• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas Xi Ips Di Sma An-Najah Rumpin-Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas Xi Ips Di Sma An-Najah Rumpin-Bogor"

Copied!
422
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan IPS Konsentrasi Sosiologi-Antropologi

Oleh :

Mochammad Iqbal NIM : 108015000099

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

iii ABSTRACK

Mochammad Iqbal, Application Audio Visual Media Learning for Improving History Results XI Social Class An - Najah High School Lesson In History Department of Social Science Education Faculty of Tarbiyah and Teaching Negri Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah. 2013.

The main issues examined in this study is the result of learning high school history class XI IPS An-Najah Rumpin, Bogor taught using audio visual media learning. Classroom action research was conducted to determine application audio visual media learning for improve history result XI social class. Instrument used is the observation sheets, field notes, questionnaires and tests (pre-test and post-test). The data obtained from the instrument were analyzed using descriptive analysis of each cycle and by using N-Gain anatara to see the difference in pre-test to post-test in each cycle, to see the difference in learning outcomes at each cycle.

(5)

iv ABSTRAK

Mochammad Iqbal, Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS di SMA An-Najah Rumpin-Bogor. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. 2013.

Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai hasil belajar Sejarah kelas XI IPS di SMA An-Najah Rumpin-Bogor, yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan untuk mengetahui penerapan media pembelajaran Audio Visual untuk meningkatkan hasil belajar Sejarah siswa kelas XI IPS di SMA An-Najah Rumpin-Bogor. Instrument yang dipakai adalah lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara, dan tes (pre test dan post test). Data yang diperoleh dari instrument penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pre test dengan post test pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus.

(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur hanya kepada Allah yang telah melimpahkan curahan rahmat, inayah dan hidayah-Nya, terutama kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Al Fatih sang pembuka seluruh alam yakni Nabiyullah Muhammad SAW dalam membawa umat manusia dari era penuh kezhaliman dan kebiadaban, dibawanya secara gradual ke era perubahan baru dengan pola kehidupan yang penuh dengan rahmat dan berkah dariAllah'AzzaWa Jalla.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis tidak luput dari banyaknya bantuan dariberbagai pihak terkait yang berperan dalam proses penyelesaiaannya, maka suatu kewajiban bagi penulis untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H Nurochim, MM selaku Ketua Jurusan Ilmu PengetahuanSosial.

3. Dr. Muhammad Arif, M.Pd. dosen pembimbing penulis yang telah memberikan seluruh arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Karena beliaulah penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tanpa menemukan hambatan yang signifikan.

4. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik peneliti dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.

5. Kepala SMA An-Najjah Rumpin-Bogor, Munawar, S.E. yang telah berkenan menerima penulis melakukan penelitian di SMA yang beliau pimpin.

6. Hj. Romlah, S.Ag. selaku guru mata pelajaran sejarah di kelas XI IPS yang mengizinkanpenulismengajar di waktubeliaumengajar.

(8)

vii

8. Mursyid saya KH. Abdul Rozaq, yang selalu mendoakan dan menyemangati saya sehingga penulisan skripsi ini selesai, semoga beliau selalu diberikan kesehatan dan panjang umur untuk membimbing muridnya.

9. Saudara-saudara saya, Putri Nurul Aisyah dan Baghea Nurul Mariam yang telah memberikan dukungan moral dan materinya selama ini yang tidak dapat penulis bayar dengan apapun jasa-jasa serta pengorbanan.

10.Sahabat penulis, Nida Nurazizah, Siti Nur Silah, Rino Anggara, Azhar Fakhri, Muhammad Nurul Fajri yang telah memberikan inspirasi brilliant serta ide-ide cemerlang dan semangat selama penulisan skripsi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

Serta masih banyak pihak-pihak lain yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga kiranya Allah Yang Maha Pemurah senantiasa memberikan bapak dan ibu sekalian kelimpahan barakah, kebahagian dunia dan akhirat.

Jakarta, 16 April 2013

(9)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... ii

ABSTRAK ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 9

C.Pembatasan Masalah ... 10

D.Perumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

A.Acuan Teori Area danFokus yang diteliti ... 12

1. Media Pembelajaran ... 12

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 12

b. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran ... 14

c. Karakteristik Media Pembelajaran ... 17

2. Media Audio Visual ... 19

a. Pengertian Media Audio Visual ... 19

b. Karakteristik Media Audio Visual ... 21

(10)

ix

d. Kelebihan dan kelemahan Audio Visual ... 24

e. Penerapan Media Audio Visual dalam Pembelajaran ... 24

3. Konsep Hasil Belajar... 26

a. Pengertian Hasil Belajar ... 26

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 28

4. Pembelajaran Sejarah ... 28

a. Pengertian Sejarah ... 28

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah ... 29

c. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA ... 30

B.Hasil Penelitian yang Relevan ... 30

C.Kerangka Berpikir ... 36

D.Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A.Waktu Penelitian danTempat Penelitian ... 38

1. Waktu Penelitian ... 38

2. Tempat Penelitian... 39

B.Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian ... 39

C.Subjek Penelitian ... 44

D.Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 44

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 45

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 48

G.Data dan Sumber Data ... 48

H.Teknik Pengumpulan Data ... 49

I. Instrumen Penelitian ... 50

1. Instrumen Tes ... 50

(11)

x

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness)

Studi ... 52

1. Uji Validitas ... 52

2. Uji Realibilitas ... 56

3. Taraf Kesukaran ... 58

4. Daya Beda ... 59

5. Skor N gain ... 59

K.Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis data ... 60

L. Tindak Lanjut/Pengembangan PerencanaanTindakan ... 60

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ... 61

A.Temuan Hasil Penelitian ... 61

1. Penelitian Pendahuluan ... 61

2. Tindakan Pembelajaran Siklus I... 64

3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 69

B.Analisis Data ... 72

1. Hasil Belajar Siswa ... 72

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 81

3. Hasil Wawancara terhadap Siswa Setelah Penelitian ... 94

C.Interprestasi Hasil Analisis ... 94

D.Pembahasan dan Hasil Temuan Penelitian ... 96

1. Penerapan Media Audio Visual dapat Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A.Kesimpulan ... 103

B.Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Siswa XI IPS ... 8

Tabel 2.1 Pengelompokkan Media ... 19

Tabel 2.2 Relevansi Skripsi ... 31

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ... 45

Tabel 3.3 Uji Validitas Siklus I ... 55

Tabel 3.4 Uji Validitas Siklus II ... 56

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas ... 57

Tabel 3.6 Uji Tingkat Kesukaran... 58

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siklus I ... 73

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II ... 75

Tabel 4.3 Rekapitulasi Siklus I dengan Siklus II ... 80

Tabel 4.4 Aktivitas Guru Siklus I ... 82

Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.6 Aktivitas Guru Siklus II ... 88

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Siklus II ... 91

Tabel 4.8 Wawancara Respoden Siswa ... 94

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale ... 18

Gambar 4.1 Pola Komunikasi Berlo ... 101

DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ... 37

Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat ... 41

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Audio Visual ... 42

DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Kategori N Gain Siklus I ... . 74

Diagram 4.2 Skor Total Pembelajaran Siklus I ... 74

Diagram 4.3 Ketuntasan KKM Pembelajaran Siklus I ... 75

Diagram 4.4 Kategori N Gain Siklus II ... 77

Diagram 4.5 Skor Total Pembelajaran Siklus II ... 78

Diagram 4.6 Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 80

Diagram 4.7 Perbandingan Rata-Rata Siklus I dengan Siklus II ... 95

Diagram 4.8 Perbandingan Aktivitas Guru Dari Siklus I dan Siklus II ... 97

Diagram 4.9 Perbandingan Peningkatan Aktivitas Siswa ... 98

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Profil Sekolah Lampiran 2: Wawancara Guru

Lampiran 3: Wawancara Siswa Pra Penelitian Lampiran 4: Uji Validitas

Lampiran 5: Uji Reliabilitas Lampiran 6: Daya Pembeda Lampiran 7: Tingkat Kesukaran

Lampiran 8: Rpp siklus 1 dan Rpp siklus 2 Lampiran 9: Kisi-Kisi Instrument

Lampiran 10 : Soal-Soal Lampiran 11: Uraian Materi

Lampiran 12: Lembar Pengamatan Aktifitas Guru Lampiran 13: Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Lampiran 14: Hasil Belajar siswa

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap membosankan dan menyulitkan bagi sebagian besar siswa.Setiap kali masuk kelas guru dihadapkan pada kenyataan yang kurang menyenangkan, misalnya; siswa tidak -tertib dan tidak peduli pada topik bahasan, asyik mengerjakan tugas yang lain, bahkan tidak sedikit siswa yang meninggalkan kelas dengan berbagai macam alasan.

Hal-hal tersebut di atas kemungkinan dikarenakan oleh berbagai macam faktor, sepertidiantaranya materi pelajaran yang terlalu banyak dan berupa data-data yang harus dihafal, serta adanya anggapan bahwa belajar sejarah tidak ada manfaatnya dan hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga saja.Seperti yang dikemukakan oleh Soewarso dalam jurnalnya. Latar belakang peserta didik kurang tertarik terhadap Pendidikan Sejarah sebagai berikut:

1. Bahan sejarah yang tidak dapat dipahamin manfaatnya.

2. Buku-buku sejarah kurang menunjukkan tujuan belajar sejarah (buku-buku tersebut hanya menceritakan isi peristiwa sejarah). 3. Pada umumnya guru sejarah kurang memahami metode dan

(16)

4. Jarang sekali guru mengajak siswanya belajar sejarah di luar kelas.1 Penggunaan media dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan pelajaran sejarah disekolah, karena media pada dasarnya memberikan minat dan motivasi siswa.

Hamalik mengemukakan bahwa “Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi danrangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.2

Akan tetapi sayangnya masih ada sejumlah guru yang enggan menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Menurut Ade Koesnandar ada enam alasan guru enggan menggunakan media pembelajaran. Yakni:

1. Menggunakan media itu repot. 2. Media itu canggih dan mahal. 3. Tidak bisa menggunakannya.

4. Media itu hiburan sedangkan belajar itu serius. 5. Tidak tersediannya media disekolah.

6. Kebiasaan menikmati bicara.3

Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya sedikit yang diperlukan, yaitu perubahan sikap.Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Keberadaan media sangat membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan pahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks.

Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, dan sebagainya, pada sisi yang lain ada

1

Soewarso.Cara-cara Penyampaian Pendidikan Sejarah Untuk Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Sejarah, (Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah,2000), h.11- h. 13.

2

Oemar Hamalik,Media Pendidikan (Bandung: PT Alumni. 1986), h 30.

3

(17)

bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi sehingga tidak mudah dipahami oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.

Anak didik akancepat merasa bosan dan kelelahan, jika penjelasan guru sukar dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik berpangkal dari penjelasan guru yang simpang siur dan tidak fokus pada masalahnya. Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluarnya. Guru tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan dengan baik, akan lebih baik menghadirkan media sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran.

Di kelas pada umumnya materi sejarah disampaikan secara verbal dan siswa memahami secara visual baik yang digambarkan oleh guru maupun buku.Sebagai salah satu bahan ajar dalam materi sejarah, buku sekolah dengan berbagai penyajiannya merupakan sumber belajar paling utama dalam mendapatkan materi yang dipelajari oleh siswa. Kenyataannya buku mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah, disamping peran guru sebagai pengajar. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa minat siswa untuk membaca buku-buku sejarah sangatlah memprihatikan, ditambah lagi dengan penyampaiaan materi oleh guru yang kurang menarik pada pembelajaran sejarah tentu saja akan berdampak pada hasil belajar belajar yang kurang baik. Hal itu bisa terlihat dari data JIP (Jaringan Inovasi Pendidikan) yang memaparkan pada tahun 2007 dalam UAS ilmu sosial di SMA se-Jawa, nilai pelajaran sejarah menempati posisi kedua terendah setelah akuntansi dengan rata-rata nilai 6,21.4

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional seperti melalui ceramah dan buku pelajaran dianggap kurang memberikan penjelasan yang konkret sehingga materi sulit untuk diterima dan kurang dapat menimbulkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa.Metode ceramah dan membaca buku pelajaran dikelompokkan Dale (1950) sebagai pengalaman belajar yang paling

4

(18)

abstrak dibanding pengalaman belajar lainnya. Klasifikasi pengalaman belajar dari bentuk paling abstrak hingga yang paling kongkret itu dikenal dengan Dale's cone of experience. Pengalaman yang paling abstrak ialah pengalaman yang di dapat siswa melalui lambang kata (verbal), diikuti dengan pengalaman melalui simbol visual, pengalaman melalui radio, slide, gambar bergerak, pameran dan museum, karya wisata, demonstrasi, partisipasi drama, observasi, dan pengalaman langsung pada tingkat yang paling konkret.Dale menambahkan bahwa individu akan cenderung mengingat 10% dari apa yang ia baca, 20% dari apa yang ia dengar, 30% mengingat apa yang ia lihat dan dengar dan 70% dari apa yang ia katakan (dengan adanya partisipasi dalam diskusi atau presentasi) dan 90% dari apa yang ia katakan dan lakukan (melalui pengamatan langsung dan demonstrasi).5

Namun tidak selamanya dalam proses belajar mengajar memungkinkan untuk memberikan siswa pengalaman langsung.Melihat pameran,atau karyawisatahanya dapat dilakukan beberapa kali. Makauntuk menyiasati agar proses pengalaman tidak berada pada tingkat yang paling abstrak yakni pengalaman melalui simbol verbal, guru dapat menggunakan media yang dapat menampilkan gambar bergerak, hal ini memberikan pengalaman yang lebih konkret daripada metode ceramah, gambar, dan menggunakan radio.

Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri, di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien. Antara lain disebabkan adanya kecenderungan tahu istilah tapi tidak tahu arti, ketidaksiapan siswa, kurangnya motivasi belajar, dan sebagainya.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaran, karena fungsi media pengajaran dalam kegiatan tersebut sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain juga meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.

5

(19)

Media pengajaran sangatlah diperlukan dalam proses pembelajaran, karena fungsi utamanya adalah sebagai alat bentu mengajar yang turut memperbaharuhi iklim, kondisi serta lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Penggunaan media pembelajaran tersebut harus sesuai dengan pedoman kurikulum yang ada dan media pengajaran yang digunakan pun jangan terlalu banyak dan berlebihan, karena bila berlebihan akan membingungkan siswa dan tidak memperjelas konsep yang diajarkan.

Media pengajaran yang disebut audiovisual aids menurutEncylopedia of Education Research memiliki nilai sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir. Oleh karena itu untuk mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian siswa.

3. Membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan. 4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan

kegiatan berusaha sendiri di kalangan para siswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi membantu tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan tanpa bantuan media.

Walaupun demikian, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa dilakukan secara sembarangan, menurut hati guru. Penggunaan media harus memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan pembelajaran.Media yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran harus lebih diperhatikan.Sedangkan media yang tidak menunjang tentu saja harus disingkirkan jauh-jauh.

(20)

demikian, umumnya mempersiapkan diri dengan matang dan senantiasa memberikan yang terbaru dan terbaik kepada para pembelajar.Oleh karena yang diberikan tersebut menarik, terbaik dan mungkin terbaru, maka kualitasnya sangat tinggi di mata pembelajar.Sebagai akibatnya, hal-hal yang disajikan oleh guru menjadi menarik di mata pembelajar.Menariknya hal-hal yang diberikan ini bisa menjadikan tinggi motivasi pembelajar.

Sebaliknya pada guru yang tidak bergairah dalam membelajarkan pembelajar,umumnya mengulang saja pelajaran yang diberikan dari tahun ke tahun. Proses belajar mengajar demikian ini cenderung menyajikan rutinitas tanpa menyentuh ke persoalan-persoalan yang sifatnya mendasar. Dalam hal ini mengenai mata pelajaran geografi di sekolah terkadang tekendala dengan kekurangan media pembelajaran. Mayoritas sekolah cuma memiliki media pembelajaran yang minimal, yakni atlas, globe, dan peta administrasi.Belajar dari proses belajar pembelajaran demikian bisa lebih mempeprihatinkan lagi, manakala guru yang membelajarkan tersebut sudah puas dengan keadaan yang demikian ini. Proses belajar mengajar pada masa yang akan datang akan berkembang pada sebuah tatanan yang kemungkinan peserta didik dan pendidik tidak berada dalam suatu ruang kelas untuk sebuah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti Teleconference, Blogspot, Web Site, dan berbagai media audio visual seperti televisi dan radio.

Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting.Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.Kerumitan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.

(21)

bergantung kepada sejauhmana orang tersebut mau dan mampu mewujudkan daya ciptanya menjadi sebuah kreasi ataupun karya. Dalam hal ini pula, seorang guru misalnya harus mampu mengoptimalkan kreativitasnya, khususnya yang tertuang dalam sebuah bentuk pembelajaran yang inovatif. Artinya selain menjadi seorang pendidik, seorang guru pun harus dapat menjadi kreator sehingga dalam proses belajar mengajar para murid-murid akan termotivasi

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar.Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempuyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.Sebagaimana diketahui, bahwa peserta didik yang datang ke sekolah setiap hari mempunyai latar belakang kejiwaan yang berbeda. Seringkali terdapat rasa malas, di antara mereka yang datang ke sekolah untuk memenuhi absen kelas, takut dimarahi kedua arang tuanya, menghindarkan diri dari membantu orang tua ke sawah, suka membolos, dan sebagainya, sehingga minat belajarnya tidak penuh, apabila waktu belajar telah berlangsung. Dalam hal demikian berarti guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar mereka bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya.

Dengan demikian motivasi adalah usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakan peserta didiknya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

(22)

Dari hasil wawancara dengan guru pada hari sebelumnya yakni hari senin, tanggal 12 Nopember 2012, ditemukan beberapa permasalahan yakni sebagian siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran sejarah karena belajar harus mengetahui dan hafal nama tokoh dan tanggal kejadian peristiwa. Guru jarang menggunakan media pembelajaran ketika KBM berlangsung.

(23)

Tabel 1.1 Hasil ulangan harian siswa XI IPS

Berdasarkan Berangkat dari permasalahan di atas, mendorong penulis untuk

meneliti “Penerapan Media Pembelajaraan Audio VisualTerhadap HasilBelajar Sejarah Siswa XI IPS di SMA An-najjah Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya, yaitu:

1. Mata pelajaran sejarah sukar atau sulit bagi murid

Berdasarkan wawancara dengan bu Romlah sebagai guru mata pelajaran sejarah pada tanggal 12 November 2012. Bahwa sebagian besar mengalami kesulitan belajar sejarah dikarenakan harus mengetahui namatokoh, waktu peristiwa, dan peristiwa penting yang begitu banyak didalam materi hal ini disebabkan karena siswa males dalam membaca buku.

2. Minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah kurang

Berdasarkan wawancara dengan bu Romlah sebagai guru mata pelajaran sejarah pada tanggal 12 November 2012.Bu Romlah mengatakan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah kurang hanya sebagian siswa yang berminat terhadap mata pelajaran sejarahkarena sejarah mata pelajaran yang full dengan cerita, Maka yang berminat adalah siswa yang mempunyai budaya baca yang bagus.

26 M. Sirojul Jajuli 60 70 60

27 Nurma Yunita 60 65 70

28 Nurul Ainul Ma’wa 65 75 60

29 Rosyidah 60 75 60

30 Siska Yulida 60 75 65

(24)

Berdasarkan observasi pada tanggal 13 Nopember 2012, ditemukan sebagian siswa mengobrol dan bercanda ketika guru menjelaskan materi. menunjukkan siswa tidak antusias dalam pembelajaran sejarah.

3. Guru sejarah jarang menggunakan media

Berdasarkan wawancara dengan Bu Romlah sebagai guru mata pelajaran sejarah pada tanggal 12 November 2012. Bu Romlah mengakui bahwa ia jarang menggunakan media pembelajaran, paling sering menggunakan artikel internet sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan observasi pada tanggal 13 Nopember 2012, ditemukan bahwa guru mengajarkan sejarah tidak menggunakan media pembelajaran hanya mengandalkan dengan ceramah.

4. Hasil belajar sejarah rendah

Hal ini berdasarkan data ulangan harian yang diperoleh peneliti dari guru sejarah kelas XI IPS, menunjukkan bahwa dari 31 siswa masih ada siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yakni KKM yang ditentukan adalah 70, sedangkan dari 31 siswa hanya 15 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM, selebihnya siswa harus mengikuti remedial. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih relatif rendah.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya pada penulis, maka penelitian ini akan dibatasi pada masalah Hasil Belajar Sejarah Siswa XI IPS

(25)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumus masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :Bagaimanakah penerapan media pembelajaran Audio Visual terhadap hasil belajar pada mata pelajaran sejarah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran Penerapan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa kelas XI IPS di SMA An-Najjah Rumpin-Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang penerapan media pembelajaran audio visualterhadap hasil siswa dalam mata pelajaran sejarah ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Teoritis

a. Memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran yang jelas dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar disekolah.

b. Sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut yang berminat memilih dan memanfaatkan media pendidikan.

2. Praktis

a. Bagi Siswa; Sebagai salah satu media alternative yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuannya memahami Revolusi Amerika, Revolusi Rusia dan Revolusi Perancis.

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti 1. Media Pembelajaran.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius”, yang secara harfiyah berarti tengah,perantara, atau pengantar.Dalam bahasa Arab media adalah perantara.atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.6

Sedangkan yang disebut media menurut Istilah ada beberapa pendapat menurut para ahli yaitu:

Association for Education and Communication Technology (AECT), di Amerika

seperti yang di kutip oleh Yudhi Munadi memberi pengertian, yakni “media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan

pesan/informasi.”7

National Education Association(NEA) memaknai media sebagai segala sesuatu benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,didengar,dibaca atau dibicangkan beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan”. 8

6

Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2010) Ed 1-13, h.3.

7

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Perss, 2008) , h. 8.

8

Arief Sadiman,Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 1986) ,Cet1, h.6.

(27)

Atwi Suparman,“media adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.”9

Latuheru, “media mengarah pada sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.”10

Raphael Rahardjo “segala sesuatu baik yang disengaja dirancang (media by utilization) maupun yang telah tersedia (media by design), baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber ke penerima sehingga membuat atau membantu peserta didik

melakukan kegiatan belajar”11

Ahmad Rohanimenyatakan bahwa media pembelajarannya adalah “Sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil intruksional secara efektif efisien, serta tujuan intruksional yang dapat dicapai dengan mudah.”12

Yusuf Hadimiarso menyatakan bahwa media pembelajaran adalah “Segala sesuatu yang dapat digunakan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.”13 Beberapa definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwamedia adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,perasaan,perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menguasai alat bantu yang cocok untuk digunakan dalam proses belajar sehingga melalui penggunaan media ini tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

9

Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Refika AditamaGaung Persada Perss, 2008), h. 65.

10

Latuheru, John D, Media pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini, (Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti,1988), h. 9.

11Sudirman Siahaan, “

Media Pembelajaran: Pemahaman dan Pemanfatannya dalam Kegiatan Pembelajaran”,Jurnal Teknodik No.20,Jakarta,April 2007, h. 76.

12

Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 4.

13

(28)

1) Fungsi Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.14 Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyimpanan pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman mengemukakan tentang fungsi-fungsi media pengajaran sebagai berikut:

a) Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru /dosen.

b) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi kongkret).

c) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).

d) Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indera dapat diimbangi oleh indera lainnya.

e) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam mengajar. f) Dapat membangkitkan dunia teori dengan dunia realita.15 Adapun fungsi media secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

14

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1986), Cet 5, h. 30

15

(29)

a) Fungsi atensi media visual merupakan fungsi inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau teks materi pelajaran.

b) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d) Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.16

Nana Sudjana merumuskan fungsi media pengajaran menjadi enam kategori, sebagai berikut:

a) Penggunaan media dalam poses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.

c) Media pengajaran dalam pengjaran, penggunaannya integral dengan tujuan dari isi pelajaran.

d) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

e) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu suswa dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru.

f) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

16

(30)

2) Manfaat Media Pembelajaran

Media pengajaran sangat bermanfaat bagi penyelenggaraan pembelajaran. Dalam hal ini Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu :

a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh siswa memungkinkan siswa meguasai dan mencapai tujuan pengajaran.

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui ceramah oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pengajaran.

d) Siswa data lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab siswa tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain.17

Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukan manfaat media pengajaran sebagai berikut:

a) Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak dapat berfungsi secara optimal.

b) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimilki oleh para siswa.

c) Media dapat melampaui batas ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin untuk dialami secara langsung didalam kelas oleh para siswa karena:

(1) Objek terlalu besar misalnya candi, stasiun dal lain-lain; dengan media kita bisa menampilkan ke hadapan siswa.

(2) Beberapa objek, makhluk hidup dan benda, yang terlalu kecil untuk diamati dengan mata telanjang. Misalnya, bakteri, protozoa, dan sebagainya.

(3) Gerakan-gerakan yang terlalu lambat untuk diamati, misalnya proses pemekaran bunga, dapat diikuti prosesnya adalam beberapa saat saja berkat media fotografi (timelaps photography).

(4) Gerakan-gerakan yang terlalu cepat pun sulit ditangkap mata biasa. Misalnya, kepakan burung, dan lain-lain dapat diamati berkat media. (5) Adakalanya objek yang akan dipelajari terlalu kompleks. Media dalam

bentuk diagram atau model dapat digunakan untuk menyederhanakan objek yang bersangkutan agar lebih mengerti.

(6) Bunyi-bunyi yang amat halus atau pun suara dosen berceramah dihadapan ratusan siswa, yang tidak mungkin ditangkap dengan jelas oleh telinga biasa, menjadi jelas didengar berkat media.

(31)

(7) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan

lingkungannya. Mereka tidak hanya diajak “membaca tentang” atau “berbicara tentang” gejala-gejala fisik dan social, tetapi diajak berkontak langsung dengannya.

d) Media menghasilkan keragaman pengamatan, dengan demikian memberikan pengalaman dan persepsi yang sama.

e) Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar. Seperti pemasangan gambar-gambar di depan temple, pemutaran film, mendengarkan rekaman atau radio dll.

f) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang kongkret ataupun abstrak.

g) Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.18

Manfaat media pengajaran menurut pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa media pengajaran digunakan untuk memberikan kemudahan bagi guru untuk membantu efektivitas penyampaian materi pelajaran yang menarik yang akan disampaikan. Penggunaan media pengajaran yang baik dan benar juga akan menguntungkan siswa karena siswa akan lebih mengerti dengan penjelasan guru.

c. Karakteristik Media Pembelajaran

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.Dalam perkembangannyamedia pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.Media pembelajaran terdiri atas banyak jenis dan golongan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembelajaran.

Untuk memilih suatu media kita harus menyesuaikan antara apa yang dibutuhkan oleh user dan tujuan apa yang ingin dicapai. Pemilihan media yang tepat diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa.

Edgar Dale dalam Sadiman mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan tingkat pengalaman, yang terkenal dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.19

18

Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Pustekom-Diknas, Kencana, 2004. h.103

19

(32)

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Dale

Berdasarkan pengklasifisian diatas video merupakan salah satu media audo visual dan sangat mengandalkan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam penyampaiannya.

Arsyad mengelompokkan media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi menjadi empat kelompok, antara lain:

a) Media hasil teknologi cetak b) Media hasil teknologi audio visual

c) Media hasil teknologi yang berdasarkan computer d) media hasil gabungan teknologi dan cetak.20

Anderson dalam Sadiman, mengelompokkan media menjadi beberapa jenis,diantaranya:

NO Kelompok Media Media Instruksional

1 Audio Pita audio, Piringan audio, Radio

2 Cetak Buku Teks terprogram, Buku Pegangan,

Buku Tugas 3 Audio Cetak Buku latih dilengkapi kaset atau pita audio

4 Proyek Visual diam Film bingkai, Film rangkai

20

(33)

5 Proyeksi Visual diam dan audio

Film bangkai (slide) suara

6 Visual gerak Film bisu dengan judul

7 Visual gerak dengan audio

Film suara , video

8 Benda Benda nyata, model tiruan

9 Manusia dan sumber lingkungan

10 Kompleks Program terinstruksional terkomputer

Tabel 2.1

Pengelompokkan Media21

Berdasarkan dua pengelompokkan di atas, maka video termasuk ke dalam kelompok media visual gerak dengan audio, yang di dalamnya mengandung perpaduan antara audio dan visual. Thorndike mengemukakan bahwa dari setiap stimulus-stimulus yang ada di sekitar akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang merupakan effect dari rangsangan tersebut, dikenal dengan laws of effect, ini sangat mempengaruhi dalam pembuatan video, yang di dalamnya akan berisi rangsangan-rangsangan terhadap siswa sebagai objek dari program ini.

2. Media Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Menurut Sanaky “media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara”.22Alat-alat yang termasuk media audio visual contohnya televisi, video-VCD, soundslide, dan film.Sedangkan Rinanto menyatakan bahwa:

21

Arif Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian,Pengembangan, dan Pemanfaatnya,… h.18.

22

(34)

Media audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar.23

Lebih lanjut Rinanto mengungkapkan bahwa “media audio visual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu

menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton”.Contoh media audio

visual adalah sound slide, televisi, film, dan sebagainya. Rinanto menambahkan bahwa media audio visual terdiri dari software yaitu bahan-bahan informasi yang terdapat dalam sound slide, kaset televisi, film, dan hardware yaitu segenap peralatan teknis yang memungkinkan software bisa dinikmati contohnya tape, proyektor, slide, dan proyektor film.

Suleiman mengungkapkan bahwa media atau alat audio-visual adalah

alat-alat yang „audible’ artinya dapat didengar dan alat-alat-alat yang „visible’ artinya dapat dilihat, agar cara berkomunikasi menjadi efektif. Contoh alat-alat audio-visual adalah gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape-recorder, film bersuara, dan televisi.24

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua.

Media ini dibagi lagi ke dalam dua katagori, yaitu: Audio visual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti: film bangkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio visual cetak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan unsur gambar yang bergerak seperti: film suara dan video cassette.25

Dimasa lampau, diskusi tentang alat bantu audio visual lebih condong didominasi

oleh apa yang disebut Dwyer sebagai “teori realism”. Pendekatan ini berasumsi

23

Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius.,1982) h. 21

24

Suleiman, Amir Hamzah,Media Audio-visual untuk Pengajaran,Penerangan, dan Penyuluhan, (Jakarta: Gramedia,1985), h. 11.

25

(35)

bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan audio visual yang mendekati realitas. Dalam kata lain, dalam memilih alat bantu, obyek-obyek sebenarnya lebih disukai dari gambar, gambar foto lebih disukai dari gambar garis sederhana atau sketsa. Miller mengemukakan lebih banyak sifat bahan yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar.26

Jadi, pengajaran audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau symbol-simbol yang ada.

b. Karakteristik Media Audio Visual

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media Audio Visual perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi.Media pembelajaran terdiri atas banyak jenis dan golongan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pembelajaran.

Untuk memilih suatu media kita harus menyesuaikan antara apa yang dibutuhkan oleh user dan tujuan apa yang ingin dicapai. Pemilihan media audio visual yang tepat diharapkan dapat mempertinggi proses belajar siswa.Dalam pengelompokan audio visual dapat dibagi menjadi dua kategori yang dapat membedakannya antara lain:

Media opsional atau media pengayakan.Bahannya dapat dipilihguru sesuai kehendaknya sendiri, dengan syarat cukup waktu danbiaya.Media iniharus digunakan guru untuk membantu siswa melaksanakan ataumencapai tujuan-tujuan belajar dari tugas yang diberikan.Untuk itudiperlukan biaya dan waktu.

Media Perantara Ini terdiri alat bantu yang bukan merupakan dari kriteria diatas.Dengan kata lain siswa dituntut untuk menggambarkanatau mengidentifikasinya. Fungsi satu-satunya adalah untukmembantu siswa untuk mendapatkan pengertian tentang suatu gejalaatau kejadian.27

26

IvonK. Davin, Pengembangan Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), h. 150.

27

(36)

Menurut Morgan,” ada beberapa jenis alat bantu audio visual yang biasa

dipakai antara lain: (1) papan tulis dan bulletin, (2) chart, grafik, diagram dan peta, (3) drama, wayang kulit, (4) pameran, (5) papan panel dan papan temple, (6) gambar, photo, dan bahan cetakan, (7) televise, radio, dan video tape, (8) tape recoder, (9) poster, kartun, dan kliping, (10) film, slide, filmstrip.28

c. Fungsi dan Manfaat Audio Visual

Seorang ahli dalam bidang audio visual mengatakan, perhatianyang semakin luas dalam penggunaan alat-alat audio visual telahmendorong bagi diadakannya banyak penyelidik ilmiah mengenaitempat dan nilai alat-alat audio visual tersebut dalam pendidikan. Hasil Penyelidikan itu telah membuktikan, bahwa alat-alat audio visualjelas mempunyai nilai yang berharga dalam bidang pendidikan, antara lain:

Media audio visual dapat mempermudah orang yang menyampaikan dan mempermudah dalam menerima suatu pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian.Alat-alat audio visual mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru. Alat-alat audio visual tidak hanyamenghasilkan cara belajar yang efektif dalam yang lebih singkat, tetapi apa yang diterima melalui alat-alat audio visual lebih lama dan lebih baik, yakni tinggal dalam ingatan.

Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.Materi belajar dapat dirancang secara rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat maupun yang lambat membaca dan memahami.

Sejumlah penelitian tentang manfaat alat bantu audio visual telah dilakukan. Hasil dari penelitian akhirnya membuktikan bahwa alat bantu audio visual tidak dapat diragukan lagi dapat membantu dalam pengajaran apabila dipilih secara bijaksana dan digunakan dengan baik. Ada beberapa manfaat alat bantu audio visual dalam pengajaran, antara lain:

a) Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar.

28

(37)

b) Mendorong minat.

c) Meningkatkan pengertian yang lebih baik. d) Melengkapi sumber belajar yang lain. e) Menambah variasi metode belajar. f) Meningkatkan keinginan intelektual.

g) Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu. h) Membuat ingatan terhadap pelajaran yang lebih lama.

i) Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa.29 Sedangkan Rinanto menjabarkan manfaat media audio visual, yaitu:

a) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa: pengalaman yang dimiliki setiap siswa berbeda, ditentukan oleh faktor keluarga dan masyarakat. Perbedaan tersebut merupakan hal yang tidak mudah diatasi apabila di dalam pengajaran guru hanya menggunakan bahasa verbal sebab siswa sulit dibawa ke obyek pelajaran. Dengan menghadirkan media audio visual di kelas, maka semua siswa dapat menikmatinya. b) Melampaui batasan ruang dan waktu. Tidak semua hal bisa dialami

langsung oleh siswa, hal tersebut disebabkan oleh: (1) obyek yang terlalu besar misalnya gunung atau obyek yang terlalu kecil misalnya bakteri, dengan bantuan media audio visual kita bisa menampilkannya di dalam kelas; (2) gerakan gerakan yang terlalu lambat misalnya pergerakan amoeba atau gerakan-gerakan yang terlalu cepat misalnya pergerakan awan, dapat diikuti dengan menghadirkan media audio visual di dalam kelas; (3) rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan geografi misalnya proses terbentuknya bumi dapat disajikan di kelas dengan bantuan media audio visual.

c) Memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya. Misalnya saat guru menerangkan tentang masalah gunung meletus, apabila disampaikan dengan bahasa verbal, maka kontak langsung antara siswa dengan obyek akan sulit sehingga diperlukan media audio visual untuk menghadirkan situasi nyata dari obyek tersebut untuk menimbulkan kesan yang mendalam pada diri siswa.30

Rinanto juga menambahkan bahwa selain mempercepat proses belajar, dengan bantuan media audio visual mampu dengan cepatmeningkatkan taraf kecerdasan dan mengubah sikap pasif dan statis kearah sikap aktif dan dinamis . Adapun menurut Suleimanfungsi media audio visual yaitu:

a) Mempermudah orang menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian;

29

Suprijanto, Pendidkan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 173.

30

(38)

b) Mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak; dan c) Mengekalkan pengertian yang didapat.31

Brown menyatakan bahwa:

Visual learners tend to prefer reading and studying charts,drawings, and other graphic information, while auditory learnersprefer listening to lectures and audiotapes. Of course, mostsuccessful learners utilize both visual and auditory input.32

Pendapat Brown diatas dapat diartikan bahwa pembelajar visual cenderung lebih suka membaca dan mempelajari bagan-bagan, gambar-gambar,dan informasi grafis lainnya, sedangkan pembelajar audio lebihsuka mendengarkan ceramah dan pita rekaman. Tetapi sebagian besarpembelajar yang sukses menggunakan keduanya yaitu media audio dan media visual.

d. Kelebihan dan kelemahan Audio Visual

Menurut Nana Sudjana dan Sudirman N, dkk.Menyimpulkan tentang beberapa kelebihan-kelebihan media audio visual, termasuk teks terprogam, adalah:

a) Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan halaman lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pehaman informasi yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.

b) Khususnya pada teks terprogam, siswa akan berpartisipasi atau berinteraksi dengan aktif karena harus member respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah.

c) Menampilkan obyek yang terlalu besar yang tidakmemungkinkan untuk dibawa kedalam kelas; misalnya gunung, sungai, masjid, kabah. Obyek-obyek tersebut dapatditampilkan melalui foto, gambar, dan film.

d) Memberikan pengalaman yang nyata dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa.

e) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi kepahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya, untuk

31

Suleiman, Amir Hamzah,Media Audio-visual untuk Pengajaran,Penerangan, dan Penyuluhan,… h. 17.

32

(39)

menjelaskan bagaiman system peredaran darah pada manusia, maka digunakanlah film.33

Adapun kekurangan-kekurangan yang dapat ditampilkan pada media audio visual ini adalah:

a) Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macammenimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yangdirekan pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.

b) Film dan video yang tersedia tidak terlalu sesuai dengan kebutuhandan tujuan belajar yang diinginkan kecuali film dan video itudirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

c) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya yangmahal dan waktu yang banyak.

d) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubunganpribadi oleh guru, dan siswa bisa jadi bersikap pasif selamapenayangannya.

e) Progam yang saat ini belum memperhitungkan kreatifitas siswa, sehingga hal tersebut tentu tidak dapat mengembangkan kreativitassiswa.

f) Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi merekayang sudah mempunyai kemampuan yang berfikir abstrak.34

Penemuan alat-alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah cara hidup, norma-norma, dan cara berfikir dan cara kerja manusia. Alat-alat teknologi juga mempengaruhi pendidikan, antara lain metode penyampaian dan cara penilaian. Alat-alat pengajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus untuk kepribadian pengajar, kecuali mesin pengajar.Selain itu pengajaran memanfaatkan hasil teknologi seperti film, radio, TV, komputer, dan sebagainya.

e. Penerapan Media Audio Visual dalam pembelajaran

Berikut ini saran-saran untuk dapat menggunakan media audio visual dengan baik:

a) Bahan yang disajikan dengan media audio visual harus mengarah langsung kepada masalah yang sedang dibicarakan oleh kelompok.

b) Bahan seyogyanya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.

33

Syaiful Bahri Djamarah, “Strategi Belajar Mengajar”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 154-156

34

(40)

c) Pimpinan atau seseorang yang ada dalam kelompok sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan media audio visual dan mempunyai segala sesuatunya dalam keadaan siap dan tersusun rapi.

d) Media sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menanyangkan sesuatu. Sekedar melihat film mungkin tidak menyebabkan pelajar belajar banyak. Pelajar sebaiknya sadar untuk apa ia melihat, dan sebaiknya setelah film selesai ditayangkan dilakukan pembahasan.

e) Partipasi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika media audio visual digunakan. Partipasi individual dalam kegiatan merupakan dasar hukum belajar. Media mungkin mempunyai kelemahan yang sama seperti pada metode kuliah jika mereka tidak mendorong individu mencari informasi, berpikir, berdiskusi, dan menggunakan yang mereka pelajari.

f) Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan media lebih efektif. Tidak satupun pertemuan kelompok mengalami kegagalan yang lebih besar daripada pertemuan yang tidak direncanakan. g) Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan. Ada kecenderungan diantara

beberapa pimpinan atau pembimbing terlalu banyak menggunakan film. Buku, majalah, dan publikasi yang lain .

h) Media audio visual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan simpan dengan baik.35

3. Konsep Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Djamarah, “hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar

menurut Gagne seperti yang dikutip W.S Winkel, “dapat dikaitkan dengan

terjadinya perubahan kepandaian hasil belajar yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kategori hasil belajar, yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual,

pengaturan kegiatan kognitif, keterampilan psikomotorik dan sikap”.36

Pengertian hasil belajar menurut Kunandar yakni ”kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar, hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap.”37 Empat kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

35

Suprijanto, Pendidkan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 175.

36

Wina Snjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), cet5, hal 84-285.

37

(41)

a) Kemampuan intelektual (Intectual Skill), kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapat menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu permasalahan.

b) Strategi kognitif (Cognitif Strategic), yaitu kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktifitas mentalnya sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapi.

c) Informasi verbal (Verbal informastion), yaitu kemampuan seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasa baik lisan maupun tertulis.

d) Kemampuan motorik, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecendrungan untuk menerima dan menolak suatu objek berdasarkan penelitian atas objek itu.38

Transfer belajar berkenaan dengan adanya konsep yang telah diorganiasikan dalam struktur kogntif siswa. Transfer belajar dapat tercapai bila peserta didik berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan. Prngetahuan dan keterampilan tresebut diperoleh dari pengalaman belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan Nana Sudjana “bahwa kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

diperoleh setelah ia mengalami pengalaman belajar yang disebut hasil belajar.”39

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut; kepuasaan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa:

a) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya b) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya

c) Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komperehensif) d) Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai dan mengendalikan

dirinya terutama dalam menilai hasil yang capainya maupun menilai mengendalkan proses dan usaha belajarnya.40

Adapun hasil belajar yang dimaksud disini adalah sesuatu yang diketahui, diperoleh atau didapat setelah melalui proses belajar, baik karena ada guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang memanfaatkan lingkungannya untuk belajar.

38

Ahmad Sofyan, Tonih Feronik dan Burhanudin Milama , Evaluasi Pembelajaran IPA berbashanudin Milama , Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Ja: UIN Jakarta Press,2006), h. 18-19.

39

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet.Ke-2, hal. 30

40

(42)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi anatara berbagai faktor yang memmpengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu. Secara garis besar ada tiga macam faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa:

a) Faktor stimuli belajar, yakni segala hal diluar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar.

b) Faktor metode belajar, yakni metode mengajar yang dpakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh sipelajar c) Faktor individual, yakni faktor yang ada dalam diri si pelajar itu

sendiri.41

Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan perubahan tingkah laku yang meliputi; pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat.Dalam dunia pendidikan prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Sejarah

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diartikan sebagai suatu studi manusia yang dipelajarin oleh anak didik ditingkat sekolah dasar dan menengah.Menurut Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terbagi menjadi beberapa kajian yaitu Ekonomi,Geografi,Sejarah dan Sosiologi.Namun penelitian ini, peneliti hanya fokus pada satu kajian yaitu pada kajian pembelajaran sejarah.Sedangkan Abdul

Azis menyatakan” dimana sejarah merupakan suatu interaksi serba terus-menerus antara fakta sejarahwan dengan fakta-fakta apa adanya.”42

41

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 131-137

42

(43)

Menurut Robert Daniel sejarah ialah kenangan masalah pengalaman umat manusia.James Banks menyatakan bahwa semua peristiwa masa lampu adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan).

Depdiknas memberikan pengertian ”Sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan

perkembangan masyarakat Indonesia dan Dunia dari masa lampau hingga kini.”43

Sejarah dapat membantu siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa sekarang, masa yang akan datang atau disebut sebagai tujuan-tujuan yang akan datang atau sebagai tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah.

Dengan demekian sejarah ialah ilmu yang mempelajari peristiwa kehidupan manusia pada masa lampau sehingga sejarah memiliki tugas pokok yaitu membuka kegelapan kehidupan umat manusia masa lampau untuk dipaparkan di masa sekarang, dengan tujuan agar generasi masa kini dapat mengetahui, memahami, dan mencontoh hal-hal positif dari generasi masa lampau.

b. Karakteristik Pembelajaran Sejarah

Karakteristik sejarah ilmu berhubungan erat dengan waktu sehingga sejarah sering pula dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari waktu yakni waktu lampau, kini dan waktu yang akan datang.

Waktu merupakan konsep dasar pada sejarah karena peristiwa tidak dapat dikatakan suatu fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya terutama waktu yang menunjukkan masa lampau.Waktu yang telah lampau menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan.Peristiwa sejarah dapat dikatakan sejarah bila terkait dengan waktu.

Waktu adalah ruang, dimana secara karakteristik ruang lebih dekat dengan kajian geografi.Dimana filsuf Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan dwitunggal, artinya penelaah sesuatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya, tidak dapat terlepas dari ruang waktu terjadinya.Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi menunjuk pada dimana

43

(44)

peristiwa itu terjadi.Dimana peristiwa merupakan suatu rentetan peristiwa atau pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya.

c. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA

Ketercapaian dan keberhasilan proses pembelajaran dinilai dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa belajar IPS (sejarah), perubahan-perubahan yang dimaksud adalah perubahan kemampuan yang mencakup pengetahuan atau wawasan, keterampilan (akademis dan sosial) dan sikap sehingga kemampuan dapat dimanfaatkan oleh yang bersangkutan baik selama siswa berada di bangku sekolah maupun setelah tamat. Adapun fungsi dan tujuan pelajaran sejarah:

1) Fungsi mata pelajaran sejarah di SMA dan MA adalah menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktudan untuk membangun prespektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memaham, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa depan ditengah-tengah perubahan dunia.

2) Tujuan mata pelajaran sejarah di SMA dan MA adalah (1) mendorong siswa berpikir kritis analisis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan dating, (2) memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan kemampuan intelektual dan ketrampilan untuk memahami proses perubahan dan berkelanjutan masyarakat.44

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitianPenerapan Media Pembelajaraan Audio Visual Terhadap Hasil Belajar sejarah Siswa XI IPS di SMA An-Najjah Rumpin Bogor. Terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap peneltian yang relevan yaitu:

No Nama dan Tahun

(45)
(46)
(47)

dengan nilai rata-rata 6,68 dan sesudah 8.4 maka hasil memahami puisi mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran puisi lebih efektif meningkatkan pemahamannya. Dengan mencapai Kriteria

(48)
(49)

afektif diperoleh peningkatan prosentase capaian dari siklus I ke siklus II sebesar 5,58%. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dan metode Snowball Throwing dapat memperbaiki proses pembelajaran biologi siswa kelas XI IPA 2 SMA Batik Surakarta

(50)

C. Kerangka Berpikir

Sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan Dunia dari masa lampau hingga kini.

Dengan menggunakan media Audio Visual, siswa diajak ke peristiwa yang lampau secara langsung karena dengan media Audio Visual menghadirkan situasi nyata dari obyek tersebut untuk menimbulkan kesan yang mendalam pada diri siswa. Selain itu juga mampu mengekalkan ingatan siswa mengenai materi pelajaran danmengubah sikap pasif dan statis kearah sikap aktif dan dinamis, Sehingga meningkatkan kemampuan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.Menyebabkan hasil belajar siswa meningkat.

(51)

BAGAN KERANGKA BERFIKIR

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan yang sifatnya sementara dan dapat dibuat berdasarkan fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya dalam sebuah penelitian. Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajarSejarah dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual.

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir

Pelajaran Sejarah

Media Audio Visual

Gambar

Gambar 4.1 Pola Komunikasi Berlo ...............................................................
Tabel 1.1 Hasil ulangan harian
gambar-gambar
Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Dale
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tanah sebagai salah satu sumber daya ekonomi memiliki perspektif dalam meningkatkan pendapatan daerah sebagai objek pajak dan retribusi daerah. Pertanahan kota adalah sangat

Dengan melakukan peninjuan beberapa aspek diatas, dapat disimpulkan perlunya suatu rencana tindak ( action plan ) yang meliputi, (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah

[r]

Jika preemptive, jika ada proses datang dengan sisa CPU burst yang lebih kecil daripada yang sedang dieksekusi, maka proses tersebut akan menggantikan proses yang sedang

Untuk menyempurnakan konsep pemikiran pada penelitian ini masih perlu dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar dan juga penelitian lanjutan zat-zat

Adapun strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi PT.Griya Nutrisi. Bandung dalam mengembangkan bisnisnya yaitu yang pertama

Paspor untuk Orang Asing ( Alien Passport ) dapat diberikan kepada orang asing yang memiliki izin tinggal tetap, akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Indonesia dan

nanoteknologi sebagai penunjang pembelajaran di SMA. Nanoteknologi merupakan suatu teknologi yang dihasilkan dari. pemanfaatan sifat-sifat molekul atau struktur atom apabila