ii
ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker rongga mulut merupakan kanker yang memilki insidensi tertinggi dibanding kanker leher kepala lainnya. Menyirih merupakan salah satu faktor risiko kejadiaan kanker rongga mulut. Frekuensi menyirih memiliki kaitan dengan dose-response yang dapat meningkatkan risiko kejadian kanker rongga mulut.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan frekuensi menyirih dengan kejadian kanker rongga mulut. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan mengumpulkan 90 sampel dengan perbandingan kasus kontrol 1:1 yang terdiri dari 45 orang kelompok kasus dan 45 orang kelompok kontrol. Data diperoleh melalui wawancara. Dan dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil: Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat hubungan yang signifikan antara menyirih dengan kejadian kanker rongga mulut (OR= 3.2;95%CI=1.3-7.9) frekuensi menyirih >5 kali/hari (OR=4.6;95%CI=1.5-13.5) frekuensi menyirih <5 kali/hari (OR=1.5;95%CI=0.4-5.9) lama menyirih >10 tahun (OR=5.8;95%CI=1.7-19.7) lama menyirih <10 tahun (OR=1.7;95%CI=0.5-5.5).
iii
ABSTRACT
Background: Oral cancer has highest incidence than other head and neck
cancer. Betel quid chewing is a risk factor of oral cancer. Frequency of chewing related with dose-response that can increase risk of oral cancer.
Purpose: This study aimed to see the association between frequency of betel quid chewing with risk of oral cancer. Methods: This is a case-control study with a total 90 samples, ratio between case and control is 1:1. There was 45 cases and 45 controls. Data were collected by personal interview and analysed using chi square test.
Result: Based on collected data, there were significant associations
between oral cancer and betel quid chewing (OR= 3.2;95%CI= 1.3-7.9)
frequency of chewing > 5 quids/day (OR= 4.6;95%CI= 1.5-13.5) frequency of chewing < 5 quids/day (OR= 1.5;95%CI= 0.4-5.9) duration of chewing > 10 years (OR= 5.8;95%CI= 1.7-19.7) duration of chewing < 10 years (OR= 1.7;95%CI= 0.5-5.5).