KAJIAN UPAYA PENCEGAHAN DETERIORASI
PADA BANGUNAN PERUMAHAN
MELALUI PENGGALIAN PERSEPSI MASYARAKAT;
Studi Kasus
di Daerah Khusus lbukota Jakarta
Oleh
YUSRAN SARKARARAGIB
E. 31.0551
JURUSAN TEKNOLOGI HASlL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
Yusrat~ Sarltararngib. E.31.0551. KAJIAN UPAYA PENCEGP DETERIORASI PADA BANGUNAN PERUMAHAN MELALUI PENGGALlAN PERSEPSI ~AR,A.KAT; Studi Kasus
di DKI Jakarta. Di bawal~ bimltingan ProfDr.lr. Rrtdy C Tarurnirig
MF
&n
Dr. Ir. Hariadi Kartodiliardjo, MS.Pen~~lal,uiiai selaiia lebili dari lima belas tahoti terakliir ininulijukkal baliwa raYaP (Insecta : Isoptera) men~pakai s e r a n w perusak kayu &I bannynal y~alitlg ''rneng@~an%tY di Indonesia. Bukati saja kare~ia kasus serangannya sangat ballyak datjadi hatiipir di selurull Indonesia tetapi juga karena kasus kemgiai ekolion~is yarig ditinibulhigat besar. Rakluiia\vati
(19961, me~ise~iiukakai baliwa nilai kerrtgian ini se~itakili me~uligkat:~igi~igat perke~iiballPll penduduk tiap tahutl yang menontut pengadaai p e n ~ m a h n yang ti,, dengal peninskatall p'=U~iiahai sebesar 2,46%, liarga kayu 8,25% dati kotistanta kerugi;12,5%, ~iiaka kerugian ekonomis pada pemmahal di Ilido~iesia Rp 1,67 trilliun, oleh karena itu a t dime~lgeerti mellgapa jasa pengendalian liaiia (pest) cukup menarik sebagai lahan usaha pi;). Adaiya dukullSa1 kebijaksanaati (policy) dari pemerintah terhadap peniasyarakatai t e h g i pengawetan kayo, kll~~susllya Departemen Kehutalan, Departemen Pekerjaai Umum, damitor Me~iteri Nesara
Penlmahai Rakyat, tentang: Standar Kebutuliai Indonesia No. SKI. Cn31:19S7 denyli judul: pengawetan kayo untok pen~mahai d a ~ geduns yang juga &pat ndorong diterapkamya pellgawetall kayu di indo~iesia.
Deteriolasi dapat diartikali sebagai penorunai penanpilan @erjor,nce) suatu beuda (kayu) karelia g U l g U a t l - g a i g ~ ~ a t l faktor luar, aitara laill faktor fisik, faktor biologifaktor l i t l ~ u n y l l , faktor dari J ~ I I ~ s kayu yang dig~uiakan (Naudika, 1989). Ketiyataati ini u ~ i j a i g pula dari segi ~ i ~ g k u n g a i DKI Jakarta oleh letak geografis Ilidonesia di kllah~listiwa de@i ikliln tropis YanS Iembab, iklim y a ~ i g hangat, dati kaya aka11 bahan orguiik yang rnemu~igkinkan~diniya berbagai Jellis
o r p u s m e perusak kayu, yaitu rayap tanali, rayap kayu kering, bubuk kayu keog dm ja~ilur pela~uk kayu. Dengal demikiai dapat dilnengefli mengapa aicaliian deteniorasi umuliya pa& perum&a1 sangat besar.
Permasalahan yang tinibul adalah tingginya biaya teknologi untuk pcegahan lialna pa&
!
Tujuan pe~ielitia~i ini ialali mecigevaluasi upaya pencegallan deteriorasi yang telall dijala~ikaii sela~iia ini oleh ~iiasyarakat pemilik rumali, kemodian menpnalisis kepiitusan yang aka11 di ambil berdasarkan faktor-faktor penyebab kerusaka~~ (deteriorasi) pada bangunan perurnallan dan terakllir merencanakan strategi yang tepat untok tindakan pencesalian deteriorasi baik sebelum atailpull sesudah batigonan nlmah dibangt111.
Penentuan rumah contoh dilakukan deogai meng&onaka~i Tekliik Penarikan Contoli Acak Berlapis Banyak (iC/~i/li[~le Sfage Ra11do11i S a ~ t ~ l ~ l i n g ) denga11 sebanyak 162 mtual, sebagai .sa~iiple. Analisis data &lam melakukan penelitian tentang upaya pencegaliai deteriorasi pada bangunan perumalian dilakukat~ dengat1 eksplorasi lapaig untuk mengetahui lebili jaub pennasalahan deteriorasi yang ada pada b a n p ~ i a n penimahan, potensi penyebab terjadinya deteriorasi, distribusi jellis kayu yang d i g u n d a i oleh masyarakat peniilik rumah, tinddai-tindaka~i penge~ldaliai liana yang telah dilakukail ole11 ~iiasyarakat dan pengan~luiya terhadap peningkatai ktkualitas (i~mur pakai) baiWnan nmiah. Sedatigkati perencaman upaya pencegaliai deteriorasi pada b a ~ g u ~ i a t i pen~mahai dengati ~iien@unakai alat ukur AHP (a17aI.idic hierarchy proces.~) ~melalui progat11 Expert C/ioice 9.0 untuk menentukan strategi tindakxi yaag terbaik bagi peningkatat~ umur pakai b a n y ~ n a ~ rumall berdasarkan persepsi pelaku-pelaku yang terkait.
Berdasarhi pengunatan niengenai distribusi jenis kayi sela~iia penelitial berlat~gsung ~iiemperlibatkati baliwa kualitas kayu yang digunakai untuk ba~igunai nnlmali pernukima~ adalah kayu- kayu yang ki~alitasnya rendah yaitu kayu-kayu yang teniiasuk kelas awet 111-IV dan V. Jenis kayu yaug banyak digunakm untok baliati bangunat1 mniali adalah jenis kayu meranti Palembatlg d m Kalimaltan (Borneo) sebanyak 80 %, di saniping mudah didapat di pasaran juga relatif lebili murah Iiargatlya. Selling@ banyak niasyarakat pelnilik rumah @onsumell) memilili menggunaka~ kayu meranti dati Borneo sebagai komponen kollstruksinya. Selanjutnya, hasil penelitiai bempa jajak pendapat daian upaya peningkatn umur pakai batigunan mrumall, memperlihatkan sebagiai besar
bertumt-tunit adalah perlahati secara non-kimiawi 39%, perlakuan secara tradisional 25%,
pengginaati kayu oven 1 I%, perlakuan secara kimia (soil treatnient) 3%, penggniaai kayn awetan (vacum-tekan) 1% d a l penwnaati kayu awet alan~iah 21%. Ba~yalaiya ~iiasyarakat pemilik mmah (konsotueii) tidak memilih perlakuai secara kimia (vacum tekan & soil treatment) karena niasili relatif niahalnya biaya teknologi pencegahan llama bangunan dati sulit untuk mendapatkx~ produk kayu awetali di pasaran. Hal ilu menggambarhi baliwa sebagian besar banyak ~nasyarakat (konsumen) melakukal tindakan pengxnanan terhadap investasi yang ~nereka ta11a11hi n~elalni perlakuai uadisional yang mudall diaplikasikan dengan cam pelaburan "residu" ciati p e r e n h i i m dalam lumpur.
/;nii,rroi~eii golr~~igmi bmvoh, lio~tsroriol nieiie~lgoh ke o1u.s. boro~iguii hu~igii~imi, rloii pror/ilsri? jr1.Y~ pe17geiirlrilim~ hu~iio b a i ? g i i ~ ~ o ~ ~ (baik pengawetan kayu yang diwakili ole11 Dir7a.v KeI~t~lo~ioii / X I ./~l;rirlo niaopun pe.sI ccolrol o/)eroloi:s (PCO) yalig diwakili oleh P'l: l\loi-cie Pzwia).
Produsen jasa pe~igendaliati lia~~ia (PC0 & penpwetan kayo) sebagai salali sat11 aktor, memilili rencatia tiiidakan peocegalian deteriorasi sebelu~ii ko~istn~ksi dibaigun Ore-co~islri~clir~~i) sebagai prioritas utania, de~tga~i alasan untuk lebili berpelua~ig menikriiati bangunan berkualitas t i ~ i u i dalam jaigka pal~jang. Di sa~iiping produsen, borongan ba~gu~aha~i dan konsumen riienengah ke atas memilili alteniatif tindakan pencegaliat deteriorasi yalig satna sebagai prioritas pertama. Adapun tujuan utama yang di keliendaki adalah biaya pemelibaraai bangunan ~ne~ijadi berkurang (ekonomis) denen peningkatai motu dzui tiiasa pakai baliati, di pihak lain juga menunjaig pelestaria~i su~iiberdaya hutati (ekologis). Sedan&vi, konsumen golongan bawali memilih rencaia tindakan pe~icegalia~~ deteriorasi sesudali konstmksi di bangun @osl-coi~.sb.~icn'oii) sebagai prioritas pertaiia. Berdasarka~i ~iiatrik pe~tdapat gabungai &ui ke enipat &or, diperolelah bobot dan prioritas alteniatif rencala tindakai pencegahaah deteriorasi dapat di liliat pada tabel 1.
'l'abcl I. H o l ~ d priorilas Altuwalit'Ti~dakili~ Rcncana I'rnce&m~ DBeriomsi Pa& Bauynm Poumoltni.
Rencana tinddwi pencegaliai deteriorasi sebelum konstruksi di bangu~i @re-coii.slruclion) dikembai&ui l a g untuk mendapatkan alteniatif-alteniatif ti~idakan yang bersifat lebili mikro, baik untuk konsumen golongan bawal~ ahiiaupul~ ko~isu~lien menengall ke atas.
Uliti~k ko~ahsu~iieti g o l o ~ i p i bawah prioritas utama t i n d a h i yang dipilili adalab men@iin&ari sumber-sum& pentsak ba~~gunaah. Penlilihal tindakan ini l~ienipakan cam peltallanan yang paling wajar dan dari segi ekonomis Iebih ~ahiuralt, mengingat biaya dari teknik aplikasi pencegalahan hana pit11 pengawetan kayi~ dan teniiitisida yang berstaidar selalu memponyai liarga yang lebili tin& dari pada produk serupa yang tidak berstaidar. Selai~i itu, para pe~nilik rumah (konsumen golonwi bawah) dapat melakukai tindakan i ~ i i dengall control secara tents-menems dan dapat mengetaliui laigsung di~iiaia tempat (obyek) yalig ~ne~ijadi sasami seranwi rayap. Di samping konsu1iien gololiyari bawali, boronjpi baigu:unai juga merahulili alternatif tindakai yang salua sebagai prioritas
pertama. Di pilnk produsen jasa pengendaliiui liarahla (PC0 & petigawetan kayu) lebih baliyak menawarkai kepada konsumen golongai bawali dan nienengali ke atas bempa pengynarui kayu awetan (vacuni-tekai) hi kayu oven sebagai prioritas pertatiia untuk digu~iaka~i pada bagiai komponen baigunai n~riiali. Adapu~i bobot d a ~ i prioritas altematif tindakan pe~idapat g a b u n ~ v t pencegahati deteriorasi sebelum konstmksi dibanguun untuk ko~isumen golongam bawali di sajikai pada
.t laqej eped tnqyn@ru !p i p l e q ~&rro[oS oaornscroy ynlun IrnZueq !p !syruislroy qepnsas
!sao!lalap ueipSa3uad e e d n melep treSunqeS ledepoad 1rr?yepu!) j!~ernalp seluoud 1- loqog
. l e ~ a q trtlycsruay !urepZua~u qepns Suer< ~prnlu ore[ep ay deLw 1reSue~as eXu!pal~aj cqrollar!o!rrraur ~urelep jq a j a Z u d ~ q ~ p u ! ] ireyedruam jriamruav i!os ~reyepu!? uasnp0~d yeq!d
!a
.y!eq u a u a p qnqrnu deLe1 ~neyqeqaLua~u jedep !u! ~ a d a s ( u e ~ s e s ) yaLqo-yaAqo eualey 'tpuel 111el~p !p iueoaq!p 5ueL yedures undnem ~ y e d seyaq nLey eqs-es!s eAtrepe m9uenqurad !padas 'ye!q Zueq~uaylaq ylilun deA- $eq ueledmasay !Sw~nSuarn id e p ~ ~ q d e r e p p nr! utryepu!~ !nIelam . e u ~ u a d selpoud !eSeqas umy~e@u!i!p ueon51req !seyof migas !p ireq!sJaqay edtuaq ireyepu!)~!)e~ua~p rl!j!mam qeMeq rreSuoloS uaiunsuoy 'ipmiu 1reun31req eped Ireyesway e&u!per~al 1reqeZa3uad e k d n u q e a.(r~Ley) L{CIIIIII I I ~ I I O C I U I O ~ ~re!Seq q e d ueqmuay eL~r!pef~a~ e[!qedu
uamnsuoy ipy9trel Tezeqas (~~o!lsr.~~.srio.?-~.socr) u113ueq !p !sy~qsuoy 1Fpnsas !sero!Ialap ne~pFia31rad rey ye pug euegual &uequra5uad o r e m ay !seloauoJaq smell eZn[ uamnsuoy '11iiSireq !p !syrulsnoy arlllaqas !seloualap uerpZaias~rad treyepu!, euesuar ile;i~reqmaSnad epeday !semaposaq u!elaS
i..i
ucjoae nLcy uecanXXu.>dI...
L
.1
c;mjigm:~ :
O $ w U L.1-:-.
'
S V u * X q -1_
..ll.l.. " T ~ L ? ~ ~ ~ / ~ ~ C I W I [ C . ...-
...- i80'0
P
I
O C I ' OI
rur.\u w c y m:cnr,aSta,jC
1
951.0 cp!ttw[c ~ , w : tr,<r!x CKC<C~'%?~LT~IBegititupula halnya d e n g u ~ koiisulnen menengah ke atas, kebersilu~ lokasi b a ~ i g u n a ~ ~ tetap n~enlpakan pilihan prioritas pertama dalam l~al tindaka~ pengendalian &I pencegahan serangal organisme penlsak kayu pada bangunan pentruahan. Hal ini di dasari ole11 adanya kebiasaau ~nasyarakat yang menutnpok kayit bekas di tepi bangunan tanpa melind~~~ngi dari tetesati air llujan dan kebiasaa~ ~ ~ ~ e m b u a n g sruupah di sekitar n ~ m a h tingal m e n r p a h ~ sumber penzsak yang sewaktu- sewaktu dapat menyeraug bangonan. Pihak borongzu~ bangonan memilih pengunam kayu awetan sebagai prioritas pertanla. Sedangkan produsen selain pengunaan kayu awetan sebagai prioritas pertanla j u g melnili!~ tindakai soil l r c n l ~ i ~ ~ . , l l pada prioritas yanz salla. Jika pilihan konsumen
golongan bawah satua dengal konsut~ien menengalall ke atas, berarti konsumen men~inimaJkaJ~ p e n g u n m l pellgawetan kayu (vacum-teka~l) akibat kenaikan biaya teluiolog pet~gendalian hama pada bangul~a~i. Di pihak lain masyarakat pelnilik rumah mewall pada umutntlya lebih berpeluatlg menilanati baugunan berkualitas t i n g i dalam jn& pa~jang, sehingq konsutnen tidak 11arus melakukan perbaikan (renovasi). Berdasarkao nlatrik pendapat gabungan, di peroleli urutrui prioritas
alternatif tiudakan d a ~ i besamya bobot dari tiaytiap prioritas. Keterangan selen&apnya, lihat tabel 5. Tabel 5. DoI?ol d m pripriori(;ls Altcnmlit' l ' h < i A : o ~ P ~ n c e ~ v r n Dctai<msi Scsudah Ronr*ruksi dibmgtm Unluh
Kmslllllm M c n a g h kc A~Bs.
Kedmpulan yang dapat di ambil dari penelitian irii adalah:
.
Upaya untuk menin&atkan mutu (umor pkai) bangunau N I I I ~ ~ , kebanyakkan ~nasyarakat p e ~ ~ ~ i l i k mrnah menlilih perlakuan secara non-kimiawi da11 tradisiona! sebagai tinda!al pencegahat~ yang efektif dan ekonomis. Dalani kaittan ini pengembat~gan bempa produk ballan kimia anti-rayap (ba11a1 pepengawet) dengal kualitas yalig t i n g i &pat ~nenjadi peluang usalla (bisnis) tersendiri di daerali pen~ukir~lan.Altcrnatif tii~dakan yang ditawarkan untuk perencallaan u]k?ya pelicegallan deteriorasi pada bangunan penimahan, dari hasil penelitian ini adalah : menglii~ldari somber-sumber perusak bangonan dan penggunaan kayu awetan unhlk p~~e-cr~fislr~rrlio,l, seda~igkan kebersihan di lokasi bangonan ditingkatkan 111ltuk p o . s l - ~ o ~ ~ . s l r ~ . ~ t d i r ~ f ~ .
KAJIAN UPAYA PENCEGAHAN DETERIORASI
PADA BANGUNAN PERUMAHAN
MELALUI PENGGALIAN PERSEPSI MASYARAKAT;
Studi Kasus di Daerah Khusus lbukota Jakarta
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh
Yusran Sarkararagib
E 31.0551
JURUSAN TEKNOLOGI HASlL HUTAN
FAKU LTAS KEH UTANAN
Judul Skripsi
:KAJlAN UPAYA
PENCEGA&AN
DETERIORASI PADA
BANGUNAN
P E R m W
RELAZITI
PENGGALIAN
PERSEPSI
MASYARNCAT; Studi Kasus di Daerah
Khusus Ibukota J,akarta
Narna
fiInhiisisw a
:Yusran Sarkararagib
Nomor Pokok
:E 31.0551
Dosen Pembimbing
I
Dosen Pembimbing
fl
Pr0f.Dr.h. Rudy
C
Tarumingkenp,
MIF
Nip.
: 130 153 165Dr-Tr. Hariadi Kartociihardio,
ItlS
Nip.
:131
284840
Mengetahuihengesahkan
:Ketua Jurusan Teknologi Has3 Hutan
FLIXrdtas
Kehutman
Institut Pertadan. Bogor
"
" 3 #+-
Nip. : 130 813 794
13
4. Bagilah seliap UIlSur pacta matriks diatas dcngan jUllllah kriteria utama (1,2,3, .. ) yaitl! jumlah
unsuryang diperbanciingkan sehingga diperoleh 'vektor prioritas' (eigcn vektor),
5. Untuk pengujian konsistensi, perll! dilakukan pengkaJian 'vektor prioritas' tcrsebut dengan matriks perbandingan sehingga diperoJeh:
A=n x wJ wJ
\\'2 \\"2
\\11
w"fw" \\11
6, Bita kita membagi unsur pertama vaktor baru deng,an Ullsur penam3 vektor prioritas, unsur kedua deng.:'lll unsur kedu3, dSl, 111aka akan di peroleh vektor kolom.
7. Apabila kita jumlahkan berdasarkan kolom dan dibagi dengan kriteria perbandingan didapat
'eigen value', Makin dekat nilai unsur yang diperbandingkan maka hasilnya makin konsisten.
4. Konsistensi dan Akurasi
Illdikator petunjuk tingkat konsistensi (CI) dapat di tulis;
CI
=
ymax - n n - Idi mana: y max = eigen val tIe, dan
11
=
jumlah yang diperbandingkallNilai nisbah konsistensi yang di dapat adalah:
16
1. Identifikasi Sistcm
ObSeIVasi langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara mempakan smltu hal yang
tl1utlak dilakukan untuk mengetahui lebih jauh pennasaiahan deteriorasi yang ada pada bangunan
gedung.
Dalam tahap identifikasi sistem ini dilakukan cilia kegiatan pakok, yaitu; tinjauan landasan
pustaka dan tinjau31l lerhadap kondisi lingkung,an eli Japangan. Tinjaual1 terhadap landasall pustaka
dilakukan untuk menentukan lalldasan teoritis yang sesuai dengan kOlldisi permasalahan akibat
serangan rayap dan kaslls kerusakan Jainnya pacta bangunan rumah serta aspek pengencialiannya.
Landasan pustaka ini juga dapat memperkaya ide dal£1m memformulasikan strategi beserta
komponen-komponen yang tekait didalamnya. Sedangkan tinjanan terhadap kondisi di lapangan ditnjnkan nntuk
mengkaji secara lebill mendalam mengenai upaya pencegahan yang tepat untuk diputuskan sebagai
pengambilan tindakan dalam mengatasi ancaman deteriorasi tersebut. Selain itll juga, untuk
mendapatkan beberapa data dan illfonnasi mengenai tipe-tipe pencegahan deteriorasi dan infonnasi
pendukung lainnya.
2. Data/lnformasi
Pemilihan rumah contoh dilakukan dengan menggunakan Teknik Penarikan Contoh Acak
Bertingkat (Multiple Siage Random Sampling) dengan empat tingkat. Pada tiap tillgkat yaitu
kelurahan, RW, Rt dan mmah contoh. Dalam hal ini dari satn wilayah DK! Jakarta yang telah
ditentukall> di ambiI 2 kecamatan, dari masing-masing kecamatan di ambit 3 kelurahan, sehingga
diperoleh 6 kelurahan. Dari tiap-tiap kelurahan di ambit 3 R\V, sehingga diperoleh 18 RW contoh.
Dari tiap-tiap R W centah di pilih 3 RT cantah, jumlah RT contoh menjadi 54 RT contoh. Selanjutnya
dari m3sing-m3sing RT contail di 3mbil seeara aeal< 3 rumah eontoh, sehing;ga jumlah nUllah contoh
sebanyak 162 nlll1ah contoh. Rumah-nlll1ah contoh yang di pilih didasarkan pertimbangan pada
asumsi bahwa populasi rayap mllngkin berbeda pada kondisi ャゥョァォオョァLセョ@ (geografi) yang berbeda, di
samping terbatasnya waktll dan biaya. Rumah-mmah contoh yang di snrvai adalah mmah contoh yang
telah berumur 4 talulI1 ataulebih.
Dalam pengkajian masalah khuslts ini data yang diambil dapat di telaah berdasarkan :
• Potensi penyebab terjadinya deteriorasi pada bangunan yang ada.
• Potensi tanda-tanda serangan (kemsakan) yang terlihat mempakan gejala spesifik dari
salah satu faktor penyebab deteriorasi.
• Distribusi jenis kay1.1 yang digunakan oleh konsumen ulltuk membangun rumah tinggall
pemmahan.
• Sanitasi lingkungan dan praktek pembangunan yang baik.
• Daya beli masyarakat (konsnmen) terhadap teknik apJikasijasa pengendalian rayap.
• Tingkat ᄋセ|Gqヲ・HカB@ aplikasi pengendaliall hama terhadap lingk1.1ngan dan penguna akhir
(end user).
17
Di tinjau dari potensi dcteriorasi pada bungunan yang ada, dapat discbabkan oleh ban yak
faktor, baik dari faktor fisik, faktor biologis maupun faktor lingkungan. Oari faktor biologis hewani,
serangga atau insek1a mentpakan yang paling banyak jenis perusaknya. Oi antara serangga yang
penting adalah rayap yang mcmiliki kemampuan menyerang yang luar biasa, sehingga mcrupakan
ancaman utama bagi perumahan pemukiman dan rumah-nullah komersial. Di s3mping itll, terdapat
juga faktor fisik akibat dari pengaruh cuaca, udara dan suhu yang clapat menyebabkan konstmksi
bangunan rusak. Kerusakannya dapat bempa retak-retak pada ciinciing, ponciasi atau pun karen a
benturan yang menyebabkan mCnUftltUlya kualitas bangllnan tersebut.
Tanda-tancia kerusakan yang terjadi pada bahan (kayu) konstruksi bangunan perumahan,
dapat tedihat dari adanya cacat herupa lobang gerek yang disertai dengan bahan tanah, adallya
eksremen berbentuk butir-butir kecil bewarna Imning atau putih. pewamaan (stail1ing), pelapukan
(decay), rekahan (brillle.I·)' pelembekan Gl'ofiil1g), dan perubahan lailUlya yang semuanya merupakan
penurunan kl18litas da!l bahkan kuantitas karena ada juga yang benar-benar memakan habis, Adanya
serang,:'1n itu sendiri sekaligus mempakan kriteria bahwa kayu yang bersangkutan telah terserang hama,
penyakit atau penyebab laitmya,
Di tinjau dari distribusi jenis kayu yang digunakall untuk bangunan pennnahan pemerintah
daerah OKI adalah kayu dengan kualitas rendal, yaitu kayu-kayu yang tenllasuk dalam kelas awet III,
IV dan V. Kayu-kayn tersebut dipakai untuk lrusen maupUll kaso dan tidak diawetkan pada umunUlya tidak tahan tehada serangan rayap (Djamhari A., 1983).
Sanitasi lingkungan bersih dan praktek pembangunan yang baik, meliputi usaha-usaha untuk
menghindari obyek serangan (ballgunan) dari stlmber hama mempakan cara pellgendalian yang wajar,
seperti adanya sisa-sisa kayu (tunggak, kayu yang bekas pakai, tumpukan sampah) karena
obyek-obyek seperti ini merupakan daya tarik dan tempat bersarallg yang paling baik bagi rayap. Untuk
lokasi daerall penllllallall yang dekat dengan daerah rawa atau sungai juga merupakan titik rawan
untuk masuknya faktor perusak kayu sehingga diusahakan supaya kayu tidak herhubungan langsung
dengall tanall.
Oi pihak lain, tingginya biaya teknik aplikasi jasa pengendalian hama merupakan faktor
pertimbangan yang mendasar bagi para konsumen untuk melindungi bangullan hunirumya. Nrunun
demikian, bukan berarti tindakan tersebut ditiadakan sruna sekali, mengingat tujuan dari upaya tersebut
untuk memperpanjang umur pakai dari bangunan tersebul. Oleh karena itu, perlu dilakukall
perencanaan terhadap upaya pencegahrul deteriorasi yang efektif dan efesien.
Adanya Kecendenmgan bahwa perhatiali dan tingkat kecemasan masyarakat, khususnya
golongan menengah ke atas akan ballaya serangan rayap terus meningkat, sehingga daya beli terhadap
jasa pengendalian rayap diperkirakan akan tems meningkat sejalan dengan pesatnya pembangunan gedung dan pent mahan di OKI Jakarta. Begitu pula, dengan tingkat "keamanan" yang akan
diterapkan oleh pemsallaan (produsen) jasa pengendalian hama/rayap akan dituntut untuk lebih mampu
"menjamin" keselamatan konsumen dan lingkungannya. Dengan perkataan lain, ballan kimia untuk
18
Data atau infromasi diatas diperoieh dcng,an obscrvasi langsung kc inpangan dengan
1l1clakukan wawancara (diskusi) dcngan para aktOf, yaitu:
• Konsllmen golongan bawah (rumah sangat sederhana)
• KOllsumen golongan mcneng,ah ke at3s (gcdung-gedung komersii, I1I111ah mewah)
• Borongan bangunan/dikCljakall sendiri
• Produsen jasa pengendalian 11am3 (pest control operators).
Pihak-pihak yang terkait dalam kajian m3salah khusus ini hams memperhatikan faktor-faktor
yang terlibat dalmn menganalisis keputusall yang akal1 diambil dalam upaya peningkatan mutn (u1l1ur
pakai) bangunan tersebut. Sehingga diperlukan stlatu pendekatan pemilihan prioritas dan alternatif dari m3sing-masing tindakan pencegahan deteriorasi, y,mg selanjutnya dilakukan penyusunan
komponen-komponen tersebllt lIntuk penelapan dan pemilii1811 priorilas selta alternatif-alternatif
tilldakan pencegahannya, dengaIl stJatu metoda Proses Hirarki Analitik (PHA).
3. Pcnyusunan Hirarld Keputusan
Hirarki keputusan di susun berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka dan diskusi (wawancara) dengan para aktor yaitu: konsumen, borongan bangunan, dan produsen jasa pengendalian hama. Dari hasil wawancara dan pendukung data lainnya maka dibuat suatu resume
dengan mengelompokkan kriteria-kriteria tersebut.
stmktur.
Kemudian di susun dala111 suatu hirarki atau
Tilliauan terhadap landasan pustaka dilakukan untuk menentukan landasan teoritis yang
seSUal dengan kondisi permaslliahall yang dihadapi sel1a memperkaya ide dalam mcmformulasikan pilihan-pilihan beserta komponen-komponen yang terkait di ctalamnya. Tinjauan terhadap kondisi lingkungan pemukiman (penunahan) ditujukan untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai penyebab terjadinya deteriorasi serta mendapatkan beberapa infonnasi mengenai tipe keputusan dalam
upaya pencegahan hama bangtman dan informasi pendukung lainnya'-- Tinjauan terhadap kondisi Iingkungan pemmahan serta pemsahaan pengendalian hama (prodnsen) dilakukan melalui diskusi dan
sllmbang saran dengan para aktor konsumen, borongan bangunan rumah maupun produsen jasa pengendalian hama.
Hasil tilljallan terhadap landasan pustaka dan tinjauan terhadap kondisi lingkungan
pemukiman tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria-kriteria yang sejenis. Kelompok-kelompok kriteria tersebut kemudian disusun dalam suatu hirarki atau stmktur. Melalui kajian ini, dihasilkan
lima hirarki yang terdiri
dan
satll hirarki utaIlla perencanaan tindakan pencegahan deteriorasi pactabangunan mmah dan empat hirarki tingkat dua. Hirarki pemilihan utam3 tindakan pencegahan
deteriorasi terhadap penyebab kemsakan yaitu Cllaca, rayap, jamllr dan sumber-sumber pemsak pada
bangllml1l mmah pemukiman lIntlik menentukan mana yang lebih memiliki peluang untuk
diimplementasikan dalam rangka meningkatkan lII11ur pakai bangunan (sen'ice I!(e). Struktur hirarki
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
DIG Jakarta mempakan kota lerbesar di Indonesia dengan kedudukan kJmsus sebagai Ibukota
Neg,ara Republik Indonesia, kota Proklam3si, pusat pemerintahan dan pintu gerbang Indonesia. Selaill
sebagai pusat pemerintahan, Jakarta diarahkan sebagai kota niaga serta kota industri pariwisata dan
budaya.
Secara geografis Jakarta terIctak pada 106022' 42" BT sampai 106058' 18" BT dan SO 19'
12" LS sampai 60
23' 54" LS .. Luas wilayah selumhnya kurang Iebih 637,44 kill. Dilihat dari
keadaan topografi, pada dasamya wilayah DKI Jakarta dapat dikategorikan sebagai daerah datar.
Ketingg,ian tallah dari pantai sampai ke banjir kanal hanya berkisar 0 - 10 III diat3s pennukaan laut diukur dari titik Tanjung Priok. Sedangkan dari banjir kanal sampai batas wilayah paling selatan dari
\vilayah DKI Jakarta berkisar antara 5 - 50 m eli atas permukaan laut. Topografi wHayah bagian !ltara
sampai sekit'!' 10 km kearah selatan maksimal tinggi tanall kurang Iebih 7 m di atas pennukaan Iaut.
Pada Iokasi tertentu letaknya lebih reudah dari pennukaan Iaut. Jenis atau tipe tanall di DKI Jakarta
terdiri-dari Alluvial hidromorf dan regosoI cokJat kelabu (Jakarta Utara), LatosoI merall (Jakarta barat,
Pusat, Timur, dan Selatan) (Peta Tanall Indonesia, 1990).
Jakarta berikJim panas, suhu rata-rata per tahun 27' c sebagai kota pantai keadaan sehad-hari
dipengamhi pula angin Iaut dad utara-selatan, kelembaban 80% sampai 90%. Tinggi Curall hujan
rata-rata sepanjang talmn adaJall 2000 nml, dimana CUrall hujan tertinggi terjadi di sekitar bulan Januari dan
terendall pada sekitar bulan September (Badan Meteriologi dan Geofisika, Dept. Perlmbungan DKI
Jakarta, 1990).
Dengan kondisi tersebut diatas Jakarta mempakan tempat yang memungkinkan rayap bisa
berkembangbiak dengan baik. Raj ini disebabkan oIeh Ietak geografis Jakarta·di·daerall ikJim tropis lembab yang mendukung dan cocok bagi populasi rayap. Selain itu pengumgan tarlall pada
daerall-daerall rendall di Jakarta yang dijadikan pembangunan pemmal13n juga mendorong untuk dapat
berkembangnya rayap.
Perkembangan dan pertumbuhan wilayah ini menimbulkan pennasalallan semis, temtama
masalah penduduk dan pemukiman. Di sisi lain. banyak investor yang menanamkan modalnya untuk
perindustrian atau di bidang bisnis "property" (perurnallan dan gedung-gedung komersiaI) :fang
semakin menamballkan padatnya bangunan di daerall ini. Semua ini merupakan asset yang harus
44
.1
Gambar 12. Histogram Bobot dan Prioritas Altematif Tindakan Pendapat Gabungan dalam
46
Selanjutnya, tingkat kCl"llSakan pada komponen (kayu) konstruksi bangunan merupakan
faktor prioritas kedua dengan bobot 0.272. Produsen berpandangan (bobot 0.173) bahwa \ingginya
tingkat kerusakan pada komponen bangunan karena dari banyaknya pemakaian kayu kelas awet
rendah sebagai knstmksi bangunan nunah. Sedanglv.'lll konsumen tidak memandang penggunaan kayu
kelas awet rendah merupakan faktor penyebab utama, melainkan berbagai jenis organisme penlsak
kayu seperti rayap, kumbang bubuk dan jamUf yang tUlllbuh subur di sekitar lokasi bangunan sebagai
peyebab utamanya.
Sanitasi lingkungan ュセュー。ォ。ョ@ faktar ke-3 yaitu dengan bobot 0.135. Tingginya kesadaran
masyarakat pemilik bangunan nunah mewah terhadap kebersihan dan sanitasi lingkungan disekitar
lokasi bangunan, menunjukkan bahwa konsumen menilai (babet 0.86) bahwa sanitasi lingkungan
merupakan faktor yang berpengaruh dalam terjadinya kerusakan pada bangunan rumah.
Tingkat kcamanall tcrhadap lingkungan mempakan prioritas keempat yang berpengamh
setelah sanitasi lingkungan. Produsen melllberikan penilaian penting (bobot 0.052) akan penggunaan
bahan kimia anti rayap yang akan di aplikasikan pada daerah pemukiman kawasan eksekutif
(konsllmen menengah ke atas). Sedangkan biaya pemeliharaan menjadi priaritas kelima dengan
bobot 0.037. Borongan bangunan sebagai pelaksana dan perencanaan dalam pembangunan
mmah-nllHah komersil (mewah) menempatkan faktor biaya pemeliharaan bangunan yang kecil sebagai faktor
pertama lIntllk di pertimbangkan. Hal ini tedihat dari banyaknya konstruksi bangunan rumah dengan
standar asing dan arsitektur yang khuslls memiliki umur pakai bangunan yang panjang dengan kualitas
yang tinggi.
Pelaku atau aktor yang berperan dalam penentuan rencana tindakan pengendalian deteriorasi
ini adalall konsumen menengall keatas, borongan bangunan dan produsen jasa pengendalian hama
(pCO dan pengawetan kayn). Bobot dan prioritas aktor yang berkepentingan dapat di liliat pada tabel
20.
No 1 2 3
Tabel 20. Bobot dan Prioritas Aktor dalam Rencana Upaya Pencegallan Deteriorasi Sesudall
Konstruksi di Bangun.
Aktor Bobot Prioritas
Konsumen menengah ke atas 0.266 2
Barangan bangunan 0.115 3
Produsen Jasa Pengendalian Hama (pCO & pengawctan 0_619 1 kavu )
Pada tabel 20 diatas menUl\iukkan ballwa produsen jasa pengendalian hama (pCO dan
pengawetan kayu) tetap memperoleh bobot tinggi yaitu dengan babot 0.619. Penman produsen yang
besar dalarn memberikan input penentuan rencana pencegahan deteriarasi ini, menyebabkan bagian
47
Sikap mental positifyaitu kesediaan untuk bekerja yang baik dan bahkan kesediaan ikut serta
dalam penerangan bahaya rayap pada bangunan di kalangan masyarakat mewujudkan besamya
kepentingan produsen dalam upaya peneegahan deteriorasi sesudah konstmksi di bangun. Konsumen
monongah ke atas ( bobot 0.266 : prioritas kedua) adalah pengambilan keputusan dalam menentukan
tindakan pengendalian harna dalam rangka meningkatkan umur palmi bangullaIl nlmah dan borongan
bangunall mempunyai peran yang keeil (bobot 0.115 : prioritas ke tiga) kc.'lfena berperall sebagai
pelaksana dad keinginan konsllmell dalam pembangunan ntmah yang akan didirikan yang
menyebabkan peran dari pihak 「ッセッョァ。ョ@ bangunan cukup kecil.
Terdapat empat tujuan yang ingin dieapai yaitu menunjang pelestarian sumber daya hutan
(ekologis), menekan populasi organisme penyebab kemskan pada bangunall, ekonolllisasi
pemeliharaan bangunan, dan peningkatan mutu dan masa pakai bahan (kayu). Bobot dan priorotas
tujuan yang ingin dieapai tersebut dapat dilihat pada tabel 21.
No I 2 3 4
Tabel 21. Bobot dan Prioritas Tujuan Pendapat Gabungan dalam Reneana Tindakan Upaya
Pencegahan Deteriorasi Sesudah Konstmksi di Baugun.
Tujuan Bobo! Prioritas
Mellunjang pelestarian sumberdaya hutan (ekologis) 0.056 4
Menekan populasi organisme penyebab kemsakan Pi'da bangunan 0.141 3
Ekonomisasi pemeliharaan bano"Unan 0.502 1
Pellingkatalllllutu dalllllasa pakai bahall 0.301 2
Dari hasil penilaiall di atas, terlihat bahwa tujuan yang di prioritaskan oleh adalah
ekonomisasi pelllelihal'aan bangunan dengan bobot 0.502. Hal ini dapat dipahami mengingat
masyarakat pemilik bangunan (konsulllen) menginginkan biaya pemeliharaan bangunan menjadi
berkurang dan seeara teoritis dapat menikmati bangunan tersebut qalam jangka panjang. Penilaian
yang diberikan oleh konsumen terhadap tujuan yang ingin dieapai tersebut (bobot 0.102) sebagai
tujuall lllama dalam memelihara bangunan mmall. Lain halnya dengan lJorongan ballgunan yang
mertilai (bobot 0.026) terhadap tujuan pellingkatall mutu dan masa pakai hahan (kayu) mempakan
tujuan prioritas berikutnya. Hal ini dikarenakan dari keinginan masyarakat pemilik mmall mewah
yang mengutanlakan bangunan berkualitas tinggi dengan arsitektur yang khusus. Selain itu, rumall
mewall tersebut membutuhkan investasi yang besar dan selayaknya merupakan investasi dalanl jangka
panjang. Sedangkan tujuan untuk menei<an populasi penyebab kerusakan pada bangunan
menempati prioritas ke 3 dengan bobot 0.012. Salall satu eiri dari bangunan yang telall mengalanli
kenlSakan berat akibat serangan rayap adalah, terdapatnya sarang koloni rayap dan adanya pohon di
halaman mmall yang teiah terserang oleh pemsak biologis tersebut. Pihak produsen menilai (bcbot
0.031) dengan memsak sarang koioni rayap yang ada di sekilar lokasi ballgunan dengan cara
pembuatan "rintangall kimiawi di bawah bangunan" maka dapat menekan popuiasi penyebab
48
Melalui rencana tindakan pencegahan deteriorasi sesudah koustruksi di bangun, di peroleh
tiga allematif tiudakan yang dapat dilakllkan, yaitu kebersihan lokasi bangunan di tingkatkan,
penggunaan kayu awetan dan peracunan terhadap rayap (soil treatment). Hasil penilaian terhadap
ketiga altematiftindaka tersebut dapat di lihat pada tabel 22 dan gambar 14.
No
1
2
3
Tabel22. Bobot dan Prioritas AlternatifTindakan Pendapat Gabungan dalam Rencana Upaya
Pencegahan Deteriorasi Sesudah KOllstruksi di Bangul1.
Alternatif Tindakan Bobot Prioritas
Kebcrsihan lokasi banaunan di til1<Jkatkan 0.478 1
Penggunaan kayu awetan 0.303 2
Peracunan terhadap rayap 0.219 3
.
;
'"
セ・「NイウャャャLョ@ \<)UI' b,niun1n ッAョGョセォ[イエャョ@KA tng9Uf1un eng_Ian Kil')'oJ
I PtflCUn,n GエOエャ。セB@ セー@ !ltnnrtls,di)
.I .2 .3 .1 .5 .6 .7
Gambar 14. Histogram Bobo! dan Prioritas Altematif Tindakan Pendapat Gabungan Upaya
Pencegallan Deteriorasi Sesudall Konstruksi di Bailgun.
Pada tabel dan ganlbar eli atas terlihat ballwa kebersihan lokasi bangunan tetap merupakan
lIlerupakan prioritas utama dalanl hal tindakan pengendalian dan pencegallaJl balmya serangrul
organisme perusak kayu pada bangunaJl rumall. Hal ini didasari oleh adanya kebiasaan lIlasyarakat yang menumpuk kayu bekas di tepi baJlgunan taJlpa lIlelindungi dari tetesan air hnjan dan kebiasaan membuaJlg sampall di sekitar rumall tinggal merupa1can sumber perusak yang sewaktu-waktu dapat
menyerang bangunan. Penggunaan kayu awetun dan peracunan tcrhadap rayap (soil treatment)
セェZNB[NゥゥNャー|[。オゥN、ャ@ Oobot yang relatif sarna. Konsumen menengah ke atas harus memberikan perhatian yang
sama kepada kedua altematif strategi tersebut dalaJn melakukan upaya pencegallan balmya hanla pada
bangunaJl rumah, mengingat besarnya nilai investasi yang
49
Persepsi yang sama antara konSllmen golongan bawah dan menengah ke atas terhadap
alternatif tindakan post-constrnction, dikarenakan akibat kenaikan biaya teknologi pengendalian hama
pada bangunan yang menyebabkan .konsumen akan meminimalkal1 penggunaanya. Di sam ping itu masyarakat pemilik nunah mewah pada umumnya sudah berpeluang menikInati bangunan berkualitas
tinggi dalam jangka dellgan penerapan aplikasi pengawetall kayu dan peracun3n tanah (.S'oil treatment)
pada waktu sebelum kOllstruksi di bangun.
D. Analisis Percncanaan Upay.n Penceg.1han Deteriorasi Pada Bangurian Perumahan.
Upaya pencegahan deteriorasi (kerusakan) pada bangunan rumall sangat penting dalam
rangka peningkatan mutu dan masa pakai (selvice life) bangunan. Salall satu tindakan yang dapat
diterapkan adalah memperpanjang umur komponen leayu melalui penerapan pengawetan kayu dan soil
t/'eatmen{ sesuai dengan standar dan teknis yang berlaku. Dengan perkataan lain teknologi
pengenctalian hama pacta bangunan menlpakan proses nilai tambah, yaitu ekonomisasi pemeliharaan
bangunan (biaya pemeliharaan banbrunan menjadi kecil) dan peningkatan kualitas bangunan rumall
dalam j angka panj ang
Untuk memutusl)an tindakan pengamanan terhadap bangunan rumall seorang konsumen
dipengamhi oleh beberapa faIctor. Secara umum dipengaruhi oleh empat faktor utruna yaitu harga
barang itu sendiri, harga barang lain (substitusi), pendapatan konsumen serta selera dan preferensi
konsumen. Preferensi konsumen ini terkait dengrul karakteristik konsumen yaitu tingkat pengetallUrul
(pendidikan), tingkat pendapatan dan besar keluarga konsumen (Kotler, 1993).
Pihak konsumen pacta saat mendirikan ballgullan rumah hanya untuk memenuhi rumall tinggal
(lumian) bagi keluarganya, karena membutuhkan investasi yang sallgat besar maka selayakllya
investasi tersebut merupakan investasi jangka panjrulg Gleh karena itu penerapan teknologi
pengawetan kayu drul pengedalirulhama lainnya diperlukan dalam rrulgka meningkatkrul umur pakai
bangunan rumall. Tingginya biaya teknologi untuk pencegahan hruna pada brulgunrul nunall dan relatif
kurang memasyarakat serta semakin lrulgkanya kayu awet alruni di pasaran dan relatif mahal harganya,
menyebabkan konsumen menggunakan kayu kurang awet sebagai komponen konstruksi bangunrul dan
memilih tindakrul altematif pencegallan dan pengendalirul hama pada brulgunan laill!!ya yang SUdall
ada dalam kehidupan masyarakat, seperti: perendamrul dalam lumpur dan pelaburrul "residu" pada
komponen kayu konstmksi brulgunrul. Atau karena dari segi kepraktisannya perlakuan tradisional ini
',!Udan dilalcukan dan dari segi ekonomis lebih murall. AIasan lain yang juga mendorong konsumen
memilih pelaktlrul tradisional dihubungkan dengrul kurang mantapnya pengendalian h'Ualitas
55
SurjokuslIJ11o, S. 1983. Pengendalian Sccara Tcrpadu dan McnyeJumh Pada Bangunan Tcrhadap Perusakan Oleh Rayap. Makalah. Diskusi Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Rayap Pada Bangunan. Kerjasama DITABA dengan fkatan Arsitek Indonesia. Jakarta.
SriYOllO. 1992. Kerusakan Gedung Pemerilltah di DKl Jakarta Akibat Serangan Rayap. Pest Control
I ndollesia Vol. 3.
Tambunan, B. dan D, Nandika. 1989. Deteriorasi Kayu Oleh Faktor Pemsak Biologis. UPT Produksi
Media Informasi, Lcmbaga Sumberdayn lnform3si, IPS. Bogar.
Tarumingkeng, Rudy C. 1971. Biologi dan Pcngenaian Rayap Perusak Kayu Indonesia. Lap. Lcmbaga Penelitian Hasil Hutan. No. 138. 28P.
1975. Pemberanlasan Rayap di Kompleks Museum Sejarah ABRI Satria
Mandala. Jakarta. Fakultas Kehutanan IPS. Bogor.
1985. Catatan Ringkas tcntang Biologi Rayap Berkaitan dengan Sistem Pengendalian Rayap Hama Bangunan di Indonesia. Makalah datam Diskusi Pengendalian Rayap. P.T. Kalatham Corporation. Jakarta.
1993. Biologi dan Perilaku Rayap. Buletin Lembaga Penelitian Hasil Hutan.
56
Lampiran 1. Hasil Jajak Pendapat dalam Kajian Upaya Pencegahan Deteriorasi Pada
Bangunan Peru mahan (Studi Kasus di DKI Jakarta) .
Alasan mengepa tidak memilih Penakuan Secara Kimia, yaitu Kayu Awetan vacum-tekan dan
soil-treatment untuk meningkatkan umur pakai bangunan? (n=162)
1. Biaya teknologi pencegahan yang tinggi
2. Sulitnya produk didapat dipasaran
3. Kepedulian dan pengetahuan tentang tentang
bahaya rayap belum memasyarakat
Jumtah
P53%
セ@
53% 17% 30%: 0 Slaya Teknologi
1 Pencegahan Hama
i
yang Tin99iI
I
Iiil Sulitnya Produk didapat di Pasaran
10
Kepedulian danl
Pengetahuan tentang j Bahaya RayapI
Selumi Memasyaraka,",-l_--j
Menurut Anda, Selain melakukan sanitasi dan pembangunan yang baik, Apabila elemen
bangunan seperti: kayu , atap dan dinding mengalami kerusakan, apakah bapak berusaha untuk
melakukan renovasi (perbaikan)?(n=162)
Ya 1idak
!
[j:,umlah)Konsistensi jawaban yang J3apak/llni berikol'/ songal I1Icl1IjJellgaruhi hasil akhir peneli lian ini. 60
Lampiran 5. Aturan Pengisian Matriks Kuesioner Kajian Upaya Pencegahan Deteriorasi
Pacta Bangunan Perumahan (Studi Kasus di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta).
ATURAN PEN GIS IAN MATRIKS PENDAPAT (KUESIONER)
PROSES HIRARKI ANALITIK
Responden (Anda) diharapkan mengisi untuk setiap kotak yang disediakan dengan
tanpa dipengaruhi oleh pihak lain. Selain itu. Anda diharapkan menjawab dengan pertimbangan
yang matang dan sesuai dengan pengetahuan Anda.
Pemberian skala nilai berdasarkan pengaruh antara dua eiemen (secara berpasangan).
yaitu elemen-elemen kolom dibandingkan dengan elemen-elemen baris. Contoh pemberian
skala nitai sebagai berikut:
I. Skala 1 : Jika kedua pernyataan menurut Anda sama pentingnya.
2. Skala 3 Jika menurut Anda pernyataan pertama sectikit lebih penting dibandingkan dengan
pernyataan kedua.
3. Skala 5: Jika menurut Anda pernyataan pertama lebih penting dibandingkan dengan pernyataan kedua.
4. Skala 7 : Jika menurut Anda pernyataan pertama jelas lebih penting dibandingkan dengan
pernyataan kedua.
5. Skala 9: Jika menurut Anda pernyataan pertama mutlak lebih penting dibandingkan pernyataan kedua.
6. Skala 2,4,6,8 : Jika menurut Anda tingkat kepentingan diantara kedua pernyataan berada pada tingkat kepentingan yang sama .
7. Skala Kebalikan : Jika menurut Anda pernyataan pertama mempunyai tingkat kepentingan .
kebalikan pacta point 1 sampai 6. Contoh:
( ... ) Bandingkan antara elemen laklor pnoritas A dengan B, apabila menurut Anda bahw
elemen laklor pnoritas A jelas lebih penting dibandingkan dengan B, maka ben skala nilai
sarna dengan 7 dan sebaliknya diben skala nilai 1/7 jika B dibandingkan dengan A.
Faktor A B C D
A 1 ... 2" ... ... 3") .. . .. 1/3'>'
B ... 1 ... 2"' .... ... 1/5'>' . .
C
... ... I ... Inn ...D ... ... ... ... I
Jika.1 dibandingkan lerhadap B, maka nilai I セ@ sama pen ling; 3 セ@ sedikillebilt pen ling (sebaliknya 113),
KAJIAN UPAYA PENCEGAHAN DETERIORASI
PADA BANGUNAN PERUMAHAN
MELALUI PENGGALIAN PERSEPSI MASYARAKAT;
Studi Kasus
di Daerah Khusus lbukota Jakarta
Oleh
YUSRAN SARKARARAGIB
E. 31.0551
JURUSAN TEKNOLOGI HASlL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
Yusrat~ Sarltararngib. E.31.0551. KAJIAN UPAYA PENCEGP DETERIORASI PADA BANGUNAN PERUMAHAN MELALUI PENGGALlAN PERSEPSI ~AR,A.KAT; Studi Kasus
di DKI Jakarta. Di bawal~ bimltingan ProfDr.lr. Rrtdy C Tarurnirig
MF
&n
Dr. Ir. Hariadi Kartodiliardjo, MS.Pen~~lal,uiiai selaiia lebili dari lima belas tahoti terakliir ininulijukkal baliwa raYaP (Insecta : Isoptera) men~pakai s e r a n w perusak kayu &I bannynal y~alitlg ''rneng@~an%tY di Indonesia. Bukati saja kare~ia kasus serangannya sangat ballyak datjadi hatiipir di selurull Indonesia tetapi juga karena kasus kemgiai ekolion~is yarig ditinibulhigat besar. Rakluiia\vati
(19961, me~ise~iiukakai baliwa nilai kerrtgian ini se~itakili me~uligkat:~igi~igat perke~iiballPll penduduk tiap tahutl yang menontut pengadaai p e n ~ m a h n yang ti,, dengal peninskatall p'=U~iiahai sebesar 2,46%, liarga kayu 8,25% dati kotistanta kerugi;12,5%, ~iiaka kerugian ekonomis pada pemmahal di Ilido~iesia Rp 1,67 trilliun, oleh karena itu a t dime~lgeerti mellgapa jasa pengendalian liaiia (pest) cukup menarik sebagai lahan usaha pi;). Adaiya dukullSa1 kebijaksanaati (policy) dari pemerintah terhadap peniasyarakatai t e h g i pengawetan kayo, kll~~susllya Departemen Kehutalan, Departemen Pekerjaai Umum, damitor Me~iteri Nesara
Penlmahai Rakyat, tentang: Standar Kebutuliai Indonesia No. SKI. Cn31:19S7 denyli judul: pengawetan kayo untok pen~mahai d a ~ geduns yang juga &pat ndorong diterapkamya pellgawetall kayu di indo~iesia.
Deteriolasi dapat diartikali sebagai penorunai penanpilan @erjor,nce) suatu beuda (kayu) karelia g U l g U a t l - g a i g ~ ~ a t l faktor luar, aitara laill faktor fisik, faktor biologifaktor l i t l ~ u n y l l , faktor dari J ~ I I ~ s kayu yang dig~uiakan (Naudika, 1989). Ketiyataati ini u ~ i j a i g pula dari segi ~ i ~ g k u n g a i DKI Jakarta oleh letak geografis Ilidonesia di kllah~listiwa de@i ikliln tropis YanS Iembab, iklim y a ~ i g hangat, dati kaya aka11 bahan orguiik yang rnemu~igkinkan~diniya berbagai Jellis
o r p u s m e perusak kayu, yaitu rayap tanali, rayap kayu kering, bubuk kayu keog dm ja~ilur pela~uk kayu. Dengal demikiai dapat dilnengefli mengapa aicaliian deteniorasi umuliya pa& perum&a1 sangat besar.
Permasalahan yang tinibul adalah tingginya biaya teknologi untuk pcegahan lialna pa&
!
Tujuan pe~ielitia~i ini ialali mecigevaluasi upaya pencegallan deteriorasi yang telall dijala~ikaii sela~iia ini oleh ~iiasyarakat pemilik rumali, kemodian menpnalisis kepiitusan yang aka11 di ambil berdasarkan faktor-faktor penyebab kerusaka~~ (deteriorasi) pada bangunan perurnallan dan terakllir merencanakan strategi yang tepat untok tindakan pencesalian deteriorasi baik sebelum atailpull sesudah batigonan nlmah dibangt111.
Penentuan rumah contoh dilakukan deogai meng&onaka~i Tekliik Penarikan Contoli Acak Berlapis Banyak (iC/~i/li[~le Sfage Ra11do11i S a ~ t ~ l ~ l i n g ) denga11 sebanyak 162 mtual, sebagai .sa~iiple. Analisis data &lam melakukan penelitian tentang upaya pencegaliai deteriorasi pada bangunan perumalian dilakukat~ dengat1 eksplorasi lapaig untuk mengetahui lebili jaub pennasalahan deteriorasi yang ada pada b a n p ~ i a n penimahan, potensi penyebab terjadinya deteriorasi, distribusi jellis kayu yang d i g u n d a i oleh masyarakat peniilik rumah, tinddai-tindaka~i penge~ldaliai liana yang telah dilakukail ole11 ~iiasyarakat dan pengan~luiya terhadap peningkatai ktkualitas (i~mur pakai) baiWnan nmiah. Sedatigkati perencaman upaya pencegaliai deteriorasi pada b a ~ g u ~ i a t i pen~mahai dengati ~iien@unakai alat ukur AHP (a17aI.idic hierarchy proces.~) ~melalui progat11 Expert C/ioice 9.0 untuk menentukan strategi tindakxi yaag terbaik bagi peningkatat~ umur pakai b a n y ~ n a ~ rumall berdasarkan persepsi pelaku-pelaku yang terkait.
Berdasarhi pengunatan niengenai distribusi jenis kayi sela~iia penelitial berlat~gsung ~iiemperlibatkati baliwa kualitas kayu yang digunakai untuk ba~igunai nnlmali pernukima~ adalah kayu- kayu yang ki~alitasnya rendah yaitu kayu-kayu yang teniiasuk kelas awet 111-IV dan V. Jenis kayu yaug banyak digunakm untok baliati bangunat1 mniali adalah jenis kayu meranti Palembatlg d m Kalimaltan (Borneo) sebanyak 80 %, di saniping mudah didapat di pasaran juga relatif lebili murah Iiargatlya. Selling@ banyak niasyarakat pelnilik rumah @onsumell) memilili menggunaka~ kayu meranti dati Borneo sebagai komponen kollstruksinya. Selanjutnya, hasil penelitiai bempa jajak pendapat daian upaya peningkatn umur pakai batigunan mrumall, memperlihatkan sebagiai besar
bertumt-tunit adalah perlahati secara non-kimiawi 39%, perlakuan secara tradisional 25%,
pengginaati kayu oven 1 I%, perlakuan secara kimia (soil treatnient) 3%, penggniaai kayn awetan (vacum-tekan) 1% d a l penwnaati kayu awet alan~iah 21%. Ba~yalaiya ~iiasyarakat pemilik mmah (konsotueii) tidak memilih perlakuai secara kimia (vacum tekan & soil treatment) karena niasili relatif niahalnya biaya teknologi pencegahan llama bangunan dati sulit untuk mendapatkx~ produk kayu awetali di pasaran. Hal ilu menggambarhi baliwa sebagian besar banyak ~nasyarakat (konsumen) melakukal tindakan pengxnanan terhadap investasi yang ~nereka ta11a11hi n~elalni perlakuai uadisional yang mudall diaplikasikan dengan cam pelaburan "residu" ciati p e r e n h i i m dalam lumpur.
/;nii,rroi~eii golr~~igmi bmvoh, lio~tsroriol nieiie~lgoh ke o1u.s. boro~iguii hu~igii~imi, rloii pror/ilsri? jr1.Y~ pe17geiirlrilim~ hu~iio b a i ? g i i ~ ~ o ~ ~ (baik pengawetan kayu yang diwakili ole11 Dir7a.v KeI~t~lo~ioii / X I ./~l;rirlo niaopun pe.sI ccolrol o/)eroloi:s (PCO) yalig diwakili oleh P'l: l\loi-cie Pzwia).
Produsen jasa pe~igendaliati lia~~ia (PC0 & penpwetan kayo) sebagai salali sat11 aktor, memilili rencatia tiiidakan peocegalian deteriorasi sebelu~ii ko~istn~ksi dibaigun Ore-co~islri~clir~~i) sebagai prioritas utania, de~tga~i alasan untuk lebili berpelua~ig menikriiati bangunan berkualitas t i ~ i u i dalam jaigka pal~jang. Di sa~iiping produsen, borongan ba~gu~aha~i dan konsumen riienengah ke atas memilili alteniatif tindakan pencegaliat deteriorasi yalig satna sebagai prioritas pertama. Adapun tujuan utama yang di keliendaki adalah biaya pemelibaraai bangunan ~ne~ijadi berkurang (ekonomis) denen peningkatai motu dzui tiiasa pakai baliati, di pihak lain juga menunjaig pelestaria~i su~iiberdaya hutati (ekologis). Sedan&vi, konsumen golongan bawali memilih rencaia tindakan pe~icegalia~~ deteriorasi sesudali konstmksi di bangun @osl-coi~.sb.~icn'oii) sebagai prioritas pertaiia. Berdasarka~i ~iiatrik pe~tdapat gabungai &ui ke enipat &or, diperolelah bobot dan prioritas alteniatif rencala tindakai pencegahaah deteriorasi dapat di liliat pada tabel 1.
'l'abcl I. H o l ~ d priorilas Altuwalit'Ti~dakili~ Rcncana I'rnce&m~ DBeriomsi Pa& Bauynm Poumoltni.
Rencana tinddwi pencegaliai deteriorasi sebelum konstruksi di bangu~i @re-coii.slruclion) dikembai&ui l a g untuk mendapatkan alteniatif-alteniatif ti~idakan yang bersifat lebili mikro, baik untuk konsumen golongan bawal~ ahiiaupul~ ko~isu~lien menengall ke atas.
Uliti~k ko~ahsu~iieti g o l o ~ i p i bawah prioritas utama t i n d a h i yang dipilili adalab men@iin&ari sumber-sum& pentsak ba~~gunaah. Penlilihal tindakan ini l~ienipakan cam peltallanan yang paling wajar dan dari segi ekonomis Iebih ~ahiuralt, mengingat biaya dari teknik aplikasi pencegalahan hana pit11 pengawetan kayi~ dan teniiitisida yang berstaidar selalu memponyai liarga yang lebili tin& dari pada produk serupa yang tidak berstaidar. Selai~i itu, para pe~nilik rumah (konsumen golonwi bawah) dapat melakukai tindakan i ~ i i dengall control secara tents-menems dan dapat mengetaliui laigsung di~iiaia tempat (obyek) yalig ~ne~ijadi sasami seranwi rayap. Di samping konsu1iien gololiyari bawali, boronjpi baigu:unai juga merahulili alternatif tindakai yang salua sebagai prioritas
pertama. Di pilnk produsen jasa pengendaliiui liarahla (PC0 & petigawetan kayu) lebih baliyak menawarkai kepada konsumen golongai bawali dan nienengali ke atas bempa pengynarui kayu awetan (vacuni-tekai) hi kayu oven sebagai prioritas pertatiia untuk digu~iaka~i pada bagiai komponen baigunai n~riiali. Adapu~i bobot d a ~ i prioritas altematif tindakan pe~idapat g a b u n ~ v t pencegahati deteriorasi sebelum konstmksi dibanguun untuk ko~isumen golongam bawali di sajikai pada
.t laqej eped tnqyn@ru !p i p l e q ~&rro[oS oaornscroy ynlun IrnZueq !p !syruislroy qepnsas
!sao!lalap ueipSa3uad e e d n melep treSunqeS ledepoad 1rr?yepu!) j!~ernalp seluoud 1- loqog
. l e ~ a q trtlycsruay !urepZua~u qepns Suer< ~prnlu ore[ep ay deLw 1reSue~as eXu!pal~aj cqrollar!o!rrraur ~urelep jq a j a Z u d ~ q ~ p u ! ] ireyedruam jriamruav i!os ~reyepu!? uasnp0~d yeq!d
!a
.y!eq u a u a p qnqrnu deLe1 ~neyqeqaLua~u jedep !u! ~ a d a s ( u e ~ s e s ) yaLqo-yaAqo eualey 'tpuel 111el~p !p iueoaq!p 5ueL yedures undnem ~ y e d seyaq nLey eqs-es!s eAtrepe m9uenqurad !padas 'ye!q Zueq~uaylaq ylilun deA- $eq ueledmasay !Sw~nSuarn id e p ~ ~ q d e r e p p nr! utryepu!~ !nIelam . e u ~ u a d selpoud !eSeqas umy~e@u!i!p ueon51req !seyof migas !p ireq!sJaqay edtuaq ireyepu!)~!)e~ua~p rl!j!mam qeMeq rreSuoloS uaiunsuoy 'ipmiu 1reun31req eped Ireyesway e&u!per~al 1reqeZa3uad e k d n u q e a.(r~Ley) L{CIIIIII I I ~ I I O C I U I O ~ ~re!Seq q e d ueqmuay eL~r!pef~a~ e[!qedu
uamnsuoy ipy9trel Tezeqas (~~o!lsr.~~.srio.?-~.socr) u113ueq !p !sy~qsuoy 1Fpnsas !sero!Ialap ne~pFia31rad rey ye pug euegual &uequra5uad o r e m ay !seloauoJaq smell eZn[ uamnsuoy '11iiSireq !p !syrulsnoy arlllaqas !seloualap uerpZaias~rad treyepu!, euesuar ile;i~reqmaSnad epeday !semaposaq u!elaS
i..i
ucjoae nLcy uecanXXu.>dI...
L
.1
c;mjigm:~ :
O $ w U L.1-:-.
'
S V u * X q -1_
..ll.l.. " T ~ L ? ~ ~ ~ / ~ ~ C I W I [ C . ...-
...- i80'0
P
I
O C I ' OI
rur.\u w c y m:cnr,aSta,jC
1
951.0 cp!ttw[c ~ , w : tr,<r!x CKC<C~'%?~LT~IBegititupula halnya d e n g u ~ koiisulnen menengah ke atas, kebersilu~ lokasi b a ~ i g u n a ~ ~ tetap n~enlpakan pilihan prioritas pertama dalam l~al tindaka~ pengendalian &I pencegahan serangal organisme penlsak kayu pada bangunan pentruahan. Hal ini di dasari ole11 adanya kebiasaau ~nasyarakat yang menutnpok kayit bekas di tepi bangunan tanpa melind~~~ngi dari tetesati air llujan dan kebiasaa~ ~ ~ ~ e m b u a n g sruupah di sekitar n ~ m a h tingal m e n r p a h ~ sumber penzsak yang sewaktu- sewaktu dapat menyeraug bangonan. Pihak borongzu~ bangonan memilih pengunam kayu awetan sebagai prioritas pertanla. Sedangkan produsen selain pengunaan kayu awetan sebagai prioritas pertanla j u g melnili!~ tindakai soil l r c n l ~ i ~ ~ . , l l pada prioritas yanz salla. Jika pilihan konsumen
golongan bawah satua dengal konsut~ien menengalall ke atas, berarti konsumen men~inimaJkaJ~ p e n g u n m l pellgawetan kayu (vacum-teka~l) akibat kenaikan biaya teluiolog pet~gendalian hama pada bangul~a~i. Di pihak lain masyarakat pelnilik rumah mewall pada umutntlya lebih berpeluatlg menilanati baugunan berkualitas t i n g i dalam jn& pa~jang, sehingq konsutnen tidak 11arus melakukan perbaikan (renovasi). Berdasarkao nlatrik pendapat gabungan, di peroleli urutrui prioritas
alternatif tiudakan d a ~ i besamya bobot dari tiaytiap prioritas. Keterangan selen&apnya, lihat tabel 5. Tabel 5. DoI?ol d m pripriori(;ls Altcnmlit' l ' h < i A : o ~ P ~ n c e ~ v r n Dctai<msi Scsudah Ronr*ruksi dibmgtm Unluh
Kmslllllm M c n a g h kc A~Bs.
Kedmpulan yang dapat di ambil dari penelitian irii adalah:
.
Upaya untuk menin&atkan mutu (umor pkai) bangunau N I I I ~ ~ , kebanyakkan ~nasyarakat p e ~ ~ ~ i l i k mrnah menlilih perlakuan secara non-kimiawi da11 tradisiona! sebagai tinda!al pencegahat~ yang efektif dan ekonomis. Dalani kaittan ini pengembat~gan bempa produk ballan kimia anti-rayap (ba11a1 pepengawet) dengal kualitas yalig t i n g i &pat ~nenjadi peluang usalla (bisnis) tersendiri di daerali pen~ukir~lan.Altcrnatif tii~dakan yang ditawarkan untuk perencallaan u]k?ya pelicegallan deteriorasi pada bangunan penimahan, dari hasil penelitian ini adalah : menglii~ldari somber-sumber perusak bangonan dan penggunaan kayu awetan unhlk p~~e-cr~fislr~rrlio,l, seda~igkan kebersihan di lokasi bangonan ditingkatkan 111ltuk p o . s l - ~ o ~ ~ . s l r ~ . ~ t d i r ~ f ~ .
KAJIAN UPAYA PENCEGAHAN DETERIORASI
PADA BANGUNAN PERUMAHAN
MELALUI PENGGALIAN PERSEPSI MASYARAKAT;
Studi Kasus di Daerah Khusus lbukota Jakarta
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
lnstitut Pertanian Bogor
Oleh
Yusran Sarkararagib
E 31.0551
JURUSAN TEKNOLOGI HASlL HUTAN
FAKU LTAS KEH UTANAN
Judul Skripsi
:KAJlAN UPAYA
PENCEGA&AN
DETERIORASI PADA
BANGUNAN
P E R m W
RELAZITI
PENGGALIAN
PERSEPSI
MASYARNCAT; Studi Kasus di Daerah
Khusus Ibukota J,akarta
Narna
fiInhiisisw a
:Yusran Sarkararagib
Nomor Pokok
:E 31.0551
Dosen Pembimbing
I
Dosen Pembimbing
fl
Pr0f.Dr.h. Rudy
C
Tarumingkenp,
MIF
Nip.
: 130 153 165Dr-Tr. Hariadi Kartociihardio,
ItlS
Nip.
:131
284840
Mengetahuihengesahkan
:Ketua Jurusan Teknologi Has3 Hutan
FLIXrdtas
Kehutman
Institut Pertadan. Bogor
"
" 3 #+-
Nip. : 130 813 794
KAJIAN UPAYA PENCEGAHAN DETERIORASI
PADABANGUNANPERUMAHAN
MELALUI PENGGALIAN PERSEPSI MASYARAKAT;
Studi Kasus di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Oleh
YUSRAN SARKARARAGIB
E.31.0551
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
Tujuan penelitian ini ialah mengevaluasi upaya pencegahan deteriorasi yang telah dijalankan
selama ini oleh masyarakat pemilik rumah, kemudian menganalisis keputusan yang akan di ambit
berdasarkan faktor-faktor penyebab kerusakan (deteriorasi) pada bangunan perumahan dan terakhir
merencanakan strategi yang tepat untuk tindakan pencegahan deteriorasi baik sebelum ataupUl1
sesudah bangunan nImah dibangun.
Penentuan fUmah contoh dilakukan dengan menggunakan Teknik Penarikan Contoh Acak
Berlapis Banyak (A,lulliple Siage Random Sampling) dengan sebanyak 162 rumah sebagai sample.
Analisis data dalam melakukan penelitian tentang upaya pencegahan deteriorasi pada bangunan
perumahan dilakukan dengan eksplorasi lapallg untuk mengetahui lebih jauh pennasalahan deteriorasi
yang ada pada bangunan pennnahan, potensi penyebab terjadinya deteriorasi, distribusi jenis kayu
yang digunakan oleh masyarakat pemilik rumah, tindakan-tindakan pengendalian haJna yang telah
dilakukan oleh masyarakat dan pengarulmya terhadap peningkataJl kualitas (umur pakai) baJlgunaJl
nllnah. Sedangkan perencanaan upaya pencegahan deteriorasi pada bangunan penllnahan dengall
menggunakan alat ukur AHP (analytic hierarchy ーイッ」・セZ\[I@ melalui program Expert Choice 9.0 untuk
menentukan strategi tindakaJl yang terbaik bagi peningi<ataJl umur pakai bangunaJl rumah berdasarkan
persepsi pelaku-pelaku yang terkait.
Berdasarkrul pengrunatan mengenai distribusi jenis kayu selama penelitiaJl berlaJlgsung,
memperlihatkaJl bahwa kualitas kayu yang digunakaJl untuk baJlgunaJl nnnah pemukimaJl adalah
kayu-kayu yang kualitasnya rendall yaitu kayu-kayu-kayu-kayu yang tennasuk kelas awet Ill-IV dan V. lenis kayu
yang banyak digunakan untuk bahan bangunall rumall adalah jenis kayu meranti Palembang dan
KalimaJltan (Borneo) sebanyak 80 %, di samping mudall elidapat eli pasaran juga relatif lebih murall
hargaJlya. Sehingga banYak masyarakat pemilik rumall (konsumen) memilih menggUnakaJl kayu
meranti drul Borneo sebagai komponen konstruksinya. Selanjutnya, hasil penelitian berupa jajak
pendapat dalam upaya peningkataJl umur pakai baJlgunaJl rumall, memperlihatkrul sebagiaJl besar
bertumt-tumt adalall perlaktlaJl secara non-kimiawi 39%, perlakuan secara tradisional 25%,
penggunarul kayu oven II %, perlakuan secara kimia (soil treatment) 3%, penggunaaJl kayu awetan
(vacum-tekaJl) 1% dan peng&,'llnarul kayu awet alanliall 21%. BaJlyaknya masyarakat pemilik rumall
(konsmnen) tidak memilih perlakuall secara Idmia (vacum tekan & soil treatment) karena masih relatif
malmlnya biaya teknologi pencegallatl hama bangunan drul sulit untuk mendapatkan produk kayu
awetan di pasaran. Hal ini menggambarkrul ballwa sebagian besar baJlyak masyarakat (konsumen)
melakukaJl tindakaJl pengrunanaJl terhadap investasi yang mereka taJlaJnkan melalui periakuaJl
tradisional yang mudall diaplikasikan dengan carn pelaburan "residu" drul perendrunaJl dalamlumpur.
Pengolalulll data dengan metode AHP yang diperoleh dari hasil pengisiaJl kuesioner oleh 4
Judul Skripsi
Nama lVlahasiswa
Nomor Pokok
KAJIAN UPAYA PENCEGAHAN DETERlORASI PADA
BANGUNAN PERm-lABAN MELALUI PENGGALIAN
PERSEPSI lVIASYARAKAT; Studi Kasus di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta
Yusran Sarkararagib
E 31.0551
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing
11
Prof. Dr.
Jr.
Rudy C Tarumingkeng, MF Nip.: 130183 165Dr.Ir. Hariadi Kartodihardio, MS Nip. : 131 284 840
Mengetahuifmengesabkan : Ketua Jurusau Tekuologi Hasil Hutau
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor