• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB KE SATU ILMU TAKHRIJUL HADITS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB KE SATU ILMU TAKHRIJUL HADITS"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

BAB KE SATU ILMUTAKHRIJULHADITS

Salah satu manfaat dari takhrijul hadits adalah memberikan informasi bahwa suatu hadits itu bernilai sahih, hasan, ataupun daif, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya.

A. PENGERTIAN

Kata Takhij adalah bentuk masdar dari fill madi yang secara bahasa berarti mengeluakan sesuatu dari tempat.

Pengertian takhrij menurut ahli hadis memiliki tiga (3) macam pengertian, yaitu:

1. Usaha mencari sanad hadis yang terdapat dalam kitab hadis karya orang lain, yang tidak sama dengan sanad yang terdapat dalam kitab tersebut. Usaha semacam ini dinamakan juga istikhraj. Misalnya seseorang mengambil sebuah hadis dari kitab Jamius Sahih Muslim. kemudian ia mencari sanad hadis tersebut yang berbeda dengan sanad yang telah ditetapkan oleh lmam Muslim.

2. Suatu keterangan bahwa hadis yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunnya. Misalnya, penyusun hadis mengakhiri penulisan hadisnya dengan kata-kata: "Akhrajahul Bukhari", artinya bahwa hadis yang dinukil itu terdapat kitab Jamius Sahih Bukhari. Bila ia mengakhirinya dengan kata Akhrajahul Muslim berarti hadis tersebut terdapat dalam kitab Sahih Muslim.

(2)

terdapat dalam kitab Tafsir AI-Kasysyaaf yang oleh pengarangya tidak diterangkan derajat hadisnya, apakah sahih, hasan, atau lainnya.  Al Mugny AnHamlil Asfal, karya Abdurrahim Al-Iraqy, adalah kitab yang

menjelaskan derajat-derajat hadis yang terdapat dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali.

B. MANFAAT TAKHRIJUL HADIS

Ada beberapa manfaat dari takhrijul hadis antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan informasi bahwa suatu hadis termasuk hadis sahih, hasan, ataupun daif, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya;

2. Memberikan kemudahan bagi orang yang mau mengamalkan setelah tahu bahwa suatu hadis adalah hadis makbul (dapat diterima). Dan sebaliknya tidak mengamalkannya apabila diketahui bahwa suatu hadis adalah mardud (tertolak).

3. Menguatkan keyakinan bahwa suatu hadis adalah benar-benar berasal dari Rasulullah SA W. yang harus kita ikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran hadis tersebut, baik dan segi sanad maupun matan.

C. KITAB-KITAB YANG DIPERLUKAN

Ada beberapa kitab yang diperlukan untuk melakukan takhrij hadis. Adapun kitab-kitab tersebut antara lain:

(3)

Penyusun kitab ini adalah Abdur Rahman Ambar AI-Misri At-Tahtawi. Kitab ini disusun khusus untuk mencari hadis-hadis yang termuat dalam Sahih AI-Bukhari. Lafal-lafal hadis disusun menurut aturan urutan huruf abjad Arab. Namun hadis-hadis yang dikemukakan secara berulang dalam Sahih Bukhari tidak dimuat secara berulang dalam kamus di atas. Dengan demikian perbedaan lafal dalam matan hadis riwayat AI-Bukhari tidak dapat diketahui lewat kamus tersebut.

2. Mu jam Al-Fazi wala siyyama al-garibu minha atau fihris litartibi ahadisi sahihi Muslim

Kitab tersebut merupakan salah satu juz, yakni juz ke- V dari Kitab Sahih Muslim yang disunting oleh Muhammad Abdul Baqi. Jus V ini merupakan kamus terhadap Jus ke-I -IV yang berisi:

1. Daftar urutan judul kitab serta nomor hadis dan juz yang memuatnya. 2. Daftar nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang termuat

dalam Sahih Muslim.

3. Daftar awal matan hadis dalam bentuk sabda yang tersusun menurut abjad serta diterangkan nomor-nomor hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, bila kebetulan hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Bukhari.

3. Miftahus Sahihain

(4)

(qauliyah) saja. Hadis tersebut disusun menurut abjad dari awal lafal hadis lafal matan hadis.

4. AI-Bugyatu fi tartibi ahadasi al-hilyah

Kitab ini disusun oleh Sayyid Abdul Aziz bin Al-Sayyid Muhammad bin Sayyid Siddiq AI-Qammari. Kitab hadis tersebut memuat dan menerangkan hadis-hadis yang tercantum dalam kitab yang disusun Abu Nuaim AI-Asabuni (w. 430 H) yang berjudul: Hilyatul auliyai wababaqatul asfiyai. Sejenis dengan kitab tersebut di atas adalah kitab Miftahut tartibi li ahadisi tarikhil khatib

yang disusun oleh Sayyid Ahmad bin Sayyid Muhammad bin Sayyid As-Siddiq AI-Qammari yang memuat dan menerangkan hadis-hadis yang tercantum dalam kitab sejarah yang disusun oleh Abu Bakar bin Ali bin Subit bin Ahmad AI-Bagdadi yang dikenal dengan AI-Khatib Al- Bagdadi ( w. 463 H). Susunan kitabnya diberi judul Tarikhu Bagdadi yang terdiri atas 4 jilid

5. Al-Jamius Sagir

(5)

Hadis yang dimuat dalam kitab Jamius Sugir disusun berdasarkan urutan abjad dari awal lafal matan hadis. Sebagian dari hadis-hadis itu ada yang ditulis secara lengkap dan ada pula yang ditulis sebagian-sebagian saja, namun telah mengandung pengertian yang cukup.

Kitab hadis tersebut juga menerangkan nama-nama sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang bersangkutan dan nama-nama Mukharijnya (periwayat hadis yang menghimpun hadis dalam kitabnya). Selain itu, hampir setiap hadis yang dikutip dijelaskan kualitasnya menurut penilaian yang dilakukan atau disetujui oleh As-suyuti.

6. AI-Mujam al-mufahras li alfazil hadis nabawi

Penyusun kitab ini adalah sebuah tim dari kalangan orientalis. Di antara anggota tim yang paling aktif dalam kegiatan proses penyusunan ialah Dr. Arnold John Wensinck (w.j 939 m), seorang profesor bahasa-bahasa Semit, termasuk bahasa Arab di Universitas Leiden, negeri Belanda.

Kitab ini dimaksudkan untuk mencari hadis berdasarkan petunjuk lafal matan hadis. Berbagai lafal yang disajikan tidak dibatasi hanya lafal-lafal yang berada di tengah dan bagian-bagian lain dari matan hadis. Dengan demikian, kitab Mu'jam mampu memberikan informasi kepada pencari matan dan sanad hadis, asal saja sebagian dari lafal matan yang dicarinya itu telah diketahuinya.

(6)

Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Turmuzi, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majjah, Sunan Daromi, Muwatta Malik, dan Musnad Ahmad.

D. CARA MELAKSANAKAN TAKHRIJUL HADIS

Secara garis besar menakhrij hadis (takhyijul hadis) dapat dibagi menjadi dua cara dengan menggunakan kitab-kitab sebagaimana telah disebutkan di atas. Adapun dua macam cara takhrijul hadis yaitu:

1. Menakhrij hadis telah diketahui awal matannya, maka hadis tersebut dapat dicari atau ditelusuri dalam kitab-kitab kamus hadis dengan dicarikan huruf awal yang sesuai diurutkan dengan abjad.

Contohnya hadis Nabi:

Untuk mengetahui lafal lengkap dari penggalan matan tersebut, langkah yang harus dilakukan adalah menelusuri penggalan matan itu pada urutan awal matan yang memuat penggalan matan yang dimaksud. Ternyata halaman yang ditunjuk memuat penggalan lafal tersebut adalah halaman 2014. Berarti, lafal yang dicari berada pada halaman 20 14 juz IV. Setelah diperiksa, maka diketahuilah bahwa bunyi lengkap matan hadis yang dicari adalah:

Artinya:

(7)

kuat (perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi yang disebut sebagai orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah."

Apabila hadis tersebut dikutip dalam karya tulis ilmiah, maka sesudah lafal matan dan nama sahabat periwayat hadis yang bersangkutan ditulis, nama Imam Muslim disertakan. Biasanya kalimat yang dipakai adalah

Nama sahabat periwayat hadis dalam contoh di atas adalah Abu Hurairah, dapat pula ditulis sesudah nama Muslim dan tidak ditulis di awal matan. kalimat yang dipakai berbunyi :

Dalam kitab Sahih Muslim dicantumkan di catatan kaki sebagaimana lazimnya. Kamus yang disusun oleh Muhamad Fuad Abdul Baqi tersebut tidak mengemukakan lafal hadis Nabi yang dalam bentuk selain sabda. bahkan hadis yang berupa sabda pun tidak disebutkan seluruhnya. Contoh:

(8)

2. Menakhrij hadis dengan berdasarkan topik permasalahan (takhrijul hadis bit Mundu'i)

Upaya mencari hadis terkadang tidak didasarkan pada lafal matan (materi) hadis, tetapi didasarkan pada topik masalah. Pencarian matan hadis berdasarkan topik masalah sangat menolong pengkaji hadis yang ingin memahami petunjuk-petunjuk hadis dalam segala konteksnya.

Pencarian matan hadis berdasarkan topik masalah tertentu itu dapat ditempuh dengan cara membaca berbagai kitab himpunan kutipan

hadis, namun berbagai kitab itu biasanya tidak menunjukkan teks hadis menurut para periwayatnya masing-masing. Padahal untuk memahami topik tertentu tentang petunjuk hadis, diperlukan pengkajian terhadap teks-teks hadis menurut periwayatnya masing-masing. Dengan bantuan kamus hadis tertentu, pengkajian teks dan konteks hadis menurut riwayat dari berbagai periwayat akan mudah dilakukan. Salah satu kamus hadis itu ialah:

(Untuk empat belas kitab hadis dan kitab tarikh Nabi).

(9)

Bahasa asli dari kitab Miftah Kunuzis-Sunnah adalah bahasa Inggris dengan judul a Handbook of Early Muhammadan. Kamus hadis yang berbahasa Inggris tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Arab sebagaimana tercantum di atas oleh Muhamad Fuad Abdul-Baqi. Muhamad Fuad tidak hanya menerjemahkan saja, tetapi juga mengoreksi berbagai data yang salah.

Naskah yang berbahasa inggris diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1927 dan terjemahannya pada tahun 1934.

Dalam kamus hadis tersebut dikemukakan berbagai topik, baik. yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan petunjuk Nabi maupun yang berkenaan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan nama. Untuk setiap topik biasanya disertakan beberapa subtopik, dan untuk setiap subtopik dikemukakan data hadis dan kitab yang menjelaskannya. Berarti, lafal yang dicari berada pada halaman 2014 juz IV. Setelah diperiksa, maka diketahuilah bahwa bunyi lengkap matan hadis yang dicari adalah:

Artinya:

"(Hadis) riwayat Abu Hurairah bahwa Rasullulah SAW bersabda, "(Ukuran) orang yang kuat (perkasa) itu bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi yang disebut sebagai orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah."

(10)

Nama sahabat periwayat hadis, dalam contoh di atas adalah Abu Hurairah, dapat pula ditulis sesudah nama Muslim dan tidak ditulis di awal matan.

Dalam hal ini, kalimat yang dipakai dapat berbunyi:

Dalam kitab Sahih Muslim dicantumkan di catatan kaki sebagaimana lazimnya. Kamus yang disusun oleh Muhammad Fuad Abdul-Baqi tersebut tidak mengemukakan lafal hadis Nabi yang dalam bentuk selain sabda. Bahkan hadis yang berupa sabda pun tidak seluruhnya dimuat. Salah satu contohnya ialah lafal hadis yang berbunyi:

Lafal hadis tersebut tidak termuat dalam kamus, padahal Sahih Muslim memuatnya dijuz III halaman 1359, nomor urut hadis: 1734. Lafal yang dimuat dalam kamus adalah hadis yang semakna yang terdapat dalam juz dan halaman yang sama, dengan nomor urut hadis 1733. Lafal itu berbunyi:

(11)

Dalam kamus, llama dan beberapa hal yang berhubungan dengan kitab-kitab tersebut dikemukakan dalam bentuk lambang. Contoh berbagai lambang yang dipakai dalam kamus hadis Miftah Kunuzis-Sunnah, yaitu:

=j us pertama (awal) = bab

= sahih al-bukhari

= Sunan Abi Daud

= Sunan At-Turmuzi

= Juz ketiga

= juz kedua

= Juz

(12)

= Musnad Ahmad

= Konfirmasikan data yang sebelumnya dengan

data yang sesudahnya

= Hadis terulang beberapa kali

(13)

= Sunan An-Nasai = Sirah Ibni Hisyam

Angka kecil yang berada di sebelah kiri bagian atas dari angka Yang umum = hadis yang bersangkutan termuat sebanyak angka kecil itu pada halaman atau bab yang angkanya disertai dengan angka kecil tersebut.

(14)

Dengan memahami kembali maksud lambang-lambang yang telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa maksud data di atas ialah:

1. Sunan Abu Daud, nomor urut kitab (bagian): 21; nomor urut bab: 22. 2. Sunan lbnu Majah, nomor urut kitab (bagian): 11;nomor utut bab: 18. 3. Sunan Ad-Darimi, nomor urut kitab (bagian): 14; nomor urut bab: 1. 4. Muatta ' Malik, nomor urut kitab (bagian): 22 nomor urut bab: 3.

5. Musnad Ahmad, juz ll, halaman 159; juz lII, halaman 419; dan juz VI, halaman 266 ( dalam halaman itu, hadis dimaksud dimuat dua kali) .

Setelah data diperoleh, maka hadis yang dicari, yakni dalam hal ini hadis yang membahas pemenuhan nazar diperiksa pada kelima kitab hadis di atas. Judul-judul kitab (dalam arti bagian) yang ditunjuk dalam data di atas dapat diperiksa pada daftar nama kitab (dalam arti bagian) yang termuat pada Bab IV tulisan ini untuk masing-masing kitab hadis yang bersangkutan.

(15)

Dengan memeriksa lambing-lambang yang telah dikemukanan dalam pembahasan terlebih dahulu, maka data tersebut dapat dipahami maksudnya. Sesudah itu lalu diperiksa hadis-hadis yang termuat dalam keenam kitab hadis tersebut, yakni dalam Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan At-Turmuzi, Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasai dan Musnad Ahmad.

Sekiranya topik yang dikaji berkaitan dengan nama orang, misalnya Abu Jahal, maka nama tersebut ditelusuri dalam kamus. Nama Abu Jahal ternyata terletak di halaman l5 kolom kedua, subtopiknya ada empat macam. Data untuk subtopik yang pertama, misalnya berbunyi sebagai berikut

(16)

Dengan demikian untuk mengetahui keburukan tingkah laku AbuJahal kepada Nabi Muhamad, dapat diperiksa hadis-hadis yang termuat

dalam:

1. Sahih Muslim, nomor urut kitab (bagian): 50; pada nomor urut hadis: 28 2. Musnad Ahmad, juz II, halaman 370. Data tersebut agar dikonfirmasikan

dengan data yang dikemukakan sebelumnya dan sesudahnya. 3. Sirah Ibnu Hisyam, halaman 184.

(17)

BAB DUA

MENGENALPROGRAMMAUSU‟AH

A. NAMA PROGRAM

Program ini bernama Mausu‟ah al-Hadits as-Syarif al-Kutub at-Tis‟ah merupakan software computer yang tersimpan dalam compact disk read only memory (CD ROM) diproduksi oleh Sakhr pada tahun 1991 edisi 1.2.

B. KANDUNGAN PROGRAM

Program ini mengandung seluruh hadits yang terdapat dalam al-Kutub at-Tis‟ah meliputi: Kitab Shahih al-Bukhari, Kitab Shahih Muslim, Kitab Sunan Abu Dawud, Kitab Sunan an-Nasa‟i, Kitab Sunan at-Tirmidzi, kitab Sunan Ibnu Majah, kitab Suan ad-Darimi, Kitab al-Muwattha‟, dan kitab Musnad Ahmad bin Hanbal. Semua lengkap sanad dan matannya, di samping itu, program ini mengandung data-data mengenai biografi, daftar guru da murid, al-jarh wa at-ta‟dil, dari semua periwayat hadits dalam al-kutub at-tis‟ah tersebut. Program ini juga mampu menampilkan skema sanad hadits, baik skema satu jalur maupun skema semua jalur periwayatan. Skema sanad tersebut dilengkapi dengan warna pada kotak rawi dimana warna itu menunjukkan kualitas periwayat hadits tersebut. Warna tersebut menjadi petunjuk yang memudahkan bagi penentuan kualitas sanad hadits.

C. APLIKASI PROGRAM

(18)

al-Alamiyah. Namun, penomoran ini jarang dipakai dalam penulisan kitab, buku, dan/atau artikel keislaman karena kalah populer dengan penomoran lain. Versi online ensiklopedia ini dapat diakses di situs al-islam.com pada bagian hadits. Versi online ini menampilkan berbagai kitab hadits dan syarah, namun hanya menyediakan penomoran al-Alamiyah. Ensiklopedia ini memuat 9 kitab hadits dengan berbagai penomoran. Pada Versi 2.00, aplikasi ini dilengkapi juga dengan syarah. Berikut daftar kitab hadits, penomoran, dan syarah dalam aplikasi ini:

Kitab Hadits Penomoran Jumlah

Hadits Syarah (Versi 2.00)

Hasyiah as-Sindi ala an-Nasai

Hasyiah as-Suyuthi ala an-Nasai

Ta'liqat Hafizh Ibnu Qayyim

(19)

6.Sunan Ibnu

Untuk menjalankan program ini dibutuhkan computer multimedia dengan hardware minimal CPU 486 keatas, monitor, keybord, mouse dan CD drive. Program ini berbasis Windows dan yang dibutuhkan Windows 3.1. ke atas, dan dianjurkan memakai Arabic Windows.

Untuk mengistal program ini, berturut-turut klik-lah:  Setting

 Control Panel

 Add/remove programs  Install

 Next

(20)

 Finish

Untuk memulai program ini, lakukanlah secara berturut-turut:  Buka Windows

 Klik Start  Klik Program

(21)

BAB KETIGA PENELUSURANHADITS

Hadits merupakan sumber ajaran yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan umat Islam. Ia merupakan penjelasan dari al-Qur‟an, atau ia merupakan petunjuk pelaksanaan dari al-Qur‟an. Oleh sebab itu seorang muslim tidak dapat menghindarkan diri dari mempelajari hadits Nabi SAW. seorang pengkaji Islam sering memerlukan petunjuk tentang suatu hadits, baik matan ( materi, atau bunyi pernyataan hadits) atau sanad-nya (rangkaian para periwayat). Pengekaji tersebut tentu saja dapat menelusuri dengan cara membaca seluruh hadits yang terhimpun dalam kitab-kitab hadits. Cara yang demikian itu memang sangat baik, namun memerlukan waktu yang lama. Untuk mempercepat proses penelusuran dan pencarian hadits tersebut, ia dapat menggunakan dengan memanfaatkan seperangkat komputer dengan program Mausu‟ah al-Hadits as-Syarif yang bisa mengangses sembilan kitab induk hadis.

Terdapat delapan macam cara yang bisa digunakan untuk menelusuri hadits-hadits yang terdapat dalam Kitab Shahih al-Bukhari, Kitab Shahih Muslim, Kitab Sunan Abu Dawud, Kitab Sunan an-Nasa‟i, Kitab Sunan at-Tirmidzi, kitab Sunan Ibnu Majah, kitab Suan ad-Darimi, Kitab al-Muwattha‟, dan kitab Musnad Ahmad bin Hanbal. Kedelapan cara tersebut adalah:

1. Dengan memilih lafal yang terdapat dalam daftar lafal sesuai dengan hadits yang dicari.

2. Dengan mengetikkan salah satu lafal dalam matan hadits. 3. Berdasar tema-tema kandungannya.

4. Berdasarkan kitab dan bab sesuai yang ada dalam kitab aslinya 5. Berdasarkan nomor urut hadits

6. Berdasarkan para periwayatnya

(22)

A. PENELUSURAN HADITS DENGAN MEMILIH LAFAL

Untuk dapat mencari hadits dengan metode ini adalah mengetahui sebagian lafal dari matan hadis yang akan diteliti. Tanpa pengetahuan sebagian lafalnya, cara ini tidak bisa digunakan. Langkah-langkah penelusuran dengan metode ini adalah sebagai berikut:

Gambar A.1: Memilih daftar lafal hadits

(23)

Gambar A.2: Memilih lafal dari daftar

2. Di bawah al-Mu‟jam al-Mufahras muncul daftar huruf hijaiyah. Klik huruf pertama dari lafal yang akan dicari pada daftar, lalu akan muncul dilayar sebelah kanan daftar yang mempunyai huruf pertama sesuai yang dipilih. 3. Cari lafal yang diinginkan dengan menaik-turnkan layar lafal dengan

(24)

Gambar A.3: Daftar hadits dari lafal yang dipilih.

4. Di bawah qaimat al-mawadhi‟ akan muncul daftar indeks hadits yang memuat lafal tersebut. Pilih salah satu dari daftar tersebut hadits yang dicari dengan meng-kliknya. Kemudian klik juga gambar buku terbuka yang ada di bawahnya, maka hadits yang diinginkan akan muncul.

(25)

B. PENELUSURAN HADITS DENGAN MENGETIKKAN LAFAL

Sebagaimana penelusuran hadits dengan memilih lafal, penelusuran hadits dengan mengetikkan lafal juga mensyaratkan diketahuinya sebagian lafal dari matan hadits yang akan dicari. Tanpa diketahuainya sebagian lafal tersebut, cara ini tidak bisa digunakan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Dalam contoh, layar komputer menampilkan hadits sebagai berikut:

Gambar B.1.: Mencari hadits dengan mengetikkan lafal

(26)

Gambar B.2: Mengetikkan lafal hadits

2. Di bawah ‟al-bahs al-sharfiy‟ isilah blangko dengan lafal yang paling sedikit dipakai dalam matan-matan hadits, sebab jika lafal tersebut banyak dipakai maka hasil pencariannya juga akan banyak sehingga menyulitkan dalam memilihnya. Sebagai contoh hadits yang akan kita cari adalah ‟innama al-a‟mal bi al-niyat‟, maka lafal hadis yang diketik adalah lafal niyat. (lihat Gambar B.2). Bila keyboard komputer anda berhuruf latin, maka lihat daftar konversi keyboard latin ke dalam keyboard Arab di halaman akhir buku ini. 3. Di bawah blangko isian lafal hadits tersebut, ada empat cara pilihan akses

terhadap lafal tersebut.

a) Pilih ‟ala mustawa al-kalimat‟ jika anda menginginkan hadits yang dicari hanya yang memuat lafal yang sama persis dengan yang anda ketik. b) Pilih ‟al-kalimat ma‟a al-lawashik‟ bila anda menginginkan hadits yang

dicari disamping memuat lafal yang sama, juga memuat berbagai dhamir dan imbuhan dari lafal tersebut.

(27)

d) Pilihlah ‟al-jadr nafsuh‟ bila anda menginginkan hanya hadits yang memuat akar kata dari lafal yang anda ketikkan yang akan dicari. Dalam contoh tersebut dalam gambar B.2 yang dipilih adalah ‟ ala mustawa al -jadr. Bila anda tidak memilih, maka yang akan dipakai aalah alternatif a), yaitu ála al-mustawa al-kalimat‟

4. Setelah anda mengetikkan lafal dan melakukan pemilihan cara akses, lalu letakkan krusor pada gambar kaca pembesar dikotak bagian bawah kemudian klik-lah dengan mouse. (lihat gambar B.2).

Gambar B.3: Memilih akar kata dari lafal yang diketikkan.

(28)

Dalam contoh gambar, ada dua akar kata dari lafal niyat, yaitu w-n-y dan n-w-y, dan yang dipilih adalah akar n-w-y (lihat gambar B.3).

Gambar B.4: Memilih daftar hadits yang memuat lafal yang diketikkan. 6. Di bawah ‟qaimat al-mawadhi‟, akan muncul daftar hadits yang ada sesuai

(29)

Gambar B.5: Hadits yang dicari sudah ditemukan

7. Setelah langkah ke 6 dilaksanakan, maka pada tampilan layar akan muncul hadis lengkap dengan sanad dan matannya sesuai yang ada dalam daftar. Jika ternyata haditsnya belum sesuai dengan yang anda cari, maka anda bisa menekan gambar anak panah yang terdapat dikiri bawah kekiri atau kekanan untuk merubah tampilan hadits di layar untuk mendapatkan tampilan hadits yang ada di nomor atasnya atau bawahnya sesuai dengan yang ada didaftar.

C. PENELUSURAN HADITS BERDASARKAN TEMA KANDUNGANNYA

(30)

pembicaraan hadits, tanpa harus diketahui lafal redaksionalnya. Caranya adalah sbb:

Gambar C.1: Menu pada bahs

(31)

Gambar C.2: Daftar tema hadits

2. Akan muncul dua layar dalam monitor. Di sebelah kanan berisi layar dengan judul „bahs bi dalalat al-maudhu‟, sedangkan disebelah kiri dengan judul at-taqsim al-maudhu‟i (lihat gambar C.2). Pada at-taqsim almaudhu‟ berisi 14 tema hadits, yang masing-masing disa diturunkan sampai empat atau lima kali sub-sub-sub-sub tema. Ke 14 terma tersebut adalah:

(32)

al-Jinayat al-Jihad

Pilihlah salah satu tema dari ke-14 tema tersebut dengan mengkliknya.

Gambar C.3.: Gambar sub-sub-sub-subtema dari al-iman

(33)

Gambar C.4: Daftar Hadits yang terdapat dalam sub tema niyah al-istikhlaf 4. Dari daftar yang dihasilkan, pilihlah salah satu dengan mengkliknya untuk

(34)

Gambar C.5: Teks hadits yang terdapat dalam sunan Abu Dawud kitab al-iman wa an-nudzur

5. Untuk mendapatkan tampilan teks hadits yang ada di atasnya atau dibawahnya sebagaimana yang terdapat dalam daftar hadits hasil pencarian, kliklah tanda petunjuk arah kekanan atau kekiri yang terdapat dipojok kiri bawah. Tanda ke kiri untuk mendapatkan tampilan hadits nomor sesudahnya (bawahnya) dalam daftar, sedangkan tanda ke kanan untuk nomor sebelumnya (di atasnya).

D. PENELUSURAN HADITS BERDASAR NAMA KITAB DAN JUDUL BAB

(35)

Gambar D.1. Daftar menu ardh

1. Buka menu utama, lalu klik „ardh yang terletak di sudut kanan atas, kemudian akan muncul daftar menu ‟ardh sebagaimana terlihat dalam gambar D.1.

(36)

Gambar D.2.: Daftar kitab dan judul bab-babnya

3. Klik salah satu kitab dari sembilan macam kitab tersebut,maka dalam layar kemudian akan segera muncul daftar bab yang terdapat dalam kitab yang terpilih tadi. Di samping itu juga terdapat informasi nomor urut bab dan banyaknya sub bab dalam masing-masing bab tersebut. (Lihat gambar D.2.) 4. Pilihlah judul bab yang ingin anda buka dengan menaikkan atau menurunkan

tampilan daftar tema yang ada di layar dengan meletakkan kursor pada tanda arah ke atas atau ke bawah yang terdapat di sebalah kanan layar dan mengkliknya. Setelah judul bab yang anda cari ketemu, kliklah judul tersebut. Dalam gambar D.2. yang dipilih adalah bab haid yang merupakan bab no.4 dalam kitab Shahih Muslim.

(37)

Gambar D.3.: Tampilan hadits kitab haid dalam shahih muslim setelah mengklik gambar buku pada gambar D.2

(38)

Dengan mengklik gambar buku terbuka di bawah judul sub bab maka akan muncul tampilan hadits seperti dalam gambar D.5.

Gambar D.5: Tampilan hadits-hadits yang terdapat dalam bab ”wujub

al-ghasli ‟ala al-mar‟ati bi khuruj al-maniy minha” dalam kitab haid pada shahih

muslim. Tampilan ini muncul setelah mengklik gambar buku terbuka.

E. PENELUSURAN BEDASARKAN NOMOR HADIS

1. Buka menu utama. Klik perintah ‟ardh kemudian klik raqm al-hadits. (Lihat gambar E.1)

(39)

2. Pilih kitab hadits yang akan di akses dengan mengkliknya. 3. Tulis nomor hadits yang akan dicari.

4. Pilih sistem penomoran siapa yang akan digunakan dengan mengklik salah satu dari daftar yang ada di kotak bagian bawah.

Gambar E.2: Kitab yang diakses adalah Sunan at-Tirmidzi hadits yang dicari nomor 2222. sistem penomoran yang digunakan adalah sistem default komputer.

(40)

Gambar E.3: Tampilan hadits nomor 2222 dalam Sunan at-Tirmidzi.

F. PENELUSURAN BERDASAR PERIWAYAT HADITS

Penelusuran dengan cara ini digunakan apabila kita menginginkan untuk mencari hadits-hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi, baik untuk mencari beberapa hadits ataupun semua hadits yang ia riwayatkan. Periwayat yang bisa ditelusuri dengan metode ini bukan hanya terbatas pada periwayat yang berstatus sahabat Nabi saja, tetapi juga untuk para periwayat non sahabat yang ada di pertengahan sanad juga bisa dicari dengan cara ini. Cara mempergunakan metode ini adalah sebagai berikut:

(41)

Gambar F.1: Setelah di klik bahs muncullah daftar menu, di antaranya adalah bidalalat ruwat al-hadits

2. Di bawah judul bahs bi dalalat al-ruwwat tedapat blangko isian yang harus diisi dengan nama, kunyah, laqab, nasab,dan syahrah periwayat yang akan dicari haditsnya.

3. Jika tidak tahu tentang identitas periwayat tersebut, klik gambar daftar list yang ada di bawah yang tengah dari kotak bahs bi dalalat ar-ruwwat, maka akan muncul qaimat ar-ruwwat di layar monitor yang berisi daftar para periwayat yang terdapat dalam al-kutub at-tis‟ah.

(42)

Gambar F.2: Daftar periwayat hadits yang terdapat dalam kutub at-tis‟ah Abu Ishaq maula bani Hasyim diklik untuk dicari haditsnya.

5. Klik daftar list yang ada anak panahnya (dibagian bawah paling kanan dari qaimat ar-ruwwat). Di sebelah kanan qaimat ar-ruwwat akan muncul kotak bahs bidalalat ar-ruwwat.

(43)

Gambar F.3: Daftar guru Abu Ishaq maula bani Hasyim

Abdurrahman bin shakhr merupakan salah satu guru Abu Ishaq yang diklik untuk dicari hadits yang diriwayatkan mereka bersama.

Gambar F.4: Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari Abdurrahman siap dicari dengan mengklik gambar kaca pembesar yang ada dipojok kanan bawah.

(44)

gambar buku terbuka yang terdapat dipojok kanan bawah, maka hadisnya akan segera muncul.

Gambar F.5: Daftar hadis yang diriwayatkan oleh Abu Ishaq dari gurunya Abdurrahman.

(45)

G. PENELUSURAN BERDASARKAN KEADAAN TERTENTU

Bila ingin menelusuri hadits-hadits yang berisi ayat-ayat al-Qur‟an, bait-bait syair, nama-nama malaikat, rasul, tempat, orang, kabilah, maka metode penelusuran ini bisa dipergunakan. Demikian juga apabila ingin menelusuri hadits-hadits yang mu‟allaq, mursal, qudsi, dan mutawatir, metode ini akan

nama rasul, nabi, malaikat tempat, kabilah/jamaah, laki-laki, wanita, dan peperangan.

Faharis Tirmidzi, untuk mencari hadits-hadits yang ada dalam Sunan

at-Tirmidzi yang diberi komentar oleh at-at-Tirmidzi berupa derajat kesahihan kesahihan hadits, ataupun komentar al-jarh wa at-ta‟dil.

Athraf al-hadits, untuk mencari hadits-hadits qudsi, mutawatir, marfu‟,

mauquf, atau maqthu‟.

Ruwwat, untuk mencari daftar hadits yang sanadnya muttashil, ghairu

muttashil, mu‟allaq, mursal, dan mu‟allaq

Aqwal , untuk mencari daftar hadits yang memuat bait-bait sya‟ir, perkataan

(46)

Gambar G.1: Daftar menu pada ‟ardh. Akan segera diklik Faharis al-Mashadir.

1. Hadits yang berisi ayat al-Qur‟an dan qiraat.

Buka menu utama, klik ‟ardh, lalu klik faharis al-mashadir.  Klik al-Qur‟an al-Karim

 Klik ayat al-Qur‟aniyah atau Qiraat, sesuai pilihan

(47)

Gambar G.2: Mencari hadits yang ada ayat Qur‟annya.

 Klik hadits yang dikehendaki setelah dipilih. Untuk menaikkan tampilan daftar hadits, letakkan kursor pada arah tanda anak anah ke atas yang terdapat disebelah kanan layar dan tekan, maka tampilan layar akan naik ke atas, begitu juga tanda anak panah ke bawah jika ingin melihat daftar yang ada di bawahnya.

(48)

Gambar G.3: Daftar hadits yang di dalamnya ada ayat al-Qur‟an.

(49)

Gambar G.4: Hadits hasil pencarian yang memuat ayat al-Qur‟an.

2. Hadits yang memuat nama-nama Rasul, nabi, malaikat, tempat, kabilah, laki-laki, wanita, dan peperangan.

 Buka menu utama ‟ardhi, lalu klik faharis al-mashadir.

 Klik al-A‟lam, kemudian klik salah satu dari asma‟ ar-rasul, asma‟ al-nabi,

asma malaikat, asma‟ al-amakin, asma‟ al-jama‟at, asma‟ ar-rijal, asma‟

an-nisa‟, atau asma‟ al-ghazwat sesuai dengan yang akan dicari. Dalam contoh ini yang akan diklik adalah asma‟ an-nisa‟.

Gambar G.5: Mencari hadits yang memuat nama wanita.

 Klik gambar daftar list yang ada di bawah bagian kanan maka kan segera muncul daftar hadits yang dicari. Dalam daftar termuat informasi mengenai sumber hadits, nama bab, dan nama wanita.

(50)

Klik hasb al-mashdar bila ingin urutan daftar hadits berdasar urutan sumber hadits.

(51)

Gambar G.7: Teks hadits lengkap yang dalam matannya terdapat nama Zainab putri Rasulullah terdapat dalam Musnad Ahmad hadits nomor 2020

3. Hadits yang berisi komentar at-Tirmidzi mengenai derajat kesahihan dan al-jarh wa at-ta‟dil.

 Buka menu utama, klik ‟ardh, lalu klik faharis al-mashadir.

 Klik faharis at-tirmidzi, lalu klik darajat al-hadits bila ingin mencari derajat hadits tertentu menurut at-Tirmidzi atau klik al-jarh wa at-ta‟dil bila ingin mencari kritik dan komentar at-tirmidzi terhadap para periwayat hadits.

Gambar G.8: Mencari kualitas hadits tertentu at-Tirmidzi.

(52)

Gambar G.9: Daftar Derajat hadits dalam ungkapan at-Tirmidzi

 Klik derajat hadits yang ingin dicari. At-Tirmidzi memakai 97 macam istilah ketika memberi komentar terhadap derajat hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Sunannya. Dalam contoh dipilih perkataan at-Tirmidzi ‟hadits la yashihu‟

(53)

 Klik gambar buku terbuka di kanan bawah akan segera muncul hadits yang dicari.

Gambar G.11: teks hadits lengkap yang diberi komentar at-Tirmidzi sebagai

‟hadits la yashihu‟ yang terdapat dalam dalam Sunan at-Tirmidzi hadits nomor

2035.

 Klik tanda arah di kiri bawah. Ke kiri untuk mendapatkan tampilan teks hadits yang ada di nomor urutan sesudahnya dari daftar, dan ke kanan untuk nomer urut sebelumnya.

4. Jenis-jenis hadits qudsi, mutawatir, marfu‟, mauquf, dan mauqthu‟.  Buka menu utama, klik ‟ardh, lalu klik faharis al-mashadir.  Klik athraf al-hadits

 Klik salah satu dari ahadis Qudsiyah, Ahadis Mutawatirah, Ahadis

Marfu‟ah, ahadits mauqufah, atau ahadis maqthu‟ah sesuai dengan yang

(54)

Gambar G.12: Akan mencari hadits-hadits qudsi

 Klik gambar buku terbuka di kanan bawah. Akan segera muncul daftar hadits yang dicari. Dalam contoh, muncul daftar hadits-hadits qudsi yang terdapat dalam kutub at-tis‟ah yang banyaknya 798 hadits.

(55)

 Klik hadits yang diinginkan berdasarkan informasi yang ada dilayar.

 Klik gambar buku terbuka yang ada di kanan bawah. Akan segera muncul teks hadits lengkap yang dicari.

Gambar G.14: Teks hadits qudsi yang terdapat dalam shahih al-Bukhari dalam kitab al-adzan hadits nomor 764.

5. Hadits yang sanadnya muttashil, ghair muttashil, mu‟allaq, mursal, munqathi.  Buka menu utama, klik ‟ardh, lalu klik faharis al-mashadir.

 Klik ruwwat.

 Klik salah satu asanid muttashilah, asanid ghairu muttashilah, mawadhi‟

ta‟liq, mawadhi‟ irsal, atau mawadhi‟ inqitha‟ sesuai dengan aspek yang

(56)

Gambar G.15: Akan mencari hadits munqathi‟

 Klik gambar buku terbuka di kanan bawah. Akan segera muncul daftar hadits munqathi‟ dan letak keterputusannya.

Gambar G.16: Daftar tempat yang menyebabkan keterputusan sanad hadits.

(57)

 Klik gambar buku terbuka di kanan bawah, akan segera muncul teks hadits lengkap beserta informasi tempat terputusnya sanad.

Gambar G.17: Letak keterputusannya pada lafal ‟an antara az-Zuhri dengan Jabir ibn ‟Abdullah, karena az-Zuhri adalah atba‟ at-tabi‟in sedangkan Jabir adalah sahabat.

6. Hadits yang memuat bait syair, perkataan penulis kitab, atau pernyataan penyalin kitab.

 Buka menu utama, klik ‟ardh, lalu klik faharis al-mashadir  Klik aqwal.

(58)

Gambar G.18: Akan mencari bait-bait sya‟ir yang terdapat dalam hadits.

 Klik gambar buku terbuka yang terdapat di kanan bawa. Akan segera muncul daftar hadits yang memuat bait-bait sya‟ir.

(59)

 Klik hadits yang akan dicari berdasar informasi yang ada dalam daftar. Dalam contoh yang diklik adalah hadits yang terdapat dalam shahih muslim kitab az-zakat.

 Klik gambar buku terbuka yang terdapat dikanan bawah. Akan segera muncul teks lengkap hadits yang di dalamnya terdapat syair.

Gambar G.20: Teks hadits dalam shahih Muslim kitab zakat yang di dalamnya terdapat bait-bait syair.

H. PENELUSURAN BERDASARKAN TAKHRIJ HADITS

Cara ini adalah untuk mencari hadits terntentu yang terdapat dalam suatu kitab tertentu yang juga terdapat dalam kitab lainnya, seperti hadits-hadits yang ada dalam shahih bukhari yang juga dirwayatkan dalam 8 kitab lainnya, atau 7,6,5,4.3.2. atau 1 kitab lainnya.

(60)

Gambar H.1: Mencari takhrij hadits

(61)

Gambar H.2: Mecari hadits-hadits bukhari yang juga diriwayatkan dalam 8 kitab lainnya.

3. Klik gambar kaca pembesar yang ada di bawah, maka akan muncul daftar hadits.

Gambar H.3: Daftar hadits Bukhari yang juga diriwayatkan dalam 8 kitab lainnya. Jumlahnya ada 499 hadits.

4. Klik hadis yang ada dalam daftar.

5. Klik gambar buku terbuka yang terdapat di bawah paling kanan. Akan segera muncul hadits yang dicari.

(62)

BAB KE EMPAT PENELITIAN SANAD HADITS

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penelitian sanad hadits. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah

1. Meneliti pribadi periwayat, meliputi biografi dan penilaian terhadapnya tentang al-jarh wa at-ta‟dil.

2. meneliti persambungan sanadnya, meliputi; mencari informasi nama-nama guru dan muridnya, serta metode periayatan.

3. melakukan i‟tibar, meliputi; mencari sanad lain dari kitab yang sama, mencari sanad lain dari kitab yang berbeda, serta membuat skema berbagai sanad.

Berikut ini akan diterangkan penerapan langkah-langkah penelitian hadits dengan komputer. Pada bab III telah dijelaskan delapan cara untuk dapat menemukan hadits. Setelah hadis yang diinginkan sudah kita peroleh (seperti gambar 4.A.1), maka tahapan langkah-langkah penelitian hadits akan dilakukan.

A. MENCARI BIOGRAFI

(63)

Gambar 4.A.1: naskah hadits yang akan diteliti

2. Klik tarjamah yang ada di bagian bawah layah, maka akan muncul informasi biografi rawi yang dimaksud.

(64)

B. MENCARI PENILAIAN TENTANG AL-JARH WA AT-TA‟DIL 1. Klik ar-ruwat sebagaimana langkah A.1.

2. Klik jarh ta‟dil pada kotak di sebelah bawah layar, maka akan mencul informasi lafal jarh ta‟dil beserna nama ulama yang memberikan penilaian.

Gambar 4.B.1: Informasi jarh ta‟dil beserta nama ulama yang menilai. C. MENCARI DAFTAR NAMA GURU RAWI

1. Klik ar-ruwat sebagaimana langkah A.1. diatas.

2. Klik syuyukh pada kotak di sebalah bawah layar, maka akan muncul informasi daftar guru rawi.

(65)

D. MENCARI DAFTAR NAMA MURID RAWI 1. Klik ar-ruwwat sebagaimana langkah A.1

2. Klik talamidz pada kotak disebelah bawah layar, maka akan muncul informasi daftar murid rawi

Gambar 4.D.1.: Informasi daftar murid rawi

E. MENCARI JALUR SANAD LAIN DALAM KITAB YANG SAMA

(66)

Gambar 4.E.1: mencari athraf hadits

2. Klik kotak dua lembar kertas yang terletak di layar bagian bawah, di sebelahh kiri dari daftar hadis semakna, untuk membandingkan teks matan hadits dengan athrafnya.

(67)

F. MENCARI JALUR SANAD LAIN DALAM KITAB YANG BERBEDA

1. Klik takhrij pada lafal yang terdapat di layar sebelah kanan (lihat gambar 4.F.1), maka di bagian bawah layar akan muncul daftar hadits semakna dengan letak dan sanad yang berbeda yang terdapat dalam kitab yang berbeda.

Gambar 4.F.1.: Mencari takhrij hadits.

(68)

Gambar 4.F.2: Membandingkan matan hadits dengan takhrijnya.

G. MENCARI SKEMA JALUR BERBAGAI SANAD

1. Klik ‟sanad‟ yang terletak di sebelah kanan layar, maka akan muncul kotak alternatif di bagian bawah layar, yaitu sanad al-hadits dan thuruq ar-riwayah.

(69)

2. Klik sanad al-hadits untuk mencari skema satu sanad hadits yang diteliti, atau klik thuruq ar-riwayat untuk mencari skema semua sanad.

Gambar 4.G.2.: Skema satu sanad beserta teks haditsnya.

(70)

Gambar 4.G.4.: Skema berbagai sanad yang diperkecil dengan mengklik gambar skema yang ada kaca pembesarnya.

H. MENCARI MAKNA LAFAL YANG GHARIB

1. Klik ‟ma‟ani‟ yang terletak di sebelah kanan layar, maka lafal gharib yang ada dalam teks naskah hadits akan berubah warna menjadi biru. Khusus untuk lafal yang muncul penjelasan lafalnya akan berubah menjadi merah. Lafal yang akan dicari maknanya bisa digeser dengan mouse ataupun masukan keyboard.

(71)

BAB V

MENYALIN DAN MENCETAK HADITS

A. MENYALIN HADITS

1. Klik ‟naql an-nas‟ yang terletak di bagian kanan layar.

2. Klik gambar ‟teks dan tustel‟ yang terdapat dibagian bawah sebelah kiri. 3. Buka microsoft word atau program lain tempat menyalin. Saling dengan

mengklik paste pada program microsoft word. Penyalinan ini bisa dilakukan bila MS word nya didukung oleh font Arabic, atau bahkan MS word Arabic.

Gambar 5.A.1.: Menyalin hadits

B. MENCETAK HADITS

1. Sambungkan komputer dengan printer, dan siapkan kertas.

(72)
(73)

BAB VI PENUTUP

Demikianlah telah disampaikan tentang takhrij al-hadits, mulai dari pengertian, manfaat, takhrij manual, takhrij dengan menggunakan program mausuah dalam pembahasan terdahulu. Aspek-aspek peting program untuk kebutuhan penulusuran dan penelitian hadits telah dipaparkan.

Memang masih ada beberapa fungsi dari program yang tidak dikemukakan dalam pembahasan ini. Hal ini disebabkan karena penekanan panduan ini adalah untuk kebutuhan praktis, yaitu penelusuran dan penelitian hadits. Dengan demikian, fasilitas dan fungsi yang tidak secara langsung berkaitan dengan penekanan dan tujuan penulisan panduan ini tidak dikemukakan pembahasannya. Dengan harapan, apabila fungsi-fungsi dan fasilitas yang telah dikemukakan dalam buku ini telah dikuasai maka fungsi dan fasilitas yang lain dengan sendirinya akan dapat dikuasai.

(74)

DAFTAR ISI Kata Pengantar

Halaman judul Daftar Isi

BAB SATU ____ 1- 16

Tentang Ilmu Takhrijul Hadits, meliputi: Pengertian, Manfaat, Kitab-kitab yang diperlukan, dan Cara Melaksanakan Takhrijul Hadits secara manual.

BAB DUA ____ 17 – 20

Tentang Program Mausu‟ah kutub at-tis‟ah, meliputi; Nama Program, Kandungan Program, Aplikasi Program, dan Spesifikasi Komputer .

BAB TIGA ____ 21 - 61

Tentang Penelusuran Hadits; Penelusuran dengan memilih lafal, Penelusuran hadits dengan mengetik lafal, Penelusuran hadits berdasarkan tema, Penelusuran berdasarkan nama kitab dan judul bab, Penelusuran berdasarkan nomor hadits, Penelusuran berdasarkan periwayat hadits, Penelusuran berdasarkan keadaan tertentu, dan Penelusuran berdasarkan takhrij.

BAB EMPAT ____62 - 70

(75)

(Praktek Takhrjul Hadits)

Dosen Pengampu: Nur Kholis, M.Ag.

PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS FAKULTAS AGAMA ISLAM

(76)

BIOGRAFI PENULIS

Nur Kholis, M.Ag., lahir di Jember, Jawa Timur pada 2 September 1975. Pendidikan formalnya dimulai dari MI Mamba‟ul Ulum Curah Putih Jember (1988), diteruskan di MTs Paleran Jember (1991), dan sekolah menengahnya diselesaikan pada tahun 1994 di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember. Pendidikan tinggi diselesaikan pada tahun 1998 pada Jurusan Tafsir-Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Program Pasca Sarjana (S2) diselesaikan pada tahun 2002 pada Program Studi Aqidah dan Filsafat di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang sedang menempuh program Doktor (S3) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia menjalani karir sebagai Dosen Tetap Yayasan di Program Studi Tafsir-Hadits Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2000 dengan mengampu matakuliah Tafsir dan Hadits. Karir Struktural sebagai Ketua Program Studi Tafsir-Hadits FAI UAD tahun 2001-2004 dan sebagai Pembantu Dekan I FAI UAD pada tahun 2004-2008.

Dia telah beberapa kali mendapatkan dana penelitian dari Dikti Diknas pada kajian wanita maupun penelitian dosen muda, di antaranya adalah OTONOMI ISTRI DALAM KELUARGA: Studi atas Hadits Nabi dalam Kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim.(Kajian Wanita Tahun Anggaran 2004/2005) (DIKTI/ Kajian Wanita). HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI DALAM RUMAH TANGGA PERSPEKTIF KESETARAAN GENDER: Studi atas UU Nomor 1 Tahun 1974(Kajian Wanita Tahun Anggaran 2005/2006) (DIKTI/Kajian Wanita). PARTISIPASI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BAGI KESEHATAN REPRODUKSI DALAM HADIS NABI S.A.W. (Studi Hadis Nabi dalam Kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim) (DIKTI/ Dosen Muda). Di samping itu beberapa karya yang dipublikasikan dalam jurnal adalah Sejarah, Teks dan Pembacaan Post kolonial (Jurnal Studi Islam “MUKADDIMAH” Kopertais Wil. III dan PTAIS DIY. Lafadz dan Makna dalam Epistemologi Bayani (Jurnal Ikatan Pengajar Bahasa Arab di Indonesia “AL -HADHARAH”:Bahasa, Sastra dan Budaya Arab). Hadits Nabi tentang Otonomi Istri dalam Keluarga (Jurnal Studi Islam “MUKADDIMAH” Kopertais Wil. III dan PTAIS DIY).TAFSIR BIL MA‟TSUR: Menelusuri Perkembangan, Keunggulan, dan Relevansinya di Era Kini (Jurnal Studi Islam “MUKADDIMAH” Kopertais Wil. III dan PTAIS DIY), Pendidikan Nonseksis : Telaah Konsep Kesetaraan dalam al-Qur‟an dan Hadits (Jural AL-BAYAN, FAI UAD)

(77)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Hamdan syukran laka yaa Allah. Shalatan wa

salaman „alaika yaa habiballah. Fa aqulu la haula wa quwwata illa billah. Amma

ba‟du.

Rasulullah SAW bersabda: “Telah aku tinggalkan untuk kalian dua hal. Barang siapa berpegang kepada keduanya niscaya tidak akan tersesat untuk selama-lamanya, dua hal tersebut adalah Kitab Allah dan Sunnahku.”

Melalui diktat ini penulis bermaksud memberikan bimbingan untuk melakukan takhrij hadits melalui media komputer (komputerisasi hadits). Ilmu Takhrijul hadits sering dianggap sulit mengingat langkah demi langkah teknis yang rigit, ditambah lagi dengan sumber-sumber rujukan yang begitu banyak dan berbahasa Arab.

Diktat ini akan mengantarkan mahasiswa mudah melakukan takhrij hadits, karena menggunakan media komputer dengan CD program Mausu‟ah Hadits as-Syarif al-Kutub at-Tis‟ah. Modul ini merupakan panduan yang berisi langkah-langkah dalam melakukan takhrij al-hadits.

Penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada Istri tercinta (Ratna Dwi Wulan Musiana Endriani) beserta kedua putri penulis (Balma Bahira Adzkia dan Ebqaria Nahwa „Aisya) yang telah memberikan keleluasaan belajar dan menulis.

Yogyakarta, 8 Agustus 2009 Penulis

Gambar

Gambar C.1: Menu pada bahs
Gambar C.2: Daftar tema hadits
Gambar C.3.: Gambar sub-sub-sub-subtema dari al-iman
Gambar G.8: Mencari kualitas hadits tertentu at-Tirmidzi.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan sudut reflektor juga dilakukan secara manual (tanpa menggunakan rumus) dengan cara menggantungkan lampu tabung dengan perlakuan berupa reflektor

kompleks pada sistem mekanika melalui proses penyelidikan, analisis, interpretasi data, dan informasi berdasarkan prinsip-prinsip rekayasa K4.Mampu merumuskan solusi

Berdasarkan total nilai Geological Strength Index yang diperoleh dari perhitungan berbagai parameter penting meliputi peringkat struktur (SR) dan peringkat kondisi

sampel digunakan teknik purposive sampling. Atribut jasa yang diteliti yaitu ticketing, pelayanan, ketepatan waktu, kondisi bus, keamanan, serta fasilitas. 2) Atribut yang

Gagal ginjal Kronik Merupakan Kerusakan Ginjal Progresif yang berakibat fatal dan di tandai dengan uremia (urea dan Limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta

Yang dapat mengikuti LPP III: telah mengirimkan laporan pekerjaan selama praktek sedikitnya 8 kali dan membawa rekomendasi dari pendeta pembimbing yang berisikan penilaiannya tentang

This research aimed to reveal tree diversity and to select tree species which have high capacity of carbon stock in three different locations of upland forest in Bedugul,

M.. Oleh karena itu guru harus bijak dalam pemilihan dan penggunaan metode untuk proses pembelajaran. Keaktifan siswa harus selalu diciptakan dan berjalan terus