• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Metode Stepwise Forward Untuk Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Jumlah Pendapatan Di Kabupaten Kabupaten Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Metode Stepwise Forward Untuk Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Jumlah Pendapatan Di Kabupaten Kabupaten Tapanuli Utara)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODA STEPWISE FORWARD UNTUK

MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER

BERGANDA

(Studi Kasus : Jumlah Pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara)

SKRIPSI

LAMSIHAR D. F. PAKPAHAN

110823019

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : PENGGUNAAN METODE STEPWISE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA (STUDI KASUS: JUMLAH PENDAPATAN DI KABUPATEN KABUPATEN TAPANULI UTARA)

Kategori : SKRIPSI

Nama : LAMSIHAR D. F. PAKPAHAN Nomor Induk Mahasiswa : 110823019

Program Studi : SARJANA (S1) EKSTENSI MATEMATIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, 2013 Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Drs. Marihat Situmorang, M.Kom Drs. Rachmad Sitepu, M.Si NIP. 19631214 198903 1 001 NIP. 19530418 198703 1 001

Diketahui / Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

Prof. Dr. Tulus, M.Si

(3)

PERNYATAAN

PENGGUNAAN METODE STEPWISE FORWARD UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN REGRESI LINIER BERGANDA

(STUDI KASUS: JUMLAH PENDAPATAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA)

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 2013

(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah, dengan limpah karunia-Nya skripsi ini dengan judul Penggunaan Metode Stepwise Forward untuk Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda (Studi Kasus: Jumlah Pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara) berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Rachmad Sitepu, M.Si dan Drs. Marihat Situmorang, M.Kom selaku pembimbing dalam menyelesaikan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dan kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dra. Mardiningsih, M.Si, selaku ketua dan sekretaris Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Departemen Matematika. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Sumatera Utara. Staff dan Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Pegawai Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Teristimewa buat ibu tercinta, Nurani Tampubolon yang telah memberiku dukungan, doa, dan dana, juga buat adik terkasih, Helen, atas perhatian dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S-1. Buat sahabat dan penyemangatku, Heni, Dame, Saurina, Juniaty, Nofrida, Betty dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Medan, 2013 Penulis

(5)

ABSTRAK

Pendapatan daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri. Untuk mengukur maju daerah sebagai hasil dari program pembangunan daerah yaitu dengan mengamati seberapa besar laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai daerah tersebut yang tercermin dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Untuk mendapatkan persamaan regresi tersebut penulis menggunakan Metode Stepwise Forward yaitu metode untuk mencari kesimpulan dengan menyusupkan peubah satu demi satu sampai diperoleh persamaan regresi yang baik. Persamaan yang diperoleh adalah: �= −160,653 −580,090�1+

7646,625�5. Dengan � adalah jumlah pendapatan, �1 adalah sektor pertanian dan �5 adalah sektor bangunan dan persentase variasi (koefisien korelasi determinasi) yang dijelaskan oleh penduga sebesar 97,5 % sehingga dapat kita simpulkan bahwa model penduga yang diperoleh cukup baik digunakan sebagai penduga besar jumlah pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara.

(6)

ABSTRACT

Local revenue is revenue earned from the resources in its own territory. To measure the forward areas as a result of the regional development program is to observe how much the rate of economic growth is the area which is reflected in the increase in gross regional domestic product (PDRB) which is divided into nine (9) sectors, namely agriculture sector, mining and quarrying sectors, sectors of the manufacturing industry, electricity, gas and water supply sectors, construction sector, trade, hotels and restaurant sectors, transportation and communication sector, finance, real estate and business service companies sectors, services sector. To get a multiple to smuggle the conclusion variables one by one to obtain a satisfactory regression equation. Estimator obtained: �= −160,653−580,090�1+ 7646,625�5. With the � represents the number of income, �1 is agriculture sector and �5 is the buiding sector and the percentage of variation (correlation coefficient of determination) is described by the probe by 97,5 % so that we can conclude that the models are quite good estimator is used as a predictor of the amount of income in Kabupaten Tapanuli Utara.

(7)

DAFTAR ISI

3.2.1 Membentuk Matriks Koefisien Korelasi 25 3.2.2 Membentuk Persamaan Regresi Pertama 25 3.2.3 Uji Keberartian Regresi 27 3.2.4 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel

Sisa 28

3.2.5 Menentukan Persamaan Regresi antara � dengan �5, �1 31 3.2.6 Uji keberartian antara � dengan �5, �1 31 3.2.7 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel

Sisa 32

3.2.8 Membentuk Persamaan Regresi antara � dengan �5, �1, �9 32 3.2.9 Uji Keberartian Regresi antara � dengan �5, �1, �9 33

3.2.10 Penduga 34

3.2.11 Analisa Residu 35

Bab 4 Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan 37

(8)

Daftar Pustaka

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2007- 2011 (Persen) 3 Tabel 2.1 Bentuk pengolahan data 12 Tabel 2.2 Analisa Variansi untuk Uji Keberartian Regresi 15

Tabel 2.3 Residu 19

Tabel 2.4 Rank Spearman 20

Tabel 3.1 Jumlah Pendapatan dan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2000 – 2011 22

(10)

ABSTRAK

Pendapatan daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayah sendiri. Untuk mengukur maju daerah sebagai hasil dari program pembangunan daerah yaitu dengan mengamati seberapa besar laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai daerah tersebut yang tercermin dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Untuk mendapatkan persamaan regresi tersebut penulis menggunakan Metode Stepwise Forward yaitu metode untuk mencari kesimpulan dengan menyusupkan peubah satu demi satu sampai diperoleh persamaan regresi yang baik. Persamaan yang diperoleh adalah: �= −160,653 −580,090�1+

7646,625�5. Dengan � adalah jumlah pendapatan, �1 adalah sektor pertanian dan �5 adalah sektor bangunan dan persentase variasi (koefisien korelasi determinasi) yang dijelaskan oleh penduga sebesar 97,5 % sehingga dapat kita simpulkan bahwa model penduga yang diperoleh cukup baik digunakan sebagai penduga besar jumlah pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara.

(11)

ABSTRACT

Local revenue is revenue earned from the resources in its own territory. To measure the forward areas as a result of the regional development program is to observe how much the rate of economic growth is the area which is reflected in the increase in gross regional domestic product (PDRB) which is divided into nine (9) sectors, namely agriculture sector, mining and quarrying sectors, sectors of the manufacturing industry, electricity, gas and water supply sectors, construction sector, trade, hotels and restaurant sectors, transportation and communication sector, finance, real estate and business service companies sectors, services sector. To get a multiple to smuggle the conclusion variables one by one to obtain a satisfactory regression equation. Estimator obtained: �= −160,653−580,090�1+ 7646,625�5. With the � represents the number of income, �1 is agriculture sector and �5 is the buiding sector and the percentage of variation (correlation coefficient of determination) is described by the probe by 97,5 % so that we can conclude that the models are quite good estimator is used as a predictor of the amount of income in Kabupaten Tapanuli Utara.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri lebih dari 17.508

pulau yang membentang luas sekitar 9,8 juta ��2 dimana seluas 7,9 ��2 (81 persen)

diantaranya berupa lautan sedangkan sisanya seluas 1,9 juta ��2 (19 persen) berupa

daratan. Indonesia terletak di garis khatulistiwa memiliki lima pulau besar yang

menjadi tempat tinggal mayoritas penduduk yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan (pulau

terbesar ketiga di dunia), Sulawesi, dan Papua. Masing-masing daerah mempunyai

perbedaan ciri khas tersendiri meliputi sumberdaya alam, ekonomi, sosial budaya,

adat-istiadat, jumlah dan kepadatan penduduk, mutu sumberdaya manusia, letak

geografis, serta sarana dan prasarana yang tersedia di setiap daerah (BPS, 1996).

Perbedaan karakteristik tersebut berpengaruh pada kemampuan tumbuh

masing-masing daerah, sehingga membuat pembangunan di sebagian daerah tumbuh

lebih cepat dari pada pembangunan daerah lainnya. Kemampuan tumbuh yang

berbeda ini juga diikuti oleh perbedaan pola pembangunan ekonomi yang kemudian

menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan antar wilayah. Pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi

kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi dilakukan

dengan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memanfaatkan potensi

dan sumber daya yang ada. Namun perbedaan karakteristik dan keragaman yang

tinggi di Indonesia berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi di suatu daerah sehingga menimbulkan ketimpangan

pendapatan. Pembangunan pada masa orde baru kurang memperhitungkan

(13)

sektor tradisional (sektor pertanian) seakan-akan termarginalkan, digantikan oleh

sektor modern (sektor industri). Sektor tradisional yang masih kuat salah satunya

adalah pertanian di Kabupaten Tapanuli Utara.

Untuk mengukur maju daerah sebagai hasil dari program pembangunan daerah

yaitu dengan mengamati seberapa besar laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai

daerah tersebut yang tercermin dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produksi barang

dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu biasanya

satu tahun. Struktur suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor –

sektor yang menjadi faktor– faktor yang sangat berpengaruh dalam memproduksi

barang dan jasa. Struktur yang terbentuk dari nilai tambah diciptakan oleh masing –

masing sektor. PDRB menurut lapangan usaha dibagi menjadi 9 (sembilan) sektor

yaitu sektor pertanian, sektor petambangan dan penggalian, sektor industri

pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan,

dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Dalam kurun waktu tahun 2007-2011, sektor jasa-jasa mengalami peningkatan

rata-rata pertumbuhan pertahun yang paling tinggi dibanding sektor-sektor yang

lainnya yaitu sebesar 10,42 persen pertahun. Kemudian diikuti sektor bangunan yaitu

sebesar 7,54 persen pertahun, sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu sebesar 6,16

persen pertahun, sektor perdagangan yaitu sebesar 5,81 persen pertahun dan sektor

pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 5,53 persen pertahun. Sementara itu,

pertumbuhan sektor yang lain kurang dari 5,50 persen pertahun, sektor-sektor tersebut

adalah sektor pertanian (4,15 persen pertahun), sektor industri (4,50 persen pertahun),

sektor pengangkutan dan komunikasi (5,08 persen pertahun), dan sektor keuangan

(2,80 persen pertahun).

Sektor yang mengalami percepatan pertumbuhan tahun 2011 dibanding tahun 2010

adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor keuangan, dan

(14)

lebih lambat dibanding tahun 2010 adalah sektor pertanian, sektor industri

pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran,

dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini menggambarkan bahwa tidak

selamanya sektor pertanian dan sektor lainnya yang dianggap unggul memberikan

kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Dan

kemungkinan besar sektor pertambangan dan penggalian, sektor bangunan, sektor

keuangan, dan sektor jasa-jasa bisa menjadi sumber pendapatan Kabupaten Tapanuli

Utara di tahun-tahun berikutnya.(PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011)

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007- 2011 (Persen)

No. SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

pertumbuhan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Pertanian 4,38 4,40 3,65 4,53 3,79 4,15 2. Pertambangan & Penggalian 5,41 4,39 5,66 5,38 6,79 5,53 3. Industri Pengolahan 8,01 4,75 2,24 3,91 3,60 4,50 4. Listrik, Gas & Air Bersih 9,92 5,65 5,31 6,04 3,89 6,16 5. Bangunan 8,74 8,44 6,01 5,90 8,61 7,54 6. Perdagangan, Hotel &

Restauran

5,91 5,56 5,41 6,29 5,88 5,81

7. Pengangkutan & Komunikasi 5,50 4,24 5,51 5,34 4,82 5,08 8. Keuangan, Persewaan, & Jasa

Perusahaan

2,89 1,65 1,89 3,43 4,14 2,80

9. Jasa-jasa 11,98 11,25 9,72 8,86 10,30 10,42

Jumlah 6,03 5,74 4,98 5,56 5,54 5,57

Sumber : BPS (diolah) 2011

1.2 Perumusan Masalah

Adapun masalah yang dapat diidentifikasi adalah bagaimana kontribusi setiap sektor

terhadap pendapatan Kabupaten Tapanuli Utara. Penulis akan menganalisa ke - 9

(15)

bergandanya dan sektor apa yang berpengaruh terhadap jumlah pendapatan. Untuk

mendapatkan persamaan linier berganda digunakan Metode Stepwise Forward.

Berdasarkan data jumlah pendapatan daerah di Badan Pusat Statistika.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari pokok persoalan, penulis hanya

membatasi masalah sebagai berikut :

1. Jumlah Pendapatan Daerah tahun 2000 – 2011 Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Data Jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2000 – 2011

adalah data dari Kantor Badan Pusat Statistika.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuannya adalah untuk menentukan persamaan regresi berganda terhadap jumlah

pendapatan daerah berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di

Kabupaten Tapanuli Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat tulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan, agar dapat

mengembangkannya menjadi lebih baik. Tulisan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai

satu masukan atau saran untuk instansi terkait dalam pengembangan dan perencanaan

dalam meningkatkan jumlah pendapatan daerah di Kabupaten Tapanuli Utara bahkan

(16)

1.6 Tinjauan Pustaka

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis akan menggunakan beberapa buku panduan

antara lain :

1. Draper (1987) , Metode Stepwise Forward :

Halaman 206-217, harga koefisien regresi (b) adalah b= (���)−1. �′�.

Berikut mencari faktor-faktor yang diperlukan membuat analisa variasi uji

keberartian regresi. Uji keberartian koefien regresi:

ℎ�����

= (

()

)

2

dengan: �2(b) = MSE (���)−1

Metode Stepwise Forward merupakan metoda bertahap maju, dimana variabel

yang pertama diregresikan adalah variabel yang mempunyai koefisien korelasi

terbesar terhadap variabel respon. Kemudian dihitung nilai statistik F untuk

menguji keberartian koefisien regresi tersebut. Bila tidak berarti maka proses

distop, sebaliknya proses dilanjutkan sampai tidak ada lagi variabel yang akan

dipilih atau keberartian dari suatu koefisien korelasi variabel terakhir ditolak.

2. Sudjana (2005) bahwa untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara �

dan � dengan menganggap � tetap, dinyatakan dengan���. dengan rumus

untuk mencari korelasi parsial adalah:

���ℎ.� =

���ℎ− ������ℎ�� ��1− ���2 ���1− �2

3. Supranto, J. (1983) tentang pengambilan kesimpulan mengenai tetapan atau

kecocokan penduga (regresi linier) berdasarkan koefisien determinasi�2.

Koefisien determinasi�2 merupakan koefisien penentu yang mempunyai

(17)

i. Sebagai ukuran mengenai besarnya persentase variasi yang dijelaskan

oleh variabel penduga yang masuk ke dalam model secara bersama

sama.

ii. Sebagai ukuran ketetapan /kecocokan dari suatu regresi. Makin besar

nilai �2 makin tepat suatu garis regresi.

4. Djarwanto (1995) mengenai pembuktian asumsi homoskedastisitas

berdasarkan uji Korelasi Rank Sperman, awalnya dilakukan pengurutan rank

menaik atau menurun dari dua karakteristrik yang berbeda beda. Kemudian

ditentukan koefisien Korelasi Rank Spearman sebagai berikut:

�� = 1− �

6 ∑ �2

�(�2−1)�

dengan: � = selisih dua rank ke-j dari dua karakteristik yang berbeda

n = banyaknya data observasi. Uji yang digunakan ialah

dengan rumus:

�ℎ����� =��√� − 2

�1− �2

Bila �ℎ����� <�(�−2,1−�), maka varian (��) berarti model yang

digunakan adalah cocok.

1.7 Metode Penelitian

Karena metode yang digunakan untuk membentuk persamaan regresi linier berganda

antara Y dengan �: i = 1,2,3, ... , k, adalah Metode Stepwise Forward, maka

(18)

1. Pengumpulan data

2. Menentukan matriks korelasi antara variabel respon (Y) terhadap variabel

bebas (X).

3. Pemilihan variabel yang pertama diregresikan yaitu variabel yang mempunyai

harga mutlak koefisien korelasi terbesar terhadap respon (Y).

4. Pembentukan regresi pertama yaitu regresi sederhana untuk variabel terpilih

padalangkah 2. Keberartian regresi diuji dengan hipotesa.

�0: Regresi tidak berarti.

�1: Regresi berarti (signifikan).

Bila �0 maka proses dihentikan dan diakhiri sedangkan sebaliknya jika

terima �1 maka variabel yang diregresikan tetap di dalam model.

5. Pemilihan variabel kedua diregresikan. Bila pada langkah 3 ternyata terima �1

maka dilakukan pemilihan variabel kedua untuk diregresikan selanjutnya.

Variabel terpilih adalah variabel sisa (di luar regresi) yang mempunyai parsial

korelasi terbesar.

6. Pembentukan regresi kedua yaitu merupakan regresi ganda. Bila pada langkah

3 ternyata terima �1 selanjutnya variabel terpilih pada langkah 2 dan langkah 4

diregresikan sekaligus (regresi ganda). Keberartian regresi di hitung dengan

rumus:

�ℎ����� =�()� 2

sedangkan, ������ = �(1,�−�).

Bila tidak signifikan maka proses dihentikan sedangkan sebaliknya bila

signifikan maka seluruh variabel tetap.

7. Pembentukan penduga apabila proses pemasukan variabel terhadap regresi

sudah selesai, maka ditetapkan persamaan regresi yang menjadi penduga linier

yang diinginkan yaitu merupakan persamaan regresi yang diperoleh terakhir.

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Regresi Linier Berganda

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda adalah

Y = �0+�11+�22+�33 + … +�+ � (2.1)

dengan:

Y = variabel respon

�0 = konstanta regresi

= koefisien regresi (� = 1,2,3, ... , k)

= variabel penduga (i = 1,2,3, ... , k)

� = galat taksiran (sisa residu)

Bentuk data yang akan diolah adalah seperti tabel 2.1:

Tabel 2.1Bentuk Pengolahan Data

No Observasi

Respon (Y)

Variabel

�1 �2 �3 ... ��

1 �1111213 ... �1�

2 �2212223 ... �2�

3 �3313233 ... �3�

. . . .

. . . .

. . . .

n ��1�2�3 ... ���

Setelah diselesaikan dengan uji metoda kuadrat terkecil maka didapat persamaan

regresi linier berganda yang merupakan penduga berbentuk:

(20)

dengan asumsi:

i. ��≈� (0 ,2) berarti residu (�) mengikuti distribusi normal dengan (e) = 0 dan

varian (�2)konstan.

ii. Tidak ada otokorelasi antar residu, berarti (� ,�) = 0; j≠ �, sehingga

penduga yang diperoleh adalah penduga linier tak bebas.

2.2 Metode Analisa

Metode yang digunakan adalah Metode Stepwise Forward yang mempunyai

langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:

1. Membentuk Matriks Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi yang dicari adalah koefisien korelasi linier sederhana � dengan �,

dengan rumus:

���� = ∑(���−���)(��−��) �∑����−����2∑���−���2

(2.3)

dengan:

�� =1 �(∑ ��)

��� = 1(∑ ���)

j = 1, 2, 3, ..., n

i = 1, 2, 3, ..., k

Bentuk matriks koefisien korelasi linier sederhana antara � dan �:

�=

⎝ ⎜ ⎛

1 �12 �13 … �1�

�21 1 �23 … �2�

�31

⋮ ��1

�32

⋮ ��2

1 … �3�

��3 … 1 ⎠

(21)

2. Membentuk Regresi Pertama (Persamaan Regresi Linier)

Variabel yang pertama diregresikan adalah variabel yang mempunyai harga mutlak

koefisien korelasi yang terbesar antara � dan � , misalnya �1. Dari variabel ini dibuat

Keberartian regresi diuji dengan tabel analisa variansi. Perhitungan untuk membuat

anava adalah sebagai berikut:

(22)

MSR = SSR

�−1 (2.7)

MSE = SSE

�−� (2.8)

sehingga didapat harga standard error dari �, dengan rumus:

�2() = MSE ()−1 (2.9)

�(�0) =��2(�0) (2.10)

Tabel 2.2Analisa Variansi untuk Uji Keberartian Regresi

Sumber DF SS MS �ℎ�����

Regresi (�) p − 1 SSR MSR

MSR / MSE Residu n p SSE MSE

Total n − 1 SST

Uji hipotesa:

�0 : Regresi antara � dengan �ℎ tidak signifikan.

�1 : Regresi � dengan �ℎ signifikan. Keputusan:

Bila�ℎ����� <������, maka terima �0.

Bila �ℎ����� ≥ ������, maka tolak �0. Dengan: ������ = �(�−1,�−�,0,05)

3. Seleksi Variabel Kedua Diregresikan

Cara menyeleksi variabel yang kedua diregresikan adalah memilih parsial korelasi

variabel sisa yang terbesar. Untuk menghitung harga masing-masing parsial korelasi

sisa digunakan rumus:

��ℎ.�

=

��ℎ−�����ℎ��

��1−����2 ���1−� �ℎ��2 �

(2.11)

(23)

4. Membentuk Regresi Kedua (Persamaan Regresi Berganda)

Dengan memilih parsial korelasi variabel sisa terbesar untuk variabel tersebut masuk

dalam regresi, persamaan regresi kedua dibuat � = �0+�+� dengan cara

Uji keberartian regresi dengan tabel anava (sama dengan langkah kedua yaitu dengan

menggunakan Tabel 2.2), kemudian dicek apakah koefisien regresi � signifikan,

(24)

Keputusan: bila �ℎ����� <������ terima �0 artinya � dianggap sama dengan nol,

maka proses dihentikan dan persamaan terbaik �= �0+�. Bila �ℎ����� ≥ ������

tolak �0 artinya � tidak sama dengan nol, maka variabel � tetap didalam penduga.

5. Seleksi Variabel yang Ketiga Diregresikan

Dipilih kembali harga parsial korelasi variabel sisa terbesar. Menghitung harga

masing-masing parsial korelasi variabel sisa dengan Langkah 3, dengan rumus:

���1 .�

=

6. Membentuk Persamaan Regresi Ketiga (Regresi Ganda)

Dengan memilih parsial korelasi terbesar, persamaan regresi yang dibuat:

�= �0+�+�+�11 (2.15)

dengan�1 adalah variabel sisa yang mempunyai parsial korelasi terbesar, dengan cara

(25)

�� =

∑ � ∑ �ℎ�

∑ ���

∑ �1�

diperoleh = (���)−1 . ��� untuk membuat tabel anava uji keberartian regresi,

menghitung masing-masing harga-harga yang diperlukan, dilakukan dengan cara yang

sama seperti diatas. Begitu juga untuk pengujiannya. Bila hasil pengujian menyatakan

koefisien regresi tidak signifikan maka proses dihentikan berarti persamaannya

adalah:

�= �0+�+� (2.16)

Jika signifikan maka proses dilanjutkan sama dengan cara yang diatas. Demikian

seterusnya sampai tidak ada lagi variabel yang masuk dalam model. Uji keberartian

keseluruhan koefisien regresi yang masuk ke dalam persamaan penduga. Dalam

pengujiannya, masing-masing koefisien regresi diuji dengan uji hipotesa:

�0:�� = 0

�1:�� ≠0 untuk

ℎ�����

=

(

�)

2

(2.17)

dimana q adalah masing-masing nomor urutan variabel yang diterima masuk ke dalam

persamaan penduga. Sedangkan ������ = �(�−1,�−�,0,05). Bila diantara harga �ℎ����� <

������, maka teorema �0 artinya variabel tersebut keluar dari regresi. Bila semua harga �ℎ����� < ������, maka tolak �0 artinya semua variabel tetap dalam regresi.

7. Pembentukan Persamaan Penduga

Persamaan penduga � = �0+�11, dengan�1 adalah semua variabel �yang masuk

ke dalam penduga (faktor penduga) dan �1 adalah koefisien regresi untuk �1.

(26)

Sebagai pembahasan suatu penduga, untuk mengomentari atau menanggapi

kecocokan penduga yang diperoleh ada dua hal yang dipertimbangkan yakni:

a. Pertimbangan berdasarkan Koefisien Determinasi (�2)

Suatu penduga sangat baik digunakan apabila persentase variasi yang

dijelaskan sangat besar atau bila �2 mendekati 1.

b. Analisa Residu (sisa)

Suatu regresi adalah berarti dan model regresinya cocok (sesuai berdasarkan

data observasi) apabila kedua asumsi pada 2.1 dipenuhi. Kedua asumsi ini

dibuktikan dengan analisa residu. Untuk langkah ini awalnya dihitung residu

(sisa) dari penduga yaitu selisih dari respon observasi terhadap hasil keluaran

oleh penduga berdasarkan prediktor observasi. Dengan rumus: � =� − �� ,

ditunjukkan pada tabel 2.3:

Tabel 2.3Residu

i. Pembuktian Asumsi

Asumsi :

a. Rata-rata residu sama dengan nol (�̅ = 0). Kebenaran keadaan ini akan terlihat

pada tabel 2.4.

(27)

Keadaan ini dibuktikan dengan uji statistik dengan menggunakan uji Korelasi

Rank Spearman (Spearman’s Rank Correlation Test). Untuk uji ini, data yang

diperlukan adalah Rank (�) dan Rank (�), dimana:

�� = Rank (��)− Rank (��).

Hal ini ditunjukkan dengan tabel 2.4:

Tabel 2.4Rank Spearman

No

Koefisien Korelasi Rank Spearman (�):

�� = 1−6� ∑��

2

�(�21)� (2.18)

Pengujian menggunakan uji t dimana:

(28)

lain bila �ℎ����� < ������, maka varian seluruh residu adalah sama. Bila terbukti varian

(29)

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengambilan Data

Data yang akan diolah adalah datasekunder yang diperoleh dari Kantor Badan Pusat

Statistik yaitu data jumlah pendapatan (1.000 Jutaan Rupiah) dan PDRB Kabupaten

Tapanuli Utara yang terdiri dari 9 (sembilan) sektor yakni Sektor Pertanian (1.000

Ton), Sektor Pertambangan dan Penggalian (1.000 Hektar), Sektor Industri

Pengolahan (1.000 Pabrik), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (1.000 Jutaan Kwh),

Sektor Bangunan (1.000 Jenis Bangunan), Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

(1.000 Jenis Usaha), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1.000 Unit), Sektor

Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan (1.000 Cabang), Sektor Jasa-jasa (1.000

Pelayanan) dari tahun 2000 – 2011.

1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan dalam pemulihan

perekonomian suatu daerah, mengingat sektor pertanian terbukti masih dapat

memberikan kontribusi pada perekonomian daerah walaupun krisis ekonomi terjadi.

Hal ini dikarenakan terbukanya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan

tingginya sumbangan devisa yang dihasilkan. Selain itu, dapat dilihat peranan sektor

pertanian dalam perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2011 sebesar

53,19 persen yang merupakan penyumbang terbesar terhadap total PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku. Sektor pertanian ini mencakup sub sektor tanaman bahan makanan

(tabama), tanaman perkebunan, peternakan, dan hasil-hasilnya, kehutan dan

(30)

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sumbangan sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB tahun 2011 0,14

persen. Nilai distribusi ini tidak mengalami kenaikan bila dibanding tahun 2010 yaitu

0,14 persen juga. Sektor ini merupakan kontributor terkecil dalam pembentukan

PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011. Sektor pertambangan dan penggalian

dikelompokkan dalam tiga sub sektor, yaitu: pertambangan minyak dan gas bumi

(migas), pertambangan tanpa migas dan penggalian.(PDRB Kabupaten Tapanuli Utara

2011)

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 3,60 persen pada tahun 2011, jika

dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2010, sektor ini mengalami

perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,91 persen pada tahun 2010 menjadi 3,60

persen pada tahun 2011. Sektor industri pengolahan diberikan oleh sub sektor industri

makanan, minuman dan tembakau dan kontribusi terkecil diberikan oleh sub sektor

pupuk, kimia dan barang dari karet. (PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011)

4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor ini merupakan sektor penunjang seluruh kegiatan ekonomi, dan sebagai

infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi sektoral maupun pemenuhan

masyarakat. Produksi listrik sebagian besar dihasilkan aleh Perusahaan Listrik Negara

(PLN) dan sebagian oleh non PLN. Produksi gas dihasilkan oleh Perusahaan Gas

Negara (PGN) dan air bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Kontributor sektor ini selalu diberikan oleh sub sektor listrik pada tahun 2011 sebesar

0,82 persen, sedangkan sub sektor air bersih pada tahun 2011 memiliki kontribusi

(31)

5. Sektor Bangunan

Pada tahun 2011 sektor bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 8,61 persen,

pertumbuhan ini cukup tinggi, hal ini bisa terjadi dikarenakan ada penambahan nilai

tambah pada bangunan masyarakat dan pemerintah dibandingkan pada tahun 2010

yang cukup besar. (PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011)

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini berperan sebagai penunjang kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk

barang dan jasa. Jika dilihat kontribusinya terhadap PDRB, sektor ini masih bisa

mempertahankan peringkatnya pada tahun 2011, yaitu nomor dua terbesar setelah

sektor pertanian. (PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011)

7. Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki kontribusi sebagai pendorong

aktivitas di setiap sektor ekonomi. Dalam era globalisasi kontribusi sektor ini sangat

vital dan menjadi indikator kemajuan suatu bangsa, terutama jasa telekomunikasi

menjadikan dunia tanpa batas. Sub sektor transportasi memiliki peran sebagai jasa

pelayanan bagi mobilitas perekonomian.(PDRB Kabupaten Tapanuli Utara 2011)

8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan

Sektor ini mencakup sub sektor Bank, sub sektor Lembaga Keuangan Bukan Bank,

sub sektor Jasa Penunjang Keuangan, sub sektor Real Estate, dan sub sektor Jasa

Perusahaan. Laju pertumbuhan sektor ini pada tahun 2011 mengalami percepatan

pertumbuhan dibanding tahun 2010 dari 3,43 persen tahun 2010 menjadi 4,14 persen

pada tahun 2011 sedangkan kontribusinya mengalami penurunan dari 3,70 persen

(32)

9. Sektor Jasa-jasa

Sektor jasa-jasa mencakup sub sektor pada jasa pemerintahan umum dan pertahanan,

jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa perorangan dan rumah

tangga. Sektor ini mengalami percepatan pertumbuhan pada tahun 2011 dari 8,86

persen tahun 2010 menjadi 10,30 persen tahun 2011, sektor ini sebagai penyumbang

laju terbesar kedua terhadap pembentukan laju pertumbuhan total PDRB Kabupaten

Tapanuli Utara, yang membuat percepatan laju tersebut adalah sub sektor jasa

(33)
(34)

3.2 Pengolahan Data

Untuk mempermudah pengolahan data, disimbolkan data tersebut sebagai berikut:

�= Jumlah Pendapatan

�1 = Sektor Pertanian

�2 = Sektor Pertambangan dan Penggalian

�3 = Sektor Industri Pengolahan

�4 = Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

�5 = Sektor Bangunan

�6 = Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

�7 = Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

�8 = Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan

�9 = Sektor Jasa-jasa

Untuk menentukan persamaan penduga menggunakan Metode Stepwise

Forward bantuan SPSS 17.

Langkah 1. Memulai.

Langkah 2. Membaca data.

Langkah 3. Menentukan koefisien korelasi antara � dengan �1.

Langkah 4. Menghitung koefisien regresi pertama.

Langkah 5. Uji keberartian regresi pertama (� dengan �2).

Langkah 6. Menghitung harga masing-masing parsial korelasi variabel sisa (�1, �3,

�4, �5, �6, �7, �8, �9).

Langkah 7. Menghitung koefisien regresi kedua.

Langkah 8. Uji keberartian regresi kedua.

Langkah 9. Menghitung harga masing-masing parsial korelasi variabel sisa.

Langkah 10. Menghitung koefien regresi ketiga.

Langkah 11. Uji keberartian regresi ketiga.

(35)

Tabel 3.2 Data yang akan diolah

NO TAHUN � �123456789

1 2000 0,131 0,924 0,002 0,012 0,007 0,089 0,214 0,059 0,040 0,180

2 2001 0,101 0,638 0,001 0,013 0,007 0,063 0,124 0,038 0,029 0,136

3 2002 0,294 0,758 0,001 0,016 0,009 0,075 0,148 0,046 0,036 0,162

4 2003 0,198 0,904 0,001 0,019 0,010 0,090 0,179 0,056 0,045 0,194

5 2004 0,210 0,981 0,001 0,032 0,014 0,102 0,241 0,073 0,082 0,218

6 2005 0,228 1,208 0,002 0,042 0,018 0,121 0,297 0,093 0,099 0,269

7 2006 358,308 1,334 0,002 0,044 0,020 0,164 0,332 0,103 0,108 0,326

8 2007 435,403 1,519 0,003 0,050 0,024 0,201 0,372 0,112 0,115 0,371

9 2008 485,050 1,738 0,004 0,057 0,027 0,217 0,439 0,127 0,123 0,419

10 2009 537,837 1,857 0,004 0,059 0,030 0,230 0,488 0,142 0,129 0,472

11 2010 563,641 2,072 0,005 0,064 0,033 0,256 0,558 0,156 0,141 0,545

12 2011 676,187 2,212 0,006 0,064 0,037 0,269 0,624 0,172 0,151 0,618

(36)

3.2.1 Membentuk Matriks Koefisien Korelasi

Matriks koefisien korelasi antara � dengan � dan antar variabel.

� �123456789

Sumber: Perhitungan menggunakan SPSS 17

3.2.2 Membentuk Persamaan Regresi Pertama

Berdasarkan matriks korelasi diatas variabel yang mempunyai harga mutlak koefisien

korelasi terhadap � adalah�5. Sehingga yang pertama diregresikan adalah �5

terhadap �. Persamaan regresi yang didapat sebagai berikut:

(37)

Dengan menggunakan rumus (3.1) didapat invers matriks dari (���):

(38)

diperoleh:

3.2.3 Uji Keberartian Regresi

Uji keberartian regresi: � = (-305,680 3576,897);�.���= 1574657,053; sehingga

didapat: SSR =�.��� −(∑�)

2

SSR = 1574657,053 – 779070,365 = 795586,688

SST =∑ �2−(∑�)

2

SST =1617422.821– 779070,365 = 838352,456

SSE = SST – SSR =42765,768

Tabel 3.3 Analisa Variansi untuk Uji Keberartian Regresi dengan

(39)

������ = �(1;10;0,05)= 4,96. Karena �ℎ����� > ������, maka regresi antara � dengan�5

berarti. Sehingga variabel�5 tetap dalam regresi. Persamaan regresi yang terbentuk

adalah � =−305,680 + 3576,897�5. Koefisien korelasi determinasi regresi (�2)

adalah 0,977.

3.2.4 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

Membentuk matriks �5 dan �1 dapat diperoleh dengan menuliskan persamaan

(40)

(���)−1 =0 1 ,0397�

0,067 1,226 −0,190

1,226 37,131 −5,228

−0,190 −5,228 0,749

=�

1,689 30,904 −4,789

30,904 935,974 −131,784

−4,789 −131,784 18,860

Dan dari rumus 2.12 maka didapat �:

�= (���)−1���= �

6,469 30,882 −4,786

30,882 935,290 −131,688

−4,786 −131,688 18,866

� �3057,588701,530 5645,799

SSR = 1596826,228 – 779070,365 = 817755,863

SST =∑ �2−(∑ �)2 �

SST =1617422,821– 779070,365 = 838352,456

(41)

MSE = SSE

�−�=

SSE

12−3=

20596,593

9 = 2288,510

��5.�1

=

��5−���1�1�5

��1−���12 ���1−� �1�52 �

��5.�1

=

−0,672

Untuk perhitungan harga masing-masing parsial korelasi variabel sisa yang

selanjutnya, penulis menggunakan Software SPSS 17.

Tabel 3.4 Perhitungan Harga Masing-Masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

Control Variables Y X1 X2 X3 X4 X6 X7 X8 X9

X5 Y Correlation 1.000 -.672 -.085 -.500 -.440 -.535 -.635 -.539 -.245

Significance

(2-tailed)

. .023 .803 .117 .176 .090 .036 .087 .467

df 0 9 9 9 9 9 9 9 9

Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Software SPSS 17

Sehingga diperoleh:

��5.�1

=

−0,672

��5.�2

=

− 0,085

��5.�3

=

− 0,500

��5.�4

=

− 0,440

��5.�6

=

− 0,535

��5.�7

=

− 0,635

��5.�8

=

− 0,539

(42)

3.2.5 Menentukan Persamaan Regresi antara dengan,

Dari perhitungan yang telah dilakukan seperti di atas ternyata bahwa parsial korelasi

terbesar adalah�1 (

��5.1

=

−0,672), sehingga �1 terpilih sebagai variabel kedua

untuk diregresikan. Dimana:

�0 = −160,653

�5 = 7646,625

�1 =−580,090

Persamaan regresinya adalah: � =−160,653+ 7646,625�5– 580,090�1

3.2.6 Uji Keberartian antara dengan,

Tabel 3.5 Anava Uji Keberartian Regresi antara dengan ,

Sumber Variasi df SS MS ����

Regresi (�5, �1) 2 817755,863 408877,932 178,666

Residu 9 20596,593 2288,510

Total 11 838352,456

������ =�(2;9;0,05) = 4,26

�ℎ����� >������ maka regresi antara � dengan �5, �1 berarti. Uji keberartian koefisien �1 .

�ℎ����� =�(1 1)�

2

�ℎ����� =�−

580,090 207,786 �

2

(43)

������ =�(1;9;0,05) = 5,12. Karena �ℎ����� > ������ untuk variabel �1, maka koefisien

regresi variabel tersebut adalah berarti. Berdasarkan keadaaan ini maka variabel �1

tetap didalam regresi.

3.2.7 Menghitung Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

Untuk perhitungan harga masing-masing parsial korelasi variabel sisa ini, penulis

menggunakan SPSS 17. Sehingga diperoleh:

��512 = 0,344

��513 = − 0,479 ��514 = − 0,149 ��516 = 0,300 ��517 = − 0,171 ��518 = − 0,529 ��519 = 0,593

Tabel 3.6 Harga Masing-masing Parsial Korelasi Variabel Sisa

Control Variables Y X2 X3 X4 X6 X7 X8 X9

X5 & X1

Y Correlation 1.000 .344 -.479 -.149 .300 -.171 -.529 .593

Significance (2-tailed)

. .330 .161 .682 .400 .636 .116 .071

df 0 8 8 8 8 8 8 8

Sumber: Perhitungan dengan menggunakan SPSS 17

3.2.8 Membentuk Persamaan Regresi antara dengan, ,

Terlihat pada Tabel 3.6 diatas harga parsial korelasi terbesar adalah�9 (

519

=

0,593), sehingga �9 terpilih sebagai variabel ketiga untuk diregresikan. Dengan

menggunakan SPSS 17 maka persamaan regresinya adalah:

(44)

Tabel 3.7 Persamaan Regresi antara dengan , ,

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -39.327 79.245 -.496 .633

X5 7672.258 1283.380 2.089 5.978 .000

X1 -1047.378 288.861 -2.012 -3.626 .007

X9 1545.074 741.823 .896 2.083 .071

Sumber: Perhitungan dengan SPSS 17

3.2.9 Uji Keberartian Regresi antara dengan, ,

Dengan menggunakan software SPSS 17 didapat Analisa Variansi Keberartian

Regresi antara � dengan�5, �1, �9 sebagai berikut.

Tabel 3.8 Anava Uji Keberartian Regresi antara dengan , ,

Sumber Variasi df SS MS �ℎ����� Regresi (�5, �1, �9) 3 824997,649 274999,216 164,734

Residu 8 13354,808 1669,351 Total 11 838352,456

Sumber: Perhitungan menggunakan SPSS 17

������ =�(3;8;0,05) = 4,07. Karena �ℎ����� >������ , maka regresi antara � dengan �5, �1, �9 berarti (signifikan). Uji keberartian koefisien regresi �9.

�ℎ����� =�(9 9)�

2

�ℎ����� =�

1545,074 741,823�

2

(45)

������ =�(1;�−4;0,05) =�(1;8;0,05) = 5,32. Karena �ℎ����� < ������ untuk variabel �9,

maka koefisien regresi variabel tersebut tidak berarti. Berdasarkan keadaan ini, maka

�9 tidak masuk (keluar) dari model regresi. Berarti proses pemasukan variabel ke dalam regresi telah selesai dan regresi yang memenuhi adalah regresi dengan variabel

�5 dan �1.

3.2.10Penduga

Persamaan penduga yang diperoleh adalah:

�= −160,653−580,090�1+ 7646,625�5

Besar variansi yang dijelaskan penduga adalah harga dari koefisien korelasi

determinasi (�2) dengan rumus:

�2 = J�������

J����� × 100 % (3.2)

�2 = 795586,688

838352,456× 100 % = 97,5%

(46)

3.2.11Analisa Residu

Berdasarkan penduga yang diperoleh maka residu dapat dihitung kebenaran asumsi

dapat ditunjukkan.

Tabel 3.9 Analisa Residu dan Rank Spearman

No � �� �

(� − ��)

Rank (��) (�)

Rank (e) (�)

d (� − �)

d2

1 0,131 -16,107 16.238 10 6 4 16 2 0,101 -49,013 49.114 12 2 10 100 3 0,294 -26,864 27.158 11 4 7 49 4 0,198 3,142 -2.944 9 7 2 4 5 0,210 50,234 -50.024 8 10 -2 4 6 0,228 63,840 -63.612 7 12 -5 25 7 358,308 319,553 38.755 6 3 3 9 8 435,403 493,424 -58.021 4 11 -7 49 9 485,050 490,468 -5.418 5 8 -3 9 10 537,837 520,844 16.993 3 5 -2 4 11 563,641 594,937 -31.296 2 9 -7 49 12 676,187 613,130 63.057 1 1 0 0

Jumlah 0 318

Pembuktian asumsi:

1. Rata-rata residu (e) sama dengan nol dipenuhi.

2. Varian (�) = varian (�) = �2. Koefisien Korelasi Rank Spearman:

�� = 1− �

(6)(318)

12(122 −1)�= −0,112

�ℎ����� = �1−−0,112√12−2(−0,122)2

=

−0,356

������ =�(�−2;1−�) = �(10;0,95) = 1,812

(47)

�ℎ����� <������berdasarkan kondisi ini maka varian (��) = varian (��), sehingga asumsi diatas telah terpenuhi.

Dengan dipenuhinya semua asumsi maka model penduga yang diperoleh

(48)

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan / analisa data yang dilakukan sebelumnya, maka

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari kesembilan variabel yang diperhitungkan sebagai faktor yang paling

berpengaruh terhadap jumlah pendapatan di Kabupaten Tapanuli Utara yang

masuk ke dalam penduga adalah dua (2) variabel. Penduga jumlah pendapatan

tersebut adalah:

�= −160,653 −580,090�1+ 7646,625�5

Artinya, rata-rata jumlah pendapatan diperkirakan menurun sebesar 580,090

untuk sektor pertanian sebesar satu unit dan meningkat sebesar 7646,625 untuk

sektor bangunan sebesar satu unit.

2. Sesuai dengan pembahasan penduga maka penduga yang diperoleh adalah

cocok untuk dipergunakan yaitu:

a. Besarnya variasi yang dijelaskan penduga adalah besar korelasi

determinasi (�2) sebesar 97,5 % dan sisanya 2,5 % dijelaskan oleh

faktor lain.

b. Model regresi yang digunakan cukup baik untuk menduga besar jumlah

(49)

4.2 Saran

1. Metode Stepwise Forward merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

untuk menyelesaikan persamaan regresi linier berganda. Bagi para pembaca,

ini merupakan prosedur terbaik untuk menyeleksi peubah dan

merekomendasikan untuk menggunakannya sebagai alternatif pilihan untuk

menyelesaikan kasus lain.

2. Bagi pihak Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara disarankan untuk

menggunakan penduga yang diperoleh sebagai salah satu alat pertimbangan

(50)

DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2011. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2011. Medan

BPS, 2011. Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Utara 2011. Medan

N.R Drapper dan Smith 1992. Analisa Regresi Terapan. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Umum

Djarwanto. 1995. Statistik Nonparametrik. Edisi 2003/2004. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta

Gujarati, N. Damodar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga

Makridakis, Spyros, dkk. 1999. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi 2. Jakarta : Binarupa Aksara

Sembiring, R. K. 1995. Analisi Regresi. Bandung :Penerbit ITB

Situmorang, Syafrizal Helmi, Dkk. 2008. Analisis Data Penelitian. Edisi Pertama. Medan : USU Press

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi 6. Bandung : Penerbit Tarsito

Referensi

Dokumen terkait

Sulton, Ilmu Pendidikan , Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm.. efektif dan tujuan yang sudah ditentukan di awal dapat tercapai secara maksimal. Berkaitan dengan

Mengenalpasti cabaran yang dihadapi oleh guru-guru pelatih tahun tiga Sarjana Muda Teknologi serta Pendidikan Kemahiran Hidup sesi 2007/2008 terhadap latihan

Indonesia Railway Authority, the Province of Lampung Local Transport Authority, Radin Inten II Airport Office, Radin Inten II Railway Station Development Team, the Province of

Hasil Independent T-Test menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan pada pasien hipertensi di Banguntapan Bantul dari

Dengan metode ini penulis berharap bisa mendapatkan informasi data dan hasil analisis yang mendalam tentang “Peran Modal Sosial Dalam Kearifan Lokal Sasi” (Studi

The author regrets that in the above article, incorrect details were given in Materials and methods, Section 2.4 Nylon bag experiments. All

In the Czech Republic, grain harvest (excluding corn) will be 13.2 percent lower, when compared year- on-year, according to the latest estimates of the Czech Statistical Office

3 He illustrates numerous examples where tree and forest have inspired and generated structural form in recent architecture, and he includes some conceptual explorations of trees