• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja RSVP dan RTP Header Compression untuk Video Streaming

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja RSVP dan RTP Header Compression untuk Video Streaming"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ADI GUNARSO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

ANALISIS KINERJA RSVP DAN RTP

HEADER

(2)

ADI GUNARSO

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

ANALISIS KINERJA RSVP DAN RTP

HEADER

COMPRESSION

UNTUK

VIDEO

STREAMING

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

(3)

ABSTRACT

ADI GUNARSO. Performance Analysis of RSVP and RTP Header Compression for Video Streaming. Supervised by SHELVIE NIDYA NEYMAN and HENDRA RAHMAWAN.

Video streaming is a real-time application that is sensitive to delays. Some methods like Differentiated Service (DiffServ), Resource Reservation Protocol (RSVP), and Real-time Transport Protocol (RTP) header compression are used to ensure Quality of Service (QoS) of the network to work well. The purpose of this research is to analyze the performance of RSVP and RTP header compression for video streaming. RSVP enables the receiver of a traffic flow to make the resource reservations necessary to ensure that the receiver obtains the desired QoS for the traffic flow. RTP header compression compresses the RTP header which consists of the combined Internet Protocol (IP), User Datagram Protocol (UDP) and RTP segments. Routing protocol is one of the important things to maintain communication within network. The routing protocol used in this research is Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP). Streaming ran in unicast using the on-demand streaming method. Test was conducted by using actual devices, i.e., five CISCO router 2620XM that is connected by serial cables with a small topology. This research analyzes the performance of RSVP and RTP header compression based on packet loss, throughput, delta and jitter. The result shows that RSVP and RTP header compression are capable of improving the performance of the network for video streaming. RSVP is better than RTP Header compression and works even better while those two methods are integrated.

(4)

Judul Skripsi : Analisis Kinerja RSVP dan RTP HeaderCompression untuk VideoStreaming

Nama : Adi Gunarso

NIM : G64070058

Menyetujui:

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Shelvie Nidya Neyman, S.Kom, M.Si. Hendra Rahmawan, S.Kom, M.T.

NIP. 19770206 200501 2 002 NIP. 19820501 200912 1 004

Mengetahui: Ketua Departemen,

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom. NIP. 19660702 199302 1 001

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berkat, rahmat, dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Analisis Kinerja RSVP dan RTP Header Compression untuk Video Streaming. Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret 2012 sampai dengan Juli 2012.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1 Kedua orang tua penulis, yaitu Sutripriarso dan Siti Rifyati. Terima Kasih atas segala dukungan, motivasi, pengertian, dan doa yang tidak pernah putus sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian ini.

2 Ibu Shelvie Nidya Neyman, S.Kom, M.Si. dan Bapak Hendra Rahmawan, S.Kom, M.T. sebagai pembimbing bagi penulis dalam penyusunan skripsi. Terima kasih atas bimibingan, nasihat, motivasi, kritik, serta saran yang sering diberikan kepada penulis selama mengerjakan penelitian ini.

3 Bapak Faozan, S.Si., M.Si. sebagai penguji. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang diberikan kepada penulis terhadap penelitian ini.

4 Bapak Mahfuddin Zuhri, S.Si, M.Si., terimakasih atas ilmu, saran dan fasilitas yang diberikan di Laboratorium Jaringan Departemen Fisika IPB selama penulis melakukan penelitian. 5 Kakak penulis, yaitu Hidria Asri. Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang telah

diberikan.

6 Damas Widyatmoko, terima kasih atas motivasi, bimbingan, saran, dan bantuan yang selalu diberikan.

7 Lukman Hakim, terima kasih atas semua bantuannya.

8 Teman-teman satu bimbingan: Trie, Gema, Gamma, dan Teguh, terima kasih atas bantuan, dukungan, serta motivasi yang selalu diberikan.

9 Sahabat-sahabat, terimakasih atas kebersamaan yang tidak akan terlupakan. 10 Teman-teman seperjuangan Ilkom 44, dan

11 Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Tugas akhir penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Oktober 2012

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Januari 1990. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari ayah bernama Sutripriarso dan ibu bernama Siti Rifyati. Penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Bogor pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB pada tahun 2007.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan ... 1

Ruang Lingkup ... 1

Manfaat ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Resource Reservation Protocol (RSVP) ... 1

RTP Header Compression ... 2

Video Streaming ... 3

Protokol Streaming ... 3

Quality Of Service (QoS) ... 4

METODE PENELITIAN ... 5

Studi Literatur ... 5

Analisis Permasalahan ... 5

Praproses ... 5

Perancangan... 6

Implementasi ... 6

Analisis Hasil ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

Analisis PacketLoss ... 8

Analisis Throughput ... 10

Analisis Delta ... 11

Analisis Jitter ... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ... 14

Kesimpulan... 14

Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Nilai rata-rata packetloss Video1 dan Video2 RTPType-96 ... 9

2 Nilai rata-rata throughput Video1 dan Video2 RTPType-96 ... 10

3 Nilai rata-rata delta Video1 dan Video2 RTPType-96 ... 12

4 Nilai rata-rata jitter Video1 dan Video2 RTPType-96 ... 13

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Aliran data dan mekanisme pemesanan resource RSVP (Braden et al. 1997). ... 2

2 Klasifikasi dan kompresi paket RTP (CISCO 2009). ... 3

3 RTP header (Austerberry 2004). ... 4

4 Metode penelitian. ... 5

5 Topologi jaringan. ... 6

6 Jaringan terisolasi. ... 7

7 Ilustrasi perbedaan delay dan delta. ... 8

8 Contoh informasi sequence dan timestamp paket RTP yang direkam Wireshark. ... 9

9 Grafik perbandingan nilai rata-rata packet loss Video1 dan Video2 RTPType-96. ... 9

10 Grafik perbandingan nilai rata-rata throughput Video1 dan Video2 RTPType-96. ... 11

11 Grafik perbandingan nilai rata-rata delta Video1 dan Video2 RTPType-96. ... 12

12 Grafik perbandingan nilai rata-rata jitter Video1 dan Video2 RTPType-96. ... 13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Contoh konfigurasi dasar router ... 17

2 Contoh konfigurasi protokol routing EIGRP ... 18

3 Capture dari Wireshark ketika jaringan dibanjiri paket UDP... 19

4 Contoh konfigurasi RTP headercompression ... 20

5 Contoh konfigurasi RSVP... 21

6 Nilai rata-rata throughput Video1 dan Video2 jenis paket data audio (RTPType-97) ... 22

7 Nilai rata-rata delta Video1 dan Video2 jenis paket data audio (RTPType-97)... 23

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini jaringan menjadi media pendukung yang berperan besar dalam kegiatan sehari-hari. Seiring berkembangnya teknologi jaringan, aplikasi dan layanan yang didukung oleh teknologi ini semakin beraneka ragam. Salah satu layanan yang semakin berkembang adalah

video streaming. Berbagai macam video dapat dijalankan melalui player tanpa harus menyimpannya terlebih dahulu. Video streaming merupakan aplikasi real-time yang sensitif terhadap delay. Agar dapat berjalan dengan baik, video streaming membutuhkan

bandwidth resource dan Quality of Service

(QoS) yang sesuai.

Quality of Service (QoS) merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada

traffic jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. Performa QoS diukur berdasarkan beberapa parameter seperti

throughput, packetloss, delay, dan jitter. Untuk menjaga dan meningkatkan nilai QoS pada suatu jaringan, dibutuhkan metode tertentu. Beberapa metode seperti Differentiated Service,

Resource Reservation Protocol (RSVP), dan RTP Header Compression dapat diterapkan untuk meningkatkan QoS pada jaringan tertentu. Protokol routing juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk menjaga komunikasi dalam jaringan.

Penelitian Hakim (2011) telah membandingkan kinerja metode Differentiated Service dan RSVP. Penelitian tersebut dilakukan secara simulasi menggunakan aplikasi GNS3. Protokol routing yang digunakan pada penelitian tersebut adalah Open Shortest Path First (OSPF). Streaming

dilakukan secara unicast dari client ke server

menggunakan metode on-demand streaming. Performansi QoS dianalisis berdasarkan nilai rata-rata throughput, packet loss, delta (selisih waktu kedatangan paket pada sisi client), dan

jitter (variasi dari delta). Hasil dari penelitian Hakim (2011) adalah kinerja RSVP lebih baik dibandingkan Differentiated Service dari sisi

packet loss, throughput, dan delta. Dari sisi

jitter, Differentiated Service lebih baik dibandingkan RSVP. Penelitian Widyatmoko (2012) telah membandingkan kinerja protokol

Routing Information Protocol version 2

(RIPv2), OpenShortestPathFirst (OSPF), dan

Enhanced Interior Gateway Routing Protocol

(EIGRP). Hasil dari penelitian Widyatmoko

(2012) yaitu protokol routing EIGRP mempunyai kinerja yang paling baik dalam komunikasi real-time dibandingkan OSPF dan RIPv2 dianalisis dari sisi packet loss dan konvergensi waktu jika terjadi link-failure.

Dalam penelitian ini, protokol routing yang digunakan adalah EIGRP. Streaming dilakukan secara unicast dari client ke server

menggunakan metode on-demand streaming. Metode pemesanan resource RSVP diintegrasikan dengan metode kompresi RTP

headercompression untuk mendukung layanan

video streaming. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja metode pemesanan resource RSVP dan metode kompresi RTP header compression

untuk video streaming. Kinerja jaringan dianalisis berdasarkan parameter throughput, packetloss, delta, dan jitter.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1 Streaming dilakukan secara unicast dari

client ke server menggunakan metode on-demand streaming.

2 Topologi yang digunakan satu Autonomous System (AS).

3 Background traffic digunakan untuk memberikan traffic pada jaringan terisolasi. 4 Analisis dilakukan berdasarkan parameter

throughput, packetloss, delta, dan jitter. 5 Tidak membahas sisi keamanan jaringan. 6 Diimplementasikan pada IPv4.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pemilihan metode yang tepat untuk mendukung layanan video streaming. Dengan metode pemesanan resource RSVP dan metode kompresi RTP header compression, diharapkan video streaming dapat dijalankan dengan lebih baik.

TINJAUAN PUSTAKA

Resource Reservation Protocol (RSVP)

RSVP memungkinkan penerima dari aliran

traffic untuk membuat pemesanan resource

(10)

untuk dipakai oleh aplikasi tertentu. RSVP digunakan oleh router untuk mengirim permintaan QoS pada semua router lain. Tanggapan terhadap permintaan ini adalah pemesanan sumber daya (resourcereservation) pada jalur yang akan digunakan oleh aplikasi. RSVP memungkinkan router memesan

bandwidth pada interface untuk meningkatkan performansi dan kualitas dari jaringan (Braden

et al. 1997). Ada dua tipe pemesanan (reservation) yang dapat dibuat oleh RSVP, yaitu:

1 Controlled Load, yaitu data yang dikirim melalui jaringan akan mengalami perlakuan di bawah best effort atau suatu kondisi jaringan yang tidak terlalu padat. Router

Cisco mengimplementasikan layanan jenis ini dengan mengisolasi arus yang berbeda dan menggunakan mekanisme antrian (Wroclawski 1997).

2 Guarranted service, layanan ini memungkinkan untuk memberikan layanan yang menjamin delay dan bandwidth

(Shenker et al. 1997).

Layanan controlled load cocok untuk aplikasi TCP, sedangkan layanan guarranted

menjadi pilihan yang lebih baik untuk aplikasi

real-time seperti video dan audio (Braden et al. 1997).

RSVP mengizinkan end systems untuk memesan bandwidth sampai dengan 75% dari

bandwidth yang tersedia. Berdasarkan aliran datanya, RSVP memiliki dua tipe pemesanan, yaitu distinct reservation dan shared reservation (CISCO 2009). Distinctreservation

merupakan aliran yang berasal dari tepat satu pengirim. RSVP melakukan instalasi untuk

distinct reservation dengan gaya pemesanan

Fixed Filter (FF). Sementara itu, shared reservation merupakan aliran yang berasal dari satu atau lebih pengirim. RSVP melakukan instalasi untuk shared reservation dengan gaya pemesanan Wildcard Filter (WF) atau Shared

Explicit (SE) (CISCO 2009).

Ada dua tipe pesan RSVP yang mendasar, yaitu RSVP Resv Message dan RSVP Path Message. RSVP Resv Message merupakan pesan yang dikirimkan oleh penerima untuk meminta pemesanan resource yang berasal dari pengirim. Selama proses pengiriman pesan RSVP Resv Message, kondisi reservation state

dibuat dan dipertahankan di setiap node sepanjang jalur transimsi. Ketika pesan RSVP

Resv Message sampai di pengirim, pengirim akan mentransmisikan pesan RSVP Path Message kepada penerima melalui jalur yang sama dengan jalur yang dilewati ketika penerima mengirimkan pesan RSVP Resv Message kepada pengirim. Pesan RSVP Path Message menyimpan path state pada setiap node sepanjang jalur transmisi (Braden et al. 1997). Ilustrasi sederhana aliran data dan mekanisme pemesanan resource RSVP dapat dilihat pada Gambar 1.

RTP Header Compression

Kompresi header adalah mekanisme kompresi headerInternet Protocol (IP) sebelum paket ditransmisikan. Cisco menyediakan dua tipe kompresi header, yaitu RTP header compression (digunakan untuk paket RTP) dan TCP header compression (digunakan untuk paket TCP). Kompresi header mengurangi

overhead jaringan dan mempercepat transmisi paket Real-time Transport Protocol (RTP) dan

Transmission Control Protocol (TCP). Kompresi header bisa dilakukan karena adanya redudansi dalam field header dari paket yang sama dan berurutan yang berasal dari aliran paket yang sama. Kompresi header mengurangi jumlah bandwidth yang dikonsmsi ketika paket-paket RTP atau TCP dikirimkan. Kompresi

header juga memberikan keuntungan seperti mengurangi packet loss dan meningkatkan waktu respon (CISCO 2009).

RTP header compression melakukan kompresi header RTP yang terdiri atas segmen

(11)

IP, segmen User Datagram Protocol (UDP), dan segmen RTP yang berada dalam paket RTP. Pada saat paket sampai di interface, paket akan diklasifikasikan. Kompresi header akan dilakukan terhadap paket-paket yang tergolong ke dalam paket RTP (CISCO 2009). Ilustrasi klasifikasi dan kompresi paket dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Klasifikasi dan kompresi paket RTP (CISCO 2009).

RTP headercompression dikonfigurasi pada basis per-interface. RTP header compression

didukung pada interface serial menggunakan enkapsulasi FrameRelay, High-LevelDataLink Control (HDLC), Integrated Services Digital Network (ISDN), atau PPP (CISCO 2009). Video Streaming

Media streaming adalah teknologi pengiriman konten kepada client yang dapat dijalankan langsung setelah diterima. Konten dikirimkan secara real-time, satu bagian dalam satu waktu, yang dapat dijalankan walaupun belum semua bagian diterima oleh client. Proses ini membutuhkan sebuah server khusus yang disebut sebagai streaming server. Media

streaming melibatkan proses dari mulai menciptakan konten, memasangnya dalam

server dan mengirimkannya kepada client

(Sosinsky 2009).

Media streaming biasanya mengacu pada transfer data video dan audio. Mayoritas sistem media streaming beroperasi pada model client

-server. Klien melakukan permintaan data dari khusus. Setelah server mengirimkan data, klien me-render data dan menampilkannya sebagai informasi visual atau aural (Follansbee 2004).

Encoder menerapkan rumus matematika pada file asli dan dan menghapus bagian data tertentu dengan tetap menjaga integritas visual dan aural dari file asli. Teknologi streaming saat ini dapat mengirimkan video dan audio

berkualitas tinggi melalui internet dengan lebih efisien dan reliable (Follansbee 2004).

Protokol Streaming

Media streaming melibatkan proses dari mulai menciptakan konten, memasangnya dalam server dan mengirimkannya kepada klien. Protokol-protokol streaming dapat digunakan untuk mengatur proses pengiriman konten kepada klien. Internet Engineering Task Force (IETF) telah menetapkan beberapa protokol yang menjadi standar dalam proses

streaming. Protokol-protokol tersebut antara lain:

1 Real-Time StreamingProtocol (RTSP) RTSP adalah protokol pada lapisan

application dari model jaringan OSI. RTSP digunakan oleh sebuah player untuk mengatur aliran data (stream) dari sebuah streaming server (Sosinsky 2009). RTSP menyediakan perintah-perintah navigasi yang dikirimkan

player ke streaming server yaitu:

 PLAY. Perintah ini digunakan player untuk memutar sebuah stream. Perintah ini dapat digunakan sebagai posisi awal dari stream.

 PAUSE. Perintah ini digunakan untuk menghentikan pemutaran sebuah stream. Perintah PLAY digunakan untuk memutar kembali stream dari posisi berhentinya.

 SETUP. Perintah SETUP digunakan untuk menciptakan koneksi stream dan harus dilakukan sebelum melakukan play. Setup

berisikan protokol Uniform Resource Locator (URL), protokol dari lapisan

transport OSI seperti port yang digunakan untuk menerima pesan audio, video, dan metadata RTCP lainnya.

 TEARDOWN. Perintah ini menghentikan proses streaming dan melepas semua sesi data yang ada pada buffer server.

 DESCRIBE. Pesan ini mencakup URL RTSP (rtsp://..) dan jenis file yang dapat diputar.

 RECORD. Pesan ini digunakan untuk mengirimkan sebuah stream kepada sebuah

server untuk disimpan.

Selain RTSP, terdapat beberapa protokol pada lapisan application yang dapat digunakan untuk menjalankan streaming, di antaranya adalah Hypertext Transfer Protocol (HTTP),

Microsoft Media Services (MMS), Progressive

(12)

Networks Audio (PNA), dan Real Time Messaging Protocol (RTMP). Streaming

menggukanan HTTP biasa disebut progressive downloading atau pseudo-streaming karena HTTP tidak memiliki kontrol dan fitur manajemen data dari protokol streaming yang sebenarnya seperti RTSP. HTTP berjalan di atas TCP. MMS adalah protokol streaming yang dikembangkan oleh Microsoft dan banyak digunakan oleh Windows Media Server. MMS dapat ditransmisikan menggunakan TCP atau UDP. PNA merupakan protokol streaming versi pertama dari RealNetworks yang digunakan untuk audio streaming. Saat ini PNA sudah jarang digunakan. RTMP adalah protokol khusus yang dikembangkan oleh Adobe Systems yang sebelumnya dikembangkan oleh Macromedia. RTMP digunakan oleh Macromedia Flash Media Server untuk

streaming audio dan video melalui internet ke klien Adobe Flash Player (Follansbee 2004). 2 Real-Time ControlProtocol (RTCP)

RTCP bekerja pada lapisan session dari model OSI. Protokol ini menyediakan feedback

untuk kinerja dari aliran data RTP. RTCP memeriksa kedatangan byte dan paket, jumlah paket, delay dalam jaringan, dan statistik lainnya (Sosinsky 2009). Paket-paket yang ditransmisikan oleh RTCP adalah:

Sender Reports (SR), paket yang berisikan jumlah data yang dikirim dan diterima bersama waktu yang diperlukan untuk sinkronisasi paket RTP.

Receiver Reports (RR), paket yang dikirimkan oleh klien yang tidak mengirimkan paket RTP berisikan statistik QoS.

Application Specific (APP), paket yang digunakan aplikasi untuk mendefinisikan pesan yang mereka gunakan.

Source Description (SDES), pesan ini mendefinisikan sumber (source) dari sebuah

stream dan informasi detail mengenai pemiliknya,

Goodbye (BYE), pesan yang dikirimkan saat sumber menghentikan stream.

3 Real-Time TranspotProtocol (RTP)

RTP adalah protokol transportasi yang dikembangkan untuk streaming data. RTP berjalan pada User DatagramProtocol (UDP). RTP memiliki timestamp dan sequencenumber

yang memfasilitasi waktu data transportasi untuk mengontrol media server sehingga proses

stream dilayani dengan benar untuk ditampilkan secara real-time. Sequence number digunakan oleh player untuk mendeteksi packet loss dan mengurutkan paket ke dalam urutan yang benar.

Timestamp adalah pengambilan sampel yang diturunkan dari waktu referensi untuk melakukan sinkronisasi dan perhitungan jitter

(Austerberry 2004). Sequence number dan

timestamp terdapat pada bagian RTP header

seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3 RTP header (Austerberry 2004). RTP memiliki bagian data dan bagian

header. Bagian data seperti continous media, waktu rekonstruksi, loss detection, dan identifikasi konten memberikan dukungan untuk aplikasi real-time. Bagian header terdiri dari segmen IP, segmen UDP, dan segmen RTP (Kurose & Ross 2010).

Quality Of Service (QoS)

QoS merupakan rekayasa traffic yang menjamin layanan tertentu dan memiliki sejumlah resource yang didedikasikan untuk layanan tertentu. Penggunaan klasik dari istilah QoS adalah untuk memastikan aplikasi real-time yang sensitif terhadap delay diberikan jalur transmisi yang lebih besar. QoS sangat penting untuk VoIP, media streaming, online multiplayer games, dan aplikasi lainnya yang sensitif terhadap delay (Sosinsky 2009).

Menurut Szigeti dan Hattingh (2004) QoS didefinisikan sebagai ukuran ketersediaan layanan sistem dan kualitas transmisi. Ketersediaan layanan adalah elemen dasar yang penting dari QoS. Kualitas transmisi dari suatu jaringan ditentukan oleh packetloss, delay, dan

jitter.

Packetloss adalah satu atau lebih paket data yang berhasil dikirim dari sumber namun tidak berhasil mencapai tujuannya (Kurose & Rose 2010). Untuk proses streaming video, packet loss yang masih diperbolehkan tidak boleh lebih dari 5% jumlah paket yang dikirimkan (Szigeti & Hattingh 2004).

Delay merupakan waktu yang dibutuhkan sebuah paket untuk sampai ke titik akhir setelah ditransmisikan dari titik akhir pengiriman (Szigeti & Hattingh 2004). Jitter adalah variasi dari delay. Jitter merupakan perbedaan delay

(13)

Dalam komunikasi digital, bandwidth dari setiap channel, connention, link, atau pipe

adalah jumlah data yang dapat ditransfer per satuan waktu. Throughput adalah bandwidth

aktual yang terukur pada suatu ukuran waktu tertentu (Sosinsky 2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dibagi menjadi enam tahapan. Keenam tahapan tersebut adalah studi literatur, analisis permasalahan, praproses, perancangan, implementasi, dan analisis hasil. Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Metode penelitian. Studi Literatur

Penelitian ini diawali dengan melakukan studi literatur. Studi literatur merupakan kegiatan mengumpulkan dan mempelajari berbagai bahan pustaka yang relevan dengan topik penelitian.

Analisis Permasalahan

Video streaming merupakan aplikasi real

-time yang sensitif terhadap delay. Traffic

jaringan sangat mempengaruhi proses

streaming. Semakin padat traffic jaringan maka

streaming akan terganggu. Diperlukan suatu metode agar jaringan bekerja dengan baik dalam menjalankan videostreaming.

RSVP dan RTP header compression dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kinerja jaringan dalam menjalankan video streaming. RSVP bekerja dengan melakukan pemesanan

resource untuk paket tertentu, sehingga paket tersebut dapat ditransmisikan dengan menggunakan resource yang dipesan. RTP

headercompression bekerja dengan melakukan

kompresi terhadap header paket RTP sehingga ukuran data menjadi lebih kecil dan dapat menghemat konsumsi bandwidth ketika paket RTP ditransmisikan. Integrasi RSVP dan RTP

header compression memungkinkan jaringan mampu meneruskan paket RTP dengan lebih baik sehingga pemutaran konten berjalan lancar. Praproses

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah persiapan perangkat-perangkat yang digunakan untuk pengambilan data. Perangkat-perangkat yang digunakan adalah:

1 Router

Perangkat router yang digunakan adalah lima buah Cisco Router 2620XM.

2 StreamingServer

Perangkat yang digunakan adalah sebuah

notebook dengan spesifikasi:

 Perangkat keras i7-2670QM CPU @ 2.20 GHz dengan RAM 4.00 GB.

 Sistem operasi Ubuntu 11.04 Desktop i386 Natty Narwhal.

 Darwin Streaming Server (DSS) 6.0.

 Wireshark Network Protocol Analyzer

versi 1.4.6. 3 Klien Streaming

Klien yang digunakan untuk streaming

adalah sebuah notebook dengan spesifikasi:

 Perangkat keras Dual CPU T2370 @

 Wireshark Network Protocol Analyzer

versi 1.4.6.

Dalam tahapan ini juga dilakukan video encoding dari video aslinya. Encoding video

dilakukan menggunakan perangkat lunak Xilisoft 7.1.0 trailer version. Dua buah file video yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1 Video1 (trailergame Assasins Creed II)

Video ini setelah di-encode memiliki spesifikasi:

 Nama file: video_001_LOW.mp4.

(14)

Gambar 5 Topologi jaringan. 2 Video2 (trailergame Dota 2)

Video ini setelah di-encode memiliki spesifikasi:

 Nama file: video_002_LOW.mp4.

 Ukuran file: 1.10 MB.

 Format video: MPEG-4.

 Durasi: 1 menit 54 detik (114 detik).

Videobitrate: 71.1 Kbps. langkah-langkah perancangan dan implementasi sistem dari tugas akhir ini yang meliputi skenario dan instalasi serta konfigurasi jaringan untuk videostreaming.

Pada awalnya akan dilakukan pembuatan

streaming server. Aplikasi streaming server

yang digunakan adalah DSS 6.0. Setelah

streaming server dijalankan, dilakukan hint video. Streaming dijalankan dengan player VLC 1.1.9.

Setelah streaming server disiapkan, dilakukan perancangan topologi. Dalam penelitian ini digunakan lima buah Cisco Router

2620XM. Setiap link antar router dihubungkan oleh kabel Serial V.35 pada interfacecard WIC 2A/S. Topologi jaringan bisa dilihat pada Gambar 5.

Setelah topologi jaringan dirancang, langkah berikutnya adalah melakukan perancangan skenario. Secara umum, skenario dibedakan menjadi empat. Skenario pertama adalah analisis kinerja jaringan tanpa penerapan RTP

headercompression dan tanpa RSVP. Skenario kedua adalah analisis kinerja jaringan dengan penerapan RTP header compression. Skenario ketiga adalah analisis implementasi RSVP. Skenario keempat adalah analisis implementasi RTP header compression dan RSVP. Kinerja jaringan dianalisis berdasarkan parameter-parameter packet loss, throughput, delta, dan

jitter. Background traffic digunakan sebagai

input. Pengambilan data dilakukan sebanyak lima kali untuk setiap skenario.

Implementasi

Implementasi dilakukan dalam Laboratorium Jaringan Departemen Fisika IPB. Jaringan terisolasi dibangun sesuai dengan hasil rancangan topologi jaringan. Implementasi jaringan terisolasi dari perancangan topologi bisa dilihat pada Gambar 6.

1 Implementasi DSS

Implementasi DSS dijalankan dengan mengetikkan perintah dalam mode superuser:

 /usr/local/sbin/DarwinStreamingServer

 /usr/local/sbin/streamingserver.pl

(15)

Gambar 6 Jaringan terisolasi. digunakan untuk hint dari list track tertentu.

Setelah di-hint, video bisa dijalankan oleh klien. VLC di klien membuka network stream

dari server dengan membuka alamat “rtsp://172.17.0.2/video_001_LOW.mp4” (contoh perintah ketika klien menjalankan Video1). Protokol streaming yang digunakan pada lapisan application adalah RTSP. DSS dapat menjalankan protokol streaming lainnya seperti HTTP dan MMS.

2 Implementasi Konfigurasi Dasar dan Protokol Routing EIGRP

Konfigurasi router dilakukan melalui

console dan telnet. Penelitian ini tidak membahas masalah keamanan jaringan. Konfigurasi melalui console dilakukan menggunakan converter PL-2303 USB toSerial adapter untuk menghubungkan RS-232 serial

dengan USB port adapter. Aplikasi yang digunakan untuk melakukan konfigurasi adalah Minicom versi 2.1. Backup konfigurasi disimpan menggunakan aplikasi TFTPgui versi 2.2. Waktu antara server, klien, dan semua

router disinkronisasi menggunakan NTP. Contoh konfigurasi dasar dari router yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Protokol routing yang digunakan adalah EIGRP. Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis kinerja jaringan jika jaringan mengalami link failure. Contoh konfigurasi protokol routing EIGRP bisa dilihat pada Lampiran 2.

3 Implementasi BackgroundTraffic

Jperf 2.0.2 digunakan sebagai traffic generator pada penelitian ini. Jperf merupakan aplikasi dengan tampilan grafis dari Iperf. Jperf memiliki struktur client-server. Server

menunggu permintaan client dengan membuka

port 5001 (default). Pada penelitian ini jaringan akan dibanjiri dengan paket UDP selama

streaming berlangsung. Ukuran paket UDP yang digunakan adalah 32 Kbps, 64 Kbps, 96 Kbps, dan 128 Kbps untuk setiap skenario.

Capture dari Wireshark ketika jaringan dibanjiri oleh paket UDP bisa dilihat pada Lampiran 3. 4 Implementasi RTP HeaderCompression

Teknologi enkapsulasi WAN yang digunakan pada penelitian ini adalah PPP. Konfigurasi RTP headercompression dilakukan pada setiap interfaceserial. Contoh konfigurasi RTP headercompression yang digunakan bisa dilihat pada Lampiran 4.

5 Implementasi RSVP

Pemesanan bandwidth pada setiap interface router adalah sebesar 96 Kbps. Dari 96 Kbps

bandwidth yang dipesan, 80 Kbps dialokasikan untuk paket RTP video dan 16 Kbps untuk paket RTP audio. Tipe pemesanan yang digunakan adalah guarranted service.

Guarranted service memungkinkan untuk memberikan layanan yang menjamin delay dan

(16)

Gambar 7 Ilustrasi perbedaan delay dan delta. Analisis Hasil

Analisis kinerja jaringan dilakukan berdasarkan nilai rataan parameter packet loss,

throughput, delta, dan jitter. Data dari Wireshark difilter untuk mendapatkan data paket RTP. Terdapat dua jenis paket RTP, yaitu RTPType-96 yang merupakan paket dari video

dan RTPType-97 yang merupakan paket dari

audio. Hasil filter dari Wireshark akan diekspor menjadi format CSV untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan Microsoft Office Excel. dengan rentang waktu kedatangan paket pertama dan paket terakhir di sisi klien.

Delay adalah selisih waktu ketika paket dikirimkan dari sumber dan waktu ketika paket sampai di tujuan, sedangkan delta adalah selisih kedatangan paket sejenis berurutan pada sisi klien. Variasi dari delay dihitung dengan menghitung rata-rata dari selisih setiap nilai

delay yang didapatkan, sedangkan variasi dari

delta dihitung dengan menggunakan informasi

sequence dan timestamp dari paket data. Pada penelitian ini dilakukan analisis nilai delta. Ilustrasi sederhana untuk memahami perbedaan

delay dan delta dapat dilihat pada Gambar 7.

Jitter merupakan variasi dari delay atau

delta. Pada penelitian ini dilakukan analisis

variasi dari delta. Nilai jitter dihitung dengan persamaan:

J(i) = J(i-1) + (|D(i-1,i)| - J(i-1))/16 ... (1) dengan nilai D(i,j) adalah:

D(i,j) = (Rj-Ri) - (Sj-Si) = (Rj-Sj) - (Ri-Si) ... (2)

Si adalah RTP timestamp dari paket i Sj adalah RTP timestamp dari paket j Ri adalah waktu kedatangan paket i

Rj adalah waktu kedatangan paket j

(Schulzrinne et al. 2003).

Nilai Si dan Sj dihitung berdasarkan informasi timestamp dari paket RTP. Nilai Si

dan Sj dihitung dari timestamp dibagi dengan

frame rate dari paket video (RTPType-96) atau

sampling rate dari paket audio (RTPType-97). Jika tidak ada paket yang drop, maka untuk jenis paket yang sama akan memiliki nilai

sequence yang berurutan. Jenis paket data video

memiliki nilai frame rate 10000 fps dan jenis paket data audio memiliki nilai sampling rate

8000 Hz. Contoh informasi sequence dan

timestamp dari paket RTP yang direkam oleh Wireshark dapat dilihat pada Gambar 8.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Packet Loss

(17)

Gambar 8 Contoh informasi sequence dan timestamp paket RTP yang direkam Wireshark. Kemampuan jaringan meneruskan data dalam

komunikasi real-time sangat penting. Semakin besar packetloss, kualitas videostreaming akan menjadi semakin buruk.

Nilai rata-rata packet loss Video1 dan Video2 jenis paket data video (RTPType-96) yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Jika digambarkan dalam grafik, Tabel 1 terlihat seperti Gambar 9. Nilai packet loss menjadi lebih besar ketika jaringan diberikan

backgroundtraffic. Hal ini disebabkan jaringan

dibanjiri paket UDP selama streaming berjalan. Hasil yang diperoleh menunjukkan ketika

streaming dijalankan tanpa kompresi RTP

headercompression dan tanpa RSVP, nilai rata-rata packet loss cenderung meningkat seiring peningkatan background traffic yang diberikan sampai dengan 64 Kbps, tetapi pada saat diberikan background traffic 96 Kbps dan 128 Kbps nilai rata-rata packet loss mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena bandwidth

aktual dari modul interface card WIC 2A/S adalah 96 Kbps. Paket UDP sebagai Tabel 1 Nilai rata-rata packetloss Video1 dan Video2 RTPType-96

Background RHC: RTP headercompression

Gambar 9 Grafik perbandingan nilai rata-rata packet loss Video1 dan Video2 RTPType-96.

P

Background Traffic (Kbps) Video1

(18)

Tabel 2 Nilai rata-rata throughput Video1 dan Video2 RTPType-96

rata-rata 8590.32 9222.69 12500.95 12786.56 8106.90 8238.90 9552.92 9554.85 RHC: RTP headercompression

background traffic yang ditransmisikan selama streaming berlangsung bertujuan untuk membuat traffic jaringan menjadi padat. Besarnya nilai paket UDP yang melebihi

bandwidth dari jaringan akan menyebabkan beberapa paket UDP itu sendiri drop. Hal inilah yang menyebabkan kepadatan jaringan berkurang dan nilai rata-rata packet loss

menurun kembali dibandingkan pada saat

backgroundtraffic 64 Kbps.

Ketika RTP header compression

diimplementasikan, nilai rata-rata packet loss

mengalami penurunan, tetapi tidak begitu besar. Untuk Video1, nilai rata-rata packet loss

mengalami perbaikan dari 39.19% menjadi 37.59%. Sementara itu, nilai rata-rata packet loss Video2 mengalami perbaikan dari 13.20% menjadi 11.83%. Penurunan packetloss ketika RTP header compression diimplementasikan terjadi karena header paket RTP dikompresi ukurannya menjadi lebih kecil sehingga dapat menghemat konsumsi bandwidth dan dapat ditransmisikan dengan lebih baik.

Ketika RSVP diimplementasikan, nilai rata-rata packet loss menjadi lebih baik. Untuk Video1, nilai rata-rata packet loss mengalami perbaikan dari 39.19% menjadi 17.67%. Sementara itu, nilai rata-rata packetloss Video2 mengalami perbaikan dari 13.20% menjadi 0%. Data Video1 memiliki videobitrate 118 Kbps, sedangkan pemesanan resource oleh RSVP untuk paket data RTP jenis video adalah 80 Kbps. Untuk Video1, ukuran bit rate video yang lebih besar dari bandwidth yang dipesan menyebabkan packet loss masih terjadi. Untuk data Video2, tidak ada packetloss ketika RSVP diimplementasikan. Jaringan mampu meneruskan semua paket. Hal ini terjadi karena data Video2 hanya memiliki videobitrate 71.1

Kbps dan pemesanan resource oleh RSVP untuk jenis paket data video adalah 80 Kbps.

Ketika metode kompresi RTP header compression dan metode pemesanan resource

RSVP diintegrasikan, nilai rata-rata packetloss

menjadi lebih baik lagi, yaitu 16.17% untuk Video1 dan 0% untuk Video2. Hal ini terjadi karena header paket RTP dikompresi ukurannya menjadi lebih kecil sehingga dapat menghemat konsumsi bandwidth dan router telah menyiapkan jalur khusus ketika paket RTP tersebut ditransmisikan.

Untuk jenis paket data audio (RTPType-97), tidak ada packet loss (packet loss bernilai 0). Jaringan mampu meneruskan semua paket jenis ini. Hal ini terjadi karena masing-masing data memiliki ukuran audio bit rate yang relatif kecil, yaitu 13.8 Kbps untuk Video1 dan 8.01 Kbps untuk Video2.

Analisis Throughput

Tujuan pengukuran throughput adalah untuk mengetahui kehandalan jaringan meneruskan data dalam rentang waktu tertentu. Nilai

throughput memiliki keterkaitan dengan packet loss. Dalam rentang waktu tertentu, semakin banyak paket yang drop menyebabkan nilai

throughput menurun. Nilai rata-rata throughput

Video1 dan Video2 jenis paket data video yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2. Jika digambarkan dalam grafik, Tabel 2 terlihat seperti Gambar 10.

Hasil yang diperoleh menunjukkan ketika

streaming dijalankan tanpa kompresi RTP

header compression dan tanpa pemesanan

resource RSVP nilai rata-rata throughput

(19)

Gambar 10 Grafik perbandingan nilai rata-rata throughput Video1 dan Video2 RTPType-96. diberikan. Hal ini terjadi karena semakin besar

nilai background traffic yang diberikan maka jaringan akan semakin padat dan semakin banyak paket yang drop sehingga ukuran data yang berhasil dikirimkan dalam rentang waktu tertentu semakin kecil.

Ketika RTP header compression

diimplementasikan, nilai rata-rata throughput

mengalami peningkatan, tetapi tidak begitu besar. Untuk Video1, nilai rata-rata throughput

mengalami perbaikan dari 8590.32 Bps menjadi 9222.69 Bps. Sementara itu, nilai rata-rata

throughput Video2 mengalami perbaikan dari 8106.90 Bps menjadi 8238.90 Bps.

Ketika RSVP diimplementasikan, nilai rata-rata throughput menjadi lebih baik. Untuk Video1, nilai rata-rata throughput mengalami perbaikan dari 8590.32 Bps menjadi 12500.95 Bps. Sementara itu, nilai rata-rata throughput

Video2 mengalami perbaikan dari 8106.90 Bps menjadi 9552.92 Bps.

Ketika metode kompresi RTP header compression dan metode pemesanan resource

RSVP diintegrasikan, nilai rata-rata throughput

menjadi lebih baik lagi, yaitu 12786.56 Bps untuk Video1 dan 9554.85 untuk Video2. Hal ini terjadi karena header paket RTP dikompresi sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan

router telah menyiapkan jalur khusus ketika paket RTP tersebut ditransmisikan.

Untuk jenis paket data audio, kepadatan

traffic jaringan tidak mempengaruhi nilai

throughput. Hal ini disebabkan tidak adanya

packet loss untuk jenis paket data audio

walaupun traffic jaringan padat, sehingga total ukuran dari jumlah paket yang sampai di klien dalam rentang waktu tertentu tidak mengalami penurunan seiring dengan pertambahan

background traffic yang diberikan. Nilai rata-rata throughput untuk Video1 dan Video2 jenis paket data audio bisa dilihat pada Lampiran 6. Analisis Delta

Delta merupakan salah satu parameter yang penting untuk menilai kinerja jaringan dalam meneruskan data, terutama untuk aplikasi real

-time yang sensitif terhadap delay seperti video streaming. Semakin besar nilai delta, video

terlihat lag dan patah-patah. Nilai rata-rata delta

Video1 dan Video2 jenis paket data video yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3. Jika digambarkan dalam grafik, Tabel 3 terlihat seperti Gambar 11.

Ketika streaming dijalankan tanpa kompresi RTP headercompression dan tanpa pemesanan

resource RSVP, nilai rata-rata delta cenderung semakin meningkat seiring dengan peningkatan ukuran background traffic yang diberikan sampai dengan 64 Kbps, tetapi kembali menurun pada backgroundtraffic 96 Kbps dan 128 Kbps. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai background traffic yang diberikan maka jaringan akan semakin padat. Padatnya jaringan akan menyebabkan proses streaming terganggu sehingga delay kedatangan paket RTP pada sisi klien meningkat.

Ketika RTP header compression

diimplementasikan, nilai rata-rata delta

mengalami penurunan, tetapi tidak begitu besar. Untuk Video1, nilai rata-rata delta mengalami perbaikan dari 117.64 ms menjadi 114.65 ms. Sementara itu, nilai rata-rata delta Video2 mengalami perbaikan dari 103.47 ms menjadi 101.70 ms. Penurunan delta ketika RTP header compression diimplementasikan terjadi karena

header paket RTP dikompresi ukurannya 0.00

Background Traffic (Kbps) Video1

(20)

Tabel 3 Nilai rata-rata delta Video1 dan Video2 RTPType-96 RHC: RTP header compression

Gambar 11 Grafik perbandingan nilai rata-rata delta Video1 dan Video2 RTPType-96. menjadi lebih kecil sehingga dapat

ditransmisikan dengan lebih baik.

Ketika RSVP diimplementasikan, nilai rata-rata delta mengalami penurunan. Untuk Video1, nilai rata-rata delta mengalami perbaikan dari 117.64 ms menjadi 81.65 ms. Sementara itu, nilai rata-rata delta Video2 mengalami perbaikan dari 103.47 ms menjadi 88.69 ms.

Penurunan delta ketika RSVP

diimplementasikan terjadi karena router

mengirimkan paket RTP menggunakan

resource yang dipesan sehingga jaringan mampu meneruskan paket RTP dengan lebih baik.

Ketika metode kompresi RTP header compression dan metode pemesanan resource

RSVP diintegrasikan, nilai rata-rata delta

menjadi lebih baik lagi, yaitu 78.97 ms untuk Video1 dan 88.69 ms untuk Video2. Hal ini terjadi karena header paket RTP dikompresi ukurannya menjadi lebih kecil sehingga dapat menghemat konsumsi bandwidth dan router

telah menyiapkan jalur khusus ketika paket RTP tersebut ditransmisikan.

Untuk jenis paket data audio, nilai rata-rata

delta relatif sama pada setiap pemberian

background traffic yang berbeda-beda, baik pada kondisi normal, pada kondisi ketika RTP

headercompression diimplementasikan maupun pada kondisi ketika RSVP diimplementasikan. Jaringan mampu meneruskan jenis paket data

audio dengan baik walaupun traffic jaringan padat karena ukuran paket data jenis audio

hanya 13.08 Kbps untuk Video1 dan 8.01 Kbps untuk Video2. Nilai rata-rata delta untuk Video1 dan Video2 jenis paket data audio bisa dilihat pada Lampiran 7.

Analisis Jitter

Jitter atau variasi dari delta merupakan salah satu parameter yang penting untuk menilai kinerja jaringan. Jaringan yang baik mampu menjaga kestabilan nilai jitter. Semakin stabil nilai jitter, kualitas jaringan semakin baik. Nilai rata-rata jitter Video1 dan Video2 jenis paket

Background Traffic (Kbps) Video1

(21)

Tabel 4 Nilai rata-rata jitter Video1 dan Video2 RTPType-96 RHC: RTP headercompression

Gambar 12 Grafik perbandingan nilai rata-rata jitter Video1 dan Video2 RTPType-96. data video yang diperoleh dapat dilihat pada

Tabel 4. Jika digambarkan dalam grafik, Tabel 4 terlihat seperti Gambar 12.

Ketika streaming dijalankan tanpa kompresi RTP headercompression dan tanpa pemesanan

resource RSVP, nilai jitter tidak stabil dan cenderung semakin meningkat seiring dengan peningkatan ukuran background traffic yang diberikan sampai dengan 64 Kbps, tetapi kembali menurun pada background traffic 96 Kbps dan 128 Kbps. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai background traffic yang diberikan maka traffic jaringan akan semakin padat. Padatnya traffic jaringan akan menyebabkan transmisi paket RTP terganggu sehingga delay kedatangan paket RTP pada sisi klien menjadi tidak stabil.

Ketika RTP header compression

diimplementasikan, nilai rata-rata jitter

mengalami penurunan, tetapi tidak begitu besar. Untuk Video1, nilai rata-rata jitter mengalami

penurunan dari 116.45 ms menjadi 113.43 ms. Sementara itu, nilai rata-rata jitter Video2 mengalami penurunan dari 102.15 ms menjadi 100.39 ms. Penurunan jitter ketika RTP header compression diimplementasikan terjadi karena

header paket RTP dikompresi ukurannya menjadi lebih kecil sehingga dapat menghemat

bandwidth yang dikonsumsi ketika paket RTP ditransmisikan. Walaupun nilai rata-rata jitter

mengalami penurunan, nilai jitter masih tidak stabil.

Ketika RSVP diimplementasikan, nilai rata-rata jitter menjadi lebih baik dan stabil. Untuk Video1, nilai rata-rata jitter mengalami penurunan dari 116.45 ms menjadi 80.71 ms. Sementara itu, nilai rata-rata jitter Video2 mengalami penurunan dari 102.15 ms menjadi 87.49 ms. Perbaikan jitter ketika RSVP diimplementasikan terjadi karena router

mengirimkan paket RTP menggunakan

resource yang dipesan sehingga jaringan mampu meneruskan paket RTP dengan lebih

Background Traffic (Kbps) Video1

(22)

baik dan stabil.

Ketika metode kompresi RTP header compression dan metode pemesanan resource

RSVP diintegrasikan, nilai rata-rata jitter stabil dan mengalami penurunan menjadi 78.97 ms untuk Video1 dan 87.48 ms untuk Video2. Hal ini terjadi karena header paket RTP dikompresi ukurannya menjadi lebih kecil sehingga dapat menghemat konsumsi bandwidth dan router

telah menyiapkan jalur khusus ketika paket RTP tersebut ditransmisikan.

Untuk jenis paket data audio, nilai rata-rata

jitter stabil. Variasi dari delta untuk paket data

audio stabil karena jaringan mampu mentransmisikan jenis paket data audio dengan baik. Nilai rata-rata jitter untuk Video1 dan Video2 jenis paket data audio bisa dilihat pada Lampiran 8.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Video streaming merupakan aplikasi real

-time yang sensitif terhadap delay. Traffic

jaringan sangat mempengaruhi proses

streaming. Semakin padat traffic jaringan maka

streaming akan terganggu. Diperlukan suatu metode agar jaringan bekerja dengan baik dalam menjalankan videostreaming.

RSVP dan RTP header compression dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kinerja jaringan dalam menjalankan video streaming. RSVP bekerja dengan melakukan pemesanan

resource untuk paket tertentu, sehingga paket tersebut dapat ditransmisikan dengan menggunakan resource yang dipesan. RTP

headercompression bekerja dengan melakukan kompresi terhadap header paket RTP sehingga ukuran data menjadi lebih kecil dan dapat menghemat konsumsi bandwidth ketika paket RTP ditransmisikan. Integrasi RSVP dan RTP

header compression memungkinkan jaringan mampu meneruskan paket RTP dengan lebih baik sehingga pemutaran konten berjalan lancar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja RTP headercompression dan RSVP. Penelitian ini dilakukan pada jaringan terisolasi.

Background traffic digunakan untuk menguji kinerja jaringan. Kinerja jaringan dianalisis berdasarkan parameter packet loss, throughput,

delta, dan jitter.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan RTP

header compression mampu meningkatkan kinerja jaringan baik dari sisi packet loss,

throughput, delta, dan jitter. Peningkatan kinerja jaringan tidak begitu besar. Hal ini terjadi karena ukuran header paket RTP yang dikompresi tidak begitu besar dibandingkan ukuran dari data paket RTP. Walaupun tidak begitu besar, RTP header compression dapat menghemat konsumsi bandwidth sehingga kinerja jaringan menjadi sedikit lebih baik.

RSVP mampu meningkatkan kinerja jaringan baik dari sisi packet loss, throughput,

delta, dan jitter. Hasil yang diperoleh menunjukkan RSVP mampu bekerja lebih baik dari RTP headercompression.

Integrasi dari RTP headercompression dan RSVP mampu meningkatkan kinerja jaringan untuk video streaming dengan lebih baik lagi. Nilai rata-rata packetloss mengalami penurunan ketika kedua metode ini diintegrasikan. Penurunan packet loss menyebabkan nilai

throughput meningkat. Nilai rata-rata delta

menurun dan jitter yang diperoleh menjadi lebih stabil karena transmisi paket RTP menjadi lebih lancar. Integrasi dari RTP header compression

dan RSVP bisa menjadi salah satu masukan dalam pemilihan metode untuk menjamin layanan videosteraming.

Saran

Video streaming biasanya diakses menggunakan browser melalui internet pada situs-situs yang menyediakan layanan video streaming dan tidak hanya diakses oleh satu

client. RSVP merupakan integrated service

yang bisa diterapkan pada jaringan dengan kondisi dan topologi yang jelas. Beberapa hal yang disarankan sebagai pengembangan dari penelitian ini adalah:

1 Membuat atau memodifikasi aplikasi

streaming server dan player yang mampu berjalan di atas sebuah aplikasi dengan nomor port yang tetap.

2 Streaming dilakukan secara multicast. 3 Implementasi RSVP dan RTP header

compression yang dikombinasikan dengan

differentiatedservice atau metode lainnya. 4 Penelitian dilakukan pada jaringan real

(bukan jaringan terisolasi) sehingga hasilnya dapat lebih bermanfaat.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Austerberry D. 2004. The Technology of Video and Audio Streaming. Ed ke-2. Boston: Focal Press.

[CISCO] Cisco System, Inc. 2009. Cisco IOS Quality of Service Solutions Configuration Guide. San Jose: Cisco Press.

Follansbee J. 2004. Get Streaming! Quick Steps to Delivering Audio and Video Online. Oxford: Elsevier.

Hakim L. 2011. Analisis perbandingan performansi routing dinamis berbasis link state untuk video streaming dengan

differentiated service dan RSVP [skripsi]. Bandung: Fakultas Elektronik dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom Bandung.

[IETF] Braden R, Berson S, Herzog S, Jamin S, Zhang. 1997. Resource Reservation Protocol (RSVP), Version 1. [terhubung berkala]. http://www.ietf.org/rfc/rfc2205.txt [10 Juli 2012]

[IETF] Schulzrinne H, Casner S, Frederick R, Jacobson V. 2003. RTP: A Transport Protocol for Real-Time Applications.

[terhubung berkala].

http://www.ietf.org/rfc/rfc3550.txt [10 Juli 2012]

[IETF] Shenker S, Partridge C, Guerin R. 1997.

Specification of Guaranteed Quality of Service. [terhubung berkala]. http://www.ietf.org/rfc/rfc2212.txt [10 Juli 2012]

[IETF] Wroclawski J. 1997. Specification of the Controlled-Load Network Element Service.

[terhubung berkala].

http://www.ietf.org/rfc/rfc2211.txt [10 Juli 2012]

Kurose J, Ross K. 2010. Computer Networking A Top Down Approach. Ed ke-5. Boston: Addison Wesley.

Sosinsky B. 2009. Networking Bible. Indianapolis: Wiley Publishing.

Szigeti T, Hattigh C. 2004. End-to-End QoS Network Design. Indianapolis: Cisco Press. Widyatmoko D. 2012. Kinerja protokol routing

(24)
(25)

Lampiran 1 Contoh konfigurasi dasar router

hostname

enable secret class

no ip domain-loookup

service password-encryption

line con 0

pass cisco

login

logging synchronous

line vty 0 4

pass cisco

login

(26)

Lampiran 2 Contoh konfigurasi protokol routing EIGRP

R1(config)#router eigrp 1

R1(config-router)#network 172.17.0.0 0.0.0.255

R1(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.3

R1(config-router)#network 192.168.0.8 0.0.0.3

R1(config-router)#network 192.168.0.16 0.0.0.3

R1(config-router)#no auto-summary

R2(config)#router eigrp 1

R2(config-router)#network 192.168.0.0 0.0.0.3

R2(config-router)#network 192.168.0.4 0.0.0.3

R2(config-router)#no auto-summary

R3(config)#router eigrp 1

R3(config-router)#network 172.17.1.0 0.0.0.255

R3(config-router)#network 192.168.0.4 0.0.0.3

R3(config-router)#network 192.168.0.12 0.0.0.3

R3(config-router)#network 192.168.0.20 0.0.0.3

R3(config-router)#no auto-summary

R4(config)#router eigrp 1

R4(config-router)#network 192.168.0.8 0.0.0.3

R4(config-router)#network 192.168.0.12 0.0.0.3

R4(config-router)#no auto-summary

R5(config)#router eigrp 1

R5(config-router)#network 192.168.0.16 0.0.0.3

R5(config-router)#network 192.168.0.20 0.0.0.3

(27)
(28)

Lampiran 4 Contoh konfigurasi RTP headercompression

R1(config)#int s0/0

R1(config-if)#encapsulation ppp

R1(config-if)# ip rtp header-compression iphc-format

R2(config)#int s0/3

R2(config-if)#encapsulation ppp

R2(config-if)# ip rtp header-compression iphc-format

R2(config)#int s0/1

R2(config-if)#encapsulation ppp

R2(config-if)# ip rtp header-compression iphc-format

R3(config)#int s0/0

R3(config-if)#encapsulation ppp

(29)

Lampiran 5 Contoh konfigurasi RSVP R1(config)#int f0/0

R1(config-if)#ip rsvp bandwidth 96 96

R1(config)#int s0/0

R1(config-if)#ip rsvp bandwidth 96 96

R1(config-if)#fair-queue 64 256 3

R1(config)#ip rsvp sender 172.17.1.2 172.17.0.2 UDP 45114 6970 172.17.0.2 FastEthernet0/0 80 1

R1(config)#ip rsvp sender 172.17.1.2 172.17.0.2 UDP 47236 6970 172.17.0.2 FastEthernet0/0 16 1

R2(config)#int s0/3

R2(config-if)#ip rsvp bandwidth 96 96

R2(config)#int s0/1

R2(config-if)#ip rsvp bandwidth 96 96

R2(config-if)#fair-queue 64 256 3

R3(config)#int s0/0

R3(config-if)#ip rsvp bandwidth 96 96

R3(config)#int f0/0

R3(config-if)#ip rsvp bandwidth 96 96

R3(config-if)#fair-queue 64 256 3

R3(config)#ip rsvp reservation 172.17.1.2 172.17.0.2 UDP 45114 6970 172.17.1.2 FastEthernet0/0 FF RATE 80 1

(30)

Lampiran 6 Nilai rata-rata throughput Video1 dan Video2 jenis paket data audio (RTPType-97)

Background Traffic

(Kbps)

Throughput (Bps)

Video1 Video2

Normal RHC RSVP

RSVP & RHC

Normal RHC RSVP

RSVP & RHC

0 1887.59 1891.40 1895.38 1898.73 1165.35 1165.42 1164.77 1165.09

32 1889.86 1888.53 1896.13 1896.37 1163.99 1164.77 1165.06 1165.38

64 1889.83 1888.80 1897.14 1898.00 1164.19 1164.37 1163.65 1163.66

96 1890.48 1889.95 1895.81 1897.41 1164.69 1164.76 1163.88 1164.08

128 1891.22 1890.93 1901.88 1903.38 1165.27 1165.32 1165.88 1164.98

(31)

Lampiran 7 Nilai rata-rata delta Video1 dan Video2 jenis paket data audio (RTPType-97)

Background Traffic

(Kbps)

Delta (ms)

Video1 Video2

Normal RHC RSVP

RSVP & RHC

Normal RHC RSVP

(32)

Lampiran 8 Nilai rata-rata jitter Video1 dan Video2 jenis paket data audio (RTPType-97)

Background Traffic

(Kbps)

Jitter (ms)

Video1 Video2

Normal RHC RSVP

RSVP & RHC

Normal RHC RSVP

RSVP & RHC

0 71.62 72.83 76.74 76.47 62.02 61.09 63.92 64.02

32 71.52 72.92 73.87 76.07 61.43 63.74 62.22 65.10

64 72.91 72.92 71.93 76.74 62.40 66.27 64.24 65.02

96 72.31 73.16 74.55 74.24 61.12 61.29 66.20 66.89

128 71.25 73.12 74.53 74.87 62.01 61.09 64.82 65.72

Gambar

Gambar 1 Aliran data dan mekanisme pemesanan resource RSVP (Braden et al. 1997).
Gambar 3 RTP header (Austerberry 2004).
Gambar 4 Metode penelitian.
Gambar 5. video. Perintah mp4creator dengan option –h
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pola memanjang mengikuti sungai; (2) Proses pelestarian Saujana Budaya Kota (Urban heritage) Kecamatan Laweyan pada tahun 2000 terdapat perubahan terhadap

6 Kesemuanya ini hendak mengungkapkan bahwa, dalam cinta pernikahan beda agama kita diajar untuk?. menjadi manusia, jujur, tulus, terbuka dengan sikap saling menerima

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi dengan

Perilaku diet merupakan salah satu cara yang paling sering dipilih oleh seseorang untuk mengatasi ketidakpuasan terhadap tubuh yang dirasakan meskipun tidak

hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran project based learning (PjBL) lebih efektifitas dalam meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa pada konsep

Dari bagan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga faktor dalam pengambilan kebijakan Luar Negeri TL untuk bergabung dengan ASEAN, yakni pertama

Maka dapat diartikan bahwa disiplin kerja merupakan kompenen yang penting dalam sebuah organisasi, apabila dalam sebuah organisasi semua karyawan mematuhi

Repetisi gramatikal yaitu pengulangan yang terjadi pada mantra kidung Jawa dengan menggunakan pola kalimat yang sama (pola sintaksis), sedangkan repetisi leksikal