• Tidak ada hasil yang ditemukan

Effectivity of Learning Communication on lnternet Based Distance Learning Shape

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Effectivity of Learning Communication on lnternet Based Distance Learning Shape"

Copied!
308
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMBELAJARAN DENGAN

MODE DISTANCE

LEARNING

BERBASIS

WEBSITE

oleh : SUBAGYO

PROGRAM STUD1

KOMUNlKASl PEMBANGUNAN PERTANIAN

DANPEDESAAN

SEKOLAH PASCASARJANA IPB

(2)

Abstract

SUBAGYO. Effectivity of Learning Communication on lnternet Based Distance Learning Shape. Supervized by Purwiyatno Hariyadi and Sutisna Riyanto Subarna.

This research is a quasi-experiment design which was held at SEAFAST Center, Bogor Agricultural University (IPB), jointly by Institute of Food Science & Engineering of Texas A&M University, USA. It is applied on internet based distance learning to 41 students of food technology. The main goal is to describe learning communication effectiveness, especially to measure relationships of distance learning activity, personality students, environmental factors, and other media exposure on learning communication effectiveness. Data were analyzed descriptively using frequency distribution, Rank Spearman correlation, Pearson correlation and Contingency Coefficient The results showed that internet based distance learning shape is effective to learning communication. Communication media of lnternet based versus face to face have showed that both of them are easy to comprehend, be a good to learning, be more much advancement in knowledge, and be relative compatible to replace studying at IPB. Learning communication effectiveness had relationships with : I ) Self learning factors. They were frequencies and intensities; High access frequencies of students has tendency to get a high advancement in knowledge, and high access intensities of students has tendency to keep a media in clearly, 2) Personality factors. They were gender, social, and Cumulative Peformance Index (IPK). Female students are more easy to comprehend a message of course module who compared with male students; Social capacity of students as a vehicle transportation has tendency to get an advancement in knowledge with low; High IPK value of students had tendency to get an average pretest in high and a delta test (science increased) in low, 3) Environmental factors. They are the organisation and leaning facilities; Both of sum organisation and learning facilities of students had tendency to get an advancement in knowledge with high, 4) Other media factors. They had not relationships to learning communication effectiveness.

(3)

SlJRAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Dengan Mode Distance Learning Berbasis Website

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua surnber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

(4)

EFEKTlVlTAS KOMUNIKASI PEMBELAJARAN DENGAN

MODE

DISTANCE LEARNING

BERBASIS

WEBSITE

oleh :

SUBAGYO

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pernbangunan Pertanian dan Pedesaan

PROGRAM STUD1

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN

DAN PEDESAAN

SEKOLAH PASCASARJANA IPB

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Dengan mode

Distance Learning Berbasis Website

Nama : Subagyo

NRP : PO54040081

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing

Ketua

Mengetahui,

Ir. Sutisna Rivanto Subarna, MS Anggota

2. Ketua Proaram Studi

.es&3~ekan

Sekolah Pascasarjana

~omunikasi Pembangunan P dan Pedesaan

(6)

Penulis dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah pada tanggal 27 Juni 1956 dari ayah Sagimin (Alrn.) dan lbu Suyati (Alm.), dan rnerupakan putra ke enarn dari delapan bersaudara.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri Bangak lulus tahun 1968, SMP Negeri Banyudono lulus tahun 1971, SMA Negeri Boyolali lulus tahun 1974, lokasi semuanya berada di Kabupaten Boyolali. Kemudian penulis rnelanjutkan kuliah di UPN "Veteran" Yogyakarta Fakultas Pertanian jurusuan Agronomi lulus tahun 1985. Atas bantuan Bank Dunia penulis rnendapat kesempatan kuliah "gelar ganda" di Universitas Padjadjaran Bandung Fakultas llmu Komunikasi jurusan Perpustakaan pada tahun 1994-1995. Penulis menjadi Pegawai Negeri Sipil tahun 1988 hingga sekarang di Perpustakaan lnstitut Pertanian Bogor.

Tahun 2004 penulis mendapatkan ijin untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan atas biaya sendiri. Selama kuliah, penulis mengikuti lornba penulisan karya ilmiah yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia bagi staf perpustakaan di lndonesia. Pada September tahun 2004 penulis memperoleh juara harapan satu, dan pada September tahun 2006 penulis memperoleh juara ketiga.

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur selalu dipersembahkan kehadirat lllahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rakhrnat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Terna yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2006 ialah efektivitas kornunikasi pembelajaran dengan mode distance learning berbasis website.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus- tulusnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi M.Sc. dan Bapak Ir. Sutisna Riyanto Subarna, MS. yang telah banyak mencurahkan waktu, pemikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Penulis menyampaikan pula ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Gardjito MSc. yang telah berkenan sebagai Penguji Luar Komisi.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Dr. Kudang Boro Seminar MSc. selaku Kepala Perpustakaan IPB yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor. Terima kasih kepada rekan-rekan Tim Automasi Perpustakaan IPB (Tim SIPISIS

-

IPB) antara lain Bapak Ir. Abdurahman Saleh MSc, Bapak Drs. B. Mustafa MLib. Bapak Ir. Suparman. Bapak Ir. FX. Bayu Raharjo yang telah dapat memberikan dorongan dan jalan untuk mencari sumber finansial guna membiayai selama perkuliahan.

Terima kasih kepada Kepala-kepala Perpustakaan : IAlN Pekanbaru, Unand Padang, STSl Padangpanjang, Perpumda Jambi, Unimed Medan, Perpumda Palangkaraya, Politeknik Negeri Samarinda dan lain-lain perpustakaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas finansial kerja dari Tim Sipisis untuk membiayai perkuliahan. Terima kasih kepada rekan-rekan Staf Perpustakaan IPB yang telah memberikan dorongan dan semangat untuk menjalani kuliah pascasarjana. Terima kasih kepada istri tersayang Dra. Any Trapsilowati dan putri Anugrahani Yuniar Ekawati atas pengertiannya. Dan tak lupa terirna kasih kepada rekan-rekan KMP-2004 yang telah membantu dan mendorong penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis.

Semoga karya tulis ini bermanfaat kepada para pembaca.

(8)

DAFTAR

IS1

Halaman

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN

...

1

Latar Belakang

. . .

. .

. .

. . .

. . . .

. .

. . . .

. .

. . . .

. . .

. . .

. . ,

.

, I Perumusan masalah 2 Tujuan Penelitian 4

. .

Manfaat Penellt~an

.... ...

5

TINJAUAN PUSTAKA

....

... 6

Distance Learning

...

..

...

6

Mahasiswa

...

11

Efektivitas Komunikasi

...

18

SEAFAST Center IPB 23 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 25

.

. Kerangka Pemlkiran ...

.

.

... 25

Hipotesis 26 METODE PENELlTlAN 27 Desain Penellitian 27 Tempat dan Waktu Penelitian 27 Populasi

...

28

Teknik Pengumpulan Data ... 29

Validitas dan Reliabilitas 29 Definisi Operasional 30 Analisis Data 36 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Gambaran Umum 38 Efektivitas Komunikasi Pembelajaran

...

. . . 40

Aktivitas Mode Distance \Learning ...

.

.

...

....

. . . 49

Perkuliahan modul (Lecture of Module) 49 Belajar Mandiri (Self Learning) 60 Faktor Personal Mahasiswa 68 Faktor Lingkungan

...

74

Terpaan (Exposure) Media Lain

.

.

.... ...

. . .

79

Pandangan Mahasiswa Terhadap Media Internet Based vs Tatap Muka .... 84

(9)

Hubungan Aktivitas Perkuliahan Modul Terhadap Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran ... ...

..

.... ... ....

...,.,

... ,...,....

...

Hubungan Aktivitas Belajar Mandiri Terhadap Efektivitas Komunikasi

Pernbelajaran

...,...

..

...

Hubungan Faktor Personal DenganEfektivitas Kornunikasi Pembelajaran.. Hubungan Faktor Lingkungan Terhadap Efektivitas Komunikasi

Pembelajaran ...

..

...

.

... .... .. ... .. ...

...

Hubungan Terpaan Media Lain Terhadap Efektivitas Komunikasi

Pembelajaran

.

,

. .

. . . . , , ,

. . . .

. . .

. .

.

.

. . .

. . .

.

.

. . .

. . .

. .

. . . .

Hubungan Faktor Personal Terhadap Pandangan Penerapan lnferned Based vs Tatap Muka

SIMPULAN DAN SARAN

(10)

DAFTAR TABEL

Halarnan

Rataan Skor Responden Menurut Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran

...

41

Sebaran Responden Menurut Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran

...

42

Rataan Skor Responden Menurut Aktivitas Perkuliahan rnodul

...

50

Sebaran Responden Menurut Aktivitas Perkuliahan modul ...

....

51

Rataan Skor Responden Menurut Aktivitas Belajar Mandiri

...

61

Sebaran Responden Menurut Aktivitas Belajar Mandiri

...

62

Rataan Skor Responden Menurut Faktor Personal Mahasiswa

...

70

Sebaran Responden Menurut Faktor Personal Mahasiswa

...

71

Rataan Skor Responden Menurut Faktor Lingkungan

...

75

Sebaran Responden Menurut Faktor Lingkungan

...

76

Rataan Skor Responden Menurut Terpaan Media Lain

...

80

Sebaran Responden Menurut Terpaan Media Lain

...

.

.

. . . 81

...

Alarnat Akses Mahasiswa Pada Website Lain ...

.

.

... .... 82

Rataan Skor Responden Menurut Pandangan Mahasiswa Terhadap Mode Internet based vs Tatap Muka dan Penerapannya 86 Sebaran Responden Menurut Pandangan Mahasiswa Terhadap Mode lnternet based vs Tatap Muka dan Penerapannya 87 Hubungan Aktivitas Perkuliahan Modul Terhadap Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran 92 Hubungan Aktivitas Belajar Mandiri Terhadap Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran 93 Hubungan Faktor Personal Dengan Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran

....

96

Hubungan Prestasi Dengan Rataan Pretest dan Posttesf ...

.

.

... 97

Hubungan Faktor Lingkungan Terhadap Efektivitas Komunikasi Pernbelajaran 102 Hubungan Terpaan Media Lain Terhadap Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran ...

.

.

...

...

... 105
(11)

DAFTAR GAMBAR

Halarnan

1 Terrninologi Learning

...

7

2 Skerna Efektivitas Kornunikasi Pernbelajaran Mode Distance Learning

Berbasis Website

...

25 3 Gedung Utarna SEAFAST Center IPB, Ruang Kelas Distance Education,

dan Aktivitas Kursus "Fundamentals of Food Safety" Mahasiswa Teknologi

Pangan

...

28

4 Halaman Login Users ke Distance Education SEAFAST Center

...

39 5 Plot data ordinal dalarn hubungan aktivitas belajar rnandiri terhadap

efektivitas kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen frekuensi akses

dengan peningkatan pengetahuan

...

94

6 Plot data ordinal dalarn hubungan aktivitas belajar rnandiri terhadap efektivitas kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen intensitas akses

dengan penerirnaan ...

.

.

...

95

7 Plot data ordinal dalarn hubungan faktor personal terhadap efektivitas kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen sosial dengan peningkatan - pengetahuan

...

.... ...

aa

Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan

posttest bagi kornponen TOEFL dengan rataan pretest (atas); dan

komponen TOEFL dengan rataan posttest (bawah) ...

8b Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan posttest bagi kornponen TOEFL dengan rataan posttest minus pretest 9a Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan

posttest bagi kornponen IPK dengan rataan pretest (atas) dan kornponen IPK dengan rataan posttest (bawah) ... 9b Plot data rasio dalarn hubungan prestasi dengan rataan pretest dan

posttest bagi kornponen IPK dengan rataan posttest minus pretest ...

10 Plot data ordinal dalarn hubungan faktor lingkungan terhadap efektivitas kornunikasi pembelajaran bagi kornponen organisasi dengan peningkatan pengetahuan ...

11 Plot data ordinal dalarn hubungan faktor lingkungan terhadap efektivitas

kornunikasi pernbelajaran bagi kornponen sarana belajar dengan peningkatan pengetahuan ...

l 2 Plot data ordinal dalarn hubungan pandangan personal rnahasiswa

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Skerna Aliran Pesan Mode Distance Learning Berbasis Website di

SEAFAST Center .

..

... .. ... .. ... ... .. ...~ ... 116

2 Fundamentals of Food Safety Module Outline ... 117 3 Calender of Fundamental of Food Safety .... ..

...

..

...

118

4 Uji Realibilitas Efektivitas Komunikasi Pembelajaran ... 121

5 Hasil Rekaman Pretest dan Posttest Mahasiswa Peserta Distance

Learning "Fundamentals of Food Safety"

... ...

..

... 123

6 Durasi Mahasiswa pada Distance Learning "Fundamentals of Food

Safety"

.

.

. . .

. .

..

.

. .

..

. .

. .

. .

.

. .

.

. . .

. .

. . .

.

. . .

.

..

. . .

.

. . .

.

..

. .

.

. .

. .

. . . .

.

. .

. . .

. . .

..

..

..

. .

..

. .

..

.. .

.

..

125

7 Saran-saran Mahasiswa Terhadap Operasionalisasi Mode Internet

Based di Lingkungan IPB

...

.. ...

126

8 Hasil Pengolahan Data ...

...

129

.

.
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teknologi informasi dan kornunikasi banyak diyakini dapat memberikan banyak manfaat bagi perkembangan dan kualitas pembelajaran di dunia pendidikan. Kemarnpuan dan potensi yang dimiliki ICT (Information and Communication Technology) dipandang akan mampu merubah dan mentransformasikan pendidikan ke arah yang betul-betul tidak terbayangkan sebelumnya. Gardner (dalam Bakri, 2003) dari Stanford University pernah menyampaikan keyakinannya, bahwa kurun waktu 20 tahun dari sekarang (tahun 2000) orang akan menyaksikan dunia pendidikan saat ini adalah sesuatu yang sangat primitif. Menurut Gatot Hari Priowirjanto, Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan (Kompas, 2002) perkembangan teknologi informasi berjalan sangat cepat dan harus ditanggapi dengan pikiran positif. Teknologi dapat dijadikan jalan to1 untuk mempercepat proses penyampaian materi pendidikan. Sebenarnya bukan saja untuk proses penyampaian materi, tetapi teknologi informasi dapat dikembangkan untuk melakukan evaluasi hasil pendidikan.

Aplikasi ICT kini semakin banyak digunakan dalam dunia pendidikan 1 pembelajaran, salah satunya adalah distance learning. "Republika online" (2005) menuliskan bahwa perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi dan informasi saat ini memungkinkan terjadinya perubahan paradigma pendidikan. Perubahan tersebut adalah pendidikan konvensional menjadi distance learning atau e-learning. Pendidikan konvensional biasanya mengharuskan mahasiswa berkomunikasi dengan dosen secara tatap muka. Pada prinsipnya distance learning atau e-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan jasa elektronik sebagai alat bantu komunikasi, sehingga dosen berkomunikasi dengan mahasiswa secara tatap muka tidak langsung.

(14)

lnstitut Pertanian Bogor (IPB). Proses komunikasi akan melibatkan sumber (kornunikator dari Texas) untuk menyampaikan materi perkuliahan (pesan) melalui teknologi berbasis website kepada mahasiswa (komunikan) di SEAFAST Center (Lampiran 1). Peserta kursus distance learning berbasis website adalah mahasiswa Teknologi Pangan IPB. Pembelajaran diharapkan dapat terjalin komunikasi interaktif antara sumber dan mahasiswa maupun di antara rnahasiswa sendiri, serta mendorong aktivitas mahasiswa mencari surnber- sumber lain. Dengan demikian efektivitas komunikasi pembelajaran bisa tercapai sesuai dengan tujuan belajar mahasiswa. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan suatu pengkajian (assessment) terhadap efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa.

Perurnusan Masalah

Distance learning berbasis website merupakan mode pembelajaran jarak jauh dengan fokus mahasiswa dan proses belajar rnelalui sarana website (Simamora, 2002 dan Pannen, 1999). Mahasiswa memanfaatkan fasilitas kelas di SEAFAST Center untuk niengakses rnateri atau pesan berbasis internet (website). Pelaksanaan pembelajaran rnenggunakan materi fundamentals of food safety yang terdiri atas 1'1 modul (Lampiran 2). Materi atau pesan berupa file multimedia yang tersimpan di server SEAFAST Center IPB. Pembuatan materi melibatkan sumber dari Institute of Food Science & Engineering (IFSE) Texas A&M University. Penyampaian pesan melalui kornputer dengan bentuk komunikasi verbal berupa tulisan (written) dan atau suara (spoken).

(15)

Setiap modul mempunyai satu atau lebih topik bahasan, di mana setiap modul terdapat ikon pretest dan posffest yang menggunakan pilihan ganda (multiple choice). Mahasiswa harus melakukan pretest dan posttest pada setiap modul pertemuan. Pelaksanaan pretest menjelang perkuliahan modul, kemudian selang waktu seminggu rnahasiswa melakukan posttest. Setelah posttest, mahasiswa langsung melakukan pretest untuk modul berikutnya tersebut. Pada masing-masing modul kemungkinan terdapat assigment (tugas), ha1 ini tergantung dafi pesan masing-masing modul. Apabila mahasiswa memiliki nilai hasil posttest kurang dari 70 persen, mahasiswa tersebut wajib mengulangi materi yang telah diberikan sumber.

Perkuliahan mulai tanggal 27 Februari 2006 sampai 5 Juni 2006, namun jadwal pelaksanaan belajar mengalami perubahan waktu. Hal ini karena software mendapat gangguan teknis pada perternuan modul tiga. Dengan demikian jadwal pelaksanaan belajar menjadi mundur. Begitu juga pelaksanaan video conferencing mendapat kendala teknis terutama perbedaan waktu Indonesia dengan Texas, sehingga mode tersebut gagal dilaksanakan. Pelaksanaan program atau kursus distance learning 'Fundamentals of Food Safety" tersebut diberhentikan pada modul sembilan atau ditutup pada tanggal 3 Juli 2006.

Kapasitas kelas SEAFAST Center dapat menampung sejumlah 26 komputer untuk operasional distance education. Masing-masing komputer (client computers) mempunyai RAM (Random Access Memory) sebesar 512 Mbyte dengan Operating System Windows XP Professional. Sedangkan Server SEAFAST Center mempunyai RAM sebesar 2 Gbyte guna operasional akses mahasiswa ke modul secara jaringan (Local Area Network). Meskipun demikian mahasiswa dapat juga melakukan akses dari luar melalui jaringan fiber optik IPB, di mana server IPB mempunyai bandwith sebesar 2 Mbps. Bandwifh tersebut telah mendapat perhatian Pimpinan IPB yang senantiasa bertambah yaitu mulai tanggal 3 Oktober 2006 menjadi 6 Mbps (IPB. 2006) dan mulai tanggal 19 Februari 2007 rnenjadi 10 Mbyte rnenurut keterangan KPSI IPB.

(16)

minimal mendengar suara modul maupun membaca teks. SEAFAST Center telah mensyaratkan skor TOEFL mahasiswa minimal 450, atau mahasiswa dapat mengikuti kursus atas rekomendasi dari ketua jurusan.

Sejalan dengan uraian tersebut, peneliti rnerasa tertarik untuk melakukan pengkajian (assessmenf) terhadap efektivitas komunikasi pembelajaran dari masing-masing individu mahasiswa. Assessment tidak hanya mengungkapkan atau menjawab efektivitas komunikasi pembelajaran dengan mode distance learning berbasis website, akan tetapi penelitian juga mengkaji berbagai faktor yang terkait dengan proses tersebut. Sehubungan ha1 itu penelitian mempunyai maksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah aktivitas mode distance learning berbasis website berhubungan dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa ?

2. Faktor-faktor personal apa saja yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa ?

3. Apakah ada peran faktor lingkungan terhadap efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa ?

4. Apakah ada peranan media lain yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini mernpunyai tujuan utama untuk mengetahui efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa teknologi pangan dengan mode distance learning berbasis website di SEAFAST Center. Berkaitan tujuan utama tersebut, penelitian ini dapat dirumuskan menjadi beberapa tujuan khusus yaitu :

1. Mengukur hubungan aktivitas mode distance learning berbasis websife dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa.

2. Mengukur faktor-faktor personal yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa.

3. Mengukur hubungan peran faktor lingkungan terhadap efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa.

(17)

Manfaat Penelitian

Teknologi informasi dan komunikasi jelas berkembang secara cepat seperti kita dapat lihat pada kenyataan sekarang ini. Secara sadar maupun tidak sadar teknologi telah melanda personil maupun lembaga pendidikan juga. Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan informasi atau masukan bagi Lembaga IPB dalam kegiatan komunikasi (belajar mengajar) melalui distance learning atau e- learning bagi segenap civitas akademika.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Distance

Learning Pengertian

Media pembelajaran bisa dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pendidikan. Pada hakekatnya proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi, maka media pembelajaran juga bisa dipahami sebagai media komunikasi yang digunakan dalam konteks dan untuk tujuan pendidikan. Proses tersebut terlihat bahwa media pembelajaran memiliki peran penting sebagai sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran (Hardjito, 2004). Catherall (2005) menjelaskan bahwa distance learning merupakan istilah secara luas yang mendeskripsikan beberapa kursus belajar dengan mengurangi waktu kontak antara tutor dan siswa. Distance learning lebih tepat digunakan untuk mendeskripsikan pengajaran kursus melalui bentuk komunikasi jarak jauh.

Selama tiga dasawarsa terakhir, istilah sistem pendidikan jarak jauh (distance education) digunakan untuk menjelaskan beragam pendekatan terhadap proses belajar mengajar, seperti belajar di rumah (home sfudy), belajar mandiri (independent study), pendidikan korespodensi (correspodence education), tele-education, open learning, dan belajar di luar sekolah (external sfudy). Menurut Keegan bahwa sistem pendidikan jarak jauh mempunyai dua komponen yaitu sistem belajar jarak jauh (distance learning) dan sistem pengajaran jarak jauh (distance teaching). Sistem belajar jarak jauh memberikan penekanan kepada siswa dan proses belajar (learned-centered); sedangkan pengajaran jarak jauh lebih berfokus pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya (teacher and system centered). Dengan demikian pendidikan jarak jauh berfokus pada kedua sisi secara utuh, baik pada siswa dan proses belajarnya maupun pada proses pengajaran, sistem organisasi, dan pengajarnya (Pannen, 1999).

Terminologi Learning

(19)

perkembangan dan konvergensi yang terjadi pada teknologi telekomunikasi dan informasi. Berbagai teknologi dan aplikasi tercipta dalam upaya mendukung kegiatan operasional kehidupan manusia maupun organisasi, termasuk kegiatan belajar dan mengajar.

Gambaran terminologi learning yang dapat digunakan dalam memfasilitasi kegiatan distance learning maupun e-learning serta mendukung penciptaan kompetensi sumberdaya manusia, dapat diilustrasikan pada Gambar 1 (Simamora, 2002).

g

Gambar 1. Terminologi Learning

Pada saat ini terminologi learning muncul banyak sekali sehubungan dengan distance learning. Namun beberapa terminologi tersebut sebenarnya bermuara pada definisi yang sama. Distance learning merupakan seluruh bentuk pembelajaran (pendidikan dan pelatihan) jarak jauh, baik berbasis korespodensi (modul tercetak) maupun berbasis teknologi komunikasi. E-Learning memanfaatkan bentuk pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komunikasi secara synchronous dan asynchronous. Online learning memanfaatkan teknologi internetlintranet yang dikenal dengan world wide web (web-based learning). Computer-based learning memanfaatkan komputer sebagai terminal akses ke proses belajar (CBT-Computer based training, CD- ROM learning).

Aplikasi Distance Learning

(20)

ICT. Hal ini harus terwujud satu dekade lagi tepatnya tahun 2015. Bisakah lndonesia memenuhi target WSIS? Kusumastuti (2005) mengatakan bahwa lndonesia tidak lagi bicara bisa atau tidak bisa, "Jika tak berhasil melaksanakan program WSIS, kita akan terisolasi dari perkembangan di lingkungan global". Disini Kusumastuti melihat pentingnya distance learning atau e-learning. Selanjutnya dia menuturkan bahwa membangun masyarakat berbasis pengetahuan merupakan cara strategis untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat perlu ditunjang dengan akses luas terhadap informasi dan pengetahuan.

Pada web based distance learning, dosen dan mahasiswa memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas. Kemampuan mahasiswa untuk tetap menjaga konektivitas menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Apabila suatu pendidikan jarak jauh berbasis web diumpamakan sebagai suatu community, maka pendidikan tersebut harus dapat memfasilitasi berinteraksinya mahasiswa dan dosen. Kebiasaan dosen berada di depan kelas agak sulit untuk berpindah ke dalam suatu bentuk web, ha1 ini harus melibatkan berbagai komponen di dalamnya. Adanya sistem ini membuat mentalitas dosen dan mahasiswa harus berubah. Perbedaan karakteristik dosen dalam mengajar tidak tampak dalam metode ini. Seperti layaknya sebuah perguruan tinggi, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada mahasiswa. lnforrnasi harus selalu dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen, serta informasi selalu diperbaharui setiap waktu. lnformasi yang sering dibutuhkan berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peseria kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi mahasiswa. Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut :

I) Pusat kegiatan siswa. Suatu community web based distance learning harus mampu menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.

(21)

3) Sistern adrninistrasi mahasiswa. Mahasiswa dapat melihat berbagai informasi mengenai status rnahasiswa, prestasi dan sebagainya.

4) Pendalaman rnateri dan ujian. Dosen biasanya sering mengadakan kuis singkat, dan rnemberikan tugas untuk tujuan pendalarnan rnateri, serta melakukan test pada akhir rnasa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh web based distance learning.

5) Perpustakaan digital. Pada bagian ini terdapat berbagai informasi kepustakaan yang tidak terbatas pada buku, tetapi juga kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat penunjang belajar dan berbentuk database.

6) Materi online di luar materi kuliah. Bahan bacaan tersedia pada web lainnya agar rnateri dapat menunjang perkuliahan. Dosen dan mahasiswa dapat langsung terlibat dalam mernberikan bahan tersebut untuk publikasi kepada mahasiswa lainnya rnelalui web.

Pekerjaan rnewujudkan ide dan keinginan tersebut ke dalarn suatu bentuk realitas, bukanlah suatu pekerjaan yang rnudah. Kita rnelihat negara lain telah lama rnengernbangkan web based disfance learning, dan sudah banyak sekali institusi atau lernbaga yang rnernanfaatkan rnetode tersebut. Selain pekerjaan rnembutuhkan skill dari para engineer, juga berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan sangat mernpengaruhi perkembangannya. Kesiapan sarana pendukung (rnisalnya hardware) tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Di Indonesia pengguna internet mempunyai perhatian utama dalam permasalahan bandwith. Tentunya bandwith terbatas dapat mengurangi kenyarnanan khususnya pada nontext based material (Abdurrahrnan, 2004)

Aplikasi distance learning berbasis website rnernberikan sarana komunikasi berupa ernail untuk interaksi antara surnber (tutors) dan mahasiswa (students). Sering tutors atau rnanajer kursus berperan sebagai moderator atau rnengontrol sarana aliran komunikasi yang digunakan dalam konteks diskusi.

Format Distance Learning

(22)

bisa diketahui user. Materi pesan agar dapat diakses (search) dengan menggunakan web browser, maka berkas tersebut perlu dilakukan konversi menjadi bentuk HTML (Hiper-text Mark-up Language). Atau penggunaan aplikasi pembuat software harus compatible antara sumberdaya pembelajaran dengan standar internasional seperti Instructional Management System, di mana materi dapat diupload ke dalam sistem pembelajaran.

Kehadiran isyarat multimedia pada internet memungkinkan peningkatan manfaat komunikasi dan relasi, sehingga ada gambaran kuat penggunaan internet untuk suara dan visual hingga videoconferencing. Keefektivan video conferencing sekurang-kurangnya dalam setting orientasi tugas, dan hasil telah ditemukan sangat bercampur. Ketika itu videoconferencing memusatkan pada partisipan dan wajahnya bukan material atau obyek tugas. Hal ini muncul penafsiran yang tidak menguntungkan. Karena percakapan meliputi kolaborasi tugas fisik, dan isyarat video mengenai obyek maka perhatian orang lebih banyak mendapatkan pengaruh kuat yang diperlihatkan (Walther, Gay & Hancock, 2005). Pada mode distance learning berdasarkan kehadiran isyarat multimedia dapat dibedakan menjadi dua yaitu video conferencing dan internet based. Video conferencing mempunyai komunikasi point-to-point maupun multipoint sehingga komunikan (mahasiswa) dapat langsung berinteraksi dengan tutors melalui layar. Internet based mempunyai komunikasi point-to-point sehingga mahasiswa tidak dapat melihat tutor secara langsung dan pesan berbentuk hypertextuality dan atau multimedia.

Kelemahan Distance Learning

Di samping beberapa kelebihan-kelebihan distance learning atau e-learning dalam kaitan proses belajar mengajar, namun ha1 tersebut tidak cocok untuk materi pelatihan atau bahan ajar yang menuntut kehadiran seorang guru/mentor. Kehadiran guru umumnya terkait dengan sikap atau perilaku, seperti pengembangan kepribadian, pembangunan motivasi dan lain-lain (Intervisi, 2005). Untuk mengatasi ha1 tersebut, paradigma pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan e-learning merupakan :

(1) enrichment (pengayaan) bukan replacement (pengganti). Jumlah pertemuan tatap muka tidak akan terkurangi dengan adanya sistem e-learning.

(23)

secara online dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Penilaian keaktifan mahasiswa secara online juga merupakan salah satu parameter dalam metode student-centered learning (UGM, 2004).

Mahasiswa

Pengertian

Pembelajaran mahasiswa harus memuat dan merujuk pada empat pilar yang dipakai oleh UNESCO, yakni learn to know misalnya belajar teori teknik menulis, learn to do misalnya latihan menulis, learn to be misalnya upaya menjadi penulis yang baik, dan learn live together merupakan keterkaitan dengan masalah lain misalnya tidak menjadi plagiator (IPB, 2005 dan Suparno, 2001).

Mahasiswa adalah pengguna jasa layanan perguruan tinggi, sekolah maupun Iembaga diklat; sekaligus mahasiswa juga merupakan masukan (input). Kualitas masukan ini akan mempengaruhi hasil, oleh karenanya dalam proses ada perlakukan-perlakuan khusus untuk menangani kelompok-kelompok mahasiswa yang berbeda-beda. Mahasiswa mempunyai kemampuan awal yang beragam, meskipun mahasiswa telah dijaring melalui ujian masuk perguruan tinggi dan penelusuran bakat dan minat. Secara logika mahasiswa yang mengalami defisit kemampuan awal di dalam proses belajar, maka mahasiswa harus memperoleh perlakuan secara lebih intensif agar kualitas keluaran relatif sama (Suparno, 2001)

TOEFL Mahasiswa

Kebijakan SEAFAST Center memberikan persyaratan skor TOEFL minimal sebesar 450 kepada mahasiswa untuk operasionalisasi mode distance learning. TOEFL (Test of English as a Foreign Language) merupakan suatu angka standarisasi tentang kemampuan berbahasa lnggris dari seseorang. Hal ini demi kelancaran mahasiswa menangkap atau menyerap materi pesan modul dalam mengikuti aktivitas distance learning. Adapun tes TOEFL ini dapat dilakukan oleh lembaga akademik atau lembaga kursus bahasa lnggris.

Aktivitas Mahasiswa

(24)
(25)

berarti seseorang lebih cepat belajar dengan kualitas yang tinggi dengan jalan rnendengarkan. Visual berarti seseorang dapat belajar lebih cakap kalau rnenggunakan alat visual, termasuk seseorang rnencenati objek-objek berupa tulisan dalarn buku atau pada layar monitor komputer. Kinesik berarti sesoorang lebih mudah belajar jika ada unsur gerak. Kombinasi sifat merupakan perpaduan antara kemampuan auditif, visual dan kinesik.

Gaya belajar seseorang merupakan sesuatu yang unik bagi dirinya, dan gaya tersebut mungkin sangat berbeda-beda setiap orang. Berkaitan gaya belajar, tindakan atau aktivitas yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar antara lain : rnembuat konsep rangkuman, membuat pemetaan konsep- konsep penting, rnencatat hal-ha1 yang esensial dan rnernbuat kornentar, membaca secara efektif (skimming, scanning, rnernbaca kesirnpulan, rnembaca untuk pendalarnan, rnernanfaatkan indeks). Belajar adalah pekerjaan yang memerlukan pengerahan penglihatan, pendengaran, latihan, dan pikiran. Oleh karena itu seseorang perlu suasana yang menunjang, seperti tempat yang relatif tenang dan pikiran yang terkonsentrasi.

Memotivasi diri sendiri adalah seseorang menumbuhkan motivasi belajar melalui sifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sifat intrinsik memang tumbuh di dalam diri orang sejak awal, sedangkan ekstrinsik tumbuh berasal dari luar dirinya seperti orang tua, guru, ataupun tuntutan kebutuhan.

b. Belajar Mandiri (SelfLearning)

(26)
(27)

peserta belajar sehingga melahirkan mutual understanding di antara peserta belajar itu sendiri, dan permasalahan diharapkan dapat terpecahkan.

Namun demikian interaksi pengajar, peserta belajar dan antar peserta belajar dapat tenvujud secara baik manakala adanya : a) keterbukaan (openness or transparancy), yaitu tidak ada penghalang dalam melahirkan interaksi, b) saling memperhatikan (caring), yaitu setiap pihak saling memerlukan informasi, c) ketergantungan satu sama lain (interdependence), yaitu adanya saling ketergantungan antara setiap orang yang terlibat dalam pembelajaran, d) kemandirian satu sama lain (separateness), yaitu setiap orang memiliki kesempatan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan keunikan masing- masing, kreativitas dan individualitasnya, e) saling mernpertemukan kebutuhan (mutual needs meeting) yaitu mempertemukan kebutuhan belajar yang sama di antara peserta belajar. (Abdulhak dan Anwas, 2003)

Mahasiswa mempunyai rentang waktu antara pertemuan yang telah dilakukan menjelang pertemuan berikutnya untuk belajar mandiri dan menyelesaikan tugas. Selama rentang waktu tersebut, mahasiswa kemungkinan dipengaruhi faktor lingkungan di sekitarnya maupun peranan terpaan dari sumber-sumber bacaan media lain.

Faktor Personal Mahasiswa

Pembelajaran adalah suatu aktivitas gabungan yang melibatkan guru, peserta didik dan mata pelajaran dalam suatu interaksi yang dinarnis. lnteraksi ini adalah interaksi aktif antara mentallpsikis dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan terutama sikap yang bersifat permanen (Hardjito, 2004).

(28)

Jika proses pembelajaran diamati secara cermat, mahasiswa akan menghadapi masalah-masalah yang muncul di lapangan. Menurut Suparno (2001), permasalahan tersebut dapat dikelompokkan rnenjadi dua faktor yaitu :

(1) Faktor dari dalarn diri mahasiswa. Faktor ini meliputi : kesukaran mencerna materi, gairah belajar, disiplin diri, tidak bisa konsentrasi, ketekunan belajar, konsep diri rendah dan gangguan emosi.

(2) Faktor dari luar diri mahasiswa. Faktor ini meliputi : kernampuan sosial ekonomi, strategi pernbelajaran, tugas nonakademik, dukungan orang sekitar, lingkungan fisik, lembaga pendidikan (sarana belajar), kejadian di masyarakat.

Sedangkan menurut Rakhmat (2002) dalam model "uses and gratification" menyatakan bahwa anteseden meliputi variabel individual yang terdiri atas data demografi seperti usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan, serta variabel lingkungan seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial.

Exposure Media Lain

Exposure media lain merupakan suatu media lain yang dipergunakan rnahasiswa selama rnengikuti distance learning. Sumber daya (resource) media lain diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar, terutama kegiatan menyelesaikan tugas individu maupun kelompok.

Bentuk sumber daya media lain bisa berupa berupa : virtual, elektronik, dan tercetak. Media virtual adalah bentuk sarana sumber daya mahasiswa yang diperoleh dengan akses internet (website), minimal seperti anjuran tutor pada setiap materi. Media elektronik adalah bentuk sarana sumber daya mahasiswa yang diperoleh secara elektronik, seperti : CD-ROM. Media tercetak adalah semua bentuk bahan tercetak seperti buku, jurnal, laporan, dan fotokopi print out hasil down load dari rekan mahasiswa lain.

Gangguan (Noise)

(29)

disorganisasi yang bertahap disebut sebagai entropi (Gonzales, 1988). Makna dan pesan terkikis oleh waktu atau yang dikenal dengan efek komunikasi.

Gangguan akses bermacam-macam asalnya, yaitu : hardware, soffware maupun brainware. Gangguan hardware merupakan gangguan perangkat keras sepelti jaringan komputer, bandwith, listrik, kemampuan komputer (spesifikasi). Gangguan software merupakan gangguan terhadap operasional komputer seperti program komputer, virus kornputer, kepadatan lalu lintas aliran data. Sedangkan gangguan brainware rnerupakan gangguan yang terjadi dalam diri seseorang untuk rnelakukan akses internet.

Masalah akses terhadap sumber daya elektronik oleh mahasiswa secara jelas merupakan aspek penting dalam sistem desain atau seleksi informasi. Meskipun interface dari World Wide Web nampak relatif sederhana dan media tidak begitu kompleks, ternyata problem akses surnber daya berbasis web sekarang menjadi tantangan bagi pengguna (mahasiswa). Kondisi permasalahan mengenai ketidakmampuan akses menurut Catherall (2005), antara lain :

4 Tampilan kabur atau sebagian (Blind or partially sighted). Pengguna ini

mempunyai masalah mengenai akses media tekstual dan grafik pada web.

4 Penggerak, gerakan atau keterampilan (Motor, mobility or dexterity).

Kelompok ini mempunyai kesulitan interaksi dengan fitur web yang lebih kompleks, seperti formulir, box teks atau tombol-tombol.

+

Kognitif (Cognitif). Kelompok ini termasuk pengguna dalam kesulitan belajar; pengguna mungkin suka singkatan, informasi navigasi lebih ringkas atau alternatif deskripsi penjelas untuk teks yang lebih panjang.

+

Warna kurang jelas (Colour blindness). Kelompok ini mempunyai kesulitan terhadap tampilan kombinasi warna tertentu (misalnya kontras warna teks dan warna background). Tampilan terdapat banyak bentuk dan tingkatan kekaburan warna.

4 Epilepsi (Epilepsy). Penggunaan objek pencahayaan atau background pada

sumberdaya web atau internet mungkin dapat rnemacu serangan epilepsi.

+

Ketulian/kelemahan pendengaran (Deafnesslhearing impairment).

Penggunaan suara, bunyi atau musik dalam suatu konteks digital mungkin memberikan kesulitan untuk pengguna yang tuli.

(30)

mungkin pengguna mengalami kesulitan dalam interpretasi navigasi berbasis web yang kompleks atau informasi deskripsi yang lain.

Gangguan akses ini tidak dilakukan penelitian, akan tetapi kondisi selama pertemuan dalam distance learning berbasis website di SEAFAST Center hanya dijelaskan pengaruhnya.

Efektivitas Komuni kasi

Pengertian Komunikasi

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai "berbagi pengalaman". Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan bahwa mereka telah melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman. Komunikasi insani menjadi unik karena kemampuan istimewa untuk meciptakan dan menggunakan lambang-lambang, sehingga "manusia dapat berbagi pengalaman secara tidak langsung atau seseorang memahami pengalaman orang lain". Komunikasi menurut Gonzalez (1988) adalah suatu proses yang dalam proses itu beberapa partisipan bertukar tanda-tanda informasi dalam suatu waktu. Tanda-tanda informasi ini dapat bersifat verbal, nonverbal dan paralinguistik. Komunikasi tersebut merupakan suatu transaksi di antara partisipan, di mana setiap orang memberikan kontribusi pada transaksi itu meskipun dalam derajat yang berbeda. Model komunikasi konvergen berlaku pada situasi komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa. Menurut Tubbs (1996) komunikasi terdiri atas komponen : komunikator 1 (pengirim I penerima dan elemen penyaring), pesan, saluran, gangguan, komunikator 2 (penerima 1 pengirim dan elemen penyaring), umpan balik, waktu.

(31)

memahami, dan menghargai isi media secara artistik, 4) Wilayah moral (moral domain). Wilayah ini merujuk kemampuan menduga garis dasar nilai pesan.

Efektivitas Komunikasi

Ada tiga dimensi efek komunikasi massa menurut Gonzalez (1988), yaitu : kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan atitud (sikap). Sedangkan konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Meskipun dimensi-dimensi efek ini berhubungan satu sama lain, ketiganya juga independen satu sarna lain. Mereka terjadi dalam berbagai sekuen, dan perubahan dalam satu dimensi tidak perlu diikuti oleh perubahan dalam dimensi lainnya. Komunikasi konternporer merupakan perkembangan dari komunikasi massa akibat adanya perkembangan teknologi, atau istilah tersebut dikenal sebagai komunikasi interpersonal bermedia. Baran dan Davis (2003) menyatakan komunikasi bermedia adalah komunikasi antara beberapa atau banyak orang di mana orang-orang tersebut menggunakan teknologi sebagai media.

Keefektifan komunikasi (Bertrand, 1978) terhadap media meliputi lima kornponen yaitu : daya tarik (attraction), pemahaman (comprehension), penerimaan (acceptability), keterlibatan (self-involvement) dan keyakinan (persuasion). Empat komponen pertama (daya tarik, pemahaman, penerimaan dan keterlibatan) relatif mudah untuk dilakukan pengukuran. Akan tetapi keyakinan lebih sulit untuk diukur secara langsung. Berkaitan dengan media, SEAFAST Center telah menyediakan media berbasis website untuk aktivitas distance learning bagi mahasiswa. Secara sederhana, efektivitas menunjukkan keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan. Komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dirnaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Goyer (1970) dalam Tubbs dan Moss (1996) mengatakan semakin besar kaitan antara yang dimaksud dengan respons yang diterima, semakin efektif pula komunikasi yang dilakukan. Hal ini dirumuskan seperti berikut :

I I

= Makna yanq dttanakap penerlma =

(32)

Nilai 1 menunjukkan kesempurnaan penyampaian dan penerimaan pesan. Kenyataannya nilai sebesar 1 tersebut tidak pernah dicapai, paling-paling nilai hanya dapat dihampiri saja.

Menurut Hardjana (1999) dalam konsep sistem komunikasi nasional (Indonesia) bahwa efektivitas manajemen kehidupan berbangsa sangat tergantung pada pembangunan jaringan komunikasi. Dengan jaringan komunikasi meningkatkan efektivitas komunikasi. Hal ini mengandung dua unsur komunikasi yang paradoksal, yaitu dapat (1) meningkatkan kompetensi komunikasi (communication competence) dan (2) meningkatkan kebutuhan berkomunikasi (communication need), kemauan dan kesiapan untuk berkomunikasi (willingness and readiness to communicate). Efektivitas kerja sistem komunikasi harus dilihat dari sudut pandang sub-kultur dan bidang-bidang kepentingan hidup berbangsa. Efektivitas tersebut dihadapkan permasalahan- permasalahan : 1) Peralatan-peralatan komunikasi, 2) Metode-metode komunikasi. 3) Modernitas komunikasi, 4) Kemudahan alat, 5) Kesesuaian komunikasi dengan kebutuhan nasional, 6) Kesiapan personil, 7) Penerimaan bagi pemakai.

Komunikasi pembelajaran akan terjadi secara efektif apabila keanekaragaman (karakter dan latar belakang) yang dimiliki mahasiswa diperhatikan. Pembelajaran efektif dan berkualitas ditunjukkan oleh ketepatan pemilihan komponen pembelajaran. Secara kolaboratif komponen-komponen tersebut mendukung terjadinya belajar pada diri peserta belajar, memperoleh pengalaman belajar dengan maksimal, dan mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran efektif diperlihatkan oleh ketepatan komponen-komponen yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar itu sendiri. Killen (1988) mengungkapkan pada hakekatnya pembelajaran yang berkualitas dan efektif berkaitan dengan pencapaian hasil belajar yang ditetapkan, melalui proses pembelajaran yang dirancang oleh pengembang program (Abdulhak &

Anwas, 2003).

(33)

dalam mengatasi masalah yang dihadapi; 3) lnformasi verbal. Yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa lisan maupun tulisan dalam mengungkapkan sesuatu masalah; 4) Keterampilan motorik. Yaitu kemampuan seseorang untuk mengkoordinasikan semua gerak otot secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar; 5) Sikap. Yaitu kecenderungan seseorang dalam menerima dan menolak suatu objek sikap (Wadjdi, 2004).

Sikap merupakan konsep penting dalam psikologi sosial. Ada orang yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar atau sebagai kesiapan syaraf (neural settings) sebelum memberikan respons. Rakhmat (1996) memberikan kesimpulan beberapa ha1 mengenai sikap, antara lain :

*

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. Sikap haruslah diikuti istilah kata "terhadap" atau "pada" objek sikap.

r Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekadar

rekaman masa lalu. Tetapi sikap juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; sikap menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; sikap mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari. Misalnya bila sikap seseorang positif terhadap ilmu, maka orang tersebut akan setuju pada proyek-proyek pengembangan ilmu, berharap agar orang menghargai ilmu, dan menghindari orang-orang yang meremehkan ilmu.

Sikap relatif menetap. Misalnya sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan.

.

Sikap mengandung aspek evaluatif, artinya sikap mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

.

Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
(34)

dan 3) komponen konasi yang rnerupakan kecenderungan bertingkah laku. Sernentara itu Krech dalam Hardjito (2004) memaparkan bahwa ada ernpat faktor yang rnenentukan pernbentukan sikap seseorang yaitu : I) keinginan, 2) informasi, 3) hubungan dalarn kelornpok, 4) kepribadian seseorang. Jadi sikap ini bisa dibentuk melalui upaya-upaya untuk rnempengaruhi pandangan atau pemahaman kornunikaton terhadap rnanfaat penggunaan media pembelajaran. Pernbentukan sikap dilatarbelakangi oleh persepsi, kesiapan, keyakinan, dan penilaian seseorang terhadap suatu obyek yang berada sepanjang rintangan kontinurn antara titik ekstrern positif dan titik ekstrern negatif. Sikap yang cenderung pada titik positif akan rnelahirkan respons positif, sebaliknya sikap yang cenderung pada titik negatif akan rnelahirkan respons negatif.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi efektivitas juga dapat dilihat pula dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Di samping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang (Robbins, 1997 daiam Rivai, 2001). Efektivitas pendidikan dicerminkan dengan tersedianya sejumlah rnasukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk kegiatan akademik. Produk kegiatan akademik berupa rnahasiswa, kurikulurn, sistem pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, sistem jarninan mutu, suasana akadernik, sistem pengelolaan, lulusan dan mutu program studi (IPB, 2005). Rakhmat (1996) rnenyatakan bahwa komunikasi dinilai efektif apabila pertemuan kornunikasi merupakan ha1 yang menyenangkan bagi kornunikan.

(35)

SEAFAST Cenier IPB

lnstitut Pertanian Bogor (IPB) dalam meningkatkan kinerja yang efektif telah menggabungkan tiga pusat studi pangan (Pangan dan Gizi, Kebijakan Pangan dan Gizi, Kajian Pangan Tradisonal) menjadi satu pusat. Gabungan pusat studi pangan bekerjasama dengan Institute of Food Science & Engineering Texas A&M University USA membentuk SEAFAST (South East Asian Food and Agriculture Science and Technology) Center. Pusat Pengembangan llmu dan Teknologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara memfokuskan kegiatan pada "upaya peningkatan mutu, gizi, dan keamanan pangan melalui ilmu serta teknologi yang menjadi concernnya". Kegiatan SEAFAST dalam program jangka pendek salah satu diantaranya berupa pendidikan internasional jarak jauh (IPB, 2005).

(36)

Program SEAFAST Center dikelompokkan menjadi dua yaitu 1) Program jangka pendek : Pendidikan jarak jauh (Distance education), Program makanan (Feeding program) untuk mahasiswa IPB dan ibu hamil (IPB student dan Pregnant woman), Laboratorium remodelling (Laboratory remodelling), Pelatihan fakultas (Faculty training); dan 2) Program jangka panjang : Peningkatan gizi (Nutrition improvement), Peningkatan keamanan dan mutu pangan (Food safefy and quality improvement), Peningkatan kecukupan panganlkeselamatan pangan (Food adequacy/Food security improvement), Peningkatan kompetitif hasil pangan (Food product competitiveness improvement) dan Alih teknologi I Komersialisasi (Technology transfer / Commercialization). Hal tersebut dapat dilihat pada Website SEAFAST Center IPB (2005).

(37)

KERANGKA PEMlKlRAN DAN HIPOTESIS

Kerangka Pemikiran

Penyampaian materi kuliah food safety rnelalui teknologi internet based menggunakan berkas rnutimedia yang tersimpan dalam server di SEAFAST Center. Aktivitas pernbelajaran diharapkan dapat terjalin komunikasi interaktif antara sumber dan mahasiswa rnaupun di antara mahasiswa sendiri secara tidak langsung (asynchronous) dengan memanfaatkan sarana e-mail.

Efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa berkaitan dengan aktivitas mode distance learning yang meliputi aktivitas perkuliahan dan belajar rnandiri. Selama mahasiswa melakukan aktivitas perkuliahan terdapat peran individu seperti faktor personal mahasiswa. Setelah perkuliahan rnodul, SEAFAST Center menyediakan kelas bagi mahasiswa untuk belajar mandiri. Selama belajar mandiri, mahasiswa dipengaruhi faktor lingkungan dan terpaan media lain.

Dengan demikian faktor personal, faktor lingkungan dan terpaan media lain berkaitan secara tidak langsung dengan efektivitas kornunikasi pembelajaran. Berdasarkan ha1 tersebut suatu kerangka pernikiran dapat dibuat dengan variabel terikat adalah efektivitas komunikasi pembelajaran, variabel antara adalah aktivitas mode distance learning, dan variabel bebas adalah faktor personal mahasiswa, faktor lingkungan dan media lain. Kerangka pemikiran ditunjukkan pada Gambar 2.

Aktivitas Mode Distance Learning

+

Jenis Kelamin

+

Prestasi

Efektivitas Komunikasi (Lecture of Module)

+

Ekonomi

Pembelajaran

+

Frekuensi membaca

t Pemahaman + Frekuensi mendengar

+ Penerimaan

+

Mencatat

+ Penkt. Pengetahuan

+

Menjawab test

+

Non-akademik

t Sikap

r

interaktivitas

+

Lingkungan fisik

+

Tindakan

(Self Learning)

+ Frekuensi

+

Virtual lain

+ Intensitas

+

Elektronik

+

Aksesibilitas

+

Tercetak

+

lnteraktivitas

Gambar 2. Skema Hubungan Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Mode Distance

(38)

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran (Garnbar 2) tersebut, rnaka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan aktivitas mode distance learning berbasis websife terhadap efektivitas kornunikasi pernbelajaran mahasiswa.

2. Terdapat faktor-faktor personal yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi pernbelajaran mahasiswa.

3. Terdapat peran faktor lingkungan yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi pembelajaran mahasiswa.

(39)

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Quasi experiment). Pada awal pelaksanaan kursus terdiri atas dua kelompok (Two-Group Pretest-Posttest Design) berdasar kelas pagi dan siang. Setelah pelaksanaan kursus mengalami gangguan teknis (modul 3), sehingga peserta mulai tidak disiplin waktu. Penelitian diubah desainnya menjadi satu kelompok (one-group pretest-Posttesf Design). Begitu juga pembagian kelompok menurut tingkat sarjana dan pascasarjana, secara proporsional tidak sebanding karena jumlah tingkat sarjana 36 orang dan pascasarjana 5 orang.

Pada masing-masing modul telah dilengkapi oleh tutor atau sumber dengan navigasi (ikon) pretest dan posttest yang berisi pilihan ganda (multiple choice). Jumlah pertanyaan bervariasi dan menghasilkan nilai dalam jumlah persentase. Peserta wajib menjawab pretest lebih dahulu sebelum membuka modul. Hal ini merupakan rekaman observasi awal dari masing-masing individu. Setelah mahasiswa membaca dan mendengarkan pesan modul mode distance learning, selanjutnya mahasiswa melakukan posttest sebagai rekaman observasi ulang (Cook dan Campbell, 1979). Pelaksanaan pretest dan posftest terjadi selang waktu (hari) karena self learning. Hasil pretest dan posttest dapat dilihat di Lampiran 5.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas Distance Education SEAFAST Center IPB Kampus Darmaga Bogor (lihat Gambar 3). Adapun pelaksanaan penelitian dimulai minggu akhir bulan Februari dan direncanakan berakhir bulan Juni 2006 (selama empat bulan). Oleh karena proses pembelajaran terjadi kendala atau hambatan teknis maka pengambilan kuisioner responden terakhir tanggal 5

(40)

Gambar 3 Gedung Utama SEAFAST Center IPB, Ruang Kelas Distance Education, dan Aktivitas Kursus "Fundamentals of Food Safety" Mahasiswa Teknologi Pangan

Populasi

Populasi penelitian adalah mahasiswa strata satu Program Studi llmu dan

Teknologi Pangan (SI-ITP) Fakultas Teknologi Pertanian IPB dan strata dua

Program Studi llmu Pangan (S2-IPN) Sekolah Pascasarjana IPB yang mengikuti

kursus Fundamentals of Food Safety (2 credits). Berdasarkan catatan awal

bahwa mahasiswa mendaftar untuk mengikuti kursus sebanyak sekitar 50 orang. Akan tetapi setelah pelaksanaan kursus dimulai, menurut data rekaman pretest-

posffesf hanya ada 41 orang (tanggal 3 Juli 2006). Sebanyak 28 orang telah

menyelesaikan kursus (passed) dan sebanyak 13 orang masih status active.

Kemudian tanggal 5 September 2006 tercatat data sejumlah 35 orang telah menyelesaikan kursus (passed) dan ada enam orang belum selesai (active).

Pada awal September 2006, SEAFAST Center telah memulai program

modul yang baru yaitu Foundations of Management (2 credits). Sebanyak enam

mahasiswa sudah tidak mungkin diperbolehkan menyelesaikan kursus lagi.

(41)

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan cara sensus karena seluruh responden merupakan populasi dari peserta kursus. Jenis data penelitian yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer berasal dari responden, observasi kelas, sumber SEAFAST Center dan KPSl (Kantor Pusat Sistem lnformasi) IPB. Sedangkan data sekunder berasal dari pustaka yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik pengambilan data dengan melakukan observasi, penyebaran kuisioner, wawancara langsung dengan peserta kursus dan wawancara dengan sumber lain seperti SEAFAST Center dan KPSl IPB.

Sumber SEAFAST Center memberikan data rekaman pretest, posttest dan durasi kursus serta data hasil wawancara dengan administrator TI (Teknologi Informasi). Sumber KPSl IPB memberikan penjelasan mengenai perubahan ekstensi attachment file dari DOC menjadi BIN. Setelah konfirmasi, Ketua KPSl mengatakan ha1 itu tidak masalah dan hanya security sistem saja sehingga perlu penjelasan kepada mahasiswa yang menerima kiriman berkas (attachment file).

Pelaksanaan pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner melalui enumerator, email dengan attachment file, dan mendatangi ke tempat kost mahasiswa. Alat bantu lain pengambilan data adalah telpon seluler (HP) dan telpon rumah, dimana alat ini dipergunakan untuk melakukan janji wawancara atau mengisi kuisioner.

Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan sahih, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Hasan, 2002). Beberapa cara mengukur validitas menurut Nasution (2003) meliputi : (a) pikiran logis dan wajar, (b) pendapat orang yang tahu, (c) menggunakan kelompok yang telah diketahui coraknya, (d) kriteria independen. Berdasarkan cara tersebut, validitas dapat dibangun dengan cara integrasi antara : bimbingan dari komisi pembimbing, tinjauan pustaka yang dikaitkan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, menanyakan langsung kepada responden sesuai dengan kondisi responden.

(42)

senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2003). Cara menguji reliabilitas alat ukur (kuisioner) adalah membagi dua dari sekian butir kuisioner (split-half-procedure) yang telah diuji coba kepada responden. Pembelahan butir- butir kuisioner dengan menggunakan nomor ganjil dan nomor genap. Penggunaan teknik belah dua ini memerlukan dua persyaratan yaitu jumlah butir instrumen harus genap dan memenuhi persyaratan untuk dibelah. Skor responden pada kelompok butir kuisioner belahan pertama dikorelasikan dengan kelompok butir kuisioner belahan kedua yang menggunakan teknik korelasi product moment seperti berikut

N(EXY)

-

(ZXXY)

[NXX2 -(ZX)' ] [NZYZ-(XY)?

Keterangan

r : koefisien korelasi atau koefisien keterandalan

X : skor total pengukuran kelompok butir kuisioner pertama Y : skor total pengukuran kelompok butir kuisioner kedua N : jumlah responden dalam uji coba pengukuran

Hasil uji skala reliabilitas untuk efektivitas komunikasi pernbelajaran yang menggunakan teknik belah dua (split-half-procedure) dengan bantuan software SPSS versi 12 terhadap 10 responden peserta kursus menghasilkan nilai Cronbach's Alpha part 1 sebesar 0,772 dan nilai Cronbach's Alpha part 2 sebesar 0,764 (Lampiran 4). lnstrumen pertanyaan dianggap reliabel karena nilai Alpha berada antara lebih besar dari 0,60 s/d 0,80 (Triton PB, 2006).

Definisi Operasional

Ada tiga kelompok variabel yang diteliti dalam penelitian mode distance learning berbasis website (internet based). Variabel-variabel tersebut adalah variabel terikat (efektivitas komunikasi pembelajaran), Variabel antara (aktivitas mode distance learning), dan variabel bebas (faktor personal mahasiswa, faktor lingkungan, media lain). Untuk memperoleh kesamaan pengertian mengenai variabel-variabel tersebut, berikut ini diberikan definisi operasionalisasinya. 1) Variabel terikat.

(43)

Efektivitas komunikasi ini diukur berdasar pada komponen : pemahaman, penerimaan, peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan.

+

Pemahaman adalah kemampuan mahasiswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh sumber. Pemahaman ini diukur dengan skala ordinal dan terbuka yaitu sebagian besar dapat dipahami, cukup dapat dipahami, sebagian kecil dapat dipahami, sulit dipahami dan lainnya. Berkaitan dengan perbandingan komunikasi secara tatap muka, maka pertanyaan tambahan sebagai perbandingan tersebut dengan jawaban sangat mudah dipahami, lebih mudah dipahami, sama-sama mudah dipahami, lebih sulit dipahami dan lainnya.

*

Penerimaan adalah persepsi mahasiswa tentang media pembelajaran. Persepsi diukur dengan skala ordinal dan terbuka, seperti : sangat jelas, jelas, cukup jelas, tidak jelas, dan lainnya. Sehubungan penerapannya

nanti dalam pembelajaran atau kuliah, maka pertanyaan tambahan mengenai persepsi terhadap media dengan jawaban sangat baik, baik, cukup baik, tidak baik, dan lainnya.

+

Peningkatan pengetahuan adalah perbedaan pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti aktivitas distance learning pada setiap modul pertemuan. Peningkatan pengetahuan diukur dengan skala rasio yaitu mengurangi skor posttest dengan pretest, dimana rekaman secara otomatis diperoleh dari software yang dipergunakan. Data rasio dibuat skala interval untuk mendapatkan nilai skornya, adapun skalanya adalah kurang dari 15, antara 15-30. lebih dari 30-45, dan lebih dari 45. Persepsi peserta terhadap peningkatan pengetahuan tentu relatif berbeda, ha1 ini dapat diukur dengan skala ordinal dan terbuka yaitu sangat banyak. banyak, cukup banyak, tidak banyak, lainnya.

Sikap adalah kecenderungan bertindak atau persepsi mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh sumber. Sikap ini diukur dengan skala ordinal dan terbuka seperti sangat setuju, sebagian besar setuju, cukup setuju, sebagian kecil setuju, dan lainnya. Berkaitan proses pengganti pembelajaran / perkuliahan secara konvensional, jawaban pertanyaannya yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan lainnya.

(44)

sharing informasi yang telah dimiliki. Tindakan ini diukur rnenggunakan skala ordinal dan terbuka. Jenis tindakan ini antara lain tindakan dalarn penyelesaian tugas (sehari, lebih dari 1-2 hari, lebih dari 2-3 hari, lebih dari 3 hari dan lainnya), tindakan terhadap sumber informasi yang dimiliki teman mahasiswa (akses internet, copy file teman atau fotokopi, kedua- duanya, tidak semuanya, lainnya), tindakan penyebaran atau diseminasi pengetahuan (selalu mendiseminasikan, rnendiseminasikan sebagian besar, mendiseminasikan sebagian kecil, tidak mendiseminasikan, lainnya). Tindakan ini terdapat pertanyaan terbuka untuk memberikan saran apabila mode internet based diterapkan di lingkungan IPB.

2) Variabel antara.

Aktivitas distance learning merupakan kegiatan mahasiswa selama mengikuti proses belajar dengan mode distance learning berbasis website yang awalnya bersama fasilitator (lecture of module) di dalam kelas maupun belajar mandiri (self learning) di dalam kelas dan atau luar kelas.

a) Aktivitas perkuliahan modul (Lecture of module) meliputi : frekuensi mernbaca, frekuensi mendengar, mencatat, rnenjawab test, interaktivitas. Bentuk pertanyaan dalam kuisioner menggunakan jawaban tertutup skala ordinal dan satu jawaban terbuka guna mengungkapkan jawaban mahasiswa apabila tidak cocok dengan jawaban yang tersedia.

4 Frekuensi membaca adalah kegiatan mahasiswa mengetahui isi

materi melalui indera mata terhadap tulisan, gambar, skema dan lain- lain. Aktivitas diukur dengan jawaban : sekali, dua kali, tiga kali, lebih dari tiga kali, lainnya.

+

Frekuensi rnendengar adalah kegiatan mahasiswa mengetahui isi materi dengan indera telinga melalui bantuan headphone yang terhubung dengan komputer. Aktivitas ini diukur dengan jawaban : sekali, dua kali, tiga kali, lebih dari tiga kali, lainnya.

4 Mencatat adalah kegiatan mahasiswa merekam rnateri modul yang

disampaikan ke dalam tulisan bentuk kertas maupun menyimpan berkas ke dalam bentuk berkas memakai sarana flashdisk. Aktivitas ini diukur dengan jawaban : selalu membuat, mernbuat sebagian besar, membuat sebagian kecil, tidak membuat, lainnya.

(45)

dengan interaksi semu karena hasilnya dapat langsung diketahui. Aktivitas ini diukur dengan jawaban : selalu yakin, sebagian besar yakin, sebagian kecil yakin, tidak yakin, lainnya.

*

lnteraktivitas adalah kegiatan memberikan umpan balik selama aktivitas perkuliahan melalui sarana email. Aktivitas umpan balik (bertanya) ini diukur dengan jawaban : selalu menanyakan, sebagian besar menanyakan, sebagian kecil menanyakan, tidak menanyakan, lainnya. Sedangkan respon balik dari sumber juga diukur dengan jawaban : memuaskan, sebagian besar memuaskan, sebagain kecil memuaskan, tidak memuaskan, lainnya.

b) Aktivitas belajar mandiri (self learning) dalam kelas maupun luar kelas meliputi : intensitas, frekuensi, aksesibilitas, interaktivitas. Bentuk pertanyaan kuisioner menggunakan jawaban tertutup (ordinal) dan satu jawaban terbuka guna mengungkapkan jawaban mahasiswa bila tidak cocok jawabannya.

+

Frekuensi akses adalah tingkat keseringan mahasiswa melakukan akses ke sumber dan atau tingkat keseringan mahasiswa melakukan akses pada sumberdaya lain. Tingkat keseringan diukur dengan berapa kali mengakses dalam sehari dan seminggu, dan masing- masing satu jawaban terbuka.

+

lntensitas akses adalah tingkat kedalaman mahasiswa dalam mempelajari suatu permasalahan pesan sumber dan atau kedalaman mahasiswa melakukan akses terhadap sumber daya lain. Tingkat kedalaman ini diukur lamanya waktu akses mahasiswa dalam jam setiap hari, dalam jam setiap minggu dan ditambah masing-masing satu jawaban terbuka (lainnya).

+

Aksesibilitas adalah tingkat kemudahan mahasiswa dalam menggunakan media komputer dalam aplikasi internet. Aksesibilitas ini diukur dengan jawaban : sangat mudah, mudah, agak mudah, tidak mudah, lainnya.
(46)

maupun rekan mahasiswa adalah : sehari, lebih dari 1-2 hari, lebih dari 2- 3 hari, lebih dari 3 hari, lainnya.

3) Variabel bebas.

a) Faktor personal mahasiswa adalah suatu faktor yang mempunyai keterkaitan dengan diri mahasiswa. Faktor personal terdiri atas : jeni$ kelamin, prestasi (TOEFL, IPK), ekonomi, sosial.

+

Jenis kelamin adalah perbedaan karakteristik individu mahasiswa yang terdiri atas laki-laki dan perempuan dengan pilihan jawaban berupa data skala nominal.

*

Prestasi adalah nilai kemampuan mahasiswa yang diukur dalam bentuk skor TOEFL dan IPK dengan isian jawaban berupa data rasio.

+

Ekonomi adalah suatu kondisi keuangan mahasiswa selama mengikuti kursus atau masa kuliah di IPB. Pengamatan ini menyangkut jumlah uang saku dan anggaran komunikasi dalam sebulan, pilihan jawaban merupakan data interval. Uang saku menggunakan jawaban pilihan : kurang dari Rp. 500.000, Rp. 500.000-1.000.000, Rp. 1.000.000-1.500.000, dan lebih dari Rp. 1.500.000. Anggaran komunikasi menggunakan jawaban pilihan : kurang dari Rp. 50.000, Rp. 50.000-100.000, lebih dari Rp. 100.000- 150.000, dan lebih dari Rp. 150.000.
(47)

b) Faktor lingkungan adalah kondisi sekitar mahasiswa yang dapat berperan dalam kegiatan penerimaan atau penyerapan informasi materi pertemuan distance learning. Hal ini meliputi : non-akademik, lingkungan fisik, sarana belajar.

+

Non-akademik adalah aktivitas mahasiswa dalam mengikuti suatu organisasi. Aktivitas ini diukur dengan skala nominal yaitu : ya atau tidak. Selanjutnya untuk memperjelas jawaban bagi mahasiswa yang mengikuti organisasi dapat memberikan jawaban pilihan jenis organisasi : mahasiswa (SenaUBEM), profesi, rohani, olah raga, dan lainnya sebagai isian yang tidak tersedia.

+

Lingkungan fisik adalah ternpat tinggal mahasiswa selama belajar di IPB. Jarak tempat tinggal dengan warnet diukur dengan data rasio yang diolah menjadi skala interval. Sedangkan status ternpat tinggal diberikan jawaban skala ordinal dan terbuka seperti bersama orang tua, kontrak rumah, rnenurnpang farnili, kosUsewa kamar, dimana masing-masing jawaban menyebutkan lokasi tinggal.

+

Sarana belajar adalah fasilitas

Gambar

Gambar  2.  Skema Hubungan Efektivitas Komunikasi Pembelajaran Mode Distance  Learning Berbasis Website
Gambar  3  Gedung Utama SEAFAST Center IPB, Ruang Kelas Distance Education, dan  Aktivitas Kursus "Fundamentals of Food Safety"  Mahasiswa Teknologi  Pangan
Gambar  4  Halaman Login Users ke Distance Education SEAFAST Center  Materi Distance Learning
Tabel  1  Rataan Skor Responden Menurut Efektivitas Kornunikasi Pembelaiaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Industri Aneka pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten

Kabupaten Bojonegoro memiliki berbagai potensi sektoral yang masih tergolong berkembang sehingga pembangunan harus difokuskan pada sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan

Analisis RCA ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan daya saing suatu daerah atau keunggulan daerah dalam suatu negara.. Secara matematis indeks RCA

This study was conducted to compare fibrin deposit in pregnant mice that infected by Plasmodium berghei (treatment group) to the normal pregnant mice (control group) and

All four selected fruits contains ascorbic acid, and mentega had a highest levels of ascorbic acid followed by jackfruit, timun suri and kuranji.. The levels of

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa, BMT telah menetapkan prosedur pembiayaan yang harus dipenuhi oleh setiap calon nasabah diawali dengan pengajuan permohonan sampai

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa return on assets, debt to equity ratio, cash ratio, dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap

Pada pengujian calon induk dari 24 famili yang dihasilkan secara komunal diperoleh keragaan pertumbuhan terbaik pada populasi persilangan antara betina GIMacro dengan jantan Musi