• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Pegas Dan Stabilisator

Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda

Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan

Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh : ban, pegas suspensi dan pegas tempat duduk

Massa tak terpegas ( A ), meliputi :

Roda, rem, aksel dan ½ pegas bagian bawah

Massa terpegas ( B ) ,meliputi :

Bodi dan semua komponen yang melekat pada bodi, penumpang barang dan ½ pegas bagian atas

Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan 1. Macam – Macam Pegas

1.1. Pegas Daun Sifat – Sifat :

• Konstruksi sederhana

• Dapat meredam getaran sendiri ( gesekan antara daun pegas )

• Berfungsi sebagai lengan penyangga ( tidak memerlukan lengan memanjang dan melintang )

Penggunaan :

Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda 1.2. Pegas Koil

Sifat – Sifat :

• Langkah pemegasan panjang B

(2)

• Tidak dapat menerima gaya horisontal ( perlu lengan – lengan )

• Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun

• Dapat dibuat pegas lembut Penggunaan :

Pada suspensi independen dan aksel rigrid 1.3. Pegas Batang Torsi ( Puntir )

• Memerlukan sedikit tempat

• Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain

• Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri

• Dapat menyetel tinggi bebas mobil

• Langkah pemegasan panjang

• Mahal Penggunaan :

• Suspensi Independen 1.4. Pegas Hidropneumatis

Sifat – sifat :

• Elastisitas tinggi

• Saat pemegasan tidak timbul gelembung udara pada oli

• Dapat untuk mengatur tinggi bebas kendaraan Penggunaan :

• Kendaraan penumpang / sedan 2. Stabilisator :

Stabilisator berfungsi untuk mengurangi efek rolling bodi kendaraan dan memperbaiki sifat jalan belok kendaraan

3. Peredam Getaran ( Shoc Absorber ) 3.1. Fungsi Peredam Getaran :

Adalah untuk meredam getaran karoseri dan aksel, sehingga jalannya kendaraan dapat memberikan kenyamanan pada penumpang. Energi gerak dari bagian yang bergetar dirubah melalui gerakan menjadi panas

(3)

3.2. Prinsip Kerja Peredam Getaran

Pada saat terjadi pemegasan, peredam getaran menerima beban tekan dan tarik

Langkah tekan :

Oli berpindah melalui lubang besar tahanan oli yang berpindah kecil

Langkah tarik :

Oli berpindah melalui lubang kecil tahanan oli yang berpindah besar

Kesimpulan :

Peredam getaran pada langkah tarik lebih kuat daripada langkah tekan

3.3. Peredam Getaran Jenis Dua Pipa ( Twin – Tube Type Shock Absorber )

• Sifat – Sifat :

⇒ Pemindahan panas kurang baik

⇒ Dapat timbul gelombang udara ( kavirasi ) Katup

tekan

Pipa besar

Katup tarik

Pemegang

Perapat

Ruang kerja Ruang persediaan oli Katup dasar

Silinder Tabung Katup Batang torak

Katup anti balik Katup daun Katup anti balik

Katup daun

Batang torak

Gas Membran

Oli

Torak Tabung pipa

(4)

• Penggunaan :

Pada kebanyakan mobil sedan dan truk

3.4. Peredam Getaran Jenis Satu Pipa / Tekanan Gas ( Mono Tube Type Shock Absorber )

• Sifat – sifat :

⇒ Pemindahan panas baik

⇒ Tidak timbul kavitasi ( gelembung udara )

⇒ Volume oli besar pada ruang kerja

⇒ Tekanan gas merapat = 120 bar

• Penggunaan :

Mobil – mobil penumpang ( taxi ) Gas

Membran Oli Batang

Perapat

Torak Katup

Gas Batang torak

Perapat

Platnya Karet/perapat

(5)

Camber

1. Difinisi Camber

Kemiringan roda bagian atas ke dalam atau keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan

1.1 Camber Positif ( + )

Bagian atas miring keluar jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut α ( sudut camber “ + “ )

1.2 Camber negatif ( - )

Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan , sehingga garis vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut α ( sudut “ - “ )

1.3 Camber Nol ( 0 )

Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan disebut camber 0

α

(6)

2. Fungsi Camber 2.1 Camber positif ( + )

Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan jalan “0”

sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “0” ( rolling camber )

Penggunaan : Hampir semua jenis kendaraan

2.2 Camber negatif ( - )

Pada camber negatif jarak titik kontak terhadap jalan ( 1 ) dengan titik putar kemudi terhadap jalan ( 2 ) makin jauh

Rolling camber mengarah ke dalam ( 0 )

Arah rolling camber dan jarak titik ( 1 ) dan ( 2 ) menyebabkan gaya ke samping besar. Camber negatif menyebabkan pengemudian berat.

Penggunaan : Pada mobil dengan kecepatan tinggi / mobil balap

Dengan adanya rolling camber, gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih ringan. Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan

1 2

(7)

2.3 Camber nol ( 0 )

• Pada camber nol, rolling camber tidak ada

• Jarak titik 1 dan 2 masih cukup besar

Tidak ada rolling camber dan jarak 1 dan 2 cukup besar menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang. Camber nol menyebabkan stabilitas pengemudian berkurang.

Contoh penggunaan : Mercy type 2000, 200, 2400, 240 TD, 300 D, 300 TD, 230, Honda Civic 1300, 1500 dan mobil FORD

Kesimpulan fungsi camber :

Fungsi camber memperingan pengemudian

3. Besar Sudut dan Perbedaan Sudut Camber Besar Sudut Camber :

Besar sudut camber umumnya : -10

÷ 3

0

Besar sudut camber yang sering dipakai : 00

÷

10 Perbedaan Sudut Camber :

Yang dimaksud perbedaan sudut camber adalah perbedaan sudut camber kiri dan kanan

Perbedaan sudut camber yang diijinkan biasanya ± ½ 0 (30 menit )

Apa yang terjadi jika perbedaan sumbu camber terlalu besar ?

Rolling camber roda kiri menarik lebih kuat sehingga kendaraan berjalan

(8)

Caster

1. Difinisi

Kemiringan sumbu putar kemudi ( king pin ) terhadap garis tengah roda vertikal jika dilihat dari samping kendaraan

1.1. Caster Nol

Tidak ada kemiringan pada sumbu king-pin terhadap garis tengah roda vertikal “ 0 “

1.1 Caster Negatif ( - )

Bagian atas sumbu kilng-pin berada di depan garis tengah roda vertikal “ 0 “ dan bagian bawah sumbu king pin berada di belakang

1.2 Positif ( + )

Bagian atas sumbu king-pin berada di belakang garis tengah roda vertikal “ 0 “ dan bagian bawah sumbu king-pin berada di depan

2. Fungsi Caster 2.1 Saat Jalan Lurus

F = Gaya penggerak

Fr = Gaya reaksi ( yang digerakkan )

“0”

“0”

Garis Vertikal

A B Fr

F Depan

(9)

Gaya penggerak F bekerja pada titik A dan menarik roda ( yang digerakkan ) di titik B.

Tahanan gelinding roda memberikan perlawanan (reaksi) yang arahnya berlawanan (Fr). Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya, penggerak.

Saat jalan lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walau roda kemudi dilepas

2.2 Saat belok

Spindel bergerak naik

Badan mobil kanan bergerak turun dan camber berubah ke arah negatif

Spindel bergerak turun

Badan mobil kiri bergkerak naik camber berubah ke arah positif

Dengan berubahnya camber roda luar ke arah negatif ban menopang pada permukaan jalan dengan baik. ( Tidak mudah slip keluar radius jalan ).

3. Besar sudut caster dan perbedaan yang diijinkan Sudut caster umumnya : 30 – 80 ( 10– 100 )

Perbedaan yang diijinkan antara roda kiri dan kanan : 30’ ( 30 menit )

(10)

Toe Dan Sudut Belok

1. Difinisi Toe

Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan

1.1 Toe – Nol ( 0 )

Toe nol, roda kiri dan kanan pada posisi pararel Jarak A = B

1.2. Toe – in ( Toe – positif )

1.3. Toe – out ( Toe – negative )

A

B N

Roda bagian depan berada pada posisi saling mendekat

Toe-in : A < B

Disebut juga toe positif

B A

Roda bagian depan berada pada posaisi saling menjauh

Toe-out : A > B

A

B

(11)

2. Sudut Belok

Sudut belok adalah sudut roda untuk membelokkan kendaraan, dalam hal ini dilayani oleh sistem sambungan kemudi

Ada berapa permasalahan pada konstruksi sistem sambungan kemudi :

2.1 Kemudi klng-pin

Lengan kemudi menggerakkan aksel berputar pada titik pusatnya

Sudut elok roda kiri sama dengan sudut belok roda kanan

• Tidak digunakan pada mobil penumpang karena konstruksi, kendaraan menjadi tinggi

• Biasa digunakan pada kereta gandeng ( truk gandeng ) 2.1. Kemudi Lengan Trapesium

Dengan prinsip Acherman Janteau didapatkan titik pusat lingkaran belok semua roda yang terpusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik tanpa menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan

Konstruksi ini digunakan pada setiap kendaraan

β ≠ α

β = Sudut roda dalam α = Sudut roda luar

δ = Selisih sudut roda dalam dan sudut roda luar

(12)

Sudut King – Pin Dan Offset

1. Difinisi

Sudut king-pin adalah : Kemiringan sumbu king – pin terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan

2. Fungsi Sudut King – Pin

TL = Tinggi saat posisi lurus KL = Panjang pegas saat lurus Tb = Tinggi saat belok KB = Panjang pegas saat belok

Perhatikan pada gambar pada saat belok kanan king – pin terangkat ke atas dan saat belok kiri juga naik

Goresan ke atas king – pin diteruskan ke pegas dan body kendaraan ( melepas gaya berat kendaraan FW )

Perubahan tinggi king – pin menyebabkan gaya balik kemudi ke posisi lurus Sudut king – ping berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok

3. Difinisi Offset :

Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik temu perpanjangan garis sumbu king – pin terhadap permukaan jalan disebut “ Off Set “

4. Kesimpulan

4.1. Besarnya sudut king – pin dan camber menentukan besarnya offset ( lihat halaman 1 )

4.2. Jika jarak offset terlalu besar, lengan – lengan kemudi bekerja terlalu berat, efek pengemudian terasa berat efek pengereman menjadi jelek

4.3. Sudut king – pin pada umumnya : 30 ÷ 80

Posisi belok kanan Posisi lurus Posisi belok kiri

KB KL KBTb TL Tb

(13)

CASIS DAN PEMINDAH TENAGA

SISTEM KEMUDI

Pendahuluan

Fungsi Sistem Kemudi

Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk : Merubah arah gerak kendaraan melalui roda depan, dengan cara memutar roda kemudi.

1. Bagian – bagian sistem kemudi

Penggunaan :

Kijang, Hiace, Panther, dll

Poros utama

Sambungan bola ( ball jont ) Sambungan bola

( ball joint suspensi )

Roda kemudi

Batang kemudi

Tig - Rod

Lengan pitman

Batang penghubung

Roda gigi kemudi

Lengan idler Lengan kemudi

(14)

2. Gigi Kemudi Jenis Rak Dan Pinion

Cara kerja :

Pinion diputar ( dengan memutar roda kemudi ) rak bergerak ( ke kiri dan ke kanan )

Gigi Kemudi Jenis Cacing Dan Rol Gigi Kemudi Jenis Bola Sirkulasi

Cara kerja :

Gerak putar roda kemudi dirubah menjadi gerak ayun pada lengan pitman dan, melalui roda gigi cacing rol

Cara kerja :

Perubahan gesek -- Gerak putar baut kemudi ( Roda kemudi ) gerak lurus ( memanjang ) mur kemudi – gerak ayunan lengan pitman ( melalui sektor )

Sambungan bola Karet penutup

Rak Pinion

Tie – Rod Sambungan bola

Penyetel

Mur kemudi Roda gigi cacing

Batang kemudi Rol

Lengan pitman

Sektor

Baut kemudi Bantalan bola Mur kemudi

Bola

Batang kemudi

(15)

Pengaman Pada Sistem Kemudi Sistem kemudi jenis biasa

Sistem kemudi ini tidak mempunyai elemen pengaman sehingga bila terjadi kecelakaan, tidak aman bagi penumpang

Roda kemudi

• Bentuk aman

Macam – Macam Pengaman Batang Kemudi Jenis baut lepas dan kotak seng

• Gaya yang timbul akibat tabrakan melepas baut pada sambungan kemudi

• Gaya akibat tabrakan juga diredam oleh kotak seng

1. Baut lepas 2. Karet peredam 3. Kotak seng

• Bentuk tidak aman

Permukaan besar Permukaan kecil

Untuk badan sopir

(16)

Batang Luncur Jenis Bola

Keadaan normal 1. Poros utama bawah 2. Tabung batang atas 3. Batang utama atas

4. Tabung batang kemudi bawah 5. Pen plastik

6. Bola – bola baja Setelah terjadi tabrakan

• Gaya akibat tabrakan memutuskan pen plastik

• Poros utama terdorong maju

• Tabung atas dan tabung bawah dihubungkan oleh bola baja

• Tahanan luncur bola-bola baja menyerap gaya akibat tabrakan

2 3

1

4 5

6

(17)

Penguat Tenaga Kemudi ( Power Steering )

Fungsi :

Penguat tenaga kemudi adalah peralatan tambahan pada sistem kemudi yang berfungsi untuk meringankan kerja pengemudian

Hal – hal yang mempengaruhi beratnya kemudi adalah :

• Kecepatan rendah ( Contoh : parkir )

• Kesalahan penyetelan geometri roda

• Tekanan ban rendah

• Profil ban ( lebar ban )

• Perbandingan gigi kemudi yang tinggi

• Kerusakan pada sistem pompa Prinsip Kerja

• Penguat tenaga kemudi bekerja atas dasar tekanan fluida ( fluida yang digunakan biasanya ATF ), Automatic Transmission Fluida

• Tekanan fluida didapatkan dari pompa yang digerakkan oleh motor

• Tekanan fluida diatur oleh katup untuk diarahkan ke silinder sebelah kiri atau

• kanan ( pada saat belok ) atau dikembalikan ke reservoar ( pada saat jalan lurus )

• Katup pada posisi netral

• Tekanan fluida langsung kembali ke reservoar

• Tekanan didalam silinder kanan dan kiri sama

• Torak diam ( tidak ada tekanan fluida yang mendorongnya )

(18)

Komponen – Komponen Sistem Penguat Tenaga Kemudi

1. Reservoar 2. Unit Pompa 3. Pipa pendingin

4. Unit pengatur sirkit aliran minyak 5. Rumah gigi kemudi

6. Saluran pembagi

(19)

Pelek

1. Fungsi Dan Tuntutan Pelek

Pelek adalah bagian dari roda yang berfungsi untuk menerima berat dan semua beban (gaya) yang ditimbulkan oleh kondisi jalan. Oleh karena itu pelek dituntut harus :

• Kuat dan ringan

• Dapat memindahkan panas dengan baik (rem, gesekan ban)

• Perawatan mudah

2. Fungsi Dan Tuntutan Pelek

Dudukan tutup roda Pelek

Piringan

Lubang baut

Lubang pusat

Lubang pendingin Lubang pentil

Piringan

Pelek

Dudukan ban Dudukan pelek Bukit pengaman Tanduk pelek

Diameter pelek

(20)

3. Ukuran Pelek Pelek Utuh

Digunakan pada kendaraan ringan : sedan, jeep

5194 A : Nomor seri pelek

8/81 : Bolin dan tahun pembuatan (Bulan Agustus, tahun 1981) KPZ : Kode pabrik pembuat pelek (Fa, Kronprinz)

Bukit pengaman (Hump) jumlah 2 buah Diameter pelek LL. inchi

Bentuk dasar pelek Tinggi tanduk pelek

Lebar mulut pelek LL.. inchi

Bukit pengaman ( 2 buah )

Diameter pelek LL.. inchi Bentuk dasar pelek

Lebar mulut pelek LL inchi

(21)

Pelek Terbagi

Digunakan pada kendaraan berat, truk dan bus

Pada pelek terbagi penggantian ban dapat dilaksanakan dengan mudah

• Ukuran

4. Jenis–Jenis Pelek Menurut Bahannya a. Pelek Baja (besi)

7.5 - 20

Lebar mulut pelek ( ) LL. inchi

Diameter pelek ( D ) LL. inchi Deameter pelek rata

Tanduk pelek Ring sisi

Ring penutup

Dasar pelek rata

(22)

Pelek ini dibuat dari baja yang dipres (dari lembaran baja yang digulung dan dipres) Sifat-Sifatnya :

1) Daya tahan pemakaian tinggi

2) Tingkat kualitas pelek dapat dibuat seragam 3) Murah

b. Pelek Alumunium Paduan

Kebanyakan pelek jenis ini dibuat dari paduan aluminium dan magnesium Sifat-Sifatnya :

1) Ringan dapat memberikan kenyamanan pada kendaraan 2) Memerlukan mur khusus untuk pengikatan roda

3) Kekencangan mur / baut roda perlu diperiksa berkala (1500 km pertama harus diperiksa) 5. Mur dan Pemasangan Roda (Pelek)

Ada dua jenis mur yang digunakan pada pengikatan pelek : bentuk rata dan kerucut.

Saat melakukan pengencangan mur / baut roda perlu diperhatikan jumlah baut / mur yang digunakan. Perhatikan gambar dibawah ini.

Mengapa demikian ?

Untuk mencegah ke tidak lurusan posisi roda dan penyimpangan – penyimpangan sudut-sudut roda.

Untuk pelek aluminium paduan Untuk pelek baja

(23)

Ban

1. Fungsi dan tuntutan ban

Ban merupakan bagian dari kendaraan yang langsung berhubungan dengan jalan. Dan berfungsi untuk menjamin kendaraan berjalan nyaman dan aman dengan mengurangi hambatan – hambatan gelinding roda. Oleh karena itu banyak sekali tuntutan – tuntutan yang harus dipenuhi oleh ban :

1). Tuntutan dasar ( utama )

a. Mampu menahan berat kendaraan dan muatan (arah atas dan bawah )

b. Mampu menahan gaya ( dorongan ) dari samping kiri dan kanan

Contoh : Saat belok, zig – zag

c. Mampu menahan gaya memanjang Contoh : Saat pengereman

2). Tuntutan lain :

• Kemampuan traksi ( cengkram ) besar

• Tahanan gelinding kecil

• Dapat meredam getaran 2. Nama – nama bagian

3 4

10 11 5

(24)

1 = Kaki ban ( bemo ) 2 = Dinding samping 3 = Bahu

4 = Telapak ban ( Tread ) 5 = Karkas

6 = Garis pelek 7 = Lilitan kawat / inti

8 = Brad Toe

9 = Karet bagian dalam 10 = Sabuk penguat 11 = Sabuk pengaman 12 = Lapisan karet dalam 13 = Karet penguat

3. Jenis – jenis

3.1. Dengan ban dalam dan tanpa ban dalam

Ban dengan ban dalam Mempunyai kode tube – type Pentil melekat pada ban dalam

Ban tanpa ban dalam Mempunyai kode tube less Pentil melekat pada pelek

3.2. Menurut konstruksi ( struktur ) karkasnya

Ban bias ( diagonal )

Ban bias atau ban diagonal disebut juga ban konvensional

Terdiri dari beberapa lapisan lilitan karkas yang ditenun 300 ≠ 600 terhadap garis tengah ban

Ban radial

Konstruksi terdiri dari dua bagian pokok yaitu : Lililtan karkas ( 1 ) yang ditenun 900 terhadap garis tengah ban

Sabuk ban ( belt ) yang terdiri beberapa lapis, ditenun 250 – 400 terhadap garis tengah ban

(25)

4. Ukuran ban dan aspek ratio 4.1. Ukuran ban

1 = Lebar ban ( W ) 2 = Leba telapak ban 3 = Tinggi ban ( H ) 4 = Tinggi tanduk pelek 5 = Lebar pelek

6 = ∅ Pelek 7 = Jari – jari roda

4.2. Aspek ratio ( Profil ban )

Aspek ratio adalah perbandingan tinggi ( H ) dan lebar ban ( W )

Aspek ratio ( % ) = H ( tinggi ban ) W ( lebar ban )

Besar aspek ratio sandart adalah ≈ 80

Saat ini aspek ratio telah dibuat sampai 45, tetapi pabrik ban di Indonesia baru memproduksi ratio ban sampai 60

Ketentuan aspek ratio : Aspek ratio rendah

• Pengendalian kemudi lebih baik

• Kontak ban lebih besar

• Kontrol kemudi lebih baik

• Kurang nyaman

Aspek ratio tinggi

• Pengendalian kemudi kurang baik

• Kontak ban lebih kecil

• Kontrol kemudi kurang baik

• Lebih nyaman x 100 1

2

3 7

6 5

4

(26)

5. Kode ban ( Tire marking ) 5.1. Ban radial

∅ dalam banLL. inchi Ban radial

Lebar banLL mm

∅ dalam banL.inchi Ban Radial

Aspek ratio ban = 70%

Lebar banL.mm

Tinggi 70% = 100

x 185 = 125 mm 70

185 R 14

185 170 R 14

195 70

R 14 86 H /

Indeks kecepatan Kekuatan pikul ban

∅ dalam banL.inchi

Aspek ratio ban = 70%

Ban Radial

Lebar banL.mm

(27)

Goodyear – 185 SR 14 G – 800 GP – Polyster TUBELESS Goddyear = Nama pabrik yang membuat ban

185 = Lebar ban ( mm ) S = Induk kecepatan

R = Ban radial

14 = Diameter dalam ( diameter ring ) LL.( inchi ) G – 800 GP = Jenis telapak ban

Polyster = Jenis bahan yang dipalkai untuk lilitan karkasnya Tubeless = Ban tanpa ban dalam

6. TWI ( TREAD WEAR INDICATORS )

TWI adalah tanda atau indikator yang dipakai untuk menentukan tingkat keausan telapak ban.

Tinggi TWI umumnya 1,5 s/d 2 mm diukur dari dasar telapak ban ( lihat gambar )

Keausan telapak ban yang dijalankan, kira – kira 1 ÷ 1,6 mm dari permukaan TWI ke permukaan telapak ban

Saat melakukan pengukuran keausan telapak ban, ban harus diisi tekanan angin yang normal

Baru Aus

(28)

Index F G J K L M N P Q R S T U H V Z Km/h 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 240 240+

INDEK KECEPATAN :

(29)

REM MOBIL

1. Pendahuluan

Rem merupakan bagian kendaraan yang sangat penting dalam mendukung aspek keamanan berkendaraan, maka rem harus :

Dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin

Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir

Fungsi Rem : Rem kaki :

Rem tangan :

• Untuk mengurangi kecepatan sampai menghentikan jalannya kendaraan

• Rem kaki harus berfungsi untuk semua roda

• Untuk memacetkan putaran roda ( misal pada saat parkir )

• Berfungsi juga sebagai rem cadangan ( misal dalam perjalanan rem kaki tidak berfungsi )

2. Macam – Macam Rem

2.1. Rem Tromol Rem cakram

Nama komponen rem tromol

Kanvas rem Sepatu

rem Pegas pengembali

(30)

Gaya gesek didapatkan dari gesekan antara cakram ( piringan ) dengan pad ( balok rem )

Piringan cakram berputar bersama – sama roda Kaliper dan pad terpasang pada aksel

1. Macam – Macam Cakram ( Piringan )

1.1. Cakram penuh

Digunakan untuk mobil

⇒ Ukuran sedang

⇒ Kecepatan menengah

Pendinginan cukup

Harga Murah

1.2. Cakram dengan rusuk pendingin

Digunakan untuk mobil

⇒ Ukuran berat

⇒ Kecepatan tinggi

Pendinginan lebih baik

Harganya Mahal 2. Macam – Macam Kaliper

2.1. Kaliper tetap

• Kaliper terpasang mati pada aksel

• Masing – masing sisi kaliper terdapat torak

• Pad dipasang pada kaliper dengan dua buah pin

(31)

3. Penguat Tenaga Rem ( Boster )

Boster adalah perlengkapan tambahan pada sistem rem yang berfungsi untuk memperbesar gaya pengereman

Komponen – komponen boster

1. Karet diafragma 2. Katup udara 3. Katup vakum 4. Tuas pendorong

5. Katup pengontrol vakum 6. Tuas rekasi

7. Torak boster 8. Tuas pendorong 9. Saluran vakum 10. Katup satu arah

4. Air Brake System ( ABS ) Tujuan Sistem ABS

ABS atau ALS (Anti Lock Break) adalah suatu sistem pengatur tekanan rem yang mencegah supaya roda-roda tidak memblokir , walaupun direm dengan gaya penuh

Sistem ini meningkatkan pengamanan saat pengereman karena :

Roda yang tidak memblokir (saat belok) bisa memindahkan gaya ke samping

Jadi tujuan ABS adalah :

 Menstabilkan mobil saat di rem penuh, wal;aupun konsisi jalan ( ) jelek

 Mobil masih bisa dikemudikan, walaupun tekanan rem penuh 1

2 3

8

6 7

4

5 9

10

(32)

 Bahaya kecelakaan kecil

Sistem ABS pada suatu rem hidraulis adalah sistem yang mulai bekerja, bila salah satu roda mulai memblokir. Selama roda masih berputar tekanan rem mengalir langsung dari master ke silinder roda.

Komponen-komponen ABS

1. Silinder master

2. Unit kontrol tekanan rem 3. Komputer

4. Sensor putaran roda

5. Silinder roda 6. Lampu kontrol

7. Sensor putaran aksel belakang

Fungsi komponen 1. Silinder master :

− Membangun tekanan hidraulis sesuai dengan gaya tekan sopir

− Tekanan hidraulis ini mengalir ke unit tekanan 2. Unit kontrol tekanan rem :

− Mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda sesuai dengan perintah computer

3. Komputer : -Mendapat informasi daris ensor putaran roda

− Menghitung tekanan ideal untuk setiap roda

− Mengirimkan perintah pengatur ke unit kontrol tekanan rem

− Komputer selalu memeriksa fungsi diri secara automatis

− Bila fungsinya salah, komputer memberi aliran dengan lampu kontrol kepada sopir

4. Sensor putaran roda :

− Menghitung putaran roda secara induktif dan mengirim signal

(33)

ke komputer Macam sistem ABS

Sistem ABS dapat dibedakan berdasarkan jumlah sensor dan aliran pengatur pada tiap silinder roda

2 aliran 2 sensor

( S C S lucas girling Ford )

2 aliran 3 sensor

( A L B Honda )

4 aliran 4 sensor

( A B S - Bosh )

Sensor

Aliran Pengatur (katup pengatur) Sirkit I

Sirkit II

Silinder master

(34)

Sistem 2 aliran 2 sensor ( S C S girling )

Sistem ini paling murah dan sederhana Cara kerja :

 Tiap silinder roda depan dipasang katup pengatur sendiri

 Tekanan hidraulis silinder roda depan diatur oleh katup pengatur sesuai dengan nilai gesek roda tersebut

 Roda belakang mendapat tekanan sama besarnya dengan roda depan (untuk sistem diagonal)

 Tekanan hidraulissilinder roda belakang diturunkan oleh katup pengatur proposional bisa

 Akibatnya : Roda belakang tidak bisa memblokir bila jalan lurus dan nilai gesek roda dan kiri sama

Keuntungan :

 Harga murah

 Roda depan tidak bisa memblokir tapi masih bisa mengemudi Kerugian :

 Bila nilai gesek tidak sama mobil direm penuh dalam kurve rodabelakang akan memblokir, jadi roda menjadi stabil

 Sistem ini hanya bisa dipakai untuk sirkit diagonal supaya momen putar mobil tidak terjadi terlalu besar

(35)

Sistem 2 aliran 3 sensor ( A L B Honda )

 Sistem ini memakai komponen-komponen elktronis untie mengatur pengereman

 Tekanan hidraulis silinder depan dan belakang akan diatur tersendiri Cara kerja :

 Saluran hidraulis aksel depan dan belakang terpisah (aksial)

 Roda depa diatur berdasarkan prinsip select high (pilihan tinggi)

♦ Artinya : Roda dengan nilai gesek tinggi memutuskan tekanan rem unutk kedua roda

♦ Akibatnya : Roda dengan nilai gesek rendah menjadi slip, yang kedua tidak slip

 Roda belakang akan diatur berdasarkan prinsipselect low (pilihan rendah)

♦ Artinya Roda dengan nilai gesek rendah memutuskan tekan rem unutk kedua roda

♦ Akibatnya : Kedua roda tidak slip, tapi rem menjadi tidak sebaik mungkin Keuntungan :

* Hanya 2 katup pengatur

* Momen putar mobil kecil

* Harga sedang Kerugian :

* Salah satu dari roda depan bisa memblokir dan hanya 50 % dari gaya mengemudi

* Keausan ban besar

(36)

Sistem 4 aliran 4 sensor ( A B S Bosch )

* Sistem ini memakai komponen-komponen elektronika unutk mengatur pengereman

* Setiap roda akan diatur tersenditri tetapi kedua roda belakang mendapat tekan sama

Cara kerja :

Masing-masing roda terdapat sensordan akatup pengatur

Roda depan : Tiap roda mendapat tekanan rem sesuai dengan besarnya nilai gesek Roda belakang : Prinsip select row, kedua tekan rem sama

Setiap roda diatur sendiri kalau ada sistem s diagonal Keuntungan :

Tidaka ada roda yang memblokir Gaya mengemudi masih penuh Mobil selalu dalam keadaan stabil Keausan ban kecil

Perhitungan Rem I

1) Pengertian pengereman

• Pengereman adalah perubahan tenaga Kinteris ( Gerak ) menjadi tenagan panas

Contoh percobaan

• Kita menarik sebuah mobil yang direm diatas permukaan jalan yang rata ( Tenaga kinetis )

(37)

Saat mobil direm timbul Gesekan pada tromol dengan kanvas dan roda dengan jalan ( Tenaga panas )

Hal yang sama terjadi, jika kita menarik suatu balok dengan berat beban sebesar ( G ) di atas jalan yang rata

Besarnya kekuatan seseorang “F” untuk menarik beban “G” itu tergantung dari besarnya dari besarnya harga “G”

dan nilai gesek “ “

Jadi : F : G . µ F = Gaya pengerasan maks (N) G = Beban (N)

µ = Nilai gesek µ

Koefisien Gesek

adalah : µ = tg α

Percobaan

(38)

dimiringkan. Berapa derajat bidang tersebut harus dimiringkan. sehingga balok dapat mulai meluncur

Tabel harga koefisien gesek

• Jalan beton kering yang kasar : 0,8

• Jalan aspal kering : 0,6

• Jalan beton basah yang kasar : 0,5

• Jalan aspal basah : 0,3

Proses Pengereman

Proses pengereman adalah dari saat keterkejutan pengemudi waktu menginjak pedal rem, hingga terjadi perlambatan kendaraan sampai pedal rem dilepas lagi.

Waktu melihat ( terkejut )

Reaksi pengemudi

Gerak bebas torak

Waktu reaksi Waktu pengereman

0 - 2”

Tergantung dari reflek

0,5 - 1”

Tergantung dari

Kondisi sopir Kecelakaan Umur

0,2 - 0,3”

Tergantung dari Jenis dan

keadaan instalasi rem

0,2 - 0,7”

Terjadinya pengereman yang dimulai dari 1/2 dari reaksinya

Sampai sopir melepas pedal

P ( bar ) Kerugian waktu : 0,8” - 4” Waktu pengereman

(39)

(S)

Perlambatan

Selama proses pengereman terjadi, maka kecepatan kendaraan turun untuk menghitungnya, kita memakai perlamabatan ( a )

Yaitu : a = σ V ... perubahan kecepatan t waktu yang ditempuh Jika : σV = konstan a = Konstan

Pada kenyataannya perlamabatan itu tidak konstan, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini yang didapat dari pesawat diagram perlambatan

Untuk perhitungan diagram seperti di atas tidak mempunyai pengaruh, kita dapat menggunakan a rata – rata

tr = waktu reaksi

tb = waktu pada gerak bebas torak tm = waktu membangun pengereman tp = waktu pengereman

Waktu pemberhentian = kerugian waktu + waktu pengereman

(40)

A = Saat akan menekan pedal rem L = Saat melepas pedal rem

Perlambatan Maksimum Dan Perlambatan Rata – Rata

Perlambatan maksimum tergantung dari nilai µ atau kekerasan permukaan jalan, oleh karena itu a adalah :

a maks. = Gaya pengereman ×. grafitasi Berat kendaraan

Dimana : Gaya pengeraman = berat kendaraan G × µ

Jadi : a maks. = × 9,81 G

a maks. = µ × 9,81

Untuk perhitungan kita hanya memerluka a rata-rata

a rata < maks Karena : waktu yang diperlukan untuk membangun gaya pengereman

Dalam perhitungan, kita masih memperhitungkan Faktor waktu ( e ) , ( e ) adalah kecepatan untuk membangun tekanan di dalam sistem rem, makin besara harga ( e ), makin baik sistem rem tersebut

Jadi : a rata-rata = a maks. E

a rata-rata = . 9,81. 0,8  Untuk sistem rem hidraulis yang baik

e untuk rem hidraulis 0,8

(41)

Gambar

Tabel harga koefisien gesek

Referensi

Dokumen terkait

memberikan madu 5 ml setiap 6 jam/ hari disamping pemberian ORS menunjukkan bahwa lebih efektif terhadap penurunan frekuensi diare, durasi lama rawat, dan

Weber Shandwick adalah pemimpin dalam melaksanakan kampanye-kampanye public relations yang ditujukan kepada konsumen – baik orang tua, anak-anak, remaja generasi X,

Produk obat” copy” berupa larutan unt uk penggunaan oral(termasuk sirup), eliksir, tingtur atau bentuk larutan lain tetapi bukan suspensi), yang mengandung zat aktif

1. Aplikasi ini dirancang dengan sebaik mungkin agar dapat dipahami dan digunakan dengan mudah oleh akademik dan mahasiswa di Politeknik Ganesha Medan. Dengan adanya

Bahu operasi penggantian adalah pilihan untuk pengobatan arthritis parah dari sendi bahu. Arthritis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi tulang rawan sendi. Sebagai lapisan

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet- planet. Bintang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang, sebagai pelatihan untuk

Namun selama itu juga sering mendapat pertanyaan bagaimana cara menghitung Rating dan Share ini, bahkan untuk teman-teman yang bekerja di TV sendiri banyak yang tidak tahu apa