• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKITAR SUNGAI WAY KANDIS KELURAHAN RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKITAR SUNGAI WAY KANDIS KELURAHAN RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air dan kebutuhan air bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Sungai Way Kandis Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, dengan objek penelitiannya air Sungai Way Kandis, sedangkan responden penelitian ini yaitu 60 KK yang tinggal di sekitar sungai. Pengumpulan data dilakukan dengan uji laboratorium, observasi, kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari pengamatan langsung dan uji laboratorium dibandingkan dengan kriteria baku mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 lalu dideskripsikan dalam bentuk laporan penelitian.

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air merupakan unsur utama. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan sangat tergantung pada suplay air pada irigasi maupun curah hujan, oleh sebab itu air memegang peran yang sangat penting dalam kelangsungan aktivitas agraris, selain dari pada itu air juga berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan manusia lainnya seperti dalam bidang perikanan, peternakan, transportasi, industri dan bagi kepentingan-kepentingan lainnya.

(4)

metabolisme dan pencemar lainnya, melakukan sirkulasi bahan yang diperlukan tubuh, sebagai regulator dan stabilisator suhu tubuh.

Air di dalam kehidupan rumah tangga dibutuhkan untuk makan, minum, masak-memasak, cuci-mencuci, menyiram tanaman dan lain-lain. Kebutuhan air untuk rumah tangga sangat tergantung pada jumlah penduduk dan kebutuhan air rata-rata per orang. Kebutuhan air untuk rumah tangga di kota lebih tinggi dari pada di pedesaan. Pertanian merupakan konsumsi air terbesar, jumlah total yang diperlukan untuk pertanian termasuk untuk tanaman, perikanan, dan perternakan. Untuk pertanian, kebutuhan air sangat tergantung kepada luas tanah yang ditanami dan jenis tanaman serta musim. Setiap tanaman mempunyai kebutuhan air sendiri-sendiri. Tanaman padi memerlukan air yang terbanyak di antara tanaman lainnya. Industri membutuhkan air untuk bahan mentah ataupun untuk masukan yang lain. Industri yang menggunakan air sebagai bahan mentah langsung adalah pabrik es. Air digunakan oleh industri juga sebagai bahan/alat pendingin dan pembersih kotoran/sisa industri.

Kebutuhan manusia akan air selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, bukan saja karena meningkatnya jumlah manusia yang memerlukan air tersebut, melainkan juga karena meningkatnya intensitas dan ragam dari kebutuhan akan air tersebut. Di lain pihak, air yang tersedia di dalam alam yang secara potensi dapat dimanfaatkan manusia tetap saja jumlahnya (Daud Silalahi, 2003:11 ).

(5)

tersedia dalam keadaan yang bermutu baik kuantitas maupun kualitasnya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Untuk menjaga kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air dilakukan pada sumber air yang ada di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air pada sumber air yang ada di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air untuk memenuhi baku mutu air dan menjadikan lingkungan yang serasi. Lingkungan yang serasi dan harmonis tercipta jika interaksi antara manusia dengan berbagai subsistem atau komponen-komponen lingkungan lainnya berada dalam batas keseimbangan.

Karena demikan pentingnya pengairan itu, pemerintah telah menetapkan ketentuan-ketentuan dan pendayagunaannya oleh setiap orang dalam undang-undang nomor 11 tahun 1974 tentang pengairan. Menurut UU tersebut pengairan adalah suatu bidang pembinaan terhadap air, sumber air, termasuk kekayaan alam hewani yang terkandung di dalamnya, baik yang alamiah maupun yang telah diusahakan oleh manusia.

(6)

dan mengatur SDA sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat telah dipertegas pula dalam pasal 8 dan pasal 10 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

dipergunakan untuk sebesarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya

Dengan semakin meningkatnya tingkat kehidupan manusia, kebutuhan akan air semakin meningkat pula, karena sumber daya air dipengaruhi oleh berbagai keterbatasan, sering terjadi kemungkinan bahwa pada saatnya kebutuhan akan air semakin meningkat itu, tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan sumber air yang ada. Bagaimanapun pentingnya peranan sumber daya air bagi kehidupan manusia, tetapi manusialah yang mempunyai peranan sangat menentukan di dalam hubungan antara manusia dengan sumber daya air tersebut.

Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung merupakan salah satu daerah pemukiman penduduk, faktor ketersediaan air sangatlah besar peranannya dalam kebutuhan hidup sehari-hari.

Kelurahan Rajabasa Raya merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Rajabasa. Kelurahan Rajabasa Raya memiliki luas 358 ha dengan jumlah penduduk 6173 jiwa yang terdiri dari 1331 KK. Kelurahan Rajabasa Raya memiliki ketinggian tanah ± 30 m dari permukaan laut, memiliki curah hujan ± 1500 mm/th dan memiliki suhu udara diantara 270C- 280C (Monografi Kelurahan Rajabasa Raya 2009).

(7)

khususnya bertempat tinggal di sekitar Sungai Way Kandis dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari masih menggunakan air dari aliran sungai yang tidak diketahui tingkat kesehatannya dari air yang mengalir dari sungai tersebut. Hal ini dikarenakan melihat kondisi air Sungai Way Kandis yang terlihat dari kondisi fisik air yang sangat keruh, air sungai bau, terlihat sampah-sampah yang berada di dalam badan sungai dan banyak penduduk yang menggunakan sungai tersebut sebagai tempat pembuangan limbah cair rumah tangga sehingga mencemari air tersebut dan berbahaya bagi kesehatan manusia apabila digunakan secara berlebihan.

Melihat kondisi tersebut, dimungkinkan aliran Sungai Way Kandis yang melintas di Kelurahan Rajabasa Raya sudah mengalami pencemaran baik fisik, kimia, dan biologis yang bervariasi dan yang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan masyarakat, khususnya penduduk yang menggunakan air sungai Way Kandis. Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan air dibutuhkan kualitas air yang memenuhi standar baku mutu air maka dibutuhkan analisis kualitas air Sungai Way Kandis agar tingkat kesehatan masyrakatnya terjamin.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kualitas air Sungai Way Kandis. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah Analisis Kualitas Air Dan Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Yang Bermukim Di Sekitar Sungai Way Kandis Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung Tahun 2011.

1.2 Rumusan Masalah

(8)

1. Bagaimanakah keadaan kualitas air Sungai Way Kandis dalam penyediaan kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Sungai Way Kandis Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung? 2. Bagaimanakah pemanfaatan air Sungai Way Kandis oleh penduduk yang

bermukim di sekitar Sungai Way Kandis?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan kualitas air Sungai Way Kandis dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Sungai Way Kandis Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung pada tahun 2011.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan air Sungai Way Kandis oleh penduduk yang bertempat tinggal disekitar Sungai Way Kandis Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung pada tahun 2011.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang ilmu Geografi khususnya Hidrologi dan Ekologi Geografi.

(9)

sub pokok bahasan Persebaran dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, Hidrosfer dan Lingkungan Hidup. Maka materi yang dibicarakan antara lain : a. Pada materi kelas X bab V yaitu hidrosfer dan pengaruhnya terhadap

kehidupan dengan sub-bab siklus air, bentuk-bentuk perairan darat dimana dibahas mengenai bentuk-bentuk perairan darat dan banjir baik penyebab, dampak, dan usaha mengurangi resikonya dimana air merupakan salah satu perairan darat.

b. Pada materi kelas XI bab III yaitu Persebaran dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dengan sub-bab pengertian sumber daya alam, potensi sumber daya alam dan persebarannya, pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, dan pemanfaatan sumber daya alam secara eko-efisien dimana air merupakan salah satu sumber daya alam.

c. Pada materi kelas XI bab IV yaitu Lingkungan hidup dengan sub-bab pengertian lingkungan hidup, ekosistem, pemanfaatan lingkungan hidup, dan AMDAL dimana air merupakan salah lingkungan hidup yang harus dilestarikan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah air Sungai Way Kandis.

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah kualitas dan pemanfaatan air Sungai Way Kandis.

(10)

4. Ruang lingkup waktu adalah tahun 2011. 5. Ruang lingkup ilmu adalah Ekologi Geografi

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini bertujuan memberikan arah bagi penelitian atau landasan teori dimana dapat dijadikan bagian dari kerangka penelitian berupa hasil kajian dari beberapa pustaka yaitu teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Landasan teori ini diperlukan guna membantu lebih terarahnya penelitian ini, maka didalam penelitian ini diambil beberapa pendapat dalam bentuk kutipan.

A. Pengertian Ekologi Geografi

Ekologi Geografi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya serta dengan semua komponen yang ada disekitarnya (Indriyanto, 2006:3).

(12)

B. Sumber Daya Air

Soeriaatmadja (2000:7) mengemukakan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam non-hayati dan sumber daya alam buatan.

Selanjutnya Trisnaningsih (2003:6) mengemukakan bahwa sumber daya adalah semua potensi dan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, sedangkan jumlah semua komponen material dari lingkungan yang meliputi masa dan energi, benda biologis dan non biologis, dapat ditetapkan sebagai keseluruhan persedian (total stok).

Berdasarkan pendapat di atas, maka sumber daya merupakan segala sesuatu yang ada di bumi yang dapat digunakan manusia untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Nursid (1988 : 211-212) mengelompokkan sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia menjadi dua bagian, yaitu :

1) Sumber daya alam (natural resources)

Sumber daya alam dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan, yaitu : sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, sumber daya yang dapat diperbaharui, dan sumber daya yang tidak akan habis. Sumber daya yang tidak dapat diperbaharui berarti sumber daya yang tidak dapat dipulihkan kembali setelah digunakan seperti logam, minyak bumi dan gas alam. Sumber daya yang dapat diperbaharui yaitu sumber daya yang dapat pulih kembali secara alamiah ataupun secara budaya setelah dimanfaatkan. Sumber daya yang tidak akan habis yaitu keindahan panorama yang berharga bagi kepariwisataan, dan faedah-faedah yang diperoleh dari iklim.

2) Sumber daya manusia (human resources)

(13)

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa air Sungai Way Kandis merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Air Sungai Way Kandis merupakan salah satu aspek fisik yang besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia.

Cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang air adalah hidrologi. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia dalam I Gede Sugiyanta (2003:1) dikemukakan bahwa pengertian Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air, khususnya yang bertalian dengan bentuknya sebagai tali air, danau dan sumur serta sebagai salju, termasuk penemuannya, penguasaanya dan pengawetannya serta daurnya termasuk mengenai air di bawah tanah.

Kemudian dikemukakan juga oleh Chay Asdak (2002:4) bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. termasuk didalamnya adalah penyebaran, daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimianya, serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri.

Semua air yang ada di bumi secara terus menerus mengalami sirkulasi, namun sirkulasi air ini tidak terjadi secara merata dari satu tahun ke tahun berikutnya, dari satu musim ke musim berikutnya dan dari satu wilayah ke wilayah yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi meteorology(suhu, tekanan atmosfir dan angin) dan kondisi topografi dari wilayah yang bersangkutan. Sirkulasi air di bumi baik air laut maupun air darat yang berlangsung terus menerus disebut siklus hidrologi atauhydrological cycle.

(14)

tumbuh-tumbuhan atau vegetasi menguap (transpirasi) ke udara. Air tersebut kemudian berubah menjadi awan dan setelah mengalami proses kondensasi dan sublimasi akan jatuh sebagai presipitasi ke permukaan bumi. Sebelum air jatuh sampai ke permukaan bumi sebagian ada yang langsung menguap kembali ke udara dan tidak semua bagian dari presipitasi ini akan mencapai permukaan tanah karena sebagian akan tertahan oleh vegetasi yang ada di permukaan bumi (intersepsi). Sebagian dari air yang ada pada vegetasi tersebut akan langsung menguap kembali ke udara (transpirasi), kemudian baru sisanya yang akan jatuh atau mengalir melalui dahan-dahan ke permukaan tanah. Air hujan yang sampai ke permukaan tanah akan mengisi lekuk-lekuk yang ada di permukaan tanah kemudian mengalir menjadi limpasan permukaan (surface runoff) melalui parit-parit ke daerah-daerah yang lebih rendah dan masuk ke sungai-sungai yang akhirnya akan sampai ke laut, tetapi tidak semua air yang mengalir ini akan sampai ke laut karena di dalam perjalannya sebagian ada yang langsung menguap kembali ke udara. Bagian lain dari air ini akan masuk ke dalam tanah (perkolasi dan infiltrasi), air yang mengalir kembali dan segera ke luar permukaan bumi sebelum mencapai air tanah disebut aliran intra (interflow). Sebagian besar air yang masuk ke dalam tanah akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang pada akhirnya dalam waktu yang relatif lama akan mengalir juga ke luar permukaan tanah, aliran ini disebut limpasan air tanah atau groundwater runoff(I Gede Sugiyanta, 2003:5).

(15)

yang mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah pada suatu tempat yang relatif tetap di atas permukaan daratan atau tanah.

Sungai mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, hewan maupun tanaman yang ada di permukaan bumi. Adapun penggunaan yang paling utama bagi manusia adalah sebagai air minum, selain itu air digunakan untuk keperluaan sehari-hari untuk mandi, mencuci, dan lain sebagainya. Dalam hal ini Sungai Way Kandis yang mengalir di Kelurahan Rajabasa Raya memiliki manfaat bagi masyarakat dalam pemanfaatan sumber air tersebut dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

C. Indikator Kualitas Air Sungai

Unus Suriawiria (2005:80) mengemukakan bahwa layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas air secara fisik, secara kimia, dan secara biologis. Kualitas air secara fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kualitas air secara kimia meliputi nilai pH, kandungan senyawa kimia di dalam air, dan kandungan residu. Kualitas air secara biologis meliputi parameter mikroba pencemar, patogen, dan penghasil toksin.

(16)

Setiaty, Amir dan Zuhrina (1995:63-64) menggolongkan air untuk berbagai keperluan menjadi empat golongan, yaitu :

Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industry, dan pembangkit listrik tenaga air.

Kualitas golongan air ini disusun atas dasar empat parameter yaitu

1. Parameter fisik meliputi suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan, padatan terlarut dan daya hantar listrik.

2. Parameter kimia meliputi ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, kebutuhan oksigen kimia dan karbon organik total.

3. Parameter biologis meliputi jenis dan kandungan mikroorganisme baik sebagai hewan maupun tumbuhan.

4. Parameter radioaktif meliputi kandungan bahan-bahan radioaktif. Sedangkan Srikandi Fardiaz (1992:21) mengemukakan bahwa :

untuk mengetahui suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air yaitu :

1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas 2. Suhu

(17)

standar baku mutu air menurut Keputusan Menteri No. 492/MENKES/PER/IV/2010 sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 1. Baku Mutu Air Minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010

No Parameter Satuan Kadar maksimum

yang diperbolehkan Sumber : Keputusan Menteri No. 492/MENKES/PER/IV/2010

Dalam penelitian ini yang akan menjadi titik perhatian dalam penentuan kualitas air adalah :

1. Bau

(18)

berbau sulfit dapat disebabkan oleh residu sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik.

2. Warna

Banyak air permukaan khususnya yang berasal dari daerah rawa-rawa seringkali berwarna sehingga tidak dapat diterima oleh masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan industri, tanpa dilakukannya pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan warna tersebut.

Suripin (2002:149) mengemukakan bahwa air murni adalah air yang tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Air yang mengalir melewati rawa atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material tersebut.

Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (True Color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (Apparent color) yang disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut dan juga karena adanya bahan-bahan tersuspendi, termasuk diantaranya yang bersifat koloid (Srikandi Fardiaz, 1992:24).

3. Total Disolved Solid (TDS)

(19)

Tinggi/besarnya angka Total Dissolved Solid merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai atau tidaknya air untuk penggunaan rumah tangga. Kadar maksimum Total Dissolved Solid berdasarkan Keputusan Menteri No. 492/MENKES/PER/IV/2010 untuk air minum adalah 500 mg/l, apabila nilai TDS sudah melebihi 500 mg/l maka sudah melebihi standar kualitas baku mutu air.

4. Kekeruhan

Menurut Chay Asdak (2002:505) bahwa kekeruhan menunjukkan tingkat kejernihan aliran air atau kekeruhan aliran air yang diakibatkan oleh unsur-unsur muatan sedimen, baik yang bersifat mineral atau organik. Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh di atas badan air. Semakin kecil atau rendah tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk ke dalam badan air dan dengan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis. Dengan semakin meningkatnya proses fotosintesis, maka semakin besar persedian oksigen yang ada dalam air.

Sedangkan Unus Suriawiria (2005:80) mengemukakan bahwa kekeruhan air ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh.

(20)

Kekeruhan dapat diukur dengan lilin turbbidty, hal ini sesuai dengan pendapat Totok Sutrisno (1991:72) bahwa pengukuran dengan lilin turbidty meter menggunakan tabung gelas yang dikalibrasi menurut tabel dan standar lilin. Sampel dituangkan ke dalam tabung sampai nyala lilin tidak kelihatan. Tinggi tabung diukur dan dibandingkan dengan standar turbidity.

5. Rasa

Air yang normal sebenernya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan bau karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyia rasa yang tidak normal juga.

Suripin (2002:149) mengemukakan bahwa air murni tidak berbau dan berasa, tetapi air minum idealnya tidak berbau boleh berasa. Rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikro-organisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Polusi dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki. Untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki dapat dilakukan dengan aerasi, pemakaian potassium permanganat, pemakaian karbon aktif, koagulasi sedimentasi dan filtrasi.

6. Suhu

(21)

bagi kehidupan flora dan fauna akuatis. Hubungan antara suhu air dan oksigen biasanya berkolerasi negatif, yaitu kenaikan suhu di dalam air akan menurunkan tingkat solubilitas oksigen dan dengan demikian, menurunkan kemampuan organisme akuatis dalam memanfaatkan oksigen yang tersedia untuk berlangsungnya proses-proses biologi di dalam air. Kenaikan suhu perairan disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sepanjang tebing aliran yang mengakibatkan lebih banyak cahaya matahari yang dapat menembus ke permukaan aliran air tersebut dan meningkatkan suhu di dalam air.

Totok Sutrisno (1991:27) mengemukakan bahwa temperatur yang diinginkan untuk air bersih berkisar antara 500F 600F atau 100C 150C. Pengukuran temperatur dilakukan di lokasi sungai dengan menggunakan termometer air raksa Celcius. Caranya yaitu termometer dicelupkan beberapa saat, kemudian diangkat dan akan terlihat temperatur yang ditunjukkan oleh termometer air raksa tersebut.

7. pH

pH adalah konsentrasi ion hydrogen (H+) dalam suatu cairan. Organisme dalam air sangat sensistif terhadap perubahan ion hidrogen. Pada proses penjernihan air, pH menjadi indikator untuk meningkatkan efisiensi proses penjernihan (Totok Sutrisno, 1991:73).

(22)

tergantung pada jenis limbahnya. Jadi apabila < 6 maka air akan bersifat asam dan apabila > 8 air akan bersifat basa.

Untuk menentukan kadar pH biasanya menggunakan alat pH meter atau kertas laktamus. Hal ini sesuai dengan pendapat Totok Sutrisno (1991:74) bahwa pengukuran pH dapat menggunakan pH meter, kertas lakmus, dan cara kalori meter. pH meter pada dasarnya mentukan ion Hidrogen menggunakan elektroda yang sangat sensitif terhadap kegiatan ion merubah signal arus listrik. Cara ini praktis, teliti serta dapat digunakan untuk mengukur pH pada lokasi dan posisi sampel.

8. Disolved Oxygen (DO)

Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk memperthankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air, baik tumbuhan maupun hewan bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Oleh sebab itu kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air.

Totok Sutrisno (1991:27) mengemukakan bahwa oksigen terlarut (DO) merupakan parameter penting untuk mengukur pencemaran air. Walaupun oksigen (O2) sulit larut dibutuhkan oleh semua jenis kehidupan di air. Tanpa adanya oksigen tidak ada kehidupan tanaman dan binatang di perairan seperti air sungai, danau, dan reservoir.

(23)

tinggi juga mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat karena oksigen akan mengikat hydrogen yang melapisi permukaan logam.

Sedangkan Wasilah Abu Sudja (2001:33) mengemukakan bahwa banyaknya gas oksigen yang terdapat dalam air berbeda bergantung pada kondisi dan suhu air. Pada suhu yang sama oksigen yang terlarut dalam air tawar lebih banyak daripada yang terlarut dalam air laut dan makin tinggi suhu makin sedikit oksigen yang terlarut. Oksigen yang terlarut dalam air bersih berkisar antara 6 8 ppm. Apabila konsentrasi oksigen terlarut kurang dari 6 ppm kehidupan dalam air akan terganggu, apabila antara 4 2 ppm hanya bakteri tertentu saja yang dapat bertahan hidup, sedangkan apabila konsentrasi oksigen terlarut kurang dari 1 ppm maka tidak ada kehidupan dalam air tersebut.

9. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

Totok Sutrisno (1991:27) mengemukakan bahwa Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme pada waktu melakukan proses dekomposisi bahan organik yang ada di perairan. Sedangkan Chay Asdak (2002:506) mengemukakan bahwa Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah angka indeks oksigen yang diperlukan oleh bahan pencemar yang dapat teruraikan (biodegradable pollutant) di dalam suatu sistem perairan selama berlangsungnya proses dekomposisi aerobic.

(24)

kemurnian air diragukan jika nilai BODnya mencapai 5 ppm atau lebih. Sementara untuk perairan yang menampung limbah dari limbah permukiman dan industri mempunyai angka indeks BOD seringkali melampui 100 ppm.

10. Chemical Oxygen Demand (COD)

Sugiharto (1987:6) mengemukakan bahwa Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau miligram per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik secara kimiawi. Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologi, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Alaerts dan Santika dalam Arif, 2010:20). Berdasarkan Keputusan Menteri No. 492/MENKES/PER/IV/2010 batas standar pencemaran berdasarkan COD yaitu 300 mg/l, apabila nilai COD sudah melebihi 300 mg/l maka sudah melebihi standar kualitas baku mutu air.

D. Pemanfaatan dan Penggunaan Sumber Daya Air Sungai

(25)

mandi, cuci, air irigasi atau pertanian, perternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi.

2.2 Kerangka Pikir

Semua kehidupan termasuk manusia membutuhkan air, kebutuhan akan air terutama bagi manusia tidak hanya dapat diambil dari air tanah, sungai taupun sumber air lainnya. Namun kenyataannya untuk memenuhi kebutuhan manusia dibutuhkan kualitas air yang memenuhi standar kualitas baku mutu air yang telah ditetapkan. Maka dari itu dibutuhkan analisis kualitas air Sungai Way Kandis agar tingkat kesehatan masyarakat yang menggunakan air sungai tersebut terjamin.

Suatu kenyataan ternyata terdapat masyrakat yang membutuhkan air dari aliran sungai yang tidak diketahui tingkat kesehetannya dari air yang mengalir dari sungai tersebut. Hal itu dikarenakan banyak penduduk menggunakan sungai tersebut sebagai tempat pembuangan limbah cair sehingga mencemari air tersebut dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Atadasar hal tersebut, maka menarik untuk dilakukan penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar. 1 berikut ini:

Masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya Sumberdaya Air

Sungai Way Kandis

Mengambil manfaat

(26)

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Sumberdaya Air Sungai Rusak (Kualiatas air berada di bawah nilai

ambang batas yang telah ditentukan) Sumberdaya Air Sungai baik

(Kualiatas air berada di atas nilai ambang batas yang telah

(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:2). Dalam usaha mewujudkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, suatu peneilitian agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan valid, maka peneliti harus dapat benar-benar memilih suatu metode penelitian yang sesuai, cocok dan sepadan dengan hal-hal yang akan diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat eksploratif. Sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998:7) bahwa penelitian yang bertujuan menggali secara luas tentang hal-hal atau sebab-sebab yang mempengaruhi terjadinya sesuatu, hal ini dinamakan eksploratif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode deskiptif dalam penelitian ini adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti kualitas air Sungai Way Kandis dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat yang tinggal disekitar sungai.

(28)

A. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80). Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah keseluruhan unit Sungai Way Kandis dari hulu sampai hilir.

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Untuk mengetahui keadaan kualitas air Sungai Way Kandis maka dilakukan uji kualitas di laboratorium dan pengamatan langsung. Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah purposive sample. Dalam penelitian ini menggunakan tiga titik pengamatan, titik pengamatan pertama berada dibagian hulu Sungai sebelum masuk ke daerah pemukiman penduduk, titik pengamatan kedua berada dibagian tengah yang merupakan daerah permukiman dan titik pengamatan yang ketiga berada di hilir Sungai. Berikut dijelaskan pada Gambar 2 Peta Pengambilan Sampel Air Sungai Way Kandis pada Halaman 27.

(29)
(30)

Gambar 3. Peta Persebaran Responden Di Kelurahan Rajabasa Raya

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

A. Variabel Penelitian

(31)

yang pertama kualitas air Sungai Way Kandis dengan parameter antara lain pH, warna, bau, rasa, kekeruhan, suhu, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), DO, dan TDS. Yang kedua adalah pemanfaatan air Sungai Way Kandis.

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:46). Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kualitas Air Sungai Way Kandis

Adapun penilaian kualitas air Sungai Way Kandis dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Variabel untuk menilai kualitas air Sungai Way Kandis Di Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung

No Parameter Kadar maksimum yang

diperbolehkan

(32)

1 Sumber : Keputusan Menteri No. 492/MENKES/PER/IV/2010

2. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis

(33)

sehari-hari yaitu air minum, mandi, cuci, air irigasi atau pertanian, perternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi.

1.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

A. Teknik Observasi

Sugiono (2008:145) mengemukakan bahwa observasi adalah teknik pengumpulan data yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan cara melakukan pengukuran langsung pada obyek penelitian karena data akan berubah bila dipisahkan dari badan sungai. Adapun data yang dikumpulkan yaitu, temperatur , warna, bau, dan rasa air.

Langkah-langkah dalam pengukuran parameter di lapangan sebagai berikut : a. Pengukuran suhu/temperatur air sungai

Alat yang digunakan adalah alat termometer, pengukuran dilakuakan pada pagi menjelang siang pada tiap titik pengamatan. Alat termometer dicelupkan ke dalam air selama 1 menit dan dicatat suhunya.

b. Pengukuran warna air

Pengukuran warna dilakukan dengan sangat sederhana yaitu dengan mengamati air sungai pada tiap titik dengan indera penglihatan saja.

(34)

Pengukuran bau dilakukan dengan sangat sederhana yaitu dengan menilai air sungai pada tiap titik dengan indera penciuman saja.

d. Pengukuran rasa air

Pengukuran warna dilakukan dengan sangat sederhana yaitu dengan menilai air sungai pada tiap titik dengan indera perasa saja.

B. Uji Laboratorium

Uji laboratorium ini dilakukan di Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung untuk mendapatkan data kualitas air Sungai Way Kandis dengan pengukuran pH, TDS, kekeruhan, DO, BOD, dan COD pada tiga sampel yang diambil dari tiga titik pengamatan. Langkah-langkah pengukuran parameter dalam teknik uji laboratorium adalah sebagai berikut :

a. Pengukuran pH

Elektroda yang digunakan untuk pengukuran pH air harus dikalibrasi dahulu dengan larutan buffer pH 4,0, pH 7,0 dan buffer pH 0,0.

Kira-sampel air dimasukkan ke dalam aquadest gelas kimia 1000 ml, kemudian celupkan elektroda ke dalam air sampel pada aquadest, kemudian catat pH dan suhu yang tercatat pada alat.

b. Pengukuran TDS

elektroda ke dalam sampel air dan catat nilai TDS yang tercatat pada alat. c. Pengukuran kekeruhan

elektroda ke dalam sampel air dan catat nilai kekeruhan dan suhu yang tercatat pada alat.

(35)

D1 D2

BOD = mg/l

P

l ke dalam aquadest, kemudian celupkan elektroda ke dalam sampel air dan catat nilai DO yang tercatat pada alat. e. Pengukuran Oxygen Demand (BOD)

Sampel air harus dalam kondisi suhu stabil dan sampel uang dibutuhkan sebanyak 300 ml. Sampel diinkubasi terlebih dahulu selama 5 hari pada temperatur 200C. Perbedaan konsentrasi DO pada awal dan akhir dihitung lalu nilai BOD dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut :

Ketarangan : D1 = nilai DO awal D2= nilai DO akhir P = Jumlah sampel air

f. Pengukuran Chemical Oxygen Demand (COD)

Metode pengukuran COD menggunakan peralatan reflux, penggunaan asam

jam.

C. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang akan diteliti memerlukan informasi dari dokumen yang ada hubungannya dengan gejala sosial, ekonomi, budaya dan penduduk lebih banyak berhubungan dengan sumber dokumentasi (Nursid Sumaatmadja, 1988:109).

(36)

D. Kuisioner

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer yaitu pemanfaatan air Sungai Way Kandis yang dilakuakan oleh masyrakat yang bertempat tinggal di sekitar aliran Sungai Way Kandis dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Kuisioner ini ditujukan kepada responden yang bertempat tinggal di sekitar Sungai Way Kandis.

E. Wawancara

Teknik pngumpulan data dengan wawancara digunakan melalui percakapan langsung kepada masyrakat yang menjadi responden dalam penelitian ini, dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga pertanyaan yang diajukan peneliti lebih terarah dan tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan dengan menciptakan suasana percakapan yang sopan, terarah dan tepat sasaran sehingga wawancara dapat berjalan baik dan lancar, serta menghasilkan data yang tepat dan akurat.

1.5 Teknik Analisis data

Sugiyono (2008:244) mengemukakan bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

(37)

n

% = x 100 % N

Teknik analisa data yang digunakan pada variabel kualitas air Sungai Way Kandis akan dijelaskan secara deskriptif. Hasil penelitian yang didapat berupa data kualitatif mengenai besarnya nilai dan keadaan dari masing-masing parameter yang dijadikan indikator kualitas air yaitu pH, warna, bau, rasa, kekeruhan, suhu, Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), DO, dan TDS kemudian akan dibahas secara deskriptif dan dibuat kesimpulannya.

B. Penilaian Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis

Penilaian terhadap responden dalam mengetahui pemanfaatan Sungai Way Kandis di Kelurahan Rajabasa Raya menggunakan analisis persentase dan dianalisis secara deskriptif. Untuk mendapatkan nilai persentase menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penenlitian dan pembahasan dengan kajian Analisis Kualitas Air Sungai Way Kandis Dalam Penyediaan Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Yang Bertempat Tinggal Di Sekitar Sungai Way Kandis Di Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa yang tertera pada bab IV maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa : a. Air sungai menimbulkan bau.

b. Air sungai berwarna. c. Air sungai berasa asin.

d. Nilai TDS masih di bawah batas baku mutu air dengan nilai pada bagian hulu 110 mg/l, tengah 110 mg/l, hilir 117 mg/l.

e. Tingkat kekeruhan air masih di bawah batas baku mutu air dengan nilai pada bagian hulu 3,3 NTU, tengah 3,5 NTU, hilir 3,7 NTU.

f. Keadaan suhu masih di bawah batas baku mutu air dengan nilai pada bagian hulu 290C, tengah 300C, hilir 300C.

(39)

h. Tingkat nilai BOD masih di bawah ambang batas baku mutu air dengan nilai pada bagian hulu 13,60 mg/l, tengah 18,24 mg/l, hilir 21,39 mg/l. i. Tingkat nilai COD masih di bawah batas baku mutu air dengan nilai pada

bagian hulu 30,56 mg/l, tengah 32,48 mg/l, hilir 35,20 mg/l

2. Air Sungai Way Kandis tidak dimanfaatkan untuk air minum dan transportasi, tetapi air sungai tersebut masih dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal disekitar sungai untuk mandi dan mencuci sebesar 25 % atau 15 KK, menyirami tanaman sebesar 8,3 % atau 5 KK, perikanan sebesar 3,3 % atau 2 KK, peternakan sebesar 5 % atau 3 KK dan memancing ikan sebesar 21,7 % atau 13 KK.

5.2 Saran

1. Bagi masyarakat Kelurahan Rajabasa Raya tidak diperbolehkan mengkonsumsi air Sungai Way Kandis untuk diminum tetapi masih dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.

(40)

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM

DI SEKITAR SUNGAI WAY KANDIS

KELURAHAN RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2011 (Skripsi)

Oleh

AGUS ANGGA PRABOWO 0713034016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(41)

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM

DI SEKITAR SUNGAI WAY KANDIS

KELURAHAN RAJABASA RAYA KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDARLAMPUNG

TAHUN 2011

Oleh

AGUS ANGGA PRABOWO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(42)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alur Kerangka Pikir ... 24 2. Peta Pengambilan Sampel Air Sungai Way Kandis... 27 3. Peta Persebaran Responden Di Kelurahan Rajabasa Raya ... 28 4. Peta Administratif Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Raja Basa Kota

Bandarlampung Tahun 2011 ... 38 5. Batas Besar Nilai Q Dari Masing-Masing Tipe Curah Hujan

(43)

DAFTAR ISI

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PIKIR... 9

2.1 Tinjauan Pustaka ... 9

A. Pengertian Ekologi Geografi... 9

B. Sumber Daya Air... 10

C. Indikator Kualitas Air Sungai berdasarkan parameter fisis, biologis dan kimiawi... 13

9. Biochemical Oxygen Demand (BOD)... 22

10. Chemical Oxygen Demand (COD)... 22

D. Pemanfaatan Sumber Daya Air Sungai... 23

(44)

III. METODOLOGI PENELITIAN... 25

3.1 Metode Penelitian ... 25

3.2 Populasi dan Sampel ... 26

A. Populasi... 26

B. Sampel... 26

3.3 Variabel Penelitian dan Difinisi Operasional Variabel... 29

A. Variabel Penelitian... 29

3.5 Teknik Analisa Data ... 35

A. Penilaian Terhadap Kualitas Air Sungai Way Kandis... 35

B. Penilaian Terhadap Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis... 35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 36

4.1 Keadaan Geografis Kelurahan Rajabasa Raya Kota Bandarlampung 36 A. Letak dan Luas ... 36

1. Letak Astronomis ... 36

2. Letak Administratif ... 37

3. Luas Kelurahan Rajabasa Raya... 37

B. Keadaan Iklim ... 39

C. Keadaan Topografi... 42

D. Keadaan Hidrografis ... 42

1. Bau... 43

2. Warna... 43

3. Lebar dan Kedalam Sungai Way Kandis... 44

E. Keadaan Sosiografis Kelurahan Rajabasa Raya ... 45

F. Keadaan Penduduk... 45

1. Jumlah Penduduk ... 45

2. Kepadatan Penduduk... 46

3. Komposisi Penduduk ... 47

a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 47

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 50

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 52

4.2 Keadaan Responden Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya... 53

A. Umur ... 53

B. Jumlah Anggota Keluarga ... 54

C. Jenis Pekerjaan ... 54

D. Pendidikan ... 55

E. Jarak ... 56

(45)

A. Kondisi Fisik Air Sungai Way Kandis... 56

B. Kondisi Kimia Air Sungai Way Kandis... 57

1. Bau ... 58

2. Warna ... 59

3. TDS ... 60

4. Kekeruhan ... 60

5. Rasa ... 61

6. Suhu ... 61

7. pH... 62

8. DO ... 62

9. Biochemical Oxygen Demand (BOD) ... 63

10. Chemical Oxygen Demand (COD) ... 64

4.4 Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis... 65

A. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis Untuk Mandi Dan Mencuci ... 65

B. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis Untuk Menyirami Tanaman ... 66

C. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis Untuk Peternakan ... 67

D. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis Untuk Perikanan... 67

E. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis Untuk Memancing Ikan.. 68

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 70

5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Saran... 71 DAFTAR PUSTAKA

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010.Monografi Kelurahan Langkapura.Bandar Lampung. Anonim, 2010.Profil Kelurahan Rajabasa Raya. Bandar Lampung. Anonim, 2010. Keputusan Menteri No. 492/MENKES/PER/IV/2010

Arif Firmansyah. 2010. Kualitas Air Sungai Kemang Di Desa Sukanegara Kecamatan Tanjung Bintang Kqabupaten Lampung Selatan. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Chay Asdak. 2002. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

R. Bintarto dan Surostopo Hadisumarno. 1988. Metode Analisa Geografi. LP3ES. Jakarta.

Srikandi Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

Indriyanto. 2006.Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta.

Kartasapoetra Gunarsih. 2000. Teknologi Konservasi Tanah dan air. Rineka Cipta. Jakarta.

Philip Kristanto. 2002.Ekologi Industri. Andi. Yogyakarta

Ida Bagoes Mantra. 2003.Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Jakarta.

Setiaty Pandia, Amir Husin dan Zuhrina Masyithah. 1995. Kimia Lingkungan. Proyek Pengembangan Pusat Studi Lingkungan (PP-PSL). Jakarta

Soeriaatmadja. 2000. Ilmu Pengertahuan Alam Dan Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departermen Pendidikan Nasional. Jakarta

(47)

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Subarjo. 2004. Meteorologi dan Klimatologi: (Buku ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Universitas Indonesia. Jakarta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

I Gede Sugiyanta. 2003. Hidrologi (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989.Geografi Regional Indonesia(Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Unus Suriawiria. 2005. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Alumni. Bandung.

Suripin. 2002.Pengelolaan Sumber Daya Tanah dan Air. Andi. Yogyakarta. Totok Sutrisno. 1991.Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta. Trisnaningsih. 2003. Geografi Sumber Daya (Bahan Ajar). FKIP Universitas

(48)

DAFTAR TABEL Tabel

Halaman 1. Baku Mutu Air Minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010 ... 15 2. Jumlah populasi dan sampel pada setiap RT di Lingkungan II

Kelurahan Rajabasa Raya Kota Bandarlampung tahun 2011 ... 29 3. Variabel untuk menilai kualitas air Sungai Way Kandis Di Kelurahan

Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung ... 30 4. Luas Penggunaan Lahan di Kelurahan Rajabasa Raya

5. Data Curah Hujan Bulanan Di Kota Bandar Lampung

Tahun 2000-2009 ... 40 6. Zone/Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schmidht-Ferguson... 41 7. Panjang dan Lebar Sungai Way Kandis pada tiga titik pengamatan

Di Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Tahjun 2011... 44 8. Jumlah Penduduk Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Raja Basa

Kota Bandar Lampung Tahun 2011... 46 9. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kelurahan Rajabasa Raya

Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung Tahun 2011... 48 10. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan

Rajabasa Raya Tahun 2011... 51 11. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidkan di Kelurahan

Rajabasa Raya Tahun 2011... 52 12. Komposisi Umur Responden Di Kelurahan Rajabasa Raya

Tahun 2011 ... 53 13. Komposisi Jumalah Anggota Keluarga Responden di Kelurahan

Rajabasa Raya Tahun 2011... 54 14. Komposisi Mata Pencaharian/Pekerjaan Responden di Kelurahan

Rajabasa Raya Tahun 2011... 55 15. Komposisi Pendidikan Responden di Kelurahan Rajabasa Raya

(49)

16. Komposisi Jarak Rumah Responden Dengan Badan SungaiWay

Kandis di Kelurahan Rajabasa Raya Tahun 2011... 56 17. Daftar Kualitas Air Sungai Way Kandis Berdasarkan Hasil Uji

Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung Dan Data Hasil

Pengukuran Di Lapangan Tahun 2011... 58 18. Pemanfaatan Air Sungai Way Kandis Oleh Masyarakat Yang Tinggal

Di Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Raja Basa Tahun 2011 ... 65 19. Pemanfaatan Air Sungai Untuk Mandi Dan Mencuci Oleh Masyarakat

Yang Tinggal Di Sekitar Sungai Way Kandis ... 66 20. Pemanfaatan Air Sungai Untuk Menyirami Tanaman Oleh Masyarakat

Yang Tinggal Di Sekitar Sungai Way Kandis ... 66 21. Pemanfaatan Air Sungai Untuk Peternakan Oleh Masyarakat Yang

Tinggal Di Sekitar Sungai Way Kandis ... 67 22. Pemanfaatan Air Sungai Untuk Perikanan Oleh Masyarakat Yang

Tinggal Di Sekitar Sungai Way Kandis ... 68 23. Pemanfaatan Air Sungai Untuk Rekreasi Atau Memancing Ikan Oleh

(50)

MOTTO

Hidup adalah sebuah pilihan, benar atau salah dari pilihan tersebut bukan itu yang dicari melainkan tanggung jawab

dari pilihan tersebut. (Penulis)

Dalam melalukan sesuatu hal , membutuhkan suatu kesabaran dan keikhlasan

(Penulis)

Kegagalan merupakan kesempatan untuk memulai kembali, dengan lebih bijaksana.

(51)

Judul Skripsi : ANALISIS KUALITAS AIR DAN

KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT YANG BERMUKIM DI SEKITAR SUNGAI WAY KANDIS DI KELURAHAN RAJABASA RAYA KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN 2011

Nama Mahasiswa : Agus Angga Prabowo No. Pokok Mahasiswa : 0713034016

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. NIP. 19560108 198503 1002 NIP. 19570725 198503 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketuan Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si

(52)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si ...

Penguji Utama : Drs. Budiyono, M.S. ...

Sekretaris : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(53)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil alamin

Kupersembahkan Karya Sederhanaku ini untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu berdoa untuk kebahagiaan dan keberhasilanku. 2. Kakakku Pitoko, Bunga dan Pita yang selalu membantu baik materi dan doa demi

keberhasilanku.

3. Adikku Rahma yang selalu mendoakan keberhasilanku.

4. Sahabat-sahabat yang kucintai.

(54)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Agustus Tahun 1989 di Kelurahan Yosodadi Kecamatan Metro Timur Kota Metro, dari pasangan Bapak Abdurachman dan Ibu Waryuningsih yang merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 8 Iring Mulyo diselesaikan Tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Metro diselesaikan Tahun 2004, dan Sekolah Menengah Umum di SMAN 3 Metro diselesaikan pada tahun 2007.

(55)

SANWACANA

Bismillahirohmannirohim,

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Analisis Kualitas Air Dan Kebutuhan Air Bagi Masyarakat Yang Bermukim Di Sekitar Sungai Way Kandis Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandarlampung Tahun 2011 salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa isi yang tersaji dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku dosen pembimbing utama dan Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku pembimbing pembantu dan pembimbing akademik serta Drs. Budiyono, M.S. selaku Dosen Pembahas.

(56)

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si selaku Ketua Jurusan P. IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak dan Ibu Staf Pengajar pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

5. Ayah, ibu, kakak dan adikku tersayang yang selalu memberi semangat dan doa kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi.

6. Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidup penulis atas kasih sayangnya, kesabarannya, dukungannya, dan perhatiannya kepada penulisnya. 7. Rekan-rekan Geografi khususnya angkatan 2007 terima kasih atas

kebersamaan dan motivasinya selama ini, semoga dapat menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan akan mendapat pahala dari Allah S.W.T. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Amin Yarobbal Alamin.

Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis

(57)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Agus Angga Prabowo

NPM : 0713034016

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Kependidikan

Alamat : Jl. Tongkol 21 Polos RT/RW 8/3, Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro

Telp/Hp : 08975708181

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak pernah atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 26 Juni 2012

Gambar

Tabel 1. Baku Mutu Air Minum No. 492/MENKES/PER/IV/2010
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2. Peta pengambilan sampel air Sungai Way Kandis

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau adalah salah satu Perusahaan Daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung, yang memberikan pelayanan penyedian air

a) Bagi pihak PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung, studi ini dapat dijadikan bahan evaluasi dan kajian dalam memberikan pelayanan penyedian air bersih yang sesuai

Pada kajian ini peneliti mencoba untuk menentukan ketersediaan kuantitas debit andalan Sungai Sail, menentukan kebutuhan air bersih penduduk dan keseimbangan airnya

Perubahan penggunaan lahan berdampak pada rusaknya keseimbangan tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai. DAS Way Besai seluas 44.720 ha mempunyai peranan penting dalam

Hasil analisis dengan beberapa skenario didapatkan kapasitas pengaliran Sungai Way Kuripan: Muara sungai dilakukan pembangunan Jetty tanpa pengerukan terjadi kenaikan muka air

Berdasarkan hasil analisis, keberadaan industri semen di Kecamatan Bayah cukup memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air sungai di sekitar industri semen

Perubahan penggunaan lahan berdampak pada rusaknya keseimbangan tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai. DAS Way Besai seluas 44.720 ha mempunyai peranan penting dalam

Pengaruh Tata Guna Lahan Terhadap Kualitas Air Sungai Way Jelai Guna untuk mengetahui korelasi antara kondisi penggunaan lahan dan perubahannya di sepanjang sungai yang terdiri dari