PENGARUH FASILITAS DROP BOX, E-SPT DAN E-FILING
DALAM PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
TERHADAP KEPUASAN WAJIB PAJAK
( Studi Empiris Pada Wajib Pajak Di KPP Wilayah Jakarta Pusat )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ACHMAD FAUZI
NIM : 1111082000090
Jurusan Akuntasi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Achmad Fauzi
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Juli 1992
3. Alamat : Jl. Kp. Rawa sawah RT.01/002 N0.27 Kel.
Johar Baru Kec. Johar Batu Jakarta Pusat
4. Telpon : 085710570386 / 021-4215370
5. E-mail : achmadfauzi2792@gmail.com
II. PENDIDIKAN
1. SD (1998-2004) : SDN Johar Baru 17 PG
2. SMP (2004-2007) : SMPN 156 Pulo Gundul
3. SMA (2007-2010) : SMKN 34 Kramat Raya
4. S1 (2011-2015) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Arifco Achmad
2. Ibu : Nur Aini
3. Alamat : Jl. Kp. Rawa sawah RT.01/002 N0.27 Kel.
ABSTRACT
INFLUENCE OF FACILITIES DROP BOX, E-SPT AND E-FILING SUBMISSION OF A LETTER INNOTICE (SPT) TO
SATISFACTION OF TAXPAYER
This study examines the influence of facilities drop box, e-SPT and e-filing submission of a letter innotice (SPT) to satisfaction of taxpayer. Respondents in this study are taxpayers in KPP Pratama Central Jakarta Regional. The number of taxpayer that were visited in this study were 75 taxpayers from 3 KPP Pratama The method of determining the sample is by using convenience sampling method, while the data processing methods used by researcher is the multiple regression analysis.
The result shows the facilities drop box, e-SPT and e-filing submission of a letter innotice (SPT) partially influence to satisfaction of taxpayer with significant value as 0,034, 0,048 and 0,046.Then, facilities drop box, e-SPT and e-filing submission of a letter innotice (SPT) simultaneously and significantly influence to satisfaction of taxpayer, It can be seen from the significance value of 0,000.
ABSTRAK
PENGARUH FASILITAS DROP BOX, E-SPT DAN E-FILING DALAM PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TERHADAP
KEPUASAN WAJIB PAJAK
Penelitian ini menguji pengaruh fasilitas drop box, e-SPT dan e-filing
dalam penyampaian Surat Pemeberitahuan (SPT) terhadap kepuasan wajib pajak. Responden dalam penelitian ini adalah para wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Wilayah Jakarta Pusat. Jumlah wajib pajak yang menjadi sampel penelitian ini adalah 75 responden dari 3 KPP Pratama. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisi regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan fasilitas drop box, e-SPT dan e-filing dalam penyampaian Surat Pemeberitahuan (SPT) memiliki pengaruh secara parsial terhadap kepuasan wajib pajak dengan nilai singnifikasi masing-masing sebesar 0,034, 0,048 dan 0,046. Kemudian, fasilitas drop box, e-SPT dan e-filing dalam penyampaian Surat Pemeberitahuan (SPT) memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepuasan wajib pajak, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000.
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Fasilitas Drop Box, E-Spt Dan E-Filing Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Terhadap Kepuasan Wajib Pajak” dengan baik. Sholawat serta salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini kepada :
1. Keluargaku tercinta, orang tuaku yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tiada henti kepada penulis, mbah Putri yang selalu memberikan nasihat, serta adiku Argo, yang menjadi motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia untuk membimbing, memberi
masukan dan nasihat kepada penulis selama ini.
4. Bapak Abdul Hamid, MS selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan serta saran kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
dalam menyusun skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Ibu berikan selama
ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan Akuntansi, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi penulis, serta staf Akademik yang memberikan banyak bantuan
kepada penulis selama ini.
7. Kanwil Direktorat Jakarta Pusat, KPP Jakarta Menteng Tiga, KPP Jakarta Sawah Besar Dua dan KPP Jakarta Kemayoran yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi ini.
8. Para Wajib Pajak yang sudah rela mengorbankan waktunya untuk mengisi kuesioner yang menjadi data dalam skripsi ini. Terimakasih yang
sebesar-besarnya.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan dari masa STM, Aden, Agung, April, dan Angga yang selalu dapat berbagi suka dan duka serta memberikan dukungan bagi
penulis. Thanks Bro.
10. Someone special, “Nurfathia Heryuliani”, yang mau berbagi suka dan duka, terimakasih untuk semua bantuan, doa dan semangat yang tiada hentinya kepada
penulis.
11.Sahabat-sahabat seperjuangan kuliah, ujian kompre dan skripsi, Mumu, Hadi, Faisal, Fandi, Fazril, Eva, Sella, Ilfi, Fitria, Chandra, Opi dan Bonita.
Terimakasih atas bantuanya yang sangat berharga bagi penulis selama ini.
12.Teman-teman AKUKECE (Akuntansi Kelas C) yang tidak bisa penulis sebut satu per satu, terimakasih atas bantuan dan kebersamaan kita selama ini. Semoga kita
semua bisa sukses dan dapat meraih cita-cita kita. Aamiin.
13.Teman-teman konsentrasi Pajak 2011, yang selalu berbagi pengetahuan dan dukungan. Walaupun jumlah kita sedikit tetapi kita tetap solid.
14.Akuntansi angkatan 2011 yang memberikan cerita dan pengalaman yang tak terlupakan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Perumusan Masalah ... 8
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
A.Tinjauan Pustaka ... 11
1. Gambaran Umum Perpajakan ... 11
2. Surat Pemberitahuan (SPT) ………… ………..… 17
4. E-SPT ... 22
5. E-Filing ... 26
6. Kepuasan Wajib Pajak ... 35
B.Penelitian Terdahulu ... 37
C.Kerangka Pemikiran ... 41
D.
Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian... 43BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A.Ruang Lingkup Penelitian ... 47
B.Metode Penentuan Sampel ... 47
C.Metode Pengumpulan Data ... 48
D.Metode Analisis Data ... 48
E. Operasional Variabel Penelitian ... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 63
A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 63
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 63
2. Karakteriktik Responden ... 64
B.Hasil Uji dan Pembahasan ... 67
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 67
2. Hasil Uji Kualitas Data ... 69
a. Hasil Uji Validitas ... 69
b. Hasil Uji Reliabilitas ... 72
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 73
b. Hasil Uji Normalitas ... 75
c. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 76
4. Uji Hipotesis ... 78
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 78
b. Hasil Uji Statistik t ... 79
c. Hasil Uji Statistik F ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
A.Kesimpulan ... 86
B.Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
DAFTAR TABEL
No. Keterangan
Halaman
1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak ... 2
1.2 Jenis – Jenis SPT ... 19
2.1 Penelitian Terdahulu ... 37
3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 59
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 63
4.2 Sampel Penelitian ... 65
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 65
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 66
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 67
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 68
4.8 Hasil Uji Validitas Drop Box ... 69
4.9 Hasil Uji Validitas e-SPT ... 70
4.10 Hasil Uji Validitas e-filing ... 70
4.11 Hasil Uji Validitas Kepuasan Wajib Pajak ... 71
4.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 72
4.13 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien Korelasi ... 73
4.14 Hasil Uji Multikolonieritas – Koefisien ... 74
4.15 Hasil Uji Glejser ... 78
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 79
4.16 Hasil Uji Statistik t ... 80
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ... 42
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ... 76
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 77
[image:16.595.111.515.192.587.2]DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Penelitian Skripsi ... 93
2. Surat Hasil Penelitian Skripsi ... 97
3. Kuesioner Penelitian ... 101
4. Jawaban Responden ... 108
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak memegang peranan penting dalam APBN. Hal tersebut
dikarenakan pajak merupakan penerimaan utama dalam APBN di Indonesia.
Tanpa adanya penerimaan dari sekor pajak maka pembangunan di Indonesia
tidak akan berjalan karena besarnya biaya yang diperlukan tidak akan bisa
ditutupi oleh bantuan dan pinjaman luar negeri. Pemerintah Indonesia telah
berupaya keras untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak, salah satu
cara yang dilakukan adalah dengan melakukan Tax Reform, yaitu
pembaharuan sistem perpajakan. Tax Reform dilaksanakan sejak tahun 1983,
sebagaimana telah diubah dengan undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 dan
undang undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan, sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official
assessment system menjadi self assessment system.
Self assessment yang dianut dalam sistem perpajakan di Indonesia
menuntut Wajib Pajak untuk bertanggungjawab atas penghitungan, pelaporan
dan pembayaran pajaknya. Bentuk pertanggungjawaban itu terlihat dari
keakuratan data yang dipaparkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT), tanpa
adanya usaha untuk memanipulasi nominal dan sumber penghasilan.
Pertanggungjawaban itu kemudian diwujudkan dalam bentuk kepatuhan
dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara tepat waktu ke
Wajib Pajak tersebut terdaftar. Namun permasalahan yang dihadapi oleh
Wajib Pajak di Indonesia adalah belum siapnya masyarakat untuk diterapkan
self assessment system karena belum cukupnya pengetahuan perpajakan,
kesadaran, dan kejujuran Wajib Pajak. Sebagai konsekuensinya Direktorat
Jenderal Pajak berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan,
[image:19.595.108.518.221.571.2]pembinaan, dan penerapan sanksi perpajakan.
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak
Tahun Target
Penerimaan Pajak
Realisasi Penerimaan Pajak
Presentase Penerimaan Pajak
2009 528 triliun 515,73 triliun 97,61%
2010 661,4 triliun 649,042 triliun 98,12%
2011 878,7 triliun 873,9 triliun 99,3%
2012 1.016,2 triliun 1.021,8 triliun 100,5%
2013 1.139,32 triliun 1.099,9 triliun 96%
Sumber: Badan Kebijakan Fiskal Kementerian keuangan Republik Indonesia dan badan Pusat Statistik Republik Indonesia (Dirjen Pajak, 2013)
Dalam lima tahun terakhir penerimaan negara dari sektor pajak
meningkat setiap tahunnya, meskipun belum memenuhi target yang
diharapkan oleh pemerintah. Namun meningkatnya penerimaan pajak ini perlu
diapresiasi serta dievaluasi sehingga kedepannya dapat memenuhi target
penerimaan pajak yang telah ditentukan oleh pemerintah. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah meningkatkan pelayanan dalam hal pelaporan Surat
Pemberitahuan (SPT), sehingga dapat meningkatkan minat para Wajib Pajak
Dalam meningkatkan pelayanan perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak
memberikan fasilitas kepada para Wajib Pajak dalam hal melapokan Surat
Pemberitahuan (SPT). Sesuai pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Ketentuan
Umum Tata Cara Perpajakan (UU KUP) menyatakan bahwa SPT dapat
disampaikan dengan cara lain. Terkait dengan peraturan Direktorat jenderal
Pajak (DJP) No. KEP-47/PJ/2008 dan KEP-06/PJ/2009, telah ditetapkan cara
lain tersebut, yakni secara elektronik, yang kini dikenal dengan elektronik
Surat Pemberitahuan (E-SPT). E-SPT merupakan aplikasi yang dibuat oleh
Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak dalam
melaporkan SPT nya agar lebih mudah dan tidak menghabiskan banyak kertas
(peperless). Penggunaan aplikasi e-SPT memiliki banyak kemudahan untuk
para Wajib Pajak karena penyampaian SPT dilakukan dengan cepat dan aman
karena lampiran dalam bentuk media flaskdisk/CD/disket. Perhitungan pajak
juga menjadi lebih cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer.
Setelah mengisi e-SPT, Wajib Pajak hanya perlu mencetak formulir induk
SPT dan ditandatangani kemudian dating ke Kantor Pelayanan Pajak untuk
menyerahkan formulir induk tersebut beserta file e-SPT yang telah diisi
menggunakan media flaskdisk/CD/disket.
Direktorat Jenderal Pajak juga meyelenggarakan pelayanan Drop Box.
Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 15/PJ/2009
agar Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Penyuluhan Pelayanan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) di seluruh Indonesia menyediakan Drop Box
lokasi-lokasi yang strategis sesegera mungkin. Drop Box pertama kali dikenalkan
pada tahun 2009 sebagai inovasi pelayanan dalam penerimaan SPT Tahunan.
Dengan adanya fasilitas Drop Box, para Wajib Pajak tidak harus datang ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat dirinya terdaftar untuk menyampaikan Surat
Pemberitahuan, akan tetapi Wajib Pajak bisa dengan mudah menyampaikan
Surat Pemberitahuan tersebut melalui fasilitas Drop Box yang diselenggarakan
diberbagai pusat-pusat perbelanjaan, pusat bisnis, maupun tempat lainnya
dimana Drop Box ini dibuka.
Inovasi lain yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak yang dinilai
paling efektif dan efisien adalah e-filing atau Electronic Filing System yaitu
sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT)
secara elektronik (e-filing) yang dilakukan melalui sistem on-line yang real
time. Dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut dinyatakan bahwa
Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektonik (e-SPT) dilakukan melalui
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (Application Service Provider) yang
ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk pengaturannya lebih lanjut maka
dikeluarkanlah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 05/PJ./2005
tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan
secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Dengan adanya sistem ini, para Wajib Pajak akan lebih mudah
menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di Kantor-kantor Pelayanan
Pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data
di dalam maupun di luar negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat
pula dilakukan di hari libur dan tanpa kehadiran Petugas Pajak (24 jam dalam
7 hari), dimana data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal
Pajak dengan fasilitas internet (on-line) yang disalurkan melalui satu atau
beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Jalan keluar ini akan
membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan Wajib Pajak untuk
mempersiapkan, memproses dan melaporkan Surat Pemberitahuan ke Kantor
Pelayanan Pajak secara benar dan tepat waktu. serta dukungan kepada Kantor
Pelayanan Pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan Surat
Pemberitahuan dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan (akurasi
data), distribusi dan pengarsipan Surat Pemberitahuan (SPT).
Sebelumnya perlu dijelaskan bahwa sistem e-filing ini
pengoperasiannya menggunakan sistem on-line melalui internet. Di sisi Wajib
Pajak, apa yang mungkin terjadi adalah kekurangmampuannya dalam
melakukan sinkronisasi terhadap format data yang ada padanya dengan format
data yang diinginkan oleh sistem Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
dan sistem Direktorat Jenderal Pajak. Oleh karena itu, diharapkan Wajib Pajak
harus berhati-hati dan harus benar-benar mengerti mengenai bagaimana cara
penggunaan sistem ini.
Fasilitas-fasilitas yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat
keterkaitan satu sama lain seperti penyampaian Surat Pemberitahuan melalui
e-filing yang menggunakan e-SPT dalam hal penyimpanan data Wajib Pajak
disampaikan melalui e-filing. E-SPT juga bisa disampaikan dengan cara
datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau dapat disampaikan melalui
pelayanan Drop Box.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Direktorrat Jenderal Pajak untuk
memudahkan Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
terdapat kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga Wajib Pajak
dapat memilih fasilitas mana yang sesuai dengan masing-masing Wajib Pajak.
Pajak adalah komponen penting dalam APBN, pajak menjadi andalan
penerimaan terbesar pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan,
sehingga tidak heran kalau pemerintah memberikan perhatian khusus pada
sektor ini untuk mengamankan penerimaan negara. Perhatian khusus yang
diberikan antara lain komitmen pemerintah dalam hal ini Ditjen Pajak untuk
memberikan pelayanan prima (sesuai mottonya “menjadi model pelayanan
masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas
dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat”).
Meningkatkan dan mengedepankan layanan ini terlihat terus dengan
diberikannya fasilitas-fasiitas dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT). Salah satunya adalah perbaikan kualitas layanan tujuannya adalah agar
meningkatkan kepuasan dan kepatuhan Wajib Pajak. Upaya peningkatan
kualitas layanan dapat dilakukan dengan cara penigkatan kualitas dan
kemampuan teknis pegawai dalam bidang perpajakan, perbaikan
infrastruktur,penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk memberikan
Kualitas pelayanan yang baik akan berdampak pada Kepuasan Wajib
Pajak,sehingga akan meningkatkan kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak
untuk membayar pajaknya tepat waktu sehingga penerimaan dapat meningkat.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan diharapkan dapat meningkatkan
Kepuasan Wajib Pajak sebagai pelanggan.
Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi dasar peneliti untuk
melakukan penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Nugroho et. al. (2014)
yang menyatakan bahwa layanan Drop Box dan e-filing berpengaruh secara
simultan terhadap kepatuhan penyampaian SPT tahunan, dan penelitian yang
dilakukan oleh Lingga (2013) yang menyatakan bahwa penerpan e-SPT
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwah pemberian
fasilitas-fasilitas bagi Wajib Pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan seperti
Drop Box, e-SPT, dan e-filing berperan penting dalam sistem perpajakan di
Indonesia untuk dapat dengan sukses mencapai sasaran yang diharapkan
dalam menghasilkan penerimaan pajak yang optimal dan juga memberikan
kepuasan terhadap Wajib Pajak karena membantu Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Oleh karena itu peyusun skripsi ini memilih judul “PENGARUH
FASILITAS DROP BOX, E-SPT DAN E-FILING DALAM
PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TERHADAP
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini
bermaksud menguji pengaruh fasilias Drop Box, e-SPT dan e-filing dengan
Kepuasan Wajib Pajak. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pengaruh fasilitas Drop Box dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara parsial terhadap Kepuasan Wajib Pajak ?
2. Bagaimana Pengaruh fasilitas e-SPT dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara parsial terhadap Kepuasan Wajib Pajak ?
3. Bagaimana Pengaruh fasilitas e-filing dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara parsial terhadap Kepuasan Wajib Pajak ?
4. Bagaimana pengaruh fasilitas Drop Box, e-SPT, dan e-filing dalam
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara simultan terhadap
Kepuasan Wajib Pajak ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan PenelitianSesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas Drop Box dalam penyampaian
Surat Pemberitahuan (SPT) secara parsial terhadap Kepuasan Wajib
Pajak.
b. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas e-SPT dalam penyampaian Surat
c. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas e-filing dalam penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) secara parsial terhadap Kepuasan Wajib Pajak.
d. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas Drop Box, e-SPT, dan e-filing
dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara simultan
terhadap Kepuasan Wajib Pajak.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : kontribusi teoritis dan
kontribusi praktis
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana bagi
segenap civitas ekonomi, khususnya jurusan akuntansi agar
memiliki pemahaman tentang fasilitas-fasilitas dalam penyampaian
Surat Pemberitahuan (SPT) seperti Drop Box, e-SPT dan e-filing
dan hubungannya dengan Kepuasan Wajib Pajak.
2) Ilmu Akuntansi Perpajakan
Penelitian ini diharapakan menambah literatur pembendaharaan
ilmu pengetahuan dan acuan penelitian pada bidang studi
perpajakan terutama untuk peneliti yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai fasilitas penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
3) Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti dapat
menerapkan teori dan memperoleh pemahaman mengenai
penerapan fasilitas Drop Box, e-SPT dan e-filing serta pengaruhnya
terhadap Kepuasan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Jakarta Pusat.
b. Kontribusi Praktis
1) Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan Kepuasan Wajib Pajak
terutama dalam hal pelayanan penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT).
2) Masyarakat
Sebagai sarana informasi mengenai pengaruh diterapkanya
fasilitas-fasilitas dalam penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
seperti Drop Box, e-SPT dan e-filing dengan Kepuasan Wajib
Pajak. Hal ini penting agar masyarakat mengetahui faktor-faktor
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Gambaran Umum Perpajakan
a. Pengertian Pajak
Pajak adalah sumber penerimaan terbesar Negara yang
digunakan dalam APBN. Definisi pajak menurut Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas
Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.”
Beberapa definisi tentang pajak yang dikemukakan para ahli di bidang
perpajakan untuk menjadi bahan perbandingan antara lain:
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani yang dikutip oleh Ilyas (2007:5):
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, yang gunannya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.”
Menurut Prof. Dr. Rochmat. Soemitro, SH yang dikutip oleh
“Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Berdasarkan ketiga pengertian pajak diatas dapat disimpulkan
bahwa pajak adalah kewajiban bagi masyarakat untuk membayarkan kas
kepada negara yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang tanpa
mendapat timbal balik secara langsung.
b. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Erly Suandy
(2012:12) terdapat dua fungsi pajak yaitu:
1) Fungsi Penerimaan (budgeteir)
Pajak berfungsi untuk memasukan uang sebanyak-banyaknya ke kas
negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara. Penerimaan dari sektor pajak menjadi tulang punggung
penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Anggaran
Belanja Negara (APBN)
2) Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik
Contohnya adalah pemberian insentif pajak (Tax holiday), pengenaan
pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam memenuhi
kebutuhan dalam negeri dan pengenaan bea masuk dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk import tertentu
dalam rangka melindungi produk dalam negeri.
c. Pengelompokan Pajak
Menurut Murtopo (2011:3) terdapat tiga pengelompokan pajak
yaitu pengelompokan menurut golongannya, menurut sifat dan menurut
lembaga pemungutnya.
1) Menurut golongannya:
a) Pajak langsung adalah pajak yang pembebannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban lansung Wajib
Pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan
b) Pajak tidak langsung, pajak yang pembebannya dapat dilimpahkan
ke pihak lain. beban pajak yang dipikul seseorang dapat
dilimpahkan seluruhnya maupun sebagian kepada pihak lain.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai.
2) Menurut sifatnya
a) Pajak Subjektif (pajak perseorangan): pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada subjeknya yang kemudian selanjutnya di cari
syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari Wajib
tunjangan. Hal tersebut menjadikannya sebagai beban yang harus
dipikul sebagai pengurang penghasilan. Contoh: Pajak Penghasilan
b) Pajak objektif. (pajak kebendaan): pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan dari
Wajib Pajak. Besar kecilnya pajak tidak dipengaruhi oleh keadaan
subyeknya, setelah ketemu obyeknya baru dicari subyeknya (orang
atau badan yang bersangkutan). Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
3) Menurut lembaganya pemungutnya:
a) Pajak Pusat (Pajak negara) adalah pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
negara. Contoh: Pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan,
dan BeaMaterai.
b) Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh:
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan.
Maka dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengelompokan pajak terbagi 3, yaitu menurut golongannya
terdapat pajak yang tidak dapat dilimpahkan dan pajak yang tidak
subjeknya dan pajak berdasarkan objeknya, menurut pemungutnya
terdapat pajak yang dipungut pemerintah pusat dan pajak yang
dipungut pemerintah daerah.
d. Asas – Asas Pemungutan Pajak
Didalam melakukan pemungutan pajak baik yang dikelola oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas
– asas pemungutan pajak menurut Murtopo (2011:4), yaitu :
1) Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan suatu negara. Asas ini
diberlakukan kepada setiap oaring asing yang bertempat tinggal di
Indonesia untuk membayar pajak.
2) Asas Tempat Tinggal
Negara-negara mempunyai hak untuk memungut atas seluruh
penghasilan Wajib Pajak berdasarkan tempat tinggal Wajib Pajak.
Wajib Pajak yang bertempat tinggal di Indonesia dikenai pajak atas
penghasilan yang diterima/diperoleh, yang berasal dari Indonesia atau
berasal dari luar negeri (Pasal 4 UU Pajak Penghasilan)
3) Asas sumber penghasilan
Negara mempunyai hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang
bersumber pada suatu negara yang memungut pajak. Dengan demikian
Indonesia dikenai pajak di Indonesia tanpa memperhatikan tempat
tinggal Wajib Pajak.
e. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Murtopo (2011:5) sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Official Assessment System
Suatu sistem pajak yang memberi kewenangan kepada pemerintah
(fiskus-pegawai pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang
terhutang. Ciri-ciri Official Assessment System antara lain
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terhutang berada
pada fiskus;
b) Wajib Pajak bersifat pasif;
c) Utang pajak yang timbul setelah diterbitkannya Surat
Pembertitahuan Pajak Terhutang atau Surat Ketetapan Pajak oleh
fiskus.
2) Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab, kepada wajih pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
3) With Holding System
Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terhutang oleh Wajib Pajak. Pajak yang dipotong atau dipungut oleh
pihak lain, nanti bisa menjadi kredit pajak atau merupakan pelunasan
atas pajak terhutang.
2. Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Definisi Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1
angka 11 UU KUP).
b. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Murtopo (2011:35) SPT berfungsi untuk melaporkan
seluruh kewajiban perpajakan Wajib Pajak. Dari SPT yang diisi sendiri
oleh Wajib Pajak itu dapat diketahui kewajiban Wajib Pajak dan sebagai
alat Direktorat Jendral Pajak untuk mengetahui kewajiban perpajakan
Wajib Pajak. Apabila ada Wajib Pajak yang tidak melaporkan SPT tidak
peduli Wajib Pajak tersebut sudah membayarkan pajaknya ke Kas Negara
Direktorat Jendral Pajak akan menganggap Wajib Pajak belum membayar
c. Ketentuan Pengisian SPT
Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan degan benar, lengkap
dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan kemudian menandatangani
serta menyampaikannya ke Direktorat Jendral Pajak tempat Wajib Pajak
terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan Diretorat
Jendral Pajak. Yang dimaksud dengan benar, lengkap dan jelas dalam
mengisi Surat Pemberitahuan adalah :
1) Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
2) Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan
objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan; dan
3) Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan
d. Jenis-Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
Jenis-jenis Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan oleh
[image:36.612.115.530.174.557.2]Wajib Pajak adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Jenis-Jenis SPT
No. Jenis SPT Rincian Jenis
A SPT Tahunan Pajak Penghasilan
1.SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
2.SPT Tahunan PPh Badan
B SPT Masa 1.SPT Masa Pajak
Penghasilan
2.SPT Masa PPN
3.SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN
a.SPT Masa PPh
Pasal 21/26
b.SPT Masa PPh Pasal 22
c.SPT Masa PPh
Pasal 23/26
d.SPT Masa PPh Pasal 4(2)
e.SPT Masa PPh
Pasal 15
Sumber : Murtopo (2011:27)
3. Drop Box
a. Pengertian Umum Fasilitas Drop Box
Salah satu fasilitas pelayanan perpajakan pada tahun 2009,
pemerintah memberikan fasilitas pelayanan kepada Wajib Pajak untuk
mempermudah pelaporan SPT bagi Wajib Pajak agar tidak mengalami
Edaran Direktur Jenderal pajak Nomor 6 Tahun 2010 menyatakan
pengertian Drop Box, yaitu:
“Drop Box adalah tempat dimana SPT Tahunan dapat
diterima. Drop Box ini sesuai namanya, berbentuk kotak berukuran cukup besar dengan logo DJP dan lubang seperti celengan tempat memasukkan SPT Tahunan. Drop Box ini ditempatkan pada tempat yang memang strategis, seperti pusat perbelanjaan dan pusat-pusat keramaian di mana saja yang nantinya akan disediakan Drop Box maupun ditaruh di kantor-kantor pajak.”
Dengan fasilitas Drop Box ini kemungkinan antrian dapat terjadi
jika ada Wajib Pajak yang belum faham cara mengisi SPT dan meminta
petunjuk di tempat penerimaan SPT. Untuk menghindari antrian seperti ini
sebaiknya petugas penerima SPT di lokasi-lokasi tertentu lebih dari satu
orang. Terdapat dua perubahan dalam proses penerimaan dan pengolahan
SPT Tahunan yang dilakukan dengan fasilitas Drop Box, yaitu:
1) Wajib Pajak bisa menyampaikan SPT di mana saja
Dengan fasilitas seperti ini Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT
Tahunan dimana saja sepanjang dalam batas waktu pelaporan. Artinya
untuk yang sedang berlibur misalnya ke Bali, sedangkan Wajib Pajak
tersebut terdaftar di salah satu KPP Pratama di Jakarta tidak harus
kembali ke Jakarta untuk menyampaikan SPT tahunan-nya. Cukup
menyampaikan ke KPP yang ada di Bali atau pada Drop Box yang ada
2) Tugas baru petugas penerima SPT
Pegawai yang ditunjuk sebagai Petugas Penerima SPT pada Drop Box
yang menggunakan tanda pengenal pegawai yang sah akan memberi
tanda terima yang nomornya sudah tercetak (prenumbered). Di
amplopnya juga akan ditempeli tanda terima oleh petugas penerima
pajak. Ketentuan penomoran Tanda Terima, yaitu:
a) Nomor ditentukan terlebih dahulu (prenumbered).
b) Nomor terdiri dari 13 digit dengan dengan format :
aaa-bb-cccccccc. aaa : Kode KPP bb :Kode Unit Penerima SPT di
masing-masing KPP (TPT/Drop Box) cccccccc : Nomor urut Tanda
Terima di setiap unit penerima SPT.
c) Kepala KPP menetapkan Kode Unit Penerima SPT dengan Surat
Keputusan Kepala KPP.
d) Sejak berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
1/PJ/2010, penomoran Tanda Terima dimulai dari
aaa-bb-00000001. Selanjutnya, pada saat pergantian tahun penomoran
tanda terima dimulai kembali dari aaa-bb-00000001.
e) Kepala Seksi Pelayanan membagi penjatahan nomor Tanda Terima
di setiap unit Penerima SPT.
f) Kepala Seksi Pelayanan melakukan pengawasan penggunaan
Dengan fasilitas Drop Box, SPT yang diterima tanpa didahului
penelitian atas kelengkapan SPT, sehingga pegawai KPP yang menerima
SPT nantinya akan mensortir SPT Tahunan yang masuk. Jika SPT yang
masuk tidak terdaftar di KPP tersebut maka KPP tersebut harus
mengirimkan SPT Tahunan tersebut ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
4. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT)
a. Definisi E-SPT
Guna mendukung berjalannya modernisasi pajak, terus
dikembangkan pemanfaatannya dan penerapan E-SPT dimaksudkan agar
semua proses kerja dan pelayanan berjalan dengan baik, lancar, cepat dan
akurat. Menurut Pandiangan (2008) E-SPT adalah penyampaian SPT
dalam bentuk digital ke KPP secara elektronik atau dengan media
komputer.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa E-SPT adalah suatu program yang dapat digunakan oleh Wajib
Pajak untuk melakukan pengisian dan pelaporan SPT secara cepat, tepat
dan akurat.
b. Manfaat E-SPT
Dengan adanya modernisasi pajak dan E-SPT sebagai salah
satunya, maka E-SPT sebagai program aplikasi yang berguna untuk
manfaat. Manfaat E-SPT seperti tang dijabarkan pemerintah pada situs
http://www.pajak.go.id/e-SPT adalah:
1) Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena
lampiran dalam bentuk media CD/disket
2) Data perpajakan terorganisir dengan baik
3) Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan
dengan baik dan sistematis
4) Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan
sistem computer
5) Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
6) Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran
formulir dengan menggunakan sistem komputer.
7) Menghindari pemborosan penggunaan kertas
8) Berkurangnya pekerjaan-pekerjaan klerikal perekaman SPT yang
memakan sumber daya yang cukup banyak
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas bahwa dengan adanya
E-SPT penyampaian dan perhitungan SPT dapat dilakukan dengan cepat
karena menggunakan aplikasi yang dapat membantu Wajib Pajak
menghitung pajak yang harus dibayarkan, dan data yang disampaikan
c. Tata Cara Penyampaian SPT Secara Elektronik (E-SPT)
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.
KEP-383/PJ/2002 jo. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per-184/PJ/2004.
Tata cara dan persyaratan bagi Wajib Pajak untuk dapat melaporkan SPT
denggan menggunakan e-SPT adalah sebagai berikut:
1) Wajib Pajak melakukan instalasi aplikasi E-SPT pada sistem computer
yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya;
2) Wajib Pajak menggunakan aplikasi E-SPT untuk merekam data-data
perpajakan yang akan dilaporkan, yaitu antara lain:
a) Data Identitas Wajib Pajak Pemotong/Pemungut dan Identitas
Wajib Pajak yang dipotong/dipungut seperti NPWP, Nama,
Alamat, Kode Pos, Nama KPP, Pejabat Penandatangan, Kota,
Format Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor awal bukti
Potong/Pungut, Kode Kurs Mata Uang yang Digunakan;
b) Bukti Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh);
c) Faktur Pajak;
d) Data perpajakan yang terkandung dalam SPT;
e) Data Surat Setoran Pajak (SSP), Seperti: Masa Pajak, Tahun Pajak,
tanggal setor, nomor transaksi penerimaan Negara (NTPN), kode
Akun, dan jumlah pembayaran pajak;
3) Wajib Pajak yang telah memiliki sistem administrasi
sistem yang dimiliki Wajib Pajak ke dalam aplikasi E-SPT dengan
mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi E-SPT;
4) Wajib Pajak mencetak Bukti Pemotongan/Pemungutan dengan
menggunakan aplikasi E-SPT dan menyampaikannya kepada pihak
yang dipotong/dipungut;
5) Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan/atau SPT
Masa pajak pertambahan nilai (PPN) dan/atau SPT Tahunan PPh
menggunakan aplikasi E-SPT;
6) Wajib Pajak menandatangani formulir Induk SPT Masa PPh dan/atau
SPT Masa PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi
ESPT;
7) Wajib Pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi
E-SPT dan disimpan dalam media (disket, CD, dan sebagainya);
8) Wajib Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik
ke KPP dengan membawa formulir induk SPT masa PPh dan atau SPT
masa PPn dan atau SPT tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT
yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam
media computer sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku;
9) Wajib Pajak melaporkan SPT secara elektronik ke KPP dengan
membawa formulir induk masa PPh dan atau SPT masa PPn dan atau
ditandatangani dengan membawa berita acara serah terima informasi
SPT yang dikirim secara elektronik sesuai dengan ketentuan
perundang-undanggan yang berlaku.
5. E-filing (Electronic Filing)
Salah satu upaya penerapan e-system dalam hal modernisasi
perpajakan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak adalah penerapan e-filing
(electronic filing). Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Kep-88/ PJ/ 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara
Elektronik dalam Pasal dijelaskan bahwa :
“Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.”
a. Penyampaian SPT Secara E-filing
E-filing adalah layanan yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak yang berfungsi agar Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat
Pemberitahuan (SPT) pajak beserta lampirannya secara online dan real
time dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet. Penyampaian SPT
secara elektronik ini dilakukan melalui perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi
yang telah ditentukan oleh Dirjen Pajak. Sebelum teknologi e-filing ini
diberlakukan setiap Wajib Pajak harus datang secara langsung ke kantor
pajak pada hari kerja untuk melakukan pelaporan SPT pajaknya. Tetapi
SPT pajak selama 24 jam penuh setiap harinya. Karena perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak selalu
beroperasi setiap saat. Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor Kep-05/ PJ./ 2005 Pasal 6 dijelaskan bahwa:
1) Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik dapat dilakukan
selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu
dengan standar Waktu Indonesia Bagian Barat.
2) Surat Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik pada akhir
batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang jatuh pada hari
libur, dianggap disampaikan tepat waktu.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses
penyampaian SPT secara e-filing ini dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Selain itu ditegaskan
juga bahwa dalam pelaporan SPT secara e-filing, batas waktu pelaporan
tetap berlaku meskipun hari tersebut merupakan hari libur nasional.
Hal ini berbeda dengan penyampaian SPT secara manual (non
elektronik) dimana batas waktu pelaporan yang berlaku dimajukan satu
hari sebelum hari libur nasional. Seperti yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184/ PMK.03/ 2007
tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran
Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak dan Tata Cara Pembayaran,
b. Prosedur Sistem E-filing
Ada beberapa langkah atau prosedur yang harus dilakukan oleh
Wajib Pajak jika SPT pajaknya akan disampaikan secara efiling. Prosedur
penyampaian SPT secara e-filing ini diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor Kep-05/ PJ./ 2005 tentang Tata Cara Penyampaian
Surat Pemberitahuan Secara Elektronik (e-filing) melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Tahapan-tahapan tersebut antara lain :
1) Langkah Pertama: Mengajukan Permohonan
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Wajib Pajak
sebelum dapat menyampaikan SPT secara e-filing adalah mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Wajib Pajak
bersangkutan terdaftar. Surat permohonan ini disampaikan oleh Wajib
Pajak untuk mendapatkan Electronic Filing Identification Number (
e-FIN) sebagai identitas bagi Wajib Pajak yang akan melaporkan
SPTnya secara elektronik. Pasal 1 (1) Peraturan Direktur Jenderal
Pajak Nomor Kep-05/ PJ./ 2005 menyatakan bahwa :
“Electronic Filing Identification Number (e-FIN) adalah nomor identitas yang diberikan olehKantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-filing).”
Surat permohonan yang diajukan tersebut harus dilengkapi
Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 3 (2) Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor Kep-05/ PJ./ 2005:
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib
Pajak terdaftar sesuai dengan contoh surat permohonan sebagaimana
tersebut pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, dengan
melampirkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak atau Surat
Keterangan Terdaftar dan dalam hal Pengusaha Kena Pajak disertai
dengan fotokopi Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2) Langkah Kedua: Registrasi ke ASP
Setelah mendapatkan e-FIN maka langkah selanjutnya yang
harus dilakukan oleh Wajib Pajak adalah mendaftar atau registrasi ke
salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak. Apabila
registrasi tersebut telah berhasil maka ASP bersangkutan akan
mengirimkan:
a) User ID dan Password.
b) Prosedur penyampaian SPT secara elektronik (e-filing).
c) Aplikasi e-SPT (Surat Pemberitahuan berbentuk elektronik)
beserta petunjuk penggunaan sesuai dengan jenis-jenis pajak yang
d) Sertifikat Digital (Digital Sertificate) yang akan terinstal secara
otomatis ke dalam komputer yang digunakan oleh Wajib Pajak
untuk melakukan registrasi. Sertifikat Digital ini berfungsi untuk:
e) Keamanan dengan melakukan pengacakan data e-SPT
(encryption).
3) Langkah Ketiga: Proses E-filing
Setelah seluruh langkah tersebut terpenuhi maka Wajib Pajak
dapat segera menyampaikan SPT nya secara online. Wajib Pajak dapat
mengakses website ASP dengan menggunakan login, password dan e
-FIN yang telah diperoleh sebelumnya. Setelah itu Wajib Pajak dapat
melakukan upload data SPT nya. Jika proses upload data telah selesai,
sistem ASP akan mencatat log transaksi Wajib Pajak yang meliputi
nama, NPWP, kode Sertifikat Digital, e-FIN, tanggal dan jam proses
pelaksanaan e-filing dan akan berhubungan secara langsung dengan
sistem di KPP untuk meneruskan proses penyampaian SPT.
Jika sistem yang ada di KPP telah menerima data elektronik
SPT Wajib Pajak dengan benar dan lengkap maka sistem ini akan
membubuhkan Bukti Penerimaan SPT elektronik di bagian bawah
Induk SPT. Bukti Penerimaan ini berisi informasi NPWP, tanggal
transaksi, Nomor Transaksi Penyampaian SPT (NTPS), Nomor
4) Langkah Keempat: Proses setelah pelaksanaan e-filing
Karena pelaporan dengan tanda tangan basah masih diperlukan
maka Wajib Pajak harus melakukan pencetakan (print out) formulir
Induk SPT yang telah dibubuhi bukti penerimaan elektronik.
Kemudian Wajib Pajak harus menandatangani induk SPT tersebut dan
mengirimkan atau menyampaikannya secara langsung ke KPP tempat
Wajib Pajak terdaftar.
Dalam Pasal 7 (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
Kep-05/ PJ./ 2005 dijelaskan bahwa: Wajib Pajak dapat
menyampaikan induk Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) beserta Surat Setoran Pajak (bila ada dan dokumen
lainnya yang wajib dilampirkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar secara langsung atau melalui pos secara tercatat,
paling lama:
a) 14 (empat belas) hari sejak batas terakhir pelaporan Surat
Pemberitahuan dalam hal Surat Pemberitahuan disampaikan
sebelum batas akhir penyampaian;
b) 14 (empat belas) hari sejak tanggal penyampaian Surat
Pemberitahuan secara elektronik dalam hal Surat Pemberitahuan
disampaikan setelah lewat batas akhir penyampaian.
Artinya print out SPT elektronik dan bukti penerimaan harus
tanggal penyampaian SPT secara elektronik baik SPT tersebut
disampaikan sebelum maupun setelah lewat batas akhir penyampaian.
c. Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service
Provider (ASP) merupakan suatu perusahaan yang menyediakan sarana
dan prasarana bagi Wajib Pajak yang ingin menyampaikan SPT secara
elektronik. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05/
PJ./ 2005 dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa
“Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan Secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak.”
Selain sebagai pihak yang menyediakan sarana dalam
penyampaian SPT secara elektronik, ASP juga berfungsi sebagai lembaga
mediasi atau perantara yang menghubungkan antara Wajib Pajak dengan
Aparat Pajak. Selain itu ASP juga dapat memberikan berbagai informasi
perpajakan yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak melalui website yang telah
disediakan.
1) Jenis ASP
Salah satu ASP yang telah ditunjuk oleh Dirjen Pajak dalam
menyediakan fasilitas penyampaian SPT secara e-filing adalah
www.laporpajak.com. Website ini merupakan ASP pertama yang
dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak dalam hal pelaporan SPT nya,
yaitu:
a) www.pajakku.com
b) www.spt.co.id
c) www.layananpajak.com
d) www.pajakmandiri.com
e) www.onlinepajak.com
f) www.setorpajak.com
g) www.taxreport.web.id
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-05/ PJ./ 2005
dalam Pasal 7 (6) menyatakan bahwa
“Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) wajib memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa Surat Pemberitahuan beserta lampirannya yang disampaikan secara elektronik dijamin kerahasiaannya, diterima di Direktorat Jenderal Pajak secara lengkap dan real time serta diakui oleh pihak Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak.”
Artinya pada saat Wajib Pajak melaporkan SPT melalui salah
satu ASP yang telah disediakan maka informasi perpajakan dan
identitas Wajib Pajak akan tersimpan dalam sistem ASP yang
digunakan. Oleh karena itu pihak ASP wajib memberi jaminan akan
kerahasiaan informasi Wajib Pajak tersebut sesuai dengan peraturan
d. Ketentuan Tarif E-filing
Sistem e-filing merupakan sarana yang diciptakan oleh Pemerintah
untuk memudahkan Wajib Pajak dalam hal penyampaian Surat
Pemberitahuan. Namun dalam prakteknya, Pemerintah masih
membutuhkan pihak lain yakni perusahaan swasta sebagai penyedia
fasilitas website yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk
menyampaikan SPT pajaknya. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)
merupakan perusahaan swasta komersial yang dalam kegiatan jasanya
mengenakan tarif tertentu terhadap setiap Wajib Pajak yang
memanfaatkan sarana website yang disediakan. Adapun ketentuan tarif
jasa e-filing yang dikenakan kepada Wajib Pajak adalah:
1) Tarif jasa e-filing untuk setiap Wajib Pajak adalah sama dan tidak
tergantung besar utang pajaknya.
2) Tarif yang dikenakan untuk jasa e-filing tersebut adalah:
a) Biaya registrasi atau pendaftaran (1 x selamanya) dikenakan tarif
sebesar Rp. 50.000.
b) Biaya keanggotaan sebesar Rp. 200.000,- pertahun.
c) Biaya pengiriman data (submission) sebesar Rp. 40.000,- untuk
semua pasal setiap pengiriman tidak termasuk pembetulan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tarif jasa
harus dipenuhi dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Dan
berdampak pula pada penerimaan pajak.
6. Kepuasan Wajib Pajak
a. Pengertian Kepuasan Wajib Pajak
Menurut Kotler (2000:42) ,kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapnnya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas
kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan
tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas.
Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau
senang. Kunci untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah memberikan
nilai pelanggan yang tinggi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan dalam konteks Kepuasan
Wajib Pajak merupakan kepuasan yang dirasakan oleh Wajib Pajak
setelah membandingkan persepsi atau kesannya terhadap suatu kinerja
yang diberikan oleh aparatur pajak yang dapat diukur secara kualitatif dan
kuantitatif atas pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang diberikan oleh
aparatur pajak merupakan kemudahan yang diberikan oleh Direktorat
Jendral pajak untuk senantiasa menunaikan kewajiban membayar pajak
dengan menggunakan fasilitas-fasilitas untuk menyampaikan Surat
terjaga kerahasiaannya sehingga Wajib Pajak merasa puas atas pelayanan
yang diberikan.
Walaupun sulit mengukur Kepuasan Wajib Pajak atau
ketidakpuasan Wajib Pajak, kantor pelayanan pajak modern berusaha
menyediakan pelayanan yang sesuai kebutuhan dan harapan Wajib Pajak.
Jika pelayanan diterima Wajib Pajak melebihi atau sama denganapa yang
diharapkan,maka dapat dikatakan pelayanan baik atau memuaskan. Akan
tetapi menjadi sebaliknya apabila pelayanan yang diterima kurang dari
yang diharapkan oleh Wajib Pajak maka dapat dikatakan pelayanan
B.
Penelitian Terdahulu
[image:54.612.82.693.111.529.2]Hasil penelitian terdahuu yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah :
Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya.
No
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
1. Ida Ayu Putu
Nomi Primandari
(2014)
Efektivitas Drop Box Sebagai Sarana
Pelaporan Spt Tahunan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Variabel independen fasilitas drop Box
Efektivitas drop bok sebagai sarana penyampaian SPT tahunan di KPP Bandung Utara
Efektivitas Drop Box sebagai sarana
pelaporan SPT Tahunan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pratama Badung Utara.
2. Nugroho et.
al. (2014)
Pengaruh Layanan Drop Box Dan E-filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan (Spt) Tahunan Pajak Penghasilan Variabel independen yaitu fasilitas drop Box dan e-filing
Variabel dependen terkait kepatuhan penyampaian surat pemberitahuan (SPT) di KPP Pare
Bahwa variabel drop box
dan e-filing berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh.
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya.
No
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
3. Ita Salsalina
Lingga (2013)
Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap
Kepatuhan Pajak: Studi Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP
Pratama “X” Jawa Barat I
Variabel Independen e-SPT
Variabel Dependen terkait kepatuhan Wajib Pajak
penerapan e-SPT berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
4. Casiavera
Lavanda (2013)
Penerapan e-SPT Sebagai Sarana Pelaporan PPn (Studi Evaluasi Efektivitas Penerapan E-SPT Masa PPN pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Singosari)
Variabel Independen fasilitas e-SPT
Merupakan Studi Evaluasi Efektivitas Penerapan E-SPT Masa PPN pada Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama Singosari
Penerapan e-SPT sebagai sarana pelaporan SPT Masa PPN pada KPP Pratama Singosari telah berjalan cukup efektif.
Dikatakan cukup efektif karena sebagian besar kriteria telah terpenuhi dengan baik
[image:55.612.87.695.114.527.2]Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian-Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya.
No
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
5. Chamidatul
Ula (2012)
Drop Box Sebagai Inovasi Baru Pelayanan Perpajakan Untuk Mengoptimalkan Penerimaan Pajak
Variabel independen terkait fasilitas Drop Box
Variabel dependen terkain pengoptimalan penerimaan pajak melalui fasisitas Drop Box
Setelah adanya Drop Box realisasi
penerimaan pajak setiap tahun diatas 96% dari target anggaran.
6. Nurul Citra
Noviandini (2012) Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta
Variabel independen Sistem e-filing dan veriabel dependen kepuasan wajib pajak
Penelitian mengenai persepsi kemudahan, kepuasan, dan kebermanfaatan penggunaan e-filing.
Responden adalah wajib pajak di Yogyakarta
Terdapat pengaruh positif Kepuasan Wajib Pajak terhadap Penggunaan e-filing. 7. Dessy Sutriani (2010) Tinjauan Atas Pelaksanaan Pengolahan Surat Pemberitahuan (Spt) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Variabel independen fasilitas drop Box
Studi kasus
pelaksanaan fasilitas drop box di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees
Pelaksanaan fasilitas drop box dalam pengolahan SPT tahunan pajak penghasilan orang pribadi pada Kantor
[image:56.612.88.696.112.520.2]Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian-Penelitian Terdahulu
Sumber: Diolah dari berbagai referensi.
No
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Pribadi Dengan Fasilitas Drop Box Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees semakin meningkat 8. Ching-Wen Chen (2010)
Impact Of Quality Antecedents On Taxpayer Satisfaction With Online Tax-Filing Systems—An
Empirical Study
Variabel independen Sistem e-filing dan veriabel dependen kepuasan wajib pajak
Kepuasan wajib pajak dengan sistem pajak online untuk
mengajukan
pengembalian pajak penghasilan individu.
Kepuasan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan pajak melalui sistem online (e filling system)
[image:57.612.89.691.112.528.2]C. Kerangka Pemikiran
[image:58.595.111.519.234.581.2]Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, maka pada
gambar berikut ini adalah kerangka pemikiran skripsi yang menggambarkan
permasalahan penelitian. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah fasilitas Drop Box, fasilitas e-SPT, fasilitas e-filing dan Kepuasan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Pengaruh Fasilitas Drop Box, E-SPT Dan E-filing Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Terhadap Kepuasan Wajib Pajak
Sesuai pasal 6 ayat (2) UU KUP yang menyatakan bahwa SPT dapat disampaikan dengan cara lain, yaitu dengan menggunakan fasilitas Drop Box, e-SPT dan e-Filing.
Fasilitas Drop Box
(X1)
Fasilitas E-SPT
(X2)
Fasilitas E-filing
(X3)
Kepuasan Wajib Pajak (Y)
Variabel Independen Variabel Dependen
Metode Penelitian :Model Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan Dan Saran
Uji Asumsi Klasik :
1) Uji Multikoloneritas 2) UjiNormalitas
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis :
1) Uji Koefisien Determinasi 2) Uji Statistik t
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Fasilitas Drop Box Dalam Penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) Terhadap Kepuasan Wajib Pajak.
Drop Box merupakan fasilitas yang disediakan oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk membantu masyarakat/ Wajib Pajak dalam
memperoleh informasi terkait kewajiaban perpajakannya dan
mempermudah masyarakat/ Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT.
Kerena sebelum ada Drop Box, dalam penyampaian Surat Pemberitahuan
tahunannya, Wajib Pajak harus datang ke kantor pelayanan pajak dimana
Wajib Pajak tersebut terdaftar dan setelah adanya fasilitas Drop Box ini
Wajib Pajak dengan mudah dapat menyampaikan Surat Pemberitahuannya
diberbagai pusat-pusat perbelanjaan, pusat bisnis, maupun tempat lainnya
dimana layanan Drop Box ini dibuka. Penelitian yang dilakukan
Primandari (2014), dan Nugroho et. al (2014) meny atakan bahwa Drop
Box meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT nya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sutriani (2010) juga menyatakan bahwa
fasilitas Drop Box meningkatkan jumlah penyampaian SPT di KPP. Hasil
dari penelitian Ula (2012) menyatakan setelah adanya fasilitas Drop Box,
realisasi penerimaan pajak setiap tahun selalu diatas 96% dari target
anggaran. Oleh karena itu dapat dibuat hipotesis bahwa Drop Box
berpengaruh terhadap kepuasan Wajib Pajak.
H1 : Fasilitas Drop Box Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan
2. Pengaruh Fasilitas E-SPT Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) Terhadap Kepuasan Wajib Pajak.
E-SPT merupakan aplikasi (software) yang dibuat oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam
penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT). Penggunaan e-SPT
dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan
dengan baik, lancar, dan akurat serta mempermudah Wajib Pajak dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga kepatuhan pajak
meningkat (Ita Salsalina Lingga, 2013). E-SPT merupakan salah satu
produk kreatif dari Direktorat Jenderal Pajak. Secara keseluruhan isi
program telah cukup baik, dimana pilihan-pilihan menu serta formulir SPT
yang ada pada aplikasi telah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
perbaikan atas program tersebut senantiasa dilakukan. E-SPT juga
memberikan manfaat/ daya guna yang tinggi bagi penggunanya, walaupun
tidak semua Informan merasakan manfaatnya. Dari pengukuran produk
kreatif, penerapan e-SPT telah dipandang cukup efektif. Secara
keseluruhan aktivitas penerapan e-SPT Masa PPN di KPP Pratama
Singosari dipandang telah baik dan memberikan kepuasan yang tinggi baik
bagi Aparatur Pajak dan sebagian besar Wajib Pajak. (Lavanda, 2013)
H2 : Fasilitas E-SPT Dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
secara parsial berpengaruh terhadap Kepuasan Wajib Pajak.
3. Pengaruh Fasilitas E-filing Dalam Penyampaian Surat
E-filing adalah layanan pengisian dan penyampaian Surat
Pemberitahuan Wajib Pajak secara elektronik kepada Direktorat Jenderal
Pajak, dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet. Dengan adanya
sistem ini, para Wajib Pajak akan lebih mudah menunaikan kewajibannya
tanpa harus mengantri di kantor pelayanan pajak sehingga dirasa lebih
efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data Surat Pemberitahuan (SPT)
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja baik di dalam maupun di luar
negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat pula dilakukan di hari
libur dan tanpa kehadiran Petugas Pajak (24 jam dalam 7 hari), dimana
data akan dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak dengan
fasilitas internet (on-line) yang disalurkan melalui satu atau beberapa
Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Jalan keluar ini akan membantu
memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan Wajib Pajak untuk
mempersiapkan, memproses dan melaporkan Surat Pemberitahuan ke
Kantor Pelayanan Pajak secara benar dan tepat waktu. Oleh karena itu
e-filing berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
(Nugroho, 2014). Kemudahan penggunaan e-filing juga berpengaruh pada
Kepuasan Waji