• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Perhitungan Debit Dan Kehilangan Tinggi Tekanan (Headloss) Pada Sistem Jaringan Pipa Daerah Layanan Pdam Tirtanadi Cabang Sunggal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Perhitungan Debit Dan Kehilangan Tinggi Tekanan (Headloss) Pada Sistem Jaringan Pipa Daerah Layanan Pdam Tirtanadi Cabang Sunggal"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT

DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN

PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Disusun oleh :

AIDA NURFADILAH 100424005

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH

LAYANAN PDAM TIRTANADI CABANG SUNGGAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Dikerjakan oleh :

AIDA NURFADILAH 100424005 Dosen Pembimbing :

Ir. Terunajaya, M.Sc NIP. 19500817 198411 1 001

Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M. Sc Ir. Alferido Malik NIP. 19660417 199303 1 004 NIP. 19530504 198103 1 003

Mengesahkan:

Koordinator PPSE Ketua

Departemen Teknik Sipil FT USU Departemen Teknik Sipil FT USU

Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP. 19560326 198103 1 003 NIP : 19561224 198103 1 002

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(3)

ABSTRAK

Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil salah satunya terdapat pada sistem jaringan distribusi air minum. Distribusi kebutuhan air minum untuk kebutuhan hidup sehari-hari sangat penting. Begitu juga analisis jaringan pipa cukup komplek dan memerlukan perhitungan yang besar. Dalam sistem jaringan distribusi air minum menggunakan pipa, faktor kehilangan tinggi tekanan perlu diperhatikan. Apabila debit dan kehilangan tinggi tekanan cukup besar dapat mengakibatkan tidak terdistribusinya air dengan baik.

Tahapan-tahapan dalam penyelesain tugas akhir ini yaitu terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan baik data primer maupun sekunder dari PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Tahapan berikutnya adalah menghitung debit dan kehilangan tinggi tekanan yang dilakukan dengan menggunakan Hardy-Cross dengan menggunakan persamaan Darcy Weisbach.

Hasil perhitungan dan analisa kebutuhan air minum untuk salah satu PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yaitu Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II, diperoleh total kebutuhan air 822,060 m3 per hari dengan jumlah pelanggan sebanyak 693 NPA. Adapun besarnya kapasitas beban puncak (kebutuhan air pada jam maksimum) sebesar 0,045545 m3/det. Kehilangan tinggi tekanan karena adanya gesekan antara pipa (nilai hf ) sebesar 0,73097 m pada pipa

63-61. Selain itu, kehilangan tinggi tekanan yang terjadi di Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II berdasarkan analisa debit sebesar 4,67%.

Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa kebutuhan air dalam sehari di Komplek Taman Setia Budi Indah II masih terpenuhi oleh PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Pengaliran air yang terjadi di daerah Komplek Perumahan Taman Setia Budi II tergolong cukup baik lebih kecil dari 20%. Kehilangan tinggi tekanan ini disebabkan oleh faktor teknis, non teknis, dan penggunaan pompa ilegal oleh pelanggan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini. Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “ANALISA

PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD

LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM

TIRTANADI CABANG SUNGGAL”.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Strata I (S1) di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak

terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis hanya

dapat mengucapkan terima kasih atas segala jerih payah, motivasi dan doa yang

diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, terutama kepada :

1. Terimakasih teristimewa penulis ucapkan kepada orang tua tercinta,

adik-adikku tersayang dan seseorang yang kusayangi yang selalu mendukung,

membimbing, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc., sebagai dosen utama yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M. Sc., dan Bapak Ir. Alferido Malik

sebagai dosen pembanding dan penguji.

4. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil

(5)

5. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng. Sc., sebagai Koordinator Program

Pendidikan Sarjana Ekstensi.

6. Seluruh Dosen dan pegawai Universitas Sumatera Utara khususnya Jurusan

Teknik Sipil yang telah mendidik dan membina penulis sejak awal hingga

akhir perkuliahan.

7. Pimpinan dan seluruh Staf PDAM Tirtanadi Sumatera Utara dan PDAM

Tirtanadi Cabang Sunggal yang telah membantu dan memberikan bimbingan

dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

8. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa dan

teman-teman yang memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya,

oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

penyemurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

kita semuanya.

Medan, April 2013 Penulis,

AIDA NURFADILAH

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR NOTASI ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metodologi Penulisan ………. 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Umum ... 7

2.2. Kebutuhan Konsumsi Air Bersih ... 9

2.2.1 Kebutuhan Air Domestik ... 9

2.2.2 Kebutuhan Non Domestik ... 10

2.3 Kapasitas dan Kebutuhan Fluktuasi Air Bersih ... 12

2.4 Debit Aliran ... 14

(7)

2.6Aliran Laminar dan Turbulen ... 17

2.7Metode Pendistribusian Air ... 19

2.7.1 Cara Gravitasi ... 19

2.7.2 Cara Pepompaan ... 19

2.7.3 Cara Gabungan ... 19

2.8 Kehilangan Tinggi Tekanan (Head Loss) ... 19

2.8.1 Kehilangan Tinggi Tekanan Mayor (Mayor Losses) ... 20

2.8.1.1 Persamaan Darcy–Weisbach ... 20

2.8.1.2 Persamaan Hazen–Williams ... 23

2.8.2 Kehilangan Tinggi Tekan Minor (Minor Losses) ... 24

2.9 Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa ... 25

2.10 Mekanisme Aliran Pada Pipa ... 27

2.10.1 Pipa Hubungan Seri ... 27

2.10.2 Pipa Hubungan Paralel ... 28

2.10.3 Pipa Bercabang ... 29

2.11Analisa Sistem Jaringan Pipa ... 32

2.12 Prosedur Hitungan Metode Hardy–Cross ... 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1 Gambaran Umum Sistem Jaringan Layanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal ... 35

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.3 Rancangan Penelitian ... 37

(8)

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Penggolongan Pelanggan dan Penentuan Tarif PDAM Tirtanadi ... 39

4.2 Analisa Kebutuhan Air Bersih di Perumahan Taman Setia Budi Indah II 42 4.2.1 Kebutuhan Air Bersih Golongan Non Niaga dan Niaga ... 43

4.2.2 Kebutuhan Air Bersih Golongan Sosial ... 44

4.3Analisa Kebutuhan Air di Perumahan Taman Setia Budi Indah Tahun 2020 ... 49

4.4 Karakteristik Pipa yang Digunakan ... 50

4.5 Analisa Kehilangan Tinggi Tekanan Secara Teknis Dan Non Teknis Pada Sistem Jaringan Pipa Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II ... 53

4.6 Analisa Kehilangan Tinggi Tekanan Pada Sistem Jaringan Pipa Dengan Hitungan Metode Hardy-Cross ... 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Air Bersih ... 9

Tabel 2.2 Rata-Rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari ... 10

Tabel 2.3 Kekasaran Rata-Rata Pipa –Pipa Komersil ... 21

Tabel 2.4 Koefisien Kekasaran Hazen–Wiliam, C ... 23

Tabel 2.5 Kehilangan Tinggi Tekanan pada Katup, Alat Penyesuaian dan Pipa yang Digunakan ... 25

Tabel 4.1 Penggolongan Pelanggan PDAM Tirtanadi dan Blok Harga ... 41

Tabel 4.2 Jumlah Pelanggan Air Minum Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal ... 43

Tabel 4.3 Estimasi Pemakaian Air Per Hari... 45

Tabel 4.4 Pemakaian Pada Periode I (05.00-08.00) WIB ... 45

Tabel 4.5 Pemakaian Pada Periode II (08.00-11.00) WIB ... 45

Tabel 4.6 Pemakaian Pada Periode III (11.00-14.00) WIB ... 46

Tabel 4.7 Pemakaian Pada Periode IV (14.00-17.00) WIB ... 46

Tabel 4.8 Pemakaian Pada Periode V (17.00-20.00) WIB ... 46

Tabel 4.9 Pemakaian Pada Periode VI (20.00-23.00) WIB ... 46

Tabel 4.10 Pemakaian Pada Periode VII (23.00-02.00) WIB ... 47

Tabel 4.11 Pemakaian Pada Periode VIII (02.00-05.00) WIB ... 47

Tabel 4.12 Total Pemakaian Air Selama 24 Jam ... 47

Tabel 4.13 Data Pipa ... 51

Tabel 4.14 Loop 1 Iterasi 1 ... 60

(10)

Tabel 4.16 Loop 3 Iterasi 1 ... 71

Tabel 4.17 Loop 4 Iterasi 1 ... 77

Tabel 4.18 Faktor Koreksi Iterasi 1... 80

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aliran dengan Persamaan Kontinuitas ... 15

Gambar 2.2 Garis Tenaga dan Tekanan Pada Zat Cair Ideal ... 16

Gambar 2.3 Diagram Moody ... 21

Gambar 2.4 Pipa Hubungan Seri ... 27

Gambar 2.5 Pipa Hubungan Paralel ... 28

Gambar 2.6 Pipa Bercabang ... 30

Gambar 2.7 Skema Jaringan Perpipaan yang Dianalisa ... 33

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ... 36

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian ... 38

Gambar 4.1 Pemakaian Air Per Jam ... 48

Gambar 4.2 Loop 1 Pada Iterasi 1 ... 57

Gambar 4.3 Loop 2 Pada Iterasi 1 ... 62

Gambar 4.4 Loop 3 Pada Iterasi 1 ... 68

(12)

DAFTAR NOTASI

Q = Debit/laju aliran dalam pipa (m3/det)

Qmaks = Kebutuhan air harian maksimum (m3/det)

fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1,5 – 2,5)

A = Luas penampang aliran (m2)

v = Kecepatan aliran (m/det)

hf = Kerugian gesekan dalam pipa (m)

L = Panjang pipa (m)

C = Koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams

d = Diameter dalam pipa (m)

g = Percepatan gravitasi (m/det2)

k = Koefisien kerugian

n = Koefisien kekasaran Manning

f = Faktor Gesekan

 1

2 P

P

= Perbedaan head tekanan

 = Berat jenis air (9810 N/ m3)

Z2 – Z1 = Perbedaan head statis

ε = Kekasaran pipa

μ = viskositas dinamik (Pa.det) Re = Bilangan Reynold

V1 = Kecepatan pada titik awal

(13)

ABSTRAK

Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil salah satunya terdapat pada sistem jaringan distribusi air minum. Distribusi kebutuhan air minum untuk kebutuhan hidup sehari-hari sangat penting. Begitu juga analisis jaringan pipa cukup komplek dan memerlukan perhitungan yang besar. Dalam sistem jaringan distribusi air minum menggunakan pipa, faktor kehilangan tinggi tekanan perlu diperhatikan. Apabila debit dan kehilangan tinggi tekanan cukup besar dapat mengakibatkan tidak terdistribusinya air dengan baik.

Tahapan-tahapan dalam penyelesain tugas akhir ini yaitu terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan baik data primer maupun sekunder dari PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Tahapan berikutnya adalah menghitung debit dan kehilangan tinggi tekanan yang dilakukan dengan menggunakan Hardy-Cross dengan menggunakan persamaan Darcy Weisbach.

Hasil perhitungan dan analisa kebutuhan air minum untuk salah satu PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yaitu Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II, diperoleh total kebutuhan air 822,060 m3 per hari dengan jumlah pelanggan sebanyak 693 NPA. Adapun besarnya kapasitas beban puncak (kebutuhan air pada jam maksimum) sebesar 0,045545 m3/det. Kehilangan tinggi tekanan karena adanya gesekan antara pipa (nilai hf ) sebesar 0,73097 m pada pipa

63-61. Selain itu, kehilangan tinggi tekanan yang terjadi di Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II berdasarkan analisa debit sebesar 4,67%.

Dari hasil perhitungan disimpulkan bahwa kebutuhan air dalam sehari di Komplek Taman Setia Budi Indah II masih terpenuhi oleh PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Pengaliran air yang terjadi di daerah Komplek Perumahan Taman Setia Budi II tergolong cukup baik lebih kecil dari 20%. Kehilangan tinggi tekanan ini disebabkan oleh faktor teknis, non teknis, dan penggunaan pompa ilegal oleh pelanggan.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting, begitu juga dengan

seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

manusia melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya. Dalam hal ini

pemenuhan air bersih untuk dikonsumsi, baik untuk air minum, maupun untuk

kebutuhan rumah tangga lainnya.

Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan

berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Sistem

penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan

sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun

kelompok.

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair dari satu tempat ke

tempat yang lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua

tempat, yang bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air atau karena

adanya pompa. Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada

sistem jaringan distribusi air minum.

Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling mahal dari suatu

perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan yang teliti untuk

mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Debit air yang disediakan tergantung

(15)

Saat ini kualitas dan daya dukung lingkungan semakin menurun,

ketersediaan air yang dapat langsung dikonsumsi dari alam juga semakin

berkurang. Keadaan ini juga diikuti oleh menurunnya tekanan-tekanan air ke

seluruh daerah pelayanan, sehingga konsumen mempergunakan berbagai cara

untuk memperoleh air sesuai dengan keinginannya.

Oleh karena itu tugas akhir ini membahas tentang debit aliran yang

didistribusikan melalui masing-masing pipa dan kehilangan tinggi tekanan (head

loss) pada sistem jaringan pipa daerah layanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

dengan menggunakan metode Hardy-Cross.

1.2 Perumusan Masalah

Pada sistem jaringan pipa transmisi air minum banyak permasalahan yang

timbul diantaranya adalah permasalahan perhitungan debit dan kehilangan tinggi

tekanan di masing-masing pipa dalam jaringan yang bersangkutan sehingga

ketersediaan air yang dapat dikonsumsi langsung oleh konsumen akan semakin

berkurang.

Oleh karena itu diperlukan cara untuk menganalisa perhitungan debit dan

kehilangan tinggi tekanan pada jaringan pipa transmisi air minum dengan metode

Hardy-Cross dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach. Metode ini

merupakan suatu metode yang lebih efisien dipergunakan untuk menetapkan

besarnya debit dan kehilangan tinggi tekanan di masing-masing pipa dalam

(16)

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah yang diambil dalam Tugas Akhir ini adalah:

Metode yang digunakan adalah metode Hardy-Cross dengan menggunakan

persamaan Darcy-Weisbach dan jaringan pipa yang akan dianalisa hanya sistem

jaringan pipa daerah layanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yaitu Perumahan

Taman Budi Setia Indah II.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui besarnya debit pada sistem jaringan pipa daerah layanan

PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal di Perumahan Taman Budi Setia

Indah II;

2. Mengetahui besarnya kehilangan tinggi tekanan dengan metode

Hardy-Cross pada sistem jaringan pipa daerah layanan PDAM

Tirtanadi Cabang Sunggal di Perumahan Taman Budi Setia Indah II;

3. Mengetahui penggunaan metode Hardy-Cross dengan menggunakan

persamaan Darcy-Weisbachpada suatu jaringan pipa.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem jaringan pipa

(17)

2. Ditinjau dari aspek akademis untuk mengaplikasikan teori yang

selama ini dipelajari pada masa perkuliahan ke dalam pemecahan

suatu masalah terutama masalah di bidang teknik sumber daya air;

3. Memberikan tambahan informasi bagi kalangan perencana instalasi

perpipaan, sehingga dapat membuat jaringan instalasi pipa yang lebih

efektif, efisien, ekonomis dan aman.

1.6 Metodologi Penulisan

Adapun metode penulisan yang dilakukan dalam penyelesain Tugas Akhir

ini adalah:

1. Studi Pustaka/Literatur

Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan informasi

dari buku, serta jurnal-jurnal yang mempunyai relevansi dengan

pembahasan dalam tugas akhir ini dan masukan-masukan dari dosen

pembimbing.

2. Studi Lapangan

a. Pengambilan data sekunder

Dilakukan pengumpulan data-data sekunder yang diperoleh dari

instansi terkait.

b. Pengambilan data primer

Data yang diperoleh dengan mengadakan survei di lapangan.

3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari lapangan dan kepustakaan yang sesuai

(18)

dilakukan korelasi sehingga diperoleh suatu gambaran umum yang

akan dibahas dalam tugas akhir ini.

4. Analisa Data

Dari hasil pengolahan data akan diperoleh besar distribusi debit aliran

dan kehilangan tinggi tekanan pada setiap masing-masing pipa.

5. Penulisan Laporan Tugas Akhir

Seluruh data dan hasil pengolahannya akan disajikan dalam satu

laporan yang telah disusun sedemikian rupa hingga berbentuk sebuah

laporan tugas akhir.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memberikan

gambaran secara garis besar isi setiap bab yang akan dibahas sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari

tugas akhir ini.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi uraian tentang konsep dasar pada aliran pipa, kebutuhan

konsumsi air bersih, kapasitas dan kebutuhan fluktuasi air bersih, persamaan

Bernoulli, aliran laminer dan turbulen, metode pendistribusian air, kehilangan

tinggi tekanan, persamaan empiris untuk aliran di dalam pipa, jaringan pipa dan

(19)

Bab III.Metodologi Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang persiapan penelitian mencakup gambaran

umum sistem jaringan layanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal, metode

pengumpulan data, rancangan penelitian, dan bagan alir penelitian.

Bab IV.Analisa dan Pembahasan

Bab ini berisi analisa dan pembahasan hasil penelitian kebutuhan air

bersih, karakteristik pipa, analisa kehilangan tinggi tekanan secara teknis dan non

teknis pada sistem jaringan pipa Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II,

analisa kehilangan tinggi tekanan pada sistem jaringan pipa dengan hitungan

metode Hardy-Cross.

Bab V . Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

Suatu penyediaan air bersih yang mampu menyediakan air yang dapat

diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar

yang moderen. Unsur-unsur yang membentuk suatu sistem penyediaan air yang

moderen meliputi (Djoko, 1986):

1. Sumber-sumber penyediaan;

2. Sarana-sarana penampungan;

3. Sarana-sarana penyaluran;

4. Sarana-sarana pengolahan;

5. Sarana-sarana penyaluran (dari pengolahan) tampungan sementara;

6. Sarana-sarana distribusi.

Dalam hal ini pembahasan lebih dipusatkan pada hal sistem distribusi

jaringan pipa air bersih. Sistem distribusi yang ekstensif diperlukan untuk

menyalurkan air ke masing-masing langganan dalam jumlah yang dibutuhkan

dengan tekanan yang diharapkan. Sistem distribusi seringkali merupakan investasi

utama dalam jaringan air kota. Suatu sistem distribusi seperti pohon dengan

banyak titik-titik ujung yang mati tidaklah baik, karena air dapat berhenti di

ujung-ujung sistem itu. Lebih dari itu bila diperlukan perbaikan, suatu daerah

yang luas harus ditutup penyaluran airnya. Akhirnya dengan kebutuhan lokal yang

besar pada waktu terjadinya kebakaran, kehilangan tinggi tekanan dapat besar

(21)

Suatu sistem pipa tunggal adalah sistem dengan sebuah pipa yang

melayani kedua sisi suatu jalan. Suatu sistem pipa rangkap mempunyai sebuah

jaringan pada masing-masing sisi jalan. Keuntungan utama dari sistem dua pipa

ini adalah bahwa perbaikan dapat dikerjakan tanpa mengganggu lalu lintas dan

tanpa merusak lapis penutup jalan. Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi

pipa air bersih kebutuhan tekanan haruslah dipertimbangkan.

Perencanaan suatu sistem jaringan pendistribusian air bersih menuntut

adanya peta detail dari kota yang bersangkutan, yang memuat garis-garis kontur

(semua elevasi yang menentukan) serta jalan-jalan dan petak-petak yang ada

sekarang maupun yang ada dibangun di masa depan. Setelah menelaah kondisi

topografi dan menetapkan sumber air bersih untuk distribusi, kota itu dapat dibagi

atas daerah-daerah yang masing-masing harus dilayani oleh sistem distribusi yang

terpisah. Pipa-pipa penyalur haruslah cukup besar mengalirkan kebutuhan yang

diperkirakan dengan tekanan yang memadai. Program-program komputer yang

mempergunakan metode Hardy-Cross atau teknik-teknik matriks yang lebih

efisien dipergunakan untuk menetapkan besarnya debit dan kehilangan tinggi

tekanan di masing-masing pipa dalam jaringan yang bersangkutan.

Pengaruh aliran dalam pipa-pipa pelengkap pada awalnya diabaikan, tetapi

dapat dihitung kemudian. Aliran di dalam jaringan pipa penyalur dianalisis untuk

memenuhi kebutuhan diberbagai wilayah yang berbeda. Dalam memilih pipa-pipa

penyalur, kebutuhan kapasitas masa depan haruslah dipertimbangkan. Setelah

jaringan pipa penyalur ditetapkan, pipa-pipa distribusi ditambahkan ke sistem

(22)

karena semua faktor yang mempengaruhi aliran barangkali tidak dapat di

perhitungkan.

2.2 Kebutuhan Konsumsi Air Bersih 2.2.1 Kebutuhan Air Domestik

Pemenuhan kebutuhan air untuk domestik memiliki bagian terbesar dalam

kebutuhan dasar perencanaan unit pengolahan. Faktor kebiasaan, pola dan tingkat

kehidupan yang didukung oleh adanya perkembangan sosial ekonomi

memberikan pengaruh terhadap peningkatan kebutuhan dasar air. Dikenal ada 2

(dua) kategori fasilitas penyediaan air bersih/minum, yaitu :

a. Fasilitas Perpipaan, terdiri dari : Sambungan Rumah (SR), Sambungan

Halaman, dan Sambungan Umum.

b. Fasilitas Non Perpipaan, terdiri dari : Sumur Umum, Hidran Umum/Kran.

Perlu diketahui pula adalah jumlah kebutuhan rata-rata air bersih per orang

per hari, dimana dibedakan atas kategori kota dan perdesaan. Tingkat pemakaian

air bersih secara umum ditentukan berdasarkan kebutuhan manusia untuk

kehidupan sehari-hari. Kebutuhan air menurut jenis kota:

Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Air Bersih (Dep. PU, 2007)

Kategori

Kota Jumlah Penduduk

Penyediaan air

(liter/orang/hari) Kehilangan Air (%) SR HU

Metropolitan > 1.000.000 190 30 20

Besar 500.000-1.000.000 170 30 20

Sedang 100.000-500.000 150 30 20

Kecil 20.000-100.000 130 30 20

(23)

2.2.2 Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan air non domestik merupakan tahap berikutnya dalam

perhitungan kebutuhan air bersih, besaran pemakaiannya ditentukan oleh jumlah

konsumen non domestik yang terdiri dari fasilitas-fasilitas yang telah disebutkan.

Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa ada beberapa faktor yang dapat

menentukan perkembangan jumlah fasilitas tersebut, yaitu pertambahan

penduduk, jenis dan perluasan fasilitas serta perkembangan sosial ekonomi.

Perhitungan proyeksi fasilitas dapat dilakukan dengan pendekatan perbandingan

jumlah penduduk.

Tabel 2.2 Rata-Rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari (Ikhwanul, 2011)

(24)
(25)

No Jenis

2.3 Kapasitas dan Kebutuhan Fluktuasi Air Bersih

Penentuan kebutuhan air mengacu kepada kebutuhan air harian maksimum

(Qmaks) serta kebutuhan air jam maksimum (Qpeak) dengan referensi kebutuhan air

(26)

a. Kebutuhan air rata-rata harian (QAv) adalah jumlah air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan domestik, non domestik dan kehilangan air.

b. Kebutuhan air harian maksimum merupakan jumlah air terbanyak yang

diperlukan pada satu hari dalam kurun waktu satu tahun berdasarkan nilai Q

rata-rata harian. Diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan harian maksimum

dalam perhitungannya.

Qmaks = fmaks x QAv... (2.1)

Dimana :

Qmaks = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det)

fmaks = Faktor harian maksimum (1 < f maks< 1,5 )

QAv = Kebutuhan air rata-rata harian (ltr/det)

c. Kebutuhan air jam maksimum adalah jumlah air terbesar yang diperlukan

pada jam-jam tertentu. Faktor fluktuasi kebutuhan jam maksimum (fpeak)

diperlukan dalam perhitungannya.

Qpeak = fpeakx Qmaks... (2.2)

Dimana :

Qpeak = Kebutuhan air jam maksimum (ltr/detik)

fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5 )

Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/detik)

Banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi pemakaian air per jam, dan

untuk mendapatkan data ini diperlukan survei dan penelitian terhadap

aktivitas, kebiasaan serta kebutuhan air konsumen. Selain kapasitas produksi

pada unit pengolahan, perlu diperhitungkan juga faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap perencanaan unit pengolahan.

d. Kehilangan air yaitu selisih antara jumlah air yang diproduksi di unit

(27)

Berdasarkan kenyataan di lapangan, kejadian akan kehilangan air dapat

bersifat teknis dan non teknis.

2.4 Debit Aliran

Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu

satuan waktu disebut debit aliran dan diberi notasi Q (Bambang, 1993). Debit

aliran biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga

satuannya adalah meter kubik per detik (m3/detik) atau satuan yang lain

(liter/detik, liter/menit).

Di dalam zat cair ideal, dimana tidak terjadi gesekan. Kecepatan aliran V

adalah sama di setiap titik pada tampang lintang. Apabila tampang aliran tegak

lurus pada arah aliran adalah A, maka debit aliran diberikan oleh bentuk berikut:

Q = V x A ... (2.3)

Dimana : Q = Debit aliran (m3/det)

V = Kecepatan aliran (m/det) A = luas penampang aliran (m2)

Dalam persamaan kontinuitas zat cair yang tak kompresibel mengalir

secara kontiniu melalui pipa atau saluran terbuka, dengan tampang aliran konstan

ataupun tidak konstan maka volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah

semua tampang (Bambang, 1993).

Dipandang dari tabung aliran seperti gambar 2.1 untuk aliran satu dimensi

dan mantap, kecepatan rata dan tampang lintang titik 1 dan 2 adalah V1 dan V2.

Sehingga persamaan kontinuitas melalui medan aliran adalah sebagai berikut:

Q1 = Q2... (2.4)

(28)

Gambar 2.1 Aliran dengan Persamaan Kontinuitas

2.5 Persamaan Bernoulli

Penurunan persamaan Bernoulli untuk aliran sepanjang garis arus

didasarkan pada hukum Newton II tentang gerak (F=ma). Persamaan ini

diturunkan dengan anggapan bahwa (Bambang, 1993):

1. Zat cair adalah ideal, jadi tidak mempunyai kekentalan (kehilangan energi

akibat gesekan adalah nol);

2. Zat cair adalah homogen dan tidak termampatkan (rapat massa zat cair adalah

konstan);

3. Aliran adalah kontiniu dan sepanjang garis arus;

4. Kecepatan aliran adalah merata dalam suatu penampang;

5. Gaya yang bekerja hanya gaya berat dan tekanan.

Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan

dan tenaga (gambar 2.2). Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air

pada tabung pitot yang besarnya sama dengan tinggi total dari konstanta

Bernoulli. Sedang garis tekanan dapat ditunjukkan oleh elevasi muka air di dalam

(29)

H = z + + ... (2.5)

Dimana: p = tekanan pada titik A dan B (kN/m2)

V = kecepatan aliran pada titik A dan B (m/det) z = perbedaan ketinggian antara titik A dan B (m) γ = berat jenis fluida (kN/m3)

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2

Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tetap yang

menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan.

Garis tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan tinggi tekanan z + p/

yang bisa naik atau turun pada arah aliran dan tergantung pada luas tampang

aliran. Di titik A dimana tampang aliran lebih kecil dari titik B, mengingat VA

lebih besar daripada VB. Akibatnya tinggi tekanan di A lebih kecil daripada di B.

Gambar 2.2 Garis Tenaga dan Tekanan Pada Zat Cair Ideal

Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik di dalam medan aliran

adalah:

ZA + + = ZB + + ... (2.6)

Dimana: pA dan pB = tekanan pada titik A dan B (kN/m2)

(30)

zA dan zB = perbedaan ketinggian antara titik A dan B (m)

γ = berat jenis fluida (kN/m3)

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2

Persamaan di atas digunakan jika diasumsikan bahwa jumlah tinggi

elevasi, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan di kedua titik adalah sama. Dengan

demikian garis tenaga pada aliran zat cair ideal adalah konstan.Untuk zat cair riil

(viskos), dalam aliran zat cair akan terjadi kehilangan tenaga yang harus

diperhitungkan dalam aplikasi persamaan Bernoulli. Kehilangan tenaga hanya

dapat terjadi karena adanya gesekan antara zat cair dan dinding batas (hf) atau

karena adanya perubahan tampang lintang aliran (he). Kehilangan tenaga biasanya

dinyatakan dalam tinggi zat cair. Maka persamaan Bernoulli di atas dapat ditulis

menjadi persamaan baru, dimana dirumuskan sebagai:

ZA + + = ZB + + + hf ... ( 2.7)

Dimana: hf = kehilangan tekanan (m)

pA dan pB = tekanan pada titik A dan B (kN/m2)

VA dan VB = kecepatan aliran pada titik A dan B (m/det)

zA dan zB = perbedaan ketinggian antara titik A dan B (m)

γ = berat jenis fluida (kN/m3)

g = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2

2.6 Aliran Laminar dan Turbulen

Aliran viskos dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu aliran laminer dan

turbulen. Dalam aliran laminer partikel-partikel zat cair bergerak teratur

mengikuti lintasan yang saling sejajar. Aliran ini terjadi apabila kecepatan kecil

dan kekentalan besar.

Pengaruh kekentalan adalah sangat besar sehingga dapat meredam

(31)

terhadap gangguan akan berkurang, yang sampai pada suatu batas tertentu akan

menyebabkan terjadi perubahan aliran dari laminer ke turbulen. Pada aliran

turbulen gerak partikel-partikel zat cair tidak teratur. Aliran ini terjadi apabila

kecepatan besar dan kekentalan zat cair kecil (Bambang, 1993).

Menurut Reynolds, ada tiga faktor yang mempengaruhi keadaan aliran

yaitu kekentalan zat cair (mu), rapat massa zat cair (rho), dan diameter pipa D.

Hubungan antara , , dan D yang mempunyai dimensi sama dengan kecepatan

adalah / .

Reynolds menunjukkan bahwa aliran dapat diklasifikasikan berdasarkan

suatu angka tertentu. Angka tersebut diturunkan dengan membagi kecepatan

aliran di dalam pipa dengan nilai / , yang disebut dengan angka Reynolds

(Bambang, 1993). Angka Reynolds mempunyai bentuk berikut:

Re = = atau Re = ... (2.8)

Dimana : Re = Reynolds number

µ = viskositas dinamik (Pa.det) = rapat massa zat cair (kg/m3) D = diameter dalam pipa (m)

v = kecepatan aliran dalam fluida (m/det)

Berdasarkan pada percobaan aliran di dalam pipa, Reynolds menetapkan

bahwa untuk angka Reynolds di bawah 2.000, gangguan aliran dapat diredam oleh

kekentalan zat cair dan aliran dalam kondisi tersebut adalah laminer. Aliran akan

turbulen apabila angka Reynolds lebih besar 4.000. Apabila angka Reynolds

berada diantara kedua nilai tersebut (2000<Re<4000) aliran adalah transisi. Angka

Reynolds pada kedua nilai di atas (Re = 2000 dan Re = 4000) disebut dengan

(32)

2.7 Metode Pendistribusian Air 2.7.1 Cara Gravitasi

Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai

perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang

diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini diangga cukup ekonomis, karena hanya

memanfaatkan beda ketinggian lokasi (Lelly, 2008).

2.7.2 Cara Pemompaan

Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan head (tekanan) yang

diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen. Cara

ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar, dan tidak ada

daerah yang berbukit (Lelly, 2008).

2.7.3 Cara Gabungan

Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan

yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,

misalnya pada saat terjadi kebakaran atau tidak adanya energi. Selama periode

pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi.

Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode

pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada

kapasitas debit rata-rata (Lelly, 2008).

2.8 Kehilangan Tinggi Tekanan

Kehilangan tinggi tekanan dapat berupa kehilangan mayor (mayor losses)

(33)

2.8.1 Kehilangan Tinggi Tekanan Mayor

Mayor losses terjadi sebagai akibat gesekan air dengan pipa. Kerugian

head akibat gesekan dapat dihitung dengan menggunakan dari beberapa rumus

berikut, yaitu:

2.8.1.1Persamaan Darcy – Weisbach

Dalam dinamika fluida, persamaan Darcy-Weisbach adalah persamaan

fenomenologika yang berkaitan dengan head loss, atau kehilangan tekanan akibat

gesekan sepanjang pipa terhadap kecepatan aliran rata-rata. Persamaan ini

terbentuk atas kontribusi Henry Darcy dan Julius Weisbach.

Rumus Darcy-Weisbach merupakan dasar menghitung head turun untuk

aliran fluida dalam pipa-pipa dan saluran (Herman, 1984). Persamaannya adalah:

hf = f ... (2.9)

Dimana: hf = kerugian head karena gesekan (m)

f = faktor gesekan (diperoleh dari diagram Moody) D = diameter pipa (m)

L = panjang pipa (m)

(34)

Tabel 2.3 Kekasaran Rata-Rata Pipa-Pipa Komersil (Frank, 1986) Bahan (dalam keadaan baru) Kekasaran (ε)

ft mm Baja Keling

Beton

Bilah tahang kayu Besi Cor

0,003–0,03 0,001-0,01 0,0006-0,003

0,00085

0,9-9,0 0,3-3,0 0,18-0,9

0,26

Besi bersalut-seng 0,0005 0,15

Besi-cor beraspal 0,0004 0,12

Baja komersial atau besi tempa 0,00015 0,046

Tabung/pipa tarik 0,000005 0,0015

Kaca “halus” “halus”

(35)

Diagram Moody telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan aliran

fluida di dalam pipa dengan menggunakan faktor gesekan pipa (f) dari rumus

Darcy –Weisbach. Untuk aliran laminar dimana bilangan Reynolds kurang dari

2000, faktor gesekan dihubungkan dengan bilangan Reynolds, dinyatakan dengan

rumus:

f = ... (2.10)

Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynolds lebih besar dari 4000, maka

hubungan antara bilangan Reynolds, faktor gesekan dan kekasaran relatif menjadi

lebih kompleks. Faktor gesekan untuk aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari

hasil eksperimen antara lain (Herman, 1986) :

1. Untuk daerah complete roughness, rough pipes yaitu :

...(2.11)

2. Untuk pipa sangat halus seperti gelas dan plastik, hubungan antara bilangan

Reynolds dan faktor gesekan yaitu :

a. Blasius : f= ... (2.12)

untuk Re = 3000 – 100.000

b. Von Karman : ... (2.13)

= 2,0 log ,Untuk Re sampai dengan 3,106

3. Untuk pipa kasar, yaitu :

Von Karman : 1,74 ... (2.14)

Dimana harga f tidak tergantung pada bilangan Reynolds.

(36)

Corelbrook – White : ... (2.15)

Dimana: Re = Bilangan Reynolds f = faktor gesekan

= kekasaran pipa d = diameter pipa

2.8.1.2 Persamaan Hazen – Williams

Rumus ini pada umumnya dipakai untuk menghitung kerugian head

dalam pipa yang relatif sangat panjang seperti jalur pipa penyalur air minum.

Bentuk umum persamaan Hazen–Williams, yaitu:

hf = L ... (2.16)

Dimana: hf = kerugian gesekan dalam pipa (m)

Q = laju aliran dalam pipa (m3/det) L = panjang pipa (m)

C = koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams d = diameter pipa (m)

Tabel 2.4 : Koefisien Kekasaran Hazen–Wiliam, C (Bambang,1993)

Jenis Pipa Koefisien C

Pipa sangat halus 140

Pipa halus, semen, besi tuang 130 Pipa baja dilas halus 120 Pipa baja dikeling halus 110

Pipa besi tuang tua 100

Pia baja dikeling tua 95

(37)

2.8.2 Kehilangan Tinggi Tekan Minor

Rerugi kecil disebabkan (Frank, 1986) oleh:

1. Lubang masuk atau lubang keluar pipa;

2. Pemuaian atau penyusutan tiba-tiba;

3. Kelokan, siku, sambungan T, dan piting lain;

4. Katup yang terbuka atau sebagian tertutup;

5. Pemuaian atau penyusutan berangsur.

Rerugi di atas mungkin tidak begitu kecil, misalnya katup yang

tertutupsebagian dapat menyebabkan penurunan tekanan yang lebih besar daripada

pipa yang panjang. Karena pola aliran dalam piting dan katup cukup rumit,

teorinya sangat lemah. Rerugi ini biasanya diukur secara eksperimental dan

dikorelasikan dengan parameter-parameter aliran pipa.

Besarnya kerugian minor dirumuskan sebagai berikut:

hm =∑ k ... (2.17)

Dimana: g = percepatan gravitasi (9,81 m/det2)

(38)

Tabel 2.5 Kehilangan Tinggi Tekanan pada Katup, Alat Penyesuaian dan Pipa yang Digunakan (J.M.K Dake, 1985)

Harga K dalam h= K - Jari-jari pendek - Jari-jari pertengahan - Jari-jari panjang

0.9 0.75

0.6

5. Lengkungan pengembalian 180o 2.2

6. Bengkokan 45o 0.42

7. Bengkokan 22 ½ o (45cm) 0.13

8. Sambungan T 1.25

9. Sambungan pengecil (katup pada ujung yang keci) 0.25

10.Sambungan pembesar 0.25 (

11.Sambungan pengecil mulut lonceng 0.10

12.lubang terbuka 1.80

2.9 Persamaan Empiris Untuk Aliran Di Dalam Pipa

Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa permasalahan aliran fluida

dalam pipa dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach

(39)

menyelesaikan permasalahan aliran. Dalam hal ini digunakan dua model rumus

yaitu persamaan Hazen Williams dan persamaan Manning.

1. Persamaan Hazen-Williams dengan menggunakan satuan international yaitu

(Robert, 2002):

V= ... (2.18)

Dimana : v = kecepatan aliran (m/det)

C = koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams R = jari-jari hidrolis ; d/4 untuk pipa bundar s = slope dari gradient energi (Hl/L)

2. Persamaan Manning dengan satuan international yaitu (Robert, 2002):

V = ...

(2.19)

Dimana : n = koefisien kekasaran pipa Manning R = jari-jari hidrolis ; d/4 untuk pipa bundar s = slope dari gradient energi (Hl/L)

Persamaan Hazen-Williams umumnya digunakan untuk menghitung head

loss dalam pipa yang sangat panjang seperti jalur pipa penyedia air minum.

Persamaan ini tidak dapat digunakan untuk zat cair lain selain air dan digunakan

khusus untuk aliran yang bersifat turbulen. Persamaan Darcy-Weisbach secara

teoritis tepat digunakan untuk semua rezim aliran dan semua jenis zat cair.

Persamaan Manning biasanya digunakan untuk saluran terbuka (open channel

(40)

2.10 Mekanisme Aliran Pada Pipa 2.10.1 Pipa Hubungan Seri

Gambar 2.4 Pipa Hubungan Seri

Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa akan

dialiri oleh aliran yang sama (Bambang, 1993). Total kerugian head pada seluruh

sistem adalah jumlah kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa yang

dirumuskan sebagai :

Pada gambar 2.4, jika H diketahui, Q dapat dihitung dengan persamaan 2

energi (Bernoulli)  Q = Q1 = Q2 = Q3

Persamaan Bernoulli pada titik 1 dan 2 :

Z1+ + = Z2+ + + hf1 + hf2 + hf3... (2.20)

Tinggi tekanan di 1, H1, di 2,H2 :V1 = V2 = 0

Z1 + H1 = Z2 + H2 + hf1 + hf2 + hf3

(41)

H= hf1 + hf2 + hf3 ... (2.21) Dengan menggunakan persamaan Darcy–Weisbach persamaan tersebut menjadi:

H = f1 +f2 +f3 ... (2.22)

V1= ; V2 = ; V3 =

H = (

Maka Q= ...(2.23)

Keterangan : H = besarnya head (m)

Q = debit (m3/det)

V = kecepatan aliran (m/det) Z = elevasi (m)

D = diameter pipa (m) L = panjang pipa (m)

g = percepatan gravitasi (m/det2) hf = kerugian head

f = faktor gesekan

2.10.2 Pipa Hubungan Paralel

(42)

Jika ada dua buah pipa atau lebih yang dihubungkan secara pararel, total

laju aliran sama dengan jumlah laju aliran yang melalui setiap cabang dan rugi

head pada sebuah cabang sama dengan yang lain yang dirumuskan sebagai

(Bambang, 1993):

Q0 = Q1 + Q2 + Q3 ... (2.24) Q0 = A1V1 + A2V2 + A3V3

Q = π/4 ( V1 + V1 + V1) ... (2.25)

H = hf1 = hf2 = hf3

H = f1 = f2 = f3 ... (2.26)

V1 = ; V2 = ; V3 =

karena H untuk masing-masing pipa adalah sama maka:

H = . ... (2.27)

Maka untuk mencari Q ekivalen:

Qe = . ... (2.28)

Keterangan : H = besarnya head (m) Qe = debit ekivalen (m3/det) V = kecepatan aliran (m/det) Z = elevasi (m)

De = diameter ekivalen (m) Le = panjang pipa ekivalen (m) g = percepatan gravitasi (m/det2) hf = kerugian head

f = faktor gesekan

2.10.3 Pipa Bercabang

Sering suatu pipa menghubungkan tiga atau lebih kolam. Gambar 2.6

(43)

kolam. Akan dicari debit aliran melalui tiap-tiap pipa yang menghubungkan ketiga

kolam tersebut apabila panjang, diameter, macam pipa (kekasaran k), diberikan

dan rapat massa serta kekentalan zat cair diketahui. Garis tekanan akan berada

pada muka air di tiap-tiap kolam, dan akan bertemu pada satu titik di atas titik

cabang T. Debit aliran melalui tiap pipa ditentukan oleh kemiringan garis tekanan

masing-masing. Arah aliran sama dengan arah kemiringan (penurunan) garis

tenaga (Bambang, 1993).

Gambar 2.6 Pipa Bercabang

Persamaan kontinuitas pada titik cabang, yaitu aliran menuju titik cabang T

harus sama dengan yang meninggalkan T. Pada gambar tersebut terlihat bahwa

aliran akan keluar dari kolam A dan masuk ke kolam C. Aliran keluar atau masuk

ke dalam kolam B tergantung pada sifat pipa 1 dan 2 serta elevasi muka air kolam

A, B, dan C. Persamaan kontinuitas adalah salah satu dari kedua bentuk berikut:

Q1 = Q2 + Q3 atau Q1 + Q2 = Q3... (2.29)

Yang tergantung apakah elevasi garis tekanan di titik cabang lebih besar atau lebih

(44)

garis tekanan di T lebih tinggi dari elevasi muka air kolam B, dan sebaliknya.

Prosedur hitungan adalah sebagai berikut :

1. Anggap garis tekanan di titik T mempunyai elevasi hT;

2. Hitung Q1, Q2, dan Q3 untuk keadaan tersebut;

3. Jika persamaan kontinuitas dipenuhi, maka nilai Q1, Q2, dan Q3 adalah benar;

4. Jika aliran menuju T tidak sama dengan aliran meninggalkan T, di buat

anggapan baru elevasi garis tekanan di T, yaitu dengan menaikkan garis

tekanan di T apabila aliran masuk lebih besar daripada aliran keluar dan

menurunkannya apabila aliran masuk lebih kecil dari aliran keluar.

5. Ulangi prosedur tersebut sampai dipenuhinya persamaan kontinuitas.

Pada keadaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.6 dengan menganggap

bahwa elevasi muka air kolam C sebagai bidang referensi dan dianggap bahwa

elevasi garis tekanan di T di bawah elevasi muka air kolam B (hT< zB) maka

persamaan aliran mempunyai hubungan sebagai berikut ini.

Persamaan energi :

zA – hT = hf1 = f1 ... (2.30)

zB – hT = hf2 = f2 ... (2.31)

hT = hf3 = f3 ... (2.32)

Dimana: hT = besarnya head total (m)

V = kecepatan aliran (m/det) Z = elevasi (m)

D = diameter pipa (m) L = panjang pipa (m)

g = percepatan gravitasi (m/det2) hf = kerugian head

(45)

Persamaan kontinuitas :

Q1 + Q2 = Q3... (2.33)

Dimana: Q = debit (m3/det)

Dari persamaan di atas, jika zA, zB, dan sifat-sifat pipa diketahui maka hT, Q1, Q2,

dan Q3 dapat dihitung.

2.11 Analisa Sistem Jaringan Pipa

Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem

jaringan distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling

mahal dari suatu perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan

yang teliti untuk mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air

yang disediakan tergantung pada jumlah penduduk dan macam industri yang

dilayani. Analisis jaringan pipa ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang

besar, oleh karena itu pemakaian komputer untuk analisis ini akan mengurangi

kesulitan. Untuk jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan masih

dilakukan. Ada beberapa metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem jaringan

pipa, diantaranya adalah metode Hardy-Cross dan metode matriks.

Aliran keluar dari sistem biasanya dianggap terjadi pada titik-titik simpul.

Metode Hardy-Cross ini dilakukan secara iteratif. Pada awal hitungan ditetapkan

debit aliran melalui masing-masing pipa secara sembarang. Kemudian dihitung

debit aliran di semua pipa berdasarkan nilai awal tersebut. Prosedur hitungan

diulangi lagi sampai persamaan kontinuitas di setiap titik simpul dipenuhi. Pada

jaringan pipa harus dipenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga (Bambang

(46)

1. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hukum-hukum gesekan pipa untuk

aliran dalam pipa tunggal.

hf = Q2 ... (2.34) 2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap simpul harus sama dengan aliran yang keluar.

∑ Qi = 0 ... (2.35)

3. Jumlah aljabar dari kehilangan tenaga dalam satu jaringan tertutup harus sama

dengan nol

hf = 0 ... (2.36)

2.12 Prosedur Hitungan Metode Hardy–Cross

Gambar 2.7 Skema Jaringan Perpipaan yang Dianalisa

Prosedur perhitungan dengan metode Hardy-Cross adalah sebagai berikut

(Bambang, 1993):

1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Qo hingga terpenuhi

kontinuitas;

(47)

3. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaringan tertutup (tiap pipa minimal

masuk dalam satu jaringan);

4. Hitung ∑hf tiap jaringan, jika pengaliran seimbang, ∑hf = 0 5. Hitung nilai ∑ |2kQ| untuk tiap jaringan

6. Hitung koreksi debit ... (2.37)

Dimana : Qo = debit permisalan

7. Koreksi debit, Q = Qo + ∆Q, prosedur 1–6 diulangi hingga diperoleh

≈0

Pada suatu jaringan perpipaan harus dipenuhi ketentuan berikut:

 Perjumlahan tekanan disetiap circuit = 0 (nol)

 Aliran yang masuk pada setiap titik simpul = aliran keluar

 Persamaan Darcy–Weisbach atau rumus eksponensial berlaku untuk

masing-masing pipa.

Analisis jaringan pipa ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang

besar, oleh karena itu pemakaian komputer untuk analisis ini akan mengurangi

kesulitan. Untuk jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk hitungan masih bisa

dilakukan. Perhitungan analisa ini menggunakan program Microsoft Office Excel

(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Sistem Jaringan Layanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

PDAM Tirtanadi merupakan Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Sumatera

Utara yang telah berdiri pada zaman pemerintahan Belanda, 23 September 1905

dengan nama NV. Waterleiding Maatschappij Ayer Beresih dan berkantor pusat di

Amsterdam, Belanda.

PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan-perubahan dan

kemajuan, sebagai gambaran bahwa pada tahun 2000 jumlah pelanggan sebanyak

280.486 sambungan rumah dan pada akhir Desember 2003 jumlah pelanggan telah

mencapai 322.757 sambungan atau sebesar 51,1% dari jumlah penduduk pada

wilayah pelayanan Sumatera Utara, sedangkan cakupan pelayanan khusus wilayah

Kota Medan dan sekitarnya sudah mencapai 86,5%.

Salah satu wilayah pelayanan PDAM Tirtanadi adalah PDAM Tirtanadi

Cabang Sunggal. Wilayah pelayanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal

diantaranya meliputi Komplek Taman Setia Budi Indah 1 dan 2, Komplek Waikiki,

Komplek Setiabudi Flamboyan, Komplek Somerset Regency, Komplek Graha

Sunggal, Komplek Torganda dan Komplek Asoka Asri. Dengan jumlah pelanggan

± 4060 NPA.

Besarnya produksi rata-rata air baku yang didistribusikan untuk melayani

daerah pelayanan ini sebesar 147.508 m3. Dalam penelitian ini daerah pelayanan

(49)

Taman setia Budi Indah II. Untuk daerah Komplek Perumahan Taman setia Budi

Indah II ini besar produksi air baku 25.870 m3 per bulan.

Untuk dapat mengetahui sistem jaringan PDAM Tirtanadi pada Komplek

Taman Setia Budi Indah II dapat dilihat pada gambar jaringan perpipaan

(Lampiran 1).

Pada sistem jaringan perpipaan daerah layanan Komplek Taman Setia Budi

Indah II menggunakan:

1. Jenis pipa : PVC

2. Dimensi Pipa : Ø 160 mm (6”), Ø 100 mm (4”), Ø 80 mm (3”) dan

Ø 50 mm (2”)

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan bulan Januari 2013 di kawasan sistem jaringan pipa

daerah layanan PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yaitu Perumahan Taman Setia

Budi Indah II Medan.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Taman Setia 

(50)

Penulis memperoleh data dari PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Adapun

data-data tersebut yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dengan mengadakan kunjungan

langsung di daerah studi sehingga diperoleh kondisi eksisting penyaluran dan

pendistribusian air bersih. Daerah yang ditinjau yaitu Taman Setia Budi Indah II.

b. Data Sekunder

Data tersebut yaitu:

 Peta jaringan pipa distribusi;

 Jumlah pelanggan;

 Jumlah pemakaian air;

 Produksi air baku yang diolah oleh Clearator yang akan disuplai oleh IPA

Sunggal;

 Spesifikasi pipa yang digunakan pada lokasi survei yang ditinjau;

 Spesifikasi pompa distribusi yang digunakan;

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

studi literatur yaitu mencari dan mempelajari pustaka yang berhubungan dengan

Analisa Distribusi Air Bersih pada Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah

II menggunakan metode Hardy-Cross dengan persamaan Darcy-Weisbach dan

menggunakan Program Microsoft Excel 2007 berupa buku, jurnal, artikel, maupun

(51)

3.4 Bagan Alir Penelitian

Berdasarkan alir penelitian dari penyusunan laporan tugas akhir ini dapat

dijelaskan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian

SPESIFIKASI PIPA

ANALISA ALIRAN DALAM PIPA; ANALISA LOOP HARDY-CROSS DENGAN BANTUAN SOFTWARE

MS.EXCEL

SELESAI MULAI

PENGUMPULAN DATA

KESIMPULAN DAN SARAN PETA

JARINGAN

KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN

AIR

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penggolongan Pelanggan dan Penentuan Tarif PDAM Tirtanadi

Dalam melakukan penggolongan pelanggan dan penentuan tarif PDAM

Tirtanadi mempunyai penggolongan sebagai berikut:

1. Sosial

Golongan sosial terdiri dari:

a. Sosial Khusus

Golongan ini adalah golongan pelanggan yang memberikan pelayanan

untuk kepentingan umum khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan

rendah, antara lain: hydran umum, WC umum, dan rumah-rumah ibadah.

b. Sosial Umum

Golongan ini adalah golongan pelanggan yang setiap harinya memberikan

pelayanan kepentingan umum dan masyarakat serta mendapatkan sumber

dana sebagian dari kegiatannya, antara lain: sekolah negeri/swasta, panti

asuhan, rumah sakit, dan perguruan tinggi.

2. Non Niaga

Non niaga terdiri dari:

a. Rumah Tangga

Golongan pelanggan rumah tangga dibagi menjadi:

1) Rumah Tangga A (RT-1)

Rumah tangga ini memiliki luas bangunan sebesar 36 m2.

(53)

Memiliki luas bangunan di atas 36 m2 sampai 54 m2.

3) Rumah Tangga C (RT-3)

Rumah permanen dengan luas bangunan di atas 54 m2 sampai 100 m2.

4) Rumah Tangga D (RT-4)

Rumah permanen dengan luas di atas 100 m2 sampai 200 m2.

5) Rumah Tangga E (RT-5) dan Rumah Tangga F (RT-6)

Rumah permanen dengan luas di atas 200 m2, rumah ini termasuk

golongan mewah.

b. Instansi Pemerintah/ABRI

3. Niaga

Niaga terdiri dari:

a. Niaga Kecil (N-1)

Golongan ini adalah golongan yang rumah tempat tinggalnya terdapat

kegiatan usaha yang mendatangkan keuntungan, antara lain: kios, pedagang

kaki lima, rumah makan, penjahit, losmen, apotik dan lain-lain.

b. Niaga Besar

Golongan pelanggan yang rumah tempat tinggalnya dominan kegiatan

usaha, antara lain: restoran, hotel, supermarket, rumah sakit swasta, mall

dan lain-lain.

c. Industri Kecil (IN-1)

Golongan pelanggan yang dalam kegiatan usahanya mengubah suatu

barang menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, antara lain: usaha

(54)

d. Industri Besar ( IN-2)

Golongan pelanggan yang dalam kegiatan usahanya mengubah suatu

barang menjadi barang yang lebih tinggi lagi nilainya dan berskala besar,

antara lain pabrik, pertambangan dan lain-lain.

Dalam melakukan penetapan harga PDAM Tirtanadi menggunakan blok

konsumsi dengan harga yang berbeda. Penggunaan blok konsumsi berdasarkan

kubikasi air yang digunakan pelanggan dan perhitungan harganya dilakukan

dengan sistem progresif. Berikut tabel blok konsumsi dan tarif harga.

Tabel 4.1 Penggolongan Pelanggan PDAM Tirtanadi dan Blok Harga

NO GOLONGAN PELANGGAN

HARGA BERDASARKAN BLOK (Rp)

0– 10 m3 11 – 20 m3 > 20 m3 A Sosial

1. Sosial Umum (SU) 2. Sosial Khusus (SK)

575 2. Niaga Menengah (N-2) 3. Niaga Besar (N-3) 4. Industri Kecil (IN-1) 5. Industri Besar (IN-2)

(55)

4.2 Analisa Kebutuhan Air Bersih di Perumahan Taman Setia Budi Indah II

Sistem distribusi air bersih umumnya merupakan suatu jaringan perpipaan

yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir, dan perlengkapan lainnya. Sistem

penyediaan air bersih yang kompleks sering sekali bermasalah dalam distribusi

debit dan tekanan yang berkaitan dengan kriteria hidrolis yang harus terpenuhi

dalam sistem pengaliran air bersih.

Sistem penyediaan air bersih di Perumahan Taman Setia Budi Indah II

dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal. Air yang berasal dari sungai

Belawan diproses melalui Water Treatment Plant (WTP) dan didistribusikan

kepada pelanggan-pelanggan PDAM. Pada proses pendistribusiannya dilakukan

pengukuran terhadap penggunaan air pada tiap-tiap rumah di seluruh area

perumahan tersebut, sehingga dapat ditentukan kebutuhan air pada tiap-tiap titik

layanan di area tersebut.

Dalam merencanakan suatu sistem jaringan pipa yang digunakan untuk

mendistribusikan air bersih pada perumahan, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu kebutuhan air secara keseluruhan yang meliputi kebutuhan

perumahan itu sendiri dan fasilitas lainnya. Dalam hal ini di Komplek Perumahan

Taman Setia Budi Indah II terdiri dari 693 pelanggan yang terdiri dari beberapa

golongan pelanggan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal,

(56)

Tabel 4.2 Jumlah Pelanggan Air Minum Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal (PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal)

NO GOLONGAN PELANGGAN JUMLAH

PELANGGAN A Sosial

1. Sosial Umum (SU) 2. Sosial Khusus (SK)

- 7. Instansi Pemerintahan/ABRI

- 2. Niaga Menengah (N-2) 3. Niaga Besar (N-3)

2 39

-

4.2.1 Kebutuhan Air Bersih Golongan Non Niaga dan Niaga

Jumlah anggota keluarga setiap pelanggan untuk golongan non niaga

berkisar antara 4 – 6 orang. Dalam hal ini diambil rata-rata setiap rumah berjumlah

5 orang yang terdiri dari 1 ayah, 1 ibu dan 3 anak.

Pemakaian air rata-rata per orang dalam sehari (tabel 2.2) untuk keperluan

rumah tangga sebesar 250 liter/hari/orang. Jadi jumlah penduduk non niaga

diperkirakan = 5 x 650 = 3250 orang. Sehingga total kebutuhan air golongan non

niaga pada perumahan Taman Setia Budi Indah II dalam sehari adalah:

Kebutuhan Air Penduduk = jumlah penduduk x kebutuhan air rata-rata perhari

= 3250 x 250 liter

= 812.500 liter/hari

(57)

Untuk golongan niaga jumlah pelanggan air sebanyak 41 pelanggan dan

pemakaian air rata-rata dalam sehari sebesar 160 liter (tabel 2.2). Jadi jumlah

kebutuhan air menjadi:

Kebutuhan Air Bersih = jumlah pelanggan x kebutuhan air rata-rata perhari

= 41 x 160 liter

= 6.560 liter/hari

= 0,000076 m3/det

Total Kebutuhan air bersih golongan non niaga dan niaga di Perumahan

Taman Setia Budi Indah II adalah:

Qtotal = 812.500 liter/hari + 6560 liter/hari

= 819.060 liter/hari

= 0,009479 m3/det

4.2.2 Kebutuhan Air Bersih Golongan Sosial

Golongan sosial terdiri dari sosial umum dan sosial khusus. Di Perumahan

Taman Setia Budi Indah II terdapat golongan sosial khusus yaitu hydran umum,

WC umum, dan rumah ibadah .

Jumlah pelanggan yaitu 2 NPA, dengan jumlah pemakaian rata-rata per hari

adalah 10 liter (tabel 2.2). Jumlah rata-rata jemaah tiap hari berkisar 30 orang.

Maka kebutuhan air adalah:

Kebutuhan Air Bersih = jumlah pelanggan x kebutuhan air rata-rata perhari

= 2 x 30 x 5 x10 liter

= 3.000 liter/hari

(58)

Jadi total kebutuhan air bersih dalam 24 jam adalah:

= 812.500 liter + 6.560 liter + 3.000 liter

= 822.060 liter

= 822,060 m3 per hari

Persentase pemakaian air selama 24 jam dapat dihitung sebagai berikut:

Tabel 4.3 Estimasi Pemakaian Air Per Hari

Fasilitas

Periode Pemakaian Air (%)

05.00-Tabel 4.4 Pemakaian pada periode I (05.00-08.00) WIB

Fasilitas

Niaga 40,00 819.060,00 327.624,00 109.208,00

Sosial Khusus 10,00 3.000,00 300,00 100,00

327.924,00 109.308,00

Tabel 4.5 Pemakaian pada periode II (08.00-11.00) WIB

Fasilitas

Niaga 5,00 819.060,00 40.953,00 13.651,00

Sosial Khusus 30,00 3.000,00 900,00 300,00

(59)

Tabel 4.6 Pemakaian pada periode III (11.00-14.00) WIB

Niaga 5,00 819.060,00 40.953,00 13.651,00

Sosial Khusus 25,00 3.000,00 750,00 250,00

41.703,00 13.901,00

Tabel 4.7 Pemakaian pada periode IV (14.00-17.00) WIB

Fasilitas

Niaga 5,00 819.060,00 40.953,00 13.651,00

Sosial Khusus 25,00 3.000,00 750,00 250,00

41.703,00 13.901,00

Tabel 4.8 Pemakaian pada periode V (17.00-20.00) WIB

Fasilitas

Niaga 40,00 819.060,00 327.624,00 109.208,00

Sosial Khusus 10,00 3.000,00 300,00 100,00

327.924,00 109.308,00

Tabel 4.9 Pemakaian pada periode VI (20.00-23.00) WIB

Fasilitas

Niaga 2,00 819.060,00 16.381,20 5.460,40

Sosial Khusus 0,00 3.000,00 0,00 0,00

(60)

Tabel 4.10 Pemakaian pada periode VII (23.00-02.00) WIB

Niaga 2,00 819.060,00 16.381,20 5.460,40

Sosial Khusus 0,00 3.000,00 0,00 0,00

16.381,20 5.460,40

Tabel 4.11 Pemakaian pada periode VIII (02.00-05.00) WIB

Fasilitas

Niaga 1,00 819.060,00 8.190,60 2.730,20

Sosial Khusus 0,00 3.000,00 0,00 0,00

8.190,60 2.730,20

Tabel 4.12 Total pemakaian selama 24 jam

Periode Pemakain air

liter/det m3/det liter/hari liter/jam

I 327.924,00 109.308,00 30,363333 0,030363

II 41.853,00 13.951,00 3,875278 0,003875

III 41.703,00 13.901,00 3,861389 0,003861

IV 41.703,00 13.901,00 3,861389 0,003861

V 327.924,00 109.308,00 30,363333 0,030363

VI 16.381,20 5.460,40 1,516778 0,001517

VII 16.381,20 5.460,40 1,516778 0,001517

VIII 8.190,60 2.730,20 0,758389 0,000758

(61)

Gambar 4.1 Pemakaian Air Per Jam

Pada Tabel 4.12, didapatkan nilai debit pada low hour sebesar 0,000758

m3/det yaitu pada periode VIII (02.00-05.00 WIB) dan nilai debit peak hour

sebesar 0,030363 m3/det pada periode I (05.00-08.00 WIB) dan periode V

(17.00-20.00 WIB).

Besarnya kapasitas beban puncak (kebutuhan air pada jam maksimum)

dapat dihitung dengan rumus:

Qpeak = fpeak x Qmaks

fpeak = Faktor fluktuasi jam maksimum ( 1 ,5 - 2,5 )

Maka Qpeak = 1,5 x 0,030363 m3/ det

= 0,045545 m3/ det

Jadi kebutuhan beban puncak adalah sebesar 0,045545 m3/ det. Dari

(62)

4.3 Analisa Kebutuhan Air di Perumahan Taman Setia Budi Indah Tahun 2020

Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi air adalah

tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas

pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi

pengolahan.

Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih

kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor

kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang

didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu.

Untuk dapat mengetahui kebutuhan air di Komplek Perumahan Taman

Setia Budi Indah II ini beberapa tahun ke depan dapat dihitung dengan

menggunakan metode geometris. Kebutuhan air pada tahun 2020 dapat dihitung

yaitu menggunakan rumus:

Pn = Po (1+r)n

Pn = 693 (1+ 0,01)7

Pn = 697, 86 pelanggan

Pn = 698 pelanggan

Kebutuhan Air bersih = jumlah penduduk x kebutuhan air rata-rata

= 698 x 1,19 m3/pelanggan/hari

= 830,62 m3/pelanggan/hari

Jadi kebutuhan air bersih untuk satu bulan pada tahun 2020 menjadi

(63)

Agar suplai air bersih dapat didistribusikan kepada pelanggan terpenuhi

maka PDAM harus bisa memproduksi air baku lebih besar dari 24.918,6 m3/bulan

untuk tahun 2020. Karena hal yang paling diharapkan oleh masyarakat sebagai

pengguna pelayanan air bersih (customer’s expectation) adalah tersedianya air,

terutama setiap saat dibutuhkan, serta jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan air

bersih harian, sehingga kuantitas dan kontinuitas aliran air bersih menjadi hal yang

utama dalam penentuan tingkat kepuasan bagi masyarakat pengguna jasa layanan.

4.4 Karakteristik Pipa yang Digunakan

Jaringan eksisting pipa PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal di Perumahan

Taman Setia Budi Indah II menggunakan pipa jenis PVC (Polyvinyl Chloride)

dengan diameter 6” (160 mm), 4” (100 mm), 3” (80 mm). Dimana kecepatan air

dalam pipa PVC 3,0-4,5 m/detik.

Keunggulan dari pipa PVC ini diantaranya:

1. Tahan terhadap tekanan/beban dari luar;

2. Permukaan dinding dalamnya tidak terlalu kasar sehingga pengaruh

kehilangan tekanannya relatif kecil;

3. Ringan sehingga mudah diangkat ke lokasi pekerjaan;

4. Mudah dalam proses penyambungan;

5. Harga terjangkau dan banyak terdapat di pasaran.

(64)

Tabel di bawah ini menunjukkan diameter dan panjang pipa pada sistem

jaringan pipa di Perumahan Taman Setia Budi Indah II.

(65)
(66)

4.5 Analisa Kehilangan Tinggi Tekanan Secara Teknis Dan Non Teknis Pada Sistem Jaringan Pipa Komplek Perumahan Taman Setia Budi Indah II

Menurut penelitian yang dilakukan kehilangan tinggi tekanan air pada

sistem jaringan pipa dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor teknis

Faktor teknis yang dapat menyebabkan kehilangan tinggi tekanan air adalah

adanya lubang atau celah pada pipa sambungan, pipa pada jaringan distribusi

pecah, meter air yang dipasang pada pipa konsumen kurang baik, pemasangan

perpipaan di rumah kurang baik.

b. Faktor non teknis

Faktor non teknis yang dapat menyebabkan kehilangan tinggi tekanan air

adalah kesalahan membaca meteran air dan pencatatan hasil pembacaan meter

air, kesalahan/pembuatan rekening air, angka yang ditunjukkan oleh meter air

berkurang akibat adanya aliran udara dari rumah konsumen ke pipa distribusi

meter air tersebut.

Dalam hal ini Perumahan Taman Setia Budi Indah II berdasarkan penelitian

yang dilakukan kehilangan tinggi tekanan air yang diperoleh berkisar 4,67 %.

Kehilangan tinggi tekanan ini sebagian kecil disebabkan oleh penggunaan mesin

pompa ilegal oleh pelanggan. Data dari survei yang dilakukan pelanggan yang

memakai mesin pompa ilegal ada 33 pelanggan dari seluruh jumlah pelanggan.

Penggunaan pompa ilegal oleh pelanggan menyebabkan dampak negatif

Gambar

Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Air Bersih (Dep. PU, 2007)
Tabel 2.2 Rata-Rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari (Ikhwanul, 2011) Pemakaian
Gambar 2.1 Aliran dengan Persamaan Kontinuitas
Gambar 2.2  Garis Tenaga dan Tekanan Pada Zat Cair Ideal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu saya tertarik untuk mengetahui kadar besi yang terdapat pada air sungai Belawan yang digunakan untuk pengolahan di PDAM Tirtanadi Sunggal menggunakan

Di Medan penyediaan air ini dibagi- bagi dalam berbagai cabang yang salah satunya yaitu PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal yag mengambil air bakunya dari sungai

Akhir ini dengan judul “Si stem Akuntansi untuk Persediaan pada PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal”, yang mana merupakan suatu syarat untuk.. menyelesaikan

Rumusan masalah yang akan diuraikan adalah “Apakah sistem akuntansi persediaan yang digunakan oleh PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal Medan telah memenuhi prinsip cepat, aman,

Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PDAM Tirtanadi Cabang Sunggal diatas maka untuk dapat dilaksanakan wewenang dan tanggung jawab, Kepala Cabang dibantu oleh:..

Didalam Air Minum Yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Produksi. Deli Tua Dan Sunggal

Air minum adalah merupakan kebutuhan pokok manusia, maka dengan segala daya upaya akan diusahakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtanadi Propinsi Sumatera Utara,

Jurnal Pendidikan Tambusai 9067 Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Tunggakan Pembayaran Rekening Air Pelanggan pada Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtanadi Cabang Medan Kota