• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Asuh Akademik, Motivasi, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-laki dan Perempuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Asuh Akademik, Motivasi, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-laki dan Perempuan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

POLA ASUH AKADEMIK, MOTIVASI, REGULASI DIRI, DAN

PRESTASI BELAJAR REMAJA LAKI-LAKI DAN

PEREMPUAN KOTA BOGOR

PRAMASANDYA RADITIA NANDARI

DEP ARTEMEN ILMU KELUARG A DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOG I MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pola Asuh Akademik, Motivasi, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-Laki dan Perempuan

Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2013

Pramasandya Raditia Nandari

(4)

ABSTRAK

PRAMASANDYA RADITIA NANDARI. Pola Asuh Akademik, Motivasi, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-Laki dan Perempuan Kota Bogor. Dibimbing oleh DIAH KRISNATUTI.

Pola asuh akademik orang tua berperan dalam pengembangan motivasi belajar dan regulasi diri remaja untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh akademik, motivasi, regulasi diri dengan pencapaian prestasi belajar pada remaja laki- laki dan perempuan. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kedung Badak dan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian menggunakan desain cross sectional study melibatkan 60 keluarga utuh yakni ayah, ibu dan anak remaja SMPN Kota Bogor yang dipilih secara purposive. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada pencapaian prestasi non akademik antara remaja laki- laki dan perempuan. Selain itu ditemukan adanya hubungan signifikan antara pola asuh akademik ayah dengan pencapaian motivasi belajar dan regulasi diri remaja. Hubungan dan pengaruh signifikan antara motivasi belajar dengan regulasi diri dan pencapaian prestasi non akademik berupa kejuaraan ditemukan dalam penelitian ini. Namun tidak terdapat hubungan signifikan pola asuh akademik orang tua dengan prestasi akademik remaja.

Kata kunci: Interaksi orang tua-anak, pola asuh ayah- ibu, prestasi akademik-non akademik.

ABSTRACT

PRAMASANDYA RADITIA NANDARI. Parental Academic Caring Practices, Motivation, Self Regulatory, and Learning Achievement in Males and Females Adolescents Bogor City. Supervised by DIAH KRISNATUTI.

Parental academic caring practices roles to expand learning motivation and self regulatory for satisfied learning achievement. These research was to analyze correlations between parental academic caring practices, self regulatory, motivation and learning achievement of based on gender adolescents. The research was conduct at Kebon Pedes and Kedung Badak villages, Tanah Sareal Sub district, Bogor City, West Java Province. In this cross sectional study involved 60 intact families with father, mother and adolescents who study in Public Junior High School Bogor were selected purposively. The data collection was carried out by interviewing with structural questionnaires. There was a significant difference in non academic achievement of male and female adolescents. There was a significant correlations and regressions in father parental academic caring practices, learning motivation, self regulatory and non academic achievement. But, there was no significant relations in parental academic caring practices with academic achievement.

(5)

POLA ASUH AKADEMIK, MOTIVASI, REGULASI DIRI,

DAN PRESTASI BELAJAR REMAJA LAKI-LAKI DAN

PEREMPUAN KOTA BOGOR

PRAMASANDYA RADITIA NANDARI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEP ARTEMEN ILMU KELUARG A DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOG I MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi : Pola Asuh Akademik, Motivasi, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-laki dan Perempuan

Nama : Pramasandya Raditia Nandari NIM : I24090086

Disetujui oleh

Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M.S Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan baik. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 hingga Juni 2013 secara payung ini ialah interaksi keluarga dalam keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja serta tugas perkembangan remaja, dengan judul yang diangkat ke dalam skripsi yakni Pola Asuh Akademik, Motivasi, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-laki dan Perempuan Kota Bogor.

Terima kasih penulis sampaikan kepada para pembimbing selama menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen yakni Dr. Ir. Diah Krisnatuti, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan Dr. Ir. Dwi Hastuti, M.Si selaku dosen pembimbing akademik, melalui curahan perhatian, waktu dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama kuliah dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih turut disampaikan kepada Istiqlaliyah SP, M.Si selaku dosen pemandu seminar serta Alfiasari SP, M.Si dan Dr. Tin Herawati SP, M.Si selaku dosen penguji. Para dosen dan staf lainnya di Ilmu Keluarga dan Konsumen atas dukungannya.

Terima kasih kepada BPS, Kesbangpol, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kecamatan Tanah Sareal, Kelurahan Kebon Pedes dan Kelurahan Kedung Badak, serta sekolah-sekolah terkait di Kota Bogor atas dukungan dan informasinya dalam penelitian. Para responden beserta keluarga yang telah bersedia meluangkan waktunya selama pengumpulan data.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua atas dukungan dan kasih sayang yang disampaikan baik fisik, mental dan spiritual hingga mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Teruntuk teman seperjuangan yakni Susan, Holi, Dian dan Feni beserta keluarga dalam kebersamaan berbagi suka duka juga menyediakan tempat tinggal selama penelitian. Subastio, para sahabat serta rekan IKK 46 atas doanya dan sering mengingatkan penulis untuk rajin belajar juga berkarya melanjutkan pendidikan. Seluruh pihak yang belum disebutkan turut memberikan kontribusi dalam penulisan skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2013

(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK iv

LEMBAR PENGESAHAN vii

PRAKATA viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE 5

Desain, Lokasi, dan Waktu 5

Jenis dan Cara Pengambilan Contoh 5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 6

Definisi Operasional 8

HASIL 9

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 9

Karakteristik Keluarga Remaja 10

Pola Asuh Akademik Orang Tua 12

Motivasi Belajar 13

Regulasi Diri 14

Prestasi Belajar 15

Hubungan Antarvariabel 17

Pengaruh Karakteristik Keluarga Remaja Pola Asuh Akademik Orang Tua, Motivasi, Regulasi Diri terhadap Prestasi Belajar Remaja 18

PEMBAHASAN 20

SIMPULAN DAN SARAN 23

Simpulan 23

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 23

(11)

DAFTAR TABEL

1. Variabel, jenis data, skala data, sumber, dan jumlah item pertanyaan 6

2. Sebaran contoh berdasarkan karakteristik remaja laki- laki dan

perempuan 10

3. Sebaran contoh berdasarkan karakteristik orang tua pada remaja

laki-laki dan perempuan 11

4. Sebaran contoh berdasarkan dimensi pola asuh akademik orang tua

pada remaja laki- laki dan perempuan 13

5. Sebaran contoh berdasarkan dimensi motivasi belajar padaremaja

laki-laki dan perempuan 13

6. Sebaran contoh berdasarkan dimensi regulasi diri pada remaja laki- laki

dan perempuan 14

7. Sebaran contoh berdasarkan pencapaian prestasi akademik dan mata

pelajaran pada remaja laki- laki dan perempuan 16

8. Sebaran contoh berdasarkan besar rataan nilai akademik da n mata

pelajaran pada remaja laki- laki dan perempuan 16

9. Sebaran contoh berdasarkan pencapaian prestasi belajar non akademik

remaja laki- laki dan perempuan 17

10. Hasil uji korelasi antara karakteristik keluarga remaja dengan pola asuh akademik orang tua, motivasi, regulasi diri, dan prestasi belajar 17

11. Hasil uji korelasi antara pola asuh akademik dengan regulasi diri,

motivasi belajar, prestasi belajar remaja laki- laki dan perempuan 18

12. Koefisien uji regresi karakteristik remaja dan keluarga, pola asuh

akademik, motivasi, regulasi diri, dan prestasi belajar remaja 19

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran penelitian 4

2. Skema pengambilan contoh 5

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan dianggap sebagai faktor utama pengembangan sumber daya dalam menciptakan manusia yang produktif dan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Hadikusumo 1999, UU Sisdiknas 2003). Bentuk tanggung jawab yang diberikan orang tua berupa pola asuh diantaranya pola asuh akademik dengan pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, baik berupa motivasi dan dukungan berprestasi pembelajaran anak (Hastuti 2009). Andayani dan Koentjoro (2004) turut menyebutkan filosofi dalam mengasuh anak mencakup empat hal yakni fisik, sosial emosi, spiritual dan intelektual.

Pada perkembangan psikososial, remaja berusia 12-18 tahun memasuki tahapan identitas versus kebingungan peran. Remaja perlu membentuk nilai- nilai personal dan tujuan yang ingin dicapainya dalam membentuk identitas koheren (Peterson dan Seligman 2004). Sementara secara kognitif remaja memasuki tahap formal operasional yang mendorongnya untuk berprestasi. Adanya ketidakstabilan pribadi remaja merupakan konsekuensi usaha penyesuaian diri sebagai pola perilaku baru dan harapan sosial baru (Hurlock 2004). Menurut Dijk (1975) dalam penelitian Nuryoto (1998) perempuan memiliki comparative advantages di bidang pendidikan yang membuatnya secara umum akan berprestasi lebih baik dibandingkan laki- laki. Pada tingkat pendidikan, perempuan di Kota Bogor lebih banyak yang tidak dapat membaca dan menulis dibandingkan laki- laki dengan rasio 3:1 (Bappeda 2011). Sementara pencapaian nilai UN 2013 tertinggi pada remaja tingkat SMP menunjukkan 8 dari 12 remaja tersebut merupakan perempuan (Kompas 2013).

Permasalahan remaja awal yang berhubungan dengan proses pencarian jati diri, turut dipengaruhi oleh adanya pola asuh akademik orang tua yang kurang tepat. Peran keluarga dalam hal ini sebagai katalisator yang menjembatani kepercayaan diri remaja dalam mendukung proses belajarnya. Menurut Thompson seperti yang dikutip dalam Abdullah (2002) interaksi antara orang tua dan remaja menunjukkan hubungan yang dapat berpengaruh bagi perkembangan pengetahuan dan informasi, penguasaan keterampilan dan kompetensi, dukungan emosi, serta berbagai pengaruh lainnya sejak dini. Pada penelitian Kristin (2004) remaja yang memiliki hubungan baik dengan orang tua, memiliki prestasi yang baik. Gunarsa & Gunarsa (2004) menyebutkan ayah yang berperan dalam pendidikan anak akan menumbuhkan dorongan positif akademik. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Kurniadi (2001) bahwa frekuensi komunikasi ayah terhadap anak secara langsung dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, disamping itu pengawasan persoalan anak di rumah tidak dapat seluruhnya diselesaikan oleh ibu sehingga peran ayah mengawasi anak belajar terus dibutuhkan.

(13)

2

personal anak dalam mengelola emosi yakni kesadaran diri, regulasi diri dan motivasi. Regulasi diri merupakan kemampuan memunculkan dan memonitor sendiri perasaan serta perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Regulasi diri terdiri atas komponen metakognitif, motivasional, serta behavioral (Santrock 2007). Regulasi diri juga dianggap sebagai proses belajar yang didalamnya mengatur proses berpikir yang dimunculkan dengan terarah dan teratur (Ormrod 2009) kemudian akan mengubah perilaku individu remaja dengan memberikan kesadaran sebagai siswa untuk belajar (Elvina 2008). Perspektif kognitif menyebutkan motivasi belajar mengarahkan tujuan remaja yang membuatnya melaksanakan tugas akademik (Santrock 2003). Remaja memiliki syndrome

achievement berupa 3 hal yakni aspirasi, motivasi, dan nilai keberhasilan yang

diselaraskan dengan nilai masyarakat. Hal tersebut ditentukan dengan penguasaan diri berupa kecakapan dan motivasi belajar remaja dalam mengarahkan tenaga secara efektif mencapai tujuan (Gunarsa dan Gunarsa, 2008).

Kemampuan berprestasi merupakan puncak proses belajar. Pada tahap ini anak membuktikan keberhasilan belajar dengan mampu memecahkan tugas dan mentransfer proses belajarnya (Suryabrata 2006). Bentuk pencapaian prestasi belajar seorang anak dilihat secara akademik melalui nilai raport berupa 7 mata pelajaran inti standarisasi nasional dan non akademik seperti kejuaraan dan keikutsertaan organisasi. Meskipun penelitian mengenai pola asuh akademik orang tua untuk melihat pencapaian prestasi akademik remaja telah banyak dilakukan, akan tetapi yang mengaitkan dengan motivasi dan regulasi diri remaja serta pencapaian prestasi non akademik dengan perbandingan antara remaja laki-laki dan perempuan masih sedikit.

Berdasarkan uraian tersebut, penting untuk meneliti tentang pola asuh akademik orang tua, regulasi diri, motivasi dan hubungannya dengan pencapaian prestasi belajar remaja. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan, yaitu: (1) Bagaimana karakteristik keluarga dan remaja, pola asuh akademik orang tua, regulasi diri, motivasi belajar dan pencapaian prestasi akademik dan non akademik pada remaja laki- laki dan perempuan? (2) Apakah terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dan remaja, pola asuh akademik orang tua dengan motivasi belajar dan regulasi diri pada laki- laki dan perempuan? (3) Apakah terdapat hubungan antara pola asuh akademik orang tua, dengan regulasi diri, motivasi dan pencapaian prestasi belajar pada remaja laki- laki dan perempuan? (4) Apakah faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan motivasi, regulasi diri dan prestasi belajar remaja?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dan pengaruh antara pola asuh akademik, motivasi, regulasi diri dengan prestasi belajar remaja laki- laki dan perempuan.

Tujuan Khusus

(14)

3

2. Menganalisis hubungan antara karakteristik orang tua dan remaja dengan pola asuh akademik orang tua, motivasi dan regulasi diri belaja pada remaja laki-laki dan perempuan.

3. Menganalisis hubungan antara pola asuh akademik orang tua dengan perkembangan motivasi, regulasi diri, dan pencapaian prestasi secara akademik maupun non akademik pada remaja laki- laki dan perempuan.

4. Menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap motivasi, regulasi diri, dan pencapaian prestasi belajar remaja

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dengan menelusuri fenomena yang terjadi pada keluarga saat ini. Lebih luas lagi penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi penelitian terkait dengan pola asuh akademik, regulasi diri, motivasi serta prestasi belajar remaja demi menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

Bagi pemerintah, diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai pendukung kebijakan masyarakat meningkatkan kualitas interaksi di dalam kehidupan keluarga khususnya pola asuh akademik orang tua, hingga pencapaian prestasi remaja. Bagi IPB sebagai instansi pendidikan khususnya Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen dengan mandat ilmu keluarga dapat bermanfaat memperkaya dan menggali informasi peran penting nilai keluarga dalam interaksi keluarga melalui pola asuh akademik terhadap penanaman regulasi diri dengan motivasi belajar serta pencapaian prestasi remaja. Bagi penulis secara pribadi melatih kompetensi penelitian, sebagai refleksi perkembangan diri membuka pandangan dan lebih sensitif terhadap fenomena masyarakat dengan interaksi keluarga di Indonesia.

KERANGKA PEMIKIRAN

Keluarga merupakan institusi pertama dan utama pembentukan perkembangan anak. Orang tua berperan besar membentuk hal tersebut, terlebih saat anak berusia remaja menghadapi kondisi lingkungan eksternal dengan baik. Keberhasilan keluarga di dukung dengan sumber daya manusia di dalamnya berupa ilmu pengetahunan (Puspitawati, 2012). Peran dan fungsi yang dijalankan sebagai bentuk tanggung jawab orang tua terhadap anak termasuk dalam pemenuhan kebutuhan yang sifatnya fisik seperti dalam kegiatan pendidikan. Tindakan pemenuhan fasilitas belajar anak merupakan pemenuhan fungsi keluarga (Zumbrunn, 2010).

Remaja memiliki kecenderungan sifat yang labil serta adanya kompetensi personal dalam proses pencarian jati dirinya (Gunarsa dan Gunarsa 2006). Perkembangan kehidupan masyarakat membuat perempuan mene mpatkan kedudukan yang sejajar dengan laki- laki dalam pendidikan. Adanya comparative

advantage perempuan pada pendidikan membuatnya lebih mampu teliti secara

(15)

4

perkembangan yang membuat remaja perempuan maupun laki- laki memiliki kemampuan yang berbeda dalam berinteraksi dengan lingkungannya serta akan mempengaruhi pencapaiannya berprestasi (Nuryoto 1998).

Gunarsa dan Gunarsa (2004) menyebutkan remaja membutuhkan dukungan yang diberikan orang tua dalam membantu proses perkembangannya, melalui interaksi timbale balik yang menjadi kontrol perilaku remaja tersebut. Bentuk interaksi orang tua dan anak ditunjukkan melalui pola asuh. Pencapain prestasi remaja didasari oleh pola asuh akademik yang diberikan dan dipengaruhi pandangan pada diri ayah dan ibu (Gunarsa dan Gunarsa 2002). Terlepas dari domain peran antara laki- laki dan perempuan dalam rumah tangga, keduanya turut memberikan kontribusi dalam mendukung serta memberikan stimulasi yang berperan dalam pencapaian perkembangan anak khususnya prestasi belajar. Pola asuh akademik meliputi dua aspek yaitu disiplin diri berupa manajemen diri mencapai tujuan prestasi dan dukungan berprestasi berupa motif sosial orang tua kepada anaknya. (Hastuti 2009). Pola asuh akademik serta pemenuhan fasilitas dalam keluarga yang baik akan mempengaruhi penanaman motivasi belajar dan regulasi diri pada anak.

Kepribadian dalam diri remaja dibentuk berdasarkan tiga hal secara sosial kognitif yakni personal, perilaku dan lingkungan yang ditumbuhkan sebagai pandangan dan panutan dalam dirinya (Ormrod 2009). Seorang yang memiliki motivasi berprestasi akan mempunyai keinginan dan dorongan yang kuat untuk berprestasi dibandingkan dengan orang lain yang akan mendorongnya dalam menentukan tujuan melalui pengaturan diri yang jelas dan terstruktur (McCleland dan David 1961).

Penelitian Kumala (2001) motivasi belajar dan regulasi diri memiliki hubungan yang akan menjadi dorongan remaja belajar secara mandiri demi pencapaian prestasi belajar. Dengan motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi dan membentuk regulasi diri dalam pencapaian prestasi belajar

(achievement) anak remaja. Melalui regulasi diri, remaja akan memiliki kontrol

dalam perilaku belajarnya. Prestasi belajar anak meliputi kemampuan anak secara akademik berdasarkan nilai raport semester terakhir serta non akademik dengan melihat keikutsertaan kejuaraan dan organisasi remaja dalam satu tahun terakhir.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Pola asuh akademik

(Ayah dan Ibu) Motivasi belajar re ma ja

-Dorongan mencapai sesuatu

-Ko mit men -Inisiatif -Optimis Kara kteristik Orang Tua

- Usia

- Tingkat pendidikan - Pekerjaan

- Pendapatan per kapita - Besar ke luarga - Ketersediaan fasilitas

(16)

5

METODE

Desain, Lokasi, dan Waktu

Penelitian ini merupakan penelitian bersama (payung) dengan tema besar

‘Interaksi Keluarga dan Perkembangan Anak Remaja’, yang memfokuskan

interaksi orang tua dan anak melalui pola asuh akademik orang tua. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik keluarga utuh dengan anak remaja bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) wilayah Bogor.

Lokasi penelitian ditentukan dengan metode purposive di Kota Bogor Kecamatan Tanah Sareal sebagai bagian wilayah provinsi Jawa Barat yang merupakan wilayah dengan karakteristik masyarakat keluarga tahap KS II terbanyak (BPS 2012), dengan pertimbangan keluarga tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan primernya dan sedang memenuhi kebutuhan pengembangan seperti pencapaian pendidikan yang lebih baik serta berupaya aktif dalam kegiatan sosial. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dimulai bulan Februari hingga Juni 2013.

Jenis dan Cara Pengambilan Contoh

Populasi penelitian ini adalah keluarga utuh yang memiliki anak berusia remaja awal 12-15 tahun dan bersekolah di SMPN wilayah Bogor, guna melihat pencapaian prestasi belajar remaja yang ditetapkan berdasarkan keputusan sekolah dengan pertimbangan pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) secara nasional. Contoh penelitian berjumlah 60 keluarga utuh yakni ayah ibu dan anak remajanya, merupakan separuh lebih contoh dari penelitian payung. Sebanyak 30 contoh merupakan remaja perempuan dan 30 contoh lainnya remaja laki- laki. Contoh di dapat berdasarkan data dasar keluarga (DDK) Kelurahan Kebon Pedes dan Kelurahan Kedung Badak, masing- masing berjumlah 15 perempuan dan 15 laki- laki dari setiap kelurahan. Contoh menyebar di beberapa RW yakni 8 RW dari 13 RW di kelurahan Kebon Pedes dan 8 RW dari 14 RW di kelurahan Kedung Badak. Adapun kerangka penarikan contoh dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2 Skema pengambilan contoh Purposive

Purposive Purposive

Purposive Kota Bogor

Keca matan Tanah Sareal

Kelurahan Kedung Badak

n = 60

Kelurahan Kebon Pedes

n=15 laki-la ki SMP Negeri

n=15 perempuan SMP Negeri

n=15 laki-la ki SMP Negeri

(17)

6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui teknik wawancara dengan bantuan kuesioner berisi variabel yang diteliti dengan masing- masing skala pengukuran berupa pertanyaan tertutup. Data sekunder berupa data karakteristik lokasi penelitian, jumlah sampel, serta pencapaian prestasi akademik yang dilihat melalui nilai raport. Secara jelas jenis dan cara pengambilan data dapat dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1 Variabel, jenis data, skala data, sumber, dan jumlah item pertanyaan

Variabel Jenis data Ska la Data Sumber Jumlah ite m

Pertanyaan

Variabel bebas (xi)

Kara kteristik kota,

keca matan,ke lurahan Sekunder

BPS, Kara kteristik ayah-ibu

- Usia

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Pendapatan

- Besar ke luarga

- Fasilitas belajar

Primer Prestasi belajar re ma ja

- Akademik (n ila i

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan Data

(18)

7

SD/sederajat, tamat SMP/sederajat, tamat SMA/sederajat, dan tamat akademi/perguruan tinggi/sederajat. Jenis pekerjaan yang dilakukan di dalam keluarga dikelompokkan menjadi tidak bekerja, buruh, pedagang, PNS, BUMN/BUMD, TNI/Polri, swasta, wiraswasta, dan lainnya seperti jasa/honorer/supir. Tingkat pendapatan per kapita dalam keluarga dikategorikan berdasarkan interval kelas yaitu (1) Rp81 250-Rp465 000; (2) Rp465 001-Rp848 750; (3) Rp848 751-Rp1 232 500; (4) Rp1 232 501- Rp1 616 250; dan (5) Rp1 616 251-Rp2 000 000. Besar keluarga dikelompokkan berdasarkan BKKBN menjadi

keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥8

orang). Pemenuhan fasilitas belajar berdasarkan Srinovita (2011) dilihat melalui kepemilikan aset di dalam rumah yang menunjang proses kegiatan belajar anak baik di rumah maupun di sekolah yakni buku pelajaran, kamus, buku cerita/sejenisnya, komputer/sejenisnya, meja belajar, sepatu sekolah, baju seragam, lampu belajar, alat tulis, alat menggambar, rak buku, dan lainnya seperti papan tulis/media edukasi lain.

Karakteristik remaja dikelompokkan usia remaja awal (12-15 tahun), jenis kelamin laki- laki dan perempuan serta sekolah dengan penilaian SMPN yang diatur melalui pihak sekolah berdasarkan ketetapan kurikulum nasional. Uang saku anak per hari di kategorikan berdasarkan rasio yaitu (1) Rp4 000-Rp9 500; (2) Rp9 501-Rp15 000; dan (3) Rp15 001-Rp20 000.

Interaksi orang tua berdasarkan pola asuh akademik diukur dengan menggunakan instrumen Mafriana (2003) dan Hastuti (2006) dalam penelitian Srinovita (2011) yang dimodifikasi berjumlah 18 item pertanyaan. Pola asuh akademik orang tua dibagi menjadi 2 dimensi yakni disiplin dan dukungan berprestasi. Nilai Cronbach’s Alpha pola asuh akademik ayah dan ibu pada dimensi disiplin sebesar 0.61 dan 0.65 sementara dimensi d ukungan berprestasi sebesar 0.66 dan 0.68.

Motivasi belajar diukur dengan kuesioner berdasarkan pengembangan teori Chernis dan Goleman (2001) sementara regulasi diri diukur dengan menggunakan kuesioner berdasarkan pengembangan teori Ormrod (2009) dalam jurnal penelitian Kumala (2011) yang dimodifikasi berjumlah masing- masing 17 item dan 20 item pertanyaan. Motivasi memiliki 4 dimensi sementara regulasi diri memiliki 5 dimensi. Nilai Cronbach’s Alpha motivasi belajar sebesar 0.72 dan regulasi diri sebesar 0.71.

Pencapaian prestasi belajar remaja dilihat secara akademik melalui hasil rapor semester terakhir anak yang ditinjau secara kemampuan umum pada instrumen Srinovita (2011) yakni mata pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA dan IPS. Nilai rapor berdasarkan penetapan sekolah merujuk pada kurikulum nasional berbasis kompetensi yang dikelompokkan menjadi 2, yakni mencapai KKM dan tidak mencapai KKM. Sementara secara non akademik meliputi keikutsertaan kejuaraan dan organisas i yang mendukung minat anak remaja dalam satu tahun terakhir.

Analisis Data

(19)

8

Analisis uji korelasi Pearson untuk melihat hubungan dalam variabel skala rasio dan interval, sementara korelasi Spearmen untuk melihat hubungan dalam variabel skala nominal dan ordinal. Uji beda T-test untuk melihat perbedaan pada pola asuh akademik orang tua, regulasi diri, motivasi serta pencapaian prestasi berdasarkan jenis kelamin remaja.

Definisi Operasional

Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal dalam satu

rumah, dikelompokkan menjadi keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5 -

7 orang), dan keluarga besar (>7 orang).

Disiplin adalah upaya manajemen yang diterapkan orang tua bagi perkembangan diri remaja yang mendukungnya berprestasi.

Dorongan me ncapai sesuatu adalah aspek motivasi dalam meningkatkan atau memenuhi standar yang ingin dicapai remaja dalam belajar.

Dukungan berprestasi adalah dorongan sosial yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam mencapai prestasi.

Evaluasi diri adalah penilaian catatan harian yang mendukung pengaturan diri bermanfaat sebagai dorongan perilaku remaja.

Inisiatif adalah kesiapan bertindak remaja dalam melakukan kesempatan sebagai kemampuannya yang dilihat berdasarkan pemikiran dan pemahaman.

Instruksi diri adalah perencanaan atau arahan yang dilakukan remaja dalam berperilaku yang tepat.

Inte raksi orang tua dan anak adalah suatu pola perilaku yang mengikat orang tua dan anaknya secara timbal balik yang didalamnya termasuk adanya pola asuh akademik.

Karakteristik orang tua adalah ciri khas yang dimiliki oleh ayah dan ibu dalam keluarga, seperti usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per kapita, besar keluarga serta kepemilikan fasilitas belajar di dalam rumah.

Karakteristik re maja adalah ciri khas yang dimiliki oleh remaja seperti usia, jenis kelamin, uang saku serta tempat sekolah negeri.

Komitmen adalah kesadaran remaja dalam mengerjakan dan menyeimbangkan suatu hal seperti tugas sekolah yang harus didahulukan.

Monitoring diri adalah perlakuanremaja terhadap dirinya dengan meningkatkan perhatian pada hal penting yang mendorong pencapaian tujuannya berprestasi seperti tugas sekolah.

Motivasi belajar adalah keadaan internal yang mendorong anak remaja dan menjaganya untuk tetap belajar hingga mencapai prestasi.

Optimis adalah sikap gigih dalam mengejar tujuan serta memaha mi bahwa kegagalan bukan sebagai akhir dari proses belajar.

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan orang tua untuk mendapatkan uang dalam memenuhi kebutuhan dan menjalankan fungsi keluarga.

Pemenuhan fasilitas belajar berupa kepemilikan peralatan belajar remaja yang disediakan orang tua di dalam keluarga untuk menunjang pencapaian prestasi.

(20)

9

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diselesaikan oleh orang tua yang dibedakan menjadi tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan akademi/perguruan tinggi/sederajat.

Penetapan tujuan adalah aspek regulasi diri berupa tolak ukur yang dimiliki remaja dalam mengatur diri serta berperilaku yang tepat.

Pengaturan emosi adalah pengungkapan perasaan dengan mengelola emosi disaat yang tepat.

Pola asuh akademik adalah bentuk interaksi orang tua kepada anak berupa stimulasi yang diberikan orang tua dalam hal dorongan mencapai prestasi anak remaja.

Prestasi belajar adalah perilaku belajar anak remaja yang ditunjukkan secara akademik berdasarkan hasil nilai rapor sekolah yang terstandarisasi serta non akademik seperti keikutsertaan kejuaraan dan organisasi.

Regulasi diri adalah proses pengaturan diri dalam belajar yang didalamnya mengatur proses berpikir untuk dimunculkan secara terarah dan teratur.

Remaja adalah individu berusia 12-18 tahun yang membutuhkan peran orang tua dalam memenuhi perkembangannya berupa motivasi dan regulasi diri serta berprestasi.

HASIL

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Kedung Badak dan Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan ini merupakan penunjang perdagangan ekonomi Kota Bogor karena letaknya yang strategis serta banyak pemukiman. Luas wilayah kecamatan ini sebesar 116.5 ha dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bogor Utara, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Barat. Kecamatan Tanah Sareal ini merupakan kecamatan kedua terbanyak jumlah penduduknya se-Kota Bogor yakni sebanyak 195 742 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2011 sebesar 2.53 persen (Bappeda 2011) serta merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk KS II terbanyak Kota Bogor (BPS 2011).

Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki Kecamatan Tanah Sareal dapat terlihat dari sarana umum masyarakat seperti pendidikan berupa gedung sekolah yakni dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Akademi/Perguruan Tinggi, terdapat sedikitnya 39 buah SD, 18 buah SMP, 2 buah SMA dan 13 buah SMK baik negeri maupun swasta (Bappeda 2011).

(21)

10

dan 13 RW serta berada pada ketinggian 250 meter. Penduduk Kebon Pedes sebanyak 22 178 jiwa, berasal dari 5 961 kepala keluarga dengan jumlah laki- laki 11 268 jiwa dan perempuan 10 910 jiwa.

Karakteristik Keluarga Remaja

Karakteristik Remaja

Hasil penelitian menunjukkan remaja laki- laki tersebar pada usia 13 tahun (33.3%), 14 tahun (36.7%) dan 15 tahun (30%) sementara, hampir separuh remaja perempuan (40%) berusia 13 tahun. Remaja berasal dari 10 SMPN wilayah Bogor, dengan remaja laki- laki paling banyak tersebar dari kelas 8 (36.67%) dan separuh remaja perempuan (50%) berasal dari kelas 7. Uang saku remaja dibedakan menjadi tiga kategori, lebih dari separuh remaja laki- laki (53.3%) dan lebih dari tiga per empat remaja perempuan (76.7%) mendapatkan uang saku terkategori sedang dengan interval kelas Rp9 501 - Rp15 000. Hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan usia, tingkat kelas dan asal sekolah antara remaja laki- laki dan perempuan. Namun terdapat perbedaan nyata (p-value<0.05) antara uang saku remaja laki- laki dan perempuan (Tabel 2). Rata-rata uang saku remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja laki- laki.

Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik remaja laki- laki dan perempuan

Kateg ori Laki-laki (n=30) Perempuan (n=30)

n % n %

Rata-rata±SD (tahun) 13.97±0.81 13.47±1.01

P value 0.04

Rata-rata±SD 7.97±0.81 7.67±0.76

P-value 0.14

Rata-rata±SD 9833.3±3815.43 11766.67±3664.21

p-value 0.05*

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Karakteristik Orang Tua

(22)

11

jumlah anggota keluarga kurang dari 4 orang terkategori keluarga kecil. Tidak terdapat perbedaan nyata besar keluarga antara remaja laki- laki dan perempuan.

Pendapatan per kapita keluarga dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan interval kelas (Tabel 3). Sepertiga remaja laki- laki memiliki pendapatan per kapita keluarga terkategori rendah (36.7%) dan cukup (36.7%), sementara hampir separuh remaja perempuan memiliki keluarga dengan pendapatan per kapita terkategori cukup (46.7%). Tidak terdapat perbedaan nyata pendapatan per kapita antara keluarga remaja laki- laki dan perempuan.

Pendidikan terakhir orang tua tersebar dari tidak sekolah, hingga akademi/PT/sederajat (Tabel 3). Sepertiga ayah remaja laki- laki (33.3%) dan lebih dari separuh ayah remaja perempuan (53.3%) berpendidikan terakhir pada tingkat SMA/sederajat. Sementara pendidikan terakhir ibu remaja laki- laki tersebar merata pada tingkat SMA/sederajat (26.7%) dan PT/sederajat (26.7%). Pendidikan terakhir ibu remaja perempuan terbanyak pada tingkat SMA/sederajat (40%), namun masih terdapat ibu remaja perempuan yang tidak bersekolah (3.3%). Uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata pendidikan terakhir ayah maupun ibu

(p-value<0.01) antara remaja laki- laki dan perempuan.

Pekerjaan orang tua (Tabel 3) menunjukkan jenis perkerjaan ayah paling banyak pada remaja laki- laki adalah swasta (26.7%), sementara pada remaja perempuan adalah buruh (26.7%) dan swasta (26.7%). Separuh ibu pada remaja laki- laki dan perempuan (50%) merupakan ibu rumah tangga/tidak bekerja, sementara jenis pekerjaan ibu paling banyak adalah pns/guru pada remaja laki- laki (16.7%) dan remaja perempuan (26.7%).

Pemenuhan fasilitas belajar yang diberikan orangtua kepada remaja merupakan bentuk pemenuhan fungsi instrumental di dalam keluarga. Fasilitas belajar tersebut berupa buku pelajaran, kamus, buku cerita/sejenisnya, komputer/sejenisnya, meja belajar, sepatu sekolah, baju seragam, lampu belajar, alat tulis, alat menggambar, rak buku, dan lainnya seperti papan tulis/media edukasi. Rata-rata pemenuhan fasilitas belajar remaja perempuan lebih tinggi yakni sekitar 10 dari 12 item sementara remaja laki- laki mampu memenuhi sekitar 9 dari 12 item fasilitas belajar. Terdapat perbedaan nyata pemenuhan fasilitas belajar (p-value<0.01) antara remaja laki- laki dan perempuan.

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik orang tua pada remaja laki- laki dan perempuan

Kateg ori Ayah Ibu

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Usia Or ang Tua (tahun)

(23)

12

Lanjutan Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik orang tua pada remaja laki- laki dan perempuan

Kateg ori Ayah Ibu

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan

Pekerjaan Or ang Tua Tidak Be kerja/Pensiunan

La innya, seperti Jasa/Honorer/Supir

3.3

Rata-rata±SD 5±1.61 5±1.25

p-value 0.07

Pendapatan (Rp/kap/ bulan) Rendah (81250-465000) Cu kup (465001-848750) Sedang (848751-1232500) Tinggi (1232501-1616250) Sangat tinggi (1616251-2000000)

36.7

Rata-rata±SD 690370±473422 776988±478070

p-value 0.31

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Pola Asuh Akade mik Orang Tua

(24)

13

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan dimensi pola asuh akademik orang tua pada remaja laki- laki dan perempuan

Dime nsi Ayah Ibu

Laki-Laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Disiplin

Rata-rata±SD 72.71±14.14 81.98±13.62

p-value 0.91 0.09

Dukung an Ber prestasi Tinggi

Rata-rata±SD 70.5±16.28 82.58±13.32

p-value 0.21 0.81

Rata-rata±SD 71.48±12.36 82.31±10.07

p-value 0.33 0.40

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Motivasi Belajar

Pencapaian motivasi belajar remaja laki- laki hampir setara dengan remaja perempuan (Lampiran 3). Sebanyak 26.7 persen remaja perempuan terkategori tinggi, sementara sebanyak 26.7 persen remaja laki- laki terkategori rendah pada dimensi dorongan mencapai sesuatu. Sebanyak 10 persen remaja laki- laki terkategori tinggi sementara lebih dari tiga per empat remaja perempuan (76.7%) terkategori sedang pada dimensi komitmen. Hampir tiga per empat remaja perempuan (70%) terkategori sedang sementara lebih dari separuh remaja laki- laki (53.3%) terkategori rendah pada dimensi inisiatif. Lebih dari separuh remaja perempuan (56.7%) terkategori sedang sementara separuh remaja laki- laki (50%) terkategori rendah pada dimensi optimis. Tidak terdapat perbedaan nyata antara motivasi belajar remaja laki- laki dan perempuan (Tabel 6).

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan dimensi motivasi belajar pada remaja laki-laki dan perempuan

Dime nsi Laki-Laki Perempuan

Dor ong an Menc apai Sesuatu Tinggi

Rata-rata±SD 70.16±13.42 66.11±7.93

p-value 0.44

Rata-rata±SD 68.81±10.73 74.19±7.96

(25)

14

Lanjutan Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan dimensi motivasi belajar pada remaja laki- laki dan perempuan

Dime nsi Laki-Laki Perempuan

Inisiatif

Rata-rata±SD 61.83±14.11 71.87±9.19

p-value 0.37

Rata-rata±SD 65.28±13.85 74.89±10.31

p-value 0.34

Rata-rata±SD 62.86±8.45 75.00±7.42

P-value 0.52

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Regulasi Diri

Secara umum rata-rata pencapaian regulasi diri remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki- laki (Lampiran 2). Sepertiga remaja perempuan memiliki regulasi diri terkategori tinggi (30%), sementara lebih dari tiga per empat remaja laki- laki (76.7%) terkategori sedang pada dimensi standar tujuan. Sebanyak 10 persen remaja perempuan terkategori tinggi dan lebih dari separuh remaja laki- laki maupun remaja perempuan (56.7%) terkategori rendah dan pada dimensi pengatur emosi. Lebih dari separuh remaja perempuan (53.3%) terkategori tinggi sementara lebih dari separuh remaja laki- laki (60%) terkategori sedang pada dimensi instruksi diri. Sebanyak 23.3 persen remaja laki- laki terkategori tinggi dan separuh remaja perempuan (50%) terkategori sedang pada dimensi monitoring diri. Sebanyak 23.3 persen remaja perempuan terkategori tinggi dan lebih dari separuh remaja laki- laki (53.3%) terkategori rendah pada dimensi evaluasi diri. Terdapat perbedaan nyata regulasi diri antara remaja laki- laki dengan perempuan pada dimensi standar tujuan (p-value<0.01) (Tabel 5).

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan dimensi regulasi diri pada remaja laki- laki dan perempuan

Dime nsi Laki-Laki Perempuan

Standar Tujuan

Rata-rata±SD 68.44±7.76 80.25±6.93

(26)

15

Lanjutan Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan dimensi regulasi diri pada remaja laki- laki dan perempuan

Dime nsi La ki-La ki Pere mpuan

Rata-rata±SD 56.04±15.18 65.33±13.33

p-value 0.88

Rata-rata±SD 79.17±12.85 87.33±7.85

p-value 0.09

Rata-rata±SD 65.83±18.83 68.33±14.16

p-value 0.26

Rata-rata±SD 61.39±15.24 72.67±15.19

p-value 0.32

Rata-rata±SD 65.57±8.97 75.40±7.45

p-value 0.12

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari perilaku belajar remaja yang ditunjukkan secara kognitif akademik berupa hasil raport semester terakhir berdasarkan KKM sekolah negeri dengan ketentuan kurikulum nasional 2013. Tardif (1989) menyebutkan evaluasi belajar berarti proses penilaian yang menggambarkan prestasi dicapai siswa dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sementara prestasi non akademik berupa keikutsertaan kejuaraan termasuk bersifat akademik dan organisasi dalam satu tahun terakhir.

Akade mik

(27)

16

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pencapaian prestasi akademik dan mata pelajaran pada remaja laki- laki dan perempuan

Mata Pelajar an

Menc apai KKM Ti dak Menc apai KKM

p-value

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

n % n % n % n %

Agama 29 96.7 30 100 1 3.3 0 0 0.32

PPKN 29 96.7 27 90 1 3.3 3 10 0.31

Bahasa Indonesia 30 100 28 93.3 0 0 2 6.7 0.15

Bahasa inggris 27 90 28 93.3 3 10 2 6.7 0.65

Matematika 29 96.7 27 90 1 3.3 3 10 0.31

IPA 29 96.7 28 93.3 1 3.3 2 6.7 0.56

IPS 30 100 29 96.7 0 0 1 3.3 0.32

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Berdasarkan mata pelajaran, nilai akademik remaja perempuan lebih unggul dibandingkan remaja laki- laki. Tidak terdapat perbedaan nyata dalam nilai mata pelajaran pada remaja laki- laki dengan perempuan (Tabel 8).

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan besar rataan nilai akademik dan mata pelajaran pada remaja laki- laki dan perempuan

La ki-laki Pere mpuan

p-value

Min Max Rata-rata±SD Min Max Rata-rata±SD

Nilai

Agama 75 90 81.50±3.84 76 98 82.47±5.45 0.43

PPKN 75 90 80.77±3.76 64 94 80.60±6.17 0.90

Bahasa Indonesia 75 92 80.43±4.97 70 96 81.00±5.00 0.66

Bahasa Inggris 70 90 79.57±4.53 74 93 80.47±5.09 0.47

Matematika 70 87 78.10±4.43 63 95 77.87±6.05 0.86

IPA 72 87 78.80±4.19 65 93 79.80±6.72 0.49

IPS 75 90 80.27±4.18 62 98 82.13±6.69 0.20

Total 520 609 559.43±22.51 532 613 564.33±19.17 0.37

KKM

Agama 75 85 75.60±1.89 75 80 75.53±1.28 0.87

PPKN 71 82 74.87±1.94 72 82 75.43±1.48 0.21

Bahasa Indonesia 70 83 74.47±2.54 70 81 75.23±1.57 0.16

Bahasa Inggris 70 85 74.70±2.81 70 81 75.37±1.52 0.26

Matematika 70 83 73.63±2.92 70 82 74.00±2.70 0.61

IPA 70 81 73.63±2.53 70 81 74.17±2.20 0.39

IPS 70 83 74.70±2.47 70 81 75.33±1.58 0.24

Total 496 582 521.6015.79 487 568 525.07±11.22 0.34

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Non Akademik

(28)

17

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pencapaian prestasi belajar non akademik remaja laki- laki dan perempuan

Ite m (dal am satu tahun

Rata-rata±SD 0.6±0.50 0.7±0.47

p-value 0.42

Rata-rata±SD 0.7±0.47 0.87±0.35

p-value 0.12

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Hubungan Antarvariabel

Hubungan antara Karakte ristik Keluarga Remaja dengan Pola Asuh Akade mik, Motivasi Belajar, Regulasi Diri, dan Pencapaian Prestasi

Terdapat hubungan positif signifikan antara pemenuhan fasilitas belajar dengan uang saku, pendidikan ayah, pendidikan ibu dan pendapatan perkapita (

p-value<0.01). Terdapat hubungan negatif signifikan antara besar keluarga dengan

pola asuh akademik ayah (r=0.48; p-value<0.01).

Terdapat hubungan positif signifikan antara pendidikan ibu dengan pencapaian prestasi secara akademik (r=0.28; p-value<0.05). Terdapat hubungan positif signikan antara pendapatan per kapita keluarga dengan motivasi belajar anak (r=0.29; p-value<0.05) Artinya semakin tinggi pendapatan per kapita keluarga, motivasi belajar remaja semakin tinggi.

Terdapat hubungan negatif antara usia remaja dengan keikutsertaaan kejuaraan (r=0.33; p-value<0.01) (Tabel 10). Hal ini diduga karena sifat remaja yang lebih dekat dengan kelompok teman sebayanya dibandingkan mengikuti kejuaraan yang membutuhkan perhatian khusus. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan pola asuh akademik ora ng tua, motivasi belajar, regulasi diri, dan pencapaian prestasi remaja.

Tabel 10 Hasil uji korelasi antara karakteristik keluarga remaja dengan pola asuh akademik orang tua, motivasi, regulasi diri, dan prestasi belajar

Variabel Fasilitas belajar

Pola asuh akademik

orang tua Motivasi

belajar

Regulasi diri

Prestasi Bela jar

Ayah Ibu Akademik Juara Organisasi

(29)

18

Lanjutan Tabel 10 Hasil uji korelasi antara karakteristik keluarga remaja dengan pola asuh akademik orang tua, motivasi, regulasi diri dan prestasi belajar

Variabel Fasilitas belajar

Pola asuh akademik

orang tua Motivasi

belajar

Regulasi diri

Prestasi Bela jar

Ayah Ibu Akademik Juara Organisasi

Status bekerja

ibu 0.17 0.08 -0.06 0.14 -0.07 0.13 0.18 -0.20

Pendapatan kap 0.40** 0.16 0.04 0.29 0.12 0.19 0.04 -0.24

Fasilitas belajar - 0.10 0.11 0.21 0.22 0.19 0.15 0.01

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Hubungan antara Pola Asuh Akademik Orang Tua, Motivasi Belajar, Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Remaja Laki-laki dan Pere mpuan

Hasil penelitian menunjukkan pola asuh akademik ayah berhubungan signifikan dengan regulasi diri (r=0.26; p-value<0.01) dan motivasi belajar (r=0.34; p-value<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin ayah berperan dalam pola asuh akademik maka akan semakin mempengaruhi pencapaian motivasi belajar dan regulasi diri anak remaja. Perlakuan akademik yang diberikan ayah dirumah dapat menjadi pendukung perilaku anak terhadap motivasi belajarnya dan regulasi diri. Motivasi belajar remaja berhubungan signifikan terhadap regulasi diri (r=0.63; p-value<0.05). Terdapat pula hubungan signifikan antara regulasi diri terhadap pencapaian prestasi non akademik yakni kejuaraan (r=0.25; p-value<0.01). Semakin tinggi regulasi diri remaja akan semakin tinggi pula pencapaian berprestasinya dalam mengikuti kejuaraan. Hal ini diduga karena adanya fokus remaja pada pencapaian tujuan sebagai juara (Tabel 11).

Tabel 11 Hasil uji korelasi antara pola asuh akademik dengan regulasi diri, motivasi belajar, prestasi belajar remaja laki- laki dan perempuan

Motivasi Bela jar Regulasi Diri Nila i a kademik Juara Organisasi

Pola Asuh

Akademik Ayah 0.34** 0.26* 0.06 -0.04 -0.06

Pola Asuh

Akademik Ibu 0.05 0.06 0.14 0.21 -0.08

Motivasi belajar - 0.63** 0.25 0.19 0.02

Regulasi diri 0.63** - 0.16 0.25* 0.18

*) signifikan pada selang kepercayaan 95%; **) Signifikan pada selang kepercayaan 99%

Pengaruh Karakteristik Keluarga Remaja Pola Asuh Akademik Orang Tua, Motivasi, Regulasi Diri terhadap Prestasi Belajar Remaja

(30)

19

tidak bekerja kurang menumbuhkan pencapaian regulasi diri remaja, remaja dengan ibu bekerja akan lebih memiliki sikap regulasi diri. Karakteristik orang tua dan remaja yang berpengaruh terhadap motivasi yakni uang saku dengan nilai

β=-0.324, artinya remaja yang memiliki uang saku lebih rendah akan semakin memotivasi dirinya untuk belajar. Variabel yang memengaruhi regulasi diri adalah motivasi belajar (p=0.000) dan berlaku sebaliknya, artinya setiap peningkatan motivasi belajar maka akan meningkatkan regulasi diri remaja. N ilai koefisien determinasi Adjusted R Square (R2) sebesar 42.9 persen menjelaskan pengaruh variabel dalam penelitian terhadap regulasi diri dan sebesar 40.7 persen menjelaskan pengaruhnya terhadap motivasi belajar. Selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti (Tabel 12).

Besar keluarga berpengaruh terhadap prestasi akademik remaja dengan nilai

β=-0.423, berarti remaja yang berasal dari keluarga dengan anggota keluarga sedikit lebih berprestasi secara akademik, dengan Adjusted R Square sebesar12.6 persen. karakteristik yang berpengaruh terhadap prestasi non akademik kejuaraan yakni usia remaja memiliki nilai β=-0.421, artinya semakin meningkat usia remaja perolehan kejuaraan semakin berkurang. Usia ayah memiliki nilai β=0.312, artinya ayah yang lebih dewasa akan lebih mendorong remaja dalam berprestasi mencapai juara. Status bekerja ibu memiliki nilai β=0.270, ibu yang bekerja lebih mempengaruhi remaja dalam berprestasi untuk juara. Pola asuh akademik orang tua berpengaruh terhadap prestasi kejuaraan, pola asuh akademik ayah dengan nilai β=-0.387 sementara pola asuh akademik ibu dengan nilai β=0.280, yang artinya remaja lebih berprestasi untuk meraih juara melalui setiap kenaikan satu satuan pola asuh akademik ibu yang tinggi dibandingkan dengan pola asuh akademik ayah. Regulasi diri memiliki nilai β=0.340 yang artinya semakin tinggi pencapaian regulasi diri maka remaja akan lebih berprestasi dalam kejuaraan. Kejuaraan dan organisasi saling berpengaruh dengan nilai p=0.055, artinya semakin meningkat prestasi non akademik berupa keikutsertaan organisasi maka akan semakin meningkatkan prestasi non akademik kejuaraan dan berlaku pula sebaliknya. N ilai koefisien determinasi Adjusted R Square (R2) prestasi akademik sebesar 12.6 persen sementara prestasi non akademik berupa kejuaraan sebesar 36.6 persen dan non akademik organisasi sebesar 1.8 persen. Selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti (Tabel 12).

Tabel 12 Koefisien uji regresi karakteristik remaja dan keluarga, pola asuh akademik, motivasi, regulasi diri, dan prestasi belajar remaja

Variabel

Motivasi

Be laja r Regulasi Diri Akademik Kejuaraan Organisasi

β Sig. β Sig. β Sig. β Sig. β Sig.

Konstanta .579 .875 .000*** .298 .922

Usia re ma ja -.070 .611 .263 .048** -.220 .245 -.421 .002*** .034 .849

Jenis kela min .054 .683 .156 .226 -.244 .178 -.208 -.125 .183 .281

Uang saku -.324 .021** .058 .681 -.005 .979 -.176 .225 .094 .611 Fasilitas belajar .128 .390 .025 .865 -.068 .742 .204 .182 .070 .714

Besar ke luarga .102 .497 .156 .287 -.423 .036** -.259 .090 .050 .796

Usia ayah .039 .788 -.252 .070* .029 .883 .312 .033** .114 .539

Usia ibu -.122 .404 .056 .694 .212 .291 -.308 .802 -.151 .422

(31)

20

Lanjutan Tabel 12 Koefisien uji regresi, karakteristik keluarga remaja, pola asuh akademik, motivasi, regulasi diri dan prestasi belajar remaja

Variabel

Motivasi

Be laja r Regulasi Diri Akademik Kejuaraan Organisasi

β Sig. β Sig. β Sig. β Sig. β Sig.

Pendidikan ibu -.112 .582 .192 .334 .041 .884 .314 .131 -.249 .342

Status bekerja ibu .103 .626 -.280 .046** -.012 .951 .270 .068* -.145 .441 Pendapatan

keluarga per kap ita .112 .582 .134 .441 -.201 .408 -.303 .093 -.104 .647

Pola asuh

akademik ayah .229 .139 .201 .188 -.346 .104 -.387 .013 **

.135 .504

Pola asuh

akademik ibu -.048 .700 -.049 .692 -.110 .523 .280 .027

** -.168 .298

Motivasi belajar - - .521 .000*** .146 .495 -.010 .949 .416 .680 Regulasi diri .541 .000*** - - -.012 .957 .340 .032** -.612 .544

Akademik .077 .495 -.006 .957 - - -.067 .566 .105 .470

Kejuaraan -.010 .949 .307 .032** -.119 .566 - - .363 .055**

Organisasi -.050 .680 .072 .554 .120 .470 .234 .055** - -

R2 adjusted .407 .429 .126 .366 .018

PEMBAHASAN

Stimulasi orang tua menurut Hoghughi dan Long (2004) merupakan faktor berpengaruh signifikan terhadap perkembangan kognitif remaja. Pola asuh akademik sebagai stimulasi akademik orang tua kepada anaknya yang berdampak secara kognitif menumbuhkan dorongan belajar (Hastuti, 2009). Hasil penelitian menunjukkan pencapaian pola asuh akademik ibu lebih tinggi dibandingkan ayah. Pola asuh akademik ayah remaja laki- laki lebih besar daripada remaja perempuan, tetapi pola asuh akademik ibu remaja perempuan lebih besar daripada remaja laki-laki. Tidak terdapat perbedaan nyata pola asuh akademik ibu maupun ayah antara remaja laki- laki dan perempuan . Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kurniadi (2001) yang menunjukkan frekuensi komunikasi ayah pada anak secara langsung mempengaruhi prestasi belajar anak. Pengawasan anak di rumah tidak dapat seluruhnya diselesaikan oleh ibu sehingga peran ayah mengawasi anak belajar terus dibutuhkan.

Motivasi belajar sebagai suatu hal yang membuat seseorang ingin melakukan hal yang ingin dicapainya dan membantunya dalam menyelesaikan tugas akademiknya (Santrock 2007). Goleman (2007) menyebutkan motivasi belajar memiliki aspek yang mendukungnya yakni dorongan mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif dan optimis. Rata-rata pencapaian motivasi remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja laki- laki. Tidak terdapat perbedaan nyata pada motivasi belajar antara remaja laki- laki dan perempuan.

(32)

21

remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja laki- laki. Secara umum hasil uji beda menunjukkan tidak terdapat perbedaan nyata regulasi diri pada remaja laki- laki dan perempuan. Namun berdasarkan dimensi terdapat perbedaan nyata pada dimensi standar tujuan. Hal ini diduga adanya dorongan lingkungan belajar remaja perempuan yang didukung comparatives advantages yang membuatnya lebih unggul dalam proses belajarnya. Disebutkan Ormrod (2009) bahwa setiap anak memiliki tolak ukur tertentu dalam mengatur diri dan perilakunya. Disamping itu, McDevitt dalam Ormrod (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan akan meningkatkan regulasi diri dan perkembangan emosional.

Prestasi belajar merupakan hasil perilaku belajar remaja yang ditunjukkan secara kognitif akademik berupa hasil raport semester terakhir berdasarkan KKM sekolah diatur dengan ketentuan kurikulum nasional, serta non akademik seperti keikutsertaan kejuaraan termasuk yang sifatnya akademik dan organisasi dalam satu tahun terakhir. Pencapaian KKM akademik remaja laki- laki lebih unggul dibandingkan perempuan, ditunjukkan lebih banyaknya pencapaian KKM remaja laki- laki pada mata pelajaran PPKN bahasa Indonesia matematika IPA dan IPS, sementara remaja perempuan unggul pada mata pelajaran agama dan bahasa Inggris. Tidak terdapat perbedaan nyata pencapaian KKM antara remaja laki- laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian Nuryoto (1998) bahwa prestasi akademik remaja awal masih berpikir dalam konteks yang logis dan sama, disamping remaja perempuan memiliki batasan berkaitan dengan kematangan seksual yang menimbulkan tekanan dalam beraktifitas. Hawadi (2001) turut menyebutkan bahwa anak laki- laki lebih berprestasi akademik dibandingkan perempuan. Sementara menurut Horner (1972) dalam Santrock (2007) respon berprestasi antara remaja laki- laki dengan perempuan berbeda, perempuan tidak mengungkapkan prestasi yang sama dengan laki- laki karena adanya ketakutan akan kesuksesan. Dalam berprestasi non akademik remaja perempuan lebih berpartisipasi dalam kejuaraan dan organisasi. Sesuai dengan pernyataan Goleman (2001) bahwa perempuan cenderung memiliki kecerdasan emosional yang lebih baik dibandingkan dengan laki- laki untuk lebih peka terhadap situasi sosial lingkungannya.

Hasil uji hubungan menunjukkan pola asuh akademik ayah berhubungan negatif dengan besar keluarga yang sesuai dengan penelitian Srinovita (2011)

bahwa pada keluarga kecil (≤4 orang) pola asuh akademik yang diberikan

(33)

22

dan pencapaian prestasi remaja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock (2007) dan penelitian Kumala (2011) bahwa jenis kelamin tidak terlalu mempengaruhi perilaku berkaitan dengan prestasi belajar serta regulasi diri dengan motivasi belajar.

Terdapat hubungan signifikan pola asuh akademik ayah dengan motivasi belajar dan regulasi diri serta pencapaian prestasi non akademik yakni kejuaraan. Sesuai dengan pernyataan Gunarsa dan Gunarsa (2004) bahwa ayah turut berperan dalam pendidikan anak dan menumbuhkan dorongan positif akade mik. Alfaro (2006) menyatakan dukungan akademik yang diberikan ayah berhubungan dengan motivasi akademik anak. Motivasi belajar dan regulasi diri berhubungan positif signifikan. Namun tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi belajar, regulasi diri, serta pencapaian prestasi belajar akademik Hal ini sesuai dengan pernyataan Santrock (2007) dan penelitian. Kumala (2011) menunjukkan motivasi belajar dan regulasi diri tidak dipengaruhi terhadap usia dan jenis kelamin serta motivasi belajar yang tinggi berpengaruh pada regulasi diri remaja yang baik.

(34)

23

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Terdapat perbedaan dalam pemenuhan kebutuhan fasilitas belajar serta uang saku antara remaja laki- laki dan perempuan. Terdapat perbedaan pendidikan terakhir orang tua antara remaja laki- laki dan perempuan. Tidak terdapat perbedaan antara pola asuh akademik ayah maupun ibu serta pencapaian prestasi akademik remaja laki- laki dan perempuan.

Jumlah anggota keluarga yang sedikit berhubungan dengan pola asuh akademik ayah yang baik. Semakin tinggi pendapatan keluarga diiringi dengan pemberian fasilitas belajar yang mencukupi akan semakin meningkatkan motivasi belajar remaja. Motivasi berhubungan dengan regulasi diri remaja. Regulasi diri yang baik berhubungan dengan peningkatan pencapain prestasi non akademik remaja berupa kejuaraan. Pencapaian motivasi, regulasi diri dan pencapaian prestasi belajar non akademik pada remaja perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan remaja laki- laki.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap regulasi diri adalah usia remaja, usia ayah, status bekerja ibu dan motivasi belajar. Sementara itu yang berpengaruh terhadap motivasi belajar remaja adalah uang saku. Faktor yang berpengaruh dengan prestasi akademik remaja adalah besar keluarga, sedangkan faktor- faktor yang berpengaruh dengan prestasi non akademik kejuaraan adalah usia remaja, usia ayah, status ibu bekerja, pola asuh akademik orang tua, regulasi diri remaja serta prestasi non akademik keikutsertaan organisasi.

Saran

Ayah perlu lebih memberikan perhatian interaksi langsung dalam berkomunikasi dengan remaja serta kegiatan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi remaja, seperti turut menghadiri pertemuan dengan guru yang berhubungan dengan kegiatan akademik anak serta kegiatan non akademik yang sesuai minat remaja. Dalam hal ini ayah menjadi contoh, memberikan nasihat dan memotivasi anak untuk lebih berusaha untuk berprestasi. Sementara bagi ibu dengan pencapaian pola asuh akademik yang tinggi hendaknya diikuti kualitas ibu dalam menyampaikan pesan kepada anak remajanya. Penelitian lanjutan hendaknya melihat lingkungan luar keluarga seperti pola asuh akademik guru di sekolah atau hubungannya dengan teman sebaya bagi pencapaian prestasi remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah SM. 2002. Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak (Paternal Involvement): Sebuah Tinjauan Teoritis [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana.

Afifah R. 2013 Juni 1. Ini 12 Siswa Peraih Nilai UN SMP Tertinggi [Internet].

(35)

24

http://edukasi.kompas.com/read/2013/06/01/0935141/ini.12.siswa.peraih.nilai. un.smp.tertinggi.

Alfaro EC, Taylor AJU, Bamaca MC. 2006. The Influence of Accademic Support

on Latino Adolescents’s Academic Motivation. Journal Family Relations

Vol.55. Issues 3. Page 279-291. Departement Family and Human Development,

Arizona State University.

Andayani B, Koentjoro. 2004. Psikologi Keluarga: Peran Ayah Menuju

Coparenting. Surabaya: PT. Citra Media

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Data Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Data Sosial Ekonomi Masyarakat Provinsi Jawa Barat: Survei Sosial Ekonomi Daerah

Kota Bogor 2011. Bogor: Badan Perencanaan dan Pembangunan.

Bruce F, Booth D, Johns SE. 2009. Boys Literacy Attainment: Research and

Related Practice. Canada: Center for Literacy, Nipishing University [Internet].

(Diakses pada Februari 2013). Tersedia dalam www.edu.gov.ca/eng/research/boysliteracy.pdf.

Elvina, A, Tjalla A. 2008. Hubungan antara Self Regulation Learning dengan Kemampuan Memecahkan Masalah pada Pembelajaran Matematika Siswa SMUN 53 Jakarta Timur. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Goleman D, Chernis C. 2001. Emotional Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

__________. 2007. Social Intelligence: Ilmu Baru tentang Hubungan Antar

Manusia. Imam HS, penerjemah; Pradana R, editor. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama. Terjemahan dari: Social Intelligence.

Gunarsa SD, Gunarsa YSD. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan

Keluarga. Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

________________________. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia.

Hadikusumo K. 2009. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Hartoyo, Hastuti D. 2004. Perilaku Investasi pada Anak Nelayan dan

Implikasinya terhadap Pengentasan Kemiskinan. Bogor: Institut Pertanian

Bogor.

Hastuti D. 2009. Pengasuhan: Teori dan Prinsipnya serta Aplikasinya di

Indonesia. Bogor: Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Institut Pertanian

Bogor.

Hawadi RA. 2001. Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat dan

Kemampuan Anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Hoghughi M, Long N. 2004. The Handbook of Parenting: Theory and Research

for Practice. London: Sage Publications Ltd.

Hurlock EB. 2004. Psikologi perkembangan anak: suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan Edisi ke-5. Istiwidayanti, Soedjarwo, penerjemah; Silabat,

R. M.,editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Developmental Psycology: A Life-Span Approach.

Kristin A, Guzman L, Hair E, Lippman L, Garret S. 2004. Parent Teen Relationship and Interactions: Far more Positive than Not. Child Trends

(36)

25

Kumala O. 2011. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Self Regulation Siswa-Siswi SMA Permata Indah [Thesis]. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Kurniadi O. 2011. Pengaruh Komunikasi Keluarga terhadap Prestasi Belajar Anak. Jurnal Mediator Vol 2 No 2.

McCleland C, David. 1961. Memacu Masyarakat Berprestasi. Siswo Siswanto, Wilhelius W, penerjemah. Jakarta: Intermedia. Terjemahan dari: The Achieving Society.

Morris AS, Silk JS, Steinberg L, Myers SS, Robinson LR. 2007. The Role of the Family Context in the Development of Emotion Regulation. Journal of Social

Development. Vol. 16(2) page 361-388.

Nuryoto S. 1998. Perbedaan Prestasi Akademik antara Laki- Laki dan Perempuan Studi di Wilayah Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada. No.2 halaman 16-24.

Ormrod M, Jeanne E. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang Jilid2. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Essentials of

Educational Psychology 6th Ed. Pearson Education Inc.

Peterson C, Seligman M. 2004. Character Strengths and Virtues: A Handbook

and Classification. Washington: Oxford University Press.

Puspitawati H. 2010. Kenakalan Pelajar. Bogor: IPB Press.

___________ 2012. Gender dan Keluarga : Konsep dan Realita di Indonesia. Bogor: IPB Press.

Sajogyo, Sajogyo P. 1983. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Santrock JW. 2003. Perkembangan Remaja. Wisnu CK & Yati S, Ed. Shinto BA & Sherly S, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari : Adolescence

__________. 2007. Perkembangan Anak (Jilid 1). Rachmawati M, Kuswanti A, penerjemah; Hardani W, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Child

Development, Eleventh Ed.

Srinovita Y. 2011. Hubungan Pola Asuh dan Ketersediaan Alat Stimulasi Akademik dengan Prestasi Akademik Remaja yang Memiliki Perbedaan Latar Belakang Pendidikan Prasekolah [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto H. 2006. Mengembangkan Kemampuan Self Regulation untuk Meningkatkan Keberhasilan Akademik Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No.07/th V/Desember 2006.

Tombokan M. 2001. Pola Pengambilan Keputusan dalam Keluarga, Status Kerja Ibu serta Kaitannya dengan Konsep Peran Gender pada Suku Jawa dan Suku Minahasa [Thesis]. Program Pascasarjana Bogor: Institut Pertanian Bogor. Zumbrunn SK. 2010. Nurturing Young Students Writing Knowledge, Self

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Gambar 2 Skema pengambilan contoh
Tabel 1 Variabel, jenis data, skala data, sumber, dan jumlah item pertanyaan
Tabel 2 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik remaja laki-laki dan perempuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

kebutuhan yang timbul karena perjalanan dan kunjungan. g) Membangkitkan kewiraswastaan dan menumbuhkan usaha-usaha ekonomi dalam rangka pembangunan ekonomi nasional. h) Mendorong

Dari uji korelasi Rank Spearman pada taraf kepercayaan 95% menunjukan: kepemimpinan, waktu pertemuan kelompok, dan jaringan komunikasi memiliki hubungan yang sangat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian konsumen yang terdiri dari Kualitas Produk, Harga, dan Gaya Hidup secara parsial

Dalam sebuah kelas yang terdiri dari 40 siswa, 26 diantaranya putra, akan dipilih 3 orang sebagai pengibar bendera dimana pembawa bendera selalu putriA. Dari 8 soal yang

Kekeringan lahan pertanian yang melanda sebagian wilayah Sub DAS Blongkeng tahun 2013 mempengaruhi imbangan air di dalamnya. Potensi ketersediaan air non domestik

pribumi senang terhadap orang Jepang yang tinggal di dekat mereka. “Mungkin tidak terlalu berbeda ya bagi kita orang Indonesia. Yang sangat terasa apa, apabila dia berbicara

1) Mengetahui perilaku aliran yang terjadi dengan pelimpah Ogee. 2) Mengetahui kapasitas peningkatan debit yang melimpah dengan mercu deretc. trapesium. 1.5

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) Seberapa besar pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar kewirausahaan kelas XI SMK GARUDA