MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE ROTARI
OLEH :
SIT1 SUHARYATUN
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2002
ABSTRAK
SIT1 SUHARYATUN. Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau Pemotong Rumput Tipe Rotari. Dibimbing oleh I NENGAH SUASTAWA dan WAWAN HERMAWAN.
Mesin pernotong rumput tipe rotari (rotary mower) adalah salah satu jenis pernotong rumput yang banyak digunakan untuk pemeliharaan rumput lanskap. Torsi pemotongan dan hasil pemotongan mempakan faktor penting dalam merancang mesin pemotong ini. Penelitian ini berlujuan mengembangkan model matematik untuk menghitung torsi pemotongan dari pisau pemotong rumput tipe rotari melalui analisis mekanisme pemotongannya, dan membandingkan dengan torsi pemotongan hasil pengukuran langsung.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN MENGGUNAKAN
PISAU PEMOTONG RUMPUT T E E ROTARI
Adalah benar merupakan hasil k q a saya sendiri dan belurn pemah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
Bogor, Mei 2002
Siti Suharvatun
MEKANISME PEMOTONGAN RUMPUT DENGAN
MENGGUNAKAN PISAU PEMOTONG
RUMPUT TIPE ROTARI
.
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Keteknikan Pertanian
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Pisau Pemotong Rumput Tipe'Rotari
Nama : Siti Suharyatun
NRP : 99303
Program Studi : Ilmu Keteknikan Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Ketua
7
Manuwoto, M.Sc.
Tanggal Lulus: 27 Marct 2002
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Magetan pada tanggal 3 Juli 1970 sebagai anak ke empat dari ayah bemama Suhartojo dan ibu Fatimah. Pendidikan sarjana di tempuh di Jurusan Mekanisasi Pertanian Universitas Gadjah Mada, lulus tahun 1996. Pada tahun 1998 hingga sekarang penulis beke rja sebagai staf pengajar di Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
PRAKATA
Puji dan 'syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan limpahan rahmat dan karuniaNya karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2001 ini adalah pernotongan rumput, dengan judul "Mekanisme Pemotongan Rumput dengan Menggunakan Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari".
Terirna kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. 11. I Nengah Suastawa, MSc. dan Bapak Dr.
Ir.
Wawan Hermawan MS selaku pembimhing. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada (1) Pak Lisyanto yang telah bekerja sama dan banyak memberikan saran, masukan dan bantuan selama penelitian, (2) Pak Abas dan Pak Wana yang banyak membantu dalam pembuatan alat dan pengujian, (3) Pak Dhafir, (4) Pak Trisno dan (4) Pak Mawardi yang banyak membantu dalam pengujian, (5) Mbak Ema, ( 6 ) Indri, (7) Endah, (8) Ninik, (9) Rara, (10) Candra, serta semua yang telah membantu penelitian ini, yang tidak dapat penulis sebut satu per satu. Ungkapan terimakash
juga disampaikan kepada Bapak, Iby serta seluruh keluarga di Magetan, Jakarta dan Parung, atas segala doa, dorongan semangat dan kasih sayangnya.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR IS1
Halaman DAFTAR I S T I M ... x DAFTAR GAMBAR
...
xi DAFTAR LAMPIRAN ... xiv PENDAHULUANLatar Belakang
. .
... 1 Tujuan Penelltian ... 4 TINJAUAN PUSTAKABudidaya Rumput
...
6 Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari ... 13 Mekanisme Pernotongan Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari(Rotav Mower)
...
16METODE PENELJTIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
...
19...
Alat dan Bahan
. .
19...
Tahapan Penelltian 21
...
~nalisis ~orsi'Pemoton~an 21
Sistem Pengukuran dan Perekaman Data
...
29 . ....
Analisis Data 34
J3ASIL DAN PEMBAHASAN
Pola Lintasan Pemotongan ... 35 Pengaruh Sudut Pemasangan Pisau terhadap Panjang Mata Pisau
...
yang memotong 40
...
Panjang Mata Pisau yang Memotong 42
...
Panjang Efektif Pernotongan 48
...
Torsi Pemotongan 49
...
Torsi Pernotongan Rumput Hasil Pengukuran 53
KESIMPULAN DAN SARAN
...
Kesimpulan 61
...
DAFTAR ISTLLAH
Apron Coring Fairway Free cutting Green Mower Nursely Reel mower Rotav mower Rough Seeding Sodding Sprigging Stolon Tee box Top dressing TuCf- Verticutting: areal permainan golf antara green dan fairway.
: pembuatan lubang pada tanah untuk menjaga kegemburan tanah, porositas tanah, aerasi tanah dan mengurangi pemadatan.
: areal permainan golf yang terletak antara areal green, apron
dan
tee box.
: pemotongan berdasarkan impak pisau terhadap benda.
: Areal permainan golf yang terdapat lubang sebagai target akhir dari setiap permainan golf dalam 1 hole.
: alat atau mesin pemotong rumput.
: tempat pembibitan rumput.
: mesin pemotong rumput yang memotong secara menggunting.
: mesin pemotong rumput yang memotong secarafiee cutting.
: areal permainan golf di luar green, apron, tee box dan fairwq.
: penanaman dengan menggunakan benih atau biji
: penanaman rumput dengan menggunakan lempengan rumput. . .
: penanaman rumput dengan menggunakam stolon.
: batang horizontal yang tumbuh ke samping.
: areal tempat hlakukan pukulan pertama pada setiap hole.
: penaburan pasir di atas permukaan tanah yang ditumbuhi rumput.
DAPTAR GAMBAR
[image:113.602.72.522.78.805.2]Halaman Gambar 1 . Bentuk fisik mmput Bermuda
...
8 Gambar 2 . Tekstur beberapa jenis rumput lansekap ... 9 Gambar 3.
Susunan tanah pada areal green lapangan golf...
10 Gambar 4.
Konstruksi pisau pemotong rumput...
14Gambar 5 . Bagian-bagian mesin pemotong rumput tipe rotary ... 15
.
Gambar 6 Mekanismefree cutting
...
17Gambar 7 . Kurva locus trochoidul untuk pisau rotari (tampak atas)
...
18...
Gambar 8
.
Tahapan kegiatan penelitian 21...
Gambar 9
.
Mekanisrne pemotongan rumput dengan pisau rotan' 22 Gambar 10 . Asumsi mekanisme pemotongan rumput dengan pisau pemotongrumput tipe rotari
...
24Gambar 11
.
Asumsi susunan tanaman rumput dengan kerapatan2
...
4 batanglcrn 27
...
Gambar 12 . Bagan skematik pengukuran torsi pemotongan 30 Gambar 13 . Posisi dan pemasangan stroin gage pada p r o s pemutar pisau
...
31...
Gambar 14
.
Metode kalibrasi transducer torsi 32Gambar 15 . Lintasan pernotongan pisau pernotong rumput tipe rotari dengan sudut pemasangan pisau 0" ... 35 Gambar 16
.
Contoh pola pemotongan 1 pisau. R = 0. 2 m. n = 500 rpm.v=O. 5m/s ... 38 Gambar 17 . Contoh p l a pelnotongan 2 pisay R = 0. 2 m. n = 500 rpm. .
.
... ...
Gambar 18. Contoh pola pemotongan 2 pisay R = 0,2 m, n = 1000 rpm,
v = 0,5 m/s ... 39
Gambar 19. Contoh pola pemotongan 2 pisay R = 0,2 m, n = 1000 rpm,
.,
v = 0,75 d s... 29
Gambar 20. Pemasangan pisau dengan sudut /Z dan jari-jari pemotongan R... 40
Gambar 21. Pendekatan panjang mata pisau yang memotong pada saat t
...
42Gambar 22. Pendekatan sudut tempuh untuk menentukan panjang mata
pisau yang memotong setiap saat
...
43Gambar 23. Contoh grafik panjang tiap pisau yang memotong dengan
...
3 p i s a u , v = 0 , 5 d s , R = 0 , 2 m , n = 3 0 0 0 r p m 46
Gambar 24. Contoh grafik panjang tiap pisau yang memotong dengan
4pisau,v=0,5m/s,R=0,2m,n=3000rpm
...
46Gambar 25. Contoh grafik panjang pisau yang memotong dengan 2 pisau,
v = 0,5 d s , R = 0,2 m, pada nl = 2000 rpm, 722 = 2500 rpm,
n3 = 3000 rpm
...
47Gambar 26. Contoh grafik panjang pisau yang memotong pada
n
= 3000 rpm,...
v = 0,5 d s , R = 0,2 m, dengan 2 pisau, 3 pisau dan 4 pisau 47
F
Gambar 27. Contoh grafik panjang pisau yang memotong dengan 2 pisau,
n = 2000 rpm, v = 0,5 d s , R = 0,2 m, pada sudut pemasangan
...
pisau berbeda 48
Gambar 28. Contoh hasil perhitungan panjang efektif pernotongan 2 pisau
...
denganR=0,2m,v=0,5ds,/Z=O",j=5mm,dr=0,6mm 49Garnbar 29. Contoh grafik torsi pemotongan dengan 2 pisay v = 0,5 d s ,
R=0,12m,n=1812rpmpada/Zberbeda
...
52Gambar 30. Contoh grafk torsi pemotongan dengan 2 pisay /Z 4:
...
v = 0,5 d s , R = 0,12 m pada n berbeda 52
Gambar 31. Contoh grafik torsi pemotongan pada /Z =0°, v = 0,5 d s ,
R = 0,12 m, n = 1812 rpm dengan jumlah pisau berbeda
...
53...
Gambar 33. Contoh data hasil pengujian
Gambar 34.' Contoh hasil pengukuran langsung torsi pemotongan pada R=0,12m,v=0,5 m/detik,n= 1812rpm, k=2,A=20° .. Gambar 35. Contoh hasil pengukuran langsung torsi pemotongan pada
... R=0,12m,v=0,5m/detik,n=1812rpm,k=4,;1=0°
Gambar 36. Contoh perbandingan torsi pemotongan hasil simulasi dan hasil pengukuran langsung. R = 0,12 m, v = 0,5 ddetik,
0
n=1812rpm,k=2,;1=0
...
.
.
.
.
...
Gambar 37. Contoh perbandingan torsi pemotongan hasil simulasi dan hasil pengukuran langsung pada R = 0.12 m, v = 0.5 mldetik, n=1812rpm,k=4,;1=O0
...
Gambar 38. Grafik pengaruh kecepatan putar pemotongan terhadap torsi
...
pemotongan pada R = 0,12 m, v = 0,5 ddetlk, k = 2,A = 0"
Gambar 39. Grafik pengaruh sudut pemasangan pisau terhadap torsi
...
pemotongan pada R = 0,12 m, v = 0,5 rnldetik, k = 4, A = 0"
Gambar 40. Grafik pengaruh jumlah pisau terhadap torsi pemotongan pada R=0,12 m,v=0,5 ddetik,
A=
10"...
DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
1 Rumput yang digunakan untuk penbjian (Cynodon dactylon varietas
Trf/iYay) ... 64
...
2 Aparatus uji pemotongan rumput (Turfbin test apparatus) 65
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini diiringi pula
dengan perkembangan di bidang-bidang lain, termasuk bidang pariwisata dan olah
raga. Perkembangan di bidang ini berpengaruh terhadap banyak ha], di antaranya
adalah tejadinya perubahan peranan tanaman rumput-rumputan (grammeae) yang
sering dianggap sebagai tanaman pengganggu atau gulma. Jika dikaji secara subyektif
tanaman rumput memberikan beberapa manfaat penting, yaitu sebagai elemen pembentuk estetika taman clan sebagai tanaman konservasi. Penggunaan rumput sebagai tanaman penutup lanskap dapat memberikan bentuk tekstur yang indah pada
permukaan tanah. Dengan karakter yang dimiliki, rumput akan memberikan kesan
halus atau kasar pada permukaan tanah (Kumurur, 1998).
Pada saat ini, rumput sebagai tanaman lanskap banyak ditemui di halaman
rumah dan kantor, taman-taman kota, lapangan olah raga, pinggiran jalan tol,
lapangan terbang dan tempat-tempat pariwisata. Penggunaan rumput sebagai tanaman
lanskap ini dapat meningkatkan kualitas estetika bangunan secara keseluruhan. Untuk
keperluan ini dibutuhkan rumput yang memenuhi kualitas visual seperti kerapatan
tekstur, keseragaman, warna, sifat pertumbuhan serta kehalusan, dan kualitas
2
Kualitas ini dapat diperoleh dengan pengelolaan dan pemeliharaan rumput yang tepat
seperti peremajaan, perawatan dan pemotongan.
Pemotongan rumput merupakan salah satu kegiatan penting dalam
pemeliharaan rumput lanskap, untuk mendapatkan hamparan nunput yang seragam,
rapat dan merata. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat atau mesin
pemotong rurnput (mower) baik manual maupun bermesin. Salah satu mesin pemotong rumput yang banyak digunakan untuk memotong rumput di lapangan olah
raga atau tarnan adalah rnesin pernotong rumput tipe rotari (rotary mower).
Mesin pemotong rumput tipe rotari adalah pemotong rumput yang memotong
berdasarkan impak pisau terhadap rumput (fi-ee cutting) dengan kecepatan putar
tinggi. Pada mesin pernotong ini kecepatan putar dan ketajaman pisau akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil pemotongan. Hasil pernotongan mesin pemotong
m p u t tipe rotari tidak sebaik rnesin pemotong rumput tipe menggunting (reel
mower), namun demikian rnesin pemotong rumput tipe ini banyak digunakan untuk
kegiatan pemotongan pada lapangan olah raga dan taman. Hal ini disebabkan mesin
pemotong rumput tipe rotari dapat mernberikan hasil potong yang dapat diterirna pada
hampir semua jenis kondisi areal potong, dapat diperlakukan sedikit lebih kasar
dengan masih mempertahankan hasil potongnya, serta tidak serumit dan semahal
mesin pemotong rumput tipe reel ( ~ h n i m 1999).
Sampai saat ini sebagian besar mesin pernotong rumput tipe rotari yang
digunakan, terutama di lapangan golf adalah mesin-mesin impor. Hasil praktek
lapang mahasiswa Institut Pertanian Bogor di beberapa lapangan golf menyatakan
mesin-mesin impor, demikian juga dengan suku cadangnya. Dengan selnakin
meluasnya penggunaan mesin pemotong rumput ini, akan sangat menguntungkan jika
mesin ini dapat diproduksi sendiri di dalam negeri. Oleh karena itu penelitian yang
mengarah pada kemungkinan mengembangkan mesin ini sangat penting untuk
dilakukan.
Kemampuan memproduksi suatu alat ditentukan oleh banyak faktor, termasuk
ketepatan dalam pengambilan keputusan-keputusan pada proses perancangan
Semakin lengkap informasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam tahap
perancangan, akan memberikan kemunglunan bahwa keputusan-keputusan yang
diambil cukup layak. Proses yang seperti ini dapat memberikan harapan memperoleh
peralatan hasil rancangan sebaik munglun.
Torsi pemotongan dan hasil pemotongan merupakan informasi penting dalam merancang mesin pemotong nunput tipe rotari. Berdasarkan hasil penelitian yang
pernah dilakukan, parameter-parameter utama pisau pemotong rumput tipe rotari
yang berpengaruh terhadap efisiensi gaya dan torsi pemotongan rumput adalah
kecepatan putar pisau, kecepatan maju pemotongan, jari-jari pemotongan, jumlah dan
pemasangan pisau. Hasil penelitian Dogherty dan Gale (1991) yang dilakukan pada
satuan batang rumput menunjukkan bahwa kecepatan pemotongan berpengaruh
terhadap kebutuhan energi dan hasil pemotongan. Untuk mendapatkan pemotongan
yang efisien dibutuhkan kecepatan di atas kecepatan kritis (25-30 d s ) . Hasil
penelitian Setiadi (2000) menunjukkan adanya pengaruh kecepatan putar, jumlah
4
penelitian tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara kecepatan, jumlah pisau
dan sudut potong pisau dengan gaya atau torsi pemotongan.
Penelitian Dogherty dan Gale (1991) dan Setiadi (2000) dilakukan secara
empiris dengan pengukuran langsung besamya gaya atau torsi pemotongan dengan
nilai-nilai parameter tertentu. Pendekatan teoritis untuk menghitung gaya dan torsi
pemotongan belum dilakukan. Hasilnya dapat menunjukkan keterkaitan antara gaya
dan torsi pemotongan dengan parameter-parameter yang mempengaruhi, tetapi tidak
dapat digunakan untuk memprediksi besamya gaya atau torsi pemotongan pada nilai-
nilai parameter berbeda. Untuk dapat memprediksi besamya gaya atau torsi
pemotongan berdasarkan nilai-nilai parameter tertentu, perlu dilakukan analisis
besarnya torsi pemotongan yang didasarkan pada pendekatan teoritis mekanisme
pemotongannya.
Penelitian ini difokuskan pada pendekatan torsi pemotongan nunput dengan
pisau pemotong rumput tipe rotari melalui analisis mekanisme pemotongannya.
Analisis mekanisme pemotongannya didekati dengan analisis kinematika
pemotongannya. Selanjutnya hasil analisis kinematika dari mekanisme pemotongan
tersebut divalidasi dengan torsi pernotongan hasil pengukuran langsung.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu model matematik yang dapat
digunakan untuk menghitung torsi pemotongan rumput dengan menggunakan pisau
5
analisis mekanisme pemotongannya, dan membandingkannya dengan torsi
pemotongan rumput hasil pengukuran.
Model matematik yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai
.
TINJAUAN PUSTAKA
Budidaya Rumput
Rurnput-rumputan adalah jenis tanaman famili gramineae yang mudah
beradaptasi dengan lingkungannya. Rumput dapat tumbuh hampir di semua kondisi
tanah. Saat ini rumput tidak hanya dibudidayakan untuk makanan temak, tetapi jenis-
jenis tertentu dibudidayakan untuk tanaman penutup tanah pada lanskap seperti
taman, lapangan terbang, pinggiran jalan tol, lapangan sepakbola, lapangan tenis,
lapangan base ball, lapangan golf dan lain-lain. Dalam ha1 ini fungsi rumput di
samping untuk keindahan (estetika), juga berperan untuk mengendalikan erosi,
mengurangi suhu yang tinggi, keamanan dan kenyamanan berolah raga, serta sarana
untuk rekreasi.
Kriteria pemilihan rumput untuk lanskap didasarkan pada pertimbangan
ketahanan dan kualitas hamparan yang diingmkan, serta kecepatan pertumbuhan atau
penutupan tanah. Terdapat enam jenis rumput lanskap yang umum dibudidayakan,
empat di antaranya biasa digunakan untuk lapangan olah raga sedangkan dua jenis
lainnya biasa digunakan sebagai tanaman penguat teras dan pencegah erosi
O(umurur, 1998). Empat jenis rumput yang banyak digunakan untuk lapangan olah raga adalah rumput Bermuda (Cynodon dactylon), Manila (Zoysia mefrelia), Gajahan
(Axonopus compressusI) dan Agrotis (Agrostis palistrus Huds), sedangkan rumput
rumput Gajah (Pennisetum purpureurn). Dari keenam jenis rumput tersebut yang
memiliki karakteristik tekstur halus adalah rumput Bermuda (Cynodon dactylon) dan
Agrotis (Agrostispalustris), dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Karakteristik Rurnput Lanskap
Jenis Rumput
Gajahan, kipait (Axonopus compressus) Manila, king (Zoysia metrella)
Bermuda (Cynodon dactylon) Agrotis (Agrostispalustris) Belulang (Eleusirte indica) Gajah (Pennisetumpurpureum) Sumber: Kumurur (1999)
hijau muda halus hijau halus hijau muda
hijau kasar hij au
Dari beberapa jenis rumput lanskap, yang paling banyak digunakaq terutama
untuk lapangan golf adalah rumput bermuda (Cynodon dactylon). Hal ini disebabkan
rumput bermuda mempunyai beberapa keunggulan, yaitu merniliki warna yang
men& tekstur daunnya halus, kepadatan pucuk tinggi, dapat beradaptasi dengan
baik di daerah iklim panas, berakar dalam, toleran terhadap kekeringan dan
pemangkasan pendek, toleran terhadap kondisi tanah asamhasa, dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah, laju pertumbuhan clan pemulihan cepat, serta responsif terhadap
pemupukan dan pengairan (Beard 1973, Tjahjono 1993). Rumput bermuda tahan
terhadap tingkat kesuburan tanah yang rendah tetapi tidak toleran terhadap naungan
dan tidak tahan terhadap penggenangan dalam waktu lama. Gambar 1
memperlihatkan bentuk fisik rumput bermuda yang memiliki strukhrr daun kecil,
Stolon -
Gambar 1. Bentuk fisik rumput bermuda (Beard 1982).
Rumput gajahan atau kipait (Axonopus compressus) tumbuh berumpun, tahan
terhadap injakan dan pangkasan, menyukai tanah gembur yang berkompos, dan dapat tumbuh baik di tempat yang temaungi. Rumput ini bertekstur kasar (Gambar 2(b)),
cocok digunakan untuk taman
Rumput manila atau rumput king (Zoysia metrella) mempunyai rimpang yang
kuat dan bercabang ke segala arah, ujung dam selalu menggulung ke dalam, helai
daunnya halus, berwaha hijau tua atau hijau kebiruan (Kumurur 1998). Gambar 2(c) memperlihatkan tekstur rumput manila yang agak kasar. Rumput manila banyak
dipunakan pada lapangan olah raga atau taman.
Rumput agrotis (Agrostis palushis) mempunyai perakaran yang dangkal,
keraptannya tinggi, dan bertekstur halus (Gambar (2d)). Rumput ini taban injakan
(a) Rumput Bermuda, (b) Rumput Gajahan, (c) Rumput Manila, (d) Rumput Agrotis.
Gambar 2. Tekstur beberapa jenis nunput lanskap
Budidaya Rumput
Rumput dapat hunbuh dengan baik jika ditanam pada kondisi tanah yang baik,
seperti jenis tanah, porositas tanah, kandungan zat hara tanah dan laju infiltrasi tanah.
Tanah yang cocok untuk tanaman rumput adalah tanah yang mengandung sekitar
50 % ruang pori dan 50 % padatan dalam volume totalnya. Jumlah antara udara dan air yang mengisi ruang pori harus seimbang untuk menjamin kecepatan drainase dan
kemampuan menahan air saat diberikan irigasi (Musser 1962).
Pada saat ini budidaya dan pemeliharaan rumput yang dilakukan secara
intensif adalah di lapangan golf Lapangan golf biasanya terdiri atas beberapa bagian
lapangan seperti green, apron, fairway, tee box, dan rough yang masing-masing
10
(0,l-2 mm), kerikil (0,2-5 mm), dan sub soil. Sedangkan bagian lapangan lainnya
secara umum memiliki stmktur lapisan tanah bempa pasir sedalam 10-20 cm pada
bagian atas dan sub soil pada lapisan bawahnya. Saluran drainase biasanya dipasang
pada lapisan sub soil pada saat proses penyiapan lahan dilakukan.
Rumput
Akar
Pasir halus
Pasir kasar
Gravel
Sub soil
[image:126.595.140.452.188.391.2]Drain coil
Gambar 3. Susunan tanah pada areal green lapangan golf.
>
Penanaman rumput dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara seeding
(menggunakan benihbiji), sprigging (menggtmakan stolon/batang horisontal yang
tumbuh ke samping) dan sodding (menggunakan lempengan rumput). Penanaman
secara seeding dilakukan dengan menebar benih rumput secara langsung pada lahan yang telah disiapkan. Penanaman secara sprigging dilalcakan dengan mengambil
stolon dari nursery kemudian ditebar di atas lahan yang telah disiapkan, selanjutnya di rolling agar bagian-bagian perakarannya dapat masuk atau menyentuh media
I I
permukaan sfolon ( f o p dressing) dan penyiraman. Penanaman secara sodding
dilakukan dengan menanam rumput dalam bentuk lempengan pada lahan yang telah
disiapkan, kemudian rumput yang telah ditanam ditekan secara merata dengan
menggunakan balok kayu agar menempel dengan kuat di tanah. Penanaman secara
sodding dapat menghasilkan penutupan yang lebih cepat dibanding cara seeding atau
sprigging.
Pemeliharaan Rumput
Rumput yang ditanam pada lanskap, diharapkan dapat memberikan hamparan
rumput yang rapat, seragam dan memenuhi persyaratan kualitas yang lain. Kualitas
rumput meliputi kualitas visual dan kualitas fungsional. Kualitas visual meliputi
kerapatan, tekstur, keseragaman, wama, sifat pertumbuhan serta kehalusan,
sedangkan kualitas fimgsional meliputi ketegaran, kelenturan, kepegasan, kesegaran,
perakaran dan daya pemulihan.
Untuk mendapatkan dan mempertahankan kondisi rumput tersebut, perlu
dilalcukan pemeliharaan (ma~ntenance). Kegiatan pemeliharaan rumput yang biasa
dilaksanakan di lapangan golf adalah:
a. Peremajaan, dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi tanaman rumput yang
bagus. Kegiatan peremajaan yang dilakukan adalah verticutting, coring, top
dressing dan sodding. Verticutting adalah memotong secara vertikal untuk
membuang akar rumput yang sudah tua sehingga tumbuh akar-akar baru.
Coring adalah pembuatan lubang pada tanah untuk menjaga agar tanah
12
dan mengurangi kepadatan tanah. 7i)p dressing adalah penaburan pasir di atas
pemukaan tanah yang ditumbuhi rumput agar lubang-lubang hasil coring
dapat tertutup dan rumput dapat tumbuh dengan balk. Sodding adalah kegiatan
penambalan rumput yang rusak atau terkontaminasi dengan menggunakan
lempengan rumput.
b. Perawatan rumput, dimaksudkan agar wama dan kondisi rumput tetap terjaga.
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah pemupukan, pemberantasan gulma,
hama dan penyakit serta irigasi. Pemupukan adalah salah satu cara untuk
menambah dan memberikan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman,
dilakukan berdasarkan kebutuhan tanaman. Pemberantasan hama dan penyakit
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi di lapangan,
biasanya menggunakan pestisida. Irigasi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
air untuk rumput, terutama pada m u s h kemarau agar rumput dapat tumbuh
dengan baik.
c. Pemotongan rumput, bertujuan untuk menjaga agar rurnput selalu dalam
kondisi baik dengan ketinggian tertentu. Kegiatan pemotongan merupakan
usaha paling mendasar dari kegiatan pemeliharaan lanskap karena berhubungan erat dengan kegiatan pemeliharaan lainnya. ~emotongan
dilakukan secara intensif sesuai tinggi rumput yang diperlukan untuk
mendapatkan hamparan rumput yang seragam. Kegiatan pemotongan rumput
berbeda-beda berdasarkan tempat dan fungsinys. Pemotongan yang terlalu
rendah akan menyebabkan rumput stress akibat penguapan dan kehilangan
13
akan menyebabkan rumput mudah rebah atau tidak tegar sehingga kualitas
lapangannya kurang (Beard 1982).
Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari (Rotary Mower)
Pemotongan rumput dilakukan dengan berbagai macam alat pemotong, baik
yang manual maupun yang bermesin.. Alat atau mesin pemotong rumput banyak
jenisnya tetapi berdasarkan cara pemotongannya dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu tipe reel (reel mower), tipe rotan (rotary mower) dan flail mower. Mesin
pemotong rumput yang banyak digunakan untuk pemeliharaan lapangan olah raga
dan taman adalah tipe reel dan tipe rotari, sedangkanflail mower biasanya digunakan
untuk padang utilitas dan kawasan gulma semak berkayu.
Mesin pemotong rumput tipe reel memotong rumput dengan cara menggunting sehingga diperoleh hasil pemotongan ymg rapi. Pemotong jenis ini baik
digunakan pada lahan yang memiliki elevasi yang tidak iata (bergelombang) dan
memerlukan ketinggian yang seragam dan kerapian yang tinggi. Pemotong rumput
tipe reel digunakan pada hampir semua areal golf kecuali untuk daerah di sekitar
bunker. -
Mesin pemotong rumput tipe rotaxi adalah mesin pemotong rumput yang
memotong berdasarkan impak pisau terhadap rumput Cfree cutting) dengan kecepatan
putar tinggi. Pada mesin pemotong rumput tipe rotari, pisau berputar secara
honisontal, sejajar dengan permukaan tanah. Perbedaan pisau pemotong rumput tipe
(a) pisau pemotong tipe reel (b) pisau pemotong tipe rotari
Gambar 4. Jenis-jenis pisau pemotong rumput.
Hasil pemotongan dengan menggunakan pemotong rumput tipe rotari relatif
kurang rapi dibandingkan dengan tipe reel, tetapi dapat memberikan hasil pemotongan yang dapat diterima pada hampir semua jenis kondisi areal potong.
Toleransi pada unit pemotongnya tidak terlalu kritis seperti pada tip reel, sehingga
dapat diperlakukan sedikit lebih kasar dan masih mampu mempertahankan hasil ,
potongnya. Pemotong jenis ini baik digunakan
untuk
lahan yang miring dan datar,serta kurang memerlukan kerapian yang sangat tinggi. Di areal golf, mesin pemotong
rumput tipe rotari dlgunakan
untuk
memotong rumput pada pinggir bunker.Mesin pemotong rumput tipe rotari terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: 1)
rumah deck
untuk
menempatkan pisau (blade) dan mekanisme pemutarnya, 2) bladeMekanisme Pemutar /-
Bilah pisau (blade) Blade mounting
Garnbar 5. Bagian-bagian rnesin pernotong rumput tipe rotan (Anonim 1999).
Variabel rnesin pernotong rumput tipe rotari yang berpengaruh terhadap hasil
pernotongan adalah kecepatan putar pisau pernotong, kecepatan maju alat, ketajaman
dan jenis pisau pernotong serta sudut pernasangan pisau. Kecepatan pemotongan akan
berpengaruh terhadap energi spesifik pernotongan dan hasil pernotongan. Hasil
penelitian Dogherty dan Gale (1991) rnenunjukkan bahwa pernotongan rumput secara
fiee cuttrng yang efisien rnernpunyai kecepatan kritis antara 25-30 mls. Pada kecepatan di bawah kecepatan kritis, defleksi batang sebelum pernotongan terjadi
secara menyeluruh sehingga energi pernotongan yang dibutuhkan tinggi. Hasil
penelitian Setiadi (2000) juga rnenunjukkan adanya pengaruh kecepatan putar
pernotongan terhadap kebutuhan tenaga pernotongan. Semakin tinggi kecepatan putar
pernotongan, semakin kecil tenaga yang dibutuhkan untuk pernotongan karena torsi
semakin kecil jika kecepatan pernotongan sernakin tinggi. Di sainping kecepatan
spesifik pemotongan yang dibutuhkan pisau tumpul dua kali lebih besar jika
dibandingkan pisau tajam, serta hasil pemotongan lebih kasar (Dogherty and Gale
1991).
Hasil penelitian Setiadi (2000) rnenunjukkan bahwa kebutuhan torsi
pemotongan semakin kecil dengan bertambah besamya sudut pemasangan pisau.
Menurunnya kebutuhan torsi disebabkan karena bertambah besamya sudut
pemasangan pisau akan berpengamh pada panjang pisau yang memotong rumput
karena perubahan sudut pemasangan pisau tidak berpengaruh pada gaya dan energi
spesifik pemotongan. Hasil penelitian Dogherty dan Gale (1991) menyatakan bahwa
pada pemotongan rumput dengan kecepatan di atas kecepatan kntis, sudut
pemasangan pisau (rake angle) tidak berpengamh secara nyata terhadap gaya dan
energi spesifik pernotongan. Tetapi pada kecepatan lebih rendah, peningkatan sudut
pisau menghasilkan peningkatan jumlah batang yang tidak terpotong
Pemotong rumput tipe rotari yang tersedia di pasaran umumnya merniliki
kecepatan putar pisau antara 2300 sampai 3700 rpm dan digerakkan oleh mesin
bertenaga 0,5 sampai 4 hp.
Mekanisme Pemotongan Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari (Rotary Mower)
Mekanisme free cutting biasa digunakan
untuk
benda-benda kecil atau tipisseperti rumput (Sitkey 1986). Free cutting dimungkinkan te jadi jika gaya maksimum
pemotongan melebihi gaya realcsi yang timbul pada material yang dipotong.
17
dipotong dan gaya reaksi statis dari bending untuk batang dan perubahan sudut
(angular displacement) dari luas permukaan yang dipotong. Deformasi dan gaya-
gaya yang bekerja pada batang yang disebabkan free cutting disajikan pada
Gambar 6.
h = tinggi pemotongan
d = tebal batang,
R = gaya yang dibutuhkan untuk pemanjangan batang sehesar Ah
P ',, = komponen horisontal dari gaya R P, = komponen vertikal dari gaya tekan v
y = arah pemotongan x = pemanjangan batang
Gambar 6. Mekanismefree cutting (Sitkey 1986).
Lintasan gerak pemotongan pada pemotong rumput tipe rotari merupakan
lintasan gerak relatif benda berputar, yaitu gerak rotasi pisau relatif terhadap gerak
1 S
gerak frochoidal (Sakai 1998). Lintasan persamaan gerak ini jika dilihat dari atas
[image:134.595.141.441.121.359.2]seperti pada Gambar 7.
Gambar 7. Kurva locus trochoidal
untuk
pisau rotari.Persamaan kurva locus secara mum untuk pisau yang berputar relatif terhadap ,
gerakan maju adalah:
di mana :
v = kecepatan maju alat (mls)
t = waktu tempuh (s)
o = kecepatan putar pisau (radianls)
- 2m
- - (n = putaran per menit / rprn)
60 - -
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya
Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Penelitian berlangsung selama delapan bulan, mulai bulan Mei 2001 sampai
Desember 2001.
- ,
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Aparatus uji pemotongan rumput (turfbin test apparatus).
2. Mata pisau (blade). Mata pisau yang digunakan dalam pengujian terbuat dari
stainless steel yang tersedia di pasaran Ukuran mata pisau adalah: lebar 20 rnm, tebal 1 mm, dan sudut ketajaman pisau 26,6'. Panjang mata pisau ada tiga macam untuk mendapatkan jari-jari pemotongan yang sama dengan sudut pemasangan yang berbeda, yaitu 75 mm, 78 rnm dan 94 mm. Gambar mata pisau yang digunakan dalam pengujian dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Instrumen pengukuran dan perekaman data yang terdiri dari:
a. Sensor regangan (strain gage) (Kyowa, KFG-1-120-D16-11N15C2).
20
c. Bridge box (Kyowa, DB-120), untuk menghubungkan kabel dari strain gage dengan strain amplifier.
d. Strain amplrfier (Kyowa, DPM403A), berfungsi untuk merubah regangan dari strain gage menjadi tegangan.
e. Interface (Analog Digital Converter), untuk mengubah data analog yang dihasilkan strain amplifier menjadi data digital.
f. Handy strain meter (Kyowa, UCAM-1 A) untuk mengukur regangan.
g. Komputer (NEC, PC-9801) untuk menampilkan, menyimpan dan menganalisis data hasil pengukuran.
.
. .4. Alat-alat bank lain seperti multimeter, stop watch, tacl?ometer (Shimpo, DT-
205B), dan lain-lain.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.
1. Rumput bermuda (Cynodon dactylon) varietas tzfway. Rumput ditanam secara sodding pada kotak kayu berisi pasir dengan ukuran 1400 mm x 6 0 0 ~
x 100
mm. Untuk memperoleh kondisi tanaman yang seragam, sebelum pengujian dilakukan pemupukan, pernotongan, penyiangan dan top dressing pada m p u t yang ditanam. Rumput yang digunakan untuk pengujian dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, seperti pada Gambar 8.
ANALlSlS TORSI PEMOTONGAN :
1. LINTASAN PEMOTONGAN
2. PANJANG PlSAU YANG MEMOTONG
3. PANJANG EFEKTIF PEMOTONGAN
4. TORSl PEMOTONGAN
.
TORSI PEMOTONGANPENANAMAN DAN P E M E L I H A M N RUMPUT
[image:137.595.80.492.135.660.2]ANALlSlS DATA
Gambar 8. Tahapan kegiatan penelitian.
Analisis Torsi Pemotongan
Dalam analisis torsi pemotongan, digunakan beberapa asumsi sebagai berikut: 1. Kecepatan putar pemotongan konstan.
2. Kecepatan maju pemotongan konstan.
3. Jarak tanam antara rumput satu dengan yang lain sama 4. Diameter batang dan kadar air rumput seragam.
22
Secara urnum mekanisme pemotongan rumput dengan menggunakan pisau
rotari seperti terlihat pada Gambar 9. Dalam penelitian ini, karena tinggi pemotongan
(h) sangat kecil, kurang lebih 2,5 sampai 3 cm, defleksi batang pada saat pemotongan dapat diabaikan.
(a) Tampak atas
Rumput y&g sudah Rwnput yang belwn
dipotong dipotong
(b) Tampak samping
F, = gaya pemotongan N =gayanormd
T = gaya tangensid n = kecepatan putar pisau v = kecepatan maju pemotougan
il = sudut pemasangan pisau R = jari-jari pernotongan
h" =tin@ m p u t
[image:138.599.85.482.175.708.2]h = tinggi pemotongan
23 Gambar 9 menunjukkan mekanisme pemotongan runput dengan
menggunakan pisau rotari dan beberapa parameter penting, yaitu kecepatan putar
pemotongan (n), kecepatan maju pemotongan (v), sudut pemasangan pisau
(A)
danjan-jan pemotongan (R). Dalam penelitian ini, analisis torsi pemotongan nunput
didekati dengan persamaan mum torsi dan persamaan umum pemotongan seperti
pada persamaan (3) dan (4).
TP = F,R,
F, = ~cos(;l)+ T sin@)
di mana:
T, = .torsi pemotongan (Nm)
F, = gayapemotongan (N)
&,
= jarak titik ke j a Fp ke pusat putaran (m)Pemotongan rumput dengan pisau rotari dilakukan secarafiee cutting. Pada
free cutting, karena pemotongan dilakukan pada benda yang tipis, menggunakan mata pisau yang tajam dengan kecepatan tinggi, sehingga gaya tangensial pemotongan
.
dapat diabaikan. Hal ini sesuai dengan pemyataan Srivastava (1994) dan h a i l
penelitian Dogherty dan Gale (1991). Srivastava (1994) menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh gesekan antara rumput dengan mata pisau pada rotary mower. Hasil
penelitian Dogherty dan Gale (1991) menyatakan bahwa di atas kecepatan kntis (25-
30 ddetik), sudut pemasangan pisau (rake angle) tidak berpengaruh terhadap gaya
spesifik pemotongan.
Pada penelitian ini besamya hambatan spesifik pemotongan @) menggunakan nilai gaya spesifik pemotongan hasil penelitian Dogherty dan Gale (1991), sebesar
dengan Dogherty dan Gale yang men&ur gaya pernotongan pada setiap satuan
rumput, dalarn penelitian ini pemotongan dilakukan pada hamparan m p u t (turf)
sehingga panjang pernotongan, kerapatan dan diameter rurnput akan berpengaruh
terhadap gaya pemotongan. Mekanisrne pernotongan pisau pemotong tipe rotari pada
hamparan rumput diasurnsikan seperti terlihat pada Gambar 10.
LP
= panjang mata pisau yang memotongj =jar& antarrumput
j ' = jarak antammput yang terpotong
0'
BJ) d, = diameter rumputRe, = jari-jari torsi pemotongan
&
= gaya pemotonganFa, = gaya pernotongan tegak l m s jari-jari torsi
= FpcosG
Gambar 10. Asumsi mekanisme pemotongan rumput dengan pisau pemotong rumput tipe rotari.
Pada gambar 10 besarnya sudut 6 dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (5). Berdasarkan persarnaan (5) dapat ditentukan gaya pernotongan yang
di mana :
p = hambatan spesifik pemotongan (Nlm)
Len = panjang efektif pemotongan (m) ;1 = sudut pemasangan pisau
Penelitian Dogherty dan Gale dilakukan pada tanaman rumput ryegrass
dengan diameter rata-rata 2,61 mm. Dalam penelitian ini digunakan rumput qnodon
dactylon dengan diameter rata-rata yang berbeda, sehingga dalam analisis besamya gaya spesifik pemotongan diekuivalenkan dengan diameter rata-rata rumput yang
digunakan. Persamaan ekuivalen gaya spesifik pemotongan rumput seperti terlihat
pada persamaan (7).
dengan :
d, = diameter rumput yang dipotong
(mm)
Panjang efektif pemotongan (LeTr) adalah panjang mata pisau yang benar-benar
memotong rumput. Pada pemotongan benda secara umum, panjang efektif
pemotongan adalah panjang mata pisau yang memotong. Hal ini berbeda dengan
pemotongan rumput karena tanaman rumput tidak tersusun secara rapat dan padat
26 pada setiap saat tidak semua bagian sepanjang mata pisau melakukan proses
pemotongan. Panjang mata pisau yang benar-benar memotong rumput d i p e n g d i
oleh kerapatan atau jarak a n t a m p u t dan diameter rumput (Gambar 10). Panjang
efektif pemotongan pada pisau rotari adalah jumlah rumput yang terpotong. Jumlah,
rumput yang terpotong didekati dengan perbandingan antara panjang mata pisau yang
memotong, diameter rumput dan jarak antarrumput.
Panjang pisau yang memotong (L,) pada pisau pemotong rumput tipe rotari
dipengaruhi oleh kecepatan putar, kecepatan maju, jari-jari pemotongan, jumlah dan
sudut pemasangan pisau. Besarnya Lp berubah setiap saat mengikuti pola lintasan
pemotongannya. Dalam penelitian ini besarnya L,, didekati dengan analisis
kinematika mekanisme pemotongannya.
Analisis kinematika mekanisme pemotongan pada pisau pemotong rumput
tipe rotari dilakukan dengan pendekatan pola lintasan pemotongannya yang
merupakan gerak relatif benda berputar berbentuk locus trochoidal (persamaan (1)
dan (2)). Dari analisis akan diperoleh pola lintasan pemotongan pisau rotari yang yang merupakan fungsi dari waktu (t), kecepatan putar pisau (n), kecepatan maju
pemotongan
(i),
jari-jari pemotongan (R), jumlah pisau (k) dan sudut ~ e m a s a n ~ a npisau
(A).
Berdasar pola lintasan ini dapat ditentukan forrnulasi panjang mata pisauyang memotong setiap saat (L,,). Panjang mata pisau yang memotong setiap saat ini
chgunakan untuk memprediksi torsi pemotongan.
Diameter rumput (d,) dapat diperoleh dari pengukuran langsung diameter rata-
27
dipotong. Diameter rumput yang diukur adalah diameter pangkal batang rumput yang
terpotong. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.
Jarak antarmmput dapat diukur langsung atau ditentukan berdasarkan
kerapatan rumput yang dipotong. Dalam analisis ini yang dimaksud jarak antarmmput
adalah jarak titik pusat batang rumput satu dengan yang lain. Jarak antar rumput
dtentukan dari kerapatan rumput yang dipotong. Pengukuran kerapatan rumput
dilakukan dengan men&tung jumlah batang rumput yang terpotong pada tiap luas
( 5 x 5 ) cm2. Pengukuran dilakukan setiap pengujian setelah rumput dipotong.
Berdasarkan kerapatan nunput, diasumsikan bahwa rumput tersusun dengan
jarak yang sama secara horisontal maupun vertikal (j) seperti pada Gambar 11.
Dengan asumsi susunan rumput seperti pada Gambar 11, jarak antarmmput dapat
didekati dengan menggunakan persamaan (8).
Gambar 11. Asumsi susunan tanaman rumput dengan kerapatan 4 batang/cm2
di mana:
j =jar& antarnunput (m)
Panjang efektif pemotongan ditentukan dengan menggunakan persamaan 8.
Dalam analisis jarak antarmmput yang terpotong
G
') diasumsikan sama dengan jarak antarmmput secara vertical atau horizontal G) (Gambar 10). Pendekatan panjangefektif pemotongan seperti pada persamaan 9.
di mana:
4
= panjang mata pisau yang memotong (m)Di samping berpengaruh terhadap panjang efektif pemotongan, jarak antarrumput juga berpengaruh terhadap jari-jari torsi pernotongan. Pada saat te rjadi pemotongan rumput, ada beberapa jari-jari torsi pemotongan, sesuai dengan jumlah rumput yang terpotong. Jari-jari torsi pernotongan dinyatakan sebagai jarak antara pusat p r o s dengan posisi resultan gaya, yang selanjutnya dinyatakan sebagai jari-jari ekuivalen (&,). Jan-jari ekuivalen (&,) ditentukan berdasarkan sudut pemasangan pisau, jari-jari pemotongan dan panjang mata pisau yang memotong, seperti terlihat
.
pads persamaan (10).Model matematika yang diperoleh disimulasikan dengan parameter peubah kecepatan putar pisau, jumlah dan sudut pemasangan pisau.
Sistem Pengukuran dan Perekaman Data
Model matematik untuk men&tung torsi pemotongan yang diperoleh dari
analisis selanjutnya divalidasi dengan torsi pemotongan rumput hasil pengukwan.
Untuk pengukuran torsi pemotongan, dibuat suatu instrumen khusus berupa apparatus
. . *'
uji pemotongan rumput ( t u f bin test apparatus) lengkap dengan sensor torsi
pemotongan dan sistem perekaman data, seperti terlihat pada Gambar 12.
Aparatus uji pemotong rumput ini
khusus
dibuat untuk memenuhi kriteriapemotongan
dm
mendekati asumsi-asumsi yang telah ditetapkan, yang sulit dipenuhijika pengujian dilakukan di lapangan. Dalam apparatus uji ini digunakan dua
buah
motor listnk, satu untuk menggerakkan pisau pemotong dan satu untuk
menggerakkan rumput. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kecepatan putar dan
kecepatan maju pemotongan yang mendekati konstan.
Pada saat pemotongan akan tejadi perubahan torsi pada p r o s pemutar pisau
sebagai &bat gaya reaksi yang diberikan rumput terhadap pisau. Perubahan torsi ini
akan menyebabkan tejadi perubahan regangan pada pros. Untuk mengindera
perubahan regangan tersebut, pada poros pisau dipasang transducer torsi berupa dua
buah strain gages tipe silang yimg dipasang membentuk circuit wheatstone bridge
Sirair1 amplifier
Komputer --+ Bridge box
Trar~sdrrcer torsi
. , ,., ,,.,., > ..: .... .K:: .,.,, :.:.:.: ..,, . .. . . .. .. . ... . . ..
, . , ,, , , : , . . . . , , , . , . . . , . . . , . . . . , . , , . , . . . , . . . , . . . .. . , , . , . . , . . . , ;i:::i:::::i:ii: ::ljllll::il:l::l:~j/ijijjiiijiiiiiiiIiiiiiijiijij~'I~,i.:ji.:jiii:~iij/Bi!~'7,i~j1iiij;:iiiiiiijjili;~ijli~:~~,~~~~~~~:~.i~::~,:~:;;:~~~:~~jiii:;~!<1:~~<::j~; i:! , , $ , , , : ~ , i / / / j ~ / : , / ~ / / j / j / j ~ / j j / / j / / : ; j ; / ~ ~ j * ~ : j ~ , ~ ~ j ~ j j : j : ; ; : : > ;; : , , ' , ,,,,,,,,,,,,,,, ' , ,' , , ,' ,,,,,,,, ... ::iiii::::ii:::;:::::;::::::::::::::::~:;~~:::,::::.:::~;;;;;;;;;;:;::;:;~~~~~;;:.~:;::;~<:<:?<~i1!.~!~~.::>~::::.~~:::.:: .:::::.:::.:.:,.:.:
Gambar 13. Posisi clan pemasangan strain gages pada poros pemutar pisau
Sebelum pengukuran, dilakukan kalibrasi iransducer untuk mendapatkan
hubungan antara nilai tegangan keluaran dari strain amplrfier dengan besamya torsi yang tejadi. ~'elanjutn~a nilai tegangan hasil pengukuran dikonversi ke dalam satuan
torsi dengan menggunakan persamaan h a i l kalibrasi. Metode kalibrasi seperti terlihat
pada Gambar 14.
Strait1
amplifier Slip ring
Poros Multimeter
Lengan beban Penjepit poros
I
+
Beban
+
[image:148.595.129.452.86.318.2]Poros
Gambar 14. Metode kalibrasi transducer torsi.
Kondisi instrumen uji pada saat pengukuran adalah kotak rumput mletakkan
di atas re1 penggerak. Kabel dari slip range disambungkan ke bridge box,
dari
bridgebox ke strain amplifier, ke interface (ADC) danpersonal computer (Garnbar 12)
Dalam pengujian ini yang akan diukur adalah besamya torsi pernotongan
rumput, tanpa rnernperhitungkan besamya torsi yang tejadi ahbat gesekan antara
pisau dengan rumput yang terpotong. Oleh karena itu pengarnbilan data dilakukan
dua kali untuk mendapatkan data torsi pada saat tejadi pernotongan dan data torsi
setelah pernotongan (gesekan antara pisau dengan rumput yang sudah terpotong).
Torsi pernotongan adalah selisih antara torsi pada saat pernotongan dengan torsi yang
Dalam pengujian dilakukan perekaman data dengan frekuensi sampling data
200 Hz, selama 15 detik. Perekaman data dimulai pada saat motor penggerak pisau
dinyalakan. Motor penggerak rumput dinyalakan f 5 detik setelah motor penggerak
pisau dnyalakan. Hal ini dimaksudkan supaya pada saat te rjadi pemotongan rumput,
kecepatan pisau sudah stabil. Setelah pemotongan, pengambilan data dilakukan sekali
lagi
untuk
mendapatkan data torsi gesekan antara pisau dengan rumput.Pernotongan dilakukan pada kecepatan maju yang sama sebesar 0,5 mldetik,
dengan variasi parameter lainnya sebagai berikut.
1. Jumlah pisau (k)
a. 2 pisau
b. 4 pisau
2. Kecepatan putar (n)
a. 1812rpm
b. 2264 rpm
c. 2573 rpm
3. Sudut pemasangan pisau (A)
a. 0'
b. 10"
Analisis Data
Data hasil pengukuran ada dua rnacarn yaitu tegangan pada saat pernotongan
rumput dan setelah pernotongan (gesekan pisau dengan rurnput). Data tegangan
keluaran yang rnerupakan tegangan pernotongan adalah selisih antara tegangan pada
saat pernotongan rumput dengan tegangan pada saat tejadi gesekan antara pisau
dengan rumput, seperti pada persarnaan (12).
di rnana:
V, = tegangan pernotongan (volt)
V, = tegangan pada saat terjadi pernotongan rumput (volt)
V, = tegangan pada saat tejadi gesekan pisau dengan rumput setelah
pernotongan (volt)
Tegangan pernotongan dikonversi ke satuan torsi dengan mensubstitusikan ke
dalam persarnaan hasil kalibrasi seperti pada persamaan (13).
di mana:
T, = torsi pernotongan (N rn)
vp
= tegangan pernotongan (volt)a = konstanta dari hasil kalibrasi transducer torsi
b = konstanta dari hasil kalibrasi transducer torsi
Selanjutnya torsi pernotongan hasil pengukman dibadingkan dengan torsi
pernotongan hasil simulasi untuk validasi model matematik yang diperoleh dari
HASIL DAN PEMBARASAN
Pola Lintasan Pernotongan
Pola lintasan pemotongan pisau pemotong rumput tipe rotari m e ~ p d c a n
fungsi dari kecepatan putar pisau (n), kecepatan maju (v), jari-jari pernotongan (R),
dan jumlah pisau (k) (Gambar 15). Dengan selisih sudut pemasangan pisau satu
dengan yang lain sama dan pisau bergerak maju ke arah sumbu x, diperoleh
persarnaan koordinat lintasan pisau pemotong m p u t tipe rotari seperti terlihat pada
[image:151.595.73.516.182.798.2]persarnaan (14) dan (15).
di mana :
i = urutan pisau (i = 1 sampai k)
Pada persamaan pola lintasan pemotongan ini, yang digunakan sebagai acuan
pisau ke-1 adalah pisau yang tegak lurus sumbu y pada arah positif. Pisau ke-2
2/r
sampai pisau ke-k dipasang di belakangnya dengan selisih sudut sebesar -.
_
..r kBerdasarkan persamaan (14) dan (15) diperoleh pola pernotongan pisau
pernotong rurnput tipe rotari (tampak atas) yang menyerupai bentuk bulan sabit. Pola
pernotongan ini dipengaruhi oleh kecepafan putar (n), kecepatan maju (v), jari-jari
pernotongan (R) dan jumlah pisau (k). Dengan memasukkan nilai-nilai parameter
tersebut dapat disiqulasikan pola pernotongan pisau pernotong rumput tipe r o t s .
Dengan simulasi yang dilakukan diperoleh gambaran pengaruh parameter n, v, R dan
k terhadap pola lintasan pemotongan Pola lintasan pernotongan ini menentukan
panjang mata pisau yang rnemotong setiap saat. Beberapa contoh hasil simulasi pola
lintasan pernotongan rumput dengan rnenggunakan pisau rotari dapat dilihat pada
Gambar 16, 17,18 daii 19.
Hasir sirnulasi menunjukkan bahwa jumlah pisau berpengaruh terhadap pola
lintasan pemotongan. Semakin banyak mata pisau yang digunakan, semakin kecil
lintasan satu dengan lintasan berikutnya menjadi lebih pendek. Pada Gambar 16 dan
17 terlihat perbedaan jarak lintasan pemotongan dengan menggunakan 1 pisau dan 2
pisau. Dengan R, n, dan v yang sama, jarak lintasan pemotongan dengan
menggunakan 2 pisau (Gambar 17) lebih kecil dibanding 1 pisau (Gambar 16).
Kecepatan putar pemotongan (n) juga menentukan pola lintasan pemotongan.
Semakin besar n, semakin kecil jarak antara lintasan satu pisau dengan lintasan pisau berikutnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi kecepatan putar pisau, pada jarak
tempuh dan waktu yang sama, semakin banyak lintasan pemotongan yang terjadi.
Pengaruh n terhadap lintasan pemotongan dapat dilihat dengan membandingkan pola
lintasan pemotongan pada Gambar 17 dan 18. Pada Gambar 17 dan 18 terlihat bahwa pada R, v, dan k yang sama jarak antara lintasan pemotongan pada n = 1000 rpm
(Gambar 18) lebih kecil daripada n = 500 rpm (Gambar (17).
Gambar 18 dan 19 menunjukkan pengaruh kecepatan maju pemotongan (v)
terhadap pola lintasan pemotongan Semakin besar v, jarak lintasan satu dengan
lintasan berikutnya semakin lebar. Hal ini disebabkan semakin tinggi kecepatan maju
pisau, semakin besar jarak yang ditempuh pada waktu yang sama. Akibatnya
,
dengankecepatan putar yang sama untuk jarak tempuh yang lebih besar, jarak antara lintasan
pemotongan satu dengan lintasan berikutnya menjadi lebih besar. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa pada R, n, dan k yang sama, jarak lintasan pemotongan dengan v
= 0,s ddetik (Gambar 18) lebih kecil daripada v = 0,75 mldetik (Gambar 19).
Hasil analisis pola lintasan pemotongan menunjukkan bahwa jarak antara
lintasan pisau merupakan fungsi waktu yang berubah setiap saat mengikuti pola yang
38
juga merupakan fungsi waktu yang berubah setiap saat dengan pola tertentu karena
[image:154.602.170.410.137.329.2] [image:154.602.194.408.376.569.2]pola lintasan pemotongan ini menentukan panjang mata pisau yang memotong.
Gambar 16 Contoh pola pemotongan 1 pisau, R= 0,2 m, n = 500 rpm, v = 0,5 m/s.
Garnbar 18. Contoh pola pemotongan 2 pisau, R = 0,2 m, n = 1000 rpm, v = 0,5 ids.
Pengaruh Sudut Pemasangan Pisau terhadap Panjang Mata Pisau yang Memotong
Pemasangan pisau dengan sudut tertentu
(A)
terhadap jari-jari putaran akan berpengaruh pada panjang jari-jari pemotongan. Untuk inernperoleh jari-jari pernotongan yang sarna, panjang mata pisau hams disesuaikan. Panjang mata pisau yang dipasang dengan sudut tertentu ditentukan oleh besamya sudut pernasangan pisau (A), jari-jari pernotongan yang diinginkan (R), dan jarak pangkal pisau yangmernbentuk sudut dengan p r o s (Ri) (Gambar 20).
~ a r n b a r 20. Pernasangan pisau dengan sudut A dan jari-jari pernotongan R.
Pada gambar 20, R adalah jari-jari pernotongan, R, jarak pangkal pisau yang
membentuk sudut, R, panjang pisau yang yang dipasang pada sudut 0" dan R, adalah
panjang pisau yang dipasang dengan sudut
A.
Dengan berdasarkan persamaan dasartrigonometri untuk segitiga (Sims 1996), panjang R, dapat ditentukan, seperti pada
di mana:
R = jari-jari pemotongan
R; =jar& antara pangkal pisau yang membentuk sudut A
R, = panjang mata pisau yang membentuk sudut ;l
Sebagai contoh, untuk mendapatkan panjang pemotongan R = 0,2 m, jarak
pangkal pisau yang membentuk sudut dengan p r o s R; = 0,05 m, panjang pisau yang
dipasang dengan sudut pemasangan 0" sebesar R, = 0,15 m, sedangkan panjang pisau
yang dipasang dengan sudut pemasangan 10" sebesar
Rs
= 0,161 m. Besarnya sudutpemasangan pisau maksimum ditentukan oleh perbandingan antara Ri dengan R,
dengan ketentuan ;1 i sin-'
(2)
-Di samping berpengaruh terhadap panjang mata pisau, sudut pemasangan ,
pisau juga berpengaruh terhadap lintasan pemotongan dan panjang mata pisau yang
memotong. Lintasan pemotongan pisau rotary yang dipasang dengan sudut sebesar ;l
akan menyebabkan selisih sudut sebesar a =sin-' -sin/Z
(:.
1
-1. Persamaan lintasanpemotongan menjadi:
(i - 1)2n R .
42
Panjang Mata Pisau yang Memotong
Berdasarkan pola lintasan pemotongannya, ditentukan panjang mata pisau
[image:158.608.200.412.173.358.2]yang memotong setiap saat, dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Pendekatan panjang mata pisau yang memotong pada saat t.
Seperti pola lintasan pemotongan yang berubah setiap saat dengan pola
tertentu, panjang mata pisau yang memotong setiap saat juga berubah dengan pola
tertentu. Pada Gambar 21, ab adalah mata pisau ke-1 (i-1), ce adalah mata pisau ke-2
( i ) yang dipasang dengan sudut 0, sedangkan cf adalah mata pisau ke-2 jika dipasang dengan sudut
A.
Panjang be, selanjutnya dinyatakan denganL,,
adalah jarak koordinatlintasan pisau ke-i pada saat t dengan koordinat lintasan pisau sebelumnya (i-1) pada
60
saat t-T, dengan T =
-.
Panjang Lo adalah panjang maksimum mata pisau yangnk
memotong pada saat t, besamya ditentukan oleh rasio kecepatan putar pisau dan
Panjang de adalah panjang pisau ke-i yang memotong pada saat t dengan
sudut pemasangan 0, sedangkan eg adalah panjang pisau ke-i yang memotong pada
saat t dengan sudut pemasangan pisau sebesar 1. Panjang eg dapat ditentukan
berdasarkan panjang de, seperti pada persamaan (20).
Pada garis de, titik d adalah titik potong mata pisau ke-i dengan lintasan
pemotongan pisau sebelumnya (i-1). Untuk menentukan panjang de, karena
pemotongan terjadi pada kecepatan putar tinggi, dapat dikatakan bahwa bd tegak
lurus de. Dengan melihat segitiga bed, jika panjang be diketahui dan L bed diketahui,
panja