KEBIJAKAN REDAKSIONAL ANNIDA ONLINE PADA
KANAL CITIZEN JOURNALISM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
ACHMAD YANI
NIM: 106051101912
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
ACHMAD YANI
NIM: 106051101912
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
KEBIJAKAN REDAKSIONAL ANNIDA ONLINE PADA
KANAL CITIZEN JOURNALISM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh Achmad Yani
NIM: 106051101912
Di bawah bimbingan
Rulli Nasrullah, M. Si
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul KEBIJAKAN REDAKSIONAL ANNIDA ONLINE PADA KANAL CITIZEN JOURNALISM telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa ,8 maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 8 Maret 2011 Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
(Drs. Wahidin Saputra, M.A) (Ade Rina Farida, M. Si) NIP: 19700903 199603 1 001 NIP: 19770513 200701 2 018
Penguji I Penguji II
(Drs. Wahidin Saputra, M.A) (Rubiyanah, M.A)
NIP: 19700903 199603 1 001 NIP:19730822 199803 2001
Pembimbing
i Achmad Yani (106051101925)
Kebijakan Redaksional Annida Online Pada Kanal Citizen Journalism
Ledakan teknologi informasi merupakan problem nyata pada era komputerisasi yang berkembang cepat ini. Keperluan akan informasi sudah dikenal bukan dari jumlah informasi yang penting tetapi nilainya, yaitu ketelitian (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan (complete), keringkasan (conciseness), kesesuaian (relevancy). Lima karakteristik inilah yang harus diperhatikan para insan media online untuk memperhitungkan betapa pentingnya informasi yang dapat diakses melalui internet. Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, cybermedia memungkinkan setiap individu berperan dalam penyaluran informasi melalui internet.
Alasan penulis memilih judul Kebijakan Redaksional Annida Online Pada Kanal Citizen Journalism karena penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan kebijakan redaksi pada Annida Online, sehingga informasi dapat diakses tepat waktu demi memenuhi kebutuhan khalayak luas akan informasi yang akurat.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif yang akan mendeskripsikan bagaimana kebijakan para tim redaksi Annida Online dalam kanal Citizen Journalism. Citizen Journalism menurut versi Annida Online adalah berita yang dikirimkan oleh seseorang (warga Negara) dengan menggunakan data yang akurat baik secara langsung (wawancara ke narasumber) atau tidak langsung (buku dan berita dari media lain) yang bertujuan memberikan informasi untuk khalayak dengan cara mengkomparasikan kedua sumber tersebut,
Setelah meneliti mengenai kebijakan redaksi Annida Online pada kanal Citizen Journalism, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang diterapkan mencakup dua segi yakni: penulis dan berita. Dalam segi penulis, mereka (sender) diharapkan dapat mengkomparasikan kedua sumber baik langsung dan tidak langsung dan tidak hanya menghimpun fakta-fakta dari media lain lalu menuliskan berita itu secara utuh. Kemudian, penulis juga diharuskan memiliki kemampuan menulis agar berita layak dibaca. Berita yang dipilih pun diutamakan berita yang mempunyai nilai (value) dan berita itu menjadi sorotan masyarakat dalam tenggang waktu yang cukup lama. Selain itu, syarat terakhir dalam segi berita ialah berita itu belum tercover atau ditulis oleh tim Annida Online.
5. Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang juga merangkap sebagai
pembimbing saya, DR. Rulli Nasrullah, M.Si Terima kasih, Pak karena
telah memberikan bimbingan terbaik untuk saya.
6. Pihak Annida Online khusus kepada Mas Muhammad Yulius dan Mba Shinta Dewi Indriani, terima kasih banyak untuk waktu dan informasi
yang sungguh bermanfaat.
7. Teman-teman seperjuangan pada Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2006
yang dengan berbagai karakter, terima kasih telah menjadi teman terbaik.
8. Sahabat tak tergantikan Shadow, Kasoy dan PB Jurnalistik, terimakasih untuk semangat yang terus kalian kobarkan kepada penulis agar tetap
semangat dalam mengerjakan sripsi ini.
9. Untuk wanita yang selalu ada saat kapanpun susah maupun senang, kasih
sayang yang tak pernah lupa ia berikan sejauh apapun ia berada,
terimakasih banyak untuk itu semua. U’re my soul..
Akhir kata, mungkin ada beberapa pihak yang belum penulis urai di sini.
Namun semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah dengan balasan yang berlipat.
Penulis merasa masih banyak terdapat kekurangan pada karya akhir ini. Kritik
yang membangun sangat penulis nanti demi perbaikan skripsi ini dan skripsi
selanjutnya di masa mendatang.
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI………...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 4
D. Metodologi Penelitian……….... 5
E. Tinjauan Pustaka……….... 7
F. Sistematika Penulisan... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Media Islam di Indonesia……….. 9
B. Media Online………. 12
1. Definisi Internet………... 13
2. Perkembangan Internet………. 14
C. Citizen Journalism………. 21
D. Karakteristik Jurnalisme Online……… 26
1. Karakteristik Berita………. 32
2. Karakteristik Redaksional……….. 33
B. Visi Misi Annida Online... 41
C. Struktur Redaksional Annida Online... 41
D. Profil Pembaca Annida Online... 42
E. Kanal-kanal Annida Online... 43
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN A. Kebijakan Redaksional Annida Online dalam Kanal Citizen Journalism... 55
B. Karakteristik Berita... 56
C. Karakteristik Redaksional... 57
D. Karakteristik Bisnis... 58
E. Kebijakan Redakasi pada Annida Online... 58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 65
B. Saran………... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Majalah
Annida
pertama kali terbit pada Mei 1991. Saat itu,
Annida
muncul
dengan dominasi rubrik yang membahas seputar masalah wanita dewasa, rubrik
keislaman dan cerpen. Untuk nama
Annida,
menurut situas
Annida online
diambil dari
ayat Al-Qur'an surat Maryam ayat 3 yang artinya menyeru dengan lemah lembut.
Surat Maryam ayat 3 tersebut pun sesuai dengan visi dan misi
Annida
, yaitu
menyeru kepada yang (
haq
). Pada September tahun ketiga tepatnya tahun 1993,
Annida
bergabung dengan
Umi Group
(sekarang PT Kimus Bina Tadzkia).
Seiring berkembangnya media
Online
, Annida yang dahulunya sukses dengan
media cetak kini berpindah haluan lagi mengingat geliat laman islam makin diminati
khalayak.
Annida online
ialah media
Online
yang sebelumnya sukses dengan majalah
Annida
.
Media online ini kini tak lagi mengandalkan versi cetaknya, melainkan sudah
mentrasformasikan diri menjadi media
Online
.
Kanal-kanal
(
tools
bagian atas dan
bawah) pada media ini pun beragam. Dari cerpen, portal berita, cerbung, tebak Nida,
hingga
Citizen Journalism
.
Citizen journalism
atau yang dikenal dengan jurnalisme warga kini marak
bersamaan. Aktivitas jurnalistik pada media
Online
kini banyak melibatkan peranan
para jurnalis non profesional. jurnalisme warga adalah keterlibatan warga dalam
memberitakan sesuatu tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dalam
merencanakan, menggali, mencari, mengolah dan melaporkan informasi. Sehingga
semua warga negara dapat menjadi wartawan.
1Peranan seorang wartawan menurut definisi Jurnalisme Warga oleh Shayne
Bowman dan Chris Willis dalam laporannya ”
We Media: How Audiences are
Shaping the Future of News and Information
.
The purpose of this participation news
that is free, reliable, accurate, comprehebsivve, and information relate to
democracy”
Ringkasnya, tujuan dari keikutsertaan wwarga dalam menuliskan idenya pada
sebuah media adalah untuk menyajikan berita yang bebas, dapat dipercaya, akurat,
meliput banyak hal dan informasi yang terkait dengan kebutuhan akan demokrasi.
Pengertian Jurnalisme Warga – yang seharusnya Jurnalisme Warganegara
sebagai terjemahan dari
Citizen Journalism
– tidak boleh dikacaukan dengan
Jurnalisme Kewarganegaraan (Civic Journalism), yang dipraktekkan oleh
wartawan-wartawan profesional. Jurnalisme warga adalah bentuk yang spesifik dari media
warga dimana warga berperan sebagai pengguna sekaligus penghasil isi.
Sedangkan Jay Rousen memberikan definisi berbeda seputar
Citizen
Journalism
. Menurutnya,
Citizen Journalism
ialah :
1
“when the people formely known as viewers have the power control the media
to share indormation with each other among the media audionce, then that Citizen
Journalism.”
Artinya, ketika orang-orang yang sebelumnya dikenal sebagai pemirsa media
pers mempunyai kekuatan kontrol untuk berbagi informasi satu sama lain sesama
pemirsa media pers, maka itulah jurnalisme warga.
Didasari oleh rasa keingintahuan penulis lebih dalam lagi mengenai penerapan
citizen journalism pada media online islam di Indonesia yakni Annida Online, maka
penelitian ini pun dilakukan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam lagi
mengenai kebijakan redaksional dan citizen journalism dan segala bahasan yang
berkaitan dengan tema tersebut. Selanjutnya, penulis juga ingin mengetahui
bagaimana para penulis (non wartawan) turut berperan serta memberikan informasi
bagi pembaca yang pada akhirnya tulisan tersebut dapat menjadi motivasi baru bagi
para pembaca untuk turut serta mengirim tulisannya.
Memahami definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
Citizen Journalism
ialah
kegiatan pencarian, peliputan dan penulisan berita oleh wartawan warga (non
professional) yang kemudian laporannya dapat disuguhkan pada beberapa media,
lebih khusus pada media
Online
yang lebih banyak melibatkan warga dalam kegiatan
Citizen Journalism
untuk kemudian dikomentari (
post a comment
) oleh pembaca
maupun berita-berita yang ditulis dalam blog mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul
“Kebijakan
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar tidak terlalu luas dalam pengelolaan data, maka penelitian ini dibatasi
pada konsep
Citizen Journalism
serta kebijakan redaksi
Annida Online
dalam kanal
“
Citizen Journalism
” edisi September – Desember 2010.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini ialah:
a)
Bagaimana konsep
Citizen Journalism
pada
Annida Online
?
b)
Bagaimana kebijakan redaksi
Annida Online
dalam menentukan konten di
kanal
“Citizen Journalism?”
c)
Bagaimana kebijakan redaksi
Annida
dalam publikasi visual konten di kanal
“Citizen Jornalism?”
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
a)
Untuk mengetahui konsep
Citizen Journalism
pada
Annida Online
b)
Untuk mengetahui kebijakan redaksi
Annida Online
dalam
kanal “Citizen
Journalism
.
c) Untuk mengetahui kebijakan redaksi
Annida
dalam publikasi visual konten di
kanal
“Citizen Jornalism?”
2. Manfaat Penelitian
a)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada disiplin ilmu
jurnalistik dalam konsep
Citizen Journalism
dalam sebuah media massa.
2.2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
a)
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi,
terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN)
Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik agar
lebih mengetahui bagaimana konsep
Citizen Journalism
dalam sebuah media
serta kebijakan seperti apa yang harus diambil dalam pemilihan berita yang
layak dan tak layak muat.
b)
Agar para mahasiswa dapat memahami apa
Citizen Journalism
dan
penerapannya dalam media
online
.
c)
Untuk melengkapi penelusuran koleksi skripsi dalam bidang
Citizen
Journalism
media
Online
pada perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi sehubungan dengan belum adanya penelitian khusus terhadap
Citizen Journalism
pada media
Online.
D.
Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif
dengan menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang dalam hal ini ialah
pendeskripsian konsep
Citizen Journalism
serta kebijakan redaksi Annida
Online
Dalam
penerapannya,
pendekatan
kualitatif
menggunakan
metode
pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti misalnya
penggunaan instrument wawancara mendalam (
in depth interview
) pada Pemimpin
Redaksi dan Redaktur
Annida Online
dan pengamatan (
observation
).
2Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian
nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan
hipotesis.
32. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini ialah
Annida Online
sedangkan yang menjadi objek
dalam penelitian ini ialah tim redaksi
Annida Online.
3. Tahapan Penelitian Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam
penelitian ini, Data primer (
Primary Source
) dalam peneltian ini diperoleh melalui
wawancara kepada tim redaksi
Annida Online
, terlebih pemimpin redaksinya karena
ia memiliki wewenang penuh dalam penyeleksian berita. Sedangkan data sekunder
(
Secondary Source
) dalam penelitian ini diperoleh dari referensi berupa buku-buku,
ensiklopedia, artikel, jurnal, atau tulisan lain yang berkaitan dengan penelitian. Data
2
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 2.
3
sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam analisis data primer,
yaitu sebagai pendukung dan penguat data dalam penelitian.
b. Teknik Pengolahan Data
Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalaui
meninjau kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data yang diperoleh yaitu dari
obervasi, wawancara, serta dokumentasi seperti arsip-arsip tampilan
Annida Online
Seluruh data tersebut nantinya akan dipaparkan dengan didukung oleh beberapa hasil
temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.
c. Teknik Analisa Data
Jenis penelitian ini ialah analisis deskriptif, dimana hasil temuan akan
dideskripsikan kemudian ditinjau kembali untuk dianalisis dari hasil pengamatan
lapangan dan penelusuran pustaka.
e. Tinjauan Pustaka
Penelitian berjudul “Kebijakan Redaksional
Annida Online
pada Kanal
Citizen Journalism
” memiliki perbedaan signifikan terhadapa beberapa skripsi yang
membahas tentang media
online.
Namun. Karena penelitian tentang media
online
di
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi terbatas dan mayoritas meneliti
tentang media cetak, maka dapat dicontohkan dua skripsi karya Ina Salmah Febriani
yang berjudul “Analisis Deskriptif Manajemen Redaksi
Republika Online
” dan
skripsi karya Emi yang berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Syekh Puji dan
Luthfiana Ulfa pada
Kompas.com dan Republika.co.id”
Dari dua media yang diteliti di atas tidak ada yang membahas mengenai
penulis dengan dua skripsi di atas terletak pada konten yang akan dibahas. Dalam
skripsi ini, penulis menekankan kepada kebijakan redaksional pada Kanal
Citizen
Journalis.
F. Sistematika Penulisan
Bab I:
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, pembatasan masalah, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data,
teknik analisis data, tinjauan pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
Bab II:
Pada bab II ini berisi kajian teoritis yang berisi kebijakan redaksional,
pengertian
media Islamdi Indonesia,
media online
,
definisi internet
,
perkembangan
internet
,
citizen journalism
,
karakteristik jurnalisme online
,
karakteristik berita
,
karakteristik redaksional
diakhiri dengan
karakteristik bisnis.
Bab III:
Bab ini berisi tentang gambaran
Annida Online
meliputi, sejarah
Annida
Online,
visi misi
Annida Online,
struktur redaksional
Annida Online,
profil
pembaca
Annida Online,
kanal-kanal
Annida Online
.
Bab IV:
Bab ini berisi tentang temuan dan analisis data, kebijakan
redaksional
Annida Online
dalam kanal
Citizen Journalism,
karakteristik berita
,
karakteristik redaksional
dan
karakteristik bisnis
9 BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Media Islam Di Indonesia
Konsep penting dalam komunikasi Islam adalah tabligh, gagasan tentang
dakwah, penyebarluasan prinsip, keyakinan dan praktik Islam. Tabligh yang
berakar pada tradisi lisan dan sosial komunitas Islam yang lebih besar,
menetapkan kerangka bagi etika yang berkaitan dengan interaksi personal dan
sosial. Beberapa hal tersebut merupakan contoh betapa Islam sangat kaya dengan
praktik dan dasar bagi produksi teori-teori komunikasi, khususnya komunikasi
massa. Namun demikian, kita harus mengakui bahwa yang dilakukan dunia Islam
dalam berbagai studi komunikasi, khususnya media massa, sejauh ini belum ada
studi yang sistematis untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi media muslim.1
Media massa muslim yang banyak bermunculan saat ini terdorong dan
sejalan oleh firman Allah Ta’ala dalam Surah Al-Hujurat ayat 6.
“Hai orang yang beriman! Jika dating kepadamu seorang fasik membawa berita, carilah keterangan tentang kebenarannya, supaya jangan kamu rugikan orang karena tidak tahu, hingga menyebabkan kamu penuh penyesalan atas perbuatanmu (QS. Al-Hujurat [49]: 6).
Berkaitan dengan firman Allah pada surah Al-Hujurat di atas, maka
lahirnya media Islam selain karena kebutuhan, juga karena ingin mencari
informasi serta menyebarkan berita tersebut dengan benar untuk khalayak.
Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, sejumlah besar berkala pamflet,
dan penerbitan pada masyarakat muslim dibuat dengan latar belakang perlawanan,
1
sehingga sulit untuk memilah media muslim sebagai satu kesatuan yang terpisah.
Tak ada definisi yang pasti tentang media muslim. Studi-studi yang dilakukan
pleh para peneliti berpusat pada fungsi media, sistem media, perilaku media,
politik media, pemilikan media, dan pola pembaca media.
Studi media dalam dunia Islam, banyak dilakukan dengan bahasa Arab
untuk pers Arab. Bahasa Persia untuk pers Persia. De Arab Press oleh William A. Rough dan Daily Journalism in the Arab States oleh Mc Fadden merupakan dua karya terkenal dalam bahasa Inggris mengenai bidang media Islam.
Perkembangan selanjutnya dari sejarah komunikasi massa di belahan
dunia Islam, menunjukkan bahwa dunia Islam tidak berhasil mengadopsi
teknologi komunikasi baru karena factor politik, ekonomi, dan social, baik
internal maupun eksternal. Penemuan mesin cetak pada pertengahan abad ke-15,
melahirkan budaya cetak dan kenaikan kuantitatif yang hebat dalam penyebaran
informasi. Akan tetapi, dalam masyarakat Islam, satu cara komunikasi tidak
menggantikan cara lain, tetapi komunikasi lisan dan tulisan melengkapi berbagai
teknologikomunikasi dalam zaman modern. Oleh karena itu, pertumbuhan
komunikasi di dunia Islam ditandai oleh kemanjuan kualitatif, bukan kenaikan
kuantitatif.
Mesin cetak masuk ke Negara Islam seperti Mesir, Iran dan Turki pada
abad ke-17. selama akhir abad ke-18 dan peruh pertama abad ke-19, mesin cetak
memudahkan terbitnya surat kabar di seluruh dunia Islam. Pada periode awal pers
penting dalam penyebaran gerakan pembaruan Islam abad 19 dan saat kampanye
melawan kolonialisme Eropa.2
Karakteristik media massa di dunia Islam kontemporer sangat dipengaruhi
oleh rekan media Barat. Karena kurangnya fasilitas produksi di beberapa Negara
Islam dan tingkat ekonomi yang umumnya rendah, media harus mengimpor
beberapa perlengkapan. Pada saat yang sama, kurangnya prasarana tlekomunikasi
dan transportasi yang memadai, menyebabkan distribusi menjadi mahal.
Kendati masih terdapat banyak media massa di dunia Islam yang
memberikan berita untuk mengimbangi berita yang mendiskreditkan Islam di
Barat, namun pada sejumlah media lainnya, pengaruh rekan mereka di Barat terus
berlangsung hingga saat ini. Contoh paling baru datang dari Amman Yordania,
editor tabloid Shihane turut menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, sejak munculnya penyiaran pada abad ke-20, pola
komunikasi di dunia Islam mengalami perubahan besar. Pada tahun 1930-an,
Mesir, Iran dan Turki termasuk Negara Islam yang pertama yang
mengembangkan penyiaran radio sendiri. Mereka memanfaatkan radio sebagai
alat interaksi nasional, penyebaran berita dan informasi pemerintah serta
propaganda Negara dan ideologi.
Televisi yang diperkenalkan kepada beberapa Negara Islam pada akhir
1950-an dan awal 1960-an, menjadi media yang ampuh untuk informasi,
pendidikan dan hiburan. Pengenalan televisi telah menambah dimensi baru dalam
sarana komunikasi tradisional di dunia Islam. Masjid menggunakan radio dan
2
televisi untuk menyiarkan khotbah dan peristiwa agama lain kepada pemirsa yang
lebih banyak.3
Pada era globalisasi saat ini, di mana informasi dari berbagai media
menjamur, tapi tetap saja media massa Islam masih kurang siap bersaing dengan
media pada umumnya. Meskipun terdapat keanekaragaman dalam dunia Islam
dan sistem penyiarannya, criteria moral dan etika Islam berpengaruh besar pada
isi, produksi, dan distribusi media komunikasi modern, khususnya radio dan
televisi. Namun, perkembangan media massa Islam masih dihambati oleh
beberapa faktor sehingga masih sulitnya berkembang meski memang tak dapat
dipungkiri banyak media massa Islam berjamur saat ini.
Faktor yang paling menghambat kemajuan penyiaran di dunia Islam
adalah kurangnya sumber daya ekonomi dan penanaman modal secara
keseluruhan faktor lainnya adalah keterbatasan jumlah lembaga pendidikan dan
latihan yang menyediakan kursus.4
B. Media Online
John M. Echols dan Hasan Shadily memberikan definisimengenai online. On berarti sedang berlangsung, dan line berarti garis, barisan, jarak dan tema.5. Singkatnya, online berarti proses pengaksesan informasi yang sedang berlangsung melalui media internet.
Menurut Harris Poll, lebih dari 137 juta orang Amerika melaksanakan
seluruh kegiatan mereka melalui dunia internet. Pada tahun 1995, hanya 9% orang
3
. Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 19.
4
. Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik. h. 19.
5
yang belum memanfaatkan internet. Saat ini, diperkirakan pengguna internet lebih
dari tiga jam dalam perharinya.6
1. Definisi Internet
Pada tahun 1991, sebuah buku yang ditulis oleh kalangan terkemuka
dalam proses komputasi, Technology 2001: The Future of Computing and Communication, diterbitkan oleh MIT, belum menyebut-nyebut tentang internet. Begitu pula tidak terdapat kata ‘World Wide Web’ atau ‘cyberspace (dunia maya)’ dalam indeks. Namun di tahun yang sama David Gelenter menerbitkan sebuah
buku bagi teknolog. Mirror Worlds, sebuah paper penelitian yang dielaborasi lebih jauh dalam mengagumkan, yang mana, tanpa menyebutkan kata, ia
meramalkan tentang Web; dan di akhir 1990-an.7
Dilihat dari segi bahasa, internetberasal dari dua kata, Interconnected dan Network. Interconnected berarti jaringan sistem komunikasi data yang melibatkan satu atau lebih sistem komputer dan dihubungkan dengan jalur transmisi alat
komunikasi Internet adalah sebuah jaringan komputer yang menghubungkan
beberapa sumberdaya, berupa pendidikan, bisnis yang diakses dengan
menggunakan Internet Protocol8
Sedangkan menurut Laquey (1997), asal mula internet adalah tercipta oleh
suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya ARPAnet, suatu
proyek eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA
(Departement of Defense Advanced Research Project Agency). Misi awalnya
sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat
6
Brad Schultz, Broadcast News Producing (London: Sage Publications, 2005), h.134.
7
Asa Briggs dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h. 375-376).
8
menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya jauh seperti sistem
komputer dan pangkalan data yang besar.9
Pada akhirnya, ARPAnet berhasil membantu membudidayakan sejumlah
jaringan lainnya, yang kemudian saling berhubungan. Dua puluh lima tahun
kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu orgasme yang semakin luas
perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan.
2. Perkembangan Internet
Riwayat perkembangan komunikasi antar manusia adalah sama dengan
sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan varis ada empat
titik penentuan yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1) Di temukanya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia.
2) Berkembangnay seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara
manusia menggunakan bahasa.
3) Berkembangnya kemampuan repodruksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya
komunikasi massa yang sebenarnya.
4) Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio,
televisi hingga satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi
merupakan puncak prestasi peradaban umat manusia, mengungguli siapapun
makhluk tuhan di alam jagat raya ini. Dari emapaty titik ini kemudian manusia
9
berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya
dengan makhluk lainya.10
Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology; The New Media In Society, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era tulis, era media cetak, era
media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir
media komunikasi interaktif dikenal media komputer, videotext dan teletext, teleconfrencing, TV kabel, dan sebagainya.11
Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya
diversifikasi teknologi informasi dengan berhubungannya telepon, radio,
komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut
internet.12
Internet adalah jaringan komputer untuk sistem pertahanan yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS pada tahun 1969. Proyek jaringan
ini diberi nama Defence Advanced Research Project Agency (DARPA). Jaringan
komputer yang pertama yang dibuat DARPA kemudian diberi nama ARPAnet.
Pada tahun 1981 jumlah situs yang tergabung dalam ARPAnet
berkembang menjadi 200 situs. ARPAnet berkembang sangat cepatnya dan tidak
hanya melibatkan jaringan di universitas saja, tetapi melibatkan
organisasi-organisasi lain di dunia.
10
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Prenada Media Group, 2007) h.107
11
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. h.111.
12
Pada tahun 1983, karena sistem ini telah menghubungkan banyak sekali
jaringan-jaringan di seluruh dunia, maka mulai dikenal dengan interconnected network atau internet.
World Wide Web (WWW) ialah sebuah jaringan global situs internet multimedia untuk informasi, hiburan, pendidikan dan bisnis. WWW merupakan
system hypertext yang terangkai menjadi jaringan, yang memungkinkan dokumen dibaca banyak orang melalui internet.13 WWW mulai populer digunakan sekitar
awal tahun 90-an dengan memakai berbagai web browser seperti, Internet Explorer, Opera,Mozilla Firefox dan sebagainya.
Lahirnya internet juga didasari dengan lahirnya serangkaian media massa.
Media massa pertama adalah surat kabar dari abad ke-19. Pembentukan
berikutnya radio dan kemudian televisi sebagai media massa didirikan atas
layanan berita mereka14. Dengan demikian, publik menjadi terbiasa dengan berita
yang diformat dan dikemas dengan baik dalam bentuk cetak, suara atau video
transmisi. Abad ke-20 adalah awal munculnya bentuk-bentuk baru komunikasi
yang lebih pesat dibandingkan periode sebelumnya dalam sejarah. Internet
sebagai media baru yang telah terwujud, penduduk dunia telah menikmati kualitas
jangkauan yang luas, pilihan hiburan dan konten informasi.15 Interaksi di media
online membuat berbeda dengan media lain, seperti dapat mengomentari berita,
berdiskusi sesama pembaca dan dapat berinteraksi dengan penulis langsung.
Dalam perkembangan media online tersebut, pengguna media diberi kekuasaan pribadi yang lebih besar atas penerimaan konten. Perluasan media
massa tidak hanya dimaksudkan lebih persaingan untuk para pemilik media,
13
M. Suyanto, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, h. 36.
14
Barrie Gunter, News and the Net. (London: Lawrence Erlbaum Associates, 2003), h.1
15
produsen dan distributor konten media, telah mengubah sifat khalayak media.
Menurut Barrie, dalam media online, khalayak pengguna atau audiens menjadi lebih terfragmentasi.16 Artinya, komunikasi massa telah terintegrasi menjadi
"komunikasi interpersonal", yang berarti bahwa konsumen media sekarang
berharap untuk dapat memilih apa yang ingin mereka konsumsi saat itu sesuai
dengan kehendak mereka. Perkembangan tersebut memiliki implikasi penting
bagi penyediaan dan konsumsi berita.
Selain itu, perkembangan teknologi komunikasi membuka kemungkinan
baru untuk pengiriman berita, baik oleh pengelola media online atau oleh khalayal
media online tersebut. Melalui sistem transmisi digital memfasilitasi konvergensi
penyiaran, penerbitan, telekomunikasi, dan teknologi komputerisasi peralatan
digital, seperti layar datar menandai evolusi dari televisi tradisional yang memakai
tabung dan bersifat satu arah menjadi tidak saja sebagai pusat informasi dan atau
hiburan, melainkan televisi yang dapat berinteraksi dengan audien.17 Media telah
dapat menembus realitas masyarakat dengan dapat menyiarkan sebuah peristiwa
di tempat lain ataupun di belahan bumi lain dalam waktu sesaat atau waktu saat
itu. Berbagai kejadian yang terjadi di tempatlain, telah dapat disaksikan oleh
orang lain yang sangat jauh sekalipun.
Konvergensi teknologi tersebut mengarah ke konvergensi bisnis, seperti
bahwa surat kabar, majalah, televisi, dan radio tidak akan lagi beroperasi dengan
layanan terpisah. Layanan ini diterima melalui satu jenis teknologi dan pengguna
dapat beralih. Mereka pun dapat memilih apakah akan mendengarkan berita dari
saluran televisi, stasiun radio atau membaca koran tertentu. Konsumen berita pun
16
Barrie Gunter, News and the Net. h.1
17
dapat menentukan berita-berita khusus yang mereka ingin ketahui dari banyak
sumber informasi yang ada dan juga dapat memutuskan apakah mereka
menginginkannya hanya dalam bentuk teks atau teks dan video.18 Potensial pasar
untuk layanan online telah tumbuh secara signifikan. Pada awal 1980 di Amerika Serikat, misalnya, hanya 2-3 juta rumah dilengkapi dengan komputer pribadi,
sedangkan tahun 1994, jumlahnya meningkat menjadi 35 juta komputer. Hampir
(62%) memiliki modem. Potensi pasar untuk berita online bertambah sepanjang
waktu. Amerika Serikat memperkirakan pada akhir abad ke-20 pengguna Internet
sebanyak 144,000,000. Pada September 2000, pengguna Internet di seluruh dunia
yang berusia di atas 12 tahun sebanyak 360 juta.19
Meskipun keprihatinan tentang masalah seperti privasi, hakcipta, identitas
budaya, dan pornografi, namun media internet terus berekspansi, pengelola media
melihat hal itu tidak mungkin untuk diabaikan. Bahwa industri penerbitan mulai
memiliki iniovasi baru, tenaga, jasa dan produk yang ditawarkan dalam
menanggapi kemajuan terbaru dalam informasi dan komunikasi teknologi.
Daya tarik internet sebagai media berita mungkin tidak hanya berasal dari
jumlah konsumen yang mempunyai akses, tapi juga dalam hal komposisi pasar
tersebut. Penggunaan Internet lebih banyak dikalangan orang-orang muda.
Berbeda dengan konsumsi berita tradisional, media yang digunakan juga sudah
cukup lama, khususnya surat kabar. Ahli Komunikasi di Amerika Serikat
melaporkan wanita yang online pada tahun 1999 lebih dari 46 juta. Netsmart ™
18
Barrie Gunter, News and the Net. h.2
19
meramalkan bahwa wanita akan menjadi setengah dari Pengguna internet pada
tahun 2002. Fungsi Internet secara internasional telah tersebar luas dan cepat20
Saat ini, berita dan informasi dari setiap bagian dunia dapat dibaca hanya
dengan mengklik sebuah tombol. Bibit baru dari bisnis media muncul dalam
hubungan dengan internet yang telah menjadi sumber informasi dunia (Nicholas,
Williams, Cole&Martin, 2000). Berita internet saat ini kebanyakan menggunakan
World Wide Web (WWW). Peningkatan jumlah surat kabar yang di konvergensikan ke internet selama beberapa tahun terakhir pada abad ke-20
semakin banyak. Dalam sebuah kasus, media cetak mengalami masalah pelik
tersendiri sejak lahirnya media online. Penerbit mereka telah dianggap berubah
dari cetak untuk didistribusi secara elektronik sebagai strategi dari bisnis masa
depan (Noack, 1999).21 Keluasan dalam penggunaan internet, pembuatan WWW
dan bentuk-bentuk komunikasi digital difasilitasi melalui penggabungan komputer
dan jaringan telekomunikasi telah membayangkan sebagai keenam revolusi
komunikasi utama (Fang, 1997). " The Information Superhighway" yang telah
dibangun dari konvergensi teks dan gambar berbasis sistem komunikasi elektronik
merupakan tonggak penting dalam pengembangan komunikasi dalam pembuatan
aspek sejarah.
Fang (1997) membagi sejarah komunikasi menjadi: Pertama, dimulai dengan penemuan tulisan di Yunani sekitar abad ke-8 sebelum Masehi;22 Kedua, adalah penemuan mesin cetak oleh Gutenberg di Eropa pada paruh kedua dari
abad ke-15; Ketiga, mulai (di Eropa Barat dan Amerika Serikat di timur tengah abad ke-19) dengan konvergensi kemajuan teknologi produksi kertas dan
20
Barrie Gunter, News and the Net. h.3
21
Barrie Gunter, News and the Net . h.4
22
percetakan, untuk pertama kalinya, produksi massal dan sirkulasi komunikasi,
dalam bentuk surat kabar dan majalah; Keempat, pada abad yang sama sebuah revolusi hiburan muncul pada fase menjelang akhir abad ke-19, dengan
munculnya camera film dan fotografi dengan harga terjangkau; Kelima, adalah penciptaan seperti apa yang Fang ucapkan “Communication Toolshed Home”
yang berevolusi selama pertengahan abad ke-20, mengubah rumah menjadi lokasi
pusat untuk menerima informasi dan hiburan, berkat telepon, pemancar, teknologi
perekam suara dan video, perbaikan dalam teknologi cetak, layanan mail universal
dan harga yang terjangkau. Sebagai tambahan dari Fang, revolusi keenam,
mencakup penggabungan teknologi sebelumnya, seperti telekomunikasi,
penyiaran, dan komputerisasi untuk menciptakan, digital multimedia, komunikasi
interaktif persimpangan di mana divisi antara pengirim dan penerima menjadi
kabur.
Ringkasnya, media online yang berkembang saat ini lahir karena peranan media yang telah ada sebelumnya. Dari tahun ke tahun, media online lahir diawali
dengan lahirnya fotografi seperti yang dikutip buku Ricard Craig Online Journalism yaitu pada tahun 1880-1890. Saat itulah untuk pertama kalinya sebuah foto dikirimkan oleh jurnalis foto ke media harian.Perkembangan ini selanjutnya
disusul oleh radio pada tahun 1900-1930 kemudian pada tahun 1950-1990,
televisi mulai berkembang.Selanjutnya, pada tahun 2000, untuk pertama kalinya
media online lahir dalam kompetisi internasional. Tepat pada serangan 11
September 2001 penyerangan tersebut mampu mengundang khalayak untuk
memublikasikan segala pendapat khalayak sehingga pendapat tersebut
C. Citizen Journalism
Istilah "jurnalistik" masuk ke dalam penggunaan umum 1830-an.23 Pada
tahun yang sama, beberapa surat kabar menggunakan kecepatan tinggi
untuk memulai sirkulasi di seluruh Amerika timur. Sebanyak 26 media cetak
menggunakan mesin cetak.
Media tradisional surat kabar, radio, dan televisi, ada batas untuk ruang
berita dan untuk partisipasi individu. Namun, dengan internet, hambatan
banyaknya berita dan temporal tidak ada lagi. sehingga, lebih banyak orang yang
dapat menyumbangkan ide-ide dan pendapat kepada masyarakat.24 Jumlah orang
berkontribusi di Internet telah berkembang pesat. Jumlah blog (dan pembaca blog) telah melonjak secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. Pada hitungan
terakhir, ada sekitar 34.500.000 blog dan meningkat setiap hari. Technorati.com, yang melacak tren di blogosphere melaporkan bahwa 75.000 blog baru dibuat setiap hari. Salah satu alasan utama blog telah tumbuh dan berkembang adalah tidak adanya hambatan masuk. Selain itu, website dapat dibuat dalam beberapa
menit dengan sedikit atau tanpa biaya. Blog mencakup setiap macam masalah yang bisa dibayangkan. Meskipun banyak dari jutaan blog adalah buku harian online.
Blogging adalah hanya satu segi dari jurnalisme baru yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Bentuk lain dari citizen jornalism atau yang lebih
23
John E. Newhagen & Mark R. Levy, The Future of Journalism in a Distributed Communication Architecture in a Electronic Gravite, Rumor, Reputation and Reporting in the New Online Environment.
24
dikenal dengan jurnalisme warga ialah salah satu usaha untuk mempublikasi,
kompilasi dan kontribusi berita yang ditulis dari orang-orang biasa.25
Praktik Citizen Journalism juga telah dipraktekkan di Amerika Serikat beberapa tahun silam. Sebagai contoh, Backfence.com, gagasan dari sebuah
mantan wartawan Washington Post, menyediakan penduduk forum publik untuk Kabupaten pinggiran Columbia dengan isu-isu seperti si tukang ledeng terbaik di
kota, perkembangan perumahan baru, dan lain sebagainya. Selain itu, warga pun
diberikan kebebasan untuk menulis tentang isu-isu sekolah yang setuju untuk
mematuhi peraturan tertentu, seperti mengatakan kebenaran, menghormati privasi
orang lain, dan membatasi bahasa tidak senonoh atau menghina, semua itu dimuat
kedalam blog tersebut tanpa diedit. Jurnalisme partisipatif nama lain Citizen journalism yang lebih terfokus kedalam lingkup politik, sosial, dan isu-isu ekonomi. Di Korea Selatan, Ohmy News website klaim atas 39.000 warga biasa sebagai kontributor dan dikreditkan dengan membantu Roh Moo Hyun
memenangkan pemilu. Misalnya, Wikimedia adalah perusahaan yang
mempelopori beberapa usaha kolaboratif, termasuk empat tahun sesudahnya
muncullah Wikipedia bahasa, yang berisi lebih dari 1,5 juta artikel ensiklopedia dan hampir tiga juta pengguna terdaftar.26
Sedangkan Wikinews adalah sebuah proyek yang lebih baru yang dimulai pada bulan Desember 2004. ini bertujuan untuk menggunakan pengabungan
pelaporan dari para penggunanya untuk merangkum berita pada semua subjek.
25
Mary Rose Papandrea, Citizen Journalism and the reporter’s previlage (boston College law school : 2007) h. 521 Mary menggunakan istilah citizen journalism dengan beberapa sebutan di antaranya citizen journalism, open source journalis”, “citizen media”, “participatory media”, dan “network journalism”
26
Pedoman Kebijakan untuk Wikinews menekankan netralitas, dan mengedit semua mekanisme yang dirancang untuk sepenuhnya secara transparan. Para pendiri
berharap bahwa para pembaca dan kontributor akan meningkatkan keakuratan
artikel. Banyak dengan cepat menyatakan bahwa blogger dan wartawan
jurnalisme warga negara tidak benar-benar terlibat dalam jurnalisme.
Elizabeth Osder, menjadi dosen tamu di Universitas Southern California
Sekolah Jurnalistik, menyatakan bahwa blog terdiri dari "pendapat tanpa keahlian,
tanpa sumber daya, tanpa pelaporan". Jurnalis lain mengatakan bahwa jurnalis
professional yang pertama mengutamakan keakuratan sedangkan citizen
journalism yang pertama mengutamakan daya tarik.27
David Shaw dari Los Angeles Times mengatakan bahwa tidak seperti
wartawan profesional, pekerjaan mereka yang harus melalui beberapa tahapan
penyeleksian sebelum dipublikasikan, blogger berkembang tanpa tahap
penyeleksian, sehingga informasi yang dipublikasikan masih mentah.28
Selain itu, bahkan arus utama publikasi jurnalisme dianggap dengan
berbagai tingkat kepercayaan. Pembaca lebih mempercayai Los Angeles Times
dibandingkan dengan National Enquirer, tetapi wartawan yang bekerja untuk
publikasi sudah lama berusaha menolak memisahkan media ke tingkatan
berdasarkan persepsi kualitas.29
Newsweek telah bekerja sama dengan blog-pelacak Technorati untuk
menyediakan link langsung ke komentar blogger yang membuat tentang cerita
27
Fred Brown, Citizen’ Journalism Is Not Professional Journalism (QUILL, Aug. 2005), hal. 42.
28
David Shaw, Media Matters: Do Bloggers Deserve Basic Journalistic Protections, (L.A. TIMES, Mar, 2005), h. 14.
29
Newsweek's (Yang muncul baik online dan cetak) 0,98 Pada bulan Januari 2006,
New York Times meluncurkan "The Opinionator," blog fitur pada versi online dari halaman opininya, yang menyediakan link ke survei dan blog serta tanggapan
harian pendapat blogs. Situs ini memberikan bobot kira-kira sama untuk
pandangan blogger besar dan orang-orang dari halaman editorial utama Amerika
newspapers.
Pada bulan Mei 2006, Associated Press (AP) bekerja sama dengan
Technorati blogger untuk membuat komentar pada berita AP yang tersedia untuk
anggota AP websites. Beberapa surat kabar dengan cepat telah merangkul konsep
jurnalisme warga dengan mendorong anggota masyarakat biasa untuk
berkontribusi. Di London, Guardian dan BBC aktif mencari foto dan video berita
dari pembaca, dan lainnya mainstream media yang siap untuk mengikuti
mereka.30 Beberapa media utama entitas menggunakan jurnalis warga untuk
memberikan rekaman tidak hanya visual tetapi juga tulisan.
Pada bulan November 2006, Gannett, yang memiliki sembilan puluh surat
kabar di seluruh negeri, mengumumkan bahwa tidak hanya secara resmi
penggabungan online tapi juga perencanaan untuk menggunakan "non-wartawan" untuk mengembangkan konten untuk publikasinya.31 Gannett mengumumkan
perubahan-perubahan radikal sebagai bagian dari sadar upaya untuk
meningkatkan jumlah sirkulasi dengan memanfaatkan pada popularitas blog dan
komunitas e-mail groups.
30
Daithi O Hanluain, Forget F-Stops: These Cameras Have Area Codes, N.Y. TIMES, July 3, 2003, at G1; Joe Light, Lessons of the Internet Age: Citizen Journalism Shows How Firms Have Learned to Quickly Embrace New Technologies, BOSTON GLOBE, July 16, 2005, at A13
31
Chris Atton memberikan definisi tentang citizen journalism. Baginya, citizen journaslism atau yang lebih dikenal dengan sebutan jurnalisme warga negara ialah warga negara yang secara profesional sebagai wartawan, mereka
menulis dan melaporkan dari posisi mereka sebagai warga negara, sebagai
anggota masyarakat atau sebagai aktivis.32
Raymond Williams (1980) menyoroti tiga aspek komunikasi yang
menyediakan material untuk fondasi ini. Untuk Williams, komunikasi publik
hanya bisa dipahami ketat dengan mempertimbangkan proses "keterampilan,
permodalan dan kontrol". Untuk menerapkan prinsip media alternatif ini, James
Hamilton berpendapat bahwa kita perlu berbicara tentang keprofesionalan.33
Dengan demikian, jaringan berita global berbasis internet, Indymedia, dapat
dipertimbangkan sebagai kelipatan dari lokal ruang publik alternatif yang
bersama-sama terdiri dari sebuah lingkup publik yang menawarkan kesempatan
kepada peserta secara terpisah geografis untuk isu-isu perdebatan dan
peristiwa untuk berkolaborasi pada inisiatif aktivis jangkauan dunia.
Menurut Rodriguez, istilah "warga negara" adalah mereka anggota
masyarakat yang "aktif berpartisipasi dalam tindakan yang membentuk identitas
mereka sendiri, identitas orang lain, dan lingkungan sosial mereka, di mana
mereka menghasilkan kekuatan”.
Dari uraian panjang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Citizen Journalism adalah suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penulisan berita yang ditulis oleh seseorang (non-wartawan) dengan tujuan memberikan informasi
32
Kharin whal-Jorgense dan Thomas hanscitzh, The Handbook of Journalism Studies, (New Yorn an London: Routledge, 2009) h. 265
33
kepada suatu khalayak tentang suatu peristiwa yang terjadi dengan menekankan
unsur 5W+1H.
D. Karakteristik Jurnalisme Online
Jurnalisme online menjadi berbeda dengan jurnalisme tradisional yang sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, TV) bukan semata-mata karena dia
mengambil venue yang berbeda; melainkan karena jurnalisme ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda baik dalam
format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan penerbit dengan pengguna/
pembacanya. Lima perbedaan utama diantara jurnalisme online dan media massa tradisional yaitu34 :
1) Kemampuan internet untuk mengombinasikan sejumlah media.
2) Kurangnya tirani penulis atas pembaca.
3) Tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak.
4) Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung.
5) Interaktif web, dan karakteristik yang luar biasa dari media online adalah
kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan.
Karakeristik jurnalisme online lainnya yaitu35 :
a. Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung
dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung. Ini barangkali tidak
34
Weir. D, web journalism Crosses many Traditional lines, ( Nieman Reports,2000) hal.35
35
terlalu baru untuk jenis media tradisional lain seperti TV, radio, telegraf, atau
teletype.
b. Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa
dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan
saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit
mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga. Inilah
yang memungkinkan para pengguna/pembaca untuk mendapatkan informasi
mengenai perkembangan sebuah peristiwa dengan lebih sering dan terbaru.
c. Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme
online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi
publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional.
Karakteristik ini, terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan
di atas web.
d. bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web,
karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung
dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati
informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk
mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas -bahkan sama
sekali berbeda.
e. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai
lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat
f. Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar
konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat
dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.
g. Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet
sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih
informasi yang diinginkan
h. Relatif lebih terdokumentasi karena tersimpan dalam jaringan digital.
Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah karakteristik lain jurnalisme
online, yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi
yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional. Karakteristik ini,
terutama sekali, berlangsung pada jurnalisme yang berjalan di atas web.
Selain itu, jurnalisme online dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan
memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online
dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini
berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif
namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik
pandang yang lebih luas bahkan sama sekali berbeda.
Interaktivitas jurnalisme online tentu bukan hanya didukung oleh kemampuan teknologi Internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi Internet
juga membuka peluang kepada para jurnalis online untuk menyediakan features
yang memungkinkan sajiannya bersifat customized, tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna/pembacanya; yang memungkinkan para
pengguna/ pembaca berinteraksi dengan lebih cepat, lebih sering, lebih intens
jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, jurnalisme online mampu membangun
hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya.
Dari karakteristik-karakteristik tersebut di atas tersirat bahwa jurnalisme
online membutuhkan penanganan yang berbeda dalam penyelenggaraannya dan
dinikmati dengan cara yang berbeda oleh para pengguna/pemirsanya ketimbang
jurnalisme tradisional. Dalam jurnalisme tradisional, tata-tutur informasi
misalnyadisajikan secara linear kepada para pembaca/pemirsanya.
Pemirsa/pembaca jurnalisme tradisional tidak bisa tidak harus mengikuti
urut-urutan informasi yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbitnya: Dari kisah
satu ke kisah kedua lalu ke kisah ketiga dan seterusnya tanpa bisa melakukan
lompatan.
Tapi dalam jurnalisme online, tata-tutur informasi dapat disajikan
sedemikian rupa secara non-linear untuk mengakomodasi 'kebebasan'
pengguna/pemirsanya: Anda dapat mulai menikmati publikasi online dari kisah
terakhir lalu melompat ke kisah sebelumnya atau ke kisah yang pernah dipublikasi
sekian tahun sebelumnya bahkan ke sumber informasi yang sama sekali lain di
tengah-tengah proses penikmatan informasi.
Apa yang disebut 'kebebasan memilih' dalam media online, sebetulnya
bukanlah sebuah kebebasan pilihan yang sejati melaikan ilusi memilih; sebab
pada dasarnya jurnalis atau penerbit online telah terlebih dahulu menentukan
opsi-opsinya (dalam prakteknya dapat berupa rujukan dengan menggunakan
hyperlink). Inilah salah satu aspek yang membuat jurnalisme online dapat
Sementara itu, misal yang lain, tampilan akhir dari produk jurnalisme
tradisional lebih banyak ditentukan oleh rancangan dan bahan yang disediakan
oleh penerbitnya; sedangkan pada produk jurnalisme online, perlengkapan
(device) dan preferensi yang diset dan dimiliki oleh penggunalah yang banyak
menentukan tampilan akhir produk sehingga bisa jadi tampilan produk akhir
jurnalisme online berbeda-beda di depan masing-masing penguna/pemisanya.
Dan sampai saat ini, secara fisik, ukuran-ukuran device yang tersedia
untuk mengakses informasi secara masih cukup besar dan tidak nyaman untuk
dicangking ke berbagai tempat. Anda dapat menikmati novel atau koran sambil
tiduran, menonton berita TV sambil leyeh-leyeh di karpet, atau mendengarkan
talk show dari sebuah stasiun radio sambil jalan-jalan dengan pesawat walkman di
saku Anda. Itu semua, pada saat ini, tak dapat dilakukan ketika memirsa karya
jurnalistik online: orang harus duduk di depan komputer atau membaca teks di
layar sempit pesawat selular maupun PDA (personal Data Assistant) yang
mampu-WAP. Meski bukan tidak mungkin di masa depan akan ditemukan device
baru yang akan memberikan kenyaman yang lebih baik untuk pemirsa informasi
secara online.
Di luar device pengguna, jurnalisme online seperti halnya bentuk-bentuk
komunikasi lain yang memanfaatkan media digital online berhadapan dengan
kondisi infrastruktur yang tersedia dalam jaringan komputer. Besarnya bandwidth,
routing dan kualitas media jaringan komputer juga merupakan variable yang
menentukan kualitas komunikasi antara device pengguna dengan device penerbit.
merupakan beberapa variable yang harus diperhitungkan dalam mendesain format
tampilan maupun isi serta arsitektur informasi yang akan disajikan.
Dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web keuntungan dari jurnalisme online yaitu36:
Audience Control :Audience untuk bisa lebih leluasa dalam
memilih berita yang ingin didapatkannya.
Nonlienarity :Setiap berita yang disampaikan dapat berdiri
sendiri sehingga audience tidak harus membaca
secara berurutan untuk memahami.
Storage and retrieval :Berita tersimpan dan diakses kembali dengan
mudah oleh audience.
Unlimited Space :Jumlah berita yang disampaikan/ditayangkan
kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap
ketimbang media lainnya.
Immediacy :Informasi dapat disampaikan secara cepat dan
langsungkepada audience.
Multimedia Capability :Memungkinkan bagi tim redaksi untuk
menyertakan teks, suara, gambar, video dan
komponen lainnya di dalam berita yang akan
diterima oleh audience.
36
Interactivity :Adanya peningkatan partisipasi audience
dalam setiap berita.
1. Karakteristik Berita
Aktivitas jurnalisme pada media online yang kini telah pesat dipraktekkan berkaitan erat dengan proses penulisan berita dari nencari, menggali, mengolah
hingga menuliskan suatu peristiwa.
Dalam media online, seperti pada media massa pada umumnya, berita pun dinilai juga dari kelengkapan isi yang mengacu pada 5 W+ 1H. Siapa saja yang
telah membaca berita media online tahu bahwa membaca dari media online sangat berbeda dengan membaca koran, majalah dan menonton televisi. Namun, berita
online memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Beberapa kelebihan itu antara lain:37
a) Users can to read more about subject. Artinya, pengguna dapat membaca kembali berita atau tulisan yang telah dimuat.
b) Users can updates stories instantly and regularly. Berita pada media online juga memungkinkan pengguna untuk memperbaharui kembali berita secara cepat dan instan.
c) The lack of space limitations allows great depth in reporting. Tidak ada batasan ruang (space) untuk memberitakan laporan langsung dari lapangan.
d) We can add audio, video, and other online-spesific content to stories. Pengguna dapat melengkapi informasi dengan menambahkan suara, video
agar berita semakin hidup dan menarik.
37
e) We can keep online archives to stories. Pembaca juga dapat menyimpan berita yang diinginkan.
Namun, di samping kelebihan tersebut, berita dalam media online juga mempunyai kekurangan, yaitu:
a) Televisi menawarkan gambar yang lebih menarik dengan kualitas yang
baik, baik disiarkan secara langsung atau tidak langsung. Sedangkan
media online hanya menawarkan video dengan kualitas yang rendah. b)Penelitian telah menunjukan bahwa pengguna komputer cenderung merasa
tidak nyaman saat membaca teks panjang pada media online, terlebih pada pengguna pemula kesulitan dalam mencari berita yang ingin dibaca.
c) Pada media online ukuran teks kecil dibandingkan dengan media cetak. Apabila layar komputer terkena matahari akan menimbulkan backlight sehingga kerja mata menjadi lebih berat
2. Karakteristik Redaksional
Redaksi ialah bagian atau sekumpulan orang dalam sebuah organisasi
perusahaan media massa (cetak, elektronik, online) yang bertugas untuk menolak atau mengizinkan pemuatan sebuah tulisan atau berita melalui berbagai
pertimbangan, di antaranya ialah bentuk tulisan berupa berita atau bukan, bahasa,
akurasi, dan kebenaran tulisan.38
Dari definisi di atas, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa
redaksi ialah sekumpulan orang tim atau tim kerja (team work) dalam sebuah organisasi media massa yang bekerja sama dan bersinergi untuk mencapai
tujuan bersama yang tugas utamanya ialah mempertimbangkan atau memilih
38
berita mana yang layak muat dan tidak layak muat baik dari segi bahasa,
akurasi maupun kebenaran tulisan. Kesemuanya itu akan dipertimbangkan
oleh redaktur pada sebuah media, ada beberapa dasar pertimbangan media
untuk menyiarkan atau tidaknya suatu peristiwa, diantaranya adalah : Ideologis
Pertimbangan ideologis media massa biasanya ditentukan oleh latar
belakang pendiri atau pemilik media massa tersebut. Baik itu agama,
ataupun nilai-nilai yang dihayati, seperti nilai kemanusiaan,
kebangsaan, dan sebagainya. Politik
Kehidupan pers merupakan indikator demokrasi. Oleh sebab itu, pers
tidak pernah lepas dari masalah politik. Demokrtis tidaknya suatu
Negara antara lain ditentukan oleh kehidupan pers nya, yaitu bebas
atau tidak. Adanya pemilik tau pimpinan media massa yang juga
menjadi pemimpin suatu partai politik, maka akan menyebabkan
kedekatan media massa dengan partai politik yang bersangkutan. Bisnis
Dalam hal ini, pemilik media massa lebih melihat kepada
pertimbangan siapa sasaran yang paling besar (segmentasi pasar), agar
media tersebut banyak dikonsumsi masyarakat. Misalnya dengan
melihat ekonomi masyarakat, pendidikan, dan sebagainya.39
39
Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media
massa untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita.40 Kebijakan redaksi
penting untuk menyikapi suatu peristiwa. Apabila media massa tidak memiliki
kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan beritanya tidak akan konsisten41
Berikut adalah yang menentukan kebijakan redaksi suatu media:
1. Pemimpin redaksi. Ia menjadi kepala dibagian editorial, atau ruang pemberitaan, ia bertanggung jawab atas isi redaksional media. Ia
menerima langsung hasil kerja redaksional berbagai redaktur yang
dipimpinya.
2. Redaktur pelaksana. Penanggung jawab utama seluruh pelaksanaan pencarian berita. Ia memutuskan berbagai berita utama harus ditetapkan di
halaman mana.
3. Redaktur opini. Ia adalah orang yang membidangi halaman opini. Ia biasanya mengerjakan tajuk rencana, yang mencerminkan sikap media
terhadap berbagai di masyarakat, memilah-milah kiriman artikel para
penulis lepas.
3. Karakteristik Bisnis
Bisnis online atau Bisnis Internet seperti dua sisi mata uang. Kedua sisi ini tidak bisa
dipisahkan. Bisnis Online bisa sebangun maknanya dengan Bisnis di Internet karena
model bisnis ini menggunakan fasilitas internet sebagai media pemasaran produk dan
jasanya. Jadi, dalam Bisnis Online, internet hanyalah media pelayanan pemasarannya
sehingga kemudian dikenal istilah Internet Marketing. Ketiganya kemudian populer
dengan sebutan Bisnis Online, Internet Marketing dan Make Money Blogging karena
memanfaatkan fungsi blog dalam bisnis online, yang bisa menghasilkan uang.
40
Sudirman Teba, Jurnalistik Baru, (Kalam Indonesia: Jakarta 2005) h.150
41
Bisnis Online dalam siklus Internet Marketing sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan Bisnis yang dijalankan secara offline. Ada penjual ada pembeli, ada
produk yang dijual dan ada alat pembayarannya. Namun perbedaan yang tipis
tersebut justru menjadi ciri khas dari Bisnis Online42 .
Cara pemasaran bisnis online bisa melalui e-mail, milis, iklan, blog dan
website yang semuanya berbasis internet. Blog semakin hari semakin berpeluang
menjadi media pendulang uang yang sering disebut dengan istilah make money
blogging. Ibarat sebuah warung atau toko, Website atau Blog misalnya, bisa
dijadikan, Blogshop, toko online, warung digital atau nama sejenisnya.
Dalam Bisnis Online, produk yang dipasarkan bisa berupa produk fisik
maupun produk digital. Produk fisik dalam hal ini memerlukan pengiriman
produk melalui jasa post, sedangkan produk digital seperti ebook, software,
fasilitas internet lainnya menggunakan akses koneksi internet.
Mungkin ada definisi lain untuk bisnis online, ada istilah e-commerce. Tetapi
yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-commerce mereka memahaminya
sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet.
Dari definisi diatas, bisa diketahui karakteristik bisnis online, yaitu43:
1) Terjadinya transaksi antara dua belah pihak.
2) Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi.
42
Munawar AM, “Bisnis Online, Internet Marketing dan Make Money Blogging”, artikel, dari http://bisnis-online-internet-marketing-dan-make-money-blogging.htm diakses pada tgl 23/11/2010, jam 17.46 wib.
43
3) Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme transaksi
tersebut.
Dari karakteristik di atas, bisa di lihat bahwa yang membedakan bisnis online
dengan bisnis offline yaitu proses transaksi dan media utama dalam proses
tersebut. Transksi merupakan unsur penting dalam suatu bisnis. Secara umum,
bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat fisik, dengan
menghadirkan benda tersebut ketika transaksi, atau tanpa menghadirkan benda
yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan sifat benda secara
konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan kemudian sampai batas waktu
tertentu, contohnya ada dua macam yaitu:
a) bentuk transaksi dengan sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi
penyerahan barang ditangguhkan.
b) b