18
KAJIAN PUSTAKA
A.Hakekat Matematika
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran khusus di sekolah, maka
dari itu pelajaran matematika dipelajari dari TK, SD, SMP, dan SMA. Bahkan
juga ada pada perguruan tinggi, yang menjurus kusus pada matematika. Selain
itu matematika adalah ilmu yang bisa diterapkan dalam ilmu lainnya. Misalnya
matematika dapat diterapkan dalam pelajaran biologi, fisika, ekonomi dll. Jadi,
dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu dasar yang harus dipelajari
sebelum mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soedjadi bahwa “matematika adalah salah satu ilmu dasar, baik aspek
terapannya maupun aspek penalarannya mempunyai peranan yang penting
dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi”.20
Sesuai pendapat Soedjadi tersebut, matematika dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia. Seperti halnya jam dinding yang menunjukkan
pukul berapa, contoh lain dapat diterapkan dalam perdangan. Dimana tiap
barang selalu mempunyai harga tersendiri dan menunjukkan besar harganya juga
menggunakan angka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa selain matematika menjadi
ilmu dasar, matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan.
Wajar bila matematika dijadikan sebagai mata pelajaran pokok di setiap
sekolah ataupun tiap jenjang sekolah, karena dalam kehidupan sehari-hari pun
20
Ali Mahmudi, Pengembangan Pembelajaran Matematika,
membutuhkan peran matematika. Pembelajaran matematika diajarkan sejak
jenjang PAUD, dengan mengenalkan angka kepada anak-anak terlebih dahulu.
Selanjutnya, di tingaka SD siswa sudah mulai menghitung dan sebagainya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sembiring bahwa “salah satu alasan mengapa
matematika dipelajari adalah karena berguna, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun sebagai bahasa dan alat dalam pengembangan sains dan teknologi”.21
Matematika sebagai alat bantu untuk mengatasi berbagai macam
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Baik itu permasalahan
yang memiliki hubungan erat dalam ilmu eksak ataupun
ppermasalahan-permasalahan yang bersifat social. Peranan matematika terhadap perkembangan
sains dan teknologi sudah jelas, bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa matematika
sains dan teknologi tidak akan dapat berkembang”.22 Selain itu manfaat
matematika adalah dapat membentuk pola pikir matematis yang sistematis, logis,
kritis dengan penuh kecermatan.
Tujuan dari pemebelajaran matematika menurut Depdiknas telah
menyatakan bahwa mata pelajaran matematika di SD, SMP, SMA, dan SMK
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.23
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
21Novita Eka Indiyani dan Anita Listiara, “Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) Untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi
Pelajaran Matematika”,(Semarang: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 2006), hal. 11,
http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/viewFile/688/551, di akses 07-12-16 pukul 16.00
22 Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelegence, (Jogjakarta:
Ar-ruzz media, 2007), hal 51
23 Fadjar Shadiq, Apa Dan Mengapa Matematika Begitu Penting?,
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
B.Hasil Belajar Matematika
1. Belajar matematika
Belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk dari interaksi
dengan orang lain atau lingkungannya. Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah
kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidaknya.
Unsur perubahan hampir selalu ditekankan dalam definisi tentang
belajar, belajar menurut para ahli dikemukakan sebagai berikut:
1. Menurut Witherington bahwa “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagi pola-pola respons yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.24
2. Di Vesta and Thompson bahwa, “belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai hasil dari pengalaman”.25
24 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2009) hal 155
25
3. Menurut Winkel bahwa “belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai,
dan sikap”.26
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan pada dirinya akibat adanya latihan, pembelajaran atau
pengetahuan konkret sebagai hasil adanya interaksi dengan lingkungan luar.
Belajar matematika sama halnya dengan belajar logika, atau berpikir logis
karena kedudukan matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu
dasar atau ilmu alat. Jadi yang dimaksud dengan belajar matematika adalah
proses berpikir dalam memecahkan masalah dalam matematika di kehidupan
sehari-hari. Karena peranan matematika terhadap perkembangan sains dan
teknologi sangat penting, bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa matematika sains
dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melalui beberapa
proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara
siswa dan guru. Dimana proses tersebut akan mengahasilkan suatu perolehan
yang telah dilakukannya, hal ini berupa perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku inilah yang akan menjadi tanda sebagai hasil belajar yang telah
dilakukan oleh siswa. Baik perubahan tersebut berupa perubahan itu baik atau
tidaknya yang akan menunjukkan ketuntasan hasil belajarnya.
26
Keke T. Arotonang, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
(Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur, 2008), hal 13,
Perubahan yang dialami oleh individu melalui proses belajar mengajar
merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Dimana proses belajar
tersebut akan diperoleh dengan melakukan evaluasi pada hasil belajar. Evaluasi
dari proses belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara pemberian tes atau
berupa kumpulan informasi tentang perkembengan belajar siswa. Dengan
beberapa informasi yang telah diperoleh guru dapat memberikan penilaian
pada siswa dengan berdasarkan pada informasi tersebut. Selain itu, dengan
informasi tersebut guru bisa menyususn kegiatan yang selanjutnya. Hingga
diperoleh hasil akhir dari proses akhir belajar mengajar sebagai tanda bahwa
kegiatan pembelajaran telah dilakukan selama proses berlangsung yang
dikaitkan dengan pengelolaan kelas dan nilai siswa setelah evaluasi diberikan
yang selanjutnya dikenal sebagai hasil belajar.
Hasil belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan tentang
proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Sedangkan pengertian
hasil belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Romiszowski John M. Keller, yang memandang bahwa hasil belajar
sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa
informasi.27
2. Menurut Sudjana, bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
telah dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya”.28
27
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal 26
28
Dani Firmansyah “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”,(Karawang : Jurnal Pendidikan UNSIKA, 2015)|, hal. 37,
3. Selanjutnya, pengertian hasil belajar menurut Latief Sahidin dan Dini Jamil, bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.29
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan dari hasil belajar.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang terjadi setelah mengalami
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu perubahan
perilaku yang diinginkan setelah siswa belajar. Jadi hasil belajar matematika
adalah perubahan perilaku siswa dalam belajar matematika dengan proses
belajar mengajar, dimana biasanya ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau angka, dan hal ini dijadikan ukuran berhasil atau tidaknya siswa tersebut
dalam pembelajaran matematika yang sesuai tujuan atau ketuntasan belajar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Menurut Suryabrata, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
digolongkan menjadi tiga, yaitu: faktor dari dalam, faktor dari luar, dan faktor
instrumen.30 Dimana yang dimaksud dari faktor dalam yaitu faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi belajar siswa dari diri siswa sendiri yang sedang belajar.
Seperti halnya minat belajar siswa, jika minat belajarnya tinggi maka akan
menyebabkan siswa lebih mudah dan cepat dalam belajar.
Contoh lain motivasi belajar, dimana motivasi yang dimiliki tiap siswa
tidak sama atau berbeda-beda sehingga juga mempengaruhi belajarnya siswa.
Selanjutnya, faktor dari luar yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang
29 Latief Sahidin dan Dini Jamil “Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Persepsi Siswa
Tentang Cara Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”,(Jurnal Pendidikan Matematika, 2013), hal. 213, http://118.97.35.230/lemlit/jtt/243.pdf, di akses 24-12-16 pukul 10.30
30 Keke T. Arotonang, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
(Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur, 2008), hal 14,
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seperti halnya faktor lingkungan
sosial, yaitu kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering
mengganggu aktivitas belajar. Salah satu dari lingkungan sosial tersebut yang
dapat juga mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu lingkungan siswa di
sekolah yang terdiri dari teman sebaya, teman lain kelas, guru, dll. Sedangkan,
faktor instrumen yaitu faktor yang berhubungan dengan perangkat
pembelajaran seperti kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana
pembelajaran (media pembelajaran), serta guru sebagai perancang
pembelajaran.
C.Assesment (Penilaian) Berbasis Portofolio
1. Assessment (Penilaian)
Assessment sering kali disandingkan dengan istilah evaluasi dan
pengukuran. Dimana Assessment, penilaian, evaluasi, dan pengukuran adalah
penilaian yang saling berhubungan satu sama lain. Sesuai dengan istilah
tersebut, yang mana tiap istilah mempunyai pengertian yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Calongesi bahwa “evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan pengukuran”.31
Maka jelas bahwa sebelum
melakukan evaluasi terlebih dahulu dilakukan pengukuran. Pengukuran menurut Zainul bahwa, “pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu
31 Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Dan
Pengukuran, hal 4,
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh individu, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas”.32
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan suatu hal dengan satuan
aturan tertentu sehingga sifatya menjadi kuantitatif. Dimana hasil tersebut akan
menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diukur. Selain itu, juga
terdapat istilah tes, dimana tes ini biasanya digunakan sebagai alat untuk
melakukan sebuah pengukuran. Pengertian tes menurut Jacobs dan Chase bahwa, “tes adalah suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penialain”.33
Istilah penilaian dan asesmen (Assessment), banyak definisi penilaian
dan Assessment yang dikemukakan para ahli yang mempunyai arti berbeda,
pada umumnya menunjuk pada pengertian yang sama. Menurut Linch bahwa “penilaian adalah usaha yang sistematis untuk mengumpulkan informasi untuk
membuat pertimbangan dan keputusan”.34 Sedangkan menurut Lerner bahwa
“asesmen (Assessment) adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang
siswa yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan siswa tersebut”.35 Dari dua pendapat tersebut terdapat
kesamaan, bahwa penilaian atau Assessment adalah proses yang sistematis
32 Riswan Jaenudin, Asesmen Alternatif Dalam Pembelajaran, Seminar Kenaikkan
Jabatan Lektor III-c ke Lektor Kepala III-d, di FKIP Unsri, 18 Maret 2014, hal 7,
http://eprints.unsri.ac.id/3824/1/book.pdf, di akses pada tanggal 27-12-16 pukul 15:00
33
Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Dan Pengukuran, hal 3,
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34534033/pengertian_asesmen.pdf?..., di akses pada 2-12-16 pukul 11:20
34 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik, (Yogyakarta: Jurnal Cakrawala Pendidikan,
2008), hal 251, https://B.Nurgiyantoro/Jurnal/Cakrawala/Pendidikan/2008 /journal.uny.ac.id, di akses pada tanggal 2-12-16 pukul 11.38
35
untuk pengumpulan informasi tentang siswa untuk membuat keputusan tentang
kompetensi yang siswa miliki.
Beberapa tahapan telah dilakukan yaitu pengukuran dimana pengukuran
ini dilakukan dengan pemberian bentuk kuantitatif yang menunjukkan keadaan
atau kualitas dari suatu objek. Kemudian selanjutnya dilakukan penilaian
(Assessment), dalam hal ini dilakukan pengumpulan informasi untuk membuat
pertimbangan dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengukuran
untuk menganalisis dan mempertimbangkan unjuk kerja siswa pada tugas-tugas
yang relevan. Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan
berdasarkan pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan, apakah sudah
berjalan baik atau belum yang kemudian menentukan tindak lanjut untuk
kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
pengambilan keputusan terhadap suatu progam atau kegitan yang telah
dilakukan apakah sudah berjalan denga baik atau belum dan sekaligus
menentukan tindakan lanjut entah itu untuk memperbaiki atau melanjutkan.
Hal ini sesuai pendapat Purwanto bahwa “evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sejauhmana
tujuan-tujuan pengajaran telah di capai oleh siswa”.36 Jadi, dari beberapa
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengukuran, penilaian
(Assessment), dan evaluasi saling berhubungan.
36
Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes Dan Pengukuran, hal 6,
Lebih jelasnya, dalam melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan
tentang nilai siswa yang di ambil dari kegiatan Assessment. Assessment ini
adalah proses penilaian siswa dari semua kegiatan pembelajaran siswa, dimana
salah satu yang digunakan untuk penilaian adalah menggunakan pengukuran.
Sesuai dengan pengertian pengukuran tersebut salah satu alat untuk melakukan
pengukuran adalah tes. Hal ini sesuai dengan pendapat Griffin dan Nix bahwa ”evaluasi di dahului dengan Assessment, sedangkan Assessment di dahului dengan pengukuran”.37
Dalam penelitian ini istilah yang digunakan adalah
Assessment.
Assessment (penilaian) adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan
dalam suatu pembelajaran guna mengukur tingkat kemampuan dan
keberhasilan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Seorang guru diharuskan
menguasai tiga dimensi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu penguasaan
kurikulum termasuk di dalamnya penguasaan materi, penguasaan metode
pengajaran, dan penguasaan evaluasi. Selain itu, hal yang harus dikuasai oleh
guru menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, “diantara kompetensi pedagogis
yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah menyelenggarakan penilaian
proses dan hasil belajar”.38
Depdikbud mengemukakan bahwa, “penilaian adalah suatu kegiatan
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan
37 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi program Pembelajaran, hal 6,
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33976446/Evaluasi_Program_Pembelajaran.pd f?..., di aksess pada tanggal 24-12-16 pukul 09:30
38
menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”.39 Sedangkan
menurut Linn dan Gronlund bahwa “Assessment (penilaian) adalah suatu istilah
umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format
penilaian kemajuan belajar”.40 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Assessment (penilaian) terfokuskan pada semua kegiatan siswa, jadi
Assessment adalah proses atau kegiatan yang sistematis dalam mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka untuk membuat
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Selain itu juga dapat
pula disimpulakan tujuan di adakannya Assessment adalah untuk memperoleh
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan program pembelajaran selanjutnya.
Prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian. Prinsip dalam melakukan
penilaian antara lain adalah menyeluruh, berkesinambungan, berprientasi pada
tujuan, bersifat objektif, dan terbuka, mempunyai kebermaknaan dan
kesesuaian serta mendidik.41 Hal ini aspek yang dinilai bukanlah orang atau
subyeknya, melainkan karakteristik dari subyek tersebut seperti kemampuan,
sikap, kecakapan, dan penampilan.
Melakukan penilaian tentunya harus menggunakan alat penilaian yang
harus disesuaiakan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia,
sifat tugas yang dilakukan siswa, dan materi yang sudah diajarkan. Cara
39
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal 4 40
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) hal 1
41 Nuryani Y. Rustaman, Penilaian Portofolio,
penilaian untuk mengumpulkan bukti (Assessment) belajar siswa,
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.42 Teknik penilaian
dengan nontes diantaranya adalah penilaian melalui observasi atau
pengamatan, portofolio, penilaian unjuk kerja, dan penilaian produk dll.
Sedangkan teknik penilaian dengan tes diantaranya adalah tes tertulis, tes lisan,
dan tes perbuatan/penampilan (melakukan tugas tertentu seperti membuat
laporan atau makalah)
2. Penilaian (Assessment) berbasis Portofolio
Portofolio merupakan metode pembelajaran sekaligus teknik dalam
melakukan penilaian teramat baru. Istilah Portofolio (portfolio) pertama kali
digunakan oleh kalangan potografer dan artis, karena dengan portofolio mereka
dapat memperlihatkan prospektif pekerjaan mereka kepada para pelanggan
dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya”.43 Secara umum
portofolio adalah suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat
memberi informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif.44
Portofolio dalam dunia pendidikan, dapat digunakan oleh guru untuk
melihat perkembangan dan mengukur kemampuan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dengan kumpulan hasil karya
sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dapat digunakan
oleh siswa untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari. Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran
merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk
42
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) hal 19
43 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal 197 44 Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas, (Yoyakarta: Diva Press,
mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun
kelompok”.45
Berdasarkan penjelasan tersebut, portofolio sebagai model pemblejaran,
akan tetapi portofolio juga bisa digunakan oleh guru dalam penilaian. Penilaian
dilakukan dengan menilai semua hal yang telah dikumpulkan siswa yang
dijadikan sebagai dokumen siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dasim
Budimansyah, “bila disandingkan dengan konsep pembelajaran, maka muncul
istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), dan bila
disandingkan dengan konsep penilaian, maka muncul istilah penilaian berbasis
portofolio (Portfolio Based Assessment)”.46
Penilaian (Assessment) portofolio merupakan penilaian yang
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.47 Selain itu,
Popham menjelaskan bahwa, “penilaian portofolio merupakan penilaian secara
berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara
sistematik atas`hasil pekerjaan siswa dalam kurun waktu tertentu”.48 Jadi,
penilaian portofolio adalah penilaian dari kumpulan informasi yang berasal
dari semua kegiatan siswa dalam kurun waktu tertentu, dimana informasi
tersebut dapat berupa karya siswa atau hasil pekerjaan dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswanya, hasil tes, atau bentuk
45
Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) hal 47
46 Yaya Sunarya, Pengembangan Penilaian Berbasis Portofolio, 2003, hal. 2,
http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._psikologi_pend_dan_bimbingan/195911301987031-yaya_sunarya/porto_folio/tampil-kanwil.pdf, di akses pada tanggal 21-11-16 pukul 15.30
47 Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012) hal 26
48 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal
informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran.
Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas mengemukakan
pelaksanaan penilaian potofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian portofolio, diantaranya:49
1. Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai
antara guru dengan siswa maupun antar siswa
2. Confidentiality (kerahasiaan bersama), dimaksudkan agar siswa yang
mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan dan memotivasi siswa untuk memperbaiki hasil pekerjaannya dan meningkatkan kepercayaan kepada guru.
3. Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan siswa dan
dokumen yang ada harus menjadi milik bersama karena itu harus dijaga bersama.
4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan semua pihak karena merupakan bukti karya terbaik siswa sebagai hasil pembinaan guru.
5. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang diharapkan.
Jenis portofolio menurut Duffy, berdasarkan tanggung jawab siswa
terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya:50
1. Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio). Portofolio semua hal (atau
portofolio perkembangan) merupakan suatu kumpulan karya siswa melintasi
49
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal 202
50Wahono Widodo, “Asesmen Portofolio”,
berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun. Portofolio ini berisi karya
siswa, baik selama proses maupun hasil pembelajaran.
2. Portofolio Produk (The Product Portfolio). Di dalam portofolio produk, guru
menyediakan daftar isi suatu topik atau produk. Siswa memasukkan
contoh-contoh karyanya dalam area daftar isi tersebut. Guru merumuskan topik
penting untuk dipelajari, dan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya untuk
menuntaskan topik tersebut, dan dibuktikan oleh terpenuhinya daftar isi
seputar topik itu dengan karya siswa.
3. Portofolio “Pameran” (The Showcase Portfolio). Di dalam portofolio “pameran” atau protofolio contoh, guru menyediakan daftar isi suatu topik,
dan siswa mengevaluasi elemen-elemen untuk portofolionya dan memberikan
alasan rasional untuk tiap seleksinya.
4. Portofolio Tujuan (The Objective Portfolio). Portofolio jenis ini, guru
merumuskan daftar tujuan atau pernyataan tentang kualitas kinerja. Siswa
menyeleksi dari kumpulan karyanya untuk mempertemukan karya terbaiknya
dengan tujuan tersebut.
Jenis portofolio yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
jenis portofolio semua hal (The Everything Portfolio) atau lebih tepatnya
portofolio perkembangan. Jenis portofolio digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Dimana portofolio jenis ini
adalah portofolio yang penilaiannya di mulai dari awal hingga akhir, yaitu
semua hal aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Portofolio ini berisi
kumpulan karya siswa yang berupa berbagai variasai hasil siswa, hal ini
untuk menilai perkembangan atau kemajuan siswa dalam belajar. Seleksi karya
dalam portofolio jenis ini bukan merupakan tujuan utama. Guru menggunakan
portofolio jenis ini untuk mengevaluasi kemajuan siswa. Guru dapat
menggunakan informasi dalam portofolio jenis ini untuk sebagai bahan
pertemuan antara guru dengan siswa secara dua arah. Secara umum, portofolio
ini dievaluasi sebagai contoh karya siswa dalam berbagai tingkat pencapaian
kompetensi, jadi cenderung sumatif.
Hal-hal yang dapat dicantumkan dalam kegiatan portofolio dalam
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut.51
1. Uraian tertulis hasil kegiatan praktik, proyek atau penyelidikan matematika.
2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa berkaitan dengan pelajaran
matematika.
3. Analisis situasi atau keadaan nyata di lapangan yang berkaitan dengan
matematika.
4. Uraian dan diagram alur dari proses pemecahan masalah matematika,
Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antar konsep dan prinsip dalam matematika.
5. Penyelesaian soal-soal pengayaan atau soal terbuka.
6. Hasil pekerjaan khas, misalnya mengerjakan soal dengan cara yang berbeda
dari teman-teman sekelasnya.
7. Hasil pekerjaan matematika yang dibuat atas keinginan siswa sendiri yang
berkaitan dengan pelajaran matematika di sekolah.
Contoh pekerjaan siswa dalam penelitian ini secara dominan mengambil
pendapat Budi Susanto sebagai mana yang tertera di atas. Peneliti mengambil
pendapat dari Budi Susanto, dimana pada poin 3 dan 6 tidak di ambil oleh
peneliti karena terbatasnya waktu yang diberikan oleh sekolah sedangkan pada
51
poin tersebut dalam praktikan memerlukan waktu yang cukup panjang. Contoh
pekerjaan siswa yang peniliti ambil adalah sebagai berikut.
1. Uraian tertulis hasil kegiatan praktik atau penyelidikan matematika.
2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa berkaitan dengan pelajaran
matematika.
3. Uraian dan diagram alur dari proses pemecahan masalah matematika,
Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antar konsep dan prinsip dalam matematika.
4. Penyelesaian soal-soal pengayaan atau soal terbuka.
5. Hasil pekerjaan matematika yang dibuat atas keinginan siswa sendiri yang
berkaitan dengan pelajaran matematika di sekolah.
Tujuan dilakukannya Assessment (penilaian) dengan portofolio adalah
sebagai berikut:52
1. Menghargai perkembangan yang dialami siswa
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
4. Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi
5. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
6. Berbagi informasi dengan orang tua dan guru yang lain
7. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada diri siswa
8. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
9. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan.
Langkah-langkah dalam penilaian portofolio, menurut Anthoni J. Nitko
ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio.53 Yaitu
mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi
52
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2001) hal 123
53
Zainal Arifin, “Kerangka Pedoman Penilaian Portofolio”, (makalah, 2010), hal 17,
umum yang akan dinilai, pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio
dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan evaluasi portofolio secara
umum. Langkah-langkah dalam penerapan penilaian ini, Depdiknas
mempunyai enam langkah yang sama dengan pendapat dari Anthoni J. Nitko.
Karena keduanya sama maka peneliti memilih menggunakan pendapat dari
Anthoni J. Nitko dan peneliti menambahkan satu poin yaitu self assessment
(penilaian diri). Pendapat tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut.
1. Menentukan tujuan dan fokus
portofolio
5. Mengidentifikasi pengorganisasian
portofolio
2. Menentukan isi portofolio 6. Mempraktekan penilaian portofolio
3. Mengembangkan kriteria penilaian 7. Menilai pelaksanaan portofolio
4. Menyusun format penilaian 8. Menilai portofolio secara umum
Aspek-aspek yang dinialai dalam penilaian portofolio matematika
menurut Stenmark sebagai berikut:54
1. Pemahaman Permasalahan
(Problem Comprehension)
2. Pendekatan dan Strategi
(Approaches and Strategies)
3. Hubungan (Relationships) 4. Fleksibilitas (Flexibility)
5. Komunikasi (Communication) 6. Dugaan dan Hipotesis (Curiosity and
Hypotheses)
7. Persamaan dan Keadilan
(Equality and Equity)
8. Penyelesaian (Solutions)
9. Hasil Pengujian (Examining
Results)
10.Pembelajaran Matematika
(Mathematical Learning)
11.Asesmen diri (Self-Assessment)
Penelitian ini hanya mengambil beberapa aspek dari pendapat Stenmark,
karena sedikitnya waktu penelitian sehingga hanya bisa mengamati siswa dari
54
beberapa aspek saja. Antara lain yaitu Pemahaman permasalahan (Problem
Comprehension), Penyelesaian (Solutions), Pembelajaran Matematika
(Mathematical Learning), dan Asesmen diri (Self-Assessment)
3. Kelebihan Dan Kekurangan Assessment (Penilaian) Berbasis Portofolio
Setiap model atau konsep Assessment (penilaian) tentunya selalu
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga Assessment melalui
portofolio, sebagai berikut:
a. Kelebihan penilaian melalui portofolio antara lain sebagai berikut. 55
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa dari
waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreatifitas siswa di kelas.
3. Mengajak siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah
mereka kerjakan, baik di kelas, maupun di luar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan penilaian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan
mereka.
6. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pembelajaran.
7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan
masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan siswa.
8. Memungkinkan siswa melakukan penilaian diri (self-assessment), refleksi,
dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thimking).
9. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi guru
mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan
55 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal
10.Guru dan siswa sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan menilai kemajuan belajar.
11.Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara siswa yang
pandai dan kurang pandai.
12.Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar
siswa.
Adapun keuntungan penggunaan portofolio matematika secara khusus
menurut Stenmark antara lain sebagai berikut:56
1. Memberikan bukti perkerjaan atau perbuatan berdasarkan pengetahuan
yang sesungguhnya telah diperoleh.
2. Penilaian catatan atau memberikan gambaran tentang program matematika
yang perlu ditekankan.
3. Catatan kemajuan siswa dalam jangka waktu lama mencerminkan
pembelajaran yang cukup lama
b. Adapun kekurangan penilaian melalui portofolio antara lain sebagai berikut.57
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibanding dengan bentuk
penilaian yang lain.
3. Ada kecenderungan guru hanya memperlihatkan pencapaian akhir sehingga
proses penilaian kurang mendapat perhatian.
4. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreatifitas siswa akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Orang tua siswa sering berpikir skeptik karena laporan hasil belajar anaknya
tidak berbentuk angka.
6. Penilaian portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua,
dan siswa yang belum mengetahui dan memahaminya.
7. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas
56Budi Susanto, “
Penilaian Portofolio Dalam Matematika” , (Jurnal Pendidikan Matematika, 2007), hal 35, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/811/224, di akses tanggal 14-12-16 pukul 17.00
57 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal
8. Analisis terhadap penialain portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka.
9. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional
10.Dapat menjebak siswa jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap
dan detail.
Contoh tugas-tugas yang di ambil oleh peneliti mengambil dari teori
Budi Susanto, karena contoh tugas portofolio dalam materi matematika jarang
ditemukan dan peneliti hanya menemukan dua pendapat yaitu dari Budi
Susanto dan Muhammad Isnaini. Pada dasarnya dua pendapat tersebut memang
sama, oleh karena itu peneliti memilih pendapat dari Budi Susanto. Untuk
langkah-langkah dalam penerapan kegiatan dengan Assessment portofolio
peneliti mengambil teori dari Anthoni J. Nitko, karena peneliti hanya
menemukan dua pendapat dari Fitria Lestari dan Anthoni J. Nitko dimana dari
dua pendapat tersebut menentukan langkah-langkah yang sama.
D.Tinjauan Materi
1. Sisi dan sudut segitiga
Pada gambar segitiga ABC disamping, garis AB, BC, dan
AC disebut sisi segitiga. Jadi, ∆ABC mempunyai tiga buah
sisi yaitu, sisi AB, sisi BC, dan sisi AC. Selain itu, pada
segitiga juga terdapat sudut. Sudut-sudut pada ∆ABC
adalah A atau BAC, B atau ABC, dan C atau
ACB. Setiap segitiga memiliki tiga buah sudut.
Dari kedua gambar tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa:
“Alas segitiga merupakan sisi dari segitiga tersebut. Dan tinggi segitiga harus
tegak lurus dengan alas dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan alas.
3. Jenis-jenis segitiga
Jeni-jeniss suatu segitiga dapat ditinjau berdasarkan: (1) panjang
sisi-sisinya, (2) besar sudut-sudutnya, dan (3) panjang sisi dan besar sudutnya.
a. Jenis segitiga berdasarkan dari panjang sisi-sisinya.
1. Segitiga semabarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
∆ABC disamping adalah segitiga
Karena pangajang sisi AC = CB
3. Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
∆ABC disamping adalah segitiga sama
sisi, karena sisi AB=AC=BC
b. Jenis segitiga berdasarkan dari besar sudut-sudutnya.
1. Segitiga lancip, yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
∆PQR disamping adalah segitiga lancip. Karena
P, Q, dan R adalah sudut-sudut lancip, lebih
tepatnya ukuran sudut kurang dari .
2. Segitiga siku-siku, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
∆ABC disamping adalah segitiga siku-siku.
tepanya ukuran sudutnya adalah .
3. Segitiga tumpul, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.
∆PQR disamping adalah segitiga tumpul. Karena
R merupakan sudut tumpul, lebih tepatnya
ukuran sudutnya lebih dari .
4. Sifat-sifat segitiga.
Segitiga istimewa merupakan segitiga yang memiliki sifat-sifat khusus
(istimewa), baik mengenai hubungan panjang sisi-sisinya maupun hubungan
besar sudut-sudutnya. Yang termasuk segitiga istimewa adalah segitiga
siku-siku, segitiga sama kaki, dan segitiga sama sisi.
a. Segitiga siku-siku, dapat dibentuk dari persegi panjang. Persegi panjang
memiliki empat buah sudut yang sama besar yang masing-masing merupakan
sudut siku-siku, dan sisi yang berhadapan sama panjang.
A = B = C = D = .
AB = DC dan AD = BC
b. Segitiga sama kaki, jika dua buah segitiga siku-siku yang kongruen
diletakkan sehingga salah satu sisi siku-sikunya berhimpit, maka akan
terbentuk segitiga sama kaki seperti tamapak pada gambar dibawah ini.
gambar 1 gambar 2
c. Segitiga sama sisi, yaitu jika segitiga di potong dengan mengambil titik tenga
antara gari maka akan selalu menghasilkan potongan-potongan segitiga kecil
yang sama.
P Q
R
A B
5. Keliling dan luas segitiga
a. Keliling segitiga
Keliling suatu segitiga adalah jumlah panjang sisi segitiga. Perhatikan gamabr
berikut.
Hitunglah keliling segitiga yang panjang sisinya 8 cm, 10 cm, dan 12 cm!
Jawab:
K = a + b + c = 8 + 10 + 12 = 30
Jadi, keliling segitiga tersebut adalah 30 cm.
b. Luas segitiga
Jawab:
Alas = 15 cm, maka a = 15. Dan tinggi = 10 cm, maka t = 10
L =
= L =
Jadi, luas segitiga tersebut adalah
6. Jumlah sudut-sudut segitiga
Jumlah sudut-sudut setiap segitiga adalah 3, dimana masing-masing
jumlah sudut tersebut jika dijumlahkan akan berjumlah 180◦.
Contoh soal:
a. Besar sudut-sudut suatu segitiga 40◦ dan 60◦. Hitunglah besar sudut ketiga!
Jawab:
Yang dimaksud sudut ketiga adalah sudut yang satu lagi (yang lainnya).
Karena jumlah sudut-sudut segitiga = 180◦, maka
Besar sudut ketiga = 180◦─ (40◦ + 60◦)
= 180◦─ 100◦
= 80◦
b. Besar sudut-sudut ∆ABC adalah dan
Hitunglah (a) nilai x dan (b) besar !
Jawab:
(a)
(b)
7. Sudut luar dan sudut dalam suatu segitiga
Perhatikan gambar berikut!
Sudut luar adalah sudut yang dibentuk oleh salah satu sisi segitiga dan
perpanjangan sisi lainnya. Pada gambar diatas disebut sudut luar.
disebut sudut dalam.
saling berpelurus maka:
……….(1)
Jumlah sudut-sudut segitiga = , maka:
……….………...(2)
Dari bentuk persamaan 1 dan 2 di atas didapat;
Karena bentuk ruas kanan kedua persamaan di atas sama, maka nilai ruas
kirinya juga harus sama, sehingga: . Jadi dapat
disimpulkan.
Contoh soal:
Hitunglah besar sudut a pada gambar berikut.
Penyelesaian:
a. a =
=
b.
E.Implementasi Assessment Berbasis Portofolio Pada Materi Segitiga
Implementasi dalam penelitian ini hal pertama yang akan dilkukan oleh
peneliti adalah melakukan persiapan. Dimana dalam persiapan peneliti
menyiapakan hal-hal yang akan digunakan penelitian seperti halnya menyiapkan
tugas-tugas apa saja yang akan diberikan pada siswa sekaligus membuat
pedoman penskoran atau penilaian. Dalam hal ini peneliti menggunakan
pendapat Anthoni J. Nitko dan menambahkan satu poin yaitu refleksi diri atau
sering disebut self Assessment, karena dalam kegiatan refleksi diri ini sangat
penting untuk siswa dalam melakukan penilaian terhadap diri sendiri.
Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah penerapan Assessment (penialain) portofolio
No. Langkah-langkah penerapan
penilaian portofolio Indikator
1. Menentukan tujuan
dilakukannya Assessment portofolio yaitu;
a. Penilaian dilakukan untuk memantau proses dan hasil pembelajaran siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Penilaian ini digunakan untuk menunjukkan penilaian pada akhir pembelajaran
d. Portofolio ini akan dipakai untuk penilaian formatif dan Dimana isi portofolio dalam penelitian ini berupa tugas-tugas yang diberikan oleh
a. Uraian tertulis hasil kegiatan praktik atau penyelidikan matematika, yaitu dalam LKS aktifitas 3, siswa diminta untuk menganalisa jumlah sudut pada segitiga dari potongan-potongan kertas yang telah mereka beri tanda pada masing-masing sudut.
b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa berkaitan dengan pelajaran matematika, siswa diberikan tugas berupa jurnal belajar diman siswa ditugaskan untuk mencatat apa yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran pada materi segitiga.
c. Uraian dan diagram alur dari proses pemecahan masalah matematika, Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antar konsep dan prinsip dalam matematika. Siswa diminta untuk mengamati penemuan konsep luas segitiga dalam LKS aktifitas 1.
d. Penyelesaian soal-soal pengayaan atau soal terbuka tentang segitiga. Siswa diberikan kuis pada materi luas dan keliling segitiga dalam LKS aktifitas 2.
e. Hasil pekerjaan matematika yang dibuat atas keinginan siswa sendiri yang berkaitan dengan pelajaran matematika di sekolah. Siswa diberikan tugas untuk membuat soal dan memberikan jawabannya sendiri dalam LKS aktifita 4.
3. Menentukan kriteria penialain atau pedoman penilaian sekaligus format penilaian.
Diberikan rubrik penilaian untuk setiap tugas sekaligus rubrik penilaian secara umum untuk menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar.
4. Menentukan
pengorganisasian penilaian.
Hanya siswa dan guru yang terlibat dalam penilaian
5. Mempraktekan penilaian portofolio
Penilaian dipraktekkan dengan diberikan beberapa tugas oleh guru secara bertahap yaitu dimulai dari tugas 1 dalam LKS aktifitas 1, tugas 2 siswa mengisi jurnal belajar siswa dst.
6. Menilai pelaksanaan portofolio secara umum.
Tiap tugas akan dinilai secara keseluruhan hingga menghasilkan suatu kesimpulan yaitu hasil akhir belajar siswa.
7. Refleksi penilaian portofolio. Siswa diberikan pertanyaan tentang perasaan siswa selama pembelajaran dengan Assessment berbasis portofolio. Hal ini akan memunculkan argument dari siswa tentang hal apa yang disuka atau yang tidak disukai. Dimana pertanyaan tersebut sudah tercantum dalam lembar refleksi diri.
Aspek yang akan dinilai dalam penelitian ini mengambil beberapa dari
pendapat Stenmark, peneliti hanya mengambil beberapa aspek dikarenakan
terbatasnya waktu dalam penelitian. Selain itu juga dikarenakan aspek yang pilih
pemahaman permasalahan (Problem Comprehension), Penyelesaian (Solutions),
Pembelajaran Matematika (Mathematical Learning), Asesmen diri (
Self-Assessment). Setelah penerapan Assessment tersebut, akan diberikan soal yang
akan digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa. Dan juga
diharapkan siswa dapat termotivasi dengan dilakukan Assessment portofolio ini,
karena Assessment ini dapat memandu siswa menuju perbaikan pembelajaran
secara terus-menerus.
Sebelum penerapan berlangsung peneliti juga menyiapkan perangkat
pembelajaran berupa RPP yang menjelaskan alur kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan Assessment portofolio. Dan sebelum dimulai, siswa dijelaskan
alur penilaian atau langkah-langkah dalam penerapannya. Selain itu, untuk
melihat berlangsunya kegiatan belajar mengajar sesuai RPP.
F. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berjudul “Hubungan Antara
Assessment Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi
Segitiga Kelas VII SMPN 2 Ngunut”. Mempunyai kesamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zuhrotul Badriyah dan Abd. Ghafur yaitu sama
menggunakan teknik penilaian portofolio dan juga terdapat perbedaan dengan
penelitian yang terdulu. Dimana penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotul Badriyah berjudul “Efektivitas Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Relasi Dan Fungsi”.58
Dimana penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian portofolio dapat meningkatkan hasil
58
belajar serta pemahaman terhadap materi, dan perhatian siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan untuk menerapkan penilaian portofolio
guna meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Relasi dan Fungsi.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Abd. Ghafur “Pengaruh
Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains pada
Konsep Laju Reaksi Kimia”.59 Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan penilaian portofoliodapat memberi pengaruh yang signifikan dalam
penggunaan penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains
siswa serta meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa pada
materi kimia.
Perbedaan dan persamaan lebih terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan dengan kajian terdahulu
No. Judul penelitian Perbedaan Persamaan
Abd. Ghafur, Pengaruh Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains pada Konsep Laju Reaksi Kimia, (Jakarta: Skripsi tidak diterbitkan, 2007), hal 97,
Keterampilan Proses Sains pada Konsep Laju Reaksi Kimia”
Model Jakarta
Variabel yang diteliti adalah kemampuan keterampilan siswa
digunakan adalah kuantitatif yang menggunakan model quasi eksperiment
G.Kerangka Berfikir Penelitian
Seringnya perubahan kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia,
dimana tujuan perubahan kurikulum tersebut adalah meningkatkan kualitas guru
dan siswa. Yang dimaksud kaulitas disini adalah cara mengolah kelas yang guru
lakukan baik itu dalam proses belajar, metode belajar yang digunakan, atau
penilaian yang dilakukan oleh guru. Selaian itu juga kualitas siswa dalam
belajar, karena dalam kurikulum baru yang berlaku saat ini adalah siswa dituntut
untuk belajar secara mandiri dengan didampingi guru, dimana guru hanya
sebagai fasilitator bukan sebagai sumber belajar siswa.
Perubahan yang terjadi ini juga berpengaruh pada konsep penilaian siswa
yang diberikan oleh guru. Menilai adalah mencari informasi tentang pengalaman
belajar siswa. Dimana penilaian ini nantinya akan digunakan oleh guru sebagai
acuan untuk mengetahui kemampuan dan minat siswa dalam belajar terhadap
suatu mata pelajaran tertentu. Kebanyakan yang terjadi informasi yang diambil
oleh guru hanya melihat dari nilai akhir saja. Sehingga dalam penilaian yang
sering terjadi adalah guru memberikan nilai sesuai dengan hasil akhirnya tanpa
harus memperhatikan proses dari mana siswa itu mendapatkan nilai bagus atau
nilai buruk. Hal ini terkadang ada siswa yang merasa penilaian yang dilakukan
oleh guru tidak adil. Sehingga sering membuat siswa menjadi malas belajar
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini
penilaian lebih diarahkan kepada dari mana siswa dapat memperoleh nilai baik
atau buruk. Cara mendapatkan informasi ini guru dituntut untuk mengumpulkan
dan membukukan setiap tugas-tugas yang diberikan kepada siswa oleh guru
secara terstruktur. Guru juga harus menentukan hal apa saja yang akan
digunakan sebagai penialain atau yang akan dinilai. Dan harus menyiapkan
secara sistematis sebelum pembelajaran dimulai dan menjelaskan kepada siswa
tentang alur pembelajaran dan penilaian yang akan dilakukan oleh guru. Selain
itu, guru catatan perilaku harian siswa dalam jurnal masing-masing siswa. Dan
penilaian ini lebih dikenal dengan sebutan penilaian portofolio. Dalam penilaian
portofolio guru akan mengetahui seberapa besar minat belajar siswa terhadap
suatu mata pelajaran dan bagaimana siswa dapat menyelesaikan suatu
permasalahan. Sehingga guru bisa melihat perkembang dan kemampuan siswa
selam belajar. Dari sini dapat menilai apakah siswa tersebut berhak untuk
mendapatkan nilai baik atau buruk.
Penilaian portofolio lebih bersifat objektif, terbuka dan kolaboratif maka
siswa akan tahu dan paham mengapa mereka bisa mendapat nilai yang
sedemikian rupa. Selain itu, siswa juga bisa mengetahui kekurangan dan
kelebihannya sendiri, sehingga siswa bisa melakukan perbaikan untuk
memperbaiki bagian yang kurang. Penilaian ini menuntut siswa untuk menilai
dirinya sendiri melalui sebuah refleksi diri. Refleksi diri ini biasanya berisi
tentang gambaran pengalaman belajarnya. Karena sifatnya yang objektif dan
terbuka maka siswa juga dapat melihat secara keseluruhan bagaimana cara
demikian. Maka dari itu, siswa diharapkan akan mampu merubah pola
belajarnya untuk meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga siswa akan terlibat
lebih aktif dalam pembelajaran dan penilaian, jika siswa juga ikut memilih hal
yang harus dieksplorasi, sesuai dengan minatnya atau gaya belajarnya.
Portofolio merupakan tempat bagi siswa untuk secara aktif memilih hal yang
dieksplorasi, dan menunjukkan bukti tentang kemampuan siswa, di luar hasil tes.
Dengan kata lain, di samping mengaktifkan siswa, portofolio memberikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas dirinya. Maka
dari itu penilaian portofolio diharapkan sebagai alternatif baru yang efektif