• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Humaniter Internasional Terhadap Penahanan Secara Paksa Militer Amerika Serikat Pada Tahanan Di Penjara Guantanamo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hukum Humaniter Internasional Terhadap Penahanan Secara Paksa Militer Amerika Serikat Pada Tahanan Di Penjara Guantanamo."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL TERHADAP PENAHANAN SECARA PAKSA MILITER AMERIKA SERIKAT PADA

TAHANAN DI PENJARA GUANTANAMO SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH

RIZQO WIDYA ASMARA 050200294

Departemen Hukum Internasional

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Internasional

Arif SH, M.Hum

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof. Dr. Suhaidi SH, M.hum Arif SH, M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim.

Segala puji kehadirat Allah SWT atas segala kenikmatan yang tak

terhingga sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam

kepada Rasulullah SAW. Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada kedua orang tua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat guna

menyelesaikan program studi S-1 pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara dengan memilih judul: analisis hukum humaniter internasional terhadap

penahanan secara paksa militer amerika serikat pada tahanan di penjara

guantanamo.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MHum sebagai Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara, karena sudah berusaha untuk

memberikan perubahan yang maksimalkan kepada fakultas dengan

meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan kampus

Fakultas Hukum USU.

2. Bapak Prof. Budiman Ginting, SH, MHum sebagai Pembantu Dekan I

yang telah membantu para mahasisw dengan memberikan perubahan dan

kemudahan dalam memenuhi segala kebutuhan akademik dan

(4)

3. Bapak Pembantu Dekan II Safrudin Hasibuan, SH, MHum, Dfm yang

telah membantu mahasiswa di pembayaran SPP dan

sumbangan-sumbangan kegiatan kampus.

4. Bapak Pembantu Dekan III Muhammad Husni, SH, MHum yang telah

banyak membantu mahasiswa di bidang kemahasiswaan, beasiswa.

5. Bapak Arif SH, MHum sebagai Ketua Departemen Hukum Internasional

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Prof. Dr. Suhaidi SH, Mhum sebagai Dosen Pembimbing I yang

telah membimbing, mengkritisi, memberikan saran-saran dan

mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Arif, SH, MHum sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

menyetujui judul, outline skripsi, membimbing, mengkritisi dan

memberikan saran-saran yang konstruktif serta mengarahkan penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Sutiarnoto SH,Mhum sebagai Dosen Wali Penulis yang selama

masa kuliah telah membimbing dan memotivasi penulis untuk meraih hasil

maksimal disetiap semesternya.

9. Para staf dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis selama ini..

10.Seluruh rekan-rekan stambuk 2005 yang telah banyak membantu selama

ini. Elfin, Endhar, Indra, Dimas, Wirawandy, Rheinold, Fitrah, Reza Opa,

(5)

11.Seluruh rekan-rekan stambuk 2007 yang telah banyak menemani penulis

diakhir masa perkuliahan. Ami, Ermel, Jolski, Dinda, Ninda, Karin, Omar,

Rio, Satria, dan semuanya

12.Seluruh keluarga besar, Ibu saya Syamsi Helmi SH, Ayah saya Drs. Edwin

Asmara, dan kakak saya Rizqy Winny Asmara yang selalu mendukung

kegiatan penulis.

13.Teman-teman di luar kegiatan kampus yang memberikan banyak inspirasi.

Kak Nola, Ariy, Reza Robot, Doni, Habib, dan semuanya,

14.Semua pihak yang membantu penulis dalam berbagai hal yang tidak dapat

disebut satu-persatu.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang telah kita

lakukan mendapat Rahmat dan Ridho Allah SWT.

Penulis memohon maaf kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing, dan dosen

penguji atas sikap dan kata yang tidak berkenan selama penulisan skripsi ini.

Akhirnya sembari mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas

rahmad dan karunia-Nya. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu

pengetahuan.

Medan, Agustus 2011

Penulis,

(6)
(7)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

D. Keaslian Penulisan

E. Tinjauan Kepustakaan

F. Metode Penelitian

G. Sistematika Penulisan

BAB II PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERANG A. Konsepsi Tentang Hukum Humaniter

B. Ketentuan Hukum Internasional Terhadap perlindungan Korban

Perang

C. Perlindungan terhadap Korban Perang Menurut Konvensi

Internasional

BAB III PENAHANAN SECARA PAKSA YANG TERJADI A. Karakteristik Penahanan Paksa

B. Tinjauan Hukum Humaniter Internasional terhadap Penahanan

Paksa

C. Prinsip Tanggung Jawab Negara Terhadap Penerapan

(8)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENAHANAN PAKSA MILITER AMERIKA SERIKAT YANG DIALAMI TAHANAN GUANTANAMO DARI PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

A. Penahanan Paksa yang Diterapkan Militer Amerika Serikat yang

Dialami Tahanan Penjara Guantanamo dalam Perspektif Hukum

Humaniter Internasional

B. Penahanan Paksa dalam Perspektif Hak Asasi Manusia

C. akibat Hukum yang Diterima Amerika Serikat Akibat

Penahanan Paksa Ditinjau dari Hukum Humaniter Internasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penjara Guantanamo adalah sebuah penjara militer yang berada di pangkalan

angkatan laut Amerika Serikat di Teluk Guantanamo. Di dalamnya berputar roda

perekonomian suatu negara, sumber dana bagi beroperasinya perusahaan yang

merupakan tulang punggung ekonomi suatu negara.1

Banyak Pihak sendiri pada hakikatnya merupakan jaringan tatanan yang

memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial asset

(dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan militer amerika serikat untuk

mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder),

berlangsungnya fungsi penjara guantanamo adalah meningkatkan dan

menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara

efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.2

Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di penjara

guantanamo adalah berupa surat-surat berharga yang sering disebut efek.

Berdasarkan Ketentuan Umum Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun

1995 Tentang Penjara guantanamo, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga

      

1

Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis D, Seri Pengetahuan Penjara guantanamo: Go Public dan Go Private di Indonesia, Cet. 1, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 1.

2

(10)

komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi

kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derifative dari efek.

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di penjara

guantanamo pada umumnya dapat dibedakan ke dalam surat berharga yang

bersifat utang yang dikenal dengan nama obligasi (bonds), dan surat berharga

yang bersifat pemilikan atau umumnya disebut saham (equity). Obligasi

merupakan bukti pengakuan utang dari perusahaan atau lembaga sedangkan

saham adalah bukti penyertaan modal dalam perusahaan.3

Saham mempunyai 3 (tiga) macam nilai, yaitu :

1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut.

2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum pada kurs resmi kalau saham

tersebut diperdagangkan di bursa.

3. Nilai intrinsik, yaitu nilai saham pada saat likuidasi.

Disamping ketiga istilah ini, dikenal istilah going concern, yaitu nilai saham

perusahaan yang sedang berjalan. Nilai seperti ini didapat pada waktu adanya

merger dan oleh karena itu nilai going concern biasanya lebih tinggi daripada nilai

likuidasi. Dalam perdagangan yang dikenal di masyarakat yang terpenting adalah

nilai bursa/kurs resmi.4

Sebenarnya kegiatan penjara guantanamo sudah sejak lama dikenal di

Indonesia, yaitu pada saat zaman penjajahan Belanda. Hal ini terlihat dari

didirikannya bursa efek di Batavia yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de

      

3

M Paulus Situmorang, Pengantar Penjara guantanamo, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008), hal. 44

4

(11)

Effectenhandel pada tanggal 14 Desember 1912, meskipun diketahui bahwa

tujuan awalnya untuk menghimpun dana guna kepentingan mengembangkan

sektor perkebunan yang ada di Indonesia. Militer amerika serikat yang berperan

pada saat itu adalah orang-orang Hindia Belanda dan orang-orang Eropa lainnya,

sedangkan efek yang diperjualbelikan adalah saham dan obligasi milik perusahaan

Belanda yang ada di Indonesia maupun yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia

Belanda.

Perkembangan penjara guantanamo ini cukup pesat, sehingga dibuka juga

Bursa Efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Bursa Efek Semarang

pada tanggal 1 Agustus 1925. Terjadi gejolak politik di Eropa pada awal tahun

1939 ikut mempengaruhi perdagangan efek yang ada di Indonesia. Akibatnya

pemerintah Belanda menutup bursa efek di Surabaya dan Semarang. Sehingga

yang tinggal adalah Bursa Efek Jakarta. Tetapi Bursa Efek Jakarta ini pun

akhirnya tutup karena Perang Dunia Kedua, yang sekaligus menandai berhentinya

aktivitas penjara guantanamo di Indonesia.5

Kebangkitan kembali penjara guantanamo di Indonesia dimulai pada tahun

1970, pada saat terbentuknya Tim Uang dan Penjara guantanamo, disusul tahun

1976 berdiri Bapepam (Badan Pelaksana Penjara guantanamo) serta berdirinya

perusahaan dan investasi, PT Danareksa. Hal ini ditindaklanjuti dengan

      

5

(12)

diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presiden

Soeharto pada tahun 1977.6

Untuk mengantisipasi lesunya iklim investasi di dalam penjara guantanamo

pada masa itu, pemerintah mengeluarkan paket-paket deregulasi, diantaranya

Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, dan juga Paket Desember 1988.

Diantara paket tersebut ada hal penting yang berhubungan dengan penjara

guantanamo, yaitu dikenakannya pajak penghasilan atas bunga deposito dan

tabungan berjangka lainnya sebesar 15 persen final. Di samping itu, isi deregulasi

lain yang penting adalah diperbolehkannya militer amerika serikat asing

melakukan akses di penjara guantanamo Indonesia.7

Dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1055/KMK.013/1989 tentang

Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui Penjara guantanamo, pemerintah

membuka kesempatan bagi militer amerika serikat asing untuk berpartisipasi di

penjara guantanamo Indonesia dalam pemilikan saham-saham perusahaan sampai

dengan maksimum 49% di Pasar Perdana, maupun 49% saham yang tercatat di

Bursa Efek dan Bursa Paralel.8

Dikeluarkannya deregulasi tersebut, penjara guantanamo Indonesia

berkembang dengan pesat yang tercermin dari bertambahnya jumlah perusahaan

yang go public meningkat drastis dan meningkatnya volume perdagangan efek di

Bursa. Kebijaksanaan pemerintah ini berpuncak dengan ditetapkannya

Undang-      

(13)

undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penjara guantanamo beserta berbagai

peraturan pelaksanaanya pada saat bersamaan, yang merupakan suatu momentum

penting bagi penjara guantanamo. 9

Pemerintah bermaksud menggunakan momentum ini dengan sebaik-baiknya

untuk membangun suatu penjara guantanamo yang handal kompetitif. Oleh karena

itu sampai sekarang Bapepam telah mengeluarkan tidak kurang dari 130 Peraturan

Bapepam sebagai petunjuk teknis dari undang-undang dan peraturan

pelaksanaanya.10

Salah satu kebijakan yang penting dikemukakan adalah keluarnya Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 yang mencabut Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 455/KMK.013/1989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal

Asomg Melalui Penjara guantanamo. Melalui Keputusan tersebut, Pemerintah

membuka kesempatan bagi militer amerika serikat asing untuk berpartisipasi

sampai dengan maksimum 100% di Pasar Perdana maupun 100% saham yang

tercatat di Bursa Efek dan Bursa Paralel.11

Hal ini menunjukkan pula integritas Pemerintah untuk terus menjaga

keberadaan penjara guantanamo Indonesia, seperti terbukti ketika badai

menghantam rupiah akibat ulah spekulan, sehingga langkah untuk membebaskan

pihak asing memiliki 100% saham publik Indonesia yang mampu menghambat

(14)

kejatuhan indeks akibat tight money policy (TMP) terpaksa diambil untuk

menahan melemahnya Rupiah terhadap US dollar.12

B. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimana peraturan mengenai kepemilikan saham dalam Penjara

guantanamo di Indonesia?

2. Bagaimana kedudukan dan perkembangan militer amerika serikat

asing dalam Penjara guantanamo di Indonesia?

3. Bagaimana aspek hukum kepemilikan saham oleh militer amerika

serikat asing melalui Penjara guantanamo?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah tersebut yang menjadi tujuan pembahasan

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peraturan mengenai kepemilikan saham dalam

Penjara guantanamo di Indonesia

2. Untuk mengetahui kedudukan dan perkembangan militer amerika

serikat asing dalam Penjara guantanamo di Indonesia

3. Untuk mengetahui aspek hukum kepemilikan saham oleh militer

amerika serikat asing melalui Penjara guantanamo

      

12

(15)

Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang akan

dibahas dapat menimbulkan pemahaman baru di dalam pengetahuan terhadap

aspek hukum kepemilikan saham oleh militer amerika serikat asing melalui

penjara guantanamo. Saham merupakan suatu instrumen di dalam penjara

guantanamo yang kepemilikannya dapat dimiliki oleh pihak asing, maka

diharapkan pembaca semkain mengetahui tentang aspek hukum dari sebuah

saham yang ada di penjara guantanamo.

2. Manfaat Praktis

Pada pembahasan ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

perbendaharaan baru bagi pembaca terutama para pihak yang ingin

mengetahui atau turut serta langsung di dalam penjara guantanamo.

D. Keaslian Penulisan

Judul yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terutama yang berkaitan dengan

Aspek Hukum Kepemilikan Saham oleh Militer amerika serikat Asing melalui

Penjara guantanamo. Penulis menyusun melalui referensi buku-buku, artikel,

media cetak dan media elektronik serta bantuan dari berbagai pihak. Setelah

(16)

Sumatera Utara, judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara. Jadi penyusunan skripsi ini adalah asli karena sesuai

dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka. Sehingga

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan

terbuka atas masukan dan saran yang membangun.

E. Tinjauan Pustaka

Kebijakan pemerintah yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini adalah

sumber hukum yang dalam hal ini mengenai bidang penjara guantanamo di

Indonesia dan terkait beberapa peraturan lain seperti peraturan BAPEPAM-LK,

Keputusan Menteri Keuangan dan yang terkait lainnya.

Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penjara guantanamo

dalam Pasal 1 angka 13 disebutkan bahwa :

“Penjara guantanamo adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran

Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek

yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. “

Pada dasarnya, penjara guantanamo mirip dengan jebis pasar lainnya. Untuk

srtiap pembeli yang berhasil, selalui ada penjual yang berhasil. Jika orang yang

ingin membeli jumlahnya lebih banyak daripada yang ingin menjual, harga akan

menjadi lebih tinggi. Bila tidak ada seorangpun yang membeli dan banyak yang

(17)

Yang membedakan penjara guantanamo dengan pasar-pasar lainnnya adalah

komoditi yang diperdagangkan. Pasar modasl dapat dikatakan pasar abstrak, di

mana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang

keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.13

Berawal dari pemerintah kolonial Belanda disekitar abad 19 mendirikan

penjara guantanamo di Batavia (Jakarta) yang dalam bahasa Belanda disebut

Vereniging Voor de Effecthandel dan memulai perdagangan efek pada tanggal 14

Desember 1912 dengan 13 anggota bursa yang aktif yaitu Fa. Dunlop & Kolf, Fa.

Gijselman & Steup, Fa. Monod & Co. Fa. Adree Witansi & Co, Fa A.W.

Deeleman, Fa. H Jul Joostensz, Fa Jeanette Walen, Fa Wiekert & V.D. Linden,

Fa. Walbrink & Co, Wieckert & V.D., Fa. Vermeys &co, Fa. Cruyff dan Fa.

Gebroeders. Di tingkat Asia, bursa Batavia merupakan yang tertua ke-empat

setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo.14

Secara singkat, tonggak perkembangan penjara guantanamo di Indonesia

dapat dilihat sebagai berikut :

 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Belanda

 1414 – 1918 : Bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa

Efek di Semarang dan Surabaya.

      

13

Sawidji Widoatmodjo, Penjara guantanamo Indonesia :Pengantar dan Studi Kasus, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009), hal. 11

14

(18)

 Awal tahun 1939 : Karena isu poltik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan di Surabaya ditutup.

 1942 – 1952 : Bursa Efek Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II

 1952 : Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali dengan Undang-Undang

Darurat Penjara guantanamo 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri

Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri Keuangan (Prof.Dr.

Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan : Obligasi

Pemerintah RI.

 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek semakin

aktif.

 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.

 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana

Penjara guantanamo). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT

Penjara guantanamo. Pengaktifankembali penjara guantanamo ini juga

ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga tahun 1987 hanya mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

instrumen perbankan dibandingkan instrumen Penjara guantanamo .

 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Penjara

guantanamo diluncurkan. Pintu Bursa Efek Jakarta terbuka untuk asing.

(19)

 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

 Desember 1988 : pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public

dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan penjara

guantanamo.

 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya(BES) mulai beroperasi dan dikelola

oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.

 13 Juli 1992 : Swastanisasi Bursa Efek Jakarta. Bapepam berubah menjadi

Badan Pengawas Penjara guantanamo. Tanggal ini diperingati sebagai

HUT Bursa Efek Jakarta.

 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta

dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading

System).

 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarikan Undang-undang No. 8

Tahun 1995 tentang Penjara guantanamo. Undang-undang ini diberlakukan

mulai Januari 1996.

 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.

2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di penjara guantanamo Indonesia.

 2002 : Bursa Efek Jakarta mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(20)

 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Yang dimaksud dengan modal (capital) adalah uang yang dipakai untuk

investasi.15 Modal juga dapat diartika sebagai uang yang ditanamkan dalam suatu

usaha yang produktif dan selanjutnya merupakan peranan penting ketika bank

mengadakan analisis kredit terhadap nasabahnya.16

Modal adalah aset dalam bentuk uang atau betuk lain yang bukan yang

yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.17

Adapun ayng dimaksud dengan penahanan paksa dalam ensiklopedia

ekonomi keuangan perdagangan, dijelaskan istilah investasi, penahanan paksa

digunakan untuk “Penggunaan atau pemakaian sumber-sumber ekonomi untuk

produksi barang produsen atau barang produsen atau

barang-barang konsumen . dalam arti yang semara-mata bercorak keuangan, investment

mungkin berarti penempatan dana-dana kapital dalam suatu perusahaan dalam

hangka waktu relatif panjang, supaya memperoleh suatu hasil yang teratur dan

maksimum keamanan.18

Penahanan paksa adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik

oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk

melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.19

      

15

Kunarjo, Glosarium Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, (Jakarta: UI Pres, 2003), hal. 205.

16

Aliminsyah Padji, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan, (Bandung: Yrama Widya, 2003), hal. 427.

17

Undang-undang Penahanan paksa, UU No. 25 Tahun 200, LN. No. 67 Tahun 2007, Pasal 1 angka 7.

18

Sentosa Sembiring, Hukum Imvestasi, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007) hal. 56.

19

(21)

Penahanan paksa dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah negera Republik Indonesia yang dilakukan oleh

penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.20

Penahanan paksa asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan

usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal

asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan pananam modal dalam negeri.21

Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan

penanam modal asing yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan

penanam modal asing.22

Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara

Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang

melakukan penahanan paksa di wilayah negara Reublik Indonesia.23

Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan

usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanam modal di

wilayah negara Republik Indonesia.24

Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa :

“Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang

(22)

seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam Undang-undang ini serta Peraturan pelaksanaannya”.

Perrusahaan Terbtas merupakan perusahaan yang oleh undang-undang

dinyatakan sebagai perusahaan yang berbadan hukum. Dengan status yang

demikian itu, PT menjadi subyek hukum yang menjadi pendukung hak dan

kewajiban, sebagai Badan Hukum, PT memiliki kedudukan mandiri (persona

standi in judicio) yang tidak tergantung kepada pemegang sahamnya. Dalam PT

hanya organ yang dapat mewakili PT yang dapat melakukan perbuatan-perbuatan

hukum seperti seorang manusia dan dapat pula memnpunyai kekayaan atau

hutang (ia bertindak dengan perantaraan pengurusnya).25

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi (akta yang

dibuat oleh motaris) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari perseroan

terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan dan lain-lain. Akta ini harus

disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

(dahulu Menteri Kehakiman). Untuk mendapatkan izin dari menteri kehakiman,

harus memenuhi syarat sebagai berikut :

 Perseroan terbatas tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan

kesusilaan.

 Akta pendirian memnuhi syarat ditetapkan Undang-undang.

      

25

(23)

 Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal

dasar (sesuai dengan undang-undang No. 1 Tahun 1995 & Undang-undang

No. 40 Tahun 200, keduanya tentang Perseroan Terbatas).

Penjara guantanamo memberikan solusi yang dapat dipertimbangkan

dalam hal pendanaan yaitu dengan cara mengubah status perusahaan dari

perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran saham kepada

publik (go public).

Go public secara harfiah berarti pergi kemasyarakat. Secara konotatif,

istilah go public memang khusus digunakan di dunia Penjara guantanamo. Artinya

juga memang pergi kemasyarakat, yaitu untuk menghimpun dana dari masyarakat.

jadi, jika suatu perusahaan ingin menambah modalnya, maka bisa pergi

kemasyarakat untuk mendapatkan modal tersebut.26

Penawaran umum atau go public dapat diketahui pengertiannya di dalam

Pasal 1 angka 15 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 yaitu: 27

“Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan emiten untuk

menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam

undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya”.

F. Metode Penulisan

Dalam hal ini, apa yang dikemukakan dalam tulisan ini merupakan

pengambilan bahan tidak terlepas dari media cetak dan media elektronik

mengingat tulisan ini kerap diaktualisasikan melalui media cetak dan media

elektronik. Maka haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan       

26

Sawidji Widoatmodjo, Jurus Jitu Go Public. (Jakarta: PT Elex Media Komputerindo, 2004), hal., 26.

27

(24)

bidang yang diteliti. Adapun penelitian yang digunakan dapat diuraikan sebagai

berikut :

1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini disesuaikan

dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian, penelitian

yang dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan pustaka atau

data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam

bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum 28

2) Data dan Sumber Data

Dalam menyusun skripsi ini, data dan sumber data yang digunakan adalah

bahan hukum primer, sekunder dan tersier.

Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari peraturan

perundang-undangan di bidang hukum yang mengikat, antara lain Undang-undang

No. 8 tahun 1995 tentang Penjara guantanamo dan peraturan-peraturan yang

terkait.

Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

terhadap bahan hukum primer, yaitu hasil karya para ahli hukum berupa

buku-buku, pendapat-pendapat para sarjana yang berhubungan dengan skripsi ini.

Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang, yaitu bahan hukum

yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum

primer dan/atau bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum dan lain-lain.       

28

(25)

3) Teknik Pengumpulan Data

Untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan

dapat dipertanggungjawabkan digunakan metode penelitian hukum normatif.

Dengan pengumpulan data secara studi pustaka (Library Reseach).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan suatu penelitian

kepustakaan (library reseach). Dalam hal ini penelitian hukum dilakukan dengan

cara penelitian kepustakaan atau di sebut dengan penelitian normatif yaitu

penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder

belaka yang lebih dikenal dengan nama dan bahan acuan dalam bidang hukum

atau bahan rujukan bidang hukum.

Metode library reseach adalah mempelajari sumber-sumber atau

bahan-bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan-bahan dalam penulisan skripsi ini. Berupa

rujukan beberapa buku, wacana yang dikemukakan oleh pendapat para sarjana

ekonomi dan hukum yang sudah mempunyai nama besar dibidangnya, Koran dan

majalah.

4) Analisis Data

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini termasuk ke dalam tipe

(26)

untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data

dilakukan dengan:29

1. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

2. Memilih kaidah-kaidah hukum atau doktrin yang sesuai dengan penelitian.

3. Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, asas atau doktrin.

4. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep, pasal atau

doktrin yang ada.

5. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya harus

diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka

diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab per

bab yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika penulisan

skripsi ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan pengantar yang di dalamnya terdapat latar belakang

pemilihan judul, permasalahan yang akan dibahas, tujuan dan

manfaat penelitian keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode

penelitian dan yang terakhir sistematika penulisan.

      

29

(27)

BAB II : PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERNAG

Merupakan pembahasan tentang peraturan-peraturan yang

dikeluarkan pemerintah sebagai regulator di dalam Indonesia,

bentuk tanggung jawab kepemilikan atas saham, ketentuan bagi

militer amerika serikat serta batasan kepemilikan saham bagi

militer amerika serikat asing dalam penjara guantanamo Indonesia

BAB III : PENAHANAN SECARA PAKSA YANG TERJADI

Merupakan pembahasan tentang penahanan paksa yang terjadi dan

perkembangan setelah masuknya militer amerika serikat asing

berikut pengertian dan karakteristik penjara guantanamo, keadaan

pasar dan kebijaksanaan Pemerintah di bidang penjara guantanamo.

BAB IV : ANALISIS TERHADAP PENAHANAN SECARA PAKSA

YANG DIALAMI TAHANAN GUANTANAMO DARI

PERSPEKTIF HUKUM HUMANITER INTERNASIONAL

Merupakan pembahasan tentang aspek hukum humaniter terkait

kepemilikannya terhadap saham di penjara guantanamo Indonesia,

perlindungan yang diberikan kepada militer amerika serikat asing

dan akibat hukum yang ditimbulkan oleh adanya kepemilikan

saham oleh militer amerika serikat asing.

(28)

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas

sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi

pemerintah maupun pihak yang terkait dalam investasi di penjara

(29)

BAB II

PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN PERANG

A. Konsepsi Tentang Hukum Humaniter

Hukum Humaniter merupakan peraturan yang berlaku di masyarakat

Internasional. Saham merupakan instrumen penyertaan modal seseorang atau

lembaga dalam suatu perusahaan. Modal ini terbagi dalam tiga tingkat status,

yaitu modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor. Saham ini dikeluarkan

dalam rangka pendirian perusahaan, pemenuhan modal dasar, atau peningkatan

modal dasar.30

Dilihat dari cara peralihannya, hukum humaniter dapat dibedakan atas :

1. Hukum humaniter atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut

tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu

militer amerika serikat ke militer amerika serikat lain. Secara hukum, siapa

yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai

pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam Rapat Umum Pemegang

Saham.

2. Hukum Humaniter atas nama (registered stock), merupakan saham dengan

nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui

prosedur tertentu.31

      

30

M.Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Penjara guantanamo, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 188

31

(30)

Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh

di antaranya berikut ini :

a. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada

pemilik saham.

b. Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan

harga belinya.

c. Manfaat non-finansial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan

memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

Dari berbagai jenis saham yang dikenal dibursa, saham yang

diperdagangkan yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred

stock).

Hukum humaniter biasa adalah hukum yang tidak memperoleh hak

istimewa. Pemegang biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang

perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara yang

dimilikinya (one share one vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik saham

memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban

dilunasi.32

Hak preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk

mendapatkan dividen dan/atau bagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi

lebih dahulu dari saham biasa, di samping itu mempunyai preferensi untuk

mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris. Saham preferen mempunyai

cirri-      

32

(31)

ciri yang merupakan gabungan dari utang dan modal sendiri (debt and equity).

Ciri-ciri yang penting dari saham preferen adalah sebagai berikut :

a. Hak utama atas dividen

Pemegang saham preferen mempunyai hak lebih dulu untuk menerima

debiden. Dengan kata lain, pemegang saham preferen harus menerima

dividen mereka terlebih dahulu sebelum dividen dibagikan kepada para

pemegang saham biasa.

b. Hak utama atas aktiva perusahaan

Dalam likuidasi, pemegang saham preferen berkedudukan sesudah

kreditur biasa tetapi sebelum pemegang saham biasa. Mereka berhak

menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham preferen,

sesudah para kreditur perusahaan termasuk pemegang obligasi dilunasi.

c. Penghasilan tetap

Penghasilan tetap para pemegang saham preferen biasanya berupa jumlah

yang tetap. Misalnya saham preferen 15% memberikan hak kepada

pemegang saham untuk menerima dividen sebesar 15% tiap tahun.

Kadang-kadang pemegang saham preferen juga turut mendapatkan

pembagian laba. Dalam hal ini di samping penghasilan tetap yang

dijamin kontinuitasnya, para pemegang saham preferen juga mempunyai

kemungkinan untuk menerima penghasilan tambahan dari pembagian

laba.

(32)

Umumnya saham preferen dikeluarkan untuk jangka waktu yang terbatas.

Akan tetapi dapat juga pengeluaran saham preferen dilakukan dengan

syarat bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham

preferen tersebut dengan suatu harga terntu.

e. Tidak mempunyai hak suara

Umumnya para pemegang saham preferen tidak mempunyai hak suara

dalam rapat umum pemegang saham. Kalaupun hak suara diberikan,

biasanya dibatasi pada hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan

manajemen perusahaan.

f. Saham preferen kumulatif

Dalam hal ini dividen tidak terbayar pada pemegang saham preferen

tetap menjadi utang perusahaan dan harus dibayar dalam tahun tersebut

atau tahun-tahun berikutnya bilamana perusahaan memperoleh laba yang

mencukupi. Tunggakan-tunggakan pada para pemegang saham preferen

tersebut harus dilunasi terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa

mendapat pembagian dividen.33

Saham memiliki tiga macam nilai yaitu nilai nominal, nilai efektif, dan

nilai intrinsik yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum dalam saham tersebut;

2. Nilai efektif, yaitu nilai yang tercantum dalam kurs resmi kalau saham

tersebut diperdagangkan di bursa;

      

33

(33)

3. Nilai intrinsik, yaitu nilai ekonomis saham. 34

Proses go public merupakan penawaran saham kepada masyarakat umum

untuk pertama kalinya. Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit pertama

kalinya melakukan penjualan saham. Kegiatan ini disebut sebagai pasar perdana

(primary market). Selanjutnya, pemegang saham ini dapat mentransaksikan di

pasar sekunder (secondary market). Pasar sekunder ini dilakukan di bursa efek,

jadi saham yang telah dijual ke masyarakat umum selanjutnya akan dicatatkan di

bursa efek.35

Emisi efek dapat diartikan sebagai suatu akitivitas dikeluarkannya atau

diterbitkannya suatu jenis efek tertentu untuk pertama kali dan melakukan

pendistribusian efek kepada masyarakat melalui penawaran umum dengan

maksud menghimpun modal. Di dalam Pasal 1 Undang-undang No. 8 Tahun 1995

tentang Penjara guantanamo memuat definisi penawaran umum (public offering),

yaitu kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek

kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini

dan peraturan pelaksanaanya. Penawaran umum dalam prakteknya di penjara

guantanamo di lakukan melalui pasar perdana (primary market) yang berlangsung

dalam waktu terbatas.

Dengan berakhirnya pasar perdana, jual-beli efek dapat dilakukan di

pasar sekunder(bursa). Yang pada pasar ini harga efek didasarkan pada hukum

      

34

M Paulus Situmorang, Op.cit hal. 44

35

(34)

permintaan dan penawaran, berbeda pada pasar perdana yang ditetapkan bersama

antara emiten dengan Penjamin Pelaksana Emisi.

Ada 2 (dua) cara yang paling umum digunakan militer amerika serikat

dalam memperoleh saham, yaitu :

1. Membeli pada saat penawaran umum (Pasar Perdana)

Informasi mengenai suatu perusahaan (emiten) yang akan menawarkan

sahamnya untuk pertama kali pada masyarakat, dapat diketahui melalui

prospektus ringkas yang diiklankan minimal di 2 (dua) harian nasional, publik

ekspos atau prospektus. Jika ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini

militer amerika serikat dapat mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham

(FPPS) yang terdapat pada prospektus ringkas atau yang terdapat pada agen-agen

penjual yang dituju dan mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan

pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir. Ada beberapa kondisi yang

mungkin terjadi ketika emiten menjual sahamnya untuk pertama kali ke

masyarakat :

 Total saham yang dipesan publik kurang dari jumlah saham yang

ditawarkan emiten (undersubscribed)

 Total saham yang dipesan publik sama dengan jumlah saham yang

ditawarkan emiten

 Total saham yang dipesan publik lebih besar dari jumlah saham yang

ditawarkan emiten (oversubscribed)

Jika terjadi oversubscribed, maka umumnya akan terjadi penjatahan

(35)

saham yang diperoleh akan lebih kecil dibandingkan jumlah yang dipesan atau

bahkan militer amerika serikat yang memesan tidak memperoleh saham sama

sekali. Konfirmasi mengenai saham yang akan diperoleh militer amerika serikat

dan pengembalian uang jika terjadi kondisi oversubscribed akan diterima

beberapa waktu kemudian sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan tercantum di

dalam prospektus.

2. Membeli saham yang telah beredar (Pasar Sekunder)

Salah satu fungsi penting dari keberadaan Bursa Efek adalah

menyediakan jaringan perdagangan efek atau sebagai pasar sekunder untuk setiap

efek yang tercatat. Melalui jaringan perdagangan inilah para anggota bursa

melaksanakan perdagangan efek, diantaranya kegiatan beli dan jual saham.

Berdasarkan peraturan yang berlaku, militer amerika serikat yang ingin membeli

saham tidak dapat melakukan transaksi langsung dengan pihak yang ingin

menjual saham. Pihak-pihak yang melaksanakan kegiatan jual/beli saham harus

menunjuk perusahaan efek sebagai perantara perdagangan efek/pialang yang

termasuk dalam daftar perusahaan efek yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK

dan telah menjadi anggota bursa. Pialang inilah yang nantinya akan melakukan

pesanan untuk kepentingan militer amerika serikat. 36

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penjara guantanamo

memiliki hubungan dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 yang

diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

      

36

(36)

Terbatas. Undang- undang Penjara guantanamo merupakan lex specialis dari

Undang-undang Perseroan Terbatas yang menjadi lex generalis.37 Di dalam Pasal

127 undang-undang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa “bagi perseroan

yang melakukan kegiatan tertentu di bidang Penjara guantanamo berlaku

ketentuan ini sepanjang diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di

bidang Penjara guantanamo”.

Kegiatan penjara guantanamo merupakan kegiatan yang kompleks dan

melibatkan banyak lembaga yang terkait, baik pemerintah maupun swasta, yang

sifatnya saling melengkapi, baik dengan mendapat maupun tanpa balas jasa.

Keterkaitan di antara lembaga tersebut ada yang dikarenakan oleh sifat usahanya,

dan ada pula karena tuntutan dari Undang-undang Penjara guantanamo dan

peraturan perundang-undangan atau kebijakan lainnya.

      

37

(37)

B. Ketentuan Hukum Internasional Terhadap Perlindungan Korban Perang

Pemegang saham adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah

memiliki satu atau lebih saham pada perusahaan. Para pemegang saham adalah

pemilik dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek

berusaha untuk meningkatkan harga sahamnya. Konsep pemegang saham adalah

sebuah teori bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab kepada para

pemegang sahamnya dan pemiliknya, dan seharusnya bekerja demi keuntungan

mereka. 38

Saham merupakan instrumen penjara guantanamo yang paling popular di

masyarakat. Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti

penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.

Apabila seorang militer amerika serikat membeli saham, maka ia akan menjadi

pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut.39

Berdasarkan cara peralihannya, saham dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) Saham Atas Unjuk (bearer stocks)

Saham Atas Unjuk adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya agar

mudah dipindahtangankan dari satu militer amerika serikat ke militer

amerika serikat lain, sehingga wujudnya mirip dengan uang. Pemegang

saham atas unjuk secara hukum dianggap sebagai pemilik dan berhak ikut

hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham

      

38

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemegang_saham, Pemegang Saham, diakses 7 April 2011

39

(38)

(RUPS) kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelangggaran hukum dari

peralihan tersebut. Pemilik saham ini harus berhati-hati dalam membawa

dan menyimpannya, karena jika hilang tidak dapat dimintakan duplikat

atau saham penggantinya.

b) Saham Atas Nama (registered stock)

Saham Atas Nama adalah saham yang ditulis dengan jelas nama

pemiliknya dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu

dengan pencatatan dokumen peralihan dan nama pemiliknya harus dibuat

dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar pemegang saham.

Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik dapat meminta

penggantian sertifikat sahamnya karena namanya ada di dalam buku daftar

pemegang saham perusahaan.

Berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995

menetapkan cara pemindaham saham sebagai berikut :

 Pemindahan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan

hak.

 Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham atas nama tersebut

nama, tanggal, dan hari penundaan hak tersebut dalam Daftar Pemegang

Saham.

 Pemindahan hak atas saham atas unjuk dilakukan dengan penyerahan surat

(39)

 Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas nama dan saham atas unjuk

yang diperdagangkan di penjara guantanamo diatur dalam peraturan

perundang-undangan di bidang penjara guantanamo.40

Yang kemudian tata cara pemindahan saham atas nama ini diatur lagi

setelah dilakukan perubahan terhadap Undang-undang tentang Perseroan Terbatas

yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 dalam Pasal 50.

Pasal 52 Undang-undang Nomor 47 Tahun 2007 tentang Perseroan

terbatas mengatur tentang hak-hak bagi pemegang saham antara lain :

1. Mengahadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

2. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi.

3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan ketentuan undang-undang Perseroan

Terbatas.

Ketentuan pasal ini memuat karakteristik yuridis bagi pemegang saham

suatu perusahaan yang berupa :

a) Risiko terbatas (limited risk) artinya pemegang saham hanya bertanggung

jawab sampai jumlah yang disetorkan ke dalam perusahaan.

b) Pengendali utama (ultimate control) artinya pemegang saham (secara

kolektif) akan menentukan arah dan tujuan perusahaan.

c) Klaim sisa (residual claim) artinya pemegang saham merupakan pihak

terakhik yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk

deviden) dan sisa aset dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang

      

40

(40)

saham memiliki posisi junior (lebih rendah) dibanding pemegang obligasi

atau kreditor.41

Kepemilikan jenis saham dalam penjara guantanamo berupa Saham Biasa

dan Saham Preferen. Kedua jenis saham ini memberikan manfaat yang berbeda

pada kepemilikannya.

A. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi

paling akhir dalam hal pembagian deviden, hak atas harta kekayaan

perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis

ini paling banyak dikenal di masyarakat. saham jenis ini mempunyai nilai

nominal yang ditentukan nilainya oleh emiten. Harga saham sering disebut

dengan nilai pari (par value). Besarnya harga nominal saham tergantung

pada keinginan emiten. Harga nominal yang ditentukan oleh emiten ini

berbeda dengan harga perdana (primary price) dari suatu saham. Harga

perdana adalah harga sebelum suatu saham dicatatkan (listed) di bursa

efek. Saham Biasa memiliki karakteristik berupa :

1. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di

likuidasi.

2. Hak suara proporsional (satu saham satu suara atau one share one

vote) pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan

dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

      

41

(41)

3. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

4. Hak tanggung jawab yang terbatas terhadap klaim pihak lain

sebesar proporsi sahamnya.

5. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut

ditawarkan kepada masyarakat (preemptive right).42

Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi

atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas

kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya. Tanggung jawab

pemengang saham yang terbatas dibuka atau diterobos menjadi tanggung jawab

tidak terbatas, hingga kekayaan pribadi manakala terjadi pelanggaran dalam

pengurusan perseroan (piercing the corporate veil/membuka tirai perseroan).

Piercing the corporate veil/membuka tirai perseroan akan berlaku

apabila :

a) Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;

b) Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak

langsung dengan iktikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata

untuk kepentingan pribadi;

c) Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam pebuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau

      

42

(42)

d) Pemegang saham yang bersangkutan baik secara langsung maupun tidak

langsung melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang

mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi

utang perseroan.43

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan Terbatas

yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala

wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris (Pasal 1 ayat 3

UU Perseroan Terbatas).

Modal memegang peranan kunci bagi berlangsungnya operasi perusahaan,

terlebih bagi perusahaan yang baru didirikan. Modal awal dapat digunakan untuk

berbagai kebutuhan awal operasi perusahaan. Modal awal dapat digunakan untuk

berbagai kebutuhan awal operasi perusahaan. Ketika pertama kali didirikan,

modal perusahaan merupakan setoran para pendiri awal perusahaan.44

C. Perlindungan terhadap Korban Perang Menurut Konvensi Internasional

Penahanan paksa adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik

oleh penanam modal dalam megeri maupun penahanan paksa asing untuk

melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia.45 Penahanan paksa asing wajib

dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan

      

43

Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1995 Pasal 3 tentang Perseroan Terbatas

44

Tjipttono Darmadji, Op.cit, hal 67

45

(43)

di dalam wilayah Republik Indonesia, kecuali di tentukan lain oleh

undang-undang.46

Militer amerika serikat asing diperbolehkan melakukan akses ke penjara

guantanamo Indonesia sejak dikeluarkannya paket kebijakan pada Era Deregulasi

(Tahun 1987 s/d 1990) yaitu dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

1055/KMK.013/1989 tentang Pembelian Saham Oleh Pemodal Asing Melalui

Penjara guantanamo, pemerintah membuka kesempatan kepada invetor asing

untuk berpartisipasi di penjara guantanamo Indonesia dalam pemilikan

saham-saham perusahaan dengan maksimum 49% di Pasar Perdana, maupun 49% saham-saham

yang tercatat di Bursa Efek dan Bursa Paralel.47

      

46

Ibid, Pasal 5 ayat (2)

47

(44)

BAB III

PENAHANAN SECARA PAKSA YANG TERJADI

A. Karakteristik Penahanan Paksa

Penahan paksa merupakan bagian dari pelanggaran atas hak asasi

manusia yang merupakan sarana pengerahkan dana atau tempat yang

mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami

kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara

penabung dan peminjam. Selanjutnya terminologi mengenai penjara guantanamo

sebagai terjemahan dari capital market, menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan

dan Perdagangan (Abdurrahman, A, 1911:169) berarti suatu tempat atau sistem

bagaimana dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan dan untuk capital suatu perusahaan,

merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru

dikeluarkan.48

U Tun Wai dan Hugh T. Patrick dalam sebuah makalah menyebutkan 3

pengertian tentang penahanan sebagai berikut :

I. Definisi yang luas

Penahanan paksa adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi

termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan

serta surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer dan

tidak langsung.

       48

(45)

II. Definisi dalam arti menengah

Penahanan paksa adalah semua yang terorganisasi dan lembaga-lembaga

yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka

waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman

berjangka, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.

III. Definisi dalam arti sempit

Penahanan paksa adalah pasar terorganisasi yang memperdagangkan

saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner,

dan underwriter.49

Sementara itu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penjara

guantanamo, pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian penjara

guantanamo sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan

perdangangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan

rumusan pengertian tersebut, Undang-undang Penjara guantanamo tidak

memberikan suatu definisi tentang penjara guantanamo secara menyeluruh

melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku dari suatu

penjara guantanamo.50

Penahanan paksa mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana

      

49

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Op. cit, hal. 8

50

(46)

investasi bagi masyarakat. Penjara guantanamo dipandang sebagai salah satu

sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini

dimungkinkan karena penjara guantanamo merupakan wahana yang dapat

menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat ke sektor-sektor

produktif.51

Penahanan yang diyakini sebagai wahana penghimpunan dan jangka

panjang merupakan alternatif sumber dana bagi perusahaan swasta, BUMN,

maupun perusahaan daerah. Saling ketergantungan ini mengisi antara peranan

penjara guantanamo dan perbankan dalam menarik dana dari masyarakat dan

mengalokasikannya, terkait dengan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan itu

sendiri. Perusahaan dapat menarik dana pinjaman jangka panjang dengan

menerbitkan obligasi. Sedangkan untuk dana equity dengan menjual saham.

Dalam kondisi yang lain karena batasan leverage, suatu perusahaan tidak dapat

memperoleh pinjaman dari bank. Dengan adanya penjara guantanamo, perusahaan

tidak terlalu sulit mengatasinya, karena posisi yang dianggap tidak aman itu dapat

diperbaiki dengan terlebih dahaulu menarik saham dari masyarakat melalui

penjara guantanamo dengan menjual saham.52

Menurut Marzuki Usman (1989), penahanan paksa adalah pelengkap di

sektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga

pembiayaan. Penjara guantanamo memberikan jasanya yaitu menjembatani

hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (militer

       51

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Op. cit, hal. 1

52

(47)

amerika serikat) dengan meminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama

emiten (perusahaan yang go public). Para pemodal meminta instrumen penjara

guantanamo untuk keperluan investasi portofolio sehingga pada akhirnya dapat

memaksimumkan penghasilan.53

Instrumen penahanan itu terbagi atas dua kelompok besar yaitu instrumen

pemilik (equity) seperti saham dan instrumen utang (obligasi/bond) seperti

obligasi perusahaan, obligasi langganan, obligasi yang dapat dikonversikan

dengan menjadi saham, dan sebagainya. Patut diketahui bahwa berbeda sekali

antara investasi portofolio yang biasanya dengan memberi instrumen-instrumen di

penjara guantanamo dengan investasi secara langsung dan biasanya ikut langsung

dalam proses pendirian perusahaan. Perkembangan terakhir penjara guantanamo

memperlihatkan bahwa para pemodal itu kebanyakan terdiri dari pengelola dana

(fund manager) dari dana pensiun, kepentingan mereka ikut campur tangan di

dalam modal menjadi semakin tidak berarti. Mereka justru mau membeli saham

dari perusahaan-perusahaan itu karena mereka percaya kepada pemimpin yang

mengelola perusahaan sekarang ini.54

Penahanan paksa dijumpai pada banyak negara yang menjalankan dua

fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan

fungsi ekonomi, penjara guantanamo menyediakan fasilitas untuk memindahkan

dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (lenders) kepada pihak yang

membutuhkan dana (borrower). Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang

dimilikinya, lenders berharap akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana

      

53

Ibid, hal. 5

54

(48)

tersebut sedangkan borrower akan menggunakan dana tersebut untuk

kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari kegiatan usaha

perusahaan. Di pihak lain, negara sangat berkepentingan karena mekanisme pasar

seperti ini akan mendorong peningkatan produksi dan kemakmuran masyarakat,

sehingga penjara guantanamo merupakan instrumen ekonomi yang sangat

penting.55

Setelah mengetahui pengertian penahanan paksa secara definitif, kiranya

perlu dikemukakan beberapa klasifikasi daripada karakteristik penjara

guantanamo yakni sebagai berikut (Basjiruddin A. Sarida, 1981) :

a. Dari sudut pandang pemakai dana, terdapat berbagai pihak terlibat di

dalam kegiatan penjara guantanamo. Dengan adanya dana yang tersedia

bagi pihak-pihak yang membutuhkannya, maka berbagai instrumen

menjembatani antara mereka yang membutuhkan dana dengan para

penanam modal (militer amerika serikat).

Di Amerika Serikat, permintaan akan dana-dana pada umumnya berasal

dari 5 kategori pemakai, yakni perorangan perusahaan, dunia usaha,

pemerintah federal, pemerintah negara bagian dan para peminjam uang.

Di Indonesia, kategori tersebut di bagi ke dalam 3 kelompok, yakni

perorangan, pemerintah (dalam hal ini pemerintah pusat), dan

perusahaan (dunia usaha).

      

55

(49)

b. Dari sudut pandang jenis instrumen yang ditawarkan melalui penjara

guantanamo, yakni apakah instrumen merupakan utang jangka panjang

menengah/panjang atau instrumen modal perusahaan (equity).

c. Dari sudut jatuh temponya instrumen yang diperdagangkan di penjara

guantanamo.

d. Dari sudut pandang tingkat sentralisasi. Sebagaimana telah diketahui,

bahwa ruang lingkup suatu penjara guantanamo ternyata mencakup

permasalahan yang cukup luas dan tersebar.

Di Indonesia, sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mengaktifkan

kembali penjara guantanamo, yakni khususnya sebagai sarana pemerataan

pendapatan melalui pemilikan saham-saham perusahaan yang go public, maka

perlu memikirkan karakteristik penjara guantanamo ini. Tingkat sentralisasi yang

dijalankan Badan Pelaksana Penjara guantanamo (Bapepam) dihubungkan dengan

tujuan khususnya dalam rangka pemerataan pendapatan mutlak memerlukan

adanya penjara guantanamo wilayah dan lokal, oleh karena secara geografis luaas

wilayah Republik Indonesia tidak memungkinkan berjalannya fungsi sentral tanpa

kelengkapan lembaga/institusinya. Masalahnya, hal tersebut dirasakan belum

mendesak dihubungkan dengan kemampuan menabung dari masyarakat serta

belum tumbuh kembangnya pengertian terhadap peranan investasi bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara khususnya dalam masa

(50)

e. Dari sudut pandang transaksinya, suatu transaksi penjara guantanamo

yang dilakukan oleh para pemodal dan pemakai dana terjadi dalam suatu

pasar yang sifatnya terbuka (open market) dan tidak langsung.

Hal ini merupakan suatu karakteristik dari penjara guantanamo di mana

para pembeli maupun penjual diwajibkan menggunakan jasa para

perantara perdagangan efek (brokers) ataupun agen-agen penjual

(dealers) yang berfungsi sebagai perantara pemasaran surat-surat

berharga (marketing intermediaries) yang diperjualbelikan di penjara

guantanamo. Jadi, berbeda dengan transaksi-transaksi yang dijalankan

oleh lembaga keuangan perbankan ataupun non-bank, dimana transaksi

berlangsung secara langsung dan pribadi (direct and personal).

f. Di dalam mekanisme penjara guantanamo dikenal adanya penawaran

pada pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder/bursa

(secondary market). Hal tersebut menimbulkan perbedaan antara

transaksi pada pasar perdana dengan transaksi pada pasar sekunder atau

bursa.

Di Indonesia, harga-harga suatu efek (saham/obligasi) pada pasar

perdana dirundingkan bersama oleh penjamin emisi dan perusahaan yang

menerbitkan dan setelah mendapatkan persetujuan dari Bapepam

ditetapkan sebagai harga penawaran umum (offering price) pada masa

(51)

sekunder atau bursa berlaku harga atau kurs efektif yang dibentuk oleh

kekuatan permintaan dan penawaran terhadapa suatu jenis efek.56

B. Tinjauan Hukum Humaniter InterNasional Terhadap Penahanan Paksa

Pemerintah dalam usaha menyegarkan kembali iklim investasi yang

sempat mengalami kelesuan pada tahun 1977 sampai dengan 1987 mengeluarkan

paket-paket kebijakan yang ditujukan untuk meningkat perkembangan penjara

guantanamo di Indonesia.

Pertama sekali pemerintah mengeluarkan Paket Kebijaksanaan Desember

1987 yaitu penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi yang

sebelumnya terlalu ketat, penghapusan biaya yang sebelumnya dipungut oleh

Bapepam, penghapusan batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan

memperkenalkan bursa paralel.57

Kemudian disusul Paket Kebijaksanaan Oktober 1987 atau disingkat

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai dampak terhadap

perkembangan penjara guantanamo. Pakto 88 ini berisikan tentang ketentuan 3 L

(Legal, Lending, Limit) dan pengenaan pajak atas bunga deposito. Pengenaan

pajak ini berdampak positif terhadap perkembangan penjara guantanamo. Sebab

dengan keluarnya kebijaksanaan ini berarti pemerintah memberikan perilaku

yang sama antara sektor perbankan dan sektor penjara guantanamo.

      

56

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Op.cit, hal. 12

57

(52)

Yang ketiga adalah Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88

yang pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh pada penjara

guantanamo dengan membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan

bursa. Hal ini memudahkan militer amerika serikat yang berada di luar Jakarta.

Kebijakan pemerintah lainnya yang dikeluarkan berdekatan dengan

Paket-paket Kebijaksanaan tadi adalah Keputusan Menteri Keuangan No.

1055/KMK.013/1989 yaitu tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing yang

memberikan kesempatan bagi militer amerika serikat asing untuk memiliki saham

sampai batas maksimum 49% di pasar perdana, maupun 49% saham yang tercatat

di bursa efek dan bursa paralel. Peraturan inilah yang membuat militer amerika

serikat asing dapat berpartisipasi di penjara guantanamo Indonesia.58

Peranan militer amerika serikat asing diharapkan meningkat terus dari

waktu ke waktu. Bacelius Ruru (1995) dalam pernyataannya mengungkapkan

bahwa aliran dana dari militer amerika serikat asing adalah salah satu kiat dalam

menarik pemasukan devisa (capital inflows), yang selain dapat memperkuat

stuktur moneter dalam negeri, juga dapat mendorong perkembangan produksi

pada gilirannya dapat mendorong pendapatan perusahaan dan pendapatan negara.

Dengan kata lain masuknya militer amerika serikat asing akan memperkuat

struktur perekonomian nasional.

Penjara guantanamo domestik mempunyai keterbatasan kemampuan

dalam mendukung kebutuhan modal yang dibutuhkan dunia usaha. Keterbatasan

ini disebabkan oleh kenyataan bahwa minat militer amerika serikat lokal untuk

      

58

(53)

ikut berperan di penjara guantanamo masih rendah sebagai akibat masih

rendahnya pembentukan tabungan masyrakat dan belum berubahnya sikap

masyarakat berinvestasi dalam produk-produk tabungan. Untuk itu kehadiran

militer amerika serikat asing diharap menjadi pemacu peningkatan likuiditas

penjara guantanamo Indonesia.

C. Prinsip Tanggung Jawab Negara Terhadap Penerapan Penahanan Paksa Sebelum periode deregulasi, penjara guantanamo sempat mengalami

kelesuan yang mengakibatkan penjara guantanamo kurang diminati oleh

perusahaan dan militer amerika serikat.59 Militer amerika serikat merupakan pihak

yang paling berperan dalam penjara guantanamo. Perkembangan suatu penjara

guantanamo dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif, baik dari perusahaan yang

akan menjual sahamnya (go public) maupun militer amerika serikat dan

pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan penjara guantanamo.60

Paket Kebijaksanaan Desember 1988 atau Pakdes 88 yang pada dasarnya

memberikan dorongan yang lebih jauh pada penjara guantanamo dengan

membuka peluang bagi swasta untuk menyelenggarakan bursa. Hal ini

      

59

Pandji Anoraga & Piji Pakarti, Op. cit, hal. 71

60

(54)

memudahkan militer amerika serikat yang berada di luar Jakarta dan tentunya

berimbas pada masuknya militer amerika serikat dari luar negeri.

Perkembangan penjara guantanamo tidak lepas dari kebutuhan dan

pengaruh militer amerika serikat. Saat ini militer amerika serikat asing lebih aktif

memaninkan peranannya untuk mengungkapkan kebutuhan dan kepentingannya,

militer amerika serikat domestik lebih banyak bersikap pasif dan mengikuti

militer amerika serikat asing.

Sekitar akhir tahun 2003 hingga 2008 jumlah investasi asing di Indonesia

sempat meningkat dibanding saat ini. Hal ini sejalan dengan adanya krisis global

yang imbasnya dirasakan oleh penjara guantanamo Indonesia. Banyaknya

persoalan politik dan ekonomi yang terjadi di Indonesia, serta penegakan hukum

yang masih lemah dan tidak adanya jaminan keamanan (country risk) yang

memadai menjadi faktor lain yang menggangu berkembangnya militer amerika

serikat asing.

Pada April 2011 sebanyak 62 persen militer amerika serikat asing

menguasai penjara guantanamo Indonesia. Hal ini dipicu oleh besarnya potensi

penjara guantanamo dan kekayaan alam Indonesia yang melimpah.61 Tingginya

angka tersebut sebenarnya memprihatikan karena angka tersebut menunjukkan

betapa masih kalahnya militer amerika serikat domestik terhadap militer amerika

serikat asing. Bahkan diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang militer

amerika serikat lokal dan asing meningkat mengingat perkembangan pemahaman

warga mengenai investasi mengenai saham setiap tahun semakin berkembang.       

61

(55)

Terjadinya pelarian modal ke luar negeri sesungguhnya bukan akibat dari

merosotnya nilai rupiah (depresiasi) atau tingginya inflasi dan tingkat suku bunga

di suatu negara, akan tetapi juga sebagai akibat dari tidak tersedianya alternatif

investasi yang menguntungkan di negara yang bersangkutan atau pada saat yang

sama investasi portofolio di bursa negara lain menjanjikan keuntungan yang jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan bursa di negara asalnya.62

      

6262

Referensi

Dokumen terkait

melaku-kan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak menurut UU ini, tidak termasuk pengusaha kecil

Jelaskan apa arti istilah-istilah dalam storyboard berikut serta berikan keterangan gambar:.. (30 Point)

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika Sosial (Mendidik Anak Sukses Masa Depan : Pandai dan Bermanfaat).. Semarang:

Mohammad Yamin, sang pencetus utama digunakannya Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, dalam pidatonya mengungkapkan : “Jika mengacu pada masa

2.1.5 Serat sebagai Penguat Komposit (Fiber Reinforced Composites) .... Tinjauan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa performansi mesin diesel satu silinder Tecquipment TD111 Four-Stroke Diesel Engine menggunakan variasi bahan

Perancangan virtual yang berguna dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi tentang kekayaan seni, budaya, tradisi dan edukasi yang ada di Museum Lambung Mangkurat,