ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP
RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
OLEH : NURSWENDO L S
090503152
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI” adalah benar
hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna
menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan
etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Juli 2013
Yang membuat pernyataan,
Nurswendo L S
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added, market value added dan rasio profitabilitas(ROA) terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 9 perusahaan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui websit yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa economic value added, market value added dan return on asset secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial economic value added, market value added dan return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham.
ABSTRACT
AN ANALYSIS TOWARDS THE INFLUENCE OF ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED AND PROFITABILITY RATIOS
TOWARDS THE STOCK RETURN ON MANUFACTURING COMPANIES FOOD AND BEVERAGE INDUSTRIES
LISTED ON BEI
This research is carried out in order to find out the influences of economic value added, market value added and profitability ratios (ROA) on the stock return towards food and beverage industries which are listed on Indoensian Stock Exchange. This research took into consideration 9 companies food and beverage which were listed on Indonesian Stock Exchange from 2009-2011.
The samples selection was made by applying the purposive sampling method. The data used in this research was using secondary data collected from the published monetary reports on the Internet, through the website regressions which were done using the computer application called SPSS 19.0.
The research comes up with results confirming that economic value added, market value added and return on asset variable simultaneously haven’t significant influence towards the stock return. Partially, economic value added, market value added and return on asset haven’t significant influence towards the stock return
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Rasio
Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan
dan Minuman yang Terdaftar Di BEI”. Penulis telah banyak menerima
bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi
ini. Teristimewa untuk kedua oarang tua saya yang sangat saya sayangi dan
kagumi, M.Sihombing dan M.Silaban yang tidak pernah lelah memberikan kasih
sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua
Departemen dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing
saya yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
5. Bapak
yang telah meluangkan waktu dan memberikan perbaikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Yang sangat saya sayangi dan kasihi abang, kakak dan adik saya Luther
Jaya Sihombing, Retno Sihombing, Triono Sihombing, Canro Sihombing,
Ubed Sihombing dan Sriwati Sihombing yang selalu memberikan doa,
semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan
2009 teristimewa Juli Oxiana Manik, Heddina Silalahi dan Ria Sihombing
yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang, semangat dan bantuan
sepanjang masa perkuliahan saya. Serta semua keluarga dan pihak yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang
telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2013
Penulis,
Nurswendo L S
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
ABSTRACT ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Economic Value Added ...9
2.2.1 Pengertian Economic Value Added ...9
2.2.2 Manfaat Economic Value Added ...10
2.2.3 Tolak Ukur Economic Value Added ...11
2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan EVA ...11
2.2.5 Langkah-Langkah dalam Menentukan EVA ...13
2.3 Market Value Added (MVA) ...16
2.4 Rasio Profitabilitas ...17
2.5 Penelitian Terdahulu ...18
2.6 Kerangka Konseptual ...26
2.7 Hipotesis Penelitian ...22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...23
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ...23
3.3 Jenis Data ...25
3.4 Metode Pengumpulan Data ...26
3.5 Definisi Operasional Dan Pengukuran Varibel ...26
3.5.1 Variabel Dependen ...26
3.5.2 Variabel Independen ...27
3.6 Metode Analisis Data ...30
3.6.1 Uji Asumsi Klasik ...30
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ...30
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas ...31
3.6.1.4 Uji Autokorelasi ...32
3.6.2 Pengujian Hipotesis ...33
3.6.2.1 Koefisien Determinasi (�2 ) ...34
3.6.2.2 Uji F ...35
3.6.2.3 Uji t ...36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 37
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 37
4.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 39
4.3.1 Uji Normalitas ... 39
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 45
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 47
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 48
4.4 Pengujian Hipotesis ... 49
4.4.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 50
4.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-f) ... 52
4.4.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (�2) ... 53
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 57
DAFTAR PUSTAKA ...60
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tolak Ukur Penilaian EVA... 12
2.2 Peneliti Terdahulu... 22
3.1 Pemilihan Sampel ... 24
3.2 Operasional Variabel Penelitian ... .. 27
4.1 Descriptif Statistic ... 38
4.2 Pengujian Normalitas Sebelum ditransformasi... 40
4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah ditransformasi... 43
4.4 Uji Multikolinieritas ... 46
4.5 Cefficient Correlations... 47
4.6 Hasil Uji Autokorelasi... 49
4.7 Hasil Uji-t ... 50
4.8 Hasil Uji-f... 52
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ...24
4.1 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ...41
4.2 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi ... 42
4.3 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi... 44
4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Populasi dan Sampel penelitian ... 62
Lampiran 2 Daftar Variabel Penelitian ... 63
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 64
Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi ... 64
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Setelah Ditransformasi ... 67
Lampiran 6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 68
Lampiran 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69
Lampiran 8 Hasil Uji Autokorelasi ... 69
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED, DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh economic value added, market value added dan rasio profitabilitas(ROA) terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 9 perusahaan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui websit yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa economic value added, market value added dan return on asset secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial economic value added, market value added dan return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham.
ABSTRACT
AN ANALYSIS TOWARDS THE INFLUENCE OF ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED AND PROFITABILITY RATIOS
TOWARDS THE STOCK RETURN ON MANUFACTURING COMPANIES FOOD AND BEVERAGE INDUSTRIES
LISTED ON BEI
This research is carried out in order to find out the influences of economic value added, market value added and profitability ratios (ROA) on the stock return towards food and beverage industries which are listed on Indoensian Stock Exchange. This research took into consideration 9 companies food and beverage which were listed on Indonesian Stock Exchange from 2009-2011.
The samples selection was made by applying the purposive sampling method. The data used in this research was using secondary data collected from the published monetary reports on the Internet, through the website regressions which were done using the computer application called SPSS 19.0.
The research comes up with results confirming that economic value added, market value added and return on asset variable simultaneously haven’t significant influence towards the stock return. Partially, economic value added, market value added and return on asset haven’t significant influence towards the stock return
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam dunia perekonomian saat ini, pengaruh perubahan kondisi sosial
dan ekonomi serta persaingan yang ketat merupakan tantangan tersendiri yang
tidak mungkin dapat dihindari oleh perusahaan. Suatu perusahaan harus mampu
mengambil langkah-langkah strategis untuk memenangkan pasar. Perusahaan
sebagai salah satu unit ekonomi bertujuan mengejar keuntungan yang maksimal
dengan mengelola semua kegiatan sebaik-baiknya.
Strategi yang tidak kalah penting dalam suatu perusahaan adalah
bagaimana mengelola sumber-sumber dana dari kondisi keuangan perusahaan.
Perusahaan harus bisa mengoptimalkan berapa jumlah dana yang harus didapat,
dari mana sumber dananya dan bagaimana mengalokasikan dananya secara efektif
dan efisien. Efektif berarti dana tertanam dalam bentuk alokasi yang tepat,
sedangkan efisien berarti adanya perimbangan antara biaya dan laba. Pengelolaan
yang profesional ditunjang dengan modal yang memadai disertai dengan strategi
yang tepat.
Bursa Efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari berkembangnya
perekonomian Indonesia. Pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan bagi
semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam
pasar modal memungkinkan para pemodal membuat pilihan atas investasi yang
Ada dua hal yang menjadi perhatian investor dalam memutuskan pilihan
investasinya, yaitu adanya risiko dan return. Umumnya risiko selalu terdapat pada
setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung
pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain yaitu obligasi.
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas investasi
yang dilakukannya. Return atau imbal hasil yang diperoleh pemegang saham bisa
berupa capital gain ataupun dividen. Capital gain diperoleh dari kegiatan jual beli
saham. Capital gain akan tercipta apabila terjadi kenaikan harga saham dan
capital loss tercipta bila terjadi penurunan harga saham. Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah
terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan terjadi di
masa yang akan datang (Jogiyanto, 2000:107).
Untuk mengetahui fluktuasi dari nilai saham suatu perusahaan, para
investor harus melakukan penilaian kinerja perusahaan tersebut. Para investor
membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan di
dalam mengambil keputusan investasi. Apabila kinerja keuangan perusahaan
menunjukkan adanya prospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati
investor, sehingga harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan akan
meningkat. Analisis kinerja keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami
informasi laporan keuangan karena analisis kinerja keuangan adalah alternatif
digunakan dalam penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA), Market
Value Added (MVA), dan rasio profitabilitas perusahaan.
Economic Value Added (EVA) merupakan estimasi laba ekonomi usaha
yang sebenarnya untuk tahun tertentu dan sangat berbeda jauh dengan laba bersih
akuntansi, karena laba akuntansi ridak dikurangi dengan biaya ekuitas (Ade
Fatma, 2012:130). Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak
dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jadi jika EVA positif, menunjukkan
perusahaan telah mampu menciptakan kekayaan. Penelitian EVA dalam kaitannya
dengan return saham dilakukan oleh Dewanto (2005), dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa EVA mempunyai hubungan positif dengan imbal hasil
saham, tetapi secara statistik pengaruhnya tidak signifikan. Sementara itu,
Mundaryatiningsih (2006) menunjukkan bahwa EVA ternyata mempunyai
pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan return dari
sebuah investasi adalah adalah Market Value Added (MVA). Perbedaan antara
nilai pasar saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah
diberikan disebut sebagai Market Value Added (Brigham & Houston 2006:68) Di
Indonesia, penelitian MVA dalam kaitannya dengan return saham dilakukan oleh
Rahayu (2007), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa MVA tidak mempunyai
hubungan positif yang signifikan terhadap return saham. Sementara itu,
Mochtasom (2009) menunjukkan secara parsial bahwa MVA tidak berpengaruh
EVA dan MVA yang positif menandakan perusahaan berhasil
menciptakan nilai bagi pasar dan pemilik modal karena perusahaan dapat
menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal
ini sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
Sebaliknya, EVA dan MVA yang negatif menunjukkan nilai perusahaan yang
menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modal.
Analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memperhitungkan
tingkat pengembalian hasil (return) adalah rasio profitabilitas. Dalam penelitian
ini, rasio profitabilitas di proksikan dengan ROA. ROA merupakan rasio yang
paling sering digunakan untuk menilai hasil kerja manajemen secara keseluruhan.
Rasio ini mengukur bagaimana perusahaan menggunakan seluruh aktiva yang
dimilikinya dalam menghasilkan keuntungan. Jika ROA suatu perusahaan tinggi
tentu keuntungan yang diperoleh tinggi dan mencerminkan kinerja keuangan yang
baik. Hasil tersebut akan menarik minat investor dalam berinvestasi sehingga
harga saham meningkat. Harga saham yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan
tinggi. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan
(Sutrisno, 2000:266).
Penelitian mengenai return saham telah pernah dilakukan oleh peneliti
– peneliti terdahulu. Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic
Value Added dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham.
Rahayu (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh
EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta”. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan
MVA tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
Mochtasom (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Economic Value Added , Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market
Value Added dan ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur
yang Listing di BEI”. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA,
Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings,
Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan
variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Marshal (2009) , dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Economic
Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan Arus Kas Operasi
Terhadap Return Saham”. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa
Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Arus Kas Operasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan
manufaktur dibidang industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
Perusahaan manufaktur memiliki sifat yang lebih kompleks dibandingkan dengan
perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Perusahaan manufaktur juga
diharapkan hasil penelitian pada perusahaan manufaktur dapat diterapkan pada
seluruh sektor industri.
Dilatarbelakangi oleh permasalahan perusahaan yang muncul belakangan
ini dan kesenjangan hasil penelitian terdahulu dengan teori dan peneliti lainnya,
maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian berjudul “ANALISIS
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED,
DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BEI”
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakahEconomic Value
Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Rasio Profitabilitas berpengaruh
terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah economic value
added , market value added , dan rasio profitabilitas mempengaruhi return saham
pada prusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1) Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti
sehubungan dengan rasio keuangan yang berpengaruh terhadap return
saham.
2) Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai dasar pertimbangan dalam
membantu para investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
3) Bagi Manajemen Perusahaan Manufaktur
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi para manajer perusahaan
manufaktur dalam meningkatkan kinerjanya dengan naiknya return saham
perusahaan.
4) Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya dalam meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Return Saham
Saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,
sebagai tanda bukti pernyataan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada
pemegang saham. Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati pemodal atas
investasi yang dilakukannya. Dalam hal ini tujuan dari corporate finance adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan berarti
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham sangat
dinilai dari return yang diterima pemegang saham atas investasi yang telah
dilakukan di dalam perusahaan.
Return dapat berupa return realisasi (realized return) yaitu return yang
telah terjadi dan return ekspektasi (expected return) yaitu return yang diharapkan
akan terjadi di masa yang akan datang. Jogiyanto (2000: 107) menyatakan bahwa
return abnormal (abnormal return) merupakan selisih antara return ekspektasi
dan return realisasi. Saham suatu perusahaan dapat dinilai dari pengembalian
(return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Return abnormal menjadi indikator untuk mengukur efisiensi suatu pasar
modal. Apabila harga suatu instrumen investasi telah mencerminkan seluruh
informasi yang ada maka return ekspektasi atas suatu harga saham relatif akan
diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal.
Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai saham
berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue
bilamana return saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang
seharusnya, demikian juga sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk
memperkirakan return saham dapat menggunakan analisis fundamental yang
menganalisis kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut.
2.2 Economic Value Added (EVA)
2.2.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “Economic Value Added
(EVA) merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada
pemegang saham selama suatu tahun tertentu.”
Menurut Steward III (1990:118), pencetus EVA pertama kali,
mendefinisikan EVA sebagai berikut:
EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.
perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai
jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost)
dan biaya modal (cost of capital)”. Hansen (2005:829) menyatakan bahwa
“nilai tambah ekonomi (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak
dikurang total biaya modal”.
Economic Value Added (EVA) saat ini merupakan salah satu
konsep manajemen yang cukup dikenal luas dikalangan dunia usaha,
dimana dalam pengambilan keputusan berinvestasi melihat nilai
perusahaan dari laporan keuangannya. Penggunaan analisis rasio keuangan
sebagai alat pengukur akuntansi memiliki kelemahan utama, yaitu
mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah
suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut dikembangkan suatu konsep baru yaitu
Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan oleh Stern & Steward.
2.2.2 Manfaat Economic Value Added
EVA sangat bermanfaat bagi penilai kinerja perusahaan di mana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation).
Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan
perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham.
Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan juga bertindak seperti
tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga
nilai perusahaan maksimum.
2.2.3 Tolak Ukur Economic Value Added Tabel 2.1
Tolak Ukur Penilaian EVA Nilai
EVA
Pengertian Laba
Perusahaan
EVA > 0
Ada nilai ekonomis lebih, setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.
Positif
EVA = 0
Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi perusahaan mampu membayarkan semua kewajibannya pada para penyandang dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.
Positif
EVA < 0
Perusahaan tidak mampu membayarkan kewajiban pada para penyandang dana atau kreditur sebagaimana nilai yang diharapkan ekspektasi return saham tidak tercapai
2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1) EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan
memperhitungkan beban biaya modal sebagai konsekuensi
2) Perhitungan EVA relatif mudah dilakukan hanya yang menjadi
persoalan adalah perhitungan biaya modal yang memerlukan
data yang lebih banyak dan analisis yang lebih mendalam.
3) EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding seperti standar industri atau perusahaan lain
sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis
rasio.
Meskipun EVA memiliki beberapa keunggulan, namun teknik ini
juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan EVA antara lain:
1) Sulit menentukan biaya modal secara obyektif. Hal ini
disebabkan dana untuk investasi dapat berasal dari berbagai
sumber dengan tingkat biaya modal yang berbeda - beda dan
bahkan biaya modal mungkin merupakan biaya peluang.
2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham
tertentu, padahal faktor – faktor lain terkadang justru lebih
dominan.
3) Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam
perhitungan EVA secara akurat. Dalam kenyataannya
seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan
5) EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan bisnis.
2.2.5 Langkah- Langkah dalam Menentukan EVA
Menurut Brigham & Houston (2006:69), EVAditentukan dengan
cara antara lain :
1) Menghitung laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit
After Tax / NOPAT)
Menurut Bringham dan Houston (2006 : 64), laba bersih
tidaklah selalu mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi
sebuah perusahaan atau keefektifan dari para manajer operasi dan
karyawannya. Ukuran yang lebih baik untuk membandingkan
kinerja diantara para manajer adalah laba operasi bersih setelah
pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan jika tidak memiliki utang dan aktiva non operasi.
NOPAT atau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan
rumus:
NOPAT = EBIT (1- Tax)
Keterangan :
EBIT : Earning Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga
dan pajak
Tax : Tarif pajak
Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai
modal yang diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan
yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang tidak
menanggung bunga. Total kewajiban dan ekuitas menunjukkan
beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan utang. Pinjaman jangka pendek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang
pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas
pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang
usaha/kewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus
dibayar, dan lain-lain.
Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban
Jangka. Pendek
3) Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
Menurut Young (2001:149) Weighted Average Cost of
Capital (WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang
masing – masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan
biaya hutang pada struktur modal perusahaan. Secara
sistematis WACC dihitung dengan:
Dimana :
Tingkat Modal (D) = ����� ���������
����� ��������� ��� ������� × 100%
Cost of Debt (rd) = ����� �����
����� ��������� × 100%
Tingkat Modal dan Ekuitas (E) = ����� �������
����� ��������� ��� ������� × 100%
Cost of Equity (re) = ��������� ℎ������ ℎ�����
������������ × 100%
Keterangan :
WACC = Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal
rata-rata tertimbang
D = Tingkat modal
Rd = Biaya hutang
E = Tingkat modal dan ekuitas
Re = Biaya ekuitas
Tax = Beban pajak
4) Menghitung Capital Charges
Capital charges adalah biaya modal yang
para kreditor, serta biaya ekuitas yang seharusnya
dibayarkan kepada para pemegang saham.
Capital Charges = WACC x Invested Capital
5) Menghitung EVA
EVA dapat diukur dengan :
EVA = NOPAT –Capital Charges
2.3 Market Value Added (MVA)
Sasaran utama dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimalkan
kekayaan pemegang saham. Sasaran ini sudah pasti akan menguntungkan
pemegang saham, tetapi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber
daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang akan memberikan
keuntungan pada ekonomi. Kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan
dengan meminimalkan perbedaan antara nilai pasar dari saham perusahaan dan
jumlah modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham.
Menurut Brigham & Houston (2006:68), “perbedaan antara nilai pasar
saham perusahaan dengan jumlah ekuitas modal investor yang telah diberikan
disebut sebagai Market Value Added (MVA).” MVA digunakan untuk mengukur
seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang.
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham
Semakin besar MVA, menunjukkan indikasi MVA semakin baik. Dari
paparan tersebut dapat disimpulkan bila MVA positif maka perusahaan telah
berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai
MVAnegatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih
besar, bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan kepada investor.
2.4 Rasio Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis
fundamental perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga
merupakan elemen dalam penciptaannilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang. Efektifitas manajemen dalam
menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang tercatat dalam
neraca. Efektifitas dinilai dengan menghubungkan laba bersih – yang
didefinisikan dengan berbagai cara – terhadap aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba. Hubungan seperti itu merupakan salah satu analisis yang
memberikan gambaran lebih, walaupun sifat dan waktu dari nilai yang ditetapkan
pada neraca cenderung menyimpangkan hasilnya.
Bentuk paling mudah dari analisis profitabilitas adalah menghubungkan
laba bersih (pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca.
Rasio prifitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Sutrisno, 2000:266).
ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi memberikan informasi
seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya. Rasio ini
menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (Riyanto, 1995).
Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi
ROA semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor
tertarik akan nilai saham (Arifin, 2002:65).
Return on Assets = ���� ����� ℎ
����� ������ ×100 %
2.5 Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return saham perusahaan
antara lain penelitian yang dilakukan oleh Marshal (2009) , dalam penelitiannya
yang berjudul Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA) dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham. Hasil penelitiannya
memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added (EVA), Market Value
Added (MVA), Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return
Mochtasom (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Economic Value Added, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, Market
Value Added, dan ROA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur
yang Listing di BEI. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA,
Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap return saham, sedangkan secara parsial variabel Earnings,
Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap return saham sedangkan
variabel EVA, Residual Income, MVA tidak berpengaruh terhadap return saham.
Wibowo (2005), yang meneliti tentang pengaruh Economic Value Added
dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Return pemegang Saham. Hasil dari
penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa Economic Value Added, ROA,
ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Rahayu (2007), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh
EVA dan MVA Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitiannya memberikan bukti empiris bahwa EVA dan
MVA tidak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham
perusahaan yang termasuk dalam LQ 45.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama dan
Tahun
Nama dan Tahun
Judul Variabel yang digunakan MVA dan arus koperasi tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah positif terhadap return saham. Secara simultan EVA, MVA, Arus Kas Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Mochammd
EVA, Residual Income, Earnings, Arus Kas Operasi, MVA dan Earnings, Arus Kas Operasi dan ROA berpengaruh terhadap
return saham
sedangkan variabel EVA, Residual Income,
Nama dan Tahun
Judul Variabel yang digunakan terhadap Return Saham.
2.6 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan
teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini
dapat dilihat seperti berikut:
Market Value Added (X2)
EVA positif berarti perusahaan telah mampu menciptakan nilai bagi
pemegang saham. Nilai tersebut diperoleh dalam bentuk return saham berupa
deviden atau capital gain. MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh
kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. Semakin besar MVA,
menunjukkan indikasi MVA semakin baik. MVA positif maka perusahaan telah
berhasil meningkatkan nilai modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila nilai
MVAnegatif maka perusahaan tidak berhasil mengubah investasi menjadi lebih besar,
bahkan menurunkan nilai modal yang ditanamkan kepada investor. ROA yang tinggi
(besar) berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Semakin tinggi keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan
investor tertarik akan nilai saham (Arifin 2002;65).
2.7Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan uraian kerangka konseptual dan teori tersebut , hipotesis penelitian
ini adalah Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Rasio
Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap return saham baik secara simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat
antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(variabel yang dipengaruhi). Desain penelitian kausal ini bertujuan untuk menguji
hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk
hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitian ini adalah
mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel (Erlina
2008:21). Penelitian ini menguji pengaruh economic value added, market value
added dan rasio profitabilitas terhadap return saham perusahaan.
3.2Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Penelitian populasi dapat dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil dan elemen dari populasi tersebut agak berbeda satu dengan yang
lainnya (Erlina 2008:75). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sejak tahun 2009 sampai dengan 2011 yaitu sebanyak 16
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Erlina 2008:75). Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Menurut Sopiah dan Etta
(2010:189) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu dengan tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Adapun kriteria tertentu tersebut, antara lain :
1. Perusahaan Manufaktur industri Makanan dan Minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009 sampai 2011.
2. Perusahaan tersebut tidak delisting dari BEI selama periode
pengamatan (tahun2009-2011).
3. Perusahaan memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari
variabel yang diteliti dan perusahaan tersebut melaporkan laba yang
positif selama tahun 2009-2011.
Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menetapkan sebanyak 9 sampel perusahaan.
Daftar nama perusahaan yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini
disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Pemilihan Sampel
No Nama Perusahaan Kode
Kriteria
Sampel 1 2 3
1 Akasha Wira International Tbk. ADES Sampel 1
3 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA Sampel 2
4 Cahaya Kalbar Tbk. CEKA Sampel 3
5 Davomas Abadi Tbk. DAVO
×
-
6 Delta Jakarta Tbk. DLTA Sampel 4
7 Fast Food Indonesia Tbk FAST × -
8 Indofood CBP Sukses ICBP × × -
9 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF Sampel 5
10 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI Sampel 6
11 Mayora Indah Tbk. MYOR Sampel 7
12 Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN × -
13 Nippon Indosari Corporindo Tbk. ROTI × × -
14 Sekar Laut Tbk. SKLT × -
15 Siantar Top Tbk. STTP Sampel 8
16 Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ Sampel 9
3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana
data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Erlina 2008:36).
Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalan penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari internet
dari tahun 2009-2011. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang
berupa angka dan bilangan. Sifat data ini adalah data pooling, yaitu kombinasi
dari data time series dan data cross section. Penelitian ini mengambil data dari 16
perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman selama periode 3 tahun,
yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
strategi arsip (archival). Menurut Jogiyanto (2005:81), “Straregi arsip (archival),
yaitu data dikumpulkan dari catatan atauatau basis data yang sudah ada.” Sumber
data strategi arsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari internet dengan mendownload laporan keuangan dari situs resmi
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Variabel Dependen
Varabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabrl independen. Variabel dependen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah return saham.
Return merupakan tingkat pengembalian hasil yang diharapkan
oleh investor dari kegiatan investasi berupa deviden maupun capital gain.
,dimana setiap saham-saham tersebut memiliki harga yang berbeda-beda.
Secara sistematis return diukur dengan rumus (Jogiyanto 2000:109) :
Return = Pt −Pt−1
��−1 + yield
Return = Pt −Pt−1
��−1 + Dt Pt−1
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependen). Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah EVA, MVA, dan ROA.
1. Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added adalah laba operasi bersih setelah pajak
(NOPAT) selama satu tahun buku dan dikurangi oleh biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh modal (capital charge) yang
didasarkan atas WACC dan dikalikan dengan invested capital. EVA
diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham.
EVA dapat diukur dengan :
2. Market Value Added (MVA)
Market Value Added adalah selisih nilai pasar perusahaan dikurang
nilai buku perusahaan. MVA iukur dengan satuan Rupiah per lembar
saham. Market Value Added dihitung dengan rumus:
MVA = Nilai pasar saham− ekuitas modal yang diberikan
oleh pemegang saham
MVA = (saham beredar) (harga saham)−total ekuitas
saham biasa
3. Return On Asset (ROA)
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan
sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba. ROA
menggunakan pengukuran ordinal. ROA dapat dihitung dengan
rumus:
ROA = ���� ����� ℎ
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Operasional Parameter Skala
3.6 Metode Analis Data
Metode analisi digunakan untuk mendapatkan hasil yang pasti dalam
mengolah data sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Setelah data dikumpulkan,
maka dilakukanlah analisis dari data tersebut. Data tersebut diolah dan
diinterpretasikan untuk memperoleh hasil yang yang lebih rinci dalam menjawab
permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.
Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas.
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variable pengganggu atau residual distribusi normal.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Untuk meningkatkan hasil
Kolmogorov-1. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05 maka
distribusi data tidak normal
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka
distribusi data normal
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya
korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan
yang lainnya. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan
melihat nilai VIF dan nilai tolerance di antara variabel independen,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka menunjukkan tidak
adanya multikolinieritas di antara variabel independen.
2. Nilai tolerance lebih besar dari 0,10 menunjukkan tidak
adanya multikolinearitas di antara variabel independen.
3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Deteksi adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar
pengambilan keputusan yang dilakukan adalah dengan melihat pola
yang dibentuk oleh titik-titik yang terdapat pada grafik scatterplot.
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Uji autokorelasi ini
menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokolerasi adalah
sebagai berikut:
1) Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau
Upper Bound (DU) da 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower
Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada
nol, berarti ada autokorelasi positip.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
4) Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah
(DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya
tidak dapat disimpulkan.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi terhadap
suatu variabel numerik berdasarkan nilai dari satu atau lebih variabel yang
lain. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan model regresi
independen terhadap variabel dependen. Model yang digunakan sebagi
berikut :
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
Y = Return Saham
α = Konstanta
bi = Koefisien regresi variabel independen
X1 = Economic Value Added (EVA)
X2 = Market Value Added (MVA)
X3 = Return On Asset (ROA)
e = error
Pengujian hipotesis secara statistik yang digunakan meliputi uji koefisien
determinasi (R2), uji signifikansi simultan (F-test) dan uji signifikansi parsial
(T-test).
3.6.2.1Uji koefisien determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi
atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap
variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk
menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai R2 koefisien determinasi
berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 dikatakan baik jika di
atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R2 sama
mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dan bila R2 semakin kecil mendekati nol
menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
3.6.2.2Uji signifikansi simultan (f-test)
Uji signifikan simultan atau uji statistik F digunakan untuk
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–sama terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Uji ini digunakan untuk
menguji pengaruh secara simultan variabel independen yaitu EVA,
MVA, dan ROA terhadap variabel dependen yaitu return saham.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya EVA, MVA, dan ROA secara simultan
tidak berpengaruh terhadap Return Saham.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya EVA, MVA, dan ROA secara simultan
berpengaruh terhadap Return Saham.
Kriteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis dengan uji F,
adalah sebagai berikut:
• Quick Look : bila nilai F lebih besar dari 4 maka Ho dapat ditolak
• Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel (Fh > Ft),
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.6.2.3Uji signifikansi parsial (t-test)
Uji statistik t atau uji signifikan parameter individual atau uji
parsial yaitu untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2005 : 84). Uji ini digunakan untuk
menguji pengaruh secara parsial variabel independen yaitu EVA,
MVA, dan ROA terhadap variabel dependen yaitu Return Saham.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:
Ho : b1, b2, b3, = 0, artinya EVA, MVA, dan ROA secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Return Saham.
Ha : b1, b2, b3, ≠ 0, artinya EVA, MVA, dan ROA secara parsial
berpengaruh terhadap Return Saham.
Kriteria pengambilan keputusan untuk menguji hipotesis dengan uji t
adalah sebagai berikut:
• Quick Look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih,
dan derajat kepercayaannya (α) sebesar 5%, maka Ho dapat ditolak
dan Ha diterima,bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut).
• Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Bila
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman serta
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Perusahaan yang
dijadikan sampel berjumlah 9 perusahaan yang telah memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian jumlah sampel secara
keseluruhan yang diteliti adalah 27 perusahaan untuk 3 tahun dari tahun
2009-2011.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda. Pengujian
asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan aplikasi
statistik.
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan
atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya. Statistik deskriptif hanya memberikan informasi
mengenai data dan sama sekali tidak digunakan untuk menarik kesimpulan
maksimum, nilai rata-rata (mean), serta standar deviasi data dari penelitian, yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Descriptive Statistic
Descriptive Statistic
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Return Saham 27 -,3765 2,9473 ,797427 ,9891998
EVA 27 13.742.000.000,00 4.882.893.000.000,00 575.653.222.222,2224 1.236.263.648.652,80000
MVA 27 -212.236.284.000,00 41.926.536.540.000,00 6.139.631.657.311,1110 11.658.557.227.575,86500
ROA 27 3,89 55,74 15,8756 14,51917
Valid N
(listwise)
27
Dari table 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa:
a. Variabel return saham memiliki nilai minimum sebesar -0,3765, nilai
maksimum sebesar 2,9473, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,797427 dengan
standar deviasi sebesar 0,9891998 dan jumlah data yang digunakan adalah
sebanyak 27.
b. Variabel economic value added memiliki nilai minimum sebesar
13.742.000.000,00, nilai maksimum sebesar 4.882.893.000.000,00 , nilai
rata-rata (mean) sebesar 575.653.222.222,2224 dengan standar deviasi sebesar
1.236.263.648.652,80000 dan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 27.
c. Variabel market value added memiliki nilai minimum sebesar
-212.236.284.000,00, nilai maksimum sebesar 41.926.536.540.000,00, nilai
rata-rata (mean) sebesar 6.139.631.657.311,1110 dengan standar deviasi
d. Variabel return on asset memiliki nilai minimum sebesar 3,89, nilai maksimum
sebesar 55,74, nilai rata-rata (mean) sebesar 15,8756 dengan standar deviasi
sebesar 14,51917 dan jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 27.
4.3 Pengujian Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Uji normalitas ini menjadi hal yang penting karena salah satu
syarat dalam pengujian parametic-test (uji parametik) adalah data harus
memiliki distribusi normal. Pengujian ini menggunakan analisis statistik dan
analisis grafik.
1. Analisis Statistik
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :
H0 : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
Tabel 4.2
Pengujian Normalitas Sebelum Ditransformasi One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Berdasarkan hasil pengujian K-S diatas, nilai K- S yang diperoleh
adalah 1,036, dan signifikan pada 0,233, sehingga dapat disimpulkan bahwa
data terdistribusi normal dimana nilai p lebih besar dari 0,05 (p=0,233 >
0,05). Dengan demikian secara keseluruhan bahwa nilai observasi telah
terdistribusi normal.
2. Analisis Grafik
Analisis grafik dilakukan dengan grafik histogram dan grafik P-P of
regression standarlized residual yang digambarkan sebagai berikut: Unstandardize
d Residual
N 27
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .96321109 Most Extreme
Differences
Absolute .199
Positive .199
Negative -.130
Kolmogorov-Smirnov Z 1.036
Asymp. Sig. (2-tailed) .233
Gambar 4.1
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa grafik histogram
menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang menceng ke kiri.
Gambar4.2
Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
Pengujian normalitas dengan menggunakan grafik P-P of regression
standarlized residual, terlihat titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal,
serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal.
Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data
yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai
data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier, yaitu :
a. melakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
b. melakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. melakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu
Dari ketiga cara di atas, penulis memutuskan untuk melakukan transformasi
data terhadap semua variabel menjadi bentuk Logaritma natural (Ln), agar
variabel-variabel dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas. Setelah itu,
dilakukan pengujian ulang dengan metode statistik.
Hasil output SPSS pengujian normalitas setelah transformasi data akan disajikan
pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil uji normalitas setelah transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,81859715 Most Extreme
Differences
Absolute ,082
Positive ,064
Negative -,082
Kolmogorov-Smirnov Z ,350
Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari tabel tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,350 dan
signifikansi pada 1,000 . Nilai ini lebih besar dari 0,05 (1,000 > 0,05) maka HO
Gambar 4.3
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
Grafik histogram setelah transformasi pada gambar diatas dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal karena grafik tidak menceng
Gambar 4.4
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi
Dari grafik P-P of regression standarlized residual pada tabel diatas, dapat
disimpulkan bahwa terdapat penyebaran data yang merata dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai VIF dan nilai tolerance.
Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance >0,10 maka dapat disimpulkan bahwa
Tabel 4.4
Uji multikolonieritas untuk
LN_RETURN=f(LN_EVA,LN_MVA,LN_ROA) Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 LN_EVA ,176 5,674
LN_MVA ,182 5,498
LN_ROA ,811 1,233
a. Dependent Variable: LN_Return saham
Hasil pengujian menunjukkan angka tolerance untuk LN_EVA lebih besar
dari 0,1 (0,176 > 0,1), LN_MVA lebih besar dari 0,1 (0,182 > 0,1), dan LN_ROA
lebih besar dari 0,1 (0,811 > 0,1). Angka VIF untuk LN_EVA lebih kecil dari 10
(5,674 < 10), LN_MVA lebih kecil dari 10 (5,498 < 10 ), dan LN_ROA lebih
kecil dari 10 (1,233 < 10). Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh
kesimpulan tidak terdapat multikolonieritas.Hasil ini menunjukkan tidak ada
Tabel 4.5 Hasil Uji-f
Coefficient Correlationsa
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat korelasi antar variabel bebas, yaitu :
tingkat korelasi antar variabel bebas antara LN_EVA terhadap LN_MVA
menunjukkan angka -0,904 atau -90,4%, tingkat ini masih jauh dibawah 95 %.
Tingkat korelasi antara LN_EVA terhadap LN_ROA menunjukkan angka -0,434
atau -43,3%. Tingkat korelasi antara LN_MVA terhadap LN_ROA menunjukkan
angka 0,403 atau 40,3%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat dibuktikan
bahwa tidak terdapat kolerasi antar variabel bebas atau tidak terdapat
multikolinearitas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Ujis heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang dipakai dalam penelitian ini
adalah dengan melihat grafik scatterplot.
Model LN_ROA LN_MVA LN_EVA
1 Correlations LN_ROA 1,000 ,403 -,434
LN_MVA ,403 1,000 -,904
LN_EVA -,434 -,904 1,000
Covariances LN_ROA ,106 ,032 -,042
LN_MVA ,032 ,061 -,066
LN_EVA -,042 -,066 ,088
Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola
tertentu atau tidak teratur. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang
lain mengindikasikan bahwa adanya data observasi yang sangat berbeda dengan
data observasi lainnya. Maka dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi ini.
4.3.4 Uji Autokorelasi
datanya time series) atau korelasi antara tempat berdekatan (apabila datanya cross
a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_MVA, LN_EVA b. Dependent Variable: LN_Return saham
Hasil uji autokorelasi diatas menunjukkan nilai R sebesar 0,308
menunjukkan bahwa korelasi yang kecil yaitu 30,8%. Nilai adjust R square atau
koefisien determinasi sebesar 0,95 atau 9,5% mengindikasikan bahwa variasi dari
variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen 9,5%. Durbin
–Watson sebesar 1,520, nilai du sebesar 1,6961 dan nilai dl sebesar 0,9331, nilai
ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi
5% jumlah sampel 18 (n) dan jumlah independen 3 (k=3). Oleh karena nilai DW
1,381 lebih kecil dari batas (du) 1,6961 dan kurang dari 2,3039 (4 - 1,6961), maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
4.4 Pengujian Hipotesis
Hasil uji asumsi klasik memperlihatkan data observasi tidak memenuhi
asumsi normalitas, kemudian dilakukan transformasi ke dalam bentuk logaritma
natural (LN).Sehingga persamaan yang baru memenuhi asumsi klasik dan dapat