PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI IBU HAMIL
DI KELURAHAN BELAWAN 2 KECAMATAN MEDAN
BELAWAN
SKRIPSI
Oleh:
SARWAN ARAMICO 111101010
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Puji dan syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera UtaraTahun 2015 dengan judul
’’Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kecamatan Medan Belawan’’.
Skripsi ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan dan koreksi dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Ibu Eniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
USU. Sekaligus dosen pembimbing yang senantiasa memberikan waktu
untuk membimbing dan memberikan masukan yang sangat berharga dalam
penulisan skripsi ini.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan USU.
4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan.
5. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku dosen penguji I.
6. Ibu Nur Afidarti, S.Kp, M.Kep selaku dosen penguji II.
7. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Keperawatan USU yang telah
8. Terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada kedua orang tua dan adik-adik
ku tercinta yang telah memberikan motivasi dan do’a dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Terima kasih kepada teman-teman sejawat S1 Keperawatan yang telah
membantu dan memberikan semangat selama ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa, maka dengan
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan harapan penulis semonga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
ABSTRAK ... iii
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Kebersihan Diri ... 6
2.1.1. Definisi Kebersihan Diri ... 6
2.1.2. Macam-macam Tindakan Kebersihan Diri ... 6
2.1.3. Manfaat Kebersihan Diri ... 12
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri ... 12
2.1.5. Dampak Masalah Kebersihan Diri ... 13
2.2. Ibu Hamil ... 14
2.2.1. Definisi Kehamilan ... 14
2.2.2. Tanda-tanda Kehamilan ... 15
2.2.3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil ... 16
2.2.4. Ketidaknyaman pada Kehamilan ... 17
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ... 19
3.1. Kerangka Penelitian ... 19
3.2. Definisi Konseptual ... 20
BAB IV METODE PENELITIAN ... 21
4.1. Desain Penelitian ... 21
4.2. Populasi dan Sampel ... 21
4.2.1. Poulasi ... 21
4.2.2. Sampel ... 21
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22
4.4. Pertimbangan Etik ... 22
4.5. Instrumen Penelitian ... 23
4.6. Validitas dan Reabilitas ... 24
4.7. Proses Pengumpulan Data ... 25
4.8. Analisa Data ... 26
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
5.1. Hasil Penelitian ... 28
5.1.1. Karakteristik Responden ... 28
5.1.2. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil ... 31
5.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri... 32
5.2. Pembahasan ... 33
5.2.1. Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil ... 33
5.2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri Ibu Hamil ... 33
Lampiran 1 Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Surat Izin Komite Etik Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara
Lampiran 7 Rekomendasi Penelitian dari BALITBANG
Lampiran 8 Surat Selesai Penelitian dari Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan
Belawan
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Validitas
Lempiran 10 Lembar Bukti Bimbingan
Lampiran 11 Distribusi Persentase jawaban responden
Lampiran 12 Jadwal Penelitian
Lampiran 13 Taksasi Dana
Lampiran 14 Abstrak
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 3.2. Definisi Operasional...20
TABEL 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 28
TABEL 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Obstetri ... 30
TABEL 5.3. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Kebersihan Diri ... 31
DAFTAR SKEMA
Halaman
Judul : Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu hamil Di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan
Nama : Sarwan Aramico
NIM : 111101010
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun : 2015
ABSTRAK
Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kebersihan diri mencakup perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku, higiene mulut, mandi, perawatan payudara, perawatan vulva/vagina, dan mencuci tangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatifyang bertujuan untuk menggambarkan kebersihan diri ibu hamil di Keluran Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan dan fakto-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu hamil. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang di tentukan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk menentukan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa sebagian besar pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil kategori sedang yaitu 30 orang (60%), kategori baik yaitu 20 orang (40%), dan tidak ditemukan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil kategori buruk. faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan adalah tingkat pendidikan, suku, dan sumber air.
Title of the Thesis : Self Hygiene Care of Pregnant Women at Belawan 2 Village, Medan Belawan Subdistrict
Name of Student : Sarwan Aramico Std. ID Number : 111101010
Faculty : Nursing, University of Sumatera Utara
Academic Year : 2015
ABSTRACT
Self-hygiene is an action to keep a person clean and healthy physically and psychologically. It includes hair care, leg and nail care, mouth hygiene, bathing, breast care, vulva/vagina care, and washing hands. The research used descriptive correlation method which was aimed to describe self-hygiene and some factors which influenced self-hygiene of pregnant women at Belawan 2 village, Medan Belawan Subdistrict. The samples were 50 respondents, taken by using convenience sampling technique. The data were gathered by using questionnaires to determine pregnant women’s self-hygiene care. The result of the research showed that 30 respondents (60%) were in moderate category in self-hygiene care, 20 respondents (40%) were in good category, and no respondent was in bad category. The factors which influenced pregnant women’s self-hygiene care at Belawan 2 village, Medan Belawan Subdistict, were the level of education, ethnicity, and water source.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh negara berkembang adalah tingginya
angka kematian ibu dan bayi, dimana menurut WHO sekitar 99% kematian
maternal di seluruh dunia terjadi di kawasan ini dan tiga perempat dari jumlah
kematian maternal disebabkan oleh faktor yang dapat dihindari. Fakta lain dari
kematian maternal yang terjadi di Indonesia berdasarkan Survey Dasar Kesehatan
Indonesia tahun 2010 adalah jumlah kematian absolut tertinggi justru terjadi di
provinsi dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai (Herawati, 2011).
Tumanggor (2010) mengemukakan bahwa paradigma dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia masih berorientasi pada teknis biomedis dan kurang
memperhatikan faktor sosial budaya dan perilaku masyarakat. Pada dasarnya,
banyak masalah kesehatan yang tidak terpecahkan oleh ilmu kedokteran melalui
pendekatan teknis biomedis semata, melainkan memerlukan sinergi dan
kolaborasi dengan berbagai disiplin sosial dan budaya. Faktor sosial yang
berpengaruh terhadap masalah kematian ibu antara lain pemberdayaan perempuan
yang tidak begitu baik, latar belakang sosial ekonomi keluarga, lingkungan
masyarakat dan politik, dan kebijakan pemerintah (Meneg PP, 2011). Sedangkan
faktor budaya berasal dari tata nilai dan tradisi yang mengakar dalam suatu
masyarakat yang mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, dan menentukan perilakunya.
Sebagian masyarakat kehamilan dianggap sebagai hal yang alamiah dan
persalinan, dan pascapersalinan menjadi kurang memadai. Ketimpangan posisi
perempuan dalam masyarakat juga menjadikan perempuan hamil kurang memiliki
kewenangan dalam mengambil keputusan dan menyerahkannya kepada anggota
keluarga lain. Sebagaimana penelitian terhadap masyarakat Jawa di Kecamatan
Bangsri Kabupaten Jepara, dimana faktor kekerabatan antara suami, orang tua,
dan nenek, masih memberikan peran yang penting dalam tindakan ibu berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan atau nifas, baik dalam
memberikan nasehat karena mereka sudah berpengalaman menjalani peristiwa
tersebut maupun pengambilan keputusan siapa penolong persalinan dan sarana
pelayanan apakah yang dipergunakan (Suryawati, 2007).
Upaya promosi kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan pada ibu hamil
terdiri atas aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik meliputi masalah gizi,
kebutuhan oksigen, kebersihan diri, pakaian, eliminasi, kebutuhan pola seksual,
mobilisasi, pergerakan tubuh, aktivitas termasuk senam hamil, istirahat,
imunisasi, traveling, persiapan laktasi, persiapan persalinan dan kelahiran,
kesehatan janin, dan pekerjaan. Aspek psikologis meliputi dukungan keluarga,
dukungan tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi orang tua,
dan persiapan sibling atau saudara kandung (Mubarak, 2011).
Dengan memelihara kebersihan diri yang baik, ibu dapat menghindari dan
mengatasi kemungkinan masalah yang timbul pada masa hamil seperti gangguan
fisik yang sering terjadi gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa
mulut, infeksi mata dan telinga, dan infeksi pada kuku. Dan gangguan kebutuhan
diri, dan gangguan interaksi sosial. Kesehatan pada wanita hamil untuk
mendapatkan ibu dan anak yang sehat dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil,
kebersihan diri mengurangi kemungkinan infeksi karena badan yang kotor banyak
mengandung kuman-kuman. (Wulandari, 2009).
Selama kehamilan kemampuan yang harus dilakukan kebersihan diri
yaitu: kulit, perawatan payudara, perawatan gigi mulut, eliminasi bowel,
perawatan vulva dan pakaian. Ketidak mampuan dalam melaksanakan hal itu,
merupakan masalah dalam perawatan diri selama kehamilan (The Bookside
Medical Education Devision, 2007 dan Cunningham, 2005 dalam Siahaan, S, 2012).
Hutapea (2012) kondisi pemukiman di daerah Belawan termasuk dalam
pemukiman yang kumuh, rata-rata sumber pencaharian masyarakat di Belawan adalah
nelayan, tingkat pendidikan di Belawan juga rata-rata adalah sekolah dasar (SD). Ibu
rumah tangga kebanyakan pengangguran, tingkat penghasilan di Belawan relatif
rendah, kondisi drainase di Kecamatan Belawan sangat buruk sehingga jika hujan
deras sering mengalami kebanjiran, dan status kepemilikan rumah rata-rata adalah
rumah pengontrakan atau penyewaan dengan kondisi bangunan yang rapat dan padat,
kemudian pelayanan air bersih di Kecamatan Medan Belawan sudah mulai membaik
yang di layani oleh PDAM dan berlangganan sejak tahun 2009, tempat pembuangan
sampah di Belawan 1 dan Belawan 2 tidak ada, sebagian masyarakat membuang
sampah keparit atau kelaut dan ada juga yang membakar dan membayar uang bulan
sampah, dan sanitasi yang terdapat di Kelurahan Belawan 1 dan Belawan 2 ada
sebagian yang terbuat dari palu atau sejenis pembuangan tinja yang dilubangi yang
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kelurahan Belawan 2
Kecamatan Medan Belawan”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Pemeliharan Kebersihan Diri Ibu Hamil di
Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di
Kelurahan Belawan 2 kecamatan Medan Belawan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemeliharaan
kebersihan diri pada Ibu Hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan
Belawan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat khususnya Ibu hamil agar dapat
meningkatkan pemelihara kebersihan diri untuk meningkatkan kualitas
hidup.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan diperpustakan guna untuk
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan dan
meningkatkan pemeliharaan kebersihan diri khususnya untuk ibu hamil.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuaan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian serta menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
5. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat digunakan dasar penelitian lebih lanjut tentang upaya pemeliharaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebersihan diri
2.1.1. Definisi Kebersihan Diri
Menurut Potter dan Perry (2006) kebersihan diri adalah cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.
Kebersihan diri (Personal hygiene) berasal dari bahasa Yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene artinya sehat. Kebersihan diri
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2006).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebersihan
diri adalah suatu keadaan yang harus dilakukan seseorang untuk menjaga,
memelihara, dan merawat diri baik secara fisik dan psikis.
2.1.2. Macam-macam Tindakan Kebersihan Diri
Menurut Potter dan Perry (2006), macam-macam kebersihan diri
terdiri dari beberapa macam diantaranya:
a. Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidak mampuan mencegah untuk memelihara perawatan rambut
sehari-hari. Menyikat, menyisir, dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis.
Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan
rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai rambut.
Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek, tapi sisir bergerigi
panjang untuk rambut keriting. Sisir yang bergerigi tajam dan tidak
beraturan dapat melukai kulit kepala.
Frekuensi bersampo minimal dua kali dalam seminggu
menggunakan sampo ringan. Adapun langkah-langkah bersampo adalah
basahkan rambut hingga rata dengan air kemudian tuangkan sampo ke
telapak tangan, gunakan sampo secukupnya gosok-gosok hingga berbusa
dengan kedua tangan, sampo sisi-sisi kepala hingga rata, massase kulit
kepala dengan memberikan penekanan dengan menggunakan
ujung-ujung jari, kemudian bilas rambut dengan air secara merata pastihan
tidak ada busa yang tersisa, keringkan rambut dan kulit kepala dengan
handuk mandi, dan sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan.
b. Perawatan Kaki dan Kuku
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Sering kali
orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau
ketidaknyamanan. Masalah dihasilkan karena perawatan yang salah atau
kurang terhadap kaki dan tangan seperti mengigit kuku atau pemotongan
yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam, dan
pemakaian sepatu yang tidak pas.
Adapun langkah-langkah perawatan kuku adalah siapkan air hangat
menit, keringkan tangan dengan menggunakan handuk, potong kuku
dengan menggunakan gunting kuku sesuai pola ujung jari, kemudian cuci
tangan dengan sabun dan keringkan dengan handuk.
c. Higiene Mulut
Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,
gigi, gusi, dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari makanan, plak,
dan bakteri. Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah
makan dan sebelum tidur) adalah dasar program higiene mulut yang
efektif. Sikat gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan bulunya
harus kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus
diganti setiap tiga bulan. Permukaan sikat gigi yang bulat dengan bulu
yang lembut, banyak, dari nilon adalah yang terbaik. Bulu halus yang
bundar menstimulus gusi tanpa menyebabkan abrasi dan perdarahan.
Semua permukaan gigi dalam, luar, dan pengunyah harus disikat dengan
teliti.
Pasta gigi berfluorida lebih disukai untuk gosok gigi, kebanyakan
pasta gigi memiliki rasa yang menyenangkan. Spon gliserin-lemon
memiliki efek yang bahaya pada gigi dan mukosa. Gliserin memiliki efek
astringen, kering dan menyusutkan gusi dan membran mukosa. Lemon
jika digunakan dengan berlebihan dapat mengubah pH alami rongga
mulut, menghabiskan refleks air liur melalui overstimulasi dan mengikis
email gigi. Plak terakumulasi sekitar dasar gigi karena kain penyeka
larutan encer dari sorbitol, sodium, karboksimetilselulosa, dan elektrolit
telah terbukti efektif dalam mengobati mulut yang kering.
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami mual dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan
sebagainya. Tindakan penambalan gigi dan pencabutan gigi merupakan
kontraindikasi. Bila kerusakan-kerusakan gigi ini tidak diperhatikan
dengan baik, hal ini dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septikemia, sepsis pueperalis. Oleh karena itu infeksi di rongga mulut
misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang
menyebar kemana-mana. Maka dari itu wanita hamil harus
memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Prawirohardjo,
2005 dalam Rukiyah dkk, 2009).
Menurut Agustina (2011), macam-macam kebersihan diri terdiri
dari beberapa macam diantaranya:
a. Mandi.
Mandi dianjurkan sedikitnya 2 kali sehari karena ibu hamil
cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri
terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan
cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Orang yang aktif
berolahraga atau bekerja diluar hingga berkeringat disarankan untuk
mandi setelah aktivitas. Gunakan sabun ringan secukupnya, spon mandi
atau penggosok tumit jika tersedia. Bagian genital dan dubur harus
dibersihkan karena pengeluaran alami pada area ini, jika dalam kondisi
tidak higienis, dapat menyebabkan iritas dan infeksi. Bilas dengan bersih
setelah memakai sabun, keringkan badan dengan handuk bersih, hindari
berbagi sabun dan handuk dengan rekan kerja, dan ganti dengan baju
dalam yang bersih setelah mandi.
Adapun manfaat mandi adalah merangsang sirkulasi,
menyegarkan, menghilangkan kotoran yang harus diperhatikan, mandi
hati-hati jangan sampai jatuh, air harus bersih, tidak terlalu dingin atau
tidak terlalu panas, gunakan sabun yang mengandung antiseptik.
b. Perawatan Payudara.
Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus dibersihkan
kalau terbasahi oleh colostrum. Kalau dibiarkan dapat terjadi eczema
pada puting susu dan sekitarnya. Puting susu yang masuk diusahakan
supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi.
c. Perawatan Vagina atau Vulva.
Wanita yang hamil jangan melakukan irigasi vagina kecuali
dengan nasihat dokter karena irigasi dalam kehamilan dapat
menimbulkan emboli udara. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
celana dalam harus kering, jangan gunakan obat/menyemprot ke dalam
vagina, sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus, jaga kebersihan
bagian tersebut, gantilah celana dalam lebih sering bila perlu, dan
pakailah celana dalam dari bahan katun yang lebih mudah menyerap.
d. Mencuci Tangan.
Cuci tangan sesering mungkin, Karena dengan cuci tangan akan
mencegah penyebaran kuman dan virus yang dapat menyebakan
penyakit. Terutama ketika setelah memegang daging mentah pada saat
memasak, setelah menggunakan kamar kecil, setelah memegang hewan
peliharaan, sebelum atau sesudah melakukan aktivitas tertentu, sebelum,
selama & sesudah menyiapkan makanan, ketika batuk, bersin atau
meniup hidung, dan berada di dekat seseorang yang sedang sakit untuk
mengontrol penyebaran kuman yang dapat menyebabkan pilek dan flu,
dan ketika memasak atau membungkus makanan, mencegah makanan
dari kerusakan dan mengurangi kontaminasi. Ketika mempersiapkan
makanan jangan menggaruk atau memegang telinga, hidung, mulut, atau
luka terbuka.
Cara mencuci tangan yang baik adalah basahi tangan dibawah kran
dan gunakan sabun batang atau sabun cair. Semua bagian tangan harus
terkena air, semua permukaan kulit termasuk jari tangan, kuku dan
bagian belakang telapak tangan digosok dengan busa sabun minimal 20
detik, bilas tangan dengan air, keringkan tangan dengan handuk bersih
atau handuk disposable setelah mencuci, handuk cuci tangan harus dicuci
dan diganti setiap hari, untuk beberapa aktivitas lain, hand sanitizer tidak
hand sanitizer, dengan menuangkan sejumlah sanitizer ke telapak tangan,
kemudian menggosok kedua tangan bersama hingga kering, pastikan
telah mencakup semua permukaan tangan.
2.1.3. Manfaat Kebersihan Diri
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), manfaat kebersihan diri
terdiri dari beberapa manfaat diantaranya:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersihan diri seseorang.
c. Memperbaiki kebersihan diri yang kurang.
d. Mencegah penyakit.
e. Miningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri
Menurut Tarwoto & Wartonah (2006), faktor-faktor yang
mempengaruhi kebersihan diri adalah:
a. Body Image.
Gambaran individu terhadap dirinya sangat memengaruhi kebersihan diri
misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap dirinya.
b. Praktik Sosial.
Pada ibu hamil selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
c. Status Sosial Ekonomi.
Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, sampo, alat mandi yang memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan.
Pengetahuan kebersihan diri sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesejahteraan. Misalnya pada ibu hamil ia
harus menjaga kebersihan diri.
e. Budaya.
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan Seseorang.
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan dirinya seperti penggunaan sampo, sabun, dan lain-lain.
g. Kondisi Fisik.
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
2.1.5. Dampak Masalah Kebersihan Diri
Menurut Maryani & Rita (2013), dampak masalah kebersihan diri
dapat dilihat dari dua aspek yaitu:
a. Dampak fisik
Dampak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
Menurut Rukiyah dkk (2009) kebersihan diri ini berkaitan dengan
perubahan sistem pada tubuh ibu hamil di antara adalah selama
kehamilan PH vagina menjadi asam berubah dari 4-3 menjadi 5-6,5
akibat vagina mudah terkena infeksi, stimulus Oestrogen menyebabkan
adanya Flour Albus (keputihan), peningkatan vaskularisasi di perifer
mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat, dan uterus akan
membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan wanita
hamil untuk sering berkemih, mandi teratur mencegah iritasi vagina,
tehnik pencucian perineal dari depan kebelakang.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah:
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
2.2. Ibu Hamil
2.2.1. Definisi Kehamilan
Definisi dari masa kehamilan sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Saifuddin, 2001 dalam Rukiyah, 2009).
Kehamilan merupakan suatu krisis maturasi yang dapat
memberi perawatan dan tanggung jawab yang lebih besar, maka kehamilan
menjadi sangat berharga. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran
baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya agar lebih siap menjadi
orang tua (Bobak, et al. 2004).
2.2.2. Tanda-tanda Kehamilan
Hamilton & Mary (2004) menjelaskan tanda-tanda kehamilan
sebagai berikut:
a. Aminore (tidak adanya menstruasi), terjadinya sesudah pembuahan.
Penyebab lainnya, bisa terjadi kerena perjalanan, keletihan, stres, rasa
takut akan kehamilan, masalah hormon, penyakit, pertambahan atau
pengurangan berat badan yang ekstrem.
b. Mual di pagi hari (mual dengan atau tanpa muntah, pada jam berapa
pun), terjadi 2-8 minggu sesudah pembuahan. Penyebab lainnya bisa
terjadi karena, keracunan, stres emosional, infeksi berbagai jenis
penyakit.
c. Sering buang air kecil, terjadi 2-3 minggu setelah pembuahan. Penyebab
lainnya bisa terjadi karena infeksi saluran kemih, penggunaan obat
diuretik, stres, dan penyakit.
d. Rasa seperti kesetrum, nyeri tekan, pembengkakan payudara, terjadi
setelah beberapa hari pembuahan. Pentebab lain karena penggunaan pil
KB menjelang menstruasi.
e. Penggelapan warna areola (area disekeliling puting), dan penonjolan
Penyebab lainnya terjadi karena ketidakseimbangan hormon dari efek
kehamilan sebelumnya.
f. Garis-garis biru dan merah muda dibawah kulit payudara terjadi pada
trimester pertama.
g. Mengidam makanan, terjadi pada trimester pertama. Penyebab lainnya
bisa terjadi karena diet yang buruk, stres, dan menjelang menstruasi.
h. Penggelapan warna garis dari pusar ke pubis (linea nigra), terjadi pada
bulan ke-4 atau ke-5, karena ketidakseimbangan hormon atau efek dari
kehamilan sebelumnya.
2.2.3. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
Menurut Hamilton & Mary (2004), menyatakan perubahan
psikologis ibu hamil ada tiga trimester yaitu:
a. Trimester 1
Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena
mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup
baru. Karena tubuh dan emosi seluruhnya berhubungan, perubahan fisik
dapat mempengaruhi emosi, setelah konsepsi, progesterone dan estrogen
dalam tubuh meningkat. Terjadi morning sickness, kelemahan, keletihan,
dan perasaan mual. Calon ibu tidak merasakan sehat benar dan umunya
mengalami depresi.
Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan, tubuh wanita telah
terbiasa dengan tingkat hormo yang tinggi, morning sickness telah hilang.
Ibu sudah menerima kehamilanya dan menggunakan pikiran dan
energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan sebelum
menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukuranya. Selama trimester ini,
terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali.
c. Trimester 3
Trimester ketiga ditandai dengan klimak kegembiraan emosi
karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke delapan mungkin terdapat periode
tidak semangat, stres dan bahkan sampai depresi, ketika bayi membesar
dan ketidaknyamanan bertambah.
2.2.4. Ketidaknyamanan pada Kehamilan
Menurut Murkoff (2006), ketidaknyamanan pada saat kehamilan dan
perlu dikhawatirkan adalah:
a. Sering buang air kecil (nocturia), cara meringankannya adalah
kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan atau buang air kecil,
perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum di malam hari
untuk mengurangi nocturia kecuali nocturia mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
b. Keringat bertambah (peningkatan perspirasi), pakailah pakaian yang tipis
c. Kram pada kaki, cara meringankannya adalah berlatih dorsifleksi pada
kaki untuk meregangkan otot-otot.
d. Varises pada kaki/vulva, gejala varises tidak sulit untuk dikenali, tetapi
bisa sangat berbeda-beda dalam tingkat keparahannya. Bisa terjadi nyeri
ringan atau parah ditungkai kaki atau perasaan berat, pembengkakan.
Untuk mencegah terjadinya varises dapat dilakukan dengan hindari
kenaikan berat badan yang berlebihan, hindari angkat berat, hindari
berdiri atau duduk lama, hindari mengejan saat buang air besar, dan
jangan menggunakan pakaian ketat.
e. morning sickness, sekitar 75% dari semua wanita mengalami mual-mual
pada awal kehamilan. Morning sickness terjadi ketika kadar hormon
ganodotropin meningkat dan ketika kelenjar endokrin mengalami
BAB III
KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini menggunakan kerangka penelitian berdasarkan
proses sistem yaitu: masukan (input), proses, keluaran (output) yang
menggambarkan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di kecamatan Medan
Belawan.
Kebersihan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan diri
pada ibu hamil, dimana kebersihan diri tersebut meliputi kebersihan diri baik,
sedang, dan buruk.
Skema 3.1. Kerangka Penelitian Baik
- Tingkat Pendidikan - Suku
- Pekerjaan - Penghasilan
3.2. Definisi Konseptual
Menurut Potter dan Perry (2006) kebersihan diri adalah cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka.
3..2. Definisi Operasional
Untuk lebih mudah memahami pengertian dari variabel yang akan diteliti, maka dapat diperhatikan pada tabel definisi operasional berikut ini:
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Kebersihan diri ibu hamil
keadaan yang harus dilakukan ibu hamil untuk menjaga, memelihara, dan merawat diri secara fisik yang
mencakup:
perawatan rambut, perawatan kaki dan kuku, higiene mulut, mandi, perawatan payudara, perawatan vulva/vagina, dan mencuci tangan.
Kuesioner yang terdiri 35 pernyataan skala likert 1, 2, 3 dan 4.
- Usia Kehamilan - Tingkat
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi pemeliharaan
kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan
Belawan.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Kelurahan
Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan yang berjumlah 497 ibu hamil
terhitung dari bulan Januari Sampai bulan September 2014.
4.2.2. Sampel
Dalam menentukan sampel penulis menggunakan teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah Convenience sampling yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan faktor spontanitas artinya siapa saja yang
bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang
tersebut dapat dijadikan sampel (Sugiyono, 2007).
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
1. Ibu hamil yang tinggal di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan
Belawan.
2. Ibu hamil yang ditanya kesediaannya untuk menjadi responden.
3. Ibu hamil yang mampu berkomunikasi baik secara lisan dan
Menurut Arikunto (2010) menyatakan bahwa apabila jumlah populasi
lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% dan 20%-25% atau lebih. Sehingga
10% dari 497 responden didapatkan hasil sampel berjumlah 50 responden.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Maret sampai dengan 20 Mei
2015 di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan Provinsi
Sumatera Utara.
4.4. Pertimbangan Etik
Terlebih dahulu peneliti mendapatkan izin dari komite etik kesehatan
dari Fakultas Keperawatan USU. Kemudian peneliti meminta surat izin
surve awal ke Dinas kesehatan Kota Medan. Setelah keluar surat izin surve
awal peneliti meminta data ke puskesmas Kecamatan Medan Belawan.
Kemudian untuk proses pengambilan data terlebih dahulu peneliti menemui
responden dengan cara memperkenalkan diri terlebih dahulu serta
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Jika
responden bersedia, maka responden menandatangani lembar persetujuan
(informed consent) yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Responden berhak
menolak atau mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa adanya
tekanan. Peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya
sebagai responden.
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti menggunakan inisial
nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) dan
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti
dan hanya digunakan oleh peneliti.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
kuesioner. Pada bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi
yang meliputi nama atau inisial, usia, agama, pendidikan, suku, pekerjaan,
penghasilan, dan kemampuan merawat diri.
Bagian kedua instrumen berisi pernyataan untuk mengidentifikasi
kebersihan diri Ibu hamil. Bagian ini terdiri dari 33 pernyataan dengan
menggunakan skala likert. Bagian ini disajikan dalam bentuk pernyataan
dengan empat pilihan alternatif. Jawaban terdiri dari tidak pernah,
kadang-kadang, sering dan selalu. Bobot nilai yang diberikan untuk pernyataan
tidak pernah (TP)=1, kadang-kadang (KK) = 2, sering (S)= 3, dan selalu
(SL)= 4. Dengan total skor tertinggi 132 dan skor terendah 33. Untuk
menentukan tingkat kebersihan diri digunakan rumus panjang kelas menurut
Sudjana (2002), yaitu:
Panjang kelas = Rentang kelas Banyak kelas
Maka dapat dikategorikan tingkat kebersihan diri sebagai berikut:
Buruk : Bernilai antara 33-66
Sedang : Bernilai antara 67-99
4.6. Validitas dan Reliabilitas 4.6.1. Validitas
Validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui kemampuan
instrumen untuk mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang
kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Uji
validitas instrumen penelitian di uji oleh ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns,
M.Biomed, dan bapak Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes dosen keperawatan dasar
fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara berupa validitas isi untuk
memperbaiki kata-kata instrumen agar lebih singkat dan mengubah
pernyataan instrumen menjadi lebih mudah dimengerti.
4.6.2.Reliabilitas
Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji
reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya
dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan di Kelurahan
Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan yang mempunyai kriteria yang
sama. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat
atau alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.
Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila
digunakan beberapa kali pada sekelompok sampel. Dan instrumen dikatakan
reliable jika reliabilitasnya 0,70 (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas dilakukan
setelah selesai penelitian tanggal 20 Mei 2015. Sampel pada uji relib
reliabilitas kuesioner pemeliharaan kebersihan diri yaitu 0,73. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner pemeliharaan kebersihan diri
ibu hamil sudah reliabel yang dihitung dengan analisisis Cronbach Alpha.
4.7. Proses Pengumpulan Data
Tahap awal dalam pengumpulan data dilakukan melalui prosedur
administrasi dengan cara mendapatkan izin dari Institusi Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan izin. Setelah
mendapatkan surat izin peneliti meminta surat izin dari balai penelitian dan
pengembangan kota Medan. Kemudian meminta izin dari Kecamatan
Medan Belawan dan izin dari Kelurahan Belawan 2. Setelah mendapatkan
izin, peneliti bekerjasama dengan kader yang ada di Kelurahan Belawan 2.
Dan kader mengarahkan peneliti ke 9 lingkungan (5, 7, 12, 15, 17, 35, 37,
43, 44) di Kelurahan Belawan 2 untuk menemui calon responden.
Kemudian peneliti menjelaskan tujuan kepada calon responden, setelah
calon responden menyetujui menjadi responden dalam penelitian maka
peneliti menganjurkan responden untuk menandatangani lembar persetujuan
(informed consent) yang telah disediakan dan kemudian dianjurkan untuk
penjelasan tatacara pengisian kuesioner, responden diminta untuk mengisi
kuesioner, dan responden diberi kesempatan bertanya apabila ada yang tidak
dimengerti, setelah kuesioner selesai di isi, peneliti memeriksa semua
kuesioner sebelum dikumpulkan diteliti dulu kelengkapannya terlebih
dengan mengucapkan terima kasih secara lisan kepada responden atas
kesediannya menjadi responden dalam penelitian ini.
Setelah semua data terkumpul dan jumlah sampel mencukupi,
peneliti melaporkan ke Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan
untuk mendapatkan surat keterangan selesai melakukan penelitian.
4.8. Analisa Data
Setelah data di dapatkan maka peneliti melakukan pengolahan data
dengan lengkah-langkah sebagai berikut (Notoadmojdo, 2010):
1. Editing adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kembali
kesalahan atau kekurangan dalam pengisian atau pengambilan identitas
responden, mengecek kelengkapan data. Pada tahap ini data yang telah
dikumpulkan dilakukan pengecekan identitas responden, mengecek
kelengkapan data dengan memeriksa isi instrumen pengumpulan data
dari setiap variabel dan subvariabel sehingga terisi semuanya.
2. Coding adalah memberi kode tertentu secara berurutan dalam kategori
yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada
responden sehingga memiliki arti tertentu ketika di analisis.
3. Transferring adalah data yang diberi kode disusun secara berurutan
mulai dari responden pertama hingga responden yang terakhir untuk
dimasukkan kedalam tabel.
4. Tabulating adalah bagian terakhir dari pengolahan data dengan
kemudian dihitung berapa banyak item yang termasuk dalam kategori
yang sama.
Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer, data yang
dikumpulkan dilakukan uji statistik deskriptif. Data demografi dan
kebersihan diri disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, persentase,
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Maret
samapai dengan 20 Mei 2015 di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan
Belawan dengan jumlah responden 50 orang dengan kriteria sampel yang telah
ditetapkan dengan menggunakan alat ukur yang berbentuk kuesioner dalam
bentuk skala likert, dan aspek yang diteliti adalah pemeliharaan kebersihan diri
ibu hamil.
5.1.1. Karakteristik responden
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang karakteristik
responden yang terdiri dari umur, agama, usia kehamilan, gravida, partus, abortus,
pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, penghasilan perbulan, dan sumber air.
Didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.1
Jawa
700.000 – 1.500.000 >1.500.000
Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berusia dewasa awal 20-35 tahun yaitu 30 orang (60%),
beragama Islam yaitu 46 orang (92%), tingkat pendidikan terakhir responden
adalah SMA yaitu 23 orang (46%), suku jawa yaitu 23 orang (46%), sebagian
besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu 47 orang
(94%), penghasilan responden sebesar > Rp.1.500.0000 yaitu 25 orang (50%), dan
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi karakteristik obstetri (n=50)
Karakteristik Obstetri frekuensi persentase
Usia Kehailan
Berdasarkan hasil penelitian dari 50 responden menunjukkan bahwa
sebagian besar responden usia kehamilan trimester 3 yaitu 26 orang (52%),
sebagian besar responden merupakan gravida pertama yaitu 16 orang (32%),
sebagian besar responden merupakan kehamilan pertama dan belum pernah partus
yaitu 16 orang (32%), dan sebagia besar responden tidak pernah abortus yaitu 40
5.1.2. Distribusi frekuensi pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kulurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang pemeliharaan
kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan (n=50)
Pemeliharaan Kebersihan diri Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 20 40,0
Sedang 30 60,0
Buruk 0 0
Total 50 100,0
Dapat dilihat dari tabel 5.3, hasil penelitian diperoleh bahwa pemeliharaan
kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan
sebagian besar responden berada pada kategori sedang yaitu 30 orang (60,0%),
dan kategori baik yaitu 20 orang (40,0%), dan tidak ditemukan ibu hamil yang
5.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebersihan Diri Tabel 5.4
Distribusi frekuensi faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan (n=50) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebersihan diri
Sedang Baik P Value
Usia Kehamilan Trimester 1
Berdasarkan hasil penelitian ada tiga faktor yang mempengaruhi
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemeliharaan
kebersihan diri ibu hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan
dalam kategori sedang. Hasil Penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Yusanti
dan koleganya (2014) di wilayah kerja Puskesmas Jenggot Kota Pekalongan
menujukkan sebagian besar tingkat pengetahuan tentang kebersihan diri dalam
kategori baik (69,2%). Tindakan pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil dengan
tingkat pengetahuan kebersihan diri ibu hamil berbeda. Apakah ada keterkaitan
antara pemeliharaan kebersihan diri dengan tingkat pengetahuan kebersihan diri
pada ibu hamil. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut.
5.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri pada ibu hamil Hasil penelitian ada tiga faktor yang mempengaruhi kebersihan diri ibu
hamil (p<α) yaitu tingkat pendidikan, suku, dan sumber air.
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha
perlindungan obstetri. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, semakin meningkat
kesadarannya terhadap kemungkinan adanya kesulitan dalam persalinan sehingga
timbul dorongan untuk melakukan pengawasan kehamilan secara berkala dan
teratur pada bidan dan dokter (Prichad, 1991).
Pada penelitian yang dilakukan di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan
Medan Belawan mayoritas responden berpendidikan SMA dengan pemeliharaan
pendidikan berpengaruh terhadap pemeliharaan kebersihan diri ibu hamil.
Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik tingkat pemeliharaan kebersihan
diri ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Muzaham (1995) menyatakan
bahwa pendidikan formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan kepada
seseorang untuk berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah hidup
dan akan berdampak timbulnya suatu proses pengembangan atau pematangan
pandangan hidup pribadi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
diharapkan diikuti oleh semakin tingginya tingkat pengetahuaan seseorang. Jika
pendidikan rendah, maka pengetahuan tentang hidup sehat untuk diri sendiri
(Resti, 2005).
Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian Wiludjeng (2005) di
RSUD Serang, dimana kunjungan ANC ibu hamil juga dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan.
2. Suku
Berdasarkan hasil penelitian ini suku adalah salah satu faktor yang
berhubungan dengan pemeliharaan kebersihan diri pada ibu hamil. Menurut Maas
(2007) masalah kesehatan maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya
tidak terlepas dari faktor sosial budaya dan lingkungan didalam masyarakat
dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan, kebiasaan
dan ketidaktahuan, sering kali membawa dampak, baik positif maupun negatif
terhadap kesehatan ibu terutama dalam pemeliharaan kebersihan diri.. Memahami
perilaku perawatan kehamilan termasuk dalam pemeliharaan kebersihan diri
Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental.
Adat istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan
kesehatan. Adat istiadat ini adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah
turun-temurun dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa, bahkan di masyarakat
terdapat keharusan untuk melalukannya. Ada kemungkinan dalam masyarakat
Jawa ada yang menyebabkan ibu hamil kurang terjaga pemeliharaan kenersihan
dirinya. Hasil penelitian suku melayu lebih baik pemeliharaan kebersihan dirinya,
mungkin karena mayoritas suku melayu beragama islam.
Dalam tradisi suku Tamil ibu sedang menjalani masa nifas disarankan
untuk tidak melakukan aktivitas dan hubungan seksual karena ibu dianggap masih
lemah dalam melakukan aktivitas sehari-hari masih perlu dibantu orang lain
termasuk dalam personal hygene (Sungkar, 2008).
3. Sumber Air
Berdasarkan sumber air yang digunakan untuk pemeliharaan kebersihan
diri, ibu hamul yang menggunakan sumber air dari sumur untuk tindakan
pemeliharaan kebersihan diri lebih baik dibandingkan PDAM. Hutapea (2012)
syarat air bersih adalah air yang bersih secara fisik, kimia dan bakteriologis.
Secara fisik, air bersih adalah air yang tidak berwarna, dan tidak berbau, secara
kimia adalah air tidak mengandung bahan kimia beracun yang berbahaya bagi
tubuh, dan secara bakteriologis adalah air tidak mengandung bakteri yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan
bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang responden ibu hamil yang
tinggal di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan menggambarkan
sebagian besar responden memiliki tingkat pemeliharaan kebersihan diri sedang.
Dari beberapa faktor yang diteliti seperti umur, agama, usia kehamilan, tingkat
pendidikan, suku, pekerjaan, penghasilan perbulan, dan sumber air. Dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pemeliharaan kebersihan diri ibu
hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan adalah tingkat
pendidikan, suku, dan sumber air.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diberikan saran kepada berbagai pihak
6.2.1. Bagi Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat khususnya Ibu hamil agar dapat
meningkatkan pemeliharaan kebersihan diri untuk meningkatkan kualitas hidup.
6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan
Dalam institusi pendidikan khususnya keperawatan untuk mempersiapkan
mahasiswa keperawatan dalam meningkatkan derajat pemeliharaan kebersihan
diri melalui pengabdian kepada ibu hamil.
6.2.3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan dan
6.2.4. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat digunakan dasar penelitian lebih lanjut tentang upaya pemeliharaan
kebersihan diri khususnya ibu hamil untuk meningkatkan kualitas hidup agar lebih
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Nietha. (2011). Personal Hygiene pada Ibu Hamil. http://niethapoenya-nita.blogspot.com/2011/11/personal-hygiene-pada-ibu-hamil.html. Diakses tanggal 22 Oktober 2014.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Bobak, et al. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Hamilton, P & Mary. (2004). Dasar-dasar Keperawatan Maternitas edisi 6 revisI. Jakarta:EGC.
Herawati, I.( 2011). Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2010, Berdasarkan Data SDKI, Riskesdas dan Laporan Rutin KIA. Paparan Pertemuan Teknis Kesehatan Ibu. Bandung.
Hutapea, J. (2012). Analisis Faktor Penyebab Pemukiman Kumuh di Kota Medan: Studi Kasus Kecamatan Medan
Belawan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31741. Diakses tanggal 13 Desember 2014.
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan. (2011). Angka Kematian Ibu Melahirkan
(AKI).http://menegpp.go.id/V2/index.php/datadaninformasi/kesehatan?d ownload =23%3Angka-kematian-ibu-melahirkan-aki (Diakses tanggal 23 Maret 2012).
Krisnadi, Sungkar. (2008). Pakai gurita setelah
melahirkan. http://pikiran.rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=1 3070 (Diakses tanggal 30 juni 2015).
Maas. (2007). Kesehatan ibu dan anak: persepsi budaya dan dampak
kesehatannya. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm%20linda2.pdf (Diakses tanggal 30 juli 2015).
Maryani, Tri & Rita, Munica. (2013). Ketrampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta: Rohima Press.
Mubarak, W.I. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Murkoff, et al. (2006). Kehamilan: apa yang anda hadapi bulan perbulan. Jakarta: Arcan.
Muzaham, fauzi. (1995). Memperkenalkan sosiologi kesehatan. Jakarta: ui press Notoatmojdo,S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Prichad, M. (1991). Obstetri williams (edisi 2). Jakarta: erlangga.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC. Edisi 4. Vol 2.
Resti, k. (2005). Artikel fungsi ibu sulit diganti: fungsi istri dapat diganti. Di akses pada 23 juni 2015,
Rukiyah, A.Y dkk. (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Sudjana, M. (2002). Metode statistic. Edisi VI. Bandung: Tarsito.
Suryawati, C. (2007). Faktor Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan, Persalinan, dan Pasca Persalinan (Studi di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara). Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.Vol 2.No. 1. 21-31.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
The Bookside Medical Education Devision, 2007 dan Cunningham, 2005 dalam Siahaan, S, 2012.
Tumanggor, R. (2010). Masalah-masalah Sosial Budaya dalam Pembangunan Kesehatan Indonesia. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Vol. 12 No. 2. 231 – 254.
Wiludjeng, Rukmini. (2005). Gambaran penyebab kematian maternal dirumah sakit: studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikta, RSUD Larantuka dan RSUD Serang. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/158_10_Gbrpenyebabkematianmate rnalspdf/158_10.Gbrpenyebabkematianmaternals. (Diakses tanggal 29 juni 2015).
Wulandari & Diah. (2009). Asuhan Kebidanan Nifas, Jakarta: Buku Kesehatan.
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth
Saudara/i Calon Responden Penelitian Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Sarwan Aramico NIM : 111101010
Saya mahasiswa Fakultas Keperawatan USU Medan akan mengadakan
penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana keperawatan. Adapun penelitian ini berjudul
‘‘Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kelurahan Belawan 2 Kecamatan
Medan Belawan’’.
Saya memohon kesediaan saudara/i untuk dapat berpartisipasi dalam
penelitian ini sebagai responden dengan menjawab setiap pernyataan yang telah
dipersiapkan peneliti. Bila saudara/i bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,
mohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah
disediakan. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saudara/i dan
kerahasiaan informasi yang anda berikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
penelitian. Kesediaan dan kerjasama saudara/i sangat saya harapkan. Atas
perhatian saudara/i saya mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia menjadi
responden untuk ikut serta berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Nama : Sarwan Aramico
NIM : 111101010
Judul : Pemeliharaan Kebersihan Diri Ibu Hamil di Kelurahan
Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan.
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan akan dijaga
kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian serta dapat
mendukung perkembangan dan kemajuan ilmu keperawatan di Indonesia.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya, semoga
dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2015
Lampiran 3
KOESIONER PENELITIAN
A. Data DemografiBaca dan berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan data anda: No. Responden : ( di isi oleh peneliti )
Inisial Responden :
Umur : Tahun
Agama :
Status Obstetrik :
Usia Kehamilan :
Gravida :
Partus :
Abortus :
Pendidikan terakhir :
SD SMP SMA Lain-lain sebutkan...
Suku :
Batak Jawa Melayu Lain-lain sebutkan... Perkerjaan Responden :
IRT PNS Wiraswasta Nelayan
Lain-lain sebutkan... Penghasilan Perbulan :
< Rp. 500.000.- Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000,- > Rp. 1.500.000,-
Sumber air:
PDAM Sumur Lain-lain sebutkan...
B. Kuesioner
Bacalah dengan seksama dan berilah tanda check ( √ ) pada setiap jawaban yang menurut anda benar serta pernyataan tersebut dijawab dengan sejujur-jujurnya. Data ini akan dirahasiakan dan hanya dibaca oleh peneliti.
Kode : - TP : Tidak Pernah - KK : Kadang-kadang - S : Sering
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DIRI IBU HAMIL
DI KELURAHAN BELAWAN 2 KECAMATAN MEDAN BELAWAN 1. Kebersihan Diri Ibu Hamil
NO Pernyataan TP KK S SL
Higiene mulut
1 Saya menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur. 2 Saya menggunakan odol setiap sikat gigi.
3 Saya menggunakan obat pencuci mulut (misalnya listerin).
4 Saya memeriksa kedokter gigi secara teratur selama hamil.
Mandi
5 Saya mandi minimal dua kali sehari.
6 Saya mandi menggunakan sabun mandi yang menggandung antiseptik.
7 Pada saat saya mandi, saya membersihkan daerah-daerah lipatan kulit (misalnya ketiak, bawah buah dada, dan daerah genetalia).
8 Setelah selesai mandi, saya akan mengeringkan badan saya dengan handuk yang tidak dipakai secara bergantian. 9 Saya mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih
setelah selesai mandi. Perawatan rambut
10 Saya menyisir rambut minimal 2 kali sehari.
11 Saya mencuci rambut minimal dua kali seminggu menggunakan sampo.
12 Saya memijat kulit kepala dengan menggunakan ujung-ujung jari setiap mencuci rambut.
13 Saya mengeringkan rambut dan kulit kepala setelah mencuci rambut.
14 Saya menyisir rambut saya setelah saya keringkan agar tidak kusut.
Perawatan payudara
15 Saya membersihkan payudara seminggu sekali dengan menggunakan baby oil.
16 Saya memeriksa payudara secara teratur.
18 Saya mengganti bra lebih dari dua kali dalam sehari. 19 Saya memakai bra yang tidak terlalu ketat.
Perawatan vagina
20 Sesudah BAK dan BAB saya membersihkan dengan air bersih.
21 Saya menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat.
22 Saya mengganti celana dalam ketika terasa lembab. 23 Saya memangkas bulu kemaluan jika panjang.
24 Saya membersihkan daerah kemaluan dengan sabun antiseptik.
Perawatan kuku
25 Sebelum memotong kuku, saya merendam terlebih dahulu selama kurang lebih 10 – 20 menit.
26 Memotong kuku tidak terlalu dekat dengan ujung kulit. 27 Setelah memotong kuku, saya mencuci dan menyikat
kuku dengan sikat lembut.
28 Saya mengeringkan bagian kuku dengan handuk bersih. Mencuci tangan
29 Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 30 Saya mencuci tangan setelah melakukan BAB dan BAK. 31 Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun cuci
tangan.
32 Setelah saya mencuci tangan, saya mengeringkan dengan handuk bersih
Lampiran 11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Islam 46 92,0 92,0 92,0
Kristen 4 8,0 8,0 100,0
UsiaKehamilan Frequency Percent
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Frequency Percent
Abortus
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulati ve Percent
Valid IRT 47 94,0 94,0 94,0
WIraswasta 3 6,0 6,0 100,0
Penghasilanperbulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Std. Deviation ,495
Kategori
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 20 40,0 40,0 40,0
sedang 30 60,0 60,0 100,0
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri
Case Processing Summary Cases
Umur * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Agama * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 Gravida * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Partus * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Abortus * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 Suku * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 % Pekerjaan * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 SumberAir * kategorijml
50 100,0% 0 0,0% 50 100,0 %
Umur * kategorijml
>35 3 3 6
Agama * kategorijml
UsiaKehamilan * kategorijml
Gravida * kategorijml
Chi-Square Tests
Suku * kategorijml
Pekerjaan * kategorijml
Chi-Square Tests
Penghasilanperbulan * kategorijml
Crosstab Count
kategorijml
Total
2 3
Penghasilanperbulan <500.000 1 4 5
SumberAir * kategorijml
Crosstab Count
kategorijml
Total
2 3
SumberAir PDAM 27 11 38
Sumur 3 9 12
Total 30 20 50
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 8,059a 1 ,005 Continuity Correctionb 6,255 1 ,012
Likelihood Ratio 8,077 1 ,004
Fisher's Exact Test ,007 ,006
Linear-by-Linear
Association 7,898 1 ,005
LEMBAR DISTRIBUSI PERSENTASE JAWABAN RESPONDEN 2. Distribusi persentase jawaban pernyataan tentang kebersihan diri ibu hamil di
Kelurahan Belawan 2 Kecamatan Medan Belawan.
NO Pernyataan TP KK S SL
Higiene mulut
1 Saya menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur.
20% 42% 2% 36%
2 Saya menggunakan odol setiap sikat gigi. 0% 0% 0% 100% 3 Saya menggunakan obat pencuci mulut (misalnya
listerin).
88% 8% 0% 4%
4 Saya memeriksa kedokter gigi secara teratur selama hamil.
84% 4% 0% 12%
Mandi
5 Saya mandi minimal dua kali sehari. 12% 6% 2% 80% 6 Saya mandi menggunakan sabun mandi yang
menggandung antiseptik.
2% 2% 4% 92%
7 Pada saat saya mandi, saya membersihkan daerah-daerah lipatan kulit (misalnya ketiak, bawah buah dada, dan daerah genetalia).
0% 0% 0% 100%
8 Setelah selesai mandi, saya akan mengeringkan badan saya dengan handuk yang tidak dipakai secara bergantian.
4% 6% 0% 92%
9 Saya mengganti pakaian dengan pakaian yang bersih setelah selesai mandi.
0% 4% 0% 96%
Perawatan rambut
10 Saya menyisir rambut minimal 2 kali sehari. 18% 18% 2% 62% 11 Saya mencuci rambut minimal dua kali seminggu
menggunakan sampo.
0% 2% 0% 98%
12 Saya memijat kulit kepala dengan menggunakan ujung-ujung jari setiap mencuci rambut.
2% 6% 0% 92%
13 Saya mengeringkan rambut dan kulit kepala setelah mencuci rambut.
2% 2% 0% 96%
14 Saya menyisir rambut saya setelah saya keringkan agar tidak kusut.
32% 14% 2% 52%
Perawatan payudara
15 Saya membersihkan payudara seminggu sekali dengan menggunakan baby oil.
80% 12% 4% 4%
17 Jika payudara saya terasa keras saya memijat dan mengompres dengan air hangat.
74% 20% 0% 6%
18 Saya mengganti bra lebih dari dua kali dalam sehari.
6% 10% 2% 82%
19 Saya memakai bra yang tidak terlalu ketat. 30% 10% 0% 60% Perawatan vagina
20 Sesudah BAK dan BAB saya membersihkan dengan air bersih.
0% 0% 0% 100%
21 Saya menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat.
2% 0% 0% 98%
22 Saya mengganti celana dalam ketika terasa lembab.
4% 6% 4% 64%
23 Saya memangkas bulu kemaluan jika panjang. 16% 16% 4% 64% 24 Saya membersihkan daerah kemaluan dengan
sabun antiseptik.
32% 10% 2% 56%
Perawatan kuku
25 Sebelum memotong kuku, saya merendam terlebih dahulu selama kurang lebih 10 – 20 menit.
98% 2% 0% 0%
26 Memotong kuku tidak terlalu dekat dengan ujung kulit.
6% 6% 12% 76%
27 Setelah memotong kuku, saya mencuci dan menyikat kuku dengan sikat lembut.
58% 30% 4% 0%
28 Saya mengeringkan bagian kuku dengan handuk bersih.
88% 2% 2% 8%
Mencuci tangan
29 Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. 0% 0% 2% 98% 30 Saya mencuci tangan setelah melakukan BAB dan
BAK.
2% 6% 0% 92%
31 Saya mencuci tangan dengan menggunakan sabun cuci tangan.
58% 0% 6% 36%
32 Setelah saya mencuci tangan, saya mengeringkan dengan handuk bersih
30% 20% 0% 50%
33 Saya menggunakan cairan antiseptik sebagai pengganti cuci tangan.
Lampiran 12
JADWAL PENELITIAN
No
Aktivitas Penelitian September 2014
Lampiran 13
TAKSASI DANA
1. Proposal
a. Survey awal Rp.50.000,00
b. Transportasi Rp.50.000.00
c. Biaya tinta dan kertas print proposal Rp.100.000,00
d. Biaya internet Rp.50.000,00
e. Perbanyak proposal Rp.100.000,00
f. Konsumsi Rp.150.000,00
2. Pengumpulan Data
a. Izin penelitian Rp.50.000,00
b. Biaya transportasi Rp.100.000,00
c. Penggandaan kuesioner Rp.150.000,00
3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan
a. Biaya kertas dan tinta print Rp.100.000,00
b. Penjilidan Rp.100.000,00
c. Siding skripsi Rp.150.000,00
4. Biaya tak terduga Rp.150.000,00