• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem informasi untuk mengoptimalkan proses produksi di CV.Wiranty

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem informasi untuk mengoptimalkan proses produksi di CV.Wiranty"

Copied!
273
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Nama : Ridzky Pratama Putra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tgl. lahir : Bandung / 06 Desember 1990

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Ciryom V no 220, RT 01 RW 08

Bandung 40182

Telpon : 083821290069

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

• 2008 - Sekarang Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Jurusan : S1, Teknik Informatika

• 2005 - 2008 Sekolah Menengah Atas di SMA Angkasa Husein Sastra Negara, Bandung

• 2002 - 2005 Sekolah Menengah Pertama di SMP 23, Bandung

• 1995 - 2002 Sekolah Dasar di SDN Jatayu 2, Bandung

LATAR BELAKANG ORGANISASI

• 2010 - 2011 Taekwondo unikom Jabatan : Wakil Ketua

Dengan ini saya menyatakan bahwa semua informasi yang diberikan dalam dokumen ini adalah benar

(6)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

RIDZKY PRATAMA PUTRA

1010849

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(7)

iv

Abstract………ii

KATA PENGANTAR………iii

Daftar Isi……….iv

Daftar Tabel………ix

Daftar Gambar………...xiii

Daftar Simbol…..………xvii

Daftar Lampiran……….…..xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud Dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metode Penelitian ... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Tinjau Perusahaan ... 7

2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 7

2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 7

2.1.3 Deskripsi Tugas ... 8

(8)

v

2.2.2.2 Tujuan MRP ... 11

2.2.2.3 Persyaratan Dan Asumsi Pada MRP ... 12

2.2.2.3.1 Persyaratan MRP ... 12

2.2.2.3.2 Asumsi MRP ... 13

2.2.2.4 Input MRP ... 13

2.2.2.5 Proses Perhitungan MRP ... 14

2.2.2.6 Teknik Penentuan Lotting ... 16

2.2.2.7 Output MRP ... 18

2.2.3 Konsep Sistem Informasi ... 18

2.2.3.1 Pengertian Data ... 20

2.2.3.1.1 Model Data ... 20

2.2.3.1.1.1 Model Data Hirarki ... 20

2.2.3.1.1.2 Model Data Jaringan ... 20

2.2.3.1.1.3 Model Data Relasional ... 21

2.2.3.2 Pengertian Informasi ... 21

2.2.3.3 Pengertian Sistem ... 23

2.2.3.4 Pengertian Sistem Informasi ... 23

2.2.3.5 Komponen Sistem Informasi ... 23

2.2.4 Konsep Basis Data ... 24

2.2.4.1 Relational Database ... 26

2.2.4.2 Relational Database Management System ... 26

2.2.4.3 Instilah Basis Data ... 26

2.2.5 Konsep Perancangan Sistem ... 27

2.2.5.1 Entity Relational Diagram ... 27

2.2.5.2 DFD ( Data Flow Diagram ) ... 29

2.2.5.3 Client server ... 31

2.2 Tinjau Perangkat Lunak ... 32

(9)

vi

3.1 Analisis Sistem ... 35

3.1.1 Analisis Masalah ... 35

3.1.2 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 36

3.1.2.1 Proses Pemesanan Oleh Pelanggan ... 36

3.1.2.2 Proses Pembelian Bahanbaku Oleh CV.Wiranty ... 39

3.1.3 Analisis Aturan Bisnis ... 41

3.1.3.1 Analisis Aturan Bisnis Berdasarkan Fakta... 41

3.1.3.2 Analisis Bisnis Berdasarkan Kebutuhan ... 42

3.1.3.3 Kesimpulan Aturan Bisnis ... 42

3.1.4 Spesifikasi Perangkat Lunak... 42

3.1.5 Analisis Pengkodean ... 43

3.1.6 Analisis Metode MRP ... 46

3.1.6.1 Jadwal Induk Produksi (MPS) Pada Bulan September ... 47

3.1.6.2 Komposisi Bahan Penyusun Barang ... 49

3.1.6.3 Harga Bahanbaku ... 50

3.1.6.4 Penggunaan Bahanbaku Pada Periode Bulan September ... 51

3.1.6.5 Bill Of Material (BOM) ... 52

3.1.6.6 Penentuan Lotting Dengan Perhitungan EOQ ... 53

3.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 61

3.1.7.1 Analisis Pengguna ... 61

3.1.7.2 Analisis Perangkat Keras ... 63

3.1.7.3 Analisis Perangkat Lunak ... 65

3.1.7.4 Analisis Jaringan ... 67

3.1.8 Analisis Basis Data ... 68

3.1.1 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 69

3.1.1.1 Diagram Konteks ... 70

3.1.8.1 DFD Level 1 ... 72

(10)

vii

3.1.8.6 DFD Level 2. 5 Proses Pengolahan Laporan ... 77

3.1.8.7 DFD Level 3. Proses 2.1 Pengolahan Data Supplier ... 78

3.1.8.8 DFD Level 3. Proses 2.2 Pengolahan Data Pelanggan ... 79

3.1.8.9 DFD Level 3. Proses 2.3 Pengolahan Data Bahanbaku ... 80

3.1.8.10 DFD Level 3. Proses 2.4 Pengolahan Data Karyawan ... 81

3.1.8.11 DFD Level 3. Proses 2.5 Pengolahan Data Login Karyawan ... 81

3.1.8.12 DFD Level 3. Proses 3.1 Pengolahan Data Barang ... 82

3.1.8.13 DFD Level 3. Proses 3.2 Pengolahan Data EOQ ... 83

3.1.9.15 DFD Level 3. Proses 4.1 Pengolahan Data Pesanan ... 84

1.1.9.16 DFD Level 3. Proses 4.2 Pengolahan Data Pembelian ... 85

3.1.9 Spesifikasi Proses ... 85

3.1.11 Kamus Data ... 110

3.2 Perancangan Basis Data ... 116

3.2.1 Skema Relasi ... 116

3.2.2 Struktur Tabel ... 118

3.2.3 Struktur Menu ... 123

3.2.3.1 Struktur Menu Pemilik ... 124

3.2.3.2 Struktur Menu Divisi Administrasi ... 124

3.2.3.3 Struktur Menu Divisi Produksi ... 125

3.2.4 Perancangan Antar Muka ... 125

3.2.4.1 Layar Login ... 126

3.2.4.2 Layar Lupa Password ... 127

3.2.4.3 Layar Utama Admin ... 128

3.2.4.4 Layar Bahanbaku ... 128

3.2.4.5 Layar Tambah Bahanbaku ... 129

3.2.4.6 Layar Tambah Jenis Bahanbaku ... 129

3.2.4.7 Layar Pelanggan ... 130

(11)

viii

3.2.4.12 Layar Tambah Memasok ... 132

3.2.4.13 Layar Pembelian Bahanbaku ... 133

3.2.4.14 Layar Detail Pembelian ... 133

3.2.4.15 Layar Tambah Pembelian ... 134

3.2.4.16 Layar Tambah Detail Pembelian... 135

3.2.4.17 Layar Tambah Retur ... 136

3.2.4.18 Layar Pesanan ... 137

3.2.4.19 Layar Detail Pesanan ... 137

3.2.4.20 Layar Tambah Pesanan ... 138

3.2.4.21 Layar Tambah Detail Pesanan ... 139

3.2.4.22 Layar Retur ... 140

3.2.4.23 Layar Barang ... 140

3.2.4.24 Layar Detail Barang ... 141

3.2.4.25 Layar Tambah Barang ... 141

3.2.4.26 Layar Tambah Jenis Barang ... 142

3.2.4.27 Layar Tambah Detail Barang ... 142

3.2.4.28 Layar Peramalan ... 143

3.2.4.29 Layar Penggunaan Bahanbaku ... 143

3.2.4.30 Layar Perhitungan EOQ ... 145

3.2.4.31 Layar Karyawan ... 145

3.2.4.32 Layar Data Login Karyawan ... 146

3.2.4.33 Layar Tambah Karyawan ... 146

3.2.4.34 Layar Tambah Data Login ... 147

3.2.4.35 Layar Laporan Pesanan ... 147

3.2.4.36 Layar Laporan Pembelian ... 148

3.2.4.37 Layar Laporan Penggunaan Bahanbaku ... 149

3.2.5 Perancangan Pesan... 149

(12)

ix

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 157

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak... 158

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 158

4.1.4 Implementasi Antar Muka ... 166

4.2 Pengujian Alpha ... 169

4.2.1 Kasus Dan Hasil Pengujian ... 171

4.2.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 195

4.3 Pengujian Betha ... 195

4.3.1 Kesimpulan Hasil Pengujian Betha ... 198

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 201

5.1 Kesimpulan ... 201

5.2 Saran ... 201

(13)

203 Lingga Jaya, Bandung.

2. Bunafit, Nugroho. (2008). Latihan Membuat Aplikasi Web PHP dan Mysql dengan

Dreamwaver, Gava Media, Yogyakarta.

3. Hartono, Jogiyanto. (2005). Analisis Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

terstruktur teory dan praktis aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi.

4. Kadir, Abdul . (2003) Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi.

5. Nugroho, Adi, (2004), Konsep Pengembangan Sistem Basis Data, Informatika, Bandung.

6. Gaspersz, Vincent. (1998), Production Planning And Inventory Control Berdasarkan

Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

7. Nasution, Arman Hakim (2003), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi 1, Guna Widya Surabaya.

(14)

1 1.1Latar Belakang Masalah

CV. Wiranty adalah salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang konveksi yang membuat bahanbaku menjadi suatu barang jadi sesuai dengan keinginan konsumen. Proses bisnis yang terjadi di CV.Wiranty selama ini sudah berjalan

dengan baik intensitas pesanan semakin hari semakin banyak hal ini tentunya berbanding searah dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan.

Proses bisnis masih menggunakan cara konvensional yaitu petugas mencatat pesanan dari pelanggan dengan cara tulis tangan, lalu bagian produksi mengecek

bahanbaku apa saja yang dibutuhkan untuk membuat pesanan tersebut dan mengecek ketersediaan stoknya digudang, jika bahanbaku yang dibutuhkan tidak tersedia stoknya maka pemilik akan menghubungi supplier yang biasa memasok bahanbaku tersebut. Untuk proses administrasi pemilik CV.Wiranty sering mengalami kesulitan

untuk mengecek sumber daya manusia, transaksi yang terjadi, biaya produksi, dan keuntungan perusahaan. hal itu disebabkan karena semua pembukuan dilakukan secara konvensional sehingga data sulit untuk dibaca, kerusakan terhadap beberapa arsip, penyimpanan arsip yang berantakan, bertumpuk dan sulit untuk diperiksa oleh pemilik dampak lain dari proses yang dilakukan secara konvensional itu adalah

seringkali pengelola kesulitan untuk mengontrol stok ketersediaan bahanbaku dan pada saat pesanan datang perusahaan sama sekali tidak memiliki bahanbaku yang dibutuhkan utuk membuat pesanan tersebut atau kadang stok bahanbaku yang tidak digunakan banyak menumpuk digudang hal ini menjadi masalah karena kualitas bahan baku semakin lama disimpan maka kualitasnya akan semakin menurun dan

juga keterbatasan ukuran gudang untuk menyimpan bahan baku tersebut.

(15)

pegawai, dan transaksi yang berformat digital sehingga petugas tidak perlu menuliskan lagi data-data yang ada secara konvensional dan juga seluruh data menjadi lebih rapih, mudah dibaca dan mudah untuk kelola dengan bentuk digital. CV.Wiranty juga membutuhkan suatu sistem yang dapat menentukan jumlah

kebutuhan material serta jangka waktu pemesanannya agar proses produksi menjadi lebih terorganisir dan mengurangi resiko menumpuknya bahanbaku yang berada di gudang serta mengurangi biaya perawatan yang digunakan untuk penyimpanan bahanbaku. Maka dari itu dibangunlah

“ SISTEM INFORMASI UNTUK MENGOPTIMALKAN PROSES

PRODUKSI DI CV.WIRANTY ”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka masalah yang muncul pada laporan

tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana membangun sistem informasi untuk mengoptimalkan produksi di CV.Wiranty.

2. Bagaimana cara mengetahui kebutuhan bahan baku untuk memproduksi produk sesuai dengan pesanan dalam suatu periode tertentu.

1.3Maksud Dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari dibuatnya tugas akhir ini adalah membangun sistem informasi

untuk mengoptimalkan produksi dengan studi kasus di CV.Wiranty

1.3.2 Tujuan

(16)

1. Mengetahui berapa banyak kebutuhan bahanbaku yang harus disiapkan atau dipesan sehingga proses produksi bisa berjalan lancar dan memenuhi laju permintaan pelanggan.

2. Merencanakan pemesanan bahanbaku agar dapat mangurangi resiko terlambatnya pengerjaan karena kekurangan bahanbaku.

3. Mempermudah dan menghindari kesalahan – kesalahan dalam pencatatan

transaksi dan meningkatkan efisiensi waktu.

4. Memberikan kemudahan dalam hal pembuatan laporan yang lebih akurat.

1.4Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penulisan skripsi dapat memberikan pemahaman yang terarah dan sesuai dengan yang diharapkan. Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang ada, maka perlu adanya

batasan sebagai berikut :

1. Sistem yang akan dibangun memiliki kemampuan dalam mengatur hak akses dimana hanya terdapat dua jenis hak akses yaitu Admin sebagai pemilik hak akses tertinggi dalam sistem ini dipegang oleh pemilik perusahaan dan satu lagi adalah user dalam sistem ini user dibagi menjadi dua bagian ada bagian

administrasi dan juga bagian produksi yang memiliki tugas berbeda satu sama lain.

2. Sistem informasi ini hanya mengolah data pesanan, supplier, bahan baku, karyawan, pelanggan, barang, dan transaksi.

3. Sistem tidak mengelola keuangan perusahaan

4. Sistem ini hanya menangani analisa pemesanan bahanbaku yang dilakukan oleh perusahaan

5. Sistem yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP 6. Data base yang digunakan sistem ini adalan MySQL

(17)

Planning ). Sedangkan utuk perhitungan pengadaan bahanbaku akan

menggunakan motode EOQ ( Ecconomic Order Quantity).

8. Jadwal induk produksi tidak dibuat diawal karena proses bisnis yang terjadi adalah make to order.

1.5Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode penelitian

deskriptif metode ini menggunakan beberapa tahapan :

1. Tahapan pengumpulan data

Dalam tahap pengumpulan data ini digunakan beberapa teknik pengumpulan

data diantaranya adalah :

a. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil.

c. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

2. Tahapan pembuatan perangkat lunak.

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan paradigma perangkat lunak secara Modified waterfall, yang meliputi beberapa proses diantaranya:

a. Requirements analysis and definition

(18)

dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya sistem yang akan dikembangkan. b. System and software design

Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Tujuan tahap ini adalah untuk menerjemahkan kebutuhan menjadi representasi software yang bisa diukur, sebelum dilakukan pemrograman atau pengkodean.

c. Implementation and unit testing

Dalam tahap ini, desain yang telah dibuat diterjemahkan dalam bentuk kode program yang dapat dieksekusi dan dimengerti oleh mesin. Kemudian dilakukan pengujian tiap-tiap program atau unit program untuk memperbaiki error dalam penulisan kode dan untuk meyakinkan bahwa

fungsi-fungsi yang dibentuk dapat berjalan sesuai keinginan. Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan unit program yang dapat dieksekusi dan valid.

d. Integration and system testing

Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun.

Pada fase ini, unit unit program yang dibangun akan diintegrasikan dan diuji secara utuh untuk memastikan bahwa kebutuhan perangkat lunak telah terpenuhi.

e. Maintenance

Tujuan dari perawatan sistem adalah agar sistem yang telah

(19)

1.6Sistematika penulisan

Sistematika Penulisan Tugas akhir ini dibagi dalam beberapa bab dengan pokok pembahasan secara umum sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan penelitian, diikuti dengan pembatasan masalah, metodologi penelitian yang digunakan, dan serta

sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik masalah yang diteliti.

BAB 3 ANALISIS MASALAH DAN PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang uraian mengenai analisis masalah dari rancangan pembuatan perangkat lunak. Serta perancangan Diagram Konteks, DFD, Kamus Data, ERD, Perancangan Data, Perancangan antarmuka.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi implementasi dari perangkat keras yang digunakan, perangkat lunak yang digunakan, implementasi pada aplikasi permainan yang telah dibangun, dan

implementasi antarmuka, serta berisi hasil pengujian pada aplikasi permainan menggunakan metode pengujian black box dan white box dengan tahap pengujian alpha dan beta.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengujian bahwa tujuan awal dalam pembangunan sistem informasi untuk mengoptimalkan proses produksi telah tercapai

(20)

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Tinjau Perusahaan

2.1.1 Sejarah Perusahaan

CV.Wiranty adalah suatu konveksi yang beralamat di jalan maleber No 12-13, Bandung. Pada tahun 90an CV.Wiranty adalah sebuah perusahaan kecil yang dijalankan oleh bapak samadi dibantu oleh istrinya dan hanya memiliki 5 orang pegawai untuk mejalankan produksi namun dengan kualitas pengerjaan dan harga

yang bersaing semakin lama CV.Wiranty semakin dipercaya oleh konsumen dan pesanan pun semakin lama semakin banyak. Dengan kondisi demikian akhirnya pada tahun 1999 bapak samadi memutuskan keluar dari kantornya untuk menjalankan perusahaan ini agar lebih terkontrol. Seiring berjalannya waktu dan strategi bisnis

yang baik akhirnya sekarang CV.Wiranty menjadi perusahaan yang besar dan cukup mempunyai nama untuk sebuah jasa konveksi dikalangan anggota TNI.

2.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana

hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.

(21)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

2.1.3 Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas digunakan untuk mengetahui tugas, wewenang dan tanggung

jawab dari masing-masing bagian. Adapun deskripsi tugas yang ada di Penta Sukses Mandiri adalah sebagai berikut :

A. Pemilik

Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh proses bisnis yang terjadi di CV.Wiranty

B. Bendahara / Keuangan

Bertanggung jawab atas semua aliran keuangan, pembelanjaan, pembayaran pemesanan barang, dan lain – lain.

C. Administrasi

Bertanggung jawab untuk mencatat pesanan pelanggan dan membuat laporan semua proses bisnis kepada pemilik

(22)

Bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol proses produksi barang pesanan di CV.Wiranty, mengecek bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, memastikan barang pesanan sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

E. Pola

Bertugas untuk membuat pola pada kain sesuai dengan yang dibutuhkan untuk membuat pesanan konsumen, membuat desain barang sesuai dengan keinginan

konsumen

F. Pemotong kain

Bertugas untuk memotong kain sesuai dengan pola yang telah ditentukan oleh

bagian pola.

G. Penjahit dan bordir

Bagian ini bertanggung jawab untuk menjahit kain – kain sesuai dengan pola yang telah ditentukan, bembuat bordiran pada pesanan konsumen.

H. Sablon

Bagian ini bertugas untuk membuat sablonan pada barang pesanan konsumen sesuai dengan pola yang telah ditentukan diawal.

I. Finishing

Bertanggung jawab untuk memastikan barang pesanan telah selesai, merapikan sisa-sisa jahitan, menggosok barang dan melakukan packing setelah barang dicek oleh kepala produksi

2.2Landasan Teori

2.2.1 Management Pemasaran

(23)

mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses dan barang jadi. Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa bessar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin. (Azhar, 2004)

2.2.2 MRP ( Material Require Planing )

MRP adalah teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen

permintaan yang saling bergantungan. (Dependent demand items) seperti dalam kasus

pembuatan kursi roda dimana raw material (bahan baku) dan komponen assembling yang digunakan saling berhubungan untuk memproduksi suatu barang jadi (Gasperz, 1998). Dalam MRP digunakan strategi produksi untuk mengantisipasi agar terjadi keseimbangan antara pemasok material dan kebutuhan aktual pesanan Ada dua

kategori yang disarankan yaitu make to stock dan make to order. Make to order adalah membuat suatu produk sesuai dengan pesanan. Pada strategi produksi make to order definisi produk yang digunakan adalah standard product dan custom product. Make to order dapat dibagi atas : Assembly to order, build to order, completely make

to order dan engineer to order.

2.2.2.1Sejarah MRP

Sebelum berkembangnya sistem MRP pada awalnya banyak perusahaan sudah menggunakan metode reorder-point/reorder-quantity (ROP / Roq) seperti EOQ untuk proses manufaktur dan manajemen persediaan bahanbaku. Pada tahun

1960 Joseph Orlicky tertarik untuk mempelajari sistem TOYOTA Manufacturing dan mengembangkan sistem tersebut untuk menjadi dasar metode Material Require

Planning (MRP). Pada tahun 1975 Oliver Wight dan George Plossl mengembangkan

MRP menjadi sumber daya perencanaan manufaktur. Pada tahun yang sama MRP

(24)

awalnya hanya diterapkan di 150 perusahaan dan semakin berkembang hal ini didukung dengan semakin berkembangnya komputer. Salah satu alasan mengapa MRP banyak digunakan sebagai teknik manajemen produksi terutama dalam bidang

manufaktur adalah karena MRP memanfaatkan kemampuan komputer dalam

menyimpan dan mengolah banyak data. Pada tahun yang sama juga namun pada tahun 1980-an jumlah ini telah berkembang menjadi sekitar 8.000 perusahaan dan pada tahun 1990-an, sekitar sepertiga dari industri di Amerika telah menggunakan metode mrp.

2.2.2.2Tujuan MRP

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut: (Gasperz, 1998)

A. Meminimalkan Persediaan.

MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule).

Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.

B. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman

MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi

maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.

C. Komitmen yang realistis

(25)

D. Meningkatkan efisiensi

MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi. Dengan demikian terdapat beberapa hal yang

dapat dilakukan, yaitu :

1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat Kapan pekerjaan harus selesai

atau material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi dapat terpenuhi.

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan. Kapan pemesanan atau

pembatalan pemesanan harus dilakukan.

Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus

direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada

2.2.2.3Persyaratan Dan Asumsi Pada MRP

2.2.2.3.1 Persyaratan MRP

Agar MRP dapat berfungsi dan dioperasionalisasikan dengan efektif. Ada

beberapa persyaratan dan asumsi yang harus dipenuhi. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah : (Gasperz, 1998)

A. Tersedianya Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), yaitu suatu rencana produksi yang menetapkan jumlah serta waktu suatu produk

akhir harus tersedia sesuai dengan jadwal yang harus diproduksi. Jadwal Induk Produksi ini biasanya diperoleh dari hasil peramalan kebutuhan melalui tahapan perhitungan perencanaan produksi yang baik, serta jadwal pemesanan produk dari pihak konsumen.

B. Setiap item persediaan harus mempunyai identifikasi yang khusus. Hal ini

(26)

pengklasifikasian bahan menjadi sangat penting seperti bagian atas bahan, bagian komponen, perakitan setengah jadi dan produk akhir haruslah terdapat perbedaan yang jelas antara satu dengan yang lainnya.

C. Tersedianya struktur produk pada saat perencanaan. Dalam hal ini tidak

diperlukan struktur produk yang memuat semua item yang terlibat dalam pembuatan suatu produk apabila itemnya sangat banyak dan proses pembuatannya sangat komplek. Walaupun demikian, yang penting struktur produk harus mampu menggambarkan secara jelas langkah-langkah suatu

produk untuk dibuat, sejak dari bahanbaku sampai menjadi produk jadi.

D. Tersedianya catatan tentang persediaan untuk semua bahanbaku yang menyatakan status persediaan sekarang dan untuk yang akan datang.

2.2.2.3.2 Asumsi MRP

Sedangkan asumsi yang diperlukan sebagai prakondisi berlakunya sistem

MRP adalah sebagai berikut : A. Tersedianya daftar material.

B. Waktu tenggang/leadtime untuk semua item diketahui, paling tidak dapat diperkirakan. (lead time adalah jangka waktu dari saat pemesanan hingga barang berada di gudang)

C. Setiap aktivitas keluar masuk item persediaan tercatat.

D. Adanya catatan persediaan bahanbaku.

2.2.2.4Input MRP

Sistem MRP membutuhkan input lima sumber informasi utama yaitu: (Nasution, 2003)

A. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule/MPS)

(27)

B. Bill of Material (BOM)

Merupakan daftar semua material, parts dan subassemblies, serta jumlah dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly. Dari BOM dapat diketahui pula urutan penyusunan komponen -

komponen menjadi suatu produk pada proses produksi.

C. Inventory Status/Record Files/Item Master

Item Master juga berisi data tentang lead time, teknik ukuran lot yang digunakan, persediaan cadangan, dan infromasi lain dari semua item.

D. Orders (Pesanan-pesanan)

Pesanan dapat berupa shop orders atau manufacturing order yang diproduksi didalam pabrik, atau purchase orders dengan proses pembelian dari pemasik

eksternal. Dalam sistem MRP, pesanan yang secara resmi teah dikeluarkan ke pabrik atau pemasok eksternal disebut dengan relesed orders atau schedule receipt atau open order. Sedangkan kalau masih dalam file komputer yang belum dikeluarkan secara resmi dinamakan planned order receipt.

E. Requirement (catatan kebutuhan)

Catatan kebutuhan biasanya berisi informasi tentang nomor item yang dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan, waktu yang dibutuhkan, jumlah yang

dikeluarkan dari stock room, dan sebagainya. Informasi ini berguna untuk mengurangi stock on hand.

2.2.2.5Proses Perhitungan MRP

Tahapan-tahapan dalam proses perhitungan MRP adalah sebagai berikut: A. Netting

Netting merupakan proses perhitungan net requirement yang besarnya mengikuti persamaan berikut ini.

(28)

Penjelasan:

NRt = Kebutuhan bersih pada periode t

GRt = Kebutuhan kotor pada periode t

Allt = Allokasi dari persediaan

SRt = Jadwal penerimaan

PAt-1 = Jumlah yang ada pada akhir periode t-1

B. Lotting

Lotting merupakan proses untuk menentukan besarnya pesanan setiap item yang optimal berdasarkan kebutuhan bersih (net requirements) yang

dihasilkan dari proses netting. Dalam proses Lotting terdapat banyak alternatif untuk menghitung ukuran lot, yang disebut sebagai teknik lot sizing.

C. Offsetting (penyesuaian lead time)

Offsetting merupakan proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih, dengan memperhatikan leadtime kesiapan material. Langkah offsetting mengikuti persamaan berikut ini.

PORLt = PORtl……….(2) Penjelasan:

PORLt = Planned Order Release pada periode t

PORtl = Planned Order Receipt pada periode t + leadtime D. Explosion/Exploding

Explosion/Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item level yang lebih bawah yang didasarkan atas planned order release. Data BOM sangat memegang peranan, karena atas dasar BOM inilah proses

(29)

2.2.2.6Teknik Penentuan Lotting

Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk sebuah item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari masing masing periode horison perencanaan dalam MRP (material requirment Planning). Didalam ukuran lot ini ada beberapa pendekatan yaitu: (Nasution, 2003)

1. Menyeimbangkan ongkos pesan (set up cost) dan ongkos simpan.

2. Menggunakan konsep jumlah pesanan tetap.

3. Dengan jumlah periode pemesanan tetap.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan ukuran Lot adalah

Eqonomic Order Quantity (EOQ).

Economic Order Quantity (EOQ)adalah teknik pemesanan dalam manajemen pengadaan yaitu cara perhitungan pemesanan bahanbaku sekali pesan atau berangsur dengan biaya paling minimum. Variabel-variabel berikut ini akan digunakan untuk menentukan proyeksi persediaan barang, jarak antar pesanan, biaya simpan, banyak pemesanan dan menghitung kuantitas per pemesanan optimal : (Nasution, 2003)

a. Menghitung banyaknya barang setiap pemesanan (kuantitas) digunakan rumus

Q = . . ………. (3)

Penjelasan :

Q (EQO) = banyak barang per pesanan D = Kebutuhan bahan baku (Annual Demand) S = Biaya pesan per pesanan (Setup/Ordering Cost)

H = Biaya simpan (Holding/Carrying Cost)

(30)

F =

………(4) Penjelasan :

F = Banyak pemesanan yang dilakukan Q = banyak barang per pesanan

D = Kebutuhan bahan baku (Annual Demand)

c. Menentukan jarak antar pesanan optimal (periode) digunakan rumus

T

=

………....(5)

Penjelasan :

T = Jarak antar pesanan

F = Banyak pemesanan yang dilakukan

d. Menghitung proyeksi persediaan barang ditangan (OI) digunakan rumus

OI = (Current Inventori + SR) – NR………..(6) Penjelasan :

OI (Onhand Inventory) = Merupakan proyeksi persediaan yaitu jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan jumlah item yang akan diterima atau

dikurangi dengan jumlah item yang dipakai/dikeluarkan dari persediaan pada periode itu.

SR (Schedule Receipt) = jumlah item yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang telah dibuat.

Current Inventory = jumlah material yang secara fisik tersedia dalam gudang

pada awal periode.

NR (Net Requirement) = Jumlah kebutuhan bersih dari suatu item yang

(31)

2.2.2.7Output MRP

Keluaran MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu : (Gasperz, 1998)

A. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) adalah penentuan

jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.

B. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegosiasi dengan pemasok, dan berguna juga bagi manejer manufaktur, yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.

C. Changes to planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan) adalah yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan, pengubahan jumlah pesanan.

D. Performance Report (Laporan Penampilan) suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stock dan ukuran yang lain.

2.2.3 Konsep Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) merupakan sistem pembangkit informasi, artinya sistem yang menyediakan informasi. Dengan integrasi yang dimiliki antar subsistemnya,

Sistem Informasi akan mampu menyediakan informasi yang berkualitas, tepat, cepat, dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information Sistem- CBIS) mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah Sistem Informasi. Lebih jelasnya, CBIS merupakan sistem pengolah data menjadi sebuah informasi yang

(32)

Dengan semakin majunya teknologi sekarang saat ini, diperusahaanperusahaan selau diterapkan suatu sistem informasi yang baru dengan mengikuti perkembangan jaman. Dengan diterapkannya sistem yang dirancang dengan baik akan mempermudah didalam pengoreksian jika terjadi

kesalahan-kesalahan atau kendala yang terjadi di dalam perusahaan. Informasi dihasilkan oleh suatu proses sistem informasi dan bertujuan menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen, operasi perusahaan dari hari ke hari dan informasi yang layak untuk pihak perusahaan. Menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis di dalam bukunya Accounting Informatioon Systems mendefinisikan

sistem informasi sebagai berikut:

“Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Dari definisi diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan perpaduan antara manusia, alat teknologi, media, prosedure dan pengendalian yang bertujuan untuk menata jaringan komunikasi sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Kegiatan yang terdapat pada sistem informasi antara lain :

1. Input, menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data yang akan diproses.

2. Proses, menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output, suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas.

4. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. 5. Kontrol, suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi

(33)

2.2.3.1Pengertian Data

Data adalah kumpulan dari fakta-fakta, kejadian-kejadian yang dapat berupa simbol, angka, huruf, dan lain-lain yang berguna bagi suatu pengolahan data (process) atau sebagai masukan (input) bagi suatu proses. (Nugroho, 2004)

2.2.3.1.1 Model Data

Data yang disimpan menggambarkan beberapa aspek dari suatu organisasi.

Model data adalah himpunan deksripsi data level tinggi yang dikonstruksi untuk menyembunyikan beberapa detail dari penyimpanan level rendah. Beberapa manajemen basis data didasarkan pada model data relasional, model data hirarkis, atau model data jaringan. (Nugroho, 2004)

2.2.3.1.1.1Model Data Hirarki

Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orang tua-anak. Setiap simpul (biasa

dinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul yang terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua. Setiap orang tua bisa memiliki satu (hubungan 1:1) atau beberapa anak (hubungan 1:N), tetapi setiap anak hanya memiliki satu orang tua. Simpul – simpul yang dibawahi oleh simpul

orang tua disebua anak. Simpul orang tua yang tidak memiliki orang tua disebut akar. Simpul yang tidak mempunyi anak disebut daun. Adapun hubungan antara anak dan orang tua disebut cabang. (Nugroho, 2004)

2.2.3.1.1.2Model Data Jaringan

Model jaringan distandarisasi pada tahun 1971 oleh Data Base Task Group (DBTG). Itulah sebabnya disebut model DBTG. Model ini juga disebut model CODASYL (Conference on Data System Languages), karena DBTG adalah bagian

(34)

orang tua punya banyak anak), maupun N:M (beberapa anak bisa mempunyai beberapa orangtua). Pada model jaringan, orang tua diseut pemilik dan anak disebut anggota.

2.2.3.1.1.3Model Data Relasional

Model relasional adalah model data yang paling banyak digunakan saat ini. Pembahasan pokok pada model ini adalah relasi, yang dimisalkan sebagai himpunan

dari record. Deskripsi data dalam istilah model data disebut skema. Pada model relasional, skema untuk relasi ditentukan oleh nama, nama dari tiap field (atau atribut atau kolom), dan tipe dari tiap field.

2.2.3.2Pengertian Informasi

Dibawah ini terdapat pengertian konsep dasar sistem informasi menurut beberapa sumber yang didapat diantaranya sebagai berikut : (Azhar, 2004) (Hartono, 2005)

Menurut Hartono, Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul : Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktis aplikasi bisnis. “informasi adalah hasil pengolahan data, akan tetapi tidak semua hasil dari

pengolahan tersebut bisa menjadi informasi.” Menurut Susanto,Azhar.dalam

bukunya yang berjudul : Sistem Informasi manajemen: Konsep dan Pengembangannya “informasi merupakan hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat.” Dari pengertian beberapa sumber di atas maka informasi merupakan kumpulan data-data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat memberikan arti dan manfaat sesuai dengan keperluan tertentu yang bisa menjadi

(35)

input, diproses kembali melalui model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Suatu

informasi yang bermanfaat, harus memiliki kualitas sebagai berikut : a. Relevan

Menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara

mengurangi ketidakpastian, menaikan kemampuan untuk memprediksi atau menegaskan ekspektasi semula.

b. Dapat dipercaya

Bebas dari kesalahan atau bisa secara akurat menggambarkan kegiatan atau aktivitas organisasi.

c. Lengkap

Tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pemakai. d. Tepat waktu

Disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan

keputusan. e. Mudah dipahami

Disajikan dalam format mudah dimengerti. f. Dapat diuji kebenarannya

Memungkinkan dua orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang

sama secara independent.

Berdasarkan kategorinya informasi dikelompokkan menjadi tiga bagian : a. Informasi strategis

Informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang yang

mencakup informasi eksternal yaitu rencana perluasan perusahaan, tindakan pesaing dan sebagainya.

(36)

Informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan jangka menengah, misalnya informasi trend penjualan yang dapat dipakai untuk menyusun rencan-rencana.

c. Informasi teknis

Informasi yang dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari seperti informasi persediaan, laporan harian dan lain-lain.

2.2.3.3Pengertian Sistem

Sistem merupakan kumpulan dari bagian-bagian atau komponen-komponen subsistem atau bagian dari sistem yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk membentuk satu kesatuan dalam menjalankan fungsi tertentu yang mempengaruhi proses dari setiap subsistem atau bagian sistem secara keseluruhan untuk mencapai

satu tujuan tertentu.

2.2.3.4Pengertian Sistem Informasi

beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh daripada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tata cara penggunaannya. Menurut Teguh Wahyono, “Sistem informasi diartikan sebagai suatu jaringan daripada

beberapa elemen-elemen yang saling berhubungan serta membentuk satu kesatuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses, serta member sinyal kepada manajemen dan yang lain terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan” (Nugroho, 2004)

2.2.3.5Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari 6 komponen, yaitu :

1. Blok Masukan (input block)

(37)

2. Blok Model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di dasar data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (output block)

Produk keluaran yang dihasilkan sistem informasi berupa informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta user.

4. Blok Teknologi (technology block)

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,

menyimpan dan mengakses data, memperoleh dan mengirim output serta kontrol dari sistem secara keseluruhan komponen teknologi.

5. Blok Basis Data (database block)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan

perangkat lunak untuk memanipulasinya. 6. Blok Kendali (control block)

Blok kendali adalah blok pengendali sistem informasi. Beberapa pengendali

perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur, kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.2.4 Konsep Basis Data

Pengertian Basis Data adalah “ kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Basis data tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi

(38)

karena merupakan basis dalam menyediakan informasi pada para pengguna ata user.”

Basis data digunakan karena memiliki keuntungan sebagai berikut: 1. Mengurangi redundansi

2. Data dapat di-share antar aplikasi

3. Dapat dilakukan standardisasi data

4. Batasan security dapat diterapkan

5. Mengelola integritas data (akurasinya terjamin) 6. Independensi data (objektif DBS)

basis data dapat berkembang tanpa mempengaruhi aplikasi yang telah ada Secara

definitif, basis data merupakan suatu objek terstruktur. Objek terstruktur tersebut terdiri atas data dan metadata. Data pada basis data merupakan informasi deskriptif yang benar-benar tersimpan, misalnya “Nama” atau “Alamat”. Sedangkan metadata merupakan bagian yang menjelaskan tentang struktur data tersebut dalam basis data, misalnya field untuk “Nama” dan “Alamat”, panjang field, atau tipe data untuk

masing-masing field. Untuk menentukan struktur suatu basis data digunakan pemodelan basis data. Pemodelan basis data ada banyak macamnya. Beberapa diantaranya yaitu:

1. File Systems

2. Hierarchical Database Model

3. Network Database Model

4. Relational Database Model

(39)

2.2.4.1Relational Database

Basis data relasional ditemukan oleh seorang periset IBM, Dr. E.F. Codd. Basis data relasional ini dapat mengatasi berbagai batasan yang ada pada model hierachical database tanpa mengabaikan struktur hirarki data. Pada basis data

relasional, setiap tabel dapat diakses tanpa harus mengakses objek parent-nya. Selain itu, setiap tabel dapat dihubungkan tanpa perlu terpengaruh dengan posisi hirarkis masing-masing tabel. Berdasarkan keberadaannya, relasi terbagi menjadi tiga macam:

1. Base relation, yaitu relasi yang skemanya terdefinisi dan benar-benar ada pada

basis data.

2. Derived relation, yaitu relasi yang diturunkan dari relasi lainnya dengan menggunakan ekspresi relasional.

3. View, yaitu derived relation yang memiliki nama. (Nugroho, 2004)

2.2.4.2Relational Database Management System

Database Management System (DBMS) adalah suatu sistem perangkat lunak

yang digunakan untuk memanipulasi / memproses basis data. Sedangkan istilah

relational database management system digunakan untuk menyebut suatu perangkat lunak yang dapat menangani basis data relasional dan berkomunikasi dengan engine basis data tersebut.

2.2.4.3Instilah Basis Data

Istilah dalam basis data ada beberapa istilah seperti : 1. Elemen Data

Salah satu nilai tunggal dengan satu petunjuk nama dan deskripsi karakteristik seperti tipe (char, int, varchar) dan panjang karakter atau digit.

2. Item Data

(40)

dari sebuah entitas. Contoh : Item data IdMahasiswa dapat dikarakteristik dengan

nomor digit 9 dengan nilai antara 000000001 sampai 999999999. 3. Field

Merupakan lokasi penyimpanan untuk salah satu elemen data. Atau suatu elemen

yang memiliki atribut dan harga dan merupakan unit informasi terkecil yang bisa diakses. Contoh : field IdMahasiswa.

4. Record

Lokasi penyimpanan yang terbuat dari rangkain field yang berisi elemen-elemen data yang menggambarkan beberapa entitas.

5. File

Sekumpulan record dari tipe tunggal yang berisi elemen-elemen data yang menggambarkan himpunan entitas. Contoh : File mahasiswa yang berisi satu record untuk tiap mahasiswa dalam sistem.

6. Akses Data

Merupakan satu cara dimana suatu program mengakses secara fisik record-record dalam file penyimpan. (Nugroho, 2004)

2.2.5 Konsep Perancangan Sistem

Perancangan sistem secara umum adalah suatu tahap dimana di dalamnya terdapat identifikasi komponen-komponen sistem informasi yang akan dirancang secara rinci yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pengguna atau user

mengenai sistem yang baru. Sedangkan desain sistem secara terinci dimaksudkan untuk pembuat program komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan sistem. Penggambaran dan rancangan model sistem Informasi dalam bentuk Flowmap, Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD). (rosa, M.Salahuddin, 2011)

2.2.5.1Entity Relational Diagram

Entity Relationship Diagram atau biasa dikenal dengan diagram E-R secara grafis

(41)

yaitu entity dan relasi. Untuk melambangkan fungsi diatas maka digunakan simbol-simbol yang bisa dilihat pada daftar simbol-simbol. Elemen-elemen Entity Relationship Diagram adalah sebagai berikut:

1. Entitas Kuat

Entitas yang mempunyai atribut kunci (primary key). Entitas ini bersifat mandiri,

keberadaanya tidak bergantung pada entitas lainnya. Kebanyakan entitas dalam suatu organisasi dapat digolongkan sebagai entitas kuat (strong entity). Entitas kuat memiliki karakteristik yang unik (dinamakan identifier), yaitu sebuah atribut tunggal atau gabungan atribut yang secara unik dapat digunakan untuk

membedakannya dari entitas kuat yang lain. 2. Entitas Lemah

Entitas yang tidak mempunyai atribut kunci (Primary key). Entitas lemah diidentifikasikan dengan menghubungkan entitas tertentu dari tipe entitas yang lain

ditambah atribut dari entitas lemah. Tipe entitas lain yang dipakai untuk mengidentifikasikan suatu entitas lemah disebut identifying owner dan identifying relationship.

3. Relationship (Relasi)

Pada E-R diagram, relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah

ketupat. Realationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya relationship diberi nama dengan kata kerja dasar, sehinga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya.

4. Atribut

Secara umum atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap

relationship. Maksudnya adalah sesuatu yang menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun relationship, sehingga sering dikatakan bahwa atribut adalah elemen dari setiap entitas dan relationship.

(42)

Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas yang lainnya. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan yang terjadi dari entitas, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lainnya dan begitu juga

sebaliknya. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi, yaitu : a. Relasi Satu ke Satu (One to One)

b. Relasi Satu ke Banyak (One to Many)

c. Relasi banyak ke Satu (Many to One)

d. Relasi Banyak ke Banyak (Many to Many) Tahapan-tahapan membuat diagram E-R :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh entity yang terlibat dalam sistem database tersebut.

2. Menentukan attribute-attribute atau field dari masing-masing entity beserta kunci keynya.

3. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan himpunan entity yang ada beserta kunci tamu (foreign key) nya.

4. Menentukan derajat relasi untuk setiap himpunan relasi.

2.2.5.2 DFD ( Data Flow Diagram )

Diagram Alir Data atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model yang menjelaskan arus data mulai dari pemasukan sampai dengan keluaran data. Tingkatan DFD dimulai dari diagram konteks yang menjelaskan secara umum suatu sistem atau batasan sistem aplikasi yang akan dikembangkan. Kemudian DFD dikembangkan menjadi DFD tingkat 0 atau level 0 dan kemudian DFD level 0 dikembangkan lagi

(43)

penjabaran dari diagram konteks. Dalam pembuatan DFD harus mengacu pada ketentuan sebagai berikut : (Rosa, 2011)

1. Setiap penurunan level yang lebih rendah harus mempresentasikan proses tersebut dalam spesifikasi proses yang jelas.

2. Penurunan dilakukan apabila memang diperlukan.

3. Tidak semua bagian dari sistem harus ditunjukkan dengan jumlah level yang sama.

Simbol-simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram menurut notasi Yourdan adalah sebagai berikut :

1. Proses

Proses adalah simbol pertama data flow diagram. Proses dilambangkan dengan

lingkaran, dimana proses ini menunjukan bagian dari sistem yang mengubah satu atau lebih input dan output. Nama proses dituliskan dengan satu kata, singkatan atau kalimat sederhana.

2. Aliran Data

Aliran Data digambarkan dengan tanda panah. Aliran data juga digunakan untuk

menunjukan bagian-bagian informasi dari satu bagian ke bagian lain. Pembagian nama untuk aliran ini menunjukan sebuah arti untuk sebuah aliran. Untuk kebanyakan sistem yang dibuat, aliran data sebenarnya mengambarkan data yakni angka, huruf, pesan, floating point, dan macam-macam informasi lainnya.

3. Simpanan Data

Simpanan data digunakan sebagai penyimpanan bagi paket-paket data. Notasi penyimpanan data digambarkan dengan garis horizontal yang pararel. Simpanan data merupakan simpanan data dari data yang berupa suatu file atau database di sistem komputer ataupun berupa arsip atau catatan manual. Nama dari simpanan

data menunjukan nama filenya.

(44)

Terminator digambarkan dengan sebuah kotak yang menggambarkan kesatuan luar (eksternal entitty) yang berhungan dengan sistem. Kesatuan luar merupakan kesatuan (entity) dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, Organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan

input atau output dari sistem.

2.2.5.3 Client server

Sistem client-server dapat mempunyai dua atau tiga tingkat setup (pengaturan). Terhadap sebuah komputer yang berfungsi sebagai server (pusat) dan beberapa komputer lainnya yang bersifat sebagai client. Beberapa bentuk pelayanan yang dapat diberikan komputer server antara lain :

1. Mengontrol hak akses perangkat-perangkat yang ada dalam jaringan

2. Mengatur keamanan data dalam jaringan.

3. Penggunaan perangkat, data dan sistem aplikasi komputer secara bersama.

Sistem client-server atau disebut juga sistem tersentralisasi diterapkan pada sebuah sistem jaringan. Sistem client-server ini ditujukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem sebelumnya. Sistem client-server terdiri dari

dua komponen utama yaitu client dan server. Client berisi aplikasi basis data dan server berisi DBMS dan basis data. Setiap aktivitas yang dikehendaki para pemakai akan lebih dulu ditangani oleh client. Bila ada proses yang harus melibatkan data yang tersimpan pada basis data barulah client melakukan hubungan dengan server. Pada sistem client-server untuk memenuhi kebutuhan client akan mengirimkan

message (perintah) query pengambilan data. Selanjutnya, server yang menerima message tersebut akan menjalankan query tersebut dan hasilnya akan dikirim kembali

(45)

2.2 Tinjau Perangkat Lunak

Perangkat lunak pendukung yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah sebagai berikut :

2.2.5 PHP

PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah web dan bias digunakan pada

HTML. PHP merupakan singkatan dari “PHP: Hypertext Preprocessor” dan merupakan bahasa yang disertakan dalam dokumen HTML sekaligus bekerja di sisi server (server-side HTML-embedded scripting). Artinya sintaks dan perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada halaman HTML biasa sehingga scriptnya tak tampak di sisi client (Andri Kristanto dalam

bukunya Kupas Tuntas PHP & MySQL). Sistem database yang didukung oleh PHP adalah:

· Oracle

· Generic ODBC

· Adabas d · Sybas · PostgreSQL · FilePro · Empress

· MySQL · Ms.Access · Velocis · Dbase

2.2.6 Apache Web Server

Web server adalah software yang memberikan layanan web. Web server menggunakan protocol yang disebut dengan HTTP (HyperText Transfer Protocol).

(46)

Anda. Salah satu web server yang sangat terkenal dan menjadi standar de facto setiap distribusi Linux, yaitu Apache.Apache adalah nama web server yang dibuat berbasiskan kode sumber dan ide-ide yang ada pada web server leluhurnya, yaitu web server NCSA (Bunafit, 2008). Fitur-fitur yang disediakan oleh apache web server

adalah sebagai berikut:

· Arsitektur modular.

· Mendukung banyak sistem operasi, termasuk di dalamnya adalah Windows NT/2000/XP dan berbagai varian Unix.

· Mendukung IP versi 6 (Ipv6).

· Mendukung CGI (Common Gateway Interface) dan SSI (Server Side Include). · Mendukung otentifikasi dan kontrol akses.

· Mendukung SSL (Secure Socket Layer) untuk komunikasi terenkripsi.

· Konfigurasi yang mudah dipahami. · Mendukung Virtual Host.

· Pesan kesalahan multi bahasa dan bisa dimodifikasi.

2.2.7 MySQL

Menurut Andri Kristanto dalam bukunya PHP&MySQL bahwa MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread dan multi-user. MySQL adalah Relational Database Management System

(RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Setiap orang bebas menggunakan MySQL.

MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain: 1. Portability

2. Open source 4. Performance tuning 5. Column types

(47)

7. Security

8. Scalability dan limits 9. Connectivity

10. Localisation

(48)

157

kelanjutan dari kegiatan perancangan system. Tahap ini merupakan tahap dimana sistem siap untuk dioperasikan, yang terdiri dari penjelasan mengenai lingkungan implementasi, dan implementasi program.

4.1Implementasi

Setelah sistem dianalisis dan didesain secara rinci, selanjutnya akan menuju tahap

implementasi.

Tujuan implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul program perancangan pada para pelaku sistem sehingga pengguna dapat memberi masukan kepada pembangun sistem.

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan untuk mengimplementasikan Sistem

Informasi Untuk Mengoptimalkan Proses Produksi di CV.Wiranty adalah:

Tabel 4.1 perangkat keras

Nama Yang digunakan

Yang dibutuhkan (minimum)

Server Client Server Client

Processor Kecepatan 3,1 GHz Kecepatan 1,8 GHz Kecepatan 3,1 GHz Kecepatan 1,8 GHz

Hardisk 500 GB 80 GB 120 GB 40 GB

Memory / RAM DDR2 2GB DDR2 1GB DDR2 2GB DDR2

512MB

Kartu Garafik

(VGA) 128 MB Tidak ada Tidak perlu Tidak perlu

Monitor

LCD 19 inch Resolusi 1366 X

768 pixel

CRT 17 inch Resolusi 1024 X 768 pixel

Resolusi 800 X 600 pixel

(49)

Scanner Tersedia Tersedia

Switch 24 Port, 10/100/1000 Mbps Gigabit 4 Port, 10/100/1000 Mbps Gigabit

Kabel UTP 5e UTP 5e

Konector RJ45 RJ45

Printer Tersedia Tersedia

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

[image:49.595.109.517.354.569.2]

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Untuk Mengoptimalkan Proses Produksi di CV.Wiranty adalah:

Tabel 4.2 kebutuhan perangkat lunak

Nama Yang digunakan Yang dibutuhkan (Minimum)

Client Server Client Sever

Sistem Operasi Windows 7 home edition Windows 7 home edition Windows XP atau lebih tinggi Windows XP atau lebih tinggi

Data Base MySQL Tidak ada MySQL Tidak ada

Web Browser Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer Google Chrome, Mozilla Firefox, Internet Explorer Mozilla Firefox Mozilla Firefox

Web Server WAMP Tidak ada WAMP Tidak ada

4.1.3 Implementasi Basis Data

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi DBMS MySQL. Implementasi database dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 inplementasi basis data

Nomor Nama Tabel Hasil Pembangkit

(50)

`kode_bahan_baku` varchar(7) NOT NULL,

`kode_jenis` int(3) NOT NULL,

`nama_bahan_baku` varchar(25) NOT NULL,

`warna` varchar(25) NOT NULL,

`stok_digudang` float(5,2) NOT NULL,

`lead_time` int(2) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_bahan_baku`),

KEY `kode_jenis` (`kode_jenis`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

ALTER TABLE `bahanbaku`

ADD CONSTRAINT `bahanbaku_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_jenis`) REFERENCES `jenisbahanbaku` (`kode_jenis`)

ON UPDATE CASCADE; ADD CONSTRAINT

`bahanbaku_ibfk_2` FOREIGN KEY (`jenis_bahan_baku`)

REFERENCES `jenisbahanbaku` (`nama_jenis`) ON UPDATE

CASCADE;

2 barang CREATE TABLE IF NOT EXISTS `barang` (

`kode_barang` varchar(7) NOT NULL,

`nama_barang` varchar(25) NOT NULL,

`kode_jenis` int(3) NOT NULL,

`warna` varchar(25) NOT NULL,

`harga` double NOT NULL,

`gambar` varchar(100) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_barang`),

KEY `kode_jenis` (`kode_jenis`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

ALTER TABLE `barang`

ADD CONSTRAINT `barang_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_jenis`) REFERENCES `jenisbarang` (`kode_jenis`) ON

UPDATE CASCADE;

3 datalogin CREATE TABEL IF NOT EXISTS `datalogin` (

`nomor` int(3) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nomor_induk_karyawan` int(8) NOT NULL,

(51)

`jabatan` varchar(25) NOT NULL,

`nomor_ktp` varchar(16) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`nomor`),

UNIQUE KEY `nomor_induk_karyawan`

(`nomor_induk_karyawan`),

UNIQUE KEY `nomor_ktp` (`nomor_ktp`),

KEY `nomor_ktp_2` (`nomor_ktp`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=4 ;

ALTER TABEL `datalogin`

ADD CONSTRAINT `datalogin_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`nomor_induk_karyawan`) REFERENCES `karyawan`

(`nomor_induk_karyawan`) ON UPDATE CASCADE;

4 detailbarang CREATE TABEL IF NOT EXISTS `detailbarang` (

`kode_detail_barang` int(3) NOT NULL

AUTO_INCREMENT,

`kode_barang` varchar(7) NOT NULL,

`kode_bahan_baku` varchar(7) NOT NULL,

`banyak_penggunaan` float NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_detail_barang`),

KEY `kode_barang` (`kode_barang`),

KEY `kode_bahan_baku` (`kode_bahan_baku`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=55 ;

ALTER TABEL `detailbarang`

ADD CONSTRAINT `detailbarang_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_barang`) REFERENCES `barang` (`kode_barang`) ON

UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `detailbarang_ibfk_2` FOREIGN KEY

(`kode_bahan_baku`) REFERENCES `bahanbaku`

(`kode_bahan_baku`) ON UPDATE CASCADE;

5 detailpembelian CREATE TABEL IF NOT EXISTS `detailpembelian` (

`kode_detail_pembelian` int(6) NOT NULL

(52)

`kode_bahan_baku` varchar(7) NOT NULL,

`harga_beli` double NOT NULL,

`qty` int(3) NOT NULL,

`total_bayar` double NOT NULL,

`kode_pembelian` int(6) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_detail_pembelian`),

KEY `kode_bahan_baku` (`kode_bahan_baku`),

KEY `kode_pembelian` (`kode_pembelian`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=9 ;

ALTER TABEL `detailpembelian`

ADD CONSTRAINT `detailpembelian_ibfk_3` FOREIGN

KEY (`kode_pembelian`) REFERENCES

`pembelianbahanbaku` (`kode_pembelian`) ON UPDATE

CASCADE,

ADD CONSTRAINT `detailpembelian_ibfk_2` FOREIGN

KEY (`kode_bahan_baku`) REFERENCES `detailsupplier`

(`kode_bahan_baku`) ON UPDATE CASCADE;

6 detailpesanan CREATE TABEL IF NOT EXISTS `detailpesanan` (

`kode_detail_pesanan` int(9) NOT NULL

AUTO_INCREMENT,

`kode_pesanan` int(9) NOT NULL,

`kode_barang` varchar(7) NOT NULL,

`harga` double NOT NULL,

`s` int(2) DEFAULT NULL,

`m` int(2) DEFAULT NULL,

`l` int(2) DEFAULT NULL,

`xl` int(2) DEFAULT NULL,

`xxl` int(2) DEFAULT NULL,

`xxxl` int(2) NOT NULL,

`qty` int(3) NOT NULL,

`status` varchar(1) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_detail_pesanan`),

(53)

KEY `kode_barang` (`kode_barang`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=50 ;

ALTER TABEL `detailpesanan`

ADD CONSTRAINT `detailpesanan_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_pesanan`) REFERENCES `pesanan` (`kode_pesanan`)

ON UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `detailpesanan_ibfk_2` FOREIGN KEY

(`kode_barang`) REFERENCES `barang` (`kode_barang`) ON

UPDATE CASCADE;

7 memasok CREATE TABEL IF NOT EXISTS `detailsupplier` (

`nomor` int(3) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kode_supplier` int(4) NOT NULL,

`harga` double NOT NULL,

`lead_time` int(2) NOT NULL,

`kode_bahan_baku` varchar(7) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`nomor`),

KEY `kode_supplier` (`kode_supplier`,`kode_bahan_baku`),

KEY `kode_bahan_baku` (`kode_bahan_baku`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=6 ;

ALTER TABEL `detailsupplier`

ADD CONSTRAINT `detailsupplier_ibfk_2` FOREIGN KEY

(`kode_bahan_baku`) REFERENCES `bahanbaku`

(`kode_bahan_baku`) ON UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `detailsupplier_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_supplier`) REFERENCES `supplier` (`kode_supplier`)

ON UPDATE CASCADE;

8 eoq CREATE TABEL IF NOT EXISTS `eoq` (

`kode_eoq` int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kode_bahan_baku` varchar(7) NOT NULL,

`banyak_kebutuhan` int(3) NOT NULL,

`banyak_pemesanan` int(3) NOT NULL,

(54)

`biaya_pesan` double NOT NULL,

`total_biaya_pesan` double NOT NULL,

`biaya_simpan` double NOT NULL,

`peramalan_stok_akhir` float NOT NULL,

`total_biaya_simpan` double NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_eoq`),

KEY `kode_bahan_baku` (`kode_bahan_baku`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

ALTER TABEL `eoq`

ADD CONSTRAINT `eoq_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_bahan_baku`) REFERENCES `produksi`

(`kode_bahan_baku`) ON UPDATE CASCADE;

9 jenisbahanbaku CREATE TABEL IF NOT EXISTS `jenisbahanbaku` (

`kode_jenis` int(3) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nama_jenis` varchar(25) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_jenis`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

10 jenisbarang CREATE TABEL IF NOT EXISTS `jenisbarang` (

`kode_jenis ` int(3) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`nama_jenis` varchar(50) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_jenis_barang`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

11 karyawan CREATE TABEL IF NOT EXISTS `karyawan` (

`nomor_induk_karyawan` int(8) NOT NULL,

`nama` varchar(25) NOT NULL,

`tanggal_lahir` date NOT NULL,

`jenis_kelamin` varchar(1) NOT NULL,

`jabatan` varchar(25) NOT NULL,

`alamat` text NOT NULL,

`nomor_telpon` varchar(12) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`nomor_induk_karyawan`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

12 pelanggan CREATE TABEL IF NOT EXISTS `pelanggan` (

(55)

`nama_pelanggan` varchar(25) NOT NULL,

`alamat` varchar(50) NOT NULL,

`no_telpon` varchar(12) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_pelanggan`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

13 pembelianbahanbaku CREATE TABEL IF NOT EXISTS `pembelianbahanbaku` (

`kode_pembelian` int(6) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kode_supplier` int(4) NOT NULL,

`tanggal_beli` date NOT NULL,

`nomor_induk_karyawan` int(8) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_pembelian`),

KEY `kode_supplier` (`kode_supplier`),

KEY `kode_bahan_baku` (`nomor_induk_karyawan`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

ALTER TABEL `pembelianbahanbaku`

ADD CONSTRAINT `pembelianbahanbaku_ibfk_1`

FOREIGN KEY (`kode_supplier`) REFERENCES `supplier`

(`kode_supplier`) ON UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `pembelianbahanbaku_ibfk_2`

FOREIGN KEY (`nomor_induk_karyawan`) REFERENCES

`karyawan` (`nomor_induk_karyawan`) ON UPDATE

CASCADE;

14 pesanan CREATE TABEL IF NOT EXISTS `pesanan` (

`kode_pesanan` int(9) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kode_pelanggan` int(4) NOT NULL,

`tanggal_pesan` date NOT NULL,

`nomor_induk_karyawan` int(8) NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_pesanan`),

KEY `kode_pelanggan` (`kode_pelanggan`),

KEY `nomor_induk_karyawan` (`nomor_induk_karyawan`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

ALTER TABEL `pesanan`

ADD CONSTRAINT `pesanan_ibfk_1` FOREIGN KEY

(56)

(`kode_pelanggan`) ON UPDATE CASCADE,

ADD CONSTRAINT `pesanan_ibfk_2` FOREIGN KEY

(`nomor_induk_karyawan`) REFERENCES `karyawan`

(`nomor_induk_karyawan`) ON UPDATE CASCADE;

15 produksi CREATE TABEL IF NOT EXISTS `produksi` (

`kode_produksi` int(4) NOT NULL AUTO_INCREMENT,

`kode_detail_pesanan` int(9) NOT NULL,

`kode_bahan_baku` varchar(7) NOT NULL,

`banyak_penggunaan` float(5,2) NOT NULL,

`tanggal_penggunaan` date NOT NULL,

PRIMARY KEY (`kode_produksi`),

KEY `kode_detail_pesanan`

(`kode_detail_pesanan`,`kode_bahan_baku`),

KEY `kode_bahan_baku` (`kode_bahan_baku`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1

AUTO_INCREMENT=4 ;

ALTER TABEL `produksi`

ADD CONSTRAINT `produksi_ibfk_1` FOREIGN KEY

(`kode_detail_pesanan`) REFERENCES `detailpesanan`

(`kode_detail_pesanan`) ON

Gambar

Tabel 4.2 kebutuhan perangkat lunak
Tabel 4.10 Pengujian Edit Data Supplier
Tabel 4.11 Pengujian Hapus Data Supplier
Tabel 4.12 Pengujian Tambah Data Memasok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tes, instrument yang digunakan adalah tes tertulis, yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar tentang

Kebanyakan investor tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk berinvestasi di pasar modal, namun dengan adanya reksadana maka investor tidak perlu khawatir karena

pasir dengan breksi batu apung terhadap berat jenis dan kuat tekan beton ringan.. Pada penelitian ini terdapat lima jenis komposisi agregat yang akan diteliti

Jadi tampak dari hasil penelitian yang didapatkan dan analisis statistik yang digunakan maka dapat dibuktikan dan peneliti berkesimpulan bahwa pendekatan VAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak mengenai adanya ketidakpastian penggusuran terhadap kehidupan sosial responden (PKL) dan untuk

Pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan Debt To Equty Ratio (DER) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif dan Kompenen yang

Pola bakteri total coliform menunjukkan bahwa lingkungan perairan sungai mempunyai jumlah yang tertinggi dibandingkan dengan muara dan pantai, bahkan perbedaan nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh gender dan kendali keluarga pada dewan komisaris terhadap Risk Disclosure.. Risk Disclosure merupakan