i
_______ SKRIPSI
MUTIARA SANI 110304036 AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN
(RASKIN) DI KOTA MEDAN
__ _ SKRIPSI
MUTIARA SANI 110304036 AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si NIP. 196302041997031001 NIP. 1965 0926 1993 031002
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
i
Mutiara Sani (110304036) dengan judul skripsi “Analisis Efektivitas Distribusi
Beras Miskin (Raskin) Di Kota Medan” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia
Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli, Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yang ditentukan secara purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Deskriptif dan metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin menurut BPS, untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik. Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan adalah pendataan dilakukan oleh Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (PPLSBPS), kantor–kantor kecamatan meneruskan nama-nama penerima ke kelurahan, lalu Lurah mengadakan musyawarah kelurahan untuk pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat Raskin. Sistem pendistribusia Raskin di Kota Medan adalah Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) kecamatan dan kelurahan, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di kota Medan. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan. Di Kota Medan kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin. Dalam pencapaian indikator keefektifan pendistribusian beras Raskin di Kota Medan dari sisi tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas belum sepenuhnya efektif.
ii
RIWAYAT HIDUP
MUTIARA SANI lahir di Bekasi pada tanggal 15 Februari 1994. Anak
kedua dari tiga bersaudara, seorang putri dari Ayahanda Sabaruddin Harahap dan
Ibu Siti Murni Lubis.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1998 masuk Taman Kanak-Kanak di TK Kesturi Siantar dan tamat
pada tahun 1999.
2. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 095552 Siantar dan tamat
pada tahun 2005.
3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2
Siantar-Bangun dan tamat pada tahun 2008.
4. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Pematang
Siantar dan tamat pada tahun 2011.
5. Tahun 2011 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.
Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:
1. Anggota Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
2. Anggota IMASEP, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
3. Anggota HMI, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
4. Buli Agustus-September 2014 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Desa
Tanjung pasir, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat.
iii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AWT karena atas
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ANALISIS EFEKTIVITAS DISTRIBUSI BERAS MISKIN
(RASKIN) DI KOTA MEDAN”.
Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian dari
syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana pertanian di Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebanyak-banyaknya kepada:
1. Ayahanda tercinta Sabaruddin Harahap dan Ibunda tercinta Siti Murni Lubis,
saudara tersayang Muchtar Sani Harahap, S.E dan Aslamul Huda Sani
Harahap yang telah memberikan doa dan begitu banyak perhatian, cinta,
kasih sayang, serta dukungan baik moril maupun materil bagi penulis dalam
menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara. Sekali lagi
teruntuk Ayahanda dan Ibunda, tiada kata yang mampu mewakilkan ucapan
terima kasih Ananda atas doa, perjuangan dan pengorbanan yang tiada
henti-hentinya selama ini.
2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing
dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi
Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,
iv
3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M. Si dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku
ketua dan sekretaris program studi Agribisnis FP USU.
4. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis
serta kepada seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Agribisnis FP
USU.
5. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat
kepada saya selama penyelesaian skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan penulis di Departemen Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 khususnya Ade Rezkika
Nasution SP, Dwi Utari SP, Risa Januarti SP, Ade Silvana Sari SP, Annisa
Azzahra SP, Maya Anggraini SP, Denti Juli Irawati SP, Yuli Hariani Siregar
SP, M. Sidik Pramono SP, dan teman semuanya yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, semangat dan bantuan
yang telah kalian berikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2015
v 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 21
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 22
3.4 Metode Analisis Data ... 22
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ... 23
3.5.1 Definisi ... 23
3.5.2 Batasan Operasional ... 24
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 25
4.1.1 Keadaan Geografi dan Iklim ... 25
4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan ... 26
4.1.3 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan ... 27
vi
4.1.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 29 4.1.6 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan.. 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin
di Kota Medan dengan Kriteria Miskin Menurut BPS ... 31 5.2 Mekanisme Penentuan RTS-PM Raskin di Kota Medan ... 32 5.3 Sistem Pendistribusian Raskin di Kota Medan ... 33 5.4 Keefektifan Distribusi Raskin Berdasarkan Indikator
Enam Tepat di Kota Medan ... 33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 48 6.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA
vii
No Judul Tabel Hal
1 Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 18 2 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Marelan Tahun
2014
19
3 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014 20 4 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Labuhan Tahun
2014
20
5 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014 21 6 Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2014 21 7 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan 26
8 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan 27
viii
DAFTAR GRAFIK
No Judul Grafik Hal
1 Grafik Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013
ix
No Judul Bagan Hal
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran
1 2 3 4
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011-2013 Karakteristik Pelaksana Distribusi Raskin
Karakteristik Sosial Ekonomi RTS Penerima Raskin
i
Mutiara Sani (110304036) dengan judul skripsi “Analisis Efektivitas Distribusi
Beras Miskin (Raskin) Di Kota Medan” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia
Negara Lubis, M.Ec sebagai Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma, M.Si sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli, Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan, Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dan Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yang ditentukan secara purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Deskriptif dan metode analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesesuaian rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan dengan kriteria miskin menurut BPS, untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan, untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat di Kota Medan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai dengan kriteria miskin menurut Badan Pusat Statistik. Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan adalah pendataan dilakukan oleh Pendataan Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik (PPLSBPS), kantor–kantor kecamatan meneruskan nama-nama penerima ke kelurahan, lalu Lurah mengadakan musyawarah kelurahan untuk pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat Raskin. Sistem pendistribusia Raskin di Kota Medan adalah Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan Alokasi) kepada Perum Bulog, Perum Bulog menerbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) kecamatan dan kelurahan, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi yaitu kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di kota Medan. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin ke Kantor Kelurahan. Di Kota Medan kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik distribusi sekaligus titik bagi Raskin. Dalam pencapaian indikator keefektifan pendistribusian beras Raskin di Kota Medan dari sisi tepat sasaran, jumlah, harga, waktu, administrasi, dan kualitas belum sepenuhnya efektif.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Raskin merupakan program bantuan yang sudah dilaksanakan Pemerintah
Indonesia sejak Juli 1998 dengan tujuan awal menanggulangi kerawanan pangan
akibat krisis moneter 1997/1998. Program ini berlanjut hingga saat ini dengan
tujuan utama mengurangi beban rumah tangga sasaran melalui pemenuhan
sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Program yang sebelum
tahun 2002 bernama Operasi Pasar Khusus (OPK) ini awalnya merupakan
program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun kemudian fungsinya diperluas menjadi bagian dari program perlindungan
sosial, khususnya program penanggulangan kemiskinan klaster pertama
(Hastuti, et.al., 2012).
Sebagai program bantuan beras, Raskin merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari program ketahanan pangan karena dapat meningkatkan ketahanan
pangan dengan cara peningkatan akses baik secara fisik yaitu beras tersedia di
titik distribusi, maupun ekonomi yaitu harga jual yang terjangkau kepada rumah
tangga sasaran. Selain itu, program Raskin memberikan banyak manfaat yaitu
dapat menstabilisasi harga beras di pasaran, sebagai pengendalian inflasi melalui
intervensi Pemerintah dengan menetapkan harga beras bersubsidi sebesar Rp
1.600,-/kg, menjaga stok pangan nasional, sebagai pasar bagi hasil usaha tani
padi, membantu pertumbuhan ekonomi daerah, sekaligus sebagai mekanisme
Penentuan rumah tangga penerima Raskin harus didasarkan pada pendekatan
kriteria rumah tangga miskin. Adapun kriteria tersebut antara lain (BPS, 2013):
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga
lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air
hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak
tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10.Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11.Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.
12.Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0,5
ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.
13.Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat
3
14.Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000,
seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau
barang modal lainnya.
Pelaksanaan program Raskin melibatkan berbagai lembaga di semua tingkat
pemerintahan, dengan Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat (Kemenko
Kesra) sebagai penanggungjawab utama program. Secara teknis,
penanggungjawab pelaksanaan distribusi beras sampai dengan titik distribusi
adalah Perum Bulog dan penanggungjawab untuk menyampaikan beras dari titik
distribusi ke setiap RTS-PM adalah pemerintah daerah. Namun, sebagai satu
entitas program, sosok program Raskin secara keseluruhan jauh lebih kompleks
dari gambaran mekanistis tersebut. Di dalamnya antara lain melibatkan dimensi
hubungan antar lembaga dan antar tingkat pemerintahan, finansial, dan prosedur
administratif (Hastuti, et.al., 2012).
Proses distribusi Raskin pada umumnya selalu mengalami berbagai masalah.
Tingkat efektivitas distribusi Raskin sangat rendah hampir di setiap daerah.
Pencapaian enam indikator ini sangat penting karena hal itu merupakan tolok ukur
kinerja keberhasilan program. Menurut peneliti terdahulu, indikator yang
digunakan untuk mengukur efektivitas Raskin tersebut sering tidak memenuhi
ketetapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Keberhasilan program Raskin
Adapun jumlah penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
pada tahun 2011-2013 dapat kita lihat dari Grafik 1.
Grafik 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011- 2013
merupakan daerah yang jumlah penduduk miskinnya terbesar dibandingkan
Kabupaten/Kota lainnya di Sumatera Utara, dan hal tersebut merupakan alasan
mengapa penulis mengambil wilayah tersebut sebagai daerah penelitian.
Penelitian ini dilakukan terkait dengan masalah keefektifan dalam hal
pendistribusian Raskin di Kota Medan. Kajian ini dilakukan untuk menganalisis
kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan
dengan kriteria miskin standar BPS, tata cara penentuan rumah tangga miskin
yang akan menjadi penerima manfaat Raskin di daerah penelitian, untuk
menganalisis tata cara pendistribusian Raskin di daerah penelitian, untuk
menganalisis keefektifan program distribusi Raskin berdasarkan indikator enam
tepat di daerah penelitian.
2011
2012
5
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi identifikasi masalah
adalah sebagai berikut:
1. Apakah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan
telah sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS?
2. Bagaimana mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang akan
menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan?
3. Bagaimana sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan?
4. Bagaimana keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator enam tepat
di Kota Medan?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
Raskin di Kota Medan sesuai dengan kriteria miskin menurut BPS.
2. Untuk menganalisis mekanisme penentuan rumah tangga miskin yang
akan menjadi penerima manfaat Raskin di Kota Medan.
3. Untuk menganalisis sistem pendistribusian Raskin di Kota Medan.
4. Untuk menganalisis keefektifan distribusi Raskin berdasarkan indikator
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah dan instansi
terkait lainnya dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan
distribusi Raskin khususnya di daerah penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang
dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Pemerintah Indonesia memberikan prioritas yang besar terhadap kebijakan
ketahanan pangan nasional. Indonesia turut menandatangani kesepakatan
internasional terkait dengan pangan, yaitu:Universal Declaration of Human Right (1948), Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit 1996,
Millenium Development Goals (MDGs). Dalam kesepakatan MDGs dunia internasional telah menargetkan pada tahun 2015 setiap Negara termasuk
Indonesia telah sepakat menurunkan kemiskinan dan kelaparan sampai
separuhnya (Bulog, 2014).
Berdasarkan data dari Bulog Tahun 2014, 95% dari jumlah penduduk
Indonesiamengkonsumsi beras sebagai pangan utama, dengan rata-rata konsumsi
beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun.Tingkat konsumsi tersebut jauh di atas rata-rata
konsumsi dunia yang hanya sebesar 60 kg/kapita/tahun. Dengan demikian
Indonesia menjadi negara konsumen beras terbesar di dunia. Beras menjadi
komoditas nasional yang sangat strategis.Instabilitas perberasan nasional dapat
mengakibatkan gejolak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial, politik
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kemiskinan
Menurut Bappenas, kemiskinan adalah kondisi seseorang atau kelompok orang,
laki-laki atau perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat
(Wardan, 2009).
Prayitno dan Lincolin (1978), mengemukakan adanya karakteristik kemiskinan
yang meliputi: 1). Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, pada umumnya
tidak memiliki faktor produksi sendiri. Walaupun memiliki, tapi pada umumnya
tidak mencukupi, sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi
sangat terbatas. 2). Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan untuk
memperoleh aset produksi dengan kemampuan sendiri. 3). Tingkat pendidikan
pada umumnya rendah, waktu mereka umumnya habis tersisa untuk mencari
nafkah sehingga tidak ada lagi waktu untuk belajar. 4). Pada umumnya mereka
menjadi buruh tani atau pekerja diluar sektor pertanian.
Ada beberapa pendekatan dalam mengukur kemiskinan, misalnya pendekatan
kebutuhan (Sayogyo, 1987), kebutuhan kalori per hari (BPS, 1990) dan
pendekatan pengeluaran. Sayogyo (1987) mengembangkan cara mengukur
kemiskinan dengan memperhitungkan standar kebutuhan pokok berdasarkan
kebutuhan akan beras dan gizi, yaitu :
1. Golongan paling miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per
9
2. Golongan miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita
per tahun dalam bentuk beras sebanyak 240 - 360 kilogram.
3. Golongan miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita
per tahun beras sebanyak 360 kilogram tetapi kurang dari 480 kilogram
(Bungkaes, et. al, 2013).
2.2.2 Distribusi
Distribusi merupakan penambahan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan barang
yang mencakup juga pengangkutan barang-barang dari tempat asal atau produksi
lanjutan ke tempat penjualan. Dalam hal ini distribusi mencakup berbagai bidang
manajemen khususnya seperti penjualan, pengiklanan, keuangan, pengangkutan
dan pergudangan (Taff, 1994).
Menurut Kotler (2007) saluran distribusi merupakan organisasi- organisasi yang
saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produksi atau jasa
menjadi tersedia siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
David A. Revzan dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran distribusi
merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke
perantara dan akhirnya sampai pada pemakai. Pengertian distribusi yang
dikemukakan tersebut masih bersifat sempit karena istilah barang sering diartikan
sebagai bentuk fisik akibatnya lebih cenderung menggambarkan pemindahan
jasa-jasa atau kombinasi antara barang dan jasa-jasa.
Menurut The American Marketing Association dalam Angipora (1999), saluran
distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri
produk atau jasa dipasarkan. Definisi ini lebih luas dibandingkan dengan definisi
yang pertama.
Sedangkan C. Glenn Walters dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa saluran
adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antar
pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan pasar
tertentu. Dan terakhir, Philip Kotler dalam Angipora (1999) menyatakan bahwa
saluran distribusi dapat diartikan sebagai himpunan perusahaan dan perseorangan
yang mengambil alih hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen
ke konsumen.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa saluran distribusi
merupakan sekelompok lembaga yang ada di antara berbagai lembaga yang
mengadakan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan dari distribusi
adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu. Dengan demikian, pasar merupakan
tujuan akhir dari kegiatan saluran (Angipora, 1999).
2.2.3 Efektivitas
Dalam pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang bersifat
universal mengenai pengertian keefektifan karena ada begitu banyak defenisi
yang menjelaskan atau menggambarkan tentang keefektifan. Oleh karena itu
dalam penelitian ini dikemukakan beberapa defenisi tentang keefektifan ataupun
efektifitas.
Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh
atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang
11
tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukkan derajat kesesuaian antara
tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005).
Menurut Bungkaes et.al (2013), efektivitas adalah hubungan antara output dan
tujuan. Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output,
kebijakan dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam
pengertian teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa
yang dimaksud dengan “Efektivitas”. Bagaimana definisi efektivitas berkaitan
dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektivitas berasal dari kata dasar
efektif yang artinya:
1. Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya).
2. Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam melaksanakan aktivitas
sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).
Menurut Gibson et.al (1996) pengertian efektivitas adalah penilaian yang dibuat
sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi. Makin dekat
prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin lebih
efektif dalam menilai mereka. Dari pengertian tersebut di atas dari sudut pandang
bidang perilaku keorganisasian maka dapat diidentifikasikan tiga tingkatan
analisis yaitu individu, kelompok, dan organisasi. Ketiga tingkatan analisis
tersebut sejalan dengan ketiga tingkatan tanggung jawab manajerial yaitu bahwa
para manajer bertanggung jawab atas efektivitas individu, kelompok dan
Ada beberapa hal yang menjadi ukuran dalam arti efektivitas yaitu efektivitas
merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas, waktu) yang dicapai, semakin besar target yang dicapai maka semakin
tinggi efektivitasnya. Lebih lanjut Agung Kurniawan (2005) mendefinisikan
efektivitas sebagai kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan
program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak ada
tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaannya. Menurut pendapat Mahmudi
(2005), efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin
besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program atau kegiatan.
Siagian (2002) meninjau dari aspek ketepatan waktu, efektifitas adalah
tercapainya berbagai sasaran yang telah ditetapkan tetap pada waktunya dengan
menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan
berbagai kegiatan. Dari pengertian diatas berarti efektifitas sebagai orientasi kerja
menyoroti empat hal, antara lain:
a. Sumber daya, dana, sarana dan prasarana yang dapat digunakan sudah
ditentukan atau dibatasi.
b. Jumlah dan mutu barang atau jasa yang dihasilkan sudah ditentukan.
c. Batas waktu menghasilkan barang atau jasa tersebut sudah ditentukan.
d. Tata cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas sudah ditentukan.
Keefektifan distribusi Raskin ditinjau dari beberapa indikator yakni ketepatan
sasaran bagi rumah tangga sasaran yang terdaftar dalam daftar penerima Raskin
yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
13
sebanyak 15 kg/KK, ketepatan harga yaitu Rp 1,600/kg di titik distribusi,
ketepatan waktu pendistribusian, terpenuhinya persyaratan administrasi dengan
benar dan terpenuhinya persyaratan kualitas (Bulog, 2014).
Sebagaimana diketahui bahwa hanya warga yang memenuhi kriteria variabel
kemiskinan yang berhak memperoleh berbagai bantuan-bantuan pengentasan
kemiskinan, seperti Raskin, adalah: (1) Luas lantai rumah per anggota rumah
tangga /keluarga kurang dari 8 m2. (2) Jenis lantai rumah adalah tanah, papan
kualitas rendah, (3) Jenis dinding terdiri bambu, papan kualitas rendah atau
tembok tanpa diplaster, (4) Tidak punya fasilitas tempat buang air (jamban), (5)
Sumber air minum adalah sumur/sungai/air hujan/mata air, (6) Penerangan yang
digunakan bukan listrik, (7) Bahan bakar yang digunakan adalah kayu/arang, (8)
Frekuensi makan dalam sehari kurang dari 2 kali sehari, (9) Tidak ada
kemampuan membeli daging/ayam/susu dalam seminggu, (10) Tidak mampu
membeli pakaian baru bagi setiap anggota ruimah tangga, (tidak pernah membeli,
minimal dalam satu tahun), (11) Tidak mampu berobat ke Puskesmas/Poliklinik,
(12) Lapangan pekerjaan kepala rumahtangga biasanya petani gurem, nelayan,
pekebun atau pekerja lain dengan pendapatan kurang Rp.600.000,-- perbulan,
(13) Kepala Rumah Tangga belum pernah sekolah atau tidak tamat SD, dan, (14)
Kepemilikan asset/barang berharga : yakni tidak punya tabungan/barang yang
mudah dijual dengan nilai lebih Rp.500.000,-seperti sepeda motor, emas, ternak,
perahu dan sebagainya.
Namun demikian, masih ada kebijakan-kebijakan yang bisa meringankan untuk
(1) Jika memenuhi 9 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan mendekati
miskin, (2) Jika memenuhi 12 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan
miskin, (3) Jika memenuhi 14 kriteria variabel kemiskinan maka dikategorikan
sangat miskin.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian Sari (2007) yang berjudul “Analisis Efektivitas dan
Efisiensi Distribusi Raskin di Desa Securai Utara, Kecamatan Babalan,
Kabupaten Langkat”, data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan
tabulasi sederhana untuk menghitung harga ditingkat rumah tangga, surplus
konsumen (rumah tangga) dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan harga antara harga patokan Pemerintah dengan harga
ditingkat rumah tangga sebesar Rp 400,-. Program pendistribusian Raskin
memberikan surplus kepada penerima manfaat beras miskin sebesar Rp 10,692
per kepala keluarga. Tingkat keefektifan program pendistribusian beras Raskin
yaitu sebesar 33,4% menyatakan distribusi Raskin tepat sasaran, jumlah, harga,
waktu, dan administrasi dan 51,2% menyatakan distribusi Raskin tidak tepat
sasaran, jumlah, harga, waktu, dan administrasi. Pendistribusian beras Raskin di
Desa Securai Utara tidak efektif.Tingkat efisiensi pendistribusian beras Raskin di
Desa Securai Utara masuk dalam kategori efisien, dimana hal ini dapat dilihat dari
nilai efisiensi pemasaran ≤ 1.
Dalam penelitian Damanik, et. al (2012) yang berjudul “Analisis Efektivitas
Distribusi Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Tanjung Marulak Kecamatan
Rambutan Kota Tebing Tinggi”, hasil penelitian menunjukkan bahwa harga
15
terdapat perbedaan harga antara harga patokan pemerintah dengan harga ditingkat
rumah tangga miskin sebesar Rp 66,67. Selain itu, pendistribusian beras belum
efektif ditinjau dari indikator efektivitas yang digunakan. Dari sisi tepat sasaran
terdapat 18 sampel ( 60% ) yang tidak tepat sasaran, dari sisi jumlah sudah tepat,
dari sisi harga belum tepat, serta dari sisi waktu dan administrasi dinyatakan
sudah tepat.
Bakkara (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektifitas Distribusi
Beras Miskin di Desa Sitalasari, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun”,
data dianalisis dengan metode deskriptif dan penghitungan surplus konsumen
(rumah tangga). Hasil penelitian menunjukkan bahwa surplus konsumen yang
diterima oleh tiap penerima Raskin sebesar Rp 32.942/KK yang mana jauh berada
di atas total harga yang dibayarkan untuk memperoleh Raskin dengan kuantitas
9,6 kg/KK dan total persentase keefektifan pendistribusian Raskin di desa
Sitalasari adalah sebesar 35,91%. Disimpulkan bahwa program pendistribusian
Raskin di Desa Sitalasari sangat tidak efektif.
2.4 Kerangka Pemikiran
Kegiatan mulai dari pengangkutan Raskin dari gudang Perum Bulog sampai
dengan penyaluran Raskin kepada RTS-PM merupakan kegiatan distribusi
Raskin.Bulog adalah penanggungjawab pelaksana distribusi Raskin hingga titik
distribusi, sedangkan dari penyaluran Raskin dari titik distribusi ke titik bagi
hingga sampai ke tangan RTS-PM merupakan tanggung jawab Pemerintah
Efektivitas pendistribusian Raskin dapat ditinjau dari enam indikator keefektifan
yaitu enam tepat. Enam tepat tersebut adalah tepat sasaran, tepat jumlah, tepat
harga, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat administrasi. Ketepatan sasaran bagi
rumah tangga yang terdaftar dalam daftar penerima Raskin yang ditetapkan oleh
Tim Nasional Percepatan Penanggulan Kemiskinan (TNP2K), ketepatan jumlah
beras yang diterima rumah tangga miskin yaitu sebanyak 15 kg/KK, ketepatan
harga yaitu harga Raskin yang telah ditetapkan Pemerintah adalah Rp 1.600,00/kg
di titik distribusi, ketepatan waktu pendistribusian, ketepatan kualitas beras yang
telah ditetapkan Pemerintah, dan ketepatan administrasi yaitu terpenuhinya
17
Bagan 1. Kerangka Pemikiran Keterangan:
: Menyatakan Proses
2.5 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah distribusi Raskin di daerah penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Adapun jumlah pagu Raskin untuk rumah tangga miskin menurut Kecamatan di
Kota Medan dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1. Daftar Pagu Raskin Kecamatan se-Kota Medan Tahun 2014 No Kecamatan Jumlah RTS
terbesar adalah Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Marelan,
Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai,
19
jumlah RTS-PM dan beras terbesar di Kota Medan yaitu 8.222 RTS dan 123.330
kg. Berikutnya adalah Kecamatan Medan Marelan dengan jumlah RTS-PM
sebesar 6.947 RTS dan jumlah beras sebanyak 104.205 kg. Kemudian Kecamatan
Medan Deli dengan jumlah RTS-PM sebesar 6.113 RTS dan jumlah beras 91.695
kg. Setelah itu Kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah RTS-PM 5.847 RTS
dan jumlah beras 87.705 kg. Kemudian Kecamatan Medan Denai dengan jumlah
RTS-PM sebesar 4.998 RTS dan jumlah beras sebanyak 74.970 kg, dan
Kecamatan Johor dengan jumlah RTS-PM 4.491 RTS dan jumlah pagu 67.365 kg.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di lima kecamatan dimana masing-masing kecamatan dipilih satu kelurahan dengan
jumlah RTS-PM dan Raskinnya terbesar diantara kelurahan lainnya. Lima
kecamatan tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut termasuk
enam besar kecamatan yang mempunyai jumlah distribusi Raskin terbesar di Kota
Medan. Namun, karena keterbatasan peneliti, Kecamatan Medan Belawan tidak
termasuk ke dalam salah satu daerah penelitian.
Untuk lebih jelasnya jumlah distribusi Raskin di Kecamatan Marelan dapat kita
lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kelurahan Rengas Pulau merupakan kelurahan
dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Marelan yaitu
sebesar 1.903 KK dan 28.545 Kg.
Tabel 3. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Deli Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Tanjung Mulia 1.439 21.585
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Kelurahan Tanjung Mulia merupakan kelurahan
dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Deli yaitu
sebesar 1.439 KK dan 21.585 Kg.
Tabel 4. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Pekan Labuhan 1.418 21.270
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Kelurahan Pekan Labuhan merupakan kelurahan
dengan jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Labuhan yaitu
21
Tabel 5. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Denai Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM Jumlah Raskin (Kg)
1 Kel. Binjai 1.640 24.600
Dilihat dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa Kelurahan Binjai mempunyai jumlah
RTS-PM terbesar di Kecamatan Medan Denai yaitu sebesar 1.559 KK dan jumlah
Raskin terbesar dibandingkan dengan kelurahan lainnya yaitu sebesar 23.385 Kg.
Tabel 6. Jumlah Distribusi Raskin di Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
No Kelurahan Jumlah RTS-PM (KK) Jumlah Raskin
(Kg)
Dilihat dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa Kelurahan Kwala Bekala mempunyai
jumlah RTS-PM dan Raskin terbesar di Kecamatan Medan Johor yaitu sebesar
1.559 KK dan 23.385 Kg.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan sampel yang
dapat dilakukan karena anggota populasinya bersifat homogen, maka sampel yang
kecil dapat mewakili seluruh populasi (Gulo, 2002).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dihimpun dalam kegiatan penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari wawancara langsung dengan
pelaksana distribusi dan responden dengan menggunakan daftar kuisioner yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh melalui instansi
terkait yaitu Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, Kantor Bulog
Sumatera Utara, Kantor Walikota Medan, Kantor Kecamatan dan
literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, dengan mengambil data pagu Raskin
tahun 2014 di 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan
Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan Kecamatan
Medan Johor.
Untuk tujuan penelitian pertama, kedua, dan ketiga analisis data dilakukan secara
deskriptif. Menurut Nazir (2005), tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Untuk tujuan penelitian keempat, metode analisis yang digunakan adalah metode
analisis efektivitas program Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah.
Keefektifan distribusi Raskin yang sesuai ketetapan Pemerintah dinilai melalui
23
Penerima Raskin, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas dan
Tepat Administrasi).
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
3.5.1 Definisi
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian maka
dibuat definisi:
1. Distribusi Raskin adalah proses penyaluran beras dari pemerintah kepada
rumah tangga sasaran penerima manfaat.
2. Titik Distribusi adalah tempat atau lokasi penyerahan Raskin dari Perum
Bulog kepada Pelaksana Distribusi Raskin yang disepakati secara tertulis
oleh Pemerintah Kota dengan Perum Bulog.
3. Titik Bagi adalah tempat atau lokasi penyerahan beras Raskin dari
Pelaksana Raskin kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat.
4. Tepat Sasaran adalah Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat hasil Mudes/Muskel yang terdaftar dalam
Daftar Penerima Manfaat (DPM-1).
5. Tepat jumlah adalah jumlah Raskin yang merupakan hak Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah sebanyak 15 kg/bulan atau
180 kg/tahun.
6. Tepat harga adalah harga tebus Raskin adalah Rp 1.600,00/kg netto di titik
distribusi.
7. Tepat waktu adalah waktu pelaksanaan distribusi beras kepada rumah
8. Tepat kualitas adalah terpenuhinya persyaratan layak konsumsi, kondisi
baik, dan tidak berhama sesuai dengan kriteria kualitas beras Bulog.
9. Tepat administrasi adalah terpenuhinya persyaratan administrasi secara
benar, lengkap, dan tepat waktu.
10.Efektifitas adalah kemampuan yang dilakukan berdasarkan indikator
tertentu dalam mencapai tujuan program distribusi Raskin yang telah
ditetapkan.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan
Deli, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Denai, dan
Kecamatan Medan Johor.
2. Efektivitas dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator enam tepat
yaitu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat
administrasi, dan tepat kualitas.
25
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografi dan Iklim
Kota Medan merupakan Ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis
terletak di antara 3o.27’-2o.47’ Lintang Utara dan 98o.35’–98o.44’ Bujur Timur,
dengan ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan
dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur.
Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara
dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah
Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua
sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun
Polonia pada tahun 2013 yaitu 23,99oC dan suhu maksimum yaitu 32, 11oC serta
menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya yaitu 21,8oC dan suhu maksimum
yaitu 32oC. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 79 - 80% dan
kecepatan angin rata-rata sebesar 1,99 m/sec, sedangkan rata-rata total laju
4.1.2 Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan
Luas wilayah menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 7.
berikut ini.
Tabel 7. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan No Kecamatan Luas Area (Km2
persentase 13,83%. Sedangkan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil di Kota
Medan adalah Kecamatan Maimun dengan luas area 2,98 km2 dengan jumlah
27
4.1.3 Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan
Jumlah rumah tangga menurut kecamatan di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel
8. berikut ini.
Tabel 8. Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan
No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Persentase (%)
1 Medan Belawan 21.288 4,31
Tabel 8 menunjukkan bahwa Kecamatan dengan jumlah rumah tangga terbesar di
Kota Medan adalah Kecamatan Medan Deli sebanyak 39.308 rumah tangga
dengan persentase sebesar 7,96%. Kecamatan dengan jumlah rumah tangga
terkecil di Kota Medan adalah Kecamatan Medan Baru sebanyak 10.764 rumah
4.1.4 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin menurut kecamatan di Kota Medan
dapat dilihat pada Tabel 9. berikut ini.
Tabel 9. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Medan Belawan 49.175 47.105 96.280
Total 1.053.393 1.082.123 2.135.516
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014
Dari Tabel 9 dapat diketahui bahwa Kecamatan dengan penduduk terbesar adalah
Kecamatan Medan Deli dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 86.937 jiwa
dan penduduk perempuan sebesar 85.014 jiwa. Kecamatan dengan penduduk
terkecil adalah Kecamatan Medan Baru dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar
29
4.1.5 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kota Medan dapat dilihat pada
Tabel 10. berikut ini.
Tabel 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kota Medan berumur 20-24
tahun dengan jumlah 245.283 orang dengan persentase 11,48%. Sedangkan
komposisi penduduk terkecil berumur lebih dari 75 tahun dengan jumlah 18.563
4.1.6 Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan
Jumlah kelurahan dan lingkungan menurut kecamatan di Kota Medan dapat
dilihat pada Tabel 11. berikut ini.
Tabel 11. Jumlah Kelurahan dan Lingkungan Menurut Kecamatan No Kecamatan Kelurahan Lingkungan
1 Medan Belawan 6 143
lingkungan. Kecamatan Medan Area adalah kecamatan yang memiliki kelurahan
dan lingkungan terbanyak dengan jumlah 12 kelurahan dan 172 lingkungan.
Sedangkan Kecamatan Medan Polonia adalah kecamatan yang memiliki
31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang mendapat beras Raskin di
Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia, Kelurahan Pekan Labuhan,
Kelurahan Binjai, dan Kelurahan Kwala Bekala. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh masyarakat yang menerima Raskin lalu diacak secara sederhana
untuk ditetapkan sebagai sampel 5 pelaksana distribusi dan 25 KK di lima
kelurahan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan
pendistribusian Raskin di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia,
Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai dan Kelurahan Kwala Bekaladi Kota
Medan ditinjau dari segi ketepatan sasaran penerima Raskin, ketepatan jumlah,
ketepatan mutu, ketepatan harga, ketepatan waktu, ketepatan administrasi para
penerima Raskin.
5.1 Kesesuaian Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan dengan Kriteria Miskin Menurut BPS
Rumah tangga sasaran penerima manfaat Raskin di Kota Medan telah sesuai
dengan kriteria miskin menurut BPS (Badan Pusat Statistik) karena pendataan
dilakukan langsung oleh BPS dan dimuat didalam PPLS (Pendataan Program
Perlindungan Sosial).
Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM) Raskin adalah rumah tangga
miskin yang pada tahun 1998-2005 didefinisikan sebagai rumah tangga pra
sejahtera dan rumah tangga sejahtera 1 berdasarkan hasil pendataan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sejak tahun 2006, RTS-PM
miskin melalui 14 kriteria rumah tangga miskin berdasarkan pendataan Badan
Pusat Statistik (BPS) melalui Pendataan Sosial Ekonomi (PSE) 2005 dan hasil
verifikasinya yang kemudian diperbarui melalui Pendataan Program Perlindungan
Sosial (PPLS) pada tahun 2008 dan terakhir pada tahun 2011.
5.2 Mekanisme Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin di Kota Medan
Mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima manfaat diawali dengan
pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dalam PPLSBPS (Pendataan
Program Perlindungan Sosial Badan Pusat Statistik). Lalu nama-nama hasil
pendataan diserahkan ke pihak kecamatan kemudian pihak kecamatan akan
mengirimkan langsung ke kantor-kantor kelurahan di kota Medan. Lalu pihak
kelurahan akan melakukan pemutakhiran Daftar Penerima Manfaat (DPM) Raskin
melalui musyawarah kelurahan.
Musyawarah kelurahan di Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Tanjung Mulia,
Kelurahan Pekan Labuhan, Kelurahan Binjai dan Kelurahan Kwala Bekala belum
optimal dan kurang melibatkan masyarakat, dan umumnya tidak bertujuan untuk
mempertajam sasaran. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil wawancara dengan
sampelyang menyebutkan bahwa mereka tidak pernah dilibatkan dalam
musyawarah kelurahan tentang kesepakatan pembagian beras Raskin secara
merata,seperti para penerima Raskin di Kelurahan Kwala Bekala yang hanya
mendapat jatah Raskin 10 kg/bulan. Karena mereka mendapat 10 kg setiap
bulannya, itu berarti bahwa ada 7.795 kg beras yang dibagikan kepada 779 rumah
33
dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
jika rumah tangga tersebut juga mendapat jatah 10 kg/bulan.
5.3 Sistem Pendistribusian Raskin di Kota Medan
Berdasarkan pagu Raskin, Walikota Medan menerbitkan SPA (Surat Permintaan
Alokasi) kepada Perum Bulog, selanjutnya Perum Bulog menerbitkan Surat
Perintah Penyerahan Barang (SPPB)/Delivery Order (DO) beras untuk
masing-masing kecamatan dan kelurahan yang diserahkan kepada kepala gudang. Sesuai
dengan SPPB/DO, Perum Bulog menyalurkan beras sampai ke titik distribusi.
Sebelum beras Raskin disalurkan, Tim Koordinasi Raskin di Gudang Perum
Bulog melakukan pemeriksaan kualitas beras terlebih dahulu. Titik distribusi yang
telah disepakati adalah seluruh kantor kelurahan di masing-masing kecamatan di
Kota Medan. Selanjutnya, di titik distribusi dilakukan serah terima antara Perum
Bulog dengan Pelaksana Distribusi dengan menyerahkan surat SPPB/DO sebagai
bukti Raskin yang diserahkan sesuai dengan pagu Raskin yang tertera dalam
SPPB/DO dan dibuat Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak. Selanjutnya, Rumah Tangga Sasaran menjemput sendiri beras Raskin
ke Kantor Kelurahan, dimana kantor kelurahan telah ditetapkan sebagai titik
distribusi sekaligus titik bagi Raskin.
5.4 Keefektifan Distribusi Raskin Berdasarkan Indikator Enam Tepat di Kota Medan
5.4.1 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan
5.4.1.1 Tepat Sasaran
Beras Raskin hanyadiberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah
Tangga Sasaran penerima manfaat Raskin yang terdaftar dalam DPM di
Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan adalah sebanyak 1.903 KK.
Menurut hasil wawancara dengan pelaksana distribusi, jumlah penerima Raskin di
Kelurahan Rengas Pulau juga berjumlah 1.903 KK. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan
Medan Marelan tepat sasaran.
5.4.1.2 Tepat Jumlah
Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi
setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan
selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan,
seluruh RTS-PM di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan
menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg
setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di
Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan sudah tepat jumlah.
5.4.1.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah
sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin
Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan
bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp
1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun.
Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh
penerima Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan
35
bahwa Rumah Tangga Sasaran Penerima Maanfaat (RTS-PM) membayar dengan
harga Rp 2.000/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan dari
segi ketepatan harga tidak tepat.
5.4.1.4 Tepat Waktu
Berdasarkan pedoman umum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi
kepada Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila
penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah
ditetapkan oleh Bulog. Sejak tahun 1999, penyaluran Raskin dilakukan 12 kali
dalam satu tahun, kecuali pada tahun 2006 sebanyak 10 kali, pada tahun 2007
sebanyak 11 kali, pada tahun 2010 dan 2011 sebanyak 13 kali. Frekuensi
penyaluran Raskin pada tahun 2010 dan 2011 yang lebih banyak dari tahun-tahun
sebelumnya merupakan upaya untuk mengantisipasi gejolak harga beras di
pasaran yang selama dua tahun tersebut terus mengalami peningkatan. Walaupun
Raskin dibagikan tidak pada saat yang sama setiap bulannya karena disesuaikan
dengan situasi dan kondisi misalnya dikarenakan uang penjualan Raskin bulan
sebelumnya belum sepenuhnya disetorkan ke Bulog dan faktor cuaca yang
membuat jadwal pengiriman Raskin tertunda tetapi RTS-PM tetap menerima
Raskin setiap bulan. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun
2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan
5.4.1.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara
benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden
sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan
Medan Marelan dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin
setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai
oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut.
Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat
dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.1.6 Tepat Kualitas
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden dilapangan mengenai kualitas
beras yang diterima oleh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM),
mutu beras yang diterima sesuai dengan kriteria mutu beras Bulog. Kriteria beras
yang ditetapkan oleh Bulog adalah yang layak konsumsi untuk dikonsumsi
dengan kriteria sebagai berikut:
Persyaratan kualitatif:
1) Bebas hama dan penyakit.
2) Bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya.
3) Bebas dari campuran bekatul (kulit sekam padi).
4) Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan (Reza,
2011).
Sesuai dengan hasil pengamatan di kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan
37
konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam
padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan
sampel di Kelurahan Rengas Pulau mengatakan bahwa kualitas beras Raskin yang
dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang layak konsumsi dan terkadang
kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak kuning, terdapat kulit sekam
padi, dan berkutu.
5.4.2 Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli
5.4.2.1 Tepat Sasaran
Jumlah Rumah Tangga Sasaran penerima manfaat Raskin yang terdaftar dalam
Daftar Penerima Manfaat (DPM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan
Deli adalah sebanyak 1.439 KK. Dikatakan tepat sasaran apabila Raskin hanya
diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat yang terdaftar dalam
DPM yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K). Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di
Kelurahan Tanjung Mulia juga berjumlah 1.439 KK. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan
Medan Deli tepat sasaran.
5.4.2.2 Tepat Jumlah
Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15
kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel
dilapangan, seluruh Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di
Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli menerima Raskin sebanyak 15
demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia
Kecamatan Medan Deli sudah tepat jumlah.
5.4.2.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah
sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin
Kota Medan tahun 2014, pada Bab “Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan
bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp
1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun.
Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh
penerima Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli membayar
dengan harga Rp 25.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti bahwa
Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) membayar dengan harga
Rp 1.666,67/kg bukan Rp 1.600/kg. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli dari segi
ketepatan harga tidak tepat.
5.4.2.4 Tepat Waktu
Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada Rumah
Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) tercapai apabila penyaluran Raskin
dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi yang telah ditetapkan oleh Bulog.
Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh Bulog untuk setiap penyaluran beras
tiap bulannya. Menurut hasil responden sampel dilapangan, pada tahun 2014
RTS-PM Raskin di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan Deli menerima
39
5.4.2.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara
benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden
sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan
Medan Deli dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin setiap
bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai oleh
Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut. Jika
RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat dalam
Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.2.6 Tepat Kualitas
Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan Medan
Deli kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak
konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya kulit sekam
padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan
sampel di Kelurahan Tanjung Mulia mengatakan bahwa kualitas beras Raskin
yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang baik dan layak konsumsi dan
sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak hitam, terdapat
kulit sekam padi, dan pernah juga mendapat beras yang berbatu.
5.4.3 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan
5.4.3.1 Tepat Sasaran
Jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang
terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) di Kelurahan Pekan Labuhan
apabila Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat
yang terdaftar dalam DPM yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Menurut hasil wawancara, jumlah
penerima Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan juga berjumlah 1.418 KK. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tepat sasaran.
5.4.3.2 Tepat Jumlah
Pedoman Umum Raskin tahun 2014 menyatakan bahwa kuota normatif bagi
setiap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) adalah 15 kg/bulan
atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel dilapangan, seluruh RTS-PM
di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menerima Raskin
sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg setiap bulannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan sudah tepat jumlah.
5.4.3.3 Tepat Harga
Di dalam pedoman umum Raskin harga beras normatif yang dibebankan adalah
sebesar Rp 1.600/kg. Selain itu, berdasarkan Juklak Juknis pendistribusian Raskin
Kota Medan tahun 2014, pada Bab“Pengendalian dan Pelaporan” disebutkan
bahwa Rumah Tangga Sasaran memperoleh 15 kg/bulan dengan harga Rp
1.600/kg tidak dibenarkan menaikkan harga beras Raskin dengan alasan apapun.
Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara responden sampel dilapangan, seluruh
penerima Raskin di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan
membayar dengan harga Rp 25.000 untuk 15 kg beras yang diterima. Itu berarti
41
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan dari segi ketepatan harga tidak tepat.
5.4.3.4 Tepat Waktu
Menurut Pedum Raskin, ketepatan waktu pelaksanaan distribusi kepada RTS-PM
tercapai apabila penyaluran Raskin dilaksanakan sesuai dengan rencana distribusi
yang telah ditetapkan oleh Bulog. Penyaluran Raskin sudah direncanakan oleh
Bulog untuk setiap penyaluran beras tiap bulannya. Menurut hasil responden
sampel dilapangan, pada tahun 2014 RTS-PM Raskin di Kelurahan Pekan
Labuhan Kecamatan Medan Labuhan menerima Raskin sebanyak 12 kali.
5.4.3.5 Tepat Administrasi
Tepat administrasi diartikan sebagai terpenuhinya persyaratan administrasi secara
benar, lengkap, dan tepat waktu. Menurut hasil wawancara dengan responden
sampel dilapangan, pembayaran dilakukan secara tunai oleh Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan
Medan Labuhan dengan membawa kartu Raskin pada saat pengambilan Raskin
setiap bulannya. Jika telah dibayar secara tunai dan kartu Raskin telah ditandai
oleh Pelaksana Distribusi maka RTS-PM dapat membawa pulang Raskin tersebut.
Jika RTS-PM tidak membawa kartu Raskin dan nama RTS-PM tidak terdapat
dalam Daftar Penerima Manfaat maka Raskin tidak akan diberikan.
5.4.3.6 Tepat Kualitas
Sesuai dengan hasil pengamatan di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan
Labuhan kualitas beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria layak
padi dan tidak berbau apek pada beras yang dibagikan. Hasil wawancara dengan
sampel di Kelurahan Pekan Labuhan mengatakan bahwa kualita beras Raskin
yang dibagikan tidak tetap kualitasnya, terkadang kualitasnya baik dan layak
konsumsi dan sering juga kualitasnya tidak baik seperti beras berwarna agak
hitam, terkadang hancur dan terdapat kulit sekam padi.
5.4.4 Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai
5.4.4.1 Tepat Sasaran
Beras Raskin hanya diberikan kepada Rumah Tangga Miskin penerima manfaat
yang terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat (DPM) yang dikeluarkan oleh Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Jumlah Rumah
Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Raskin yang terdaftar dalam DPM
di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai adalah sebanyak 1.640 KK.
Menurut hasil wawancara, jumlah penerima Raskin di Kelurahan Binjai juga
berjumlah 1.640 KK. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
Raskin di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai tepat sasaran.
5.4.4.2 Tepat Jumlah
Jumlah Raskin yang merupakan hak penerima manfaat adalah sebanyak 15
kg/bulan selama 12 bulan atau 180 kg/tahun. Menurut hasil responden sampel
dilapangan, seluruh RTS-PM di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai
menerima Raskin sebanyak 15 kg yang sudah dalam karung goni ukuran 15 kg
setiap bulannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelaksanaan Raskin di