei N %
1 1x seminggu 40 50
2 2x seminggu 22 27.5
3 3x seminggu 7 8.8
4 > 3x seminggu 11 13.8
24
4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel penyajian diatas, maka didapatkan karakteristik gejala skabies yang banyak timbul pada sampel adalah adanya gelembung berair pada kulit (67,5%), gatal-gatal pada sela jari (77,5%), gatal-gatal pada siku (68,8%), gatal-gatal pada lipatan paha (75%), gatal pada malam hari (75%), dan adanya luka infeksi akibat garukan (77,5%).
25
BAB V
RINGKASAN DAN SARAN
5.1 Ringkasan
1. Karakteristik skabies berdasarkan tanda kardinal yang banyak timbul pada siswa tingkat II Madrasah Tsanawiyah di Pesantren Darul Ulum Banyuanyar tahun ajaran 2010-2011 adalah adanya gelembung berair pada kulit, gatal-gatal pada sela jari, gatal-gatal-gatal-gatal pada siku, gatal-gatal-gatal-gatal pada lipatan paha, gatal-gatal pada malam hari, dan adanya luka infeksi akibat garukan.
5.2 Saran
1. Diperlukannya perhatian yang khusus terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah tingkat II Pesantren Darul Ulum Banyuanyar dalam penanganan dan penanggulangan penyakit skabies.
2. Siswa Madrasah Tsanawiyah tingkat II Pesantren Darul Ulum Banyuanyar membutuhkan penyuluhan sebagai pengetahuan dasar untuk mengurangi angka prevalensi penyakit skabies.
26
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, Lita Sri. Perilaku Santri Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Skabies Di
Pondok Pesantren Ulumu Qur’an Stabat. Info Kesehatan Masyarakat.
Volume IX. Nomor 3. Desember 2005. Halaman 33-38.
Handoko RP. Skabies. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Jakarta: FKUI; 2007. Halaman: 122-25.
Isa M.,Soedjajadi K., Hari B.N. Faktor Sanitasi Lingkungan Yang Berperan Terhadap Prevalensi Penyakit Skabies. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol 2. No. 1. Juli 2005. 11-18.
Nugraheni, Dwi Nurliana. Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri Terhadap Timbulnya Skabies ( Gudik ) Pada Santriwati Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 2008.
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Edisi XVIII. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia; 2006: 3-14, 155-59.
Sungkar, Saleha. Penyakit yang Disebabkan Artropoda. Dalam: Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W, editor. Parasitologi Kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI; 2006. Halaman: 264-66.
27
Lampiran 1.
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama : ____________________________________________ Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan * (coret salah satu)
Umur : _______tahun
Pekerjaan : ____________________ Tanggal wawancara : ____________________2010 Nomor Responden : ____________________
Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling benar dan tuliskan jawaban Anda di kotak kanan .
1 Menurut Anda, bagaimana kondisi kebersihan lingkungan tempat tinggal Anda?
1. Kurang Baik 2. Cukup Baik 3. Baik
4. Sangat Baik
2 Bagaimana kondisi cahaya tempat tinggal Anda? 1. Kurang Baik
2. Cukup Baik 3. Baik
KUESIONER
KARAKTERISTIK SKABIES BERDASARKAN TANDA KARDINAL PADA SISWA MADRASAH TSANAWIYAH TINGKAT II PESANTREN DARUL ULUM
28 4. Sangat Baik
3 Berapa kali Anda mandi dalam sehari ? 1. 1x sehari
2. 2x sehari
3. Lebih dari 2x sehari
4 Berapa kali Anda mengganti baju dalam sehari ? 1. 1 x sehari
2. 2 x sehari 3. 3 x sehari
5 Berapa kali Anda mengganti sprei dalam seminggu ? 1. 1 x seminggu
2. 2 x seminggu 3. 3 x seminggu 4. > 3x seminggu
7 Apakah sering muncul gelembung berair pada kulit Anda ? 1. Ya 2. Tidak
8 Apakah Anda sering merasa gatal pada sela-sela jari Anda ?
1. Ya 2. Tidak
9 Apakah Anda sering merasa gatal pada siku Anda ?
1. Ya 2. Tidak
10 Apakah Anda sering merasa gatal pada lipatan paha Anda?
1. Ya 2. Tidak
11 Apakah Anda sering merasa gatal-gatal pada malam hari ? 1. Ya 2. Tidak
29 1. Ya 2. Tidak
13 Apakah Anda pernah meminjam atau meminjamkan pakaian pada sesama penghuni pondok pesantren ?
1. Pernah 2. Tidak pernah
30
Lampiran 2. Rumus-Rumus
Rumus Estimasi Proporsi: n= Z²1-α/2 P (1-P)
d2
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan Z²1-α/2 = derajat kepercayaan =
= menggunakan CI= 95% = 1.96
P = Proporsi skabies pada populasi siswa-siswi pondok pesantren terdahulu ( 25 %)
31
Lampiran 3.
FREQUENCIES VARIABLES=umurkel /STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MODE /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:20:52
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=umurkel
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.000
32 Statistics
umur kelompok
N Valid 80
Missing 0
Mean 1.6000
Mode 1.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
umur kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.00 38 47.5 47.5 47.5
2.00 36 45.0 45.0 92.5
3.00 6 7.5 7.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
33 Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:22:47
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=kesling
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.000
34 Statistics
kebersihan lingkungan
N Valid 80
Missing 0
Mean 2.11
Mode 1
Minimum 1
Maximum 4
kebersihan lingkungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang baik 29 36.3 36.3 36.3
cukup baik 21 26.3 26.3 62.5
baik 22 27.5 27.5 90.0
sangat baik 8 10.0 10.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
35 Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:23:24
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=cahaya
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.016
Elapsed Time 0:00:00.016
36 Statistics
kondisi cahaya
N Valid 80
Missing 0
Mean 2.29
Median 2.00
Minimum 1
Maximum 4
kondisi cahaya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang baik 17 21.3 21.3 21.3
cukup baik 26 32.5 32.5 53.8
baik 34 42.5 42.5 96.3
sangat baik 3 3.8 3.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
37 Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:24:10
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=mandi
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.000
38 Statistics
Mandi
N Valid 80
Missing 0
Mean 2.08
Mode 3
Minimum 1
Maximum 3
mandi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1x sehari 23 28.8 28.8 28.8
2x sehari 28 35.0 35.0 63.8
>2x sehari 29 36.3 36.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
39 Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:25:00
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=gantibaju
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.016
Elapsed Time 0:00:00.015
[DataSet0] D:\real research.sav
Statistics
40
N Valid 80
Missing 0
Mean 1.76
Median 2.00
Mode 2
Minimum 1
Maximum 3
ganti baju
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1x sehari 31 38.8 38.8 38.8
2x sehari 37 46.3 46.3 85.0
3x sehari 12 15.0 15.0 100.0
Total 80 100.0 100.0
41 Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:25:42
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=sprei
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.000
[DataSet0] D:\real research.sav
Statistics
42
N Valid 80
Missing 0
Mean 1.86
Median 1.50
Mode 1
Minimum 1
Maximum 4
ganti sprei
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1x sehari 40 50.0 50.0 50.0
2x sehari 22 27.5 27.5 77.5
3x sehari 7 8.8 8.8 86.3
>3x sehari 11 13.8 13.8 100.0
Total 80 100.0 100.0
43 Frequencies
Notes
Output Created 01-Oct-2010 12:27:18
Comments
Input Data D:\real research.sav
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=pengetahuan gelembung gatalsela gatalsiku gatallipatan gatalmalam lukainfeksi pinjambaju
/STATISTICS=MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 0:00:00.000
Elapsed Time 0:00:00.000
[DataSet0] D:\real research.sav
44 pengetahuan
scabies gelembung air gatal pada sela gatal pada siku
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0
Mean 1.11 1.33 1.23 1.31
Median 1.00 1.00 1.00 1.00
Mode 1 1 1 1
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2
Statistics
gatal pada lipatan
gatal pada
malam hari luka infeksi pinjambaju
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0
Mean 1.25 1.25 1.23 1.28
Median 1.00 1.00 1.00 1.00
Mode 1 1 1 1
Minimum 1 1 1 1
45 Frequency Table
pengetahuan scabies
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 71 88.8 88.8 88.8
tidak 9 11.3 11.3 100.0
Total 80 100.0 100.0
gelembung air
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 54 67.5 67.5 67.5
tidak 26 32.5 32.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
gatal pada sela
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 62 77.5 77.5 77.5
tidak 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
46 Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 62 77.5 77.5 77.5
47 luka infeksi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 62 77.5 77.5 77.5
tidak 18 22.5 22.5 100.0
Total 80 100.0 100.0
pinjambaju
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid pernah 58 72.5 72.5 72.5
tidak pernah 22 27.5 27.5 100.0
Total 80 100.0 100.0