• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX

KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH OLEH

MAISAROH 0114421040022

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX

KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Menjadi Ahli Madya Kebidanan

OLEH

MAISAROH 0114421040022

AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Dengan judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX

KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

Yang Dipersiapkan Oleh

MAISAROH 0114421040022

Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

Medan, 27 Agustus 2013 Pembimbing

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Dengan judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX

KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

Yang Dipersiapkan Oleh

MAISAROH 0114421040022

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji KTI Pada Tanggal 27 Agustus 2013 Dan Dinyatakan Telah

Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Penguji I Penguji II Penguji III

(Dr. Yunita Sari Hrp M.Kes) (Riza Budianti SST. M.Kes) (Evi Desvina SKM)

Medan, 27 Agustus 2013

Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1) IDENTITAS

Nama : Maisaroh

Tempat / Tanggal Lahir : Desa Lubuk Kayu aAro, 07 mey 1991

Agama : Islam

Nama Ayah : Tausun

Nama Ibu : Jariyah

Anak Ke : 3 dari 3 saudara

Alamat : Desa Lubuk Kayu Aro, Kec. Rantau Pandan,

Kab.Bungo

2) PENDIDIKAN

Tahun 1998-2004 : Pendidikan SD NO.33/11 Desa Lubuk Kayu Aro

Tahun 2004-2007 : Pendidikan SLTP Negeri 1 Rantau Pandan

Tahun 2007-2010 : Pendidikan SMA Negeri 1 Rantau Pandan

(6)

Nama : Maisaroh Nirm :0114421040022

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DILINGKUNGAN XIX

KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

ABSTRAK

Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini. obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Obesitas menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di dunia, Menurut WHO angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab kematian di dunia.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang obesitas pada balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan menggunakan data primer. Jumlah populasi 108 orang dengan sampel 52 orang. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas paling banyak berpengatahuan baik berjumlah 29 orang, umur 28-33 tahun berjumlah 18 orang dengan pengetahuan baik sebanyak 11 orang (61,11%), pendidikan SMA berjumlah 26 orang dengan pengetahuan baik sebanyak 15 (57,69%), pekerjaan ibu rumah tangga berjumlah 45 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (53,33%), sumber informasi tenaga kesehatan berjumlah 39 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (56,42%), paritas scundipara berjumlah 21 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (57,14%), frekuensi makan 3x sehari berjumlah 34 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (52,94).

Diharapkan pada ibu-ibu yang mempunyai balita untuk lebih peduli, memperhatiakan, menjaga, dan merawat kesehatan balitanya khususnya tentang obesitas pada balita.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Yang Mempunyai Balita, Obesitas Daftar Pustaka : 17 buku (2003-2013)

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti sampaikan kehadirat ALLAH SWT yang telah melipahkan Rahmat dan Karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

Adapun judul ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

Peneliti menyadari bahwa banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Namun dengan berbekal keyakinan akan keberhasilan suatu usaha disertai bantuan, bimbingan, dorongan dan do’a baik pembimbing, keluarga, sahabat, adek-adek, dan juga berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada:

1. Bapak Ir. Uchwatul achyar, selaku pembina yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.

2. Mhd. Angky Maulia .SE, selaku ketua yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.

(8)

3. Ibu Dra. Kasminah M.Kes, selaku Direktris Akbid Nusantara 2000 Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesikan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Evi Desvina SKM, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan petunjuk yang berguna dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

5. Ibu Riza Budianti. SST. M.Kes, Selaku Wakil direktur I di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan Dan dosen penguji yang telah meluangkan waktunya

untuk memberikan bimbingan dan telah memebantu saya dalam

menyempurnakan karya tulis ilmiah.

6. Dosen penguji Ibu dr. Yunita sari harahap M.Kes yang telah memebantu saya dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah.

7. Seluruh staff dan dosen pengajar program pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak mendidik dan memebekali Ilmu pengetahuan selama peneliti menjadi mahasisiwi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan. Ibu Tuti Handayani . SST. Selaku Ibu asrama yang telah menjaga dan merawat selama kami berada di Akademi kebidanan Nusantara 2000 Medan.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Tausun Dan Ibunda Jariyah yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik dan memeberikan dukungan moral, material dan memeberikan do’a yang tak henti-hentinya kepada peneliti selama menjalani pendidikan sehingga selesainya karya tulis ilmiah ini. Kepada Kakak dan

(9)

abangku tersayang Hapizulah Amin beserta istri Yatim puji lestari beserta anak Eny Husnita, hapiziah beserta suami Qistolani beserta anak Fadila Ramadhani, dan Sarbaini yang selalu memberikan Kasih sayang, dukungan, perhatian dan memeberikan semangat kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai. 9. Terima kasih kepada Teman-Temanku Angkatan X yang seperjuangan yang tak

dapat peneliti sebutkan satu-per satu lagi, atas dukungan dan motipasi yang diberikan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

Akhir kata peneliti hanya dapat memohon do’a kepada ALLAH SWT, semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dari seluruh pihak mendapat imbalan dari ALLAH SWT dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua yang memebaca nya, Amin yarobbal’Alamin

Medan, 27 Agustus 2013 Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 3 1.3.1. Tujuan Umum ... 3 1.3.2. Tujuan Khusus ... 3 1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pengetahuan... .. 6

2.1.1. Defenisi Pengetahuan ... 6

2.1.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif ... 6

2.2. Balita... 8

2.2.1. Defenisi Balita ... 8

2.2.2. Obesitas ... 10

2.2.3. Penyebab Obesitas... 11

2.2.4. Dampak dan Akibat Obesitas ... 16

2.2.5. Gizi untuk Balita ... 18

2.2.6. Pemantauan Status Gizi ... 19

2.2.7.Kebutuhan Gizi Pada Balita ... 19

2.3. Karakteristik Ibu…. ... 19 2.3.1. Umur ... 19 2.3.2. Pendidikan ... 20 2.3.3. Pekerjaan ... 20 2.3.4.Paritas ... 20 2.3.5. Sumber Informasi ... 21

2.3.6. Frekuensi Makan Balita... 21 Halaman

(11)

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 23 3.1. Kerangka Konsep ... 23 3.2. Defenisi Operasional ... 23 3.2.1. Pengetahuan ... 24 3.2.2. Umur ... 24 3.2.3. Pendidikan ... 24 3.2.4. Pekerjaan ... 24 3.2.5. Paritas……… ... 25 3.2.6. Sumber Informasi…… ... 25

3.2.7. Frekuensi Makan Balita ... 26

3.3. Jenis Penelitian... 26

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.4.1. Lokasi Penelitian ... 26

3.4.2. Waktu Penelitian ... 27

3.5. Populasi dan Sampel ... 27

3.5.1. Populasi ... 27

3.5.1. Sampel ... 27

3.6. Metode Penelitian ... 28

3.6.1. Tehnik Pengumpulan Data ... 28

3.6.2. Aspek Pengukuran Pengetahuan ... 29

3.7. Teknik Pengolahan Data ... 30

3.8. Analisis Data ... 30

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN ... 31

4.1. Hasil Penelitian ... 31

4.1.1. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas ... 31

4.1.2. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur... 31

4.1.3. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan... 32

4.1.4. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan ... 32

4.1.5. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi ... 33

4.1.6. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas ... 33

4.1.7. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Balita ... 34

(12)

4.1.8. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita

Tentang Obesitas Berdasarkan Umur ... 34

4.1.9. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pendidikan ... 35

4.1.10.Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pekerjaan ... 36

4.1.11.Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Sumber Informasi ... 37

4.1.12.Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Paritas ... 38

4.1.13.Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Frekuensi Makan Balita ... 39

4.2. Pembahasan ... 40

4.2.1. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Umur ... 40

4.2.2. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pendidikan ... 41

4.2.3. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pekerjaan ... 43

4.2.4. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Sumber Informasi ... 44

4.2.5. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Paritas ... 46

4.2.6. Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Frekuensi Makan Balita ... 48

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1. Kesimpulan ... 50 5.2. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii Halaman

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita

Tentang Obesitas Pada Balita Di Lingkungan XIX

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013... 31

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan

Umur Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Tahun 2013... 31

Tabel 4.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan

Pendidikan Di Lingkungan XIX kelurahan Binjai

KecamatanMedan Tahun 2013... 32

Tabel 4.4 Distribusi Ibu Yang mempunyai Balita Berdasarkan

Pekerjaan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai

Kecamata Medan Tahun 2013... 32

Tabel 4.5 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan

Sumber Informasi Di lingkungan XIX Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Tahun 2013... 33

Tabel 4.6 Distribusi Ibu Yang Mepunyai Balita Berdasarkan

Paritas Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai

Kecamata Medan Tahun 2013... 33

Tabel 4.7 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan

Frekuensi Makan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai Tahun 2013... 34

Halaman

(14)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai

Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 34

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai

Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasakan Pendidikan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 35

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 36

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun2013... 37

Tabel 4.12 Disttribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Paritas di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai kecamtan

Medan denai Tahun 2013... 38 Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang mempunyai Balita

Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Frekuensi Makan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 39

x

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Umur Di Lingkungan XIX kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 40

Diagram4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita

Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 41

Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mepunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 43

Diagram4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang mempunyai Balita

Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 44

Diagram4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita

Tentang obesitas Pada Balita Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013 ... 46 Diagram 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita

Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan

Medan Denai Tahun 2013... 48

xi

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampira 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Lembar Jawaban Kuisioner

Lampiran 3 : Master Data Pengtahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang

Obesitas Pada Balita Tahun 2013

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Akademi Kebidanan Nusantara 2000

Medan

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kota Medan Badan Penelitian

Dan Pengembangan

Lampiarn 6 : Surat Izin Penelitian Dari Kecamatan Medan Denai

Lampiran 7 : Surat Izin penelitian Dari Kepling Desa Binjai

Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian Dari Kepling

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Obesitas menyebabkan 10,3% dari seluruh kematian di dunia. Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab utama kematian di dunia. Secara gelobal 1,6 miliar kaum dewasa kegemukan dan 400 juta di antaranya mengalami obesitas. Sementara kepasifan fisik berada di urutan keempat penyebab kematian dunia. Pada hal, 31% masyarakat dunia dari semua umur 60% - 85% kaum dewasa di dunia tidak aktif secara fisik (Lakshita, 2012).

Angka kejadian obesitas di berbagai negara terus meningkat. Prevalensi obesitas di Inggris pada tahun 1980 hanya 7%, lalu meningkat menjadi 23% pada tahun 2005. Pada tahun 1999, 61% penduduk Amerika menderita overweight ( 27% diantaranya obesitas). Kemudian pada tahun 2007 meningkat menjadi 66% ( 32% diantarara obesitas), hasil survey nasional Indonesia tahun 1989 – 1992 menunjukkan bahwa dalam waktu 3 tahun terjadi kenaikan angka obesitas pada balita sebanyak 2%, kenaikan ini harus diwaspadai karna kemungkinan balita yang gemuk akan menjadi dewasa yang gemuk pula. Tahun 1983, Depkes RI menyakan bahwa obesitas merupakan salah satu masalah gizi nasional ( Soegih, 2009).

(18)

Menurut Drektorat Bina Gizi Masyarakat (BGM) Depkes (1999) dalam Almatsier (2002) hasil data antopometri anak balita (BB/U) yang dikumpulkan melalui SUSENAS dan dianalisis oleh Direktorat BGM Depkes menunjukan bahwa dalam 10 tahun yaitu dari tahun 1989-1999 prevalensi gizi lebih pada balita meningkat dari 0,77% hingga 4,48%. Depkes juga menunjukan adanya peningkatan gizi lebih pada balita sebesar 3,3% pada tahun 2000 menjadi 2,5% pada tahun 2003 (Badriah, 2011).

Prevalensi kegemukan pada balita di Indonesia meningkat melampaui angka malnutrisi pada balita. Proses balita gemuk mencapai 14% lebih tinggi dari jumlah balita yang sangat kurus, dan kurus yakni 6% dan 7,2% atau 13,3% pada tahun 2010. Sementara pada tahun 2007 menunjukan angka presentasi balita gemuk mencapai 12,2%. (Warastri, 2011)

Menurut Rahayu Sedyaningsih, sebanyak 14% balita di Indonesia mengalami obesitas. Tingkat obesitas DKI Jakarta paling tinggi se Indonesia dengan 19,6% dan disusul Sumatra Utara dengan 18,3% pada tahun 2010 (Sedyaningsih, 2011).

Menurut Menkes RI Nafisah Mboy, di perkirakan 14,2% pada tahun 2010. Balita di Indonesia mengalami gizi lebih dan Kegemukan (Obesitas). Kelebihan gizi merupakan resiko utama penyakit tidak menular (PTM) yang juga merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia (Mboy, 2013).

(19)

Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah di lakukan peneliti, peneliti melihat ada nya balita dengan obesitas di Lingkungan XIX sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan umur di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

(20)

2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan pendidikan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada berdasarkan pekerjaan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan sumber informasi di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

5. Untuk mengetehui Distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan paritas di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

6. Untuk mengetahui distribusi ibu yang memepunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan frekuensi makan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang Obesitas pada balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

1.4.2 Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

M 4

(21)

1.4.3 Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah di peroleh selama masa Perkuliahan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni,indra penglihatan,penciuman, pendengaran, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang tercakup dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

(23)

2) Memahami (comprehensip).

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication).

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

4) Analisa (Analysis).

Analisa adalahsuatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan data sebagainya.

5) Sintesis (synthesis).

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghiburkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.Misalnya,dapat menyesuaikan dan lain sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.

(24)

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

2.2. Balita

2.2.1 Defenisi Balita

Balita atau dikenal juga anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun, sedangkan usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi atau pada masa remaja nantinya, rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah adalah berkisar 3- 3,5 Kg untuk berat badan dan sekitar 6 cm untuk ketinggian. Anak-anak pada periode usia ini tetap mempunyai dorong pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan periode peningkatan masukan dan nafsu makan. Ketika memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang anak juga akan berkurang. Adanya variasi dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak (Sulistyoningsih, 2011).

(25)

Masa prasekolah adalah suatu periode waktu sebelum anak mulai mendapatkan pendidikan formal kurang lebih sekitar usia 3-5 tahun, masa pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun dibagi menjadi 2 tahapan yaitu masa Todder dan massa prasekolah. Periode umur untuk tahapan ini adalah 1-5 tahun.

a. Massa Todder

Pada umumnya massa Todder diartikan sebagai usia anak antara 1-3 tahun. Usia Todder adalah periode peralihan dari bayi kekategori usia anak. Tahap ini mempunyai Karakteristik pertumbuhan fisik yang cepat dan menyolok serta kemampuan motoriknya yang sudah mulai stabil. Dan penjelajahan terhadap lingkungan dan perkembangan kemampuan berbahasa pun sudah mulai menonjol.

b. Massa Prasekolah

Usia Prasekolah didefenisikan sebagai anak yang berusia di atas 3-5 tahun. Sering menyebutnya sebagai Usia Taman Kanak-Kanak. Karakteristik dari perkembangan usia ini adalah bertambahnya kemampuan untuk lebih mandiri, perkembangan sosial meningkat, senang berkumpul dengan teman sebayanya, Dan kemampuan berbahasa dan kemampuan untuk mengatur perilakunya lebih baik. (Badriah, 2011).

(26)

2.2.2 Obesitas

Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jantung lemak secara berlebihan diseluruh tubuh, yang merupakan keadaan fatologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Dewi, 2013).

Banyak orang tua merasa senang memiliki balita bertubuh gemuk, mereka beranggapan anak yang gemuk berarti sehat, para orang tua pun membiarkan sang buah hatinya, karena beranggapan anaknya akan berubah menjadi kurus saat dewasa padahal anggapan ini sangat keliru, banyak penelitian menunjukan balita yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki 2/3atau lebih dari 66% kecenderungannya untuk tetap terkena obesitas meski sudah beranjak dewasa kegemukan dan obesitas erat kaitannya dengan kelebihan gizi, Di Indonesia permasalahan kelebihan gizi makin meningkat dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir. (Kartika, 2013).

Obesitas adalah permasalahan umum yang dialami anak-anak pada masa sekarang ini, Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Anak kita yang lugu tidak tentu tidak memahami bahaya tersebut, maka dari itu orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan anaknya, Anak harus tetap sehat dan tidak sering sakit-sakitan, oleh karana itu orang

(27)

tua harus mengetahui apa penyebab dan bagaimana cara mencegah dan mengatasi masalah obesitas pada anak-anaknya. ( Nirwana, 2012).

Obesitas bisa dilihat langsung dari berat badan anak. Berat badan anak antara usia 0-6 bulan biasanya bertambah 682 gram per bulan. Berat badan bayi meningkat dua kali lipat setelah usia 5 bulan, yaitu antara 6-12 bulan. Berat bayi usia ini meningkat 341 gram perbulan. Berat bayi meningkat tiga kali lipat, ketika bayi beranjak usia 12 bulan. Berat badan bayi akan meningkat empat kali lipat dari berat lahir pada usia 2 tahun. Dan pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kilo gram per tahun. (Nirwana, 2012).

2.2.3 Penyebab Obesitas

Secara ilmiah obesitas dapat terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas cenderung dipengaruhi oleh turunan dari keluarga. Apabila ada orang tua yang obesitas dalam keluarga, kemungkinan anaknya juga akan menderita obesitas. Namun, tidak sedikit dari ahli kesehatan menilai bahwa faktor genetik bukanlah penentu dominan dalam obesitas pada anak. Obesitas pada anak juga ditentukan oleh faktor risiko lainnya (Lakshita, 2012).

(28)

Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami obesitas, di antaranya:

1. Faktor genetik

Faktor genetik ini merupakan faktor turunan dari orang tua. Faktor ini lah yang sulit untuk dihindari. Apabila ibu dan bapak anak mempunyai kelebihan berat badan, maka ini bisa dipastikan pula akan menurun pada anaknya. Biasanya bisa dipastikan pula menurun pada anaknya. Biasanya anak yang berasal dari keluarga yang juga mengalami Overweigt, dia akan lebih beresiko untuk memiliki berat badan berlebih, terutama pada lingkungan dimana makanan tinggi kalori selalu tersedia dan aktifitas fisik tidak terlalu diperhatikan (Nirwana, 2012)

a. Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan

Maraknya restoran cepat saji merupakan salah suatu faktor penyebab. Anak-Anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan siap disaji. Padahal makanan seperti itu umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan Obesitas. Orang tua yang sibuk sering menggunakan makanan siap cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak-anak mereka, walaupun kandung gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan (Nirwana, 2012).

(29)

b. Minuman ringan

Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan soft drink terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadi anak-anak sangat menggemari minuman ini (Nirwana, 2012)

c. Kurangnya aktifitas fisik

Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan (Nirwana, 2012).

2. Faktor psikologi

Beberapa anak makan berlebih untuk melupakan masalah, melawan kebosanan, atau meredam emosi, seperti stres. Masalah-masalah inilah yang menyebabkan terjadinya Overweight pada anak (Nirwana 2012).

(30)

3. Faktor keluarga

Jika orang tua selalu membeli makanan ringan, seperti biskuit, chips, dan makanan tinggi kalori yang lain, hal ini juga berkontribusi pada penigkatan berat badan anak. Jika orang tua dapat mengontrol akses anak ke makanan yang tinggi kalori, mereka dapat membantu anaknya untuk menurunkan berat badan (Nirwana, 2012).

4. Faktor sosial ekonomi

Anak yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami obesitas. Karena mereka tidak pernah memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak, yang terpenting bagi keluarga yang kurang mampu, mereka bisa makan Memprioritaskan makanan yang sehat dan olahraga dalam keluarga membutuhkan membutuhkan waktu dan uang Itulah yang membuat anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang kelebihan berat badan (Nirwana, 2012).

Sejak dahulu banyak orang berpendapat bahwa bayi gemuk artinya sehat dan lucu, Akibatnya sering kali banayk ibu justru berupaya semaksimal mungkin membuat anakanya montok, termasuk dengan memberikan makanan yang membuat berat badan si kecil melonjak. Salah satu penyebab obesitas pada Balita adalah faktor keturunan, terutama jika orang tua mengidap penyakit diabetes, maka anak-anaknya berisiko untuk mengalami obesitas pada usia muda. Bahkan, meskipun ketika balita

(31)

mereka memiliki berat badan yang normal. Tapi bukan berarti jika ibu dan pasangannya bebas diabetes maka sikecil juga tak bisa mengalami obesitas.Faktor utama penyebab obesitas pada balita adalah kebiasaan hidup sehari-hari, seperti pola makan, aktivitas, dan pola istirahat yang diterapkan pada sikecil. Makin banyak tersedia jenis makanan dan cemilan bagi sikecil sebaiknya, ibu tetap mengutamakan faktor kesehatan dalam memiliki jenis makanan bagi sang buah hati. Jangan berlebihan dalam memberi makanan yang memiliki kadar Karbohidrat dan Lemak yang tinggi seperti: permen dan coklat, minuman yang mengandung banyak gula, makanan cepat saji, kue-kue yang banyak mengandung banyak gula dan coklat, keju dan kacang-kacang dan lain-lain. Bukan berarti si kecil sama sekali tidak boleh mengkonsumsi makanan-makanan tersebut selama porsi dan frekuensinya tidak berlebihan. Meningkatnya kasus kegemuikan pada anak balita akan memicu peningkatan Risiko penyakit Kardiovaskuler, Kanker, Diabetes, Kelainan otot, Hingga kelainan pernapasan, namun dampak ini tidak muncul seketika pada anak kegemukan bukan bererti penyakit infeksi, tetapi bersipat Kronis yang dampaknya muncul saat mereka dewasa. Penyakit-penyakit ini muncul bersama dengan penurunan metabolisme tubuh akibat kegemukan, namun dampak ini dapat dikurangi jika kegemukan pada balita segera ditangani. (Sekartini, 2011)

(32)

2.2.4 Dampak dan Akibat Obesitas

Obesitas berdampak banyak pada anak, akibat dari obesitas adalah diabetes, darah tinggi atau penyakit jantung. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasa menyerang orang dewasa, tetapi bersama perkembangannya zaman penyakit tersebut kini bisa menyerang pada anak-anak. Penyakit itu akibat timbunan lemak, kolesterol dan gula yang mengendap pada tubuh anak, selain itu gangguan pernapasan atau asma juga termasuk salah satu penyakit yang menyerang obesitas. Gangguan pernafasan atau asma beresiko lebih besar dialami oleh anak-anak yang mengalami obesitas. Anak yang mengalami berat badan atau kegemukan juga sering mengalami gangguan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebih pada organ-organ yang seharusnya berkembang. (Nirwana, 2012).

Pola makan ketika bayi akan memberikan dampak hingga ia dewasa. Pemberian makanan padat sebelum usia anak 4 bulan akan meningkatkan resiko obesitas. Pemberian Asi ekslusif ketika bayi dapat menjadi solusi bagi kebutuhan gizi anak. Orangtua hendaknya memodifikasi makanan anak dengan memberi anak mereka makanan sehat yang cukup serat dan seimbang gizi. Hindarkan anak dari kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji. Berikan lah makanan yang bervariasi setiap harinya dengan kandungan gizi yang seimbang. Hiaslah makanan yang disediakan orangtua dibandingkan makanan cepat saji. (Lakshita,2012).

(33)

Salah satu penyebab kegemukan adalah pola makan tidak seimbang, kelebihan kalori disebabkan banyaknya konsumsi gula, sementara kelebihan protein dipicu banyak konsumsi susu, sejumlah balita yang diteliti mengkonsumsi susu hingga delapan gelas perhari, kondisi ini membuat asupan gizi lain menjadi kurang kerana sipat susu yang mengenyangkan, apalagi susu nya jenis fuul creame (Tinggi lemak) dan ditambah gula. (Bardosono, 2011).

Masalah ini harus segera diatas karena kelebihan gizi terutama pada anak usia dini dapat mengakibatkan penyakit-penyakit yang tidak menular seperti penyumbatan pembuluh darah di otak yang memicu stroke penyumbatan pembuluh darah di jantung dan diabetes. Jika tidak segera ditanggani, biaya penanggulangan akibat obesitas bakal meningkat, dampak buruk bila dibiarkan banyak sekali pada janin dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun antara lain ukuran dan komposisi tubuh termasuk otak dan organ internal tidak seimbang gangguan fisiologi dan metabolik serta dampak buruk anak dan dewasa antara lain kemampuan kognitif buruk, obesitas, rentan infeksi, dan penyakit degeneratip lainnya. (Kartika , 2013)

(34)

2.2.5 Gizi Untuk Balita

1. Peranan Gizi Bagi Perkembangan Otak dan Motorik Balita

Usia 1-5 tahun adalah periode penting dalam tumbuh kembang anak. Masa ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan dengan cepat yang merupakan landasan bagi perkembangan anak selanjutnya.

a. Peranan Gizi Terhadap Perkembangan Otak

Apabila asupan makanan balita tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang di butuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dalam otak sehingga otak tidak mampu berfungsi secara normal. (Dewi, 2013)

b. Peranan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik

Kekuranagan Gizi pada balita dapat mengakibatkan keterlambatan

perkembangan motorik yang meliputi perkembangan emosi, tingkah laku. Umumnya anak akan mengisolasi dirinya, apatis ( hilang kesadaran diri) , dan tidak mampu berkonsentrasi. (Dewi, 2013)

(35)

2.2.6 Pemantaun status gizi

Pemantaun pertumbuhan balita dapat dilakukan dengan menggunakan kms,

sedangkan untuk anak sekolah dengan istilah kms as ( Kartu menuju sehat anak sekolah) pengukuran berat badan secara rutin setiap bulan sangat penting dilakukan untuk melihat grafik pertumbuhan anak, anak yang sehat dan terpenuhi kebutuhan gizi nya akan memiliki grafik pertumbuhan yang mengikuti garis hijau pada kartu sehat. (Sulistyoningsih, 2011).

2.2.7 Kebutuhan gizi pada balita

Makanan balita seharusnya berpedoman pada gizi yang seimbang, serta harus memenuhi standar kecukupan gizi balita. Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup dan mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Dengan gizi seimbang maka pertumbuhan dan perkembangan balita akan optimal dan daya tahan tubuhnya akan baik sehingga tidak mudah sakit. (Dewi, 2013).

2.3. Karakteristik Ibu 2.3.1 Umur

Umur adalah lamanya usia seseorag hidup dihitung dari tahunnya yang terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2003).

(36)

2.3.2 Pendidikan

Semakin tinggi dan formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula tingkat pengetahuan yang bersifat intelektual yang dimiliki seseorang tersebut (Hurlock, 2004).

2.3.3 Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat memepengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2011).

2.3.4 Paritas

Paritas adalah Jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu yang hidup maupun yang mati., paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut maternal, paritas lebih dari 3 memepunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal, paritas lebih dari 3 dapat di kurangi atau dicegah dengan keluarga berencana (Sarwono, 2005).

(37)

2.3.5 Sumber Informasi

Saluran untuk menyampaikan Informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah menerima pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Salah satu upaya promosi kesehatan untuk merealisasikan perubahan perilaku kesehatan yang lebih efektif adalah dengan pemasaran sosial. Media massa ini dibagi menjadi 3 yaitu media cetak, Media Elektronik, Media papan (bil board) (Notoatmodjo, 2003).

Sumber Informasi dapat meningkatkan pengetatuan seseorang dari media massa yang ada seperti televisi, radio dan internet serta dari media cetak seperti majalah kesehatan dan lain sebagainya. Jaringan sosial juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang seperti membantu meningkatkan pengetahuan dengan menyarankan strategi-strategi alternatif yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan mengajak orang–orang berfokus pada aspek-aspek pengetahuan yang lebih positif (Niven, 2004).

2.3.6 Frekuensi Makan Balita

Makan berlebihan. Trend yang ada sekarang ini adalah banyak makanan yang tinggi lemak dan gula. Banyak anak balita yang makannya hanya 2 kali sehari lebih gemuk dibandingkan anak balita yang makan 3 kali sehari. Hal ini menunjukan bahwa sering makan dalam jumlah sedikit lebih baik dari pada jarang makan tetapi dalam porsi besar. Pada anak penyebab yang paling sering adalah seperti makanan tambahan diberikan terlalu dini, pemberian pengganti Asi terlalu berlebihan,

(38)

memberikan makan yang tinggi lemak dan dan gula yang berlebihan, suka ngemil merupakan biang kerok obesitas, frekuensi ngemil paling tinggi adalah pada sore dan malam hari pasal nya ngemil tidak menimbulkan rasa kenyang (Prasetyo, 2013).

(39)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Defenisi Operasional

3.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai Balita dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh penulis yang berupa kuesioner yang di kategorikan menjadi: c. Baik d. Cukup e. Kurang Karakteristik Ibu : 1. Umur 2. Pendidikan Ibu 3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi 5. Paritas 6. Frekuensi makan

Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang

(40)

3.2.2 Umur

Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir yamg dinyatakan dalam tahun yang di kategorikan menjadi :

1. 20 - 27 tahun 2. 28 - 33 tahun 3. 34 - 40 tahun 3.2.3 Pendidikan

Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah di selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi :

1. SD 2. SMP 3. SMA

4. Perguruan Tinggi / Akademi

3.2.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang di kerjakan secara rutinitas yang di kategorikan menjadi:

1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta

(41)

3. Pegawai Swatas 4. PNS

3.2.5 Sumber Informasi

Sumber informasi adalah dari mana ibu memperoleh sumber informasi tentang Obesitas pada Balita yang di kategorikan menjadi:

1. Teman atau keluarga 2. Tenaga kesehatan 3. Media cetak

4. Media elektronik : radio,tv,internet. 3.2.6 Paritas

Paritas adalah jumlah kelahiran yang menghasilkan janin hidup atau mati yang di kategorikan menjadi:

a. Primipara ( 1 orang anak) b. Scundipara (2 orang anak) c. Multipara (3-5 0rang anak)

(42)

3.2.7 frekuensi makan

Frekuensi makan adalah jumlah porsi atau takaran makan balita sehari sesuai dengan porsi yang di butuhkan yang dikategorikan menjadi:

a. 1-2x sehari b. 3x sehari c. >3x sehari

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Gambaran Ibu Yang Mempunyai Balita tentang Obesitas pada balita Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dengan alasan belum pernah di lakukan penelitian tentang Obesitas pada balita.

(43)

3.4.2 Waktu Peneliti

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah mulai dari Tangal 22 Juli sampai 20 Agustus 2013.

3.5 Populasi Dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah subjek penelitian. Populasi mewakili karakteristik yang ingin didapatkan oleh penelitian dimaksud (Zaluchu, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 108 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 52 orang. Cara mengambil sambel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling (acak sederhana) yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan data yang sesuai dengan maksud dan kapasitas yang diinginkan peneliti.

Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

=

(44)

Keterangan: n= Besar Sampel N= Besar populasi d= Tingkat Kepercayaan Maka: = 108 1 + 108 (0, 1 ) = 108 2,08 = 51,9 orang = 52

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang di susun oleh penulis berdasarkan teoritisnya. Penulis memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian.Untuk mengisi kuesioner, penelitian mendatangi ibu-ibu yang tinggal Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 menjadi sampel.

(45)

3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20 buah.Masing-masing pertanyaan akan di beri skor sebagai berikut :

1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 ) 2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 )

Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus :

= x 100% Keterangan

S : Skor

X : Jawaban

R : Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ).

Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan ke dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori standart absolute sebagai berikut.

1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 ( 76-100 % ) 2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 ( 56-75 % )

3. Pengetahuan kurang,apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% ) (Nursalam, 2008).

(46)

Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut : 1. Editing

Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah dikumpulkan melalui koesioner. Dalam penelitian ini data yang terkumpul dengan lengkap tidak ada kesalahan atau kekurangan.

2. Coding

Setelah data diperiksa kemudian diberi kode tertentu dari setiap jawaban responden sesuai dengan variabel yang diteliti dan pengelopokannya untuk mempermudah dalam pengolahan data.

3. Tabulating

Data diberikan kode, kemudian data dikumpulkan lalu dihitung sesuai dengan variabel yang diteliti. Lalu dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.8 Analisa Data

Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan melihat presentasi data yang terkumpul dan ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi. Analisis data dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.

(47)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013 No Pengetahuan Jumlah % 1. Baik 29 55,77 2. Cukup 19 36,53 3. Kurang 4 7,70 Total 52 100%

Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa pengetahuan ibu yang memepunyai

balita tentang obesitas pada balita berpengetahuan baik sebanyak 29 responden (55,77%) berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden (36,53%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden (7,70%).

4.1.2 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Umur Jumlah %

1. 20 - 27 Tahun 18 34,61

2. 28 - 33 Tahun 18 34,62

3. 34 - 40 Tahun 16 30,77

(48)

Dari tabel di 4.2 diketahui bahwa responden berumur 28-33 tahun sebanyak 18 responden ( 34,62%) berdasarkan umur 20-27 tahun sebanyak 18 responden (34,61%) berdasarkan umur 34 – 40 tahun sebanyak 16 responden (30,77%).

4.1.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Pendidikan Jumlah %

1. SD 2 3.85

2. SMP 19 36.53

3. SMA 26 50

4. Perguruan Tinggi/ Akademi 5 9,62

Total 52 100%

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden berpendidikan SMA sebanyak 26 responden (50%) SMP sebanyak 19 responden (36,53%) pendidikan perguruan tinggi / akademi sebanyak 5 responden (9,62%) SD sebanyak 2 responden (3.85%).

4.1 .4 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013. No Pekerjaan Jumlah % 1. IRT 45 86.53 2. Wiraswasta 5 9.62 3. Pegawai swasta 2 3.85 4. PNS 0 0 Total 52 100%

(49)

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan pekerjaan IRT sebanyak 45 responden (86,53%) wiraswasta sebanyak 5 responden (9,62%) pegawai swasta sebanyak 2 responden (3,85%) dan tidak ada responden dari PNS.

4.1. 5 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.5 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber

Informasi di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Sumber Informasi Jumlah %

1. Teman / Keluarga 2 3,85

2. Tenaga Kesehatan 39 75

3. Media Cetak 4 7,69

4. Media Elektronik 7 13,46

Total 52 100 %

Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan sumber Informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 39 responden (75%) media elektronik sebanyak 7 responden (13,46%) media cetak sebanyak 4 responden (7,69%) media teman / keluarga sebanyak 2 responden (3,85%).

4.1.6 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas

Tabel 4.6 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasatrkan Paritas di Lingkungan XIX kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013. No Paritas Jumlah % 1. Primipara 14 26,93 2. Scundipara 21 40,38 3. Multipara 14 26,93 4. Grandemultipara 3 5,76 Total 52 100%

(50)

Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahiu bahwa responden dari scundipara sebanyak 21 responden (40,38%) primipara sebanyak 14 responden (26,93%) multipara sebanyak 14 responden (26,93%) grandemultipara sebanyak 3 responden (5,76%).

4.1.7 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan

Tabel. 4.7 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Frekuensi Makan Jumlah % 1. 1-2x sehari 8 15,40

2. 3 x sehari 34 65,35

3. > 3 x sehari 10 19,25

Total 52 100%

Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi makan 3x sehari sebanyak 34 responden (65,35%) frekuensi makannya > 3x sehari sebanyak 10 responden (19,25%) frekuensi makannya 1-2x sehari sebanyak 8 responden (15,40%).

4.1.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Umur

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1 20-27 Tahun 10 55,56% 6 33,33% 2 11,11% 18 100

2. 28-33 Tahun 11 61,11% 6 33,33% 1 5,56% 18 100

(51)

Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 18 responden yang berumur 28-33 tahun 11 responden berpengetahuan baik (61,11%) 6 responden berpengetahuan cukup (33,33%) dan 1 responden berpengetahuan kurang (5,56%) dari 18 responden yang berumur 20-27 tahun 10 responden berpengetahuan baik (55,56%) 6 responden berpengetahuan cukup (33,33%) dan 2 responden berpengetahuan kurang (11,11%) Dari 16 responden yang berumur 34-40 tahun 8 responden yang berpengetahuan baik (50%) 7 responden yang berpengetahuan cukup (43,75%) dan 1 responden yang berpengetahuan kurang (6,25%)

4.1.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013

No Pendidikan

Jumlah Baik Cukup Kurang

f 0% f 0% f % f % 1. SD 1 50% 0 0% 1 50% 2 100 2. SMP 9 47,36% 7 36,84% 3 15,78% 19 100 3. SMA 15 57,69% 11 42,30% 0 0% 26 100 4. Perguruan tinggi/ Akademi 4 80% 1 20% 0 0% 5 100

Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui dari 26 responden yang berpendidikan SMA 15 responden berpengetahuan baik (57,69%) 11 responden berpengetahuan cukup (42,30%) dan responden berpengetahuan kurang tidak ada. dari 19 responden yang berpendidikan SMP 9 responden yang berpengetahuan baik (47,36%) 7 responden yang berpengetahuan cukup (36,84%) dan responden berpengetahuan

(52)

kurang tidak ada. dari 5 responden berpendidikan perguruan tinggi/Akademi 4 responden yang berpengetahuan baik (80%) 1 responden berpengetahuan cukup (20%) dan tidak ada berpengetahuan kurang, dari 2 responden yang berpendidikan SD 1 responden berpengetahuan baik (50%) 1 responden yang berpengetahuan kurang (50%) dan cukup tidak ada.

4.1.10 Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Balita Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013

No Pekerjaan

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1. IRT 24 53,33% 17 31,11% 4 88,88% 45 100 2. Wiraswasta 4 80% 1 20% 0 0% 5 100 3. Pegawai Swasta 1 50% 1 50% 0 0% 2 100 4. PNS 0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui dari 45 responden yang bekerja sebagai IRT 24 responden berpengetahuan baik (53,33%) 17 responden berpengetahuan cukup (31,11%) dan 4 responden yang berpengetahuan kurang (8,88%), dari 5 responden yang bekerja sebagai sebagai wiraswasta 4 responden yang berpengetahuan baik (80%) 1 responden yang berpengetahuan cukup (20%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, dari 2 responden yang bekerja sebagai pegawai swasta 1 responden yang berpengetahuan baik (50%) 1 responden yang

(53)

berpengetahuan cukup (50%) tidak ada responden yang berpengetahuan kurang dan tidak ada responden yang PNS berpengetahuan baik cukup dan kurang.

4.1.11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Sumber Informasi

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f % 1. Keluarga Teman 2 100% 0 0% 0 0% 2 100 2. Tenaga Kesehatan 22 56,42% 14 35,89% 3 7,69% 39 100 3. Media Cetak 3 75% 1 25% 0 0% 4 100 4. Media Elektronik 2 28,57% 4 57,14% 1 14,29 % 7 100

Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari 39 responden yang memperoleh informasi dari tenaga kesehatan 22 responden yang berpengetahuan baik (56,42%) 14 responden yang berpengetahuan cukup (35,89%) dan 3 responden yang berpengetahuan kurang (7,69%) dari 7 responden yang mendapatkan informasi dari media elektronik 4 responden yang berpengetahuan cukup (57,14%) dan 2 responden yang berpengetahuan baik (28,57%) dan1 responden yang berpengetahuan kurang (14,29%) dari 4 responden yang mendapatkan informasi dari media cetak 3 responden yang berpengetahuan baik (75%) 1 responden yang berpengetahuan cukup(25%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang Dari 2 responden

(54)

yang mendapatkan sumber informasi dari teman / keluarga 2 responden yang berpengetahuan baik (100%), dan tidak ada responden yang berpengetahuan cukup dan kurang.

4.1.12 Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Paritas

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1. Primipara 8 57,14% 6 42,86% 0 0 % 14 100%

2. Scundipara 12 57,14.% 8 38,09% 1 4,77% 21 100%

3. Multipara 8 57,14% 4 28,57% 2 14,29% 14 100%

4. Grandemultipara 1 33,33% 1 33,33% 1 33,34% 3 100%

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui dari 21 responden yang scundipara 12 responden yang berpengetahuan baik (57,14%) 8 responden yang berpengetahuan cukup (38,09%) dan 1 responden yang berpengetahuan kurang dari 14 responden yang primipara 8 responden yang berpengetahuan baik (57,14%) 6 responden yang berpengetahuan cukup (42,86%) dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, dari 14 responden yang multipara 8 responden yang berpengetahuan baik (57,14%) 4 responden yang berpengetahuan cukup (28,57%) 2 responden yang berpengetahuan kurang (14,29%) dari 3 responden yang grandemultipara 1 responden yang berpengetahuan baik (33,33%) 1 responden yang berpengetahuan kurang (33,34%) dan yang berpengetahuan cukup tidak ada

(55)

4.1.13 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan.

Tabel 4.13 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan di Lingkungan XIX Kel.Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

No Frekuensi Makan

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

f % f % F % f %

1. 1-2x sehari 7 87,5% 1 12,5% 0 0 8 100%

2. 3x sehari 18 52,94% 13 38,23% 3 8,82% 34 100%

3. > 3x sehari 4 40% 5 50% 1 10% 10 100%

Dari tabel 4.13 diatas dapat diketahuai dari 34 responden yang Frekuensi Makannya 3x sehari berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (52,94%) berpengetahuan cukup sebanyak 13 responden (38,23%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 responden (8,82%) Dari 10 responden yang Frekuensi Makannya >3x sehari Berpengetahuan cukup sebanyak 5 responden(50%) berpengetahuan baik sebanyak 4 responden,dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 responden (10%) Dari 8 responden yang Frekuensi makannya 1-2x sehari berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (87,5%) berpengetahuan cukup sebanyak 1 responden(.12,5%) dan tidak ada yang berpengetahuan kurang.

(56)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Umur

Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013

Dari diagram 4.1 di atas dapat diketahui bahwa responden yang berumur 28-33 tahun berpengetahuan baik sebesar 61,11 % umur 20-27 tahun berpengetahuan baik sebesar 55,56 % dan umur 34-40 tahun berpengetahuan baik sebesar 50%.

Menurut Hurlock (2004) umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru, umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru dan harapan baru. Dengan meningkatnya umur semakin panjang rentang waktu untuk mencapai pengalaman dan pengetahuan yang baik sehingga dengan meningkatnya umur semakin luas pengalaman yang dimiliki.

0 10 20 30 40 50 60 70

20-27 tahun 28-33 tahun 34-40 tahun

55,56 61,11 50 33,33 33,33 43,75 11,11 5,56 6,25 Baik cukup kurang

(57)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang mempunyai balita yang berumur 28-33 tahun di sebabkan karena bertambahnya umur dapat mempengaruhi pengalaman ibu sehingga memperoleh pengetahuan dan informasi dari berbagai sumber yang mereka peroleh. Dan juga adanya kemauan ibu untuk mengetahui sesuatu hal yang baru seperti obesitas pada balita.

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pendidikan

Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013

Dari diagram 4.2 diatas dapat diketahui responden berpendidikan perguruan

Tinggi/akademik berpengetauan baik sebesar 80% berpendidikan SMA

berpengetahuan baik sebesar 57,69% berpendidikan SD berpengetahuan baik dan kurang sebesar 50% berpendidikan SMP berpengetahuan baik sebesar 47,36%.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

SD SMP SMA Perguruan tinggi

/ Akademi 50 47,36 57,69 80 0 36,84 42,3 20 50 15,78 0 0 baik cukup kurang

(58)

Harlock ( 2004), Semakin tinggi dan formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula tingkat pengetahuan yang bersifat intelektual yang dimiliki seseorang tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang berpendidikan SMA dan perguruan tinggi/akademi, hal ini di sebabkan karena semakin tinggi pendikan seseorang maka semakin bertambah pengetahuan yang didapatkan baik dari pendidikan maupun dari pengalaman ibu.

(59)

4.2.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan.

Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013.

Dari diagram 4.3 diatas dapat diketahui yang bekerja sebagai Wiraswasta yang berpengetahuan baik sebesar 80% yang bekerja sebagai IRT yang berpengetahuan baik sebesar 53,33% yang bekerja sebagai pegawai swasta yang berpengetahuan baik sebesar 50%.

Menurut Notoatmodjo (2011) Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat memepengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

IRT wiraswasta Pegawai swasta

53,33 80 50 31,11 20 50 8,88 0 0 Baik Cukup Kurang

(60)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang mempunyai balita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga di sebabkan karena ibu lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah tetapi ibu memiliki pengalaman sebelumnya dan ibu juga bisa mendapatkan informasi dari anggota keluarganya seperti suami sehingga dapat menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan ibu.

4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pad Balita Berdasarkan Sumber Informasi.

Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan denai Tahun 2013. Dari diagram 4.4 diatas dapat diketahui Sumber Informasi Keluarga / Teman yang berpengetahuan baik sebesar 100% Media cetak yang berpengetahuan baik

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Keluarga dan Teman Tenaga Kesehatan

media cetak media

elektronik 100 56,42 75 28,57 0 35,89 25 57,14 0 7,69 0 14,28 Baik Cukup Kurang

(61)

sebesar 75% Media Elektronik yang berpengetahuan cukup sebesar 57,14% dan Tenaga Kesehatan berpengetahuan baik sebesar 56,42%.

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa sumber informasi diperoleh dari berbgai sumber yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Jika seseorang mendapatkan informasi maka dia akan memperoleh pengetahuan yang luas.

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti berasumsi bahwa sumber informasi merupakan sumber atau media tentang apa yang orang - orang inginkan sehingga dapat mempengaruhi orang yang memperolehnya. Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang mempunyai balita mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan disebabkan karena informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan, cukup jelas, mudah di pahami dan dimengerti karena menggunakan metode yang tepat, dan tenaga kesehatan lebih dipercaya oleh ibu karena berkompeten di bidang kesehatan.

Gambar

Tabel  4.3     Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan di  Lingkungan XIX Kel
Tabel  4.6        Distribusi  Ibu  Yang  Mempunyai  Balita  Berdasatrkan  Paritas  di  Lingkungan  XIX kel
Tabel 4.8  Distribusi  Frekuensi  Pengengetahuan  Ibu  Yang  Mempunyai  Balita  Berdasarkan  Umur  di  Lingkungan  XIX  Kel
Tabel 4.9  Distribusi  Frekuensi  Pengetahuan  Ibu  Yang  Mempunyai  balita  Berdasarkan  Pendidikan  di  Lingkungan  XIX  Kel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1) Dari 30 orang petugas kebersihan, 20 orang mempunyai beban kerja yang terlalu rendah

- Tertib dalam membuat rangkaian - Kerjasama dalam kelompok (kelompok presentator) Memiliki pemahaman (menjelaskan dan memberikan contoh) mengenai aljabar boolean

Aydarkul-Arnasay-Tuzkan Lakes System (AALS) is an artificially man-made ecosystem created within the last 40 years on the former Aydarkul desert salt depression,

dinyatakan bahwa pemahaman konsep dan pemecahan masalah masalah pada materi KK3 dari siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dari

Dengan ini diberitahukan bahwa, setelah diadakan penelitian oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa menurut ketentuan yang berlaku dan berdasarkan Surat Penetapan

Berdasarkan hasil pengujian model dengan Structural Equation Modeling (SEM) dapat disimpulkan loyalitas dipengaruhi langsung oleh kepuasan, kepuasan dan persepsi

Example of memorized pattern in a network with 30 coupled bistable units (panel a) and convergence to this state (panel c) from random initial configuration (panel b).. White

Bila praktikum dilakukan melibatkan kerjasama dengan stakeholder dari luar, maka bimbingan juga dapat dilakukan oleh pihak yang bersangkutan. Setelah praktikum selesai,