• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN

AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN

KECEPATAN MOTOR DC SERI

Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh : IJA SEMBIRING

NIM. 010422018

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN

AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN

KECEPATAN MOTOR DC SERI

Oleh : IJA SEMBIRING

NIM. 010422018

Tugas Akhir Ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Sidang Pada Tanggal 15 Bulan Desember Tahun 2007 Di Depan Penguji :

1. Ir. Sumantri Zulkarnaen : Ketua Penguji ………

2. Ir. EddyWarman : Anggota Penguji ………

3. Ir. Djendanari Sembiring : Anggota Penguji ………

Disetujui Oleh : Diketahui Oleh :

Pembimbing, Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU

(3)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga

listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik berupa putaran rotor.

Motor arus searah terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang diam (stator) dan

bagian yang bergerak (rotor).

Dalam dunia industri motor arus searah penguatan kompon panjang banyak

digunakan terutama untuk menggerakkan beban yang membutuhkan kecepatan

putaran yang relatif konstan. Pengaturan putaran pada motor arus searah

penguatan kompon panjang mutlak diperlukan untuk mendapatkan putaran motor

sesuai dengan yang diinginkan. Motor arus searah penguatan kompon panjang

mempunyai pengaturan kecepatan yang sangat mudah dilakukan dalam berbagai

kecepatan dan beban yang bervariasi.

Dalam tugas akhir ini akan dibahas salah satu cara untuk mengatur kecepatan

motor arus searah yaitu dengan menggunakan tahanan seri pada jangkar dan

medan shunt. Metode ini menggunakan dua tahanan variabel R1 dan R2. Tahanan

variabel R1 ditempatkan secara seri dengan medan shunt sedangkan tahanan

variabel R2 ditempatkan secara seri dengan jangkar. Dengan metode ini motor

arus searah penguatan kompon panjang akan dapat bekerja dibawah dan diatas

(4)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus Kristus

atas Rahmat, Anugrah dan Kasih Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun judul dari Tugas Akhir ini yakni :

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RHEOSTAT DAN

AUTO-TRANSFORMATOR UNTUK PENGATURAN

KECEPATAN MOTOR DC SERI

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan Sarjana Ekstensi di Departemen Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan Tugas Akhir ini penulis mendapat banyak bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan banyak terimakasih kepada orang tua tercinta Bapak B. Sembiring

dan Ibu R. Br Surbakti , yang telah bersusah payah memberi bantuan, dukungan

dan doa yang tak henti-hentinya selama penulis mengikuti perkuliahan hingga

menyelesaikan tugas akhir ini.

(5)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Baafai, selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasdari Helmi, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik

Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir.Satria Ginting, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Ir. Mustafrind Lubis, selaku Kepala Laboratorium Konversi Energi

Listrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Departemen Teknik Elektro FT-USU.

6. M. Ade Sumarta, selaku Asisten Lab. Konversi Energi Listrik FT-USU

yang telah membantu penulis dalam pengambilan data pada Lab. Konversi

Energi Listrik FT-USU dan juga untuk Bang Roy serta asisten

Lab.Konversi yang lainnya.

7. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan berkat-Nya

untuk kita semua. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

setiap pembaca, Terimakasih.

Medan, Desember 2007

(6)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

(Ija Sembiring)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 2

I.3 Batasan Masalah ... 2

I.4 Metode Penulisan ... 3

I.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum... 5

II.2 Konstruksi Motor DC ... 6

II.3 Prinsip kerja Motor arus searah ... 10

II.4 Reaksi jangkar ... 17

(7)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

II.5 Jenis-jenis motor arus searah ... 21

II.6 Karakteristik Motor Arus Searah Seri... 23

II.6.1 Karakteristik Torsi ... 23

II.6.2 Karakteristik Perputaran ... 24

II.6.3 Karakteristik Mekanis ... 25

BAB III PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI III.1 Umum ... 26

III.2 Pengaturan Tegangan Terminal... 27

III.3 Pengaturan Tahanan Jangkar ... 28

III.4 Pengaturan Fluks Magnetik ... 28

III.4.1 Pengaturan Tahanan Seri Medan Shunt ... 28

III.4.2 Pengaturan Tahanan Seri Pada Jangkar dan Medan Shunt 29 BAB IV PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DENGAN MENGUNAKAN TAHANAN RHEOSTAT IV.1 Umum ... 30

IV.2 Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri Untuk Pengaturan Tahanan Seri Pada Medan Shunt ... 30

IV.2 Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri Untuk Pengaturan Tahanan Seri Pada Jangkar ... 31

(8)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

BAB V ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DENGAN MENGUNAKAN AUTO-TRANSFORMATOR

V.1 Jenis Komponen dan Spesifikasi Peralatan di Laboratorium... 35

V.2 Rangkaian Pengujian ... 36

V.2.1 Rangkaian Pengujian Pengaturan Kecepatan Motor DC untuk pengaturan Tahanan Seri Pada Medan Shunt ... 36

V.2.1.1 Prosedur Pengujian ... 37

V.2.1.2 Data Hasil Pengujian ... 38

V.2.1.3 Grafik Karakteristik ... 38

V.2.2 Rangkaian Pengujian Pengaturan Kecepatan Motor DC untuk pengaturan Tahanan Seri Pada Jangkar ... 40

V.2.2.1 Prosedur Pengujian ... 41

V.2.2.2 Data Hasil Pengujian ... 42

V.2.2.3 Grafik Karakteristik ... 42

V.2.3 Rangkaian Pengujian Pengaturan Kecepatan Motor DC untuk pengaturan Tahanan Seri Pada Jangkar dan Medan Shunt ... 44

V.2.3.1 Prosedur Pengujian ... 45

V.2.3.2 Data Hasil Pengujian ... 46

V.2.3.3 Grafik Karakteristik ... 49

V.3 Hasil Grafik Karakteristik Motor DC Seri ... 52

(9)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Motor adalah mesin yang merubah energi listrik menjadi energi mekanis.

Pada motor arus searah (motor DC) energi listrik yang diubah adalah energi listrik

arus searah. Sumber tegangan disuplai melalui rangkaian medan maupun

rangkaian jangkar motor tersebut.

Dalam dunia industri motor arus searah banyak digunakan sebagai motor

penggerak. Pemilihan motor arus searah sebagai motor penggerak dibandingkan

motor induksi maupun motor sinkron karena motor arus searah memiliki rentang

pengaturan kecepatan yang lebar ataupun pengaturan yang teliti pada keluaran

rotornya. Pengaturan kecepatan motor arus searah juga sangat mudah dilakukan

dalam berbagai kecepatan dan beban yang bervariasi.

Pada motor arus searah penguatan kompon panjang jika beban bertambah,

(10)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

searah penguatan kompon panjang dapat dilakukan dengan cara menyisipkan

tahanan variabel yang dihubungkan secara seri dengan medan shunt. Akan tetapi

motor arus searah penguatan kompon panjang tidak dapat berputar pada

kecepatan diatas nominalnya. Kekurangan ini dapat diatasi dengan metode

pengaturan tahanan seri pada jangkar dan medan shunt.

Metode ini menggunakan dua tahanan variabel R1 dan R2. Tahanan

variabel R1 ditempatkan secara seri dengan medan shunt sedangkan tahanan

variabel R2 ditempatkan secara seri dengan jangkar.

Pada metode ini motor arus searah penguatan kompon panjang dapat

bekerja dibawah dan diatas kecepatan nominal. Penambahan tahanan jangkar

untuk kerja diatas kecepatan nominal sedangkan penambahan tahanan medan

shunt untuk kerja dibawah kecepatan nominal. Dengan demikian metode ini

memberikan pengaturan yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menambah

tahanan pada medan shunt.

I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan utama penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui

pengaruh tahanan seri pada jangkar dan medan shunt terhadap pengaturan

kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang.

Sedangkan manfaat tugas akhir ini dengan diketahuinya pengaruh tahanan

seri pada jangkar dan medan shunt terhadap pengaturan kecepatannya maka dapat

diaplikasikan pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon

(11)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009 I.3 Batasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka penulis

perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam

Tugas Akhir ini adalah:

1. Motor yang digunakan adalah motor arus searah penguatan kompon

panjang.

2. Motor dianggap berputar dengan kecepatan konstan ataupun dalam

keadaan steady state pada saat dilakukan pengaturan kecepatan.

3. Pada penelitian ini tidak membahas tentang rugi-rugi pada motor arus

searah penguatan kompon panjang.

I.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Studi literatur

Penulis melakukan penulisan berdasarkan studi kepustakaan dan

kajian dari buku-buku teks pendukung yang dapat menunjang

penulisan tugas akhir ini.

2. Metode Diskusi

Penulis melakukan diskusi dan konsultasi dengan dosen

pembimbing dan teman-teman mahasiswa pada Departemen

Teknik Elektro FT-USU mengenai masalah-masalah yang timbul

selama penulisan tugas akhir ini berlangsung.

(12)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Melakukan percobaan di Laboratorium Konversi Energi Listrik

Departemen Teknik Elektro FT-USU untuk mendapatkan data-data

yang dibutuhkan untuk penulisan tugas akhir ini.

I.5 Sistematika Penulisan

Gambaran tulisan ini secara singkat dapat diuraikan pada sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang gambaran umum mengenai tugas akhir

yang memuat latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan,

batasan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II : Motor Arus Searah

Bab ini menjelaskan teori umum mengenai motor arus searah,

prinsip kerja motor arus searah, reaksi jangkar, jenis-jenis motor

arus searah dan karakteristik motor arus searah.

BAB III : Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Penguatan Seri

Bab ini berisikan tentang teori umum pengaturan kecepatan motor

arus searah penguatan kompon panjang.

BAB IV : Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah Penguatan Seri Dengan Menggunakan Tahanan Rheostat

Bab ini menunjukkan tentang pengaturan kecepatan yang

dilakukan pada motor arus searah penguatan kompon panjang.

(13)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Bab ini menunjukkan tentang jenis komponen dan spesifikasi

peralatan, rangkaian pengujian, prosedur pengujian, data-data

pengujian serta karakteristik motor arus searah penguatan kompon

panjang.

BAB VI : KESIMPULAN

Dalam bab ini dituliskan hal-hal yang dianggap penting di dalam

penulisan yang dirangkumkan sebagai kesimpulan.

BAB II

MOTOR ARUS SEARAH

II.1. Umum

Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah energi listrik

arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus searah.

Kenyataannya mesin yang bekerja sebagai generator arus searah akan dapat

bekerja sebagai motor arus searah. Oleh sebab itu sebuah mesin arus searah dapat

digunakan baik sebagai motor arus searah maupun generator arus searah.

Berdasarkan fisiknya motor arus searah secara umum terdiri atas bagian

(14)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi

magnet sedangkan pada bagian yang berputar (rotor) ditempati oleh rangkaian

jangkar seperti kumparan jangkar, komutator dan sikat.

Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi

magnetik. Dimana kumparan medan akan menghasilkan fluksi magnet yang

arahnya dari kutub utara menuju kutub selatan dan kumparan jangkar akan

menghasilkan fluksi magnet yang melingkar. Interaksi antara kedua fluksi magnet

ini menimbulkan suatu gaya.

Penggunaan motor arus searah akhir-akhir ini mengalami perkembangan,

khususnya dalam pemakaiannya sebagai motor penggerak. Motor arus searah

digunakan secara luas pada berbagai motor penggerak dengan kecepatan yang

bervariasi yang membutuhkan respon dinamis dalam keadaan steady-state.

Motor arus searah mempunyai pengaturan yang sangat mudah dilakukan dalam

berbagai kecepatan dan beban yang bervariasi. Itu sebabnya motor arus searah

digunakan pada berbagai aplikasi tersebut. Pengaturan kecepatan pada motor arus

searah dapat dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil tegangan pada

jangkar dengan menggunakan sebuah tahanan.

II.2. Konstruksi Motor Arus Searah

(15)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 2.1(a) Konstruksi motor arus searah bagian stator

Gambar 2.1(b) Konstruksi motor arus searah bagian rotor

Keterangan dari gambar tersebut adalah :

1. Rangka atau gandar

Rangka motor arus searah adalah tempat meletakkan sebagian besar

komponen mesin dan melindungi bagian mesin. Untuk itu rangka harus dirancang

memiliki kekuatan mekanis yang tinggi untuk mendukung komponen-komponen

mesin tersebut.

Rangka juga berfungsi sebagai tempat mengalirkan fluksi magnet yang

dihasilkan oleh kutub-kutub medan. Rangka dibuat dengan menggunakan bahan

(16)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

baja tuang (cast steel) atau baja lembaran (rolled steel) yang berfungsi sebagai

penopang mekanis dan juga sebagai bagian dari rangkaian magnet.

2. Kutub Medan

Kutub medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub. Sepatu kutub yang

berdekatan dengan celah udara dibuat lebih besar dari badan inti. Adapun fungsi

dari sepatu kutub adalah :

a. Untuk menahan kumparan medan di tempatnya

b. Menghasilkan distribusi fluksi yang lebih baik yang tersebar di seluruh

jangkar dengan menggunakan permukaan yang melengkung

Inti kutub terbuat dari lembaran–lembaran besi tuang atau baja tuang yang

terisolasi satu sama lain. Sepatu kutub dilaminasi dan dibaut ke inti kutub. Maka

kutub medan (inti kutub dan sepatu kutub) direkatkan bersama-sama kemudian

dibaut pada rangka.

Kumparan penguat atau kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga

(berbentuk bulat atau persegi) yang dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran

tertentu. Kumparan penguat magnet berfungsi untuk mengalirkan arus listrik

untuk terjadinya proses elektromagnetik.

3. Sikat

Sikat adalah jembatan bagi aliran arus ke lilitan jangkar. Dimana permukaan

sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik.

Sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi. Sikat-sikat terbuat

dari bahan karbon dengan tingkat kekerasan yang bermacam-macam dan dalam

(17)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

lunak daripada segmen-segmen komutator supaya gesekan yang terjadi antara

segmen-segmen komutator dan sikat tidak mengakibatkan ausnya komutator.

4. Kumparan Medan

Kumparan medan adalah susunan konduktor yang dibelitkan pada inti kutub.

Dimana konduktor tersebut terbuat dari kawat tembaga yang berbentuk bulat

ataupun persegi. Rangkaian medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi

utama dibentuk dari kumparan pada setiap kutub. Pada aplikasinya rangkaian

medan dapat dihubungkan dengan kumparan jangkar baik seri maupun paralel dan

juga dihubungkan tersendiri langsung kepada sumber tegangan sesuai dengan

jenis penguatan pada motor

5. Jangkar

Inti jangkar yang umumnya digunakan dalam motor arus searah adalah

berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk tempat

melilitkan kumparan jangkar tempat terbentuknya ggl induksi. Inti jangkar terbuat

dari bahan ferromagnetik. Bahan yang digunakan untuk jangkar ini merupakan

sejenis campuran baja silikon.

6. Kumparan Jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah merupakan tempat

dibangkitkannya ggl induksi. Pada motor DC penguatan kompon panjang

kumparan medan serinya diserikan terhadap kumparan jangkar, sedangkan pada

motor DC penguatan kompon pendek kumparan medan serinya diparalel terhadap

kumparan jangkar. Jenis-jenis konstruksi kumparan jangkar pada rotor ada tiga

(18)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

1. Kumparan jerat (lap winding)

Pada kumparan jerat, banyaknya hubungan paralel jangkar (a) adalah

sebanyak : a = m.p

2. Kumparan gelombang (wave winding)

Pada kumparan gelombang, banyaknya hubungan paralel jangkar (a)

adalah sebanyak : a = 2m

3. Kumparan zig – zag (frog-leg winding)

Pada kumparan zig-zag, banyaknya hubungan paralel jangkar (a) adalah :

a = 2p.mlap

Dimana: p = jumlah kutub; m = kelipatan kumparannya; mlap = kelipatan

kumparan jeratnya

7. Komutator

Untuk memperoleh tegangan searah diperlukan alat penyearah yang disebut

komutator dan sikat. Komutator terdiri dari sejumlah segmen tembaga yang

berbentuk lempengan-lempengan yang dirakit ke dalam silinder yang terpasang

pada poros. Dimana tiap-tiap lempengan atau segmen-segmen komutator terisolasi

dengan baik antara satu sama lainnya. Bahan isolasi yang digunakan pada

komutator adalah mika.

Agar dihasilkan tegangan arus searah yang konstan, maka komutator yang

digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar.

8. Celah Udara

Celah udara merupakan ruang atau celah antara permukaan jangkar dengan

(19)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

sepatu kutub. Fungsi dari celah udara adalah sebagai tempat mengalirnya fluksi

yang dihasilkan oleh kutub-kutub medan.

II.3. Prinsip Kerja Motor Arus Searah

(a) (b)

(c)

Gambar 2.2 Pengaruh penempatan konduktor pengalir arus dalam medan magnet

Setiap konduktor yang dialiri arus menghasilkan medan magnet

disekelilingnya. Kuat medan magnet yang timbul tergantung pada besarnya arus

yang mengalir dalam konduktor.

H =

l I N×

Lilitan ampere /meter ... 2.1

(20)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

H = Kuat medan magnet (Lilitan ampere/meter)

N = Banyak kumparan (Lilitan)

I = Arus yang mengalir pada penghantar (Ampere)

l = Panjang dari penghantar (meter)

Pada Gambar 2.2(a) menunjukkan sebuah medan magnet seragam yang

dihasilkan oleh kutub-kutub magnet utara dan selatan yang arahnya dari kutub

utara menuju kutub selatan.. Sedangkan Gambar 2.2(b) menggambarkan sebuah

konduktor yang dialiri arus searah dan menghasilkan medan magnet (garis-garis

gaya fluksi) disekelilingnya.

Jika konduktor yang dialiri arus tersebut ditempatkan di dalam medan

magnet seragam, maka interaksi kedua medan akan menimbulkan medan yang

tidak seragam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 (c). Sehingga kerapatan

fluksi akan bertambah besar di atas sebelah kanan konduktor (dekat kutub selatan)

dan di bawah sebelah kiri konduktor (dekat kutub utara) sedangkan kerapatan

fluksi menjadi berkurang di atas sebelah kiri konduktor dan di bawah sebelah

kanan konduktor. Kerapatan fluksi yang tidak seragam ini menyebabkan

konduktor di sebelah kiri akan mengalami gaya ke atas, sedangkan konduktor di

sebelah kanan akan mengalami gaya ke bawah. Kedua gaya tersebut akan

menghasilkan torsi yang akan memutar jangkar dengan arah putaran searah

dengan putaran jarum jam.

Prinsip dasar diatas diterapkan pada motor dc. Prinsip kerja sebuah motor

(21)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 2.3 Prinsip kerja motor arus searah

Berdasarkan gambar diatas kedua kutub stator dibelitkan dengan konduktor -

konduktor sehingga membentuk kumparan yang dinamakan kumparan stator atau

kumparan medan. Kumparan medan tersebut dihubungkan dengan suatu sumber

tegangan, maka pada kumparan medan itu akan mengalir arus medan (If).

Kumparan medan yang dialiri arus ini akan menimbulkan fluksi utama yang

dinamakan fluksi stator. Fluksi ini merupakan medan magnet yang arahnya dari

kutub utara menuju kutub selatan (hal ini dapat dilihat dengan adanya garis– garis

fluksi). Apabila pada kumparan jangkar mengalir arus yakni arus jangkar, maka

dari hukum Lorenzt kita ketahui bahwa apabila sebuah konduktor yang dialiri arus

ditempatkan pada sebuah medan magnet maka pada konduktor tersebut akan

timbul gaya, maka demikian pula halnya pada kumparan jangkar.

Besarnya gaya ini bergantung dari besarnya arus yang mengalir pada

kumparan jangkar (I), kerapatan fluksi (B) dari kedua kutub dan panjang

(22)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

maka arus yang mengalir pada kumparan jangkar juga besar, dengan demikian

gaya yang terjadi pada konduktor juga semakin besar.

Jika arus jangkar (I) tegak lurus dengan arah induksi magnetik (B) maka

besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar yang

ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah :

F = B . I . l Newton ... 2.2

Dimana : F = Gaya lorenzt (Newton)

I = Arus yang mengalir pada konduktor jangkar (Ampere)

B = Kerapatan fluksi (Weber / m2) l = Panjang konduktor jangkar (m)

Maka, besar gaya keseluruhan yang ditimbulkan oleh jumlah total jangkar z

adalah :

F =z.B.I..l Newton ... 2.3

Sehingga gaya tersebut akan menghasilkan torsi,

Ta = F.r Newton-meter ... 2.4

Maka, Ta = z.B.I..l.d/2 Newton- meter ... 2.5

Apabila torsi start lebih besar dari pada torsi beban maka jangkar akan berputar.

Bila kumparan jangkar dari motor berputar dalam medan magnet dan

memotong fluksi utama maka sesuai dengan hukum induksi elektromagnetis maka

pada kumparan jangkar akan timbul gaya gerak listrik (ggl) induksi yang arahnya

sesuai dengan kaidah tangan kanan, dimana arahnya berlawanan dengan tegangan

yang diberikan kepada jangkar atau tegangan terminal. Karena arahnya melawan

(23)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

e = - N

Besarnya ggl induksi maksimum dalam satu belitan adalah :

emaks = ω. φm volt Harga rata – ratanya adalah :

er =

Pada satu putaran jangkar berkutub 2, ggl melalui satu periode. Jika jangkar

itu mengadakan n rpm atau n rps, maka bagi satu periode lamanya T, adalah :

T =

n

60 detik

Sedangkan untuk jangkar berkutub P, maka :

T =

Dalam satu periode dilalui sudut yang besarnya 2π radial, sehingga :

ω = T 2π

Dimana:

(24)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

T = Periode (detik)

Jangkar memuat N belitan yang terdiri a cabang paralel (cabang jangkar),

sehingga tiap cabang jangkar akan mempunyai a N

buah belitan yang tersambung

seri, sehingga:

Jika jumlah batang penghantar z, maka N = 2

bernilai konstan, maka diperoleh :

Ea = C . n . φmvolt ... 2.10 Dimana : n = Kecepatan putaran (rpm)

Ea = Gaya gerak listrik induksi (volt)

(25)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

r = jarak

Pada satu kali putaran gaya F akan menghasilkan kerja sebesar F.2π.r Joule

sehingga daya mekanik (Pm) yang dibangkitkan oleh jangkar untuk n (rpm)

sebesar:

Daya yang dibangkitkan oleh jangkar motor yang berubah jadi daya

mekanik juga tergantung dari ggl lawan dan arus jangkarnya, sehingga dapat

(26)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Ta =

π bernilai konstan, maka diperoleh :

Ta = k . φm . Ia ... 2.14

Reaksi jangkar merupakan pengaruh medan magnet yang disebabkan oleh

mengalirnya arus pada jangkar, dimana jangkar tersebut berada di dalam medan

magnet. Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya 2 hal yaitu :

1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.

2. Magnetisasi silang.

Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak

dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi

ideal untuk kutub utama dari motor arus searah dua kutub, berasal dari kutub

utara menuju kutub selatan seperti pada Gambar 2.4 berikut ini :

(27)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 2.4 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan medan

Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa :

1. Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis.

2. Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.

Bidang netral magnetis didefenisikan sebagai bidang di dalam motor dimana

konduktor bergerak sejajar dengan garis gaya magnet, sehingga gaya gerak listrik

induksi konduktor pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari

Gambar 2.4, sikat selalu ditempatkan disepanjang bidang netral magnetis, oleh

karena itu bidang netral magnetis juga disebut sebagai sumbu komutasi karena

pembalikan arah arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili

besar dan arah dari fluksi medan utama, dimana vektor ini tegak lurus terhadap

bidang netral magnetis.

Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri oleh arus listrik

sementara kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar

timbul ggm atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada

Gambar 2.5 berikut ini :

U

S

Bidang Netral Magnetis

O

A

(28)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 2.5 Fluksi yang dihasilkan oleh kumparan jangkar

Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar

ditentukan dengan aturan putaran sekrup (cork-screw rule). Besar dan arah garis

gaya magnet tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang netral

magnetis. Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor jangkar

dan konduktor medan sama- sama dialiri oleh arus listrik, distribusi fluksi resultan

diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karenanya distribusi

fluksi medan utama yang melalui jangkar tidak lagi simetris tetapi sudah

mengalami pembelokan saat mendekati konduktor yang dialiri arus tersebut. Hal

tersebut dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang dapat dilihat dari Gambar 2.6

berikut ini:

Gambar 2.6 Hasil kombinasi antara fluksi medan dan fluksi jangkar

Fluksi yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm) jangkar menentang

fluksi medan utama pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan

memperkuat fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas

U

S

O

β Bidang netral

magnetis lama

Bidang netral magnetis baru

ω

FA Fr

(29)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

akan menyebabkan penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah

satu kutubnya dan terjadi kenaikan pada setengah bagian yang lain di kutub yang

sama. Efek dari intensitas medan magnet atau lintasan fluksi pada jangkar yang

memotong lintasan fluksi medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar

magnetisasi- silang (cross-magnetization).

Magnetisasi-silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada

Gambar 2.6 terlihat bahwa vektor OFr merupakan resultan vektor OFA dan OFM,

serta posisi bidang netral magnetis yang baru, dimana selalu tegak lurus terhadap

vektor OFr. Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh β karena

posisi bidang netral magnetis ini selalu tegak lurus terhadap vektor OF. Dengan

pergeseran bidang netral ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran

bidang netral magnetis. Hal ini dapat menimbulkan bunga api di segmen

komutator dekat sikat.

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan

titik jenuhnya, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Apabila

kejenuhan magnetik ini terjadi, maka efek penguatan fluksi resultan lebih kecil

bila dibandingkan dengan efek pelemahan fluksi resultan atau dengan kata lain

pertambahan kerapatan fluksi resultan pada salah satu bagian kutub lebih sedikit

bila dibandingkan dengan pengurangan kerapatan fluksi pada bagian yang

lainnya. Sehingga fluksi resultan akan berkurang dari harga tanpa bebannya.

Hal inilah yang disebut sebagai efek demagnetisasi reaksi jangkar dan perlu

dicatat bahwa demagnetisasi timbul hanya karena adanya saturasi magnetik.

(30)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Pengaruh reaksi jangkar yaitu berpindahnya garis netral yang

mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api pada saat komutasi. Untuk itu

motor DC dirancang sedemikian agar penyebab reaksi jangkar dilawan dengan

satu medan dengan besar dan arah yang tepat.

Untuk itu pada motor DC dapat dilakukan dengan 2 cara yakni :

1. Kutub Bantu ; yakni kutub kecil yang terletak tepat pada pertengahan

antara kutub utara dan selatan, ditengah-tengah garis netral teoritis.

Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri dengan lilitan jangkar, hal ini

disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkarnya.

2. Lilitan kompensasi ; Untuk mengatasi pengaruh medan lintang ini pada

motor DC dilengkapi dengan kumparan yang terdiri dari sekunpulan

penghantar yang diletakkan didalam alur pada permukaan kutub utama

sehingga dengan demikian akan menimbulkan medan lintang yang

langsung melawan medan arus jangkar. Lilitan ini disebut lilitan

kompensasi, yang dihubungkan seri dengan lilitan jangkar.

II.5 Jenis – Jenis Motor Arus Searah

Adapun jenis –jenis motor arus searah yakni :

1. Motor arus searah Berpenguatan Bebas / Terpisah.

2. Motor arus searah Berpenguatan Sendiri.

Motor arus searah berpenguatan sendiri ini dapat dibagi atas :

1. Motor arus searah penguatan Shunt.

(31)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Rsh +

3. Motor arus searah penguatan Kompon.

Motor arus searah kompon ini terdiri dari 2 bagian yakni :

1. Motor arus searah penguatan kompon pendek.

2. Motor arus searah penguatan kompon panjang.

Motor arus searah penguatan kompon panjang dapat digambarkan

rangkaian ekivalennya seperti berikut ini :

Karena drop tegangan pada sikat diabaikan, maka :

(32)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Torsi (T)

II.6 Karakteristik Motor Arus Searah Penguatan seri

Untuk motor DC penguatan seri dan shunt hanya memiliki satu kumparan

medan. Sedangkan untuk motor DC penguatan kompon memiliki dua kumparan

medan yakni kumparan medan shunt dan medan seri.

Berikut ini tiga karakteristik dari sebuah motor DC penguatan kompon panjang.

II.6.1 Karakteristik Torsi (T = T (Ia)) V

Dengan pertambahan arus jangkar (Ia) sehingga (φ) bertambah dan torsi

(T) juga besar. Dari persamaan (2.14) yakni :

T =km.Ia dimana φmshs

T =k(φ +sh φs).Ia ...(2.15)

Jika fluksi medan shunt lebih besar dibandingkan dengan medan seri maka

bentuk karakteristik torsi dan arus seperti kurva 1. Sedangkan jika fluksi medan

seri lebih besar dibandingkan dengan medan shunt maka bentuk karakteristik

torsi dan arus seperti kurva 2. Gambar karakteristik untuk torsi dan arus dapat

(33)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Arus Jangkar (Ia)

Gambar 2.8 Karakteristik Torsi dan Arus Jangkar

II.6.2 Karakteristik Perputaran ( n = n(Ia)) V

Untuk motor kompon panjang :

)

Dengan pertambahan arus jangkar (Ia), fluks (φ) juga akan bertambah dan

)] (

[VtIa Ra+Rs berkurang. Dengan pertambahan arus jangkar (Ia) maka

kecepatan jatuh pada motor kompon lebih cepat dibandingkan dengan motor

shunt. Karakteristik dari kecepatan dengan arus jangkar dapat digambarkan seperti

(34)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Torsi (T) Compond

Seri

Shunt

Kecepatan (n)

1 2 (sumber: P.S BIMBHRA)

Gambar 2.9 Karakteristik kecepatan dan arus jangkar

II.6.3 Karakteristik Mekanis (T = T(n)) V

Ini merupakan kurva antara kecepatan (n)dan torsi (T) dari motor DC.

Jika Torsi (T) = k. φ.Ia bertambah, maka nilai (Ia) bertambah, sedangkan fluks

(φ) tetap. Dengan bertambahnya torsi (T) maka kecepatan (n) akan menurun,

maka kurva motor kompon ini sama dengan motor shunt. Untuk medan shunt

karakteristik kecepatan dan torsi ini mendekati ke motor shunt seperti kurva 1.

Sedangkan untuk medan seri karakteristik kecepatan dan torsi mendekati ke

motor seri seperti pada kurva 2. Gambar dari karakteristik kecepatan dan torsi

(35)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

(sumber: P.S BIMBHRA)

Gambar 2.10 Karakteristik kecepatan dan torsi

BAB III

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI

III.1 Umum

Pengaturan putaran pada motor arus searah adalah salah satu usaha yang

diberikan terhadap motor arus searah penguatan kompon panjang yang sedang

berputar untuk mendapatkan putaran motor sesuai dengan yang diinginkan.

Kecepatan motor dc ini dapat diturunkan dengan rumus sebagai berikut :

φ

.

) .(

C R R I V

n= ta a+ s

... 3.1

Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan putaran motor dapat diatur

dengan cara mengubah:

a. Tegangan Terminal (Vt)

b. Tahanan Jangkar (Ra)

(36)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

+

-G

M

MI

v

tvar

RG RM

=

=

Motor Induksi

Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang dapat

dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variabel yang dihubungkan secara

seri dengan rangkaian medan shunt. Akan tetapi motor arus searah penguatan

kompon panjang tidak dapat berputar pada kecepatan rendah dibawah nominal.

Kekurangan ini dapat diatasi dengan metode pengaturan tahanan seri pada

jangkar dan medan shunt. Metode ini memungkinkan motor arus searah penguatan

kompon panjang dapat bekerja dibawah dan diatas kecepatan nominal.

III.2 Pengaturan Tegangan Terminal

Salah satu cara untuk mengatur besarnya kecepatan motor arus searah

penguatan kompon panjang adalah dengan mengatur tegangan terminal dari

motor. Pengaturan tegangan terminal ada beberapa cara yakni :

1. Dengan sistem Ward Leonard. Motor yang dipakai adalah motor

berpenguatan bebas.

(sumber : Zuhal )

Gambar 3.1 Pengaturan Tegangan Terminal Sistem Ward Leonard

Penggerak mula (motor induksi) digunakan untuk menggerakkan

(37)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Rsh

medan R dan mengubah tegangan Vt yang diberikan pada motor. G

Kadang-kadang pengaturan Vt ini juga dibarengi dengan pengaturan fluks

medan motor yaitu dengan mengatur tahanan medan Rm. Cara ini

menghasilkan suatu pengaturan kecepatan yang sangat halus dan banyak

dipakai pada lift, mesin bubut dll. Satu-satumya kerugian sistem ini adalah

memerlukan biaya yang sangat besar akibat penambahan generator dan

penggerak mulanya.

2. Dengan menggunakan SCR

3. Dengan menggunakan DC-Chopper

III.3 Pengaturan Tahanan Jangkar

Pengaturan kecepatan motor dilakukan dengan menyisipkan tahanan

variabel yang terhubung seri dengan jangkar, sehingga dengan demikian tahanan

jangkar dapat diatur akibatnya kecepatan motor dapat diatur-atur. Pengaturan

dengan menambah tahanan seri pada jangkar ini dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 3.2 Pengaturan dengan tahanan seri pada jangkar

III.4 Pengaturan Fluks Magnetik

Pengaturan fluksi dari motor arus searah penguatan kompon panjang dapat

(38)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Rsh

III.4.1 Pengaturan tahanan seri pada Medan Shunt

Pada pengaturan ini kumparan medan shunt dihubungkan seri dengan

tahanan variabel sehingga melemahkan fluksi medan sehingga kecepatan motor

meningkat.

Gambar 3.2 Pengaturan dengan tahanan seri pada medan shunt

III.4.2 Pengaturan tahanan seri pada Jangkar dan Medan Shunt

Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang dapat

dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variabel yang dihubungkan secara

seri pada jangkar dan medan shunt. Rangkaiannya dapat digambarkan seperti

(39)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 3.4 Pengaturan dengan tahanan seri pada jangkar dan medan shunt

Dengan mengatur tahanan variabel untuk medan shunt (R serta pada 1)

jangkar (R diatas, maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan. 2)

BAB IV

PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DENGAN MENGGUNAKAN RHEOSTAT

IV.1 Umum

Pengaturan kecepatan motor arus searah dengan metode pengaturan

tahanan seri pada jangkar dan medan shunt merupakan kombinasi dari tahanan

luar yang dihubungkan secara seri terhadap jangkar dan medan shunt.

Pengaturan kecepatan yang dibahas dalam hal ini yakni pengaturan

kecepatan motor DC dengan pengaturan tahanan seri pada medan shunt,

pengaturan tahanan seri pada jangkar serta pengaturan tahanan seri pada jangkar

(40)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Rsh

IV.2 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan seri untuk pengaturan tahanan seri pada medan shunt.

Gambar rangkaiannya sbb :

Gambar 4.1 Pengaturan dengan tahanan seri pada medan shunt

Maka berlaku persamaan :

(41)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Rsh

Artinya : Dengan penambahan R1 akan merubah putaran motor (n) karena fluks

(φ) akan berubah maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan di

laboratorium.

IV.3 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan seri untuk pengaturan tahanan seri pada Jangkar.

Gambar rangkaiannya sbb:

Gambar 4.2 Pengaturan dengan menambah tahanan seri pada jangkar

Maka berlaku persamaan :

(42)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Rsh

Artinya : Dengan penambahan R2 akan merubah putaran motor (n) karena fluks

(φ) akan berubah maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan di

laboratorium.

IV.4 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan seri untuk pengaturan tahanan seri pada jangkar dan Medan Shunt.

(43)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Gambar 4.3 Pengaturan dengan tahanan seri pada jangkar dan medan shunt

Maka diperoleh persamaan :

Ia =ILIsh ampere

Artinya : Dengan penambahan R1 dan R2 akan merubah harga putaran motor (n)

karena fluks (φ) berubah maka pengaturan kecepatan dapat dilakukan

dilaboratorium.

Pada metode ini motor arus searah penguatan kompon panjang dapat

(44)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

pada jangkar untuk kerja diatas kecepatan nominal sedangkan penambahan

tahanan (R1) pada medan shunt untuk kerja dibawah kecepatan nominal. Dengan

demikian metode ini memberikan pengaturan yang lebih baik dibandingkan

dengan hanya menambah tahanan pada medan shunt.

BAB V

ANALISIS PENGATURAN KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DENGAN MENGGUNAKAN

AUTO-TRANSFORMATOR

(45)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Penelitian mengenai pengaturan kecepatan motor arus sarah penguatan

kompon panjang dengan menggunakan tahanan seri dilakukan pada Laboratorium

Konversi Energi Listrik FT-USU.

Peralatan-peralatan yang digunakan pada metode ini adalah sebagai berikut :

1. Motor Arus Searah Penguatan Kompon Panjang

2. Generator Arus Searah Penguatan Bebas

3. 1 Unit Power Pack MV

4. 2 Buah Voltmeter DC

5. 3 Buah Amperemeter DC

6. 2 Unit Tahanan Gesar

Adapun spesifikasi dari peralatan-peralatan pada penelitian ini adalah :

1. Motor yang digunakan pada penelitian ini adalah motor arus searah

penguatan kompon panjang AEG Type Gd 110/110 dengan data-data

sebagai berikut :

• Jenis Belitan Rotor = Jerat/gelung

• Jumlah Kutub = 2

• Daya motor = 1200 W

• Tahanan Jangkar (Ra) = 3.84

• Tahanan Medan Seri (Rs) = 0.41

• Tahanan Medan Shunt (Rsh) = 1287.5

• Tegangan Terminal (Vt) = 220 V

• Arus Jangkar (Ia) = 7.1 A

(46)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Generator DC

2. Beban yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah Generator Arus

Searah Penguatan Bebas AEG Type Gf 110/140.

V.2 Rangkaian Pengujian

V.2.1 Rangkaian Pengujian Pengaturan Kecepatan motor arus searah untuk pengaturan tahanan seri pada Medan Shunt.

Gambar 5.1 Rangkaian Pengujian Pengaturan Kecepatan pada medan shunt

(47)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

V.2.1.1 Prosedur Pengujian pengaturan kecepatan motor DC untuk pengaturan tahanan seri pada Medan Shunt

1. Rangkaian pengujian dibuat seperti gambar 5.1

2. Besar tahanan R1 diatur melalui tahanan geser yang dihubungkan dengan

medan shunt dari motor arus searah penguatan kompon panjang.

3. Sebelum melakukan pengujian, tahanan geser terlebih dahulu di ukur

untuk menentukan step pengukuran tahanannya

4. Untuk menjalankan motor, sumber tegangan DC yaitu Vt yang

digunakan untuk mensuplai tegangan ke motor DC penguatan kompon

panjang di on kan dan dinaikkan secara perlahan-lahan sehingga motor

dapat berputar.

5. Kemudian besar tahanan R1 diatur melalui tahanan geser dan catat

kecepatan motor yang ditunjukkan pada tachnometer. Setelah itu catat

harga-harga dariA1dan A2.

6. Selanjutnya tahanan geser diatur untuk nilai berikutnya dengan nilai

tahanan yang sama. Kemudian catat harga A1, A2dan juga kecepatan dari

motor. Lakukan pengujian ini berulang-ulang dengan mengingat besar

tahanan R1 pada nilai tertentu.

7. Lakukanlah hal yang sama seperti langkah 5 tetapi nilai tahanan

gesernya diubah-ubah (bervariasi).

(48)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Tabel 5.1 Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon

panjang dengan menggunakan tahanan seri (R1) pada medan

shunt dengan harga R1 bervariasi.

Dimana : Vt = 100 Volt (konstan)

R1

(Ohm)

Ia (A1)

(Ampere)

Ish (A2)

(Ampere)

n (rpm)

5 0.77 0.09 1300

10 0.77 0.08 1300

15 0.78 0.08 1300

20 0.78 0.08 1300

25 0.78 0.08 1300

30 0.78 0.08 1300

35 0.79 0.08 1295

40 0.79 0.08 1290

45 0.79 0.08 1280

50 0.79 0.08 1275

55 0.79 0.07 1260

60 0.79 0.07 1260

V.2.1.3 Grafik Karakteristik untuk Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang dengan menggunakan tahanan seri (R1) pada medan shunt

Bentuk karakteristik Kecepatan (n) dan Arus Jangkar(Ia) dapat

(49)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

v1

V.2.2 Rangkaian Pengujian Pengaturan Kecepatan motor DC untuk pengaturan tahanan seri pada Jangkar.

Gambar 5.2 Rangkaian pengujian pengaturan kecepatan pada jangkar

(50)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

V.2.2.1 Prosedur pengujian pengaturan kecepatan motor arus searah untuk pengaturan tahanan seri pada Jangkar.

1. Rangkaian pengujian dibuat seperti gambar 5.2.

2. Besar tahanan R2 diatur melalui tahanan geser yang dihubungkan dengan

medan shunt dari motor arus searah penguatan kompon panjang.

3. Sebelum melakukan pengujian, tahanan geser terlebih dahulu di ukur

untuk menentukan step pengukuran tahanannya

4. Untuk menjalankan motor, sumber tegangan DC yaitu Vt yang

digunakan untuk mensuplai tegangan ke motor DC penguatan kompon

panjang di on kan dan dinaikkan secara perlahan-lahan sehingga motor

dapat berputar.

5. Kemudian besar tahanan R2 diatur melalui tahanan geser dan catat

kecepatan motor yang ditunjukkan pada tachnometer. Setelah itu catat

harga-harga dariA1dan A2.

6. Selanjutnya tahanan geser diatur untuk nilai berikutnya dengan nilai

tahanan yang sama. Kemudian catat harga A1, A2dan juga kecepatan dari

motor. Lakukan pengujian ini berulang-ulang dengan mengingat besar

tahanan R2 pada nilai tertentu.

7. Lakukanlah hal yang sama seperti langkah 5 tetapi nilai tahanan

(51)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

V.2.2.2 Data Hasil Pengujian

Tabel 5.2. Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon

panjang dengan menggunakan tahanan seri (R2) pada jangkar

untuk harga R bervariasi. 2

Dimana : Vt = 100 Volt (konstan )

R2

(Ohm)

Ia (A1)

(Ampere)

Ish (A2)

(Ampere)

n (rpm)

5 0.75 0.08 670

10 0.72 0.08 700

15 0.71 0.08 750

20 0.71 0.08 795

25 0.70 0.08 810

30 0.69 0.08 850

35 0.68 0.08 900

40 0.68 0.08 945

45 0.66 0.08 995

50 0.66 0.09 1020

55 0.65 0.09 1050

60 0.65 0.09 1100

V.2.2.3 Grafik Karakteristik untuk Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang dengan menggunakan tahanan seri (R2)

(52)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

v1

Bentuk karakteristik Kecepatan (n) dan Arus Jangkar(Ia) dapat

digambarkan seperti berikut ini:

V.2.3 Rangkaian pengujian pengaturan kecepatan motor DC penguatan kompon panjang untuk pengaturan tahanan seri pada Jangkar dan Medan Shunt.

Gbr 5.3Rangkaian pengujian pengaturan kecepatan pada jangkar dan medan shunt

(53)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

V.2.3.1 Prosedur pengujian pengaturan kecepatan motor arus searah untuk pengaturan tahanan seri pada Jangkar dan Medan Shunt.

1. Rangkaian pengujian dibuat seperti gambar 5.3.

2. Besar tahanan R1 diatur melalui tahanan geser yang dihubungkan dengan

medan shunt sedangkan tahanan R2 diatur melalui tahanan geser yang

dihubungkan dengan jangkar dari motor arus searah penguatan kompon

panjang.

3. Sebelum melakukan pengujian, tahanan geser terlebih dahulu di ukur

untuk menentukan step pengukuran tahanannya.

4. Untuk menjalankan motor, sumber tegangan DC yaitu Vt yang

digunakan untuk mensuplai tegangan ke motor DC penguatan kompon

panjang di on kan dan dinaikkan secara perlahan-lahan sehingga motor

dapat berputar.

5. Kemudian besar tahanan R1 dan R2 diatur melalui tahanan geser dengan

besar yang sama dan catat kecepatan motor yang ditunjukkan pada

tachnometer. Setelah itu catat harga-harga dariA1dan A2.

6. Selanjutnya tahanan geser diatur untuk nilai berikutnya dengan nilai

tahanan yang sama. Kemudian catat harga A1, A2dan juga kecepatan dari

motor. Lakukan pengujian ini berulang-ulang dengan mengingat besar

tahanan R1 dan R2 pada nilai tertentu. Dengan catatan nilai tahanan R1

(54)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

7. Lakukanlah hal yang sama seperti langkah 5 tetapi nilai tahanan

gesernya diubah-ubah (bervariasi). Dimana nilai tahanan R1 tetap

konstan dan R2 diubah-ubah nilainya sesuai dengan besar tahanan yang

ditentukan.

8. Lakukanlah hal yang sama seperti langkah 5 tetapi nilai tahanan

gesernya diubah-ubah (bervariasi). Dimana nilai tahanan R2 tetap

konstan dan R1 diubah-ubah nilainya sesuai dengan besar tahanan yang

ditentukan.

V.2.3.2 Data Hasil Pengujian

Tabel 5.3. Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon

panjang dengan menggunakan tahanan seri pada jangkar dan

(55)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

55 55 0.71 0.09 1170

60 60 0.69 0.09 1210

Tabel 5.4. Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon

panjang dengan menggunakan tahanan seri pada jangkar dan

medan shunt untuk harga tahanan R1 konstan dan harga R2

bervariasi.

Dimana : Vt = 100 Volt (konstan )

R1

(ohm)

R2

(ohm)

Ia (A1)

(ampere)

Ish (A2)

(ampere)

n (rpm)

10 5 0.76 0.08 750

10 10 0.75 0.08 790

10 15 0.73 0.08 820

10 20 0.73 0.08 850

10 25 0.72 0.08 900

10 30 0.72 0.08 950

10 35 0.71 0.08 995

10 40 0.70 0.08 1050

10 45 0.70 0.08 1080

10 50 0.69 0.08 1130

10 55 0.68 0.08 1150

(56)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

Tabel 5.5. Pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon

panjang dengan menggunakan tahanan seri pada jangkar dan

medan shunt untuk harga tahanan R2 konstan dan harga R1

bervariasi.

Dimana : Vt = 100 Volt (konstan )

R1

(ohm)

R2

(ohm)

Ia (A1)

(ampere)

Ish (A2)

(ampere)

n (rpm)

5 10 0.75 0.09 1180

10 10 0.76 0.09 1180

15 10 0.76 0.08 1180

20 10 0.76 0.08 1170

25 10 0.77 0.08 1170

30 10 0.77 0.08 1170

35 10 0.78 0.08 1160

40 10 0.78 0.08 1160

45 10 0.78 0.08 1160

50 10 0.79 0.08 1150

55 10 0.79 0.08 1150

(57)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

BAB VI

KESIMPULAN

VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penelitian yang penulis lakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang

pada Medan Shunt untuk harga R1 maka diperoleh harga kecepatan motor

semakin kecil dibawah kecepatan nominalnya.

2. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang

pada Jangkar untuk harga R2 maka diperoleh harga kecepatan motor

semakin besar diatas kecepatan nominalnya.

3. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang

pada jangkar dan Medan Shunt untuk harga R1 dan R2 sama maka

diperoleh harga kecepatan motor semakin besar diatas kecepatan

nominalnya apabila nilai R1 dan R2 semakin diperbesar dengan harga yang

sama.

4. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang

(58)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

maka diperoleh harga kecepatan motor semakin besar diatas kecepatan

nominalnya.

5. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang

pada jangkar dan Medan Shunt untuk harga R1 bervariasi dan R2 konstan

maka dperoleh harga kecepatan motor semakin kecil dibawah kecepatan

nominalnya.

6. Dari hasil karakteristiknya terlihat bahwa bentuk yang paling bagus yakni

pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan kompon panjang pada

Jangkar dan Medan Shunt untuk R1 bervariasi dan R2 konstan, dimana

bentuk gambarnya yang paling datar atau sesuai dengan bentuk

(59)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumanto Drs, M.A, Mesin Arus Searah, Penerbit Andi Offset

Yokyakarta, 1992.

2. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik Dan Elektronika Daya, Edisi ke-5,

Penerbit Gramedia Jakarta, 1995.

3. Bimbhra P.S, Electrical Machinery, Khanna Publishers 2-B, Nath Market,

Nai Sarak, Delhi, 1984.

4. Thearaja B.L, A Text-Book of Electrical Technology, Nurja Construction

& Delevopment, New Delhi, 1989.

5. Yon Rijono, Drs, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Penerbit Andi Offset

Yokyakarta, 2002.

6. Mehta, V.K dan Mehta, Rohit, Principle of Electrical Machines, S.Chand

(60)

Ija Sembiring : Studi Perbandingan Penggunaan Rheostat Dan Auto-Transformator Untuk Pengaturan Kecepatan Motor DC Seri, 2007.

USU Repository © 2009

7. Hamzah Berahim, Ir, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, Penerbit Andi

Gambar

Gambar 2.1 dibawah merupakan konstruksi dari motor arus searah.
Gambar 2.1(b)  Konstruksi motor arus searah bagian rotor
Gambar 2.2  Pengaruh penempatan konduktor pengalir arus dalam medan magnet
Gambar 2.5 berikut ini :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pola kontur yang tergambar memperlihatkan morfologi dasar laut daerah bagian timur relatif landai dengan pola bergelombang, di bagian barat daerah penyelidikan

Dari pengukuran sel surya selama 6 sampai 8 jam terkena sinar matahari, yaitu dari jam 7.30 sampai dengan jam 15.30 diperoleh data besar arus listrik yang dibangkitkan sel surya

Perubahan fasade bangunan yang terjadi pada kawasan koridor Jalan Pondok dan koridor Jalan Niaga, terjadi pada bentuk atap, penambahan dan pengurangan jumah

menunjukkan di mana para spesialis yang mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan dikum pulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek

Rafii, histochemical studies on the proliferation of reactive astrocytes and Constitutive production and thrombin-induced release of vascular the expression of cytoskeletal

[r]

Immediately after ending PCPA treatment we found increased intracellular S-100 b immunoreactivity in glial cells, reduced 5HT immunolabelling, reduced density of 5HT-T, Nf-200 and

Allah sudah memutuskan kapan ajal kita tiba ( kebijakan guru