• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Page i KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan, nikmat kekuatan dan nikmat kesempatan, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019 ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah, maka diwajibkan setiap Instansi

Pemerintah baik Instansi Pemerintah Daerah maupun Instansi Pemerintah Pusat untuk membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri tersebut

dan berdasarkan surat dari Sekretariat Daerah Kabupaten Bone Bolango Nomor 060/ORTALA-SET-BB/35/III/2020 tanggal 3 Maret 2020 tentang Penyusunan Dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2019 dan SAKIP 2020, Inspektorat Kabupaten Bone Bolango sebagai salah satu unsur

(4)

Page ii Pemerintah Daerah di bidang pengawasan berkewajiban untuk menyampaikan informasi mengenai kinerja secara periodik, sebagai perwujudan normatif pertanggunjawabannya yang disajikan dalam bentuk ”Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango Tahun Anggaran 2019”.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini

merupakan kajian secara utuh tentang kegiatan yang telah dilaksanakan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu satu tahun anggaran 2019. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja, akuntabilitas dan kredibilitas Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Demikian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (KIP) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Tahun 2019.

Suwawa, 23 Maret 2020 INSPEKTUR

FREDY H.F..ACHMAD, SH, MH, M.Si Pembina Utama Muda

(5)
(6)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

V DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... v BAB I PENDAHULUAN ... ... 1 1.1. LATAR BELAKANG ... 1

1.2. GAMBARAN UMUM OPD ……….. ... 3

A. Struktur Organisasi ... 3

B. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ... 6

C. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan ………. ... 7

1.3. ASPEK STRATEGIS PENGAWASAN ………... 9

1.4. PERMASALAHAN UTAMA DAN ISU STRATEGIS PENGAWASAN... 10

1.5. STRATEGIS DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN ... 13

BAB II PERENCANAAN KINERJA . . . . . . . 15

2.1. Rencana Strategis . . . . . . … 15

2.2. Indikator Kinerja Utama . . . . . . 19

2.3. Rencana Kinerja Tahunan . . . . 20

2.4. Perjanjian Kinerja . . . .. . . . . 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... . 28

3.1. Capaian Kinerja SKPD . . . . . . .. . . . 28

3.2. Akuntabilitas Kinerja Keuangan OPD . . . .. . . .. . . 52

(7)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

1

BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu tuntutan publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Tujuan akhir dari tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance), sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung-jawab serta bebas dari

korupsi, kolusi dan nepotisme sebagaimana komitmen pemerintah daerah Bone Bolango yang telah dituangkan dalam Visi dan Misinya.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan strategis yang dirumuskan sebelumnya. Demikian pula halnya di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bone Bolango setiap OPD diharapkan dapat memberikan laporan pelaksanaan tupoksi sebagai wujud dari akuntabilitas kinerja. Pertanggungjawaban OPD dimaksud disampaikan kepada atasan masing-masing, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang berkewenangan, dan akhirnya kepada Bupati selaku Kepala Pemerintahan serta dilakukan melalui sistem akuntabilitas dan media pertanggungjawaban yang harus dilaksanakan secara periodik dan melembaga.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L-KIP) merupakan suatu bentuk format pertanggungjawaban Instansi Pemerintah (OPD) yang berisi informasi seputar capaian dan hambatan pelaksanaan Rencana Kerja (RENJA).

Secara umum Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L-KIP) ini bermanfaat untuk : 1. Memberikan laporan secara obyektif kepada pihak yang berkepentingan sebagai

dasar untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan;

(8)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

2

2. Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders)

dengan instansi pemerintah dan;

3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada instansi pemerintah.

Uraian diatas menunjukkan bahwa setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) wajib untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L-KIP) yang berisikan perencanaan strategis dan sekaligus pengukuran terhadap pelaksanaannya, sehingga dapat mengetahui sampai seberapa jauh kualitas kinerja pada Tahun Anggaran 2019.

Adapun tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L-KIP) Inspektorat adalah sebagai pertanggungjawaban atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan rencana strategis dan sebagai tindak lanjut dan respon atas permintaan pihak yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta keterangan dan pertanggungjawaban atau keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program/kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Inpres nomor 7 tahun 1999 yang kemudian dipertegas dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Berkaitan dengan akuntabilitas tersebut, maka dengan ditetapkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

(9)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

3

Inspektorat Kabupaten Bone Bolango merupakan unsur Pemerintah di Bidang Pengawasan yang berada dan bertanggung jawab secara teknis kepada Bupati dan secara administratif di bawah pembinaan Sekretaris Daerah. Dalam mengemban tugas mewujudkan clean government dan good governance, maka aspek stratejik merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan visi dan misi.

Program dan kegiatan yang didukung dengan berbagai kebijakan Pemerintah Daerah yang tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Inspektorat Kabupaten Bone Bolango merupakan unsure Pemerintah di bidang Pengawasan yang berada dan bertanggungjawab secara teknis kepada Bupati dan secara administrative di bawah pembinaan Sekretaris Daerah. Dalam mengemban tugas mewujudkan clean Governance dan good Governance, maka aspek stratejik merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan visi, misi, program dan kegiatan yang didukung dengan berbagai kebijakan Pemerintah Daerah yang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

A. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bone Bolango No 11 Tahun 2015 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango yang dijabarkan dalam Perbup Nomor 36 Tahun 2016, Susunan Organisasi, Penjabaran Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Bone Bolango terdiri dari:

1. Inspektur

2. Sekretariat, membawahi:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan; dan

3) Sub Bagian Perencanaan Program, Evaluasi dan Pelaporan

• Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan umum,

kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi, pelaporan dan 1.2. GAMBARAN UMUM OPD

(10)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

4

mengordinasikan pelaksanaan tugas satuan organisasi. Adapun fungsi sekretariat yaitu:

- Penyusunan rencana kerja sekretariat dan program kerja pengawasan tahunan;

- Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;

- Penyelenggaraan urusan umum dan kepegawaian

- Penyelenggaraan urusan penatausahaan keuangan

- Penyelenggaraan urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan

3. Inspektur Pembantu Wilayah I;

• Irban wilayah I mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan wilayah I dan mempunyai fungsi:

- Penyusunan Rencana Kerja Inspektur Pembantu wilayah I

- Perumusan kebijakan teknis pengawasan wilayah I

- Pembinaan dan pengorganisasian hasil pengawasan wilayah I

- Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan hasil pengawasan

wilayah I

4. Inspektur Pembantu Wilayah II;

• Irban wilayah II mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan wilayah II dan mempunyai fungsi:

- Penyusunan Rencana Kerja Inspektur Pembantu wilayah II - Perumusan kebijakan teknis pengawasan wilayah II

- Pembinaan dan pengorganisasian hasil pengawasan wilayah II

- Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan hasil pengawasan

wilayah II

5. Inspektur Pembantu Wilayah III;

• Irban wilayah III mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan wilayah III dan mempunyai fungsi:

- Penyusunan Rencana Kerja Inspektur Pembantu wilayah III - Perumusan kebijakan teknis pengawasan wilayah III

(11)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

5

- Pembinaan dan pengorganisasian hasil pengawasan wilayah III

- Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan hasil pengawasan

wilayah III

6. Inspektur Pembantu Wilayah IV;

• Irban wilayah IV mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan wilayah VI dan mempunyai fungsi:

- Penyusunan Rencana Kerja Inspektur Pembantu wilayah IV

- Perumusan kebijakan teknis pengawasan wilayah IV

- Pembinaan dan pengorganisasian hasil pengawasan wilayah IV

- Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan hasil pengawasan

wilayah IV

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Inspektorat Kabupaten sesuai dengan keahlian. Kelompok Jabatan Fungsional Inspektorat Kabupaten Bone Bolango yang telah mendapat persetujuan Bupati dan BPKP Pusat sejumlah 44 orang.

Bagan Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Bone Bolango berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2015:

INSPEKTUR

Kel. Jabatan Fungsional

Sekretaris Kasubbag Umum & Kepegawaian Kasubbag Keuangan Kasubbag Perencanaan Program, Evaluasi & Pelaporan Inspektur Pembantu Wilayah I Inspektur Pembantu Wilayah II Inspektur Pembantu Wilayah III Inspektur Pembantu Wilayah IV

(12)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

6

B. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas Inspektorat Kabupaten Bone Bolango berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 yang kemudian telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2015 yaitu melaksanakan kewenangan otonomi daerah di Bidang Pengawasan.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Inspektorat mempunyai fungsi yaitu :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan; 2. Perencanaan Program Pengawasan

3. Pelayanan penunjang pemerintahan daerah;

4. Pembinaan terhadap unit-unit pelaksana teknis Inspektorat di bidang pengawasan;

5. Pengelolaan urusan kesekretariatan Inspektorat.

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Inspektorat Kabupaten Bone Bolango mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeriksaan terhadap tugas Pemerintahan Daerah yang meliputi Penyelenggaraan Perekonomian, Keuangan dan Asset Daerah, Badan Usaha Daerah, Badan Layanan Umum Daerah, Pemerintahan, Aparatur dan Pembangunan, Pertahanan, Politik dan Kesejahteraan Sosial/Masyarakat.

2. Pengujian dan penilaian atas kebenaran laporan berkala atau sewaktu-waktu dari setiap tugas perangkat daerah.

3. Pengusutan dan atau investigasi mengenai kebenaran laporan atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan dan atau penyalahgunaan tugas perangkat daerah.

4. Pembinaan tenaga fungsional pengawasan di lingkungan Inspektorat.

5. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas hasil pengawasan.

(13)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

7

C. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan

Berdasarkan data terakhir bahwa jumlah pegawai pada Inspektorat Kabupaten Bone Bolango tahun 2019 adalah sebaga berikut:

1. Komposisi Sumber Daya Manusia Inspektorat Menurut Status Kepegawaian

Tabel 1.1 Status Kepegawaian Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan

PNSgh 29 Orang 33 Orang 62 Orang

CPNS - - -

Pegawai Tidak

Tetep (PTT)

7 Orang 3 Orang 10 Orang

Total PNS+NON PNS 72 Orang

2. Menurut Golongan dan Kepangkatan

Tabel 1.2

STATUS GOLONGAN NON GOL JUMLAH

II III IV

PNS 4 Orang 46 Orang 13 Orang - 62 Orang

NON PNS - - - - -

TOTAL PNS+NON PNS 62 Orang

3. Menurut Tingkat Pendidikan

PENDIDIKAN JUMLAH

PNS NON PNS

SLTA D.III S.1 S.2 SLTA D.III S.1 S.2

5 Orang 6 Orang 38 Orang 13 Orang 4 Orang - 6 Orang - 72 Orang

(14)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

8

4. Menurut Tingkat Jabatan

NO JABATAN JUMLAH

STUKTURAL

1 Eselon II 1 Orang

2 Eselon III 5 Orang

3 Eselon IV 3 Orang

4 Staf Pemeriksa 6 Orang

5 Staf Admministrasi 3 Orang

TOTAL STRUKTURAL 18 Orang

FUNGSIONAL

1 Auditor Ahli Pertama 15 Orang

2 Auditor Ahli Muda 17 Orang

3 Auditor Ahli Madya 7 Orang

4 Auditor Pelaksana Lanjutan 3 Orang

5 Auditor Pelaksana 1 Orang

6 Auditor Penyelia 1 Orang

TOTAL FUNGSIONAL 44 Orang

PNS STRUKTURAL + FUNGSIONAL 62 Orang

5. Berdasarkan Jenjang Diklat Jabatan :

NO JENJANG DIKLAT JUMLAH

DIKLAT JABATAN STUKTURAL

1 Diklat PIM II 1 Orang

2 Diklat PIM III 1 Orang

3 Diklat PIM IV 3 Orang

TOTAL DIKLAT STRUKTURAL 5 Orang

DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL

(15)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

9

NO JENJANG DIKLAT JUMLAH

2 Auditor Ahli Pertama (Anggota Tim) 20 Orang

3 Auditor Ahli Muda (Ketua Tim) 12 Orang

4 Auditor Ahli Madya (Pengendali Teknis) 7 Orang

5 Diklat Auditor Pelaksana Lanjutan 2 Orang

6 Diklat Auditor Pelaksana 3 Orang

TOTAL FUNGSIONAL 46 Orang

DIKLAT STRUKTURAL + FUNGSIONAL 51 Orang

Tugas pokok dan fungsi Inspektorat Kabupaten Bone Bolango sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2015 yang merupakan unsur pengawas pemerintah daerah, tentunya mempunyai peranan penting dalam melaksanakan pelayanan pengawasan dengan baik demi mewujudkan Good

Governance.

Perubahan paradigma manajemen pemerintahan yang dimulai dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian direvisi dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, menyebabkan terjadinya perubahan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan. Harapan dan tuntutan masyarakat terhadap permasalahan yang dihadapi dalam reformasi ini adalah:

a. Harapan dan tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

b. Harapan dan tuntutan masyarakat atas terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel.

c. Harapan dan tuntutan masyarakat terhadap objektifitas Inspektorat sebagai Lembaga Pengawasan Internal Daerah.

Untuk mendukung kondisi dan permasalahan tersebut, pemerintah menerbitkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan

(16)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

10

negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta beberapa peraturan pendukung di antaranya Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 dan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

Seiring dengan semakin kuatnya tuntutan terhadap reformasi birokrasi bahkan dengan kritisnya masyarakat dewasa ini, maka sistem pengawasan lebih objektif terhadap kesalahan, kekeliruan bahkan penyelewengan/penyimpangan yang terjadi, tidak hanya sekedar dikoreksi dan diperbaiki, akan tetapi harus diminta pertanggungjawabannya, sehingga membuat efek jera bagi pelaku, dan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi berkurang dan lama kelamaan akan hilang. Inspektorat sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) memiliki peranan yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah bukan hanya sekedar hard control tapi juga diharapkan sebagai soft control, control evaluation menjadi self assessment dan detective menjadi preventife.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Inspektorat Kabupaten Bone Bolango tidak terlepas dari berbagai macam kendala dan hambatan teknis

pengawasan yang menjadi isu-isu strategis yang tentunya harus dicarikan solusi serta pemecahan masalahnya. Selama periode 2011-2015 pelaksanaan peran dan fungsi pengawasan pada Inspektorat Kabupaten Bone Bolango telah diupayakan secara optimal sesuai dengan hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian upaya tersebut masih menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Dengan memperhatikan berbagai faktor kunci keberhasilan di bidang pengawasan, maka tentunya terdapat pula hambatan serta kegagalan dalam pencapaian kinerja dan menjadi isu strategis pengawasan. Beberapa isu strategis

(17)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

11

dalam rangka peningkatan peranan pengawasan dapat dibagi dalam dua aspek yakni :

a. Permasalahan Internal

Secara internal ada beberapa kendala dalam rangka peningkatan peranan pengawasan, antara lain :

1. Belum optimalnya pelaksanaan pengawasan dan pembinaan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

2. Belum optimalnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pada Inspektorat Kabupaten Bone Bolango;

3. Masih terbatasnya tenaga yang profesional di bidang pengawasan yang berhubungan dengan Jabatan Fungsional Auditor terutama di bidang teknis; dimana masih adanya kesulitan dalam tingkat kelulusan yang masih tergantung rekomendasi dari BPKP;

4. Belum seimbangnya ratio antara tenaga pengawasan dengan obyek pemeriksaan;

5. Terbatasnya sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan pengawasan;

6. Masih terdapat aparat pengawasan yang berperilaku belum sesuai dengan kode etik Pengawasan;

b. Permasalahan Eksternal

Sedangkan secara eksternal yang masih menjadi kendala di antaranya adalah : 1. Masih tingginya angka temuan kerugian Negara hasil pemeriksaan Aparat

Pengawasan Internal dan Eksternal

2. Lemahnya tata kelola administrasi pada beberapa OPD terutama dalam penyerapan anggaran yang tidak berbasis kinerja;

3. Belum optimalnya tingkat penyelesaian tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh obyek pemeriksa Internal maupun Eksternal;

(18)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

12

4. Masih kurangnya kesadaran dan respon OPD dalam menindaklanjuti Temuan Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasan Internal maupun Eksternal;

5. Masih rendahnya tingkat pengetahuan dari OPD atas peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang menyebabkan terjadinya temuan-temuan yang sifatnya berulang;

6. Lemahnya pemahaman pejabat pelaksana kegiatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Lemahnya Sistem Pengendalian Intern pada setiap OPD.

Dari beberapa permasalahan tersebut di atas, terdapat penyebab permasalahan yang sangat strategis dan sangat penting bagi peran pengawasan di Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dalam melakukan pembenahan di masa mendatang sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini pada gambar 1.1. terdapat diagram yang menunjukkan analisa permasalahan pokok dan isu-isu strategis sesuai dengan tupoksi dan kewenangan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango sebagai berikut:

Gambar.1.1

Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi saat ini dan Dampaknya

Masih Tingginya Angka Temuan

Terbatasnya Kompetensi dan Profesionalisme SDM Aparat Pengawasan

Belum Optimalnya PenyelesaianTindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasan Internal dan Eksternal

(19)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

13

Berdasarkan kondisi obyektif sebagaimana dipaparkan di atas, kapasitas Inspektorat Kabupaten Bone Bolango sebagai lembaga pengawasan internal masih perlu terus dilakukan peningkatan kualitas pengawasan dan pembinaan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan optimalisasi penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Internal/Eksternal, agar pencapaian kinerja di masa datang dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga diharapkan Inspektorat dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah di bidang pengawasan.

Dalam memaksimalkan pencapaian harapan dan tuntutan serta isu strategis tersebut di atas, Inspektorat Kabupaten Bone Bolango telah menetapkan tujuan dan sasaran strategis sebagaimana yang telah dituangkan pada Revisi Rencana Strategis Tahun 2016-2021.

Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan ini sebagai tuntutan, harapan dan tantangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Bolango sangat bergantung pada adanya komitmen yang kuat dari pimpinan unit organisasi masing-masing serta peran aktif seluruh aparat pengawasan pada Inspektorat Kabupaten Bone Bolango.

Untuk memperkuat peran dan kewenangan secara efektif, Inspektorat Kabupaten Bone Bolango terus melakukan perbaikan dan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan di bidang pengawasan, menambah personil SDM/ tenaga auditor teknis dan bersertifikat, meningkatkan pemahaman dan kepatuhan aparatur terhadap aturan melalui sosialisasi ataupun bimbingan teknis yang berhubungan dengan pengawasan dan penyelenggaraan pemerintah. Dengan mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan oleh APIP serta penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan baik internal maupun eksternal serta meningkatnya

1) Mengoptimalkan Penyelesaian Tindak Lanjut 1) Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasn Internal dan Eksternal . SDM Aparat Pengawasan Melalui Pelatihan

dan Pendidikan di bidang Pengawasan. 2) Meningkatkan Kualitas Pembinaan dan pengawasan Intern . 2). Meningkatkan Kapabilitas APIP.

(20)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

14

kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang berkompoten di bidang pengawasan, maka tentunya akan menjadi solusi untuk menjawab apa yang menjadi persoalan di Inspektorat Kabupaten Bone Bolango.

Di sisi lain, sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dalam posisi sebagai pengawas daerah dan sebagai auditornya Bupati Bone Bolango, lingkup pengawasan yang menjadi perhatian Inspektorat Kabupaten Bone Bolango adalah hal-hal yang bersifat strategis dan yang menjadi skala prioritas pembangunan daerah. Dengan demikian peran Inspektorat Bone Bolango selaku pengemban amanah dan tanggung jawab yang besar dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan dan pembangunan daerah serta mampu memberikan rekomendasi yang applicable kepada Bupati. Strategi pengawasan yang tepat baik dari sisi pemilihan obyek pengawasan dengan menerapkan skala prioritas pengawasan maupun dari sisi metode pengawasan yang harus terus dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan pemberian informasi yang relevan dan bermanfaat kepada Bupati atau stakeholder lainnya.

Untuk perencanaan pengawasan yang mencakup pemilihan obyek pengawasan beserta alokasi sumber daya pengawasan, mengingat keterbatasan sumber daya manusia maka perencanaan pengawasan berbasis resiko menjadi salah satu solusinya. Perencanaan didasarkan atas penilaian resiko terhadap keseluruhan obyek pengawasan yang selanjutnya menjadi dasar penentuan prioritas pengawasan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam penilaian resiko obyek pengawasan antara lain jumlah dana yang dikelola, kondisi pengendalian intern, aspek strategis kegiatan dan dampak kegiatan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Perencanaan berbasis resiko ini dapat mengarahkan alokasi sumber daya secara efisien dan efektif.

(21)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

15

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari Program Pembangunan Daerah, dengan memperhatikan analisis strategisnya baik internal maupun eksternal yang ada. Dalam mengawali pelaksanaan pengawasan tentunya Inspektorat harus merencanakan Program dan Kegiatan agar tepat tujuan dan sasaran organisasi.

Rencana Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango adalah dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan dan merupakan penjabaran dari Visi, Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi Sumber Daya yang dimiliki oleh Daerah.

Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya perlu menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) yang akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan Program dan Kegiatan selama periode lima tahunan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada sehingga tujuan yang akan dicapai dapat secara realistis mengantisipasi perkembangan masa depan. Untuk itu RENSTRA Inspektorat Kabupaten Bone Bolango periode 2016-2021 memuat tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta program dan kegiatan Inspektorat yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam satu periode perencanaan. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

A. VISI DAN MISI

Visi merupakan gambaran kondisi ideal yang hendak dicapai pada masa yang akan datang oleh pimpinan dan seluruh staf Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang ada.

Visi Inspektorat Kabupaten Bone Bolango adalah : “Terwujudnya Pengawasan

Internal yang Berkualitas dan Profesional Menuju Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Baik dan Bersih (Good Local Governance)”.

(22)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

16

Sebagai langkah pencapaian Visi Inspektorat Kabupaten Bone Bolango, maka ditetapkan Misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan efektivitas Pembinaan dan Pengawasan Internal Secara Berkesinambungan Dalam Upaya Mencegah Praktek KKN;

2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Aparat Pengawasan dalam mendorong Kepercayaan masyarakat terhadap hasil pengawasan; 3. Menciptakan Pengawasan yang Berkualitas dan Akuntabel;

Inspektorat Kabupaten Bone Bolango selaku pengawas internal di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango memiliki tujuan yang hendak dicapai di masa yang akan datang dengan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam upaya merealisasikan misi.

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Berikut Tujuan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango adalah : “Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Daerah Yang Bersih dan

Bebas KKN”

Untuk mendapatkan hasil nyata yang lebih spesifik, dan terukur dalam waktu satu tahunan, maka Inspektorat Kabupaten Bone Bolango menjabarkannya dalam suatu sasaran, yang mencakup:

1. Menurunnya Temuan Kerugian Material

2. Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD

(23)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

17

VISI

MISI

Terwujudnya

Pengawasan Internal

yang Berkualitas dan

Profesional Menuju Tata

Kelola Pemerintahan

Daerah yang Baik dan

Bersih (Good

Governance)

Meningkatkan Efektifitas

Pembinaan dan

Pengawasan Internal

secara Berkesinambungan

Dalam Upaya Mencegah

Praktek KKN

Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan

Daerah Yang Bersih dan Bebas KKN

(24)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

18

C. ARAH KEBIJAKAN UMUM (STRATEJIK)

Strategi atau cara mencapai tujuan merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan kegiatan atau aktivitas dengan memperhatikan sumber daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi. Selain merupakan upaya untuk SASARAN STRATEGIS I:

Menurunnya Temuan Kerugian Material

SASARAN STRATEGIS II:

Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD

SASARAN III (PENUNJANG) :

Terwujudnya Aparatur Inspektorat yang Berkinerja Tinggi

SASARAN

Peresentasi Penurunan Temuan Kerugian Material

Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A

3.1 Nilai SAKIP

3.2 Persentase Temuan Material

3.3 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

(25)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

19

antisipasi keadaan yang akan datang, strategi akan memberikan arah dan dorongan kegiatan operasional kepada pelaksana kegiatan pengawasan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango. Strategi dan Kebijakan yang dilakukan oleh Inspektorat dalam mencapai sasaran yang diharapkan adalah:

Strategi Pertama:

Mengupayakan efektivitas pelaksanaan pengawasan internal, melalui Program dan Kegiatan Pengawasan sesuai dengan target dan sasaran yang ingin dicapai dalam meminimalisir terjadinya tingkat kesalahan/penyimpangan.

Kebijakan:

Mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan internal secara berkelanjutan dalam meminimalisir terjadinya penyimpangan.

Strategi Kedua:

Mengupayakan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dalam bidang pengawasan untuk mewujudkan kegiatan pengawasan yang akuntabel.

Kebijakan:

Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh Aparatur Pengawasan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dengan mengikuti Diklat Sertifikasi Auditor dan Diklat Subtantif di Bidang Pengawasan.

Dalam revisi Renstra 2016-2021, Inspektorat Daerah Kabupaten Bone Bolango telah menetapkan perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan acuan Inspektorat Daerah Kabupaten Bone Bolango dalam merencanakan kinerja organisasi tahunan.. Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2. di bawah ini:

Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Inspektorat Kabupaten Bone Bolango

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Penjelasan/Formu lasi Perhitungan

Sumber Data Penanggu ng jawab 2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA

(26)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

20

1 Menurunnya Temuan Kerugian Material 1.1. Persentasi Penurunan Temuan Kerugian Material Jumlah Penurunan Temuan Kerugian Material/Total Temuan Kerugian Material x 100%. Daftar Temuan Hasil Pemeriksaan (DTHP) 2 Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD 2.1. Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A Jumlah OPD dengan Nilai SAKIP A/Total Jumlah OPD x 100%. Dokumen Ikhtisar Laporan Hasil Evaluasi atas Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bone Bolango Inspektur

Rencana kinerja tahunan disusun sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategi yang akan dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran yang merupakan komitmen Inspektorat Kabupaten Bone Bolango sebagai kontrak kinerja yang akan dicapai pada tahun 2019. Rencana Kinerja merupakan dokumen yang menyajikan target kinerja untuk tahun 2019 dan merupakan bentuk komitmen penuh organisasi untuk mencapai kinerja yang sebaik-baiknya sebagai upaya mencapai Visi dan Misi organisasi.

Dalam mencapai sasaran strategis pada tahun 2019 ini, Inspektorat dianggarkan untuk melaksanakan 5 Program yang terdiri dari 12 kegiatan dengan total anggaran untuk belanja langsung sebelum perubahan sebesar Rp 3.060.475.000, dan setelah perubahan sebesar Rp. 3.193.725.000 dengan sumber dana APBD. Dari 5 Program terdapat 2 Program Prioritas dengan 6 kegiatan dan 3 Program Penunjang dengan 6 kegiatan. Dengan terlaksananya Program dan Kegiatan Strategis diharapkan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dapat mencapai sasaran strategis dengan optimal dan tepat. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

(27)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

21

Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR PROGRAM & KEGIATAN. TARG ET CAPAI AN KINER JA 1). Menurunnya Temuan Kerugian Material. 1.1 Persentasi Penurunan Temuan Kerugian Material. 1).Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH.  Persentasi Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan APIP.  Persentasi Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK-RI.  Level Kapabilitas APIP. 80% 80% Level 3 1.1. Kegiatan :  Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala.  Jumlah LHP Reguler/Audit Kinerja sesuai jumlah obyek pemeriksaan. 104 LHP  Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah.  Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan Khusus termasuk Kasus Aduan yang tersusun. 12 LHP  Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif.  .Jumlah Dokumen PKPT, DHP, LHKPN/LHKSN dan Saber Pungli yang tersusun.

5 Dok.

Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan.  Jumlah Rekomendasi temuan yang ditindaklanjuti 550 Rekom 2) Meningkatnya Kualitas Implementasi 2.1. Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A. 31%

(28)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

22

SAKIP OPD. 2).Peningkatan Maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). 2.1. Kegiatan:  Bimbingan Teknis (Bimtek) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)

Persentase OPD yang mengimplementasikan SPIP.

Jumlah OPD yang mengikuti Bimtek Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) 64% 31 OPD 3) Terwujudnya Aparat Inspektorat yang Berkinerja Tinggi. 3.1. Nilai SAKIP A 3.2. Persentasi Temuan Material 0% 3.3. Indeks Kepuasan Masyarakat 90%

Program dan Kegiatan yang mendukung Sasaran III, yaitu: 3). Pelayanan Administrasi Perkantoran. 3.1.Kegiatan : Penyediaan Pelayanan Administrasi Perkantoran. 3.2.Kegiatan : Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah.

Persentasi Pelayanan Administrasi Perkantoran. Jumlah Penyediaan Pelayanan Administrasi perkantoran pada Kantor Inspektorat. Jumlah Rapat Koordinasi Dalam dan

Luar Daerah yang diikuti. 100% 12 Dok. 12 Dok. 4).Program : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 4.1.Kegiatan : Persentasi Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur. Jumlah Kendaraan 100% 15 Unit

(29)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

23

Setiap tahun perencanaan strategis dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan, di dalamnya memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam satu tahun yang dituangkan dalam sejumlah indikator kinerja kunci yang relevan. Rencana kinerja ini

 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan. Dinas/Operasiona.  Pengadaan Perlengk/Peralatan Gedung Kantor.  Pemeliharaan Perlengk/Peralatan Gedung Kantor. . 5.Program : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5.1.Kegiatan :  Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan. Dinas Terpelihara. Jumlah Perlengkapan/Peralata n Gedung Kantor yang

diadakan. Jumlah Perlengkapan/Peralata n Gedung Kantor yang

dipelihara. Persentasi Capaian ASN yang ditingkatkan kapasitasnya. Jumlah Aparat Inspektorat yang mengikuti Bimtek Implementasi Peraturan Perundang-undangan. 9 Jenis 10 Jenis 80% 20 Orang 2.4. PERJANJIAN KINERJA

(30)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

24

merupakan tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan/kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu periode tertentu.

Pada awal tahun 2019 Inspektorat Kabupaten Bone Bolango telah menetapkan target penting yang akan direalisasikan terkait dengan Tugas dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dimana telah diperjanjikan dalam format Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja. Target kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan target kinerja pada Perjanjian Kinerja (PK) pada prinsipnya sama, namun dalam Perjanjian Kinerja lebih menguraikan rencana dan target pencapaian kinerja atas sasaran strategis organisasi.

Berdasarkan rencana kinerja tahunan yang telah disetujui anggarannya, maka ditetapkan suatu perjanjian kinerja yang merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah direncanakan. Selanjutnya, Perjanjian Kinerja (PK) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019 disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.4

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Menurunnya

Temuan Kerugian

Material.

Persentasi Penurunan Temuan Kerugian Material.

50 %

2. Meningkatnya

Kualitas

Implementasi SAKIP

Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A.

(31)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

25

OPD. 3 Terwujudnya Aparat Inspektorat yang Berkinerja Tinggi. 3.1. Nilai SAKIP A

3.3. Persentasi Temuan Material 0%

3.4. Indeks Kepuasan Masyarakat 90%

NO PROGRAM ANGGARAN KET

1 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

1.646.425.000,- APBD

2 Peningkatan Profesionalisme Tenaga

Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

270.645.000,- APBD

3 Pelayanan Administrasi Perkantoran 809.880,000,- APBD

4 Peningkatanan Sarana dan Prasarana Aparatur 356.275.000,- APBD

5 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

110.500.000,- APBD

TOTAL 3.193.725.000,-

* Sasaran I ::

Menurunnya Temuan Kerugian Material. Indikator Kinerja :

- Persentasi Penurunan Temuan Kerugian Material.

Program 1 : Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

1.1. Kegiatan :

- Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

- Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah - Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif

- Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan

* Sasaran II :

(32)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

26

.

Indikator Kinerja :

- Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A.

Program 2 : Peningkatan Maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) 2.1. Kegiatan:

- Bimbingan Teknis (Bimtek) Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP). - Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SPIP pada setiap OPD.

* Sasaran III :

Terwujudnya Aparatur Inspektorat yang Berkinerja Tinggi. Indikator Kinerja:

- Nilai SAKIP

- Persentasi Temuaan Material

- Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Program dan Kegiatan yang mendukung Sasaran III, yaitu: Program 3 : Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan :

3.1. Penyediaan Pelayanan Administrasi Perkantoran.

3.2. Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah.

Program 4 : Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Kegiatan :

4.1. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional. 4.2. Pengadaan & Pemeliharaan Perlengk/Peralatan Gedung Kantor. 4.3. Pembangunan Gedung Kantor (lanjutan).

Program 5 : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan :

(33)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

28

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan kinerja adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/Badan Hukum/Pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Berdasarkan pada pemahaman tersebut di atas, maka semua instansi pemerintah, Badan dan Lembaga Negara baik dipusat dan daerah sesuai dengan tugas pokok harus memahami lingkup akuntabilitasnya masing-masing karena laporan kinerja meliputi pengungkapan keberhasilan dan juga kegagalan pencapaian target kinerja instansi yang bersangkutan.

Dalam semangat transparansi seperti itulah, laporan kinerja Inspektorat ini disusun dan disajikan sebagai gambaran kepada pihak-pihak terkait atas kinerja organisasi sebagai bentuk pertanggungjawaban secara admnistratif maupun moral sesuai koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PENGUKURAN KINERJA

Capaian Kinerja dilakukan melalui Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja adalah proses sistimatis dan berkesinambungan untuk menilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategi, juga menilai seberapa jauh efektivitas penggunaan anggaran untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa jauh tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya yang ada. Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi dengan target yang telah ditetapkan disesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada dua macam:

 Jika semakin besar realisasi berarti semakin baik kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya.

Persentasi pencapaian Realisasi

rencana tingkat capaian = x 100 %

Target

(34)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

29

 Jika semakin besar realisasi berarti semakin buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin baik kinerjanya.

Nilai capaian kinerja masing-masing kegiatan dan sasaran dianggap mempunyai bobot yang sama, sehingga digunakan rumus rata rata. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, maka capaian kinerja dikategorikan dengan menggunakan skala ordinal sebagai berikut:

Nilai 85 s/d 100 = baik Nilai 70 s/d < 85 = sedang Nilai 55 s/d < 70 = kurang

Nilai < 55 = sangat kurang

Pengukuran capaian kinerja tahun 2019 merupakan bagian dari penyelengggaraan Laporan Kinerja Tahunan Inspektorat Kabupaten Bone Bolango. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja yang diperjanjikan tahun 2019 dan membandingkannya dengan target yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2018 sesuai peraturan yang ditetapkan dalam Peraturam Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang menitikberatkan pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis.

Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengukur kehematan, efektifitas, efisiensi dan kualitas pencapaian sasaran. Dalam Laporan Kinerja ini pengukuran kinerja mencakup:

 Pengukuran Kinerja Kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan sebagaimana dituangkan dalam Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK).

 Pengukuran Pencapaian Sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Pengukuran Persentasi pencapaian Target – (Realisasi – Target)

rencana tingkat capaian = x 100 %

(35)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

30

tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan.

Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap kegiatan meliputi indikator masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. MASUKAN (INPUT) : Segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan dalam rangka menghasilkan keluaran (output), misalnya saja Sumber Daya Manusia (SDM), dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya.

b. KELUARAN (OUTPUT) : Segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan masukan (input) yang digunakan.

c. HASIL (OUTCOME) : Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Adapun Capaian Kinerja setiap Indikator selanjutnya dikategorikan ke dalam 5 kategori yaitu: NO INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA 1 91% ≤ 100% Sangat Tinggi 2 76 ≤ 90% Tinggi 3 66 ≤ 75% Sedang 4 51 ≤ 65% Rendah 5 ≤ 50% Sangat Rendah

Berdasarkan hasil Pengukuran Capaian Kinerja Inspektorat Kabupaten Bone Bolango yang menunjukkan tingkat capaian kinerja sasaran strategis secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sesuai Perjanjian Kinerja yang telah disepakati, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

(36)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

31

Tabel. 3.1.Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Sasaran

NO MISI JUMLAH TUJUAN JUMLAH SASARAN JUMLAH INDIKATOR SASARAN PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 Meningkatkan Efektifitas Pembinaan dan Pengawasan Internal secara Berkesinambungan Dalam Upaya Mencegah Praktek KKN. 1 3 5 Sangat Tinggi= 5 Tinggi = 4 Sedang = 3 Rendah = 2 Sangat Rendah = 1 JUMLAH 1 3 5

Dari 3 (tiga) Sasaran dengan 5 (Lima) indikator kinerja, maka persentasi pencapaian indikator kinerja sasaran dapat di lihat pada tabel sebagai berikut

Tabel 3.2

Persentasi Kategori Pencapaian Indikator Sasaran

NO KATEGORI JUMLAH INDIKATOR PERSENTASI 1 Sangat Tinggi 2 50% 2 Tinggi 2 33% 3 Sedang 1 17% 4 Rendah 0 0% 5 Sangat Rendah 0 0%

Analisis pencapaian Indikator sasaran terhadap 3 (tiga) sasaran dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, terlihat bahwa kinerja tujuan organisasi dalam mewujudkan misi pemerintah daerah yakni Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang modern dan berbudaya dapat terwujud melalui program dan kegiatan pengawasan yang efektif dan tepat sasaran. Hal ini tentunya akan terlihat pada capaian target penurunan temuan kerugian material berdasarkan

(37)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

32

hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Internal dan Eksternal maupun peningkatan kualitas implementasi SAKIP bagi setiap OPD di Kabupaten Bone Bolango.

Hasil pengukuran kinerja tersebut di atas menunjukkan bahwa secara umum Inspektorat Kabupaten Bone Bolango telah merealisasikan seluruh kegiatan strategis, berdasarkan indikator kegiatan yang di tetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019. Namun belum dianggap maksimal, mengingat masih ada sebagian kegiatan yang terealisasi tidaklah sesuai dengan rencana. Jumlah Anggaran yang dialokasikan untuk menunjang Program dan Kegiatan Wajib (Tugas Pokok dan Fungsi) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango Tahun 2019 setelah Perubahan Anggaran sebesar Rp. 3.193.725.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 3.006.111.279,- atau sebesar 94,25%.

A. PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA

Evaluasi Capaian Kinerja Per Tujuan Per Sasaran

Hasil analisis tingkat pencapaian kinerja dari 3 (tiga) sasaran strategis Inspektorat Kabupaten Bone Bolango tahun 2019 dapat diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Tabel 1.1 : Menurunnya Temuan Kerugian Material

Menurunnya temuan kerugian material

Indikator Sasaran Satuan Kondisi

Awal Renstra Tahun 2016-2021 Tahun 2019 Capaian Kinerja Tahun 2019 Target penurunan temuan kerugian material Realisasi penurunan temuan kerugian material Persentasi Penurunan temuan kerugian material. % 0% 50% 9,84% 19,68%

(38)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

33

Capaian Indikator Kinerja Sasaran dapat dievaluasi dan dianalisis sebagai berikut:

Sasaran 1 : Menurunnya temuan kerugian material.

Untuk mencapai sasaran tersebut akan diwujudkan melalui pelaksanaan

program dan kegiatan pengawasan. Pada tahun 2019 Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dalam melaksanakan kegiatan pengawasan telah menitikberatkan pada upaya-upaya untuk mendorong secara maksimal terjadinya penurunan temuan kerugian material di lingkungan pemerinntahan daerah. Upaya konkrit itu di antaranya telah merubah pemeriksaan regular menjadi pemeriksaan operasional dan audit kinerja serta adanya kegiatan reviu, asistensi, monitoring maupun evaluasi tentang

penyelenggaraan pemerintahan maupun pengelolaan keuangan Negara. Untuk

penurunan temuan kerugian material pada tahun 2019, ditargetkan terjadi penurunan sebesar 50% dari jumlah temuan kerugian material pada tahun sebelumnya. Berdasarkan Data Temuan Hasil Pengawasan (DTHP) APIP dan BPK-RI tahun 2018, terdapat temuan kerugian material di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bone Bolango sejumlah Rp. 1.127.344.663,64- (Satu milyar seratus dua puluh tujuh juta tiga ratus empat puluh empat ribu enam ratus enam puluh tga rupiah enam puluh empat sen). Ini berarti diharapkan pada tahun 2019 realisasi temuan kerugian material tinggal sejumlah Rp. 563.672.331,82,- atau turun 50% dari temuan kerugian material tahun 2018. Tetapi kenyataannya realisasi temuan kerugian material tahun 2019 masih sebesar Rp. .1.016.330.683,60. Ini artinya bahwa jika dibandungkan dengan temua kerugian tahun 2018, maka realisasi penurunan temuan pada tahun 2019 hanya Rp. 111.013.980,04 atau hanya turun 9,84%. Artinya realisasi capaian target kinerja Inspektorat dalam menurunkan temuan kerugian material tahun 2019 hanya sebesar 19,68%. Capaian kinerja ini sudah barang tentu sangat mengecewakan di tengah upaya bersama membangun pemerintahan yang baik dan bersih serta bebas KKN. Berbagai kegiatan pengawasan telah dilakukan dengan maksimal baik itu yang sifatnya kebijakan nasional di bidang pengawasan maupun tugas pengawasan yang menjadi tupoksi institusi sebagaimana perintah peraturan perundang-undangan yang ada.

Jika dicermati secara mendalam maka penyebab rendahnya penurunan temuan

(39)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

34

berbagai regulasi pengelolaan keuangan Negara dan belum menguatnya budaya anti korupsi di dalam birokrasi pemerintah daerah. Hal terlihat dari adanya tindakan ataupun perilaku aparatur yang belum memegang teguh prinsip kehati-hatian dalam mengelola keuangan Negara sehingga menyebabkan adanya temuan berulang, seperti masalah pajak, standar harga, pembiayaan yang salah sasaran maupun penyimpangan lain yang sering jadi temuan aparat pengawas.

Pengukuran Realisasi Penurunan Temuan Kerugian Material (TKM) adalah : Jumlah TKM tahun N – TKM tahun N-1 / TKM tahun N-1 x 100%.

Pada tahun 2019 keadaan hasil pengawasan atau temuan aparatur pengawasan baik oleh APIP maupun BPK-RI serta capaian kinerja untuk tahun 2019 dapat diuraikan melalui tabel di bawah ini :

Tabel 1.2 : Data Temuan APIP & BPK-RI tahun 2018 & 2019

Temua n Jml Te mu an 2018 Jml Rek om end asi 201 8 Nilai Kerugian 2018 ( Rp ) Jml Tem uan 2019 Jml Reko mend asi 2019 Nilai Kerugian 2019 ( Rp ) Jml Penurunan Temuan KM (Rp) Penuru nan Temua n KM (%) Ket. APIP 6 9 165.459.177,- 7 7 85.098.800,- 80.360.377,- 48,56 BPK- RI 23 69 961.885.486,64 18 59 931.231.883,60 30.653.603.04 3,18 Jumla h 29 78 1.127.344.663,64 25 66 1.016.330.683,60 111.013.980,04 9,84

Dari uraian tersebut di atas, maka pada indikator sasaran pertama yaitu penurunan temuan kerugian material berdasarkan Hasil Pemeriksaan Aparatur Pengawasan Internal dan Eksternal ternyata belum mencapai target sebagaimana yang diharapkan. Bahkan capaiannya sangat rendah. Pencapaian kinerja ini dilaksanakan melalui pelaksanaan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH melalui kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala, Pelaksanaan Koordinasi Pengawasan Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah maupun pelaksanaan evaluasi secara berkala atas penyelesaian tindak lanjut temuan APIP maupun BPK-RI. Dari pelaksanaan kegiatan pengawasan ini akan diperoleh gambaran kesalahan pengelolaan keuangan Negara. Dari berbagai bentuk kesalahan yang ditemukan, maka dilakukan pembinaan kepada para auditan yang melakukan pelanggaran, misalnya melalui

(40)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

35

pelaksanaan sidang MP-TPTGR secara berkala. Kegiatan sidang ini dimaksudkan sebagai bagian dari pembinaan bagi setiap aparatur dalam rangka menekan adanya penyimpangan maupun kesalahan sehingga diharapkan dapat menurunkan jumlah temuan kerugian material dalam pengelolaan keuangan Negara.

Dokumentasi Kegiatan Sidang MPT-PTGR Tahun 2019

Sasaran Strategis 2:

Tabel 2.1 :. Implementasi SAKIP OPD

Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD

Indikator Sasaran Satuan Kondisi Awal Renstra Tahun 2016-2021 Tahun 2019 Capaian Kinerja Tahun 2019 Target jumlah OPD dengan nilai SAKIP A. Realisasi jumlah OPD dengan nilai SAKIP A.

Persentasi OPD

dengan nilai

SAKIP A.

% 0 31 *0 *0

Sasaran 2 :Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD.

Untuk sasaran peningkatan kualitas implementasi SAKIP OPD diukur melalui indikator yakni : Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A.

(41)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

36

Pada Tahun 2019 ditargetkan 31% SAKIP OPD memperoleh nilai A dari total jumlah OPD se- Kabupaten Bone Bolango atau sebanyak 15 OPD. Berdasarkan data hasil evaluasi SAKIP OPD ternyata belum ada OPD yang memiliki nilai SAKIP A. Sehingga target 31% OPD dengan nilai SAKIP A tahun 2019 realisasinya nol karena masih menggunakan data hasil evaluasi SAKIP tahun 2018. Target ini juga merupakan hasil revisi IKU dan Renstra Inspektorat periode 2016-2021 sebagai bagian dari peningkatan kualitas dokumen SAKIP OPD.

Cara pengukuran realisasi : Peningkatan Kualitas Implementasi SAKIP OPD

yaitu: Jumlah OPD dengan nilai SAKIP A dibagi

total OPD x 100%.

Untuk sasaran 2 dengan indikator sasaran yaitu: Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD, pengukuran realisasi pencapaian target masih berdasarkan data hasil evaluasi SAKIP tahun 2018. Adapaun hasil evaluasi SAKP OPD tahun 2018 akan terlihat pada tabel berikut ini..

Tabel 2.1. : Daftar Nilai SAKIP OPD tahun 2018. a. Dinas/Badan :

NO NAMA OPD NILAI PREDIKAT KET.

1 Bappeda Litbang 70,45 BB

2 Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan

UMKM 70,40 BB

3 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 70,29 BB

4 Dinas Kesehatan 70,23 BB

5 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 70,21 BB

6 Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah 68,58 B

7 Dinas Lingkngan Hidup 68,15 B

8 Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu

Satu Pintu dan Tenaga Kerja 68,02 B

9 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 67,82 B

10 Dinas Perikanan dan Kelautan 67,74 B

11 Dinas Perhubungan 67,56 B

12 Dinas Pertanian dan Peternakan 66,28 B

13 Dinas Pemuda dan Olahraga 66,05 B

14 Dinas Sosial 65,88 B

15 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 65,81 B

16 Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatohan

Daerah 65,71

B

17 Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 65,68 B

18 Dinas Komunikasi dan Informatika 65,67 B

(42)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

37

20 RSUD Toto Kabila 65,55 B

21 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 65,49 B

22 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 65,33 B

23 Dinas Pangan 65,15 B

24 Dinas Perumahan Pemukiman Rakyat dan

Pertanahan 65,11

B

25 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa 65,01 B

26 Dinas Satuan Polisi Pamong Praja 64,91 B

27 Inspektorat 64,34 B

28 RSUD Tombulilato 63,68 B

29 Sekretariat Daerah 63,38 B

30 Dinas Pengendalian Penduduk, KB, PP,dan PA 63,37 B

b. Kecamatan :

NO NAMA KECAMATAN NILAI PREDIKAT KET.

1 Botupingge 64,13 B 2 Bone Raya 62,39 B 3 Suwawa Selatan 61,21 B 4 Suwawa Timur 61,21 B 5 Suwawa Tengah 61,14 B 6 Bulango Ulu 61,07 B 7 Tapa 61,02 B 8 Kabila 60,85 B 9 Bonepantai 60,75 B 10 Tilongkabila 60,58 B 11 Bulango Utara 60,56 B 12 Bulango Selatan 60,34 B 13 Suwawa 60,30 B 14 Bone 60,21 B 15 Bulango Timur 60,12 B 16 Kabila Bone 60,04 B 17 Bulawa 60,04 B 18 Pinogu 60,03 B

(43)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

38

Sasaran 3 (Penunjang) :

Tabel 3.1 : Target Kinerja Aparat Inspektorat

Terwujudnya Aparatur Inspektorat yang Berkinerja Tinggi

Indikator Sasaran Satuan Kondisi Awal Renstra

Tahun 2016 (Realisasi Nilai SAKIP, Penyerapan

Anggaran, Temuan Material, nilai IKM)

Tahun 2019 Capaian

Kinerja Tahun

2019

Target Realisasi

Nilai SAKIP Predikat B (Nilai 60,19) A (Nilai

80,10)

*B (64,34) *80,32%

Persentasi

Temuan Material % 0 0 0 100%

IKM Nilai 72.27 90 83,80 93.11%

Sasaran 3 : Terwujudnya Aparat Inspektorat yang Berkinerja Tinggi.

Pada tahun 2019 ada 3 indikator kinerja yang ditargetkan untuk naik untuk sasaran 3 ini yakni : Pertama, Nilai SAKIP dengan target memperoleh predikat A dengan nilai ( 80,10). Saat ini Nilai SAKIP Inspektorat masih berada pada kategori predikat B dengan nilai 64,34. Nilai ini berdasarkan hasil evaluasi dari tim evaluasi SAKIP OPD tahun 2019. Kedua, Temuan Kerugian Material dengan target 0%, dan Ketiga, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dengan target nilai 90. Selanjutnya realisasi capaian target kinerja akan diuraikan sebagai berikut :

1. Indikator Kinerja 1: Nilai SAKIP

Dapat dijelaskan bahwa saat ini Nilai SAKIP Inspektorat masih berada pada kategori predikat B dengan nilai 64,34. Nilai ini berdasarkan hasil evaluasi dari tim evaluasi SAKIP OPD tahun 2019 atas dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Inspektorat Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2018. Sedangkan target untuk tahun 2019 adalah Predikat A dengan Nilai SAKIP 80,10. Realisasi capaian nilai ini adalah akumulasi dari penilaian terhadap seluruh komponen

(44)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

39

kinerja yang dilaksanakan pada tahun 2019. Untuk jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

Tabel 3.2 : Unsur Penilaian SAKIP

No Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai 2018

1 2 3 4 5 Perencanaan Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Evaluasi Kinerja Capaian Kinerja 30 25 15 10 20 23,32 11,88 10,15 7,18 11,81

Nilai Hasil Evaluasi 100 64,34

2. Indikator Kinerja 2 : Persentasi Temuan Material

Pada Indikator Persentasi Temuan Material di tahun 2019 capaian realisasinya sebesar 100% atau dengan kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena tidak adanya Temuan Material atau Temuan Materialnya 0% sesuai target yang ditetapkan baik pemeriksaan oleh BPK-RI, BPKP, maupun Inspektorat Propinsi yang dianggap merugikan keuangan negara maupun daerah.

3. Indikator Kinerja 3 : Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Pada indicator kinerja untuk masalah kepuasan masyarakat tahun 2019 terkait dengan pelayanan public, Inspektorat Kabupaten Bone Bolango menggunakan hasil survey yang dirilis oleh salah satu lembaga survey di Gorontalo. Dari hasil survey yang ada, nilai Indeks Kepuasan Masyarakat untuk Inspektorat adalah 83,80 dengan

indicator penelitiannya berpokus pada masalah pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Jika dikaitkan dengan target yang telah ditetapkan yakni 90 dengan realisasi 83,80, maka capaian kinerja pelayanan inspektorat tahun 2019 adalah 93,11%.

(45)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

40

B. PERBANDINGAN ANTARA REALISASI KINERJA SERTA CAPAIAN KINERJA TAHUN INI DENGAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR.

 Perbandingan Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Per Tujuan Per Sasaran Dalam 3 Tahun Terakhir.

Hasil perbandingan realisasi kinerja serta capaian kinerja dari 3 (tiga) sasaran strategis Inspektorat Kabupaten Bone Bolango dalam 3 (tiga) tahun terakhir dapat diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1:

Tabel 1.1 : Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Dalam 3 (tiga) Tahun Terakhir.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Sasaran Realisasi Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019 1 Menurunnya Temuan Kerugian Material. 1.1. Persentasi Penurunan Temuan Kerugian Material. 0% 0% 9,84%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa sasaran strategis pertama belum bisa dibandingkan dengan realisasi tahun-tahun sebelumnya tentang upaya penurunan jumlah temuan kerugian material karena ditetapkan menjadi target nanti pada tahun 2019 sesuai hasil revisi IKU OPD. Adapun data temuan kerugian material berdasarkan hasil pengawasan APIP maupun BPK-RI yang ada pada setiap tahunnya hanya dijadikan sebagai basis data untuk melakukan penyelesaian tindak lanjut terhadap temuan yang ada dalam rangka mengembalikan kerugian keuangan Negara.

(46)

INSPEKTORAT KABUPATEN BONE BOLANGO

41

Sasaran Strategis 2 :

Tabel 2.1 :. Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Dalam 3 (tiga) Tahun Terakhir.

No Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Sasaran Realisasi Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019 2 Meningkatnya Kualitas Implementasi SAKIP OPD. 2.1. Persentasi OPD dengan Nilai SAKIP A 0% 0% 0%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja serta capaian kinerja tentang peningkatan Kualitas Implementasi SAKIP OPD sama halnya dengan sasaran pertama karena menjadi target capaian lembaga nanti pada tahun 2019 sehingga pada tahun-tahun sebelumnya realisasinya 0% sehingga belum bisa dilakukan perbandingan realisasi capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sasaran 3 (Penunjang) :

Tabel 3.1 : Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja dalam 3 (tiga) Tahun Terakhir. No Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Realisasi Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Realisasi Tahun 2019 3 Terwujudnya Aparat Inspektorat yang Berkinerja Tinggi 3.1.Nilai SAKIP 64,30 (Predikat B) 64,34 (Predikat B) - 3.2.Persentasi Temuan Material 0 0 0

Gambar

Diagram Permasalahan dan Isu Strategis, Kondisi saat ini dan Dampaknya
Tabel 1.1 :  Menurunnya Temuan Kerugian Material
Tabel 1.2 :  Data Temuan APIP &amp; BPK-RI tahun 2018 &amp; 2019
Tabel 2.1 :. Implementasi SAKIP OPD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga pada kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan

Dengan berkembang pesatnya teknologi sistem informasi akuntansi untuk menyiapkan audit inancial report yang up to date , akurat dan relevan, guna memberikan opini atas

Perkembangan cara penyampaian informasi yang dikenal dengan istilah Teknologi informasi atau Information Technology (IT) bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke

A través de una mirada panorámica se pretende explicar a Emilio Duhart como un arquitecto integral, es decir, un profesional que desarrolla varias facetas de su quehacer

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten

Namun demikian dimensi orientasi keusahawanan menunjukkan hubungan yang positif dengan prestasi pulangan modal, manakala semua dimensi orientasi

output dalam memutuskan kebijakan. Sehingga sumber penetuan kebijakan terbatas kepada masukan elite. Pemberdayaan suara rakyat dan kepentingan publik tidak tampak,

[r]