• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR FAKTOR EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMALL PRODUCT COCA COLA SALES CENTER SEMARANG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FAKTOR FAKTOR EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMALL PRODUCT COCA COLA SALES CENTER SEMARANG BARAT"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKUITAS MEREK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

SMALL

PRODUCT

COCA-COLA

SALES CENTER

SEMARANG BARAT

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Vivin Anita Widyasari NIM 7350406046

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada :

Hari : Tanggal :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra.Suhermini, M.Si Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 194807121976032001 NIP. 196801021992031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji Skripsi

Dra. Murwatiningsih, MM NIP. 195201231980032001

Anggota I Anggota II

Dra.Suhermini, M.Si Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 194807121976032001 NIP. 196801021992031002

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya. Pendapat atau temuan lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Januari 2011

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tidak ada jaminan kesuksesan, namun tidak mencobanya adalah jaminan kegagalan. (Bill Clinton)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan

doa, kasih sayang dan perhatian sampai saat ini.

(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Small Product Coca-cola Sales Center Semarang Barat”. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan, dukungan dan saran dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis akan menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Sugiharto, M.Si, Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin observasi dan penelitian.

4. Dra. Suhermini, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Drs. Ade Rustiana, M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Dra. Murwatiningsih, MM. Penguji yang telah menguji skripsi dan memberikan

bimbingan, pengarahan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

7. Seluruh staf dan dosen pengajar jurusan Manajemen yang telah membimbing dan memberikan ilmunya.

8. Segenap karyawan bagian pemasaran PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java yang telah memberikan kesempatan dan mendukung penyelesaian skripsi ini.

(7)

vii

10. Nur Ari Dani yang selalu memberi dukungan, semangat dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.

11. Sahabatku Ani, Erni, Juna, Linda, Iin, Rara, Cix Yun, dan Uus yang telah memberi semangat dan masa-masa indah dalam hidupku.

12. Teman-teman Manajemen angkatan 2006 yang senantiasa memberi motivasi dan bantuannya.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan Rekan-rekan semua mendapat balasan dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Semarang, Januari 2011

(8)

viii

SARI

Vivin Anita Widyasari, 2011, Pengaruh faktor-faktor ekuitas merek terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat. Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 113 halaman. Pembimbing I. Dra. Suhermini, M.Si. II. Drs. Ade Rustiana, M.Si Kata Kunci: Kesadaran merek, Persepsi kualitas, Asosiasi merek, Loyalitas merek, Keputusan pembelian.

Banyaknya merek yang beredar di masyarakat membuat persaingan antar merek produk semakin ketat, hanya produk yang mempunyai ekuitas merek yang tinggilah yang dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen small product

coca-cola sales center Semarang Barat. Sampel ditentukan dengan teknik

accidental sampling, ukuran sampel ditentukan berdasarkan iterasi dan diperoleh 130 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan koefisien determinasi.

Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi liner berganda Y= 5,133 + 0,226X1 + 0,129X2 + 0,107X3 + 0,167X4. Hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 33,902 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Berdasarkan uji parsial diperoleh thitung kesadaran merek 4,021 dengan signifikansi 0,000, thitung persepsi kualitas 2.556 dengan signifikansi 0,012, thitung asosiasi merek 2.825 dengan signifikansi 0,005 dan thitung loyalitas merek diperoleh 3.891 dengan signifikansi 0,000, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima. Hasil koefisien determinasi sebesar 0,505 artinya 50,5% variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek serta sisanya 49,5% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

(9)

ix

DAFTAR ISI

        

Halaman

 

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN... ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1. Merek ... 10

2.2. Ekuitas Merek ... 11

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ekuitas Merek ... 14

2.4. Perilaku Konsumen... 26

2.5. Penelitian Terdahulu ... 32

2.6. Kerangka Berpikir ... 35

2.7. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1. Populasi ... 40

(10)

x

3.3. Variabel Penelitian ... 43

3.4. Sumber Data ... 49

3 5. Pengumpulan Data ... 50

3.6. Validitas dan Realibilitas ... 51

3.7. Metode Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1. Hasil Penelitian ... 61

4.2. Pembahasan ... 106

BAB V PENUTUP ... 111

5.1. Simpulan ... 111

5.2. Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Penjualan Small Product wilayah Jawa Tengah ... 5

Tabel 1.2. Data Penjualan Small Product Coca-Cola Sales Center Semarang Barat ... 6

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1. Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Penelitian ... 52

Tabel 3.2. Uji Reliabilitas ... 55

Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Usia... 64

Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Pendidikan ... 65

Tabel 4.4. Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 65

Tabel 4.5. Distribusi Variabel Kesadaran Merek ... 66

Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Pesan Mudah Diingat ... 67

Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Memakai Slogan Yang Menarik ... 68

Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Memakai Simbol Yang Terkenal ... 69

Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Perluasan Nama Merek ... 69

Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Isyarat Yang Sesuai Dengan Produk ... 70

Tabel 4.11. Distribusi Jawaban Pengulangan Untuk Mengingatkan ... 71

Tabel 4.12. Distribusi Variabel Persepsi Kualitas ... 72

Tabel 4.13. Distribusi Jawaban Kinerja ... 73

Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Pelayanan ... 73

Tabel 4.15. Distribusi Jawaban Ketahanan ... 74

Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Keandalan ... 75

Tabel 4.17. Distribusi Jawaban Karakteristik Produk ... 76

Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Kesesuaian Dengan Spesifikasi ... 76

Tabel 4.19. Distribusi Jawaban Hasil ... 77

Tabel 4.20. Distribusi Jawaban Variabel Asosiasi Merek ... 78

Tabel 4.21. Distribusi Jawaban Atribut Produk ... 79

(12)

xii

Tabel 4.23. Distribusi Jawaban Manfaat Bagi Pelanggan... 80

Tabel 4.24. Distribusi Jawaban Harga Relatif ... 81

Tabel 4.25. Distribusi Jawaban Penggunaan ... 81

Tabel 4.26. Distribusi Jawaban Pengguna ... 82

Tabel 4.27. Distribusi Jawaban Orang Terkenal ... 83

Tabel 4.28. Distribusi Jawaban Gaya Hidup ... 84

Tabel 4.29. Distribusi Jawaban Kelas Produk ... 84

Tabel 4.30. Distribusi Jawaban Pesaing... 85

Tabel 4.31. Distribusi Jawaban Wilayah Geografis ... 86

Tabel 4.32. Distribusi Variabel Loyalitas Merek ... 87

Tabel 4.33. Distribusi Jawaban Pembelian Ulang ... 88

Tabel 4.34. Distribusi Jawaban Peralihan Ke Merek Lain... 88

Tabel 4.35. Distribusi Jawaban Kepuasan Merek ... 89

Tabel 4.36. Distribusi Jawaban Kesukaan Terhadap Merek ... 90

Tabel 4.37. Distribusi Jawaban Komitmen Merek ... 91

Tabel 4.38. Distribusi Variabel Keputusan Pembelian ... 92

Tabel 4.39. Distribusi Jawaban Pengenalan Masalah ... 93

Tabel 4.40. Distribusi Jawaban Pencarian Informasi ... 94

Tabel 4.41. Distribusi Jawaban Evaluasi Alternatif ... 95

Tabel 4.42. Distribusi Jawaban Keputusan Pembelian ... 95

Tabel 4.43. Distribusi Jawaban Perilaku Pasca Pembelian ... 96

Tabel 4.44. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov Smirnov ... 97

Tabel 4.45. Hasil Uji Multikolinieritas ... 99

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Konsep Ekuitas Merek ... 14

Gambar 2.2. Piramuda Kesadaran Merek ... 15

Gambar 2.3. Nilai-Nilai Dari Persepsi Kualitas ... 19

Gambar 2.4. Nilai Asosiasi Merek ... 22

Gambar 2.5. Piramida Loyalitas Merek ... 26

Gambar 2.6. Tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 30

Gambar 2.7. Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 4.1. Grafik Normal P-P Plot ... 98

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 116

Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket ... 125

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 128

Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian ... 136

Lampiran 5. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 154

Lampiran 6. Hasil Regresi ... 157

Lampiran 7. Surat Ijin Observasi ... 159

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ... 160

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dewasa ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk seperti kegunaan suatu produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra terhadap suatu produk. Peningkatan kesadaran konsumen telah membuat konsumen memilih untuk membeli merek yang banyak dikenal, oleh karena itu jika perusahaan ingin mengalahkan pesaing, maka perusahaan harus membuat konsumen untuk membeli merek dan produk perusahaan mereka (Kuang,dkk,2009:135).

Begitu banyak perusahaan dengan hasil produksinya berupa produk yang dijual dipasar tentunya harus dibedakan dengan pesaing, oleh karena itu produk tersebut harus diberi nama, istilah, simbol, desain atau kombinasi diantaranya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakannya dari barang dan jasa para pesaingnya (Tjiptono,dkk,2008:347).

(16)

Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan satu merek, nama dan simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan (Durianto,dkk,2001:4).

Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya dimata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk meraup keuntungan dari waktu ke waktu, oleh karena itu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ekuitas merek dan pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi merek yang akhirnya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekuitas merek antara lain adalah kesadaran merek, persepsi terhadap kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek (Durianto,dkk,2001:3).

Konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal karena dengan membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari berbagai risiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat diandalkan (Durianto,dkk,2001:55).

(17)

Keputusan pembelian konsumen dapat dipengaruhi jika produk memiliki kesadaran merek yang tinggi. Hal ini menjelaskan mengapa sebuah produk dengan kesadaran merek yang lebih tinggi akan memiliki pangsa pasar yang lebih tinggi, untuk itu kesadaran merek konsumen sangat penting bagi perusahaan karena kesadaran merek konsumen dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Durianto,dkk,2001:55).

Persepsi terhadap kualitas dapat membantu konsumen untuk memiliki penilaian subjektif tentang keseluruhan kualitas produk yang membuat produk terus terdiferensiasi, menonjol dan menjadi merek selektif dalam Pikiran konsumen (Kuang,dkk,2009:135).

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen (Durianto,dkk,2001:96).

Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak seseorang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Pada umumnya asosiasi merek menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian pada merek tersebut (Durianto,dkk,2001:67).

Assael mendefinisikan bahwa loyalitas merek adalah kegiatan dimana konsumen memuaskan pengalaman masa lalu mereka dalam penggunaan merek yang sama dan akan menimbulkan perilaku pembelian kembali (Kuang,dkk,2009:137).

(18)

tidaknya seorang pelanggan beralih kemerek produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto,dkk,2001:126)

Saat ini bisnis minuman ringan di Indonesia berkembang dengan pesat. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari toko sampai warung-warung kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Di Indonesia bisnis minuman berkarbonasi diramaikan oleh coca-cola, sprite, fanta, pepsi cola, pepsi biru serta Miranda.

(19)

Tabel 1.1 Data Penjualan Small Product Coca-cola Tahun 2009 WILAYAH JAWA TENGAH

Sales Center Penjualan Target Selisih Persentase

Bawen 12.256 11.478 778 107%

Yogyakarta 39.476 48.980 -9.504 81%

Secang 15.589 20.557 -4.968 76%

Purwokerto 29.764 31.654 -1.890 94%

Pekalongan 36.657 35.623 1.034 103%

Semarang Barat 20.143 33.176 -13.033 61%

Semarang Timur 14.574 22.732 -8.158 64%

Kendal 11.323 16.754 -5.431 68%

Tegal 22.768 23.235 -467 98%

Rembang 31.768 28.176 3.592 113%

Kudus 27.907 29.786 -1.879 94%

Klaten 26.235 22.650 3.585 116%

Kebumen 23.564 25.776 -2.212 91%

Solo 30.786 35.445 -4.659 87%

Sumber: PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa persentase penjualan small product coca-cola sales center Semarang Barat paling rendah bila dibandingkan dengan penjualan small product coca-cola di sales center coca-cola lainnya. Untuk itu penelitian lebih difokuskan pada penjualan small product Coca-cola

sales center Semarang Barat.

Berikut ini merupakan data penjualan small product coca-cola sales center

(20)

Tabel 1.2 Data Penjualan Small Product Coca-cola Sales Center Semarang Barat

SALES

CENTER PRODUK TAHUN PENJUALAN TARGET SELISIH

PERSENTASE PENJUALAN

SEMARANG

BARAT COCA-COLA

2005 45,389 22,603 22.786 201%

2006 41,379 34,51 6.869 120%

2007 34,632 27,916 6.716 124%

2008 29,764 27,01 2.753 110%

2009 20,143 33,176 -13.033 61%

Sumber: PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa penjualan small product coca-cola sales center Semarang Barat tersebut mengalami penurunan dari tahun 2005-2009 dan target penjualan perusahaan pada tahun 2005-2009 tidak dapat tercapai, padahal INTERBRAND sebuah perusahaan riset pemasaran berskala global telah mengakui coca-cola sebagai merek nomor 1 di dunia. Hal ini tidak sesuai dengan teori Durianto,dkk (2001:3) yang menyatakan bahwa semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya dimata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan pembelian. Dari kesenjangan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMALL PRODUCT COCA-COLA SALES CENTER SEMARANG BARAT”.

1.2. Rumusan Masalah

(21)

1. Adakah pengaruh kesadaran merek (brand awarness) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat?

2. Adakah pengaruh persepsi kualitas (perceived quality) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat?

3. Adakah pengaruh asosiasi merek (brand association) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat?

4. Adakah pengaruh loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat?

5. Adakah pengaruh kesadaran merek (brand awarness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian small product

coca-cola sales center Semarang Barat?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek (brand awarness) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

Semarang Barat.

2. Untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas (perceived quality) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

(22)

3. Untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek (brand association) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

Semarang Barat.

4. Untuk mengetahui pengaruh loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat.

5. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek (brand awarness), kesan kualitas (perceived quality), asosiasi merek (brand association), dan loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center Semarang Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, dapat memberikan: 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mengenai penelitian pemasaran mengenai merek.

b. Bagi peneliti lebih lanjut

(23)

2. Manfaat Praktis

(24)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Merek

Penggunaan merek merupakan masalah utama dalam strategi produk, pengembangan produk bermerek menuntut investasi jangka panjang yang sangat besar, khususnya untuk iklan, promosi dan pengemasan Kotler (2005:81).

American Marketing Association dalam Kotler (2000:82) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing.

Sedangkan menurut Simamora (2001:61), merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain.

Menurut Kotler (2005:82), merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena didalamnya tercakup enam pengertian berikut :

1. Atribut Produk

Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. 2. Manfaat

(25)

3. Nilai

Merek menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya

Merek mencerminkan budaya tertentu. 5. Kepribadian

Merek mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai

Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.

2.2. Ekuitas Merek

Ekuitas merek merupakan efek diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap tanggapan pelanggan atas produk. Ekuitas merek mengakibatkan pelanggan memperlihatkan preferensi terhadap suatu produk dibandingkan dengan yang lain jika keduanya pada dasarnya identik (Kotler ,2005:86).

Bilson Simamora (2001:67) berpendapat ekuitas merek adalah kekuatan merek atau kesaktian merek yang memberikan nilai kepada konsumen.

Menurut Aaker dalam Husain Umar (2002:424) ekuitas merek adalah satu set brand asset dan liability yang berhubungan dengan sebuah merek, nama dan simbol yang disediakan sebuah produk atau servis bagi konsumen.

(26)

1. Nilai kepada konsumen :

a. Aset ekuitas merekmembantu konsumen menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan merek.

b. Ekuitas merekmemberikan rasa percaya diri kepada konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

c. Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan konsumen dengan pengalaman menggunakannya.

2. Nilai kepada perusahaan

a. Ekuitas merek bisa menguatkan program memikat para konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama.

b. Persepsi kualitas, asosiasi merek, dan nama yang terkenal dapat memberikan alasan untuk membeli dan mempengaruhi kepuasan penggunaan.

c. Ekuitas merekbiasanya akan memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan memungkinkan harga optimum (premium pricing) dan mengurangi ketergantungan pada promosi.

d. Ekuitas merekmemberikan landasan untuk pertumbuhan melalui perluasan merek.

e. Ekuitas merekbisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi. f. Aset-aset ekuitas merekmemberikan keuntungan kompetitif yang

(27)

Ekuitas merek sangat terkait dengan kesadaran merek, persepsi mutu merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan aset lain (Kotler ,2005:86)

Ekuitas merektidak terjadi dengan sendirinya tetapi ditopang oleh elemen-elemen pembentuk atau faktor-faktor ekuitas merek (Simamora,2001:68) antara lain :

1. Kesadaran Merek(Brand Awareness). 2. Persepsi Kualitas(Perceived Quality). 3. Asosiasi Merek(Brand Asociation). 4. Loyalitas Merek(Brand Loyalty).

5. Aset-aset merek berharga lainnya (Hak Paten, Merek Dagang dan Saluran Distribusi).

Sejalan dengan teori Simamora, David. A. Aaker dalam (Durianto, 2001:4) mengungkapkan bahwa ekuitas merek dapat dikelompokkan kedalam lima kategori tersebut. Empat faktor ekuitas merekdiluar aset-aset merek berharga lainnya dikenal dengan faktor-faktor utama ekuitas merek. Faktor ekuitas merek yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat faktor utama tersebut. Penelitian ini lebih fokus pada keempat faktor utama ekuitas merek tersebut.

(28)

Konsep Ekuitas Merek

Perceived Quality

Brand Awareness Brand Association

Other Proprietary

BrandLoyalty Brand assets

Sumber: David A.Aaker (1991) diadaptasi oleh Durianto (2001:55) Gambar 2.1 Konsep Ekuitas Merek

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekuitas Merek

2.3.1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Menurut Durianto,dkk (2001:54) Kesadaran Merek adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali dan mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan perwujudan kategori produk tertentu. Menurut Husain Umar (2002:426) kesadaran merek merupakan informasi mengenai tingkat kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat keberadaan suatu produk.

Brand equity

(Nama Simbol)

Memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat

Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat

• Evisiensi dan efektivitas program pemasaran

• Brand royalty

• Harga atau laba

• Perluasan merek

• Peningkatan perdagangan

• Keuntungan kompetitif

• Interpretasi /proses informasi

• Rasa percaya diri dalam pembelian

(29)

Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum (Continum Ranging) dari perasaan yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk bersangkutan, kontinum ini dapat diwakili oleh tingkat kesadaran merek yang berbeda yang dapat digambarkan dalam suatu piramida berikut ini:

Piramida Kesadaran Merek

Sumber: David A.Aaker (1991) diadaptasi oleh Durianto (2001:55) Gambar 2.2 Piramida Kesadaran Merek

(30)

1. Puncak Pikiran (Top of Mind)

Yaitu merek produk yang pertama kali disebutkan oleh konsumen secara spontan atau yang pertama kali dalam benak konsumen. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

2. Pengingatan Kembali Merek (Brand Recall)

Mencerminkan merek-merek apa saja yang diingat konsumen setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Dimana merek-merek yang disebutkan kedua, ketiga dan seterusnya merupakan merek yang menempati brand recall dalam benak konsumen.

3. Pengenalan Merek (Brand Recognition)

Merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek yang merupakan pengenalan merek dengan bantuan, misalnya dengan bantuan daftar merek, daftar gambar atau cap merek. Merek yang masuk dalam ingatan konsumen disebut brand recognition.

4. Tidak Menyadari Merek (Brand Unware)

Merupakan tingkatan merek yang paling rendah dimana konsumen tidak menyadari akan eksistensi suatu merek.

Kesadaran merek menciptakan nilai-nilai yaitu (Simamora,2001: 75): 1. Jangkar tempat tautan berbagai asosiasi.

(31)

terjadi tanpa pengenalan. Pengetahuan mengenai berbagai bagian dan manfaat dari produk baru sangat sulit tanpa terlebih dahulu mendapatkan pengakuan. Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas komunikasi. Sebuah merek biasanya dikomunikasikan dengan atribut-atribut asosiasinya, dengan tingkat pengenalan yang mapan, tugas selanjutnya tinggal mencantelkan suatu asosiasi baru, seperti atribut produk.

2. Keakraban/ rasa suka

Pengakuan merek memberikan suatu kesan akrab dan konsumen menyukai sesuatu yang akrab. Terdapat hubungan yang positif antara jumlah penampakan dan rasa suka, baik penampakan dalam bentuk abstraksi gambar, nama, musik dan lain-lain. Pengulangan penampakan bisa mempengaruhi rasa suka bahkan jika tingkat pengenalan tidak terpengaruh.

3. Tanda mengenai substansi/komitmen

(32)

4. Mempertimbangkan merek.

Langkah awal dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, pengingatan kembali merek (brand recall) menjadi penting. Pada umumnya, jika sebuah merek tidak mencapai pengingatan kembali maka merek tersebut tidak akan termasuk dalam proses pertimbangan pembelian, tetapi konsumen biasanya juga akan mengingat merek-merek yang sangat merek-mereka tidak sukai.

2.3.2. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Menurut Durianto,dkk (2001:96) Kesan atau persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk.

Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif dengan produk-produk lain (Simamora, 2001: 78).

Husain Umar (2002:426) menyatakan persepsi kualitas merupakan informasi berupa persepsi konsumen terhadap kualitas produk.

(33)

Sumber: A.Aaker dalam Simamora (2001:83)

Gambar 2.3 Nilai-nilai dari Persepsi Kualitas Penjelasan dari gambar diatas dapat dilihat sebagai berikut: 1. Alasan untuk membeli

Persepsi kualitas merupakan alasan kenapa sebuah merek dipertimbangkan dan dibeli.

2. Differensiasi dan pemosisian produk

Kita ingin memilih aspek tertentu sebagai keunikan dan kelebihan produk.

3. Harga optimum

Sebuah merek yang memiliki persepsi kualitas tinggi memiliki alasan untuk menetapkan harga tinggi bagi produknya.

4. Minat saluran distribusi

Persepsi kualitas juga mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor dan berbagai pos saluran lainnya. Mereka lebih mudah menerima produk yang oleh konsumen dianggap berkualitas tinggi.

Alasan untuk membeli

Differensiasi atau posisi

Harga optimum

Minat Saluran distribusi

Perluasan merek Persepsi

(34)

5. Perluasan merek (Brand extension).

Sebuah merek yang memiliki Persepsi kualitas dapat digunakan sebagai merek produk lain yang berbeda.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan kualitas tinggi (Durianto,dkk,2001:4) yaitu:

1. Komitmen terhadap kualitas

Sulit mempertahankan kualitas dari waktu ke waktu. Jika manajemen puncak tidak memiliki komitmen, mustahil persepsi kualitas yang tinggi diperoleh.

2. Budaya kualitas

Komitmen kualitas direfleksikan dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, simbolnya dan nilai-nilainya.

3. Masukan pelanggan

Pelangganlah yang pada akhirnya mendefinisikan kualitas. Para manajer sering keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh para pelanggan.

4. Pengukuran/sasaran/standar

Perusahaan perlu memiliki standar kualitas yang tidak basa-basi. Standar itu dijadikan sasaran yang terukur. Jika sasaran terlalu luas, sulit untuk mewujudkannya.

5. Mengizinkan karyawan berinisiatif

(35)

masalah-masalah, akan tetapi juga terlibat langsung dalam mencari pemecahannya.

6. Harapan-harapan pelanggan

Harapan pelanggan dapat djadikan sebagai acuan dalam menciptakan produk. Namun kalau harapan pelanggan terlalu tinggi, kualitas produk yang baik pun bisa jadi rendah. Oleh karena itu, atau mungkin, harapan pelanggan perlu diturunkan, minimal tidak dipancing.

2.3.3. Asosiasi Merek

Menurut Bilson Simamora (2001:82) Asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan tentang merek dalam ingatan.

(36)

Sumber: A.Aaker dalam Bilson Simamora (2001:83) Gambar 2.4 Nilai Asosiasi Merek

Berbagai fungsi asosiasi merek menurut Durianto,dkk (2001:69) adalah:

1. Membantu proses

Penyusunan informasi yang dapat meringkaskan sekumpulan fakta yang dapat dengan mudah dikenal konsumen

2. Perbedaan, yang mempunyai peran penting dalam menilai keberadaan atau fungsi suatu merek dibandingkan lainnya.

3. Alasan untuk membeli, yang sangat membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk atau tidak

4. Perasaan positif yang merangsang tumbuhnya perasaan positif terhadap produk

5. Menjadi landasan untuk perluasan merek yang dinilai kuat.

Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra merek (brand image) yang disebut Asosiasi merek

Bisnis perluasan

Menciptakan sikap/perasaan positif Alasan untuk membeli

(37)

juga dengan kepribadian merek (brand personality) yang kemudian dapat membentuk kesetiaan konsumen terhadap merek tertentu (brand loyalty).

2.3.4. Loyalitas Merek

Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek (Durianto,dkk,2001:126). Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pedagang beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan central

dalam pemasaran, karena hal ini merupakan suatu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari ekuitas merek yang berkaitan dengan perolehan laba dimasa yang akan datang karena loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.

Fungsi dari loyalitas merek menurut (Durianto,dkk,2001:127) adalah:

1. Reduced marketing costs (Mengurangi biaya pemasaran)

(38)

2. Trade leverage (meningkatkan perdagangan)

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran.

3. Attracting new customers (menarik minat pelanggan baru).

Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang merasa puas dan suka pada merek tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung risiko tinggi.

4. Provide time to respond to competitive threast (memberi waktu untuk merespons ancaman persaingan).

Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespon gerakan pesaing.

Tingkatan loyalitas merek menurut Durianto,dkk (2001:128) 1. Switcher (Berpindah-pindah)

Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari satu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut.

2. Habitual buyer ( Pembeli yang bersifat kebiasaan)

(39)

3. Satisfied buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.

4. Likes the brand (Menyukai merek)

Pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. 5. Comitted buyer (Pembeli yang komit)

Pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka.

(40)

Piramida Brand Loyalty

Sumber: David A.Aaker 1991 yang diadopsi oleh Durianto,dkk (2001:130) Gambar 2.5 Piramida Loyalitas Merek

2.4. Perilaku konsumen

Perilaku konsumen yang tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan perlu dicari informasinya semaksimal mungkin. Menurut Engel dan kawan-kawan dalam Husain Umar (2002:49) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkannya, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut.

(41)

1. Perilaku yang tampak

Variabel-variabel yang termasuk didalamnya adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian.

2. Perilaku yang tidak tampak

Variabel-variabel yang termasuk didalamnya adalah persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.

2.4.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2000:183) faktor utama yang mempengaruhi perilaku kosumen yaitu:

1. Faktor sosial budaya

Budaya, sub budaya dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain.

b. Sub-Budaya

(42)

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotan kasta mereka. 2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial.

a. Kelompok acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. c. Peran dan Status

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi

(43)

pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

a. Usia Dan Tahap Siklus Hidup

Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia. Selain usia, konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga.

b. Pekerjaan Dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya, pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk presentasi aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap belanja atau menabung.

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. 2.4.2. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2000:202) terdapat empat jenis perilaku pembelian konsumen, yaitu:

1. Perilaku pembelian yang rumit

Perilaku ini lazim terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, berisiko, dan sangat mengekspresikan pribadi.

(44)

Perilaku ini terjadi bila konsumen melihat sedikit perbedaan di antara merek dan tidak ada yang menonjol, didasarkan kenyataan bahwa pembelian itu mahal dan berisiko, pembeli akan memilih sambil mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan cepat 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Konsumen tidak membentuk sikap terhadap sebuah merek tetapi memilihnya karena itu sudah biasa dikenalnya, tidak dilakukan pencarian informasi tentang merek

4. Perilaku pembelian yang mencari variasi

Kondisi keterlibatan konsumen rendah tetapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata. Perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian.

Dibawah ini merupakan tahapan proses keputusan pembelian:

Sumber: Kotler (2000:204)

Gambar 2.6 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Untuk dapat menjelaskan hubungan antara tahapan berdasarkan gambar tersebut diatas dapat dilihat pada perincian yang dikemukakan oleh (Kotler,2000:204) sebagai berikut:

Pengenalan Masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(45)

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat konsumen menyadari bahwa mereka mempunyai kebutuhan yang tidak terpuaskan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian informasi

Setelah konsumen mengidentifikasi kebutuhan, konsumen akan terdorong untuk mencari informasi tentang produk untuk membantu mencukupi kebutuhan.

c. Evaluasi alternatif

Terdapat beberapa evaluasi keputusan, sebagian besar model sekarang dari proses evaluasi konsumen berorientasi secara kognitif, yaitu mereka melihat konsumen dalam membuat pertimbangan produk sebagian besar secara sadar dan rasional. d. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.

e. Perilaku pasca pembelian

(46)

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, yaitu Donna Maryati Panggabean (2007), Fadli dan Inneke Qamariah (2008), Arie Eko Setyowati (2008) dan Dr. Hsin Kuang Chi, Dr. Huery Ren Yeh dan Ya Ting Yang (2009). Hasil penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Metode

Penelitian Hasil

1 Donna Maryati Panggabean (2007) Analisis Pengaruh Faktor-faktor ekuitas Merek PAPA RON'S terhadap kepuasn konsumen (Study kasus pada restoran PAPA RON's di Medan)

1. Kesadaran merek 2. Persepsi kualitas 3. Asosiasi merek 4. Loyalitas merek 5. Kepuasan konsumen

1. Sampel = 90 2. Teknik Analisis = Analisis Deskriptif dan Analisis regresi linear berganda

1. Ada pengaruh kesadaran merek terhadap kepuasan konsumen PAPA RON's diMedan

2. Ada pengaruh kesan kualitas terhadap kepuasan

konsumen PAPA RON's diMedan

3. Ada pengaruh asosiasi merek terhadap kepuasan konsumen PAPA RON's diMedan

4. Ada pengaruh loyalitas merek terhadap kepuasan konsumen PAPA RON's diMedan

5. Secara bersama-sama terdapat pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas, dan asosiasi merek terhadap kepuasan konsumen PAPA RON's diMedan

2 Arie Eko

Setyowati (2008)

Pengaruh Elemen-Elemen Ekuitas Merek (Brand Equity) Laris Toserba Dan Swalayan Purworejo Terhadap Keputusan Pembelian

1. Kesadaran merek 2. Persepsi kualitas 3. Asosiasi merek 4. Loyalitas merek 5. Keputusan pembelian

1. Sampel = 100 2. Teknik Analisis = Analisis regresi linear berganda

1. Ada pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian konsumen Laris Toserba Dan Swalayan Purworejo

2. Ada pengaruh kesan kualitas terhadap keputusan

pembelian konsumen Laris Toserba Dan Swalayan Purworejo

(47)

No Peneliti Judul Variabel Metode

Penelitian Hasil

Purworejo

4. Ada pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen Laris Toserba Dan Swalayan Purworejo

3 Fadli dan Inneke Qamariah (2008) Analisis Pengaruh Faktor-faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Merek Honda Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Universitas Sumatera Utara)

1. Kesadaran merek 2. Persepsi kualitas 3. Asosiasi merek 4. Loyalitas merek 5. Keputusan pembelian

1. Sampel = 100 2. Teknik Analisis = Analisis statistik regresi linear berganda

1. Variabel kesadaran merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Honda. 2. Ada pengaruh kesan kualitas terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor merek Honda 3. Ada pengaruh asosiasi merek terhadap keputusan pembelian konsumen

terhadap sepeda motor merek Honda

4. Ada pengaruh loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor merek Honda 5. Dari keempat faktor ekuitas merek yaitu kesadaran merek, kesan kualitas,asosiasi merek, dan loyalitas merek diketahui variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian terhadap sepeda motor merek Honda adalah faktor loyalitas merek

4 Dr. Hsin

Kuang Chi, Dr. Huery Ren Yeh, Ya Ting Yang (2009)

The Impact of Brand Awareness on Consumer Purchase Intention: The Mediating Effect of Perceived Quality and Brand Loyalty

1. Kesadaran Merek 2. Persepsi kualitas 3. Loyalitas merek 4. Keputusan pembelian

1. Sampel = 315 2. Teknik analisi = Analisis regresi sederhana.

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara kesasdaran merek,persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian 2. Kesan kualitas memiliki pengaruh positif pada loyalitas merek

3. Kesan kualitas merupakan variabel penghubung antara kesadaran merek dan keputusan pembelian

4. Loyalitas merek merupakan variabel penghubung

(48)

2.6.

Kerangka berpikir

Ekuitas merek merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di mata pelanggannya. Aset yang dikandungnya dapat membantu pelanggan dalam menafsirkan, memproses dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut (Durianto,2001:6). Suatu merek memiliki ekuitas yang tinggi atau rendah diindikasikan oleh beberapa faktor berikut:

1. Kesadaran merek (Brand Awareness), menurut Aaker kesadaran merek berarti kemampuan konsumen untuk mengenali dan mengingat merek dalam situasi yang berbeda (Kuang,dkk,2009:135). Merek yang terkenal lebih menarik banyak perhatian dibanding yang tidak, umumnya karena merek tersebut dikenal dan bisa dipercaya (Durianto,dkk,2001:54). Menurut Keller kesadaran merek akan mempengaruhi keputusan pembelian,dan ketika produk memiliki citra merek yang positif, ini akan membantu dalam kegiatan pemasaran (Kuang,dkk,2009:136). Kesadaran merek dapat dicapai dengan pesan yang mudah diingat, memakai slogan yang menarik, memakai simbol yang dikenal, perluasan nama merek, isyarat yang sesuai dengan produk danpengulangan untuk mengingatkan.

(49)

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen (Durianto,dkk,2001:96). Dimensi kesan kualitas adalah kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalan, karakteristik produk, kesesuaian dengan spesifikasi dan Hasil.

3. Asosiasi merek (Brand Asociation), Asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Asosiasi merek yang kuat memberi citra yang kuat pula terhadap suatu merek. Merek yang selalu konsisten tehadap nilai yang dijanjikan akan memiliki citra yang positif di mata konsumen. Pada akhirnya merek tesebutlah yang akan dipilih oleh konsumen (Durianto,2001:69). Ada sebelas sumber asosiasi merek yaitu atribut produk, atribut tak berwujud, manfaat bagi pelanggan, harga relatif, penggunaan, pengguna, orang terkenal, gaya hidup, kelas produk, pesaing dan wilayah geografis.

(50)

yang menguntungkan mereka (Kuang,dkk,2009:137). Loyalitas merek dapat diukur dengan peralihan ke merek lain, pembelian ulang, kepuasan merek, kesukaan konsumen terhadap merek dan komitmen merek.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek (Brand awareness), persepsi kualitas (Perceived Quality), asosiasi merek (Brand Asociation) dan loyalitas merek (Brand Loyalty) dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

(51)

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir

Kesadaran Merek ( )

1. Pesan mudah diingat

2. Memakai slogan yang menarik 3. Memakai simbol yang dikenal 4. Perluasan nama merek

5. Isyarat yang sesuai dengan produk 6. Pengulangan untuk mengingatkan (Sumber: Durianto)

Persepsi Kualitas ( )

1. Kinerja 2. Pelayanan 3. Ketahanan 4. Keandalan

5. Karakteristik produk

6. Kesesuaian dengan spesifikasi 7. Hasil

(Sumber: Simamora)

Asosiasi Merek ( )

1.Atribut Produk

2.Atribut tak berwujud

3.Manfaat bagi pelanggan

4.Harga Relatif

5.Penggunaan

6.Pengguna

7.Orang terkenal

8.Gaya hidup

9.Kelas produk

10.Pesaing

11.Wilayah geografis (Sumber: Simamora)

Loyalitas Merek ( )

1. Pembelian ulang 2. Peralihan ke merek lain 3. Kepuasan merek 4. Kesukaan terhadap merek 5. Komitmen merek (Sumber: Durianto)

Keputusan pembelian (Y)

(52)

2.7. Hipotesis

Menurut Suharsimi (2006:71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul, setelah menetapkan anggaran dasar, dengan demikian kebenaran dari teori ini masih perlu diuji. Hipotesis yang akan di ajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ada pengaruh kesadaran merek (brand awarness) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

Semarang barat.

H2 : Ada pengaruh kesan kualitas (perceived quality) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

Semarang barat.

H3 : Ada pengaruh asosiasi merek (brand association) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

Semarang barat.

H4 : Ada pengaruh loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

Semarang barat.

H5 : Ada pengaruh kesadaran merek (brand awarness), kesan kualitas (perceived quality), asosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek (brand loyalty) terhadap keputusan pembelian small product coca-cola sales center

(53)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi,2006:130), sedangkan menurut Darmawan (2003:40) populasi adalah sekumpulan entitas yang lengkap yang dapat terdiri dari orang, kejadian atau benda yang memiliki sejumlah karakteristik yang umum. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli small product coca-cola di wilayah penjualan Semarang barat.

3.2. Sampel

(54)

n = + 3

sedangkan

Uρ =

Dimana:

merupakan konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal.

Pada iterasi kedua menggunakan rumus :

n = + 3

keterangan :

= konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal = konstanta yang diperoleh dari tabel distribusi normal Sedangkan

=

(55)

nyata yang diinginkan sebesar 5% dan kuasa uji dari pengujian sebesar 95% dengan demikian diperoleh harga :

ρ = 0,284 dari tabel distribusi normal, diperoleh : = 1,645

= 1,645

1. Menghitung dengan iterasi pertama

=

=

Uρ = 0,292027658 Maka

n = + 3

n = + 3

n = 126,9240218 + 3

n = 129,9240218

n = 130

2. Menghitung dengan iterasi kedua =

=

(56)

Maka:

n = + 3

n = + 3

n = 129,6577351

n = 130

Karena n1 dan n2 telah mencapai nilai yang sama yaitu 130 maka ditetapkan sampel dalam penelitian ini adalah 130. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:67). Adapun sampel diambil berdasarkan hari yang ramai dari pembeli dan hari yang sepi dari pembeli. Berdasarkan informasi dari pihak pemilik outlet yang membantu dalam menyebarkan angket, pembeli ramai terjadi pada hari senin sampai jumat sedangkan pembeli sepi pada hari sabtu dan minggu. Tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah outlet-outlet Coca-cola yang berada di wilayah penjualan Coca-cola sales center Semarang Barat.

3.3.

Variabel Penelitian

(57)

3.3.1. Variabel bebas (X)

Adalah sesuatu yang mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah :

1. Kesadaran merek ( )

Kesanggupan konsumen mengingat merek sebagai kategori produk tertentu, baik melalui tingkat kepopuleran maupun media promosi yang membedakan dengan pesaing.

Kesadaran merek diukur melalui indikator (Durianto,dkk,2001:57): a. Pesan mudah diingat.

Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan pesan pada produk lainnya.

b. Memakai slogan yang menarik.

Memakai slogan yang menarik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek.

c. Memakai simbol yang dikenal.

Memakai simbol yang mudah dikenal dan dapat dihubungkan dengan mereknya.

d. Perluasan nama merek

Perluasan nama merek digunakan agar merek semakin diingat oleh pelanggan.

e. Isyarat yang sesuai dengan produk

(58)

f. Pengulangan untuk mengingatkan

Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan pelanggan.

2. Persepsi kualitas ( )

Persepsi atau kesan yang didapat konsumen terhadap penilaian kualitas secara keseluruhan terhadap suatu merek.

Persepsi kualitas diukur melalui indikator (Simamora,2001:80): a. Kinerja

Merupakan berbagai karakteristik operasional utama suatu produk.

b. Pelayanan

Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut.

c. Ketahanan

Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. d. Keandalan

Konsistensi dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian berikutnya.

e. Karakteristik produk

Bagian-bagian yang menjadi karakteristik dari produk. f. Kesesuaian dengan spesifikasi

(59)

g. Hasil

Mengarah kepada kualitas yang dirasakan konsumen. 3. Asosiasi merek ( )

Kesan yang muncul di benak konsumen setelah melakukan penilaian terhadap merek pilihan dibandingkan dengan merek lainnya.

Asosiasi merek diukur melalui indikator (Simamora,2001:92):

a. Atribut Produk

Merupakan atribut atau karakteristik suatu produk.

b. Atribut tak berwujud

Merupakan faktor tak berwujud dari suatu produk.

c. Manfaat bagi pelanggan

Manfaat produk bagi pelanggan.

d. Harga Relatif

Tingkat harga suatu produk dimata konsumen.

e. Penggunaan

Mengasosiasikan merek dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu.

f. Pengguna

Mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut.

g. Orang terkenal

(60)

h. Gaya hidup

Asosiasi para pelanggan terhadap sebuah merek dengan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

i. Kelas produk

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya.

j. Pesaing

Mengetahui pesaing dan berusaha mengungguli pesaing.

k. Wilayah geografis

Apakah suatu merek produk dapat diterima disemua wilayah atau tidak.

4. Loyalitas Merek ( )

Keterikatan konsumen terhadap sebuah merek yang mencakup rasa kesetiaan dan kepuasan konsumen terhadap merek pilihan dibandingkan dengan merek lainnya.

Loyalitas merek diukur melalui indikator (Durianto,dkk,2001:132): a. Pembelian ulang

Pelanggan membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut.

b. Peralihan ke merek lain

(61)

c. Kepuasan merek

Pengukuran terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu merek produk.

d. Kesukaan terhadap merek

Kesukaan terhadap merek, kepercayaan dan perasaan-perasaan hormat atau bersahabat dengan suatu merek.

e. Komitmen merek

Kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek dengan segala bentuk komitmennya.

3.3.2. Variabel Terikat ( Y )

Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain, yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan pembelian small product Coca-cola.

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat konsumen menyadari bahwa mereka mempunyai kebutuhan yang tidak terpuaskan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian informasi

(62)

c. Evaluasi alternatif

Terdapat beberapa evaluasi keputusan, sebagian besar model sekarang dari proses evaluasi konsumen berorientasi secara kognitif, yaitu mereka melihat konsumen dalam membuat pertimbangan produk sebagian besar secara sadar dan rasional. d. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai.

e. Perilaku pasca pembelian

Setelah membeli produk, akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian.

3.4.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.

Sumber Data dibagi menjadi dua yaitu: 3.4.1. Data Primer

(63)

primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada konsumen yang membeli small product coca-cola.

3.4.2. Data Sekunder

Data Sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya (Darmawan,2003:37). Data ini diperoleh dari literatur, internet dan dokumen yang diperlukan untuk penyusunan penelitian ini.

3.5.

Pengumpulan Data

Di dalam suatu penelitian, metode pengumpulan data merupakan suatu faktor yang penting, karena perhitungan diperoleh dari data yang didapatkan dalam penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.5.1. Metode Kuesioner ( Angket )

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,2006: 151).

Dalam penelitian ini kuesioner (angket) yang digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh data yang diberikan kepada konsumen

small product coca-cola.

(64)

diberikan pada jawaban yang paling menunjang, dan skor terendah diberikan pada jawaban paling tidak menunjang (Moh. Nazir,2005:339). Penentuan skor dari jawaban responden adalah sebagai berikut :

a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5 b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 3.5.2. Metode Dokumentasi

Yaitu digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Suharsimi, 2006: 231). Metode ini dipilih untuk memperoleh informasi yang diperlukan, karena data yang diambil berupa sejarah dan data penjualan.

3.6.

Validitas dan Reliabilitas

3.6.1. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh konsumen tersebut (Ghozali,2009:49). Pada penelitian ini uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom

(65)

masing-masing indikator valid atau tidak, dapat dilihat pada tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item–Total Correlation. Bandingkan nilai Correlated Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r-tabel. Jika r-hitung > r-tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.

Jumlah responden dalam uji validitas ini sebanyak 30 orang sehingga r-tabel dalam uji validitas ini adalah 0,361. Uji validitas dilakukan dengan SPSS 16 for Windows. Terdapat 5 (Lima) butir pertanyaan yang tidak valid karena nilai pada kolom Correlated Item – Total Correlation < 0,361 yaitu nomor 1, 22, 26, 31 dan 37.

Kemudian dilakukan kembali uji validitas, maka diperoleh semua butir petanyaan valid (63 pertanyaan), nilai pada kolom Correlated Item – Total Correlation > 0,361, sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.

Hasil uji validitas terhadap 30 responden dengan bantuan SPSS 16 for Windows disajikan pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Uji Validitas Butir Pertanyaan untuk Variabel Penelitian

Variabel Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Kesadaran Merek

1 0,574 0,361 Valid

2 0,750 0,361 Valid

3 0,823 0,361 Valid

4 0,755 0,361 Valid

5 0,686 0,361 Valid

6 0,538 0,361 Valid

7 0,605 0,361 Valid

8 0,748 0,361 Valid

9 0,721 0,361 Valid

10 0,741 0,361 Valid

(66)

Variabel Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Persepsi Kualitas

12 0,650 0,361 Valid

13 0,654 0,361 Valid

14 0,496 0,361 Valid

15 0,719 0,361 Valid

16 0,822 0,361 Valid

17 0,456 0,361 Valid

18 0,757 0,361 Valid

19 0,567 0,361 Valid

20 0,734 0,361 Valid

21 0,492 0,361 Valid

22 0,666 0,361 Valid

23 0,796 0,361 Valid

Asosiasi Merek

24 0,589 0,361 Valid

25 0,675 0,361 Valid

26 0,690 0,361 Valid

27 0,707 0,361 Valid

28 0,731 0,361 Valid

29 0,785 0,361 Valid

30 0,702 0,361 Valid

31 0,732 0,361 Valid

32 0,586 0,361 Valid

33 0,519 0,361 Valid

34 0,673 0,361 Valid

35 0,612 0,361 Valid

36 0,781 0,361 Valid

37 0,677 0,361 Valid

38 0,740 0,361 Valid

39 0,662 0,361 Valid

40 0,694 0,361 Valid

41 0,828 0,361 Valid

42 0,828 0,361 Valid

43 0,712 0,361 Valid

Loyalitas Merek

44 0,751 0,361 Valid

45 0,652 0,361 Valid

46 0,741 0,361 Valid

47 0,795 0,361 Valid

48 0,788 0,361 Valid

49 0,732 0,361 Valid

50 0,740 0,361 Valid

51 0,758 0,361 Valid

52 0,836 0,361 Valid

(67)

Variabel Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Keputusan Pembelian

54 0,683 0,361 Valid

55 0,691 0,361 Valid

56 0,582 0,361 Valid

57 0,801 0,361 Valid

58 0,782 0,361 Valid

59 0,720 0,361 Valid

60 0,545 0,361 Valid

61 0,625 0,361 Valid

62 0,712 0,361 Valid

63 0,751 0,361 Valid

Sumber : Data primer diolah, 2010 3.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2009:46).

Pengukuran reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Di sini pengukurannya hanya sekali, kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Nunnally dalam Ghozali (2009:46) mengatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 for Windows menunjukkan bahwa nilai alpha hitung nilai alpha tabel 0,60.

(68)

Tabel 3.2 Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Hitung Alpha Tabel Keterangan

Kesadaran Merek 0,917 0,60 Reliabel

Persepsi Kualitas 0,915 0,60 Reliabel Asosiasi Merek 0,952 0,60 Reliabel Loyalitas Merek 0,941 0,60 Reliabel Keputusan Pembelian 0,916 0,60 Reliabel Sumber : Data primer diolah, 2010

Dengan demikian semua variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel, sehingga kelima variabel tersebut dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

3.7.

Motode Analisis Data

3.7.1. Analisis Deskriptif Persentase

Analisis ini digunakan untuk mengkaji variabel-variabel yang ada dalam penelitian serta menggambarkan situasi hasil penelitian. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian yaitu kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, loyalitas merek dan keputusan pembelian. Variabel-variabel tersebut terdiri dari indikator yang dikembangkan menjadi instrumen (angket).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi jawaban angket

2. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan

(69)

DP = Keterangan:

DP = Deskriptif Persentase n = Nilai yang diperoleh N = Jumlah nilai total

Sumber: (Rahman dan Muhsin,2004:35)

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghindari pelanggaran asumsi-asumsi klasik, perlu diadakan pengujian asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik tersebut adalah:

a. Uji Normalitas data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan melihat tampilan plot atau data dapat juga menggunakan uji Kolmogrov (Ghozali,2009:147).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

(70)

1. Jika tinggi sedangkan sebagian besar atau bahkan seluruh koefisien regresi tidak signifikan mungkin terdapat

multikolinearitas dalam model tersebut.

2. Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika korelasi antar variabel independen tinggi yaitu diatas 0,90 maka terdapat multikolonieritas.

3. Melihat nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10 berarti ada

multikolonieritas.

4. Bila ternyata dalam model regresi terdapat multikolonieritas, maka harus menghilangkan variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi (Ghozali,2009:95)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians konstan maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.

Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(71)

3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu instrumen dan kesimpulan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier berga

Gambar

Tabel 1.1 Data Penjualan Small Product  Coca-cola Tahun 2009  WILAYAH JAWA TENGAH
Gambar 2.1 Konsep Ekuitas Merek
Gambar 2.4 Nilai Asosiasi Merek
Gambar 2.5 Piramida Loyalitas Merek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komitmen organisasi kolektif mengacu pada adanya pola pikir kolektif dalam diri karyawan berkaitan dengan perilaku kerja secara umum den- gan perasaan setia dan ingin

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa praktik pengelolaan keuangan desa yang dimulai dari prosedur perencaanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut : Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum; Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik

Pola asuh otoriter dapat mengarahkan siswa pada perilaku bullying , ini dibuktikan dengan beberapa penelitian, seperti penelitian yang dilakukan Bowers dkk (Krahe, 2005)

Suatu analisa yang menggunakan lebih dari satu kasus yang dapat dilakukan secara statistik maupun secara kualitatif, akan tetapi tidak semua analisa statistik dan analisa

[r]

Pengaruh Kepemimpinan Instruksional ( Instructional Leadership ) Kepala Sekolah dan Komitmen Guru terhadap Mutu Kinerja Mengajar Guru………... Skala Nilai dan Persentase

Sehingga, makanan tersebut memiliki bentuk, tekstur, dan rasa yang bervariasi dan diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan (diet) khusus