• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor- Faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor- Faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi Dan Balita Di

Posyandu Wilayah Kerja Pukesmas Medan Johor Kelurahan

Pangkalan Masyhur

SKRIPSI

OLEH

SILVIA HARLINA 111101016

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Pangkalan Masyhur

SKRIPSI

OLEH

SILVIA HARLINA 111101016

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)
(5)

Judul : Faktor- faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur

Nama Mahasiswa : Silvia Harlina

NIM : 111101016

Jurusan : Sarjana Keperawatan ( S.Kep )

Tahun : : 2011

ABSTRAK

Perilaku ibu berkaitan dengan kunjungan ibu ke posyandu sebagai orang yang bertanggung jawab atas kesehatan anaknya. Posyandu merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor perilaku kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur. Desain Penelitian Deskriptif dengan tehnik penelitian cluster sampling dengan penyebaran kuisioner kepada ibu bayi dan balita yang berkunjung sesuai dengan kreteria sampel. Sampel dalam penelitian ini 86 responden ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu. Penelitian di lakukan dari bulan Mei sampai Juni. Hasil penelitian menunjukan dari faktor prediposisi, yang memiliki pengetahuan tinggi (81,4%) pengetahuan rendah (18,6%), sikap positif (60,5%) sikap negatif (39,5%), motivasi Tinggi (69,8%) motivasi rendah (30,2%). Faktor pendukung tempat penyelenggara yang diketahui (73,3%), tidak diketahui (26,7%). Jarak terjangkau (62,8%), tidak terjangkau (37,2%). Faktor penguat yaitu yang mendapatkan dukungan keluarga (68,6%) yang tidak mendapatkan dukungan (31,4%), yang mendapatkan dukungan masyarakat (37,2%) tidak mendapatkan dukungan (68,6%), yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan (64,0%), tidak mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan (36,0%). Saran diharapkan dukungan dari masyarakat lebih di tingkatkan untuk memberikan motivasi ibu agar kunjungan ke posyandu agar cakupan kunjungan lebih meningkat. Saran diharapkan dukungan dari masyarakat lebih di tingkatkan untuk memberikan motivasi ibu agar kunjungan ke posyandu agar cakupan kunjungan lebih meningkat.

(6)

Title of the Thesis : The Factor of the Visit of Mothers who have Babies and Balita in Posyandu of Medan Johor Puskesmas, Kelurahan Pangkalan Masyhur Name of Student : Silvia Harlina

Std. ID Number : 111101016

Study Program : S1 (Undergradute) in Nursing (S.Kep) Academic Year : 2015

ABSTRACT

Mothers’ behavior is related to their visit to Posyandu as people who are responsible for their children's health. Posyandu is a community health service center where people can conduct medical consultation and get a medical service. The purpose of this study is to determine the factor mothers’ visit behavior to posyandu of Medan Johor Puskesmas, Kelurahan Pangkalan Masyhur. The research design of descriptive study is cluster sampling technique by questionnaires to mothers and balita who visit in accordance with the criteria of the sample. The sample in this study 86 respondents mothers who have babies and toddlers in Posyandu. The study was conducted from May to June. The results showed that predisposition factors, which have a high knowledge (81.4%) low knowledge (18.6%), a positive attitude (60.5%) negative attitude (39.5%), high motivation (69.8% ) low motivation (30, 2%). The enabling factors showed that the organizer of place was known (73.3%) and unknown (26.7%). The reachable distance was (62.8%), out of reach (37.2%). The reinforcement factors that get a family support (68.6%) who did not receive support (31.4%), which gained the support from the community (37.2%, did not get support (68.6%), which received support from health workers (64.0%), and did not get support from health workers (36.0%). It is suggested that more support from the community be improved to motivate women to visit neighborhood health center in order to increase the coverage. Support from the community should be improved to motivate mothers to visit Posyandu so that the coverage of visits increases.

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan judul “Faktor- faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang dihadapi penulis, namun dengan berkat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, disertai usaha dan kemauan penulis, serta bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, sehingga kesulitan dapat diatasi.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapakan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada berbagai pihak, yaitu:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati SKp., MNS selaku pembantu dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sebagai penguji I yang telah memberikan banyak arahan dan masukan pada penulisan skripsi saya ini.

3. Ibu Evi Karota Bukit SKp, MNS sebagai pembantu dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen valid yang memberi banyak saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini

4. Bapak Ikhsannuddin Harahap SKp, MNS, SpMB selaku pembantu dekan III

(8)

6. Ibu Luthfiani, S.Kep, Ns, M. Kes. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak arahan, masukan dan saran dalam penyelesain penulisan dalam skripsi ini.

7. Bapak Ismayadi, S,Kep, Ns, M. Kes,. CWCCA,. CHTN. sebagai dosen penguji II yang memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini. Seluruh saft pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal

8. Penghargaan dan terimakasih yang mendalam kepada ayahanda Aswad, S.Pd dan ibunda Ainun tercinta yang telah memberikan dukungan moril

maupun materi, do’a dan senyumannya yang tiada henti selama penulis

menjalani pendidikan serta semangat yang tiada bisa ternilai harganya. Tanpa dukungan ayahanda dan ibunda penulis tidak ada apa- apanya. 9. Kakanda Afrida, Amd, Evi Safira, Khairka Fahliana, Sandra Melva, Amd

terima kasih atas kasih sayang dan dukungan kanda selama ini dalam penyusunan skripsi ini serta nasihat agar penulis bersemangat dalam penulisan skripsi ini.

10.Abangda Zaini Khalis, S.T, Ahmad Irfandi, Irwan Syahputra,. S.T,. Kusmadi,. Kukuh Budi Pamungkas, S.T terimah kasih atas nasihat yang abangda berikan kepada penulis, agar penulis bersemangat dalam penulisan skripsi ini.

(9)

terima kasih buat Juni Magdalena, Ugi udah mau membantu penulis dalam Penelitian. Buat Rina terima kasih atas nasihat agar penulis terus bersemangat.

12.Teman satu bimbingan (Juni Maghdalena, Mukhrizar Ridho,Mei ) yang senantiasa saling membantu dan saling mendukung dalam penyusunan skripsi.

13.Teman-teman S1 Keperawatan Reguler Stambuk 2011 yang tidak tersebut satu persatu terimaksih atas dukungannya.

14.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Agustus 2015

(10)

DAFTAR ISI

3. Pertanyaan Penelitian ... 6

4. Tujuan Penelitian ... 7

4.1. Tujuan Umum ... 7

4.2. Tujuan Khusus ...7

5. Manfaat Penelitian ... 8

5.1. Bagi Instansi Pendidikan ... 8

5.2. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan ... 8

5.3. Bagi Peneliti ... 8

Bab 2. Tinjauan Pustaka 1. Perilaku ... 9

1.1. Pengertian Perilaku ... 9

1.2. Batasan Perilaku ... 9

1.3. Bentuk Perilaku ... 10

1.4. Domain Perilaku... 11

1.5. Determinan Perilaku... 15

1.6. Konsep Perilaku ... 18

1.7. Faktor-faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita . 20 2. Posyandu ... 23

2.1.Pengertian Posyandu ... 23

2.2. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu... 23

2.3. Manfaat Posyandu ... 24

2.4. Kegiatan Posyandu ... 25

2.5. Langkah Posyandu ... 27

2.6. Strata Posyandu ...28

Bab 3. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori... 30

2. Kerangka Konsep ... 31

3. Defenisi Operasional ... 32

(11)

1. Desain Penelitian ... 35

2. Populasi dan Sampel ... 35

2.1.Populasi ... 35

2.2. Sampel ... 35

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

4. Pertimbangan Etik ... 37

5. Instrumen Penelitian... 38

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

6.1.Uji Validitas ... 40

6.2. Uji Reliabilitas ... 40

7. Rencana Pengumpulan Data ...41

8. Analisa Data ... 42

Bab 5. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian 1.1.Karakreristrik Responden...43

1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ...44

1.2.Faktor Prediposisi...44

2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ...45

3. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu ...46

4. Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu ...46

1.3. Faktor Pendukung (Enabling Factors) ...47

5. Distribusi Frekuensi Tempat Penyelenggara ...47

6. Distribusi Frekuensi Jarak ...48

1.4. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)...48

7. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ...48

8. Distribusi Frekuensi Dukungan Masyarakat ...49

9. Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan ...49

2. Pembahasan...50

2.1. Faktor Prediposisi ...50

2.2. Faktor Pendukung (Enabling Factors) ...53

1. Tempat Penyelenggaraan Posyandu ...53

2. Jarak Posyandu ...54

2.3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)...54

1. Dukungan Keluarga ...54

2. Dukungan Masyarakat ...56

3. Dukungan Petugas Kesehatan ...56

Bab 6. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ...58

(12)

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Content Valid Index Lampiran 5 . Hasil Reliabilitas Lampiran 6. Master Tabel

Lampiran 7. Hasil Pengelolahan Data

Lampiran 8 . Distribusi Frekuensi Pertanyaan Lampiran 9. Surat Permohonan Validitas Lampiran 10. Surat Persetujuan Validitas Lampiran 11. Surat Etik Penelitian

Lampiran 12. Survei Awal dari Fakultas Kedinas Kesehatan Lampiran 13. Surat Izin Dinas Kesehatan

Lampiran 14. Surat Izin Pengambilan Data ke Balitbang Lampiran 15. Surat Izin Balitbang

Lampiran 16. Surat Izin Kecamatan Medan Johor

Lampiran 17. Surat Izin Reliabilitas Instrumen Penelitian Lampiran 18. Surat Izin Reliabilitas dari Balitbang Lampiran 19. Surat Selesai Penelitian

Lampiran 20. Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 21. Transaksi Data

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. Defenisi Operasional ... 32

Tabel 2.2.1. Sampel Penelitian ... 36

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 44

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ... 45

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu ... 46

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Motivasi ... 46

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tempat Penyelenggaraan... 47

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jarak ... 48

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ... 48

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Dukungan Masyarakat ... 49

(14)

Daftar Skema

(15)

Judul : Faktor- faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur

Nama Mahasiswa : Silvia Harlina

NIM : 111101016

Jurusan : Sarjana Keperawatan ( S.Kep )

Tahun : : 2011

ABSTRAK

Perilaku ibu berkaitan dengan kunjungan ibu ke posyandu sebagai orang yang bertanggung jawab atas kesehatan anaknya. Posyandu merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor perilaku kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur. Desain Penelitian Deskriptif dengan tehnik penelitian cluster sampling dengan penyebaran kuisioner kepada ibu bayi dan balita yang berkunjung sesuai dengan kreteria sampel. Sampel dalam penelitian ini 86 responden ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu. Penelitian di lakukan dari bulan Mei sampai Juni. Hasil penelitian menunjukan dari faktor prediposisi, yang memiliki pengetahuan tinggi (81,4%) pengetahuan rendah (18,6%), sikap positif (60,5%) sikap negatif (39,5%), motivasi Tinggi (69,8%) motivasi rendah (30,2%). Faktor pendukung tempat penyelenggara yang diketahui (73,3%), tidak diketahui (26,7%). Jarak terjangkau (62,8%), tidak terjangkau (37,2%). Faktor penguat yaitu yang mendapatkan dukungan keluarga (68,6%) yang tidak mendapatkan dukungan (31,4%), yang mendapatkan dukungan masyarakat (37,2%) tidak mendapatkan dukungan (68,6%), yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan (64,0%), tidak mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan (36,0%). Saran diharapkan dukungan dari masyarakat lebih di tingkatkan untuk memberikan motivasi ibu agar kunjungan ke posyandu agar cakupan kunjungan lebih meningkat. Saran diharapkan dukungan dari masyarakat lebih di tingkatkan untuk memberikan motivasi ibu agar kunjungan ke posyandu agar cakupan kunjungan lebih meningkat.

(16)

Title of the Thesis : The Factor of the Visit of Mothers who have Babies and Balita in Posyandu of Medan Johor Puskesmas, Kelurahan Pangkalan Masyhur Name of Student : Silvia Harlina

Std. ID Number : 111101016

Study Program : S1 (Undergradute) in Nursing (S.Kep) Academic Year : 2015

ABSTRACT

Mothers’ behavior is related to their visit to Posyandu as people who are responsible for their children's health. Posyandu is a community health service center where people can conduct medical consultation and get a medical service. The purpose of this study is to determine the factor mothers’ visit behavior to posyandu of Medan Johor Puskesmas, Kelurahan Pangkalan Masyhur. The research design of descriptive study is cluster sampling technique by questionnaires to mothers and balita who visit in accordance with the criteria of the sample. The sample in this study 86 respondents mothers who have babies and toddlers in Posyandu. The study was conducted from May to June. The results showed that predisposition factors, which have a high knowledge (81.4%) low knowledge (18.6%), a positive attitude (60.5%) negative attitude (39.5%), high motivation (69.8% ) low motivation (30, 2%). The enabling factors showed that the organizer of place was known (73.3%) and unknown (26.7%). The reachable distance was (62.8%), out of reach (37.2%). The reinforcement factors that get a family support (68.6%) who did not receive support (31.4%), which gained the support from the community (37.2%, did not get support (68.6%), which received support from health workers (64.0%), and did not get support from health workers (36.0%). It is suggested that more support from the community be improved to motivate women to visit neighborhood health center in order to increase the coverage. Support from the community should be improved to motivate mothers to visit Posyandu so that the coverage of visits increases.

(17)

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarkan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembagunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, terutamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efesien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.

(18)

Menengah Nasional ( RPJMN 2010-2014) menyatakan bahwa umur harapan rata-rata meningkat dari 70,5/pertahun pada tahun 2007, menjadi 72/pertahun pada tahun 2014 (Kemenkes,2011).

Rancangan pembangunan jangka menengah nasional atau disebut juga (RPJMN) Bidang Kesehatan periode 2010-2014. Tema prioritas pembangunan kesehatan adalah menitik beratkan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, diantaranya melalui peningkatan kesehatan msyarakat dan lingkungan dengan memperluas penyedian air bersih, pengurangan wilayah kumuh,sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7.pada tahun 2009 menjadi 72,0 pada tahun 2014 mengalami penurunan, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, sera menumbuh kembambangkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan tetap melestarikan posyandu diwilayah masyarakat setempat (Kemenkes,2013).

(19)

Menurut hasil analisis profil upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) menunjukan grafik pergeseran tingkat perkembangan posyandu. Jika pada tahun 2001, tercatat 44,2% posyandu strata pratama, 34,7% posyandu strata madya, serta 18% posyandu tergolong strata purnama. Kemudian pada tahun 2003 tercatat 37,7 posyandu tergolong strata madya, serta 21,6% posyandu tergolong strata purnama. Sementara jumlah posyandu tergolong mandiri meningkat dari 3,1% pada tahun 2001 menjadi 4,82% pada tahun 2003 (Kemenkes,2011).

Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembagunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia. Dalam upaya laporan UNDP (United Nations Development Program) pada tahun 2011 Indeks pembangunan manusia (IPM) indonesia yaitu sebesar 0,617 dan menduduki peringkat 124 dari 187 negara.(Kemenkes,2011).

(20)

Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat (RAPGM) tahun 2010- 2014, posyandu meupakan salah satu upaya dalam penanggulagan masalah gizi kurang, cakupan penimbangan balita diposyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Sehingga partisipasi masyarakat dalam posyandu sangat diperlukan guna mendapatkan pelayanan kesehatan gizi pada balita. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagian gambaran proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3%, pada anak usia 12-23 bulan turun menjadi 83,6%, dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3% (Kemenkes, 2010.

Menurut Green (1986) dalam Notoatmodjo (2007) ada tiga faktor yang memberi konstribusi seseorang melakukan tindakan atau perilaku yaitu faktor prediposisi, misalnya pengetahuan ibu, sikap, motivasi, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan sebagainya. 2) faktor pendukung, sumber daya kesehatan, keterjangkauan, komitmen. 3). Faktor penguat, dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan.

(21)

posyandu tersebut tercatat pada tahun 2014 kunjungan ibu dan balita di posyandu sebanyak 2306 dengan usia 0-23 bulan. Sementara itu bayi dan balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 4 orang pada tahun 2014 dengan cakupan persentase kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita yang mendapatkan Vitamin A balita 78,8% dan bayi 76.4%.

Fenomena rendahnya kunjungan ibu bayi dan balita diposyandu telah diteliti oleh Safarina (2012) bahwa rendahnya kunjungan ibu keposyandu karna kurangnya pengetahuan ibu tehadap manfaat posyandu dan motivasi ibu dalam kunjungannya membawa balita di posyandu masih sangat minim ini merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi ibu berperilaku terhadap kunjungannya.

Faktor yang berikutnya yang mempengaruhi perilaku ibu untuk berkunjung ke posyandu adalah sikap. Berdasarkan penelitian Pamungkas (2008) menyatakan bahwa ada hubungan yang singnifikan pengetahuan dan sikap ibu bayi da balita dengan perilaku kunjungannya ke posyandu. Kurangnya sikap antuisme dari ibu bayi dan balita yang mengikuti rangkaian kegiatan di posyandu, dikarenakan tingkat aktivitas ibu.

(22)

dukungan penilaian agar ibu bayi dan balita berpartisipasi dalam kegiatan posyadu dan dapat menikmati hasil dari program posyandu tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti faktor- faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor. Sebagai bahan peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti serta menuangkan sebagai karya tulis ilmiah berupa skripsi.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor, Kecamatan Medan Johor.

3. Pertanyaan Penelitian

3.1. Bagaimana gambaran faktor prediposisi yaitu ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?

3.2. Bagaimana gambaran faktor pendukung atau (enablig factors) ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?

(23)

4. Tujuan Penelitian

4.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor.

4.2 Tujuan Khusus

4.2.1. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor prediposisi tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?

4.2.2. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor pendukung atau (enabling factors) tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?

4.2.3. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor penguat atau (reinforcing factors) tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?

5. Manfaat Penelitian

(24)

dan balita di posyandu, Kelurahan Pangkalan Masyhur Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor..

5.1. Bagi Instansi Pendidikan

Hasil penelitian ini menjadi sumber referensi mahasiswa, dan sebagai informasi tambahan untuk proses pembelajaran perkuliahan terhadap faktor-faktor perilaku kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu Kelurahan Pangkalan Masyhur Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor.

5.2. Bagi Intansi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber informasi kepada petugas Puskesmas dan keperawatan komunitas Kelurahan Pangkalan Masyhur diwilayah petugas Puskesmas Medan Johor, untuk terus meningkatkan perhatian dan mutu pelayanan kesehatan yang ada di posyandu tentang faktor-faktor perilaku kunjungan ibu membawa bayi dan balita di posyandu.

5.3. Bagi Peneliti

(25)

1.1. Pengertian Perilaku

Menurut Solita dalam Benih (2014) mendefenisikan perilaku merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan, dan sikp tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukan gejala (asymptomatic stage).

1.2. Batasan Perilaku

Menurut Skiner (1938) dalam Notoadmodjo (2007) Merumuskankan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini

disebut teori “ S-O-R” atau stimulus organisme. Skiner membedakan adanya dua

respons yaitu:

(26)

emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi lebih sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seseorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasanya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

1.3. Bentuk Perilaku

Menurut Notoadmojo (2007) Jika dilihat dari benuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua bagian :

1. Perilaku tertutup (covert behaviour)

(27)

melalui hubungan seks dan seorang ibu tahu pentingnya membawa bayi dan balita kunjungannya di posyandu.

2. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour, tindakan nyata atau praktik (practice) misal, seorang ibu memeriksa kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas/ posyandu untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan sebagainya.

1.4. Domain perilaku

(28)

1. Pengetahuan (knowledge)

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancandra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya

Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

(29)

d. Analisis (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2. Sikap (attitude)

(30)

a. Komponen pokok sikap

Dalam Notoatmodjo (2012) Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. kecendrungan untuk bertindak (tend to behave).

b. Tingkatan sikap

Sepertinya halnya dengan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012), sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan.

1. Menerima (recaiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

(31)

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatau yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

C. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior). Untuk mewujudkannya sikap menjadi sesuatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga di perlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya dari suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-lain (Notoatmodjo, 2012). Menurut Notoatmodjo (2010) praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yakni:

1. Praktik terpimpin (guided respons)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.

2. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan suatu hal secara otomatis maka disebut disebut praktik atau tindakan mekanis. 3. Adopsi (adoption)

(32)

1.5. Determinan perilaku kesehatan

Menurut notoatmodjo (2010), Determinan perilaku merupakan faktor- faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda atau disebut juga determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua.

1). Determinan internal, yaitu karakteristik perilakunya bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2). Determinan eksternal yakni lingkungan, lingkngan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik. Dalam bidang perilaku kesehatan, ada tiga teori yang sering mnjadi acuan dalam penelitian- penelitian kesehatan masyarakat. Ketiga teori tersebut adalah:

Menurut Notoatmodjo (2010) ada beberapa teori yang membahas tentang determinan perilaku, yaitu sebagai berikut :

a. Lawrence Green

Teori Lawrence Green menganalisis bahwa faktor perilau sendiri ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu:

(33)

tetapi perilaku yang diharapkan tidak akan terjadi jika ibu tidak memiliki isyarat yang cukup yaitu motivasi ibu yang kuat untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang dimuliki ibu. Selanjutnya keyakinan adalah pendirian pada suatu fenomena atau objek. Sikap dalam Suryaningsih (2012) sikap merupakan suatu kecenderungan jiwa atau perasaan yang relatif tetap terhadap kategori tertentu dari objek, orang atau situasi. Sikap juga menggambarkan suatu kumpulan keyakinan yang selalu mencakup aspek evaluatif, sehingga sikap dapat di ukur dalam bentuk dalam bentuk baik dan buruk atau positif dan negatif.

2.faktor pendukung (enabling factors)

Merupakan faktor yang memungkinkan atau mendukung yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Faktor ini mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya tersebut meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat penyelengara, jarak posyandu dan lain sebagainya.

4. faktor penguat (reinforcing factors)

(34)

itu sendiri seperti dukungan kecamatan, kelurahan, RT/RW, dukungan keluarga serta dukungan petugas kesehatan.

b. Teori Snehandu B. Karr

Karr seorang staf pengajar departemen pendidikan kesehatn dan ilmu perilaku, mengidentifikasi adanya lima determinan perilaku yaitu:

1. Adanya niat (intention) seseorang yang bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya.

2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, dari masyrakat di sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dkungan dari masyarakat, maka ia akan mersa kurang atau tidak nyaman. Demikian pula, untuk berperilaku kesehatan orang memerlukan dukungan masyarakat sekitarnya, paling tidak, tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat.

3. Terjangkaunnya informasi (accessibility of information), adalah tersedinya informasi- informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang.

4. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personnal autonomy) untuk mengambil keputusan.

(35)

C.Teori WHO

WHO merumuskan determinan perilakusangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa seseorang berperilaku, karena adanya empat alasan pokok yaitu:

1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling)

Hasil pemikiran- pemikiran dn perasaan- perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan- pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku.

2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personnal references). Di dalam masyarakat, di mana sikap paternalistik masih kuat, maka perubahan perilaku masyarakat trgantung dari perilaku acuan (referensi) yang pada umumnya dalah para tokoh masyarakat setempat.

3. Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green, sumberdaya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau fasilitas).

4. Sosio budaya (culture) setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang.

1.6. Konsep perilaku kesehatan a. Pengertian perilaku kesehatan

(36)

makanan, dan lingkungan (Sunaryo, 2002). Sedangkan menurut Notoatmojo (2007) mendefenisikan perilaku kesehatan adalah usaha- usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila terjadinya sakit.

Menurut Notoatmodjo (2007) Perilaku kesehatan dapat diklarifikasikan menjadi tiga (3) komponen:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)

Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha- usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agartidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila terjadinya sakit.

Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari 3 tiga aspek yaitu.

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bila tela sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.

c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memelihara serta meningkatkan ksehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat mnjadi pnyebab menurunnya kesehatan seseorang , bahkan dapat mendatangkan penyakit.

(37)

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lngkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku kesehatan lingkungan diklasifikasikan menjadi tujuh.

a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang di sini dalam arti adalah kualitas ( mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dapat diartikan jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubh (tidak kurang ,tetapi juga tidak lebih).

b. Olahraga teratur, juga mencakup kualitas gerakan, dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga.

c. Tidak merokok. Merokok adalah kebisaan buruk yang dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.

d. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras atau mengonsumsi narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya lainnya.

e. Istirahat yang cukup. Jika setiap orang sudah memperoleh istirahat yang cukup maka ini mampu meningkatkan derajat kesehatan seseorang sehingga ia mampu untuk berkonsentrasi dalam melaksanakan aktivitas sehari- hari.

(38)

g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan contohnya: tidak berganti- ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri dengan lingkungan.

1.7Faktor- faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu bayi dan balita

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor prediposisi terbentuk dalam pengetahuan, sikap dan motivasi, faktor pendukung terbentuk dari lingkungan fisik, faktor penguat terbentuk dari duungan keluarga masyarakat, dan petugas kesehatan.

1. Pengetahuan ibu terhadap posyandu

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh oleh mata dan telinga (Notoatmodjo,2005).

Jika pengetahuan yang dimiliki ibu terhadap informasi tentang pentingnya posyandu hal ini dapat meningkaatkan partisipasi ibu terhadap pemanfaatan posyandu bagi bayi dan balita untuk mencapai derajat kesehatan bagi anak- anak mereka.

2. Sikap ibu terhadap kunjungan diposyandu

(39)

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan suatu reaksi atau respon terhadap seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan sikap merupakan respons seseorang terhadap suatu objek jika seorang tersebut mendapatkan stimulus dari objek itu sendiri.

3. Motivasi ibu terhadap kunjungan diposyandu

Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri sendiri (Muslimin, 2004).

Menurut Mc. Donald (1959) dalam Hamalik (2008) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan motivasi merupakan proses psikologis yang menyebabkan seseorang terpacu untuk mencapai tujuan tertentu, jika hal ini telah tercapai maka kesadaran ibu membawa bayi dan balitanya ke posyandu akan berjalan dengan efektif.

4.Tempat penyelagaraan posyandu

(40)

ibu bayi dan balita terhadap kunjungan keposyandu. Sedangkan menurut Kemenkes (2011) tempat penyelengaraan posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang dapat terjangkau masyarakat. Tempat penyelengaraan posyandu tersebut dapat di salah rumah warga, halaman rumah, balai desa/ kelurahan, balai RT/RW/ dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruang perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya masyarakat.

5. Jarak posyandu

Jarak yang dimaksud adalah ukuran jauh antara tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan posyandu dimana ada pelayann kesehatan didalamnya (Suryaningsih, 2012)

6. Dukungan keluarga

Menurut Duvat dan Logan (1986) dalam Syafrudin (2009) mendefenisikan keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yng bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya , dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial tiap anggota keluarga.

(41)

7. Dukungan dari tokoh masyarakat

Keterlibatan pimpinan informal dan partisipasi masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan program posyandu. Kegiatan posyandu dapat dilakukan dari msyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Hanya 40% dari jumlah posyandu yang ada dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan sebagian besar posyandu tidak memiliki tempat pelayanan yang layak karna menyelenggarakn kegiatan di gudang, garasi atau rumah penduduk (Kemenkes, 2011).

8. Bimbingan petugas kesehatan

Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), sumber penguat yang menentukan tindakan/ perilaku adalah dukungn petugas kesehatan salah satunya ( perawat, bidan, atau dokter).

2. Posyandu

2.1. Pengerian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan masyarakat dasar yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan dibalai dusun, balai kelurhan, maupun tempat- tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

(42)

dikelola untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu ditumbuh kembangkan serata perlu aktif masyarakat dalam wadah LKMD (Ismawati.S, dkk, 2010).

2.2. Tujuan penyelenggaran posyandu

1. Tujuan umum

Menurut Kemenkes (2013) menunjang percepatan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian anak balita (AKABA) di indonesia melalui upaya pemberdayaaan masyarakat.

2. Tujuan khusus

a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan posyandu, terutama berkaitan dengan AKI, AKB, dan AKABA.

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,AKB, dan AKABA. 2.3. Manfaat posyandu

1. Bagi masyarakat

(43)

b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama berkaitan kesehatan ibu dan anak.

c. Efesiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar trpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain terkait.

2 . Bagi kader, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat

a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunn AKI, AKB, dan AKABA.

b. Dapat memujudkan akualisasi dirinya dala membantu masyarakat menyelesaikan terkait dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

6. Bagi puskesmas

a. Optimalkan fungsi puskesms sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer. b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat. 7. Bagi sektor lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sosial dasar lainnya, terutama yang berkaitan dengan upaya penurunan AKI, AKB, dan AKABA.

(44)

2.4.Kegiatan pokok posyandu

1. Kesehatan ibu dan anak (KIA) a. Ibu hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup: 1). Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah, pematauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas),tetanus toksid, pemeriksaan fndus uteri, temu wicara(konseling) trmasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, maka segera rujuk ke puskesmas.

2). Untuk lebih meningkakan kesehatan ibu hamil perlu diselenggarakan kelas ibu hamil pada setiap hari buka posyandu atau hari lain sesuai dengan kesepakatan. Kegiatan kelas ibu hamil antara lain sebagai berikut:

a). Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapn menyusui, KB dan gizi.

b). Perawatan payudar dan pemberian ASI c). Peragaan pola makan ibu hamil

(45)

b. Ibu nifas dan menyusui

pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:

1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalina, inisiasi menyusui dini (IMD) dan (ASI) ekslusif dan gizi.

2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).

3) Perawatan payudara

4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochi oleh petugas kesehatan.

c. Bayi dan anak balita

Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup:

1) Penimbangan berat badan 2) Penentuan status pertumbuhan 3) Penyuluhan dan konseling

4) Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilkukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang.

(46)

Pelayanan KB di posyandu yang dapat doberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dapat dilakukan pelaynan suntikan KB.

3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan dan disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

4. Gizi

Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yng diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makana tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe.

5. Pencegahan dan penanggulangan diare

Pencegahan diare di posyandu dilakukan dngan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan dengan pemberian oralit.

2.5. Langkah Kegiatan Posyandu

Pelaksanaan kegiatan posyandu balita di posyandu menggunakan sistem 5 (lima) meja yaitu:

1. Meja I : Pendaftaran

(47)

b. Mendaftarkan ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau registrasi ibu hamil.

2. Meja II : Penimbangan balita a. Menimbang bayi/balita

b. Mencatat hasil penimbangan pada selembar kertas yang akan dipindahkan pada kartu KMS.

3. Meja III : Pengisian kartu menuju sehat (KMS)

Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kerta ke dalam KMS anak tersebut.

4. Meja IV : Penyuluhan kesehatan

a. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikn berat badan yang digambarkn dalam grafik KMS ibu dari anak yang bersangkutan.

b. Memberikan penyuluhan kepda setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau hasil dari pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran.

c. Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil, dn menyusui.

d. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu, misalnya pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit, dan sebagainya.

(48)

b. Pelayanan keluarga berencana (KB) c. Pengobatan

d. Pemberian pil tambah darah (pil zat besi),vitamin A, dan obat-obatan lainnya.

2.6. Strata Posyandu

Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama, sehingga pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Tngkat perkembangan posyandu secara umum dibedakan atas 4 tingkat, yaitu sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 ( lima ) orang. Penyebab tidak samping karena terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader. 2. Posyandu Madya

(49)

masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatn posyandu.

3. Posyandu Purnama

(50)

Pendekatan kerangka konsep yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori green dalam Notoatmodjo 2007 tentang faktor-faktor perilaku kunjungan ibu di Posyandu Kelurahan Pangkalan Masyhur Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. Dimana kesehatan individu dipengaruhi oleh faktor perilaku individu yaitu faktor perdiposisi (prediposing factors), pengetahuan, sikap dan motivasi, faktor pendukung (enabling factors), tempat penyelenggara, jarak Posyandu, faktor penguat ( reinforcing factors), dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat, dulungan petugas kesehatan.

Perilaku kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu

Faktor prediposisi  Pengetahuan ibu  Sikap ibu

 Motivasi ibu

Faktor pendukung

 Tempat penyelenggara  Jarak poandu

Faktor penguat

 Dukungan keluarga

(51)

Skema 3.2. kerangka konsep faktor perilaku kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu

2. Defenisi Operasional

(52)

3. motivasi Motivasi terhadap

2. Faktor Pendukung (Enabling Factors )

(53)

2. Jarak

(54)

3. Dukungan petugas kesehatan

Bimbing dalam penelitian ini adalah penyuluhan dari petugas kesehatan dalam kurun waktu tertentu(6 bulan terakhir).

Kuisioner berisi pertanyaan 3 dengan pilihan jawaban: Ya = 2

Tidak = 1

Jawaban 1. Ya = 2 2. Tidak = 1

(55)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi. Penelitian ini menggambarkan Faktor- faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bayi dan balita yang bertempat tinggal di Kelurahan Pangkalan Masyhur wilayah kerja Puskesmas Medan Johor yang berjumlah 637.

2.2 Sampel

(56)

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 4 posyandu yaitu dapat di lihat melalui tabel di bawah ini :

Tabel 2.2.1 Sampel Penelitian No. Posyandu

Sampel

1. Posyandu Melati 18

2. Posyandu Mawar 20

3. Posyandu Kenanga 22

4. Posyandu Melur 26

Total 86

Rumus menetapkan besar sampel yang terdapat pada Nursalam (2003):

n=

Keterangan : n= Jumlah sampel N=Jumlah populasi

d= Derajat kesempatan yang diinginkan (sebesar, 0,1) Maka:

n= =

= 86,4 86 orang

(57)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Pangkalan Masyhur wilayah kerja Puskesmas Medan Johor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2015.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari institusi Fakultas Keperawatan dan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, selanjutnya mengirim surat permohonan penelitian ke Dinas Kesehatan setelah itu Dinas Kesehatan Mengirim surat izin Penelitian Ke Wilayah Puskesmas tempat Penelitian ini di lakukan untuk mendapatkan data dan survey awal penelitian ini. Kemudian izin dari Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kota Medan dan surat tersebut dikirm kepada Camat Medan Johor selanjutnya mengeluarkan izin Penelitian untuk Survey Awal dan Penelitian kemudian surat tersebut di kirimkan kepada pihak Lurah pangkalan masyhur medan dan kepling.

(58)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya memberikan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan (anomity). Peneliti juga memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian meliputi informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian (confidentiality).

5 . Instrumen Penelitian

Insterumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang Terdiri dari sepuluh bagian, yaitu data demografi yang terdiri dari, umur, pendidikan, pekerjaanan, suku. Bagian ini tidak diteliti, hanya untuk mengetahui karakteristik dari responden.

(59)

responden menjawab benar di beri skor 2, jika responden menjawab tidak di beri skor 1, dari skala ukur pengetahuan adalah ordinal.

Bagian kedua dari faktor prediposisi sikap instrumen ini peneliti yang menyususun kalimat yang mudah di untuk dipahami responden , kuisioner ini terdiri dari 7 kuisioner. Kuisioner ini mengunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat setuju di beri skor 4, setuju di beri skor 3, tidak setuju di beri skor 2, sangat tidak setuju di beri skor 1, hasil ukur dari sikap ada 2 pengukuran yaitu positif dan negatif, jika hasi ukur dari sikap positif responden diberi nilai hasi ukur 19-28, jika hasil ukur dari sikap negaatif responden diberi nilai hasil ukur 7-18, skala ukur dari sikap adalah ordinal.

(60)

penyelengara dan jarak. Tempat penyelenggara terdiri dari 2 kuisioner, kuisioner ini mengunakan skala closedended question dengan dichotomy question dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika responden menjawan ya diberi skor 2 dan jika tidak 1. Skala ukur yang digunakan ordinal.

Bagian kedua adalah jarak terdiri dari 1 kuisioner, kuisioner ini mengunakan skala closedended question dengan dichotomy question dengan pilihan iya dan tidak. Jika responden menjawab ya diberi skor 2, jika responden menjawab tidak diberi skor 1. Skala ukur yang digunakan ordinal.

Bagian ketujuh dukungan keluarga terdiri dari 4 kuisioner, kuisioner ini mengunakan skala closedended question dengan dichotomy question, dengan pilihan jawaban ya dan tidak, jika responden menjawab ya diberi skor 2, jika responden menjawab tidak diberi skor 1. Skala ukur yang digunakan ordinal. Bagian kedelapan dukungan masyarakat terdiri dari 1 kuisioner. Kuisioner ini mengunakan skala closedended question dengan dichotomy question, dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika responden menjawab ya diberi skor 2, jika responden menjawab tidak diberi skor 1. Skala ukur adalah ordinal.

(61)

6. Uji Validitas dan Reabilitas 6.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrumen dengan mengukur apa yang harus di ukur serta validitas isi dari instrumen pengukuran dari kuisioner. Uji validitas ini akan dilakukan kepada dosen dari departeman keperawatan jiwa dan komunitas yang berkompeten dibidang ini di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian Berdasarkan uji validitas tersebut, kalimat pernyataan dalam kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pernyataan yang dapat mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Uji validitas yang telah dikerjakan dinyatakan valid maka peneliti melanjutkan ke uji reliabilitas.

6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sebarapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Uji reliabilitas akan dilakukan pada 30 orang ibu dengan kreteria memiliki bayi dan balita yang sama dengan sampel peneliti. Uji reliabilitas ini akan dilakukan di Kelurahan Pangkalan Masyhur. Kuisioner ini mengunakan rumus Cronbach Alfh. Hasil reliabilitas yang telah dilakukan di dapatkan hasil 9,45

7. Rencana Pengumpulan Data

(62)

izin penelitian kepada dinas kesehatan untuk selanjutnya diserahkan kepada kepala bidang di Puskesmas Medan Johor. Selanjutnya peneliti meminta izin dari kelurahan tempat yang akan peneliti lakukan penelitian. Setelah itu peneliti datang ke wilayah Kelurahan Pangkalan masyhur Kota Medan. Menemui calon responden untuk pengumpulan data. Peneliti memberi penjelasan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan penelitian dan cara pengisian kuesioner. Peneliti telah menetapkan waktu yang digunakan dalam pengisian kuesioner ini adalah 15 menit tetapi waktu ini dapat berubah tergantung

kesepakatan dengan responden terkait dengan aktivitas ataupun kemauan dari

responden. Selanjutnya, peneliti meminta kesediaan calon responden untuk menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan bersedia menjadi responden. Peneliti meminta responden untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang telah tertera di kuesioner tersebut. Peneliti juga memberi

penjelasan kepada responden tentang maksud dari setiap pertanyaan yang tertera di

kuesioner tersebut apabila responden mengalami kesulitan selama proses pengisian

kuesioner. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti kemudian memeriksa

kelengkapan data jika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi. Peneliti melakukan pengolahan/penganalisaan data yang telah terkumpul.

8. Analisa Data

(63)
(64)

peroleh dari hasil pengumpulan data terhadap 86 responden di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor selama bulan Mei- Juni 2015. Hasil penelitian ini mengambarkan Faktor-faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini menguraikan deskriptif data demografi dan Faktor- faktor perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita Wilayah Binaan Puskesmas Medan Johor.

1.1. Karakteristik Responden

Responden pada penelitain ini adalah ibu yang membawa anaknya ke posyandu Binaan Puskesmas Medan Johor dengan Jumlah Responden 86 dengan Karakteristik responden mencakup Usia, pendidikan, Pekerjaan dan Suku.

(65)

berdasarkan Suku mayoritas Penduduknya Jawa dengan jumlah responden 45 dengan persentase 52,3%, untuk mengetahui hasil penelitian data demografi keseluruhannya dapat di lihat melalui tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Posyandu Binaan Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden ( N=86).

Karakterisrik Frekuensi Persentase

Usia

1.2. Faktor- faktor Prediposisi

(66)

melalui beberapa faktor prediposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Pengetahuan Ibu, Sikap dan Motifasi ibu

1. Pengetahuan Ibu Terhadap Posyandu

Berdasarkan dari data yang diperoleh dari hasil penelitian ini terdapat 70 responden dengan persentase 81,4% ibu memiliki pengetahuan yang tinggi dan 16 responden denga persentase 18,6%.pertanyaan tentang posyandu meliputi Jadwal Posyandu, Sarana Yankes, Kegiatan Posyandu, Sasaran Posyandu, Tujuan dan Manfaat Posyandu serta Pelayanan yang tersedia di Posyandu.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Terhadap Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden ( N= 86 )

Pengetahuan terhadap kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja puskesmas medan johor kelurahan pangkalan masyhur

Frekuensi ( n ) Persentase (%)

Tinggi 70 81,4

Rendah 16 18,6

Total 86 100

2. Sikap Ibu

(67)

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Terhadap Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden ( N=86 )

Sikap ibu terhadap kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja puskesmas medan johor kelurahan pangkalan masyhur

Berdasarkan hasil yang di peroleh dari penelitian ini terhadap motivasi ibu bahwa sebagian ibu memiliki motivasi tinggi terhadap perilaku kunjungan ibu ke posyandu dengan jumlah responden 60 (69,8%) sedangkan yang memiliki motivasi rendah 26 responden (30,2%). Hasil data distribusi frekuensi dari faktor prediposisi perilaku kunjungan ibu ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur dapat di lihat tabel di bawah ini

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Motivasi Ibu Terhadap Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas

Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden ( N=86 )

(68)

1.3. Faktor Pendukung ( Enabling Factors )

Berdasarkan hasil penelitian ini faktor pendukung adalah Tempat Penyelengaraan dan Jarak Posyandu. Penelitian ini mengambarkan bagaimana faktor pendukung perilaku kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja puskesmas medan johor kelurahan pangkalan masyhur.

1. Tempat Penyelegaraan Posyandu

Hasil data penelitian yang dikelolah oleh peneliti didapatkan hasilnya bahwa 63 responden ( 73,3% ) mengetahui tempat penyelengaraan posyandu dan 23 responden ( 26,7% ) tidak mengetahui tempat penyelengaraan posyandu.

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tempat Penyelengaraan Terhadap Kunjungan Ibu ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kecamatan Medan Johor.

Tempat Penyelengaraan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor

(69)

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Jarak tempuh ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Kecamatan Medan Johor(N=86).

Jarak tempuh ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor

1.4. Faktor Penguat ( Reinforcing Factors )

Berdasarkan hasil penelitian ini faktor penguat ini adalah dukungan keluarga, dukungan masyarakat, dan dukungan petugas kesehatan. Penelitian ini mengambarkan bagaimana faktor penguat perilaku kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja puskesmas medan johor kelurahan pangkalan masyhur.

1. Dukungan Keluarga

Hasil data penelitian yang diperoleh peneliti didapatkan hasil bahwa 59 responden ( 68,6,% ) ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan 27 responden ( 31,4% ) ibu tidak mendapatkan dukungan keluarga untuk membawa anaknya ke posyandu.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Ibu ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kecamatan Medan Johor (N= 86).

Dukungan Keluarga dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Ada dukungan keluarga 59 68,6

Tidak ada dukunga keluarga 27 31,4

(70)

2. Dukungan Masyarakat

Hasil data penelitian yang diperoleh peneliti didapatkan hasil bahwa 32 responden ( 37,2% ) ibu mendapatkan dukungan dari masyarakat dan responden 54 ( 62,6% ) ibu tidak mendapatkan dukungan masyarakat untuk membawa anaknya ke posyandu.

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Dukungan Masyarakat Terhadap Kunjungan Ibu ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kecamatan Medan Johor (N=86).

Dukungan Masyarakat terhadap kunjungan ibu ke Posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor

Frekuensi

Hasil data penelitian yang diperoleh peneliti didapatkan hasil bahwa 55 responden (64,0% ) ibu mendapatkan dukungan dari masyarakat dan responden 31 (36,0% ) ibu tidak mendapatkan dukungan masyarakat untuk membawa anaknya ke posyandu. Hasil data distribusi frekuensi dari faktor penguat ini dapat di lihat tabel di bawah ini.

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap Kunjungan Ibu ke Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kecamatan Medan Johor (N=86).

Dukungan petugas kesehatan terhadap kunjungan ibu ke posyandu wilayah kerja Puskesmas Medan Johor

(71)

2. Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti akan menjawab pertanyaan dari tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran dari faktor- faktor perilaku kunjungan ibu di posyandu menurut teori Lawrence Green ( 1980 ) dalam Ali Zaidin ( 2010 ). Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu adalah faktor prediposisi yaitu tingkat pengetahuan individu, pengalaman, kepercayaan, nilai- nilai ( norma, tradisi, adat istiadat ), Motivasi, sikap individu dll. Pada pembahasan ini peneliti hanya mengambil dari sebagian besar yang sudah dapat mewakili dari faktor- faktor yang ada disebutkan di penjelasan diatas, yaitu pengetahuan, sikap dan motivasi, selanjutnya faktor pendukung merupakan faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku seperti sarana dan prasarana, dalam penelitian ini akan membahas tempat penyelengaraaan dan jarak yang merupakan dari faktor pendukung, dan selajutnya faktor penguat/ mendorong seseorang berperilaku yaitu ada dukungan keluarga, dukungan masyarakat, dan petugas kesehatan dll.

2.1 Faktor Prediposisi

(72)

5 tahapan meja pelayanan yang memberikan respon bahwa mereka tidak mengetahui hal tersebut. Begitu juga tentang kegiatan posyandu dan sasaran posyandu, kegiatan posyandu yaitu meliputi KIA, KB, imunisasi, status gizi dan Penangulangan Diare, dan sasaran posyandu itu adalah Bayi ,Balita, Ibu hamil, wanita usia subur dan pasangan usia subur , hanya 19% yang menyatakan respoden tidak tahu kegiatan dan sasaran posyandu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya ibu memiliki pengetahuan yang baik terhadap posyandu, artinya posyandu bukan hal yang baru untuk masyarakat bagi ibu khususnya yang mempunyai bayi dan balita. Hal ini sekaligus menguatkan hasil penelitian Pamungkas (2008) menyatakan bahwa ada hubungan singnifikan pengetahuan ibu tentang perilaku kunjungan ke posyadu jawa tengah, dan pada penelitian Yuliana, W,W, Safitri Wahyuningsih, Fitriana ( 2014 ) juga menyatakan ada hubungan dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu di wilayah desa Giroroto. Pada kegiatan posyandu yang mengunakan lima tahapan meja pelayana dan sasaran dari kegiatan posyandu harus tetap di perhatikan dan dibutuhkan sosialisasi lagi agar masyarakat mengetahuai tantanan dalam kegiatan posyandu, pernyataan ini juga sekaligus memperkuat penelitian

Gambar

Tabel 2.2.1 Sampel Penelitian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden di Posyandu Binaan Puskesmas Medan Johor  Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden ( N=86)
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Terhadap Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden ( N= 86 )
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Terhadap Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur Jumlah Responden  ( N=86 )
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan mengenai Pengetahuan lansia tentang posyandu lansia di Lingkungan XII Kelurahan Pangkalan Mashyur Kecamatan Medan Johor

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu (Studi di Kelurahan Cabawan Wilayah Kerja Puskesmas Margadana Kota Tegal Tahun 2011).. VI +

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan ibu balita dengan kunjungan ke posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Mokoau (ρ Value =0,000), terdapat

Pengetahuan Ibu Usia Menopause Tentang Aktifitas Seksual Pada Usia Menopause Di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor.. Medan : Universitas

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA KELAINAN KULIT (DERMATOSIS) PADA PEKERJA PENCUCI MOBIL.. DI KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR KOTA MEDAN TAHUN

Faktor Sosial Budaya yang Mempengaruhi kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas

posyandu lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas Medan johor.. Untuk mengetahui Spiritualitas Lansia yang mempengaruhi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan pengembangan kawasan Hutan Kota Cadika terhadap penciptaan lapangan kerja di kelurahan Pangkalan Masyhur, kecamatan