• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Oleh

HAFID YUNUS DARMAWAN 1.05.07.587

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

Provinsi Jawa Barat. Setiap lembaga atau perusahaan penyiaran baik televisi maupun radio yang ada di Provinsi Jawa Barat yang akan melakukan legalisasi lembaga atau perusahaan penyiarannya harus mendatangi kantor KPID Jabar. Hal ini tentunya kurang efektif jika mengingat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses Izin Penyelenggaraan Penyiaran yang tidak sebentar.

Untuk mengatasi hal tersebut, penulis membangun suatu sistem pelayanan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran dengan mengunakan metode prototype. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak KPID Jabar dan Observasi langsung untuk melihat proses dalam melakukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Pembuatan sistem ini juga memanfaatkan beberapa alat bantu perancangan sistem seperti flowmap, diagram konteks, data flow diagram, sedangkan untuk perancangan databasenya digunakan alat bantu seperti normalisasi, entity relational diagram, dan tabel relasi. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah PHP (hypertext

preprocessor) danbasis data MySQL.

(3)

ii

Java. All institution or company in television or radio broadcasting in west java who wants to make legalization agency or broadcasting company must come to the office of KPID Jabar. This is ineffective becuse it needs more time to perform the process of broadcasting licenses.

To overcome these, the authors construct a system service operation license application by using the prototype method. The data collection used by interviews and observations. Interview is a data collection techniques to obtain the required data by direct questioning by the KPID Jabar and direct observation to see the process of doing petition broadcasting license. Making these systems also utilize several tools such as flowmap system design, context diagrams, data flow diagrams, while for the design of the database used tools such as normalization, entity relational diagram, and table relationships. The software used to build this system is a PHP (hypertext preprocessor) and MySQL database.

Information systems built by the authors expected to be used to process the data, beginning at the time of broadcasting license application, examination process to document the process of granting broadcasting licenses to the applicant institution, so as to simplify the process of broadcasting license application, examination of the petition broadcasting licenses and also simplify the reporting process, so as to improve the quality of broadcasting service license application KPID Jabar.

(4)

iii

menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam juga tak lupa penulis curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat” ini , mempunyai tujuan yaitu selain dalam memenuhi syarat kelulusan dalam menempuh pendidikan di jurusan manajemen informatika fakultas teknik dan ilmu komputer di universitas komputer Indonesia, juga untuk mengukur kemampuan penulis dan mengimplementasikan hasil dari pembelajaran yang didapat tersebut.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas seluruh karunia-Nya yang terindah yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2. Papa, Mama, kaka dan adik-adiku. Terima kasih untuk semua

dukungan yang telah kalian berikan, tanpa mengenal lelah dan waktu. 3. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto M.Sc. Selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

4. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Unikom.

5. Dadang Munandar SE, M.Si. Selaku Ketua Prodi Sistem Informasi. 6. Novrini Hasti, S.Si., MT. Selaku dosen wali yang telah memberikan,

masukan, arahan dan semangat kepada penulis.

(5)

iv

Jabar) yang sudah memberikan izin penelitian skripsi.

10. Semua pihak yang telah banyak mendukung dan membantu secara langsung dan tidak langsung yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang sistem informasi serta bagi para pembaca umumnya.

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum, perannya semakin strategis, terutama dalam mengembangkan kehidupan demokratis.

Dengan hadirnya UU RI No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Kehadiran undang-undang tersebut telah menampilkan paradigma baru tentang pengaturan dunia penyiaran di Indonesia. Dengan kata lain, setiap lembaga baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7)

(KPID) Jawa Barat. Disisi lain, hal ini menyebabkan menjadi tidak efektif dan efisiennya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses perizinan.

Berdasarkan data terakhir pada tahun 2010, lembaga yang mengajukan permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat ada sebanyak 1027 lembaga. Secara garis besar, jumlah tersebut dikelompokan lagi kedalam empat jenis lembaga yaitu Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK), Lembaga Penyiaran Publik (LPP), dan Lembaga Penyiaran Berlanggan (LPB) seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Tahun LPS LPK LPP LPB Jumlah

2005 291 41 11 0 343

2006 105 133 3 3 244

2007 57 80 1 6 144

2008 66 44 1 2 113

2009 70 53 2 3 128

2010 26 23 2 4 55

Total 1027

(8)

Barat juga dapat menginformasikan kepada lembaga pemohon tata cara dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proses perizinan.

Website yang saaat ini dimiliki oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat belum menjadi website sistem informasi penyiaran, dikarenakan website yang ada saat ini hanya menampilkan berita seputar Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dan masalah seputar penyiaran saja.

Dengan adanya perubahan menjadi website sistem informasi, hal tersebut diharapkan dapat mempermudah lembaga yang akan mengajukan ataupun memperpanjang perizinan, karena lembaga tersebut tidak harus mendatangi langsung kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, apalagi jika lokasi lembaga yang akan mengajukan ataupun memperpanjang perizinan berada di luar kota atau di luar daerah, dengan sistem informasi perizinan berbasis web ini lembaga tersebut dapat melakukan proses pengajuan ataupun perpanjangan perizinan penyiaran secara online dari tempat mereka masing-masing.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis akan mengangkat tema

“Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah

(9)

1.2 IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Identifikasi Masalah

1. Belum efektifnya sistem informasi yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

2. Pengajuan perizinan penyiaran masih dilakukan dengan mendatangi langsung kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat. 3. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat perizinan, apalagi jika

lembaga pemohon berada diluar kota, hal ini dapat menyebabkan tidak efektif dan efisienya waktu dan biaya.

4. Website yang dimiliki Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat hanya menampilkan berita dan permasalahan seputar penyiaran yang ada pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem informasi perizinan penyiaran yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?

2. Bagaimana perancangan sistem informasi perizinan berbasis web yang baik pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?

3. Bagaimana implementasi sistem informasi perizinan berbasis web pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat?

(10)

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Selain menambah wawasan bagi penulis, dengan adanya perancangan aplikasi web yang dibuat diharapkan dapat membantu lembaga yang bergerak dalam bidang perizinan penyiaran dalam menjaga eksistensi dan meningkatkan kualitas pelayanan.

2. Membantu Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat dalam mengembangkan sistem informasi penunjang yang dapat memberikan keuntungan baik untuk Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat maupun untuk lembaga yang mengajukan perizinan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sistem informasi perizinan penyiaran yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

2. Merancang sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web yang baik pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

3. Mengimplementasikan sistem informasi perizinan penyiaran berbasis web pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

(11)

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna untuk meningkatkan efektivitas dalam proses pelayanan perizinan.

2. Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Sistem Informasi pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Dalam bidang akademis, penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan bahwa sistem informasi dalam sebuah lembaga harus selalu berkembang dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan agar memudahkan kegiatan operasional lembaga.

2. Meningkatkan dan memperluas serta memanfaatkan keterampilan serta menambah pengalaman, wawasan ilmu pengetahuan, teknologi sebagai pegangan untuk memasuki dunia usaha yang akan datang.

(12)

1.5 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah yang digunakan dalam sebuah pembahasan, bertujuan agar dalam pembahasannya dapat lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hal-hal yang menjadi batasan dalam Perancangan Sistem Informasi Perizinan Penyiaran Berbasis Web ini adalah sebagai berikut :

1. Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem informasi ini berdasarkan metode terstruktur.

2. Penelitian ini untuk mengembangkan website Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yang sudah ada sebelumnya. 3. Pengembangan yang dilakukan pada website Komisi Penyiaran

Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yaitu penambahan fasilitas pengajuan perizinan penyiaran berbasis web pada website yang sudah ada sebelumnya.

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah sebagai berikut :

Nama Lembaga : Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat

(13)

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penilitian selama kurang lebih empat bulan. Kegiatan yang dilakukan pada penilitian ini tampak seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.2 Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Maret April Mei Juni

2011 2011 2011 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Analisis kebutuhan user

2. Membangun prototyping

3. Evaluasi prototyping

4. Pengkodean sistem

5. Pengujian sistem

6. Evaluasi sistem

7. Implementasi

(14)

9

2.1 KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI 2.1.1 Pengertian Sistem

Dalam suatu perusahaan atau lembaga sistem sangatlah dibutuhkan, karena sistem dapat menunjang terhadap kinerja perusahaan atau lembaga, baik yang berskala kecil maupun besar. Supaya dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut.

Ada berbagai pendapat yang mendefinisikan pengertian sistem, seperti dibawah ini :

Menurut Jogiyanto “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang

tertentu”. (Jogiyanto, 2005 : 1).

Masih menurut Jogiyanto “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen

yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. (Jogiyanto, 2005 : 2).

2.1.2 Karakteristik Sistem 1. Memiliki Komponen

(15)

tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut supra sistem. 2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga dapat merugikan sistem. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan yang lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

(16)

5. Masukan Sistem (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem (Process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran Sistem

Jika sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. (Jogiyanto, 2005 :

8).

(17)

menunjang terhadap informasi, karena data merupakan bahan mentah yang diperlukan untuk mengambil keputusan.

Kualitas Informasi tergantung pada 3 hal, yaitu informasi harus :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)

2. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

3. Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Nilai Informasi ditentukan dari dua hal, yaitu :

1. Manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. 2. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost

effectiveness atau cost benefit.

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

(18)

manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.

Menurut Jogiyanto ”Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan”. (Jogiyanto, 2005 : 11).

2.1.5 Komponen Sistem Informasi

Menurut Andri Kristanto “Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan beberapa komponen yang fungsinya sangat vital didalam

sistem informasi”. (Andri Kristanto, 2008 : 13).

Komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi meliputi beberapa blok, yaitu :

1. Blok Masukan (Input)

Blok masukan ini mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi.

Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data

yang akan dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 2. Blok Model

(19)

3. Blok Keluaran (Output)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi, perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer, basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan paket perangkat lunak yang disebut database manajemen sistem (DBMS).

6. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem bisa dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.6 Pengembangan Sistem

Menurut Jogiyanto pengembangan sistem dapat berarti “Menyusun suatu

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lam secara keseluruhan atau

(20)

diganti disebabkan karena beberapa hal.” (Jogiyanto, 2005 : 35). Yaitu sebagai

berikut :

1. Adannya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan itu dapat berupa :

a. Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pertumbuhan Organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan sistem yang baru sehingga yang lama sudah tidak dapat memenuhi Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas. Volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntasi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat lagi memenuhi semua kebutuhan imformasi yang dibutuhkan manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (Opportunities)

(21)

Dalam keadaan pasar bersaing, kecepatan informasi atau efisiensi sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan yang asa. Bila pesaing dapat memanfaatkan teknologi ini, maka kesempatan-kesempatan akan jatuh ke tangan pesaing. Kesempatan ini dapat berupa peluang – peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada langganan dan lain sebagainnya. 3. Adannya instruksi-instruksi (Directives)

Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adannya instruksi-instruksi dari atas pempinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnnya peraturan pemerintah.

Dengan dikembangkannya sistem yang baru ,maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan, yaitu sebagai berikut :

a. Performance (Kinerja)

Peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari :

1) Throughput, yaitu jumlah dari pekerjaan yang dapat

dilakukan suatu saat tertentu.

2) Response time, yaitu rata-rata waktu yang tertunda diantara

dua pekerjaan tersebut.

b. Economy (Ekonomis)

(22)

4. Control (Pengendalian)

Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta keuntungan-keuntungan yang akan terjadi.

5. Effeciency (Efisiensi)

Peningkatan terhadap efesiensi operasi,yaitu bagai mana sumber daya digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.

6. Service (Pelayanan)

Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.2 ALAT BANTU PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Analisis data masukan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap data-data dari entitas luar yang dimasukkan kedalam sistem. Dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman sistem secara keseluruhan, tentang sistem yang berjalan sekarang sehingga permasalahan dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diindentifikasi dengan benar.

Pada tahapan analisis ini menggunakan beberapa alat bantu untuk dapat menggambarkan sistem secara keseluruhan. Alat bantu yang digunakan adalah :

Flow Map, Diagram Konteks yang dilanjutkan dengan Data Flow Diagram

(DFD) beserta diagram rincinya. Informasi yang disajikan dengan penggambaran

flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada

(23)

penjelasan atau pemecahan dari Diagram Konteks yang menggambarkan aliran data, spesifikasi proses serta penyimpanan data hasil proses.

2.2.1 Flow Map

Flow map merupakan suatu diagram untuk menggambarkan aliran

data/informasi antar bagian-bagian yang terkait dalam sistem. Informasi yang disajikan dengan penggambaran flow map ini lebih menekankan pada urutan aktivitas disetiap entitas yang berada dalam sistem. Flow map mempunyai fungsi sebagai mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan).

2.2.2 Diagram Kontek

Diagram konteks adalah model atau gafik yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan sistem. Untuk dapat menggambarkan diagram konteks, terlebih dahulu data dideskripsikan sehingga data apa saja yang akan di butuhkan oleh sistem dan dari mana sumber data, serta informasi apa saja yang akan dihasilkan aleh sistem tersebut dan kemana informasi tersebut akan diberikan.

Jenis pertama context diagram, adalah data flow diagram tingkat atas

(DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem

informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan ke luar sistem dan ke dalam dan ke luar entitas-entitas eksternal. Dalam diagram konteks ini yang dibutuhkan adalah :

(24)

3. Kepada siapa sistem harus memberikan informasi atau laporan 4. Apa saja isi atau jenis laporan yang harus dihasilkan sistem. 2.2.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) yaitu alat bantu yang dapat menggambarkan

sistem secara lengkap dan jelas, baik sistem yang sudah ada maupun sistem yang masih dalam rancangan. Dalam DFD dijelaskan mengenai aliran data, informasi proses, basis data dan sumber tujuan data yang dilakukan oleh sistem.

Tingkatan atau level DFD dimulai dari diagram konteks yang menjelaskan dan menggambarkan sistem secara umum, terdiri dari beberapa elemen-elemen di luar sistem yang memberikan input ke dalam sistem. Diagram konteks tersebut akan dirinci ke dalam beberapa proses yang ada dalam sistem sehingga menghasilkan uraian sistem dalam level yang lebih rinci.

2.2.4 Kamus Data

Menurut Fathansyah “Kamus data dapat berisi daftar atribut yang diapit

kurung kurawal („{„dan‟}‟). Atribut yang berfungsi sebagai key juga dibedakan

dengan yang bukan key dengan menggarisbawahi atribut tersebut.” (Fathansyah,

2004 : 88).

Kamus Data (KD) atau Data Dictionary (DD) atau disebut juga dengan

system data dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan

informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap.

(25)

data entitas luar ke dalam proses atau sistem lainnya berupa dokumen atau bukti pencatatan. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas biasanya menggunakan kode. Arus data dari proses ke entitas luar biasanya berbentuk data atau informasi yang dibutukan sistem.

2.2.5 Perancangan Basis Data 1. Normalisasi

Menurut Fathansyah, normalisasi merupakan “Suatu upaya untuk memperoleh sebuah basis data dengan struktur yang baik dan ruang

penyimpanan yang efisien dengan menerapkan aturan pada setiap skema

relasi”. (Fathansyah, 2004 : 16).

Selain itu normalisasi adalah proses yang berkaitan dengan model data relasional untuk mengorganisasikan himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang tinggi atau erat.

Langkah pertama dalam melakukan normalisasi data adalah dengan membentuk unnormalisasi data, dengan cara mencantumkan semua atribut data yang ada pada struktur data pada kamus data.

Bentuk normalisasi adalah suatu aturan yang dikenakan pada tabel-tabel dalam basis data dan harus dipenuhi oleh tabel-tabel tersebut pada level-level normalisasi. Aturan-aturan dalam masing-masing bentuk normalisasi tersebut menurut Abdul Kadir :

a. Bentuk tidak normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada

(26)

terduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.

b. Bentuk normal pertama

Suatu tabel dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) bila setiap kolom

bernilai tunggal untuk setiap baris. Ini berarti bahwa nama kolom yang

berulang cukup diwakili oleh sebuah nama kolom (tidak perlu ada indeks

dalam memberi nama kolom).

c. Bentuk normal kedua

Suatu tabel berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika tabel berada dalam

bentuk normal pertama, semua kolom bukan kunci primer tergantung

sepenuhnya terhadap kunci primer. Suatu kolom disebut tergantung

sepenuhnya terhadap kunci primer jika nilai padasuatu kolom selalu bernilai

sama untuk suatu nilai kunci primer yang sama.

d. Bentuk normal ketiga

Suatu tabel berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel berada dalam

bentuk normal kedua, setiap kolom bukan kunci primer tidak memiliki

ketergantungan secara transitif terhadap kunci primer.

(Abdul Kadir, 2005 : 52). 2. Tabel Relasi

Menurut Fathansyah “Data yang menggambarkan hubungan antara table

yang satu dengan table yang lainnya”.(Fathansyah, 2004 : 23).

(27)

menunjukan suatu cara atau mekanisme yang digunakan untuk mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang berdampak pula pada bagaimana kita mengelompokan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang sedang ditinjau.

Tabel relasi digunakan untuk menggambarkan representasi struktur dan data dari hubungan atar table secara fisik atau nyata. Macam-Macam Relasi antar tabel:

a. One-to-many

Satu record pada tabel X boleh berelasi dengan Y banyak record. Namun satu record pada tabel Y hanya boleh berelasi dengan satu record saja pada tabel Y.

b. One-to-one

Jika dua tabel berelasi one-to-one artinya setiap record di entitas pertama hanya akan berhubungan dengan satu record di entitas kedua begitu pula sebaliknya.

c. Many-to-many

(28)

2.3 PENGERTIAN PERIZINAN, PENYIARAN, DAN LEMBAGA PENYIARAN

2.3.1 Perizinan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perizinan berasal dari kata “izin”

yang berarti pernyataan mengabulkan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perizinan yaitu hal pemberian izin untuk melakukan kegiatan di bidang apapun dengan tujuan untuk mencari keuntungan izin tersebut. Keuntungan tersebut dapat berupa legalitas dalam melakukan kegiatan yang dimaksud dalam kata izin

tersebut, misalkan “izin praktik” yaitu untuk melakukan pekerjaan dengan

menerapkan keahliannya dalam suatu bidang ilmu dengan memperoleh imbalan (seperti dokter dan pengacara).

Izin penyiaran berarti diperbolehkannya suatu lembaga atau perorangan untuk melakukan penyiaran atau siaran yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyiaran tersebut dengan mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku.

2.3.2 Penyiaran

Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio, suara atau visual gambar yang dtransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui udara maupun melalui kabel dan atau serat optik yang dapat diterima oleh pesawat penerima dirumah-rumah.

(29)

dapat dikirimkan baik verbal maupun nonverbal melalui saluran dan atau sarana komunikasi yang memungkinkan pesan itu mampu menjangkau khlayak luas (komunikan). Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudia disebut sebagai trilogi penyiaran. Paduan ketiganya ini yang kemudian akan menghasilkan siaran yang dapat diterima oleh pesawat penerima radio maupun televisi.

Menurut undang-undang “Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan

gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif

maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.”

(Undang-undang No.32 Tahun 2002).

Masih menurut undang-undang “Penyiaran adalah kegiatan

pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di

darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio

melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara

serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.”

(Undang-undang No.32 Tahun 2002).

(30)

2.3.3 Lembaga Penyiaran

Menurut ketentuan umum Undang-Undang “Lembaga penyiaran adalah

penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran

swasta, lembaga penyiaran komunitas, maupun lembaga penyiaran berlangganan

yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya berpedoman

pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku”. (UU No. 32

Tahun 2002).

2.4 PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer,

software dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk

mencapai suatu tujuan yang sama.

Menurut Abdul Kadir, “Yang disebut jaringan computer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul

(umumnya berupa computer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk

melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer

memungkinkan untuk berbagi perangkat lunak, perangkat keras, dan bahkan

berbagai kekuatan pemrosesan”. (Abdul Kadir, 2003 : 346).

(31)

1. Berdasarkan Jangkauan Geografis a. Jaringan LAN

Merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet.

b. Jaringan MAN

Merupakan jaringan yang mencakup satu kota besar beserta daerah setempat seperti jaringan telepon lokal dan sistem telepon seluler.

c. Jaringan WAN

Merupakan jaringan dengan cakupan seluruh dunia seperti jaringan PT. Telkom, PT. Indosat, serta jaringan GSM Seluler seperti Satelindo, Telkomsel.

2. Berdasarkan Fungsi dan Hubungan Tiap Komputer dalam Memproses Data

a. Jaringan Client-Server

Pada jaringan ini terdapat 1 atau beberapa komputer server dan komputer

client. Komputer yang akan menjadi komputer server maupun menjadi

komputer client dan diubah-ubah melalui software jaringan pada protokolnya. Komputer client sebagai perantara untuk dapat mengakses data pada komputer server sedangkan komputer server menyediakan informasi yang diperlukan oleh komputer client.

b. Jaringan Peer-to-peer

(32)

informasi sehingga semua komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server.

3. Berdasarkan Media Transmisi Data

a. Jaringan Berkabel (Wired Network)

Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.

b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network)

Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.

2.5 PENGERTIAN WEBSITE DAN INTERNET 2.5.1 Pengertian Website

Website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya

(33)

browser. Semua publikasi dari website tersebut dapat membentuk sebuah jaringan informasi yang sangat besar.

Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage. URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink yang ada di halaman tersebut mengatur para pembaca dan memberitahu mereka sususan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.

Beberapa website membutuhkan subskripsi (data masukan) atau login agar para user bisa mengakses sebagian atau keseluruhan isi website tersebut. Contohnya, ada beberapa situs-situs bisnis, situs-situs e-mail gratisan, yang membutuhkan subkripsi agar kita bisa mengakses situs tersebut.

( http: // id.wikipedia.org / wiki / Website /14 Maret 2011 ). 2.5.2 Pengertian Internet

Menurut ( http: // id.wikipedia.org / wiki / Internet /14 Maret 2011 ) secara harfiah, Internet merupakan kependekan dari interconnected-networking, ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet.

(34)

dikenal dengan istilah netiket. Untuk di Indonesia selain tata tertib sosial di Internet juga diberlakukan peraturan (UU ITE).

2.6 PERANGKAT LUNAK PENDUKUNG 2.6.1 PHP

1. Pengertian PHP

Hypertext Preprocessor (PHP) adalah bahasa skrip yang dapat ditanamkan

atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis.

2. Kelebihan PHP

Beberapa kelebihan PHP dari bahasa pemrograman web ( http: // id.wikipedia.org / wiki / PHP /14 Maret 2011 ) antara lain:

a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.

b. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.

c. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan. d. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang

paling mudah karena memiliki referensi yang banyak.

(35)

secara runtime melalui console serta juga dapat menjalankan perintah-perintah sistem.

3. Webserver

Server web adalah sebuah perangkat lunak server yang berfungsi menerima permintaan HTTP atau HTTPS dari klien yang dikenal dengan

browser web dan mengirimkan kembali hasilnya dalam bentuk

halaman-halaman web yang umumnya berbentuk dokumen HTML. Server web yang terkenal diantaranya adalah Apache dan Microsoft Internet

Information Service (IIS). Apache merupakan server web antar platform,

sedangkan IIS hanya dapat beroperasi di sistem operasi Windows. ( http: // id.wikipedia.org / wiki / Web_server /14 Maret 2011 )

Server web juga dapat berarti komputer yang berfungsi seperti definisi di atas. Software yang digunakan untuk webserver pada penelitian ini adalah dengan menggunakan AppServ Open Project-2.5.9. Software tersebut dapat di download secara freeware di internet.

Setelah webserver terinstalasi dengan baik, jika tidak melakukan perubahan directory ketika melakukan penginstalan maka secara default

akan otomatis tersimpan di directory “C:\ AppServ\”. Selanjutnya pada

web browser, pada address ketikkan localhost, maka akan tampil halaman

(36)

2.6.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

(database management system) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan

sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License

(GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Tidak sama dengan proyek-proyek seperti Apache, dimana perangkat lunak dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh penulisnya masing-masing, MySQL dimiliki dan disponsori oleh sebuah perusahaan komersial Swedia MySQL AB, dimana memegang hak cipta hampir atas semua kode sumbernya. ( http: // id.wikipedia.org / wiki / MySQL /14 Maret 2011 ).

2.6.3 Adobe Dreamweaver

(37)

32 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK PENELITIAN 3.1.1 Sejarah Lembaga

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat atau KPID Jawa Barat adalah sebuah lembaga independen di Jawa Barat yang berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat terbentuk melalui proses yang panjang, setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan secara terbuka di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat, dari 178 calon maka pada tanggal 22 September 2004 maka 7 (tujuh) anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah ditetapkan secara administratif oleh Gubernur Jawa Barat melalui Keputusan Gubernur No. 487/Kep.979-Um/2004.

(38)

secara administratif oleh Presiden. Penetapan ini dilakukan sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Undang-undang Penyiaran) yang mengamanatkan bahwa KPI sudah dibentuk selambat-lambatnya satu tahun setelah diundangkannya Undang-undang Penyiaran pada tangal 28 Desember 2002. Sedangkan di tingkat propinsi dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID). Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan keduanya diatur melalui ketentuan tersendiri.

3.1.2 Visi dan Misi Lembaga 1. Visi

Terciptanya sistem penyiaran di Jawa Barat yang dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan kepentingan masyarakat Jawa Barat serta mendorong majunya lembaga penyiaran di Jawa Barat untuk mendukung terciptanya Sistem Penyiaran Nasional yang sesuai amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2002.

2. Misi

(39)

2) Mendorong lembaga penyiaran untuk menjunjung tinggi nilai nilai religi, khasanah lokalitas, serta kearifan lokal yang telah menjadi budaya komunikasi sosial antar anggota masyarakat Jawa Barat.

3) Mendorong lembaga penyiaran di Jawa Barat untuk menjadi lembaga yang profesional dengan mempunyai kredibilitas serta daya saing melalui peningkatan kualitas sdm dan teknologi pada skala nasional maupun global.

4) Mendorong masyarakat untuk menjadi khalayak yang kritis dan rasional dalam menjamin hak masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan bermanfaat.

(40)

3.1.3 Struktur Organisasi Lembaga

KPI Pusat

Gubernur DPRD

Komisioner KPID Jawa Barat Ketua Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si.

Wakil Ketua Drs. Dian Wardiana Sjuchro, M.Si.

Bidang Infrastruktur Penyiaran 1. Muhamad Zen Al-Faqih, S.S., M.Si.

2. Drs. A. S. Haris Sumadiria, M.Si. Bidang Kelembagaan

Drs. Suhardi, M.Si.

Bidang Isi Siaran 1. Nursyawal, S.Sos 2. Drs. Deni Nurdyana H, M.Si.

Asisten Ahli Robby Sakti S, S.H., M.M.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPID Jawa Barat (Sumber : KPID Jabar)

3.1.4 Deskripsi Tugas dan Fungsi 1. Tugas

1) Melaksanakan penyusunan, pengelolaan, dan pengembangan organisasi KPID Jawa Barat.

2) Melaksanakan penyusunan peraturan dan keputusan KPID Jawa Barat yang bekaitan dengan organisasi.

(41)

4) Melaksanakan perencanaan pengembangan Sumber Daya Manusia yang professional di bidang penyiaran.

2. Fungsi

KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran.

3.2 METODE PENELITIAN

3.2.1 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Sumber data atau informasi penelitian ini berdasarkan kepada jenis data yang diperlukan. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lembaga secara langsung yang dikumpulkan melalui kunjungan ke kantor lembaga dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.

Teknik yang dilakukan dalam studi lapangan yaitu : 1) Teknik Wawancara

(42)

proses perizinan yang sedang berjalan dan proses dikeluarkanya surat IPP (Ijin Penyelenggaraan Penyiaran).

2) Teknik Observasi

Mengadakan pengamatan langsung di lapangan mengenai proses perizinan yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung, menunjang, melengkapi, dan menyempurnakan data primer. Teknik pengumpulan data sekunder adalah dengan cara mempelajari buku-buku referensi atau study

pustaka dan mempelajari laporan perizinan dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

3.2.2 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan terstrukur. Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat.

(43)

(DFD), Kamus Data, Normalisasi, Entity Relation Diagram (ERD) dan Rancangan Input/ Output.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang akan digunakan adalah model

prototype. Karena dengan model tersebut dapat merancang sebuah sistem

yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna. Prototype

memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai tentang cara kerja sistem yang berfungsi dalam bentuk lengkapnya, proses menghasilkan sebuah

prototype disebut prototyping.

Prototyping adalah suatu cara yang baik untuk mendapatkan umpan balik

dari sistem yang diajukan dan mengenai nagaimana sistem tersebut

tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna. (Kendal,

2003, 226).

Prototype sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap,

tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.

Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:

(44)

2) Membangun prototyping ; membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada user (misalnya dengan membuat input dan format output).

3) Evaluasi protoptyping ; evaluasi ini dilakukan oleh user apakah

prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann user.

Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.

Jika tidak prototyping direvisi maka mengulangi langkah 1, 2 , dan 3. 4) Mengkodekan sistem ; dalam tahap ini prototyping yang sudah di

sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai 5) Menguji sistem ; setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak

yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan white box, black box, basis path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6) Evaluasi sistem ; user mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.

7) Menggunakan sistem ; perangkat lunak yang telah diuji dan diterima user siap untuk digunakan .

Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri

sebagai berikut:

(45)

2) Interaksi pemakai penting.

3) Sistem harus menyediakan dialog on-line antara user dan komputer. 4) Perlunya penyelesaian yang cepat

5) Perilaku pemakai yang sulit ditebak

6) Sistem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir

7) Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek 3.2.3 Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah metode analisis terstruktur berorientasi data. Adapun metode desain yang ada pada langkah perancangan ini akan digambarkan dalam bentuk bagan alir dokumen (flowmap), diagram konteks, data

flow diagram, dan kamus data.

Alat bantu analisis yang digunakan yaitu :

1. Flowmap

Flowmap merupakan bagan alir dokumen yang menggambarkan tentang gerakan dokumen yang dipakai dalam suatu sistem. Bagan tersebut menunjukan tentang dokumen apa saja yang bergerak di dalam suatu sistem, dan setiap kali dokumen tesebut sampai atau melalui suatu bagian tertentu akan dapat dilihat perlakuan apa saja yang telah diberikan terhadap dokumen tersebut.

2. Diagram Kontek

(46)

level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input kesistem atau output dari sistem yang akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.

3. DFD (Data Flow Diagram)

Diagram aliran data atau data flow diagram merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan di kerjakan.

4. Kamus Data

(47)

3.2.4 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data diperlukan agar kita membuat suatu basis data yang lengkap dan efisien.

Langkah- langkah dalam perancangan basis data, diantaranya : 1. Normalisasi

Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Pada dasarnya normalisasi adalah suatu teknik menstrukturkan data dengan cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi atau mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam database. Normalisasi dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang normal. Beberapa bentuk normal yang sering digunakan sebagai berikut : 1) Bentuk normal pertama (1 Normal Form/NF)

Suatu tabel dapat terpenuhi jika sebuah table tidak memiliki atribut bernilai banyak (Multivalued Atribute) atau lebih dari satu atribut. 2) Bentuk normal kedua (2 Normal Form/NF)

(48)

3) Bentuk normal ketiga (3 Normal Form/NF)

Suatu tabel dikatakan bentuk normal ketiga (3NF) jika sudah memenuhi normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki depedensi transitif

Normalisasi dilakukan untuk menghindari adanya redudansi field-field dari tabel yang ada.

2. Relasi Tabel

Proses relasi antar tabel merupakan pengelompokan data menjadi tabel-tabel yang merupakan entity dan relasinya, berfungsi mengakses data dan item sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah dimodifikasi. 3. Entity-Relationship Diagram

ERD merupakan bentuk bagan yang menggunakan relasi dan entitas suatu informasi. Entitas relasi dibuat untuk menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas. Entity Relationship Diagram (ERD) dapat juga dikatakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.

Komponen utama ERD terdiri dari :

1) Entitas (Entity) dan Himpunan Entitas (Entity Sets)

(49)

sejenis dan berada dalam lingkup yang sama pembentuk sebuah Himpunan Entitas (Entity Sets).

Sederhananya, Entitas menunjukkan pada individu suatu objek, sedang Himpunan Entitas menunjukkan pada rumpun (Family) dari individu tersebut. Seseorang memang dapat menjadi sebuah entitas, tapi dapat berada pada himpunan Entitas yang berada dengan seseorang yang lain. 2) Relasi (Relationship)

Adalah hubungan yang terjadi antara instance dari satu atau lebih tipe entitas. Relationship tidak mempunyai keberadaan fisik kecuali yang mewarisi dari hubungan entitas tersebut. Relationship set adalah kumpulan relationship yang sejenis. Simbol yang digunakan adalah bentuk wajik dan pemberian nama biasanya dengan menggunakan kata kerja.

3) Atribut (Atributes/ Properties).

Setiap Entitas pasti memiliki Atribut yang mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut. Sebagai mana telah disebutkan sebelumnya, penentuan/ pemilihan atribut-atrubut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model data penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada.

(50)

a. Satu ke Satu (One to One).

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, dan begitu juga sebaliknya. Setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

b. Satu ke Banyak (One to Many)

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

c. Banyak ke Satu (Many to One).

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap entitas entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.

d. Banyak ke Banyak (Many to Many).

(51)

3.2.5 Pengujian Program

Metode Pengujian adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean.

Pengujian Black-box berfokus pada struktur tampilan kontrol program.

Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statement pada program

telah dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji.

Pengujian Black-box berfokus kepada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian Black-box memungkinkan perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian Black-box bukan merupakan alternatif dari teknik White-box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kesalahan-kesalahan pada metode

White-box.

Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut:

1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang 2) Kesalahan interface

3) Kesalahan dalam struktur data atau akses databse eksternal 4) Kesalahan kinerja

(52)

47

4.1 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke bagian-bagian komponennya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi segala macam permasalahan dan hambatan apa saja yang bisa terjadi dan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang nantinya diharapkan dapat menjadi acuan untuk diusulkannya perbaikan-perbaikan.

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisi dokumen dimaksudkan untuk menganalisa dokumen yang digunakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat terkait dengan aktifitas izin penyelenggaraan penyiaran. Untuk itu analisa dokumen merupakan salah satu yang dapat membantu dalam perancangan sistem selanjutnya.

Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam proses izin penyelenggaraan penyiaran yang sedang berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yaitu:

1. Nama dokumen : Daftar Pemohon Izin Penyelenggaraan Penyiaran Fungsi : Untuk Mencatat Data Pemohon

(53)

2. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPP

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

3. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPK

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

4. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPS

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

5. Nama dokumen : Formulir Permohonan IPP LPB

Fungsi : Untuk Diajukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat.

Rangkap : 3 (Tiga)

4.1.2 Analisis Prosedur

(54)

Prosedur Pengajuan Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Pada KPID Jabar :

1. Pemohon mengisi formulir mengenai pengajuan perijinan dan melengkapi persyaratan-persyaratan yang diajukan menjadi sebuah proposal permohonan ijin penyiaran.

2. Proposal tersebut ditujukan kepada Menkominfo dan KPI Pusat melalui KPID, apabila masih terdapat kekurangan dalam isi proposal maka proposal dikembalikan pada pemohon.

3. Apabila proposal memenuhi persyaratan yang diajukan maka KPID memberikan surat pengantar pengajuan ijin tersebut.

4. Selanjutnya Menkominfo akan memeriksa berkas-berkas persyaratan, seperti kelayakan pendirian lembaga penyiaran, frekuensi, BTS, dan infrastruktur lain. Sedangkan KPI Pusat akan memerikasa mengenai materi atau isi siaran lembaga yang mengajukan ijin penyiaran.

5. Kemudian apabila semua berkas diperiksa dan disetujui maka menkominfo memberikan instruksi yang berupa surat perintah kepada KPID untuk melakukan survey langsung ketempat pemohon, apabila proposal tidak disetujui maka proposal akan dikembalikan pada KPID.

(55)

6. Jika dari hasil EDP dapat diterima maka selanjutnya KPI Pusat mengajukan Rekomendasi Kelayakan (RK) kepada Menkominfo.

7. Rekomendasi tersebut nantinya diteruskan kepada Menkominfo untuk menentukan apakah Rekomendasi Kelayakan (RK) layak atau tidak dalam Forum Rapat Bersama (FRB) untuk menerima surat Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP).

8. Apabila pada Forum Rapat Bersama (FRB) Rekomendasi Kelayakan (RK) dapat diterima atau layak maka akan dikeluarkan surat Ijin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP).

(56)

4.1.3 Model Sistem yang Sedang Berjalan

1. Flowmap

Flowmap Sistem Yang Berjalan

Pemohon KPID Menkominfo KPI Pusat

P

h

a

se

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar

Formulir IPP, Proposal dan surat pengantar Formulir IPP, Proposal dan surat

pengantar Formulir IPP, Proposal dan surat

(57)

Flowmap Sistem Yang Berjalan

Pemohon KPID Menkominfo KPI Pusat

P

Berita acara hasil survey dan EDP

Gambar 4.1 Flow Map Sistem yang Sedang Berjalan Keterangan :

(58)

RK = Rekomendasi Kelayakan EDP = Evaluasi Dengar Pendapat 2. Diagram Kontek

Diagram kontek berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang sedang berjalan secara keseluruhan, termasuk menggambarkan aliran-aliran data yang masuk dan keluar pada sistem tersebut. Adapun diagram konteks sistem yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

surat ipp

kelayakan sementara

formulir ipp isi proposal tdk valid

formulir ipp isi proposal surat peng antar berita ac ara hasil survey & edp

surat ipp

formulir ipp isi proposal surat peng antar

tidak layak

perbaiki keleng kapan

formulir ipp isi & propos al tdk valid formulir ipp isi & propos al

0

Gambar 4.2 Diagram Kontek Sistem Berjalan

3. Data Flow Diagram

(59)

hasil evaluasi

surat ipp surat ipp

tidak layak

lakukan evaluasi rekomendasi kelayakan

berita ac ara hasil survey & edp

hasil periks a teknis

kelayakan sementara

hasil periks a teknis

formulir ipp isi proposal tdk valid perbaiki keleng kapan

periks a dokumen

periks a dokumen formulir ipp isi proposal surat peng antar

formulir ipp isi proposal surat peng antar formulir ipp isi & propos al

data pemohon formulir ipp isi & propos al tdk valid

formulir ipp isi & propos al pemohon

Gambar 4.3 DFD Sistem Berjalan

4.2 EVALUASI SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

(60)

Tabel 4.1 Masalah dan Pemecahan Masalah pada Sistem yang Sedang Berjalan

No. Masalah Bagian Pemecahan

1. Belum efektifnya sistem informasi perizinan penyiaran yang saat ini berjalan pada Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat

Komisioner KPID Daerah (KPID) Jawa Barat

Komisioner KPID

3 Waktu yang dibutuhkan untuk mengajukan surat izin penyelenggaraan penyiaran efektif dan jarang di update

(61)

4.3 PERANCANGAN SISTEM

Tujuan dari perancangan sistem adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi kebutuhan pada pemakai sistem.

2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap.

Untuk mencapai tujuan ini, analisis sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut :

1. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah dipergunakan.

2. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancangan bangun yang terinci untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpan data, metode-metode dan lain sebagainya.

4.3.1 Diagram Kontek

kelola informas i

info login kpi pus at

log in kpi pusat data pendaftaran ipp

rekomendasi kelayakan

info has il survey & edp info has il periksa teknis

hasil survey & edp

(62)

4.3.2 DFD (Data Flow Diagram) Level 1 data jenis lembag a

data bentuk lembaga info login kpi pus at info has il survey & edp

rekomendasi kelayakan

info has il periksa teknis hasil survey & edp info login kpid jabar log in kpid jabar surat peng antar

data pendaftaran ipp

data pendaftaran info login mekominfo

data log in menkominfo info login kpi pus at data log in kpi pusat info login kpid jabar data log in kpid jabar

info login admin

pemohon kpid jabarkpid jabarkpid jabarkpid jabarkpid jabarkpid jabar

kpi pus at

peng elolaan log in admin

(63)

4.3.3 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 proses 2

Gambar 4.6 DFD Level 2 Proses 2 Sistem yang di Usulkan 4.3.4 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 proses 4

info has il survey & edp

hasil survey & edp info has il periksa teknis

data pendaftaran ipp

Gambar 4.7 DFD Level 2 Proses 4 Sistem yang di Usulkan

(64)

4.4 KAMUS DATA

1. Nama Arus : Data Pemohon

Alias : User

Atribut : id_user, pass_user, nama_user, tgl_lahir, jenis_kelamin, alamat_user, telepon_user, email_user

2. Nama Arus : Data Admin

Alias : Admin

Atribut : id_admin, pass_admin, nama_admin, email_admin, level_admin

4. Nama Arus : Data Pendaftaran

Alias : Pendaftaran IPP

Atribut : id_pendaftaran, nama_user, tgl_pendaftaran, bulan, tahun, bentuk_lembaga, jenis_lembaga, nama_lembaga, sebutan_lembaga,

alamat_lembaga, telepon_lembaga,

(65)

5. Nama Arus : Data Ketegori

Alias : Ketegori Berita

Atribut : id_kategori, kategori_berita 6. Nama Arus : Data Berita

Alias : Berita

Atribut : id_berita, tgl_berita, nama_admin, kategori_berita, judul_berita, isi_berita 7. Nama Arus : Data Artikel

Alias : Artikel

Atribut : id_artikel, tgl_artikel, nama_admin, judul_artikel, isi_artikel

8. Nama arus : Data Pengaduan

Alias : Pengaduan

Atribut : id_pengaduan, nama_pengadu, alamat_pengadu, telepon_pengadu, email_pengadu,

isi_pengaduan, nama_admin, tanggapan

4.5 PERANCANGAN BASIS DATA

Perancangan pada basis data (database) adalah perancangan yang digunakan pada pembuatan sistem informasi perangkat lunak (software) ini. Tahapan dalam perancangan basis data terdiri dari perancangan logika model dan desain fisik. Adapun perancangan logikal modelnya terdiri dari :

4.5.1 Normalisasi

(66)

melakukan verifikasi terhadap tabel-tabel yang telah dibuat sehingga tidak menimbulkan masalah saat data diperbaharui maupun saat dihapus. Suatu tabel dikatakan normal jika memenuhi kondisi-kondisi tertentu.

1. Bentuk Unnormal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.

(67)

2. Bentuk Normalisasi Pertama

Bentuk normalisasi pertama dapat terpenuhi, apabila tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan domain bernilai sama seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

{id_user, pass_user, nama_user, tgl_lahir, jenis_kelamin, alamat_user, telepon_user, email_user, id_admin, pass_admin, nama_admin, email_admin, level_admin, id_pendaftaran, tgl_pendaftaran, bentuk_lembaga, jenis_lembaga, sebutan_lembaga, alamat_lembaga, telepon_lembaga, email_lembaga, alamat_studio, telepon_studio, nama_cp, telepon_cp, dokumen, kop_surat, tujuan_menkom, tujuan_kpi, no_surat, photo, surat_pengantar, surveyedp, format_siaran, materi_siaran, sumber_siaran, waktu_siaran, presentase, khalayak, rk_ipp, dt_perusahaan, dt_modal, dt_saham, dt_manajemen, dt_teknik, dt_jaringan, dt_kelayakan, dt_pernyataan, ipp, id_kategori, kategori_berita, id_berita, tgl_berita, judul_berita, isi_berita, id_artikel, tgl_artikel, judul_artikel, isi_artikel, id_pengaduan, nama_pengadu, alamat_pengadu, telepon_pengadu, email_pengadu, isi_pengaduan, tanggapan}

3. Bentuk Normalisasi Kedua

(68)

User = {*id_user, pass_user, nama_user, tgl_lahir, jenis_kelamin, alamat_user, telepon_user, email_user}

Admin = {*id_admin, pass_admin, nama_admin, email_admin, level_admin}

Pendaftaran = {*id_pendaftaran, id_user**, tgl_pendaftaran, bulan, tahun, bentuk_lembaga, jenis_lembaga, nama_lembaga, sebutan_lembaga, alamat_lembaga, telepon_lembaga, email_lembaga, alamat_studio, telepon_studio, nama_cp, telepon_cp, dokumen, kop_surat, tujuan_menkom, tujuan_kpi, no_surat, photo, surat_pengantar, dt_perusahaan, dt_modal, dt_saham, dt_manajemen, dt_teknik, dt_jaringan, dt_kelayakan, dt_pernyataan, surveyedp, format_siaran, materi_siaran, sumber_siaran, waktu_siaran, presentase, khalayak, rk_ipp, ipp, id_admin**}

Kategori berita = {*id_kategori, kategori_berita}

Berita = {*id_berita, id_admin**, id_kategori**, tgl_berita, judul_berita, isi_berita}

Artikel = {*id_artikel, id_admin**, tgl_artikel, judul_artikel, isi_artikel} Pengaduan = {*id_pengaduan, nama_pengadu, alamat_pengadu, telepon_pengadu, email_pengadu, isi_pengaduan, tanggapan, id_admin**}

4. Bentuk Normalisasi Ketiga

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPID Jawa Barat
Gambar 4.1 Flow Map Sistem yang Sedang Berjalan
Gambar 4.3 DFD Sistem Berjalan
Tabel 4.1 Masalah dan Pemecahan Masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data tentang respon Mahasiswa Jurnalistik UIN Bandung Angkatan 2013 terhadap tayangan dakwah islamiyah Khazanah (Trans7) dan Damai Indonesiaku (TV One) diperoleh melalui

a) Citra yang baik yang dimiliki Pondok Pesantren Salaf Tahfidzul Qur’an Al-Arifiyyah. Citra yang dimiliki Pondok Pesantren Salaf Tahfidzul Qur’an Al- Arifiyyah cukup baik

If the patient could not satisfy his identity as Program KJS membership at the time of hospital discharge, it is. mandatory for the patient to pay cash according to the

rendah dibandingkan dengan transistor jenis yang lain seperti pada Tabel 1, walaupun BJT hanya dapat bekerja optimal dibawah 6 GHz [3][9][10], untuk aplikasi

Disetiap siklus selalu melaksanakan tahapan- tahapan berikut ini: (1) perencanaan, di dalam perencanaan ini peneliti dan guru melakukan kegiatan diantaranya

Hasil perhitungan anava pada aspek kepudaran motif adalah taraf signifikasi sebesar 0,000 dan nilai F 8.268 maka Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan pada

Untuk analisis data tentang hubungan motivasi kerja pada aspek perilaku kerja dengan kinerja perawat menunjukkan bahwa P-value yang didapat dari uji chi-squere adalah 0,000 atau

tersebut perancangan perangkat lunak untuk sistem pengendalian suhu menggunakan software pada Arduino ATmega2560 dapat bekerja dengan baik karena dapat menjaga