• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN SISTEM KEMUDI DAN SISTEM REM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN SISTEM KEMUDI DAN SISTEM REM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM KEMUDI DAN SISTEM REM

A. SISTEM KEMUDI

1. Fungsi sistem kemudi

Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Bila roda kemudi diputar steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan melalui steering linkage.

Sistem kemudi diperlukan oleh suatu kendaraan untuk membelokan kendraan menurut kemauan pengemudi, sistem ini terdiri dari suatu mekanisme kemudi yang sangat besar sekali fungsinya, oleh karena itu sangat perlu diketahui sistem cara kerja kemudi tersebut.

(2)

Sistem kemudi secara manual jarang dipakai terutama pada mobil-mobil modern. Pada sistem ini dibutuhkan adanya tenaga yang besar untuk mengemudikannya. Akibatnya pengemudi akan cepat lelah apabila mengendarai mobil terutama pada jarak jauh.

Tipe sistem kemudi secara manual yang banyak digunakan adalah : a) Recirculating ball

Cara kerjanya :

(3)
(4)

gambar Sistem kemudi jenis recirculating ball

Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung (relay rod), tie rod, lengan idler ( idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm. Mereka memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.

Keuntungan :

 Komponen gigi kemudi relative besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran sedang, mobil besar dan kendaraan komersial.

(5)

Kerugian :

 Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak langsung.

 Biaya perbaikan lebih mahal.

b) Rack and pinion Cara kerjanya :

(6)

gambar Sistem kemudi jenis rack dan pinion Keuntungan :

 Konstruksi ringan dan sederhana

 Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung

 Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan

Kerugian :

 Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran kecil atau sedang.

 Lebih cepat aus.

 Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan.

2. Komponen Utama Sistem Kemudi

1) Steering column

(7)

putaran roda kemudi ke steering gear, dan column tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur. Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong dari pengemudi pada saat tabrakan.

Ada dua tipe steering column yaitu : a. Model Collapsible

Model ini mempunyai keuntungan :

Apabila kendaraan berbenturan / bertabrakan dan steering gear box mendapat tekanan yang kuat, maka main shaft column atau bracket akan runtuh sehingga pengemudi terhindar dari bahaya. Kerugiannya adalah :

 Main shaft nya kurang kuat, sehingga hanya digunakan pada mobil penumpang atau mobil ukuran kecil.

 Konstruksinya lebih rumit

b. Model Non collapsible

Model ini mempunyai keuntungan :

 Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil.

 Konstruksinya sederhana.

(8)

 Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.

2) Steering Gear

Steering gear tidak hanya berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan. Untuk itu diperlukan perbandingan reduksi yang disebut perbandingan steering gear, dan biasanya perbandingannya antara 18 sampai dengan 20 : 1Perbandingan yang semakin besar akan menyebabkan kemudi menjadi semakin ringan, tetapi jumlah putarannya akan bertambah banyak, untuk sudut belok yang sama.

Ada beberapa tipe steering gear, tetapi yang banyak digunakan dewasa ini adalah :

(9)

sedang. Sudut belok dan gear ratio Pada diagram dapat dilihat hubungan sudut putar sector dengan gear ratio. Pada saat lurus atau sektor shaft berputar 2,5 ° ke kiri atau ke kanan gear ratio masih tetap 19,5 : 1. Sedangkan pada saat belok dengan sudut putar sektor 37° gear ratio menjadi besar yaitu 21,5 : 1. Oleh karena itu pada saat membelok kemudi menjadi ringan.

Ada beberapa bentuk steering gear box, diantaranya : 1) Model worm dan sector roller

Worm gear berkaitan dengan sector roller di bagian tengahnya. Gesekannya dapat mengubah sentuhan antara gigi dengan gigi menjadi sentuhan menggelinding

2) Model worm dan sector

Pada model ini worm dan sector berkaitan langsung 3) Model screw pin

Pada model ini pin yang berbentuk tirus bergerak sepanjang worm gear

(10)

Model ini di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya. Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang kan tuas yang terpasang pada rumahnya.

5) Model recirculating ball

Pada model ini, peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk membentuk hubungan yang menggelinding antara nut dan worm gear.Mempunyai sifat tahan aus dantahan goncangan yang baik

6) Model rack and pinion

(11)

B. SISTEM REM

(12)

Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk memperlambat jalannya kendaraan mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkir kendaraan pada jalan yang mendaki. Dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaraan secara berkala. Oleh karena itu baik atau tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi pengemudi di waktu mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas maka rem dipasangkan pada keempat rodanya. Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Dapat bekerja dengan baik dan cepat.

2) Bila muatan pada roda-roda sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima oleh roda-roda tersebut.

3) Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup. 4) Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel.

1. Prinsip Kerja Rem

(13)

menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

Gambar. Prinsip rem Tipe Rem

Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.

1) Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.

2) Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

(14)

1) Periksa bahwa tinggi permukaan minyak rem pada master silinder adalah diantara garis MIN dan MAX.

2) Jika tinggi permukaan minyak rem dibawah atau dekat garis minimum, periksa kemungkinan terdapat kebocoran pada sistem hidrolis dan tambahkan minyak rem hingga garis MAX.

 Jangan menggunakan minyak rem yang telah lama disimpan karena minyak rem adalah bahan yang mudah dipengaruhi cuaca. Jangan lupa menutup dan memberi perapat pada tutup tempat minyak rem.

 Usahakan agar reservoir master silinder tidak kemasukkan kotoran.

 Bersihkan dengan air setiap minyak rem yang mengenai bagian yang bercat karena minyak rem akan merusak cat.

3. Mengeluarkan udara dari saluran rem hidraulis

a. Angkat kendaraan

Pekerjaan ini dikerjakan oleh dua orang; sisten duduk di tempat pengemudi.

b. Tambahkan minyak ke reservoir, tinggi permukaan minyak di bawah garis MAX (maksimum).

c. Buang udara

(15)

sedangkan ujung satu lagi dimasukkan ke dalam penampung minyak yang bersih.

 Untuk mencegah agar udara tidak masuk kembali ke dalam silinder roda, ujung slang harus selalu dimasukkan ke dalam minyak rem

yang bersih.

 Buang udara dimulai dari roda yang terjauh dari master silinder dan terakhir di roda yang terdekat ke master.

Mengeluarka n udara

2) Asisten menekan pedal rem beberapa kali dan memberi aba-aba pada teknisi saat pedal sedang ditekan.

3) Teknisi membuka sumbat pembuang kira-kira ¼ putaran, membuang udara kemudian menutup sumbat sementara asisten memompa pedal berulang-ulang.

Tutup sumbat pembuang secepat mungkin, kalau tidak udara akan masuk

kembali ke dalam sistem rem

(16)

Periksa tinggi minyak rem tangki cadangan master silinder selama

melakukan pekerjaan tersebut. Jangan dibiarkan reservoir menjadi

kosong.

5) Lepas slang dari sumbat pembuang dan pasang kembali tutupnya. 6) Buang udara dari silinder-silinder roda yang lain dengan cara sama. d. Atur tinggi permukaan minyak rem dengan menambah minyak sampai

garis MAX pada reservoir.

Menamba h minyak rem

e. Periksa apakah pekerjaan tersebut telah dikerjakan dengan sempurna. Pembuangan udara sudah dilaksanakan dengan baik apabila pada waktu pedal rem ditekan terus, tinggi pedal yang cukup serta reaksi pedal harus kuat dan tidak terlalu dalam.

f. Periksa kemungkinan terdapat kebocoran minyak rem. Periksa setiap kebocoran dari sistem hidrolis sementara pedal rem ditekan.

Untuk kendaraan yang dilengkapi booster rem, mesin dihidupkan dan

pemeriksaan dilakukan pada waktu mesin dalam keadaan idling.

(17)

Kecuali untuk hal-hal berikut, prosedur penggantian minyak persis sama dengan prosedur pembuangan udara yang diuraikan sebelumnya:

a. Setelah sumbat pembuang minyak diputar ½ putaran, pedal rem ditekan sampai isi reservoir master silinder tinggal kira-kira ¼ nya.

Jangan sampai reservoir kosong, apabila reservoir sampai kosong pekerjaan

tersebut harus dilanjutkan dengan pembuangan udara. Karena itulah tinggi

permukaan minyak di dalam reservoir harus sering diperiksa.

b. Apabila tinggi permukaan minyak sudah sampai ¼ nya, tambahlah minyak sampai dengan garis atau tanda MAX. (pada waktu menambah minyak, sumbat pembuang ditutup).

c. Pemompaan dilanjutkan sampai minyak baru mulai keluar sedikit dari sumbat.

d. waktu minyak baru mulai keluar dari sumbat pembuangan tutuplah sumbat pembuang dan suruh asisten tetap menekan pedal setelah dipompa beberapa kali.

(18)

e. Kendorkan sumbat pembuang ¼ putaran untuk memeriksa bahwa tidak ada lagi gelembung udara yang keluar dari sumbat pembuang. Kemudian sumbat dikencangkan.

Pengecekan seperti ini minimum harus dilakukan 2 kali.

f. Lakukan hal yang sama terhadap roda-roda yang lain.

g. Periksa reaksi pedal dan tinggi pedal ke lantai seperti diuraikan sebelumnya. Jika tidak betul periksa kemungkinan terhadap udara di dalam sistem rem.

5. Memeriksa dan menyetel tinggi pedal rem

a. Ukur tinggi pedal

1) Lipat karpet di bawah pedal rem dengan menggunakan penggaris,

ukur jarak antara bagian atas pedal dan lantai.

Mengukur tinggi pedal

(19)

b. Stel tinggi pedal

1) Lepaskan soket (1) yakni kabel untuk switch lampu rem (2).

2) Kendorkan mur pengunci (3) swict lampu rem dan putar switch beberapa Putaran.

3) Kendorkan mur pengunci „ push rod … dan stel tinggi pedal dengan memutar push rod.

4) Putar kembali switch lampu rem sampai stopper pedal sedikit menyentuh pelindung, kemudian kencangkan mur pengunci.

Tinggi pedal rem

5) Pasangkan kembali soket penghubung kabel switch lampu rem. 6) Stel gerak bebas pedal rem. Lihat tentang pemeriksaan gerak bebas

pedal rem pada halaman berikutnya.

6. Memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal rem

(20)

1) Setelah mesin dimatikan, bebaskanlah kevakuman yang terdapat di dalam booster rem dengan jalan menginjak pedal rem sampai jarak cadangan pedal tidak berubah lagi dengan tekanan pedal yang sama.Jika masih terdapat vakum di dalam booster, gerak bebas pedal rem yang sebenarnya tidak dapat diketahui.

2) Dengan perlahan pedal rem ditekan dengan jari sampai terasa ada tahanan kemudian ukurlah langkah pedal.

b. Stel gerak bebas pedal rem

1) Jika gerak bebas pedal rem tidak dalam spesifikasi kendorkan mur (A) dari push rod pada master silinder (B). penyetelan dilakukan dengan memutar-mutar push rod.

2) Kencangkan mur dan ukur gerak bebas sekali lagi.

3) Periksa bahwa lampu rem menyala bila pedal rem ditekan dan lampu rem mati apabila pedal dibebaskan

(21)

a. Hidupkan mesin (hanya untuk kendaraan yang menggunakan booster rem).

b. Tempatkan ganjalan-ganjalan di bawah roda-roda depan dan belakang. Bebaskan rem tangan dan hidupkan mesin.

c. Periksa jarak cadangan pedal rem, tekan pedal rem (dengan kekuatan sekitar 50 kg) kemudian ukur jarak antara bagian atas pedal dan lantai. d. Jika jarak cadangan kurang dari spesifikasi, mungkin disebabkan celah

antara sepatu rem dan teromol rem terlalu besar.

e. Stel celah sepatu dengan menarik tuas rem tangan beberapa kali.

Menyetel celah sepatu rem

Cara penyetelan celah sepatu berbeda-beda menurut modelnya. Ikuti selalu petunjuk dalam buku pedoman reparasi.

f. Jika jarak cadangan masih juga tidak dalam harga spesifikasi mungkin disebabkan salah satu hal berikut, konsultasikan dengan instruktur saudara.

(22)

1) Tinggi pedal kurang tinggi. 2) Gerak bebas pedal berlebihan.

3) Terdapat udara di dalam sistem hidraulis. 4) Mekanisme penyetel celah sepatu tidak bekerja. 5) Kabel rem tangan tersangkut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem kemudi dan sistem Rem adalah komponen / Sistem terpendting dalan kendaraan khususnya kendaraan mobil, karena sistem kemudi dan sistem Rem sangat berpengaruh bagi keselamatan pengendara. Dengan adanya kedua sistem ini dapat meminimalisir tingakat kecelakaan yang tinggi.

B. Kritik Dan saran

(23)

DAFTAR PUSTAKA

http://gadogadosaya.wordpress.com/2009/08/11/tips-bedah-perawatan-electric-power-steering-sistem-kemudi-mobil/

http://dutro99.blogspot.com/2013/01/memperbaiki-sistem-kemudi-mobil.html

http://haryanto-wagiyo.blogspot.com/2013/05/memperbaiki-sistem-rem.html

http://fhree-friendster.blogspot.com/2012/02/sistem-http://ceceptekhnik.blogspot.com/p/sistem-kemudi.html

Gambar

gambar Sistem kemudi jenis recirculating ball
gambar Sistem kemudi jenis rack dan pinion
Gambar.  Sistem rem
Gambar.  Prinsip rem

Referensi

Dokumen terkait

Parameter utama sistim kemudi traktor diantaranya adalah dimensi utama traktor, torsi belok, besar sudut belok maksimum roda depan pada saat belok ke kiri dan kanan,

Pada sistem kontrol stir kemudi, nilai yang dibandingkan adalah sudut yang terbentuk pada roda depan dengan nilai absolute encoder, sedangkan pada tuas akselerator

Pelaksanaan ini, bertujuan untuk membuat bagian sistem kemudi yang terdiri dari Steering Rack and pinion , rack end , boat steering , rack end tambahan, plate pengunci

Sistem kendali kemudi ini menggunakan prinsip Ackermann steering geometry, yaitu ketika keadaan mobil berbelok ditikungan roda terluar akan berjalan di radius lebih besar dalam

Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan sistem hidraulis split silang (diagonal split hydraulis system) yang terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan

– Periksa alur gigi sambungan batang kemudi, aus atau rusak – Periksa sil pelumas, bila bibir sil rusak atau cacat, ganti.

Pada sistem kontrol stir kemudi, nilai yang dibandingkan adalah sudut yang terbentuk pada roda depan dengan nilai absolute encoder, sedangkan pada tuas akselerator nilai

Hal ini terbukti dengan gerak bebas roda kemudi yang hanya 20 mm, front wheel alignment sesuai dengan spesifikasi standar pabrik, grafik uji peredaman kejutan