• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kecamatan Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kecamatan Medan Belawan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI IBU HAMIL

DI KELURAHAN BELAWAN 2 KECAMATAN MEDAN

BELAWAN

SKRIPSI

Oleh:

SARWAN ARAMICO 111101010

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera UtaraTahun 2015 dengan judul

’’Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kecamatan Medan Belawan’’.

Skripsi ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan dan koreksi dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Ibu Eniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

USU. Sekaligus dosen pembimbing yang senantiasa memberikan waktu

untuk membimbing dan memberikan masukan yang sangat berharga dalam

penulisan skripsi ini.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keperawatan USU.

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Keperawatan.

5. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku dosen penguji I.

6. Ibu Nur Afidarti, S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji II.

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Keperawatan USU yang telah

(5)

8. Terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada kedua orang tua dan adik-adik

ku tercinta yang telah memberikan motivasi dan do’a dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Terima kasih kepada teman-teman sejawat S1 Keperawatan yang telah

membantu dan memberikan semangat selama ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa, maka dengan

kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua

pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih dan harapan penulis semonga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2015

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Kebersihan Diri ... 6

2.1.1. Definisi Kebersihan Diri ... 6

2.1.2. Macam-macam Tindakan Kebersihan Diri ... 6

2.1.3. Manfaat Kebersihan Diri ... 12

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri ... 12

2.1.5. Dampak Masalah Kebersihan Diri ... 13

2.2. Ibu Hamil ... 14

2.2.1. Definisi Kehamilan ... 14

2.2.2. Tanda-tanda Kehamilan ... 15

2.2.3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil ... 16

2.2.4. Ketidaknyaman pada Kehamilan ... 17

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ... 19

3.1. Kerangka Penelitian ... 19

3.2. Definisi Konseptual ... 20

(7)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Desain Penelitian ... 21

4.2. Populasi dan Sampel ... 21

4.2.1. Poulasi ... 21

4.2.2. Sampel ... 21

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4.4. Pertimbangan Etik ... 22

4.5. Instrumen Penelitian ... 23

4.6. Validitas dan Reabilitas ... 24

4.7. Proses Pengumpulan Data ... 25

4.8. Analisa Data ... 26

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian ... 28

5.1.1. Karakteristik Responden ... 28

5.1.2. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil ... 31

5.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri... 32

5.2. Pembahasan ... 33

5.2.1. Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil ... 33

5.2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri Ibu Hamil ... 33

Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Surat Izin Komite Etik Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(8)

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

Lampiran 7 Rekomendasi Penelitian dari BALITBANG

Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian dari Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan

Belawan

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Validitas

Lempiran 10 Lembar Bukti Bimbingan

Lampiran 11 Distribusi Persentase jawaban responden

Lampiran 12 Jadwal Penelitian

Lampiran 13 Taksasi Dana

Lampiran 14 Abstrak

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 3.2. Definisi Operasional...20

TABEL 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 28

TABEL 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Obstetri ... 30

TABEL 5.3. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Kebersihan Diri ... 31

(10)

DAFTAR SKEMA

Halaman

(11)

Judul : Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu hamil Di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan

Nama : Sarwan Aramico

NIM : 111101010

Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun : 2015

ABSTRAK

Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kebersihan diri mencakup perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku, higiene mulut, mandi, perawatan payudara, perawatan vulva/vagina, dan mencuci tangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatifyang bertujuan untuk menggambarkan kebersihan diri ibu hamil di Keluran Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan dan fakto-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu hamil. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang di tentukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk menentukan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil kategori sedang yaitu 30 orang (60%), kategori baik yaitu 20 orang (40%), dan tidak ditemukan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil kategori buruk. faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan adalah tingkat pendidikan, suku, dan sumber air.

(12)

Title of the Thesis : Self Hygiene Care of Pregnant Women at Belawan 2 Village, Medan Belawan Subdistrict

Name of Student : Sarwan Aramico Std. ID Number : 111101010

Faculty : Nursing, University of Sumatera Utara

Academic Year : 2015

ABSTRACT

Self-hygiene is an action to keep a person clean and healthy physically and psychologically. It includes hair care, leg and nail care, mouth hygiene, bathing, breast care, vulva/vagina care, and washing hands. The research used descriptive correlation method which was aimed to describe self-hygiene and some factors which influenced self-hygiene of pregnant women at Belawan 2 village, Medan Belawan Subdistrict. The samples were 50 respondents, taken by using convenience sampling technique. The data were gathered by using questionnaires to determine pregnant women’s self-hygiene care. The result of the research showed that 30 respondents (60%) were in moderate category in self-hygiene care, 20 respondents (40%) were in good category, and no respondent was in bad category. The factors which influenced pregnant women’s self-hygiene care at Belawan 2 village, Medan Belawan Subdistict, were the level of education, ethnicity, and water source.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh negara berkembang adalah tingginya

angka kematian ibu dan bayi, dimana menurut WHO sekitar 99% kematian

maternal di seluruh dunia terjadi di kawasan ini dan tiga perempat dari jumlah

kematian maternal disebabkan oleh faktor yang dapat dihindari. Fakta lain dari

kematian maternal yang terjadi di Indonesia berdasarkan Survey Dasar Kesehatan

Indonesia tahun 2010 adalah jumlah kematian absolut tertinggi justru terjadi di

provinsi dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai (Herawati, 2011).

Tumanggor (2010) mengemukakan bahwa paradigma dalam pembangunan

kesehatan di Indonesia masih berorientasi pada teknis biomedis dan kurang

memperhatikan faktor sosial budaya dan perilaku masyarakat. Pada dasarnya,

banyak masalah kesehatan yang tidak terpecahkan oleh ilmu kedokteran melalui

pendekatan teknis biomedis semata, melainkan memerlukan sinergi dan

kolaborasi dengan berbagai disiplin sosial dan budaya. Faktor sosial yang

berpengaruh terhadap masalah kematian ibu antara lain pemberdayaan perempuan

yang tidak begitu baik, latar belakang sosial ekonomi keluarga, lingkungan

masyarakat dan politik, dan kebijakan pemerintah (Meneg PP, 2011). Sedangkan

faktor budaya berasal dari tata nilai dan tradisi yang mengakar dalam suatu

masyarakat yang mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya

bertindak, berbuat, dan menentukan perilakunya.

Sebagian masyarakat kehamilan dianggap sebagai hal yang alamiah dan

(14)

persalinan, dan pascapersalinan menjadi kurang memadai. Ketimpangan posisi

perempuan dalam masyarakat juga menjadikan perempuan hamil kurang memiliki

kewenangan dalam mengambil keputusan dan menyerahkannya kepada anggota

keluarga lain. Sebagaimana penelitian terhadap masyarakat Jawa di Kecamatan

Bangsri Kabupaten Jepara, dimana faktor kekerabatan antara suami, orang tua,

dan nenek, masih memberikan peran yang penting dalam tindakan ibu berkaitan

dengan kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan atau nifas, baik dalam

memberikan nasehat karena mereka sudah berpengalaman menjalani peristiwa

tersebut maupun pengambilan keputusan siapa penolong persalinan dan sarana

pelayanan apakah yang dipergunakan (Suryawati, 2007).

Upaya promosi kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan pada ibu hamil

terdiri atas aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik meliputi masalah gizi,

kebutuhan oksigen, kebersihan diri, pakaian, eliminasi, kebutuhan pola seksual,

mobilisasi, pergerakan tubuh, aktivitas termasuk senam hamil, istirahat,

imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan persalinan dan kelahiran,

kesehatan janin, dan pekerjaan. Aspek psikologis meliputi dukungan keluarga,

dukungan tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua,

dan persiapan sibling atau saudara kandung (Mubarak, 2011).

Dengan memelihara kebersihan diri yang baik, ibu dapat menghindari dan

mengatasi kemungkinan masalah yang timbul pada masa hamil seperti gangguan

fisik yang sering terjadi gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa

mulut, infeksi mata dan telinga, dan infeksi pada kuku. Dan gangguan kebutuhan

(15)

diri, dan gangguan interaksi sosial. Kesehatan pada wanita hamil untuk

mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil,

kebersihan diri mengurangi kemungkinan infeksi karena badan yang kotor banyak

mengandung kuman-kuman. (Wulandari, 2009).

Selama kehamilan kemampuan yang harus dilakukan kebersihan diri

yaitu: kulit, perawatan payudara, perawatan gigi mulut, eliminasi bowel,

perawatan vulva dan pakaian. Ketidak mampuan dalam melaksanakan hal itu,

merupakan masalah dalam perawatan diri selama kehamilan (The Bookside

Medical Education Devision, 2007 dan Cunningham, 2005 dalam Siahaan, S, 2012).

Hutapea (2012) kondisi pemukiman di daerah Belawan termasuk dalam

pemukiman yang kumuh, rata-rata sumber pencaharian masyarakat di Belawan adalah

nelayan, tingkat pendidikan di Belawan juga rata-rata adalah sekolah dasar (SD). Ibu

rumah tangga kebanyakan pengangguran, tingkat penghasilan di Belawan relatif

rendah, kondisi drainase di Kecamatan Belawan sangat buruk sehingga jika hujan

deras sering mengalami kebanjiran, dan status kepemilikan rumah rata-rata adalah

rumah pengontrakan atau penyewaan dengan kondisi bangunan yang rapat dan padat,

kemudian pelayanan air bersih di Kecamatan Medan Belawan sudah mulai membaik

yang di layani oleh PDAM dan berlangganan sejak tahun 2009, tempat pembuangan

sampah di Belawan 1 dan Belawan 2 tidak ada, sebagian masyarakat membuang

sampah keparit atau kelaut dan ada juga yang membakar dan membayar uang bulan

sampah, dan sanitasi yang terdapat di Kelurahan Belawan 1 dan Belawan 2 ada

sebagian yang terbuat dari palu atau sejenis pembuangan tinja yang dilubangi yang

(16)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kelurahan Belawan 2

Kecamatan Medan Belawan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Pemeliharan Kebersihan Diri Ibu Hamil di

Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di

Kelurahan Belawan 2 kecamatan Medan Belawan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan

kebersihan diri pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan

Belawan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat khususnya Ibu hamil agar dapat

meningkatkan pemelihara kebersihan diri untuk meningkatkan kualitas

hidup.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan diperpustakan guna untuk

(17)

3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan dan

meningkatkan pemeliharaan kebersihan diri khususnya untuk ibu hamil.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuaan dan pengalaman dalam melakukan

penelitian serta menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

5. Bagi Peneliti Lainnya

Dapat digunakan dasar penelitian lebih lanjut tentang upaya pemeliharaan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebersihan diri

2.1.1. Definisi Kebersihan Diri

Menurut Potter dan Perry (2006) kebersihan diri adalah cara

perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.

Kebersihan diri (Personal hygiene) berasal dari bahasa Yunani yaitu

personal yang artinya perorangan dan hygiene artinya sehat. Kebersihan diri

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2006).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan

diri adalah suatu keadaan yang harus dilakukan seseorang untuk menjaga,

memelihara, dan merawat diri baik secara fisik dan psikis.

2.1.2. Macam-macam Tindakan Kebersihan Diri

Menurut Potter dan Perry (2006), macam-macam kebersihan diri

terdiri dari beberapa macam diantaranya:

a. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari

cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau

ketidak mampuan mencegah untuk memelihara perawatan rambut

sehari-hari. Menyikat, menyisir, dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis.

Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan

rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut.

(19)

Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tapi sisir bergerigi

panjang untuk rambut keriting. Sisir yang bergerigi tajam dan tidak

beraturan dapat melukai kulit kepala.

Frekuensi bersampo minimal dua kali dalam seminggu

menggunakan sampo ringan. Adapun langkah-langkah bersampo adalah

basahkan rambut hingga rata dengan air kemudian tuangkan sampo ke

telapak tangan, gunakan sampo secukupnya gosok-gosok hingga berbusa

dengan kedua tangan, sampo sisi-sisi kepala hingga rata, massase kulit

kepala dengan memberikan penekanan dengan menggunakan

ujung-ujung jari, kemudian bilas rambut dengan air secara merata pastihan

tidak ada busa yang tersisa, keringkan rambut dan kulit kepala dengan

handuk mandi, dan sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan.

b. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk

mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat

digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Sering kali

orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau

ketidaknyamanan. Masalah dihasilkan karena perawatan yang salah atau

kurang terhadap kaki dan tangan seperti mengigit kuku atau pemotongan

yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan

pemakaian sepatu yang tidak pas.

Adapun langkah-langkah perawatan kuku adalah siapkan air hangat

(20)

menit, keringkan tangan dengan menggunakan handuk, potong kuku

dengan menggunakan gunting kuku sesuai pola ujung jari, kemudian cuci

tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk.

c. Higiene Mulut

Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,

gigi, gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari makanan, plak,

dan bakteri. Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah

makan dan sebelum tidur) adalah dasar program higiene mulut yang

efektif. Sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan bulunya

harus kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus

diganti setiap tiga bulan. Permukaan sikat gigi yang bulat dengan bulu

yang lembut, banyak, dari nilon adalah yang terbaik. Bulu halus yang

bundar menstimulus gusi tanpa menyebabkan abrasi dan perdarahan.

Semua permukaan gigi dalam, luar, dan pengunyah harus disikat dengan

teliti.

Pasta gigi berfluorida lebih disukai untuk gosok gigi, kebanyakan

pasta gigi memiliki rasa yang menyenangkan. Spon gliserin-lemon

memiliki efek yang bahaya pada gigi dan mukosa. Gliserin memiliki efek

astringen, kering dan menyusutkan gusi dan membran mukosa. Lemon

jika digunakan dengan berlebihan dapat mengubah pH alami rongga

mulut, menghabiskan refleks air liur melalui overstimulasi dan mengikis

email gigi. Plak terakumulasi sekitar dasar gigi karena kain penyeka

(21)

larutan encer dari sorbitol, sodium, karboksimetilselulosa, dan elektrolit

telah terbukti efektif dalam mengobati mulut yang kering.

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan muntah

(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak

diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan

sebagainya. Tindakan penambalan gigi dan pencabutan gigi merupakan

kontraindikasi. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan

dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,

septikemia, sepsis pueperalis. Oleh karena itu infeksi di rongga mulut

misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang

menyebar kemana-mana. Maka dari itu wanita hamil harus

memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Prawirohardjo,

2005 dalam Rukiyah dkk, 2009).

Menurut Agustina (2011), macam-macam kebersihan diri terdiri

dari beberapa macam diantaranya:

a. Mandi.

Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan

cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Orang yang aktif

berolahraga atau bekerja diluar hingga berkeringat disarankan untuk

mandi setelah aktivitas. Gunakan sabun ringan secukupnya, spon mandi

(22)

atau penggosok tumit jika tersedia. Bagian genital dan dubur harus

dibersihkan karena pengeluaran alami pada area ini, jika dalam kondisi

tidak higienis, dapat menyebabkan iritas dan infeksi. Bilas dengan bersih

setelah memakai sabun, keringkan badan dengan handuk bersih, hindari

berbagi sabun dan handuk dengan rekan kerja, dan ganti dengan baju

dalam yang bersih setelah mandi.

Adapun manfaat mandi adalah merangsang sirkulasi,

menyegarkan, menghilangkan kotoran yang harus diperhatikan, mandi

hati-hati jangan sampai jatuh, air harus bersih, tidak terlalu dingin atau

tidak terlalu panas, gunakan sabun yang mengandung antiseptik.

b. Perawatan Payudara.

Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan

kalau terbasahi oleh colostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema

pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang masuk diusahakan

supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.

c. Perawatan Vagina atau Vulva.

Wanita yang hamil jangan melakukan irigasi vagina kecuali

dengan nasihat dokter karena irigasi dalam kehamilan dapat

menimbulkan emboli udara. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah

celana dalam harus kering, jangan gunakan obat/menyemprot ke dalam

vagina, sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus, jaga kebersihan

(23)

bagian tersebut, gantilah celana dalam lebih sering bila perlu, dan

pakailah celana dalam dari bahan katun yang lebih mudah menyerap.

d. Mencuci Tangan.

Cuci tangan sesering mungkin, Karena dengan cuci tangan akan

mencegah penyebaran kuman dan virus yang dapat menyebakan

penyakit. Terutama ketika setelah memegang daging mentah pada saat

memasak, setelah menggunakan kamar kecil, setelah memegang hewan

peliharaan, sebelum atau sesudah melakukan aktivitas tertentu, sebelum,

selama & sesudah menyiapkan makanan, ketika batuk, bersin atau

meniup hidung, dan berada di dekat seseorang yang sedang sakit untuk

mengontrol penyebaran kuman yang dapat menyebabkan pilek dan flu,

dan ketika memasak atau membungkus makanan, mencegah makanan

dari kerusakan dan mengurangi kontaminasi. Ketika mempersiapkan

makanan jangan menggaruk atau memegang telinga, hidung, mulut, atau

luka terbuka.

Cara mencuci tangan yang baik adalah basahi tangan dibawah kran

dan gunakan sabun batang atau sabun cair. Semua bagian tangan harus

terkena air, semua permukaan kulit termasuk jari tangan, kuku dan

bagian belakang telapak tangan digosok dengan busa sabun minimal 20

detik, bilas tangan dengan air, keringkan tangan dengan handuk bersih

atau handuk disposable setelah mencuci, handuk cuci tangan harus dicuci

dan diganti setiap hari, untuk beberapa aktivitas lain, hand sanitizer tidak

(24)

hand sanitizer, dengan menuangkan sejumlah sanitizer ke telapak tangan,

kemudian menggosok kedua tangan bersama hingga kering, pastikan

telah mencakup semua permukaan tangan.

2.1.3. Manfaat Kebersihan Diri

Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), manfaat kebersihan diri

terdiri dari beberapa manfaat diantaranya:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

b. Memelihara kebersihan diri seseorang.

c. Memperbaiki kebersihan diri yang kurang.

d. Mencegah penyakit.

e. Miningkatkan percaya diri seseorang.

f. Menciptakan keindahan.

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri

Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), faktor-faktor yang

mempengaruhi kebersihan diri adalah:

a. Body Image.

Gambaran individu terhadap dirinya sangat memengaruhi kebersihan diri

misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli

terhadap dirinya.

b. Praktik Sosial.

Pada ibu hamil selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan

(25)

c. Status Sosial Ekonomi.

Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, sampo, alat mandi yang memerlukan uang untuk

menyediakannya.

d. Pengetahuan.

Pengetahuan kebersihan diri sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesejahteraan. Misalnya pada ibu hamil ia

harus menjaga kebersihan diri.

e. Budaya.

Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh

dimandikan.

f. Kebiasaan Seseorang.

Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan dirinya seperti penggunaan sampo, sabun, dan lain-lain.

g. Kondisi Fisik.

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang

dan perlu bantuan untuk melakukannya.

2.1.5. Dampak Masalah Kebersihan Diri

Menurut Maryani & Rita (2013), dampak masalah kebersihan diri

dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

a. Dampak fisik

Dampak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

(26)

sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada

kuku.

Menurut Rukiyah dkk (2009) kebersihan diri ini berkaitan dengan

perubahan sistem pada tubuh ibu hamil di antara adalah selama

kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5

akibat vagina mudah terkena infeksi, stimulus Oestrogen menyebabkan

adanya Flour Albus (keputihan), peningkatan vaskularisasi di perifer

mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat, dan uterus akan

membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan wanita

hamil untuk sering berkemih, mandi teratur mencegah iritasi vagina,

tehnik pencucian perineal dari depan kebelakang.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah:

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.2. Ibu Hamil

2.2.1. Definisi Kehamilan

Definisi dari masa kehamilan sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir (Saifuddin, 2001 dalam Rukiyah, 2009).

Kehamilan merupakan suatu krisis maturasi yang dapat

(27)

memberi perawatan dan tanggung jawab yang lebih besar, maka kehamilan

menjadi sangat berharga. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran

baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya agar lebih siap menjadi

orang tua (Bobak, et al. 2004).

2.2.2. Tanda-tanda Kehamilan

Hamilton & Mary (2004) menjelaskan tanda-tanda kehamilan

sebagai berikut:

a. Aminore (tidak adanya menstruasi), terjadinya sesudah pembuahan.

Penyebab lainnya, bisa terjadi kerena perjalanan, keletihan, stres, rasa

takut akan kehamilan, masalah hormon, penyakit, pertambahan atau

pengurangan berat badan yang ekstrem.

b. Mual di pagi hari (mual dengan atau tanpa muntah, pada jam berapa

pun), terjadi 2-8 minggu sesudah pembuahan. Penyebab lainnya bisa

terjadi karena, keracunan, stres emosional, infeksi berbagai jenis

penyakit.

c. Sering buang air kecil, terjadi 2-3 minggu setelah pembuahan. Penyebab

lainnya bisa terjadi karena infeksi saluran kemih, penggunaan obat

diuretik, stres, dan penyakit.

d. Rasa seperti kesetrum, nyeri tekan, pembengkakan payudara, terjadi

setelah beberapa hari pembuahan. Pentebab lain karena penggunaan pil

KB menjelang menstruasi.

e. Penggelapan warna areola (area disekeliling puting), dan penonjolan

(28)

Penyebab lainnya terjadi karena ketidakseimbangan hormon dari efek

kehamilan sebelumnya.

f. Garis-garis biru dan merah muda dibawah kulit payudara terjadi pada

trimester pertama.

g. Mengidam makanan, terjadi pada trimester pertama. Penyebab lainnya

bisa terjadi karena diet yang buruk, stres, dan menjelang menstruasi.

h. Penggelapan warna garis dari pusar ke pubis (linea nigra), terjadi pada

bulan ke-4 atau ke-5, karena ketidakseimbangan hormon atau efek dari

kehamilan sebelumnya.

2.2.3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

Menurut Hamilton & Mary (2004), menyatakan perubahan

psikologis ibu hamil ada tiga trimester yaitu:

a. Trimester 1

Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena

mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup

baru. Karena tubuh dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahan fisik

dapat mempengaruhi emosi, setelah konsepsi, progesterone dan estrogen

dalam tubuh meningkat. Terjadi morning sickness, kelemahan, keletihan,

dan perasaan mual. Calon ibu tidak merasakan sehat benar dan umunya

mengalami depresi.

(29)

Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan, tubuh wanita telah

terbiasa dengan tingkat hormo yang tinggi, morning sickness telah hilang.

Ibu sudah menerima kehamilanya dan menggunakan pikiran dan

energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan sebelum

menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukuranya. Selama trimester ini,

terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali.

c. Trimester 3

Trimester ketiga ditandai dengan klimak kegembiraan emosi

karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke delapan mungkin terdapat periode

tidak semangat, stres dan bahkan sampai depresi, ketika bayi membesar

dan ketidaknyamanan bertambah.

2.2.4. Ketidaknyamanan pada Kehamilan

Menurut Murkoff (2006), ketidaknyamanan pada saat kehamilan dan

perlu dikhawatirkan adalah:

a. Sering buang air kecil (nocturia), cara meringankannya adalah

kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan atau buang air kecil,

perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di malam hari

untuk mengurangi nocturia kecuali nocturia mengganggu tidur dan

menyebabkan keletihan.

b. Keringat bertambah (peningkatan perspirasi), pakailah pakaian yang tipis

(30)

c. Kram pada kaki, cara meringankannya adalah berlatih dorsifleksi pada

kaki untuk meregangkan otot-otot.

d. Varises pada kaki/vulva, gejala varises tidak sulit untuk dikenali, tetapi

bisa sangat berbeda-beda dalam tingkat keparahannya. Bisa terjadi nyeri

ringan atau parah ditungkai kaki atau perasaan berat, pembengkakan.

Untuk mencegah terjadinya varises dapat dilakukan dengan hindari

kenaikan berat badan yang berlebihan, hindari angkat berat, hindari

berdiri atau duduk lama, hindari mengejan saat buang air besar, dan

jangan menggunakan pakaian ketat.

e. morning sickness, sekitar 75% dari semua wanita mengalami mual-mual

pada awal kehamilan. Morning sickness terjadi ketika kadar hormon

ganodotropin meningkat dan ketika kelenjar endokrin mengalami

(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini menggunakan kerangka penelitian berdasarkan

proses sistem yaitu: masukan (input), proses, keluaran (output) yang

menggambarkan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di kecamatan Medan

Belawan.

Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan diri

pada ibu hamil, dimana kebersihan diri tersebut meliputi kebersihan diri baik,

sedang, dan buruk.

Skema 3.1. Kerangka Penelitian Baik

- Tingkat Pendidikan - Suku

- Pekerjaan - Penghasilan

(32)

3.2. Definisi Konseptual

Menurut Potter dan Perry (2006) kebersihan diri adalah cara

perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.

3..2. Definisi Operasional

Untuk lebih mudah memahami pengertian dari variabel yang akan diteliti, maka dapat diperhatikan pada tabel definisi operasional berikut ini:

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Kebersihan diri ibu hamil

keadaan yang harus dilakukan ibu hamil untuk menjaga, memelihara, dan merawat diri secara fisik yang

mencakup:

perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku, higiene mulut, mandi, perawatan payudara, perawatan vulva/vagina, dan mencuci tangan.

Kuesioner yang terdiri 35 pernyataan skala likert 1, 2, 3 dan 4.

- Usia Kehamilan - Tingkat

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi pemeliharaan

kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan

Belawan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Kelurahan

Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan yang berjumlah 497 ibu hamil

terhitung dari bulan Januari Sampai bulan September 2014.

4.2.2. Sampel

Dalam menentukan sampel penulis menggunakan teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah Convenience sampling yaitu teknik

pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas artinya siapa saja yang

bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang

tersebut dapat dijadikan sampel (Sugiyono, 2007).

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Ibu hamil yang tinggal di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan

Belawan.

2. Ibu hamil yang ditanya kesediaannya untuk menjadi responden.

3. Ibu hamil yang mampu berkomunikasi baik secara lisan dan

(34)

Menurut Arikunto (2010) menyatakan bahwa apabila jumlah populasi

lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% dan 20%-25% atau lebih. Sehingga

10% dari 497 responden didapatkan hasil sampel berjumlah 50 responden.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Maret sampai dengan 20 Mei

2015 di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan Provinsi

Sumatera Utara.

4.4. Pertimbangan Etik

Terlebih dahulu peneliti mendapatkan izin dari komite etik kesehatan

dari Fakultas Keperawatan USU. Kemudian peneliti meminta surat izin

surve awal ke Dinas kesehatan Kota Medan. Setelah keluar surat izin surve

awal peneliti meminta data ke puskesmas Kecamatan Medan Belawan.

Kemudian untuk proses pengambilan data terlebih dahulu peneliti menemui

responden dengan cara memperkenalkan diri terlebih dahulu serta

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Jika

responden bersedia, maka responden menandatangani lembar persetujuan

(informed consent) yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Responden berhak

menolak atau mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa adanya

tekanan. Peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya

sebagai responden.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti menggunakan inisial

nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) dan

(35)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti

dan hanya digunakan oleh peneliti.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk

kuesioner. Pada bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi

yang meliputi nama atau inisial, usia, agama, pendidikan, suku, pekerjaan,

penghasilan, dan kemampuan merawat diri.

Bagian kedua instrumen berisi pernyataan untuk mengidentifikasi

kebersihan diri Ibu hamil. Bagian ini terdiri dari 33 pernyataan dengan

menggunakan skala likert. Bagian ini disajikan dalam bentuk pernyataan

dengan empat pilihan alternatif. Jawaban terdiri dari tidak pernah,

kadang-kadang, sering dan selalu. Bobot nilai yang diberikan untuk pernyataan

tidak pernah (TP)=1, kadang-kadang (KK) = 2, sering (S)= 3, dan selalu

(SL)= 4. Dengan total skor tertinggi 132 dan skor terendah 33. Untuk

menentukan tingkat kebersihan diri digunakan rumus panjang kelas menurut

Sudjana (2002), yaitu:

Panjang kelas = Rentang kelas Banyak kelas

Maka dapat dikategorikan tingkat kebersihan diri sebagai berikut:

Buruk : Bernilai antara 33-66

Sedang : Bernilai antara 67-99

(36)

4.6. Validitas dan Reliabilitas 4.6.1. Validitas

Validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan

instrumen untuk mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Uji

validitas instrumen penelitian di uji oleh ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns,

M.Biomed, dan bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes dosen keperawatan dasar

fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara berupa validitas isi untuk

memperbaiki kata-kata instrumen agar lebih singkat dan mengubah

pernyataan instrumen menjadi lebih mudah dimengerti.

4.6.2.Reliabilitas

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji

reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya

dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan di Kelurahan

Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan yang mempunyai kriteria yang

sama. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat

atau alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.

Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila

digunakan beberapa kali pada sekelompok sampel. Dan instrumen dikatakan

reliable jika reliabilitasnya 0,70 (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas dilakukan

setelah selesai penelitian tanggal 20 Mei 2015. Sampel pada uji relib

(37)

reliabilitas kuesioner pemeliharaan kebersihan diri yaitu 0,73. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner pemeliharaan kebersihan diri

ibu hamil sudah reliabel yang dihitung dengan analisisis Cronbach Alpha.

4.7. Proses Pengumpulan Data

Tahap awal dalam pengumpulan data dilakukan melalui prosedur

administrasi dengan cara mendapatkan izin dari Institusi Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan izin. Setelah

mendapatkan surat izin peneliti meminta surat izin dari balai penelitian dan

pengembangan kota Medan. Kemudian meminta izin dari Kecamatan

Medan Belawan dan izin dari Kelurahan Belawan 2. Setelah mendapatkan

izin, peneliti bekerjasama dengan kader yang ada di Kelurahan Belawan 2.

Dan kader mengarahkan peneliti ke 9 lingkungan (5, 7, 12, 15, 17, 35, 37,

43, 44) di Kelurahan Belawan 2 untuk menemui calon responden.

Kemudian peneliti menjelaskan tujuan kepada calon responden, setelah

calon responden menyetujui menjadi responden dalam penelitian maka

peneliti menganjurkan responden untuk menandatangani lembar persetujuan

(informed consent) yang telah disediakan dan kemudian dianjurkan untuk

penjelasan tatacara pengisian kuesioner, responden diminta untuk mengisi

kuesioner, dan responden diberi kesempatan bertanya apabila ada yang tidak

dimengerti, setelah kuesioner selesai di isi, peneliti memeriksa semua

kuesioner sebelum dikumpulkan diteliti dulu kelengkapannya terlebih

(38)

dengan mengucapkan terima kasih secara lisan kepada responden atas

kesediannya menjadi responden dalam penelitian ini.

Setelah semua data terkumpul dan jumlah sampel mencukupi,

peneliti melaporkan ke Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan

untuk mendapatkan surat keterangan selesai melakukan penelitian.

4.8. Analisa Data

Setelah data di dapatkan maka peneliti melakukan pengolahan data

dengan lengkah-langkah sebagai berikut (Notoadmojdo, 2010):

1. Editing adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kembali

kesalahan atau kekurangan dalam pengisian atau pengambilan identitas

responden, mengecek kelengkapan data. Pada tahap ini data yang telah

dikumpulkan dilakukan pengecekan identitas responden, mengecek

kelengkapan data dengan memeriksa isi instrumen pengumpulan data

dari setiap variabel dan subvariabel sehingga terisi semuanya.

2. Coding adalah memberi kode tertentu secara berurutan dalam kategori

yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada

responden sehingga memiliki arti tertentu ketika di analisis.

3. Transferring adalah data yang diberi kode disusun secara berurutan

mulai dari responden pertama hingga responden yang terakhir untuk

dimasukkan kedalam tabel.

4. Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data dengan

(39)

kemudian dihitung berapa banyak item yang termasuk dalam kategori

yang sama.

Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer, data yang

dikumpulkan dilakukan uji statistik deskriptif. Data demografi dan

kebersihan diri disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentase,

(40)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Maret

samapai dengan 20 Mei 2015 di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan

Belawan dengan jumlah responden 50 orang dengan kriteria sampel yang telah

ditetapkan dengan menggunakan alat ukur yang berbentuk kuesioner dalam

bentuk skala likert, dan aspek yang diteliti adalah pemeliharaan kebersihan diri

ibu hamil.

5.1.1. Karakteristik responden

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang karakteristik

responden yang terdiri dari umur, agama, usia kehamilan, gravida, partus, abortus,

pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, penghasilan perbulan, dan sumber air.

Didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.1

(41)

Jawa

700.000 – 1.500.000 >1.500.000

Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berusia dewasa awal 20-35 tahun yaitu 30 orang (60%),

beragama Islam yaitu 46 orang (92%), tingkat pendidikan terakhir responden

adalah SMA yaitu 23 orang (46%), suku jawa yaitu 23 orang (46%), sebagian

besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 47 orang

(94%), penghasilan responden sebesar > Rp.1.500.0000 yaitu 25 orang (50%), dan

(42)

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi karakteristik obstetri (n=50)

Karakteristik Obstetri frekuensi persentase

Usia Kehailan

Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa

sebagian besar responden usia kehamilan trimester 3 yaitu 26 orang (52%),

sebagian besar responden merupakan gravida pertama yaitu 16 orang (32%),

sebagian besar responden merupakan kehamilan pertama dan belum pernah partus

yaitu 16 orang (32%), dan sebagia besar responden tidak pernah abortus yaitu 40

(43)

5.1.2. Distribusi frekuensi pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kulurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang pemeliharaan

kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan (n=50)

Pemeliharaan Kebersihan diri Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 20 40,0

Sedang 30 60,0

Buruk 0 0

Total 50 100,0

Dapat dilihat dari tabel 5.3, hasil penelitian diperoleh bahwa pemeliharaan

kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan

sebagian besar responden berada pada kategori sedang yaitu 30 orang (60,0%),

dan kategori baik yaitu 20 orang (40,0%), dan tidak ditemukan ibu hamil yang

(44)

5.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebersihan Diri Tabel 5.4

Distribusi frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan (n=50) Faktor-faktor yang

mempengaruhi kebersihan diri

Sedang Baik P Value

Usia Kehamilan Trimester 1

Berdasarkan hasil penelitian ada tiga faktor yang mempengaruhi

(45)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemeliharaan

kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan

dalam kategori sedang. Hasil Penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Yusanti

dan koleganya (2014) di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan

menujukkan sebagian besar tingkat pengetahuan tentang kebersihan diri dalam

kategori baik (69,2%). Tindakan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil dengan

tingkat pengetahuan kebersihan diri ibu hamil berbeda. Apakah ada keterkaitan

antara pemeliharaan kebersihan diri dengan tingkat pengetahuan kebersihan diri

pada ibu hamil. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut.

5.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri pada ibu hamil Hasil penelitian ada tiga faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu

hamil (p<α) yaitu tingkat pendidikan, suku, dan sumber air.

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha

perlindungan obstetri. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, semakin meningkat

kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam persalinan sehingga

timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan

teratur pada bidan dan dokter (Prichad, 1991).

Pada penelitian yang dilakukan di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan

Medan Belawan mayoritas responden berpendidikan SMA dengan pemeliharaan

(46)

pendidikan berpengaruh terhadap pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil.

Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik tingkat pemeliharaan kebersihan

diri ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Muzaham (1995) menyatakan

bahwa pendidikan formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan kepada

seseorang untuk berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah hidup

dan akan berdampak timbulnya suatu proses pengembangan atau pematangan

pandangan hidup pribadi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

diharapkan diikuti oleh semakin tingginya tingkat pengetahuaan seseorang. Jika

pendidikan rendah, maka pengetahuan tentang hidup sehat untuk diri sendiri

(Resti, 2005).

Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian Wiludjeng (2005) di

RSUD Serang, dimana kunjungan ANC ibu hamil juga dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan.

2. Suku

Berdasarkan hasil penelitian ini suku adalah salah satu faktor yang

berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan diri pada ibu hamil. Menurut Maas

(2007) masalah kesehatan maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya

tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan didalam masyarakat

dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan, kebiasaan

dan ketidaktahuan, sering kali membawa dampak, baik positif maupun negatif

terhadap kesehatan ibu terutama dalam pemeliharaan kebersihan diri.. Memahami

perilaku perawatan kehamilan termasuk dalam pemeliharaan kebersihan diri

(47)

Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental.

Adat istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan

kesehatan. Adat istiadat ini adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah

turun-temurun dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa, bahkan di masyarakat

terdapat keharusan untuk melalukannya. Ada kemungkinan dalam masyarakat

Jawa ada yang menyebabkan ibu hamil kurang terjaga pemeliharaan kenersihan

dirinya. Hasil penelitian suku melayu lebih baik pemeliharaan kebersihan dirinya,

mungkin karena mayoritas suku melayu beragama islam.

Dalam tradisi suku Tamil ibu sedang menjalani masa nifas disarankan

untuk tidak melakukan aktivitas dan hubungan seksual karena ibu dianggap masih

lemah dalam melakukan aktivitas sehari-hari masih perlu dibantu orang lain

termasuk dalam personal hygene (Sungkar, 2008).

3. Sumber Air

Berdasarkan sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan kebersihan

diri, ibu hamul yang menggunakan sumber air dari sumur untuk tindakan

pemeliharaan kebersihan diri lebih baik dibandingkan PDAM. Hutapea (2012)

syarat air bersih adalah air yang bersih secara fisik, kimia dan bakteriologis.

Secara fisik, air bersih adalah air yang tidak berwarna, dan tidak berbau, secara

kimia adalah air tidak mengandung bahan kimia beracun yang berbahaya bagi

tubuh, dan secara bakteriologis adalah air tidak mengandung bakteri yang

(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan

bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang responden ibu hamil yang

tinggal di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan menggambarkan

sebagian besar responden memiliki tingkat pemeliharaan kebersihan diri sedang.

Dari beberapa faktor yang diteliti seperti umur, agama, usia kehamilan, tingkat

pendidikan, suku, pekerjaan, penghasilan perbulan, dan sumber air. Dapat

disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kebersihan diri ibu

hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan adalah tingkat

pendidikan, suku, dan sumber air.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diberikan saran kepada berbagai pihak

6.2.1. Bagi Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat khususnya Ibu hamil agar dapat

meningkatkan pemeliharaan kebersihan diri untuk meningkatkan kualitas hidup.

6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Dalam institusi pendidikan khususnya keperawatan untuk mempersiapkan

mahasiswa keperawatan dalam meningkatkan derajat pemeliharaan kebersihan

diri melalui pengabdian kepada ibu hamil.

6.2.3. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan dan

(49)

6.2.4. Bagi Peneliti Lainnya

Dapat digunakan dasar penelitian lebih lanjut tentang upaya pemeliharaan

kebersihan diri khususnya ibu hamil untuk meningkatkan kualitas hidup agar lebih

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Nietha. (2011). Personal Hygiene pada Ibu Hamil. http://niethapoenya-nita.blogspot.com/2011/11/personal-hygiene-pada-ibu-hamil.html. Diakses tanggal 22 Oktober 2014.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bobak, et al. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Hamilton, P & Mary. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas edisi 6 revisI. Jakarta:EGC.

Herawati, I.( 2011). Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010, Berdasarkan Data SDKI, Riskesdas dan Laporan Rutin KIA. Paparan Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu. Bandung.

Hutapea, J. (2012). Analisis Faktor Penyebab Pemukiman Kumuh di Kota Medan: Studi Kasus Kecamatan Medan

Belawan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31741. Diakses tanggal 13 Desember 2014.

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. (2011). Angka Kematian Ibu Melahirkan

(AKI).http://menegpp.go.id/V2/index.php/datadaninformasi/kesehatan?d ownload =23%3Angka-kematian-ibu-melahirkan-aki (Diakses tanggal 23 Maret 2012).

Krisnadi, Sungkar. (2008). Pakai gurita setelah

melahirkan. http://pikiran.rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=1 3070 (Diakses tanggal 30 juni 2015).

Maas. (2007). Kesehatan ibu dan anak: persepsi budaya dan dampak

kesehatannya. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm%20linda2.pdf (Diakses tanggal 30 juli 2015).

Maryani, Tri & Rita, Munica. (2013). Ketrampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta: Rohima Press.

Mubarak, W.I. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Murkoff, et al. (2006). Kehamilan: apa yang anda hadapi bulan perbulan. Jakarta: Arcan.

Muzaham, fauzi. (1995). Memperkenalkan sosiologi kesehatan. Jakarta: ui press Notoatmojdo,S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Prichad, M. (1991). Obstetri williams (edisi 2). Jakarta: erlangga.

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC. Edisi 4. Vol 2.

Resti, k. (2005). Artikel fungsi ibu sulit diganti: fungsi istri dapat diganti. Di akses pada 23 juni 2015,

(51)

Rukiyah, A.Y dkk. (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.

Sudjana, M. (2002). Metode statistic. Edisi VI. Bandung: Tarsito.

Suryawati, C. (2007). Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan, dan Pasca Persalinan (Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.Vol 2.No. 1. 21-31.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

The Bookside Medical Education Devision, 2007 dan Cunningham, 2005 dalam Siahaan, S, 2012.

Tumanggor, R. (2010). Masalah-masalah Sosial Budaya dalam Pembangunan Kesehatan Indonesia. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Vol. 12 No. 2. 231 – 254.

Wiludjeng, Rukmini. (2005). Gambaran penyebab kematian maternal dirumah sakit: studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikta, RSUD Larantuka dan RSUD Serang. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/158_10_Gbrpenyebabkematianmate rnalspdf/158_10.Gbrpenyebabkematianmaternals. (Diakses tanggal 29 juni 2015).

Wulandari & Diah. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas, Jakarta: Buku Kesehatan.

(52)
(53)

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth

Saudara/i Calon Responden Penelitian Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Sarwan Aramico NIM : 111101010

Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan USU Medan akan mengadakan

penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana keperawatan. Adapun penelitian ini berjudul

‘‘Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan

Medan Belawan’’.

Saya memohon kesediaan saudara/i untuk dapat berpartisipasi dalam

penelitian ini sebagai responden dengan menjawab setiap pernyataan yang telah

dipersiapkan peneliti. Bila saudara/i bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,

mohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah

disediakan. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saudara/i dan

kerahasiaan informasi yang anda berikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk

penelitian. Kesediaan dan kerjasama saudara/i sangat saya harapkan. Atas

perhatian saudara/i saya mengucapkan terima kasih.

Peneliti

(54)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia menjadi

responden untuk ikut serta berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Nama : Sarwan Aramico

NIM : 111101010

Judul : Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kelurahan

Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan akan dijaga

kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian serta dapat

mendukung perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan di Indonesia.

Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya, semoga

dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2015

(55)

Lampiran 3

KOESIONER PENELITIAN

A. Data Demografi

Baca dan berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan data anda: No. Responden : ( di isi oleh peneliti )

Inisial Responden :

Umur : Tahun

Agama :

Status Obstetrik :

Usia Kehamilan :

Gravida :

Partus :

Abortus :

Pendidikan terakhir :

SD SMP SMA Lain-lain sebutkan...

Suku :

Batak Jawa Melayu Lain-lain sebutkan... Perkerjaan Responden :

IRT PNS Wiraswasta Nelayan

Lain-lain sebutkan... Penghasilan Perbulan :

< Rp. 500.000.- Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000,- > Rp. 1.500.000,-

Sumber air:

PDAM Sumur Lain-lain sebutkan...

B. Kuesioner

Bacalah dengan seksama dan berilah tanda check ( √ ) pada setiap jawaban yang menurut anda benar serta pernyataan tersebut dijawab dengan sejujur-jujurnya. Data ini akan dirahasiakan dan hanya dibaca oleh peneliti.

Kode : - TP : Tidak Pernah - KK : Kadang-kadang - S : Sering

(56)

PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI IBU HAMIL

DI KELURAHAN BELAWAN 2 KECAMATAN MEDAN BELAWAN 1. Kebersihan Diri Ibu Hamil

NO Pernyataan TP KK S SL

Higiene mulut

1 Saya menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. 2 Saya menggunakan odol setiap sikat gigi.

3 Saya menggunakan obat pencuci mulut (misalnya listerin).

4 Saya memeriksa kedokter gigi secara teratur selama hamil.

Mandi

5 Saya mandi minimal dua kali sehari.

6 Saya mandi menggunakan sabun mandi yang menggandung antiseptik.

7 Pada saat saya mandi, saya membersihkan daerah-daerah lipatan kulit (misalnya ketiak, bawah buah dada, dan daerah genetalia).

8 Setelah selesai mandi, saya akan mengeringkan badan saya dengan handuk yang tidak dipakai secara bergantian. 9 Saya mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih

setelah selesai mandi. Perawatan rambut

10 Saya menyisir rambut minimal 2 kali sehari.

11 Saya mencuci rambut minimal dua kali seminggu menggunakan sampo.

12 Saya memijat kulit kepala dengan menggunakan ujung-ujung jari setiap mencuci rambut.

13 Saya mengeringkan rambut dan kulit kepala setelah mencuci rambut.

14 Saya menyisir rambut saya setelah saya keringkan agar tidak kusut.

Perawatan payudara

15 Saya membersihkan payudara seminggu sekali dengan menggunakan baby oil.

16 Saya memeriksa payudara secara teratur.

(57)

18 Saya mengganti bra lebih dari dua kali dalam sehari. 19 Saya memakai bra yang tidak terlalu ketat.

Perawatan vagina

20 Sesudah BAK dan BAB saya membersihkan dengan air bersih.

21 Saya menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat.

22 Saya mengganti celana dalam ketika terasa lembab. 23 Saya memangkas bulu kemaluan jika panjang.

24 Saya membersihkan daerah kemaluan dengan sabun antiseptik.

Perawatan kuku

25 Sebelum memotong kuku, saya merendam terlebih dahulu selama kurang lebih 10 – 20 menit.

26 Memotong kuku tidak terlalu dekat dengan ujung kulit. 27 Setelah memotong kuku, saya mencuci dan menyikat

kuku dengan sikat lembut.

28 Saya mengeringkan bagian kuku dengan handuk bersih. Mencuci tangan

29 Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 30 Saya mencuci tangan setelah melakukan BAB dan BAK. 31 Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun cuci

tangan.

32 Setelah saya mencuci tangan, saya mengeringkan dengan handuk bersih

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

Lampiran 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 46 92,0 92,0 92,0

Kristen 4 8,0 8,0 100,0

(68)

UsiaKehamilan Frequency Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Frequency Percent

(69)

Abortus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulati ve Percent

Valid IRT 47 94,0 94,0 94,0

WIraswasta 3 6,0 6,0 100,0

(70)

Penghasilanperbulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Std. Deviation ,495

Kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 20 40,0 40,0 40,0

sedang 30 60,0 60,0 100,0

(71)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri

Case Processing Summary Cases

Umur * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Agama * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 Gravida * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Partus * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Abortus * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 Suku * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Pekerjaan * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 SumberAir * kategorijml

50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 %

Umur * kategorijml

(72)

>35 3 3 6

Agama * kategorijml

(73)

UsiaKehamilan * kategorijml

Gravida * kategorijml

(74)

Chi-Square Tests

(75)

Suku * kategorijml

Pekerjaan * kategorijml

(76)

Chi-Square Tests

Penghasilanperbulan * kategorijml

Crosstab Count

kategorijml

Total

2 3

Penghasilanperbulan <500.000 1 4 5

(77)

SumberAir * kategorijml

Crosstab Count

kategorijml

Total

2 3

SumberAir PDAM 27 11 38

Sumur 3 9 12

Total 30 20 50

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 8,059a 1 ,005 Continuity Correctionb 6,255 1 ,012

Likelihood Ratio 8,077 1 ,004

Fisher's Exact Test ,007 ,006

Linear-by-Linear

Association 7,898 1 ,005

(78)

LEMBAR DISTRIBUSI PERSENTASE JAWABAN RESPONDEN 2. Distribusi persentase jawaban pernyataan tentang kebersihan diri ibu hamil di

Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan.

NO Pernyataan TP KK S SL

Higiene mulut

1 Saya menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.

20% 42% 2% 36%

2 Saya menggunakan odol setiap sikat gigi. 0% 0% 0% 100% 3 Saya menggunakan obat pencuci mulut (misalnya

listerin).

88% 8% 0% 4%

4 Saya memeriksa kedokter gigi secara teratur selama hamil.

84% 4% 0% 12%

Mandi

5 Saya mandi minimal dua kali sehari. 12% 6% 2% 80% 6 Saya mandi menggunakan sabun mandi yang

menggandung antiseptik.

2% 2% 4% 92%

7 Pada saat saya mandi, saya membersihkan daerah-daerah lipatan kulit (misalnya ketiak, bawah buah dada, dan daerah genetalia).

0% 0% 0% 100%

8 Setelah selesai mandi, saya akan mengeringkan badan saya dengan handuk yang tidak dipakai secara bergantian.

4% 6% 0% 92%

9 Saya mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih setelah selesai mandi.

0% 4% 0% 96%

Perawatan rambut

10 Saya menyisir rambut minimal 2 kali sehari. 18% 18% 2% 62% 11 Saya mencuci rambut minimal dua kali seminggu

menggunakan sampo.

0% 2% 0% 98%

12 Saya memijat kulit kepala dengan menggunakan ujung-ujung jari setiap mencuci rambut.

2% 6% 0% 92%

13 Saya mengeringkan rambut dan kulit kepala setelah mencuci rambut.

2% 2% 0% 96%

14 Saya menyisir rambut saya setelah saya keringkan agar tidak kusut.

32% 14% 2% 52%

Perawatan payudara

15 Saya membersihkan payudara seminggu sekali dengan menggunakan baby oil.

80% 12% 4% 4%

(79)

17 Jika payudara saya terasa keras saya memijat dan mengompres dengan air hangat.

74% 20% 0% 6%

18 Saya mengganti bra lebih dari dua kali dalam sehari.

6% 10% 2% 82%

19 Saya memakai bra yang tidak terlalu ketat. 30% 10% 0% 60% Perawatan vagina

20 Sesudah BAK dan BAB saya membersihkan dengan air bersih.

0% 0% 0% 100%

21 Saya menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat.

2% 0% 0% 98%

22 Saya mengganti celana dalam ketika terasa lembab.

4% 6% 4% 64%

23 Saya memangkas bulu kemaluan jika panjang. 16% 16% 4% 64% 24 Saya membersihkan daerah kemaluan dengan

sabun antiseptik.

32% 10% 2% 56%

Perawatan kuku

25 Sebelum memotong kuku, saya merendam terlebih dahulu selama kurang lebih 10 – 20 menit.

98% 2% 0% 0%

26 Memotong kuku tidak terlalu dekat dengan ujung kulit.

6% 6% 12% 76%

27 Setelah memotong kuku, saya mencuci dan menyikat kuku dengan sikat lembut.

58% 30% 4% 0%

28 Saya mengeringkan bagian kuku dengan handuk bersih.

88% 2% 2% 8%

Mencuci tangan

29 Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 0% 0% 2% 98% 30 Saya mencuci tangan setelah melakukan BAB dan

BAK.

2% 6% 0% 92%

31 Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun cuci tangan.

58% 0% 6% 36%

32 Setelah saya mencuci tangan, saya mengeringkan dengan handuk bersih

30% 20% 0% 50%

33 Saya menggunakan cairan antiseptik sebagai pengganti cuci tangan.

(80)

Lampiran 12

JADWAL PENELITIAN

No

Aktivitas Penelitian September 2014

(81)

Lampiran 13

TAKSASI DANA

1. Proposal

a. Survey awal Rp.50.000,00

b. Transportasi Rp.50.000.00

c. Biaya tinta dan kertas print proposal Rp.100.000,00

d. Biaya internet Rp.50.000,00

e. Perbanyak proposal Rp.100.000,00

f. Konsumsi Rp.150.000,00

2. Pengumpulan Data

a. Izin penelitian Rp.50.000,00

b. Biaya transportasi Rp.100.000,00

c. Penggandaan kuesioner Rp.150.000,00

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

a. Biaya kertas dan tinta print Rp.100.000,00

b. Penjilidan Rp.100.000,00

c. Siding skripsi Rp.150.000,00

4. Biaya tak terduga Rp.150.000,00

(82)

Gambar

Tabel 3.2. Definisi Operasional
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden (n=50)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik obstetri (n=50)
Tabel 5.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, kekuatan kecamatan lebih berorientasi kepada fungsi kewenangan yang dilimpahkan oleh Walikota dibandingkan fungsi koordinasi, artinya, koordinasi dapat tidak

Setiap tahun terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman ataupun lahan terbangun lainnya, akibat perkembangan penduduk dan permintaan lahan yang

Skema Utilitas Tata Udara. Universitas

Sedangkan pengaruh SPIP pada kualitas LK (laporan keuangan) Pemkot Bogor dikarenakan SPIP yang diimplementasikan dengan efektif dan juga diterapkan oleh pimpinan hingga

Berdasarkan penjelasan di atas sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan menarik minat belajar siswa kelas IV, tidak hanya dengan menghafal namun

Media Nusantara Citra (MNC), for a strategic partnership in supplying satellite, network, telecommunication services, infrastructure, multimedia content, TV

Penulisan skripsi ini merupakan sebuah upaya untuk mengupas lebih dalam tentang sosok pemikir Muslim modernis serta kontroversi, yakni KH. Tujuan penelitian dalam

Menganjurkan kepada keluaga klien untuk memberikan kompres hangat pada daerah yang