GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS PADA ANAK DI KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR
KECAMATAN MEDAN JOHOR MEDAN TAHUN 2011
Oleh:
RIZKI ANINDITA PRATIWI MATONDANG 080100016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS PADA ANAK DI KELURAHAN PANGKALAN MASYHUR
KECAMATAN MEDAN JOHOR MEDAN TAHUN 2011
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
RIZKI ANINDITA PRATIWI MATONDANG 080100016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011
Nama : Rizki Anindita Pratiwi Matondang NIM : 080100016
Pembimbing, Penguji,
dr. Lita Feriyawati, M.Kes
NIP. 197002082001122001 NIP. 197610042001122002 dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes
NIP. 197604202003122001 dr. Rina Amelia, M.A.R.S
Medan, Desember 2011 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
NIP. 19540220198110100
ABSTRAK
Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak di tubuh seseorang. Prevalensi obesitas pada anak terus meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial dan berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit-penyakit komorbid seperti atherosklerosis, diabetes mellitus. Ibu mermiliki peranan besar pada pengasuhan pada anak sehingga pengetahuan ibu mengenai obesitas akan berdampak besar terhadap kejadian obesitas pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011 tentang obesitas pada anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 97
ibu yang dipilih secara concecutive sampling. Kuesioner dikembangkan dengan mengacu tinjauan pustaka. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,7% ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2010 memiliki gambaran pengetahuan yang cukup terhadap obesitas, 32% memiliki pengetahuan kurang dan 11,3% memiliki pengetahuan baik.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur adalah cukup.
ABSTRACT
Obesity is defined as the increase of excessive body fat. The prevalence of obesity in children throughout the world has been increasing from year to year. Obesity has significant impact on children growth and development, esspecially on psychosocial affect and related with the increasing of comorbid disease like atherosclerosis and diabetes mellitus. Mothers have a big role for caring their children so mothers knowledge about children obesity has a great impact on
children obesity.
The designed used in this research is descriptive cross sectional which
aims to determine the mother knowledge of children obesity at Pangkalan
Masyhur Village Subdisctrict of Medan Johor in Medan City 2011. This study used questionnaires was given to 97 mothers who were selected through concecutive sampling method. This questionnaire is developed with reference to the literature. The collected data then were analyzed by using SPSS.
The result of this study indicates that 56,7% mothers at Pangkalan Masyhur Village Subdistrict of Medan Johor in Medan City have a medium knowledge of children obesity, 32% of them have a bad knowledge and 11,3% of them have a good knowledge.
From this research we concluded that the description of mother knowledge about children obesity is quite good.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “ Gambaran
Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur
Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011“ ini dapat selesai. Adapun karya
tulis ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir serta sebagai syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Perencanaan dan penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terlaksana dengan
baik dan lancar berkat dukungan berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Lita Feriyawati, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan berbagai ide dan tinjauan sehingga karya tulis ilmiah ini bisa
diselesaikan.
3. dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes dan dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen
penguji yang telah memberikan berbagai saran dan kritik sehingga karya
tulis ilmiah ini bisa menjadi lebih baik.
4. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, terutama kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf Medical
Education Unit (MEU)
5. Para Responden yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian ini.
6. Keluarga penulis, yaitu kedua orang tua; Ir. H. M. Ramlan Matondang
M.Sc, Ir. Hj. Rosmeli Nasution dan Tika Rizki Amelia Matondang, yang
selalu memberikan doa, dukungan serta semangat pada setiap kegiatan
7. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yang setia menolong dan senantiasa bertukar pendapat:
Fini Meirisa Alnaz, Astinal Eka Sari, Tri Suci Handayani, Ira Mendrofa,
Siti Aisyah Dalimunthe, Taya Rizki Arini, M. Faridz Syahrian, Alviera
Yuliandra, Yuli Marlina, Hanidya Fazwat, Syahrul Hidayat Nasution.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih
atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas
segala kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa kaya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua,
member informasi dan manfaat dalam pengembangan ilmu kedokteran.
Medan, Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 28
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 30
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN ... 31
5.1 Hasil Penelitian ... 31
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31
5.1.2 Karakteristik Responden ... 31
5.1.3 Hasil Analisa Data ... 33
5.2 Pembahasan ... 37
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
6.1 Kesimpulan ... 41
6.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Kategori IMT untuk Anak, Remaja dan Dewasa ... 8
Tabel 2.2 Masalah Kesehatan yang Berhubungan dengan Kelebihan
Lemak Tubuh ... 20
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Obesitas Secara Umum ... 25
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ... 29
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Pangkalan
Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011 32
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan
Responden tentang Obesitas pada Anak
di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
Kota Medan Tahun 2011 ... 33
Tabel 5.3 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak
di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
Kota Medan Tahun 2011 ... 34
Tabel 5.4 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak
di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Usia... 35
Tabel 5.5 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak
di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Pendidikan ... 36
Tabel 5.6 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak
di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 1 Grafik Penentuan IMT berdasarkan Usia CDC 2000 untuk
Anak Laki-Laki Usia 2-20 Tahun ... 8
Gambar 2 Grafik Penentuan IMT berdasarkan Usia CDC 2000 untuk
Anak Perempuan Usia 2-20 Tahun ... 9
Gambar 3 Sirkuit Neurohormonal yang Mengendalikan Berat Badan . 16
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Riwayat Hidup Peneliti ... 50
Lampiran 2 Ethical Clereance ... 51
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 52
Lampiran 4 Data Induk Uji Validasi ... 53
Lampiran 5 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54
Lampiran 6 Informed Consent... 63
Lampiran 7 Kuesioner Penelitian ... 66
Lampiran 8 Data Induk ... 72
ABSTRAK
Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak di tubuh seseorang. Prevalensi obesitas pada anak terus meningkat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial dan berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit-penyakit komorbid seperti atherosklerosis, diabetes mellitus. Ibu mermiliki peranan besar pada pengasuhan pada anak sehingga pengetahuan ibu mengenai obesitas akan berdampak besar terhadap kejadian obesitas pada anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011 tentang obesitas pada anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
cross sectional. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 97
ibu yang dipilih secara concecutive sampling. Kuesioner dikembangkan dengan mengacu tinjauan pustaka. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,7% ibu di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2010 memiliki gambaran pengetahuan yang cukup terhadap obesitas, 32% memiliki pengetahuan kurang dan 11,3% memiliki pengetahuan baik.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur adalah cukup.
ABSTRACT
Obesity is defined as the increase of excessive body fat. The prevalence of obesity in children throughout the world has been increasing from year to year. Obesity has significant impact on children growth and development, esspecially on psychosocial affect and related with the increasing of comorbid disease like atherosclerosis and diabetes mellitus. Mothers have a big role for caring their children so mothers knowledge about children obesity has a great impact on
children obesity.
The designed used in this research is descriptive cross sectional which
aims to determine the mother knowledge of children obesity at Pangkalan
Masyhur Village Subdisctrict of Medan Johor in Medan City 2011. This study used questionnaires was given to 97 mothers who were selected through concecutive sampling method. This questionnaire is developed with reference to the literature. The collected data then were analyzed by using SPSS.
The result of this study indicates that 56,7% mothers at Pangkalan Masyhur Village Subdistrict of Medan Johor in Medan City have a medium knowledge of children obesity, 32% of them have a bad knowledge and 11,3% of them have a good knowledge.
From this research we concluded that the description of mother knowledge about children obesity is quite good.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbunan kelebihan lemak di
tubuh seseorang. Umumnya dalam menentukan obesitas digunakan indeks massa
tubuh (IMT)/ body mass index (BMI) yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Pada kisaran usia 0-20
tahun, obesitas ditentukan dengan memplot IMT pada grafik indeks-massa-tubuh
CDC 2000, yaitu di atas persentil 95th. Sedangkan pada usia lebih dari 20 tahun,
menurut kriteria WHO untuk kawasan Asia Pasifik, obesitas ditentukan jika
IMT>25 kg/m2 (Sjarif, 2005).
Obesitas saat ini telah menjadi masalah global. Prevalensi obesitas tidak
saja meningkat di negara maju tapi juga meningkat di negara berkembang.
Menurut Australian Health and Fitness Survey yang bekerja sama dengan
Australian Council for Health, Physical Education and Recreation (1985) dalam
Ariani dan Sembiring (2007) melaporkan adanya peningkatan overweight dan obesitas dari 11,8% pada anak laki-laki dan 10,7% pada anak perempuan menjadi
lebih besar 19% pada anak laki-laki dan 21% pada anak perempuan dalam 3
tahun. Data dari survey yang dilakukan NHANES (2003-2006) menunjukkan
hampir 12,4% anak antara usia 2-5 tahun dan 17% anak usia 6-11 tahun
mengalami overweight. Sekitar 17,6% remaja usia 12-19 tahun mengalami
overweight pada tahun 2003-2006 (Ogden et al, 2008).
Obesitas dunia telah mencapai lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980.
Pada tahun 2008, 1,5 juta orang dewasa 20 tahun atau lebih mengalami
overweight. Diantaranya 200 juta pria dan 300 juta wanita mengalami obes.
Hampir 43 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami overweight pada tahun 2010 (WHO, 2009). Prevalensi nasional obesitas umum di Indonesia pada anak
usia 5-17 tahun sebesar 10% dan angka ini hampir sama dengan estimasi World
obesitas pada anak di kota Jakarta adalah 31%. Menurut Ariani dan Sembiring
(2007), prevalensi obesitas pada anak SD di kota Medan adalah 17,75%.
Obesitas bukan suatu penyakit dengan sendirinya tetapi agaknya suatu
kompleks gejala yang ada korelasinya dengan peningkatan morbiditas seperti
penyakit kardiovaskular, atherosklerosis dan frekuensi diabetes dan juga memiliki korelasi dengan peningkatan mortalitas. Obesitas mempunyai dampak terhadap
tumbuh kembang anak, terutama aspek perkembangan psikososial. Biasanya anak
dengan obesitas atau kelebihan berat badan mengalami stress dan kesukaran sosial
serta psikologis yang berarti (Barness dan Curran, 2000). Obesitas pada anak
meningkatkan risiko untuk mendapatkan obesitas di masa dewasa yang dapat
menyebabkan beberapa masalah di masa dewasa (seperti hipertensi, peningkatan
kolesterol LDL, dan trigliserida) (Thompson et al, 2007) dalam (Gee et al, 2008). Obesitas pada anak dipengaruhi oleh konteks kehidupan keluarga
khususnya ibu, dan hal ini menunjukkan adanya peran keluarga dalam
peningkatan prevalensi obesitas pada anak (Golan dan Crow, 2004). Ibu biasanya
berperan dalam mempengaruhi sumber, keanekaragaman dan kuantitas makanan
dari anak mereka (Baughcum et al, 2000). Penelitian di Iran menunjukkan banyaknya ibu yang tidak mengetahui tentang kesehatan berat badan anak mereka
sehingga hal ini menyebabkan kegagalan untuk mengenali bahwa anak mereka
mengalami obesitas (Pakpour et al, 2011).
Obesitas merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui di seluruh
dunia. Penelitian tentang obesitas telah banyak dilakukan di luar negeri, tetapi di
Indonesia masih sedikit. Hal ini disebabkan para peneliti di Indonesia lebih
banyak disibukkan dengan masalah gizi kurang dibandingkan dengan masalah gizi
lebih (Sjarif, 2005). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran
pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak sehingga dapat diketahui tingkat
pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dan berguna sebagai dasar
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah gambaran
pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur
Kecamatan Medan Johor tahun 2011?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu
tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan
Johor tahun 2011.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang faktor-faktor yang dapat
menyebabkan obesitas pada anak serta komplikasi dan penanganan
obesitas di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor
tahun 2011.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu berdasarkan usia, pekerjaan dan
tingkat pendidikan mengenai obesitas yang terjadi pada anak di
Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
a. Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya
tentang obesitas yang terjadi pada anak. Selain itu, untuk menerapkan
ilmu kedokteran yang dimiliki dan didapat selama pendidikan di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara selama ini.
b. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kontribusi
sebagai informasi dalam memberikan penyuluhan kepada ibu tentang
Pangkalan Masyhur maupun di lingkungan masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan setempat, seperti arisan, pengajian dan lain-lain.
c. Sebagai sumber pengetahuan baru untuk kelurahan tersebut dalam
menjelaskan masalah obesitas pada anak. Selain itu, untuk
menumbuhkan kepedulian dan kepekaan orang tua terhadap informasi
tentang obesitas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka
dalam pemberian makanan terhadap anak-anaknya, memberikan
gambaran wawasan mengenai obesitas dan faktor risiko obesitas dan
sebagai masukan bagi instansi pendidikan, kesehatan, media informasi
dan komunikasi serta pihak-pihak terkait dalam melaksanakan
penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
obesitas.
d. Menjadi data awal untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang
berharga bagi penelitian dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Pada dasarnya pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman langsung maupun pengalaman
orang lain (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, antara lain: indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sejumlah besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan terbagi atas enam tingkatan antara
lain:
a. Tahu (know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang sudah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan adalah mengingat kembali sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami adalah kemampuan menjelaskan tentang objek yang telah
diketahui secara benar dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk dapat menerapkan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi yang
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk dapat melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
2.2 Obesitas
2.2.1 Definisi Obesitas
Obesitas adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan (Flier dan Maratos, 2008). Selain itu,
obesitas juga dapat didefinisikan atas dasar nilai indeks massa tubuh (IMT) dan
hubungannya dengan peningkatan kejadian komplikasi sekunder (Krebs dan
Primak, 2007). Obesitas dan overweight seringkali dianggap sebagai suatu keadaan yang sama, padahal kedua istilah ini sebenarnya mempunyai pengertian
yang berbeda. Overweight adalah suatu keadaan dimana adanya kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal baik karena adanya penimbunan
jaringan lemak atau non lemak (Flier dan Maratos, 2008).
2.2.2 Pengukuran IMT
Obesitas tidak hanya berkaitan dengan berat badan total, tetapi juga
distribusi simpanan lemak di dalam tubuh. Secara klinis obesitas dapat dikenali
dengan mudah antara lain (Sjarif, 2005): (1) wajah membulat, (2) pipi tembam,
(3) leher relatif pendek, (4) dagu rangkap, (5) dada membusung dengan payudara
yang membesar yang terdiri dari jaringan lemak, (6) perut membuncit disertai
adanya lipatan dari dinding perut, (7) kedua tungkai berbentuk X dengan kedua
pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau yang
kurang sedap, (8) pada anak laki-laki penis terlihat kecil karena tertutup jaringan
Evaluasi rutin yang biasanya dilakukan pada anak-anak terdiri dari:
1. Pengukuran berat badan (BB) dan tinggi badan (TB), perhitungan IMT
dan memplot ketiga parameter tersebut pada kurva pertumbuhan yang
didasarkan pada usia dan jenis kelamin.
2. Riwayat diet dan pola aktivitas anak.
3. Pemeriksaan laboratorium umum dilakukan pada anak dengan kategori
persentil ≥95 th dan mempunyai bukti komorbiditas. Pemeriksaan laboratorium ini terdiri dari profil lemak, insulin, glukosa, tes fungsi
hati, dan tes tiroid (Krebs dan Primak, 2007).
Indeks massa tubuh (IMT) adalah suatu standard pengukuran obesitas pada
orang dewasa. Walaupun IMT tidak dapat mengukur jumlah lemak secara
langsung, tetapi IMT merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam
menentukan apakah orang tersebut mendapat obesitas atau tidak. Pendekatan lain
yang digunakan dalam menentukan obesitas antara lain (Dehghan et al, 2005): • Antropometri (ketebalan lipatan kulit)
• Densitometri (berat badan di dalam air)
• CT Scan
• MRI
• Electrical Impendance
Menurut Nihiser et al (2007) pengukuran yang paling sering digunakan dan paling sederhana adalah BB (berat badan) dan TB (tinggi badan). Kedua
pengukuran ini merupakan langkah awal dalam pemeriksaan klinis karena kedua
pengukuran tersebut dibutuhkan untuk menghitung IMT. Indeks massa tubuh
(kg/m2) didapatkan dengan cara membagi berat badan dalam kg dengan tinggi
badan dalam meter dikuadratkan. IMT ini relatif tidak dipengaruhi oleh tinggi
badan, tetapi mempunyai hubungan yang bermakna dengan lemak tubuh.
Indeks massa tubuh seringkali digunakan untuk mengukur berat badan
dengan kaitannya terhadap risiko kesehatan karena pengukuran langsung (contoh,
pengukuran lipatan kulit, underwater weightning) cenderung lebih invasif dan mahal. Pengukuran IMT relatif mudah, murah, tidak invasif dan cepat (Himes dan
Tabel 2.1 Kategori IMT untuk Anak, Remaja dan Dewasa
Kategori IMT
Untuk Anak dan
Remaja
IMT untuk Usia
2-20 Tahun
Berdasarkan Jenis
Kelamin
(Persentil)
Kategori IMT
Untuk Dewasa
IMT Untuk
Dewasa
(kg/m2)
Obesitas ≥95th Obesitas ≥30
Overweight ≥85th dan <95th Overweight ≥25 dan <30
Normal ≥5th dan <85th Normal ≥18,5 dan <25
Underweight <5th Underweight <18,5
Sumber : Nihiser et al, 2007. Body Mass Measurement in School
Metode pengukuran IMT pada anak dan remaja adalah sama dengan orang
dewasa, tetapi interpretasi berbeda (Hammond, 2008).Untuk anak-anak pada masa
tumbuh kembang, penentuan obesitas ditentukan menggunakan grafik CDC 2000.
Dengan memasukkan data ke grafik, dapat ditentukan posisi persentilnya. Untuk
persentil 86-94th dikategorikan dalam overweight dan untuk persentil ≥ 95 th dikategorikan dalam obesitas. Grafik CDC 2000 dapat dilihat pada gambar 2.1
dan 2.2.
Gambar 2 Grafik penentuan IMT berdasarkan usia CDC 2000 untuk anak perempuan usia 2-20 tahun
2.2.3 Etiologi Obesitas
Obesitas merupakan suatu penyakit yang merupakan kompleks kombinasi
antara genetik dan faktor yang didapat seperti lingkungan, psikososial, biologis,
dan faktor sosial ekonomis. Obesitas biasanya disebabkan oleh kelebihan
masukan makanan yang nantinya akan disimpan menjadi simpanan lemak tubuh
ketika masukan energi melebihi pengeluaran, dan keadaan ini biasanya terjadi bila
ada keseimbangan energi positif dalam waktu yang lama (Dehghan et al, 2005). Faktor genetik mempengaruhi risiko anak untuk mendapat obesitas. Selain
itu faktor lingkungan, gaya hidup, dan budaya daerah tampaknya memainkan
peranan penting dalam peningkatan prevalensi obesitas di dunia. Dalam kasus
obesitas (Dehghan et al, 2005). Secara umum, berbagai faktor yang menentukan keadaan obesitas seseorang seperti:
a. Herediter
Anak yang obes biasanya berasal dari keluarga penderita obesitas. Jika
kedua orang tua obes, sekitar 80% dari anak-anak mereka akan mendapat obes.
Bila salah satu dari orang tuanya mendapat obesitas maka kejadiannya akan turun
menjadi 40%, dan bila kedua orang tuanya tidak obes maka kejadian obesitas akan
turun menjadi 14% (Sjarif, 2005).
Menurut Whittaker et al (1997) seseorang yang mempunyai orang tua obesitas berisiko mendapat obesitas dua kali lebih besar daripada yang tidak
mempunyai orang tua obes.
Pada kembar identik biasanya didapati nilai IMT yang sangat mirip
walaupun keduanya tinggal bersama atau terpisah. Kemiripan IMT pada kembar
identik tampaknya mempunyai hubungan yang lebih kuat daripada kembar
dizigot. Genetik tampaknya juga berhubungan dengan ambilan energi dan
keluaran energi (Flier dan Maratos, 2008 ).
Menurut Glugliano dan Carneiro (2004), rata-rata IMT pada orang tua
yang memiliki anak obesitas dan overweight lebih tinggi daripada orang tua dari kelompok kontrol (p <0,01). Selain itu ditemukan juga frekuensi overweight dan obesitas pada anak-anak sekitar 51,8% bila kedua orang tuanya obes dan 50% bila
salah satu dari orang tua yang obes serta 19,6% bila tidak ada orang tua yang
obes. Ada hubungan positif antara overweight dan obesitas pada orang tua dengan kejadian overweight dan obesitas pada anak (p<0,001).
Menurut Margarey et al (2003) dalam Glugliano dan Carneiro (2004) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara obesitas pada orang tua dengan
kejadian obesitas pada anak.
b. Faktor yang didapat
1) Diet
Beberapa dekade terakhir ini, makanan menjadi lebih mudah diperoleh
perubahan konsep makanan yang awalnya makanan sebagai kebutuhan telah
bergeser kedudukan menjadi makanan sebagai penanda gaya hidup dan sumber
kesenangan (Dehghan et al, 2005).
Menurut Dehghan et al (2005), walaupun overweight dan obesitas umumnya diasumsikan sebagai hasil dari peningkatan masukan kalori, tidak ada
bukti yang cukup kuat untuk mendukung pernyataan tersebut. Akan tetapi
ketidakseimbangan kalori dalam jumlah kecil dalam jangka waktu yang panjang
dapat menyebabkan terjadinya obesitas.
Beberapa tahun belakangan ini disebutkan bahwa peningkatan kejadian
obesitas pada anak terjadi karena adanya peningkatan konsumsi lemak. Akan
tetapi, hasil penelitian cross sectional dan penelitian longitudinal bertolak belakang. NHANES menunjukkan bahwa konsumsi lemak pada anak-anak
Amerika telah berkurang dalam tiga dekade terakhir ini (Dehghan et al, 2005). Menurut Wright et al (2004) dalam Dehghan et al (2005) didapati bahwa konsumsi lemak rata-rata pada anak laki-laki usia 12-19 tahun adalah dari 37,0%
(SD=0,29%) dari total masukan kalori pada tahun 1971-1974 menjadi 32,0%
(SD=0,42%) pada tahun 1999-2000. Pola yang sama juga ditemukan pada anak
perempuan yang mana konsumsi lemaknya turun dari 36,7% (SD=0,27%)
menjadi 32,1% (SD=0,61%). Di sisi lain, beberapa penelitian cross sectional menunjukkan adanya hubungan yang positif diantara konsumsi lemak dan
penumpukan lemak pada anak-anak bahkan setelah mengontrol beberapa faktor
(Maffeis et al, 1996) dalam Dehghan et al (2005).
Peranan diet terhadap terjadinya obesitas sangat besar terutama diet tinggi
kalori yang bersumber dari karbohidrat dan lemak. Masukan energi tersebut lebih
besar daripada yang dibutuhkan. Anak-anak usia sekolah mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi makanan cepat saji, yang umumnya mengandung energi tinggi
karena 40-50%nya berasal dari lemak (Sjarif, 2005).
Menurut Patrick et al (2004), anak laki-laki dan perempuan yang berisiko
overweight dan obesitas mengkonsumsi lebih sedikit serat per harinya
dibandingkan pada kelompok yang berat badannya normal (p=0,01 untuk
2) Pola Makan
Peran nutrisi dimulai sejak masa gestasi. Perilaku makan mulai terkondisi
dan terlatih sejak awal kehidupan yaitu saat diasuh orang tua. Pemberian susu
botol pada bayi mempunyai kecenderungan diberikan dalam jumlah yang lebih
besar daripada yang dibutuhkan sehingga risiko menjadi obesitas lebih besar
daripada pemberian ASI saja. Hal ini mengakibatkan anak akan terbiasa untuk
mengkonsumsi makanan melebihi kebutuhan dan berlanjut hingga ke masa
tumbuh dan kembang berikutnya (Sjarif, 2005).
Menurut Vanelli et al (2005) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa melewatkan makan pagi pada anak-anak dapat meningkatkan risiko overweight dan obesitas. Pada anak-anak yang melewatkan makan pagi dilaporkan 27,5%
overweight dan 9,6% obes (p=0,01 dan p=0,04 secara berurutan) dibandingkan
anak-anak yang makan pagi (9,1% dan 4,5% berurutan).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Veugelers dan Fitzgerald (2005)
menunjukkan bahwa kebiasaan anak-anak untuk melewatkan sarapan pagi dapat
meningkatkan risiko seseorang menderita obesitas.
3) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik sehari-hari dipercaya menjadi salah satu faktor munculnya
obesitas pada seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Veugelers dan Fitzgerald
(2005) menunjukkan bahwa kebiasaan anak-anak untuk menonton televisi sambil
makan dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi obesitas.
Beberapa dekade terakhir ini, anak-anak menjadi kurang aktif sebagai
akibat dari kemudahan dalam mengakses manfaat teknologi. Menurut Pimenta
dan Palma (2003) dalam Glugliano dan Carneiro (2003), adanya suatu hubungan
positif yang sudah diamati antara kurangnya aktivitas fisik (seperti menghabiskan
waktu untuk menonton televisi) dengan peningkatan deposit lemak pada anak usia
sekolahan.
Suatu data menunjukkan bahwa aktivitas fisik anak-anak cenderung
menurun. Anak-anak lebih banyak bermain di dalam rumah dibandingkan di luar
Sebaliknya menonton televisi akan menurunkan aktivitas dan keluaran
energi, karena mereka menjadi jarang atau kurang berjalan, bersepeda, naik turun
tangga. Suatu penelitian kohort mengatakan bahwa menonton televisi lebih dari
lima jam meningkatkan prevalensi dan angka kejadian obesitas pada anak 6-12
tahun (18%), serta menurunkan angka keberhasilan sembuh dari terapi obesitas
sebanyak 33% (Sjarif, 2005).
Sekitar 75% aktivitas rutin anak-anak terdiri dari tidur dan duduk.
Perbedaan diamati diantara kedua kelompok dimana didapati jumlah jam tidur
lebih lama pada kelompok overweight dan obesitas daripada kelompok kontrol baik pada anak perempuan dan laki-laki. Perbedaan yang signifikan (p<0,05)
ketika dibandingkan antara anak yang tidak obes dengan anak yang mengalami
obesitas (Glugliano dan Carneiro, 2003).
Menurut Glugliano dan Carneiro (2003), persentase lemak tubuh anak
pada kelompok overweight dan obesitas secara langsung dan signifikan (r : +0,306; p :0,05) berhubungan dengan rata-rata harian aktivitas duduk, dan secara
berlawanan dan signifikan dengan jumlah jam tidur (r : -0,278; p<0,02).
Penelitian Patrick et al (2004), anak laki-laki dan perempuan dengan berat badan normal secara signifikan lebih banyak melakukan aktivitas fisik daripada
anak-anak yang memiliki risiko overweight dan overweight. Tetapi, hanya anak laki-laki yang menunjukkan perbedaan stastistik diantara kelompok yang
melakukan aktivitas ringan (p=0,02). Anak laki-laki pada kelompok yang berisiko
overweight dan overweight lebih banyak menghabiskan waktunya untuk
menonton televisi pada hari libur dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki
berat badan normal (p<0,001), dimana tidak ditemukan perbedaan pada anak
perempuan.
4) Tingkat Pendidikan Orangtua
Menurut Kromeyer-Hauschild (1999), frekuensi overweight menurun pada ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dibandingkan ibu dengan tingkat pendidikan
menengah. Prevalensi obesitas pada ibu dengan tingkat pendidikan menengah
adalah sebesar 68,7%, diikuti oleh ibu dengan tingkat pendidikan tinggi sebesar
pendidikan rendah. Namun, dalam penelitian ini tidak diteliti hubungan obesitas
pada anak dengan tingkat pendidikan ayah.
Sedangkan menurut Lamerz et al (2005), semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin sedikit kejadian obesitas. Pada penelitian yang
dilakukan tahun 1995 di Jerman, prevalens obesitas anak pada ibu yang
menyelesaikan pendidikan dalam 13 tahun adalah sebesar 6%, masa belajar 10-12
tahun sebesar 6,3%, masa belajar 9 tahun sebesar 13,3%, dan ibu yang tidak
memiliki gelar pendidikan adalah sebesar 25,2%. Prevalensi obesitas anak pada
ayah dengan masa pendidikan 13 tahun sebesar 5,8%, ayah dengan masa
pendidikan 10-12 tahun sebesar 9%, pada ayah dengan masa pendidikan 9 tahun
didapatkan angka obesitas sebesar 21,8%.
Menurut penelitian Hui et al (2003), status ekonomi yang digambarkan oleh pendidikan orang tua dan pendapatan rumah tangga tidak menunjukkan
perbedaan signifikan diantara ketiga kelompok. Pada penelitian ini didapati
kejadian obesitas pada anak dengan ayah yang tingkat pendidikannya rendah
sebesar 16,0%, 67,9% untuk tingkat pendidikan sedang, dan 16% pada tingkat
pendidikan tinggi. Sedangkan pada anak dengan ibu berpendidikan rendah sebesar
17,6%, sedang sebesar 73,3%, dan 9,2% untuk tingkat pendidikan tinggi.
Menurut Glugliano dan Carneiro (2003), prevalens obesitas anak pada ibu
dengan tingkat pendidikan universitas adalah 48,5%, sekolah tinggi sebesar
43,9%, dan pada tingkat pendidikan sekolah dasar sebesar 7,6%. Prevalens
obesitas anak pada ayah dengan tingkat pendidikan universitas sebesar 63,1%,
27,7% untuk tingkat pendidikan sekolah tinggi, dan 9,2% untuk sekolah dasar.
Menurut Cho et al (2009), semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka prevalens dan angka kejadian obesitas semakin rendah. Anak dengan ibu
tingkat pendidikan rendah lebih sering mengalami overweight daripada anak dengan ibu tingkat pendidikan tinggi. Penelitian ini dilakukan pada keluarga
dengan tingkat pendapatan rendah [(laki-laki:39,3% vs 15,1% (p-value:0,008),
5) Gangguan Hormonal
Walaupun sangat jarang, obesitas bisa saja disebabkan oleh ganggua n
endokrin, seperti pada Sindrom Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal,
hipogonadisme, dan penyakit hormon lain (Sjarif, 2005).
2.2.4 Patogenesis Obesitas
Etiologi obesitas bersifat kompleks dan masih belum sepenuhnya
dipahami. Banyak faktor yang berperan antara lain faktor genetik, lingkungan dan
psikologis. Namun secara sederhana obesitas adalah gangguan keseimbangan
energi (Kane dan Kumar, 2007). Menurut Sjarif (2005), obesitas terjadi karena
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi sehingga terjadi
kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Jaringan lemak merupakan tempat penyimpanan energi yang paling besar bagi
mamalia termasuk manusia. Tujuan utamanya adalah untuk menyimpan kelebihan
energi melalui proses lipogenesis dan memobilisasi energi melalui proses lipolisis
sebagai respons kekurangan energi. Untuk itu, kedua sisi persamaan energi,
asupan dan pengeluaran, dikendalikan oleh mekanisme neurohormonal sehingga
berat badan dapat dipertahankan dalam cakupan sempit selama bertahun-tahun
(Kane dan Kumar, 2007). Diperkirakan, keseimbangan yang baik ini
dipertahankan oleh internal set point atau lipostat, yang dapat mendeteksi jumlah energi yang tersimpan (jaringan adiposa) dan semestinya meregulasi
keseimbangan antara asupan makanan dan pengeluaran energi agar sesuai
(Sugondo, 2009).
Suatu kompleks sistem kontrol umpan balik yang tediri dari suatu central
processing unit yang menerima signal aferen dan menggenerasikan stimulus
eferen sebagai respons terhadap kontrol intake makanan, rasa kenyang dan akhirnya akan mempengaruhi berat badan (Kane dan Kumar, 2007).
Skema yang dapat digunakan untuk memahami mekanisme
neurohormonal yang mengatur keseimbangan energi dalam pengaruhnya terhadap
Gambar 3 Kane dan Kumar, 2007. Sirkuit Neurohormonal yang Mengendalikan Berat Badan
Distensi lambung sebagai hasil dari aktivasi vagus merupakan signal
kenyang, sedangkan kontraksi lambung merupakan signal untuk rasa lapar.
Nutrien, impuls saraf dan hormon bekerja sebagai signal aferen dalam pengaturan
masukan energi dan keluaran energi. Leptin adalah suatu peptida yang diproduksi
oleh adiposit yang sangat erat hubungannya dengan massa lemak, yang mana
sekresinya akan meningkat sejalan dengan peningkatan deposit lemak. Leptin
bekerja untuk mengurangi nafsu makan dan dipercaya dapat meningkatkan
aktivitas saraf simpatis (Bray dan York, 1997) dalam (Associate Professor, 2007). Peptida penting lainnya adalah growth hormone relin yang disekresikan oleh lambung dan duodenum yang mana dapat menstimulasi sekresi GH. GH relin
meningkatkan masukan makanan dan sekresinya ditekan oleh masukan makanan
(Cummings et al, 2002) dalam (Associate Professor, 2007).
Peptida lain yang dapat mengurangi masukan makanan adalah
kolesistokinin (CCK), enterostatin dan polipetida Y (Associate Professor, 2007). Pada keadaan jumlah energi yang berlebih tersimpan dalam bentuk
jaringan adiposa dan individu tersebut makan, sinyal adiposa aferen (insulin,
leptin, ghrelin) akan dikirim ke unit proses sistem saraf pusat pada hipotalamus.
Disini sinyal adiposa menghambat jalur anabolisme dan mengaktifkan jalur
keseimbangan energi dengan menghambat masukan makanan dan meningkatkan
pengeluaran energi. Hal ini akan mengurangi energi yang tersimpan. Sebaliknya,
jika simpanan energi sedikit maka akan terjadi pengaktifan jalur anabolisme untuk
menggantikan jalur katabolisme sehingga menghasilkan simpanan energi dalam
bentuk jaringan adiposa, sehingga tercapai keseimbangan antara keduanya (Kane
dan Kumar, 2007).
Impuls aferen ini nantinya akan dibawa ke otak belakang dan hipotalamus
untuk diintegrasikan dan diproses. Nukleus traktus solitarius pada otak belakang
merupakan tempat dimana input vagal dan neural lainnya diintegrasikan. Nukleus
arkuatus yang terdapat pada dasar hipotalamus menerima signal dari leptin dan
meningkatkan produksi dan sekresi neuropeptida Y (NPY) dan Agouti-related
peptide (AgRP) yang meningkatkan nafsu makan. Sebaliknya,
cocaine-amphetamine-related transcript (CART) dan pro-opiomelanocortin (POMC)
menurunkan nafsu makan. Nukleus paraventrikular hipotalamus distimulasi oleh
peptida yang berasal dari nukleus arkuatus dan signal jauh lainnya (Associate
Professor, 2007).
Sistem saraf perifer mempunyai peran dalam menstimulasi suhu jaringan
melalui aktivasi reseptor beta adrenergik 3 yang menyebabkan penurunan intake makanan (Grujic et al, 1997) dalam (Associate Professor, 2007). Sistem saraf simpatis memainkan peran dalam mempertahankan kebutuhan energi (Associate
Professor, 2007).
2.2.5 Prevalensi Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan publik yang
cukup serius pada abad 21. Masalah ini secara global terus menerus
mempengaruhi banyak negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah dan
menengah, terutama pada daerah perkotaan (WHO, 2009).
Obesitas dunia telah mencapai lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980.
Pada tahun 2008, 1,5 juta orang dewasa 20 tahun atau lebih mengalami
overweight. Diantaranya 200 juta pria dan 300 juta wanita mengalami obes.
2010. Dulunya obesitas lebih banyak terjadi di negara dengan tingkat pendapatan
tinggi, tetapi sekarang ini overweight dan obesitas mengalami peningkatan pada negara dengan tingkat pendapatan rendah dan sedang. Sekitar 35 juta anak
mengalami overweight di negara sedang berkembang dan 8 juta di negara maju (WHO, 2009).
Peningkatan prevalensi overweight pada anak merupakan suatu alarm masalah kesehatan masyarakat. National Health and Nutrition Examination
Survey (NHANES) melaporkan prevalensi overweight sebesar 17,1% pada anak
yang berusia antara 2-19 tahun, dan prevalensi anak yang berisiko mendapatkan
overweight sebesar 33,6%. Untuk anak usia 2-5 tahun, prevalensinya adalah
13,9% mengalami overweight dan 22,6% berisiko mendapat overweight. Prevalensi ini terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir ini (Ogden et al, 2006) dalam (Lucas dan Feucht, 2008).
Menurut Australian Health and Fitness Survey yang bekerja sama dengan
Australian Council for Health, Physical Education and Recreation (1985) dalam
Ani Ariani dan Tiangsa Sembiring (2007) melaporkan adanya peningkatan
overweight dan obesitas dari 11,8% pada anak laki-laki dan 10,7% pada anak
perempuan menjadi lebih besar 19% pada anak laki-laki dan 21% pada anak
perempuan dalam 3 tahun. Prevalensi obesitas pada anak-anak usia 6-17 tahun di
Amerika Serikat dalam tiga dekade terakhir ini meningkat dari 7,6-10,8% menjadi
13-14%. Prevalensi overweight dan obesitas pada anak usia 6-18 tahun di Rusia adalah 6% dan 10%, di Cina adalah 3,6% dan 3,4% dan di Inggris adalah 22-31%
dan 10-17%, bergantung pada umur dan jenis kelamin. Prevalensi obesitas pada
anak-anak sekolah di Singapura meningkat dari 9% menjadi 19% (Sjarif, 2005).
Di Indonesia, prevalensi obesitas pada balita menurut SUSENAS
meningkat baik di desa maupun di perkotaan. Pada tahun 1992, prevalensi
obesitas pada daerah perkotaan didapatkan 6,3% pada laki-laki dan 8% pada
perempuan. Di tahun 1995, prevalensi obesitas di 27 provinsi adalah 4,6% (Sjarif,
2005).
Di Indonesia, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat
badan berlebih anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%.
Penelitian di Medan pada tahun 1995 yang dilakukan oleh Kamelia
mendapatkan kejadian obesitas sebesar 20% pada SD swasta dan 9% pada SD
negeri di kota Medan. Sedang dari hasil penelitian berikutnya yang dilakukan oleh
Ariani dan Sembiring didapati kejadian obesitas pada anak SD di kota Medan
adalah 17,75% dimana 60,5% terjadi pada anak laki-laki dan 39,5% terjadi pada
anak perempuan.
2.2.6 Risiko Komplikasi Obesitas
Obesitas pada anak merupakan risiko untuk berbagai penyakit kronik di
masa dewasa (Power et al, 1997) dalam (Cho et al, 2009). Terdapat konsekuensi jangka panjang yang berhubungan dengan obesitas pada anak dan remaja. Pada
penelitian prospektif selama 32 tahun yang dilakukan pada remaja Belanda,
adanya peningkatan siginifikan penyebab mortalitas yang terlihat pada kasus
obesitas (Hoffmans et al, 1988) dalam (Raman, 2002).
Obesitas pada anak meningkatkan risiko untuk mendapatkan obesitas di
masa dewasa yang dapat menyebabkan beberapa masalah di masa dewasa (seperti
hipertensi, peningkatan kolesterol LDL, dan trigliserida) (Thompson et al, 2007) dalam (Gee et al, 2008).
Dampak obesitas, meliputi faktor kardiovaskular, sleep apneu, gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan obesitas, kelainan kulit serta
Tabel 2.2 Masalah kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh
Masalah Kesehatan Akibat
Risiko operasi Peningkatan kebutuhan anestesi dan risiko mengalami infeksi lebih besar
Edema paru dan gangguan tidur Kelebihan berat badan pada paru dan faring
Diabetes tipe 2 Pembesaran sel adiposa, sehingga menjadi kurang kuat mengikat insulin dan menurunkan respons terhadap pesan insulin ke sel
Hipertensi Peningkatan pembuluh darah yang ditemukan di jaringan lemak, peningkatan volume darah, dan peningkatan resistensi aliran darah
Penyakit kardiovaskular Peningkatan kolesterol LDL dan nilai trigliserida, kolesterol HDL rendah, dan penurunan aktivitas fisik
Gangguan tulang dan sendi (termasuk pirai)
Peningkatan tekanan pada lutut, mata kaki, dan sendi panggul
Batu empedu Peningkatan kolesterol yang mengandung empedu
Gangguan kulit Gangguan kelembaban dan adanya mikroba pada lipatan kulit
Kanker (contoh, payudara, kolon, pankreas, dan kantung empedu)
Produksi estrogen oleh sel adiposa, penelitian pada binatang menunjukkan peningkatan asupan makanan dapat menyebabkan perkembangan tumor
Perawakan pendek (pada beberapa bentuk obesitas)
Onset pubertas menjadi lebih cepat
Risiko kehamilan Lebih sulit melahirkan, peningkatan jumlah defek kelahiran, dan peningkatan kebutuhan anestesi
Penurunan kemampuan fisik dan peningkatan risiko kecelakaan dan terjatuh
Kelebihan berat badan dapat mengganggu pergerakan
Irregularitas haid dan infertilitas Hormon yang diproduksi oleh sel adiposa Kematian prematur Variasi risiko kesehatan
2.2.7 Penatalaksanaan
Tatalaksana komprehensif obesitas meliputi penanganan obesitas dan
dampak yang muncul. Prinsip penatalaksanaannya adalah mengurangi asupan
energi dan meningkatkan pengeluaran energi. Caranya dengan pengaturan diet,
memodifikasi perilaku, dan yang terpenting adalah keterlibatan keluarga dalam
proses terapi (Sjarif, 2005).
Berbagai pendekatan terapi obesitas telah diinvestigasi termasuk diet,
aktivitas, terapi tingkah laku, bedah, dan pengobatan. Tidak ada satupun yang
diketahui cukup efektif sebagai tatalaksana pada obesitas pada anak. Hal ini
menyebabkan adanya suatu fokus pada tatalaksana yaitu program multidisiplin
khususnya melibatkan keluarga (Flodmark et al, 2004).
Menurut Krebs dan Primak (2007), tatalaksana sebaiknya didasarkan pada
faktor risiko, termasuk usia, tingkat keparahan obesitas, dan komorbiditas, begitu
juga dengan riwayat keluarga. Pada anak dengan obesitas yang tidak
berkomplikasi maka tujuan primer dari tatalaksana ini adalah untuk
mempertahankan asupan makanan yang sehat dan memperbaiki pola aktivitas jadi
pada tatalaksana ini pasien tidak perlu mencapai berat badan ideal. Sedang pada
anak obesitas yang berkomplikasi maka tujuan tatalaksana adalah memperbaiki
komplikasi tersebut. Ada beberapa kelompok tatalaksana obesitas pada anak.
1. Untuk anak usia 2-7 tahun dengan IMT ≥ persentil 95 th dan tanpa komplikasi, tujuan umum tatalaksana adalah mempertahankan berat badan
yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan dengan tumbuh
kembang anak.
2. Untuk anak usia 2-7 tahun dengan IMT ≥ persentil 95 th dan dengan komplikasi maka diindikasikan untuk melakukan penurunan berat badan
pada anak.
3. Untuk anak usia > 7 tahun dengan IMT berada diantara persentil 85th dan
95th dan tanpa komplikasi maka tujuan terapi adalah mempertahankan
4. Untuk anak usia > 7 tahun dengan IMT berada diantara persentil 85th dan
95th dan dengan komplikasi maka direkomendasikan untuk menurunkan
berat badan.
Terapi tingkah laku atau yang disebut juga terapi kognitif merupakan
terapi yang efektif pada tatalaksana obesitas anak (Braet et al, 1997) dalam (Flodmark et al, 2004 sebagaimana disebut juga terapi keluarga dalam (Flodmark
et al, 2004).
Untuk mengatur diet, yang perlu diperhatikan adalah pemberian diet yang
seimbang sesuai RDA, yaitu dengan cara mengintervensi diet anak. Salah satu
contoh cara pengaturan diet untuk anak yaitu the traffic light diet. Pada program ini terdapat tiga golongan makanan yaitu, green food (makanan rendah kalori dan lemak yang boleh dikonsumsi dengan bebas), yellow food (makanan rendah lemak namun dengan kalori sedang yang boleh dimakan namun terbatas), dan red food (makanan mengandung lemak dan kalori kadar tinggi yang tidak boleh dimakan
sama sekali atau hanya semingggu sekali (Sjarif, 2005)
Menurut Sjarif (2005), modifikasi perilaku, tatalaksana diet dan aktivitas
fisik merupakan komponen yang efektif dalam pengobatan obesitas pada anak,
serta menjadi perhatian paling penting bagi ahli fisiologi untuk mendapatkan
bagaimana memperoleh perubahan makan dan aktivitas perilakunya. Beberapa
cara perubahan perilaku tersebut di antaranya:
• Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisik, serta mencatat perkembangannya.
• Kontrol terhadap rangsangan stimulus. • Mengubah perilaku makan.
• Penghargaan dan hukuman dari orangtua. • Pengendalian diri.
Penatalaksanaan farmakoterapi harus mengikuti aturan-aturan tertentu
antara lain hanya dilakukan pada anak obesitas bila mengalami kegagalan pada
Secara umum farmakoterapi untuk obesitas dikelompokkan menjadi tiga
yaitu penekan nafsu makan dengan cara menghambat reuptake serotonin, norepinefrin, dan dopamin, misalnya sibutramin, penghambat absorbsi zat gizi,
misal orlistat, dan kelompok lain termasuk leptin, octreotide, dan metformin (Iughetti et al, 2010).
Menurut Sjarif (2005), terapi bedah dilakukan jika BB>200% BB ideal.
Prinsipnya ada dua, yaitu:
• Gastric-banding dan vertical-banded gastroplasty dengan tujuan untuk
mengurangi asupan makanan dan memperlambat pengosongan lambung. • Membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus.
2.2.8 Pencegahan
Peningkatan epidemik obesitas anak merupakan suatu hal yang
fundamental sehingga semua pihak harus memiliki ketertanggungjawabannya
masing-masing dalam pencegahan obesitas ini (Flodmark et al, 2004). Menurut Lissau et al, 2002, dalam (Flodmark et al, 2004) ada enam level yang harus terlibat dalam mencegah terjadinya obesitas pada anak dan remaja, antara lain
keluarga, sekolah, ahli kesehatan, pemerintah, industri, dan media.
Pencegahan dilakukan dengan menggunakan dua strategi pendekatan,
yaitu strategi pendekatan populasi yaitu dengan mempromosikan hidup sehat
pada semua anak dan remaja beserta orangtuanya, serta strategi pendekatan pada
kelompok yang berisiko tinggi pada obesitas (Sjarif, 2005).
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak di Kelurahan Pangkalan
Masyhur Kecamatan Medan Johor tahun 2011. Berdasarkan tujuan
penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Gambar 4 Kerangka Konsep
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari
perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel
penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Pengetahuan
Ibu
-definisi
-faktor risiko
-komplikasi
-pencegahan
-penatalaksanaan
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengetahuan Obesitas Secara Umum
Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Pengetahuan
persentil >95th
Angket Kuesioner
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo,
2010).Cross sectional adalah suatu desain penelitian yang pengukurannya hanya dilakukan satu kali (Ghazali et al, 2008).
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan
penggambaran mengenai keadaan yang terdapat dalam masyarakat, baik berupa
faktor risiko maupun efek/hasil (Alatas et al , 2008).
4.2 Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan pada Kelurahan Pangkalan Masyhur. Waktu
penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai Agustus 2011 atau
sampai sampel terpenuhi.
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak antara usia 6-12
tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Pangkalan Masyhur.
4.3.2 Sampel
Untuk mendapatkan jumlah sampel pada penelitian ini digunakan teknik
non-probability sampling dengan cara consecutive sampling. Pada consecutive
sampling, semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi
Untuk menilai jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus besar sampel
untuk penelitian estimasi berupa data proporsi dengan populasi finit (terbatas):
Keterangan (Wahyuni, 2007) :
n = jumlah sampel minimum
N = jumlah di populasi
= nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu p = harga proporsi di populasi
d = kesalahan absolut yang dapat ditolerir
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pangkalan Masyhur dimana jumlah
ibu (N) ada sekitar 6423 jiwa. Pada penelitian ini nilai α yang digunakan sebesar
0,05 sehingga diperoleh nilai Z1-α/2 sebesar 1,96. Karena nilai p (proporsi) tidak diketahui maka digunakan nilai p sebesar 0,50 (Notoatmodjo, 2010). Untuk nilai
kesalahan absolut yang dapat ditolerir (d) adalah sebesar 0,10.
Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel penelitian ini adalah:
n = 94,600798
Maka berdasarkan rumus di atas, pada penelitian ini menggunakan jumlah
sampel sebesar 95 orang.
4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah :
a. Kriteria Inklusi :
• Dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik • Dapat membaca dan menulis dengan baik dan benar b.Kriteria Eksklusi :
• Ibu tidak bersedia menjadi responden dan menandatangani informed consent
• Ibu dengan riwayat pendidikan di bidang kesehatan
4.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data tentang tingkat pengetahuan ibu
mengenai obesitas pada anak menggunakan suatu kuesioner yang terdiri dari
beberapa pertanyaan. Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini harus
diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk
pengumpulan data tingkat pengetahuan ibu. Untuk itu maka kuesioner tersebut
harus dilakukan uji coba trial terlebih dahulu di lapangan. Responden yang digunakan sebaiknya memiliki ciri responden yang sama dari tempat dimana
penelitian tersebut harus dilaksanakan. Validitas adalah suatu indeks yang
menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan
reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Setelah kuesioner tersebut
diuji validitas dan reliabilitasnya selanjutnya dilakukan pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data akan dilakukan oleh peneliti setelah mendapat
rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan izin dari
Kelurahan Pangkalan Masyhur, peneliti melaksanakan pengumpulan data
penelitian. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang maksud, tujuan
dan prosedur penelitian selama lima menit. Bagi calon responden yang bersedia
menjadi responden diminta menandatangani informed consent. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan peneliti selama 15 menit dan peneliti
menunggu responden pada waktu menjawab kuesioner. Setelah waktu yang
ditentukan habis maka peneliti mengambil kembali kuesioner tersebut.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu
data yang didapat langsung dari masing-masing sampel penelitian, meliputi
gambaran pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak. Pengumpulan data tersebut
melalui wawancara angket kepada sampel penelitian (seperti yang telah
diterangkan di atas). Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini
diperoleh melalui kantor kelurahan berupa data demografi penduduk.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor
Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 2
0,882 Reliabel
4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu :
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi
dengan mewancarai ulang responden.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan
kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual
sebelum diolah dengan komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program
komputer (SPSS).
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer
guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.
4.5.2 Analisis Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis. Hasil analisa data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di wilayah Kecamatan Medan Johor yang
merupakan salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara,
Indonesia. Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Medan Tuntungan di
sebelah barat, Medan Amplas di sebelah timur, Deli Serdang di sebelah selatan,
dan Medan Polonia di sebelah utara.
Kecamatan Medan Johor yang memiliki luas 12,81 km2 ini terdiri dari 6
kelurahan, yaitu kelurahan Kwala Bekala, kelurahan Gedung Johor, kelurahan
Kedai Durian, kelurahan Suka Maju, kelurahan Titi Kuning, dan kelurahan
Pangkalan Masyhur yang mana merupakan tempat penelitian.
5.1.2 Karakteristik Responden
Resonden dalam penelitian ini adalah Ibu yang tinggal di Kelurahan
Pangkalan Masyhur. Karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan
Tabel 5.1Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Usia
Tidak tamat SD SD
Ibu Rumah Tangga (IRT) Pembantu Rumah Tangga (PRT)
Wiraswasta
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang paling
banyak terdapat pada kelompok usia 31-40 tahun yaitu 50 orang (51,5%)
sedangkan usia responden terendah berada dalam kelompok usia 21-30 tahun
yaitu 11 orang (11,3%).
Pendidikan terakhir responden terbagi atas 5 jenjang pendidikan yaitu,
tidak tamat SD, SD (sekolah dasar), SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan
perguruan tinggi. Melalui tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir
responden yang paling banyak adalah SMA sederajat, yaitu sebanyak 48 orang
(49,5%), sedangkan pendidikan terakhir responden terendah adalah tidak tamat
SD yaitu sebanyak 1 orang (1%), dan sisanya berpendidikan perguruan tinggi
sebanyak 41 orang (42,3%), SMP sederajat sebanyak 5 orang (5,2%) dan SD
sebanyak 2 orang (2,1%).
Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak bekerja yaitu
ibu rumah tangga sebanyak 46 orang (47,4%). Selebihnya sebagai pegawai negeri
sipil (PNS) sebanyak 28 orang (28,9%), sebagai wiraswasta 9 orang (9,3%),
5.1.3 Hasil Analisa Data 1) Pengetahuan Responden
Pada penelitian ini untuk mengukur pengetahuan ibu tentang obesitas
pada anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur melalui kuesioner yang diberikan
melalui angket. Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 18 pertanyaan yang
mencakup informasi yang diketahui responden mengenai obesitas (kegemukan)
pada anak, antara lain pengertian obesitas, penyebab dan faktor risiko obesitas,
komplikasi obesitas, dan pencegahan serta terapi obesitas. Adapun hasil penelitian
dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut:
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan PangkalanMasyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011
No. Pertanyaan BENAR SALAH
n % n %
1. Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan
33 34 64 66
2. Obesitas tidak sama dengan overweight
19 19,6 78 80,4
3. Cara terbaik dalam menentukan apakah anak mengalami obesitas yaitu dengan menilai indeks massa tubuh kemudian memasukkan nilai ke dalam suatu grafik CDC
37 38,1 60 61,9
4. Obesitas dapat disebabkan karena banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak
71 73,2 26 26,8
5. Faktor genetik berperan dalam menyebabkan kondisi obesitas pada seseorang
57 58,8 40 41,2
6. Faktor pendapatan di dalam keluarga berperan secara tidak langsung dalam menyebabkan obesitas
48 49,5 49 50,5
7. Konsumsi makanan cepat saji dalam jumlah dan frekuensi tertentu dapat menyebabkan obesitas
78 80,4 19 19,6
8. Anak sering menonton televisi, bermain playstation dan komputer dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas
9.
Anak yang tidak mendapatkan ASI lebih berisiko untuk mendapatkan obesitas
Ayam goreng dan selai kacang merupakan makanan tinggi lemak
Obesitas dapat menyebabkan gangguan tumbuh dan kembang pada anak
Obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan psikologis Obesitas dapat menimbulkan penyakit jantung
Obesitas dapat menimbulkan gangguan kulit
Diabetes mellitus merupakan komplikasi obesitas
Cara mencegah terjadinya obesitas pada anak dengan mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan dan melakukakan aktivitas fisik
Pengetahuan gizi akan berpengaruh terhadap pola makan keluarga yang berdampak pada pembetukan kebiasaan makan
Prinsip pengobatan anak obesitas adalah dengan memperbaiki pola hidup termasuk pola makan aktivitas fisik
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat frekuensi jawaban dari masing
persoalan. Pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah pada nomor 16
yaitu sebanyak 89 orang (91,8%). Sedangkan yang paling banyak dijawab salah
adalah pertanyaan nomor 2 dan 9 yaitu sebanyak 78 orang (80,4%).
Berdasarkan jawaban di atas, maka dapat disimpulkan tingkat
pengetahuan responden tentang obesitas pada anak dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.3 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Medan Tahun 2011 Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 11 11,3
Cukup 55 56,7
Kurang 31 32
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan
responden mengenai obesitas pada anak adalah cukup, yaitu sebanyak 55 orang
(56,7%), sedangkan sebanyak 31 orang (32%) berpengetahuan kurang, dan 11
orang (11,3%) berpengetahuan baik.
2) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Usia Ibu
Tabel 5.4 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di KelurahanPangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011Berdasarkan Kelompok Usia
Kelompok
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan
baik sebanyak 7 orang (63,6%), cukup sebanyak 29 orang (52,7%), dan kurang
sebanyak 14 orang (45,2%) paling banyak berada pada kelompok usia 31-40
3) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.5 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di
KelurahanPangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan
baik mayoritas mengemban pendidikan terakhir Perguruan Tinggi, yakni 9 orang
(81,8%). Responden dengan pengetahuan cukup (sedang) mayoritas mengemban
pendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebanyak 27 orang (49,1%). Sedangkan
responden dengan pengetahuan kurang ditemukan pada tingkat SMA sederajat
sebanyak 21 orang (67,8%).
4) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.6 Pengetahuan Responden tentang Obesitas pada Anak di Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2011 Berdasarkan Pekerjaan