• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Distribusi Beras Miskin (Raskin) di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Efektivitas Distribusi Beras Miskin (Raskin) di Kota Medan"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

i

_______ SKRIPSI

MUTIARA SANI 110304036 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ii

ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN

(RASKIN) DI KOTA MEDAN

__ _ SKRIPSI

MUTIARA SANI 110304036 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si NIP. 196302041997031001 NIP. 1965 0926 1993 031002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

i

Mutiara Sani (110304036) dengan judul skripsi “Analisis Efektivitas Distribusi

Beras Miskin (Raskin) Di Kota Medan” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia

Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli, Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yang ditentukan secara purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Deskriptif dan metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin menurut BPS, untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik. Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan adalah pendataan dilakukan oleh Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (PPLSBPS), kantor–kantor kecamatan meneruskan nama-nama penerima ke kelurahan, lalu Lurah mengadakan musyawarah kelurahan untuk pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat Raskin. Sistem pendistribusia Raskin di Kota Medan adalah Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) kecamatan dan kelurahan, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di kota Medan. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan. Di Kota Medan kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin. Dalam pencapaian indikator keefektifan pendistribusian beras Raskin di Kota Medan dari sisi tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas belum sepenuhnya efektif.

(4)

ii

RIWAYAT HIDUP

MUTIARA SANI lahir di Bekasi pada tanggal 15 Februari 1994. Anak

kedua dari tiga bersaudara, seorang putri dari Ayahanda Sabaruddin Harahap dan

Ibu Siti Murni Lubis.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1998 masuk Taman Kanak-Kanak di TK Kesturi Siantar dan tamat

pada tahun 1999.

2. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 095552 Siantar dan tamat

pada tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2

Siantar-Bangun dan tamat pada tahun 2008.

4. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Pematang

Siantar dan tamat pada tahun 2011.

5. Tahun 2011 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Anggota Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

2. Anggota IMASEP, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

3. Anggota HMI, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

4. Buli Agustus-September 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa

Tanjung pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.

(5)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT karena atas

rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN

(RASKIN) DI KOTA MEDAN”.

Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari

syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:

1. Ayahanda tercinta Sabaruddin Harahap dan Ibunda tercinta Siti Murni Lubis,

saudara tersayang Muchtar Sani Harahap, S.E dan Aslamul Huda Sani

Harahap yang telah memberikan doa dan begitu banyak perhatian, cinta,

kasih sayang, serta dukungan baik moril maupun materil bagi penulis dalam

menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Sekali lagi

teruntuk Ayahanda dan Ibunda, tiada kata yang mampu mewakilkan ucapan

terima kasih Ananda atas doa, perjuangan dan pengorbanan yang tiada

henti-hentinya selama ini.

2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing

dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,

(6)

iv

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. Si dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku

ketua dan sekretaris program studi Agribisnis FP USU.

4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis

serta kepada seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Agribisnis FP

USU.

5. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat

kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.

6. Teman-teman seperjuangan penulis di Departemen Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 khususnya Ade Rezkika

Nasution SP, Dwi Utari SP, Risa Januarti SP, Ade Silvana Sari SP, Annisa

Azzahra SP, Maya Anggraini SP, Denti Juli Irawati SP, Yuli Hariani Siregar

SP, M. Sidik Pramono SP, dan teman semuanya yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, semangat dan bantuan

yang telah kalian berikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015

(7)

v 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 21

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22

3.4 Metode Analisis Data ... 22

3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 23

3.5.1 Definisi ... 23

3.5.2 Batasan Operasional ... 24

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 25

4.1.1 Keadaan Geografi dan Iklim ... 25

4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan ... 26

4.1.3 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan ... 27

(8)

vi

4.1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 29 4.1.6 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan.. 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin

di Kota Medan dengan Kriteria Miskin Menurut BPS ... 31 5.2 Mekanisme Penentuan RTS-PM Raskin di Kota Medan ... 32 5.3 Sistem Pendistribusian Raskin di Kota Medan ... 33 5.4 Keefektifan Distribusi Raskin Berdasarkan Indikator

Enam Tepat di Kota Medan ... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 48 6.2 Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA

(9)

vii

No Judul Tabel Hal

1 Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 18 2 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Marelan Tahun

2014

19

3 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014 20 4 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Labuhan Tahun

2014

20

5 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 21 6 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 21 7 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan 26

8 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan 27

(10)

viii

DAFTAR GRAFIK

No Judul Grafik Hal

1 Grafik Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013

(11)

ix

No Judul Bagan Hal

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

1 2 3 4

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 Karakteristik Pelaksana Distribusi Raskin

Karakteristik Sosial Ekonomi RTS Penerima Raskin

(13)

i

Mutiara Sani (110304036) dengan judul skripsi “Analisis Efektivitas Distribusi

Beras Miskin (Raskin) Di Kota Medan” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia

Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli, Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yang ditentukan secara purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Deskriptif dan metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin menurut BPS, untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik. Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan adalah pendataan dilakukan oleh Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (PPLSBPS), kantor–kantor kecamatan meneruskan nama-nama penerima ke kelurahan, lalu Lurah mengadakan musyawarah kelurahan untuk pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat Raskin. Sistem pendistribusia Raskin di Kota Medan adalah Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) kecamatan dan kelurahan, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di kota Medan. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan. Di Kota Medan kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin. Dalam pencapaian indikator keefektifan pendistribusian beras Raskin di Kota Medan dari sisi tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas belum sepenuhnya efektif.

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Raskin merupakan program bantuan yang sudah dilaksanakan Pemerintah

Indonesia sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan

akibat krisis moneter 1997/1998. Program ini berlanjut hingga saat ini dengan

tujuan utama mengurangi beban rumah tangga sasaran melalui pemenuhan

sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Program yang sebelum

tahun 2002 bernama Operasi Pasar Khusus (OPK) ini awalnya merupakan

program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun kemudian fungsinya diperluas menjadi bagian dari program perlindungan

sosial, khususnya program penanggulangan kemiskinan klaster pertama

(Hastuti, et.al., 2012).

Sebagai program bantuan beras, Raskin merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari program ketahanan pangan karena dapat meningkatkan ketahanan

pangan dengan cara peningkatan akses baik secara fisik yaitu beras tersedia di

titik distribusi, maupun ekonomi yaitu harga jual yang terjangkau kepada rumah

tangga sasaran. Selain itu, program Raskin memberikan banyak manfaat yaitu

dapat menstabilisasi harga beras di pasaran, sebagai pengendalian inflasi melalui

intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp

1.600,-/kg, menjaga stok pangan nasional, sebagai pasar bagi hasil usaha tani

padi, membantu pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus sebagai mekanisme

(15)

Penentuan rumah tangga penerima Raskin harus didasarkan pada pendekatan

kriteria rumah tangga miskin. Adapun kriteria tersebut antara lain (BPS, 2013):

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.

3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga

lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air

hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak

tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12.Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5

ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan

lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.

13.Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat

(16)

3

14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000,

seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau

barang modal lainnya.

Pelaksanaan program Raskin melibatkan berbagai lembaga di semua tingkat

pemerintahan, dengan Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat (Kemenko

Kesra) sebagai penanggungjawab utama program. Secara teknis,

penanggungjawab pelaksanaan distribusi beras sampai dengan titik distribusi

adalah Perum Bulog dan penanggungjawab untuk menyampaikan beras dari titik

distribusi ke setiap RTS-PM adalah pemerintah daerah. Namun, sebagai satu

entitas program, sosok program Raskin secara keseluruhan jauh lebih kompleks

dari gambaran mekanistis tersebut. Di dalamnya antara lain melibatkan dimensi

hubungan antar lembaga dan antar tingkat pemerintahan, finansial, dan prosedur

administratif (Hastuti, et.al., 2012).

Proses distribusi Raskin pada umumnya selalu mengalami berbagai masalah.

Tingkat efektivitas distribusi Raskin sangat rendah hampir di setiap daerah.

Pencapaian enam indikator ini sangat penting karena hal itu merupakan tolok ukur

kinerja keberhasilan program. Menurut peneliti terdahulu, indikator yang

digunakan untuk mengukur efektivitas Raskin tersebut sering tidak memenuhi

ketetapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keberhasilan program Raskin

(17)

Adapun jumlah penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

pada tahun 2011-2013 dapat kita lihat dari Grafik 1.

Grafik 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011- 2013

merupakan daerah yang jumlah penduduk miskinnya terbesar dibandingkan

Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Utara, dan hal tersebut merupakan alasan

mengapa penulis mengambil wilayah tersebut sebagai daerah penelitian.

Penelitian ini dilakukan terkait dengan masalah keefektifan dalam hal

pendistribusian Raskin di Kota Medan. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis

kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan

dengan kriteria miskin standar BPS, tata cara penentuan rumah tangga miskin

yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di daerah penelitian, untuk

menganalisis tata cara pendistribusian Raskin di daerah penelitian, untuk

menganalisis keefektifan program distribusi Raskin berdasarkan indikator enam

tepat di daerah penelitian.

2011

2012

(18)

5

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi identifikasi masalah

adalah sebagai berikut:

1. Apakah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan

telah sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS?

2. Bagaimana mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan

menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan?

3. Bagaimana sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan?

4. Bagaimana keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat

di Kota Medan?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk menganalisis kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

Raskin di Kota Medan sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS.

2. Untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang

akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan.

3. Untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan.

4. Untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator

(19)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah dan instansi

terkait lainnya dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan

distribusi Raskin khususnya di daerah penelitian.

(20)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang

dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang besar terhadap kebijakan

ketahanan pangan nasional. Indonesia turut menandatangani kesepakatan

internasional terkait dengan pangan, yaitu:Universal Declaration of Human Right (1948), Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996,

Millenium Development Goals (MDGs). Dalam kesepakatan MDGs dunia internasional telah menargetkan pada tahun 2015 setiap Negara termasuk

Indonesia telah sepakat menurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai

separuhnya (Bulog, 2014).

Berdasarkan data dari Bulog Tahun 2014, 95% dari jumlah penduduk

Indonesiamengkonsumsi beras sebagai pangan utama, dengan rata-rata konsumsi

beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun.Tingkat konsumsi tersebut jauh di atas rata-rata

konsumsi dunia yang hanya sebesar 60 kg/kapita/tahun. Dengan demikian

Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia. Beras menjadi

komoditas nasional yang sangat strategis.Instabilitas perberasan nasional dapat

mengakibatkan gejolak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik

(21)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kemiskinan

Menurut Bappenas, kemiskinan adalah kondisi seseorang atau kelompok orang,

laki-laki atau perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk

mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat

(Wardan, 2009).

Prayitno dan Lincolin (1978), mengemukakan adanya karakteristik kemiskinan

yang meliputi: 1). Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, pada umumnya

tidak memiliki faktor produksi sendiri. Walaupun memiliki, tapi pada umumnya

tidak mencukupi, sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi

sangat terbatas. 2). Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk

memperoleh aset produksi dengan kemampuan sendiri. 3). Tingkat pendidikan

pada umumnya rendah, waktu mereka umumnya habis tersisa untuk mencari

nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar. 4). Pada umumnya mereka

menjadi buruh tani atau pekerja diluar sektor pertanian.

Ada beberapa pendekatan dalam mengukur kemiskinan, misalnya pendekatan

kebutuhan (Sayogyo, 1987), kebutuhan kalori per hari (BPS, 1990) dan

pendekatan pengeluaran. Sayogyo (1987) mengembangkan cara mengukur

kemiskinan dengan memperhitungkan standar kebutuhan pokok berdasarkan

kebutuhan akan beras dan gizi, yaitu :

1. Golongan paling miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per

(22)

9

2. Golongan miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita

per tahun dalam bentuk beras sebanyak 240 - 360 kilogram.

3. Golongan miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita

per tahun beras sebanyak 360 kilogram tetapi kurang dari 480 kilogram

(Bungkaes, et. al, 2013).

2.2.2 Distribusi

Distribusi merupakan penambahan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan barang

yang mencakup juga pengangkutan barang-barang dari tempat asal atau produksi

lanjutan ke tempat penjualan. Dalam hal ini distribusi mencakup berbagai bidang

manajemen khususnya seperti penjualan, pengiklanan, keuangan, pengangkutan

dan pergudangan (Taff, 1994).

Menurut Kotler (2007) saluran distribusi merupakan organisasi- organisasi yang

saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produksi atau jasa

menjadi tersedia siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

David A. Revzan dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran distribusi

merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke

perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Pengertian distribusi yang

dikemukakan tersebut masih bersifat sempit karena istilah barang sering diartikan

sebagai bentuk fisik akibatnya lebih cenderung menggambarkan pemindahan

jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan jasa-jasa.

Menurut The American Marketing Association dalam Angipora (1999), saluran

distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri

(23)

produk atau jasa dipasarkan. Definisi ini lebih luas dibandingkan dengan definisi

yang pertama.

Sedangkan C. Glenn Walters dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran

adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antar

pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan pasar

tertentu. Dan terakhir, Philip Kotler dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa

saluran distribusi dapat diartikan sebagai himpunan perusahaan dan perseorangan

yang mengambil alih hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen

ke konsumen.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa saluran distribusi

merupakan sekelompok lembaga yang ada di antara berbagai lembaga yang

mengadakan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dari distribusi

adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Dengan demikian, pasar merupakan

tujuan akhir dari kegiatan saluran (Angipora, 1999).

2.2.3 Efektivitas

Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang bersifat

universal mengenai pengertian keefektifan karena ada begitu banyak defenisi

yang menjelaskan atau menggambarkan tentang keefektifan. Oleh karena itu

dalam penelitian ini dikemukakan beberapa defenisi tentang keefektifan ataupun

efektifitas.

Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh

atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang

(24)

11

tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian antara

tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2005).

Menurut Bungkaes et.al (2013), efektivitas adalah hubungan antara output dan

tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output,

kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam

pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa

yang dimaksud dengan “Efektivitas”. Bagaimana definisi efektivitas berkaitan

dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektivitas berasal dari kata dasar

efektif yang artinya:

1. Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya).

2. Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas

sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).

Menurut Gibson et.al (1996) pengertian efektivitas adalah penilaian yang dibuat

sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat

prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin lebih

efektif dalam menilai mereka. Dari pengertian tersebut di atas dari sudut pandang

bidang perilaku keorganisasian maka dapat diidentifikasikan tiga tingkatan

analisis yaitu individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan analisis

tersebut sejalan dengan ketiga tingkatan tanggung jawab manajerial yaitu bahwa

para manajer bertanggung jawab atas efektivitas individu, kelompok dan

(25)

Ada beberapa hal yang menjadi ukuran dalam arti efektivitas yaitu efektivitas

merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,

kualitas, waktu) yang dicapai, semakin besar target yang dicapai maka semakin

tinggi efektivitasnya. Lebih lanjut Agung Kurniawan (2005) mendefinisikan

efektivitas sebagai kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan

program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak ada

tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaannya. Menurut pendapat Mahmudi

(2005), efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin

besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin

efektif organisasi, program atau kegiatan.

Siagian (2002) meninjau dari aspek ketepatan waktu, efektifitas adalah

tercapainya berbagai sasaran yang telah ditetapkan tetap pada waktunya dengan

menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan

berbagai kegiatan. Dari pengertian diatas berarti efektifitas sebagai orientasi kerja

menyoroti empat hal, antara lain:

a. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah

ditentukan atau dibatasi.

b. Jumlah dan mutu barang atau jasa yang dihasilkan sudah ditentukan.

c. Batas waktu menghasilkan barang atau jasa tersebut sudah ditentukan.

d. Tata cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah ditentukan.

Keefektifan distribusi Raskin ditinjau dari beberapa indikator yakni ketepatan

sasaran bagi rumah tangga sasaran yang terdaftar dalam daftar penerima Raskin

yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(26)

13

sebanyak 15 kg/KK, ketepatan harga yaitu Rp 1,600/kg di titik distribusi,

ketepatan waktu pendistribusian, terpenuhinya persyaratan administrasi dengan

benar dan terpenuhinya persyaratan kualitas (Bulog, 2014).

Sebagaimana diketahui bahwa hanya warga yang memenuhi kriteria variabel

kemiskinan yang berhak memperoleh berbagai bantuan-bantuan pengentasan

kemiskinan, seperti Raskin, adalah: (1) Luas lantai rumah per anggota rumah

tangga /keluarga kurang dari 8 m2. (2) Jenis lantai rumah adalah tanah, papan

kualitas rendah, (3) Jenis dinding terdiri bambu, papan kualitas rendah atau

tembok tanpa diplaster, (4) Tidak punya fasilitas tempat buang air (jamban), (5)

Sumber air minum adalah sumur/sungai/air hujan/mata air, (6) Penerangan yang

digunakan bukan listrik, (7) Bahan bakar yang digunakan adalah kayu/arang, (8)

Frekuensi makan dalam sehari kurang dari 2 kali sehari, (9) Tidak ada

kemampuan membeli daging/ayam/susu dalam seminggu, (10) Tidak mampu

membeli pakaian baru bagi setiap anggota ruimah tangga, (tidak pernah membeli,

minimal dalam satu tahun), (11) Tidak mampu berobat ke Puskesmas/Poliklinik,

(12) Lapangan pekerjaan kepala rumahtangga biasanya petani gurem, nelayan,

pekebun atau pekerja lain dengan pendapatan kurang Rp.600.000,-- perbulan,

(13) Kepala Rumah Tangga belum pernah sekolah atau tidak tamat SD, dan, (14)

Kepemilikan asset/barang berharga : yakni tidak punya tabungan/barang yang

mudah dijual dengan nilai lebih Rp.500.000,-seperti sepeda motor, emas, ternak,

perahu dan sebagainya.

Namun demikian, masih ada kebijakan-kebijakan yang bisa meringankan untuk

(27)

(1) Jika memenuhi 9 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan mendekati

miskin, (2) Jika memenuhi 12 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan

miskin, (3) Jika memenuhi 14 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan

sangat miskin.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian Sari (2007) yang berjudul “Analisis Efektivitas dan

Efisiensi Distribusi Raskin di Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan,

Kabupaten Langkat”, data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan

tabulasi sederhana untuk menghitung harga ditingkat rumah tangga, surplus

konsumen (rumah tangga) dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan harga antara harga patokan Pemerintah dengan harga

ditingkat rumah tangga sebesar Rp 400,-. Program pendistribusian Raskin

memberikan surplus kepada penerima manfaat beras miskin sebesar Rp 10,692

per kepala keluarga. Tingkat keefektifan program pendistribusian beras Raskin

yaitu sebesar 33,4% menyatakan distribusi Raskin tepat sasaran, jumlah, harga,

waktu, dan administrasi dan 51,2% menyatakan distribusi Raskin tidak tepat

sasaran, jumlah, harga, waktu, dan administrasi. Pendistribusian beras Raskin di

Desa Securai Utara tidak efektif.Tingkat efisiensi pendistribusian beras Raskin di

Desa Securai Utara masuk dalam kategori efisien, dimana hal ini dapat dilihat dari

nilai efisiensi pemasaran ≤ 1.

Dalam penelitian Damanik, et. al (2012) yang berjudul “Analisis Efektivitas

Distribusi Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan

Rambutan Kota Tebing Tinggi”, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga

(28)

15

terdapat perbedaan harga antara harga patokan pemerintah dengan harga ditingkat

rumah tangga miskin sebesar Rp 66,67. Selain itu, pendistribusian beras belum

efektif ditinjau dari indikator efektivitas yang digunakan. Dari sisi tepat sasaran

terdapat 18 sampel ( 60% ) yang tidak tepat sasaran, dari sisi jumlah sudah tepat,

dari sisi harga belum tepat, serta dari sisi waktu dan administrasi dinyatakan

sudah tepat.

Bakkara (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektifitas Distribusi

Beras Miskin di Desa Sitalasari, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun”,

data dianalisis dengan metode deskriptif dan penghitungan surplus konsumen

(rumah tangga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa surplus konsumen yang

diterima oleh tiap penerima Raskin sebesar Rp 32.942/KK yang mana jauh berada

di atas total harga yang dibayarkan untuk memperoleh Raskin dengan kuantitas

9,6 kg/KK dan total persentase keefektifan pendistribusian Raskin di desa

Sitalasari adalah sebesar 35,91%. Disimpulkan bahwa program pendistribusian

Raskin di Desa Sitalasari sangat tidak efektif.

2.4 Kerangka Pemikiran

Kegiatan mulai dari pengangkutan Raskin dari gudang Perum Bulog sampai

dengan penyaluran Raskin kepada RTS-PM merupakan kegiatan distribusi

Raskin.Bulog adalah penanggungjawab pelaksana distribusi Raskin hingga titik

distribusi, sedangkan dari penyaluran Raskin dari titik distribusi ke titik bagi

hingga sampai ke tangan RTS-PM merupakan tanggung jawab Pemerintah

(29)

Efektivitas pendistribusian Raskin dapat ditinjau dari enam indikator keefektifan

yaitu enam tepat. Enam tepat tersebut adalah tepat sasaran, tepat jumlah, tepat

harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi. Ketepatan sasaran bagi

rumah tangga yang terdaftar dalam daftar penerima Raskin yang ditetapkan oleh

Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan (TNP2K), ketepatan jumlah

beras yang diterima rumah tangga miskin yaitu sebanyak 15 kg/KK, ketepatan

harga yaitu harga Raskin yang telah ditetapkan Pemerintah adalah Rp 1.600,00/kg

di titik distribusi, ketepatan waktu pendistribusian, ketepatan kualitas beras yang

telah ditetapkan Pemerintah, dan ketepatan administrasi yaitu terpenuhinya

(30)

17

Bagan 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:

: Menyatakan Proses

2.5 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah distribusi Raskin di daerah penelitian

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Adapun jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin menurut Kecamatan di

Kota Medan dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 1. Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah RTS

terbesar adalah Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Marelan,

Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai,

(32)

19

jumlah RTS-PM dan beras terbesar di Kota Medan yaitu 8.222 RTS dan 123.330

kg. Berikutnya adalah Kecamatan Medan Marelan dengan jumlah RTS-PM

sebesar 6.947 RTS dan jumlah beras sebanyak 104.205 kg. Kemudian Kecamatan

Medan Deli dengan jumlah RTS-PM sebesar 6.113 RTS dan jumlah beras 91.695

kg. Setelah itu Kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah RTS-PM 5.847 RTS

dan jumlah beras 87.705 kg. Kemudian Kecamatan Medan Denai dengan jumlah

RTS-PM sebesar 4.998 RTS dan jumlah beras sebanyak 74.970 kg, dan

Kecamatan Johor dengan jumlah RTS-PM 4.491 RTS dan jumlah pagu 67.365 kg.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di lima kecamatan dimana masing-masing kecamatan dipilih satu kelurahan dengan

jumlah RTS-PM dan Raskinnya terbesar diantara kelurahan lainnya. Lima

kecamatan tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut termasuk

enam besar kecamatan yang mempunyai jumlah distribusi Raskin terbesar di Kota

Medan. Namun, karena keterbatasan peneliti, Kecamatan Medan Belawan tidak

termasuk ke dalam salah satu daerah penelitian.

Untuk lebih jelasnya jumlah distribusi Raskin di Kecamatan Marelan dapat kita

lihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014

No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)

(33)

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan

dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Marelan yaitu

sebesar 1.903 KK dan 28.545 Kg.

Tabel 3. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014

No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)

1 Kel. Tanjung Mulia 1.439 21.585

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kelurahan Tanjung Mulia merupakan kelurahan

dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Deli yaitu

sebesar 1.439 KK dan 21.585 Kg.

Tabel 4. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014

No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)

1 Kel. Pekan Labuhan 1.418 21.270

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Kelurahan Pekan Labuhan merupakan kelurahan

dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Labuhan yaitu

(34)

21

Tabel 5. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)

1 Kel. Binjai 1.640 24.600

Dilihat dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa Kelurahan Binjai mempunyai jumlah

RTS-PM terbesar di Kecamatan Medan Denai yaitu sebesar 1.559 KK dan jumlah

Raskin terbesar dibandingkan dengan kelurahan lainnya yaitu sebesar 23.385 Kg.

Tabel 6. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

No Kelurahan Jumlah RTS-PM (KK) Jumlah Raskin

(Kg)

Dilihat dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa Kelurahan Kwala Bekala mempunyai

jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Johor yaitu sebesar

1.559 KK dan 23.385 Kg.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan sampel yang

(35)

dapat dilakukan karena anggota populasinya bersifat homogen, maka sampel yang

kecil dapat mewakili seluruh populasi (Gulo, 2002).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dihimpun dalam kegiatan penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara langsung dengan

pelaksana distribusi dan responden dengan menggunakan daftar kuisioner yang

telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh melalui instansi

terkait yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Kantor Bulog

Sumatera Utara, Kantor Walikota Medan, Kantor Kecamatan dan

literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, dengan mengambil data pagu Raskin

tahun 2014 di 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan

Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan

Medan Johor.

Untuk tujuan penelitian pertama, kedua, dan ketiga analisis data dilakukan secara

deskriptif. Menurut Nazir (2005), tujuan penelitian deskriptif adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Untuk tujuan penelitian keempat, metode analisis yang digunakan adalah metode

analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.

Keefektifan distribusi Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah dinilai melalui

(36)

23

Penerima Raskin, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas dan

Tepat Administrasi).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

3.5.1 Definisi

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian maka

dibuat definisi:

1. Distribusi Raskin adalah proses penyaluran beras dari pemerintah kepada

rumah tangga sasaran penerima manfaat.

2. Titik Distribusi adalah tempat atau lokasi penyerahan Raskin dari Perum

Bulog kepada Pelaksana Distribusi Raskin yang disepakati secara tertulis

oleh Pemerintah Kota dengan Perum Bulog.

3. Titik Bagi adalah tempat atau lokasi penyerahan beras Raskin dari

Pelaksana Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat.

4. Tepat Sasaran adalah Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga

Sasaran Penerima Manfaat hasil Mudes/Muskel yang terdaftar dalam

Daftar Penerima Manfaat (DPM-1).

5. Tepat jumlah adalah jumlah Raskin yang merupakan hak Rumah Tangga

Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah sebanyak 15 kg/bulan atau

180 kg/tahun.

6. Tepat harga adalah harga tebus Raskin adalah Rp 1.600,00/kg netto di titik

distribusi.

7. Tepat waktu adalah waktu pelaksanaan distribusi beras kepada rumah

(37)

8. Tepat kualitas adalah terpenuhinya persyaratan layak konsumsi, kondisi

baik, dan tidak berhama sesuai dengan kriteria kualitas beras Bulog.

9. Tepat administrasi adalah terpenuhinya persyaratan administrasi secara

benar, lengkap, dan tepat waktu.

10.Efektifitas adalah kemampuan yang dilakukan berdasarkan indikator

tertentu dalam mencapai tujuan program distribusi Raskin yang telah

ditetapkan.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan

Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan

Kecamatan Medan Johor.

2. Efektivitas dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator enam tepat

yaitu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat

administrasi, dan tepat kualitas.

(38)

25

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografi dan Iklim

Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis

terletak di antara 3o.27’-2o.47’ Lintang Utara dan 98o.35’–98o.44’ Bujur Timur,

dengan ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan

dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur.

Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara

dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan

Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten

Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah

Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua

sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun

Polonia pada tahun 2013 yaitu 23,99oC dan suhu maksimum yaitu 32, 11oC serta

menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya yaitu 21,8oC dan suhu maksimum

yaitu 32oC. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 79 - 80% dan

kecepatan angin rata-rata sebesar 1,99 m/sec, sedangkan rata-rata total laju

(39)

4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan

Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7.

berikut ini.

Tabel 7. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Area (Km2

persentase 13,83%. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil di Kota

Medan adalah Kecamatan Maimun dengan luas area 2,98 km2 dengan jumlah

(40)

27

4.1.3 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan

Jumlah rumah tangga menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel

8. berikut ini.

Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Persentase (%)

1 Medan Belawan 21.288 4,31

Tabel 8 menunjukkan bahwa Kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbesar di

Kota Medan adalah Kecamatan Medan Deli sebanyak 39.308 rumah tangga

dengan persentase sebesar 7,96%. Kecamatan dengan jumlah rumah tangga

terkecil di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Baru sebanyak 10.764 rumah

(41)

4.1.4 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menurut kecamatan di Kota Medan

dapat dilihat pada Tabel 9. berikut ini.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Medan Belawan 49.175 47.105 96.280

Total 1.053.393 1.082.123 2.135.516

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa Kecamatan dengan penduduk terbesar adalah

Kecamatan Medan Deli dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 86.937 jiwa

dan penduduk perempuan sebesar 85.014 jiwa. Kecamatan dengan penduduk

terkecil adalah Kecamatan Medan Baru dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar

(42)

29

4.1.5 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Medan dapat dilihat pada

Tabel 10. berikut ini.

Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kota Medan berumur 20-24

tahun dengan jumlah 245.283 orang dengan persentase 11,48%. Sedangkan

komposisi penduduk terkecil berumur lebih dari 75 tahun dengan jumlah 18.563

(43)

4.1.6 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan

Jumlah kelurahan dan lingkungan menurut kecamatan di Kota Medan dapat

dilihat pada Tabel 11. berikut ini.

Tabel 11. Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan No Kecamatan Kelurahan Lingkungan

1 Medan Belawan 6 143

lingkungan. Kecamatan Medan Area adalah kecamatan yang memiliki kelurahan

dan lingkungan terbanyak dengan jumlah 12 kelurahan dan 172 lingkungan.

Sedangkan Kecamatan Medan Polonia adalah kecamatan yang memiliki

(44)

31

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang mendapat beras Raskin di

Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Pekan Labuhan,

Kelurahan Binjai, dan Kelurahan Kwala Bekala. Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh masyarakat yang menerima Raskin lalu diacak secara sederhana

untuk ditetapkan sebagai sampel 5 pelaksana distribusi dan 25 KK di lima

kelurahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan

pendistribusian Raskin di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia,

Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai dan Kelurahan Kwala Bekaladi Kota

Medan ditinjau dari segi ketepatan sasaran penerima Raskin, ketepatan jumlah,

ketepatan mutu, ketepatan harga, ketepatan waktu, ketepatan administrasi para

penerima Raskin.

5.1 Kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan dengan Kriteria Miskin Menurut BPS

Rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai

dengan kriteria miskin menurut BPS (Badan Pusat Statistik) karena pendataan

dilakukan langsung oleh BPS dan dimuat didalam PPLS (Pendataan Program

Perlindungan Sosial).

Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga

miskin yang pada tahun 1998-2005 didefinisikan sebagai rumah tangga pra

sejahtera dan rumah tangga sejahtera 1 berdasarkan hasil pendataan Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sejak tahun 2006, RTS-PM

(45)

miskin melalui 14 kriteria rumah tangga miskin berdasarkan pendataan Badan

Pusat Statistik (BPS) melalui Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) 2005 dan hasil

verifikasinya yang kemudian diperbarui melalui Pendataan Program Perlindungan

Sosial (PPLS) pada tahun 2008 dan terakhir pada tahun 2011.

5.2 Mekanisme Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan

Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat diawali dengan

pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dalam PPLSBPS (Pendataan

Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik). Lalu nama-nama hasil

pendataan diserahkan ke pihak kecamatan kemudian pihak kecamatan akan

mengirimkan langsung ke kantor-kantor kelurahan di kota Medan. Lalu pihak

kelurahan akan melakukan pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat (DPM) Raskin

melalui musyawarah kelurahan.

Musyawarah kelurahan di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia,

Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai dan Kelurahan Kwala Bekala belum

optimal dan kurang melibatkan masyarakat, dan umumnya tidak bertujuan untuk

mempertajam sasaran. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan

sampelyang menyebutkan bahwa mereka tidak pernah dilibatkan dalam

musyawarah kelurahan tentang kesepakatan pembagian beras Raskin secara

merata,seperti para penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala yang hanya

mendapat jatah Raskin 10 kg/bulan. Karena mereka mendapat 10 kg setiap

bulannya, itu berarti bahwa ada 7.795 kg beras yang dibagikan kepada 779 rumah

(46)

33

dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

jika rumah tangga tersebut juga mendapat jatah 10 kg/bulan.

5.3 Sistem Pendistribusian Raskin di Kota Medan

Berdasarkan pagu Raskin, Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan

Alokasi) kepada Perum Bulog, selanjutnya Perum Bulog menerbitkan Surat

Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) beras untuk

masing-masing kecamatan dan kelurahan yang diserahkan kepada kepala gudang. Sesuai

dengan SPPB/DO, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi.

Sebelum beras Raskin disalurkan, Tim Koordinasi Raskin di Gudang Perum

Bulog melakukan pemeriksaan kualitas beras terlebih dahulu. Titik distribusi yang

telah disepakati adalah seluruh kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di

Kota Medan. Selanjutnya, di titik distribusi dilakukan serah terima antara Perum

Bulog dengan Pelaksana Distribusi dengan menyerahkan surat SPPB/DO sebagai

bukti Raskin yang diserahkan sesuai dengan pagu Raskin yang tertera dalam

SPPB/DO dan dibuat Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh kedua

belah pihak. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin

ke Kantor Kelurahan, dimana kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik

distribusi sekaligus titik bagi Raskin.

5.4 Keefektifan Distribusi Raskin Berdasarkan Indikator Enam Tepat di Kota Medan

5.4.1 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan

5.4.1.1 Tepat Sasaran

Beras Raskin hanyadiberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat

(47)

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah

Tangga Sasaran penerima manfaat Raskin yang terdaftar dalam DPM di

Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan adalah sebanyak 1.903 KK.

Menurut hasil wawancara dengan pelaksana distribusi, jumlah penerima Raskin di

Kelurahan Rengas Pulau juga berjumlah 1.903 KK. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan

Medan Marelan tepat sasaran.

5.4.1.2 Tepat Jumlah

Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi

setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan

selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan,

seluruh RTS-PM di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan

menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg

setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di

Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan sudah tepat jumlah.

5.4.1.3 Tepat Harga

Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah

sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin

Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan

bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp

1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun.

Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh

penerima Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan

(48)

35

bahwa Rumah Tangga Sasaran Penerima Maanfaat (RTS-PM) membayar dengan

harga Rp 2.000/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan dari

segi ketepatan harga tidak tepat.

5.4.1.4 Tepat Waktu

Berdasarkan pedoman umum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi

kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila

penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah

ditetapkan oleh Bulog. Sejak tahun 1999, penyaluran Raskin dilakukan 12 kali

dalam satu tahun, kecuali pada tahun 2006 sebanyak 10 kali, pada tahun 2007

sebanyak 11 kali, pada tahun 2010 dan 2011 sebanyak 13 kali. Frekuensi

penyaluran Raskin pada tahun 2010 dan 2011 yang lebih banyak dari tahun-tahun

sebelumnya merupakan upaya untuk mengantisipasi gejolak harga beras di

pasaran yang selama dua tahun tersebut terus mengalami peningkatan. Walaupun

Raskin dibagikan tidak pada saat yang sama setiap bulannya karena disesuaikan

dengan situasi dan kondisi misalnya dikarenakan uang penjualan Raskin bulan

sebelumnya belum sepenuhnya disetorkan ke Bulog dan faktor cuaca yang

membuat jadwal pengiriman Raskin tertunda tetapi RTS-PM tetap menerima

Raskin setiap bulan. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun

2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan

(49)

5.4.1.5 Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara

benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden

sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga

Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan

Medan Marelan dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin

setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai

oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut.

Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat

dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.

5.4.1.6 Tepat Kualitas

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dilapangan mengenai kualitas

beras yang diterima oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM),

mutu beras yang diterima sesuai dengan kriteria mutu beras Bulog. Kriteria beras

yang ditetapkan oleh Bulog adalah yang layak konsumsi untuk dikonsumsi

dengan kriteria sebagai berikut:

Persyaratan kualitatif:

1) Bebas hama dan penyakit.

2) Bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya.

3) Bebas dari campuran bekatul (kulit sekam padi).

4) Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan (Reza,

2011).

Sesuai dengan hasil pengamatan di kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan

(50)

37

konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam

padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan

sampel di Kelurahan Rengas Pulau mengatakan bahwa kualitas beras Raskin yang

dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang layak konsumsi dan terkadang

kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak kuning, terdapat kulit sekam

padi, dan berkutu.

5.4.2 Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli

5.4.2.1 Tepat Sasaran

Jumlah Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat Raskin yang terdaftar dalam

Daftar Penerima Manfaat (DPM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan

Deli adalah sebanyak 1.439 KK. Dikatakan tepat sasaran apabila Raskin hanya

diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam

DPM yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan (TNP2K). Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di

Kelurahan Tanjung Mulia juga berjumlah 1.439 KK. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan

Medan Deli tepat sasaran.

5.4.2.2 Tepat Jumlah

Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15

kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel

dilapangan, seluruh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di

Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli menerima Raskin sebanyak 15

(51)

demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia

Kecamatan Medan Deli sudah tepat jumlah.

5.4.2.3 Tepat Harga

Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah

sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin

Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan

bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp

1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun.

Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh

penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli membayar

dengan harga Rp 25.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti bahwa

Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) membayar dengan harga

Rp 1.666,67/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli dari segi

ketepatan harga tidak tepat.

5.4.2.4 Tepat Waktu

Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada Rumah

Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila penyaluran Raskin

dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog.

Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh Bulog untuk setiap penyaluran beras

tiap bulannya. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun 2014

RTS-PM Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli menerima

(52)

39

5.4.2.5 Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara

benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden

sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga

Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan

Medan Deli dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin setiap

bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai oleh

Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut. Jika

RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat dalam

Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.

5.4.2.6 Tepat Kualitas

Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan

Deli kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak

konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam

padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan

sampel di Kelurahan Tanjung Mulia mengatakan bahwa kualitas beras Raskin

yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang baik dan layak konsumsi dan

sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak hitam, terdapat

kulit sekam padi, dan pernah juga mendapat beras yang berbatu.

5.4.3 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan

5.4.3.1 Tepat Sasaran

Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang

terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) di Kelurahan Pekan Labuhan

(53)

apabila Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat

yang terdaftar dalam DPM yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Menurut hasil wawancara, jumlah

penerima Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan juga berjumlah 1.418 KK. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan

Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tepat sasaran.

5.4.3.2 Tepat Jumlah

Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi

setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan

atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh RTS-PM

di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menerima Raskin

sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg setiap bulannya.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan

Labuhan Kecamatan Medan Labuhan sudah tepat jumlah.

5.4.3.3 Tepat Harga

Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah

sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin

Kota Medan tahun 2014, pada Bab“Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan

bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp

1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun.

Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh

penerima Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan

membayar dengan harga Rp 25.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti

(54)

41

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan

Labuhan Kecamatan Medan Labuhan dari segi ketepatan harga tidak tepat.

5.4.3.4 Tepat Waktu

Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada RTS-PM

tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi

yang telah ditetapkan oleh Bulog. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh

Bulog untuk setiap penyaluran beras tiap bulannya. Menurut hasil responden

sampel dilapangan, pada tahun 2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Pekan

Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menerima Raskin sebanyak 12 kali.

5.4.3.5 Tepat Administrasi

Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara

benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden

sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga

Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan

Medan Labuhan dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin

setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai

oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut.

Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat

dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.

5.4.3.6 Tepat Kualitas

Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan

Labuhan kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak

(55)

padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan

sampel di Kelurahan Pekan Labuhan mengatakan bahwa kualita beras Raskin

yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang kualitasnya baik dan layak

konsumsi dan sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak

hitam, terkadang hancur dan terdapat kulit sekam padi.

5.4.4 Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

5.4.4.1 Tepat Sasaran

Beras Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat

yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) yang dikeluarkan oleh Tim

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah

Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang terdaftar dalam DPM

di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai adalah sebanyak 1.640 KK.

Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Binjai juga

berjumlah 1.640 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tepat sasaran.

5.4.4.2 Tepat Jumlah

Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15

kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel

dilapangan, seluruh RTS-PM di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai

menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg

setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di

Gambar

Grafik 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-       2013
Tabel 1. Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 No                                                           Kecamatan Jumlah RTS Jumlah Beras
Tabel 3. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014 No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
Tabel 5. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pengalaman negara dalam menangani pandemi Covid 19 merupakan contoh nyata kegagapan negara dalam menghadapi bahaya yang disebabkan oleh pandemi Covid 19 Peraturan Pemerintah

Konstruksi atas menggunakan struktur rangka baja.. Untuk tiang pancang pada masing-masing abutment berjumlah 24 tiang dan pada pilar berjumlah 35 tiang. c)

Manajemen Laba Ditinjau Dari Faktor Beban Pajak Tangguhan, Profitabilitas dan Leverage. Jurnal Online Insan Akuntan. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk

EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DALAM PENCAPAIAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERSTANDAR NASIONAL DI JAWA

Berdasarkan latar belakang tersebut, patut untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan metode Salafi Pondok Pesantren (metode Sorogan dan metode

Masalah yang dikemukakan merupakan refleksi dari pengalaman nyata yang terjadi dalam pembelajaran mata kuliah yang diampu yang antara lain dapat ditandai dengan

> untuk indosata trialnya seperti gambar dibawah, maka masuk ke emas, masuk ke containment (MOM Based) dan rubah portD ke data 2 (jika 1