• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Fungsi Pengawasan Kepala BKPPD (Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah) Terhadap Kinerja Pegawai BKPPD Di kabupaten Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Fungsi Pengawasan Kepala BKPPD (Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Pelatihan Daerah) Terhadap Kinerja Pegawai BKPPD Di kabupaten Cirebon"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Pemerintah dalam menjalankan fungsinya yaitu untuk memenuhi tuntutan pembangunan dan pelayanan pada masyarakat di era reformasi ini, pemerintah dihadapkan pada tantangan yang sangat berat dan kompleks dalam berbagai tugas dan pekerjaan yang dihadapinya. Kehadiran organisasi birokrasi pemerintahan yang efektif dan aparatur birokrasi yang profesional dan memiliki dedikasi dan integritas tinggi merupakan keniscayaan.

Organisasi pada umumnya termasuk organisasi pemerintahan seringkali dipandang sebagai kesatuan pengejar tujuan yang berusaha menghubungkan usaha para anggotanya dalam mengejar tujuan serta tujuan organisasi secara keseluruhan. Jadi suatu organisasi tidak akan dapat mencapai sasarannya tanpa terlebih dahulu memperhatikan efektivitas kerja perorangan, maka individu dalam pencapaian efektivitas menjadi penting.

(2)

Efektivitas kinerja perseorangan atau pegawai dalam istilah administrasi pemerintahan disebut aparatur determinasi pengawasan pimpinan, etos kerja pegawai bersangkutan dan kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam administrasi pemerintahan salah satu bentuk pengawasan yang dikenal adalah pengawasan melekat.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi, tidak dapat dibantah merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktivitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nanti mempunyai refrensi dalam menjalankan sebuah organisassi. Untuk mengkaji lebih dalam tentang konsep kepemimpinan maka dalam makalah ini kami akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

(3)

3

menghasilkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan demikian salah satu tugas dari manajer atau pimpinan yang penting menjalankan pengawasan yang baik dalam organisasi.

Kebijakan pengawasan mencakup keseluruhan proses pembangunan mulai aspek kebijakan, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan fisik di lapangan, sampai dengan penilaian terhadap manfaat suatu program kegiatan secara obyektif dan proporsional sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mewujudkan penyelenggaraan tugas secara tertib, efisien dan efektif.

Kebijakan pengawasan tersebut dalam jangka panjang lebih diarahkan kepada tindakan pencegahan, perbaikan sistem dan manajemen pembangunan, sedangkan dalam jangka pendek lebih diarahkan kepada pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan seluruh penyebab timbulnya inefisiensi.

Peningkatan kualitas dan efektivitas pegawai negeri sebagaiaparatur negara dapat dilakukan melalui upaya pendisiplinan pegawai dalam berbagai bentuknya. Dalam pelaksanaan tugas pekerjaan dan fungsi pegawai tanpa ditunjang dengan disiplin tinggi maka pelaksanaan tugas tidak sepenuhnya dapat dilakukan dengan baik.

(4)

tergantung dari manusia. Untuk rnencapai tujuan organisasi, salah satu faktor yang sangat penting adalah prestasi kerja pegawai. Prestasi kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor salah satunya adalah pengembangan pegawai yang dapat memberikan kejelasan untuk menjalankan tugas sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawabnya. Berdasarkann dari pengamatan sementara prestasi kerja pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cirebon belum optimal termasuk salah satu faktor yaitu kualitas kerja pegawai.

Kebenaran argumen ini perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian agar diperoleh jawaban yang akurat. Pemberian Otonomi Luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian Pemerintah Daerah Kabupaten/kota mempunyai tugas yang cukup berat karena untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dihadapkan pada tantangan yang semakin kompeks dan kompetitif.

(5)

5

menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan baik (abdi Negara dan abdi masyarakat)

Guna memberikan pelayanan yang terbaik (service excellen) kepada masyarakat diperlukan kemampuan Sumber Daya Manusia (aparatur/PNS) yang professional jujur,adil, tangguh,dan bertanggung jawab. Untuk melaksanakan dan mewujudkn hal tersebut proses manajemen SDM (aparatur/PNS) harus tepat dan benar mulai dari penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pension, gaji, tunjangan, kesejahteraan,hak dan kewajiban kedudukan hokum, pengembangan kompetensi dn pengendalian jumlah.

(6)

dilingkup asisten Sekretariat Daerah bidang administrasi yang dipimpin oleh Kepala bagian.

Organisasi dapat berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengawasan yang ada didalamnya berfungsi dengan baik, serta unsur-unsur penunjangnya tersedia dan memenuhi persayaratan. Salah satu unsur terpenting yang dapat mendukung jalannya perusahaan adalah sumber daya manusia (karyawan). Sumber daya manusia mempunyai peran penting dalam menentukan keberhasilan Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh para pimpinan adalah bagaimana dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya sehingga dapat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan.

Menurut Schermerharn (2003: 7) bahwa pimpinan atau manajer yang baik adalah yang mampu menciptakan suatu kondisi sehingga orang secara individu atau kelompok dapat bekerja dan mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Permasalahan peningkatan produktivitas kerja erat kaitannya dengan permasalahan bagaimana memotivasi karyawan, bagaimana pengawasan dilakukan, dan bagaimana cara mengembangkan budaya kerja yang efektif serta bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif, agar karyawan dapat dan mau bekerja optimal dan sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

(7)

7

mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi. Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan.

(8)

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa untuk terwujudnya efektivitas kerja pegawai suatu organisasi agar dapat meningkatkan kinerja organisasi secara totalitas dapat dilakukan melalui pelaksanaan pengawasan secara inten dan sistematis serta upaya peningkatan disiplin pegawai melalui berbagai program dan mekanisme pendisiplinan pegawai secara komprehensip.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka Penulis mengambil judul Laporan KKL EFEKTIVITAS FUNGSI PENGAWASAN KEPALA BKPPD TERHADAP KINERJA PEGAWAI BKPPD DI KABUPATEN CIREBON.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk memfokuskan arah dan proses pembahasan dalam penyusunan Laporan KKL , Penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana fungsi Kepala BKPPD Untuk mencapai sasaran dalam mengawasi kinerja pegawai BKPPD di Kabupaten Cirebon?

2. Faktor apa saja yang dilakukan kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pegawai BKPPD di Kabupaten Cirebon?

1.3 Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

(9)

9

Adapun Tujuan dari laporan KKL ini adalah :

1. Untuk mengetahui fungsi Kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon.

2. Untuk mengetahui faktor yang dilakukan kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon.

1.4 Kegunaan Kuliah Kerja Lapangan

Adapun kegunaan penulisan ini ditijau dari sudut pendekatan keilmuan sebagai berikut :

1. Bagi kepentingan Penulis

Untuk lebih mengembangkan dan pemahaman Ilmu pengetahuan dibidang Ilmu Pemerintahan yang meliputi efektivitas fungsi pengawasan kepala BKPPD terhadap kinerja pegawai BKPPD di Kabupaten Cirebon.

2. Bagi kegunaan teoritis

Hasil Laporan KKL ini diharapkan dapat memberikan upaya peningkatan kinerja pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon.

3. Kegunaan Praktis

(10)

1.5 Kerangka Pemikiran

Efektifitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas penulis dapat menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi. Karena keduanya memiliki arti yang berbeda, walaupun dalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.

“efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat”. (Atmosoeprapto 2002:139)

Pengertian lain tentang efektivitas menurut Handoko (2001:7) adalah merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar. Pengertian diatas dapat difahami bahwa efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan, semakin besar hasil yang dicapai maka akan berarti semakin efektif.

(11)

11

penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.

“mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ”. (Terry, 2006:395)

Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok.

Kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi. Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuntitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006:9)

Selanjunya Andrew E. Sikula dikuti A.A Anwar Mangkunegara mengemukakan bahwa:

(12)

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sitematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu, evaluasi kinerja diperlukan juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik dimasa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan.

Peran kinerja sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan pemerintah, tetapi untuk memimpin manusia merupakan hal yang cukup sulit. Tenaga kerja selain diharapkan mampu, cakap dan terampil, juga hendaknya berkemauan dan mempunyai kesungguhan untuk bekerja efektif dan efisien. Kemampuan dan kecakapan akan kurang berati jika tidak diikuti oleh moral kerja dan kedisiplinan pegawai dalam mewujudkan tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas kinerja Pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

(13)

13

secara efektif serta menunjang kepada produktivitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nanti mempunyai refrensi dalam menjalankan sebuah organisassi. Untuk mengkaji lebih dalam tentang konsep kepemimpinan maka dalam makalah ini kami akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

(14)

Teori struktural fungsional mengansumsikan bahwa masyarakat merupakan sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utama dari berbagai pemikir teori fungsionalisme adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup sistem sosial. Terdapat beberapa bagian dari sistem sosial yang perlu dijadikan fokus perhatian, antara lain ; faktor individu, proses sosialisasi, sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang berlaku.

Pemikir fungsionalis menegaskan bahwa perubahan diawali oleh tekanan-tekanan kemudian terjadi integrasi dan berakhir pada titik keseimbangan yang selalu berlangsung tidak sempurna. Artinya teori ini melihat adanya ketidakseimbangan yang abadi yang akan berlangsung seperti sebuah siklus untuk mewujudkan keseimbangan baru. Variabel yang menjadi perhatian teori ini adalah struktur sosial serta berbagai dinamikanya. Penyebab perubahan dapat berasal dari dalam maupun dari luar sistem sosial.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka definisi operasional dalam Laporan KKL ini adalah:

(15)

15

(2) Fungsi adalah menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena kegiatan yang dilakukan kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pengawai BKPPD di Kabupaten Cirebon.

(3) Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja Pegawai BKPPD di Kabupaten Cirebon dalam menjalankan tugasnya sehingga kepala BKPPD mengawasi kinerja pegawai tersebut.

(4) Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui

(16)

Berdasarkan teori-teori di atas, kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam model sebagai berikut :

Gambar 1.1

Model Kerangka Pemikiran

1.6 Metode dalam Laporan Kuliah Kerja Lapangan

Sesuai dengan masalah yang ditulis pada Laporan KKL ini, khususnya yang berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka dasar-dasar yang digunakan adalah dengan mencari kebenaran dalam penulisan berdasarkan suatu metode. Metode tersebut dapat lebih mengarahkan penyusun dalam melakukan penulisan dan pengamatan.

Dengan demikian, penulis dalam melakukan penulisan laporan KKL ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Burhan Bungin

Fungsi Pengawasan

Faktor Yang mempengaruhi Efektivitas Fungsi Pengawasan Kepala Bkppdterhadap Kinerja Pegawai Bkppd

Kabupaten Cirebon.

Kinerja pegawai yang disiplin dan taat pada peraturan yang telah

(17)

17

yang berjudul ”Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif”. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai berikut:

Penelitian yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi permasalahannya itu, kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variable tertentu. Penelitian deskriptif dapat bertipe kualitatif dan kuantitatif sedangkan yang bertipe kualitatif adalah data diungkapkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat serta uraian-uraian (Bungin, 2001:124).

Berdasarkan pengertian di atas, maka metode deskriptif menggambarkan tentang Efektivitas Fungsi Pengawasan Kepala BKPPD terhadap kinerja Pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon dalam melakasanakan program kerja sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan bukti-bukti yang ada untuk dianalisa dan interpretasi terhadap data tersebut.

1.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Penulis mengambil data ini dengan langkah-langkah yang sesuai dengan keadaan atau kondisi data yang akan diambil yaitu melalui studi pustaka dan studi lapangan.

1. Observasi, adalah pengamatan terhadap Efektivitas fungsi pengawasan kepala BKPPD terhadap kinerja pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon

(18)

yang berkaitan dengan fungsi pengawasan kepala BKPPD Kabupaten Cirebon.

3. Wawancara

Merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data responden (Adi, 2004:72).

Wawancara, dilakukan oleh penulis dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumber Drs. H. A. Zainal Abidin R., MM. yaitu dimana pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka dengan tujuan mendapatkan informasi secara benar dan akurat.

1.6.2 Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan teknik analisa data yang sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini maka analisis data yang digunakan dalam pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif. Secara operasional analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan. teknik analisis tahapan-tahapan dalam analisis deskriptif setelah data terkumpul adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

(19)

19

cara membuat ringkasan data yang dipilih dan disilang melalui komentar informan dalam wawancara dan observasi informasi yang berasal dari kader-kader kesehatan di desa disilangkan dengan informasi yang diperoleh dari masyarakat dan pemerintahan desa.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan suatu upaya penyusunan sekumpulan informasi menjadi pernyataan. Data kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang pada awalnya terpencar dan terpisah menurut sumber informasi dan pada saat diperolehnya informasi tersebut. Kemudian data diklasifikasikan menurut pokok-pokok permasalahan yang menjadi pembahasan antara lain terkait dengan peranan Kepala BKPPD.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan berdasarkan reduksi interpretasi dan penyajian data yang telah dilakukan pada tahapan sebelumnya. Selaras dengan mekanisme logika pemikiran induktif. Maka, penarikan kesimpulan akan bertolak dengan hal-hal yang khusus ( spesifik ) sampai kepada rumusan kesimpulan yang sifatnya umum ( general ).

1.7 Lokasi dan Waktu Kuliah Kerja Lapangan

(20)

Tabel 1.1

Jadwal Kuliah Kerja Lapangan

NO WAKTU KEGIATAN

Tahun 2010

Juli Agst Sept Okt Nov 1 Pemilihan Lokasi KKL

2 Bimbingan UP Laporan KKL 3 Pelaksanan KKL

(21)

21 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

Efektifitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep dalam teori manajemen dan organisasi khususnya yang berkaitan dengan teori efektivitas. Efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi. Karena keduanya memiliki arti yang berbeda, walaupun dalam berbagai penggunaan kata efisiensi lekat dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.

“efektivitas adalah melakukan hal yang benar, sedangkan efisiensi adalah melakukan hal secara benar, atau efektivitas adalah sejauh mana kita mencapai sasaran dan efisiensi adalah bagaimana kita mencampur segala sumber daya secara cermat”. (Atmosoeprapto 2002:139)

(22)

berkaitan dan patut dihayati dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa efektifitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak, terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

2.2 Pengawasan

Pengawasan bisa didefinisikan sebagai suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan

“Pengawasan dapat diartikan sebagai mendeterminasi apa yang tela dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan ”. (Terry, 2006:395)

(23)

23

menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.

(24)

2.3 Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok.

Kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi. Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuntitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2006:9)

Selanjunya Andrew E. Sikula dikuti A.A Anwar Mangkunegara mengemukakan bahwa:

“Penilaian pegawai merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapatdikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang)” (dalam Mangkunegara, 2006:10).

(25)

25

Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja pegawai. Seorang pegawai yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Seorang pegawai yang disiplin tidak akan mencuri waktu kerja untuk melakukan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Demikian juga pegawai yang mempunyai kedisiplinan akan mentaati peraturan yang ada dalam lingkungan kerja dengan kesadaran yang tinggi tanpa ada rasa paksaan. Pada akhirnya pegawai yang mempunyai kedisiplinan kerja yang tinggi akan mempunyai kinerja yang baik karena waktu kerja dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk melaksanakan pekerjaansesuai dengan target yang telah ditetapkan. Faktormotivasi juga tidak kalah penting dalam meningkatkan kinerja pegawai.

(26)

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja Pegawai adalah penilaian yang dilakukan secara sitematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Disamping itu, evaluasi kinerja diperlukan juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik dimasa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau penentuan imbalan.

(27)

27 BAB III

OBJEK LAPORAN KKL

3.1 Gambaran Umum BKPPD Kabupaten Cirebon 3.1.1 Sejarah BKPPD Kabupaten Cirebon

Pemberian Otonomi Luas,Nyata dan bertanggung jawab kepada daerah bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian Pemerintah Daerah Kabupaten/kota mempunyai tugas yang cukup berat karena untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dihadapkan pada tantangan yang semakin kompeks dan kompetitif.

Bergulirnya era reformasi dan transparasi saat ini peran pemerintah sebagai publich service benar-benar akan disorot dan dinilai oleh masyarakat, dimana masyarakat menginginkan perubahan paradigm pelayanan oleh aparatur pemerintah.

Image birokrasi yang terkesan lambat dan berbelit-belit merupakan label yang sudah tertanam dikalangan masyarakat, untuk itu berubah mindset/pola pikir aparatur (Pegawai Negeri Sipil) yang semula ingin dan selalu dilayani berbalik harus melayani apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan baik (abdi Negara dan abdi masyarakat)

(28)

yang professional jujur,adil,tangguh,dan bertanggung jawab. Untuk melaksanakan dan mewujudkn hal tersebut proses manajemen SDM (aparatur/PNS) harus tepat dan benar mulai dari penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan,hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan kompetensi dan pengendalian jumlah.

Badan Kepegawaian Daerah yang disingkat BKD dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 159 tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah, dimana BKD merupakan salah satu perangkat daerah guna melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam membantu tugas pokok Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. Adapun pelaksanaan manajemen pegawai negeri sipil .Dengan ditdaerah adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi,efektifitas dan derajat profesionalisme. Selain meliputi perencanaan,pengadaan,pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (PNS).

(29)

29

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 29 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertariat Daerah dan Sekertariat DPRD dan Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor 31 Tahun 2001 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Sekertariat Daerah dan Sekrtariat DPRD bidang keepegawaian beralih ke Aisten Sekertaris Daerah Bidang Pendayagunaan Aparatur.

Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Cirebon terbentuk pada tahun 2002 dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2002 tentang pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cirebon. Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cirebon serta Keputusan Bupati Cirebon Nomor 14 Tahun 2003 tentang Tugas pokok dan Fungsi Badan Kepgawaian Daerah Kabupaten Cirebon.

Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 BKD mengalami perubahan kelembagaan sebagaimana ditetapkan di Peraturan Daerah Nomor 52 Tahun 2004 tentang pmbentukan BKD Kab. Cirebon dan Peraturan Daerah Nomor 53 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cirebon.

(30)

dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien,efektif dan rasional sesuai dngan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah serta adanya koordinasi,integrasi,sinkronisasi dan simplikasi serta komunikasi antara kelembagaan pusat dan daerah, termasuk Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Platihan Daerah Kabupatn Cirebon.

Oleh karena itu, diharapkan dngan adanya kelembagaan yang baru proses penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) dengan prinsip ramping struktur kaya fungsi dapat terwujud. Sehingga aspek pelayanan prima (excellenc service) kepada masyarakat lebih bisa dirasakan termasuk kesejahteraan masyarakat lebih meningkat.

Perubahan nama dan nomenklatur didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi lembaga teknis daerah Kabupaten Cirebon yang dijelaskan dalam pasal 6. Berdasarkan peraturan daerah tersebut, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daeerah di bidang kepegawaian pendidikan dan pelatihan.

3.1.2 Visi dan Misi BKPPD Kabupaten Cirebon

(31)

31

Manajemen Kepegawaian didukung dengan sumber daya Aparatur yang Professional".

Makna pokok yang terkandung dalam visi di atas adalah : 1. Terwujudnya

adalah suatu proses/ perbuatan/ kegiatan/ cara untuk mewujudkan dan menciptakan/ mencapai suatu system

2. Pelayanan Prima

adalah service excellence yaitu sikap dan cara memberikan pelayanan kepada pelanggan secara memuaskan/ pelayanan terbaik, sehingga aparatur pengelola kepegawaian mampu memberikan pelayanan administrasi kepegawaian secara tepat dan cepat serta dapat memuaskan pegawai dan masyarakat yang dilayaninya.

3. Manajemen Kepegawaian

adalah suatu proses untuk mengatur/ menata sistem administrasi kepegawaian mulai dari pelaksanaan pengadaan pegawai (rekruitment) sampai dengan pensiun, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan terarah.

4. Sumber Daya Aparatur

(32)

5. Profesionalisme

adalah Memiliki wawasan yang luas, keahlian dan keterampilan dibidang kepegawaian dan kompeten dibidangnya, mempunyai jiwa berkompetisi/ bersaing secara jujur, terampil, benar dan sportif, serta mempunyai prestasi, dedikasi, loyalitas dan menjunjung tinggi disiplin pegawai didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh suatu institusi/ organisasi guna mencapai tujuan yang diinginkan atau ditetapkan, dimana merupakan pernyataan tentang tujuan organisasi yang diungkapkan dalam bentuk output dan pelayanan yang optimal untuk memenuhi tuntutan, kebutuhan dan keinginan masyarakat yang ada. Misi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cirebon sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Kepegawaian dan manajeman kepegawaian.

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Aparatur (PNS) 3. Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil

Nilai-nilai yang dijadikan dalam mencapai misi dan visi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

(33)

33

2. Emphaty artinya seorang anggota organisasi diupayakan untuk ikut merasakan dan memahami masalah yang dihadapi oleh anggota lainnya.

3. Kematangan (maturity) artinya seorang anggota organisasi dalam menghadapi permasalahan yang ada hendaknya dipikirkan secara matang dalam mengatasinya.

4. Kesediaan Bekerja Sama (willingness) artinya setiap anggota organisasi dan lembaga organisasi senantiasa siap untuk melaksanakan kerja sama dengan organisasi/ lembaga organisasi yang lain untuk mencapai sesuatu yang bermanfaat berdasarkan permasalahan dan kooperatif.

5. Kindness artinya berperilaku santun, rendah hati serta selalu memberikan kesejukan dalam setiap pertemuan.

6. Respect artinya saling menghormati serta menghargai terhadap sesama.

7. Flexibility artinya setiap anggota organisasi dalam menghadapi permasalahan yang ada selalu bersikap luwes/ fleksibel.

(34)

3.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Cirebon, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cirebon sebagai berikut :

1. Kedudukan

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cirebon merupakan Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Tugas Pokok

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah, mempunyai tugas pokok adalah memimpin, mengoordinasikan dan mengendalikan dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

3. Fungsi

(35)

35

1. kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan, penempatan, mutasi, pembinaan, penggajian, peningkatan kesejahteraan, pemberhentian pegawai serta pendidikan dan pelatihan.

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

3. Pembinaan pelaksanaan tugas bidang pengadaan dan mutasi pegawai, pembinaan dan kesejahteraan pegawai, pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pegawai.

4. Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan badan.

5. Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kepala BKPPD mempunyai Fungsi dan tugas untuk melaksanakan kewajibannya yaitu penyusunan dan kebijakan daerah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan daerah.

Adapun Fungsi Kepala BKPPD adalah:

a. Menyusun rencana dan program kerja Badan;

b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang Kepegawaian sesuai dengan kewenangannya;

c. Memimpin, membina, dan mengendalikan pelaksanaan tugas badan; d. Mengesahkan dan menandatangani naskah dinas sesuai dengan

(36)

e. Memberikan rekomendasi dan pertimbangan teknis di bidang kepegawaian;

f. Melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan Badan; g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi lainnya dalam rangka

pelaksanaan tugas;

h. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada Bupati dalam pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan sesuai bidang tugasnya; i. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati; Tugas Kepala BKPPD adalah :

a. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan teknis di bidang kepegawaian dan diklat daerah;

b. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kepegawaian dan diklat daerah;

c. Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kepegawaian dan diklat daerah;

d. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan analisis kebutuhan pegawai, rekruitmen, pengadaan dan penempatan pegawai;

(37)

37

f. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan analisis kebutuhan pegawai, rekruitmen, pengadaan dan penempatan pegawai;

g. Membina dan mengarahkan Kepala Sekretariat dan para Kepala Bidang dalam melaksanakan tugasnya;

h. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas sumber daya pegawai dalam lingkup Badan;

i. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan keuangan; j. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan

perlengkapan dan peralatan Badan;

k. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait; l. Menilai prestasi kerja Kepala Sekretariat dan Kepala Bidang dalam

rangka pembinaan dan pengembangan karier;

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya;

n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekda.

3.3 Struktur Organisasi BKPPD Kabupaten Cirebon

(38)

1. Kepala

Pimpinan yang mengatur dan pemberi arahan untuk mengawasi kinerja pegawai BKPPD di Kabupaten Cirebon.

2. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat dibidang perencanaan, tata laksana, keuangan, umum,

perlengkapan dan kepegawaian. a. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan dan rumahtangga serta kepegawaian di lingkungan Badan. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :

1. Pengelolaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan dan kearsipan Badan;

2. Pengelolaan dan pelayanan administrasi perlengkapan dan kerumahtanggaan Badan;

3. Pengelolaan dan pelayanan administrasi kepegawaian Badan; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

b. Sub Bagian Keuangan

(39)

39

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

a) Penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran Badan; b) Pengelolaan dan pelayanan administrasi keuangan Badan; c) Penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan Badan; d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. c. Sub Bagian Program

Sub Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan di lingkungan Badan.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Program mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan rencana strategis Badan;

2. Pengoordinasian penyusunan program dan kegiatan di lingkungan Badan;

3. Penyiapan bahan evaluasi pelaporan kegiatan Badan; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

3. Bidang Pengadaan dan Mutasi Pegawai

(40)

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Bidang Pengadaan, Pembinaan dan Pengembangan Karier mempunyai fungsi :

1. Penyusunan Perencanaan Pengadaan, Pengangkatan,

Pengembangan Karier dan Pembinaan serta penanganan masalah hukum kepegawaian;

2. Pelaksanaan Pengadaan dan Pengangkatan, Pengembangan Karier, Pembinaan dan Masalah hukum kepegawaian.

a. Sub Bidang Pengadaan, Pensiun dan KGB

Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengadaan dan Kepangkatan dalam penyusunan rencana, penyiapan bahan kebijakan teknis bagi mutasi pegawai, penyiapan rapat badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan, pelaksanaan analisa kebutuhan pegawai serta proses pengadaan pegawai sesuai dengan kewenangan daerah.

b. Bidang Mutasi Pegawai dan Kenaikan Pangkat

(41)

41

4. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai

Bidang Pensiun dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan dan pengelolaan administrasi pemberhentian dan pensiun serta kesejahteraan pegawai.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Pensiun dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pemberhentian dan pensiun serta kesejahteraan pegawai;

2. Penyiapan bahan dan pengelolaan administrasi pemberhentian dan pensiun serta kesejahteraan pegawai.

a. Sub Bidang Pembinaan Pegawai

Sub Bidang Pembinaan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rancangan petunjuk teknis pengadaan dan pembinaan pegawai.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Sub Bidang Pengadaan dan Pembinaan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana kegiatan dan penyiapan bahan dalam rangka pengadaan dan pengangkatan pegawai;

(42)

Bidang Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan dan pengelolaan administrasi pemberhentian dan pensiun serta kesejahteraan pegawai.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Pensiun dan Kesejahteraan Pegawai mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pemberhentian dan pensiun serta kesejahteraan pegawai;

2. Penyiapan bahan dan pengelolaan administrasi pemberhentian dan pensiun serta kesejahteraan pegawai.

5. Bidang Diklat dan Pengembangan Pegawai a. Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat

Sub Bidang Diklat Teknis/Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan, penyiapan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis/fungsional.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sub Bidang Diklat Teknis/Fungsional mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana kegiatan kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis/fungsional;

2. Penyiapan bahan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan teknis/fungsional.

(43)

43

Sub Bidang Pengembangan Karier Pegawai mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rancangan petunjuk teknis pengembangan karier pegawai.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bidang Pengembangan Karier Pegawai mempunyai fungsi :

1. Penyusunan rencana kegiatan dan penyiapan bahan dalam rangka pengembangan karier pegawai;

2. Penyusunan rencana kegiatan dan penyiapan bahan dalam rangka pengembangan karier pegawai.

6. Bidang Pendidikan Dan Pelatihan

Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas membantu Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat dalam melaksanakan penyusunan rencana pendidikan dan pelatihan pegawai yang bersifat perjenjangan dan teknis fungsional, tugas belajar dan ijin belajar, penyediaan dukungan / bantuan kerjasama antar kabupaten / kota dan pihak lain dalam rangka meningkatkan kualitas dan kemampuan aparatur daerah.

Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari:

a. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural dan fungsional

(44)

keperluan, seleksi dan penetapan peserta diklat, penyiapan dukungan pelaksanaan diklat, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan diklat serta mengawasi pegawai yang mengikuti diklat yang dilaksanakan oleh pihak lain.

b. Sub Bidang Pendidikan Formal

(45)

45

Secara rinci struktur organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Cirebon sebagaimana dalam bagan pada lampiran berikut :

Gambar 1.1

Stuktur Organisasi BKPPD Kabupaten Cirebon

(46)

46

4.1 Fungsi Kepala BKPPD dalam Mengawasi Kinerja Pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon.

Fungsi kepala BKPPD Kabupaten Cirebon dalam mengawasi kinerja pegawainya tentunya dilakukan secara rutin dan berkala, maka dari itu para pegawai BKPPD senantiasa dapat mematuhi semua peraturan yang telah ditentukan dilembaga tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh kepala BKPPD yang menjadi fungsi kepala BKPPD dalam mengawasi pegawainya.

Fungsi kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon diantaranya :

1. Perumusan kebijakan Badan teknis di bidang manajemen kepegawaian meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan, penempatan, mutasi, pembinaan, penggajian, peningkatan kesejahteraan, pemberhentian pegawai serta pendidikan dan pelatihan, dalam perencanaan tentunya kepala BKPPD melakukan perencanaan yang harus menunjang bagi program BKPPD yang perlu dijalankan oleh para pegawai, kinerja pegawai tentunya diawasi oleh kepala BKPPD supaya dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.

(47)

47

memberi dukungan kepada penyelengaraan pemerintah di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan sehingga kinerja pegawai BKPPD terus mendukung penyelengaraan pemerintah terutama di bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

3. Pembinaan pelaksanaan tugas bidang pengadaan dan mutasi pegawai, pembinaan dan kesejahteraan pegawai, pendidikan dan pelatihan serta pengembangan pegawai, kepala BKPPD memberi binaan untuk pelaksanaan tugas di bidang pengadaan dan mutasi pegawai, kepala BKPPD menentukan kepala bidang-bidang yang berkompeten dalam menangani masalah pengadaan dan mutasi pegawai sehingga kepala BKPPD mengawasi kinerja pegawai sesuai dengan tugas dan bagiannya.

4. Pelaksanaan pelayanan ketatausahaan badan, pelaksanaan pelayanan tentunya kepala BKPPD memberikan kewenangannya kepada para pegawai sesuai dengan kinerjanya.

(48)

4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pengawasan Kepala BKPPD terhadap Kinerja

Pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon.

Dalam pengawasan Kepala BKPPD tentunya banyak hal yang menjadikan faktor utama kinerja.

Faktor merupakan hal yang mempengaruhi kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja Pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon diantaranya : 1. Faktor Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara

kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja individu, perlu dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non fisik. Pada kesempatan ini pembahasan kita fokuskan pada lingkungan non-fisik, yaitu kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan.

(49)

49

individu, yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. faktor utama yang memengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.

(50)
(51)

51

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Disiplin kerja sangatlah penting di Badan pariwisata dalam melaksanakan tugas-tugasnya guna mewujudkan tujuan instansi tersebut. Disiplin kerja mengatur seorang pegawai Badan Pariwisata akan mentaati segala norma, kaidah dan peraturan yang berlaku dalam organisasi. Tujuan disiplin kerja ini dalam rangka memperlancar seorang pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya agar pencapaian tujuan Badan Pariwisata tepat waktu, tepat sasaran serta efektif dan efesien.

5. Pendidikan dan pelatihan PNS yang selanjutnya disebut DIKLAT adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil, yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi, Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharuan dan perekat persatuan dan kesatuan, Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat, Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

(52)

7. Diklat Prajabatan merupakan syarat pengangkatan CPNS menjadi PNS, yang terdiri dari :

a. Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I b. Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II c. Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III

(53)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai Efektivitas Fungsi Pengawasan Kepala BKPPD terhadap kinerja pegawai BKPPD Kab.Cirebon , sebagai berikut:

1. Fungsi kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pegawai BKPPD adalah merumusan kebijakan Badan teknis di bidang manajemen kepegawaian meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan, penempatan, mutasi, pembinaan, penggajian, peningkatan kesejahteraan, pemberhentian pegawai serta pendidikan dan pelatihan, dalam perencanaan tentunya kepala BKPPD melakukan perencanaan yang harus menunjang bagi program BKPPD yang perlu dijalankan oleh para pegawai, kinerja pegawai tentunya diawasi oleh kepala BKPPD supaya dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.

(54)

dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi.

5.2 Saran

Melihat dari kesimpulan diatas, saran yang dapat disampaikan penulis adalah :

1. Fungsi kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja tentunya perlu sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada.

2. Faktor yang dilakukan kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja pegawai tentunya yang dipengaruhi oleh kinerja kepala BKPPD sehingga para pegawai turut melihat kinerja Kepalanya dan dapat mengikutinya.

(55)

EFEKTIVITAS FUNGSI PENGAWASAN KEPALA BKPPD (BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH) TERHADAP KINERJA PEGAWAI BKPPD DI KABUPATEN CIREBON

LAPORAN KKL

Diajukan Sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan Di Kantor BKPPD Kabupaten Cirebon

pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Di susun Oleh : Sofia Deken

41707012

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(56)

DAFTAR ABSENSI

NAMA : SOFIA DEKEN NIM : 41707012

PRODI : ILMU PEMERINTAHAN

No. Tanggal Kegiatan Paraf Mahasiswa

Paraf Pembimbing 1 1-08-10

2 2-08-10

3 3-08-10

4 4-08-10

5 5-08-10

6 6-08-10

7 7-08-10

8 8-08-10

9 9-08-10

10 10-08-10

(57)

13 13-08-10

14 14-08-10

15 15-08-10

16 16-08-10

17 17-08-10

18 18-08-10

19 19-08-10

20 20-08-10

21 21-08-10

22 22-08-10

23 23-08-10

24 24-08-10

25 25-08-10

(58)

28 28-08-10

29 29-08-10

30 30-08-10

Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

NIA KARNIAWATI, S.IP., M.Si. NIP.

Dosen Pembimbing,

TATIK ROHMAWATI, S.IP. NIP.

Pembimbing KKL,

(59)

55

Bungin, Burhan.(2001). Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Yogyakarta:Gajah Mada Press.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2006). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung:Rafiak Aditama.

Terry, Goerge. R. 2006. Asas-Asas Manajemen. Terjemahan Winardi. Bandung : Alumni.

Schermenharn, John R. 2003 Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Adi, I.R. 2004. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

T. Hani Handoko, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber daya Manusia, cetakan keduabelas, Yogyakarta: BPFE.

Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekertariat Daerah dan Sekertariat DPRD.

Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor 31 Tahun 2001 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Sekertariat Daerah dan Sekrtariat DPRD bidang keepegawaian beralih ke Aisten Sekertaris Daerah Bidang Pendayagunaan Aparatur.

Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2002 tentang pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Cirebon.

(60)

56

Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi lembaga teknis daerah Kabupaten Cirebon yang dijelaskan dalam pasal 6.

Dokumen

Buku Selayang Pandang BKPPD Kabupaten Cirebon.

Rujukan Elektronik

Website Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

(61)

iv 1.1 Latar Belakang Laporan Kuliah Kerja Lapangan ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ... 8

1.4 Kegunaan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ... 9

1.5 Kerangka Pemikiran ... 10

1.6 Metode Dalam Laporan Kuliah Kerja Lapangan ... 16

1.6.1 Metode Laporan Kuliah Kerja Lapangan ... 16

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 17

1.6.3 Teknik Analisa Data ... 18

1.7 Lokasi dan Jadwal KKL ... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas ... 21

2.2 Pengawasan ... 22

2.3 Kinerja Pegawai ... 24

BAB III OBJEK LAPORAN KKL 3.1 Gambaran Umum BKPPD Kabupaten Cirebon ... 27

3.1.1 Sejarah BKPPD Kabupaten Cirebon ... 27

3.1.2 Visi dan Misi Kabupaten Cirebon ………. 30

3.2 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah ……… 34

3.3 Struktur Organisasi BKPPD Kabupaten Cirebon ………. 37

(62)

iv BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Fungsi Kepala BKPPD dalam mengawasi kinerja Pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon……… 46 4.2 Faktor yang mempengaruhi Kepala BKPPD dalam mengawasi

kinerja Pegawai BKPPD Kabupaten Cirebon ... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(63)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 16 Gambar 1.2 Stuktur Organisasi BKPPD Kabupaten Cirebon……… 40

(64)

iv

DAFTAR TABEL

(65)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengantar dari Prodi Ilmu Pemerintahan untuk melaksanakan KKL.

Lampiran 2 Surat Perijinan dari Kantor BKPPD Kabupaten Cirebon.

Lampiran 3 Surat Peryataan tela melakukan KKL dari BKPPD Kabupaten Cirebon.

(66)

ii

Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan tanggung jawab untuk menyelesaikan Laporan ini, tak luput dari ingatan semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Pada penulisan laporan ini penulis mengambil judul EFEKTIVITAS FUNGSI PENGAWASAN KEPALA BKPPD TERHADAP KINERJA PEGAWAI BKPPD DI KABUPATEN CIREBON

Laporan KKL ini , dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

Proses penyusunan Laporan KKL ini, penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak dan memberi bimbingan, dorongan dan segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Utama yang telah memberikan bimbingan, dan saran-saran serta motivasinya kepada Penulis.

(67)

iii

5. Bapak Drs.H,A.Zainal Abidin R.,MM selaku Kepala BKPPD Kabupaten Cirebon yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksaan Kuliah Kerja Lapangan.

6. Bapak Drs. Moch. Sanusi, S.Sos selaku Kasubag Umum Yang telah menjadi pembimbing KKL di bagian umum BKPPD Kabupaten Cirebon.

7. Seluruh Staf BKPPD Kabupaten Cirebon (Bapak Hendra Gunawan, Bapak Iim, Bapak Iwan Setiawan, Bapak Sakuri, Bapak Ahep, Ibu Sri, Ibu Hj.Suhemi, Ibu Robiah, Mba Nike, Mba Leni, Mba Ade, Mas Iwan) yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data bagi penulis. 8. Drs.Sudirman Ayahku tercinta yang sudah memberikan dorongan

dengan do’a, moril maupun materil yang tidak ternilai, sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan KKL ini.

9. Kakak (Nofan Deken) dan Adikku (Fadli Deken) tercinta yang sudah memberikan dorongan dengan do’a yang tidak ternilai, sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan KKL ini.

10. Feri Setiawan yang selalu memberi motivasi, dukungan, yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan KKL ini.

11. Teman – teman seperjuangan di Program Studi Ilmu Pemerintahan 12. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu terselesaikannya

Laporan KKL ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga menjadi amal baik di hari nanti.

Penulis menyadari masih adanya kelemahan dan kekurangan serta keterbatasan dalam penyusunan Laporan KKL. Akhir kata Penulis berharap Semoga Laporan KKL ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca semua. Amiin

Bandung, November 2010

(68)

Judul : “EFEKTIVITAS FUNGSI PENGAWASAN KEPALA BKPPD TERHADAP KINERJA PEGAWAI BKPPD KABUPATEN

CIREBON”.

Nama : SOFIA DEKEN NIM : 41707012

Bandung November 2010

Menyetujui Mahasiswa,

Pembimbing,

Tatik Rohmawati, S.IP Sofia Deken NIP : 4127.35.31.007 NIM : 41707012

Disahkan oleh,

Kepala BKPPD Ketua Prodi Ilmu

Kabupaten Cirebon Pemerintahan,

(69)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

DATA PRIBADI

Nama : Sofia Deken

Tempat tanggal lahir : Cirebon, 20 Februari 2010 Nomor Induk Mahasiswa : 41707012

Program Studi : Ilmu Pemerintahan Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jl.Tubagus Ismail No. 20 C RT03/RW01 Bandung 40132

Status Perkawinan : Belum Nikah

DATA ORANG TUA

Nama Ayah : Drs.Sudirman Pekerjaan : PNS (Guru SMA) Nama Ibu : Muktini (Alm)

Alamat : Jl.Sirnaraga Desa Girinata No 12 Blok II RT01 / RW02

(70)

Pendidikan Formal

TPA At-Thahiriyah (1994-1995) SD N 1 Girinata (1995-2001) SMP N 2 Palimanan (1998-2001) SMA N 1Dukupuntang (2001-2004)

Universitas Komputer Indonesia (2007-Sekarang) Pendidikan Non Formal

1. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Kampus Unikom 2007 2. Seminar semi loka half day public speaking 2008

3. Table manner Golden Flower

4. Stadium Generale dengan tema “Kesiapan Masyarakat dan Pemda Jawa

Barat dalam menghadapi PILKADA 2008” di Kampus UNIKOM pada tahun 2008.

5. Mentoring Agama Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan di UNIKOM Bandung pada tahun 2008.

6. Seminar tentang “Penyuluhan Bahaya Penyalahgunaan Narkoba” di UNIKOM Bandung pada tahun 2008.

7. Pelatihan Protokoler Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan pada tahun 2009 di UNIKOM Bandung.

8. Seminar Muslimah “ATAS NAMA CINTA” (Mengupas lika – liku cinta remaja dalam perspektif islam)2009

Bandung, November 2010

Sofia Deken

Gambar

Gambar 1.1 Model Kerangka Pemikiran
Tabel 1.1 Jadwal Kuliah Kerja Lapangan
Gambar 1.1 Stuktur Organisasi BKPPD Kabupaten Cirebon

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut yaitu karena pada analisa harga satuan pekerjaan untuk proyek ini menggunakan pemasangan bata merah, namun pada

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan petunjuk praktikum biologi SMA dengan metode daring dan efektifitasnya terhadap keterampilan proses sains siswa. Subjek

Berdasarkan penilaian peneliti, maka jumlah sampel yang sesuai adalah sebanyak 20 bank syariah yakni Bank Central Asia Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank

13 Berdasarkan kondisi obyektif sebagaimana dipaparkan di atas, kapasitas Inspektorat Kabupaten Bone Bolango sebagai lembaga pengawasan internal masih perlu terus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor teknologi, modal keja, dan pengalaman, secara simultan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap peningkatan

Ambang batas kandungan logam berat Kadmium yang dianjurkan oleh ILO/WHO 1992 bahwa dalam hewan laut dalam hal ini kerang yang dikonsumsi oleh manusia adalah sebesar 0,1 ppm, hal

• PA yang bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang tugas pejabat pembuat komitmen atau agen pengadaan

pasiva adalah sebagai investasi tidak terikat bukan sebagai kewajiban (liability) dalam pengertian wajib dikembalikan dalam kondisi apapun. Tujuan laporan keuangan untuk