• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab vi perencanaan struktur beton bertulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab vi perencanaan struktur beton bertulang"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan Struktur Beton

Bertulang

(2)

Beton dan Beton

Bertulang

Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah,

semen, dan air.

 Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada

campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan.

 Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan

kekuatan tarik yang rendah.

 Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik akibat

beban, susut yang tertahan, atau perubahan temperatur.

Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja,

dimana baja tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat

(3)
(4)

Cantilever

(5)
(6)

Komponen

(7)

Keuntungan Penggunaan

Beton Bertulang untuk

Material Struktur

 Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan

kebanyakan material lain.

 Cukup tahan terhadap api dan air.  Sangat kaku.

 Pemeliharaan yang mudah.  Umur bangunan yang panjang.

 Mudah diproduksi, terbuat dari bahan-bahan yang tersedia

lokal (batu pecah/kerikil, pasir, dan air), dan sebagian kecil

semen dan baja tulangan yang dapat didatangkan dari tempat lain.

 Dapat digunakan untuk berbagai bentuk elemen struktur

(balok, kolom, pelat, cangkang, dll).

(8)

Kerugian Penggunaan Beton

Bertulang untuk Material

Struktur

 Mempunyai kekuatan tarik yang rendah sehingga

memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik.

 Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork

sampai beton mengeras, yang biayanya bisa cukup tinggi.

 Struktur umumnya berat karena kekuatan yang

rendah per unit berat.

 Struktur umumnya berdimensi besar karena

kekuatan yang rendah per unit volume.

 Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai

dengan proporsi campuran dan proses mixing.

 Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya

(9)

Mekanisme Struktur Beton

dan Beton Bertulang

 Retak terjadi pada

beton karena tidak kuat memikul

tegangan tarik

 Baja tulangan tarik

(10)

Perencanaan Struktur

Tujuan Disain: Struktur harus

memenuhi kriteria berikut,

Sesuai dengan fungsi/kebutuhan

Ekonomis

Layak secara struktural

Pemeliharaan mudah

Proses Disain:

Definisi kebutuhan dan prioritas

Pengembangan konsep sistem struktur

(11)

Prinsip Dasar Disain

Kekuatan > beban

Berlaku untuk semua gaya dalam, yaitu

momen lentur, gaya geser, dan gaya

aksial

R

n

>

1

S

1

+

2

S

2

+ …

adalah faktor reduksi

kekuatan/tahanan,

i

adalah faktor beban

bervariasi sesuai dengan sifat gaya,

 Lentur,  = 0.90

(12)

Prinsip Dasar Disain

bervariasi sesuai dengan sifat

beban dan peraturan

Beban yang umum bekerja:

Beban mati atau berat sendiri (D)

Beban hidup (L)

Beban atap (Lr)

Beban hujan (R)

Beban gempa (E)

Beban angin (W), dll

Kombinasi beban yang umum

dipakai:

(13)
(14)

Properties Beton Bertulang

Kekuatan tekan

Modulus Elastisitas

Rasio Poisson

Susut (

Shrinkage

)

Rangkak (

Creep

)

Kekuatan tarik

(15)

Material Beton

(16)

Material Beton

(17)

Material Beton

(18)

Kekuatan Tekan (fc’)

(19)

Kekuatan Tekan (fc’)

 Kurva tegangan regangan bersifat linier hingga 1/3

sampai 1/2 dari kekuatan tekan ultimate, setelah itu kurva bersifat non linier

 Tidak terdapat titik leleh yang jelas, kurva cenderung

smooth

 Kekuatan tekan ultimate tercapai pada regangan

sebesar 0.002

 Beton hancur pada regangan 0.003 sampai 0.004.

Untuk perhitungan, diasumsikan regangan ultimate beton adalah 0.003

 Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu

(20)

Kekuatan Tekan (fc’)

Ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder

beton (ukuran 15 x 30 cm) usia 28 hari

Dipengaruhi oleh:

 Perbandingan air/semen (water/cement ratio)  Tipe semen

 Admixtures/bahan tambahan  Agregat

 Kelembaban pada waktu beton mengeras  Temperatur pada waktu beton mengeras  Umur beton

(21)

Modulus Elastisitas, Ec

 Beberapa definisi:

 Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva tegangan

regangan di titik awal kurva

 Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu titik

pada kurva tegangan regangan, misalkan pada kekuatan 50% dari kekuatan ultimate

 Nilai Modulus Elastisitas:

 Ec = w

c1.5 (0.043) fc’ (SI Unit)

 Ec = w

c1.5 (33) fc’ (Imperial Unit)

Untuk beton normal, wc = 2320 kg/m3 (atau 145 lb/ft3 ):

 Ec = 4700 fc’ (SI Unit)

(22)

Kekuatan Tarik

Kekuatan tarik

(modulus of rupture):

f

r

= 6M/(bh

2

)

Kekuatan tarik –

split test (tensile

flexural strength)

(23)

Susut (

Shrinkage

)

 Pada saat adukan beton mengeras, sebagian dari air akan

menguap. Akibatnya beton akan menyusut dan retak.

 Retak dapat mengurangi kekuatan elemen struktur, dan dapat

menyebabkan baja tulangan terbuka sehingga rawan terhadap korosi.

 Susut berlangsung pada waktu yang lama, tetapi 90% terjadi pada

tahun pertama.

 Semakin luas permukaan beton yang terbuka, semakin tinggi

tingkat susut yang terjadi.

 Untuk mengurangi susut:

 Gunakan air secukupnya pada campuran beton

 Permukaan beton harus terus dibasahi selama pengeringan berlangsung

(curing)

 Pengecoran elemen besar (plat, dinding, dll) dilangsungkan secara

bertahap

 Gunakan sambungan struktur untuk mengontrol lokasi retak  Gunakan tulangan susut

(24)

Rangkak (

Creep

)

 Pada saat mengalami beban, beton akan terus

berdeformasi sejalan dengan waktu. Deformasi

tambahan ini disebut dengan rangkak atau plastic flow.

 Pada saat struktur dibebani, deformasi elastis akan

langsung terjadi pada struktur,

 Jika beban terus bekerja, deformasi akan terus

bertambah, hingga deformasi akhir dapat mencapai dua atau tiga kali deformasi elastis.

 Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan

deformasi elastisnya, tetapi hanya sebagian kecil dari deformasi tambahan/rangkak yang akan hilang.

(25)
(26)

Baja Tulangan

Terdiri dari tulangan polos dan

tulangan ulir

Umumnya kekuatan tarik baja:

Tulangan polos: fy = 240 MPa

(27)
(28)
(29)

Pembebanan pada

Struktur

Jenis beban:

Beban mati/Dead Loads (DL) : berat sendiri

struktur, beban permanen

Beban hidup/Live Loads (LL) : berubah besar

dan lokasinya

Beban lingkungan : gempa (E), angin (W),

hujan (R), dll

Kombinasi beban ditentukan oleh

peraturan, misal:

1.4 D

(30)

Analisis Lentur

Balok Beton Bertulang

 Balok mengalami 3 tahap sebelum runtuh:

 Sebelum retak (uncracked concrete stage)  Setelah retak – tegangan elastis (concrete

cracked-elastic stresses stage),

(31)

Analisis Lentur

(32)

Analisis Lentur

(33)

Analisis Lentur

(34)

Uncracked concrete stage

 Tegangan tarik beton fc < fr

 fr = 0.7 fc’ (SI Unit)  fr = 7.5 fc’ (US Unit)

 Dibatasi oleh momen pada saat retak (cracking

moment) Mcr

(35)
(36)
(37)

Concrete Cracked – Elastic

Stresses Stage

 Beton di bawah garis netral

(NA) tidak memikul gaya tarik, dan sepenuhnya ditahan oleh baja

 NA ditentukan dengan prinsip

(38)

Contoh 2: Bending

(39)

Ultimate Strength Stage

Asumsi:

 Tulangan tarik leleh sebelum

beton di daerah tekan hancur

 Diagram kurva tegangan

(40)

Ultimate Strength Stage

Penyederhanaan kurva tegangan beton:

 US Unit

(41)

Ultimate Strength Stage

Prosedur Analisis:

1. Hitung gaya tarik T = As fy

2. Hitung C = 0.85 fc’ a b, dan dengan T = C, tentukan nilai a

3. Hitung jarak antara T dan C (untuk penampang segi empat,

(42)
(43)

Keruntuhan Balok Beton

Bertulang

Tension failure

tulangan leleh sebelum beton hancur

balok bersifat under-reinforced

Compression failure

beton hancur sebelum tulangan leleh

balok bersifat over-reinforced

Balanced failure

beton hancur dan tulangan leleh secara

bersamaan

(44)
(45)

Luas Tulangan Minimum

 Diperlukan untuk mencegah balok runtuh mendadak

(46)

Luas Tulangan

Balanced

b

(47)

Tulangan Tekan/Negatif

 Tulangan tekan/negatif adalah tulangan yang berada di daerah tekan

balok

 Balok yang mempunyai tulangan tarik dan tekan disebut doubly

reinforced beams

(48)

Contoh 4: Doubly

Reinforced Beams

(49)
(50)

Tulangan

Transversal/Geser

 Memikul sebagian gaya geser pada balok  Menahan retak geser pada balok

(51)
(52)

Kekuatan Geser Balok

Kuat geser nominal:

Vn = Vc + Vs

Kuat geser beton:

Vc = 2

fc’ b

w

d

(US Unit)

Vc = (

fc’ b

w

d)/6 (SI Unit)

Kuat geser tulangan:

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

Perencanaan Balok

(58)

Komponen Struktur Lentur

(Balok)

Persyaratan Gaya:

 Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen

struktur tidak melebihi

Persyaratan Geometri:

 Bentang bersih komponen struktur tidak boleh

kurang dari empat kali tinggi efektifnya.

 Perbandingan lebar terhadap tinggi ≥ 0,3.  Lebar penampang haruslah

(a) ≥ 250 mm,

(b) ≤ lebar kolom ditambah jarak pada tiap sisi kolom yang tidak melebihi tiga perempat tinggi

(59)

Persyaratan Tulangan Lentur

 Jumlah tulangan atas dan bawah tidak boleh kurang dari tulangan

minimum atau 1,4bwd/fy, dan rasio tulangan  tidak boleh

melebihi 0,025. Harus ada minimum dua batang tulangan atas dan dua batang tulangan bawah yang dipasang secara menerus

 Kuat lentur positif balok pada muka kolom harus ≥ setengah kuat

lentur negatifnya. Kuat lentur negatif dan positif pada setiap penampang di sepanjang bentang harus ≥ seperempat kuat lentur terbesar pada bentang tersebut.

 Sambungan lewatan pada tulangan lentur harus diberi tulangan

spiral atau sengkang tertutup yang mengikat sambungan tersebut.

 Sambungan lewatan tidak boleh digunakan (a) pada daerah

(60)
(61)
(62)

Persyaratan Tulangan Transversal

 Sengkang tertutup harus dipasang:

 Pada daerah hingga dua kali tinggi balok diukur dari

muka tumpuan

 Di sepanjang daerah dua kali tinggi balok pada kedua

sisi dari suatu penampang yang berpotensi membentuk sendi plastis

 Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih

dari 50 mm dari muka tumpuan. Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi (a) d/4,

(63)
(64)

Contoh Sengkang Tertutup yang

Dipasang Bertumpuk

Pengikat-pengikat silang berurutan yang mengikat tulangan longitudinal yang sama harus mempunyai kait 90oyang dipasang selang-seling

6db ( 75 mm)

A ul a n A la n g C C Detail C Detail A Detail B B

(65)

Persyaratan Kuat Geser

Gaya Rencana

Gaya geser rencana

V

e

harus ditentukan dari

peninjauan gaya statik pada bagian komponen

struktur antara dua muka tumpuan

Tulangan transversal

Tulangan transversal harus dirancang untuk

memikul geser dengan menganggap

V

c

= 0 bila:

a.

Gaya geser akibat gempa mewakili setengah

atau lebih daripada kuat geser perlu

maksimum di sepanjang daerah tersebut, dan

(66)

Perencanaan Geser untuk

Balok

U n t u k b a l o k :

2

2

1 W L

L M M

V eprpru

B e b a n g r a v i t a s i W U = 1 , 2 D + 1 , 0 L

L

Ve Ve

Mpr

2

(67)
(68)

Susut

(69)
(70)

Rangkak

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pembuatan dengan cara plastis komposisi yang proporsional pada standar bakaran 900 0 C adalah 40% Halloysite : 60% Kaolin dan atau 30% Halloysite dan 70%

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi perusahaan yaitu Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, dalam melihat sejauh mana WOM mempengaruhi seseorang

1) Pendahuluan, tahap ini guru melakukan apersepsi serta menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan siswa. 2) Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke

Pertama, Evaluasi terhadap perencanaan audit mutu internal yang memperlihatkan kesesuaian dengan kriteria standar.. adalah a) memperhatikan lakukan pelanggan, b) mengetahui

Bentuk Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ……… ……… ……… Cukup Jelas Bentuk Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK) ……… ……… ……… ……… Cukup Jelas

Pada kenyataannya, salah satu proses belajar yaitu akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition), proses untuk memperoleh pengetahuan dari anggota organisasi yang berupa

Diversifikasi horizontal, dimana perusahaan menambah produk- produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetapi dijual kepada pelanggan yang

Faktor yang berhubungan signifikan dengan kepatuhan pembayaran iuran peserta mandiri program JKN BPJS Kesehatan di Kota Solok pada penelitian kami yaitu