Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 1
2.1. KONSEP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM DITJEN CIPTA KARYA
Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan yang mengacu pada rencana tata
ruang maupun rencana pembangunan, baik skala nasional maupun skala provinsi dan kabupaten/kota.
Dengan memperhatikan kondisi eksisting, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta
Karya juga mengacu pada amanat pembangunan nasional dan amanat internasional seperti Agenda
Habitat, Amanat RIO +20, amanat Milenium Development Goals, dan amanat pembangunan
internasional lain. Pembangunan bidang Cipta Karya juga m emperhatikan Isu-isu Strategis yang
mempengaruhi pembangunan pada suatu wilayah seperti lokasi rawan bencana alam, dampak
terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli masyarakat akibat kemiskinan, reformasi birokrasi,
kepadatan penduduk khususnya pada kawasan perkotaan, serta green economy. Pelaksanaan
pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dengan melibatkan unsur masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha (swasta)
supaya tercipta Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan.
Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun secara sistematis dengan berlandaskan
pada rencana kerangka jangka menengah yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja bidang
Cipta Karya, dan juga mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai
dengan yang telah digariskan pada Rencana Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih
teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan struktur dan pola ruang yang
diwujudkan dalam strategi pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana yang
lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah dan dijabarkan pada tataran kegiatan
yang lebih rinci dari berbagai macam aspek, seperti rencana pendanaan, sumber pendanaan dan
kerangka pelaksanaannya.Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Rencana Terpadu
dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) bidang Cipta Karya.
BAB. II
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 2
Gambar 2.1
Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2-JM Bidang Cipta Karya yang merupakan perencanaan investasi
jangka menengah, akan menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran
atau rencana kerja tahunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota.
Dalam arti bahwa rencana pembangunan dalam RPI2-JM tersebut harus tertuang dalam rencana
kerja/RKP/RKPD.
Dengan demikian jelas bahwa Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang
menyangkut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem perencanaan
pembangunan nasional yang berlaku Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian
aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat kabupaten/kota sampai dengan
provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja DJCK dan penanganan isu-isu strategis
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 3
Gambar 2.2
Mekanisme Perencanaan Penganggaran
Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU 2010-2014 dan Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota bidang Cipta Karya. Keluaran proses Penyusunan
Program berupa Memorandum Program (MP) Provinsi.
Gambar 2.3
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember SEB Pagu
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 4
2.2. AMANAT PEMBANGUNAN NASIONAL
Amanat pembangunan nasional dimaksudkan sebagai suatu penduan dalam perencanaan
pembangunan. Adapun dalam amanat pembangunan nasional yang dimaksudkan meliputi RPJP
Nasional, RPJM Nasional, MP3EI, MP3KI, KEK dan Direktif Presiden.
2.2.1. RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan
yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025, selanjutnya disebut RPJP Nasional, adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai
dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi
seluruh komponen bangsa (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita
dan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama
sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan
saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.
2.2.1.1. VISI DAN MISI RPJPN TAHUN 2005 - 2025
Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan mendatang
dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan amanat pembangunan
yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
maka Visi Pembangunan Nasional tahun 2005-2025 adalah:
“INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 5 Mandiri : Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan
dan kekuatan sendiri.
Maju : Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki
kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi.
Adil : Sedangkan Bangsa adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik
antarindividu, gender, maupun wilayah.
Makmur : Kemudian Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh
kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan m akna dan arti penting bagi
bangsa-bangsa lain di dunia.
Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi
pembangunan nasional sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dankarakter bangsa melalui
pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yangbertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mematuhi aturan hukum, memeliharakerukunan internal dan antarumat beragama, m elaksanakan
interaksiantar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhurbudaya bangsa,
dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalamrangka memantapkan landasan
spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan sumber daya
manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui
penelitian; pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun
infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat
perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa
dalam negeri.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah memantapkan kelembagaan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 6 desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan
meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif,
dan memihak rakyat kecil.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan TNI hingga
melampaui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional;
memantapkan kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan
mengayomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindakan kriminalitas;
membangun kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan keamanan
nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan
dan kontribusi industry pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan
daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat,
kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran
secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan
sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan
pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi,
daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui
pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk pemukiman, kegiatan sosial ekonomi,
dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan
yang berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta
meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keaneka ragaman hayati sebagai modal dasar
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 7
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan
pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kelautan; mengelola wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatandan kemakmuran;
dan membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional adalah
memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional;
melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan identitas dan pemantapan integrasi
internasional dan regional; dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bila teralantar
masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga di berbagai bidang.
2.2.1.1 Arah Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025
Untuk mencapai tingkat kemajuan, kemandirian, serta keadilan yang diinginkan, arah pembangunan
jangka panjang selama kurun waktu 20 tahun (2005-2025) adalah sebagai berikut:
1. Wujudkan Masyarakat Yang Berakhlak Mulia, Bermoral, Beretika, Berbudaya, Dan Beradab
a. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan
moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai
prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan.
b. Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk mewujudkan karakter bangsa
dan sistem sosial yang berakar, unik, modern, dan unggul.
c. Budaya inovatif yang berorientasi iptek terus dikembangkan agar bangsa Indonesia menguasai
iptek serta mampu berjaya pada era persaingan global.
2. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya-Saing
a. Mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing
b. Memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di dalam
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 8 c. Meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan
d. Membangun infrastruktur yang maju
e. Melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara.
3. Mewujudkan Indonesia Yang Demokratis Berlandaskan Hukum
a. Penyempurnaan struktur politik yang dititikberatkan pada proses pelembagaan demokrasi
b. Penataan peran negara dan masyarakat dititikberatkan pada pembentukan kemandirian dan
kedewasaan masyarakat serta pembentukan masyarakat madani yang kuat dalam bidang
ekonomi dan pendidikan.
c. Penataan proses politik yang dititikberatkan pada pengalokasian/representasi kekuasaan
d. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada penanaman nilai-nilai demokratis
e. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada pencerdasan masyarakat
dalam kehidupan politik
f. Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya sistem hokum nasional yang mantap
bersumber pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang
mencakup pembangunan materi hukum, struktur hukum termasuk aparat hukum, sarana dan
prasarana hukum; perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya hukum yang
tinggi dalam rangka mewujudkan negara hukum; serta penciptaan kehidupan masyarakat yang
adil dan demokratis.
g. Pembangunan materi hukum diarahkan untuk melanjutkan pembaruan produk hukum untuk
menggantikan peraturan perundang-undangan warisan kolonial yang mencerminkan nilai-nilai
sosial dan kepentingan masyarakat Indonesia serta mampu mendorong tumbuhnya kreativitas
dan melibatkan masyarakat untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan nasional yang bersumber pada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang mencakup perencanaan hukum, pembentukan hukum,
penelitian dan pengembangan hukum.
h. Pembangunan struktur hukum diarahkan untuk memantapkan dan mengefektifkan berbagai
organisasi dan lembaga hukum, profesi hukum, dan badan peradilan sehingga aparatur hukum
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya secara profesional.
i. Penerapan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM) dilaksanakan secara tegas,
lugas, profesional, dan tidak diskriminatif dengan tetap berdasarkan pada penghormatan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 9 penyidikan, dan persidangan yang transparan dan terbuka dalam rangka mewujudkan tertib
sosial dan disiplin sosial sehingga dapat mendukung pembangunan serta memantapkan
stabilitas nasional yang mantap dan dinamis
j. Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi terus
ditingkatkan dengan lebih memberikan akses terhadap segala informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat, dan akses kepada masyarakat terhadap pelibatan dalam berbagai proses
pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan nasional sehingga setiap anggota
masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara
k. Penuntasan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan aparatur negara dicapai dengan
penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat, lini pemerintahan,
dan semua kegiatan; pemberian sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku penyalahguna
kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; peningkatan intensitas dan efektivitas
pengawasan aparatur negara melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional, dan
pengawasan masyarakat; serta peningkatan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan
dan pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsip-prinsip ketatapemerintahan yang
baik.
4. Mewujudkan Indonesia Yang Aman, Damai Dan Bersatu
a. Keamanan nasional diwujudkan melalui keterpaduan pembangunan pertahanan, pembangunan
keamanan dalam negeri, dan pembangunan keamanan sosial yang diselenggarakan
berdasarkan kondisi geografi, demografi, sosial, dan budaya serta berwaw asan nusantara.
b. Pembangunan pertahanan yang mencakup sistem dan strategi pertahanan, postur dan struktur
pertahanan, profesionalisme TNI, pengembangan teknologi pertahanan dalam mendukung
ketersediaan alutsista, komponen cadangan, dan pendukung pertahanan diarahkan pada upaya
terus-menerus untuk mewujudkan kemampuan pertahanan yang melampaui kekuatan
pertahanan minimal agar mampu menegakkan kedaulatan negara dan menjaga keselamatan
bangsa serta keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat
yang tersebar dan beragam termasuk pulau-pulau terluar, wilayah yurisdiksi laut hingga meliputi
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia dan landasan kontinen, serta ruang udara nasional.
Selanjutnya, kemampuan pertahanan tersebut terus ditingkatkan agar memiliki efek penggentar
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 10 c. Sistem dan strategi pertahanan nasional secara terus menerus disempurnakan untuk
mewujudkan sistem pertahanan semesta berdasarkan kapabilitas pertahanan agar secara
simultan mampu mengatasi ancaman dan memiliki efek penggentar.
d. Postur dan struktur pertahanan diarahkan untuk dapat menjawab berbagai kemungkinan
tantangan, permasalahan aktual, dan pembangunan kapabilitas jangka panjang yang sesuai
dengan kondisi geografis dan dinamika masyarakat.
e. Peningkatan profesionalisme Tentara Nasional Indonesia dilaksanakan dengan tetap menjaga
netralitas politik dan memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan dalam bentuk operasi militer
untuk perang maupun operasi militer selain perang melalui fokus pengembangan sumber daya
manusia dan pembangunan alutsista.
f. Peningkatan kondisi dan jumlah alutsista setiap matra dilaksanakan menurut validasi postur dan
struktur pertahanan untuk dapat melampaui kebutuhan kekuatan pertahanan minimal
g. Pemantapan komponen cadangan dan pendukung pertahanan Negara dalam kerangka basis
strategi teknologi, dan pembiayaan terus ditingkatkan dalam proses yang bersifat kontinyu
maupun terobosan.
h. Perlindungan wilayah yurisdiksi laut Indonesia ditingkatkan dalam upaya melindungi sumber daya
laut bagi kemakmuran sebesar-besarnya rakyat
i. Pembangunan keamanan diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme Polri beserta institusi
terkait dengan masalah keamanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka
mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, serta
terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat.
j. Peningkatan profesionalisme Polri dicapai melalui pembangunan kompetensi pelayanan inti,
perbaikan rasio polisi terhadap penduduk, pembinaan sumber daya manusia, pemenuhan
kebutuhan alat utama, serta peningkatan pengawasan dan mekanisme kontrol lembaga
kepolisian.
k. Peningkatan profesionalisme lembaga intelijen dan kontra intelijen dalam mendeteksi,
melindungi, dan melakukan tindakan pencegahan berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 11 5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan Berkeadilan
a. Pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memerhatikan potensi dan peluang
keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di setiap wilayah, serta memerhatikan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan
b. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh
didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu
sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah
administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses industri
dan distribusi.
c. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan
terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat
dan dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain.
d. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan
yang selama ini cenderung berorientasi inward looking menjadi outward looking sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara
tetangga
e. Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil diseimbangkan
pertumbuhannya dengan mengacu pada sistem pembangunan perkotaan nasional.
f. Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan dikendalikan dalam suatu sistem wilayah
pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta
mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan
g. Percepatan pembangunan kota-kota kecil dan menengah ditingkatkan, terutama di luar Pulau
Jawa, sehingga diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai ‘motor penggerak’
pembangunan wilayah-wilayah di sekitarnya maupun dalam melayani kebutuhan warga kotanya
h. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan kegiatan ekonomi di
wilayah perdesaan didorong secara sinergis (hasil produksi wilayah perdesaan merupakan
backward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan) dalam suatu ‘sistem wilayah pengembangan ekonomi’
i. Pembangunan perdesaan didorong melalui pengembangan agroindustri padat pekerja, terutama
bagi kawasan yang berbasiskan pertanian dan kelautan; peningkatan kapasitas sumber daya
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 12 pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di kawasan perdesaan dan
kota-kota kecil terdekat dalam upaya menciptakan keterkaitan fisik, sosial dan ekonomi yang
saling komplementer dan saling menguntungkan; peningkatan akses informasi dan pemasaran,
lembaga keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi; pengembangan social capital dan human
capital yang belum tergali potensinya sehingga kawasan perdesaan tidak semata-mata
mengandalkan sumber daya alam saja; intervensi harga dan kebijakan perdagangan yang
berpihak ke produk pertanian, terutama terhadap harga dan upah.
j. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap
sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan
berkelanjutan.
k. Menerapkan sistem pengelolaan pertanahan yang efisien, efektif, serta melaksanakan
penegakan hukum terhadap hak atas tanah dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan,
transparansi, dan demokrasi.
l. Kapasitas pemerintah daerah terus dikembangkan melalui peningkatan kapasitas aparat
pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, kapasitas keuangan pemerintah
daerah, serta kapasitas lembaga legislatif daerah.
m.Peningkatan kerja sama antardaerah akan terus ditingkatkan dalam rangka memanfaatkan
keunggulan komparatif maupun kompetitif setiap daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah
yang berlebihan; serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.
n. Sistem ketahanan pangan diarahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan
nasional dengan mengembangkan kemampuan produksi dalam negeri yang didukung
kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang
cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang
terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan
keragaman lokal.
o. Koperasi yang didorong berkembang luas sesuai kebutuhan menjadi wahana yang efektif untuk
meningkatkan posisi tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya, baik produsen maupun
konsumen di berbagai sektor kegiatan ekonomi sehingga menjadi gerakan ekonomi yang
berperan nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
p. Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan kesejahteraan sosial juga dilakukan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 13 termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan
wilayah bencana.
q. Pembangunan kesejahteraan sosial dalam rangka memberikan perlindungan pada kelompok
masyarakat yang kurang beruntung disempurnakan melalui penguatan lembaga jaminan sosial
yang didukung oleh peraturan-peraturan perundangan, pendanaan, serta sistem nomor induk
kependudukan (NIK)
r. Sistem perlindungan dan jaminan sosial disusun, ditata, dan dikembangkan untuk memastikan
dan memantapkan pemenuhan hak-hak rakyat akan pelayanan sosial dasar.
s. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
t. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi
u. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan
hak-hak dasar rakyat secara bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan
nondiskriminasi.
6. Mewujudkan Indonesia Yang Asri Dan Lestari
a. Mendayagunakan Sumber Daya Alam yang Terbarukan
b. Mengelola Sumber Daya Alam yang Tidak Terbarukan
c. Menjaga Keamanan Ketersediaan Energi
d. Menjaga dan Melestarikan Sumber Daya Air
e. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Kelautan
f. Meningkatkan Nilai Tambah atas Pemanfaatan Sumber Daya Alam Tropis yang Unik dan Khas
g. Memerhatikan dan Mengelola Keragaman Jenis Sumber Daya Alam yang Ada di Setiap Wilayah
h. Mitigasi Bencana Alam Sesuai dengan Kondisi Geologi Indonesia
i. Mengendalikan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
j. Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
k. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk Mencintai Lingkungan Hidup
7. Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat Dan Berbasiskan
Kepentingan Nasional
a. Membangkitkan wawasan dan budaya bahari
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 14 c. Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal terkait di
dalamnya, termasuk kewajiban-kewajiban yang telah digariskan oleh hukum laut United Nation
Convention on the Law Of Sea (UNCLOS) 1982
d. Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulatan yurisdiksi dan asset Negara Kesatuan
Republik Indonesia
e. Mengembangkan industri kelautan secara sinergi, optimal, dan berkelanjutan
f. Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut
g. Meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir dilakukan dengan
mengembangkan kegiatan ekonomi produktif skala kecil yang mampu memberikan lapangan
kerja lebih luas kepada keluarga miskin.
8. Mewujudkan Indonesia Yang Berperan Aktif Dalam Pergaulan Internasional
a. Peranan hubungan luar negeri terus ditingkatkan dengan penekanankan pada proses
pemberdayaan posisi Indonesia sebagai negara, termasuk peningkatan kapasitas dan integritas
nasional melalui keterlibatan di organisasi-organisasi internasional, yang dilakukan melalui
optimalisasi pemanfaatan diplomasi dan hubungan luar negeri dengan memaknai secara positif
berbagai peluang yang menguntungkan bagi kepentingan nasional yang muncul dari perspektif
baru dalam hubungan internasional yang dinamis.
b. Penguatan kapasitas dan kredibilitas politik luar negeri dalam rangka ikut serta menciptakan
perdamaian dunia, keadilan dalam tata hubungan internasional, dan ikut berupaya mencegah
timbulnya pertentangan yang terlalu tajam di antara negara-negara yang berbeda ideologi, dan
sistem politik maupun kepentingan agar tidak mengancam keamanan internasional sekaligus
mencegah munculnya kekuatan yang terlalu bersifat hegemonik-unilateralistik di dunia.
c. Peningkatan kualitas diplomasi di fora internasional dalam upaya pemeliharaan keamanan
nasional, integritas wilayah, dan pengamanan kekayaan sumber daya alam, baik daratan
maupun lautan, serta antisipasi terhadap berbagai isu baru dalam hubungan internasional yang
akan ditangani dengan parameter utamanya adalah pencapaian secara optimal kepentingan
nasional.
d. Peningkatan efektivitas dan perluasan fungsi jaringan kerjasama yang ada demi membangun
kembali solidaritas Association of South East Asian Nation (ASEAN) di bidang politik, ekonomi,
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 15 e. Pemeliharaan perdamaian dunia melalui upaya peningkatan saling pengertian politik dan budaya,
baik antarnegara maupun antarmasyarakat dunia serta peningkatan kerja sama internasional
dalam membangun tatanan hubungan dan kerja sama ekonomi internasional yang lebih
seimbang.
f. Penguatan jaringan hubungan dan kerja sama yang produktif antar aktor negara dan
aktor-aktor nonnegara yang menyelenggarakan hubungan luar negeri.
2.2.2. RENCANA PROGRAM JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)
RPJM Nasional sebagaimana termaktub dalam Peraturan Presiden nomor 5 Tahun 2010 merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2009. RPJM Nasional
memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas
Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang
mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana
kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJM Nasional sesuai dengan Perpres No. 05 Tahun 2010 berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga;
b. Bahan penyusunan dan perbaikan RPJM Daerah dengan memperhatikan tugas pemerintah
daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang termuat dalam RPJM Nasional;
c. Pedoman Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah.
Dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2010-2014), tantangan pembangunan tidaklah semakin
ringan. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi untuk mencapai perwujudan masyarakat Indonesia
yang sejahtera di tengah persaingan global yang meningkat, yaitu:
Pertama, capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6% selama periode 2004 - 2008 belum
cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Indonesia yang sejahtera.
Kedua, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan ekonomi yang
mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia (inclusive growth).
Ketiga, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah, pertumbuhan ekonomi harus tersebar ke
seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang masih memiliki tingkat kemiskinan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 16 Keempat, untuk mengurangi kesenjangan antarpelaku usaha, pertumbuhan ekonomi yang
tercipta harus dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya dan lebih merata ke
sektor-sektor pembangunan, yang banyak menyediakan lapangan kerja. Kelima, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup
Keenam, pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi.
Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan
kualitas infrastruktur.
Ketujuh, sumber pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan harus berasal dari peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh peningkatan
kualitas sumber daya manusia, utamanya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Kedelapan, keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas birokrasi Kesembilan, demokrasi telah diputuskan sebagai dasar hidup berbangsa. Dewasa ini
pelaksanaan demokrasi telah mengalami kemajuan. Harus diakui, sebagian masih demokrasi
procedural
Kesepuluh, dalam sistem yang demokratis, hukum harus menjadi panglima. Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat memberikan rasa aman, adil,
dan kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan sistem hukum yang sudah dibenahi.
2.2.2.1. VISI DAN MISI RPJMN TAHUN 2010 – 2014
Kerangka Visi Indonesia 2014 adalah:
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN”
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan
ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya
manusia dan budaya bangsa.Tujuan penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 17 Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat
dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.
Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat
secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Usaha-usaha Perwujudan visi Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
2.2.2.2. AGENDA PEMBANGUNAN
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2009-2014, ditetapkan lima agenda utama
pembangunan nasional tahun 2009-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan Korupsi
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif Dan Berkeadilan
2.2.2.3. SASARAN PEMBANGUNAN
Sasaran utama pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 18
Tabel 2.1.
Sasaran Utama Pembangunan RPJMN 2010-2014
No Pembangunan Sasaran
I. Sasaran Pembangunan Kesejahteraan Rakyat
1. Ekonomi
a. Pertumbuhan ekonomi Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun
Sebelum tahun 2014 tumbuh 7%
b. Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun
c. Tingkat Pengangguran (terbuka) 5 - 6 persen pada akhir tahun 2014
d. Tingkat Kemiskinan 8 - 10 persen pada akhir tahun 2014
2. Pendidikan
Status Awal 2008 Target 2014
a. Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk
berusia 15 tahun ke atas (tahun)
7,50 8,25
b. Menurunnya angka buta aksara penduduk
berusia 15 tahun ke atas (persen)
5,97 4,18
c. Meningkatnya APM SD/SDLB/MI/Paket A
(persen)
95,14 96,00
d. Meningkatnya APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B
(persen)
72,28 76,00
e. Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C
(persen)
64,28 85,00
f. Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun
(persen)
21,26 30,00
g. Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan
antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
3. Kesehatan
Status Awal 2008 Target 2014
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 19
No Pembangunan Sasaran
b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
per 100.000 kelahiran hidup
228 118
c. Menurunnya angka kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup
34 24
d. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi
kurang dan gizi buruk) pada anak balita
(persen)
18,4 < 15
4. Pangan
a. Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun
b. Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun
c. Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun
d. Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun
e. Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun
5. Energi
a. Peningkatan kapasitas pembangkit Listrik 3.000 MW pertahun
b. Meningkatnya rasio elektrifikasi Pada tahun 2014 mencapai 80 persen
c. Meningkatnya produksi minyak bumi Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel
perhari
d. Peningkatan pemanfaatan energy panas bumi Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW
6. Infrastruktur
a. Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, dan Papua
Hingga tahun 2014 mencapai sepanjang
19.370 km
b. Pembangunan jaringan prasarana dan
penyediaan sarana transportasi antar-moda
dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai
dengan Sistem Transportasi Nasional dan
Cetak Biru Transportasi Multimoda
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 20
No Pembangunan Sasaran
c. Penuntasan pembangunan Jaringan Serat
Optik di Indonesia Bagian Timur
Selesai sebelum tahun 2013
d. Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4
kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
Medan)
Selesai tahun 2014
II. Sasaran Pembangunan Demokrasi
1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia 1) Semakin terjaminnya peningkatan iklim
politik kondusif bagi berkembangnya
kualitas kebebasan sipil dan hak-hak
politik rakyat yang semakin seimbang
yang dapat dilaksanakan dengan adil dan
demokratis, dengan tingkat partisipasi
politik rakyat 75% dan berkurangnya
diskriminasi hak dipilih dan memilih;
4) Meningkatnya layanan informasi dan
komunikasi
Pada tahun 2014: Indeks Demokrasi
Indonesia: 73
III. Sasaran Pembangunan Penegakan Hukum
1. Tercapainya suasana dan kepastian keadilan
melalui penegakan hukum (rule of law) dan
terjaganya ketertiban umum.
1) Persepsi masyarakat pencari keadilan
untuk merasakan kenyamanan, kepastian,
keadilan dan keamanan dalam
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 21
No Pembangunan Sasaran
para penegak hokum
2) Tumbuhnya kepercayaan dan
penghormatan publik kepada aparat dan
lembaga penegak hukum
3) Mendukung iklim berusaha yang baik
sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan
dengan pasti dan aman serta efisisen
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2014
sebesar 5,0 yang meningkat dari 2,8 pada
tahun 2009
2.2.2.4. PRIORITAS NASIONAL
Visi dan Misi pemerintah 2009-2014, dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah
program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sebelas
Prioritas Nasional di bawah ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi oleh bangsa dan
negara di masa mendatang.
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 11
prioritas nasional yaitu:
(1) reformasi birokrasi dan tatakelola;
(2) pendidikan;
(3) kesehatan;
(4) penanggulangan kemiskinan;
(5) ketahanan pangan;
(6) infrastruktur;
(7) iklim investasi dan usaha;
(8) energi;
(9) lingkungan hidup dan bencana;
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 22 (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
2.2.3. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA
(MP3EI)
Sesuai dengan Perpres No.32 Tahun 2011, dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan untuk melengkapi dokumen perencanaan guna
meningkatkan daya saing perekonomian nasional yang lebih solid, diperlukan adanya suatu masterplan
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang memiliki arah yang jelas, strategi
yang tepat, fokus dan terukur maka perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025
MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia
untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam
rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan melengkapi
dokumen perencanaan
Penjelasan umum koridor ekonomi :
1. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sumatera dengan tema “Sentra Produksi dan pengolahan
Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional” adalah kelapa sawit, batu bara, karet, dan besi baja.
Selain itu ada tambahan satu kegiatan, yaitu pengembangan kawasan strategis nasional yaitu
pembangunan jembatan selat sunda.
2. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Jawa dengan tema “Pendorong Industri dan Jasa Nasional”
adalah industri makanan dan minuman, tekstil, peralatan transportasi, perkapalan, alutista,
telematika, migas, pariwisata, besi baja, dan sektor lain.
3. Koridor Ekonomi Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasl Tambang dan
Lumbung Energi Nasional.
4. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Bali-Nusa Tenggara dengan tema “Pintu Gerbang
Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional” adalah: pariwisata, peternakan, dan perikanan. 5. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Sulawesi dengan tema “Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Migas, dan Pertambangan Nasional” adalah pariwisata,
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 23 6. Kegiatan ekonomi utama MP3EI koridor Maluku-Papua dengan tema “Pusat Pengembangan
Pangan, Perikanan, Energi, dan pertambangan Nasional” adalah pertanian tanaman pangan,
tembaga, nikel, migas, dan perikanan.
2.2.4. MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN
INDONESIA (MP3KI)
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain program Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI).Program ini langsung
menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di Indonesia.Sebagai program
andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang
terintegrasi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong percepatan pertumbuhan sektor
riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur,
menguatkan skema kerja sama pembiayaan investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan
pangan, reformasi birokrasi dan tata kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi
teknologi.
Fokus kerja MP3KI tertuang dalam sejumlah program, pertama, penanggulangan kemiskinan eksisting
Klaster I, berupa bantuan dan jaminan/perlindungan sosial. Lalu di Klaster II adalah pemberdayaan
masyarakat, Klaster III tentang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM), dan Klaster IV
adalah program prorakyat. Kedua, transformasi perlindungan dan bantuan sosial. Ketiga,
pengembangan livelihood, pemberdayaan, akses berusaha & kredit, dan pengembangan kawasan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 24
Gambar 2.4
Fokus kerja MP3KI
Tahapan pelaksanaan MP3KI menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu:
TAHAP 1 (Periode 2013-2014)
Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% -10% pada tahun 2014;
Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan
yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN” DI KANTONG-KANTONG KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU, SERTA PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang
Kampung di Menko Kesra);
Sustainable livelihood sebagai penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun
keterkaitan dengan MP3EI;
Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
TAHAP 2 (Periode 2015 –2019)
Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal coverage; Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 25 TAHAP 3 (Periode 2020-2025)
Pemantapan system penanggulangan kemiskinan secara terpadu; Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.
Gambar 2.5
Tahapan pelaksanaan MP3KI
2.2.5. KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)
Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan Ekonomi Khusus dikembangkan
untuk mempercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi
pengembangan ekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah dalam
kesatuan ekonomi nasional.
Dalam rangka mempercepat pencapaian pembangunan ekonomi nasional, diperlukan peningkatan
penanaman modal melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 26 dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan KEK bertujuan untuk
mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk
pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan.
Sesuai Undang-undang No. 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus, fungsi KEK adalah
untuk melakukan dan mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industri, pertambangan
dan energi, transportasi, maritim dan perikanan, pos dan telekomunikasi, pariwisata, dan bidang lain.
Sesuai dengan hal tersebut, KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, antara lain Zona pengolahan
ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, dan energi yang kegiatannya dapat
ditujukan untuk ekspor dan untuk dalam negeri.
Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu daerah dapat ditetapkan sebagai KEK adalah sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah, tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung, adanya dukungan dari
pemerintah provinsi/kabupaten/kota dalam pengelolaan KEK, terletak pada posisi yang strategis atau
mempunyai potensi sumber daya unggulan di bidang kelautan dan perikanan, perkebunan,
pertambangan, dan pariwisata, serta mempunyai batas yang jelas, baik batas alam maupun batas
buatan.
Untuk menyelenggarakan KEK, dibentuk lembaga penyelenggara KEK yang terdiri atas Dewan
Nasional di tingkat pusat dan Dewan Kawasan di tingkat provinsi.Dewan Kawasan membentuk
Administrator KEK di setiap KEK untuk melaksanakan pelayanan, pengawasan, dan pengendalian
operasionalisasi KEK.Kegiatan usaha di KEK dilakukan oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha.
Fasilitas yang diberikan pada KEK ditujukan untuk meningkatkan daya saing agar lebih diminati oleh
penanam modal. Fasilitas tersebut terdiri atas fasilitas fiskal, yang berupa perpajakan, kepabeanan dan
cukai, pajak daerah dan retribusi daerah, dan fasilitas nonfiskal, yang berupa fasilitas pertanahan,
perizinan, keimigrasian, investasi, dan ketenagakerjaan, serta fasilitas dan kemudahan lain yang dapat
diberikan pada Zona di dalam KEK, yang akan diatur oleh instansi berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 27 Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2010 Tentang Program Pembangunan
Yang Berkeadilan, seluruh Badan/Lembaga negara, Gubernur dan Kepala Daerah (Bupati/Walikota)
untuk dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan
masing-masing, dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan yang berkeadilan
sebagaimana termuat dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yang meliputi program :
1. Pro rakyat;
2. Keadilan untuk semua (justice for all);
3. Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals - MDG’s).
Dalam rangka pelaksanaan program-program sebagaimana dimaksud diatas:
1. Untuk program pro rakyat, memfokuskan pada:
a. Program penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga;
b. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat;
c. Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil;
2. Untuk program keadilan untuk semua, memfokuskan pada:
a. Program keadilan bagi anak;
b. Program keadilan bagi perempuan;
c. Program keadilan di bidang ketenagakerjaan;
d. Program keadilan di bidang bantuan hukum;
e. Program keadilan di bidang reformasi hukum dan peradilan;
f. Program keadilan bagi kelompok miskin dan terpinggirkan.
3. Untuk program pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium, memfokuskan pada:
a. Program pemberantasan kemiskinan dan kelaparan;
b. Program pencapaian pendidikan dasar untuk semua;
c. Program pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
d. Program penurunan angka kematian anak;
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 28 f. Program pengendalian HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
g. Program penjaminan kelestarian lingkungan hidup;
h. Program pendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium.
2.3 PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CIPTA KARYA
2.3.1 UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang
sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya
membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.
Pemerintah perlu berperan lebih dalam pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang kurang
memperhatikan keseimbangan bagi kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah mengakibatkan
kesulitan masyarakat untuk memperoleh rumah yang layak dan terjangkau.
Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan untuk:
a. memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
b. mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proporsional
melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk
mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi MBR;
c. meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya alam bagi pem bangunan perumahan dengan
tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun kawasan
perdesaan;
d. memberdayakan para pemangku kepentingan bidang pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman;
e. menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya; dan
f. menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman,
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 29 Alat ukur pencapaian keluaran/output penyelenggaraan infrastruktur kawasan permukiman kumuh
adalah meningkatnya kualitas lingkungan permukiman kumuh di kawasan perkotaan dengan cara
pengembalian fungsi kawasan permukiman sehingga dapat meningkatkan nilai tambah kawasan
permukimannya dan menjadi bagian penting dalam pengembangan kota secara keseluruhan.
Pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru
mencakup:
a. ketidakteraturan dan kepadatan bangunan yang tinggi;
b. ketidaklengkapan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
c. penurunan kualitas rumah, perumahan, dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas
umum; dan
d. pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah.
Sesuai Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, penetapan lokasi
perumahan dan permukiman kumuh wajib memenuhi persyaratan:
a. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, dan
rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
b. kesesuaian dengan rencana tata bangunan dan lingkungan;
c. kondisi dan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum yang memenuhi persyaratan dan tidak
membahayakan penghuni;
d. tingkat keteraturan dan kepadatan bangunan;
e. kualitas bangunan; dan
f. kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat.
2.3.2 UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
Bangunan gedung sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, mempunyai peranan yang sangat
strategis dalam pembentukan watak, perwujudan produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh karena itu,
penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan
kehidupan serta penghidupan masyarakat, sekaligus untuk mewujudkan bangunan gedung yang
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 30 Bangunan gedung merupakan salah satu wujud fisik pemanfaatan ruang.Oleh karena itu dalam
pengaturan bangunan gedung tetap mengacu pada pengaturan penataan ruang sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menjamin kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung, setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung, serta harus
diselenggarakan secara tertib.
Undang-undang tentang Bangunan Gedung mengatur fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan
gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk hak dan kewajiban pemilik dan pengguna
bangunan gedung pada setiap tahap penyeleng-garaan bangunan gedung, ketentuan tentang peran
masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah, sanksi, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk :
1. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang
serasi dan selaras dengan lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjaminkeandalan teknis bangunan
gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung;
Keseluruhan maksud dan tujuan pengaturan tersebut dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan,
keseimbangan, dan keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya, bagi kepentingan
masyarakat yang berperikemanusiaan dan berkeadilan.
Masyarakat diupayakan untuk terlibat dan berperan secara aktif bukan hanya dalam rangka
pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga
dalam meningkatkan pemenuhan persyaratan bangunan gedung dan tertib penyelenggaraan bangunan
gedung pada umumnya.
Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia jasa konstruksi berdasarkan
peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi baik sebagai perencana, pelaksana,
pengawas atau manajemen konstruksi maupun jasa-jasa pengembangannya, termasuk penyedia jasa
pengkaji teknis bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga harus
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 31 Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua penyelenggaraan bangunan gedung baik
pembangunan maupun pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh pihak asing, wajib mematuhi seluruh
ketentuan yang tercantum dalam Undang-undang tentang Bangunan Gedung.
Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik informasi maupun arsitektur dan rekayasa,
perlu adanya penerapan yang seimbang dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat setempat dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang telah ada, khususnya nilai-nilai
kontekstual, tradisional, spesifik, dan bersejarah.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung mempunyai hak:
a. mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Daerah atas rencana teknis bangunan gedung yang
telah memenuhi persyaratan;
b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan perizinan yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah;
c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungi dan
dilestarikan dari Pemerintah Daerah;
d. mendapatkan insentif sesuai dengan peraturan perundangundangan dari Pemerintah Daerah karena
bangunannya ditetapkan sebagai bangunan yang harus dilindungi dan dilestarikan;
e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat izin tertulis dari Pemerintah Daerah;
f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan apabila bangunannya
dibongkar oleh Pemerintah Daerah atau pihak lain yang bukan diakibatkan oleh kesalahannya.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan gedung mempunyai kewajiban:
a. menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai
dengan fungsinya;
b. memiliki izin mendirikan bangunan (IMB);
c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan rencana teknis yang telah disahkan
dan dilakukan dalam batas waktu berlakunya izin mendirikan bangunan;
d. meminta pengesahan dari Pemerintah Daerah atas perubahan rencana teknis bangunan gedung
yang terjadi pada tahap pelaksanaan bangunan mengetahui tata cara/proses penyelenggaraan
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 32 b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas bangunan pada lokasi dan/atau
ruang tempat bangunan akan dibangun;
c. mendapatkan keterangan tentang ketentuan persyaratan keandalan bangunan gedung;
d. mendapatkan keterangan tentang ketentuan bangunan gedung yang laik fungsi;
e. mendapatkan keterangan tentang bangunan gedung dan/atau lingkungan yang harus dilindungi dan
dilestarikan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
f. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala;
g. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung;
h. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan fungsi bangunan gedung.
i. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi;
j. membongkar bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki,
dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatannya, atau tidak memiliki izin mendirikan bangunan,
dengan tidak mengganggu keselamatan dan ketertiban umum.
Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan ketentuan pertimbangan kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia yang sangat beragam. Berkaitan dengan hal tersebut,
pemerintah terus mendorong, memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat
memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini secara bertahap sehingga jaminan keamanan,
keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam menyelenggarakan bangunan gedung dan
lingkungannya dapat dinikmati oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat kemanusiaan,
kebersamaan, dan saling membantu, serta dijiwai dengan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik.
2.3.3 UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
Air merupakan salah satu sumber kehidupan mutlak untuk mahkluk hidup.Ketersediaan dan kebutuhan
harus seimbang untuk menjamin keberlanjutan sumber daya air.Kelebihan air terutama di musim hujan
di suatu tempat bisa menjadi masalah seperti banjir atau longsor.Namun kekurangan air terutama pada
musim kemarau juga menimbulkan masalah, yaitu timbulnya bencana kekeringan.Keberadaaan,
ketersediaan, kebutuhan dan penggunaan sumber daya air tergantung dari banyak aspek yang saling
mempengaruhi saling memberikan dampak baik yang positif maupun negatif. Sejarah terbitnya
Undang-Undang Sumber Daya Air ini merupakan suatu proses yang cukup panjang. Ada yang pro maupun ada
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 33 ekspor air, peningkatan fungsi ekonomi dan berkurangnya fungsi sosial yang akan menimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa air merupakan kepentingan semua
pihak (water is everyone's business).
Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong lebih menguatnya nilai
ekonomi air dibanding nilai dan fungsi sosialnya.Kondisi tersebutberpotensi menimbulkan konflik
kepentingan antarsektor, antarwilayah dan berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya air. Di sisi
lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih bersandar pada nilai ekonomi akan cenderung lebih
memihak kepada pemilik modal serta dapat mengabaikan fungsi sosial sumber daya air. Berdasarkan
pertimbangan tersebut undang-undang ini lebih memberikan perlindungan terhadap kepentingan
kelompok masyarakat ekonomi lemah dengan menerapkan prinsip pengelolaan sumber daya air yang
mampu menyelaraskan fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi.
Hak guna pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian
rakyat yang berada di dalam sistem irigasi dijamin oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Hak guna
pakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat
tersebut termasuk hak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yang
berbatasan dengan tanahnya. Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin alokasi air untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat tersebut dengan tetap
memperhatikan kondisi ketersediaan air yang ada dalam wilayah sungai yang bersangkutan dengan
tetap menjaga terpeliharanya ketertiban dan ketentraman.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air harus sesuai dengan prinsip hukum
pengelolaan sumber daya alam yang menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya alam harus
dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip:
1. Good governance principle,
2. Subsidiary principle,
3. Equity principle,
4. Priority use principle,
5. Prior appropriation principle,
6. Sustainable development principle,
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 34
8. Principle of participatory development.
Pengaturan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaan sumber daya air oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota didasarkan pada keberadaan wilayah sungai yang
bersangkutan, yaitu:
a. wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara, dan/atau wilayah sungai strategis
nasional menjadi kewenangan Pemerintah.
b. wilayah sungai lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi;
c. wilayah sungai yang secara utuh berada pada satu wilayah kabupaten/kota menjadi kewenangan
pemerintah kabupaten/kota;
Di samping itu, undang-undang ini juga memberikan kewenangan pengelolaan sumber daya air kepada
pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain sepanjang kewenangan yang ada belum
dilaksanakan oleh masyarakat dan/atau oleh pemerintah di atasnya. Kewenangan dan tanggung jawab
pengelolaan sumber daya air tersebut termasuk mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas
peruntukan, penyediaan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai dengan
tetap dalam kerangka konservasi dan pengendalian daya rusak air.
Pengusahaan sumber daya air diselenggarakan dengan tetap memperhatikan fungsi sosial sumber
daya air dan kelestarian lingkungan hidup. Pengusahaan sumber daya air yang meliputi satu wilayah
sungai hanya dapat dilakukan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah di bidang
pengelolaan sumber daya air atau kerja sama antara keduanya, dengan tujuan untuk tetap
mengedepankan prinsip pengelolaan yang selaras antara fungsi sosial, fungsi lingkungan hidup, dan
fungsi ekonomi sumber daya air.
2.3.4 UNDANG-UNDANG NO. 18 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan
bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan kontribusi
dalam menimbulkan jenis sampah yang semakin beragam, antara lain, sampah kemasan yang
Bab. II | RPI2JM KOTA TANGERANG 2- 35 Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak
berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.Masyarakat dalam mengelola sampah
masih bertumpu pada pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan
dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar
di lokasi tempat pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat
meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Agar
timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu yang lama dan diperlukan
penanganan dengan biaya yang besar.
Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan
dan diganti dengan paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah
sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi,
kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pendekatan
yang komprehensif dari hulu, sejak sebelum dihasilkan suatu produk yang berpotensi menjadi sampah,
sampai ke hilir, yaitu pada fase produk sudah digunakan sehingga menjadi sampah, yang kemudian
dikembalikan ke media lingkungan secara aman. Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut
dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.Pengurangan sampah meliputi
kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan
sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
Dalam rangka menyelenggarakan pengelolaan sampah secara terpadu dan komprehensif, pemenuhan
hak dan kewajiban masyarakat, serta tugas dan wewenang Pemerintah dan pemerintahan daerah untuk
melaksanakan pelayanan publik, diperlukan payung hukum dalam bentuk undang-undang. Pengaturan
hukum pengelolaan sampah dalam Undang-Undang ini berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan,
asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana termuat pada Undang-undang No.18 Tahun
2008 terdiri atas:
a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah;