• Tidak ada hasil yang ditemukan

“PERAN PERUSAHAAN WAMAR INTERNATIONAL DALAM REKONSTRUKSI IRAQ PASCA PERANG 2003-2008”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“PERAN PERUSAHAAN WAMAR INTERNATIONAL DALAM REKONSTRUKSI IRAQ PASCA PERANG 2003-2008”"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

“PERAN PERUSAHAAN

WAMAR INTERNATIONAL DALAM REKONSTRUKSI

IRAQ

PASCA PERANG 2003-

2008”

Disusun oleh:

Adityo Arifianto (20130510198)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN JUDUL

“PERAN PERUSAHAAN

WAMAR INTERNATIONAL DALAM REKONSTRUKSI IRAQ

PASCA PERANG 2003-

2008”

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ADITYO ARIFIANTO

20130510198

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.

Dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 26 Desember 2016

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk bapak saya:

Bapak Zaenal Arifin

Terimakasih atas perjuangan, dukungan, semangat, dan do’anya sehingga saya dapat

(5)

HALAMAN MOTTO

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii HALAMAN MOTTO ... iv UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... v BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

D. Hipotesa... Error! Bookmark not defined.

E. Metode Penelitian... Error! Bookmark not defined.

F. Jangkauan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

G. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

H. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II WAMAR INTERNATIONAL DALAM BISNIS INTERNATIONAL . Error! Bookmark not defined.

A. Perusahaan Wamar International ... Error! Bookmark not defined.

B. Misi Perusahaan Wamar International ... Error! Bookmark not defined.

C. Visi Perusahaan Wamar International ... Error! Bookmark not defined.

1. Dalam Penerbangan ... Error! Bookmark not defined.

2. Perusahaan Penerbangan Komersial ... Error! Bookmark not defined.

3. Militer ... Error! Bookmark not defined.

4. Pertahanan dan Keamanan ... Error! Bookmark not defined.

5. Pembangkit Listrik ... Error! Bookmark not defined.

6. Minyak Dan Gas ... Error! Bookmark not defined.

7. Pengadaan Logistik ... Error! Bookmark not defined.

(7)

9. Layanan Kesehatan ... Error! Bookmark not defined.

10. Daftar Sebagian Proyek Yang Dikerjakan Error! Bookmark not defined.

BAB III BERJALANYA PERANG DAN KONDISI IRAQ PASCA PERANG Error! Bookmark not defined.

A. Berjalannya Perang Iraq ... Error! Bookmark not defined.

1. Gerakan Pembuka ... Error! Bookmark not defined.

2. Gerak Maju ... Error! Bookmark not defined.

3. Pasukan Inggris Di Basra ... Error! Bookmark not defined.

4. Pasukan AS di Baghdad ... Error! Bookmark not defined.

B. Situasi Pasca Perang ... Error! Bookmark not defined.

C. Dampak Penyerangan Amerika Serikat Di IraqError! Bookmark not defined.

1. Dalam Bidang Sosial ... Error! Bookmark not defined.

2. Dalam Bidang Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.

3. Dampak Bidang Politik ... Error! Bookmark not defined.

D. Rekonstruksi Iraq ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV FAKTOR-FAKTOR WAMAR INTERNATIONAL BERINVESTASI DI IRAQ ... Error! Bookmark not defined.

A. Resiko yang Dihadapi Wamar International dengan Menggunakan Teori Business Costs of Conflict ... Error! Bookmark not defined.

1. Resiko Keamanan (Security Costs) ... Error! Bookmark not defined.

2. Resiko Manajemen Lainnya (Other Risk Management Costs) ... Error! Bookmark not defined.

3. Kerugian Material (Material Losses) ... Error! Bookmark not defined.

4. Biaya Peluang (Opportunity Costs) ... Error! Bookmark not defined.

5. Biaya Modal (Capital Costs) ... Error! Bookmark not defined.

6. Biaya Personel (Personnel Costs) ... Error! Bookmark not defined.

7. Biaya Litigasi (Litigation Costs) ... Error! Bookmark not defined.

8. Biaya Reputasi (Reputation Costs) ... Error! Bookmark not defined.

B. Potensi Keuntungan Yang Besar ... Error! Bookmark not defined.

1. Potongan Pajak Perusahaan Oleh Pemerintah Iraq ... Error! Bookmark not defined.

(8)

3. Potensi Investasi Yang Tinggi Disertai Dengan Kemudahan Akses Ke Iraq

Error! Bookmark not defined.

4. Investasi Wamar International di Iraq ... Error! Bookmark not defined.

C. Keamanan yang Terjamin ... Error! Bookmark not defined.

D. Motif Investasi Wamar dengan Teori Penanaman Modal Asing oleh David K. Eitemen ... Error! Bookmark not defined.

1. Motif Strategis ... Error! Bookmark not defined.

2. Motif Perilaku ... Error! Bookmark not defined.

3. Motif Ekonomi ... Error! Bookmark not defined.

E. Analisis Keputusan Wamar International Berinvestasi di Iraq ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN ... Error! Bookmark not defined.

(9)
(10)
(11)

ABSTRAK

Setelah perang Irak berakhir, Irak mengalami kerugian ekonomi yang sangat signifikan. Untuk dapat melanjutkan status Irak sebagai sebuah Negara yang menjamin kemakmuran rakyatnya, Irak harus dibangun kembali. Namun, Pemerintah Irak tidak dapat melakukan rekonstruksi sendirian. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk bersama-sama membangun Irak kembali. Sehingga, Pemerintah Irak membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan asing untuk menanam investasi di rekonstruksi Irak. Amerika Serikat menawarkan beberapa perusahaannya, termasuk Wamar International, untuk bergabung dalam proyek rekonstruksi tersebut. Amanat tersebut merupakan tawaran yang cukup beresiko bagi Wamar International mengingat bahwa kondisi keamanan dalam negeri pasca-perang Irak masih belum stabil. Namun, Wamar International memutuskan untuk menanam investasi dalam jumlah besar dalam rekonstruksi Irak. Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini mencoba untuk mengkaji alasan mengapa Wamar International memutuskan untuk menanam investasi dalam jumlah besar dalam rekonstruksi Irak, dengan menggunakan analisis melalui teori Business of Peace oleh Jane Nelson dan teori Penanaman Modal Asing oleh David K. Eitemen sebagai pendukung, lalu dilengkapi dengan teori Model Aktor Rasional oleh Graham T. Allison dalam mengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan metode kualitatif.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 23 Maret, pasukan koalisi bergerak diujung garis perbekalan yang merentang semakin panjang, dimana garis perbekalan yang melewati kawasan itu tidak benar-benar dikuasai pasukan koalisi. Akibatnya, pasukan logistik AS disergap oleh milisi pro-Saddam, yang biasanya mereka disebut sebagai fedayeen (Syuhada) di Kota An Nasiriyah. Terdapat beberapa prajurit AS ditawan. Usaha penyelamatan yang tadinya berjalan normal menjadi suatu pertempuran jalanan yang berdarah. Jalur-jalur yang melintasi kota dibersihkan untuk mengamankan gerakan suplai logistik dan gerak laju pasukan koalisi. Pada akhirnya pasukan koalisi harus masuk medan pertempuran yang terus berkecamuk selama satu seminggu sebelum kota tersebut bisa dikuasai. Salah satu faktor dan alasan sengitnya pertempuran di Kota An Nasiriyah adalah tibanya sejumlah besar milisi. Milisi tiba dengan kendaraan pribadi. Kendaraan yang mereka peroleh adalah kendaraan dalam bentuk apa saja seperti mobil, truk, maupun kendaraan berat. Hal itu dilakukan antara tanggal 22-23 Maret. Kaum fedayeen sendiri berasal dari banyak tempat,

diantaranya adalah mantan anggota “Tentara Rakyat” yang dibentuk tahun

(13)

politik. Kaum fedayeen juga berasal dari para anggota Partai Ba’ath sementara sisanya berasal dari negara-negara Muslim lain. Mereka menjalankan tugas atau misi dimana mereka menganggap perang ini sebagai perang suci melawan para penyerbu Barat. Walaupun divisi tentara regular yang mempertahankan Kota An Nasiriyah melarikan diri, pasukan AS menghadapi suatu perang perkotaan yang sulit demi suatu sasaran yang tidak penting. Pada saat itu kota ini berada dijalur suplai dan logistik para pasukan koalisi.

(14)

gerbang menuju Baghdad. Mereka menguasai tempat-tempat penyeberangan yang melintang di atas Eufrat. Mereka juga menggagalkan pasukan Zeni Iraq untuk meledakkan bahan-bahan peledak yang telah mereka pasang. Bandara dengan dapat cepat dapat dikuasai. Pasukan AS dikerahkan untuk siap menghadapi serangan balasan yang tidak terelakkan. Tentara reguler telah berantakan sementara Garda Republik sibuk ditempat lain. Tugas menyerang posisi-posisi pasukan AS jatuh ke pundak Fedayeen yang bersenjata ringan.

Sasaran terakhir adalah pusat kota sendiri. Hal ini dapat dicapai oleh gabungan daya tembak, keagresifan, dan kecepatan para pasukan koalisi. Pasukan yang cukup mempunyai kekuatan dan dapat beroperasi di dalam Baghdad. Mereka juga berantakan karena banyak korban berjatuhan dan dalam

banyak kasus tidak siap menghadapi serangan. “Thunder Runs”. Strategi ini

untuk menaklukkan sejumlah posisi yang tidak siap pertahanannya. Pasukan koalisi tetap menghadapi perlawanan sengit. Pada tanggal 5 April terjadi suatu pelarian oleh pasukan Iraq menuju kampung halaman Saddam di Tikrit. Mereka dibantu oleh pasukan lapis baja Garda Republik tetapi dapat dibendung oleh pasukan AS dan dipukul mundur.

(15)

selama beberapa jam sebelum perlawanan dihancurkan. Gerakan terakhir dimulai pada malam 7-8 April. Pusat “Distrik Pemerintahan” di Baghdad dapat dikuasai AS. Ada sedikit perlawanan terorganisasi yang muncul. Sejumlah besar Fedayeen bertahan di universitas-universitas yang sudah ditinggalkan. Pada tanggal 9 April, kelompok-kelompok kecil para milisi terus bertempur di seluruh kota. Operasi untuk merebut Baghdad telah selesai. Pada tanggal 1 Mei, akhir peperangan dideklarasikan. Diperlukan waktu berbulan-bulan untuk memburu Saddam dan pendukung dekatnya. Negeri tersebut masih dilanda pemberontakan besar, tetapi misi untuk menyingkirkan Saddam dari kekuasaan telah diselesaikan.

(16)

Orang-orang lokal yang tidak puas memaksa pasukan koalisi tetap berada dalam posisi untuk bertempur dalam perang yang sangat berbeda jenisnya (Melihat Sejarah Perang Iraq 2003, 2014).

(17)
(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka muncul pertanyaan yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu: “Mengapa perusahaan Wamar

International menanam investasi yang besar dalam bidang rekonstruksi

Iraq?”

C. Landasan Teori

Teori berfungsi untuk memahami dan memberikan hipotesa secara sistematis, disamping menjelaskan maksud terhadap fenomena yang ada. Mochtar Masoed dalam “Ilmu Hubungan Internasional Disiplin Dan

Metodologi”, menjelaskan bahwa yang dimaksud teori adalah suatu bentuk

pernyataan yang menjawab pertanyaan “Mengapa”, artinya berteori adalah upaya memberi makna pada fenomena yang sedang terjadi. Pernyataan yang disebut teori itu berwujud sekumpulan generalisasi. Dalam generalisasi itu terdapat konsep-konsep, bahwa teori adalah pernyataan yang menghubungkan konsep-konsep secara logis. Teori menggabungkan serangkaian konsep menjadi satu penjelasan yang menunjukan bagaimana konsep-konsep itu secara logis saling berhubungan. Penjelasan permasalahan mengenai“Peran Perusahaan Wamar International dalam Rekonstruksi Iraq Pasca Peran,

2003-2008”, maka teori utama yang digunakan untuk menganalisa adalah teori

(19)

membantu untuk membedah keuntungan dan kerugian (Business Costs Of Conflict & Business Benefits Of Peace) yang akan dipertimbangkan oleh sebuah perusahaan, dalam hal ini Wamar International, sebelum memutuskan untuk melakukan investasi di sebuah Negara pasca-perang, Irak.

Teori Business of Peace ini mengungkapkan bahwa ada beberapa variabel kerugian yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan sebuah operasi, perencanaan, dan investasi ke sebuah Negara rawan konflik atau Negara yang sedang berperang (business costs of conflict) (Nelson), antara lain:

1. Resiko Keamanan (Security Costs);

2. Resiko Manajemen Lainnya (Other Risk Management Costs); 3. Kerugian Material (Material Losses);

4. Biaya Kesempatan (Opportunity Costs); 5. Biaya Modal (Capital Costs);

6. Biaya Personel (Personnel Costs); 7. Biaya Litigasi (Litigation Costs); 8. Biaya Reputasi (Reputation Costs).

(20)

Rasional, Model Proses Organisasi, dan Model Organisasi. Menjawab pertanyaan “Peran Perusahaan Wamar International dalam Rekonstruksi Iraq Pasca Peran, 2003-2008”, maka saya akan menggunakan Model Aktor Rasional.

Dimodel ini berasal dari Graham T. Allison menjabarkan bahwa politik luar negeri dipandang sebagai akibat dari tindakan-tindakan aktor rasional, terutama pemerintahan yang monolit, yang dilakukan dengan sengaja untuk mencapai suatu tujuan. Pembuatan keputusan politik luar negeri digambarkan sebagai proses intelektual. Perilaku pemerintah dianalogikan dengan perilaku yang bernalar dan terkoodinasi (Mas'oed, 1990).

Pemerintah sudah mempertimbangkan secara baik dan rasional pada penelaahan kepentingan nasional dan tujuan dari suatu bangsa. Alternatif-alternatif haluan kebijaksanaan yang bisa diambil oleh pemerintahnya, dan perhitungan untung rugi atas masing-masing alternatif itu dalam suatu kebijakan politik luar negeri yang dikeluarkan. Para pembuat keputusan dalam melakukan pilihan alternatif-alternatifnya dengan menggunakan “Optimalisasi hasil”. Ini dimaksudkan bahwa para pembuat keputusan memiliki informasi

Aktor Rasional (Proses Intelektual)

(21)

yang cukup banyak sehingga optimal dalam melakukan penelusuran dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Allison mengungkapkan bahwa model ini paling sering digunakan untuk menjelaskan politik luar negeri. Model ini juga ingin menunjukkan bahwa jika kita ingin mencoba mengetahui bagaimana kira-kira kebijakan negara lain harus menempatkan diri kita di posisi mereka. Meyakini bahwa kebijakan pemerintah negara lain dibuat karena memang ada suatu kejadian penting dan dipertimbangkan secara rasional (Ibid).

Tabel Untung Rugi

Sumber: Graham T. Alison, “The Essence of Decision”, dikutip dari diktat

perkuliahan Teori Hubungan Internasional, Nur Azizah, Fisipol-UMY, 2005.

Dalam hal ini, Wamar International memang memiliki kepentingan perusahaan yang menginginkan adanya hubungan baik dan kemitraan yang erat dengan Iraq. Sehingga Wamar International sendiri akan mendapatkan beberapa keuntungan dalam hal pengembalian atau pemulihan ekonomi di Iraq.

Opsi Keuntungan Kerugian

Alternatif A Ada Ada

(22)

Pasalnya Negara asal Wamar telah memberikan opsi dan kesepakatan yang baik pula.

Penelitian ini juga menggunakan teori pendukung, yaitu teori Penanaman Modal Asing oleh David K. Eitemen. Dalam teorinya, David

Opsi Keuntungan Kerugian

Kerjasama

Mendapatkan keuntungan donasi dari Negara asal dan kemudahan akses di Iraq.

Medan yang masih berbahaya dikarenakan masih sering terjadinya konflik.

Opsi Keuntungan Kerugian

Menolak

Tidak akan berada dikawasan bekas konflik dan minimnya penjagaan.

(23)

mengungkapkan bahwa ada tiga buah motif yang mempengaruhi sebuah perusahaan untuk mempertimbangkan untuk melakukan investasi ke Negara penerima, antara lain:

1. Motif Strategis; 2. Motif Perilaku; 3. Dan Motif Ekonomi.

(24)

D. Hipotesa

Perusahaan Wamar International menanamkan investasinya dalam rekonstruksi Iraq di karenakan:

1. Potensi keuntungan yang besar dalam bidang rekonstruksi, dimana Iraq sangat membutuhkan bantuan dari perusahaan-perusahaan yang nantinya akan bekerjasama untuk membangun kembali ekonomi Iraq.

2. Jaminan keamanan dari negara AS dan Iraq, sebagai bentuk atau feedback yang di berikan oleh negara asal kepada perusahaanya dan sebagai bentuk hubungan kerjasama yang baik bagi negera tuan rumah/penerima.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang dimana pengumpulan data dan fakta penulis menggunakan analisis muatan dengan penjelasan sehingga data yang diperoleh merupakan data sekunder yang didapatkan dari buku pustaka, makalah ilmiah, jurnal, internet, berita online, majalah, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok permasalahan yang nantinya akan dibahas.

F. Jangkauan Penelitian

(25)

Pembatasan rung lingkup masalah yang dilakukan diharapkan dapat mempersempit area penulisan dan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis dapat fokus dengan masalah yang diteliti pada skripsi ini.

Agar tidak terjadi pembahasan yang meluas maka perlu akan adanya batasan penulisan. Oleh karena itu data penulisan dalam penelitian ini yaitu keadaan pasca perang Iraq dan setelah masuknya perusahaan swasta asing Wamar International ke Iraq.

G. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui peran perusahaan asing Wamar International dalam menanamkan investasinya di Iraq.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah jalannya penulisan skripsi berjudul “Peran Perusahaan Wamar International Dalam Rekonstruksi Iraq Pasca Perang

2003-2008.” maka sistematika penulisan akan dibagi menjadi lima bab yang

akan diuraikan lebih dalam yang terdiri dari:

(26)

agar kita memahaminya secara jelas. Kemudian rumusan masalah yang berisi kesimpulan tentang permasalahan yang diangkat. Dalam membedah permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya maka diambilah sebuah teori atau konsep yang akan disajikan dalam kerangka teori, sehingga dapat ditarik sebuah hipotesa. Selanjutnya metode penulisan agar dapat mengetahui bagaimana penulis mendapat data yang akan digunakan sebagai bahan dalam penulisan ini. Dan yang terakhir adalah sistematika penulisan.

Bab II, pada Bab kedua akan menjelaskan perusahan Wamar International. Bagaimana perusahaan Wamar International dalam bidang penerbangan. Selain itu tentang perusahaan Wamar International dalam bidang militer, pertahanan dan keamanan, pembangkit listrik serta bidang-bidang yang lain.

Bab III, pada Bab ketiga akan menjelaskan tentang perang, kerusakan /destabilias ekonomidan berjalanya rekonstruksi di Iraq. Akan dijelaskan bagaimana Perang Iraq terjadi mulai dari gerakan pembuka hingga gerak maju. Kemudian akan dibahas pula tentang Pasukan Inggris di Basra dan Pasukan AS di Baghdad. Setelah itu akan dijelaskan situasi pasca perang dan dampak penyerangan AS di Iraq.

(27)
(28)

BAB II

WAMAR INTERNATIONAL DALAM BISNIS INTERNATIONAL

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang perusahaan besar dalam bisnis Internasional yaitu, Wamar International sebagai sebuah perusahaan multi nasional yang bergerak di berbagai bidang. Dan bidang-bidang tersebut menjadi sebuah nilai atau citra yang positif bagi Wamar International, dimana bidang-bidang tersebut menjadi sebuah keahlian yang dimiliki oleh Wamar International. Dan bab ini juga akan menjelaskan visi dan misi perusahaan Wamar International sebagai perusahaan yang menyediakan layanan premium.

A. Perusahaan Wamar International

(29)
(30)

B. Misi Perusahaan Wamar International

Menyediakan produk dan layanan dalam memenuhi kebutuhan klien dan siap membantu dan memberi dukungan penuh sehingga, memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dunia dalam industri mereka dengan unggul dan inovatif.

C. Visi Perusahaan Wamar International

Menjadi penyedia yang disukai global turnkey layanan dan produk di bidang pembangkit listrik, minyak dan gas, penerbangan, real life support serta pertahanan dan keamanan.

1. Dalam Penerbangan

(31)

perusahaan manufaktur, leasing dan layanan lainnya. Produk dan layanan Wamar International meliputi:

a. Perencanaan pembangunan pesawat terbang. b. Mesin dan APUs.

c. Komponen-komponen mesin dan aksesoris.

d. Perawatan serta perbaikan kembali mesin dan APU e. Pengecekan rangka pesawat.

f. Peralatan pendaratan. g. Radar/ navigasi. h. Peralatan pompa air. i. Interior dan pewarnaan. j. Alat pendukung pendaratan. k. Komponen-komponen.

(32)

dalam bidang penerbangan Wamar International memiliki produk asli dan mempunyai hubungan dengan banyak pengambil keputusan tingkat tinggi/ pemerintahan yang ada di setiap Negara. Wamar International memiliki posisi yang ideal untuk mempromosikan dan mengembangkan kegiatan bisnis klien-kliennya. Tim berpengalaman di perusahaan Wamar International telah mempunyai reputasi untuk menyelesaikan setiap masalah dengan keahlian dan keunggulan layanan yang terbaik.

2. Perusahaan Penerbangan Komersial

(33)

dan pemeliharaan komponen-komponen pesawat. Program teknis lainnya yang terkait dengan industri penerbangan. Wamar International memiliki tim penerbangan yang professional dan mampu menangani berbagai proyek di bidang-bidang berikut:

Dukungan pertama/ utama layanan maskapai.

a. Evaluasi armada.

b. Rincian perumusan strategi bisnis dan persiapan rencana bisnis, termasuk presentasi kepada investor dan Dewan Direksi di perusahan klien-kliennya.

c. Negosiasi dengan produsen, termasuk negosiasi dan penyelesaian kontrak pembelian dan sewa.

d. Perencanaan pembangunan dan pemeliharaan pesawat, termasuk struktur organisasi.

e. Negosiasi dengan manufaktur peralatan asli (OEM) atau organisasi pemeliharaan dan perbaikan pihak ketiga (MROs).

f. Implementasi sistem keuangan.

g. Pengembangan dan implementasi sistem strategi dan TI. h. Spesifikasi pesawat terperinci, termasuk produksi rinci

LOPAS sesuai dengan kebutuhan klien.

(34)

j. Penanganan dalam kualitas fasilitas dan auditing. k. Bebas biaya Bea.

l. Pengembangan dan manejemen bandara.

3. Militer

Wamar International juga memiliki pengalaman yang banyak dengan pemerintahan dan dalam bidang militer. Angkatan Udara yang pada dasarnya kebutuhan mereka adalah untuk membangun dan mengembangkan pesawat tempur dan pengiriman logistik serta dalam hal rotary. Keahlian Wamar International meliputi:

a. Progam akuisisi pesawat. b. Perbaikan mesin.

c. Perawatan bersekala dan pembeharuan progam. d. Pelatihan perawatan.

e. Pelatihan penerbangan.

f. Menyediakan konsultasi bagi Angkatan Udara. g. Pengarahan ke produsen utama pada penjualan. h. Pengarahan MROs utama pada penjualan.

(35)

International juga menjadi penyedia kelas dunia untuk pengembangan serta pemeliharaan mesin dan aksesori. Perusahaan Wamar International secara aktif terlibat dalam perbaikan dan pengembangan mesin yang digunakan pada pesawat militer seperti di AS yang memproduksi F-15 Eagle dan C130 Hercules. Di Eropa mengembangkan juga memproduksi pesawat tipe Tornado dan Euro Fighter. Nilai inveastasi yang tinggi telah dipegang oleh Wamar International. Banyak para investor yang menginvestaskan modalnya kepada Wamar International. Wamar International sudah mendirikan perusahaanya di Saudi dan Jerman. Wamar International sangat kompeten menjadi produsen mesin pesawat atau yang disebut MTU Aero Engines. Perusahaan sedang mencari pengembangan

mein baru dan aktif untuk memperluas lini produksi dan basis bagi negara pelanggan/ klien-klienya.

4. Pertahanan dan Keamanan

(36)

Internasional memiliki pelanggan di berbagai negara dan non-pemerintahan/ organisasi swasta. Wamar International menawarkan layanan sistem yang dilengkapi desain lebih modern dan terintegrasi yang menjadikan solusi turn-key dari teknik yang terintegrasi. Sistem dan desain yang lebih maju di bidang manufaktur dan pengembangan persenjataan. Wamar International memberikan pelayanan dalam bidang-bidang pertahanan dan ikut serta untuk menjadi pendukung dekomisioning atau rekapitalisasi jika memang diperlukan. Pendekatan bagi negara yang ingin ikut dan bekerjasama dengan sistem "satu toko" akan membantu menyederhanakan/ mempermudah dalam hal akuisisi program dan proses manajemen kontrak proyek. Sementara pada saat yang sama mengurangi biaya dan meningkatkan waktu serta memastikan komunikasi yang efisien di seluruh proyek bidang pertahanan dan keamanan.

Fokus area Wamar International dalam pertahan dan keamanan:

a. Kendaraan lapis baja untuk kebutuhan pribadi. b. Wamar XUV, Sedan, SUVs, Truk, dll.

(37)

b) EURONORM CEN1063 Level B1 sampai B7 c) STANAG 4569 Level I sampai IV

d. Kendaraan tempur taktis.

e. Kendaraan dengan sistem komando.

f. Peralatan pertahanan portable bagi manusia. g. Kendaraan penyedia jaringan.

h. Pengembangan produksi kendaraan tempur taktis. i. Penyedia pelayanan perbaikan dijalur darat. j. Pengembangan sistem pencarian portable. k. Riset dengan asset yang lebih cepat.

l. Manejemen armada dan penyimpanan asset. m. Perbaikan dan layanan perawatan secara bertahap. n. Servis C4ISR.

o. Integrasi kapabilitas penuh untuk perencanaan. p. Berpengalaman dalam perbaikan dan perawatan. q. Darat, laut, dan udara (produksi kendaraan taktis). r. Progam pelatihan yang baik untuk perawatan. s. Progam pengembangan ramah lingkungan.

t. Penguatan kembali aset dan pengembangan teknologi. u. Sistem komputer dan data.

v. Sistem tenaga.

(38)

x. Sistem perekam gambar. y. Sistem sensor.

5. Pembangkit Listrik

(39)
(40)

layanan komisioning. Wamar International unit energi dipegang oleh ahli-ahli yang memiliki kompetensi dan bersetifikasi yang berasal dari berbagai negara diseluruh dunia termasuk negara-negara Amerika Serikat, India, Afrika Selatan, Iraq dan Amerika Selatan.

Berikut ini adalah gambaran singkat dari layanan yang disediakan oleh Wamar International dalam bidang energi:

a. Layanan perbaikan/pembaruan dalam perencanaan pembangunan pembangkit listrik

(41)

mendesain ulang penyelidikan untuk meminimalisasi kegagalan, serta memeriksa apa saja yang mungkin akan berdampak merusak lingkungan disekitar pembangunan/area proyek. Selain itu, Wamar International dapat melayani hal seperti pengujian generator perusahaan klien-kliennya, dan pengujian motor rotari besar, transformer, gardu, kabel, serta AVR yang di sinkronisasikan dengan alternators, dalam pengujian untuk memastikan operasi berjalan dengan mulus.

6. Minyak Dan Gas

(42)

untuk tugas pengeboran dalam proyek minyak utama. Anggota staf Wamar International sangat berpengalaman dibidangnya dan menawarkan layanan konsultasi, Analisis dan evaluasi profesional yang menjamin agar operasi pengeboran berjalan dengan mulus. Wamar International juga dapat mengkombinasikan strategi-strategi dengan klien-kliennya tentang praktek-praktek terbaik industri dalam bidang perminyakan, bersama-sama dengan mengevaluasi tempat pengeboran minyak terbaru dan menganalisis perangkat lunak dan alat-alat untuk menyediakan klien-kliennya dengan satu set lengkap layanan ditempat/ area pengeboran. Wamar International, Inc saat ini mengelola beberapa pengeboran minyak/ rig yang terletak di banyak bagian dunia. Rencana untuk mengejar peluang pasar dalam bidang minyak dan gas di seluruh daerah Timur Tengah dan Afrika Utara.

7. Pengadaan Logistik

(43)
(44)

untuk menyediakan dan melakukan penelitian yang diperlukan, serta menjalin hubungan dengan badan pemerintah yang tepat dan memanfaatkan metode penyampaian yang paling efektif dan personil-personil yang bersertifikasi yang diperlukan untuk menyelesaikan pengiriman. Wamar International memiliki kemampuan untuk mengatur logistik lengkap di lingkungan apapun untuk kebutuhan klien-kliennya. Wamar International juga proaktif, rajin dan fleksibel dalam pertemuan dan sangat siap untuk membahas lebih dalam perencanaan agar tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pengadaan dan logistik operasi di seluruh dunia berjalan dengan baik.

8. Real Life Support

(45)
(46)

perencanaan untuk mengidentifikasi kebutuhan klien-kliennya juga kemudian menyesuaikan tingkat dukungan untuk setiap proyek yang dikembangkan. Semua aspek Real Life Support yang dibahas dalam tahap perencanaan siap untuk memastikan dan memuluskan tingkat paling efektif dan efisien dari layanan yang akan disediakan, baik diinginkan dan tersedia, tergantung pada lokasi proyek yang akan dibangun dan variable/kesulitan pada medan diarea pembangunan.

Di bawah payung Wamar International Real Life Support, menyediakan sejumlah layanan inti untuk mikro-masyarakat. Yang termasuk didalamnya:

a. Suplai air diarea tersebut.

b. Pengolahan limbah dan pengolahan sampah. c. Pembangkit listrik.

d. Pemeliharan dan perawatan bangunan diarea proyek. e. Layanan binatu dan pembersih.

f. Layanan penyediaan makanan. g. Layanan control pada wabah diarea.

(47)

9. Layanan Kesehatan

(48)

10.Daftar Sebagian Proyek Yang Dikerjakan

a. Rekonstruksi pipa-pipa saluran terkait dengan pertanian dan saluran tangki dari proyek Mussaib Gas Turbin.

Penjelasan proyek: Menyediakan staf-staf dan teknisi terkait dengan manajemen, tenaga ahli, bahan/ material, dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memperbaharui, serta memperbaiki saluran-saluran tangki dari peternakan terkait dengan proyek pabrik gas Mussaib GE LM6000. b. Proyek pemeliharaan dan perawatan pembangkit listrik di

Selatan Baghdad Qudas Iraq tahun 2007.

Penjelasan proyek: Empat tahun beroperasi dan juga pemeliharaan yang tetap berjalan juga termasuk pengecekan pada turbin 4 GE Frame 917 E unit. Menyediakan staf-staf dan teknisi dalam bidang manajemen, tenaga ahli, dukungan berupa matereal/ bahan, komponen-komponen bagian (yang diperlukan) serta peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengecekan dalam berbagai suhu panas di Gas Path, inspeksi pembakaran, turbin 2 di Qudas dan perbaikan

Compressor Rotor, dan layanan komisioning lengkap juga

(49)

terletak di pabrik Gas selatan Baghdad dan Qudas Power Station (pembangkit listrik).

c. Proyek perbaikan dan renovasi ulang turbin gas Mullah Penjelasan proyek: Selesai direnovasi, upgrade dan perbaikan unit 4 GE Frame 5P dan 5 GE Frame 6. Menyediakan staf-staf dan teknisi dalam bidang manajemen, tenaga ahli, dukungan berupa matereal/ bahan, komponen-komponen bagian (yang diperlukan) serta peralatan yang diperlukan untuk kegiatan perbaikan dan renovasi dalam skala besar lengkap pada Frame 6B Gas Turbine dan Auxiliaries untuk Main Transformers, serta distribusi listrik

dan Relaying.

d. Pemasangan dua turbin gas Siemens di Westinghouse 501F. Penjelasan proyek: Pemasangan dua turbin gas Siemens di Westinghouse 501F. Gas turbin dengan Cerrey

3dengan kekuatan tekanan HRSGs dan 160MW Siemens uap

(50)

BAB III

BERJALANYA PERANG DAN KONDISI IRAQ PASCA PERANG

Setelah penjelasan tentang perusahaan Wamar International dan visi misinya dalam pengembangan kerjasama di berbagai negara. Dalam bab kali ini akan memaparkan kondisi Iraq pasca perang dimana, Iraq sangat di rugikan setelah rudal rudal yang di lancarkan pasukan koalisi dan AS. Dan juga bab ini akan memaparkan dan menjelaskan berjalanya perang saat AS memasuki Iraq untuk menumbangkan rezim Sadam dan mencari dimana letak senjata-senjata kimia yang disimpan oleh Iraq untuk menakuti lawanya.

A. Berjalannya Perang Iraq

Rezim Saddam dikenal brutal. Partai Ba’ath yang akhirnya dia pimpin

telah berkuasa sejak kudeta tahun 1958 dan terbiasa menggunakan teror dan kekerasan dalam politik dalam negeri. Karir awal Saddam sendiri termasuk sejumlah pembunuhan politik dan taktik kekerasan ketika dia semakin mendekati kekuasaan, yang dititik puncaki saat dia mengambil alih kursi kepresidenan Iraq tahun 1979. Seorang pengagum pemimpin Soviet Joseph Stalin, dia terbiasa menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan Stalin untuk menghadapi oposisi internal.

(51)

pemberontak Kurdi. Hal ini diabaikan oleh Barat karena alasan politis pada masa itu. Terutama karena suatu kemenangan Iran dalam Perang Iran-Iraq dianggap sebagai gangguan terhadap kepentingan Barat. Namun, perang tersebut membuat Iraq menghabiskan banyak dana dan membuatnya berutang pada negara-negara lain, terutama Kuwait. Suatu invasi terhadap Kuwait memberikan dua kemungkinan yaitu akses terhadap cadangan minyak tambahan yang yang dapat membangun kembali perekonomiannya, serta menyingkirkan pemberi utang terbesar Iraq. Namun, invasi tersebut memprovokasi suatu tanggapan internasional besar-besaran, yang dititik puncaki dengan Perang Teluk. Tujuan Perang Teluk adalah mengusir pasukan pendudukan Iraq dari Kuwait. Hal ini dicapai oleh suatu operasi darat yang cepat (Operasi Badai Gurun), yang mengikuti suatu pemboman udara yang lama yang telah mengurangi kemampuan militer Iraq. Sekalipun ada negara-negara yang menuntut agar Saddam benar-benar disingkirkan, bergerak ke Baghdad merupakan hal yang berada diluar lingkup resolusi PBB untuk peperangan tersebut. Walaupun menderita kekalahan besar dimedan laga, Saddam tetap berkuasa, dengan kejam menindas pemberontakan pasca-perang yang menentang kekuasaannya dikota-kota Iraq. Pemerintahannya berlanjut seperti sedia kala.

(52)

bahwa tidak ada timbunan senjata seperti itu maupun perangkat pengangkutnya. Saddam dan pemerintahnya setuju untuk bekerja sama tetapi dalam praktiknya tidak melakukan hal itu menyebabkan diadakannya beberapa putaran perundingan. Akses parsial diperbaruinya tekanan PBB tetapi akhirnya hanya sedikit dipatuhi. Namun, Saddam menurut hanya sebatas mengaburkan masalah dan keadaan pun memasuki jalan buntu.

Pembunuhan politik dan penindasan kejam terhadap musuh-musuhnya tetap berjalan, khususnya terhadap orang Kurdi di Iraq utara. Namun, keadaan politik berubah cukup drastis setelah serangan teroris pada tanggal 11 September 2001 (9/11). Muak dengan dukungan beberapa negara, seperti Syria dan Afghanistan, terhadap teroris, AS dan beberapa negara lainnya mulai menuntut agar kamp-kamp teroris ditutup oleh pasukan setempat. AS dan negara-negara pendukungnya harus diberikan izin untuk melakukan tugas tersebut oleh pemerintah yang wilayahnya digunakan sebagai kamp-kamp seperti itu.

(53)

pendukungnya turun dari kekuasaan dan mengancam dengan tindakan militer jika mereka tidak melakukannya.

Saddam menolak mematuhinya dan koalisi pimpinan AS menyerbu Iraq untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Operasi militer berakhir dengan cepat dan tanpa kerugian jiwa yang besar sebagaimana diprediksi sejumlah pengamat. Suatu perlawanan anti-koalisi yang berdarah mengikutinya, memecah-belah opini publik mengenai kebijaksanaan invasi tersebut, tetapi Operasi Pembebasan Iraq sendiri merupakan suatu keberhasilan militer yang sempurna.

1. Gerakan Pembuka

(54)

Rencana mereka adalah bergerak dengan sangat cepat, mengelakkan atau melewati perlawanan agar dapat memberikan pukulan mematikan terhadap pemerintah Iraq. Ini sesuai dengan misi militer pihak koalisi, pasukannya berada disana untuk memerangi Saddam, bukan rakyat Iraq. Pihak koalisi tidak ingin dan tidak mau bermusuhan dengan rakyat Iraq. Dalam hal ini kekejaman sistematis terhadap bangsanya sendiri berbalik melawan Saddam. Sering kali rakyat Iraq berhenti mengamati tank-tank koalisi bergerak lalu kembali lagi mengerjakan apa yang mereka kerjakan. Seruan perlawanan dari pemerintah hanya menggerakkan orang-orang yang berkepentingan dengan kelangsungan rezim yang ada.

Pada awalnya direncanakan bahwa invasi akan dilakukan dari Turki di utara dan Kuwait di selatan. Namun Turki menolak mengizinkan pasukan darat bergerak dari wilayahnya sekalipun mengizinkan penggunaan basis-basis udara. Invasi harus dilancarkan di sepanjang poros yang sempit dan dapat diprediksi di perbatasan Kuwait/ Iraq.

(55)

jauh akan menyerang ke barat laut dua poros yang sejajar, yang dipisahkan oleh Sungai Eufrat. Kedua poros ini akan mengepung Baghdad dari dua arah sesuai dengan suatu gerakan penjepit klasik. Setelah ibu kota diamankan perlawanan di daerah lain akan dibersihkan.

Jalur di seberang perbatasan dengan Kuwait, dari mana invasi akan dilancarkan, dibersihkan oleh gabungan tembakan artileri dan helikopter penggempur. Sserangan rudal dan udara dilancarkan terhadap sasaran-sasaran kunci di Baghdad dengan

harapan dapat “memenggal” pemerintah Iraq. Walaupun

serangan yang kedua tidak banyak memberikan hasil yang diinginkan tetapi serangan persiapan di perbatasan benar-benar berhasil dan memampukan pasukan lapis baja koalisi bergerak dengan cepat.

(56)

berhenti di luar kota untuk memberikan waktu bagi penduduk sipil agar mengungsi.

(57)

2. Gerak Maju

(58)

Kaum fedayeen berasal dari banyak sumber. Beberapa

adalah anggota ‘Tentara Rakyat’ yang dibentuk tahun 1970-an

oleh Saddam Hussein sendiri sebagai sebuah alat politik. Yang lainnya anggota Partai Ba’ath sementara sisanya berasal dari

negara-negara Muslim lain yang menjalankan apa yang mereka anggap sebagai perang suci melawan para penyerbu Barat. Divisi tentara regular yang mempertahankan An Nasiriyah melarikan diri, pasukan AS menghadapi suatu perang perkotaan yang sulit demi suatu sasaran yang tidak penting kecuali bahwa kota itu berada di jalur mereka.

Gerakan semakin diperlambat oleh badai pasir dan menguatnya perlawanan ketika pasukan regular Iraq berhasil mengatasi keterkejutan awal mereka dan mulai bertempur lebih bersemangat. Namun, strategi dan pengarahan militer secara keseluruhan masih kurang; hanya ada sedikit tanda mengenai suatu serangan balasan ataupun membuat suatu strategi pertahanan yang lebih koheren. Sebaliknya, pasukan Iraq bertahan sebisa mungkin saat diserang dengan sedikit sekali harapan akan memperoleh bantuan.

(59)

dan digempur dengan artileri maupun serangan udara. Kota itu akhirnya direbut pasukan AS. Hanya setelah suatu pertempuran sengit yang memperlihatkan bahwa sejumlah prajurit Iraq tidak akan menyerah dengan mudah. Beberapa prajurit reguler juga bergabung dengan berbagai milisi untuk mengganggu jalur perbekalan koalisi yang lainnya tetap bertahan dilokasi di mana mereka ditempatkan. Banyak dari daerah seperti itu dilewati begitu saja oleh pasukan koalisi, tetapi yang lainnya harus diperangi.

(60)

3. Pasukan Inggris Di Basra

Setelah berhenti untuk membiarkan penduduk sipil meloloskan diri, kontingen Inggris bergerak ke Basra, terlibat dalam operasi konvensional di sekeliling kota maupun pertempuran dijalanan di dalam kota. Selama penghentian, tim-tim pasukan khusus telah memasuki kota dan melakukan pengintaian, melaporkan kembali kondisi di dalam kota.

(61)

bertahan, yang malah membuat semakin banyak prajurit melarikan diri ke gurun pasir.

Pertahanan Basra dipegang oleh para loyalis Partai

Ba’ath, yang benar-benar dibenci penduduk kota dan oleh

fedayeen yang telah mencapai kota tersebut dari berbagai tempat. Pasukan ini berusaha memancing pasukan Inggris agar memaski kota antara tanggal 23–30 Maret tanpa hasil. Sejumlah tank dan kendaraan lapis baja Iraq berusaha melakukan serangan penjajakan terhadap posisi-posisi Inggri yang juga dihujani oleh tembakan mortir. Usaha-usaha ini gagal menghasilkan respons yang diinginkan walaupun sebuah barisan yang terdiri atas 15 tank Iraq bergerak terlalu jauh ke luar kota sehingga dihancurkan oleh pasukan lapis baja Inggris yang tidak menderita kerugian apa pun.

(62)

Sejak tanggal 31 Maret, strategi Inggris menjadi agresif. Kelompok-kelompok kendaraan tempur infanteri Warrior digunakan untuk melancarkan serangan kilat ke dalam kota menyerang tempat-tempat perlawanan maupun pos-pos komando yang diketahui sebelum mereka menarik diri. Kanon 30 mm yang ditempatkan di atas kendaraan Warrior lebih dari cukup untuk menghadapi infanteri bersenjata ringan. Lapisan bajanya yang tipis (dibandingkan sebuah tank) membuatnya rapuh dari ancaman senjata anti-tank. Tembakan artileri yang akurat juga digunakan untuk menghancurkan kubu-kubu kuat musuh berdasarkan informasi yang disampaikan oleh prajurit Inggris yang berada di dalam kota.

Pada tanggal 6 April, pasukan Inggris akhirnya melancarkan serangan. Rencana awal adalah untuk membuat serangkaian serangan pukul lari yang ditarik di malam hari untuk menghindari serangan balasan. Namun, pertahanan kota

itu begitu berhasil “diruntuhkan” sehingga serangan-serangan

(63)

Perlawanan sengit dihadapi dipinggiran Fakultas Kesusastraan, yang dipertahankan oleh 300 fedayeen. Untuk menghindari korban sipil, pasukan Inggris hanya sedikit menggunakan senjata berat tetapi memaksa keluar musuh dengan teknik perang perkotaan infanteri yang tradisional. Segera setelah itu, perlawanan runtuh dan kota tersebut benar-benar berada digenggaman pasukan Inggris. Kendaraan-kendaraan lapis baja ditarik mundur dan infanteri dialihkan dari peranan penyerang menjadi penjaga perdamaian, yang memulai pekerjaan membangun kembali keamanan dan kepercayaan publik.

4. Pasukan AS di Baghdad

(64)

perang kota yang akan menelan banyak korban. Untuk menghindarinya unit-unit udara membomi garis belakang divisi-divisi Garda Republik sebagai suatu isyarat terbuka bahwa siapa pun yang mengundurkan diri akan mengalami nasib lebih buruk daripada yang berusaha untuk tetap bertempur.

Pasukan AS juga mendekati kota dari lebih dari satu arah. Menimbulkan kebingungan di antara pasukan yang bertahan mengenai di mana pukulan utama akan diarahkan. Kunci gerakan pasukan AS adalah celah Karbala yang terletak di antara Danau Razzazzah dan Sungai Eufrat, serta bandara Baghdad, Saddam International. Bandara tersebut memiliki arti simbolis serta penting dalam hal logistik. Tugas pertama adalah mengamankan Bendungan Hadithah untuk mencegah pasukan zeni Iraq menghancurkannya dan membanjiri tanah di bawahnya. Hal ini akan menyulitkan gerakan pasukan lapis baja. Pasukan Rangers AS merebut bendungan tersebut dan berhasil menangkis semua serangan balasan, membuka jalan bagi gerakan pasukan lapis baja.

(65)

pasukan zeni Iraq untuk meledakkan bahan-bahan peledak yang telah mereka pasang. Dari sana bandara dengan cepat dicapai.

Segera setelah tiba di bandara pasukan AS dikerahkan untuk menghadapi serangan balasan yang tidak terelakkan. Pada titik ini tentara reguler telah berantakan sama sekali. Garda Republik sibuk di tempat lain, jadi tugas menyerang posisi-posisi pasukan AS jatuh ke pundak fedayeen yang bersenjata ringan. Ratusan orang di antara mereka terbunuh dalam serangkaian serangan bertekad baja tetapi diorganisasikan secara buruk dan boleh dibilang tidak memiliki dukungan. Dukungan baru muncul sejak tanggal 4 April, dimana tank-tank Iraq bergabung dalam kancah pertempuran. Tidak jelas siapa yang mengawakinya kemungkinan campuran sisa-sisa tentara reguler, Garda Republik, dan fedayeen.

(66)

Suatu usaha baru untuk menghalau pasukan AS dari bandara dilancarkan, kali ini oleh pasukan yang tersusun baik dari Garda Republik atau tentara reguler (atau mungkin keduanya) juga dipatahkan oleh pasukan lapis baja AS.

Sasaran terakhir adalah pusat kota sendiri. Hal ini dicapai oleh gabungan daya tembak, keagresifan, dan kecepatan. Sekali pun ada cukup pasukan yang kekuatannya berarti beroperasi didalam Baghdad, mereka telah berantakan dan dalam banyak kasus tidak siap menghadapi serangan. “Thunder

Runs”, sebagaimana serangan Amerika ke pusat Baghdad

disebut, menaklukkan sejumlah posisi yang tidak siap pertahanannya tetapi menghadapi perlawanan sengit. Perlawanan terutama dilakukan milisi yang bersenjata ringan dan membawa senjaat anti-tank RPG-7. Sekali pun banyak kendaraan tertembak dan beberapa dilumpuhkan, pasukan AS tidak menderita satu pun korban jiwa, sementara pasukan yang bertahan kehilangan ratusan orang.

(67)

Gerombolan-gerombolan milisi fedayeen menyerang pasukan AS dalam suatu pertempuran sengit yang berkali-kali menjadi kritis saat pasukan terdepan AS bertahan di posisinya dan bala bantuan harus bertempur untuk mencapai mereka.

Pertempuran berlangsung selama beberapa jam sebelum perlawanan dihancurkan dan gerakan terakhir dimulai. Pada malam 7/8 April, pusat Distrik Pemerintahan di Baghdad dikuasai AS. Hanya ada sedikit perlawanan terorganisasi setelah itu sejumlah besar fedayeen bertahan di universitas. Tanggal 9 April dan kelompok-kelompok kecil terus bertempur di seluruh kota, tetapi operasi untuk merebut Baghdad telah selesai.

Pada tanggal 1 Mei, akhir peperangan dideklarasikan. Diperlukan waktu berbulan-bulan untuk memburu Saddam dan pendukung dekatnya. Negeri tersebut masih dilanda pemberontakan besar tetapi misi untuk menyingkirkan Saddam dari kekuasaan telah diselesaikan (Melihat Sejarah Perang Iraq 2003, 2014).

B. Situasi Pasca Perang

(68)

1 September besok tentara AS untuk Iraq tidak akan berperang lagi di wilayah Iraq. Sekitar 50 ribu tentara AS yang masih ditempatkan di Iraq sekarang juga akan ditarik mundur sebelum akhir tahun depan. Opini umum secara merata berpendapat semua tentara AS setelah ditarik mundur akan meninggalkan keadaan yang kacau balau kepada Iraq. Perang yang berlarut selama lebih dari 7 tahun tidak saja tidak mendatangkan demokrasi dan kemakmuran kepada Iraq. Memungkinkan Iraq menghadapi ujian besar di bidang-bidang politik, ekonomi dan keamanan.

Berakhirnya tugas tempur tentara AS untuk Iraq direalisasi berdasarkan Persetujuan Keamanan AS-Iraq. Berdasarkan persetujuan itu, "aksi Iraq bebas" yang dilancarkan tentara AS pada tahun 2003 akan berakhir pada tanggal 31 Agustus hari ini. Mulai dari tanggal 1 September besok, aksi tentara AS di Iraq akan diganti nama baru yaitu "aksi fajar baru" dan sekitar 50 ribu tentara AS di Iraq akan bertanggung-jawab atas pelatihan pasukan keamanan Iraq dan dukungan informasi kepada Iraq. Personel tentara AS itu akan ditarik mundur secara total dari Iraq sebelum akhir tahun depan.

(69)

lainnya selalu menghantui rakyat Iraq. Trauma psikologi yang didatangkan perang kepada massa rakyat juga sulit disembuhkan.

Perang juga meluluhlantakan ekonomi Iraq. Padahal keterbelakangan ekonomi Iraq dewasa ini sangat tidak memadai dengan sumber dayanya yang sangat kaya. Iraq adalah sebuah negara yang sangat kaya akan sumber daya dan cadangan minyak yang telah diketahui tercatat 112,5 miliar barel. Iraq merupakan negara cadangan minyak kedua terbesar di dunia menyusul Saudi Arab. Volume cadangan gas alam Iraq juga tergolong 10 terdepan di dunia. Namun karena dampak perang, volume ekspor minyak Iraq kini hanya 2 juta barel harian yang merupakan seperempat volume sejenis Saudi Arab. Sekitar seperempat dari total 30 juta populasi Iraq masih hidup di bawah garis kemiskinan.

(70)

C. Dampak Penyerangan Amerika Serikat Di Iraq

Tumbangnya patung Saddam Hussein setinggi 15 meter yang terbuat dari perunggu secara simbolis melambangkan runtuhnya rezim Saddam Hussein. Perang telah dinyatakan selesai oleh Bush dan selanjutnya Iraq jatuh ke tangan pasukan pendudukan pimpinan AS. Setelah tumbangnya Saddam, Iraq memasuki babak baru yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dari perang yang berlangsung selam 43 hari ini dapat dikatakan bahwa Iraq mengalami kekalahan. AS telah berhasil menjatuhkan rezim Saddam dan membentuk pemerintahan baru di Iraq yang dijanjikan demokratis.

1. Dalam Bidang Sosial

Meletusnya perang saudara di Iraq sendiri, khususnya pendukung Saddam dan kelompok yang kontra Saddam. Latar belakang permusuhan antara kedua kelompok ini sebenarnya sudah ada sebelumnya, namun lebih memanas ketika rezim Saddam jatuh.

(71)

meredam permusuhan mereka yang datangnya dari pihak pemerintah yang menjadi alat untuk mendamaikan kedua belah kelompok.

Dari segi peradaban dan pergeseran nilai jelas akan mengalami perubahan yang signifikan diakarenakan akan ada pemerintah baru yang akan mengeluarkan kebijakan baru untuk pembangunan kembali Iraq pasca invasi. Peradaban Iraq di masa depan akan lebih terbuka dan demokratis dibanding pada masa Saddam yang selalu lebih mengutamakan perang sebagai alat menegakkan kehormatan bangsa Iraq di mata internasional.

2. Dalam Bidang Ekonomi

Iraq banyak mengalami kerugian ekonomi setelah terjadi perang ini. Hal ini diakibatkan oleh hancurnya infrastruktur yang dimiliki. Kehancuran terjadi pada gedung-gedung pemerintah, rumah sakit, pemukiman penduduk, jalan-jalan, pusat perdagangan serta tempat umum lainnya. Keuntungan yang di dapat hanyalah dari dicabutnya sanksi embargo ekonomi yang telah lama dialami Iraq sejak Perang Teluk II.

(72)

inilah yang menjadi faktor utama perhatian dunia terhadap Iraq. Hingga akhir Maret 2003 tercatat cadangan minyak di Iraq mencapai 11,26 miliar barel atau merupakan cadangan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi yang diatas 200 milia barel.

Minyak menjadi pendapatan utama pemerintah Iraq yakni 95 % lainnya dari perdagangan umum dan wisata. Setiap tahunnya Iraq memperoleh pendaapatan 22 miliar dollar AS dari minyak.

3. Dampak Bidang Politik

Serangan AS di Iraq banyak menyebabkan kehancuran terjadi di Iraq. Runtuhnya Saddam tidak membuat serta merta Iraq menjadi aman dan damai. Hal ini menimbulkan suatu kekosongan kekuasaan yang menimbulkan adanya manifesto politik yang chaotik dan kadang-kadang berakhir dengan kerusuhan.

(73)

Melihat perkembangan Iraq pasca Saddam Hussein, dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi AS dan sekutunya pasca perang sangat berat. Kenyataan di lapangan memperlihtkan bahwa pasukan pendudukan tidak dapat sepenuhnya menciptakan stabilitas, keamanan. Kelompok-kelompok oposisi yang sebelumnya telah menjalin hubungan erat dengan AS, tidak mengingkan para pejabat AS memainkan peran yang lebih besar dalam mengelola pemerintahan pasca perang. Kelompok ini kemudian menyatakan bahwa orang-orang Iraq kompeten dan mampu untuk mebangnun Iraq kembali.

Harapan rakyat Iraq untuk membangun kembali Iraq tanpa bantuan asng tidak terwujud, karena AS telah mempunyai skenario dan rencana sendiri dalam Iraq.

(74)

Iraq, dengan dalih untuk menumpas aksi kelompok bersenjata Iraq.

Tentara pendudukan tidak begitu saja meninggalkan Iraq bahkan samapi diadakan pemilu di Iraq pada hari Minggu, 30 Januari 2005. Tentara pendudukan tetap bercokol di Iraq dan kelompok-kelompok bersenjata melakukan perlawanan. Aksi penyerangan dan bom bunuh diri masih terus terjadi hingga perlawanan terhadap pasukan pendudukan. Aksi ini tidak hanya mengancam tentara pendudukan tetapi juga mengancam warga sipil Iraq. Baku tembak yang terjadi mengakibatkan sulitnya keamanan terwujud, meski pemerintah yang baru sudah terbentuk. Selama pasukan pendudukan masih ada di Iraq maka kelompok-kelompok bersenjata masih terus beraksi dan selam itu pula rakyat Iraq masih juga jauh dari rasa aman (Sumargono, 2010).

D. Rekonstruksi Iraq

(75)

kembali infrastruktur yang dihancurkan dalam perang adalah tanggung jawab pemerintahan yang menghancurkannya. Dengan kata lain yang bertanggung jawab atas pembangunan kembali negara Iraq adalah Amerika Serikat dan koalisinya. Untuk membangun kembali Iraq, Amerika Serikat beserta koalisinya ingin melibatkan seluruh negara-negara di dunia, terkhusus pada negara-negara yang dulu menentang invasi tersebut.

Program rekonstruksi diberinama USGovernment’s Iraq Infrastructure Reconstruction Program oleh Presiden Bush. Program tersebut dikelola oleh

USAID (United State Agency for International Development). Adapun yang

termasuk dalam program tersebut yaitu:

1. Airport Infrastructure, yang mana misi dari program ini yaitu memperbaiki

bandara internasional Baghdad dan Basrah guna membuka kembali operasi penerbangan terbatas, internasional maupun komersial.

2. Bridge and Road Infrastructure, adapun jembatan yang menjadi sasaran

pada program ini yaitu jembatan khazir, jembatan Al-Mat dan jembatan Tikrit.

3. Building and Facilities Infrastructure, gedung-gedung yang dimaksud yaitu

sekolah-sekolah, klinik kesehatan, dan pusat pemadam kebakaran.

4. Port Infrastructure, pelabuhan yang menjadi sasaran dari program ini

(76)

5. Power Infrastucture, merupakan program perbaikan dan peningkatan mutu

sistem energi Iraq. Termasuk didalamnya generator transmisi dan pendistribusian, komunikasi dan pengawasan serta kementrian yang tangguh dalam bidang energi.

6. Telecomunication Infrasturcture, rekonstruksi dibidang ini berupa

perbaikan koneksitas telepon di wilayah Baghdad.

7. Water Wastewater Infrastructure, program ini betujuan untuk memperbaiki

fasilitas air dan sistem sanitasi di Iraq.

(77)

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR WAMAR INTERNATIONAL BERINVESTASI DI IRAQ

Pada bab kali ini akan menjelaskan alasan Wamar International mau untuk mengembangkan perusahaanya di Iraq, yang pada dasarnya Iraq adalah merupakan bekas daerah konflik. Dimana perusahaan-perusahaan lain tidak ingin memasuki kawasan yang dulunya bekas konflik, dan akan adanya pemaparan nilai investasi Wamar International di Iraq, baik berbentuk uang/saham dan proyek yang sedang di kembangkan. Penjelasan beberapa faktor Wamar International, yang malah ingin masuk ke Iraq untuk mengembangkan perusahaanya sebagai perusahaan multi nasional. Analisis dari alasan Wamar International yang pertama kali ingin dan sekarang sudah berjalan di Iraq.

(78)

States Government’s Iraq Infrastructure Reconstruction melalui investasi beberapa perusahaan Amerika Serikat di Iraq, salah satunya melalui perusahaan Wamar International.

A. Resiko yang Dihadapi Wamar International dengan Menggunakan Teori Business Costs of Conflict

Stabilitas keamanan selalu menjadi sebuah pertimbangan utama bagi sebuah perusahaan dalam melakukan investasi di sebuah Negara rawan konflik. Walaupun ada beberapa jenis perusahaan yang diuntungkan didalam sebuah konflik dengan menjadi terlibat didalam perekonomian perang, banyak industri yang terancam posisinya. Terkadang, pekerja terancam keselamatannya, jika tidak terbunuh, pasar dirusak, infrastruktur dirusak, dan dalam banyak kasus, asset perusahaan hancur. Konflik secara langsung memberikan dampak yang cukup serius dalam prospek suatu keberhasilan investasi dan perkembangan ekonomi.

(79)

beroperasi, merencanakan, dan berinvestasi di sebuah Negara rawan konflik. Variabel-variabel tersebut dapat disimpulkan menjadi, antara lain:

1. Resiko Keamanan (Security Costs)

Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyewa perusahaan keamanan pribadi demi melindungi pegawai, kontraktor, asset, dan lain lain. Sebuah artikel di The Economist Magazine yang berjudul Business in Difficult Places mengilustrasikan betapa mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa perusahaan keamanan di Algeria, dimana teroris Islam radikal berada, menghabiskan 8 hingga 9% dari pendanaan perusahaan mereka untuk biaya keamanan. Di Kolombia, dimana pemberontak sayap kiri berada, perusahaan menghabiskan sekitar 4 hingga 6% dari biaya perusahaan mereka untuk biaya keamanan.

(80)

Negara secara signifikan. Hal ini menyebabkan Wamar International tidak terlalu menakutkan masalah keamanan dalam berinvestasi di Irak, walaupun Irak termasuk ke dalam Negara yang rawan perang.

2. Resiko Manajemen Lainnya (Other Risk Management Costs)

Resiko manajemen lainnya yang dimaksud adalah antara lain seperti asuransi, pelatihan kejadian darurat, dan lain lain. Dalam kasus Wamar International sebelum melakukan investasi di Irak, biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan seperti asuransi- berhubung Irak merupakan daerah rawan konflik- tentu menjadi sebuah bahan pertimbangan.

3. Kerugian Material (Material Losses)

(81)

lainnya). Di Kolombia, sebagai contoh, jalur pipa yang dimiliki oleh perusahaan Western Oil bekerjasama dengan EcoPetrol, sebuah perusahaan minyak Negara, dihancurkan dan diledakkan secara teratur frekuensinya.

Dalam kasus Wamar International, proyek yang ditawarkan oleh pemerintah Irak adalah proyek-proyek rekonstruksi total, termasuk pembangunan pembangkit listrik, pembangunan perumahan, pembangunan jalan raya, pembangunan bandara, pembangunan pelabuhan, pembangunan jalur jalur pipa, dan lain lain. Proyek rekonstruksi total ini menjadi sebuah resiko yang sangat tinggi terhadap Wamar International berhubung adanya kemungkinan dimana konflik kembali memuncak dan menghancurkan proyek-proyek yang dilaksanakan oleh Wamar International.

4. Biaya Peluang (Opportunity Costs)

(82)

mencapai destinasi yang dituju- itupun jika sampai. Dalam kasus Wamar International, opportunity cost yang dihadapi jika mengambil keputusan untuk berinvestasi di Irak cukup tinggi. Proses produksi, distribusi, dan aktivitas bisnis lainnya terancam keberlangsungannya, sehingga hal ini menjadi pertimbangan yang cukup signifikan dalam mengambil keputusan apakah akan menerima tawaran dan amanat untuk melakukan investasi di Irak atau tidak.

5. Biaya Modal (Capital Costs)

Biaya Modal atau Capital Costs yang dimaksudkan adalah biasanya perusahaan merasa itu sangat sulit dan sangat mahal untuk meningkatkan modal melalui International Capital Market dan pinjaman dari bank. Wamar International, dalam hal ini, juga mempertimbangkan hal ini sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan investasi di Irak.

(83)

6. Biaya Personel (Personnel Costs)

Selain dari biaya tambahan untuk melindungi karyawan melalui penyewaan perusahaan keamanan pribadi, ada juga biaya biaya tambahan yang disebabkan oleh tingkat stress pekerja yang tinggi, level produktivitas pekerja yang menurun, perseteruan kerja, dan masalah dalam merekrut orang-orang yang baik. Yang paling serius adalah resiko kehilangan nyawa karyawan sebagai dampak langsung dari konflik yang terjadi di area kerja. Terkait dengan hal ini, sebagai tambahan, kasus penculikan pekerja juga merupakan sebuah kasus yang kerap terjadi di daerah rawan konflik bagi sebuah perusahaan. Hal ini sering terjadi dikarenakan para militan, gerakan revolusioner, dan komunitas radikal lainnya yang mencoba untuk mencari perhatian media, mendapatkan uang tebusan, dan memberikan “pernyataan politik” terhadap pihak pihak tertentu.

(84)

Dalam kasus Wamar International, biaya-biaya yang mungkin dikeluarkan dalam menjaga karyawan dan pekerjanya agar aman dan tidak menurunkan angka produktivitas perusahaan menjadi sebuah pertimbangan yang krusial jika dibandingkan dengan melakukan operasi bisnisnya di daerah yang tidak rawan konflik.

7. Biaya Litigasi (Litigation Costs)

Biaya litigasi yang dimaksud adalah biaya dan waktu yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam menyesuaikan dan mengadaptasikan operasi bisnis perusahaan dengan aturan-aturan hukum yang berlaku di Negara tersebut. Sebuah Negara yang sedang terlibat dalam peperangan atau baru saja pulih dari peperangan biasanya belum memiliki aturan mengenai investasi asing yang jelas atau bersahabat, sehingga akan memungkinkan bagi perusahaan untuk mendapatkan kesulitan tambahan dalam mengurus perizinan dan kegiatan lainnya.

(85)

National Investment Law tahun 2006. Amandemen yang dilakukan oleh Pemerintah Irak ini termasuk dengan mempermudah perizinan kepemilikan lahan terhadap investor asing, keringanan pajak dan biaya insentif lainnya, dan lain-lain. Dengan kata lain, Pemerintah Irak telah berupaya untuk mencitakan atmosfer investasi dan kerjasama yang baik untuk menarik para investor asing untuk bekerjasama dengan pemerintah Irak. Hal ini menyebabkan Wamar International menjadi lebih terdorong untuk mengambil keputusan untuk berinvestasi di Irak walaupun Irak merupakan sebuah Negara yang baru saja pulih dari peperangan.

8. Biaya Reputasi (Reputation Costs)

Reputasi merujuk kepada kenyataan atau persepsi masyarakat terhadap sebuah perusahaan bahwa mereka “bersalah”.

Kata “bersalah “ yang dimaksudkan adalah seperti:

(86)

b. Mengambil keuntungan dari perang (seperti perang Sudan, Sierra Leone, dan Angola), atau

c. Dianggap bertanggungjawab terhadap kasus pelanggaran hak asasi manusia dan bahkan insiden kekerasan.

Resiko adanya biaya reputasi ini biasanya muncul di daerah rawan konflik, berhubung media telah memfokuskan hal tersebut di daerah itu. Rusaknya reputasi sebuah perusahaan dapat memberikan dampak yang sangat buruk sekali terhadap pilihan konsumen, bahkan terhadap poin saham perusahaan.

(87)

B. Potensi Keuntungan Yang Besar

Wamar International menyetujui dan mengambil keputusan untuk melakukan investasi dalam jumlah besar dalam proyek rekonstruksi Iraq. Wamar International mempertimbangkan aspek untung rugi dalam Model Aktor Rasional menurut Graham T. Allison, terlihat bahwa Wamar International akan lebih mendapatkan keuntungan daripada kerugian jika Wamar International menyetujui proyek United States Government’s Iraq Infrastructure Reconstruction. Pertimbangan keuntungan tersebut antara lain

adalah pertimbangan rasional Wamar International yang menunjukkan 4 keuntungan yang didapatkan oleh Wamar International, yaitu mendapatkan potongan pajak oleh pemerintah Iraq; izin kepemilikan lahan di Iraq, potensi investasi yang tinggi disertai dengan kemudahan akses perusahaan ke Iraq; serta upaya bantuan keamanan yang terjamin.

1. Potongan Pajak Perusahaan Oleh Pemerintah Iraq

(88)

(National Investment Law) pada tahun 2006 yang menyediakan sebuah landasan legal untuk melindungi investasi asing dan investasi domestik serta kebebasan pajak perusahaan investor. National Investment Law secara teori mempersilahkan investor

asing dan investor domestik untuk secara adil terkualifikasi untuk mendapatkan lisensi investasi. Dalam prinsipnya, hukum tersebut membebaskan investor dari pajak dan biaya-biaya lainnya dalam kurun waktu 10 tahun bagi investor yang telah terkualifikasi memiliki izin lisensi investasi di Iraq. (National Investment Law No 13, Chapter Five, Article 15, 2006)

Wamar International melihat kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Iraq dalam memberikan kebebasan pajak serta biaya-biaya lainnya guna membangun iklim investasi sebagai salah satu pertimbangan positif yang dapat memberikan keuntungan lebih kepada Wamar International dalam melakukan investasi di Negara Iraq.

2. Izin Kepemilikan Lahan Di Iraq

(89)

kewenangan dalam mengatur perizinan investasi. Pemerintah Regional Kurdish memiliki aturan tersendiri mengenai investasi yang tertera didalam Kurdish Regional Law nomor 89 tahun 2004. Perbedaan yang paling signifikan diantara Kurdish Regional Law dan National Law adalah bahwa Regional Law

memperbolehkan adanya kepemilikan lahan oleh asing. Namun didalam Konstitusi Iraq tertulis bahwa jika terdapat sebuah perbedaan diantara legislasi nasional dengan legislasi regional dalam urusan kepemilikan lahan, maka Regional Law lah yang akan diberlakukan.

Hal ini pun mendorong Pemerintah Iraq untuk melakukan perubahan amandemen kedalam National Investment Law. Pemerintah Iraq melakukan amandemen

National Investment Law yang pada akhirnya memperbolehkan

Gambar

Tabel Untung Rugi
Tabel 4.1
Tabel 4.2

Referensi

Dokumen terkait

Kejadian medication error juga telah terjadi dalam praktek pemberian obat pada pasien yang dikuatkan dengan data hasil KDT (Kelompok Diskusi Terarah) dengan petugas farmasi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar gula darah penderita DM tipe 2 rawat jalan di RS Tugurejo Semarang..

Kalibrasi hasil-hasil perhitungan tinggi muka air sungai dapat dilakukan dengan membandingkan pembacaan tinggi muka air untuk debit yang sama, pada lengkung aliran di pos duga

Pengertian metode variable costing menurut Mulyadi (2007:18), yaitu : “Variable costing merupakan metode penetuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi

Suatu konsep yang lebih luas perlu dikembangkan, walaupun Paul Krugman bersikeras bahwa konsep competitiveness bukanlah suatu konsep untuk diterapkan pada suatu ekonomi

Yakni motif yang mendasari Ibu rumah tangga memilih untuk menonton acara talk show tersebut dalam memenuhi kebutuhan rohaniah mereka dari pada program acara yang

Untuk membuktikan dalilnya Pemohon mengajukan saksi Ahmad Latulumamina yang pada pokoknya menerangkan pada 15 Mei 2011 sekitar pukul 23:00 WIT, guru-guru SDN Inpres Kasie

Wenning [2], koordinator pada Program Pendidikan Fisika di Illinois State University, USA, mengembangkan sebuah intrumen khusus untuk mengukur literasi sains siswa