• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Pembelajaran Melalui Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Inovasi Pembelajaran Melalui Penelitian"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi Pembelajaran Melalui Penelitian Tindakan Kelas

1 Tatag Yuli Eko Siswono

FMIPA UNESA Pendahuluan

Inovasi adalah suatu istilah yang sering digunakan tetapi jarang didefinisikan. Inovasi berasal dari kata innovatio yang berarti memperbarui atau renovasi yang bersifat novus (baru). Smith (2003) mengartikan inovasi sebagai membawa kebaruan-kebaruan atau membuat perubahan. Perubahan tersebut memiliki guna bila dikaitkan dengan gagasan-gagasan pemikiran, keyakinan, atau melakukan sesuatu yang berbeda dari yang sebelumnya sedemikian hingga hasilnya lebih mendekati pencapaian tujuan maupun manfaat-manfaat. Pendapat ini memandang inovasi tidak berarti menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru, berbeda dari yang sudah ada, tetapi membuat perubahan-perubahan dari yang sudah ada. Pemikiran atau gagasan pun bisa merupakan suatu inovasi.

Arti lain “inovasi” pada kamus elektonik (http://en.wikipedia.org) diartikan sebagai suatu cara baru untuk mengerjakan sesuatu. Inovasi mengacu pada perubahan-perubahan dalam pemikiran, produk-produk, proses-proses, atau organisasi yang berhasil diterapkan. Dalam suatu bidang tertentu, sesuatu yang baru harus berbeda secara substansi dan signifikan untuk dapat dikatakan inovatif. Perubahan harus meningkatkan nilai, misalkan pada ekonomi adalah nilai bagi pelanggan atau pun bagi produsen. Tujuan dari inovasi adalah perubahan yang positif, untuk membuat seseorang atau sesuatu lebih baik. Seseorang yang langsung bertanggung jawab menerapkan suaatu inovasi dikatakan sebagai pioner (perintis). Kata inovasi banyak diterapkan pada bidang ekonomi, bisnis, teknologi, sosiologi, teknik, termasuk juga pendidikan. Pengertian ini lebih ketat memberi syarat suatu inovasi. Hal ini berbeda dengan pendapat Smith (2003), tetapi penekanannya sama yaitu pada perubahan-perubahan pemikiran, produk, maupun proses.

Al-Khalili (2005) mengatakan inovasi adalah menciptakan sesuatu yang baru atau berkesinambungan dalam menghasilkan sesuatu yang tidak ada, muncul dari adanya kebutuhan manusia, dan bertujuan untuk menutupi kebutuhan ini, atau menciptakan suatu alat atau sarana yang dapat bermanfaat bagi manusia dalam sebagian-sebagian urusannya. Inovasi terealisasi ketika seseorang menciptakan sesuatu atau produk yang baru dan orisinil, serta eksistensinya dapat dimanfaatkan oleh orang lain. Inovasi tidak berarti menciptakan sesuatu dari ketidakadaan. Inovasi menggunakan apa yang telah ada untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Apa yang telah ada merupakan bahan mentah suatu

1

(2)

inovasi. Orang yang inovatif adalah mencermati bahan yang telah ada dan eksis secara lebih baik daripada orang lain. Pengertian ini lebih lebih luas bahwa inovasi merupakan suatu penciptaan yang ”baru”, orisinil, eksistensinya dimanfaatkan oleh orang lain.

Sanjaya (2008) mengartikan inovasi sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan masalah. ”Sesuatu yang baru” di sini dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan yang benar -benar baru yang belum tercipta sebelumnya ataupun juga tidak -benar--benar baru yang sebelumnya sudah ada dalam konteks sosial yang lain. Pendapat ini selaras dengan pengertian yang diungkapkan sebelumnya, hanya lebih difokuskan bahwa inovasi itu diterima dalam suatu situasi atau konteks sosial tertentu. Suatu situasi sosial tertentu mungkin saja menerima atau berpendapat bahwa sesuatu itu merupakan inovasi tetapi dipihak lain, mungkin merupakan hal yang biasa atau tidak baru sama sekali.

Definisi lain adalah dari Williams (dalam Mitchell, et.al, 2003) mendefiniskan inovasi sebagai implementasi sesuatu yang baru dan meningkatkan pengetahuan-pengetahuan, ide-ide, metode-metode, proses-proses, alat-alat, pelengkapan, dan mesin-mesin yang menjadikan produk-produk, layanan, dan proses-proses tersebut mejadi baru dan lebih baik. Pendapat ini menekankan bahwa inovasi bukan hanya gagasan tetapi implementasi suatu gagasan atau pemikiran sehingga meningkatkan pengetahuan, produk, maupun proses.

Berdasar pengertian yang berbeda-beda itu dalam pembahasan ini perlu disepakati bahwa inovasi adalah suatu ide, pemikiran, maupun proses-proses yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Inovasi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan dalam pemikiran, produk-produk, proses-proses, atau tindakan-tindakan yang orisinil dan bermanfaat bagi orang lain. Baru dalam pengertian di sini tidak harus merupakan penemuan yang tidak ada sebelumnya (invention), tetapi dapat berupa reformulasi atau kreasi dari yang sudah ada sebelumnya (discovery). Baru di sini ditekan pada suatu konteks sosial tertentu. Dengan demikian pengertian ini merangkum pendapat-pendapat yang ada dan saling melengkapi.

(3)

Model di atas menunjukkan bahwa discovery dan invention sebagai hasil dari kreativitas yang mengarahkan pada proses inovasi dan implementasinya. Urutannya diawali dari suatu kreativitas yang dapat menghasilkan penemuan kembali (discovery) dan penemuan baru (invention), sehingga bila diterapkan menjadi suatu inovasi. Dengan demikian untuk menghasilkan suatu inovasi diperlukan suatu kreativitas dalam pemikiran, proses-proses, maupun tindakan individu itu sendiri.

Inovasi dilakukan pada semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Inovasi dapat terjadi pada kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, organisasi atau struktur pendidikan yang ada. Fokus pembicaraan ini terletak pada inovasi pembelajaran di kelas. Dengan demikian, inovasi pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Inovasi biasanya muncul dari adanya keresahan-keresahan pihak-pihak tertentu tentang penyelenggaraan pendidikan, seperti keresahan guru tentang pelaksanaan proses belajar mengajar yang dianggap kurang berhasil, keresahaan pihak adminstrator pendidikan tentang kinerja guru atau keresahan masyarakat terhadap kinerja dan hasil sistem pendidikan. Keresahan-keresahan itu pada akhirnya membentuk permasalahahan-permasalahan yang menuntut penanganan dengan segera. Upaya untuk memecahkan masalah itu, pada akhirnya memunculkan gagasan dan ide-ide baru sebagai inovasi. Dengan demikian inovasi itu muncul karena dipicu suatu masalah yang terjadi pada lingkup sosial tertentu. Sekarang, bagaimana agar dapat melakukan inovasi?

Langkah pertama untuk berinovasi adalah plagiasi, yaitu menirukan orang lain, mendatangkan apa yang mereka datangkan, melakukan apa yang mereka lakukan, dan berbuat dengan apa yang mereka buat. Plagiasi ini berarti mengerjakan apa yang dikerjakan orang-orang terkenal yang berasal dari penemu, produsen, maupun pengarang,

Creativity

Discovery

Invention

Process of

innovation

(4)

dan meniru dengan pertimbangan-pertimbangan yang terbaik. Plagiasi merupakan suatu perwujudan dari fase mempersiapkan diri untuk menghasilkan pemikiran yang orisinal. Plagiasi tidak terus menerus dilakukan, apabila cukup maka harus memulai untuk mengembangkan, mengeluarkan pendapat pribadinya, serta mempraktekkan pemikiran khususnya atau menggunakan gaya tersendiri berbeda dengan orang lain.

Dalam pembelajaran, langkah awal inovasi dapat menggunakan strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh para ahli, penemu-penemu, atau filosof-filosof teori belajar. Strategi atau model-model pembelajaran itu tentu harus dipertimbangkan untuk konteks sosial dari siswa, sekolah, maupun masyarakat. Misalnya dari hasil penelitian ahli ternyata pembelajaran koperatif tipe jigsaw berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, maka model itu dapat ditiru digunakan pada suatu kelas tertentu dan materi atau mata pelajaran tertentu.

Langkah kedua adalah mengembangkan sesuatu, yaitu mendiskusikan, mengarahkan kepada yang lebih baik dan lebih utama dari sebelumnya. Dalam pembelajaran, sesuatu itu dapat berarti model pembelajaran berbeda yang dimodifikasi dari model sebelumnya, model yang digabungkan dengan model lain yang berbeda, atau model yang disisipi pemikiran atau fakta-fakta lapangan. Misalkan sebelumnya digunakan model kooperatif tipe jigsaw, sekarang dikembangkan model pembelajaran itu dengan menggunakan sarana komputer atau multimedia.

Langkah ketiga adalah menciptakan yang baru (creative invention), atau kreativitas, yaitu menciptakan suatu hal yang baru dalam bidangnya. Dalam pembelajaran adalah menciptakan suatu proses pembelajaran yang mungkin berbeda dari sebelumnya atau belum pernah ada. Misalkan karena sekarang terdapat teknologi SMS (short message service), maka diciptakan pembelajaran dengan SMS.

Proses inovasi tersebut akan tercapai melalui pemikiran, pengkajian, maupun penelitian. Penelitian yang lebih tepat bagi guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelasnya dan mendukung inovasi dalam mengembangkan proses pembelajarannya adalah dengan penelitian tindakan kelas (PTK).

Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas

(5)

Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh guru (pelaku tindakan) untuk meningkatkan dan memperdalam tugas serta untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Karakteristik dari PTK adalah: 1. Masalah dalam PTK muncul dari kesadaran diri guru sendiri bukan dari orang lain.

Guru berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran yang dilakukan selama ini.

2. Mengumpulkan data dari praktek sendiri melalui refleksi diri (self-reflective inquiry). 3. Dilakukan di kelas dan fokusnya pada kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi

perilaku guru dan siswa.

4. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama kegiatan penelitian, sehingga terdapat siklus yang sistematis, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

PTK ini bagi guru sangat bermanfaat untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, sehingga memunculkan inovasi-inovasi pembelajaran. Selain itu, dapat meningkatkan profesionalisme guru, karena mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya. Secara pribadi, manfaat PTK dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya meneliti bagi guru.

Kaitannya dengan inovasi pembelajaran, mengapa inovasi pembelajaran dapat terjadi melalui PTK? Dasar pemikirannya adalah sebagai berikut.

1. Masalah yang menjadi fokus PTK diawali dari masalah nyata di kelas atau keresahan guru akan hasil dari proses pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru tidak puas dengan hasil yang telah dicapai. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini, sehingga memunculkan inovasi yang berupa ide-ide, gagasan-gagasan, atau pemikiran untuk mengubah atau memperbaiki pembelajarannya. Inovasi itu dapat berupa plagiasi dari strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli, atau yang dilakukan guru lain yang lebih berpengalaman. Inovasi berikutnya adalah mengembangkan strategi pembelajaran dengan memodifikasi atau membuat sisipan-sisipan dengan model atau pemikiran lain.

2. Dalam mencari alternatif strategi atau model pembelajaran pada PTK dilakukan kajian pustaka atau dukungan teori terhadap proses tindakan yang akan dilakukan. Guru mempelajari teori, pemikiran, artikel-artikel, atau laporan penelitian-penelitian yang relevan. Ketika mempelajari tersebut, guru membandingkan teori-teori, atau mencari dukungan teori terhadap pemikiran proses pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat itu muncul kreativitas guru berupa penemuan yang bersifat discovery atau invention sehingga memunculkan inovasi dalam pembelajaran.

(6)

berupa tindakan selama beberapa siklus akan menghasilkan suatu inovasi pembelajaran yang tidak hanya didukung teori tetapi juga bukti nyata di lapangan. Berdasar ketiga pertimbangan itu, maka PTK dapat mengarahkan maupun menghasilkan suatu inovasi dalam pembelajaran di kelas yang layak dan kredibel. Hal yang perlu diperhatikan dalam berinovasi sebenarnya adalah bahan yang tersedia. Inovasi pembelajaran tidak akan terjadi jika sebelumnya tidak mengetahui atau memahami strategi atau langkah pembelajaran-pembelajaran yang berkembang. Bahan-bahan itu akan menjadi sumber inovasi untuk ditiru, dikembangkan, maupun diciptakan yang baru. Untuk itu berikut akan dijelaskan beberapa strategi atau langkah-langkah pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai inspirasi maupun bahan menciptakan inovasi pembelajaran.

Strategi Pembelajaran yang Inovatif

Pada pembahasan ini digunakan istilah strategi pembelajaran karena agar lebih luas pemakaiannya, tidak dibatasi pengertian-pengertian yang khusus seperti metode, pendekatan, atau model pembelajaran. Strategi di sini dapat saja berupa metode, pendekatan,maupun model pembelajaran.

Perbedaan strategi pembelajaran dapat didasarkan pada: (1) orientasi pusat pembelajarannya, yaitu pada guru atau siswa; (2) paradigma terhadap perolehan pengetahuan (teori belajar yang mendasari), seperti teori tingkah laku (behaviorisme), psikologi kognitif, atau konstruktivisme; (3) tujuan dari tingkat pengetahuan yang dicapai, seperti pengetahuan deklaratif/faktual, prosedural, atau berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis dan kreatif).

(7)

pembelajaran yang berpusat pada siswa, umumnya berdasar konstruktivisme, dan menekankan pada tujuan pengetahuan tingkat tinggi maupun metakognitif.

Karena banyaknya inovasi pembelajaran, maka akan dijelaskan beberapa strategi yang dianggap mendasar dan dapat diterapkan pada materi tertentu.

Metode-metode pembelajaran ala pesantren, antara lain: metode sorogan, bandongan, musyawarah (Bahtsul Masa’il) [Teachers Guide, Volume 02, Edisi 06.08] Metode Sorogan menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan (individu). Dilakukan di ruangan, dengan posisi ustadz (guru) berhadapan santri (siswa). Santri mempelajari dan menguasai bab atau sub bab pada kitab yang akan di-sorog-kan sesuai target pembelajaran. Ustadz memberikan koreksi seperlunya. Evaluasi dengan cara meminta santri menjelaskan teks materi bab, bagian, topik yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Jika sudah betul, materi lanjutan baru diberikan. Jika sebaliknya santri mengulang kembali.

Metode Bandongan (Wetonan) dilakukan dengan ustadz memberikan pelajaran kepada sekelompok santri yang akan mendengar dan menyimak kitab yang dibaca oleh ustadz, kemudian menterjemahkan dan menerangkan serta mengulas kitab berbahasa Arab. Santri memegang buku yang sama, sambil melakukan pencatatan simbol-simbol dan arti kata, langsung di bawah kata yang dimaksud. Kegiatan dilakukan sambil duduk melingkar. Proses Tanya jawab dapat dilangsungkan, karena sebelumnya santri sudah membaca bab yang akan dipelajari. Santri lain diberi kesempatan menjawab jika tahu. Metode ini menciptakan komunikasi yang baik antara ustadz dan santri, karena ustadz dituntut untuk memperhatikan situasi Tahap evaluasi pada saat khatam (akhir penyelesaian) sebuah kitab dievaluasi aspek kognitif, sikap atau perilaku dan ketrampilan.

Metode musyawarah mirip dengan seminar. Beberapa santri membentuk halaqoh (musyawarah) yang dipimpin langsung oleh ustadz untuk membahas persoalan tertentu. Santri bebas bertanya atau berpendapat. Cara ini membuat santri meningkatkan daya analisis dan problem solving. Peserta musyawarah tidak memiliki perbedaan kemampuan yang mencolok, agar kegagalan musyawarah dapat diminimalkan. Evaluasi dilakukan dengan menilai kualitas pertanyaan, yang meliputi logika, ketepatan, referensi, serta bahasa penyampaian.

Pembelajaran langsung (Explicit Instruction, direct instruction) khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

(8)

1. Menyampaikan tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa dan mempersiapkan siswa

2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap

3. Guru memberikan latihan terbimbing

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan, yaitu menerapkan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari-hari.

MATRIX Learning system (Saleh, Andri, 2008, Teacher Guide ,Volume 02, Edisi 06.08] menekankan bahwa motivasi adalah unsur utama dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi yang kuat anak, akan belajar tanpa menyerah dan mandiri. MATRIX adalah akronim dari “Motivation Applicated To the Real Mathematics”. Konsepnya adalah (1) Motivation. Konsep pertama memberi motivasi kepada anak, seperti dengan cerita inspirasi yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan matematika, seperti pengalaman pribadi, cerita kehidupan sehari-hari, biografi. (2) Activity. Melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Untuk materi matematika aplikatif dilakukan dengan bentuk permainan atau kegiatan di luar kelas, seeding untuk materi matematika non-aplikatif dapat dilakukan dengan pembeuktian rmus-rumus matematika secara berkelompok. (3). Theory. Setiap siswa pasti memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu masalah. Dari sini siswa dirangsang mengungkapkan teorinya masing-masing. Meski tak sesuai dengan teori Matematika yang berlaku, siswa dilatih untuk berpikir terhadap suatu masalah. (4). Result. Guru memberikan sedikit petunjuk mengenai permasalahan yang dibahas. Guru menjelaskan teori matematika yang sebenarnya. Akan lebih baik guru tidak hanya menjelaskan teori yang sebenarnya, tetapi juga mendiskusikan teori-teori yang lahir dari pemikiran anak didiknya itu. (5). Implementation. Setelah semua mengetahui teori matematika yang sebenarnya, siswa melaksanakan hasil diskusinya berupa latihan soal, kuis, atau mengisi lembar kerja. (6). Extraordinary. Memberi penghargaan kepada siswa yang berhasil dan memberi semangat pada siswa yang belum berhasil.

Pembelajaran berbeda (differentiated learning) adalah pembelajaran yang didasarkan pada perbedaan individu siswa. Terdapat 4 tipe siswa dan kebutuhannya, yaitu memiliki, kuasa, bebas, senang (Siti Muchlisoh, Teacher Guide ,Volume 02, Edisi 06.08]. Memiliki cirinya ingin disenangi, dekat dengan orang tua, guru, teman sangat penting,

(9)

menjadi yang terbaik. Bebas, cirinya ingin memilih, bebas bergerak, senang bereksperimen, tidak terpengaruh oleh lingkungan, senang mencoba. Senang, cirinya menikmati pekerjaan, senang berkelakar, tertarik ke banyak hal, senang permainan, disenangi banyak teman. Guru mengidentifikasi kecenderungan penggunaan otak kanan dan kiri siswa. Siswa yang cenderung menggunakan otak kiri disebut siswa analitis, sedang yang cenderung menggunakan otak kanan disebut siswa holistis. Siswa yang analitis perlu dipersiapkan belajar: berfokus pada tugas-tugas detail, menyiapkan informasi dalam format teratur, menyiapkan kerangka dan spesifikasi, diuji denga detail dan fakta-fakta, dibiarkan tidak terganggu dan disela saat berpikir. Siswa yang holistis perlu disiapkan belajar berfokus pada kebutuhan dan perasaan pribadi, menyiapkan ikhtisar dan gambaran besarnya, meyiapkan petunjuk dan instruksi pribadi, diuji dengan konsep dan upaya umum, dibolehkan bersosialisasi selama proses belajar.

Experiential Learning (Sitawati Ken Utami, 2008, Teacher Guide ,Volume 02,

Edisi 06.08] menekankan pada siswa sebagai subjek pembelajar yang aktif, siswa belajar sambil bertindak sehingga dapat menghayati suatu kejadian. Experiential learning berisi 3 aspek, yaitu pengetahuan (konsep, fakta, informasi), aktivitas (penerapan dalam kegiatan), dan refleksi (analisis dampak kegiatan terhadap perkembangan individu). Ada 4 tahap pelatihan experiential learning. (1) Experiencing (tantangan pribadi atau kelompok), (2) reviewing (menggali individu untuk mengkomunikasikan pembelajaran dari pengalaman yang didapat), (3) Concluding (menggambarkan kesimpulan dan kaitan antara masa lalu dan sekaran), (4) Planning (menerapkan hasil pembelajaran yang dialami).

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang memiliki ciri bahwa siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki latar belakang heterogen, dan penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, penerimaan terhadap berbagai macam perbedaan latar belakang, dan mengembangkan keterampilan sosial siswa, antara lain adalah: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, atau bekerja dalam kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah:

1. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

(10)

3. Guru mengorganisasikan kelompok dan menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

4. Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 5. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe maupun pendekatan, seperti dirangkum pada tabel berikut.

Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif.

Pendekatan Unsur

STAD JIGSAW Kelompok

Penyelidikan

Tujuan Sosial Kerjasama dalam kelompok

(11)

Unsur STAD JIGSAW Kelompok Penyelidikan

Pendekatan Struktur Tugas Utama Siswa dapat

menggunakan

Penilaian Tes mingguan Bervariasi, missal tes mingguan

Langkah-langkah STAD (Students Teams-Achievement Divisions) adalah:

1. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, atau sosial-ekonomi)

3. Guru menyajikan pelajaran atau informasi.

4. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. Karena nilai satu kelompok ditentukan dari nilai anggota-anggotanya.

5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

6. Memberi evaluasi dan penghargaan.

7. Membuat simpulan, rangkuman maupun refleksi.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw (Model Tim Ahli) adalah: 1. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran

tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2. Guru membentuk kelompok dan dari masing-masing kelompok, siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

(12)

5. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

6. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

7. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 8. Guru memberi evaluasi

9. Membuat simpulan, rangkuman maupun refleksi.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif investigasi kelompok (Group Investigation) adalah:

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan.

5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan 7. Evaluasi

Tipe pembelajaran kooperatif yang termasuk pendekatan struktual adalah TPS (think-pair-share). Langkah-langkah dalam TPS adalah:

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai

2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru 3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan

mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

6. Guru memberi kesimpulan. 7. Penutup.

(13)

keterampilan pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pebelajar yang mandiri. Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.) 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya

5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Pengajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah suatu metode mengajar yang menerapkan konsep scaffolding dari Vygotsky, yaitu tentang konsep pembelajaran dengan bantuan (assisted learning). Pembelajaran ini menghendaki guru sebagai model dan pembantu daripada penyaji proses pembelajaran. Pengajaran ini mengajarkan empat strategi belajar, yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian, dan peramalan. Langkah pembelajarannya adalah:

1. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, serta menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Guru dan siswa membaca bacaan yang ditugaskan dalam kelompok kecil. Guru memodelkan 4 ketrampilan atau memberi contoh cara mendapatkan informasi, misalkan membaca dengan pemahaman kepada siswa. Siswa diminta mengajukan prediksi atau pertanyaan-pertanyaan yang sesuai.

3. Pada saat pelajaran berjalan, situasi terbalik siswa melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin diskusi untuk kelompok tersebut. Guru memilih seorang siswa untuk berperan sebagai guru. Pilih seorang yang terampil bicara dan tidak mengalami kesulitan dengan kegiatan ini.

4. Guru memberi bimbingan, dukungan, umpan balik, semangat atau dorongan pada siswa lain untuk lebih berperan serta. Kurangi peran serta guru, sehingga siswa terampil.

5. Memberikan evaluasi dan rangkuman pembelajaran.

(14)

informasi yang diberikan, baik soal yang penyelesaiannya dikerjakan maupun tidak. Informasi dapat berupa bagian soal (yang diketahui), topik yang luas maupun benda nyata yang ada di lingkungan sekitar. Cara dalam menerapkan pengajuan masalah dalam pembelajaran.

a. Berikan kepada siswa soal cerita tanpa pertanyaan, tetapi semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan soal tersebut ada. Tugas siswa adalah membuat pertanyaan berdasar informasi tadi.

b. Guru menyeleksi sebuah topik dan meminta siswa untuk membagi kelompok. Tiap kelompok ditugaskan membuat soal cerita sekaligus penyelesaiannya. Kemudian soal-soal tersebut dikerjakan oleh kelompok-kelompok lain. Sebelumnya soal diberikan kepada guru untuk diedit tentang kebaikan dan kesiapannya. Soal-soal tersebut nanti digunakan sebagai latihan. Nama pembuat soal tersebut ditunjukkan, tetapi solusinya tidak. Soal-soal tersebut didiskusikan di masing-masing kelompok dan kelas. Hal ini akan memberikan nilai komunikasi dan pengalaman belajar. Soal yang dibuat siswa tergantung interes siswa masing-masing. Sebagai perluasan, siswa dapat menanyakan soal cerita yang dibuat secara individu.

c. Siswa diberikan soal dan diminta untuk mendaftar sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan masalah. Sejumlah pertanyaan kemudian diseleksi dari daftar tersebut untuk diselesaikan. Pertanyaan dapat bergantung dengan pertanyaan lain. Bahkan dapat sama, tetapi kata-katanya berbeda. Dengan mendaftar pertanyaan yang berhubungan dengan masalah tersebut akan membantu siswa "memahami masalah", sebagai salah satu aspek pemecahan masalah dari Polya.

Langkah-langkah itu dapat dimodifikasi, misalkan siswa dibuat berpasangan. Satu pasang siswa membuat soal dengan penyelesaiannya. Soal tanpa penyelesaian saling dipertukarkan antar pasangan lain atau dalam satu pasang. Siswa diminta mengerjakan soal temannya dan saling koreksi berdasar penyelesaian yang dibuatnya.

Pembelajaran lain adalah pembelajaran quantum. Asas utama pembelajaran quantum adalah bawalah dunia siswa ke dunia kita dan antarkan dunia kita pada dunia mereka. Prinsip-prinsip yang digunakan adalah segalanya berbicara, segalanya bertujuan,

(15)

siswa dan bagi kehidupan. Alami dengan menciptakan pengalama umum yang dapat dimengerti semua siswa. Namai suatu konsep, model, rumus, teorema maupun strategi. Demonstrasi oleh siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Ulangi materi dan

tegaskan. Rayakan sebagai pengakuan terhadap penyelesaian, partisipasi dan perolehan keterampilan dan pengetahuan.

Strategi-strategi pembelajaran tersebut akan lebih inovatif bila dikaitkan dengan penggunaan komputer, media-media belajar, atau teknologi. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembelajaran yang dikaitkan dengan komputer adalah CAI = Computer Assisted Instruction (USA), CAL = Computer Assisted Learning (UK), CBI = Computer Based Instruction (tdk hanya belajar tapi juga administrasi akademik), CBT = Computer Based Training (penerapan CAI pada pegawai), CML = Computer Mediated Learning (e-learning) dengan target audience mhs, CBE = Computer Based Education, CaI = Computer Aided Instruction, CaL = Computer Aided Learning, CMI = Computer Management Instruction, CSRL = Computer Supported Resource Learning.

CML (Computer Mediated Learning) adalah salah satu metode pembelajaran yang berbasis teks (text based) namun menggunakan media komputer. Pelaksanaannya menggunakan pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh para siswa melalui komputer. Siswa dapat melakukan diskusi sekaligus sambil mencari bahan-bahan atau informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan melalui internet.

CAI; yaitu penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI dapat sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam kelas. CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games), mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkritkan dalam bentuk visual dan audio yang dianimasikan. Tujuan pembelajaran dengan penggunaan komputer adalah:

Untuk Tujuan Kognitif

Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.

Untuk Tujuan Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan

(16)

Untuk Tujuan Afektif

Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer.

Demikian contoh berbagai inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai bahan atau tindakan untuk mengatasi masalah yang terjadi di kelas. Agar menjadi lebih inovatif perlu dipikirkan untuk mensintesiskan strategi-strategi yanga ada, memberi variasi-variasi, atau memodifikasinya. Selain itu, perlu dipertimbangkan faktor siswa (kemampuan awal siswa, input, budaya, sosial, maupun ekonomi), lingkungan, sarana dan prasarana, serta kemampuan guru sendiri dalam menerapkannya.

Penutup

Inovasi pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas merupakan suatu cara profesional seorang guru untuk mengembangkan pembelajaran di kelas yang berkualitas dan kredibel. Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, guru perlu memikirkan suatu cara yang inovatif agar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagai guru yang profesional, maka harus disadari bahwa ”mengajar adalah suatu tindakan berpikir, teaching is thinking”, sehingga kemampuan itu perlu diasah terus-menerus. Caranya adalah dengan selalu melakukan refleksi dan belajar tiada henti.

Inovasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan langkah awal adalah meniru pembelajaran yang telah dikembangkan ahli, atau orang yang berkompeten. Langkah kedua adalah mengembangkan metode, model, strategi tertentu yang merupakan variasi dari model yang sudah ada, mensintesis atau menggabungkan model-model, strategi, pendekatan yang ada, atau memodifikasinya. Langkah terakhir adalah menciptakan model, strategi, atau metode tersendiri yang baru. Langkah terakhir ini merupakan tingkat tertinggi yang berupa kreativitas guru dalam inovasi yang dilakukan di kelasnya.

Strategi pembelajaran yang inovatif telah banyak dikemukakan oleh para pengembang pembelajaran, para guru, atau lembaga-lembaga yang berkecimpung dalam pendidikan. Karena banyak dan beragamnya inovasi yang sudah tersebar, maka perlu pertimbangan tersendiri bagi guru untuk menerapkan. Tidak semua strategi atau model pembelajaran cocok untuk semua materi pembelajaran. Strategi itu perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kemampuan awal siswa, seperti kebiasaan-kebiasaannya dalam pembelajaran atau pengetahuan prasayaratnya, jenjjang pendidikan, juga sarana dan prasarana yang ada.

(17)

belum pernah menerapkan pembelajaran berpusat pada siswa atau masih didominasi ceramah, maka pertama digunakan pembelajaran langsung dengan mengarahkan diskusi berpasangan, berikutnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dan setelah tercipta budaya dan iklim diskusi, maka diterapkan model lain, seperti pembelajaran berbasis masalah. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

Anonim. 2006. Panduan Lengkap KTSP: Model-model pembelajaran yang Efektif. Jakarta: Depdiknas

Mitchell, John., Clayton, B; Hedberg, J; Paine, N. 2003. Emerging Futures: Innovation in Teaching and Learning in VET. Melbourne: Australian National Training Authority

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiawan, Boenjamin. 2001. Peran Kreativitas dan Inovasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Masyarakat. Dalam ”Pengalaman Hidup 10 Tokoh Kreativitas Indonesia. Mengembangkan Kreativitas” penyunting Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, Dipl.Psych. Jakarta: Pustaka Populer Obor

Smith, David. 2003. Learning, Teaching and Innovation: A Review of Literature on Facilitating Innovation in Students, Schools and Teacher Education with particular emphasis on Mathematics, Science and Technology. Sydney: Faculty of Education and Social Work, The University of Sydney.

(18)

Lampiran: Strategi-strategi Pembelajaran

1. Contoh Non Contoh (Example Non Example) Langkah-langkah :

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

6) Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai

7) Kesimpulan 2. Picture and Picture

Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Menyajikan materi sebagai pengantar

3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi

4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7) Kesimpulan/rangkuman

3. Numbered Heads Together (Kepala Bernomor) Langkah-langkah :

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain 6) Kesimpulan

4. Skrip kooperatif :

Metode belajar yang menempatkan siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

Langkah-langkah :

1) Guru membagi siswa untuk berpasangan

(19)

3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4) Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

• Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap • Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan

materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

5) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

6) Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru 7) Penutup

5. Kepala Bernomor Struktur

(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS) Langkah-langkah :

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

2) Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai

Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.

3) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka

4) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain 5) Kesimpulan

6. Artikulasi

Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3) Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang 4) Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru

diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya

5) Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya

6) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa

(20)

7. Mind Mapping

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban

Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

4) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi 5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan

guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

8. Make-A Match (Mencari Pasangan) Langkah-langkah :

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu

3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

4) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)

5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin 6) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya 7) Demikian seterusnya 8) Kesimpulan/penutup 9. Jigsaw II (Model Tim Ahli) Langkah-langkah:

1) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

2) Guru membentuk kelompok dan dari masing-masing kelompok, siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

3) Tiap orang dalam tim diberi tugas mempelajari satu subbab tertentu, dan seluruh siswa membaca teks yang sama.

4) Tiap orang dalam tim diberi tugas mempelajari suatu topik agar menjadi ahli dalam topik itu.

5) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari topik yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan topik mereka. 6) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal

dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

(21)

8) Guru memberi evaluasi

9) Membuat simpulan, rangkuman maupun refleksi. 10. Debate

Langkah-langkah :

1) Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra 2) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua

kelompok diatas

3) Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.

5) Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap

6) Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.

11. Role Playing Langkah-langkah :

1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM

3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang 4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan

6) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan

7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya 9) Guru memberikan kesimpulan secara umum

10)Evaluasi 11)Penutup 12. Talking Stick

Langkah-langkah :

1) Guru menyiapkan sebuah tongkat

2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi.

3) Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran dan mempelajarinya, siswa menutup bukunya.

(22)

5) Guru memberikan kesimpulan 6) Evaluasi

7) Penutup 13. Bertukar Pasangan

Langkah-langkah :

1) Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).

2) Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya. 3) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

4) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

5) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

14. Snowball Throwing Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya 4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian

7) Evaluasi 8) Penutup

15. Student Facilitator and Explaining Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

3) Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.

4) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.

5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. 6) Penutup

16. Course Review Horay Langkah-langkah :

(23)

2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi 3) Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

4) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa 5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang

nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)

6) Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya

7) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh 8) Penutup

17. Demonstrasi Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan 3) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

4) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.

5) Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisanya.

6) Tiap siswa mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan.

7) Guru membuat kesimpulan.

18. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS

Langkah-langkah :

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran

3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas

4) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5) Guru membuat kesimpulan bersama

6) Penutup

20. Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-langkah :

1) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar

2) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam

(24)

4) Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.

5) Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya

21. Tebak Kata MEDIA :

Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.

Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga

Langkah-langkah :

1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit. 2) Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas

3) Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.

4) Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.

5) Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

6) Dan seterusnya 22. Word Square

MEDIA :

* Buat kotak sesuai keperluan * Buat soal sesuai TPK Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh

3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban 4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

23. Scramble MEDIA :

1) Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 2) Buat jawaban yang diacak hurufnya

Langkah-langkah :

(25)

24. Take and Give MEDIA :

1. Kartu ukuran ± 10x15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK

2. Kartu contoh sejumlah siswa 3. CONTOH Kartu :

Langkah-langkah :

1) Siapkan kelas sebagaimana mestinya

2) Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai

3) Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit

4) Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.

5) Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).

6) Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).

7) Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan 8) Kesimpulan

25. Concept Sentence Langkah-langkah :

1) Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai. 2) Guru menyajikan materi secukupnya.

3) Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen. 4) Guru Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.

5) Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat.

6) Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh Guru.

7) Kesimpulan. 26. Complete Sentence

Media : Siapkan blangko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya

Nama Siswa; Sub Materi: Nama yang diberi 1.

(26)

3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen

4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).

5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia. 6. Siswa berdiskusi secara berkelompok

7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hapal

8. Kesimpulan 27. Time Token

Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali

Langkah-langkah :

1) Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)

2) Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.

3) Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.

4) Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

5) Dan seterusnya 28. Pair Cheks

APA YANG DILAKUKAN?

 BEKERJA BERPASANGAN

Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih

 PELATIH MENGECEK

Apabila patner benar pelatih memberi kupon

 BERTUKAR PERAN

Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3

 PASANGAN MENGECEK

Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban

 PENEGASAN GURU

Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep 29. Keliling Kelompok

Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya

Langkah-langkah:

1) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan

2) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya

(27)

30. Tari Bambu

Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa

Langkah-langkah:

1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat. 2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama

3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.

4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan

31. Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua tamu)

MEMBERI KESEMPATAN KEPADA KELOMPOK UNTUK MEMBAGIKAN HASIL DAN INFORMASI DENGAN KELOMPOK LAINNYA.

Caranya :

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang

2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain

3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain

5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka

32. Pembelajaran dengan PQ4R

Pembelajaran yang mengajarkan strategi elaborasi, yaitu strategi proses penambahan rincian sehingga informasi yang baru akan menjadi lebih bermakna.

Langkahnya sesuai dengan akronimnya: (1) P-preview (membaca selintas dengan cepat), (2) Q-question (bertanya yang jawabannya ada pada bacaan), (3) R-read (membaca bahan dengan memperhatikan ide utama dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan), (4) R-reflect (refleksi sambil membaca dengan menciptakan gambaran visual dari bacaan), (5) R-recite (tanya jawab sendiri atau resitasi), (6) R-review (mengulang secara menyeluruh bacaan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan).

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat memberikan perbaikan pada dimensi responsiveness adalah dengan berkoordinasi dengan operator komputer dengan memberikan estimasi waktu pelayanan setiap

Hasil penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan Alfonsa Mintarti (1998) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Motivasi Belajar dan Lingkungan Belajar Siswa

Kriminologi FISIPOL UIR Pekanbaru hari ini kita mendapat limpahan rahmat dan karunia-NYA yang sangat besar, sehingga kita dapat berkumpul bersama-sama diruangan ini dalam rangka

Hasil analisis kadar abu pada stik lele adalah 0.23% untuk stik kontrol, 0.68% stik yang berbahan baku daging lele, 3.45% yang berbahan baku ikan lele utuh dan yang

Menurut Arifin (dalam Rahman, 2009:76) syarat-syarat guru professional adalah 1) dasar Ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan tehadap masyrakat teknologi dan

Engkau kembali jatuh di bawah salib karena kami semua lemah untuk setia berkomitmen pada kehendak Allah, Kami mohon tuntunlah langkah hidup kami supaya kami

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Tangible (bukti fisik),

Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan