• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

UJI MIKROBIOLOGI UDARA RUANG PRODUKSI

LINE 3 & 4MENGGUNAKAN ALAT MAS 100 NT

DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA

UNIT MEDAN

TUGAS AKHIR

Oleh: ANGGI MARISA

NIM 122410124

PROGRAM DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, karunia beserta hidayah-Nya kepada saya sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang

Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling

Indonesia Unit Medan” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya

pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dn Makanan di Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

Saya menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terselesaikan dengan

baik tanpa bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya

menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Awaluddin Saragih, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kak Winda Jayanti, ST., selaku pembimbing lapangan yang telah banyak

memberikan pengarahan, saran beserta waktunya dalam pengerjaan Tugas

Akhir di laboratorium PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan.

3. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, Msi., Apt., selaku Wakil Dekan I Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku koordinator

Program Diploma-III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi

(4)

iv

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas

Sumatera Utara.

6. Serta pihak-pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak tercantum

namanya.

Terimakasih yang sebesar-besarnya ingin saya ucapkan kepada wanita

terhebat yang dikirimkan tuhan sebagai malaikat dalam hidup saya Ibunda Julia

Naibaho yang selalu memberikan kasih sayang, cinta dan semua hal-hal baik

disepanjang perjalanan hidup saya. Terimakasih juga saya ucapkan kepada

Ayahanda tercinta Hasanudin Pase karena telah membimbing dan menjaga saya

hingga saya dewasa.

Saya menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal

ini mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan saya dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

Akhir kata saya berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

sayadan semua pihak yang memerlukannya, serta insya’allah do’a restu dan budi

baik semua pihak mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Medan, Mei 2015

Penulis

(5)

v

UJI MIKROBIOLOGI UDARA RUANG PRODUKSI

LINE 3 & 4MENGGUNAKAN ALAT MAS 100 NT

DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA

UNIT MEDAN

Abstrak

PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan memproduksi berbagai macam produk minuman yang terjamin kualitasnya. Terdapat beberapa produk sensitif yang mudah rusak oleh gangguan mikroorganisme. Udara didalam ruang produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas udara ruang produksi line 3 dan 4 dan membandingkan hasil pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

Metode yang digunakan adalah metode air samplingmenggunakan alat MAS 100 NT. Hasil dari pengamatan menggunakan media PCA (Plate Count

Agar) untuk Total Countdengan masa inkubasi72 jam pada cawan petri I yaitu 63

CFU/m3 pada line 3 dan 34 CFU/m3 pada line 4. Pada cawan petri II memiliki hasil 52 CFU/m3 pada line 3 dan 39 CFU/m3 pada line 4. Hasil dari media RBC

(Rosebengal Chloramphenicol) untuk Kapang(Mold) dan Khamir (Yeast) dengan

masa inkubasi 120 jam pada cawan petri I yaitu 89/0 CFU/m3pada line 3 dan 15/0 CFU/m3pada line 4. Pada cawan petri II memiliki hasil 73/0 CFU/m3pada line 3 dan19/0 CFU/m3 pada line 4.

Hasil yang diperoleh dari uji mikrobiologi udara yang meliputi Total Count beserta Angka Kapang(Mold) dan Khamir (Yeast)masih memenuhi persyaratan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Pencemaran yang paling banyak terdapat pada ruang produksi line 3 dari pada ruang produksi line 4 itu dikarenakan pada ruang produksi line 3 tidak dilakukan sanitasi secara berkala.

Kata kunci : udara, metode air sampling, total count dan angka kapang (mold)

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR TABEL ... iix

2.1 Mikrobiologi ... 6

2.1.1 Bakteri ... 7

(7)

vii

3.1 Sterilisasi Alat dan Bahan Untuk Uji Mikrobiologi ... 17

3.1.1 Alat dan bahan ... 17

3.1.2 Prosedur kerja ... 17

3.2 Pembuatan Media Rosebengal Chloramphenicol (RBC) ... 18

3.2.1 Alat dan bahan ... 18

3.2.2 Prosedur kerja ... 18

3.3 Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA)... 19

3.3.1 Alat dan bahan ... 19

3.3.2 Prosedur kerja ... 19

3.4 Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi ... 19

3.4.1 Alat dan Bahan... 19

3.4.2 Prosedur kerja ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 22

4.2 Pembahasan ... 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 17

5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(8)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar Pembuatan Media ... 25

Lampiran 2. Gambar Alat MAS 100 NT ... 25

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Temperatur dan Waktu Inkubasi ... 28

Tabel 4.1. Cawan Petri I ... 25

(10)

v

UJI MIKROBIOLOGI UDARA RUANG PRODUKSI

LINE 3 & 4MENGGUNAKAN ALAT MAS 100 NT

DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA

UNIT MEDAN

Abstrak

PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan memproduksi berbagai macam produk minuman yang terjamin kualitasnya. Terdapat beberapa produk sensitif yang mudah rusak oleh gangguan mikroorganisme. Udara didalam ruang produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas udara ruang produksi line 3 dan 4 dan membandingkan hasil pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

Metode yang digunakan adalah metode air samplingmenggunakan alat MAS 100 NT. Hasil dari pengamatan menggunakan media PCA (Plate Count

Agar) untuk Total Countdengan masa inkubasi72 jam pada cawan petri I yaitu 63

CFU/m3 pada line 3 dan 34 CFU/m3 pada line 4. Pada cawan petri II memiliki hasil 52 CFU/m3 pada line 3 dan 39 CFU/m3 pada line 4. Hasil dari media RBC

(Rosebengal Chloramphenicol) untuk Kapang(Mold) dan Khamir (Yeast) dengan

masa inkubasi 120 jam pada cawan petri I yaitu 89/0 CFU/m3pada line 3 dan 15/0 CFU/m3pada line 4. Pada cawan petri II memiliki hasil 73/0 CFU/m3pada line 3 dan19/0 CFU/m3 pada line 4.

Hasil yang diperoleh dari uji mikrobiologi udara yang meliputi Total Count beserta Angka Kapang(Mold) dan Khamir (Yeast)masih memenuhi persyaratan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Pencemaran yang paling banyak terdapat pada ruang produksi line 3 dari pada ruang produksi line 4 itu dikarenakan pada ruang produksi line 3 tidak dilakukan sanitasi secara berkala.

Kata kunci : udara, metode air sampling, total count dan angka kapang (mold)

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tanggal 8 Mei 1886 seorang ahli farmasi bernama John Styth

Pemberton membuat sirup caramel dalam sebuah ketelkuningan di kebun

belakang rumahnya. Pertama kali didistribusikankepada Jacobs Pharmacy(rumah

obat Jacobs). Sirup tersebutkemudian ditempatkan dalam sebuah teko. Konsumen

dapatmenikmati minuman baru tersebut dengan harga 5 sen di tempatpenjualan

itu. Nama Coca-Cola dengan huruf-huruf miring mengalirmerupakan saran dari

Dr. Frank M Robinson. Ternyata nama dari duahuruf miring itu akhirnya

membawa keberuntungan dan terkenal diseluruh dunia sampai saat ini (Anonim,

2013).

Pertama kali Coca-Cola dijual dengan sistem fontain (sirup, air, CO2

belum dicampur, mulai dicampur di dalam alat yang menyerupai dispenser

kemudian disimpan di dalam tabung). Kemudian ada seorang pedagang permen

bernama JosephA Biendenharmdari Missisipi pada tahun 1894 mencari cara agar

Coca-Cola dapat ditawarkan dalam kemasan yaitu mengemasnya dalam botol.

Penyediaan minuman botol Coca-Cola ini disebut bottler. Pada tahun 1899 proses

pembotolan Coca-Cola berskala besar dimulai. Hak pembotolan eksklusif

diserahkan kepada Joseph B whiteheaddan Benjamin F Thomasdi Chatanoga,

Tennessee. Desain botol dengan bentuk kontur botol yang dikenal hingga saat ini

(12)

2

kotak/peti atau 328 milyar porsi produk Coca-Cola yang dikonsumsi masyarakat

dunia (Anonim, 2013).

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan bergerak dalam bidang

pembuatan minuman dalam kemasan. Saat ini PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Unit Medan sudah memiliki berbagai jenis produk baik yang berkarbonasi

maupun tidak. Pabrik pembuatan produk Coca-Cola berada didaerah Martubung,

Belawan dan daerah pemasarannya adalah daerah Provinsi Sumatera Utara dan

D.I. Aceh (Anonim, 2013).

Proses produksi di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan mempunyai

4 line produksi yaitu:

1. Line-1

Memproduksi frestea botol kaca dengan kapasitas 300 botol/menit.

2. Line-2

Memproduksi Coca-Cola, Sprite, Fanta dan Ades dalam kemasan botol

plastik dimana kapasitas produksinya adalah 250 botol/menit.

3. Line-3

Memproduksi Coca-Cola, Sprite, dan Fanta dalam botol kaca dengan

kecepatan produksi 600 botol/menit.

4. Line-4

Memproduksi frestea apel, frestea jasmine, frestea lemon, dan minute

maid pulpy orange dalam kemasan botol plastik dengan kecepatan produksi 350

(13)

3

Pada line produksi khususnya ruang pengisian (filling room) dalam

industri harus memiliki beberapa persyaratan untuk menghasilkan produk yang

bermutu. Berikut adalah beberapa persyaratan tersebut:

1. Ruang Pengisian (RP) terpisah dari kegiatan operasi lain atau penyimpanan.

2. Ruang Pengisian (RP) harus didesain sedemikian rupa agar semua permukaan

dan peralatan yang ada didalamnya dapat dibersihkan serta disanitasi dengan

mudah.

3. Dinding dan plafon harus rapat.

4. Pintu menutup secara otomatis, dan ada ruang isolasi.

5. Pintu masuk ruangpengisian tidak boleh diganti dengan tirai, untuk

mempertahankan tekanan positif.

6. Mulut botol yang terbuka sebelum pengisian dan penutupan harus dilindungi

dari kontaminasi.

Udara dalam ruang produksi juga harus diperhatikan kebersihannya.

Berikut adalah 4 alasan kenapa kebersihan udara perlu dipantau:

1. Udara merupakan titik kontrol kritis (Critical Control Point) pada proses

produksi.

2. Adanya peraturan yang ketat

3. Pelanggan / konsumen lebih kritis terhadap kualitas produk.

4. Memperbaiki kualitas produk sehingga memperpanjang usia/masa simpan

produk.

Tingkat pencemaran udara di dalam ruangan oleh mikroba dipengaruhi

(14)

4

kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroorganisme dapat

terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut misalnya selama

bersin, batuk dan bahkan saat bercakap-cakap. Titik-titik air yang terhembuskan

dari saluran penapasan mempunyai ukuran yang beragam dari mikrometer sampai

milimeter. Titik-titik air yang ukurannya jatuh dalam kisaran mikrometer yang

rendah tinggal di udara sampai beberapa lama, tetapi yang berukuran besar segera

jatuh ke lantai atau permukaan benda lain. Debu dari permukaan ini

kadang-kadang akan berada dalam udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan

tersebut (Pelczar, 1988).

Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang potensial dalam kerusakan

makanan dan minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan

berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah

berkembang menjadi 2.000.000 (2 juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1 milyar

sel. Kemungkinan menjadi penyebab penyakit menjadi sangat besar sekali.

Makanan yang masih dijamin aman dikonsumsi paling lama dalam waktu 6 jam,

(15)

5

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :

a. Untuk mengetahui Total Count bakteri yang terdapat pada udara didalam

ruang produksiline 3 dan 4 PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

b. Untuk mengetahui angka Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast) yang terdapat

pada udara didalam ruang produksiline 3 dan 4 PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia Unit Medan

c. Untuk mengetahui angka Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast)sertaTotal

Countbakteri yang terdapat pada udara didalam ruang produksi line 3 dan 4

memenuhi persyaratan mutu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan.

1.2.2 Manfaat

Manfaat dari Tugas Akhir ini adalah untuk dapat mempertahankan serta

meningkatkan kualitas udara ruang produksi oleh PT Coca-Cola Bottling

(16)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrobiologi

Mikrobioloigi berasal dari kata Yunani: mikros = renik, bio = hidup atau

kehidupan, dan logos = ilmu atau pikiran.Jadi mikrobiologi berarti : ilmu

pengetahuan tentang makhluk hidup yang kecil atau jasad-jasad renik. Istilah lain

yang digunakan selain makhluk hidup kecil atau renik ialah : mikroorganisme,

mikroba, asal kata : mikros= kecil, ba=bio= hidup. Protista ( jasad atau organisme

yang serendah-rendahnya, hanya terdiri dari satu sel (Adam, 1992).

Jasad-jasad renik yang demikian kecilnya tersebut tidak dapat dilihat

dengan mata kita sendiri. Kita dapat melihatnya setelah kita mempergunakan alat

untuk memperbesar benda yang kita lihat. Alat tersebut kita kenal dengan nama:

mikroskop (mikro dari mikros dan skop= melihat, atau kita katakan alat untuk

melihat jasad-jasad renik) (Adam, 1992).

Setiap spesies mikroorganisme akan tumbuh dengan baik dalam

lingkungannya hanya selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhannya

dan mempertahankan dirinya. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimia, seperti

misalnya habisnya nutrien atau terjdi perubahan radikal dalam hal suhu atau pH

yang membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka

organisme yang telah beradaptasi dengan baik di dalam keadaan lingkungan

terdahulu terpaksa menyerahkan tempatnya kepada organisme yang dapat

(17)

7

Pada umumnya kita mengambil ketentuan, bahwa semua makhluk yang

berukuran hanya beberapa mikron atau lebih kecil dari itu kita sebut

mikroorganisme. Jadi satuan ukuran yan dipakai untuk jasad-jasad renik tersebut

adalah mikron atau dengan milimikron (Adam, 1992).

Jenis mikoba umumnya dibagi 2 yakni:

1. Yang termasuk golongan tumbuh-tumbuhan.

Mikroba yang termasuk golongan tumbuh-tumbuhan adalah:

a. Bakteri: bersifat sel tunggal, ukurannya rata-rata 0,5 sampai beberapa mikron.

b. Jamur: bersifat sel banyak, disebut juga dengan kapang.

c. Jamur Bakteri: bisa terlihat sebagai makhluk hidup bersel banyak tapi dapat

juga berupa sel tunggal, bila bersifat sel tunggal berwujud bakteri (Adam,

1992).

2. Yang termasuk golongan hewan.

Mikroba yang termasuk golongan hewan adalah:

a. Protozoa: umumnya bersifat sel tunggal, lebih besar sampai beberapa puluh

mikron.

b. Rickettsia: berukuran dari 200-300 milimikron.

c. Virus: lebih kecil dari Rickettsia, diantaranya ada yang tidak dapat dilihat

oleh mikroskop biasa tapi dengan menggunakan mikroskop elektron. Yang

sudah diketahui ukurannya dari 10-150 milimikron (Adam, 1992).

2.1.1 Bakteri

I. Morfologi Bakteri

(18)

8 1. Bentuk Basil (Basillus)

Basil berbentuk seperti tongkat pendek, agak silindris. Bentuk basil

meliputi sebagian besar bakteri.

2. Bentuk Coccus (Bulat)

Bentuk coccus adalah bentuk bakteri seperti bola-bola kecil. Golongan

tidak sebanyak basil.

3. Bentuk Spiril (Spiral)

Bentuk spiril adalah bakteri yang berbentuk seperti spiral, atau panjang

berbengkok-bengkok. Golongan ini tidak banyak bila dibandingkan dengan basil

dan coccus (Adam, 1992).

II. Metabolisme Bakteri

1. Bakteri patogenik bersifat heterotrof (menerima energi dari sumber karbon

organik).

2. Senyawa organik diuraikan oleh respirasi aerobik atau fermentasi.

a. Respirasi aerobik adalah suatu proses yang menghasilkan energi yang

mendaur berbagai gula melalui glikolisis dan siklus krebs, dengan oksigen

sebagai penerima elektron terakhir.

b. Fermentasi, suatu proses anaerobik adalah pembebasan energi oleh

metabolisme senyawa organik dengan menggunakan senyawa organik

endogen sebagai penerima elektron terakhir.

c. Bakteri memiliki sifat dari anaerob abligat sampai aerob obligat. Sebagian

besar patogen adalah anaerob fakultatif yang dapat melakukn metabolisme

(19)

9

3. Bakteri penyebab penyakit menggunakan senyawa organik dari jaringan

hidup dan disebut patogen atau parasit.

a. Patogen ekstrasel tumbuh diluar sel. Sebagian besar dapat dikultur secara

rutin pada media inert di laboratorium.

b. Patogen intrasel fakultatif secara umum ditemukan didalam sel di tubuh,

tetapi dapat ditumbuhkan dilaboratorium.

c. Patogenintrasel obligat tumbuh hanya didalam sel dan tidak dapat dikultur in

vitro.

4. Beberapa bakteri nonpatogenik (yang disebut komensal) dapat hidup didalam

atau pada manusia tanpa menyebabkan penyakit yang bermakna. Komensal

jangka panjang pada tubuh manusia serina disebut sebagai flora normal

(Hawley, 2003).

III. Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan bakteri adalah suatu proses terkoordinasi peningkatan massa

dan ukuran setiap sel, diikuti oleh duplikasi kromosom dan pembelahan

sel.Karena reproduksi bakteri melibatkan duplikasi DNA tanpa penambahan DNA

luar, maka pembelahan sel bakteri bersifat aseksual dan menghasilkan sel-sel

yang secara genetis identik. Proses ini disebut fisi biner, karena satu sel selalu

menghasilkan dua sel.Pertumbuhan bakteri diukur oleh dua metode dasar:

1. Viable counts (hitung koloni) yang menghitung hanya bakteri yang

membentuk sebuah koloni. Metode viable menghasilkan jumlah sel hidup,

(20)

10

2. Metode nonviable (misal, densitas optis biakan, massa sel kering, dan

pengukuran kuantitatif masing-masing komponen) tidak membedakan sel

mati dengan sel hidup (Hawley, 2003).

Untuk berkembang biak, bakteri membutuhkan beberapa persyaratan. Jika

hal ini tidak terdapat, mereka akan mati atau mengubah dirinya menjadi spora.

a. Air

Bakteri akan mati atau mati suri jika terlalu kering.

b. Zat-zat organik

Bakteri membutuhkan zat-zat organik sebagai sumber energi yang

dihasilkan untuk aktivitas metaboliknya.

c. Garam-garam anorganik

Sedikit fosfat, sulfat, magnesium, kalsium,besi, sem, tembaga, kobal, dan

molybdenum penting untuk sistem enzim di dalam bakteri dan untuk mengontrol

osmosis.

d. Gas

Karbon dioksida penting untuk aktivitas metaboliknya. Organisme aerob

adalah organisme yang hanya tumbuh jika terdapat oksigen (misalnya basil

tuberkulosis). Organisme anaerob adalah oranisme yang hanya tumbuh jika tidak

terdapat oksigen.

e. pH

Kebanyakan bakteri tumbuh dengan baik pada medium yang netral atau

(21)

11 f. Temperatur

Bakteri tumbuh optimal pada suhu tubuh ± 37oC (Gibson, 1996).

2.1.2 Fungi

Fungi (jamak) atau fungus (tunggal) adalah suatu organisme eukariotik

yang mempunyai ciri-ciri spesifik sebagai berikut:

1. Mempunyai inti sel.

2. Memproduksi spora.

3. Tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis.

4. Dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual.

5. Beberapa mempunyai bagian-bagian yang mengandung sellosa atau khitin,

atau keduanya (Fardiaz, 1992).

Perbedaan utama antara organisme yang tergolong fungi, misalnya antara

kapang dan khamir, yaitu kapang adalah fungi yang mempunyai filamen

(miselium), sedangkan khamir merupakan fungi sel tunggal tanpa filamen

(Fardiaz, 1992).

2.1.2.1 Kapang (Mold)

Kapang adalah fungi multiselular yang mempunyai filamen dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat kerena penampakannya yang

berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi

jika spora telah timbul akan muncul berbagai macam warna tergantung dari jenis

kapang, baik penampakan. Sifat-sifat morfologi kapang, baik penampakan

(22)

12

kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus yan tersusundari filamen yang bercabang

yan disebut hifa. Kumpulan dari hifa disebut miselium (Fardiaz, 1992).

Dikenal dua macam sistem reproduksi pada kapang yaitu: (1) reproduksi

aseksual, dan (2) reproduksi seksual. Secara aseksual kapang dapat tumbuh dari

sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi, dan yang paling umum terjadi

adalah pertumbuhan dari spora aseksual. Spora aseksual kapang diproduksi dalam

jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering.

Spora ini mudah beterbangan di udara, dan tumbuh menjadi misellium baru

ditempat lain (Fardiaz, 1992).

Sifat-sifat fisiologis kapang meliputi :

a. Kebutuhan Air

Pada umumnya, kebanyakan kapang membutuhkan air minimal untuk

pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir dan bakteri.

b. Suhu Pertumbuhan

Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada suhu

kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar

25-30 oC, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37oC atau lebih tinggi.

c. Kebutuhan Oksigen dan pH

Semua kapang bersifat aerobik, yaitu membutuhkan oksigen untuk

pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh pada kisaran pH yan luas,

yaitu pH 2-8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi

(23)

13 d. Makanan

Pada umumnya kapang dapat menggunakan berbagai komponen

makanan, dar yang sederhana sampai kompleks. Kebanyakan kapang

memproduksi enzim enzim hidrolitik, misalnya amilase, pektinase, proteinase,

dan lipase. Oleh karena itu, dapat tumbuh pada makanan-makanan yang

mengandung pati, pektin, protein, atau lipid.

e. Komponen Penghambat

Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat

oranisme lainnya. Komponen ini disebut antibiotik, misalnya penisilin yang

diproduksi oleh Penicillium chrysogenum, dan clavasin yang diproduksi oleh

Aspergillus clavatus. Pertumbuhan kapang biasanya berjalan lambat bila

dibandingkan denvan pertumbuhan bakteri dan khamir. Oleh karena itu, jika

kondisi pertumbuhan memungkinkan semua mikroorvanisme untuk tumbuh,

kapang biasanya kalah dalam kompetisi dengan khamir dan bakteri. Tetapi sekali

kapang dapat memulai tumbuh, pertumbuhan yang ditandai dengan pembentukan

miselium dapat berlangsung dengan cepat (Fardiaz, 1992).

2.1.2.2 Khamir (Yeast)

Khamir termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya

yang terutama uniselular. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara

pertunasan. Sebagai sel tunggal, khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat

dibandingkan dengan kapang yang tumbuh dengan pembentukan filamen.

Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang 1-5

(24)

14

silinder, ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segetiga

melengkung (triangular), berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon,

membentuk pseudomiselium, dan sebagainya (Fardiaz, 1992).

Masing-masing khamir mempunyai batas aktivitas air minimal dan kisaran

aktivitas air untuk pertumbuhan berbeda-beda, yaitu dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti kandungan nutrien substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen, ada

tidaknya senyawa penghambat, dan sebagainya. Kisaran suhu untuk pertumbuhan

kebanyakan khamir pada umumnya hampir sama dengan kapang, yaitu dengan

suhu optimum 25-30oC dan suhu maksimum 35-46oC. Kebanyakan khamir lebih

menyukai tumbuh pada keadaan asam, yaitu pada pH 4-4,5 dan tidak dapat

tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali jika telah beradaptasi. Khamir

tumbuh baik pada kondisi aerobik, tetapi yang bersifat fermentatif dapat tumbuh

secara anaerobik meskipun lambat (Fardiaz, 1992).

2.2 Udara

Udara adalah campuran gas yang tak terlihat. Gas tidak dapat menghidupi

flora mikroorganisme. Akan tetapi, mikroorganisme dari berbagai sumber selalu

ada. Mikroorganisme yang berasal dari manusia ditambahkan dari daerah

pernapasan, kulit dan pakaian, melalui pembicaraan, bersin, batuk dan

bergerak.Pengendalian mikroorganisme yang terbawa udara pada sumber asalnya

belum efektif. Langkah-langkah pengendalian harus diarahkan pada langkah

lingkunan seperti ventilasi, pengendalian debu dan penyinaran sinar ultraviolet.

(25)

15

mungkin jua menyebabkan pembusukan makanan dan mengkontaminasi proses

industri dalam rumah farmasi, pabrik gula, dan pabrik pemrosesan makanan (Volk

and Wheeler, 1984).

Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup

dan tumbuh terapung begitu saja diudara. Flora mikroorganisme terdiri atas

organisme yang terdapat sementara mengapung diudara atau terbawa serta pada

partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di udara.

Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi

sesuai denvan lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang

berdebu akan selalu mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yan tinggi

(Volk and Wheeler, 1984).

Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu, dalam tetes-tetes

cairan berukuran besar dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti tetesan

yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang

memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer.

Sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan

hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau lebih lama lagi. Nasib

akhir mikroorganisme asal udara diatur oleh seperangkat rumit keadaan di

sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembapan, cahaya matahari dan

suhu, ukuran partikel yang membawa mikroorganisme, ciri-ciri

mikroorganismenya, terutama kerentanannya terhadap keadaan fisik di atmosfer

(26)

16

2.3 MAS 100 NT

MAS-100 NT adalah air sampler yang telah memenuhi standart guide lines

ISO 14698-1. MAS-100 NT menggunakan prinsip kerja impaction (tumbukan)

Andersen. Prinsip tersebut sudah diterima dan teruji di seluruh dunia. Udara di

hisap melalui perforated lid yang memiliki 400 lubang (0,7 mm) atau 300 lubang

(0,6 mm). Sebuah radial fan, dikontrol oleh sensor aliran udara, secara akurat

mengatur aliran udara sebesar 100 L/menit. Udara yang masuk ditumbukkan pada

permukaan media agar dalam cawan petri berukuran standart 90mm dan 100mm

(petri kaca/plastik) atau contact plate 60mm (Anonim, 2013).

(27)

17

BAB III

METODOLOGI

3.1 Sterilisasi Alat dan Bahan Untuk Uji Mikrobiologi

Proses sterilisasi memerlukan alat dan bahan serta menggunakan prosedur

kerja sebagai berikut:

3.1.1 Alat dan bahan

a. Alat

Alat-alat yang digunakan terdiri dari: Newclave ALL AMERICAN, aquadest/air,

media, petridish + pad, aluminium foil

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari: Aquadest

3.1.2 Prosedur kerja

1. Siapkan Newclave, isi dengan air (± 5 liter)

2. Masukkan bahan-bahan yang akan disterilkan

3. Tutup cover Newclave dan pastikan air enhaust tube pada posisi yang tepat

4. Kunci cover dengan bakelite wing out

5. Arahkan switch pada posisi ON

6. Setting het control knob pada posisi maksimum (10), pilot light akan hidup

dan berwarna merah (mengidentifikasikan alat sedang beroperasi)

7. Tunggu sampai tekanan di pressure geauge hingga 21 psi dan temperatur

125oC

8. Setelah tekanan tercapai, set control knob pada posisi (5)

(28)

18

10. Biarkan hingga tekanan di pressure gauge pada posisi 50 psi

11. Kemudian buka kunci cover

12. Bahan-bahan tersebut telah steril dan siap digunakan

3.2 Pembuatan Media Rosebengal Chloramphenicol (RBC)

Pembuatan media Rosebengal Chloramphenicol (RBC) memerlukan alat

dan bahan serta menggunakan prosedur kerja sebagai berikut:

3.2.1 Alat dan bahan

a. Alat

Alat-alat yang digunakan terdiri dari: Sendok mikro, Labu ukur 100 ml, dan

Newclave

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari: Rosebengal Chloramphenicol dan

Aquadest

3.2.2 Prosedur kerja

1. Timbang 3,22 gram media Rosebengal Chloramphenicol

2. Didihkan 100 ml aquadest steril

3. Larutkan media dengan aquadest yang didihkan sambil diaduk

(29)

19

3.3 Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA)

Pembuatan media Plate Count Agar (PCA)memerlukan alat dan bahan

serta menggunakan prosedur sebagai berikut:

3.3.1 Alat dan bahan

a. Alat

Alat-alat yang digunakan terdiri dari: Sendok mikro, Labu ukur 100 ml, dan

Newclave

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari: Plate Count Agar (PCA) dan Aquadest

3.3.2 Prosedur kerja

1. Timbang 2,25 gram media Plate Count Agar

2. Didihkan 100 ml aquadest steril

3. Larutkan PCA dengan aquadest yang didihkan sambil diaduk

4. Sterilisasi pada temperatur 121o-124oC selama 15 menit

3.4 Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi

Uji mikrobiologi udara memerlukan alat dan bahan serta menggunakan

prosedur kerja sebagai berikut:

3.4.1 Alat dan Bahan

a. Alat

Alat-alat yang digunakan antara lain: MAS-100 NT, Petridish 8-9 mm,

(30)

20

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan antara lain:Media Plate Count Agar (PCA) untuk

Total Count, dan alkohol 70%, Media Rosebengal Chloramphenicol(RBC) untuk

Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast)

3.4.2 Prosedur kerja

I. Tahap Persiapan

1. Sterilisasikan tutup dan perforated lid dengan autoclave atau dengan alkohol

2. Bersihkan dan sterilisasikan seluruh permukaan alat dengan alkohol 70%

3. Pasang tutup dan perforated lid pada alat dan tutup dengan aluminium steril

4. Siapkan petridish yang telah berisi media dan bungkus dengan aluminium foil

steril

5. Bawa alat beserta petridish ke tempat pengujian ( area ruang produksi)

II. Proses Sampling

1. Tekan dan tahan tombol sebelah kiri MAS-100 sampai lampu indikator alat

yang berada disebelah kiri atas menyala biru

2. Buka perforated lid dan penutupnya. Letakkan petridish diatas support

3. Ambil tutup petridish dan segera letakkan perforated lid dan tutupnya

4. Ambil tutup perforated lid, lalu tekan tombol sebelah kiri (START) untuk

memulai pengambilan sampel udara, kemudian tekan tombol sebelah kanan

(START) dan alat akan mulai aktif sampai waktu yang diset pada delay time

5. Operator mikrobiologi dapat menjauhi area sampling

6. Alat akan mulai menyedot udara sesuai dengan setting delay time dan akan

(31)

21

7. Setelah berhenti, tutup perforated lid. Kemudian buka perforated lid dan

tutupnya

8. Tutup segera petridish, ambil petridish dan beri nama sampel

9. Lakukan kembali dengan langkah yang sama untuk mengambil sampling

yang lain

III. Tahap Akhir

1. Inkubasikan petridish dalam incubator sesuai suhu dan periode berikut:

Tabel 3-1

Temperatur dan Waktu Inkubasi

Parameter Inkubasi

Temperatur (oC) Waktu (jam)

Total Count 35±2 72 jam

(32)

22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil dari uji mikrobiologi udara menggunakan alat MAS 100 NT

menggunakan media PCA (Total Count) dan RBC (Kapang/Khamir) tersaji dalam

tabel 4.1 dan 4.2 sebagai berikut:

LINE Total

Count(CFU/m)3

Kapang (Mold) / Khamir (Yeast) (CFU/m3)

Kapang (Mold) / Khamir (Yeast) (CFU/m3)

*CFU = Colony Forming Unit

*syarat: Total Count <88 CFU/m3

(33)

23

4.2 Pembahasan

Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari

Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga

terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan

medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya

mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat

organik dan debu(Pelczar, 1988).

Flora mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah

suatu medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan

partikulat, debu, dan tetesan cairan yang kesemuanya ini mungkin dimuati

mikroba. Jumlah dan tipe mikroorganisme yang mencemari udara ditentukan oleh

sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari saluran pernapasan

manusia disemprotkan melalui batuk dan bersin, dan partikel-partikel debu dari

permukaan bumi diedarkan oleh aliran udara (Pelczar, 1988).

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil Total

Countbakteri sebesar 63 CFU/m3(petri I) dan 52 CFU/m3 (petri II)pada ruang

produksi (line 3). 34 CFU/m3(petri I) dan 39 CFU/m3(petri II) pada ruang

produksi (line 4). Pengujian Total Count bakteri disini menggunakan metode air

sampling yang ditujukan pada udara ruang produksi line3 dan 4 menggunakan alat

MAS 100 NT dan media PCA (Plate Count Agar) diamati dengan jangka waktu

24, 48, dan 72 jam. Inkubasi dilakukan pada suhu 35±2oC.Angka Kapang (Mold)

dan Khamir (Yeast) didapatkan sebesar 89/0 CFU/m3(petriI) dan 15/0 CFU/m3

(34)

24

II) pada ruang produksi line 4.PengujianAngka Kapang (Mold) dan Khamir

(Yeast) disini menggunakan metode air sampling yang ditujukan pada udara ruang

produksi line3 dan 4 menggunakan alat MAS 100 NT dan media

RBC(Rosebengal Chloramphenicol) diamati dengan jangka waktu 24, 48, 72, 96

dan 120 jam. Inkubasi dilakukan pada suhu 25±2oC.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa Total Count bakteri pada udaraline 3

dan 4 memenuhi persyaratan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan yaitu

<88 CFU/m3. Angka Kapang(Mold) dan Khamir (Yeast)pada udara line 3 dan 4

juga memenuhi persyaratan PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan yaitu

<150 CFU/m3.

Perbedaan hasil yang cukup jauh terlihat pada ruang produksi line 3 dan

4, hal ini dikarenakan pada ruang produksi line 4 dilakukan desinfeksi dalam

jangka waktu tertentu (satu minggu sekali) ataupun setiap pergantian produk yang

diproduksi sehingga jumlah mikrobiologi udara pada ruangan ini cukup rendah.

Dilakukan desinfeksi secara berkala pada ruang produksi line 4 dikarenakan pada

area ini memproduksi produk minuman yang mudah rusak oleh mikroorganisme.

Pada ruang produksi line 3 tidak dilakukan desinfeksi secara berkala. Hal ini

dikarenakan pada area ini memproduksi minuman berkarbonasi (mengandung

CO2). CO2 sendiri dapat berperan sebagai penghambat pertumbuhan

(35)

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Total Count bakteri pada line 3 dalam waktu inkubasi maksimal (72 jam)

adalah 63 CFU/m3pada cawan petri I dan 52 CFU/m3pada cawan petri

II.Total Count bakteri pada line 4 dalam waktu inkubasi maksimal (72 jam)

adalah 15 CFU/m3 pada cawan petri Idan 27 CFU/m3pada cawan petri II.

b. Angka Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast) pada line 3 dalam waktu inkubasi

maksimal (120 jam) adalah 89/0 CFU/m3pada cawan petri I dan 73/0

CFU/m3pada cawan petri II. Angka Kapang (Mold) dan Khamir (Yeast) pada

line 4 dalam waktu inkubasi maksimal (120 jam) adalah 15/0 CFU/m3pada

cawan petri I dan 19/0 CFU/m3pada cawan petri II.

c. Total Count bakteri pada udaraline 3 dan 4 memenuhi persyaratan PT.

Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan yaitu <88 CFU/m3. Angka

Kapang(Mold) dan Khamir (Yeast) udara line 3 dan 4 memenuhi persyaratan

(36)

26

5.2 Saran

a. Diharapkan kepada PT. Coca-Cola Bottling Unit Medan agar tetap

mempertahankan kebersihan udara ruang produksi karna dapat

mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.

b. Diharapkan kepada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan agar tetap

(37)

27

DAFTAR PUSTAKA

Adam, S. (1992). Dasar-Dasar Mikrobiologi Parasitologi Untuk Perawat. Jakarta: EGC. Hal. 1-18.

Anonim.(2013). Coca-Cola Bottling Indonesia Beverage Quality Control

ManualStandart And Operating Procedure.Volume IV. Jakarta: PT

Coca-Cola Bottling Indonesia

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 180-244.

Gibson, J.M. (1996). Mikrobiologi dan Petologi Modern Untuk Perawat. Jakarta: EGC. Hal. 11-12.

Hawley, L.B. (2003). Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi. Jakarta: Hipokrates. Hal. 13-14.

Pelczar, M.J. (1988). Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Hal. 860-865

(38)

28

LAMPIRAN 1

(39)

29

LAMPIRAN 2

(40)

30

LAMPIRAN 3

Gambar Hasil Inkubasi media PCA dan RBC

Plate Count Agar (PCA)

Inkubasi selama 72 jam

Rosebengal Chloramphenicol (RBC)

Gambar

Tabel 3-1 Temperatur dan Waktu Inkubasi
Tabel 4.1 Cawan petri I
Gambar Pembuatan Media
Gambar Alat MAS 100 NT
+2

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diperoleh dari pengaruh konsentrasi kaustik soda dan temperatur terhadap tingkat kebersihan botol adalah untuk mengetahui konsentrasi dan temperatur optimum kaustik soda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis mikroorganisme udara yang terdapat dalam ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung dan

Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil bahwa pemeriksaan mikroorganisme pada ruangan Filling Room Line II berupa bakteri dengan menggunakan media Plate Count Agar

Manfaat dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui jumlah mikroba berupa bakteri, kapang dan khamir pada area Filling Room Line II dan memastikan keefektivan

Isolasi kapang dari udara dapat dilakukan dengan menyediakan suatu cawan petri dengan medium PDA, TEA atau RBC tanpa tutup dibiarkan selama 15-20 menit di tempat fungi

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.. Mikologi Dasar

Media Plate Count Agar (PCA). Outfeed Filler

Tujuan d ari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi nosokomial yang terdapat pada alat kesehatan dan udara di ruang unit gawat darurat