MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE REEL
OLEH
:LISYANTO
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
LISYANTO. Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau
Pemotong Rumput Tipe Reel. Dibimbing oleh I NENGAH SUASTAWA dan
WAWAN HERMAWAN.
Pisau pemotong rumput tipe reel sangat dibutuhkan untuk melakukan
pemotongan secara presisi pada berbagai lapangan rumput seperti green lapangan
golf, lawn lapangan tenis, lawn lapangan bowling, sport turf, lawn turf, dan functional turf: Kebutuhan torsi pernotongan dan hasil pemotongan yang baik merupakan faktor penting yang hams dipertimbangkan dalam merancang pisau pemotong rumput tipe
ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pemotongan rumput
menggunakan pisau tipe reel dan mengembangkan model matematik untuk
menghitung kebutuhan torsi pemotongan melalui analisis kinematika mekanisme pemotongannya. Selanjutnya, model tersebut divalidasi dengan data torsi pemotongan yang diperoleh melalui percobaan pemotongan rumput skala laboratorium.
Parameter yang menentukan torsi pemotongan rumput tipe reel adalah:
kecepatan putar reel, kecepatan maju alat, kecepatan pemotongan arah sejajar poros
reel, kerapatan rumput, diameter rumput, gaya puncak pemotongan spesifik, jumlah titik potong, jari-jari reel, panjang reel, sudut potong pisau, dan jumlah pisau.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang bejudul:
MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE
REEL
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pemah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, 27 Maret 2002
MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE REEL
LISYANTO
Tesis
sebagai salah satu syarat
untuk
memperoleh gelar Magister Sains padaProgram Studi Ilmu Keteknikan Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau
Pemotong Rumput Tipe Reel
Nama : Lisyanto
NRP : 99709
Program Studi : Ilmu Keteknikan Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. I Nengah Suastawa. MSc. Ketua
Mengetahui,
-
Dr. 1r.hawan Hermawan, MS Anggota
gram Pascasa jana
Penulis dilahirkan di Purwosari pada tanggal 6 Juli 1966 sebagai anak kedua
dari ayah bemama Warsit dan ibu Rukamah. Pendidikan sarjana ditempuh di Program
Studi Pendidikan Teknik Mesin Konstruksi, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya), lulus tahun 1992.
Pada tahun 1993 hingga sekarang penuljs bekeja sebagai staf pengajar di Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
Kesempatan
untuk
melanjutkan pendidikan Pascasajana dimulai denganmengikuti program Pra-Pascasaqana IPB pada tahun 1998, dengan bantuan beasiswa
dari URGE. Selanjutnya, pada tahun 1999 penulis meneruskan S-2 (Magister Sains)
pada perguruan tinggi yang sama dan memilih Program Studi Ilmu Keteknikan
Pertanian dengan konsentrasi Teknik Mesin Pertanian. Biaya pendidikan diperoleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB sejak bulan April 2001 ini adalah pemotongan rumput, dengan judul Mekanisme
Pemotongan Rumput dengan Menggnakan Pisau Pemotong Rumput Tipe Reel.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. I Nengah Suastawa, MSc. dan Bapak Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS selaku ketua dan anggota komisi pernbimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan mulai dari perencanaan hingga selesainya penulisan tesis ini.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Tim Manajemen Program Doktor (TMPD) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan bantuan berupa biaya pendidikan dan penelitian.
2. Bapak Dr. Ir. Budi Tjahyono yang telah membantu dalam ha1 pengadaan rumput
sebagai bahan percobaan.
3. Bapak Ir. Hariyanto beserta staf Bagian Maintenance Gunung Geulis Golf, yang
telah membantu dalam pengadaan pisau pemotong rumput tipe reel dan bedknife.
4. Bapak Abbas Mustafa dan Bapak Wana yang telah membantu dalam pembuatan
alat percobaan pemotongan rumput (turf bin test apparatus).
5. Rekan-rekan di Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian, terutama Siti
Suharyatun, STP atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian ini, serta Ir.
Mohamad Dhafir yang telah membantu dalam pengumpulan data.
4*":---...,*,"'=.~" ,*---
6. Istri dan Anak-anakku tercinta: Mamik Setiyarini, SPd, Kharisma Indah Listyorini, dan Afif Listiya Dermawan yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Akhirnya, semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2002
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
...
DAFTAR ISTILAH
x
PENDAHULU AN
Latar Belakang
.
.... 1
Tujuan Peneht~an ...
.
.
... 5TINJAUAN PUSTAKA
Jenis dan Karakteristik Rumput Lansekap ... 6 Budidaya Rumput ... 9
Pemotongan Rumput dan Jenis Pisau Pemotongnya ... 12
Mekanisme Pemotongan Rumput Tipe Reel ... 14
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian 18
Tahapan Penelitian 18
Metode Analisis 19
Metode Percobaan Pemotongan ... 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Mekanisme Pemotongan ... 28
...
Hasil Analisis Lintasan Reel dan Bedknfe 31
Hasil Analisis Jumlah Titik Potong
...
33 ...Hasil Analisis Gaya Pemotongan 39
...
Model Matematik Torsi Pernotongan Rumput Tipe Reel 41
...
Torsi Pemotongan Hasil Pengukuran 44
...
Perbandingan antara Torsi Teoritis dan Torsi Pengukuran 46
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ... 49 Saran-saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
DAFTAR TABEL
1 . Karakteristik rumput lansekap ... 6
2
.
Kombinasi perlakuan &lam pengukuran torsi pemotongan ... 253 . Nilai clip of the reel (Cn) dan restitution Izeighht (RH) dari kombinasi
perlakuan &lam percobaan ... 30
4 . Rata-rata torsi pemotongan rumput secara teoritis berdasarkan hasil
model matematik pa& masing-masing kombinasi perlakuan ... 44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
.
Bentuk fisik rumput Bermuda ...2 . Tekstur beberapa jenis rumput lansekap (a) rumput Bermuda. (b) rumput
Agrotis. (c) rumput Manila. dan (d) rumput Gajahan ... 8
?
2. Susunan tanah pada areal green lapangan golf ... 9
4 . Konstruksi dari pisau pemotong rumput (a) pisau tipe reel dan (b) pisau
tipe rotary ... 13
5
.
Hasil pernotongan pisau (a) tipe reel dan (b) tipe rotary ... 136 . Mekanisme pemotongan pada pisau pernotong rumput tipe reel ... 15
7 . Jalur pergerakan sebuah titik P pada pisau reel ... 16
. .
8
.
Tahapan kegiatan penelltlan ... 18...
9 . Mekanisme pemotongan rumput tipe reel dan parameter yang relevan 19
10
.
Skema alat percobaan pemotongan rumput tipe reel ... 26...
1 1.
Geometri dasar penentuan murcelling pada hasil pemotongan rumput 2912 . Pola jalur pergerakan pisau reel pada n=550 rpm. V=0. 5 ddetik. k=l.
Yp= 0. 015
m.
dan CR= 0. 0545 m...
3113 . Pola jalur pergerakan pisau reel pada n=550 rpm. V=0. 5 ddetik. k=2.
Yp=O. 015 m. dan CR=O. 0273 m
...
3214
.
Pola jalur pergerakan pisau reel pada n=550 rpm. V=0. 5 mldetik. k=.Yp=O. 015 m. dan CR=O. 014 m ... 32
...
15 . Pisau reel yang dibentangkan beserta bedknife 34
16 . Hubungan antara sudut putar pisau (8) dan jumlah titik potong (Jrp)
...
pada pisau reel dengan jurnlah pisau (k) = 9 38
17 . Hubungan antara sudut putar pisau ( 8 ) dan jumlah titik potong (Jrp)
18. Mekanisme pemotongan dari pisau reel yang dibentangkan dan beberapa
... ...
parameter yang relevan
.
.
3919. Pola torsi teoritis hasil perhitungan dengan model matematik pada
n =550 rpm, V= 0,5 ddetik, k=9, dan CR = 0,6061 crn ... 4 3
20. Pola torsi hasil pen,&wan pada proses pernotongan rumput
rnenggunakan pisau pemotong rumput tipe reel ... 4 4
21. Pola dan besar torsi saat pemotongan pada n =550 rpm, V= 0,5 ddetik,
k = 11, dan CR= 0,4959 cm ... 45
22. Perbandingan antara pola torsi saat pemotongan hasil model matematik
dengan pola torsi saat pemotongan hasil pengukuran pada n =550 rpm,
V= 0,5 ddetik, k = 11, dan CR = 0,4959 cm ... 46
23. Hasil perbandingan antara torsi rata-rata pernotongan secara teoritis dan
torsi rata-rata pernotongan berdasarkan pen,@uran ... 47
DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
1. Gambar skema pemasangan strain gages sebagai sensor torsi pada
poros reel ... 53
2. Gambar skema metode kalibrasi sensor torsi ... 54
3. Gambar kerangka utama alat percobaan pemotongan rumput (turf bin test
apparatus) ...
....
... 554. Gambar bentuk dan konstruksi alat percobaan pemotongan rumput (turf
bin test apparatus) ...
.
.
.
... 555. Pola torsi hasil pengukuran pada proses pemotongan rumput
menggunakan pisau pemotong rumput tipe reel pada sejumlah kombinasi
DAFTAR ISTILAH
Apron: Bagian dari lapangan golf antara green dan fairway.
Clip of the reel: Jarak yang dtempuh oleh satu titik potong pada satu reel blade ke
blade berikutnya.
Coring: Pembuatan lubang pada tanah dengan tujuan menjaga agar tanah tetap gembur, menjaga porositas tanah, menjaga kestabilan oksigen dalam tanah, dan
mengurangi kepadatan tanah.
Fairway: Bagian lapangan golf yang terletak antara green dan tee box sebagai daerah lintasan bola.
Green: Daerah permainan lapangan golf yang terdapat lubang sebagai target akhir
dari setiap permainan golf dalam satu hole.
Marcelling: Bentuk gelombang pada permukaan mmput setelah dipotong menggunakan pisau tipe reel akibat setting clip of tlze reel lebih besar dari tinggi
pemotongan.
Restitution Height: Besamya marcelling yang te qadi dalam pemotongan rumput.
Rough: Bagian lapangan golf di luar daerah green, apron, tee box, dan juirway.
Seeding: Penanaman rumput menggunakan biji atau benih.
Sodding: Penanaman rumput menggunakan lempengan rumput.
Sprigging: Penanaman rumput meng,wakan stolon.
Stolon: Bagian dari batang rumput yang dapat menghasilkan akar dan tunas rumput
pada tiaptiap node.
Tee Box: Bagian lapangan golf sebagai tempat melakukan pukulan pertama pada setiap hole.
Top Dressing: Penaburan pasir di atas permukaan lapangan rumput agar lubang-
lubang hasil coring tertutup dengan baik sehingga rumput dapat tumbuh dengan
sempuma.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumput-rumputan (Gramineae) di samping dianggap sebagai tanaman
pengganggu, temyata dapat juga dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. Selain
sebagai bahan pakan, rumput dapat digunakan sebagai salah satu elmen taman dan
penahan erosi. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEK'S), beberapa jenis rumput seperti Bermuda (Cynodon
tluclilon), Gajahan (Axonopus co~npre.s.ru.s), Manila (Zoy.~iu malrellu), dan rumput
Agrotis (Agrolis palu.slris) telah dibudidayakan sebagai unsur estetika pertamanan
dan bahkan telah dijadikan sebagai persyaratan teknis dalam berbagai lapangan
olahraga (Kumurur 1998).
Berdasarkan kualitasnya, lapangan rumput dapat dibedakan menjadi empat
ke!as antara lain: (1) green yang meliputi green lapangan golf, lawn lapangan tenis,
dan lawn lapangan howling, (2) sport turf meliputi tee dan fuirway lapangan golf,
lapangan sepakbola, dan lapangan baseball, (3) lawn turf meliputi halaman rurnput di
rumah dan lapangan rumpit di tarnan, dan (4) functional l ~ r f m e l i ~ u t i sisi jalan raya,
rough lapangan golf, dan sisi landasan pesawat terbang (Beard 1973).
Sebagai upaya untuk mempertahankan kondisi dan kualitas lapangan rumput
tersebut perlu dilakukan pemeliharaan rumput yang meliputi peremajnan, perawatan,
dan pemotongan. Peremajaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan kembali kondisi tanaman rumput yang bagus melalui verlic~rtt~ng,
untuk lnemberikan kebutuhan nutrisi yang diperltlkan oleh rurnpL1t dan pengendalian
terhadap berbagai hama dan penyakit serta tanaman pengganggu, sehingga rumput
dapat tumbuh dengan sempuma. Sedangkan pemotongan men~pakan pelnangkasan
secara periodik terhadap sebagian tajuk rumput dengan tujuan untuk mendapatkan
hamparan rumput yafig seragam, rapat, dan merata.
Dari ketiga aspek tersebut, pemotongan merupakan aspek terpenting. Hal ini
disebabkan pemotongan lnerupakan kegiatan yang harus dilakukan secara rutin,
menggunakan jenis alat potong yang presisi, serta harus memenuhi standar tinggi
pemotongan agar menghasilkan permukaan yang mempunyai daya sangga bola yang
baik. Tjahyono (1994) mengungkapkan bahwa kegiatan pemotongan berkaitan erat
dengan aspek pemeliharaan yang lainnya. Di samping itu, pemotongan juga berkaitan
dengan praktek irigasi dan pemupukan (Turgeon 1991).
Ditinjau dari mekanisme pemotongannya, alat atau pisau yang digunakan untuk
pemotongan lapangan rumput dapat dibedakan menjadi dua tipe, yakni reel mower
dan rorary mower. Pisau pemotong rumput tipe reel beke j a seperti gunting, di lnana
terdiri atas satu unit pisau yang diam (bedknife) dan beberapa bilah pisau berbentuk
lzelik pada silinder (reel blades) yang berputar pada poros horisontal. Titik gunting
(sltear poinl) terjadi pada saat reel blades menyentuh bedknife. Pisau tipe rotary
bekerja seperti sabit, yakni berbentuk lempengan yang bagian sisinya ditajamkan
dengan sudut tertentu. Pemotongan menggunakan pisau tipe ini terjadi akibat
besarnya gaya pukul yang diperoleh dari kecepatan putar pisau pada sulnbu vertikal.
Di samping itu pisau ini tidak menggunakan bedknife, sehingga mekanisme
Pisau pemotong rumput tipe reel menghasilkan pemotongan yang lebih rapi
dibandingkan dengan pisau tipe rotary. Beard (1983) menyatakan bahwa pisau tipe
reel memberikan hasil pemotongan yang halus dan rata pada bagian tajuk rumput
yang dipotong sehingga tidak mengganggu pertumbuhan rumput, sedangkan pisau
pemotong tipe rotary memberikan hasil potongan yang tidak rata dan pecah pada
bagian tajuk rumput yang dipotong. Di samping itu, pisau pemotong rumput tipe reel
sangat cocok digunakan untuk padang rulnput yang luas seperti lapangan golf,
lapangan sepakbola, dan beberapa lapangan olahraga lainnya.
Pisau tipe reel ini memiliki umur pakai paling pendek jika dibandingkan
dengan komponen lain pada alat pemotong rumput. Reel dan bedknife menjadi
tumpul apabila digunakan selama f 4 jam, sehingga harus sering ditajamkan kembali
dan bahkan harus diganti dengan satu unit reel yang baru. Dengan demikian dalam
sebuah lapangan olahraga saja, khususnya lapangan golf hanu banyak disediakan
pisau tipe ini untuk melakukan kegiatan pemeliharaan melalui aspek pemotongan
rumputnya. Padahal di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 100 lapangan golf.
Ketersediaan pisau pemotong rumput tipe reel merupakan kebutuhan rutin demi
kelancaran kegiatan pem'otongan lapangan rumput yang benar-benar berkualitas
sesuai dengan yang diharapkan. Kendala yang dihadapi adalah hahwa pisau
pemotong rumput tipe ini belum dibuat di Indonesia, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan pisau tersebut diperlukan dana yang cukup besar untuk impor dari luar
negeri. Diperkirakan pada tahun 1999 kebutuhan pisau pemotong rumput tipe reel
untuk lapangan golf di Indonesia
+
1000 unit'tahun (Suastawa dan Mardison 2000).(Rp1.500.000-5.000.000). Dengan demikian total anggaran yang digunakan untuk
membeli pisau pemotong rumput tipe reel untuk lapangan golf saja tiap tahun
mencapai USS500.000 atau sekitar Rp 5.000.000.000 Itahun.
Seandainya pisau tersebut dapat dibuat sendiri di Indonesia menggunakan
teknologi yang ada, maka kita dapat memperoleh beberapa keuntungan. Pertama,
untuk lapangan golf saja secara langsung kita dapat menghemat devisa negara sekitar
5 milyar per tahun. Kedua, dari aspek sosial kita dapat me~nperbesar peluang
terbukanya lapangan kerja pada sektor industri kecil pengerjaan logam (pandai besi)
yang diproyeksikan mampu memproduksi pisau tipe reel tersebut. Ketiga, dengan
tersedianya alat pemotong yang murah, berkualitas, dan mudah didapat kita mampu
melakukan pemeliharaan berbagai lapangan rumput khususnya lapangan olahraga
yang kita miliki secara intensif demi tercapainya persyaratan teknis maupun estetis
sesuai dengan yang diharapkan.
Upaya untuk menciptakan pisau pemotong rumput tipe reel menggunakan
teknologi sederhana belum banyak dilakukan orang, sehingga penelitian atau
pengkajian yang mengarah pada rekayasa pisau pemotong rumput tipe reel ini perlu
mendapatkan perhatian. Hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menyelidiki
karakteristik dari mekanisme pemotongannya atau mempelajari teknik pembuatannya
berdasarkan pada dimensi pisau pemotong rutnput tipe reel yang sudah ada.
Penelitian Mardison (2000) merupakan salah satu usaba rancang bangun prototipe
pisau pemotong r~~rnput tipe reel berdasarkan pada bentuk dan ukuran pisau yang
sudah ada. Hasil dari penelitian yang menggunakan program cotnputer aided design
prototipenya. Tetapi prototipe yang dihasilkan tersebut masih belum presisi
sebagaimana pisau yang dipergunakan pada berbagai mower. Dengan demikian masih
diperlukan penelitian lanjutan mengenai rekayasa pembuatan pisau t i p reel ini.
Di satu sisi, pemahaman terhadap mekanisme pemotongan dari pisau pemotong
rumpirt tipe reel secara ilmiah (scientrfic) merupakan prasyarat penting dalam rangka
perancangan pisau ini. Penjelasan mekanisme pemotongan dan pendugaan torsi yang
diterima oleh pisau tipe reel saat tejadi pemotongan melalui pengembangan model
matematik yang dapat disimulasikan dengan berbagai variabel masukan diantaranya
seperti: kecepatan putar reel (n), kecepatan maju pemotongan
(73,
jumlah pisau (k),diameter reel (D), panjang reel (L), dan sudut potong pisau
( a )
merupakan langkahefisien yang dapat mempersingkat prosedur perancangan dari pisau pemotong rumput
tipe ini.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pemotongan ru~nput
meng,makan pisau pemotong rumput tipe reel dan mengembangkan model
matematik untuk menghitung torsi pemotongan rumput berdasarkan mekanisme
pemotongannya. Selanjutnya model matematik tersebut divalidasi dengan data torsi
pemotongan yang diperoleh melalui pengukuran menggunakan apparafzis percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis dan Karakteristik Rumput Lansekap
Rumput merupakan salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan, ten~tama
untuk taman atau lapangan olahraga seperti golf, sepakbola, dan baseball. Menurut
Kumurur (1998) terdapat enam jenis rumput lansekap yang umum digunakan untuk
perencanaan taman, empat diantaranya biasanya digunakan untuk lapangan olahraga,
yaitu rumput Bermuda (Cynodon ductilon), Manila (Zoysiu mefrella), Gajahan
(Axonopus compressus), dan Agrotis (Agrotispalustris), serta dua jenis lainnya yakni
rumput Belulang (Eleusine indicu) dan rumput Gajah (Pennisetum pzirpureum)
digunakan sebagai tanaman penguat teras dan pencegah erosi.
Enam jenis rumput lansekap tersebut memiliki karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan lainnya Tabel 1 menunjukkan bahwa rumput jenis Bermuda
(Cynodon ductilon) mempunyai karakteristik teksrur yang lebih halus daripada
rumput jenis Manila (Zoysia mefrella ) atau Belulang (Elexvine indica).
Tabel 1. Karakteristik rumput lansekap
I
Manila king (Zoysia mefrella)I
cukup1
hijau mudaI
Jenis Rumput
Gajahan, kipait (Axonopus compressus)
I
Bermuda, golf (Cynodon dactilon)(
halusI
hijauI
Tekstur Warna
kasar
I
I
rigrotis (Agrotjs palusfris)I
halusI
hujau mudaI
Belulang (Eleusine indica)
1
kasar hijauI
I
Gajah (Pennisetumpurpureum)I
kasarI
hijau1
Dari beberapa jenis rumput lansekap yang digunakan untitk lapangan olahraga
tersebut, Bermuda (Cynodon daclilon) mempakan jenis rumput yang mempunyai
karakteristik lebih baik, sehingga banyak digunakan di Indonesia terutama untuk
lapangan golf. Rumput Bermuda, selain memiliki wama yang menarik juga
mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dan daya tahan yang tinggi terhadap
gaya-gaya yang menekan di atasnya (Musser 1962). Rumput Bermuda mempunyai
ritnpang dan stolon yang tumbuhnya ke segala arah, batangnya kaku seperti kawat
dan ramping, buku-bukunya (nodes) kadang-kadang benvarna hijau keunguan, ujung
daunnya menggulung ke arah dalam, dan bunganya terdiri dari 3-9 bulir yang terpusat
di ujung (Kumurur 1998).
Gambar 1 memperlihatkan bentuk fisik rumput Bermuda yang memiliki
struktur daun kecil, lidah daunnya pendek dan terdapat rambut-rambut halus dengan
panjang sekitar 1-3 mm, dan mempunyai bunga 4-5 bulir. Di samping itu mmput
[image:102.605.83.455.498.702.2]jenis Bermuda ini memiliki tekstur yang'halus dan benvama hijau (Gamba'r 2a).
Gambar 1 Bentuk fisik rumput Bermuda (Beard 1982)
Rumput Agrotis (Agrotu palusins) mempunyal perakaran yang dangkal,
kerapatannya tinggi, daunnya benvama hijau muda dengan helaian yang kecil, dan
bertekstur halus (Gambar 2b). Rumput ini cocok digunakan untuk green pada
lapangan golf maupun tarnan yang terletak di datilran tinggi.
Rumput Manila (Zoysia matrella) mempunyai rimpang yang kuat dan
bercabang ke segala arah, ujung daun selalu menggulung ke dalam, helaian daunnya
halus dan benvarna hijau tua atau hijau kebiruan (Kumurur 1998). Gambar 2c
memperlihatkan tekstur rumput Manila yang agak kasar sehingga banyak digunakan
pada lapangan olahraga atau taman rekreasi.
Rurnput Gajahan (Axonopus compressus) turnbuh berumpun, tahan terhadap
injakan dan pangkasan, menyukai tanah gembur yang berkompos, dan dapat tumbuh
baik di tempat yang ternaungi. Rumput Gajahan ini bertekstur kasar (Gambar 2d),
sehingga lebih cocok digunakan untuk taman.
[image:103.605.83.513.489.682.2]Budidaya Rumput
Penyiapan Lahan dan Penanaman
Rumput lapangan olahraga (khususnya untuk lapangan golf) &pat tumbuh dan
berkembang sempuma apabila ditanam pada kondisi tanah yang baik. Tanah yang
diperlukan oleh tanaman rumput adalah tanah yang mengandung sekitar 50 % ruang
pori dan 50 % padatan dalam volume totalnya. Jumlah antara udara dan air yang
mengisi ruang pori tersebut hams seimbang untuk menjamin kecepatan drainase dan
kemampuan menahan air saat diberikan irigasi (Muser 1962).
Umumnya padang golf terdiri atas beberapa bagian lapangan seperti green,
apron, fairway, tee box, dan rozigh yang masing-masing memiliki lapisan tanah
berbeda. Gambar 3 menunjukkan lapisan tanah pada areal green yang terdiri atas
lapisan pasir halus, pasir kasar (coarse sand), kerikil (graveo, dan sub soil.
Sedangkan bagian lapangan lainnya secara umum memiliki struktur lapisan tanah
berupa pasir sedalam 10-20 cm pada bagian atas dan sub soil pada lapisan bawahnya.
Saluran drainase biasanya dipasang pada lapisan sub soil pada saat proses penyiapan
lahan sedang dilakukan.
[image:104.605.106.435.529.690.2]'
Drain coilTerdapat tiga metode dalam penanaman rumput untuk keperluan taman atau
lapangan olah raga. Pertama adalah seeding (penanaman dengan biji atau benih), di
mana benih ruinput disebar secara langsung pada lahan yang telah disediakan. Kedua
yaitu sprigging (menggunakan stolon atau batang horisontal yang tumbuh ke samping
berada di atas permukaan tanah). Cara penanamannya adalah dengan mengambil
stolon dari nursery kemudian ditebar di atas lahan yang telah disiapkan. Selanjutnya
stolon tersebut di rolling agar bagian akamya dapat masuk atau menyentuh media
tanam. Penaburan pasir diatas permukaan (top dressing) stolon clan penyiraman
perlu dilakukan untuk mempercepat proses pertumbuhan. Ketiga adalah sodding,
yakni penanaman menggunakan lempengan rumput. Penanaman dengan cara ini
menghasilkan penutupan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan dua metode
lainnya, sehingga cara ini lebih baik digunakan untuk areal tanam yang luas seperti
lapangan golf atau beberapa lapangan olahraga lainnya. Lempengan rumput tersebut
biasanya berukuran 50 cm x 100 cm, tetapi ukuran tersebut dapat bervariasi
bergantung pada luasnya areal yang akan ditanami. Prosedur penanamannya dimulai
dengan membuat petakan berukuran 100 cm x 100 cm pada lahan yang sudah
disiapkan. Kemudian lempengan rumput ditanam pada petakan yang telah dibuat.
Agar menempel dengan kuat di tanah, lempengan rumput tersebut ditekan secara
merata menggunakan balok kayu berukuran 30 cm x 15 cm x 5 cm.
Pemeliharaan Rumput
Sebagai upaya mempertahankan kondisi dan kualitas lapangan rumput perlu
Peremajaan. Peremajaan merupakan usaha untuk mendapatkan kembali
kondisi tanaman rumput yang bagus melalui verticuiiing, coring, top dressing, dan
sodding. Verticuiting adalah memotong secara vertikal untuk membuang akar rumput
yang sudah tua sehingga tumbuh aka-aka yang baru. Coring adalah pembuatan
lubang pada tanah dengan tujuan menjaga agar tanah menjadi gembur, menjaga
porositas tanah, menjaga kestabilan oksigen dalam tanah, dan men,wangi kepadatan
tanah. Top dressing merupakan proses penaburan pasir di atas permukaan tanah yang
ditumbuhi rumput agar lubang-lubang hasil coring dapat tertutup dengan baik
sehingga rumput dapat tumbuh dengan baik. Sodding merupakan kegiatan
penambalan rumput yang rusak menggunakan lempengan rumput.
Perawatan. Perawatan merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan
kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh rumput dan pengendalian terhadap berbagai
hama atau penyakit serta tanaman pengganggu, sehingga rumput dapat tumbuh
dengan sempurna. Kegiatan perawatan nunput terdiri atas pemupukan,
pemberantasan gulma, hama atau penyakit, dan pengairan.
Pemupukan merupakan kegiatan untuk menambah dan memberikan unsur hara
yang diperlukan oleh tanaman. Pemberantasan gulma, hama atau penyakit dilakukan
berdasarkan pengamatan terhadap kondisi lapangan rumput. Hama yang biasanya
menyerang rurnput lapangan golf adalah ulat, semut, rayap, dan anjing tanah (gaang).
Sedangkan penyakit yang ada berupa dolar spot yang disebabkan oleh cendawan
sclero$nlu homoeocarfa yang menyerang daun melalui embun.
Pemotongan. Pemotongan rumput merupakan usaha yang paling mendasar dari
berkaitan erat dengan kegiatan pemeliharaan yang lainnya (Tjahyono 1994).
Pemotongan, irigasi dan pemupukan merupakan praktik pemeliharaan yang saling
terkait (Turgeon 1991). Perubahan tinggi pemotongan biasanya perlu diikuti dengan
penyesuaian frekuensi pengairan dan intensitas pemupukan.
Pemotongan Rumput dan Jenis Pisau Pemotongnya
Pemotongan rumput adalah pemangkasan rumput secara periodik terhadap
bagian tajuk rumput dengan tujuan mendapatkan hamparan rumput yamg seragam
(Roza 1999). Tinggi pemotongan rumput memiliki nilai standar yang berbeda-beda
berdasarkan teinpat dan fungsinya. Pemotongan yang terlalu rendah menyebabkan
rumput stress akibat penguapan
dan
kehilangan cadangan karbohidrat yang tinggi.Sebaliknya, pemotongan yang terlalu tinggi akan menyebabkan rumput mudah rebah
atau tidak tegar sehingga nilai kualitas lapangan menjadi berkurang (Beard 1983).
Pemotongan rumput dilakukan dengan menggunakan mesin yang berbeda-beda
untuk setiap lapangan rumput, karena kualitas pemotongan ditentukan oleh alat yang
digunakan (Roza 1999). Faktor peralatan yang mempengaruhi kualitas pemotongan
adalah kecepatan pergerakan mesin, ketajarnan pisau, dan pemasangan pisau
pemotong (Tjahyono 1994).
Mesin yang digunakan untuk pemotongan rumput di lapangan golf hampir
seluruhnya menggunakan jenis pisau tipe reel. Mesin ini tediri dari dua bagian utalna
yaitu bagian penggerak dan unit pemotong (cutting unit). Bagian penggerak
merupakan bagian yang menggerakkan komponen reel melalui sistem penyaluran
tenaga. Sedangkan cuttrng unit terdiri dari bilah pisau yang berputar disebut blade
bervariasi mulai dari 4 sampai 11 pisau. Urutan tersebut berkaitan dengan tingkat
kerataan hasil pemotongan yang dihasilkan oleh pisau tipe reel. Dengan julnlah blude
11 berarti pelnotongan yang dilakukan akan menghasilkan tingkat kerataan
permukaan rurnput yang paling tinggi.
Selain pisau tipe reel di atas, terdapat pisau pemotong rumput tipe roluqi. Pisau
pemoiong rumput tipe ini terdiri dari satu bilah pisau yang digerakkan secara rotasi
oleh poros vertikal dengan kecepatan tinggi, sehingga menghasilkan daya pukul yang
kuat untuk memotong ruinput (Tjahyono 1994). Dua jenis pisau ini memiliki
perbedaan dari segi konstruksi dan hasil pemotongannya (Gambar 4 dan 5).
(a)
6-
- - - -
. --
-
. . .-
..-
. - . -.-
~ - . - - - . --~ - ~ .. .. - - -- - ~ .
-zs2??.
[image:108.602.81.485.49.752.2]Garnbar 4. Konstruksi dari pisau pernotong rurnput (a) pisau tipe reel dan (b) pisau tipe rolury.
Pisau pemotong tipe reel memberikan hasil potongan yang rata pada bagian
tajuk rumput yang dipotong, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan rumput. Pisau
pernotong tipe rotary lnemberikan hasil potongan yang tidak baik pada bagian tajuk
rumput, dimana tajuk rumput yang dipotong rnenjadi pecah dan hasil potongannya
tidak rata (Beard 1983).
Mekanisme Pemotongan Rumput Tipe Reel
Mekanisme Pemotongan
Mekanisme pemotongan pada pisau pemotong rumput tipe reel pada prinsipnya
sarna dengan menggunting, tetapi pada pisau tipe reel terdapat satu bilah pisau yang
diam (bedknije) dan beberapa bilah pisau berbentuk helik yang berputar (reel blades).
Pisau reel (reel blades) berfungsi mengarahkan rumput menuju bedknfe. Sedangkan
bedknije berfungsi mendorong rumput menuju reel dan menjaga agar rumput tersebut
selalu tetap pada posisi vertikal. Gambar 6 menunjukkan rnekanislne pemotongan
rumput pada pisau tipe reel. Di rnana V adalah kecepatan maju unit pernotong (reel
blades dan bedknife), R adalah adalah jari-jari reel,
Y,
merupakan tinggi poros reelterhadap permukaan tanah, YR adalah tinggi rumput sebelurn dipotong, Y p adalah
tinggi pemotongan, dan
w
adalah kecepatan sudut reel. Titik potong (slzeur point)adalah satu dari sekian banyak titik dimana reel blade menyentuh bedknife,
sedangkan clip oftl7e reel (CR) merupakan jarak yang ditempuh oleh satu titik potong
pada satu reel blade ke blade herikutnya (Turgeon 1991). Tinggi pernotongm
(Yp)
merupakan jarak antara bidang tempat kedudukan roda untuk ~najunya alat dengan
oleh hubungan antara
Yp
dan CK, di mana C.;< ditentukan oleh j~unlah pisau pada reel,kecepatan putar reel, dan kecepatan maju dari pengoperasian alat pemotong rumput
tersebut (Turgeon 1991).
GROUND
[image:110.605.90.477.184.430.2]0
Gambar 6. Mekanisme pelnotongan pada pisau pelnotong ruIi1put tipe reel.
Kinematika Reel dan
Bedknife
Kinematika merupakan studi yang dilakukan untuk inempelajari gerak relatif
bagian-bagian mesin tenllasuk lintasan, kecepatan, dan percepstan tanpa
memperhatikan gaya-gaya atau faktor lain yang mempengaruhi gerakan tersebut.
Gerakan pisau pemotong rumput tipe reel ini lnerupakan gerak troclzoidul. Menurut
Sakai (199S), gerak troclzoidul dari sebuah titik dengan posisi awal berada pada
koordinat
X=O
danY=O
serta mempunyai arah gerakan searah jarurn jalu, makaX = 1 1' - Ii sin
w
/Y = R ( l - c o s
wr)
di mana: V = kecepatan tnaju pernotongan (mldetik)
li = jari-jari reel (m)
w
= kecepatan sudut (radldetik)I = waktu (detik)
Dengan demikian jalur (putlz) dari sebuah tititk (P) pada pisau reel dapat
Gambar 7. Jalur pergerakan sebuah titik P pada pisau reel.
Pada kondisi awal (t=O), posisi titik pada mata pisau reel adalah P(O), sehingga
besamya pergeseran sudut dala~n interval waktu t ( B = w t)=O, X(O)=O, dan Y(@= YP.
Selanjutnya jika titik P tersebut bergerak dengan kecepatan konstan selaina selang
waktu I atau P(t) maka pergeseran yang terjadi pada aksis reel adalah S = Vt
(Martin 1992). Nilai koordinat P(t) dapat ditentukan sebagai berikut:
[image:111.602.79.471.89.836.2]Gaya dan Torsi Pemotongan
Torsi merupakan hasil perkalian antara gaya yang bekerja pada suatu benda,
dengan jarak tegak lurus terhadap garis kerja gaya tersebut (Giancoli 1954). lstilah
lain dari lorsi adalah tnomenl sebuah gaya terhadap sumbu yang dilambangkan
dengan T. Secara maternatis torsi dimmuskan sebagai berikut:
di tnana: T= torsi atau momen (N m)
F= gaya yang bekerja pada sebuah benda (N)
R= jari-jari (rn)
Pemotongan rumput dapat tejadi apabila gaya pemotongan mempunyai nilai
yang sarna atau lebih besar dari tahanan potong (slleur s~renghf) rumput tersebut.
Gaya pemotongan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya puncak
pernotongan spesifik arah tangensial (I;,,) yang diadaptasi dari rumput jenis l-?yegro.s.s.
Hasil pengukuran O'Dogherty dan Gale (1991) terhadap gaya puncak pemotongan
spesifik
(I;,)
rurnput tersebut yang berdiameter 2,61 mm tnenggunakan pisau yangdipasang pada piringan (disc) dengan sudut potong 0' adalah 15,4 N. Dalam ha1 ini,
Fp mempunyai arah normal terhadap pisau. Dengan demikian apabila
I;,
tersebutdigunakan pada pisau reel yang mempunyai sudut potong
( a )
sebesar lo", makabesamya gaya puncak pemotongan spesifik arah tangensial (E;,) terhadap pisau reel
F
adalah: Fp, = 1 = 15,68 N. Sehubungan dengan rumput yang digunakan dalarn
cosa
penelitian ini berdiameter 0,s tnm, rnaka besamya
I;,,
untuk perhitungan torsiMETODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian,
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian berlangsung selarna delapan bulan, yaitu rnulai bulan Mei sampai dengan . .
November 200 1.
Tahapan Penelitian
[image:113.605.88.499.347.810.2]Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 8.
ANALISIS MEKANISME PEMOTONGAN 1. LINTASAN REEL DAN I3EDKNIFE 2. JUMLAH TlTIK POTONG
3. GAYA PEMOTONGAN
4. MODEL MATEMATIK TORSI PEMOTONGAN
1
t
4
IPENANAMAN RUMPUT PENGUJIAN UNTUK VALIDASI BERMUDA SECARA SODDING
t
1
PENGUKURAN TORSI PEMOTONGANI
VALUDASI MODEL MATEMATIK,
SELESAl
Gainbar S Tahapan keglatan penelltian
Metode Analisis Mekanisme Pemotongan
Mekanisme pemotongan dari pisau pemotong rumput tipe reel didekati melalui
analisis kine~natika dan dinamika. Analisis kine~natika digunakan untuk menentukan
pola lintasan pisau (reel blude dan bedknije). Sedangkan analisis dinamika digunakan
untuk menentukan gaya-gaya yang bekerja pada pisau reel dan gerakan yang
diakibatkan oleh gaya tersebut.
Keseragaman (rata tidaknya) hasil pemotongan dari pisau tipe ini, secara
teoritis dapat didekati melalui hubungan antara clip of 111e reel dan tinggi
pemotongan (YI.). Secara geometrik hubungan antara C> dan YI> tersebut dapat
digambarkan dalain bentuk segitiga (lihat Gambar 9), di mana bagian alas dari
segitiga ini merepresentasikan besarnya CR, sedangkan tinggi segitiga menunjukkan
Yp.
Adapun sisi lainnya merupakan tinggi sebagian ru~nput setelah dipotong (&).Fenomena marcelling atau munculnya restirution /7eig/7/ (I?//) dapat dihitung melalui
selisih antara
YS
danY,,
(RII=YS
-- Yp).Y
4
Rw
k-h
PISAU (REEI. BlADE)
RUMPUT SETEIAH DIPOTONG
GROUND I
. O I .
....
,,..Lintasan Reel dan Bedknife
Beberapa asumsi berikut ini digunakan untuk meiakukan analisis gerakan pisau
(reel blade dan bedknife) pada mekanisme pemotongan rumput tipe reel.
1. Reel berputar pada porosnya dengan kecepatan putar tetap.
2. Pisau pemotong yang terdiri atas reel blade dan bedknife bergerak maju dengan
jalur lurus di atas permukaan rumput datar pada kecepatan konstan.
3. Antara reel blade dan bedknife tidak tejadi gesekan.
4. Rumput terpotong hanya pada posisi te jepit antara reel blade dan bedknife.
5. Rumput yan'g dipotong pada satu kotak rumput adalah seragam, baik varietas,
densitas, maupun kadar aimya.
Jalur lintasan dari sebuah titik pada satu pisau reel yang memiliki gerak
iroclzoidal, dapat digambarkan dalam bidang dua dimensi dengan cara menentukan
besarnya koordinat X dan Y. Jika titik tersebut bergerak dari posisi awal X=O dan Y=
Y p (Gambar 9), maka nilai koordinat dari jalur gerakannya dapat ditentukan dengan
persamaan umum berikut:
A' = Vi - R sin
w
i ( 6 )Y=R(l-cos m i ) + Yp (7)
Apabila reel tersebut memiliki pisau bejumlah k pisau, dimana pisau ke-1
dimulai dari posisi X=O dan Y=Yp, kemudian pisau ke-2 dan seterusnya dihitung
berdasarkan arah yang berlawanan dengan jarurn jam, inaka koordinat jalur gerakan
Bedknge yang bergerak linier dan relatif terhadap pennukaan tanah,
mempunyai bentuk lintasan berupa garis lurus. Persamaan lintasan dari bedknfe
dapat ditentukan melalui persamaan berikut:
x=
Vt (10)Y=
Yp (11)Selanjutnya, untuk memperoleh pola lintasan dari pisau tipe , ini dilakukan
melalui simulasi komputer berdasarkan persamaan (8), (9), ( l o ) , dan ( 1 1).
Jumlah Titik Potong
Jumlah titik potong setiap saat ( J T ~ ) dari pisau ini ditentukan melalui
pendekatan terhadap pisau reel yang dibentangkan. Hal ini berdasarkan pada
kecepatan linier dari pisau reel yang berputar, sama dengan kecepatan linier apabila
pisau tersebut bergerak maju secara kontinyu. Dalam bentangan pisau reel tersebut
terdapat beberapa parameter yang menentukan J p , di antaranya adalah: panjang reel
(L), diameter reel (D), sudut potong pisau reel
( a ) ,
dan jumlah pisau yang terdapatpada reel (k).
Gaya Pemotongan Rumput
Terdapat sejumlah gaya yang bekerja pada saat pemotongan nunput. Gaya-gaya
tersebut di antaranya adalah gaya gesek rumput dengan pisau &), gaya untuk
mendorong rumput hingga membengkok atau defleksi ( F d ) , dan gaya akibat tahanan
potong rumput itu sendiri (F,). Ketiga gaya tersebut sudah tercakup ke dalaln gaya
puncak pemotongan specifik (Fp). Dalam penelitian ini ITp yang digunakan adalah
Torsi Pemotongan Rumput
Torsi pemotongan rumput (Tp) merupakan hasil kali antara gaya pemotongan
ruinput total (17p) dan jari-jari reel (R). Fp merupakan aku~nulasi dari gaya puncak
pemotongan spesifik arah tangensial
(I;,)
dikalikan jumlah titik potong setiap saat( J T ~ ) , dan jumlah batang rumput yang dipotong setiap saat (JB). JB dapat ditentukan
dari diameter rumput
(4
dikalikan kerapatan (K,) dan luas lintasan titik potong ( L N ~ )yang berbentuk jajaran genjang. Alas jajaran genjang ditentukan oleh jarak yang
ditempuh titik potong arah sejajar poros pisau reel (Sy=Vmxt), sedangkan tingginya
ditentukan oleh nilai dari clip of the reel (CR). Di mana
CR
merupakan jarak yangditempuh oleh satu titik potong pada satu reel blade ke blade berikutnya.
Secara matematis, torsi peinotongan rumput ( T p ) tersebut dapat diformulasikan
dalam bentuk persamaan umum sebagai berikut:
Tp = Fp x I-?
T , = l < , x J , x J , x R
Metode Percobaan Pemotongan
Peubah Percobaan
Percobaan ini melibatkan tiga peubah penjelas dan satu peubah respons. Peubah
penjelas yang dimaksudkan adalah:
1. Kecepatan putar reel (n) terdiri atas tiga level yakni: 550 rpm (nl), 752 rpm (nz),
dan 961 rpin (nj).
2. Kecepatan maju pemotongan (V) terdlri atas 0,5 mddetik (V,) dan 0,6 mldetik (Vz).
Sedangkan peubah respons atau peubah tak bebas (dependen/ vuriubel) dalam
percobaan ini adalah torsi pemotongan rumput ( T p ) dalam N m.
Alat dan Bahan Percobaan
Alat Percobaan. Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain
,. adalah (1) upparalus uji pemotongan rumput (turf bin tesl uppara/us) dan
kelengkapannya, (2) instrumen pengukuran dan perekaman data yang terdiri atas
sensor torsi berupa slruin gages (Kyowa, KFG-1-120-D16-11N l5C2), slip ring
(Michigan S-4), bridge box (Kyowa, BD-120), strain amplrfier (DPM-603A), analog
to digitul converler (ADC), komputer, dan (3) alat-alat pendukung lainnya seperti
digiral luclzorneler (Shimpo, DT205B) slop walclz, rnultile.~ter (CE, DT830D).
Pisau pada uppuralus uji pemotongan rumput ini terdiri atas reel dan hedknijk.
Pisau reel yang digunakan terdiri atas 9 pisau dan 11 pisau. Kedua jenis pisau reel
tersebut memiliki panjang pisau 53 cm, diameter reel 12,6 cm, diameter poros 2,425
cm, tebal pisau 0,5 cm, lebar pisau 2,O cm, sudut potong lo0, sudut ketajaman pisau
30°, dan rake angle sebesar 5". Bedknlfe mempunyai panjang 53 cm, lebar 6 cln, tebal
0,32 cm, dan sudut pelepasan (relief angle) sebesar 5".
Bahan Percobaan. Rumput yang digunakan sebagai bahan uji adalah rumput
Bermuda (Cynodon duclilon) varietas irfwuy yang ditanam secara sodding pada 3
buah kotak rulnput (tul:f bin). Kotak rumput terbuat dari papan kayu dengan panjang
150 cm, lebar 65 cm, dan tinggi 9 cm. Bagian bawah kotak rumput tersebut dibuat
Jarak antar lubang tersebut sebesar 10 cm. Selanjutnya kotak rumput tersebut diisi
pasir halus berdiameter 0,5 cm sebagai media tanam. Sebelum ditanani rumput,
media tanam tersebut disiram dan dipupuk. Setelah lf: 6 hari, lempengan rumput yang
berukuran 30
x
30 cm ditempelkan pada media pasir tersebut, yang kemudiandilakukan rolling agar akar rumput dapat masuk ke media tanam. Sebelum digunakan
untuk pengujian rurnput tersebut dirawat dan dipangkas 2-3 kali setiap minggu.
Kondisi rumput pada saat pemotongan adalah berdiameter 0,8 mm, diukur
menggunakan jangka sorong. Kerapatan mmput dihitung berdasarkan jumlah batang
rumput per 25 cm2, yang kemudian dikonversikan ke dalam jumlah batang per m2.
Berdasarkan ha1 tersebut, kerapatan rumput pada kotak mmput ke-1 adalah 30.000
batang/m2, kotak rumput ke-2 adalah 48.000 batang/m2, dan kotak rumput ke- 3
adalah 47.200 batang/m2. Tinggi rumput sebelum dipotong diukur dari pangkal
rumput pada permukaan media tanam hingga bagian ujung rumput menggunakan
jangka sorong atau mistar. Rumput tersebut mempunyai tinggi 20-25 mm, dan kadar
air saat pemotongan rata-rata 64%.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang di-makan dalam pengukuran torsi pemotongan
rumput adalah rancangan percobaan faktorial, yang merupakan kombinasi dari
beberapa faktor. Terdapat 12 kombinasi perlakuan dalam percobaan ini (Tabel 2).
Kombinasi perlakuan tersebut disusun dari 3 faktor, yakni kecepatan putar reel (n)
yang terdiri atas 3 level (nl=550 rpm, nf=752 rpm, dan n3=964 rpm), kecepatan maju
pelnotongan (V) terd~ri atas V1=0,5 mldetik dan V2=0,6 mddetik, dan jurnlah pisau reel
Tabel 2. Kombinasi perlakuan dalain pengukuran torsi pemotongan
Metode Pengukuran dan Sistem Perekaman Data
Pengukuran torsi pemotongan dilakukan menggunakan alat percobaan
pelnotongan rumput (turf bin test apparatus) yang telah dibuat (lihat Gainbar 10).
Pada poros pisau reel dipasang sensor berupa 4 buah strain gages untuk mengukur
torsi yang terjadi pada saat pengukuran (pemotongan rumput). Persamaan hasil
kalibrasi sensor torsi pada range pengukuran 10
x
100 p& pada struin amplrfieradalah:
di inana: T = torsi (
N
m)PERSONAL A,VALOGl~IGI7~1.
COMPUTER CONVERTER (ADC)
MOTOR LISTRIK PULI PENGGERAK
PENGENCANG
BEARING PENAHAN
.
I I \
MOTOR LISTRIX PULI PENGGEXAK SPROCKET RANGKA UTAMA
TURF BIN
[image:121.842.126.748.124.459.2]Proses pengukuraan dimulai dengan digerakkannya pisau reel oleh motor
penggerak. Selang beberapa saat (2-5 detik) motor khusus penggerak turf bin
dihidupkan untuk menarik turf bin yang telah diisi rumput percobaan dengan setting
kecepatan maju yang telah ditetapkan. Pada saat rumput pada turf bin tersebut
menyentuh pisau pernotong (reel dan bedknife), maka proses pemotongan mulai
terjadi. Pen,&uran torsi di1akuk;tn secara berkelanjutan dari sebelurn pemotongan,
selama pemotongan, dan setelah pemotongan dengan periode pengambilan data 10
mili detik (samp[ingfreguency sebesar 100 Hz).
Kelebihan dari pengukuran torsi pemotongan rumput menggunakan turfbin test
ini adalah bahwa pen,&uran dilakukan pada rumput dalam bentuk bulk atau
hamparan.
Analisis Data
Data torsi pemotongan diperoleh melalui substitusi tegangan keluaran hasil
pengukuran ke dalam persamaan hasil kalibrasi (persamaan 13). Torsi pemotongan
rumput (Tp) adalah torsi keseluruhan pada saat pemotongan berlangsung ( T p )
dikurangi torsi untuk mengatasi gesekan dan beban pelnutaran pisau reel sebelun
pemotongan berlangsung (TsP). Kemudian data Tp dari hasil pengukuran tersebut
ditentukan nilai rataannya. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut digunakan sebagai
pembanding (validasi) terhadap besamya Tp yang diperoleh dari model maternatik
hasil pendekatan teoritis. Secara matematik torsi tersebut dapat dituliskan:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Mekanisme Pemotongan
Rata tidaknya hasil pemotongan rumput menggunakan pisau tipe reel, secara
teoritis dapat ditentukan dari hubungan antara tinggi pemotongan (Y!,) dan clip of lke
reel (CR). Hasil pemotongan yang rata diperoleh apabila tinggi pemotongan (Yp)
memiliki ukuran yang sama dengan cllp of tlze reel (CR). Apabila CR lebih panjang
dari Yp, hasil pemotongan akan bergelombang atau disebut marcelling. Hubungan CR
dengan Yp pada saat pemotongan dapat digambarkan dalam bentuk segi tiga
sederhana (lihat Gambar 9).
Besarnya CR ditentukan oleh kecepatan maju pemotongan (V), kecepatan putar
reel (n), dan jumlah pisau pada reel (k). Secara matematik besarnya C,? dapat
ditentukan melalui persamaan berikut:
Fenomena rnurceNing dapat dijelaskan menggunakan teori geometri sederhana.
Pada saat pelnotongan, batang rumput digenggain oleh reel dan hedkn$e yang
digambarkan dalam bentuk segitiga (Gambar 11). Setelah tejadi pemotongan, batang
rumput tersebut (sisi segitiga) akan kembali pada posisi tegak lurus terhadap bidang
pemotongan. Selisih sisi segitiga (Ys) pada posisi tegak lurus dengan (Yp) merupakan
besamya nturcelling yang terjadi atau disebut restitution heigl~t (RN). Berdasarkan
persamaan (15) besarnya CR dapat diketahui dan Yp ditentukan (setting) sebesar 1,5
SAAT PEMOTONGAN
[image:124.595.87.484.107.455.2]SETELAH PEMOTONGAN
Gambar 11. Geometri dasar penentuan marcelling pada hasil pernotongan rumput.
2 2
c 2 = a + b
RI, = c - b atau dapat dituliskan:
Besamya nilai a dapat dihitung berdasarkan perbandingan kecepatan linier reel
blade dan bedknife, yang secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
Dengan memasukkan nilai a = ( X m " ~ ) , dan b = Yp mata persamaan (16)
(xBK + x m
di mana: RII = selisih maksimurn antara tinggi rurnput setelah dipotong dan tinggi pemotongan (cm)
Xm=
jarak sesaat yang ditempuh hedknrfe ke titik pemotonganXm=
jarak sesaat yang ditempuh reel hlude ke titik pemotonganTpr = titik pemotongan (pertemuan reel blade clan bedknrfe)
Y p = tinggi pemotongan rumput yang disetlrng sebesar 1,5 cm
CR bembah nilainya jika salah satu dari tiga variabel pada persamaan (15)
yakni: V, n, dan k mengalami pembahan. Misalnya, pada kecepatan maju alat (1') =
0,5 mldetik, n = 550 rpm, dank = 11, diperoleh CR sebesar 0,4959 cm. Apabila nilai n
dirubah menjadi 752 rpm, dan dua vanahel lainnya ( V dan k) tetap, inaka besarnya
CR bembah menjadi 0,3627 cm. Tabel 3 memperlihatkan perubahan nilai CR dan R,I
[image:125.595.79.486.60.813.2]yang dihasilkan dari variasi nilai ketiga peubah dalam percobaan.
Hasil Analisis Lintasan Reel dan Bedkrzife
Dari simulasi komputer berdasarkan persamaan (8) dan (9) diperoleh pola jalur
~ e r a k a n dari sebuah titik pada pisau reel. Dimensi dari jalur tersebut dipengaruhi oleh
beberapa variabel seperti: kecepatan maju pemotongan (V), kecepatan putar reel (n),
jumlah pisau (k), diameter reel (D), dan tinggi pemotongan (Yp).
Contoh hasil simulasi dari jalur gerakan sebuah titik pada pisau reel melalui
variabel masukan (~npul varrahle) V = 0,5 mldetik, D = 0,126 m, n = 550 rpm, k = 1,
dan Yp = 0,015 m ditunjukkan pada Gambar 12. Adapun pengamh pembahan dari
salah satu variabel di atas, misalnya k = 2 dan k = 4 sedangkan variabel lainnya tetap,
akan menghasilkan dimensi jalur gerakan yang berbeda (Gambar 13 dan 14). Secara
kuantitatif perbedaan dimensi tersebut terjadi pada besamya clrp of the lael (Cl<),
yakni 0,0273 m (2,73 cm) dan 0,014 m (1,4 cm).
Y
A
-
-
-I
-
E-
.c3 P
:
k- Y m m-,
. c - X
-0.0545 6 0.0545 0.109 0.1635 0.218
Jarak Tempuh (m)
-0.0545 -
[image:126.595.76.492.94.809.2]I
-0.0273 1JarakTempuh (m)
[image:127.595.78.498.113.819.2]I----
Gambar 13. Pola jalur pergerakan pisau reel pada n= 550 rpm, V= 0,5 mldetik, k= 2,
Yp=
0,015 In, danClt
= 0,0273 In.JarakTempuh (m)
i
Gainbar 14. Pola jalur pergerakan plsau reel pada n= 550 rpm, V= 0,s midet~k,
LC
4,Yp=
0,015 m, danCx
= 0,014 mCR merupakan variabel penting dalam penentuan efisiensi pemotongan rumput
meng,pnakan pisau pemotong rumput tipe reel ini. Di samping kondisi pisau
pemotong itu sendiri, berdasarkan analisis geometrik tersebut, setting CR merupakan
aspek yang sangat mempengaruhi kualitas hasil pemotongan, terutarna mengenai
keseragaman atau rata tidaknya hasil pemotongan. Besamya CR dapat dirubah
berdasarkan setting kecepatan maju pemotongan (V), kecepatan pular reel (n), clan
jumlah pisau (k) yang digunakan pada mekanisme pemotongan.
Hasil Analisis Jumlah Titik Potong
Jumlah titik potong setiap saat ( J p ) dari mekanisme pemotongan ruinput tipe
reel diperoleh melalui pisau reel yang dibentangkan. Gambar 15 menunjukkan
bentangan dari pisau tipe reel yang mempunyai 9 pisau beserta bedknijie
Pada saat
X=
0, titik potong (TpT) dari pisau (A), (A-I), dan (A-2) adalah:TPT (A)= (0, 0 )
TPT @-I)= (0, PY)
Tpj- (A-2)= (0,2Py)
Pada saat
X=X,
titik potong (TpT) dari pisau (A), (A-I), dan (A-2) adalah:X
TPT (A)=
(X
-1
tana
X
TPT (A-l)=(X:
PY + -)tana
A TpT (A-2)= (X, 2Pl-- -)
A
Bila: 2Pu
+
--- I L dan X I IJX, maka JTp = 3 tan aX
[image:129.595.86.457.85.746.2]Bila: 2Py
+-
> L d a n X < P x , m a k a J ~ p = 2 tanaGAMBAR ISOMETRI
REEL B U D E
Dari Gambar 15, jarak antar pisau (Px) dan jarak antar titik potong arah sejajar
poros reel (Pr) dapat dihitung dengan persamaan:
PX =
G ,
sedangkan PY = - Px . Dengan demikian pada saat JTp = 3, maka Xk tan a
dapat dihitung sebagai berikut:
X
2Pr
+
-<
Ltan a
X
2Py+-- - Ltan
a
X
-- - L - 2 P y
tan
a
9~
X = ( L - 2 - ) t a n a tan
a
7 r D
X = ( L tan a - 2Ps), karena Px = - maka:
k
Nilai X pada persamaan (19) tersebut digunakan sebagai dasar untuk
inenentukan jurnlah titik potong (JTp) berdasarkan sudut putar pisau reel ( 0 ) .
di mana: .IT,,= jumlah titik potong setiap saat
L = panjang reel (m)
l',. = jarak titik potong arah sejajar poros r e d (m)
i',~ = jarak antar pisau (m)
X = panjang busur (m)
B = sudut putar pisau reel (O)
a
= sudut potong pisau (O)D = diameter reel (m)
k = jumlah pisau
Dalam penelitian ini pisaureel yang digunakan ada 2 jenis, yakni 9 pisau dan
11 pisau. Kedua pisau tersebut mempunyai spesifikasi yang sama yakni D =12,6 cm,
L = 53 cm, dan
a
= 10". Dengan demikian nilaiX,
Ps, dan 0 dari pisau reel dengank=
9 dapat dihitung sebagai berikut:(2 "14 12'6) = 0,553 cm atau 0,0055 m
9
Px
= (',I4 12,6) = 4,396 cm atau 0,044 m9
Selanjutnya, dengan cara yang sama nilai
X,
Pay, dan B untuk pisau reel dengan11 pisau dapat dihitung sebagai berikut:
= 2,152 cm atau 0,0215 m
P,y = (3,14 x 12,6) = 3,597 cm atau 0,036 m 11
Dan analisis tersebut nilai JTp akan berfluktuasi berdasarkan sudut putar pisau
reel ( 8 ) . Nilai JTP untuk pisau reel dengan jumlah pisau 9 adalah 2 atau 3 titik
potong. J T ~ = 3 apabila O x bernilai dari 0" sampai 5,03', kemudian pada saat B s lebih
besar dari 5,03" sampai sebesar Bp,y yakni 40°, maka .ITp menjadi 2 titik potong.
Sedangkan untuk pisau reel dengan jumlah pisau 1 1, nilai .Jp= 3 apabila 8 s bemilai
dari 0" sampai 19,582', kemudian pada saat B s lebih besar dari 19,582" sampai
sebesar 8 p x yakni 32,73', maka J T p menjadi 2 titik potong. Kondisi tersebut tejadi
secara berkelanjutan pada siklus pemotongan rumput menggunakan pisau jenis ini.
Hubungan yang bersifat fluktuatif antara jumlah titik potong (JTP) dan sudut
putar pisau ( 8 ) dari pisau reel yang memililu jumlah pisau 9 dan 11 ditunjukkan pada
Gambar 16 dan 17. Fluktuasi JTp dari kedua pisau tersebut pada prinsipnya sama,
yakni memiliki 2 atau 3 titik potong. Tetapi pada pisau reel dengan jumlah pisau 9
(Gambar 16), JTp = 3 tejadi pada durasi yang lebih pendek yakni sebesar 5,03".
Sebaliknya pada pisau reel dengan jumlah pisau 11 (Gambar 17), J T ~ = 3 terjadi
0 40 80 120 160 260 240 280 320 360
Sudut Putar Pisau (derajad)
Gambar 16. Hubungan antara sudut putar pisau (8)