PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
DENGAN THINK PAIR SHARE PADA SUB MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA KELAS X SMA NEGERI 11 MEDAN
T A H U N P E M B E L A J A R A N 2 0 1 5 / 2 0 1 6
Oleh:
Dimas Nuari Surya 4123141023
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Dimas Nuari Surya dilahirkan di Medan pada tanggal 14 Januari 1995. Ayah
bernama Dr. Edy Surya, M.Si dan Ibu bernama Swasni dan merupakan anak kedua dari
dua bersaudara. Tahun 1999 penulis masuk TK Eka Dian Ekawati di Medan. Tahun
2000 penulis melanjutkan sekolah dasar di Budisatria dan lulus pada tahun 2006. Tahun
2006 melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 27 Medan dan lulus pada tahun 2009. Tahun
2009 penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
iii
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
DENGAN THINK PAIR SHARE PADA SUB MATERI POKOK KINGDOM ANIMALIA KELAS X SMA NEGERI 11
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
Dimas Nuari Surya (4123141023)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan Think Pair Share pada sub materi pokok Kingdom Animalia kelas X SMA Negeri 11 Medan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dimana populasinya adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari sepuluh kelas dengan jumlah siswa 398 orang. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara random (random sampling). Dua kelas sebagai sampel yaitu kelas X9 sebagai kelas Make a Match dan X10 sebagai kelas Think Pair Share. Kelas Make a Match berjumlah 39 siswa dan Think Pair Share 39 siswa sehingga sampel berjumlah 78 siswa. Instrumen yang digunakan berupa soal pilihan berganda sebanyak 25 soal kognitif yang digunakan berupa soal pretes dan postes. Rata-rata hasil belajar kelas Make a Match sebesar 80,21 dengan standard deviasi 8,36 lebih tingggi dibanding kelas Think Pair Share sebesar 76,31 dengan standar deviasi 7,81 dengan perbandingan rata-rata Make a Match : Think Pair Share = 1,1 : 1. Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t menunjukkan nilai thitung = 2,131 dan ttabel = 1,991 pada
taraf signifikan (α = 0,05) dengan db = n1 + n2 2 = 76. H0 diterima jika thitung lebih kecil daripada Ha. Berdasarkan kriteria tersebut penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan Think Pair Share pada sub materi pokok Kingdom Animalia Kelas X SMA Negeri 11 Medan.
iv
THE COMPARISON OF STUDENT’S LEARNING OUTCOMES TAUGHT BY COOPERATIVE LEARNING MODELS MAKE
A MATCH TYPE WITH THINK PAIR SHARE TYPE ON ANIMAL KINGDOM SUB MAIN SUBJECT
GRADE X OF SMA NEGERI 11 MEDAN ACADEMIC YEAR 2015/2016
Dimas Nuari Surya (4123141023)
ABSTRACT
This research aims to know the comparison of student’s learning outcomes taught by cooperative learning models Make a Match and Think Pair Share type on Animal Kingdom sub main subject in grade X of SMA Negeri 11 Medan. This research was an experiment design where the population was all students of grade X consist of ten class totaling 398 students. The research sampe was taken by using random sampling. Two class sample were X9 as Make a Match class and X10 as Think Pair Share class. It was obtained 39 students in X9 and 39 students in X10 totaling 76 students as sample. The instrument of research was multiple choice test consist of 25 numbers cognitive test using in pretest and post-test. The learning outcomes for Make a Match class have mean 80,21 with deviation standard 8,36 is higher than Think Pair Share class have mean 76,31 with deviation standard 7,81 with comparison of increase mean Make a Match : Think Pair Share = 1,1 : 1. The result of hypothesis test using t test showed tcount = 2,131 and ttable = 1,991 on significance level 0,05 with db = n1 + n2 2 = 76. H0 accepted if tcount smaller than ttable. Based on criteria H0 was rejected and accepted Ha. So, there was significance difference of student’s learning outcomes taught by cooperative learning models Make a Match and Think Pair Share type on Animal Kingdom sub main subject in class X of SMA Negeri 11 Medan.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
berkah-Nya yang memberikan kesehatan, kesabaran, kelancaran, dan
bimbingan-Nya kepada penulis sehingga penelitian dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Dengan Think Pair Share
Pada Sub Materi Pokok Kingdom Animalia Kelas X Sma Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini secara khusus penulis
mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si, selaku dosen
pembimbing skripsi dengan kebaikan hatinya meluangkan waktunya, sabar dalam
membimbing dan memberikan pengarahan serta nasehat, sehingga penulis mampu
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
ucapkan kepada Drs. Tri Harsono, M.Si, Dr. Tumiur Gultom, SP, MP,
Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan, motivasi, dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan motivasi kepada penulis, Bapak dan Ibu dosen
serta pegawai di jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis
selama perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Drs. K. Lumbantoruan, M.Pd selaku kepala sekolah
SMA Negeri 11 Medan dan Ibu Supraba Ika Sari, S.Pd, S.Si, M.Pd selaku guru
biologi di SMA Negeri 11 Medan yang mendukung dan memberikan motivasi
vi
Teristimewa kepada Ayahanda Dr.Edy Surya, M.Si dan Ibunda tercinta Swasni
yang begitu ikhlas, tulus dan sabar membimbing penulis, begitu kuat dan tabah
membiayai perkuliahan penulis dengan tidak henti-hentinya memanjatkan doa
kepada Allah SWT demi kesehatan, kemudahan kelancaran dan kesuksesan
penulis. Serta kepada kakak saya Ayu Kurniasih terima kasih atas doa dan
motivasi yang begitu kuat ditujukan kepada penulis dalam perkuliahan dan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Martina Nainggolan,
Nurlaizar Andriani, Siska Deviyanti, Silvia Adriani, Salmon H.P Silalahi dan
Rizal M Matondang yang selalu memberikan motivasi, masukan, doa yang tulus
kepada penulis mulai dari awal masuk hingga akhir perkuliahan. Terima kasih
kepada para sahabat (Dedi Irwanto, Khaidir Wijaya, Najamuddin P Sitopu, dan
Rizki Kurniawan) yang saling berjuang, mendukung, dan saling mendoakan dari
awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi masing-masing. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada teman seperjuangan kelas Biologi Dik C 2012
yang tidak pernah terlupakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
isi, penulisan, maupun kualitasnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk sempurnanya skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya
ilmu pendidikan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Medan, 27 Juni 2016
Penulis
vii DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran i ii iii iv v vii ix x xi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.
Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Defenisi Operasional 1 5 5 6 6 7 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 2.1.1. 2.1.2. 2.1.3. 2.1.3.1. 2.1.3.2. 2.1.3.3. 2.1.4. 2.1.5. 2.1.6. 2.1.6.1. 2.1.6.2. 2.1.6.3. 2.1.6.4. 2.1.6.5. 2.1.6.6. 2.2. 2.2.1. 2.2.2. Kerangka Teoritis Pengertian Belajar Hasil Belajar Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Langkah Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Kingdom Animalia
Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata) Pisces Amphibia Reptilia Aves Mammalia Rumusan Hipotesis Hipotesis Penelitian Hipotesis Statistik 9 9 10 11 12 14 14 15 16 18 19 20 24 26 28 31 35 35 35
BAB III. METODE PENELITIAN
viii 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.7.1. 3.7.2. 3.7.3 3.7.4. 3.8. 3.8.1. 3.8.2. 3.8.3. 3.9. 3.10. 3.11.
Populasi dan Sampel Variabel Penelitian
Rancangan/Desain Penelitian Prosedur Penelitian
Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data Validitas Tes
Reliabilitas Tes Taraf Kesukaran Soal Daya Pembeda Soal Teknik Analisis Data Uji Normalitas Populasi Uji Homogenitas Populasi Uji Hipotesis
Ketuntasan Hasil Belajar Perorangan Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tingkat Penguasaan Materi Siswa
36 36 37 37 39 39 40 40 42 43 44 45 46 46 47 47 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. 4.1.1.1. 4.1.1.2. 4.1.2. 4.1.2.1. 4.1.2.2. 4.1.2.3. 4.1.3. 4.1.3.1. 4.1.3.2. 4.2. Hasil Penelitian
Deskripsi Data Hasil Penelitian Deskripsi Nilai Pretes Siswa Deskripsi Nilai Postes Siswa Uji Persyaratan Analisis Data Uji Normalitas
Uji Homogenitas Uji Hipotesis
Deskripsi Parameter yang Diukur
Ketuntasan Belajar Secara Perorangan dan Klasikal Tingkat Penguasaan Materi Siswa
Pembahasan 49 49 49 50 51 51 52 53 54 54 55 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. 5.2. Kesimpulan Saran 62 62
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5. Tabel 4.6.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Rancangan Penelitian
Kisi-kisi Soal
Kriteria Indeks Reliabilitas Soal Bentuk Reliabilitas dan Prosedurnya Deskripsi Perbandingan Nilai Pretes Siswa Deskripsi Perbandingan Nilai Postes Siswa
Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Kelas Make a Match (MaM)
Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Kelas Think Pair Share (TPS)
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis
Perbandingan Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar
15 37 39 41 42 49 50 51
52
53 54
xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15. Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22. Lampiran 23. Lampiran 24. Lampiran 25. Lampiran 26. Lampiran 27. Silabus
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Soal Tes Hasil Belajar
Kunci Jawaban
Soal-Soal pada Model Pembelajaran Tipe Make a Match Lembar Kerja Siswa (LKS) Tipe Think Pair Share Tabulasilasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Perhitungan Validitas Tes
Perhitungan Reliabilitas Tes
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tabulasi Daya Beda Soal
Perhitungan Daya Pembeda Soal Data Hasil Belajar Siswa
Perhitungan Rata – rata, Standard Deviasi dan Varians Hasil Belajar
Uji Normalitas Data Penelitian Uji Homogenitas Data Penelitian Pengujian Hipotesis
Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Make a Match (X1) pada Postes
Rekapitulasi Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Think Pair Share (X2) pada Postes
Ketuntasan Belajar Secara Peseorangan dan Klasikal Tingkat Penguasaan Materi Siswa
Dokumentasi Penelitian
Tabel Harga r Product Moment
Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Lilliefors Tabel Normal Kurva Standar
Tabel NiIai untuk Distribusi t
Tabel Nilal Persentil untuk Distribusi F
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gambar 2.2. Gambar 2.3.
Gambar 2.4. Gambar 2.5.
Gambar 2.6.
Gambar 2.7.
Gambar 2.8.
Gambar 2.9.
Gambar 4.1.
Gambar 4.2.
Struktur dan Anatomi Tubuh Ikan Bertulang Keras Tipe Sisik Pisces (ikan)
Contoh Agnatha: (a) Myxine sp (hagfish) dan (b) Petromyzon marinus (lamprey laut)
Contoh Chondrichthyes, Squalus acanthias (ikan hiu) Contoh Osteichthyes, (a) Osteoglossum bicirrhosum (ikan arwana) dan (b) Chanos chanos (ikan bandeng)
Contoh Amphibia, (a) Ichthyophis glutinosus (salamander cacing), (b) Plethodon glutinosus (salamander berlendir), dan (c) Hyla caerula (katak pohon)
Contoh Reptil, (a) Sphenodon punctatus (tuatara), dan (b) Heosemys spinosa (penyu berduri)
Contoh Aves, (a) Mycteria leucocephala (bangau), (b) Aptenodytes forsteri (penguin kaisar), dan (c) Struthio camelus (burung unta)
Contoh Mammalia: (a) Desmodus rotundus (kelelawar penghisap darah) dan (b) Megaleia rufa (kangguru merah raksasa).
Jumlah Siswa dalam Penguasaan Materi Siswa secara Perorangan
Perbandingan Persentasi Kelas Eksperimen MaM dan TPS dalam Penguasaan Materi Siswa secara Klasikal
21 21 22
23 24
26
28
30
34
56
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak
untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan (Hamid, 2009). Menurut
Auliyawati dalam Hamid (2009), pendidikan pada tiap tingkatan bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan kemampuan untuk
melanjutkan tingkatan pendidikan ketingkat selanjutnya. Salah satu usaha untuk
mewujudkan kemampuan siswa tersebut adalah meningkatkan penguasaan materi
yang diajarkan.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di dalam sebuah pembelajaran
terjadi komunikasi yang terarah antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai
peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Guru memegang peranan penting untuk keberhasilan seorang siswa
dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Seorang guru harus memperhatikan
tingkat kemampuan siswa karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang
sama dalam menangkap ilmu yang diberikan. Dengan demikian seorang guru
dituntut untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
agar tercapai tujuan pembelajaran yang sejalan dengan kemampuan yang dimiliki
siswa (Hamid, 2009).
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa
ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-rata
hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Pada umumnya hal
ini disebabkan oleh metode mengajar yang digunakan guru masih bersifat
konvensional. Proses pembelajaran saat ini masih memberikan dominansi guru
2
mandiri melalui proses pemikirannya sendiri. Metode ini membuat siswa sering
merasa bosan dalam mengikuti pelajaran (Trianto, 2009).
Pembelajaran dengan ceramah atau presentasi menyebabkan guru menjadi
pusat sumber utama pengetahuan, sehingga siswa tidak dapat mengembangkan
pola berpikirnya, cenderung menerima hal yang diberikan guru, padahal siswa
memiliki pengetahuan dasar. Kurang maksimalnya aktivitas siswa, berimbas pada
hasil belajar yang kurang maksimal pula. Pengelolaan kelas dan pemilihan metode
pembelajaran dipandang sebagai suatu usaha yang sangat penting dan mendapat
prioritas oleh guru. Upaya yang dilakukan adalah memberi peluang pada siswa
untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah antara lain dengan metode
kooperatif karena metode tersebut dapat meminimalkan dimensi pebelajaran
Teacher Centerd Content Oriented (TCCO) dan menekankan pada dimensi
pembelajaran Student Centered Learning (SCL) (Sakti, et.al., 2008).
Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan suasana proses
pembelajaran yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan
peserta didik. Salah satu alternatif untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
monoton adalah dengan pemilihan model pembelajaran kooperatif yang tepat.
Menurut Artz dan Newman dalam Miftahul (2011), pembelajaran kooperatif
adalah small group of learners working together as a team to solve a problem,
complete a task, or accomplish a common goal (kelompok kecil siswa yang
bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan
sebuah tugas, atau mencapai suatu tujuan bersama). Jadi, pembelajaran kooperatif
memberikan peran yang penting bagi siswa, sehingga konsep-konsep tidak hanya
diperoleh dari guru, tapi diperoleh dari diskusi dalam kelompok kecil untuk
bertukar pikiran antar siswa dalam menyelesaikan masalah.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match dikembangkan oleh Curran
pada 1994. Model ini merupakan pembelajaran aktif untuk mendalami atau
melatih materi yang telah dipelajari. Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu
dapat berisi pertanyaan dan dapat berisi jawaban. Selanjutnya mereka mencari
pasangan yang cocok sesuai dengan kartu yang dipegang. Sedangkan model
3
Lyman pada 1981 yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
secara mandiri kemudian menggabungkan hasil pemikiran dengan pasangannya
dan membagikan hasil pemikiran tersebut dengan seluruh siswa.
Menurut Chandra, dkk (2011), dalam penelitiannya mengenai pengaruh metode
pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap hasil belajar siswa
menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara model
pembelajaran kooperatif tipe make a match dengan model pembelajaran yang
konvensional. Dimana hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match lebih baik daripada pembelajaran konvensional atau
ceramah. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan hasil belajar siswa yaitu 6,65
menjadi 8,08.
Sedangkan Berutu (2011), dalam penelitiannya mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih efektif meningkatkan hasil
belajar siswa bila dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal
tersebut dapat diketahui dari ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan telah
tercapai dengan persentase ketuntasan yaitu sebesar 85.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru biologi di SMA Negeri 11
Medan bahwa pada umumnya siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran biologi
disertai dengan hasil belajar biologi siswa kelas X yang masih kurang
memuaskan. Hasil ulangan harian dan ujian semester menunjukkan bahwa hanya
sekitar 75 siswa yang mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Hal ini
disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Salah
satu contoh model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran
langsung atau Direct Instruction (DI) dimana saat guru menerangkan siswa hanya
mendengar dan mencatat sehingga tidak terlihat interaksi antar siswa dalam kelas
yang membuat kondisi kelas bersifat individual.
Model-model pembelajaran kooperatif sangatlah beragam, diantaranya Jigsaw,
STAD, Role Playing, Make a Match, Think Pair Share, dan lain-lain. Namun tidak
4
biologi. Jika dilakukan perbandingan dua model pembelajaran terhadap suatu
materi biologi akan menunjukkan peningkatan hasil belajar yang berbeda. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan kesesuaian antara model pembelajaran dengan materi
yang akan diajarkan. Seperti halnya antara model pembelajaran kooperatif tipe
Make a Match dan Think Pair Share.
Pada model pembelajaran kooperatif hasil belajar siswa tidak langsung
terpengaruh, aktivitas siswa yang mempengaruhi secara langsung dalam
pembelajaran kooperatif karena siswa yang sebelumnya besifat individual. Tidak
adanya interaksi siswa dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor
dari rendahnya hasil belajar siswa, selain faktor keluarga, ekonomi, lingkungan,
minat siswa, kecakapan sosial, dan lain-lain. Hanya saja dalam penilitian ini
aktivitas belajar siswa tidak diteliti karena dibutuhkan waktu yang tidak sebentar
untuk meneliti model pembelajaran kooperatif. Maka dari itu dalam penelitian ini
tidak meneliti ranah afektif (aktivitas siswa) karena singkatnya waktu penelitian
yang dilakukan, hanya ranah kognitif saja (tes hasil belajar) yang dilakukan di
dalam penelitian ini untuk melihat perbandingan kedua model kooperatif tipe Make
a Match dan Think Pair Share.
Model pembelajaran tipe Make a Match atau bertukar pasangan merupakan
teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang
lain. Merupakan teknik mencari pasangan kartu sambil belajar (bertukar informasi)
satu siswa ke beberapa siswa mengenai suatu konsep atau topik dalam semua mata
pelajaran dan tingkatan usia anak didik. Model pembelajaran tipe Think Pair Share
merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah dalam
pengelolaan informasi, komunikasi, dan mengembangkan cara berpikir siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Sesuai karakteristik dari masing-masing model pembelajaran kooperatif tipe
Make Match dan Think Pair Share, kedua metode tersebut menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, mengurangi tingkat kejenuhan,
mampu memberikan motivasi, dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Selain itu
model-model pembelajaran tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam
5
dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, dilakukan penelitian eksperimen
yang menggunakan dua model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, mengenai kaitan antara hasil belajar siswa yang
erat hubungannya dengan kesesuaian dan ketepatan penggunaan model
pembelajaran terhadap suatu materi, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan dua model pembelajaran dengan judul, “Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan Think Pair Share pada Sub Materi Pokok
Kingdom Animalia Kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran
2015/2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi, yaitu:
1. Hasil belajar biologi siswa SMA Negeri 11 Medan masih rendah karena
penggunaan model pembelajaran konvensional seperti ceramah dengan
bantuan powerpoint yang monoton sehingga membuat siswa jenuh belajar
biologi.
2. Pemilihan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga membuat
siswa kurang berminat mengikuti pelajaran biologi.
3. Masih rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa
kurang antusias yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar biologi
siswa.
1.3. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match dengan think pair share pada sub materi pokok
Kingdom Animalia kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran
6
2. Hasil belajar yang akan diukur digunakan tes pada ranah kognitif.
3. Ruang lingkup penilitian tidak membahas aktivitas siswa hanya kepada hasil
tes sebelum dan setelah poses pembelajaan.
1.4.Rumusan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka disusun rumusan masalah, rumusan
permasalahan yang penulis buat adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada sub materi pokok
Kingdom Animalia kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran
2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada sub materi pokok
Kingdom Animalia kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran
2015/2016?
3. Bagaimana perbandingan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan tipe
Think Pair Share pada sub materi pokok Kingdom Animalia kelas X SMA
Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016?
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada sub materi pokok Kingdom Animalia
kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share pada sub materi pokok Kingdom Animalia
kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
3. Perbandingan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
7
Pair Share pada sub materi pokok Kingdom Animalia kelas X SMA Negeri
11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan
menggunakan model Make a Match dan model Think Pair Share untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menggunakannya untuk
pembelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan Kingdom Animalia.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dapat mempertimbangkan model
pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran biologi dan meningkatkan
sistem pembelajaran di kelas khususnya bidang studi biologi sehingga
permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa dan guru dapat
diselesaikan.
3. Menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lanjut yang ingin meneliti topik
yang sama.
1.7.Defenisi Operasional 1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudjana, 2009). Adapun hasil belajar dalam
penelitian ini pada ranah kognitif siswa dalam pembelajaran Biologi adalah hasil
ujian yang diukur dengan tes pilihan ganda. Ranah kognitif banyak dinilai oleh
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pembelajaran. Ranah kognitif juga dapat dijadikan sebagai
acuan keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran.
2. Kingdom Animalia
Kingdom animalia merupakan organisme eukariotik (memiliki membran inti
8
sehingga hidup sebagai organisme heterotrof (membutuhkan makanan dari
lingkungannya), dan dapat menggerakkan tubuh untuk mencari makan atau
mempertahankan diri dari musuh. Peneliti membatasi bahasan kingdom animalia
pada materi hewan bertulang belakang (Vertebrata). Hewan vertebrata dapat
dibagi menjadi dua superkelas, yaitu: pisces (kelas Agnatha, Condrichthyes,
Osteichthyes) dan tetrapoda (kelas Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia).
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran/konsep yang lebih luas
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk – bentuk yang lebih
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Dalam pembelajaran ini guru menetapkan tugas dan pertanyaan – pertanyaan serta menyediakan bahan – bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan
masalah yang dimaksud (Suprijono, 2009). Peneliti menggunakan dua jenis
metode pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini, yaitu metode Make A Macth
dan metode Think Pair Share. Model pembelajaran make a match atau mencari
pasangan dikembangkan oleh Currran dalam Miftahul (2009). Penerapan model
ini, siswa harus mencari pasangan atau mencocokkan kartu yang merupakan
jawaban atau soal dengan batas waktu yang telah ditentukan. Model pembelajaran
think pair share merupakan salah satu variasi belajar dalam diskusi kelas. Guru
memilih menggunakan think pair share untuk membandingkan tanya jawab
kelompok keseluruhan dan diharapkan siswa menemukan struktur dari
62 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada sub materi pokok Kingdom Animalia di
kelas X di SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 adalah
80,21 dengan standard deviasi 8,36 dan varians sebesar 69,85.
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share pada sub materi pokok Kingdom Animalia
di kelas X di SMA Negeri 11 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 adalah
76,31 dengan standard deviasi 7,81 dan varians sebesar 60,96.
3. Perbandingan hasil belajar diperoleh dari perbandingan rata-rata hasil belajar
siswa yaitu 80,21 : 76,31 (1,1 : 1). Model pembelajaran kooperatif tipe Make
a Match memiliki hasil lebih tinggi dibandingkan Make a Match pada sub
materi pokok Kingdom Animalia di kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun
Pembelajaran 2015/2016.
5.2. Saran
1. Kepada guru-guru biologi untuk mencoba menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran biologi
2. Bagi calon guru biologi agar senantiasa menyesuaikan penggunaan model
pembelajaran dengan jenis materi yang diajarkan.
3. Karena populasi dalam penelitian ini sangat terbatas, maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan yaitu dilakukan pada semua tingkatan kelas dengan
63
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, H., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012, Pustaka FKIP Satya Wacana, Salatiga.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.
Berutu, M., (2011), Efektivitas Pembelajaran Biologi Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) pada Sub Materi Pokok Sel Hewan dan Sel Tumbuhan di Kelas XI IPA SMA Negeri I Stabat T.P 2010/2011, Skripsi, Pustaka UNIMED, Medan.
Chandra, Mulyono, H., dan Chumdari, (2011), Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Make a Match Terhadap Hasil Belajar IPS Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi, Pustaka FKIP USM, Surakarta.
Darmawati, Arnentis, Sri Iryani, (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X2 SMA Negeri 10 Pekanbaru Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Biogenesis, Vol 9, No. 2: 1-13.
Daryanto, (2010), Belajar dan Mengajar, Penerbit Yrama Widya, Bandung.
Djamarah, (2011), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Hamid, Z., (2009). Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Penguasaan Materi Sistem Persamaan Linier dua Variabel pada Siswa MTs Limboro Kecamatan Serang Barat Kabupaten Serang Barat. Skripsi (http://slideshere.net/ guest06a4b9d/skripsi-zainul-hamid-motivasi-belajar).
Irnaningtyas, (2014), Biologi Untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran, Penerbit Media Persada, Medan.
Karmana, (2014), Biologi untuk SMA Kelas XI, Penerbit Grafindo Media Pratama, Bandung.
Manurung, N.F., (2011), Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan Think Pair Share Pada Submateri Pokok Sistem Ekskresi di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mandoge T.P. 2010/2011, Skripsi, Pustaka UNIMED, Medan.
64
Miftahul, H., (2011), Cooperatif Learning : Metode, Teknik, Struktur, dan Penerapan, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Masrikhah, R., (2014), Make a Match Cooperative Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Protista pada Siswa SMA, Jurnal Bioma, Vol. 3, No. 2, Oktober 2014.
Ningtyas, A.D., Eka Suhardi, Nandang Hidayat, (2012), Perbedaan Hasil Belajar Biologi Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Reciprocal dengan Make a Match Reciprocal di SMP Negeri 2 Ciawi, ejournal.unpak.ac.id/download, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan Bogor.
Paramita, I., Nur Rahayu Utami, Wiwi Isnaeni, (2012), Penggunaan Model Cooperative Learning Type Make-A-Match terhadap Hasil Belajar Sistem Gerak, Unnes Journal of Biology Education, Vol 1, No. 3.
Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran, Penerbit Rajawali Persada, Jakarta.
Rohendi, D., Waslaluddin, dan Sri, P.A., (2010), Penerepan Cooperative Learning Tipe Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), Vol 3: 11-15.
Sakti, H., Yusmilarso, Sofwan, D. R. A., Arifin, M., (2008), Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran dengan Interactive Skill Station (online). (http://www.puslijaknov.org, diakses 2 Februari 2016).
Septriana, N dan Budi, H., (2006), Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 2: 47-50.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, (2009), Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Suryosubroto, (2009), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
65
http://commons.wikimedia.org. (Diakses 22 Februari 2016)
http://www.britannica.com. (Diakses 22 Februari 2016)
http://www.photolib.noaa.gov. (Diakses 22 Februari 2016)
http://www.glerl.noaa.gov. (Diakses 22 Februari 2016)
http://www.marinelife.noaa.gov. (Diakses 23 Februari 2016)
http://animaldiversity.org. (Diakses 23 Februari 2016)
http://www.flickr.com. (Diakses 24 Februari 2016)
http://www.waza.org. (Diakses 24 Februari 2016)