• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAANDI DESA SWARGA BARA, KECAMATAN SANGATA UTARA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAANDI DESA SWARGA BARA, KECAMATAN SANGATA UTARA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kemiskinan menjadi suatu topik pembicaraan dari berbagai

negara di dunia ini, dimana kemiskinan merupakan salah satu penyebab terjadinya

ketimpangan kesejahteraan hidup antar negara-negara maju dan negara-negara

berkembang, serta menyebabkan terjadinya benturan dan ketimpangan yang

meningkat diantara orang-orang dalam suatu negara. Selain itu kemajuan

teknologi juga menjadi faktor yang menyebabkan meningkatnya ketimpangan

kesejahteraan masyarakat yang tidak mempunyai akses terhadap teknologi yang

melanda dunia dan semakin terpinggirkan. Melihat situasi yang terjadi tersebut

maka dibentuklah sebuah wadah yang berbasis internasional untuk memberantas

atau menanggulangi kemiskinan melalui pembangunan millennium dimana salah

satu tujuan pembangunan milenium tersebut adalah memberantas kemiskinan dan

kelaparan. Diharapkan tahun 2015 angka kemiskinan didunia dapat dikurangi

separuhnya 1.

Indonesia masih menghadapi kemiskinan yang berkepanjangan. Kondisi

kesejahteraan rakyat Indonesia secara umum masih memperihatinkan karena

jumlah rakyat miskin Indonesia masih cukup banyak walaupun ada penurunan

dari jumlah tersebut. Menurut data BPS tahun 2011, persentase kemiskinan

Indonesia sebesar 13.33 persen atau berjumlah hampir 30 juta orang. Angka ini

1

(2)

2 masih jauh dari kategori kesejahteraan. Situasi ini belum memberikan ketenangan

mengingat Badan Perencanaan Nasional menyatakan bahwa penanggulangan

kemiskinan perlu upaya yang keras dalam mengatasinya2.

Kebijakan pembangunan Indonesia sebelum adanya era otonomi daerah

menggunakan konsep pembangunan “tradisional” atau cara lama yang melahirkan

strategi pembangunan dari atas ke bawah (top down strategy). Penerapan strategi

pembangunan ini dikatakan berhasil hanya di negara-negara maju, akan tetapi

strategi ini kurang tepat untuk diterapkan dalam konteks pembangunan di negara

berkembang terutama Indonesia.

Konsep paradigma lama tersebut tidak menekankan peran utama

masyarakat akan tetapi semua hal dilaksanakan oleh pemerintah. Ketika

munculnya era otonomi daerah maka munculah suatu alternatif konsep

pembangunan baru yaitu konsep pembangunan dari bawah ke atas (bottom up

strategy). Seiring dengan berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah, terutama pada pasal 22 yang menyebutkan kewajiban

daerah otonom maka peran pemerintah pada sistem otonomi daerah ini diharapkan

bisa memberikan dukungan luas bagi pembangunan dan pemberdayaan sehingga

akan terwujud suatu pembangunan dengan peran masyarakat yang lebih nyata.

Pada dasarnya pembangunan dengan sistem seperti ini merupakan pembangunan

yang dilakukan menurut aspirasi masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

kepentingan masyarakat. Tujuannya adalah masyarakat itu sendiri bisa menjadi

mandiri, kualitas kehidupan dapat meningkat, berkembangnya sumber daya

2

(3)

3 produktif, pengangguran dapat teratasi dan kemiskinan dapat ditekan. Dalam

dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) yang

ditetapkan melalui Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tertulis, kebijakan

penanggulangan kemiskinan berada di urutan ke-4 dari 11 daftar prioritas

nasional. Dokumen ini pun menetapkan target untuk menurunkan tingkat

kemiskinan ke angka 8 – 10 persen di akhir 2014.3

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat

seiring dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mampu

mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan. Untuk itu upaya

pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri

dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan

adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

harus dilakukan melalui tiga tahapan yaitu pertama, menciptakan iklim yang

memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Kedua, penguatan

potensi dan daya yang dimiliki oleh masyarakat (empowering). Ketiga,

pemberdayaan yang juga berarti melindungi. Pemberdayaan masyarakat berkaitan

dengan pengaruh yang berikan oleh orang-orang yang mempunyai kekuasaan

(aparat) untuk memperkuat atau memiliki kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga keberhasilan

pemberdayaan masyarakat itu dipengaruhi oleh aparat yang memiliki kompetensi

di bidangnya4. Dalam arti luas kompetensi memuat kemampuan mentransfer

3

Perpres no.5 tahun 2010

(4)

4 keahlian dan kemampuan kepada situasi baru dalam wilayah kerja.5 Pemerintah

sebagai pemegang kekuasaan dalam memberdayakan masyarakat diharuskan

memiliki kompetensi yang sesuai.

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Koordinator bidang Kesejahteraan

Rakyat selaku ketua tim penanggulangan kemiskinan

No:25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 tentang Pedoman Umum Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM MANDIRI), tahun 2008

PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan

Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan

pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. PNPM Mandiri diperkuat

dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh

berbagai kementerian atau sektor dan pemerintah daerah.6 Pelaksanaan PNPM

Mandiri juga diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Hal ini akan sangat

berdampak pada kemajuan daerah terutama kabupaten atau kota.

Salah satu program yang digalakkan pemerintah saat ini adalah Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) dengan

merumuskan bentuk pemberdayaan yang menyentuh masyarakat. Berdasarkan

perkembangan tersebut, Kabupaten Kutai Timur telah melaksanakan PNPM

Mandiri Perdesaan sejak tahun 2008 sebagai dukungan untuk mengentaskan

kemiskinan nasional dan terutama di daerah tersebut. Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kabupaten Kutai Timur tahun

5 Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Refika Aditama

6 Keputusan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 Tentang Pedoman Umum

(5)

5 2012 mengalokasikan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 28,65

miliar yang berasal dari APBN . Akan tetapi program yang telah berjalan ini

kurang terlaksana dengan maksimal karena faktanya berdasarkan data Badan

Pusat Statistik tahun 2012, penduduk miskin di Kabupaten Kutai Timur secara

jumlah dan persentase mengalami peningkatan yaitu dari 22.890 jiwa pada tahun

2009 menjadi 29.200 jiwa pada tahun 2010.

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki

rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sedangkan

tingkat pengangguran sebesar 12,7 persen yang menempatkan Kabupaten Kutai

Timur pada urutan 13 dari 14 kabupaten atau kota di Provinsi Kalimantan Timur7.

Kondisi dimana masyarakat belum mampu menjalankan program tersebut secara

efektif, seharusnya program yang dijalankan dapat mendorong prakarsa dan

inovasi masyarakat secara berkelanjutan dalam partisipasi pengentasan

kemiskinan. Penambahan jumlah penduduk miskin dan pengangguran tersebut

mengindikasikan bahwa sosialisasi yang disampaikan aparat pelaksana belum

mampu diterima dan dijalankan dengan baik oleh masyarakat. Selain itu proses

pembinaan yang dilakukan oleh aparat pelaksana dalam rangka transfer of

knowledge and skill (pengetahuan dan kemampuan atau keterampilan) berjalan

kurang efektif.

7

(6)

6 Pelaksanaan PNPM MP yang diselenggarakan di Kabupaten Kutai Timur

harus saling mendukung antara Pemerintah Desa dan masyarakat karena

masyarakat tidak bisa berjalan sendiri dalam melaksanakannya, maka perlu peran

yang maksimal dari Pemerintah Desa, sehingga program yang dijalankan dapat

meningkatkan pendapatan perkapita yang imbasnya pada pengurangan angka

kemiskinan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008

tentang Kecamatan, menyebutkan bahwa salah satu tugas umum pemerintahan

yang dilaksanakan oleh kecamatan yaitu mengoordinasikan kegiatan

pemberdayaan masyarakat. Ketidakberhasilan pelaksanaan PNPM MP dalam

rangka pemberdayaan masyarakat tersebut di akibatkan oleh belum efektif

pelaksanaan tugas atau masih kurangnya efektivitas Pemerintah Desa.

Didasarkan uraian diatas, penulis sangat termotivasi untuk melaksanakan

penelitian dengan judul “Peran Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara , Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penyusun merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran Pemerintah Desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri

Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara, Kabupaten

(7)

7

2. Apa hambatan pelaksana dalam menjalankan PNPM Mandiri Perdesaan

di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara, Kabupaten Kutai

Timur, Kalimantan Timur?

3. Upaya apa yang di dilakukan untuk mengatasi hambatan yang di hadapi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Peran Pemerintahan Desa pelaksana PNPM Mandiri

Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara.

2. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pelaksana dalam

menjalankan PNPM Mandiri Perdesaan.

3. Mengetahui upaya yang di lakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan

yang terjadi.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Sebagai kontribusi syarat kelulusan Universitas Muhammadyah Malang

dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul Peran Pemerintahan Desa Dalam

Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di

Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara, Kabupaten Kutai Timur,

(8)

8 2. Manfaat Praktis

Secara Praktis penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan kinerja

Pemerintahan Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara,

Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur

E. Definisi Konsep

Definisi Konsep merupakan penggambaran suatu fenomena secara abstrak

yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas.8

Adapun konsep – konsep yang di buat dalam Penelitian ini agar terfokus sesuai

dengan tujuan yang dicapai peneliti, sehingga batasan – batasannya tidak keluar

dari konteksnya adalah sebagai berikut :

1. Peran a. Peran

Peran memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang yang

mempunyai suatu status. Sehingga peran mempuni yaitu kaitan yang erat dengan

status, karena didalamnya terdapat aspek-aspek yang dinamis dari status, yaitu

seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban.

Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat

stabil.

8

(9)

9 b. Pemerintah Desa

Pemerintah Desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat

memiliki peran yang strategis dalam pengaturan masyarakat desa atau kelurahan

dan keberhasilan dalam pembangunan Nasional. Karena peranan nya yang besar,

maka perlu adanya Peraturan – Peraturan atau Undang – undang yang berkaitan

dengan pemerintahan desayang mengatur tentang pemerintahan desa, Sehingga

roda Pemerintahan berjalan optimal.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakam terjemahan dari kata “empowerment” secara

etimologi kata pemberdayaan/empowermnt berasal dari kata daya atau power.

Dengan demikian pemberdayaan berkaitan dengan kata daya, kewenangan atau

kekuasaan tertentu. Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan

konsep mengenai kekuasaan, Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan

kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari

keinginan dan minat mereka.

Pemberdayaan dalam konteks masyarakat adalah individu yang

bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang

bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memampukan

dan memandirikan masyarakat. Atau dengan kata lain adalah bagaimana

(10)

10 Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai Proses,

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu

yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujutan, maka pemberdayaan

menunjuk pada keadaan atau hasil yang dicapai oleh sebuah perubahan sosial;

yaitu masyarakat yang berdaya. Memiliki kekuasaan atau mempunyai

pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang

bersifat fisik, ekonomi maupaun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam

kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.9

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata

lain, pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Pemberdayaan adalah upaya umtuk membangun daya dengan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta

berupaya untuk mengembangkannya.

3. PNPM Mandiri Perdesaan

PNPM Mandiri pada hakekatnya adalah program nasional yang dijalankan

oleh semua kalangan untuk menanggulangi kemiskinan dan perlusan kesempatan

kerja melalui upaya-upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan

9

(11)

11 keberdayaan dan kemandiriannya dalam tujuan peningkatan kualitas hidup dan

tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan dari PNPM Mandiri

dengan tujuan untuk menciptakan dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam

menjalankan proses pembangunan dari,oleh dan untuk masyarakat dengan

didukung oleh berbagai kalangan atau pemangku kepentingan lainnya. Pelaku

utama pembangunan adalah masyarakat sendiri.

Pemerintah mendorong program nasional ini melalui pengembangan sistem

dan disain program, penyediaan pendampingan serta pendanaan stimulan dalam

wadah PNPM Mandiri yang akan mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat

dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan

kerja secara berkelanjutan.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variable atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau mendefinisikan

kegiatan, ataupun memberikan suatu oprerasional yang diperlukan untuk

mengukur konstrak atau variable tersebut. Definisi operasional yang dibuat dapat

berbentuk definisi operasional yang diukur (measured), ataupun definisi

eksprimental. Definisi operasional yang diukur memberikan gambaran bagaimana

(12)

12 Dalam penelitian ini variable penelitiannya adalah Peran Pemerintah Desa

Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangata Utara , Kabupaten Kutai

Timur, Peran memiliki arti perilaku yang diharapkan dari seseorang yang

mempunyai suatu status.

Maka ditetapkan beberapa indicator sebagai berikut :

1. Peran Pemerintahan Desa dalam pelaksanaan program PNPM MP

2. Pemberdayaan Masyarakat melalui PNPM MP

3. Hambatan – hambatan yang dihadapi pelaksana dalam pelaksanaan PNPM

4. Cara menanggulangi hambatan dalam pelaksanaan PNPM MP

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat

deskriptif , metode ini adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang.10 Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat

mengenai fakta – fakta , sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

10

(13)

13 2. Sumber Data

a. Sumber data primer

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal dari

wawancara. Wawancara merupakan kumpulan orang yang berkompeten dan

terkait dengan penelitian ini.

b. Sumber data skunder

Data sekunder adalah data yang mendukung, menjelaskan, serta memberikan

tafsiran terhadap sumber data primer. Dalam hal ini yaitu data – data yang

diperoleh secara tidak langsung melalui dasar tulisan adalah data yang

mendukung penelitian, serta jurnal – jurnal dan buku – buku yang berhubungan

dengan Peran Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan

Sangata Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan pengambilan data oleh penyusun

dengan menggunakan alat atau instrument. Dalam pengumpulan data ada

(14)

14 a. Observasi

Observasi atau sering disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan

penelitian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Metode ini disebut juga metode yang menggunakan pengamatan atau

penginderaan langsung terhadap suatu benda,kondisi, situasi, proses, prilaku.11

Adapun tahapan dalam observasi ini meliputi tahapan memasuki situasi sosial

baik tempat, pelaku kegiatan maupun aktivitas dalam kegiatan tersebut.

Selanjutnya menentukan fokus yang akan diamati dalam pelaksanaan aktivitas

yaitu peran dan fungsi Pemerintahan Desa yang melakukan aktivitas seperti

proses pembinaan, penyuluhan dan pengawasan. Tahapan terakhir yaitu

munguraikan fokus yang diamati untuk menemukan pemahaman yang

mendalam.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data kepada

responden, dan jawaban – jawaban responden di catat atau di rekam dengan

alat perekam (tape recorder). Tentu saja kreativitas pewawancara sangat

diperlukan, bahkan hasil dengan pedoman ini lebih tergantung dari

pewawancara.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berbagai

(15)

15 macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat berupa buku harian, surat

pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus didalam pekerjaan social, dan

dokumen lainnya.12Dalam penelitian ini dokumen yang diperlukan adalah

bagaimana Peran Pemerintahan Desa dalam pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan.

4. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian merupakan hal paling penting dalam penelitian. Subjek

dapat memberikan informasi, gambaran, dan data – data secara tepat dan benar

sekaigus menjadi objek. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah :

- Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kaur Pembangunan

- Penanggung jawab operasional kegiatan PNPM MP

- kepala Unit Pelaksana Kegiatan PNPM MP

- Tokoh Masyarakat (kepala desa dan masyarakat penerima program).

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan ruang lingkup penelitian untuk mendapatkan

data – data, gambaran partai politik , dan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di Desa Swarga Bara, Kecamatan

Sangata Utara , Kabupaten Kutai Timur.

12

(16)

16 6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah proses mengatur urutan data, pengkoordinasian

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan

tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan,

interview, gambar, foto , dan dokumen berupa laporan biografi, artikel, kemudian

reduksi dan diolah untuk memperoleh kesimpula informasi tersebut. Proses

analisa dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber

yang kemudian dilakukan reduksi data (memformulasikan teori kedalam

seperangkat konsep) yang dilakukan dengan membuat rangkuman inti dalam

penelitian.13

Analisa data dapat diartikan sebagai proses pengorganisasian dan pengurutan

data yang diperoleh secara sistematis baik untuk ditafsirkan dan

mengimplementasikan data – data yang dapat dari penelitian. Proses analisa data

ini dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber data baik

data primer maupun data skunder.

Dalam penelitian ini penyusun menggunakan analisa kualitatif diamana lebih

menitikberatkan kepada penggambaran dan penguraian objek nantinya yang akan

disimpulkan. Tahapan dalam analisa kualitatif adalah sebagai berikut :

a. Reduksi Data : Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup

banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan sebelumnya, semakin lama peneliti ke lapangan, maka

jumlah data yang diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit.

13

(17)

17 Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.

Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer, notebook,

dan lain sebagainya.Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu

oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif

adalah pada temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan

penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal,

belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti

dalam melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi

peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat

mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup

menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan

peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang

memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.14

14

(18)

18 b. Display data : Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat

dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya.

Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun

dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan

sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan

Huberman disarankan agar dalam melakukan display data, selain dengan

teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jaringan

kerja), dan chart.15

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi : Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan

apabila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

15

(19)

19 kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat

berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.16

16

(20)

i PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

DI DESA SWARGA BARA, KECAMATAN SANGATA UTARA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S - 1)

Disusun Oleh : IKA PURBIATI NIM : 09230021

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(21)

ii PERAN PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

DI DESA SWARGA BARA, KECAMATAN SANGATA UTARA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S - 1)

Disusun Oleh : IKA PURBIATI NIM : 09230021

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

vii MOTTO HIDUP

Real success is determined by two factors. First is faith, and second is

action

Life is like a wheel, sometimes you will be on the top, sometimes you will

be at the bottom. I t is not important when we become on the top or at the

bottom. But the most important is fortunately when success and patient

(27)

viii KATA PENGANTAR

Alhamdullillah hi rabbil alamin wasallatuwasallam ala sayyidina

muhammadin rasullillah. Tiada uraian kata syukur kepada Allah Swt dengan

keberkahan kehidupan yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Skripsi sebagai persyaratan akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah

Malang, tidak lupa juga kepada sang Revolusioner dunia ini yaitu Nabi

Muhammad Saw, dengan kesabaran beliau, dan keikhlasan beliau sehingga

mampu merubah peradaban dunia ini menjadi besar dan bermoral.

Peneliti mencoba mengangkat judul penelitian Skripsi tentang “Peran

Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur” dalam Skripsi ini peneliti ingin mengetahui peran pemerintah desa dalam pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat. Peran pemerintah desa ini sangat

berpengaruh terhadap peningkatan taraf kehidupan masyarakat di Desa Swarga

Bara, Kabupaten Kutai Timur.

Dengan terselesainya skripsi ini, yang merupakan usaha peneliti secara

maksimal, tentu saja melibatkan bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak,

untuk itu, peneliti merasa wajib menyampaikan terima kasih yang tak terhingga

kepada mereka secara khusus sebagai berikut :

1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor,

Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III .terima

kasih atas dedikasi mereka yang tinggi, mereka adalah para pencinta

pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi terciptanya umat

(28)

ix 2. Kepada Dosen Pembimbing I (Drs. Jainuri, M.Si.) dan Dosen Pembimbing

II (Dr. Wahyudi, M.Si) terima kasih atas kesabaran, pengertian dan

kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera

terselesaikan.

3. Kedua orang tua, H. Lukman, S.Ag. yang telah menuntun hidup saya

dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian dan cinta kasih yang sangat

dalam dan tulus, Ibunda tercinta HJ. Damyanti Purnama,S.pd yang telah

menitiskan niat dan ruh suci dan keikhlasan dalam menuntut ilmu

sehingga penulis dapat mencapai cita-cita. Selanjunya, terima kasih pula

untuk kakak saya tercinta Didit Itok Purnama, S.Sos., Ita Purnama Sari,

Sp., Didit Iton Purnama, SH., atas doa ,semangat serta dukungannya.

4. Kepada Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah merintis ilmu kepada

peneliti Bapak Jainuri, Bapak Imam Hidajat, Bapak Krishno Hadi, Bapak

Asep Nurjaman, Bapak Salahudin, Bapak A. Rifai, Bapak Mas’ud Said,

Bapak Salim Said, Ibu Tri Sulistiyaningsih, Ibu Hevi kurnia, dan Ibu

Noenik. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam memberikan

keikhlasan ilmunya

5. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009, Yoga, Eko,

Irham, Heri, Fatur, Hafifi, Afrizal, Zaki, Didie, Zainal, Prima,

Nurmansyah, dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bisa

berteman dengan kalian merupakan anugerah yang sangat luar biasa bagi

(29)

x 6. Kepada teman – teman seperjuangan Prima Ely, Mahmudah, dan Arista.

Malang, 21 Oktober 2013

Peneliti

(30)

xi DAFTAR ISI

COVER. ... i

HALAMAN JUDUL. ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

BERITA ACARA BIMBINGAN. ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN. ... v

HALAMAN MOTTO. ... vi

KATA PENGANTAR. ... vii

ABSTRAK... x

DAFTAR ISI.. ... xii

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang.. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 6

C. Tujuan Masalah. ... ... 7

D. Manfaat Penelitian. ... ... 7

E. Definisi Konseptual. ... ... 8

F. Definisi Operasional. ... ... 11

G. Metode Penelitian. ... ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ... 19

A. Definisi Peran Pemerintah Desa ... ... 19

B. Pemberdayaan ... ... 28

C. PNPM Mandiri Perdesaan ... ... 30

(31)

xii

A. Kecamatan Sangata Utara ... ... 35

1. Kondisi Geografis ... ... 35

2. Kondisi Tofografis ... ... 36

3. Hidrologi... ... 36

4. Kondisi Iklim... ... 37

5. Suku... ... 37

6. Pendidikan ... ... 39

7. Kesehatan... ... 39

8. Sarana Transportasi... ... 41

9. Ekonomi... ... 41

B. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Sangata Utara ... 42

C. Struktur Kelembagaan Program PNPM MP Desa Swarga Bara ... ... 45

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA ... ... 46

A. Peran Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program PNPM ... ... 46

1. Pembinaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi ... ... 47

2. Pembinaan Masyarakat dalam bidang Hukum ... ... 49

3. Pembinaan Masyarakat di Bidang Agama ... ... 50

4. Pembinaan Masyarakat di Bidang Kesehatan ... ... 50

B. Pemberdayaan Masyarakat melalui PNPM ... ... 53

C. Hambatan – hambatan dalam Pelaksanaan PNPM ... ... 55

1. Kurangnya Partisipasi Masyarakat ... ... 55

2. Minimnya Anggaran PNPM dan Tidak adanya Transparansi dana ... 58

(32)

xiii

4. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat tentang PNPM ... ... 61

D. Cara menanggulangi hambatan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan ... 62

1. Menigkatkan Partisipasi Masyarakat... 61

2. Transparansi Anggaran PNPM ... 63

3. Meningkatkan Profesioanlisme Aparat Desa ... 64

4. Sosialisasi Intensif PNPM MP kepada Masyarakat ... .65

BAB V PENUTUP ... ... 67

A. Kesimpulan ... ... 67

B. Saran ... ... 68

DAFTAR PUSTAKA. ... ... xv

(33)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Sosial. Surabaya: Penerbit PT. Bina Ilmu

Bilton, Tony, Kevin Bonnet, Philip Jones, Michelle Stanworth, Ken Sheard, dan Andrew Webster.1981. Introductory Sociology. Hong Kong

Canggara.2009.Komunikasi Politik (Konsep, Teori,Strategi).Jakarta : Rajawali pers

Friedman, Marilyn M. (1992). Family Nursing. Theory & Practice. 3/E. Debora Ina R.L. (1998) . Jakarta

Faisal,Sanapiah.2003.Format – Format Penelitian Sosial.Cetakan ke -6.PT. Raja

Grafindo.Persada Jakarta

Hendropuspito, D., OC. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Horton, Paul B., dan Chester L. Hunt. 1993. Sosiologi, Jilid 1 Edisi Keenam, Alih Bahasa: Aminuddin Jakarta: Penerbit Erlangga

Maloeng,Lexey,2005,Metodology Penelitian Kualitatif,Bandung, Remaja Rosdakarya

Moh. Nazier.1988.Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Muller,Johanes,2006,Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan Masyarakat

Tinggal Landas, Jakarta: Rineka Cipta.

Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Refika Aditama

Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika

Aditama

Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Citra Utama

Sutrisno, Edy. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Kencana

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Keputusan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor

25/KEP/MENKO/KESRA/VII/2007 Tentang Pedoman Umum Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.

(34)

xv

C. Lain-lain

http/www.hariananalisa.com, edisi 04 November 2012

ht t p:/ / id.w ikipedia.org/ w iki/ Sangat t a_Ut ara,_Kut ai_Timur

http//www..un.org/milleniumgoals

www.tnp2k.wapresri.go.id

ht t p:/ / ssbelajar.blogspot .com/ 2012/ 11/ pengolahan-dat a-kualit at if.ht ml

http://peran-pemerintah-dalam-pembangunan-desa.html

RTRW Kecamatan Pemekaran Kabupaten Kutai Timur.

Hasil wawancara dengan Budi 18 Tahun pemuda di Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak H. Munaji selaku tokoh pengurus keagamaan di Desa Swarga Bara

Hasil wawancara dengan Ibu Rini Didi Herdiansyah selaku tim penggerak PKK Desa di Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Asep Suhaimi selaku penanggung jawab kegiatan ditingkat Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Damanhuri selaku Kepala Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Rusdi selaku Pengurus BKMPD Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Asep Suhaimi selaku penanggung jawab Operasional kegiatan ditingkat Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Poniran selaku warga Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Ibu Suharni selaku warga Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Hasil wawancara dengan Bapak Parno selaku Warga Desa Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menjawap dalil-dalil kedua pihak, mejelis hakim mengatakan: me- lihat dari bukti-bukti yang dibawa oleh tergugat, jelas bahawa truk yang menjadi sengketa adalah dibeli

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi cendawan dari tanah perakaran bambu yang dapat sebagai endofit dan menekan penyakit akar gada pada tanaman brokoli.. Ada dua

Masalah yang dihadapi berkaitan dengan pengelolaan peralatan adalah peralatan yang ada saat ini dirasakan jumlahnya tidak cukup dan jenisnya tidak lengkap

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau

Maka dari itu penelitian ini akan memfokuskan pada analisa faktual terhadap penerapan manajemen pemasaran produk yang dilakukan oleh Rumah Zakat yang difokuskan

Ketika anggota organisasi berinteraksi dengan anggota lainnya, mereka mungkin menggunakan bahasa umum, istilah, atau ritual tertentu; (2) norms ; yakni berbagai

Pada tahap awal Define peneliti menganalisis kebutuhan siswa untuk mengidentifikasi masalah Selanjutnya pada tahapan Design, yaitu menyiapkan dan merancang bahan ajar

Dengan demikian, bahasa dan media adalah asumsi dari teori interaksionisme yang bisa dikonfirmasi sebagai proses komunikasi dalam mengintegrasi masyarakat yang