• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Tarikan Perjalanan Serta Analisa Perparkiran Pada Pusat Perbelanjaan Di Kota Medan ( Studi Kasus : Medan Mall)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Tarikan Perjalanan Serta Analisa Perparkiran Pada Pusat Perbelanjaan Di Kota Medan ( Studi Kasus : Medan Mall)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TARIKAN PERJALANAN

SERTA ANALISA PERPARKIRAN

PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MEDAN

( STUDI KASUS : MEDAN MALL)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat dan melengkapi tugas untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh,

BUNGLOND SIRAIT OOO4O4O16

BIDANG STUDI TRANSPORTASI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tarikan lalu lintas yang terjadi pada kompleks Medan Mall mempengaruhi kebutuhan parkir di lokasi tersebut. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan yaitu dengan cara pengamatan dan pengemudi dan petugas parkir. Data-data pendukung lain diperoleh dari buku-buku pendukung dan data dari Medan Mall. Pencatatan langsung di lapangan yaitu dengan cara survey yang dilakukan dalam 3 hari yaitu hari Selasa, hari Sabtu, dan hari Minggu.

Adapun maksud dan tujuan dari dari penulisan adalah utnuk mendapatkan besarnya tarikan perjalanan lalu lintas yang menuju kompleks pertokoan Medan Mall dan untuk mengetahui faktor kebutuhan parkir pada kompleks pertokoan Medan Mall. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengadakan peninjauan langsung ke lapangan dan mengambil data-data yang diperlukan. Selanjutnya, berdasarkan data yang telah didapatkan maka dilakukan pengolahan data tersebut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan diantaranya akumulasi parkir maksimum, tarikan perjalanan, tarikan lalu-lintas, faktor kebutuhan parkir.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, kasih dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini dengan judul :

STUDI TARIKAN PERJALANAN SERTA ANALISA PERPARKIRAN PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MEDAN

(STUDI KASUS : MEDAN MALL)

Penulisan Tugas Sarjana ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Teknik, Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, sebagai dosen pembimbing, yang telah membimbing penulis hingga terselesaikannya Tugas Sarjana ini.

(4)

3. Bapak DR. Ir. A. Perwira M. Tarigan M.Sc, sebagai Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 4. Seluruh staf Pengajar dan pegarai Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

5. Manager, Staff dan Karyawan Medan Mall, atas bantuannya dalam memberikan informasi serta data-data yang berhubungan dengan terselesainya Tugas Sarjana.

6. Keluarga tercinta yang selalu mendukung saya, Kedua orang tua yang saya kasihi serta kakak dan adik-adik atas doa restu, dan dukungannya selama proses penulisan Tugas Sarjana ini.

7. Simatua ”oi Simatua” Ridu, atas bantuannya selama proses pengerjaan Tugas Sarjana ini.

8. Rekan-rekan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang juga mendukung atas penyelesaian Tugas Sarjana ini.

Masih banyak kekurangan karena keterbatasan wawasan, pengalaman dan referensi yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Sarjana ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Permasalahan... 1

1.3.Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... 3

1.4.Maksud Penulisan ... 4

1.5.Tujuan Penulisan ... 4

1.6.Sistematika ... 4

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN 2.1. Tarikan Pergerakan ... 6

2.2. Karakteristik lalu lintas ... 9

2.3. Parkir ... 12

2.4. Jenis Parkir ... 14

(6)

2.6. Perparkiran di Luar Badan Jalan ... 20

2.7. Karakteristik Parkir ... 25

2.8. Tarif Parkir ... 27

2.9. Layout Bangunan Parkir ... 29

2.10. Desain Geometrik Lahan parkir ... 36

2.11. Faktor-faktor Penentu ... 38

2.12. Kebutuhan Parkir ... 39

2.13. Perhitungan Kebutuhan Parkir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Program Kerja ... 43

3.2. Identifikasi Permasalahan ... 44

3.3. Studi Literatur ... 44

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAAN DATA 4.1. Tingkat Perjalanan ... 48

4.2. Tarikan Lalu Lintas Terjadi ... 48

4.3. Data Fasilitas Parkir ... 51

4.4. Data Kendaraan Yang Masuk Ruang Parkir ... 52

4.5. Akumulasi Kendaraan Parkir... 52

4.6. Durasi Kendaraan Parkir ... 56

4.7. Parking turn Over ... 60

4.8. Indeks Parkir ... 60

4.9. Faktor Kebutuhan Parkir ... 61

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 63 5.2. Saran ... 64

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Permukaan jalan yang dibutuhkan untuk parkir dalam

berbagai kedudukan sudut parkir pada satu sisi jalan ... 16

Tabel 2.2 Kapasitas parkir di jalan ... 17

Tabel 2.3 Pengaruh parkir terhadap kapasitas jalan... 18

Tabel 2.4 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) ... 20

Tabel 2.5 Bakuan Kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP) ... 21

Tabel 2.6 Pola biaya progresif ... 28

Tabel 2.7 Ukuran Kendaraan Standar ... 30

Tabel 2.8 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan ... 31

Tabel 4.1 Tingkat Perjalanan Kendaraan Kendaraan Masuk per hari ... 49

Tabel 4.2 Tingkat perjalanan orang keseluruhan ... 49

Tabel 4.3 Tingkat perjalanan orang tanpa kendaraan ... 50

Tabel 4.4 Tarikan Lalu Lintas ... 51

Tabel 4.5 Data fasilitas parkir ... 51

Tabel 4.6 Kendaraan maksimum masuk parkir untuk peride lima belas menit ... 52

Tabel 4.7 Akumulasi kendaraan parkir maksimum ... 53

Tabel 4.8 Perhitungan kumulatif persentase dan rata-rata durasi parkir mobil pada hari Sabtu ... 56

Tabel 4.9 Perhitungan kumultif persentase rata-rata durasi parkir sepeda motor pada hari Sabtu... 58

Tabel 4.10 Indeks parkir pada saat akumulasi maksimum ... 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bangkitan dan tarikan pergerakan ... 6

Gambar 2.2 SRP untuk Mobil Penumpang ... 22

Gambar 2.3 SRP untuk truk... 24

Gambar 2.4 SRP untuk sepeda motor ... 25

Gambar 2.5 Gambar Kedudukan Parkir ... 33

Gambar 2.6 Pola Parkir Menyudut dengan Sudut 300 ... 34

Gambar 2.7 Pola Parkir menyudut dengan Sudut 450 ... 35

Gambar 2.8 Pola Parkir Menyudut dengna Sudut 600 ... 35

Gambar 2.9 Pola Parkir Menyundul dengan Sudut 900 ... 36

Gambar 3.1 Flow chart (diagram alir) program kerja... 44

Grafik 4.1 Kendaraan mobil yang masuk dan keluar pada hari Sabtu ... 53

Grafik 4.2 Kendaraan sepeda motor yang masuk dan keluar pada hari Sabtu ... 54

Grafik 4.3 Akumulasi Kendaraan pada hari Rabu ... 54

Grafik 4.4 Akumulasi kendaraan pada hari Sabtu ... 55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tarikan Kendaraan Bermotor pada Kompleks Pertokoan Medan Mall. Lampiran 2 Kendaraan Bermotor Keluar dari Kompleks Pertokoan Medan Mall. Lampiran 3 Akumulasi Kendaraan Bermotor pada Kompleks Pertokoan Medan

Mall Selasa 5 Juni 2007.

Lampiran 4 Akumulasi Kendaraan Bermotor pada Kompleks Pertokoan Medan Mall Sabtu 9 Juni 2007.

Lampiran 5 Akumulasi Kendaraan Bermotor pada Kompleks Pertokoan Medan Mall Minggu 10 Juni 2007.

(11)

ABSTRAK

Tarikan lalu lintas yang terjadi pada kompleks Medan Mall mempengaruhi kebutuhan parkir di lokasi tersebut. Untuk itu diperlukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan yaitu dengan cara pengamatan dan pengemudi dan petugas parkir. Data-data pendukung lain diperoleh dari buku-buku pendukung dan data dari Medan Mall. Pencatatan langsung di lapangan yaitu dengan cara survey yang dilakukan dalam 3 hari yaitu hari Selasa, hari Sabtu, dan hari Minggu.

Adapun maksud dan tujuan dari dari penulisan adalah utnuk mendapatkan besarnya tarikan perjalanan lalu lintas yang menuju kompleks pertokoan Medan Mall dan untuk mengetahui faktor kebutuhan parkir pada kompleks pertokoan Medan Mall. Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini dengan mengadakan peninjauan langsung ke lapangan dan mengambil data-data yang diperlukan. Selanjutnya, berdasarkan data yang telah didapatkan maka dilakukan pengolahan data tersebut untuk mendapatkan hasil yang diinginkan diantaranya akumulasi parkir maksimum, tarikan perjalanan, tarikan lalu-lintas, faktor kebutuhan parkir.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan di Indonesia di tandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berarti juga peningkatan standar kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari munculnya pusat – pusat kegiatan, yang berarti menambah intensitas pergerakan barang dan orang, baik dari rumah ke pusat kegiatan ataupun sebaliknya.

Konsekuensi yang timbul dari pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya permintaan terhadap pembangunan fisik baik prasarana maupun sarana akibat meningkatnya aktivitas manusia. Pembangunan kota Medan mengalami laju pertumbuhan yang cukup pesat. Laju pertumbuhan kota Medan yang memungkinkan adanya jarak antara tempat tinggal dengan pusat kegiatan, menyebabkan semakin meningkatnya pemilik maupun pengguna kendaraan. Namun ternyata, pertumbuhan pemilik ataupun pengguna kendaraan tidak seimbang dengan pertumbuhan prasarana dan fasilitas yang ada. Pembangunan pusat perbelanjaan maupun kompleks pertokoan menyebabkan pemilik ataupun pengguna kendaraan untuk datang ke tempat tersebut.

(13)

berupa penambahan jumlah kendaraan di areal parkir. Dampak ini dipengaruhi oleh tarikan lalu lintas gedung pusat perbelanjaan dan kapasitas parkirnya. Perubahan dampak ini dapat dijadikan pertimbangan terhadap standar pembangunan gedung pusat perbelanjaan yang lainnya seperti luas areal dan standar petak parkir yang disediakan.

Khusus untuk kotamadya Medan, keberadaaan kawasan pertokoan di Medan Mall dapat menimbulkan tarikan perjalanan kendaraan dan manusia menuju kawasan tersebut. Kawasan pertokoan Medan Mall di kelilingi berbagai toko - toko yang mempengaruhi tarikan orang dan kendaraan. Jumlah pegawai yang bekerja di Medan Mallmenyebabkan pergerakan kendaraan pada pagi hari sangat padat di sekitar kawasan Medan Mall. Sebagai pusat kegiatan bisnis harus menyediakan fasilitas parkir di dalam gedung sehingga fasilitas parkir harus memenuhi jumlah kendaraan yang masuk ke kawasan tersebut. Aktivitas sehari-hari yang terjadi di kompleks pertokoan yang menyediakan berbagai kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi menyebabkan tarikan manusia dan kendaraan yang cenderung mempengaruhi kelancaran lalu lintas pada waktu puncak. Besarnya tarikan yang terjadi khususnya kendaraan, menyebabkan pihak pengelola gedung harus menyediakan lahan parkir yang memadai dengan sitem operasi yang sesuai dengan keadaan di areal parkir

(14)

dengan banyaknya kendaraan yang masuk dan keluar, sehingga bisa memungkinkan pihak pengelola gedung mengadakan perluasan areal parkir, hal ini bisa terjadi apabila tarikan kendaraan yang terjadi setiap hari cukup besar

Studi ini menekankan pada tarikan lalu lintas, serta tingkat kebutuhan parkir yang terjadi pada kompleks gedung pertokoan di Medan Mall dan pengaruhnya terhadap arus lalu lintas di sekitar kawasan tersebut.

I.2. Permasalahan

Permasalahan yang terjadi adalah :

1. Pengaruh kegiatan yang menyebabkan tarikan lalu lintas. 2. Penggunaan lahan parkir yang tidak effektif.

3. Timbulnya konflik antar kendaraan pada saat akan memasuki maupun keluar dari kompleks pertokoan Medan Mall.

4. Kemacetan dan kesembrautan lalu-lintas di sekitar kompleks pertokoan Medan Mall.

I.3. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup dari studi ini adalah mengenai tarikan alau lintas serta kebutuhan parkir akibat kegiatan yang terjadi pada kompleks gedung pertokoan Medan Mall. Kegiatan - kegiatan yang terjadi di Medan Mall seperti :

Swalayan, hiburan : cafe dan bioskop, salon, Bank, toko sepatu, furniture, butik, dan lain- lain.

Adapun batasan pembahasannya adalah sebagai berikut :

• Menghitung tarikan lalu lintas yang terjadi di kompleks Medan

(15)

• Menghitung kebutuhan parkir

I.4. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah:

• Untuk mendapatkan besarnya tarikan lalu lintas yang menuju

kompleks Medan Mall.

• Mengetahui faktor kebutuhan parkir pada kompleks gedung

pertokoan Medan Mall.

I.5. Sistematika Pembahasan

Pembahasan masalah dalam studi ini dibagi dalam beberapa bab, dan secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, ruang lingkup peninjauan, maksud dan tujuan penulisan serta metode pendekatan yang biasa digunakan untuk menyelesaikan masalah.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori yang digunakan untuk mendukung analisis permasalahan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang urutan pekerjaan yang akan dilakukan untuk pelaksanaan penelitian.

BAB IV : ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Melakukan analisis hasil pengumpulan data, yang terdiri dari analisis tarikan lalu lintas harian serta kebutuhan parkir dengan menghitung jumlah kebutuhan petak parkir

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(16)
(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tarikan pergerakan

Dalam buku Perencanaan dan Pemodelan Transportasi karangan Ofyar Z.Tamin dituliskan bahwa tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang tertarik menuju ke suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik.

pergerakan yang berasal dari suatu zona pergerakan yang menuju suatu zona

Gambar 2.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Hasil keluaran dari perhitungan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan, orang, atau angkutan barang per satuan waktu, misalnya kendaraan/jam.

Tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan, yaitu:

• Jenis tata guna lahan

• Intensitas atau jumlah aktivitas pada tata guna lahan tersebut

(i) (j)

(18)

Jenis Tata Guna Lahan

Pendataan tata guna lahan merupakan lahan pokok dalam telaah perangkutan kota sebagai landasan untuk mengukur kaitan antara guna lahan dengan pembangkit lalu lintas. Pendataan ini juga menyajikan berbagai keterangan yang sangat diperlukan untuk menaksir tata guna lahan dimasa depan. Tata guna lahan (dalam kota) menunjukkan kegiatan perkotaan yang menempati

petak yang bersangkutan. Setiap petak dapat dirincikan dengan 3 ukuran dasar yaitu:

a. Jenis kegiatan

Jenis kegiatan dapat ditelaah dari 2 aspek: 1) yang umum, menyangkut penggunaannya seperti perdagangan, industri dan pemukiman. 2) yang khusus, menyangkut sejumlah ciri yang lebih rinci seperti ukuran, luas, fungsinya dalam lingkungan perkotaan.

b. Intensitas penggunaan lahan

Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan arus lalu lintas yang dihasilkannya. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya.

Data jenis kegiatan dan intensitas keguanaan lahan dipakai sebagai peubah yang menjelaskan atau memberikan pertanda tentang besarnya perjalanan ke dan dari zone yang berbeda-beda.

Pendataan intensitas guna lahan mengunakan zone yang sama dengan zone pendataan kegiatan. Disamping itu, kategori kegiatan pun hendaknya sama dengan pencatatan sebelumnya.

(19)

1. Angka banding dasar bangunan

lahan petak luas

bangunan dasar

luas ABDB=

2. Angka banding lantai bangunan

lahan petak luas

bangunan lantai

luas ABLB=

Makin tinggi ABLB makin tinggi pula intensitas guna lahan; berarti penggunaan tanah sangat efisien, penggunaan tanah yang baik ditinjau dari segi keindahan, keamanan dan kenyamanan adalah yang ABDB-nya rendah. c. Hubungan antar guna lahan.

Ukuran ini bersangkut paut dengan jarak yang harus ditempuh orang dan barang untuk mencapai lokasi tertentu, sering sudah termasuk dalam pengertian daya dukung.

Jenis tata guna lahan yang berbeda ( permukiman, pendidikan, dan komersial mempunyai ciri tarikan yang berbeda dalam hal :

• Jumlah arus lalu lintas

• Jenis lalu lintas ( pejalan kaki,truk,mobil)

• Lalu lintas pada waktu tertentu ( kantor menghasilkan lalu lintas

pada pagi dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan arus lalu lintas sepanjang hari ).

II.2. Karakteristik Arus Lalu Lintas

(20)

periodanya.Variasi menurut arah berarti variasi volume yng disebabkan perubahan arah lalu lintas yang lebih dominan.

Dengan diketahuinya karakteristik volume lalu lintas maka dapat dibuat suatu kebijaksanaan dalam mengoperasikan fasilitas transportasi yang tersedia. Pengoperasian fasilitas tersebut ditentukan berdasarkan jumlah kebutuhan lalu lintas yang dilayani dan tingkat pelayanan rencana yang akan diberikan.

RUMAH TEMPAT

KERJA RUMAH

TEMPAT TINJAU

C

TEMPAT TUJUAN

TEMPAT TINJAU

RUMAH

KERJA

TINJAU

TEMPAT TUJUAN

TINJAU

TINJAU

(a) Tarikan perjalanan sederhana

(b) Tarikan perjalanan ganda

Gambar 2.1.1. Flow Chart Hirarki Tarikan Perjalanan

II.2.1. Variasi Volume Lalu lintas menurut waktu

Untuk suatu lokasi tertentu variasi volume lalu lintas menurut waktu dapat dipecah menjadi tiga bagian utama, seperti dijelaskan dibawah ini.

II.2.1.1. Perubahan arus lalu lintas akibat pertumbuhan lalu lintas

Pertumbuhan lalu lintas biasanya dinyatakan dalam jumlah persen pertahun.

Pertumbuhan ini disebabkan oleh :

• Pertumbuhan normal, yaitu naiknya dalam jumlah kendaraan yang berada

di jalan atau naiknya jumlah perjalanan ( trip )

• Diverted trafific, yaitu lalu lintas yang mengubah rute perjalanan karena

(21)

• Converted traffic, yaitu lalu lintas yang terjadi karena ada angkutan yang

berganti moda

• Generated traffic atau induced traffic, yaitu lalu lintas yang ditimbulkan

oleh adanya pembangunan atau perbaikan jalan, lalu lintas ini tidak ada sebelumnya dan tidak akan terjadi tanpa pembangunan atau perbaikan jalan.

Besarnya pertumbuhan lalu lintas di dapat melalui suatu analisis perkiraan (forecasting) ke masa depan. Untuk menganalisisnya digunakan metode-metode tertentu, seperti metode growth factor dan metode sintetis yang masing-masing memiliki syarat-syarat tertentu pula. Misalnya apabila faktor aksesibilitas sudah mempengaruhi pilihan tujuan maka metode growth factor sudah tidak dapat digunakan.

II.2.1.2. Variasi Berkala ( periodik )

Sifat yang perlu diteliti dari variasi berkala adalah apakah kejadiannya dalam waktu yang beraturan. Karena suatu variasi yang sangat beraturan dapat dipergunakan untuk membantu memperkirakan suatu variasi lalu lintas di waktu yang lain. Aktivitas manusia biasanya beraturan dalam interval waktu selama sehari, seminggu ataupun setahun. Karena itu dalam arus lalu lintas dapat dibedakan dalam tiga jenis variasi,

yaitu :

Variasi menurut jam

(22)

tertentu, variasi menurut jam juga konstan.Biasanya terlihat pada jam sibuk pagi dan jam sibuk sore.Variasi di dalam satu jam ini bisa diperoleh dengan mencatat pengamatan volume untuk interval 5 menit atau 10 menit, atau ada juga yang mengambil 15 menit.

Variasi harian

Variasi harian dalam seminggu sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia yang umumnya mempunyai suatu jadwal yang tetap dalam seminggu.

Variasi bulanan

Variasi bulanan dalam jangka waktu satu tahun mungkin lebih tepat disebut variasi akibat musim, karena ternyata variasi ini lebih tergantung pada keadaan musim daripada bulannya.

II.2.1.3. Variasi tak berkala

Variasi tak berkala tidak berulang secara beraturan dan dapat disebabkan oleh kejadian yang diluar dugaan seperti bencana alam, perayaan setempat, kunjungan pejabat dan sebagainya. Perayaan Idul Fitri memberikan fluktuasi dalam volume lalu lintas, begitu juga dengan tempat rekreasi dan objek wisata ramai dikunjungi pada saat libur yang menyebabkan naiknya volume lalu lintas di jalan-jalan tertentu.

II.2.1.4. Peubah Penentu Tarikan Lalu-lintas

Ada beberapa faktor yang menjadi peubah penentu tarikan lalu-lintas dan semuanya sangat mempengaruhi volume lau-lintas serta penggunaan sarana perangkutan yang tersedia. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

(23)

3. Kepemilikan kendaraan 4. Tata guna lahan ditempat asal 5. Jarak dari tempat asal

6. Jauh perjalanan 7. dan lain-lain

II.3. Parkir II.3.1. Pengertian parkir

Parkir adalah menghentikan kendaraan bermotor beberapa saat lamanya. Parkir meninggalkan kendaraan di pinggir jalan atau di suatu areal dengan keadaan kendaraan mati. Standing suatu kejadian dimana kendaraan berhenti sesaat lamanya dengan mesin hidup. Berhenti (stopping) adalah suatu keadaan kendaraan berhenti sesaat di pinggir jalan untuk menaik-turunkan penumpang ataupun barang.

Petak parkir adalah suatu areal atau lokasi yang digunakan sebagai tujuan akhir atau tujuan sementara dari kendaraan yang beroperasi setiap harinya. Sebagai tujuan akhir adalah garasi di setiap rumah tempat tinggal dan tujuan sementara adalah lokasi-lokasi tempat kegiatan setiap hari (destination area). Kegiatan-kegiatan ini berlangsung setiap harinya, sehingga parkir kendaraan akan berpengaruh terhadap perlalulintasan.

II.3.2. Teori parkir

(24)

Di kota besar terutama di dekat pusat perdagangan sering terjadi kemacetan jalan yang cukup serius disebabkan masih kurangnya kesadaran para pemakai jalan bahwa bukan hanya mereka yang memerlukan dan memakai jalan tersebut, disini terlihat bahwa parkir menjadi urusan setiap orang dengan berbagaai kepentingan yang mungkin saling berbenturan. Kepentingan setiap orang yang berbeda dapat dilihat di bawah ini:

1. Penumpang umum atau

supir pribadi : Menghendaki parkir yang bebas, nyaman bagi kepentingan berbelanja.

2. Pemilik toko : Menginginkan mudah bongkar muat, parkir yang menyenangkan.

3. Supir kendaraan umum : Menghendaki jalur bebas/ khusus untuk bus agar dapat menepati waktu.

4. Supir mobil komersil : Menginginkan mudah bongkar muat, bila pelataran parkir tidak memadai, mereka akan parkir ganda.

5. Lalu lintas langsung : Menginginkan tidak ada kemacetan. 6. Petugas parkir : Menginginkan parkir bebas dimana saja. 7. Ahli perlalulintasan : Ingin menyenangkan setiap orang dan menjaga kelancaran.

(25)

Perparkiran berkaitan dengan kebutuhan ruang, sedangkan sediaan ruang terutama di daerah perkotaan sangat terbatas bergantung pada luas wilayah kota, tata guna lahan, dan bagian wilayah kota yang mana. Bila ruang parkir yang dibutuhkan di wilayah pusat kegiatan, maka sediaan lahan merupakan masalah yang sulit, kecuali dengan mengubah sebagian peruntukannya.

Jumlah kendaraan yang bertambah tiap tahun, terutama jenis kendaraan pribadi, jelas menjadi penyebab utama kebutuhan ruang parkir. Di kota besar seperti Medan sangat sulit memperoleh ruang parkir yang memadai sehingga penggunaan lahan pinggir jalan untuk parkir kendaraan tidak terhindarkan lagi.

II.4. Jenis Parkir

Secara umum jenis parkir dapat diklasifikasikan atas 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Parkir di badan jalan (on-street parking)

Parkir di jalan sudah pasti mengurangi kapasitas ruas jalan yang bersangkutan, dan karena itu tidak dapat dibiarkan begitu saja. Jenis parkir ini sangat merugikan bagi pemakai jalan bila tidak diatur dengan baik.

Parkir di pinggir jalan menimbulkan beberapa kerugian antara lain : 1. Mengganggu kelancaran lalu lintas.

2. Berkurangnya lebar jalan sehingga menyebabkan berkurangnya kapasitas jalan.

3. Menimbulkan kemacetan lalu lintas. Bila ditinjau dari posisi parkir dapat dibagi :

• Parkir sejajar sumbu jalan (bersudut 00).

(26)

• Parkir tegak lurus terhadap sumbu jalan.

Parkir dengan sudut 00 (sejajar sumbu jalan) adalah posisi parkir yang

menampung kendaraan yang paling sedikit dibandingkan posisi parkir lainnya dan

posisi parkir membuat kendaraan yang parkir susah untuk keluar dan masuk

apabila petak parkirnya penuh, tetapi posisi parkir ini paling sedikit mengurangi

badan jalan dan juga posisi parkir ini tidak banyak mengganggu pengguna jalan

lain karena tidak perlu memaju-mundurkan kendaraannya ketika ingin keluar dari

petak parkirnya.

Untuk parkir dengan sudut tegak lurus mampu menampung kendaraan

lebih banyak dari posisi parkir lainnya, tetapi lebih banyak mengurangi bar jalan

serta mengganggu pengguna jalan lain ketika ingin keluar dari petak parkir karena

harus memundurkan kendaraannya dari posisi parkirnya.

Pada tabel 2.1. di bawah memperlihatkan permukaan yang dibutuhkan untuk

parkir dalam berbagai kedudukan sudut parkir.

(27)

Tabel 2.3. Menunjukkan pengurangan lebar parkir serta pengurangan daya tampung jalan bersangkutan (jalur lintasan berkurang), berdasarkan hasil penelitian di Inggris.

Tabel 2.3 Pengaruh parkir terhadap kapasitas jalan

Jumlah kendaraan yang parkir

per km (kedua sisi jalan ) 3 6 30 60 120 300 Lebar jalan berkurang 0,9 1,2 2,1 2,5 3 3,7 Daya tampung yang hilang

pada kecepatan 24 km/jam (SMP/jam)

200 275 475 575 675 800

SMP = satuan mobil penumpang Sumber : Wells, 1979, 49

Pada tabel 2.3 jelas bahwa parkir di jalan perlu dibatasi dan diatur dengan baik. Ketidakteraturan parkir kendaraan pada lokasi pusat kegiatan, terutama akibat kendaraan yang parkir di jalan, akan mengurangi daya tampung efektif jalan, selanjutnya berakibat mengahambat kelancarab arus lalu lintas. Di sinilah pentingnya mengatur perparkiran sebagai bagian terpadu dalam mengelola lalu lintas kota.

O’Flaherty (1974, 129) mengungkapkan: Kebijaksanaan perparkiran harus selalu

dipertimbangkan dalam kaitan pengaruhnya atas guna lahan dan kebijaksanaan perangkutan. Pengendalian perparkiran, di banyak kota, merupakan kunci pengendalian lalu lintas yang tepat.”

2. Parkir di luar badan jalan (off-street parking)

(28)

bertingkat sesuai dengan kebutuhan. Bila ditinjau dari statusnya maka dapat dikempokkan sebagai berikut:

1. Taman parkir (Open space parking)

Taman parkir adalah suatu areal perparkiran yang dilengkapi sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh pemerintah atau pihak ketiga untuk keselamatan dan kelancaran lalu lintas.

2. Gedung parkir

Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak ketiga yang mendapatkan izin dari pemerintah daerah baik untuk gedung bertingkat ataupun di bawah tanah.

II.5. Perparkiran Di Jalan

(29)

II.6. Perparkiran Di Luar Badan Jalan

Pemerintah dapat pula mewajibkan bangunan tertentu menyediakan ruang parkir sesuai dengan baku kebutuhan (Tabel 2.4), terutama pada bangunan di pusat kegiatan yang mendatngkan sejumlah kendaraan, seperti pertokoan, kantor, tempat hiburan, dan pusat perbelanjaan. Pembangunan tempat kegiatan harusnya ditambah dengan kewajiban menyediakan ruang parkir dalam bentuk gedung atau taman parkir dengan kapasitas yang sesuai dengan volume kegiatan yang dirancang. Kekurangan kapasitas parkir di pinggir jalan dan akibatnya kemacetan lalu lintas. Untuk menentukan kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP) yang harus disediakan oleh tempat kegiatan umum, perlu ditetapkan bakuan sediaan SRP sebagai pedoman dalam penertiban surat izin mendirikan bangunan.

Tabel 2.4 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

No Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2)

1

2 3

a.Mobil Penumpang Gol.1 b.Mobil Penumpang Gol.2 c.Mobil Penumpang Gol.3 Truk/Bus

Sepeda Motor

2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 12,50

0,75 x 2,00

(30)
[image:30.596.114.515.140.725.2]

Tabel 2.5 Bakuan kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP)

Kebutuhan Ruang Parkir

a) Pusat perdagangan

Luas areal (x100m2)

Kebutuhan (SRP) 10 59 20 67 50 88 100 125 500 415 1000 777 1500 1140 2000 1502

b) Pusat Perkantoran

Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000

Kebutuhan

(SRP)

Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249

Pelayanan

Umum 288 289 290 291 291 293 295 298 302

c) Pusat swalayan

Luas areal (x 100 m2)

Kebutuhan (SRP) 50 225 75 250 100 270 150 310 200 350 300 440 400 520 500 600 1000 1050 d) Pasar

Luas areal (x 100 m2)

Kebutuhan (SRP) 40 160 50 185 75 240 100 300 200 520 300 750 400 970 500 1200 1000 2300

e) Sekolah/Perguruan tinggi

Jumlah Mahasiswa (x 1000)

Kebutuhan (SRP) 3 60 4 80 5 100 6 120 7 140 8 160 9 180 10 200 11 220 12 240

f) Tempat rekreasi

Luas areal (x 100 m2)

Kebutuhan (SRP) 50 103 100 109 150 115 200 122 400 146 800 196 1600 295 3200 494 6400 892

g) Hotel dan Penginapan

Jumlah kamar 100

154 300 300 300 150 155 450 450 450 200 156 476 600 600 250 158 477 798 900 350 161 480 799 1050 400 162 481 800 1119 550 165 484 803 1112 600 166 485 804 1124 650 167 487 806 1425 Tarif baku ($) <100 100-150 150-200 200-250

h) Rumah Sakit

Jumlah tempat tidur

Kebutuhan (SRP) 50 97 75 100 100 104 150 111 200 118 300 132 400 146 500 160 1000 200

i) Gelanggang Olahraga

Juml. tem. Penonton (x 100)

Kebutuhan (SRP) 10 230 40 235 50 290 60 340 70 390 80 440 90 490 100 540 150 590 i) Bioskop

Jumlah tempat duduk

(31)

Kendaraan yang telah didesain ukurannya, tidak memiliki ukuran yang sama, dimungkinkan karena tujuan penggunaan kendaraannya juga berbeda maupun muatan yang dibawa. Oleh karena itu beberapa jenis kendaraan dapat dibedakan SRP kendaraannya seperti dibawah ini :

1. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

[image:31.596.171.501.269.780.2]

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang ditunjukkan oleh gambar berikut :

RSP

a2

L a1

B O R

Bp

Lp

Gambar 2.2

SRP untuk Mobil Penumpang Keterangan :

B = Lebar Kendaraan a1, a2 = Jarak bebas

depan

dan belakang L = Panjang Kendaraan R = Ruang bebas O = Lebar bukaan pintu Bp = Lebar Total Lp = Panjang Total

Gol 1 ; B = 170 a1 = 20 Bp = B + O + R = 230 cm

[image:31.596.213.501.286.449.2]
(32)

O = 55 R = 5

Gol 2 ; B = 170 a1 = 20 Bp = B + O + R = 250 cm

L = 470 a2 = 10 Lp = L + a1+ a2 = 500 cm

O = 75 R = 5

Gol 1 ; B = 170 a1 = 20 Bp = B + O + R = 300 cm

L = 470 a2 = 10 Lp = L + a1+ a2 = 500 cm

O = 80 R = 50

Ruang bebas arah lateral dan longitudinal diperlukan untuk memberikan keamanan bagi kendaraan terhadap goresan/benturan dari kendaraaan lain atau banguan statis (pilar, kolom, dinding). Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada posisi pintu keadaan terbuka, diukur dari ujung paling luar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebeas arah longitudianl sebesar 30 cm (Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Dirjen Perhubungan Darat, 1998).

Satuan parkir untuk penderita cacat, khususnya untuk pengguna kursi roda juga harus mendapat perhatian. Dimensi SRP untuk pemakai kursi roda adalah 3,6 meter lebarnya (minimum 3,2 m). Untuk SRP ambulans diambil 3,0 meter lebarnya (minimum 2,6 m).

2. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

(33)

berikutnya bisa dilihat gambar satuan ruang parkir (SRP) beserta dimensi untuk ukuran bus atau truk kecil, sedang dan besar.

B O R

L a2

a1

Bp

[image:33.596.128.481.135.741.2]

Lp

Gambar 2.3

SRP untuk truk Ukuran

Bus/Truk Dimensi (cm)

Kecil

B =

170 L = 470 Bp = B + O + R = 300 O = 80 a1 = 10 Lp = L + a1 + a2 = 500

R = 30 a2 = 20

Sedang

B =

200 L = 800 Bp = B + O + R = 320 O = 80 a1 = 20 Lp = L + a1 + a2 = 500

R = 40 a2 = 20

Besar

B =

250 L = 1200 Bp = B + O + R = 380 O = 80 a1 = 30 Lp = L + a1 + a2 = 1250

R = 50 a2 = 20

(34)

Dimensi SRP untuk kendaraan bus/truk

3. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor

SRP untuk sepeda motor ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

70 cm 175 cm

20 cm

5 cm

[image:34.596.186.476.193.376.2]

SRP

Gambar 2.4

SRP untuk sepeda motor

II.7. Karakteristik Parkir

Informasi tentang karakteristik parkir sangat diperlukan pada saat kita merencanakan suatu lahan parkir. Parameter karakteristik parkir yang harus diketahui adalah:

a. Durasi parkir

Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui berapa lama suatu kendaraan parkir. Ini dapat diperoleh dengan cara mengamati waktu kendaraan masuk dan waktu kendaraan tersebut keluar, selisih dari waktu tersebut adalah durasi parkir.

(35)

dimana:

D = rata-rata durasi parkir kendaraan

di = durasi kendaraan ke-i (dari kendaraan ke-i hingga ke-n) Extime = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir

Entime = waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir b. Akumulasi parkir

Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi kendaraan yang keluar.

Perhitungan akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan Akumulasi = Ei – Ex

Bila sebelum pengamatan sudah terdapat kendaraan yang diparkir maka banyaknya kendaraan yang telah diparkir dijumlahkan dalam harga akumulasi parkir yang telah dibuat menjadi :

Akumulasi = Ei – Ex + X Dimana:

Ei = Entry (kendaraan yang masuk ke lokasi) Ex = Exit (kendaraan yang keluar dari lokasi)

(36)

Tingkat pergantian diperoleh dari jumlah kendaraan yang memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia. Sedangkan, tingkat penggunaan diperoleh dari akumulasi kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan dengan 100%.

Besarnya turn over parkir ini diperoleh dengan persamaaan:

Tingkat Turn-Over = . ×100%

rTersedia RuangParki

Parkir Volume

d. Volume parkir

Jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu.

e. Kapasitas parkir

Banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan.

f. Indeks parkir

Merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%. Besarnya indeks parkir diperoleh dengan persamaan :

Indeks Parkir = ×100%

rTersedia RuangParki

arkir AkumulasiP

II.8. Tarif Parkir

Tarif parkir adalah biaya yang harus dibayarkan pemilik kendaraan selama memarkirkan kendaraannya pada suatu lahan pakir tertentu. System pentarifan dibedakan sebagai berikut:

(37)

Sistem pembayaran besar tarif yang tidak membedakan lama waktu parkir suatu kendaraan. Jadi berapa lama pun kendaraan tersebut parkir di tempat tersebut pemilik kendaraan hanya membayar sekali saja sesuai dengan tarif yang berlaku. Sistem ini biasanya dipakai jika parkir di pinggir jalan. 2. Sistem berubah sesuai waktu (progresif)

[image:37.596.119.504.386.559.2]

Sistem pembayaran besaran tarif yang memperlihatkan lama waktu parkir suatu kendaraan. Jadi, semakin lama parkir kendaraan tersebut di parkir di tempat tersebut maka semakin bayak pula yang harus dibayarkannya untuk parkir. Misalnya menggunakan pola tabel 2.6 atau pada satu jam pertama membayar Rp 1000,- dan selebihnya dikenai denda Rp 1000,-/jam.

Tabel 2.6 Pola biaya progresif

Waktu Parkir Biaya parkir (Rp -) di

Luar jalan Jalan

1 jam pertama 1 jam kedua 1 jam ketiga 1 jam keempat

X X+x X+2x X+3x

X X+2x X+4X X+6x

c. Sistem kombinasi

(38)

pusat perbelanjaan, kemudian di pintu masuk penngemudi kendaraan tersebut mengambil karcis parkir, misalkan Rp 2000,00, pada karcis tersebut tertulis jam masuk dan nomor plat kendaraan tersebut, kemudian pada saat mobil itu keluar dilihat apakah dia parkir selama dua jam (misalkan waktu yang ditentukan untuk batas waktu pertama itu dua jam atau lebih). Apabila tidak lebih dari dua jam maka mobil tersebut dapat langsung keluar, tetapi apabila lebih dari dua jam maka mobil tersebut harus membayar lebih, misalkan satu jam berikutnya Rp 1000,00.

II.9. Lay Out Bangunan Parkir

Kenyamanan dan manfaat lay out parkir harus memenuhi kriteria ruang dan waktu. Lay out parkir dituntut kendaraan dapat bergerak secara cepat dan baik untuk pergerakan keluar aupun masuk. Pengendara mobil yang akan memarkirkan kendaraannya diharapkan tidak terhambat saat melakukan pergerakan maju ataupun mundur sehingga tidak membahayakan kendaraan lain yang ada di sekitarnya. Kapasitas tempat parkir yang melebihi kebutuhan akan terdapat ruang kosong sehingga menjadi kurang efisien dalam pemakaian ruang. Menurut Baker dan Funaro (1977) ada 3 hal penting di dalam penentuan lay out, yaitu :

1. Panjang dan lebar parkir

Panjang dan lebar parkir sangat tergantung dari type kendaraan yang digunakan. Kendaraan mempunyai ukuran yang beraneka ragam, menurut

British Parking Association Technical Committee ukuran panjang 4,75 m

(39)
[image:39.596.113.517.220.408.2]

dibuka. Pada tabel di bawah ini akan ditunjukkan ukuran kendaraan standar.

Tabel 2.7 Ukuran Kendaraan Standar

Standar

Panjang

(m)

Lebar

(m)

Tinggi

(m)

Depan Tergantung

(m)

Belakang Tergantung

(m)

Jarak Gandar

(m)

Radius Putar

(m)

AASHTO 5.8 2.14 1.3 0.9 1.5 3.35 7.3

JEPANG 4.7 1.7 2.0 0.8 1.2 2.7 6

BINA

MARGA 4.7 1.7 2.0 0.8 1.2 2.7 6

NAASRA 4.74 1.86 - 0.813 1.1 - -

(40)
[image:40.596.114.501.274.630.2]

Jadi dalam hal ini panjang dan lebar parkir akan mempengaruhi jumlah kapasitas untuk parkir kendaraan. Disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhinya bukan hanya panjang dan lebar luas tetapi juga pengaturan letak petak-petak parkir.

Tabel 2.8 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan

Jenis Bukaan Pintu Pengguna dan Peruntukan Fasilitas

Parkir

Golongan

Pintu depan/belakang terbuka tahap awal 55 cm

• Pekerja kantor • Tamu/pengunjung

pusat kegiatan perkantoran, perdagangan, pemerintahan, universitas

I

Pintu depan/belakang terbuka penuh 75 cm •

Pengunjung tempat olahraga, pusat hiburan atau rekreasi, hotel, pusat

perdagangan eceran/swalayan, rumah sakit, bioskop

II

Pintu depan terbuka

penuh untuk pergerakan kursi roda

55 cm

• Orang cacat III

Sumber : Dirjen Perhubungan Darat, 1998, Pedoman dan Pengoperasian Fasilitas Parkir

2. Lebar jalan akses

(41)

yang dibuat harus didasarkan pada ukuran kendaraan sedangkan lebar gang yang diperlukan berbeda-beda tergantung sudut kendaraan yang diparkir karena semakin kecil sudut anatara akses yang di parkir maka semakin kecil pula ruang yang dibutuhkan.

Karakteristik lainnya yang perlu diperhatikan adalah penentuan ukuran pintu gerbang kendaraan masuk dan keluar. Ukuran lebar pintu keluar masuk, yaitu dengan lebar 3 meter dan panjangnya harus dapat menampung tiga mobil berurutan dengan jarak antar mobil (spacing) sekitar 1,5 meter. Oleh karena itu, panjang lebar pintu masuk minimum adalah 15 meter. Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada penggunaannya. Patok umum yang dipakai adalah :

• Panjang jalur gang lebih dari 100 m

• Jalur gang yang dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50

kendaraan dianggap sebagai jalur sirkulasi. Lebar minimum jalur sirkulasi:

1. untuk jalan satu arah = 3,5 m 2. untuk jalan dua arah = 6,5 m

(42)

Untuk jalan dua arah dibutuhkan minimal 6,5 meter panjang jalur untuk keamanan dan keselamatan kendaraan guna menghindari terjadinya konflik antar kendaraan dan mengurangi resiko kecelakaan.

Gambar 2.5

(43)

3. Pemilihan sudut parkir

Pemilihan sudut parkir berdasarkan tempat atau area dengan tujuan pemarkir merasa nyaman saat parkir tanpa hambatan. Untuk sudut 300 jarang dilakukan karena hampir sama dengan posisi sejajar sumbu jalan. Posisi parkir yang banyak digunakan adalah sudut parkir 600 karena posisi sudut ini lebih banyak ruang parkir bila dibandingkan dengan posisi sejajar jalan dan tidak mengurangi lebar jalan akses. Sudut 900 kurang disenangi pengemudi karena pergerakan cukup sulit dan sudut ini menyita lebar jalan akses.

Sudut parkir 450 biasanya dengan kondisi overlap dengan memanfaatkan ruang kosong.

12 m B 9 m

C A

D

E

M

Golongan A B C D E

[image:43.596.118.506.457.720.2]

Golongan I 2.30 4.60 3.45 4.70 7.60 Golongan II 2.50 5.00 4.30 4.85 7.75 Golongan III 3.00 6.00 5.35 5.00 7.90

(44)

Pola Parkir Menyudut dengan Sudut 300

9 m 12 m

C

A E

D

M

B

Golongan A B C D E

Golongan I 2.30 3.50 2.50 5.60 9.30 Golongan II 2.50 3.70 2.60 5.65 9.35 Golongan III 3.00 4.50 3.20 5.75 9.45

Gambar 2.7

Pola Parkir Menyudut dengan Sudut 450

9 m 12 m

E

D

M

C

A

B

Golongan A B C D E

(45)

Gambar 2.8

Pola Parkir Menyudut dengan Sudut 600

9 m B

A

D

E

12 m

M

Golongan A B C D E

Golongan I 2.30 2.30 --- 5.40 11.20 Golongan II 2.50 2.50 --- 5.40 11.20 Golongan III 3.00 3.00 --- 5.40 11.20

Gambar 2.9

Pola Parkir Menyudut dengan Sudut 900

II.10. Desain Geometrik Lahan Parkir

Mungkin jenis terminal yang paling biasa terdapat ialah fasilitas parkir. Walaupun pada penglihatan pertama desain fasilitas parkir ini dianggap sangat sederhana, tetapi sebenarnya desain ini cukup rumit dapat menggambarkan berbagai prinsip dan teknik yang diikutsertakan dalam deasin untuk terminal-terminal jenis lainnya.

(46)

jalan sedangkan parkir di luar tepi jalan mungkin akan sangat rumit. Klasifikasi yang kedua tergantung pada apakah parkir tersebut dilakukan oleh pengemudi sendiri atau oleh petugas parkir khusus.

Parkir sendiri biasanya lebih digemari oleh para pengemudi, tetapi dengan adanya petugas khusus untuk memarkir kendaraan, ruang parkir, dan gang yang lebih kecil dapat digunakan sebagai tempat parkir, sehingga menghasilkan kapasitas parkir yang lebih besar untuk suatu daerah parkir tertentu.

Desain fasilitas parkir tepi jalan adalah sangat sederhana. Biasanya parkir di tepi jalan disediakan dengan memarkir kendaraan sejajar dengan tepi jalan, yang biasa disebut parkir sejajar. Ini akan mengambil ruang yang paling sedikit dibandingkan desain-desain lainnya.

(47)

parkir tersebut secara efisien. Perlu diketahui bahwa dalam beberapa desain terdapat ruang mati, yaitu ruang dimana sebuah kendaraan dapat diparkir tetapi tidak dapat dicapai apabila petak-petak lainnya terisi penuh oleh mobil.

II.11. Faktor-faktor Penentu

Menurut Bionpoin dalam Pandey (1998) faktor penentu yang mempengaruhi perancangan fasilitas parkir adalah:

1. Tingkat motorisasi

Tingkat motorisasi merupakan pengelompokan kelas menurut tinggi rendahnya angka kepadatan mobil yaitu jumlah mobil penumpang yang terdapat pada setiap 100 penduduk. Dan untuk setiap kota tingkat motorisasinya berbeda-beda, ini tergantung dari tingkat kemakmuran penduduk dan dapat dikelompokkan menjadi:

a. Kelas 1 (Untuk daerah pinggiran kota)

Mempunyai tingkat motorisasi 0-10 mobil/100 penduduk. b. Kelas 2 (Untuk daerah luar kota)

Mempunyai tingkat motorisasi 10-20 mobil/100 penduduk c. Kelas 3 (Untuk kota bagian dalam)

Mempunyai tingkat motorisasi 20-30 mobil/100 penduduk. d. Kelas 4 (Untuk daerah pusat kota)

Mempunyai tingkat motorisasi lebih dari 30 mobil/100 penduduk. 2. Faktor sirkulasi

(48)

dipertimbangkan sistem sirkulasi lalu lintas di sektar lingkungannya serta sistem transportasi kota.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sirkulasi, yaitu:

a. Jumlah pengunjung, jenis barang yang diperjualbelikan dan lainnya.

b. Rute yang ramai dan disukai pengunjung.

c. Jumlah kendaraan yang ada di lokasi pada saat tertentu terutama pada jam sibuk.

d. Bercampurnya kendaraan pengunjung dan kendaraan bongkar muat.

4. Faktor pengembangan

Tingkat gerak masyarakat kota selalu berkembang dan diikuti dengan semakin meningkatnya tingkat motorisasi. Sarana transportasi perlu ditingkatkan termasuk fasilitas parkir. Perkembangan ini perlu dipertimbangkan dalam jangka pendek (1-5 tahun) atau jangka panjang (10-20 tahun).

Hal-hal yang mempengaruhi faktor perkembangan adalah : a. Perkembangan aktivitas

b. Tingkat motorisasi c. Perkembangan luas lahan

d. Perkembangan system transportasi.

II.12. Kebutuhan Parkir

(49)

Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin meningkat jumlah penduduk, maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena kepemilikan kendaraan meningkat. Penyediaan tempat parkir yang memenuhi seluruh kebutuhan parkir di pusat kota secara ekonomis tidak akan pernah layak. Karena setiap kendaraan memerlukan lantai seluas 15 meter persegi. Dipihak lain, kebutuhan ruang rata-rata bagi seorang pegawai kantor kurang dari 10 meter persegi. Dengan demikian, apabila semua pegawai pergi ke kantornya mengendarai mobil, yang masing-masing dinaiki dua orang, maka ruang parkir yang diperlukan akan lebih besar dari ruang perkantoran.

Disamping itu, tempat-tempat parkir di pusat kota tidak akan memenuhi kebutuhan orang-orang yang berbelanja seperti yang terjadi di pusat perbelanjaan modern di kawasan pinggiran kota. Di tempat seperti ini, areal parkir lebih luas dua kali atau lebih dibanding luas lantai gedung.

b. Metode berdasarkan luas lantai bangunan

(50)

mampu menarik kedatangan konsumen, disertai dengan kedatangan kendaraan. Sehingga ketertarikan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan akan menimbulkan suatu kegiatan baru yaitu pergerakan kendaraan, dimana kendaraan yang datang harus mampu diatur dengan baik dalam sistem perparkiran.

c. Metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dengan keberangkatan kendaraan.

Dengan mengetahui informasi akan kendaraan yang datang dengan yang berangkat selama waktu pengamatan maka kita mampu menganalisa data tersebut hingga kita peroleh volume kendaraan serta durasi kendaraan yang parkir. Dengan mengetahui rata-rata lamanya kendaraan parkir dan berapa jumlah kendaraan yang sudah parkir selama waktu penelitian maka kebutuhan lahan parkir bisa kita hitung dengan menghitung akumulasi terbesar pada selang waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir di suatu tempat pada selang waktu tertentu, dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainnya dari waktu ke waktu. Dengan mencatat setiap plat kendaraan yang masuk dan yang keluar maka kita bisa menganalisa.

II.13. Perhitungan Kebutuhan Parkir

Kebutuhan parkir juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang disebut Rumus Lautso, yaitu :

(51)

N = Jumlah petak parkir yang dibutuhkan Q = Kedatangan Kendaraan (Kendaraan/menit)

Pd = Durasi parkir rata-rata Kendaraan (menit)

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Bagan alir program kerja

Agar lebih jelas mengenai urutan metodologi penelitian ini,maka bagan alir program kerja seperti di bawah ini

STUDI PUSTAKA

MENENTUKAN TUJUAN DAN LINGKUP STUDI PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER :

- NOMOR PLAT KENDARAAN - KENDARAAN YANG MASUK

DAN YANG KELUAR - JUMLAH PENGUNJUNG

YANG MASUK

- KARAKTERISTIK PARKIR

DATA SEKUNDER:

- DENAH LOKASI - PETAK PARKIR - LUAS LANTAI KOTOR

- LAMA GEDUNG BEROPERASI DALAM 1 HARI

KOMPILASI DATA SURVEY AWAL

-MENENTUKAN WAKTU DAN LOKASI SURVEY -MENENTUKAN JUMLAH SURVEYOR

(53)

III.2. Studi literatur

Studi literatur adalah dimaksudkan untuk mempelajari besaran-besaran yang akan dicari dari studi ini, cara memperoleh data, serta menganalisis data baik dari literatur-literatur yang ada maupun dari hasil studi-studi terdahulu.

III.3. Rencana Kerja

Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dikategorikan menjadi : • Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak pengelola gedung

pertokoan dan wawancara dengan pihak terkait.

• Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung

dilapangan ( survey )

PENYAJIAN DAN PERHITUNGAN DATA

KARAKTERISTIK PARKIR

TARIKAN LALU LINTAS DAN KEBUTUHAN PARKIR

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3.1

(54)

Untuk memudahkan analisis terhadap data-data yang diperlukan, maka perlu disusun suatu rencana kerja untuk mendapatkan data-data tersebut.

III.3.1. Peninjauan lokasi

Peninjauan lokasi dilakukan untuk mengetahui keadaan lokasi survey, seperti tata letak bangunan, lokasi tempat parkir, dan hal-hal penting lainnya. Survey ini dilakukan berdasarkan cara-cara yang ada pada buku-buku dan laporan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk analisis nantinya.

III.3.2. Pengurusan Perizinan

Pengurusan perizinan dilakukan untuk memperoleh izin survey sekunder dan primer pada kompleks pertokoan.

III.3.3. Pelaksanan Survey Sekunder

Pelaksanaan survey sekunder dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada pihak pengelola gedung dan parkir. Data-data yang diperlukan pada survey ini adalah :

a. Denah lokasi studi

b. Data fisik gedung dan parkir yaitu :

- luas lantai kotor ( Gross Floor Area ) - kapasitas tempat parkir

- titik input dan output c. Jam kerja

III.3.4. Penyusunan Strategi Pelaksanaan Survey Primer

Dari data-data survey sekunder yang telah didapatkan, disusun strategi pelaksanaan survey primer yang meliputi :

(55)

Waktu pelaksanaan survey ditentukan selama 3 hari dengan ketentuan sebagai berikut:

• 1 hari kerja ( weekday )

yaitu hari dimana pengunjung yang datang sedikit. Untuk mewakili kategori ini akan ini akan maka survey perjalanan dilakukan pada hari Selasa.

• 1 hari libur

yaitu hari libur yang membuat orang untuk melakukan perjalanan ke tempat perbelanjaan. Untuk mewakili ini akan dilakukan pada hari Minggu.

• 1 hari Sabtu

yaitu hari yang banyak digunakan orang untuk melakukan perjalanan ke tempat hiburan maupun ke tempat pusat perbelanjaan.

b. Durasi survey

Durasi survey ditentukan berdasarkan waktu kunjung. Karena waktu kunjung dimulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB, maka survey dilakukan mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB.

c.Jumlah survey

Karena terdapat titik input-output yang akan diamati, maka diputuskan untuk menempatkan 1 hingga 2 orang survey untuk tiap titik.

d.Jenis survey

- pencatatan nomor pelat kendaraan

- menghitung jumlah orang yang masuk ke lokasi survey

(56)

III.3.5. Pelaksanaan Survey Primer

Setelah penyusunan strategi dilakukan, dilanjutkan dengan pelaksanaan survey primer. Periode pengumpulan data dibagi dalam interval 15 menit.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

a. Perhitungan jumlah kendaraan yang sedang parkir dan yang sedang bergerak untuk mencari tempat parkir pada saat jam pengamatan belum dimulai.

b. Pada saat jam pengamatan yang telah ditentukan dihitung:

- jumlah kendaraan masuk dan keluar berikut jenis dan plat nomor kendaraan selama interval waktu pengamatan.

(57)

BAB IV

ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

Lokasi penelitian yang dipilih sebagai sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah pusat pertokoan Medan Mall, yang mempunyai tempat parkir sendiri diluar badan jalan, yaitu suatu lahan parkir yang terdiri dari petak petak parkir.

Jumlah kendaraan yang parkir pada pertokoan Medan Mall ini merupakan tarikan aktivitas yang terjadi pada pertokoan tersebut

Pengambilan data-data tingkat perjalanan kendaraan dan orang serta kebutuhan parkir dilakukan selama tiga hari yaitu Selasa, Sabtu, dan Minggu dimana perkiraan hari tersebut jumlah tarikan lalu lintas yang terjadi lebih besar dibandingkan hari – hari yang lain

IV.1. Tingkat perjalanan kendaraan dan orang

Pada analisis mengenai tingkat perjalan kendaraan dan orang akan di hitung berapa besar tingkat perjalanan masuk untuk tiap tiap survey.

Besarnya tingkat perjalan tersebut di hitung dengan cara sebagai berikut : Tingkat perjalanan = jumlah perjalanan per hari

Total GFA

(58)

IV.1.1. Tingkat perjalanan kendaraan

Dari hasil survey perjalanan kendaraaan bermotor seperti lampiran 1, maka dapat diperoleh tingkat perjalanan untuk masing – masing kendaraan

Tabel 4.1 Tingkat perjalanan kendaraan masuk per hari

Mobil Sepeda motor

Selasa 5 Juni 2007 Jumlah pengunjung

153 407

Tingkat perjalanan ( Kend/100 m2 GFA )

0,58 1,54

Sabtu 9 Juni 2007 Jumlah kendaraan

219 504

Tingkat perjalanan ( Kend/100 m2 GFA )

0,82 1,90

Minggu 10 Juni 2007 Jumlah kendaraan

185 449

Tingkat perjalanan ( Kend/100 m2 GFA )

0,70 1,70

IV.1.2. Tingkat perjalanan orang keseluruhan

[image:58.596.107.517.194.382.2]

Dari data survey perjalanan seperti yang ditunjukkan lampiran 10, maka dapat diperoleh tingkat perjalanan orang keseluruhan untuk ketiga hari survey adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Tingkat perjalanan orang keseluruhan

Pengunjung yang masuk Selasa 5 Juni 2007

Jumlah pengunjung

2026 Tingkat perjalanan

( Orang/100 m2 GFA )

7,67 Sabtu 9 Juni 2007

Jumlah pengunjung

2271 Tingkat perjalanan

( Orang/100 m2 GFA )

8,60 Minggu 10 Juni 2007

Jumlah pengunjung

2361 Tingkat perjalanan

( Orang/100 m2 GFA )

[image:58.596.122.492.544.730.2]
(59)

IV.1.3 Tingkat perjalanan orang tanpa kendaraan

[image:59.596.166.455.332.609.2]

Dari data survey perjalanan orang seperti yang ditunjukkan lampiran 9, maka diperoleh tingkat perjalanan orang tanpa menggunakan kendaraan untuk ketiga hari survey adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Tingkat perjalanan orang tanpa kendaraan

Orang yang masuk Selasa 5 Juni 2007

Jumlah Pengunjung

1113

Tingkat perjalanan ( Orang/100 m2 GFA )

4,21

Sabtu 9 Juni 2007 Jumlah kendaraan

1120

Tingkat perjalanan ( Orang/100 m2 GFA ))

4,62

Minggu 9 Juni 2007 Jumlah kendaraan

1259

Tingkat perjalanan ( Orang/100 m2 GFA )

4,76

IV.2. Tarikan lalu lintas yang terjadi

Untuk perhitungan tarikan lalu lintas yang terjadi diperlukan nilai satuan mobil penumpang seperti yang tercantum di bawah ini :

(60)

( Sumber : Wardhana,1998 )

IV.2.1. Tarikan lalu lintas harian

[image:60.596.129.520.239.352.2]

Dari data survey yang di tunjukkan pada lampiran 1, maka dapat dilihat besar tarikan lalu lintas harian untuk ketiga hari survey adalah :

Tabel 4.4. Tarikan lalu lintas harian

Hari Mobil

( smp/jam )

Sepeda motor ( smp/jam )

Selasa 153 81,4

Sabtu 219 100,8

Minggu 185 89,8

.

IV .3. Data fasilitas parkir

Data fasilitas parkir diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan. Hal –hal yang ingin diketahui dari data ini adalah luas tempat parkir, kapasitas yang tersedia.

Tabel 4.5. Data fasilitas parkir

No Fasilitas parkir Pusat perbelanjaan

Medan Mall 1

2 3

4

Luas tempat parkir Kapasitas parkir mobil Kapasitas sistem parkir - pelataran

- parkir bawah tanah (lower ground)/top floor -gedung parkir

kapasitas bentuk parkir - sejajar

11.000 m2 260

130

[image:60.596.115.516.527.744.2]
(61)

5 6 7

- menyudut 30º - menyudut 45º - menyudut 60º - menyudut 90º Jumlah pintu masuk Jumlah pintu keluar Parkir sepeda motor

80 180 3 3 800

IV .4. Data kendaraan yang masuk ruang parkir

Jumlah kendaraan parkir diperoleh dari hasil pengamatan kendaraan yang masuk dan keluar dari pintu – pintu lokasi pertokoan Medan Mall. Pengamatan dilakukan mulai pukul 10.00 WIB.

Jumlah kendaran yang masuk pada lokasi pertokoan Medan Mall, dibedakan atas dua jenis kendaraan bermotor yaitu mobil dan sepeda motor

[image:61.596.112.516.84.253.2]

Hasil perhitungan jumlah kendaraan yang memasuki lokasi pertokoan Medan Mall dapat dilihat pada lampiran 1 dan selanjutnya dapat diketahui waktu dimana tarikan lalu lintas terbesar terjadi seperti pada tabel berikut ini

Tabel 4.6. Kendaraan maksimum masuk parkir untuk periode 15 menit

Hari Jenis Medan Mall

Pagi Sore Malam

Selasa Mobil 15

10.00 – 10.15

15 16.15 – 16.30

5 19.00 – 19.15 Sepeda

motor

17 10.00 – 10.15

13 18.15 – 18.30

25 19.00 – 19.15

Sabtu Mobil 13

10.00 – 10.15

15 17.00 – 18.15

9 19.15 – 19.30 Sepeda

motor

17 10.00 – 10.15

18 18.00 – 18.15

27 19.00 – 19.15

Minggu Mobil 15

10.15 – 10.30

5 18.30-18.45

12 19.00 – 19.15 Sepeda

motor

14 10.15 – 10.30

27 17.45 – 18.00

(62)

IV.5. Akumulasi Kendaraan Parkir

[image:62.596.126.517.357.641.2]

Jumlah kendaraan yang masuk pada suatu waktu tertentu tidak sama dengan jumlah kendaran yang keluar sehingga mengakibatkan terjadinya akumulasi kendaraan pada ruang parkir. Hasil perhitungan akumulasi kendaraan parkir dapat dilihat pada lampiran 3, 4, 5 dan selanjutnya dapat diketahui waktu dimana akumulasi kendaraan parkir yang terbesar adalah seperti pada tabel berikut ini

Tabel 4.7. Akumulasi kendaraan parkir maksimum

Hari Jenis Medan Mall

Sore Malam

Selasa Mobil

18.00 – 19.00 82

19.00 – 20.00 87

Sepeda Motor

18.00 – 19.00 104

19.00 – 20.00 112 Sabtu

Mobil

17.00 – 18.00 98

19.00 – 20.00 67

Sepeda motor

18.00 – 19.00 115

19.00 – 20.00 125 Minggu

Mobil

16.00 – 17.00 87

19.00 – 20.00 57

Sepeda motor

18.00 – 19.00 102

(63)

Kendaraan mobil Yang Masuk dan keluar

pada hari Sabtu

0 5 10 15 20 25 30 35 40 10.00 -11.00 11.00 -12.00 12.00 -13.00 13.00 -14.00 14.00 -15.00 15.00 -16.00 16.00 -17.00 17.00 -18.00 18.00 -19.00 19.00 -20.00 20.00 -21.00 21.00 -22.00

Waktu

J

u

m

la

h

Mobil masuk Mobil Keluar

Gambar 4.1

Kendaraan mobil yang masuk dan keluar pada hari Sabtu

Kendaraan Sepeda motor yang Masuk dan Keluar pada Hari Sabtu

0 20 40 60 80 10. 00 - 1

1.00

11. 00 - 1

2.00

12. 00 - 1

3.00

13. 00 - 1

4.00

14. 00 - 1

5.00

15. 00 - 1

6.00

16. 00 - 1

7.00

17. 00 - 1

8.00

18. 00 - 1

9.00

19. 00 - 2

0.00

20. 00 - 2

1.00

21. 00 - 2

2.00 Waktu J u m la h Sepeda Motor masuk Sepeda Motor

Gambar 4.2

[image:63.596.118.518.89.362.2] [image:63.596.115.520.91.628.2]
(64)

Akumulasi kendaraan pada hari Selasa

0 10 20 30 40 50 60 70 10. 00 11. 00 11. 00 12. 00 12. 00 13. 00 13. 00 14. 00 14. 00 15. 00 15. 00 16. 00 16. 00 17. 00 17. 00 18. 00 18. 00 19. 00 19. 00 20. 00 20. 00 21. 00 21. 00 22. 00 Waktu J u m la h Mobil Sepeda Motor

Gambar 4.3

Akumulasi kendaraan pada hari Rabu

Gambar 4.4

[image:64.596.116.515.87.344.2]
(65)

0 10 20 30 40 50 60

8.00 -9.00

10.00 – 11.00

12.00 – 13.00

14.00 – 15.00

16.00 – 17.00

18.00 – 19.00

20.00 – 21.00

[image:65.596.142.483.116.323.2]

Akumulasi Mobil Akumulasi Motor

Gambar 4.5

Akumulasi kendaraan pada hari Minggu

IV.6. Durasi kendaraan parkir

Durasi kendaraan parkir diperoleh dengan cara pengamatan pada pintu - pintu masuk dan keluar kendaraan. Setiap kendaraan yang masuk ke lokasoi dicatat nomor pelat kendaraan untuk selang waktu lima belas menit, dengan cara yang sama dilakukan pada pintu - pintu keluar.

(66)

Tabel 4.8 Perhitungan kumulatif persentase dan rata - rata durasi parkir

mobil pada hari Sabtu

No

Durasi Nilai

tengah

Jumlah

kend Persentase Kumulatif fx

(x) (f) (%) Persentase

[1] [2] [3] [4] [5] [6] = [2].[3]

1 0 - 15 7.5 0 3.62 3.62 0

2 15 - 30 22.5 0 1.81 5.43 0

3 30 - 45 37.5 1 1.21 6.64 75

4 45 - 60 52.5 1 2.41 9.05 52.5

5 60 - 75 67.5 2 3.01 12.06 135

6 75 - 90 82.5 1 3.01 15.07 82.5

7 90 - 105 97.5 3 3.62 18.69 292.5

8 105 - 120 112.5 1 5.42 24.11 112.5

9 120 - 135 127.5 1 1.81 25.92 127.5

10 135 - 150 142.5 1 1.21 27.13 142.5

11 150 - 165 157.5 1 4.82 31.95 157.5

12 165 - 180 172.5 1 5.42 37.37 172.5

13 180 - 195 187.5 3 8.43 45.8 562.5

No

Durasi Nilai

tengah

Jumlah

kend Persentase Kumulatif fx

(x) (f) (%) Persentase

[1] [2] [3] [4] [5] [6] =

[2].[3]

14 195 - 210 202.5 1 7.83 53.63 202.5

15 210 - 225 217.5 2 0.6 54.23 435

16 225 - 240 232.5 1 0.6 54.83 232.5

17 240 - 255 247.5 3 1.21 56.04 742.5

18 255 - 270 262.5 1 0.6 56.64 262.5

19 270 - 285 277.5 1 0 56.64 227.5

20 285 - 300 292.5 2 1.21 57.85 584

21 300 - 315 307.5 2 1.81 59.66 615

22 315 - 330 322.5 1 0.6 60.26 322.5

23 330 - 345 337.5 1 1.21 61.47 337.5

(67)

25 360 - 375 367,5 5 2,2831 35,1598 1837,5

26 375 - 390 382,5 2 0,9132 36,0730 765

27 390 - 405 397,5 5 2,2831 38,3561 1987,5

28 405 - 420 412,5 2 0,9132 39,2694 825

29 420 - 435 427,5 7 3,1963 42,4657 2992,5

30 435 450 442,5 3 1,3699 43,8356 1327,5

31 450 465 457,5 7 3,1963 47,0319 3202,5

32 465 480 472,5 5 2,2831 49,3150 2362,5

33 480 495 487,5 6 2,7397 52,0548 2925

34 495 510 502,5 5 2,2831 54,3379 2512,5

35 510 525 517,5 4 1,8265 56,1643 2070

36 525 540 532,5 3 1,3699 57,5342 1597,5

37 540 555 547,5 6 2,7397 60,2739 3285

38 555 570 562,5 3 1,3699 61,6438 1687,5

39 570 585 577,5 4 1,8265 63,4703 2310

40 585 600 592,5 5 2,2831 65,7534 2962,5

41 600 615 607,5 5 2,2831 68,0365 3037,5

42 615 630 622,5 12 5,4795 73,5159 7470

43 630 645 637,5 5 2,2831 75,7990 3187,5

44 645 660 652,5 17 7,7626 83,5616 11092,5

45 660 675 667,5 5 2,2831 85,8447 3337,5

No Durasi

Nilai tengah

(x)

Jumlah kendaran

(f)

Persentase (%)

Kumulatif Persentase

fx

[1] [2] [3] [4] [5] [6]=[2].[3]

46 675 690 682,5 5 2,2831 88,1278 3412,5

47 690 705 697,5 13 5,9361 94,0639 9067,5

48 705 720 712,5 8 3,6530 97,7169 5700

49 720 735 727,5 5 2,2831 100,0000 3637,5

Total 219 100 66030

[image:67.596.113.550.82.670.2]

X rata-rata 301,5

Tabel 4.9 Perhitungan kumulatif persentase dan rata - rata durasi parkir sepeda

(68)

No

Durasi Nilai tengah

Jumlah

kend Persentase Kumulatif fx

(x) (f) (%) Persentase

[1] [2] [3] [4] [5] [6] =

[2].[3]

1 0

- 15 7,5 2 0,3968 0,3968 15

2 15

- 30 22,5 2 0,3968 0,7936 45

3 30

- 45 37,5 1 0,1984 0,9920 37,5

4 45

- 60 52,5 1 0,1984 1,1905 52,5

5 60

- 75 67,5 2 0,3968 1,5873 135

6 75

- 90 82,5 4 0,7937 2,3809 330

7 90

- 105 97,5 3 0,5952 2,9762 292,5

8 105

- 120 112,5 2 0,3968 3,3730 225

9 120

- 135 127,5 3 0,5952 3,9682 382,5

10 135

- 150 142,5 1 0,1984 4,1666 142,5

11 150

- 165 157,5 2 0,3968 4,5635 315

12 165

- 180 172,5 1 0,1984 4,7619 172,5

13 180

- 195 187,5 3 0,5952 5,3571 562,5

14 195

- 210 202,5 5 0,9921 6,3492 1012,5

15 210

- 225 217,5 2 0,3968 6,7460 435

No

Durasi Nilai tengah

Jumlah

kend Persentase Kumulatif fx

(x) (f) (%) Persentase

[1] [2] [3] [4] [5] [6] =

[2].[3]

16 225

- 240 232,5 3 0,5952 7,3412 697,5

17 240

- 255 247,5 3 0,5952 7,9365 742,5

18 255

- 270 262,5 4 0,7937 8,7301 1050

19 270

- 285 277,5 2 0,3968 9,1270 555

20 285

- 300 292,5 6 1,1905 10,3174 1755

21 300

- 315 307,5 2 0,3968 10,7143 615

22 315

(69)

23 330

- 345 337,5 5 0,9921 13,0952 1687,5

24 345

- 360 352,5 6 1,1905 14,2857 2115

25 360

- 375 367,5 v 2,2831 35,1598 1837,5

26 375

- 390 382,5 2 0,9132 36,0730 765

27 390

- 405 397,5 5 2,2831 38,3561 1987,5

28 405

- 420 412,5 2 0,9132 39,2694 825

29 420

- 435 427,5 7 3,1963 42,4657 2992,5

30 435 450 442,5 3 1,3699 43,8356 1327,5

31 450 465 457,5 7 3,1963 47,0319 3202,5

32 465 480 472,5 5 2,2831 49,3150 2362,5

33 480 495 487,5 6 2,7397 52,0548 2925

34 495 510 502,5 5 2,2831 54,3379 2512,5

35 510 525 517,5 4 1,8265 56,1643 2070

36 525 540 532,5 3 1,3699 57,5342 1597,5

37 540 555 547,5 6 2,7397 60,2739 3285

38 555 570 562,5 3 1,3699 61,6438 1687,5

39 570 585 577,5 4 1,8265 63,4703 2310

40 585 600 592,5 5 2,2831 65,7534 2962,5

41 600 615 607,5 5 2,2831 68,0365 3037,5

42 615 630 622,5 12 5,4795 73,5159 7470

43 630 645 637,5 5 2,2831 75,7990 3187,5

44 645 660 652,5 17 7,7626 8

Gambar

Gambar 2.1.1. Flow Chart Hirarki Tarikan Perjalanan
Tabel 2.3  Pengaruh parkir terhadap kapasitas jalan
Tabel 2.5  Bakuan kebutuhan Satuan Ruang Parkir (SRP)
gambar berikut :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pencarian rute terpendek merupakan satu masalah yang banyak dibahas dalam transportasi, misalnya seorang pengguna jalan ingin melakukan perjalanan dari suatu tempat asal ke

Dari hasil penelitian yang didapat terhadap 171 responden pelaku perjalanan dari rumah masing-masing pegawai menuju kantor Dinas Bina Marga Pemerintah Kota Medan

Tidak handalnya waktu perjalanan ini membuat pegawai Dinas Bina Marga Kota Medan sering mencoba rute lain (alternatif) dari rute yang biasa dilalui untuk menghindari

perjalanan pegawai dari rumah menuju kantor Dinas Bina Marga Kota Medan yang. diakumulasi bagikan dari catatan waktu tempuh harian pada setiap

Pusat perekonomian di Kelurahan Pusat Pasar ini berada antara lain di Medan Mall, Pusat belanja yang sudah sangat lama berdiri yaitu Olimpia yang menjual segala jenis

Menurut Tamin (2008) Tujuan dasar bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model hubungan yang mengaitkan parameter tata guna lahan dengan jumlah pergerakan yang