• Tidak ada hasil yang ditemukan

Farmakologi Balik dan Jejaring untuk Pencarian Senyawa Aktif dari Jamu Antihiperkolesterolemia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Farmakologi Balik dan Jejaring untuk Pencarian Senyawa Aktif dari Jamu Antihiperkolesterolemia"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

FARMAKOLOGI BALIK DAN JEJARING UNTUK

PENCARIAN SENYAWA AKTIF DARI JAMU

ANTIHIPERKOLESTEROLEMIA

ADANI FAJRINA LUTHFI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Farmakologi Balik dan Jejaring untuk Pencarian Senyawa Aktif dari Jamu Antihiperkolesterolemia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

ADANI FAJRINA LUTHFI. Farmakologi Balik dan Jejaring untuk Pencarian Senyawa Aktif dari Jamu Antihiperkolesterolemia. Dibimbing oleh RUDI HERYANTO dan ARYO TEDJO.

Upaya pemanfaatan berbagai tanaman obat sebagai antihiperkolesterolemia telah banyak dilakukan. Namun, belum diketahui senyawa aktif yang berperan dalam mekanisme penghambatan secara molekular. Penelitian ini bertujuan menemukan senyawa aktif antihiperkolesterolemia yang berperan dalam penghambatan pembentukan kolesterol dari tanaman formula jamu bidara upas, kemuning, kumis kucing, dan jati belanda melalui kajian farmakologi balik dan jejaring. Senyawa aktif dicari berdasarkan analisis jejaring antara senyawa aktif pada tanaman formula jamu terhadap senyawa aktif pada tanaman penuntun, efek farmakologis, senyawa penuntun dan kemiripannya. Hasil evaluasi jejaring dan uji drug likeness menunjukkan senyawa yang memiliki potensi antihiperkolesterol ialah geraniol, asam kafeat, dan kaemferol. Aktivitas antihiperkolesterol dibuktikan dengan penambatan molekular pada ketiga senyawa tersebut dan dapat dibuktikan memiliki aktivitas antihiperkolesterol yang lebih baik dibandingkan inhibitor standar.

Kata kunci: antihiperkolesterolemia, drug likeness, penambatan molekular

ABSTRACT

ADANI FAJRINA LUTHFI. Reversed Pharmacology and Network Pharmachology for Screening Active Compounds of Antihypercholesterolemic Herbs.Supervised by RUDI HERYANTO and ARYO TEDJO.

Efforts using variety of medicinal plants as antihypercholesterolemic have been widely carried out. However, the active compounds are responsible in the inhibition mechanism is not known yet. The aim of this study is to find the antihypercholesterolemic active compounds that play a role in inhibiting cholesterol accumulation from herbs of bidara upas, kemuning, kumis kucing, and jati belanda through using reversed pharmacology and network pharmachology. The active compound was searched based on an analysis of network between the active compounds in herbs formula toward the active compounds in lead plants, pharmacological effects, lead compounds and its similarity. The results of network evaluation and drug likeness test showed that the compounds with antihypercholesterol potential were geraniol, caffeic acid, and kaempferol. The antihypercholesterol activities were verified by molecular docking of these three compounds and can be proved to have antihypercholesterol activities which are better than the standard inhibitor.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Kimia

FARMAKOLOGI BALIK DAN JEJARING UNTUK

PENCARIAN SENYAWA AKTIF DARI JAMU

ANTIHIPERKOLESTEROLEMIA

ADANI FAJRINA LUTHFI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Farmakologi Balik dan Jejaring untuk Pencarian Senyawa Aktif dari Jamu Antihiperkolesterolemia

Nama : Adani Fajrina Luthfi NIM : G44100078

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Rudi Heryanto, SSi, MSi Pembimbing I

(10)
(11)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Farmakologi Balik dan Jejaring untuk Pencarian Senyawa Aktif dari Jamu Antihiperkolesterolemia.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Rudi Heryanto, SSi, MSi dan Aryo Tedjo, SSi, MSi selaku pembimbing atas ilmu, arahan dan bimbingannya kepada penulis selama melaksanakan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayah, Ibu, dan seluruh keluarga atas dorongan semangat, doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Nurulita Sari, Mulyati, Wulan Suci Pamungkas, dan Raodatul Jannah yang turut membantu selama penelitian berlangsung. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, September 2014

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Alat dan Bahan 2

Metode Penelitian 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Pengumpulan Data (Data Mining) 5

Analisis Jaringan (Network) 6

Uji Drug Likeness 8

Penambatan Molekular 9

SIMPULAN DAN SARAN 14

Simpulan 14

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 17

(13)

DAFTAR TABEL

1 Hasil data mining 6

2 Hasil pembuatan jaringan 8

3 Hasil uji drug likeness 9

4 Hasil penambatan molekular 11

5 Interaksi ikatan hidrogen pada residu asam amino 12

DAFTAR GAMBAR

1 Jaringan tanaman-CID senyawa-efek-senyawa lead-senyawa

kemiripan lead 7

2 Interaksi karboksilesterase dengan geraniol (a), asam kafeat (b),

kaemferol (c), dan simvastatin (d) 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 17

2 Hasil data mining 17

3 Hasil pembuatan jaringan 19

(14)
(15)

25

PENDAHULUAN

Sistem kardiovaskular merupakan sistem utama pada organisme yang berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ penyusun sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Sistem kardiovaskular tersebut dapat mengalami gangguan yang menyebabkan penyakit. Salah satu penyakit kardiovaskular adalah hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan keadaan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Faktor yang dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol yaitu berkurangnya fungsi reseptor LDL (Low Density Lipoprtotein), berkurangnya metabolisme kolesterol, dan meningkatnya penyerapan kadar kolesterol (Wiryowidagdo dan Sitanggang 2008). Hiperkolesterolemia dapat diobati dengan tanaman obat yang berpotensi sebagai antihiperkolesterol. Contoh tanaman obat berpotensi antihiperkolesterolemia yaitu teh hitam dan lidah buaya.

Berdasarkan penelitian Widowati et al (2011), teh hitam (Camelia sinensis) berpotensi sebagai antihiperkolesterol karena mengandung katekin yang berfungsi sebagai inhibitor enzim dalam proses biosintesis kolesterol. Lidah buaya (aloe vera) juga berpotensi sebagai antihiperkolesterol karena mengandung senyawa glukomanan yang dapat menurunkan kadar LDL, niasin yang berfungsi menurunkan produksi VLDL (Very Low Density Lipoprtotein), vitamin A dan Vitamin E pencegah oksidasi LDL, dan magnesium yang dapat meningkatkan sekresi kolesterol (Sianipar dan Isnawati 2012). Namun beberapa penelitian mengenai tanaman obat antihiperkolesterolemia belum diketahui mekanisme dan senyawa aktif yang berperan penghambatan kolesterol secara molekular. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi mengenai mekanisme penghambatan senyawa aktif tanaman terhadap molekul target penyebab penyakit hiperkolesterolemia. Studi mekanisme penghambatan senyawa aktif tersebut dilakukan pada tanaman hasil formulasi jamu Andriana (2013) yaitu bidara upas, jati belanda, kumis kucing, dan kemuning yang telah diuji efektivitasnya sebagai antihiperkolesterolemia terhadap zebrafish.

Pencarian senyawa aktif dan studi mekanisme penghambatan tersebut dilakukan dengan menganalisis kemiripan senyawa pada tanaman formula jamu terhadap senyawa antihiperkolesterolemia yang telah di uji secara klinik. Analisis kemiripan senyawa dan mekanisme dilakukan dengan menggambarkan model hubungan antara penyakit, tanaman, senyawa kimia pada tanaman, dan protein penyebab penyakit. Ketika senyawa pada tanaman bidara upas, jati belanda, kumis kucing, dan kemuning mempunyai senyawa yang mirip dengan senyawa penuntun atau senyawa aktif pada tanaman antihiperkolesterol, maka senyawa yang terdapat pada keempat tanaman tersebut memiliki potensi antihiperkolesterolemia. Penentuan tanaman atau senyawa antihiperkolesterolemia hasil uji klinik yang dijadikan acuan mekanisme dilakukan melalui pendekatan reversed pharmacology dan networking pharmacology.

(16)

2

melalui pencarian data uji klinik tanaman dengan proses data mining. Data mining merupakan proses pencarian pola atau informasi yang bermanfaat yang dapat melibatkan ilmu statistik dan sistem database yang besar (Gunadi dan Sensuse 2012). Melalui data mining tersebut dapat diperoleh kumpulan senyawa kimia yang berpotensi sebagai antihiperkolesterolemia. Kumpulan senyawa kimia tersebut dapat memberikan efek sinergis (aktivitas farmakologis) dan efek antagonis (toksisitas) jika dikombinasikan. Efek sinergis suatu senyawa dapat diketahui salah satunya dengan pengujian setiap senyawa. Namun pengujian tersebut membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama sehingga tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu digunakan networking pharmachology untuk menentukan senyawa yang memberikan efek sinergis.

Networking pharmacology bermanfaat untuk mengetahui interaksi antar senyawa pada tanaman obat. Berdasarkan interaksi tersebut dapat diketahui mekanisme hubungan penyakit, tanaman, senyawa kimia, dan protein target. Networking pharmacology dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Cytoscape. Selanjutnya dilakukan pengecekan kemiripan senyawa hasil networking dengan tanaman indigenous hasil formulasi jamu Andriana (2013). Pembuktian senyawa yang berpotensi sebagai antihiperkolesterolemia dari tanaman indigenous tersebut dapat dilakukan dengan pengujian drug likeness dan penambatan molekular menggunakan perangkat lunak MOE.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menguji potensi aktivitas beberapa senyawa sebagai antihiperkolesterolemia dan mencari senyawa aktif pada bidara upas, jati belanda, kemuning dan kumis kucing yang mempunyai efek antihiperkolesterolemia melalui kajian farmakologi balik dan jejaring.

METODE

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan yaitu perangkat lunak Cytoscape 32 bit, MOE 2008.10, seperangkat notebook Asus dengan spesifikasi random access memory (RAM) 2 gigabyte dan Intel ULV Celeron 1007U Processor, modem Smartfren, sistem operasi Microsoft Windows 8, situs National Center for Biotechnology Information (NCBI), Kanaya Jamu IPB, Dictionary of Natural Products CHEMnetBASE, ChemMine Tools, ClustalW2 (EBI), Swiss-Model Workspace, Chemspider, Potential Drug Target Database (PDTD), RCSB Protein Data Bank dan peramban Google Chrome.

Metode Penelitian

(17)

3 mencari tanaman penuntun (lead) yang berpotensi dalam pengobatan penyakit hiperkolesterolemia. Tanaman lead tersebut telah di uji secara klinik sehingga dapat dicari senyawa aktifnya dan diperoleh senyawa dugaan. Pembuatan jaringan dilakukan dari database hasil data mining. Selanjutnya dilakukan pengecekan kesamaan atau kemiripan senyawa hasil networking dengan senyawa pada tanaman asli (indigenous) hasil formulasi jamu Andriana (2013). Senyawa pada tanaman indigenous tersebut kemudian diuji dengan drug likeness dan penambatan molekular sehingga diperoleh tanaman indigenous potensial.

Data Mining

Proses data mining dilakukan dengan mencari tanaman berpotensi antihiperkolesterolemia yang telah di uji klinik melalui pangkalan data www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed. Berdasarkan literatur yang tersedia, setiap tanaman dicari informasinya mengenai pubmed id (PMID) dan efek. Selanjutnya dicari senyawa aktif yang terdapat pada tanaman tersebut melalui pangkalan data Kanaya Jamu IPB (http://kanaya.naist.jp/jamu/sdatalist_gk.jsp) dan http://dnp.chemnetbase.com/. Setiap senyawa dicari nomor compound ID (CID) melalui https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Dilakukan pula pencarian senyawa lead yang memiliki aktivitas antihiperkolesterol melalui situs https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ dengan kata kunci hiperkolesterol dan penanda hiperkolesterol seperti LDL dan HDL. Setelah itu pencarian kemiripan (similarity) senyawa lead dilakukan melalui situs ChemMine Tools yang dikumpulkan dalam bentuk CID. Pencarian CID dilakukan pula untuk senyawa aktif dari tanaman formula jamu Andriana (2013) yaitu bidara upas, kemuning, kumis kucing, dan jati belanda. Semua informasi tersebut dibuat database menggunakan Microsoft Excel (Lampiran 2).

Pembuatan Jaringan (Networking)

(18)

4

Pengujian DrugLikeness

Drug likeness diuji berdasarkan ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eliminasi) yang dilakukan dengan menggunakan parameter “Rule of Five” (Lipinski et al 2001). Rule of Five tersebut yaitu hidrogen donor ≤ 5, hidrogen akseptor ≤ 10, bobot molekul < 500 g/mol, dan koefisien partisi oktanol-air (log P) < 5. Setiap senyawa aktif harus memenuhi paramater tersebut agar memberikan efek yang baik bagi tubuh. Pengujian tersebut dilakukan dengan cara melihat Chemical and Physical Properties senyawa aktif pada situs www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed.

Penambatan Molekular Menggunakan MOE 2008.10

Penambatan molekular dilakukan dengan menentukan protein penyebab penyakit. Pencarian protein dilakukan melalui situs Potential Drug Target Database (PDTD) yaitu http://www.dddc.ac.cn/pdtd/search.phpp. Sekuens protein tersebut kemudian dicari melalui situs www.ncbi.nlm.nih.gov dan disejajarkan dengan menggunakan program Clustal W2 yang diakses melalui situs http://www.ebi.ac.uk/inc/head.html. Hasil penyejajaran digunakan sebagai protein target yang akan ditentukan struktur 3 dimensinya. Struktur 3 dimensi dicari dengan menggunakan Swiss model yang diakses melalui situs http://swissmodel.expasy.org. Struktur 3 dimensi protein diunduh dari hasil permodelan homologi dalam format .pdb. Selanjutnya dilakukan optimisasi geometri dan minimisasi energi struktur 3 dimensi protein menggunakan perangkat lunak MOE dengan format pdb. Atom hidrogen pada struktur protein dimunculkan dan dilakukan protonasi dengan program protonate 3D. Muatan parsial diatur dengan menggunakan partial charge dan energi diminimumkan dengan medan gaya Merck Molecular Forcefield 94x (MMFF94x). Protein disolvasi dalam fase gas dan dengan muatan tetap kemudian dioptimisasi dengan gradien akar rerata kuadrat (RMS) 0.05 kkal/Åmol. File hasil disimpan dalam format .moe.

Ligan yang digunakan untuk penambatan diperoleh dari Chemspider yang dapat diakses melalui www.chemspider.com. Ligan yang digunakan merupakan komponen bioaktif dalam tanaman formula jamu. Selanjutnya dilakukan optimisasi geometri dan minimisasi energi struktur 3 dimensi ligan menggunakan perangkat lunak MOE dengan format .mdb. Kandidat ligan disimpan dalam format .mol dan dibuka dalam bentuk database viewer. Ligan di-wash dengan program compute, muatan parsialnya disesuaikan, dan dioptimisasi menggunakan medan gaya MMFF94x. Energi ligan diminimisasi menggunakan energy minimize dengan gradien RMS 0.001 kkal/Åmol. File hasil disimpan dalam format .mdb.

(19)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencarian bahan aktif dari jamu antihiperkolesterolemia dilakukan berdasarkan prinsip farmakologi balik (reversed pharmachology) dan jejaring (network pharmachology). Farmakologi balik digunakan untuk penemuan obat dengan cara studi eksplorasi senyawa aktif yang telah diuji secara klinik. Farmakologi balik memiliki tahapan yang berlawanan dengan pengembangan obat secara umum sehingga dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan efikasi, hemat waktu, dan ekonomis. Tahapan farmakologi balik yaitu uji skala besar, sains terkait, uji keamanan, uji preklinik, dan uji klinik (Khrisna et al 2013). Uji skala besar dilakukan dengan mengumpulkan data (data mining) mengenai tanaman penuntun (tanaman lead) yang mempunyai aktivitas antihiperkolesterolemia yang telah di uji secara klinik. Tanaman tersebut kemudian dicari senyawa aktifnya dan dihubungkan dengan sains terkait, seperti efek, interaksi dengan obat, dan kisaran dosis. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas senyawa yang dalam penelitian ini menggunakan uji drug likeness dengan melihat ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eliminasi). Potensi senyawa aktif dalam menghambat protein penyebab penyakit tersebut dapat diketahui melalui penambatan molekular. Pencarian bahan aktif dilakukan pula dengan farmakologi jejaring (network pharmacology). Menurut Hert et al (2008) farmakologi jejaring dapat membentuk hubungan jaringan antara senyawa obat dan target. Farmakologi jejaring digunakan untuk menemukan senyawa aktif pada tanaman penuntun (tanaman lead) atau senyawa penuntun (senyawa lead) yang memiliki kandungan senyawa yang sama dengan tanaman formula jamu sehingga dapat diketahui efek farmakologisnya. Farmakologi jejaring dilakukan dengan membuat jaringan keterhubungan antarsenyawa menggunakan Cytoscape.

Pengumpulan Data (Data Mining)

(20)

6

Tabel 1 Hasil data mining

No Tanaman Senyawa CID Efek

1 Aronia melanocarpa

antosianin 145858 Menurunkan kadar kolesterol

2 Cynara scolymus

cynarin 5281769 Menurunkan kadar kolesterol total Menurunkan LDL Meningkatkan HDL seskuiterpen

lakton 338659 Menurunkan kadar kolesterol total Menurunkan LDL

4 Aloe vera L krisofanol 10208 Menurunkan kolesterol total

Menurunkan LDL

Meningkatkan HDL

... dan seterusnya

Sumber: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

Dilakukan pula pencarian senyawa lead yang telah diketahui aktivitas antihiperkolesterolnya melalui situs Pubchem. Tujuan dilakukan pencarian senyawa lead yaitu untuk memperbesar peluang keterhubungannya dengan senyawa formula jamu pada saat pembuatan jaringan dan mencari keterkaitannya dengan senyawa aktif yang terkandung pada tanaman lead. Senyawa lead yang diperoleh berjumlah 70. Senyawa lead tersebut kemudian dicari kemiripannya (similarity) melalui situs Chemmine. Senyawa yang mempunyai kemiripan tersebut diharapkan mempunyai aktivitas yang sama dengan senyawa lead sehingga dapat memperbesar peluang keterhubungannya dengan senyawa formula jamu pada saat pembuatan jaringan. Senyawa kemiripan lead yang diperoleh berjumlah 1983 senyawa. Selain itu dicari pula senyawa aktif yang terdapat pada tanaman formula jamu, yaitu bidara upas, jati belanda, kemuning dan kumis kucing. Senyawa aktif yang diperoleh berjumlah 72.

Analisis Jaringan

(21)

7 tanaman-CID senyawa-efek-senyawa lead-kemiripan senyawa lead. Jaringan tanaman-CID senyawa dibuat dengan menggunakan 43 tanaman sebagai sumber dan 385 CID senyawa aktif tanaman sebagai target. Sebanyak 385 CID senyawa aktif dibuat jaringan kembali dengan masing-masing efek farmakologis senyawa tersebut sebagai jaringan CID senyawa-efek. Kedua jaringan tersebut kemudian digabung menghasilkan jaringan tanaman-CID senyawa-efek. Jaringan lead -kemiripan lead dibuat dengan menggunakan 70 senyawa lead sebagai sumber dan 1983 senyawa kemiripan lead sebagai target. Jaringan tesebut kemudian digabung dengan jaringan tanaman-CID senyawa-efek sehingga menghasilkan jaringan tanaman-CID senyawa-efek-senyawa lead-senyawa kemiripan lead (Gambar 1).

Keterangan:

Gambar 1 Jaringan tanaman-CID senyawa-efek-senyawa lead-senyawa kemiripan lead

Jaringan yang dihasilkan tersebut digunakan untuk melihat keberadaan dan keterhubungan senyawa aktif pada formula jamu dengan senyawa pada tanaman lead dan senyawa lead. Berdasarkan jaringan tersebut tanaman formula jamu yang memiliki keterhubungan dengan tanaman lead dan senyawa lead yaitu kemuning, kumis kucing, dan jati belanda. Senyawa aktif pada tanaman tersebut yang memiliki keterhubungan dengan jaringan, yaitu geraniol, asam kafeat, beta sitosterol, dan kaemferol. Tabel 2 menunjukkan senyawa geraniol yang terkandung pada tanaman

= CID senyawa aktif = Tanaman lead

= Efek

(22)

8

formula jamu Kemuning (Murraya paniculata) terkandung pula pada Allium sativum yang merupakan tanaman lead dengan efek menurunkan kolesterol, menurunkan LDL, dan meningkatkan HDL (Sobenin et al. 2008). Oleh karena itu, kemuning diduga berpotensi antihiperkolesterol melalui efek yang sama dengan Allium sativum. Begitu pula dengan kumis kucing yang mempunyai kandungan senyawa yang sama dengan Ginkgo Biloba. Berdasarkan hasil jaringan tersebut geraniol, asam kafeat, beta sitosterol, dan kaemferol memiliki potensi antihiperkolesterol. Namun, potensi setiap senyawa tersebut harus di uji melalui pengujian drug likeness dan penambatan molekular.

Tabel 2 Hasil pembuatan jaringan

No Tanaman

kafeat Cynara scolymus

Menurunkan

(23)

9 Tabel 3 Hasil uji drug likeness

No Senyawa BM (g/mol) H donor H akseptor Log P

1 Beta sitosterol 414,7067 1 1 9,30

2 Geraniol 154,2493 1 1 2,90

3 Asam kafeat 180.157,0000 3 4 1,20

4 Kaemferol 286,2363 4 6 1,90

Senyawa geraniol, asam kafeat, dan kaemferol kemudian di uji dengan penambatan molekular untuk mengetahui ikatan yang terbentuk dengan protein target penyebab penyakit hiperkolesterolemia.

Penambatan Molekular

Penambatan molekular dilakukan untuk memprediksi orientasi ikatan antara senyawa aktif dengan protein target sehingga membentuk kompleks yang stabil dan memiliki potensi sebagai obat. Protein target yang akan digunakan dicari melalui situs Potential Drug Target Database (PDTD). Penambatan dilakukan berdasarkan pencarian sisi aktif protein yang dapat berikatan dengan senyawa aktif (ligan). Orientasi ikatan diprediksi bedasarkan hasil evaluasi nilai energi dari konformasi ikatan yang berbeda-beda dengan menggunakan fungsi penilaian tertentu (Huang dan Zou 2007). Ligan yang digunakan dalam penambatan molekular ini yaitu geraniol, asam kafeat, dan kaemferol. Pensejajaran sekuens protein dilakukan sebelum penambatan menggunakan Clustal W2 dengan tujuan melihat perbedaan antar sekuens dan menentukan protein yang akan digunakan untuk penambatan (Zusapa 2013). Protein dan ligan yang digunakan untuk penambatan dioptimisasi dan di minimisasi energinya dengan tujuan menghilangkan interaksi yang tidak disukai dari struktur sehingga dihasilkan struktur yang stabil. Struktur yang stabil ditandai dengan nilai kalor pembentukan (ΔHf) yang kecil (Fitriasari et al. 2008).

(24)

10

Optimisasi ligan dilakukan dengan wash untuk memperbaiki struktur ligan dan posisi atom hidrogen. Optimisasi dan minimisasi energi dilakukan dengan medan gaya Merck Molecular Forcefield 94x (MMFF94x) dan RMS gradien 0.001 kkal/Åmol. Ligan yang telah di optimisasi memiliki nilai ΔHf yang lebih rendah dibandingkan sebelum di optimisasi (Lampiran 6) Oleh karena itu ligan dapat ditambatkan dengan protein karena telah berada dalam keadaan yang stabil.

Proses penambatan ligan dengan protein menggunakan metode triangle matcher untuk menghasilkan orientasi ikatan yang maksimal berdasarkan gerak acak ligan pada sisi aktif protein. London dG dipilih dalam fungsi penilaian untuk mengestimasi nilai energi bebas gibs (ΔG) dari proses penambatan. Refinement dilakukan dengan menggunakan forcefield agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Nilai tersebut dibandingkan dengan standar inhibitor hiperkolesterolemia untuk mengetahui aktivitas penghambatannya. Proses penambatan dilakukan menggunakan 8 protein, 3 ligan, dan 6 standar inhibitor hiperkolesterolemia (Lampiran 7). Standar inhibitor yang digunakan yaitu simvastatin (Isaacsohn et al. 2003), orlistat (Adisakwattana et al. 2012), cyclooctatin (Aoyagi et al. 1992), guggulsterone (Cui et al. 2003), 5-benzylidenerhodanine (Heng et al. 2011), dan avasimibe (Llaverias et al. 2003). Penambatan molekular akan menghasilkan nilai energi bebas gibs (ΔG), konstanta inhibisi, afinitas, dan ikatan yang terbentuk secara simulasi (Gohlke et al. 2000).

Indikator proses penambatan yang baik dapat dilihat dengan membandingkan nilai energi bebas gibs (ΔG), konstanta inhibisi, afinitas, dan jumlah ikatan hidrogen terhadap standar inhibitor. Ikatan pembentukan kompleks yang kuat ditandai dengan nilai ΔG yang rendah, konstanta inhibisi rendah, afinitas yang tinggi, dan banyaknya jumlah ikatan hidrogen. Hasil penambatan menunjukkan ligan geraniol memiliki aktivitas penghambatan kolesterol yang lebih baik dibandingkan standar inhibitor pada protein karboksilesterase, bile salt activated lipase, dan oksidoskualen siklase. Penghambatan kolesterol pada ligan kaemferol dapat dilakukan pada semua protein, tetapi aktivitas penghambatan yang lebih baik dibandingkan standar inhibitor terdapat pada protein karboksilesterase, bile salt activated lipase, oksidoskualen siklase, HMG KoA reduktase, dan ACAT. Selain itu, ligan asam kafeat memiliki aktivitas penghambatan yang lebih baik dari standar pada protein karboksil esterase, bile salt activated lipase, dan oksidoskualen siklase. Aktivitas penambatan ketiga ligan tersebut lebih baik dibandingkan standar inhibitor karena memiliki nilai ΔG yang rendah, afinitas yang kuat, dan tetapan inhibisi yang rendah. Energi bebas gibs (ΔG) menunjukkan kekuatan dan kestabilan pembentukan kompleks antara ligan dengan protein. Semakin kecil nilai energi bebas gibs, kompleks yang terbentuk akan semakin stabil. Kompleks ikatan terstabil pada ligan geraniol dengan ΔG terkecil diperoleh pada penambatan dengan protein bile salt activated lipase yaitu -8,9672 kJ/mol, sedangkan pada ligan kaemferol diperoleh pada penambatan dengan HMG KoA reduktase yaitu -13,6758 kJ/mol. Ligan asam kafeat memiliki nilai ΔG terendah -10,0000 kJ/mol yang diperoleh dari penambatan dengan protein oksidoskualen siklase (Tabel 4).

(25)

11 tetapan inhibisi semakin kecil. Selain itu, tetapan inhibisi juga menunjukkan konsentrasi ligan yang dibutuhkan untuk menghambat protein (Kurnia 2013).

Tabel 4 Hasil penambatan molekular

No Protein Ligan ΔG (kj/mol) Afinitas (pKi) Ki (μM)

2 Bile-salt-activated Lipase

Geraniol -8,9672 5,7950 1,60 × 10-6

5 Kolesterol esterase

(26)

12

dibandingkan dengan standar inhibitor. Hal tersebut menunjukkan ketiga ligan memiliki kekuatan interaksi yang sama dengan standar inhibitor.

Tabel 5 Interaksi ikatan hidrogen pada residu asam amino

Protein Ligan Residu Asam Amino Σ Ikatan H

benzylidenerhodanine Lys 405 1

Oksidoskualen

(27)

13 O, Lys 530 dengan atom OH, dan Ser 405 dengan atom H. Standar inhibitor simvastatin menunjukkan ikatan dengan residu Gly 489 dengan atom H dari gugus –OH (Gambar 3d).

(a) (b)

(c) (d)

(28)

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Metode farmakologi balik dan jejaring dapat digunakan untuk menguji potensi aktivitas suatu senyawa. Hasil penambatan molekular pada 8 protein target menunjukkan senyawa aktif formula jamu, yaitu geraniol, asam kafeat, dan kaemferol memiliki energi bebas gibbs (ΔG), afinitas (pKi), dan tetapan inhibisi (Ki) yang lebih baik dibandingkan standar inhibitor hiperkolesterolemia. Oleh karena itu geraniol, asam kafeat, dan kaemferol memiliki potensi sebagai antihiperkolesterolemia. Proses penghambatan kolesterol senyawa tersebut diduga dilakukan dengan menurunkan kadar kolesterol, menurunkan LDL, dan meningkatkan HDL. Selain itu dapat diketahui pula bahwa tanaman Allium sativum, Cynara scolymus, Actinidia chinensis, dan Ginkgo biloba memiliki potensi antihiperkolesterolemia melalui mekanisme penghambatan yang sama dengan tanaman formula jamu, yaitu Kemuning (Murraya paniculata), Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), dan Jati belanda (Guazuma ulmifolia).

Saran

Hasil yang diperoleh merupakan prediksi dengan metode komputasi. Oleh karena itu, senyawa geraniol, asam kafeat, dan kaemferol perlu di uji lebih lanjut baik secara in vitro maupun in vivo untuk membuktikan aktivitasnya dalam menghambat kolesterol.

DAFTAR PUSTAKA

Adisakwattana S, Intrawangso J, Hemrid A, Chanathong B, Mäkynen K. 2012. Extracts of edible plants inhibit pancreatic lipase, cholesterol esterase and cholesterol micellization, and bind bile acids.Food Technol. Biotechnol. 50 (1): 11–16.

Andriana IP. 2013. Formulasi jamu baru antikolesterol melalui studi bioinformatika pangkalan data jamu dengan zebrafish sebagai hewan model [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Aoyagi T, Aoyama T, Kojima F, Hattori S, Honma Y, Hamada M, Takeuchi T. 1992. Cyclooctatin, a new inhibitor of lisofosfolipase, produced by

Streptomyces melanosporofaciens MI6 14-43F2. J. Antibiot. 45 (10): 1587-1591.

Bruice P. 2003. Organic Chemistry. Ed ke-4. New Jersey (US): Prentice Hall. Cui J, Li H, Zhao A, Lew J, Yu J, Sahoo S, Meinke P, Royo I, Fernando P, Wright

(29)

15 Fitriasari A, Wijayanti NK, Ismiya N, Dewi D, Kundarto W, Sudarmanto BSA, Meiyanto E. 2008. Studi potensi kurkumin dan analognya sebagai selective estrogen receptor modulators (SERMs): docking pada reseptor estrogen β. Pharmacon. 9:27-32.

Gunadi G, Sensuse DI. 2012. Penerapan metode data mining market basket analysis terhadap data penjualan produk bukudengan menggunakan algoritma apriori dan frequent pattern growth (fp-growth): studi kasus percetakan PT. Gramedia. J Telematika MKOM. 4 (1): 118-132.

Gohlke, H., Hendlich, M. and Klebe, G. (2000) Knowledge-based Scoring Function to Predict Protein-Ligand Interactions. J Mol Biol. 295: 337-356.

Heng S, Tieu W, Hautmann S, Kuan K, Pedersen DS, Pietsch M, Gutschow M, Abell AD. 2011. Bioorg Med Chem. 19 (24):7453-63.doi: 10.1016/j.bmc. Hert J, Keiser MJ, Irwin JJ, Oprea TI, Shoichet BK. 2008. Quantifying the

relationships among drug classes. J Chem Inf Model. 48(4): 755–765. doi: 10.1021/ci8000259

Huang S, Zou X. 2007. Efficient molecular docking of NMR structures: application to HIV-1 protease. J Prot Sci. 16:43-51. doi:10.1110/ps.062501507

Isaacsohn J, Hunninghake D, Schrott H, Dujovne CA, Knopp R, Weiss SR, Bays H, Crouse JR, Davidson MH, Keilson LM et al. 2003. Effects of simvastatin, an HMG-CoA reductase inhibitor, in patients with hypertriglyceridemia. Clin Cardiol. 26 (1):18-24.

Krishna P, Margaret TM, Revathi B, Brahmaiah B, Nama S, Desu PK. Reverse pharmacology and systems approaches for drug discovery and development. Int J Pharm Res Bio-Sci. 2 (3): 173-184.

Kurnia H. 2013. Studi komponen aktif temu lawak terhadap patogenesis kanker kolorektum jalur protein induser dengan penambatan molekular [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kusrini, Luthfi ET. 2009. Algoritma Data Mining. Yogyakarta: Andi Offse. Llaverias G, Laguna JC, Alegret M. 2003. Pharmacology of the ACAT inhibitor

avasimibe (CI-1011). Cardiovasc Drug Rev. 21 (1):33-50.

Lipinski CA. 2000. Drug-like properties and the causes of poor solubility and poor permeability.J Pharmacol Toxicol Methods. 44 (1): 235-249. doi:10.1016/S1056

Lipinski CA, Lombardo F, Dominy BW, Feeney PJ. 2001. Experimental and computational approaches to estimate solubility and permeability in drug discovery and development settings. Adv. Drug Del. Rev. 46 (1): 3–26. doi: 10.1016/S0169-409X(00)00129-0

Paningrahi SK, Desiraju GR. 2007. Strong and weak hydrogen bonds in the protein-ligand interface. Proteins Struct Funct Bioinf. 67:128-141. doi: 10.1002/prot.21253

Pathwardan B, Vaidya ADB. 2010. Natural products drug discovery: accelerating the clinical candidate development using reverse pharmachology approach. Indian J Exp Biol. 4 : 220-227

Sianipar Y, Isnawati M. 2012. Pengaruh pemberian jus lidah buaya (aloe vera) terhadap kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL). J Nutr Coll. 1 (1): 747-761.

(30)

16

blinded placebo controlled randomized study. J Atheroscler Thromb. 15(6): 334-338.

Widowati W, Herlina T, Ratnawati H, Mozef T, Immanuel V. 2011. Potency of antioxidant, anticholesterol and platelet antiaggregation of black tea (Camelia sinensis). Bul. Littro. 22 (1):74-83.

Wiryowidagdo S, Sitanggang M. 2008. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi, & Kolesterol. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka.

(31)

17 Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Lampiran 2 Hasil data mining Senyawa aktif dan CID

No Tanaman lead Senyawa CID

1 Aronia melanocarpa antosianin 145858

2 Cynara scolymus cynarin 5281769

Cynara scolymus seskuiterpen lakton 338659

Cynara scolymus beta karoten 5280489

Cynara scolymus lutein 5281243

...

Penambatan molekular Uji drug likeness

Pembuatan jaringan (networking) Data mining

Senyawa aktif berpotensi antihiperkolesterolemia

Senyawa aktif berpotensi antihiperkolesterolemia dengan

sifat farmakokinetk

Senyawa aktif formula jamu dengan aktivitas antihiperkolesterol

Mekanisme penghambatan kolesterol

Pencarian data uji klinik tanaman, senyawa aktif, CID, dan efek

(32)

18

CID senyawa dan efek

NO Senyawa CID Efek

1

Antosianin 145858 Menurunkan kadar kolesterol Antosianin 145858 Menurunkan peroksidasi lipid Antosianin 145858 Meningkatkan fluiditas membran

2

Cynarin 5281769 Menurunkan kadar kolesterol total

Cynarin 5281769 Menurunkan LDL

Cynarin 5281769 Meningkatkan HDL

Seskuiterpen lakton 338659 Menurunkan kadar kolesterol total Seskuiterpen lakton 338659 Menurunkan LDL

Seskuiterpen lakton 338659 Meningkatkan HDL

...

Senyawa lead

No Senyawa lead CID

1 ciprofibrate 73417183 2 gamma-oryzanol 51346127

3 laminaran 46173707

4 ginsenoside Rb2 44575879 5 gamma-oryzanol 24871484

6 niasin 23686395

...

CID senyawa lead dan kemiripannya

No CID senyawa lead CID senyawa kemiripannya

(33)

19 Lampiran 3 Hasil pembuatan jaringan

Jaringan tanaman-CID

Keterangan:

(34)

20

Jaringan CID senyawa-efek

Keterangan:

(35)

21 Jaringan gabungan tanaman, CID, dan efek

Keterangan:

= CID senyawa aktif = Tanaman lead

(36)

22

Jaringan senyawa lead dan kemiripannya

Keterangan:

(37)
(38)

24

Lampiran 4 Protein dan ligan yang digunakan dalam penambatan molekular

No Protein Ligan 2 Bile-salt-activated Lipase

Geraniol

4 Farnesoid X reseptor

(39)

25 Lampiran 5 Hasil optimisasi dan minimisasi energi protein

No Protein

ΔHf (kkal/mol)

sebelum optimasi setelah optimasi 1 Karboksilesterase 12.388,2050 -32.780,1539 2 Bile-salt-activated Lipase 12.208,5615 -33.975,6878 3 Lisofosfolipase 4.837,0811 -13.505,4206 4 Farnesoid X reseptor 8.510,8000 -23.161,6083 5 Kolesterol esterase 12.208,5615 -34.176,9830 6 Oksidoskualen siklase 16.151,2767 -59.095,4440 7 HMG KoA reduktase 13.958,0392 -53.906,9354

8 ACAT 18.255,6910 -78.080,4491

Lampiran 6 Hasil optimisasi dan minimisasi energi ligan

No Ligan

ΔHf (kkal/mol)

sebelum optimasi setelah optimasi

1 Geraniol 76,1539 9,9389

2 Asam kafeat 34,4347 17,5507

3 Kaemferol 1.313.608,0000 48,6364

4 Simvastatin 175,9604 60,7928

5 Orlistat 2.138,1026 15,1591

6 Cyclooctatin 6.648,5989 113,5921

7 Guggulsterone 96.534,4233 76,8207 8 5-benzylidenerhodanine 385,1454 25,1145

(40)

Lampiran 7 Hasil penambatan senyawa aktif yang berpotensi antihiperkolesterolemia

No Protein Ligan ΔG (kj/mol) Afinitas (pKi) Ki (μM) Efisiensi Residu Asam Amino Σ Ikatan H

1 Karboksilesterase

Geraniol -7,7355 5,2990 5,02 × 10-6 0,4820 Arg 346 1

Asam kafeat -9,0188 7,2730 5,33 × 10-8 0,5590 Arg 356, Arg 381, Glu 357, Glu 357 4

Kaempferol -9,1973 8,1800 6,61 × 10-9 0,3900 Lys 530, Lys 530, Ser 405 3

Simvastatin -7,2506 5,2100 6,17 × 10-6 0,1740 Gly 489 1

2 Bile-salt-activated Lipase

Geraniol -8,9672 5,7950 1,60 × 10-6 0,5270 Asn 341, Lys 405 2

Asam kafeat -9,7606 8,3690 4,28 × 10-9 0,6440 Lys 198, Lys 198 2

Kaempferol -12,8757 9,2490 5,64 × 10

-10 0,4400 Lys 468, Thr 472, Tyr 476 3

Orlistat -7,6222 4,5910 2,56 × 10-5 0,1310 Arg 237, Asp 207 2

3 Lisofosfolipase

Geraniol -8,2195 5,7390 1,82 × 10-6 0,5220 Ser 7, Thr 8 2

Asam kafeat -9,7704 9,1450 7,16 × 10-10 0,7030 Thr 8 1

Kaempferol -12,1363 6,2040 6,25 × 10-7 0,2950 Met 6, His 55, Thr 8 3

Cyclooctatin -10,3632 6,7850 1,64 × 10-7 0,2950 Gln 102, Thr 8 2

4 Farnesoid X reseptor

Geraniol -7,1686 4,0770 8,38 × 10-5 0,3710 His 294, Met 290 2

Asam kafeat -8,2763 5,9000 1,26× 10-6 0,4540 Arg 331, Met 265 2

Kaempferol -9,0197 5,4130 3,86 × 10-6 0,2480 Arg 227, Asp 228, Glu 225 3

Guggulsterone -6,1796 6,8580 1,39 × 10-7 0,2980 His 294 1

(41)

5 Cholesterol esterase

Geraniol -6,5786 4,4170 3,82 × 10-5 0,4020 Asp 149 1

Asam kafeat -12,4671 7,7440 1,88 × 10-8 0,5960 Arg 446, His 345, Val 449 3

Kaempferol -9,2008 5,7360 1,84 × 10-6 0,2730 Asn 40, Glu 37, Lys 25 3

5-benzylidenerhodanine -7,3767 7,6340 2,32 × 10-8 0,5450 Lys 405 1

6 Oksidoskualen siklase

Geraniol -6,6260 23,9830 1,04 × 10-24 0,2580 His 232, Phe 696, Trp 581 3

Asam kafeat -10,0000 25,8200 1,51× 10-26 0,2720 His 232, Phe 696, Trp 581 3

Kaempferol -10,3353 24,9210 1,19 × 10-25 0,2420 His 232, Phe 696, Trp 581 3

Simvastatin -6,1955 23,4580 3,48 × 10-24 0,2090 Gly 509, Trp 221 2

7 HMG KoA reduktase

Geraniol -4,9741 4,2040 6,25 × 10-5 0,3820 Glu 466 1

Asam kafeat - - - -

Kaempferol -13,6758 8,0430 9,06 × 10-9 0,3830 Ala 751, Asn 755, Lys 735, Lys 735 4

Simvastatin -6,1404 4,8600 1,38 × 10-5 0,1620 Leu 596 1

8 ACAT

Geraniol - - - -

Asam kafeat - - - -

Kaempferol -7,6146 5,9230 1,19 × 10-6 0,2820 Met 366 1

Avasimibe -6,8920 4,7890 1,63 × 10-5 0,1370 Lys 338, Lys 338 2

(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 27 Juli 1992. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan Taat Purwanto (alm) dan Arini Widiningsih. Tahun 2010, penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bekasi dan diterima melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI) di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 1 Hasil data mining
Gambar 1  Jaringan tanaman-CID senyawa-efek-senyawa
Tabel 4  Hasil penambatan molekular
Tabel 5  Interaksi ikatan hidrogen pada residu asam amino
+2

Referensi

Dokumen terkait

(1) Retribusi atas pemanfaatan tanah dimakud dalam pasal 8 Peraturan Daerah ini harus dibayar lebih dahulu setiap tahun sebelum tanah yang bersangkutan dipergunakan

Hasil analisis yang didapat dengan menggunakan metode FRAP, berdasarkan perlakuan tanaman maupun pengolahan daun menunjukkan bahwa ETT RP menunjukkan hasil yang

[r]

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul “Operasi Distilasi Vakum terhadap

Menurut Chin (1998) produksi bahan kering hijauan pakan yang tumbuh di bawah pohon kelapa sawit muda dapat mencapai 1.600 sampai 2.600 kg per hektar dan menurun hingga mencapai

atas rahmat Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berjudul “Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2012-2016 pada

Untuk melalflrkan perawatan PC menggunakan Disk Cleanup png ada pada Windows, file-file yang tidak diperlukan dapat dihapus dengan cara ...A. accessories &gt;

Dari gambar 2.1 dapat dilihat bawah penelitia ini akan melihat hubungan antara konvergensi IFRS dengan manajemen laba dan hubungan IFRS dengan relevansi nilai informasi