• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet, Medan Sunggal)"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM (Studi Pada Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko Tanjung Slamet,

Medan Sunggal)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

DIAN WAHYUDI 100907019

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram

(Studi Pada Usaha Jamur Tiram Bapak Koko di Tanjung Slamet, Medan Sunggal)

Nama : Dian Wahyudi

NIM : 100907019

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

ABSTRAK

Bapak Koko adalah pemilik usaha budidaya jamur tiram yang menghasilkan produksi jamur tiram segar. Dimana jamur tiram itu sendiri memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan ketahanan pangan di Indonesia. Dalam pengembangan usaha ini, dibutuhkan suatu startegi yang tepat agar pencapaian yang diinginkan oleh perusahaan dapat terkendali dengan baik dan benar sehingga kegiatan operasionalnya berjalan dengan lancar dalam memperluas pangsa pasar.

Selain itu memudahkan perusahaan dalam mengawasi aktivitas yang dijalankan untuk dievaluasi terhadap strategi yang diterapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor internal maupun eksternal perusahaan meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan anncaman dalam merumuskan strategi yang akan digunakan dalam pengembangan usahanya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik penggumpulan data melakukan wawancara dengan pemilik dan karyawan serta melakukan observasi ke tempat budidaya. Adapun penentuan strategi, menggunakan faktor internal dan eksternal perusahaan dalam bentuk analisis SWOT.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka diperoleh nilai IFAS dan EFAS perusahaan yang akan digunakan ke dalam matriks internal eksternal (IE). Hasil penelitian, pilihan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah melakukan pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan teknologi.

(3)

Trade Development Strategy of Oyster Mushroom (Study on Koko’s Oyster Mushroom in Tanjung Slamet,

Medan Sunggal)

Name : Dian Wahyudi

NIM : 100907019

Department : Business Administration

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

ABSTRACT

Mr. Koko is the ownership of Oyster Mushroom which produced fresh Oyster mushroom. Where’s the Oyster mushroom has many function for healthy and food gathering in Indonesia. In the development of this business, we need a right strategy for the achievement of desired by the company can be properly controlled so that operations run smoothly to widen it’s market share.

In addition the company makes it easy to monitor the activities undertaken to evaluate the strategy adopted. This study was conducted to search for internal and external factors, namely the company's strengths, weaknesses, opportunities and threats in formulating strategies that will be used in the development of its business.

The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data collection techniques do interviews to the ownership and workers and then doing observation in the place. The determination of the strategy, using internal and external factors in the form of a SWOT analysis.

After the SWOT analysis of the obtained values IFAS and EFAS company that will be used in the internal matrix external (IE). The results of the study, selection strategies that can be used by the company is to conduct market penetration, market development, product and technology development.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul

“Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram (Studi Pada Usaha Jamur Tiram Bapak Koko di Tanjung Slamet, Medan Sunggal).” Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk menyelesaikan program S-1

dan memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Bapak (Suratman) dan Ibu (Isnaini) yang telah banyak memberikan

dukungan, baik secara moril dan materi dalam membesarkan, mendidik, memotivasi dan selalu mendoakan penulis. Selain itu juga, tak lupa penulis ucapkan kepada kakak dan adik kandung penulis, yakni Kak (Heny Ardiyanti)

dan Adek (Mhd. Galih Pangestu) yang senantiasa selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis. Penulis mengungkapkan betapa besar rasa

terima kasih yang penulis sampaikan kepada kalian semuanya.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(5)

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selama ini telah membimbing dan mengarahkan penulis selama masa perkuliahan dan juga sebagai Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan kepada penulis.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP, selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing, memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Seluruh Pegawai administrasi di lingkungan FISIP USU khususnya pegawai Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, Kak Siswati Saragih,S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam segala urusan administrasi.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP

USU yang telah membimbing dan mencurahkan ilmunya selama masa perkuliahan.

7. Bapak Koko selaku Pemilik Usaha Jamur Tiram Operation di Tanjung

Slamet, Medan Sunggal yang telah membantu memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, observasi dan wawancara kepada

(6)

Selanjutnya secara khusus, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kepada yang terkasih Beby Susanti yang telah banyak mendoakan serta selalu memberikan dukungan besar kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

2. Untuk seluruh kawan, rekan Administrasi Bisnis 2010 FISIP-USU, dan terkhusus kepada Josua Sitorus, Salman Hasibuan, Vandi Jufri,

Radius Pakpahan, Auliana Nur Islamih dan Tengku Nadya Fatizhah yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi. Terima kasih buat kebersamaannya selama perkuliahan, terima kasih

buat kalian semuanya.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2014 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Strategi ... 8

2.1.1. Pengertian Strategi ... 8

2.1.2. Tingkatan Strategi ... 9

2.2. Manajemen Strategi ... 10

2.2.1. Pengertian Manajemen Strategi ... 10

2.2.2. Proses Manajemen Strategi ... 11

2.3. Analisis Lingkungan ... 11

2.3.1. Lingkungan Eksternal ... 12

2.3.2. Lingkungan Internal ... 18

2.4. Pemilihan Alternatif... 21

2.5. Pengembangan Usaha... 23

2.6. Analisis SWOT ... 28

(8)

2.6.2. Cara Membuat Analisis SWOT ... 28

2.7. Tahap Perencanaan Strategis Melalui Analisis SWOT ... 31

2.8. Budidaya Jamur Tiram ... 32

2.8.1 Pengertian Budidaya Jamur ... 32

2.9. Kerangka Konseptual……….. 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Data ... 39

3.2. Lokasi Penelitian ... 40

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 40

3.4. Informan Penelitian ... 41

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6. Defenisi Konsep ... 42

3.7. Teknik Analisis Data………... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 51

4.2 Visi dan Misi ... 52

4.3 Struktur Organisasi ... 52

4.3.1 Uraian Pekerjaan ... 53

4.4 Analisis Eksternal ... 53

4.5 Analisis Lingkungan Umum ... 54

4.5.1 Politik dan Kebijakan Pemerintah ... 54

4.5.2 Ekonomi ... 55

4.5.3 Sosiokultural, Demografi dan Lingkungan ... 56

4.5.4 Teknologi ... 59

4.6 Analisis Lingkungan Industri ... 61

4.6.1 Ancaman Pendatang Baru ... 61

4.6.2 Ancaman Produk Subsitusi ... 62

(9)

4.6.4 Daya Tawar Pembeli ... 63

4.6.5 Persaingan Antar Pengusaha Industri ... 64

4.7 Analisis Lingungan Internal ... 64

4.7.1 Pemasaran ... 64

4.7.2 Produksi dan Operasi ... 67

4.7.3 Manajemen dan Sumber Daya Manusia ... 67

4.7.4 Keuangan ... 68

4.8 Penyajian Data ... 68

4.8.1 Analisis Matriks EFAS ... 68

4.8.2 Analisis Matriks IFAS ... 70

4.8.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS) ... 72

4.8.4 Analsisi SWOT ... 74

4.9 Pembahasan ... …82

BAB V KESIMPILAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 6

TABEL 3.1. Matriks Internal Analysis Summary (IFAS) ... 47

TABEL 3.2 Matriks Eksternal Analysis Summary (EFAS) ... 49

TABEL 3.3. Analisis SWOT (IFAS + EFAS) ... 50

TABEL 3.4 Matriks SWOT ... 51

TABEL 4.1 Permintaan Impor Jamur Tahun 2006-2010 ... 56

TABEL 4.2 Jumlah Penjualan Jamur Periode Februari-Mei 2013-2014 ... 65

TABEL 4.3 Matriks EFAS Usaha Budidaya Jamur Bapak Koko ... 69

TABEL 4.4 Matriks IFAS Usaha Budidaya Jamur Bapak Koko ... 71

TABEL 4.5 Matriks SWOT (IFAS+EFAS) Usaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Koko ... 72

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Lima Kekuatan Persaingan ... 14

Gambar 2.2. Analisis SWOT ... 29

Gambar 2.3. Kerangka Konseptual ... 38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Usaha Bapak Koko………. 52

(12)

Trade Development Strategy of Oyster Mushroom (Study on Koko’s Oyster Mushroom in Tanjung Slamet,

Medan Sunggal)

Name : Dian Wahyudi

NIM : 100907019

Department : Business Administration

Faculty : Faculty of Political and Social Science Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

ABSTRACT

Mr. Koko is the ownership of Oyster Mushroom which produced fresh Oyster mushroom. Where’s the Oyster mushroom has many function for healthy and food gathering in Indonesia. In the development of this business, we need a right strategy for the achievement of desired by the company can be properly controlled so that operations run smoothly to widen it’s market share.

In addition the company makes it easy to monitor the activities undertaken to evaluate the strategy adopted. This study was conducted to search for internal and external factors, namely the company's strengths, weaknesses, opportunities and threats in formulating strategies that will be used in the development of its business.

The method used in this research is descriptive qualitative approach. Data collection techniques do interviews to the ownership and workers and then doing observation in the place. The determination of the strategy, using internal and external factors in the form of a SWOT analysis.

After the SWOT analysis of the obtained values IFAS and EFAS company that will be used in the internal matrix external (IE). The results of the study, selection strategies that can be used by the company is to conduct market penetration, market development, product and technology development.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini jamur tiram memiliki peluang pasar yang cukup

besar.Kandungan gizi dan cita rasa yang dimilikinya,membuat produk ini diminati oleh banyak kalangan,baik dijual dalam bentuk segar maupun diolah sebagai

snack yang gurih,dalam bentuk krispy dan lain sebagainya.Oleh karena itu,prospek bisnis usaha ini cukup bagus ke depannya.

Jamur pun telah menjadi salah satu bahan utama untuk berbagai masakan

diseluruh dunia.Peningkatan permintaan telah memberikan dorongan untuk teknik budidaya jamur. Bisnis jamur sedang diperdagangkan hari ini dan budidaya jamur

menempati sebagian besar dari sektor pertanian.

Dengan teknik modern kultur jaringan,penekanan diletakkan lebih pada peningkatan kualitas jamur diproduksi dalam skala besar,karena jamur dapat

tumbuh di perkarangan rumah juga.

Ada beberapa jenis varietas jamur yang bisa dibudidayakan adalah sebagai

berikut :Coprinus comatus (Mane Shaggy),Hericium erinaceus(Gigi Bearded), Pleurotus ostreatus (Jamur tiram putih). Dalam hal ini penyusun memilih salah

satu jenis jamur tersebut sebagai bahan yang akan digunakan untuk melakukan

penelitian dan perkembangannya, yaitu jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin pleurotus ostreatus ini masih

(14)

diperkenalkan kepada para petani terutama di Cisarua,Lembang,Jawa Barat pada tahun 1988,dan pada waktu itu petani di kawasan Cisarua,yang semula merupakan

petani bunga,peternak ayam dan sapi mulai beralih menjadi petani jamur tiram meski masih dalam skala rumah tangga,dalam perkembangannya beberapa industri berskala rumah tangga bergabung hingga terbentuk CV dan memiliki

badan hukum.

Jamur tiram putih (pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu

yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia.Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga mamiliki nilai gizi yang tinggi, jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur,dan karbohidrat sebanyak

46,6 – 81,8 %,Selain itu jamur tiram mengandung tiamin atau vitamin B1,riboflavin atau vitamin B2,niasin,biotin serta beberapa garam mineral dari

unsur-unsur Ca,P,Fe,Na,dan K dalam komposisi yang seimbang.Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram,lemaknya 25,0 gram,namun karbohidratnya 0,0 gram,maka kandungan gizi

jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.

Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti:

a. Dapat manurunkan tingkat kolesterol dalam darah,

b. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6 % yang sangat baik bagi pencernaan,

(15)

Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah, suhu optimal untuk pertumbuhan tubuh buah

jamur tiram adalah 20 – 280C, dengan kelembaban 80 – 90 %, pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.

Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka

dengan segenap pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, peneliti menyususn proposal mengenai usaha budidaya jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya

serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi,biaya investasi yang relatif rendah serta telah tersedianya sarana dan

prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan untuk dana operasional usaha.

Ada beberapa usaha budidaya jamur tiram yang ada di Kota Medan. Salah

satunya adalah budidaya jamur tiram Bapak Koko yang terletak di Tanjung Slamet, Kecamatan Medan sunggal. Usaha ini sudah cukup banyak memberikan

partisipasi dalam penyediaan kebutuhan para konsumen yang ingin menikmatin sajian atau olahan dari bahan baku jamur tiram . Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan usaha jamur tiram Bapak Koko, butuh penambahan dalam

(16)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melihat adanya pengaruh positif di antara faktor-faktor yang ada terhadap perkembangan budidaya jamur tiram putih

yang ada di kota Medan sebagai lokasi perkembangannya. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Strategi Pengembangan

Usaha Budidaya Jamur Tiram “ ( study pada budidaya jamur tiram Bapak Koko ).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana cara merumuskan strategi pengembangan budidaya jamur

tiram putih Bapak Koko ?

2. Apa alternatif strategi pengembangan usaha budidaya yang mampu

diterapkan pada budidaya jamur tiram putih Bapak Koko ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk Menggambarkan strategi pengembangan budidaya pada

budidaya jamur tiram Bapak Koko.

2. Untuk mencari alternatif strategi pengembangan usaha budidaya yang

(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti tentang pengembangan budidaya jamur tiram putih.

2. Bagi Pengusaha Budidaya Jamur Tiram, yaitu sebagai bahan masukkan

dan pertimbangan yang berguna untuk merumuskan strategi pengembangan dan mampu memilih alternatif strategi yang akan

diterapkan selanjutnya. Dengan begitu para pengusaha dapat menambah dan meningkatkan produktifitas.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, yaitu untuk dijadikan

bahan rujukan bagi penelitian-penelitian yang akan datang yang ingin melakukan penelitian tentang strategi pengembangan budidaya jamur

(18)

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Sumber Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Yessica Wisandhini (2008) Program Studi Manajemen Agrobisnis Fakultas Pertanian IPB Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih pada Perusahaan jamur

Tegalwaru,Bogor.

Faktor eksternal yang menjadi peluang utama

adalah peningkatan permintaan jamur. Sedangkan faktor

eksternal yang menjadi ancaman utama bagi

perusahaan adalah mampu memproduksi dan menjual bibit

jamur tiram sendiri.

2 Devi

Mustikawati (2010) Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogoor Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong.

Ada sembilan alternatif strategi berdasarkan

pengolahan pada matriks SWOT .

Strategi diperoleh dari pencocokan faktor-faktor strategis dari

(19)

3 Faisal Siregar (2010) Skipsi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Bogor Strategi Pengembangan Usaha Kecil Keripik Sinngkong”Kond

ang Jaya” Binaan Koperasi BMT Al-Ikhlas Kota Bogor. Mampu mempertahankan kualitas produk,meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran,memperbaiki sistem manajemen usaha,mengupayakan ketersedian bahan baku

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1. Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan oleh adanya

perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir.

Menurut Andrews dan Chaffe (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholder, seperti stakeholders, debtholders,

manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang

ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Menurut Hamel dan Prahalad (dalam Freddy Rangkuti, 1997:3), Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkatkan) dan

terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan

strategi hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan di mulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies). Perusahaan perlu

(21)

2.1.2. Tingkatan Strategi

Daft (2007: 365) menyatakan bahwa dalam perusahaan bisnis,manajer

strategis umumnya berfikir dengan tiga tingkatan strategi. Tingkatan strategi tersebut adalah strategi tingkat perusahaan, strategi ditingkat bisnis, strategi ditingkat fungsional.

1. Strategi di Tingkat Perusahaan

Strategi ini berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan

kombinasi antar unit bisnis dan rangkain produk yang membentuk kesatuan organisasi. Tindakan strategis di tingkat ini biasanya terkait dengan akuisisi usaha baru, penambahan atau divestasi unit bisnis, pabrik,

atau rangkain produk dan usaha bersama dengan perusahaan baru diarea baru.

2. Strategi di Tingkat Bisnis

Strategi ini berpengaruh ke tiap unit bisnis dan rangkaian produk. Strategi ini berfokus pada bagaimana unit bisnis berkompetisi di

industrinya bagi konsumen. Keputusan strategis di tingkat bisnis berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan besaran penelitian dan

pengembangan, perubahan produk, pengembangan produk, peralatan dan fasilitas, dan ekspensi atau pengurangan produk.

3. Strategi di Tingkat Fungsional

(22)

2.2. Manajemen Strategis

2.2.1. Definisi Manajemen Strategis

Dirgantoro (2001: 9), menyatakan bahwa ada beberapa definisi manajemen strategis sebagai berikut :

a. keseluruhan dapat match dengan lingkungannya, atau dengan kata lain

organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungannya, baik yang bersifat internal maupun

eksternal.

b. Kombinasi seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan

dan mengevaluasi keputusan yang bersifat cross-fungsional yang

memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

c. Usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada diperusahaan untuk

menggunakan atau menagkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Dari definisi-definisi diatas ada beberapa kesamaan dasar yang bisa

ditangkap, yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, perubahan lingkungan yang harus diantisipasi serta strategi yang harus diimplementasikan.

Hunger dan Wheelen (2003:4), menyatakan bahwa manajemen strategis adalah serangkain keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan

(23)

2.2.2. Proses Manajemen Strategis

Michael A.Hitt et an.(2001: 6), proses manajemen strategis, yang dinamis

hakikatnya, adalah serangkain penuh komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk mencapai daya saing strategis dan menghasilkan diatas rata-rata. Input strategis relevan, berasal dari analisis

lingkungan eksternal dan internal, diperlukan untuk formulasi dan dapat mencapai hasil yang diinginkan bagi daya saing strategis dan laba diatas rata-rata. Jadi,

proses manajemen strategis digunakan untuk mencocokkan kondisi pasar dan struktur persaingan yang selalu berubah dengan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi (sumber input strategis) perusahaan yang terus-menerus berkembang.

Tindakan strategis efektif yang dilakukan dalam konteks formulasi dan implementasi strategis yang diintegrasikan dengan cermat akan menghasilkan

output strategis yang diinginkan.

2.3 Analisis Lingkungan

Dirgantoro (2001: 38), menyatakan bahwa analisis lingkungan adalah

proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang dan tantangan yang mempengaruhi kemampuan

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukannya analisis lingkungan adalah agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi.

Menurut Situmorang (2008:230), secara umum lingkungan organisasi dapat dikatagorikan kedalam 2 bagian yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan

(24)

2.3.1 Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu :

a. Lingkungan Umum adalah sekumpulan elemem-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya. Walaupun tingkat pengaruhnya bervariasi,

segmen-segmen lingkungan ini mempengaruhi setiap industri dan perusahaan yang ada di dalamnya.Segmen-segmen itu terdiri dari segmen demografis,

segmen ekonomi, segmen politik dan hukum, segmen sosiokultural, segmen teknologi, segmen global.

1. Segmen Demografis

Segmen demografis berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan. Seperti yang disebutkan

sebelumnya, perusahaan menganalisis segmen-segmen demografis dengan basis global bukan hanya dengan basis domestik.

2. Segmen Ekonomi

Segmen ekonomi merunjuk ke hakikat dan arah ekonomi dimana suatu perusahaan bersaing atau akan bersaing. Karena saling berkaitan antar bangsa

(25)

3. Segmen Politik dan Hukum

Segmen politik dan hukum adalah suatu arena di mana organisasi dan

kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang-undang yang mengatur interaksi diantara bangsa-bangsa.

4. Segmen Sosiokultural

Segmen sosiokultural berkaitan dengan sikap-sikap dan nilai kultur suatu

masyarakat, karena sikap dan nilai-nilai membentuk pondasi suatu masyarakat, mereka sering kali turut mendorong kondisi-kondisi dan perubahan-perubahan demografis, ekonomi, politik/hukum, dan teknologi.

5. Segmen Teknologi

Memiliki ruang lingkup yang beragam dan pervasif, perubahan teknologi

mempengaruhi banyak unsur dalam masyarakat. Pengarauh-pengaruh mereka timbul terutama melalui produk-produk, proses-proses, dan materi baru. Segmen teknologi meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam

menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkkan pengetahuan itu ke output, produk,proses, dan materi-materi baru.

b. Lingkungan Industri, sebuah industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang dapat saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling mempengaruhi.

(26)

strategis dan laba diatas rata-rata.Intensitas persaingan industri dan potensi laba industri (diukur dengan laba jangka panjang dari modal

yangdiinvestasikan) merupakan fungsi dari kelima kekuatan kompetitif : ancaman yang datang dari peserta bisnis baru, suplier, pembeli, produk subsitusi, dan intensitas persaingan diantara para pesaing.

Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Persaingan

kekuk suplir

Sumber : Michael A.Hitt et an. (2001:70)

1. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru

Peluang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada

karena pendatang baru sering sekali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, serta sering kali pula memilki sumber daya yang benar.

Ancaman dari produk pengganti

Persaingan di antara perusahaan yang

bersaing Kekuatan

tawar-menawar suplier

Ancaman dari peserta bisnis baru

(27)

2. Ancaman dari Produk Pengganti

Produk pengganti/barang subsitusi merupakan salah satu persaingan dari

perusahaan-perusahaan. Ancaman dari produk subsitusi ini kuat jika konsumen dihadapkan pada sedikitnya switching cost dan jika produk subsitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama bahkan lebih tingggi

dari produk-produk suatu industri.

3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memaksimalkan laba dari modal yang diinvestasikannya. Para pembeli ingin membeli produk-produk dengan harga serendah mungkin, di mana industri menghasilkan tingkat laba terendah yang

dapat diterima dari modal yang diinvestasikannya. Untukm mengurangi biayanya, pembeli menawar untuk kualitas yang lebih tinggi, jasa yang lebih berkualitas,

dan biaya yang lebih rendah. Hasil-hasil ini didapatkan dengan mendorong perusahaan-perusahaan tersebut untuk berperang diantara perusahaan-perusahaan industri. Para pelanggan (atau kelompok pembeli) berpengaruh ketika :

a. Mereka membeli porsi yang besar dari total output industri

b. Produk yang dibeli dari suatu industri mencakup porsi yang signifikan

dari biaya pembeli.

c. Mereka dapat beralih ke produk lain dengan biaya yang sedikit, jika

ada.

d. Produk-produk industri tersebut tidak distandarisasi, dan para pembeli

menghadapi ancaman berat jika mereka mengintegrasikan kebelakang

(28)

4. Kekuatan Tawar Menawar Suplier

Peningkatan harga dan pengurangan kualitas produk yang di jual adalah

cara-cara potensial yang dapat dilakukan suplier untuk menunjukkan penharuhnya terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu industri. Jika suatu perusahaan tidak mampu memulihkan kenaikan biayanya melalui struktur

harganya, profitabilitasnya dikurangi dengan tindakan-tindakan supliernya. Sekelompok suplier berpengaruh ketika :

a. Kelompok tersebut di dominasi oleh sedikit perusahaan-perusahaan

besar dan lebih terkonsentrasi daripada industri yang dilayaninya. b. Produk pengganti yang memuaskan tidak tersedia bagi

perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

c. Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut bukan merupakan

pelanggan yang signifikan bagi kelompok suplier tersebut.

d. Barang-barang suplier itu kritikal bagi keberhasilan pasar pembeli.

e. Efektifitas produk suplier telah menciptakan biaya switching cost

yang tinggi bagi perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut.

f. Suplier-suplier menjadi ancaman yang dapat dipercaya untuk

mengintegrasikan ke depan kedalam industri pembelinya (misalnya, perusahaan manufaktur pakaian dapat memilih unntuk beroperasi di gerai-gerai ritel yang dimilikinya sendiri). Kredibilitas meningkat

ketika para suplier tersebut memilki sumber daya substansial dan menyediakan produk-produk yang sangat terdeferensiasi bagi

(29)

5. Intensitas Persaingan di Antara Para Pesaing

Karena perusahaan-perusahaan dalam suatu industri satu sama lain saling

bergantung, tindakan-tindakan yang diambil sebuah perusahaan biasanya mengundang tindakan balasan kompetitif. Jadi, dalam banyak industri, perusahaan bersaing dengan aktif dan giat ketika mereka mengejar daya saing strategis dan

laba di atas rata-rata. Persaingan kompetitif meningkat ketika suatau perusahaan ditantang oleh tindakan-tindakan pesaingnya atau ketika dilihat adanya peluang

untuk meningkatkan posisi pasar. Dimensi-dimensi yang kelihatan dari persaingan didasarkan oleh, antar lain, harga, kualitas, dan inovasi.

c. Analisis Pesaing

Lingkungan pesaing adalah bagian terakhir dari lingkungan eksternal yang perlu dipelajari. Analisis pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap

perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Penting bagi semua industri, analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri

dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang. Jadi, ketika terlibat dalam analisis pesaing, perusahaan itu

berusaha untuk memahami

− Apa yang menggerakkan pesaing, seperti yang ditunjukan oleh tujuan-tujuan masa depanya.

(30)

− Apa yang diyakini .oleh pesaung tentang dirinya sendriri dan tentang industri, seperti yang ditunjukan oleh asumsi-asumsinya

− Apa kemampuan perusahaan, separti yang ditunjukan kapabilitasnya.

2.3.2 Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam

organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan

proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan.

Hunger dan Wheelen (2003:82), bidang fungsional yang menjadi variabel

dalam analisis internal adalah :

1. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan, harapan dan nilai yang di pelajari dan dibagikan oleh anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya.

2. Pemasaran

Tujuan pemasaran adalah mempengaruhi tingkat, waktu, dan karakter

permintaan dalam suatu cara yang akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Manajer pemasaran menghubungkan perusahaan dengan konsumennya dan dengan pesaingnya, karena itu manajer harus

(31)

a. Posisi dan Segmentasi Pasar

Posisi pasar mmenunjukkan bidang-bidang khusus bagi konsentrsi

pemasaran dan dapat diekspresikan dalam bentuk pasar produk dan lokasi geografis

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menunjukkan kombinasi tertentu variabel-variabel kunci dibawah pengawasan perusahaan yang dapat dipakai untuk

mempengaruhi permintaan dan memperoleh keunggulan kimpetitif Variabel tersebut adalah produk, harga, promosi, distribusi.

c. Daur Hidup Produk

Berkaitan dengan manajemen strategis, salah sattu konsep yang paling berguna dalam pemasaran adalah daur hidup produk. Meskipun

orang-orang pemasaran menyetujui bahwa produk yang berbeda memilki bentuk daur hidup yang berbeda pula, pertimbangan dalam daur hidup merupakan faktor penting dalam pemassran strategi.

3. Keuangan

Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi

(32)

4. Penelitian dan Pengembangan

Teknologi pasar menentukan posisi pasar dan jenis persaingan yang

dihadapi. Dalam hal ini manajer bertanggung jawab mengusulkan dan melaksanakan strategi teknologi perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan.

5. Operasi

Dalam operasi, yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan

mengoperasikan sebuah sistem yang akan menghasilkan jumlah produk dan jasa yang dibut uhkan dengan kualitas tertentu pada harga yang sudah ditentukan pula dan dalam waktu yang sudah dibagikan.

6. Sumber Daya Manusia

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, yang dilakukan adalah

meningkatkan antar individu dengan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Kualitas kesesuaian ini berpengaruh terhadap kinerja, keputusan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.

7. Sistem Informasi

Mengenai sistem informasi, yang dilakukan adalah merancang dan

mengelola aliran informasi dalam organisasi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan produktivitas dan pengambilan keputusan. Informasi harus dikumpulkan, disimpan, dan digabungkan dalam suatu metode tertentu

(33)

2.4 Pemilihan Alternatif Strategi

Menurut Situmorang (2008: 240), jenis-jenis strategi alternatif yaitu :

1. Strategi Integrasi

a. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan

kendali pada distributor atau pengecer.

b. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau

kendali lebih besar pada perusahaan pemasok.

c. Integrasi horizontal, merujuk pada strategi mencari kepemilikan

dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.

2. Strategi Agresif

a. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk

dan jasa yang sudah ada di pasar yang sudah lewat, usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar termasuk menambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan, menawarkan barang

promosi, penjualan eksentif atau menambah usaha publisitas.

b. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang

sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya banyaknya produk-produk internasional yang masuk ke daerah indonesia.

c. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan

penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan produk biasanya memerlukan

(34)

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau jasa

baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan yang sekarang menambah kedunia bisnis insurance.

b. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang

tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada. Misalnya,

Coca-Cola yang menambah pasar air minum dalam botol serta teh.

c. Diversifikasi konglomerat adalah menambah produk atau jasa baru.

Beberapa perusahaan melakukan diversifikasi konglomerat

sebagian di dasarkan pada laba dari memecah mecah perusahaan yang dibeli dan menjual divisi sebagian demi sebagian.

4. Strategi Defensif

a. Usaha patungan, strategi populer yang terjadi kalau ada dua

perusahaan atau lebih membentuk kemitraan atau konsorsium sementara dengan tujuan kapitalisasi atau beberapa peluang.

Strategi ini dapat dianggap defensif hanya kerena perusahaan tidak melakukan proyek sendirian.

b. Penghematan/penciutan, terjadi ketika suatu organisasi mengubah

kelompok lewat penghematan biaya dan aset untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun. Kadang-kadang disebut strategi

(35)

c. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk akuisisi

atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian

dari strategi penciutan menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas perusahaan

lain.

d. Likuidasi, menjual semua aset perusahaan, bagian demi bagian

untuk nilai dari aset berwujud.

e. Strategi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari

dua arah atau lebih strategi secara simultan tetapi suatu strategi

kombinasi mungkin membawa resiko yang istimewa bila dilaksankan terlalu jauh.

2.5 Pengembangan Usaha

Menurut Solihin (2006: 35), pengembangan usahan dapat dilakukan

melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut: 1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan pada mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut muncul

(36)

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran kasar mengenai bisnis yang akan

dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep yang lebih spesifik.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang akan melakukan penggunaan sumber

daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikaian komponen utama yang harus dikembangkan oleh wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah

kecendrungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.

4. Implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha

Rencana yang di buat kemudian diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha

akan megerahkan berbagai sumber daya yang di butuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha. Setelah itu

dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan

memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan

(37)

Menurut Suryana (2006: 156), Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan teknik sebagai beriku :

1. Peningkatan skala ekonomis

Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, sistem distribusi dan tempat usaha. Ini dilakukan bila perluasan

usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang, yang berarti mencapai skala ekonomis (economics of scale). Sebaliknya,

bila peningkatan output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomic of scale), maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik

paling efisien, maka perluasan skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan biaya.

2. Perluasan cakupan usaha

Cara ini bisa dilakukan dengan menambah usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda dari sekarang yang diproduksi (diversifikasi), serta

dengan teknologi yang berbeda. Dengan demikian, lingkup usaha ekonomis dapat di defenisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis

yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara

bersama-sama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi

masing-masing produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan bila wirausaha memiliki pemodalan yang cukup.

(38)

bersama (join totalt production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah lebih besar daripada

penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk tersebut apabila diproduksi secara terpisah.

Menurut Indivara (2008: 60), mengembangkan usaha dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut :

1. Menyisihkan dana harian atau bulanan untuk mengembangkan usaha yang akan digunakan :

a. Menambah jumlah dan ragam barang/jasa yang dijual.

b. Memperbesar tempat usaha demi kenyamanan konsumen. c. Menambah lokasi usaha

d. Memperbesar jaringan usaha e. Menjadi agen (semi grosir)

2. Kecermatan dalam menyusun cast flow(aliran keuangan)

3. Mengoptimalkan ruang yang ada

Mengoptimalkan ruang yang ada berarti menata ruang secara efisien

karena faktor tata letak sangat mempengaruhi image konsumen terhadap produk. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah :

a. Mengutamakan pelayanan konsumen

b. Penempatan barang dagangan dan stok

c. Fokus, artinya produk unggulan berada di tempat yang mudah

(39)

4. Menerapkan Quality Control (QC)

Quality control diperlukan demi meningkatkan kualitas. Hal ini

dilakukan dengan terlebih dahulu menyeleksi produk yang akan dijual. Jadi, produk yang terbaik saja yang akan dijual kepada konsumen, sementara produk gagal/tidak lolos seleksi bisa dijadikan sebagai alat

promosi.

5. Persaingan sehat

Persaingan yang sehat perlu diterapkan dalam dunia usaha. Persaingan yang sehat dapat dicapai dengan menggali kelebihan yang dimiliki dan melihat kelebihan bisnis.

6. Mengatasi peluang

Dalam kegiatan bisnis, sering dijumpai seorang pembeli yang berniat

membeli dengan menghutang. Jika hal ini tidak dapat diantisipasi dengan baik, akan membuat bisnis menjadi lemah. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah mengenali pelanggan secara pribadi,

melayani dengan mengantisipasi penipuan dan kecurangan, dan mengarahkan sesuai dengan kemampuan pembeli.

7. Jumlah pegawai yang efektif

Jumlah karyawan yang dimiliki harus tepat karena kekurangan dan kelebihan karyawan akan menimbulkan permasalahan.

8. Nilai plus bisnis

Bisnis tersebut harus memiliki nilai lebih dibandingkan dengan

(40)

bisnis dapat ditempuh dengan pelayanan yang baik, peralatan dan perlengkapan yang baik, serta suasan yang mengesankan.

2.6 Analisis SWOT

2.6.1 Pengertian analisis SWOT

Menurut Rangkuti (1997: 18), analisi SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilann keputusan

strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan

kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner)

harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis

SWOT.

2.6.2 Cara Membuat Analisis SWOT

Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT . SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strength dan Weaknesess serta lingkungan eksternal Opportunities dan

(41)
[image:41.595.146.502.198.487.2]

faktor eksternal peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesess).

Gambar 2.2 Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi

Turn-around agresif

4.Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

defensif diversifikasi

Sumber : Freddy Rangkuti (1997: 19)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(Growth oriented strate).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL

KEKUATAN INTERNAL

(42)

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara

strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa

kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matriks.

Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik, Misalnya, Aplle

meninjau kembali teknologi yang digunakan dengan cara menawarkan produk-produk baru dalam industri

microcomputer.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut mengalami berbagai ancaman dan

(43)

2.7 Tahapan Perencanaan Strategi

Menurut Freddy Rangkuti (1997: 21), Proses penyusunan perencanaan

strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu :

1. Tahap Pengambilan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data,

tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan

data internal.

Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan, seperti :

a. Analisis pasar b. Analisis kompetitor

c. Analisis komuitas d. Analisis pemasok e. Analisis pemeritah

f. Analisis kelompok kepentingan tertentu

Data internal dapat diperoleh dari dalam lingkungan perusahaan itu sendiri, yaitu :

a. Laporan keuangan (neraca, laba-rugi, cast flow, struktur

pendanaan)

b. Laporan kegiatan sumber daya manusia (jumlah karyawan,

(44)

d. Laporan kegiatan pemasaran

Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari, yaitu : a. Matrik faktor strategi eksternal

b. Matrik faktor strategi internal

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua

informasi tersebut dalam model-model yang dirumuskan. Dalam hal ini penggabungan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan

memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan

posisi perusahaan yang telah digambarkan pada matriks SWOT.

2.8 Budidaya Jamur Tiram

2.8.1 Budidaya Jamur Tiram

Dirjen Hortikultura (dalam Yessica Wisandhini,2008), budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara, dan mengembangkan sesuatu yang

(45)

1. Media Tumbuh

Media untuk pertumbuhan jamur tiram dibuat menyerupai kondisi tempat

tumbuh jamur tiram di alam. Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya jamur tiram adalah :

a. Serbuk gergaji

b. Bekatul sebagai sumber karbohidrat, lemak dan protein.

c. Kapur (CaCO3) sebagai sumber mineral dan pengatur pH media d. Gips sebagai bahan penambah mineral dan untuk mengokohkan

media

Ada beberapa komposisi campuran media antara serbuk gergaji dan

penambahan nutrisi yang berbeda-beda. Salah satu komposisi campuran media tumbuh jamur tiram adalah serbuk gergaji (80%), bekatul (16%), kapur atau

CaCO3 (2%) dan gips (2%).

Kadar air media diatur antara 60-65 % dengan cara menambahkan air bersih. Apabila air yang ditambahkan kurang maka penyerapan makanan oleh

jamur menjadi kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka mengakibatkan busur akar.

(46)

2. Syarat Tumbuh

a. Suhu

Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium adalah berkisar antara 22-28oC. Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22oC.

b. Kelembaban

selama masa pertumbuhan miselium kelembaban udara dipertimbangkan

antara 60-70 %. Pada pertumbuhan badan buah kelembaban yang dikehendaki antara 80-90 %.

c. Cahaya

pertunbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux

(10%), sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.

d. Air

kandungan air dalam sebstrat berkisar antara 60-65 %. Apabila kondisi

kering maka pertumbuhan jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan

(47)

3. Proses Budidaya

a. Pencampuran bahan

serbuk kayu, dedak, atau bekatul, jagung halus serta kapur yang telah ditimbang, kemudian dicampurkan. Pencampuran dapat dilakukan secara manual dengan tenaga manusia apabila kapasitas produksinya masih kecil. Apabila

produksi cukup besar, maka pencampuran dilakukan dengan mesin pencampur. Pencampuran harus dilakukan dengan cara merata, sehingga tidak terdapat

penggumpalan. Jika pencampuran tidak merata, maka akan terpengaruh terhadap pertumbuhan jamur.

b. Pengomposan

proses pengomposan dimaksud untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dengan bahan-bahan dengan bantuan mikrobe, sehingga diperoleh

senyawa-senyawa yang sederhana. Senyawa-senyawa sederhana akan lebih mudah dicerna oleh jamur, sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur yang lebih baik.

c. Pembukusan

pembukusan dilakukan dengan menggunakan plastik poliprolene karena

plastik ini relatif tahan panas. Ukuran plastik bermacam-macam. Pembukusan dilakukan dengan cara memasukkan adonan kedalam plastik, kemudian adonan itu dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat lain. Media yang kurang padat

(48)

plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari potongan pralon atau bambu kecil pada bagian leher plastik. Dengan demikian, bungkusan akan

menyerupai botol.

d. Sterilisasi

sterilisasi adalah suatu proses yang akan dilakukan untuk menginaktifkan

pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90oC selama enam sampai delapan jam. Alat yang digunakan pada proses ini, dapat berbentuk

drum minyakk yang sedikit dimodifikasi dengan menambah serangan sebagai pembatas antara air dengan tempat media.

e. Inokulasi

inokulasi adalah proses pengisisian bibit ke dalam media tanam pada tempat yang seteril. Inokulasi dapat dilakukan dengan menggunakan taburan atau

tusukan. Inokulasi dengan cara taburan adalah dengan menaburkan bibit ke dalam media tanam secara langsung. Sementara ituu, Inokulasi tusukan adalah dilakukan dengan cara membuat lubang di bagian tengah melalui ring ssedalam tiga

perempat dari tinggi media.

f. inkubasi

(49)

hari sejak dilakukan inokulasi. Keberhasilan tumbuhan miseliajamur dapat diketahui sejak dua minggu setelah inkubasi.

g. Penumbuhan

media jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur 40-60 hari sudah siap untuk dilakukan penumbuhan. Penumbuhan dilakukan dengan

cara membuka plastik atau media tumbuh yang sudah penuh oleh miselia. Pembukaan media dilakukan dengan tujuan memberikan oksigen yang cukup

untuk pertumbuhan tubuh buah jamur.

h. Panen

panen dilakukan denga cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada.

Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan cara pemotongan cabang yang berukuran besar saja. Sebab dalam rumpun jamur memilki stadia pertumbuhan

yang sama. Apabila pemanenan hanya dilakukan pada jamur yang besar saja, maka jamur yang berukuran kecil tidak akan bertambah besar, bahkan kemungkinan akan mati (layu dan membusuk). Bagian jamur yang tertinggal akan

mengakibatkan kerusakan media bahkan akan merusak pertumbuhan jamur lain.

2.9 Kerangka Pemikiran Konseptual

(50)
[image:50.595.114.492.103.482.2]

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran konseptual

Sumber : Diolah Oleh Peneliti Budidaya jamur tiram Bapak Koko

Lingkungan Usaha

Analisis Lingkungan Internal : Kekuatan kelemahan

Analisis Lingkungan Eksternal :

Peluang Ancaman

Matrik IFAS

Matrik EFAS

Matrik SWOT

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

menggambarkan dan mendeskripsikan objek penelitian secara keseluruhan dan sifatnya mengungkapkan fakta setelah kejadian. Penelitiiann ini mendefinisikan

visi, misi, dan tujuan usaha, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target, penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan

perusahaan.

Dari analisis ini, maka akan menggambarkan kondisi riil perusahaan baik

internal maupun eksternal perusahaan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena pada umumnya permasalahan belum jelas, kompleks, dinamis dan penuh makna. Pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif

dalam penelitian ini yaitu dengan cara memberikan gambaran mengenai data atau kejadian berdasarkan fakta-fakta yang tampak pada situasi yang diselidiki peneliti

(52)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada budidaya jamur tiram putih milik Bapak

Koko yang terletak di Jalan Tanjung Slamet, Medan Sunggal. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha ini memilki prospek yang cukup besar tetapi belum mampu memaksimalkan

permintaan pasar yang besar, keterbatasan modal, dan persaingan dalam harga. Pemilihan lokasi dalam penelitian ini juga bertujuan agar usaha budidaya jamur

tiram putih tersebut dapat dikembangkan karena memiliki prospek ekonomi yang cukup besar dan mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat diantara para pesaing serta mampu memenuhi permintaan pasar yang ada. Selain itu mampu

memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar dalam peningkatan ekonomi.

3.3. Jenis dan Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pemilik dan karyawan

dalam usaha jamur tiram di Tanjung Slamet. Pemilihan responden dari data primer di dalam usaha berdasarkan pada pertimbangan bahwa pemilik paling

mengetahui secara baik mengenai kondisi usaha dan strategi yang diterapkan. Penelitian ini juga melakukan pengamatan secara langsung kegiatan serta kondisi internal maupun eksternal usaha maupun kegiatan lain yang sifatnya mendukung

penelitian.

Data sekunder didapatkan dari studi literatur dari jurnal, buku,

(53)

3.4. Informan penelitian

Informan penelitian ini meliputi dua macam, yaitu informan kunci,

informan utama. Berapa jumlah responden atau informan dalam penelitian kualitatif belum diketahui sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini karena pengumpulan data penelitian kualitatif mempunyai

tujuan tercapainya kualitas data yang memadai, sehingga sampai dengan responden yang keberapa data telah dalam keadaan tidak berkualitas lagi dalam

arti sudah mencapai titik jenuh karena responden tersebut sudah tidak lagi memberi informasi baru lagi.

Sebagai informan kunci ditujukan kepada direktur sekaliigus pemilik

usaha yaitu Bapak Koko, sedangkan sebagai informan utama akan ditujukan kepada seluruh karyawan usaha budidaya Bapak Koko.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :

a. Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

(54)

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan adalah garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan.

b. Obsevasi

Teknik pengumpulan data obsevasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila respon yang

diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi secara langsung untuk mengetahui situasi dan kondisi lokasi serta proses budidaya jamur tiram Bapak Koko yang berada di Tanjung

Slamet, Medan Sunggal. Observasi ini akan dilengkapi dengan bukti-bukti dokumen dan data lainnya. Proses observasi dilakukan dalam jangka

waktu yang dibutuhkan peneliti untuk mendapatkan data yang lebih akurat, dengan harapan peneliti akan mendapatkan data yang diinginkkan.

3.6. Defenisi Konsep

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang

diteliti, penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang digunakan :

a) Strategi

Strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

(55)

b) Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dilakukan melalui tahap-tahap pengembangan usaha

sebagai berikut : (1) Memiliki Ide Bisnis. (2) Penyaringan Ide/Konsep, (3) Pengembangan Rencana Usaha dan, (4) Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal, (5) Implementasi Rencana Usaha dan (6)

Pengendalian Usaha. c) Budidaya jamur

Budidaya adalah suatu tindakan dimana menjaga, memelihara, dan mengembangkan sesuatu yang dinyatakan hampir punah.

3.7. Teknik analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan SWOT. Dari hasil analisis SWOT akan

diperoleh strategi alternatif yang akan membantu dalam mengembangkan usaha.

Data analisis SWOT dengan penentuan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS).

a. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan

peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :

(56)

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,0).

3. Hitung rating (dalam kolom) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika

kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilanya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

(57)
[image:57.595.114.511.113.422.2]

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Faktor-faktor strategi internal

(1)

Bobot (2)

Rating (3)

Bobot x rating (4)

Komentar (5)

KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

KELEMAHAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

TOTAL

b. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan

pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan total dari masing-masing faktor eksternal. Yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Untuk

mengembangkan matriks EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tentukan dan susunlah faktor-faktor dalam kolom yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 mulai dari 1,00

(58)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengann memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika

peluangnya sedikit, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamanya sangat besar,

ratinngnya adalah 1, tetapi jika ancamannya sedikit, ratingnya adalah (4).

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolomm 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,00 (outstanding) sampai dengan skor 1 (poor).

5. Gunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

(59)
[image:59.595.113.513.139.510.2]

Tabel 3.2 Matrik Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor Startegi Eksternal

(1)

Bobot

(2)

Rating

(3)

Bobot

rating x (4)

Komentar

(5)

PELUANG

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

ANCAMAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

Dst 0,00 0 0,00

TOTAL

Sumber : Freddy Rangkuti (2009:24)

Tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan

(60)
[image:60.595.111.513.118.545.2]

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS)

Variabel Strength (kekuatan)

Bobot Weakness (kelemahan)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (A)

0,00 Sub Total (B)

0,00

Variabel Opportunity

(Peluang)

Bobot Threat

(Acaman)

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total

(C)

0,00 Sub Total

(D)

0,00

Total S+O Atau

(A)+(C)

0,00 Total W+T Atau

0,00

Sumber : Freddy Rangkuti (2009:25)

Hasil yang diperoleh adalah :

1. Bila S(A) + O(C) > W(B) + T(D) maka faktor strategi kekuatan dan peluang

mendukung terciptanya jalan keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.

(61)

ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi

lainnya.

Pada tahap selanjutnya akan digunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahan yang

[image:61.595.114.514.306.724.2]

telah digambarkan pada matriks SWOT.

Tabel 3.4 Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITY (O) Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang

Startegi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang

THREAT (T) Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

memaksimalkan

(62)

Keterangan :

1. Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan perusahaan untuk

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST dibuat dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi seluruh kemungkinan ancaman.

3. Strategi WO dibuat dengan memanfaatkan peluang untuk meminimalkan ancaman.

(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Usaha ini berdiri pada Januari 2013, dimana pemilik pertama kali membuka usaha tersebut. Berawal dari pembukaan usaha jamur tiram krispy yang berbahan

baku jamur tiram mentah. Semakin banyaknya tingkat permintaan dari penjualan jamur krispy namun bahan baku jamur tiram mentah sulit untuk

didapatkan.Pemilik mellihat peluang itu, dimana pasar yang ada di Kota Medan begitu besar akan kebutuhan bahan baku jamur tiram mentah untuk digunakan sebagai bahan pembuatan makanan ringan, obat herbal dan lain sebagainya.

Pemilik langsung mengambil langkah untuk membuka usaha budidaya jamur tiram mentah dengan tujuan mampu memenuhi stock bahan baku jamur tiram

mentah sendiri untuk memperlancar usaha jamur tiram krispy dan berbagai olahan lainnya yang berasal dari jamur tiram mentah, misalnya nugget jamur, jamur tiram krispy, dan keripik jamur. Dari banyaknya permintaan pasar yang semakin terbuka

lebar mengakibatkan banyaknya permintaan bahan baku jamur tiram mentah yang ada didalam Kota Medan. Pemilik semakin bersemangat untuk menambah

produksi jamur tiram mentah agar mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin banyak. Pemilik akhirnya menambah beberapa baglog untuk menambah tingkat produksi yang besar, yang awalnya hanya 500 baglog yang hanya mampu

menghasilkan 5kg jamur tiram mentah perhari nya dan hanya mampu memenuhi kebutuhan usaha jamur olahan Bapak Koko sendiri hingga saat ini sudah menjadi

(64)

Usaha budidaya jamur tiram mentah Bapak Koko sudah berjalan selama 17 bulan terhitung dari awal berdirinya hingga saat ini. Pemilik selalu berharap agar

usaha ini tetap berjalan dan mampu berproduksi dengan baik sehinggga mampu memenuhi permintaan pasar yang banyak. Bapak Koko juga selalu mengutamakan pelangga

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Model Lima Kekuatan Persaingan
Gambar 2.2 Analisis SWOT
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PADA KANTOR KECAMATAN SUNGAI PANDAN KABUPATEN HULUH.

[r]

In sum, the literature on pursuit accidents shows that they occur, in general, when the chase is initiated for traffic violations as well as for criminal matters, that they are

10 XI MIPA 2 Didi Supriadi, S.Pd Tim Pengem bang Standar Nasional Pendidikan 11 XI MIPA 3 H arjan to, S.Pd Tim Pengem bang Standar Nasional Pendidikan.. 12 XI MIPA 4 Larosa

Seventy-nine (86 percent) departments out of 92 in the 0-11 size range reported having a pursuit policy; 48 (96 percent) departments with 12-25 sworn officers reported having a

ACAH RIANTO, S.Pd SUGIYANTA,

This analysis examines the accident injuries and fatalities which occurred during a one year study of pursuits in Michigan, and it compares those outcome rates to Michigan’s three

Conferences & Award: Best Corporate Governance for Newly. Listed