ANALISIS PENGARUH MODAL MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012
Siti Fatimah Nurhayati dan Suparman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: haniffatimah@gmail.com, sfn197@ums.ac.id
ABSTRAK
A successful national development is frequently measured by using a high macroeconomic (Gross Domestic Product or GDP) development. In this case, role of human resource is very significant. Purpose of the study is to analyze effects of population, health index and educational index on economic growth of East Java Province of 2012. Data collected is secondary one (cross section). The data is analyzed by using multiple linear regression with ordinary least square (OLS).
Results of Jarque Berra’s analysis indicated that ut distribution was abnormal, while it
was known from Ramset Reset’s test that results of linear model and classic assumption test showed multicolinearity, heteroskedasticity and autocorrelation were not found in the model. Based on t-test, it found that population variable had positive effect on economic development of East Java Province (D = 1%). Similarly, educational variable had positive effect on the economic development (D = 1 %.). However, health variable had negative effect at D = 10%. F-test indicated that the model is exist at D = 1%. Determination coefficient (R2
) of the regression model was 0.7649 meaning that 73.49% of variations of economic development (Y) can be explained by variables of population (X1), educational index (X2) and health index (X3). The rest (26.51%) was accounted for by other independent variables other than those of the statistical model.
Keywords:Human resource, educational index and health index
1. PENDAHULUAN
Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Berapa banyak pertumbuhan output nasional yang dicapai, akan sangat tergatung berapa input yang digunakan dalam perolehan output. Salah satu input tersebut adalah modal
manusia (human capital). Modal manusia ini mempunyai peran yang krusial dalam pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Modal manusia dapat berpengaruh positif atau negatif terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Seyogyanya pertumbuhan ekonomi ini harus lebih tinggi dari pada pertumbuhan penduduknya karena apabila pertumbuhan ekonominya lebih rendah dari pada pertumbuhan penduduknya maka tidak akan membawa peningkatan kesejahteraan penduduk. Hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam pembangunan adalah pemerataan kesejahteraan, yang dianggap sebagai salah satu bentuk operasional keadilan sosial.
Kesehatan merupakan inti dari kesejahteraan dan pendidikan merupakan hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Keduanya merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan. Pada saat yang sama, pendidikan memainkan peran kunci dalam dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
Pada tahun 2012 PDRB propinsi Jawa Timur sebesar 1.001.720,88 milyar rupiah dengan
jumlah penduduk sejulah 37.879.713 jiwa dengan kepadatan 790 jiwa setiap 1 Km2 Pertumbuhan
penduduk secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang besar akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domestiknya. Benarkah demikian? Ataukah sebaliknya, pertumbuhan penduduk justru berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Semuanya ini tergantung pada kemampuan sistem perekonomian dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur tahun 2012.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya:
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah provinsi Jawa Timur dalam menentukan
arah dan strategi pembangunan ekonominya.
2. Sebagai masukan bagi dinas tenaga kerja dan transmigrasi dalam pengembangan dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi dinas - dinas yang terkait dalam meningkatkan pelayanan
masyarakat
4. Sebagai referensi penelitian yang terkait di masa yang akan dating
2. KAJIAN LITERATUR
A. PEMBANGUNAN EKONOMI VS PERTUMBUHAN EKONOMI
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai dengan perbaikan sistem kelembagaan. Dari definisi tersebut, pembangunan ekonomi mempunyai pengertian (Arsyad, 1999) :
- Suatu proses yaitu suatu perubahan yang terjadi secara terus menerus.
- Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita.
- Kenaikan pendapatan perkapita tersebut berlangsung dalam jangka panjang.
- Adanya perbaikan sistem kelembagaan di semua bidang (misalnya ekonomi, sosial, politik,
hukum, dan budaya).
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari tiga nilai pokok yaitu:
1. Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok (basic needs).
2. Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia.
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom from servitude) yang
merupakan salah satu dari hak asasi manusia.
Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono, 1999). Sedangkan kuznet (dalam Jhingan, 2000) memberikan pengertian pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan dalam jangka panjang dalam kemampuan suatu negara atau daerah untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang semakin banyak kepada penduduk.Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologi yang diperlukannya.
B. ENAM KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN MENURUT KUZNETS
Menurut Kuznets (dalam Todaro dan Smith, 2003) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, kelembagaan dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada yang diikuti dengan inovasi sosial. Dalam analisisnya dikemukakan enam karakteristik proses pertumbuhan ekonomi yaitu:
1. Tingkat pertumbuhan output per kapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi
2. Tingkat kenaikan produktivitas total yang tinggi 3. Tingkat transformasi struktural ekonomi yang tinggi 4. Tingkat transformasi sosial dan ideologi yang tinggi
5. Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau sudah maju perekonomiannya untuk
berusaha merambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru
6. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian
penduduk dunia
Unsur pertama dan kedua biasa disebut dengan variabel-variabel ekonomi agregat, sedang nomor tiga dan empat disebut dengan variabel-variabel transformasi struktural. Selanjutnya, unsur ke lima dan enam disebut variabel-variabel yang mempengaruhi penyebaran pertumbuhan ekonomi secara internasional.
Ke-enam karakter tersebut terkait satu sama lain. Tingginya laju pertumbuhan output per kapita merupakan hasil dari kenaikan produktivitas tenaga kerja. Sementara kenaikan pendapatan per kapita cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi per kapita yang selanjutnya dapat menimbulkan insentif bagi perubahan struktur produksi. Teknologi maju diperlukan untuk mencapai lonjakan output. Pada gilirannya hal ini menuntut adanya suatu perubahan lokasi dan struktur angkatan kerja serta hubungan status antara kelompok-kelompok kerja. Secara simultan hal-hal tersebut juga mendorong serangkaian perubahan dalam aspek-aspek kemasyarakatan lainnya. Dinamisme dalam pertumbuhan ekonomi modern yang diikuti dengan revolusi teknologi transportasi dan komunikasi akan memacu perluasan jangkauan internasional oleh negara-negara maju dan dampaknya bagi negara miskin adalah sangat tidak menguntungkan.
C. MODEL PERTUMBUHAN TAHAPAN LINIER
Pada dekade 1950-an dan 1960-an para teoritisi memandang pembangunan ekonomi sebagai serangkaian tahapan pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh setiap negara dalam menjalankan pembangunan. Dalam hal ini ada dua model tahap-tahap pertumbuhan yaitu (Todaro dan Smith, 2003):
1. Model pertumbuhan Rostow
Menurut ajaran Rostow, ada lima tahapan yaitu tahapan masyarakat tradisional, penyusunan kerangka dasar tahapan tinggal landas menuju pertumbuhan berkesinambungan, tahapan tinggal landas, tahapan menuju kematangan ekonomi serta tahapan konsumsi massal yang tinggi.
2. Model pertumbuhan Harrod-Domar
investasi yang banyak belumlah cukup untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
D. TEORI PERTUMBUHAN BARU : PERTUMBUHAN ENDOGEN
Model ini menganggap bahwa pertumbuhan gross national product (GNP) merupakan
konsekuensi alamiah dari keseimbangan jangka panjang. Teori ini menekankan kembali pentingnya tabungan dan investasi modal manusia untuk mempercepat pertumbuhan. Aspek yang menarik dari model ini adalah keanehan modal internasional yang memperparah ketimpangan antara negara maju dan negara berkembang. Potensi tingkat pengembalian investasi yang tinggi yang ditawarkan oleh negara berkembang berkurang dengan cepat dikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer dalam sumberdaya manusia (pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan.
Pemerintah dapat memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya dengan menyediakan barang-barang publik atau mendorong investasi swasta dalam industri-industri yang padat-pengetahuan seperti perangkat lunak komputer dan telekomunikasi. Dengan cara demikian diharapkan pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
E. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
Pujiati (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pertumbuhan Ekonomi di
Karesidenan Semarang Era Disentralisasi Fiskal” dengan menggunakan alat analisis regresi
dengan metode Generalized Least Square(GLS) menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah
(PAD), dana bagi hasil dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara variabel dana alokasi umum (DAU) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Studi Jantti dan Mule (dalam Tambunan, 2001) menunjukkan bahwa perkembangan ketimpangan pendapatan antara orang kaya dengan orang miskin di Swedia, Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya di Eropa Barat menandakan adanya suatu kecenderungan yang meningkat selama dekade 1970-an dan 1990an. Hal ini disebabkan oleh pergeseran-pergeseran demografi, perubahan pasar buruh dan perubahan-perubahan kebijakan public. Perubahan pasar buruh dan kesenjangan antar pendapatan istri (lebih besar) dibnding suami merupakan dua penyebab yang signifikan.
Penelitian Caska dan Riadi (2008) dengan judul “Pertumbuhan dan Ketimpangan
Pembangunan Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau” dengan menggunakan analisis Tipologi
Klassen, indeks Williamson, dan kurva U terbalik Kuznets, hasilnya menunjukkan:
1. Daerah yang termasuk daerah yang mengalami cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and
high income) hanya 1daerah saja yakni Kota Pekanbaru. Daerah atau kabupaten yang
dikategorikan berkembang cepat dalam arti pertumbuhan (high growth but low income) adalah
Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi, Indragiri Hulu dan Kabupaten Siak. Untuk daerah
atau kabupaten yang maju tapi tertekan (high income but low growth) adalah pada Kabupaten
Indragiri Hilir, Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar, sedangkan daerah yang pembangunan atau pertumbuhan ekonominya relatif tertinggal adalah Kabupaten Rokan Hilir, Dumai dan Kabupaten Bengkalis.
2. Selama periode pengamatan 2003- 2005, terjadi ketimpangan pembangunan yang tidak cukup signifikan berdasarkan Indeks Williamson, sedangkan menurut Indeks entropi Theil, ketimpangan pembangunan boleh dikatakan kecil yang berarti masih terjadinya pemerataan pembangunan setiap tahunnya selama periode pengamatan. Sebagai akibatnya tidak terbuktinya hipotesis Kuznets di Provinsi Riau yang mengatakan adanya kurva U terbalik.
Penelitian Masli (2008) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Faktor teknologi, SDM, penemuan material baru, peningkatan pendapatan dan perubahan selera merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB.
2. Daerah-daerah di provinsi Jawa Barat 36,6% masuk kategori daerah relatif tertinggal, 16,3 % masuk kategori daerah berkembang cepat dan 14,5 %masuk kategori daerah maju tapi tertekan. 3. Ada indikasi ketimpangan antar daerah di provinsi Jawa Barat cenderung meningkat
F. HIPOTESIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini diajukan hipotesis bahwa ada pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur tahun 2012.
3. METODE PENELITIAN
1. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, meliputi data produk domestik regional bruto (PDRB), jumlahpenduduk, indek kesehatan, indeks pendidikan dan data lain-lain yang terkait dengan pertumbuhan ekonomipropinsi Jawa Timur pada tahun 2012(cross section). Data-data tersebut diperoleh melalui studi pustaka dari kantor Badan Pusat Statistik propinsi Jawa Timur.
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang perlu dimengerti yaitu:
a. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan produk domestik regional bruto (PDRB) yaitu
nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan suatu perekonomian dalam satu tahun b. Modal manusia diproksi dengan tiga variabel yaitu:
1) Jumlah penduduk yaitu banyaknya orang yang berdomisili di suatu wilayah
tertentu
2) Indek pendidikan merupakan gabungan indeks kemampuan baca tulis orang
dewasa dengan indeks masa bersekolah bruto
3) Indeks kesehatan merupakan gabungan dari ketersediaan tenaga medis dengan
sarana prasarana kesehatan dalam suatu wilayah tertentu
3. Metode Analisis Data
Guna menganalisis pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
Jawa Timur tahun 2012 dipakai alat regresi linear berganda dengan metode ordinary least
square (OLS), yang formulasinya adalah: ln Y = a + b1.ln X1 + b2 X2 + b3 X3 +e
Keterangan: Y = PDRB
X1 = Jumlah penduduk X2 = indeks kesehatan X3 = indeks pendidikan a = konstanta
b = koefisien regresi e = error term
Guna menguji kevaliditasan model maka dilakukan pengujian sebagai berikut (Gujarati, 1999) :
1. Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey – Reset)
Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji asumsi Classical Linier
Regression Model (CLRM) tentang linieritas model, sehingga sering disebut juga sebagai
uji linieritas model. Pada penelitian ini digunakan uji Ramsey – Reset yang terkenal
dengan sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau general testof specification error
Deteksi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk mendeteksi hal ini digunakan uji Jarque Bera
3.Uji Kepenuhan Asumsi Klasik
Uji kepenuhan asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah terdapat suatu penyimpangan asumsi klasik dalam model regresi linier berganda meliputi (Gujarati, 1999):
a. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier yang pasti diantara variabel penjelas dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk melacak ada atau tidaknya masalah multikolinieritas dalam model penelitian ini yaitu dengan menggunakan motode VIF (Variance Inflation Factor).
b. Uji Heteroskedasitas
Heterokedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau berubah-ubah seiring
dengan berubahna nilai variabel dependen. Akibat yang ditimbulkan dari heteroskedasitas ini adalah varian koefisien regresi yang lebih besar sehingga menimbulkan beberapa konsekuensi lain, diantaranya interval kepercayaan yang semakin besar, uji hipotesis tidak akurat, berdampak kepada hasil keakuratan kesimpulan. Cara mendeteksi heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggumkan uji White Heteroskedasitasticity.
c. Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan motode Breusch Godfrey. 4.Uji Validitas Pengaruh (Uji t)
Uji statistik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara dua sisi (two tail). Apabila -ttabel ≤ thitung ≤
ttabel maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan
5.Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis atau tidak, formulasi langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :
6. Koefisien Determinasi (Uji R2 )
Nilai koefisien determinasi R2 menunjukkan prosentase total variasi variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model. Nilainya antara 0 dan 1. Jika
nilai R2 mendekati 1 maka menunjukkan garis regresi yang cocok dan menjelaskan 100
persen variasi dalam variabel dependen. Sebalikana jika nilai R2 mendekati 0 maka model tidak menjelaskan sedikitpun variasi dalam variabel dependen.
I. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR
Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang ada di Pulau Jawa yang terletak pada posisi 111,00– 114,40 Bujur Timur dan 7,120– 8,480 Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah Jawa Timur adalah:
- Berbatasan dengan provinsi Kalimantan selatan di sebelah utara
- Berbatasan dengan Samudera Indonesia di sebelah selatan
- Berbatasan dengan pulau Bali di sebelah timur
- Berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di sebelah barat
Tabel 1 PDRB dan Jumlah Penduduk Kabupaten dan Kota di Jawa Timur
No. Kabupaten PDRB hrg berlaku th 2012 (milyar) Jml Penduduk th 2012 (orang)
1 Pacitan 4.527,18 544.229
2 Ponorogo 9.727,38 860.218
3 Trenggalek 7.834,67 678.791
4 Tulungagung 21.439,36 999.640
5 Blitar 16.499,46 1.126.151
6 Kediri 21.098,07 1.514.132
7 Malang 43.138,31 2.473.612
8 Lumajang 18.438,91 1.014.625
9 Jember 33.718,91 2.355.283
10 Banyuwangi 33.002,13 1.568.956
11 Bondowoso 9.266,04 744.067
12 Situbondo 10.842,37 654.153
13 Probolinggo 19.621,31 1.108.584
14 Pasuruan 21.129,86 1.531.025
15 Sidoarjo 77.512,82 1.981.096
16 Mojokerto 25.013,36 1.039.477
17 Jombang 18.617,94 1.214.086
18 Nganjuk 14.139,34 1.025.416
19 Madiun 8.931,46 666.519
20 Magetan 9.617,65 626.851
21 Ngawi 9.435,12 826.213
22 Bojonegoro 22.204,28 1.217.850
23 Tuban 24.629,23 1.129.050
24 Lamongan 15.777,60 1.191.239
25 Gresik 50.097,38 1.196.124
33 Probolinggo 5.928,49 220.086
34 Pasuruan 3.376,51 188.545
35 Mojokerto 3.660,29 121.645
36 Madiun 6.385,70 172.351
37 Suroboyo 271.079,22 2.791.761
38 Batu 4.096,23 192.807
JUMLAH 1.001.720,88 37.879.713
Sumber: BPS Jawa Timur, 2012.
4. HASIL PENELITIAN
Hasil analisis regresi linear berganda dengan metode ordinary least square (OLS): lnY = −7,93768 + 1,07684.lnX1* + 0,084887X2*− 0,049489X3
Keterangan:
* = signifikan
D
= 0,011. Uji Spesifikasi Model (Uji Ramsey – Reset)
Uji spesifikasi model pada dasarnya digunakan untuk menguji asumsi Classical Linier
Regression Model (CLRM) tentang linieritas model, sehingga disebut juga sebagai uji
linieritas model. Pada penelitian ini digunakan uji Ramsey – Reset yang terkenal dengan
sebutan uji kesalahan spesifikasi umum atau general test of specification error. Hasilnya menunjukkan Sig. F hitung = 0,2930 > α= 0,01 berarti model linier (spesifikasi model benar). Tabel 2 Uji Spesifikasi Model (Ramsey Reset)
Ramsey RESET Test Equation: REGRESI_2
Specification: LNY C LNX1 X2 X3
Omitted Variables: Powers of fitted values from 2 to 3
Value Df Probability
Unrestricted LogL -25.71338 32
Unrestricted Test Equation:
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -312.4992 308.4753 -1.013044 0.3186
LNX1 30.77401 29.67705 1.036963 0.3075
X2 2.420048 2.340175 1.034131 0.3088
X3 -1.410090 1.363999 -1.033791 0.3090
FITTED^2 -2.933692 2.808286 -1.044656 0.3040
FITTED^3 0.103279 0.094905 1.088236 0.2846
R-squared 0.754484 Mean dependent var 9.609474
Adjusted R-squared 0.716122 S.D. dependent var 0.973614
S.E. of regression 0.518744 Akaike info criterion 1.669125
Sum squared resid 8.611039 Schwarz criterion 1.927692
Log likelihood -25.71338 Hannan-Quinn criter. 1.761121
F-statistic 19.66752 Durbin-Watson stat 2.254374
Sumber : datasekunder yang diolah
2. Uji Normalitas Ut
Deteksi normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. guna mendeteksi hal ini digunakan ujiJarque Bera. Hasilnya menunjukkan signifikansi statistik JB 0,00 < α=0,01berarti distribusi distribusi ut tidak normal.
Gambar 1
Uji Normalitas (Jarque Bera)
0
Skewness 1.875068
Kurtosis 8.559803
Jarque-Bera 71.21029
Probability 0.000000
Sumber : data sekunder yang diolah
3. Uji Kepenuhan Asumsi Klasik
Uji kepenuhan asumsi klasik adalah uji yang digunakan untuk melihat apakah terdapat suatu penyimpangan asumsi klasik dalam model regresi linier berganda, meliputi (Gujarati, 1999) :
a. Uji Multikolinieritas
Bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan linier yang pasti diantara variabel penjelas dalam model regresi. Metode yang digunakan untuk melacak ada atau tidaknya
masalah multikolinieritas yaitu dengan motode VIF (Variance Inflation Factor) dan
dipeoleh hasil Centered VIF lnX1= 1,147590, Centered VIFX2= 2,934823 serta Centered
VIF X3= 2,757247. Nampak kesemua nilai VIF<10 maka varibel LnX1, X2, dan X3
tidak menyebabkan multikolinearitas. Tabel 3 Uji Multikolinearitas (VIF)
Variance Inflation Factors Date: 01/01/15 Time: 13:14 Sample: 1 38
Included observations: 38
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 4.888408 679.2863 NA
LNX1 0.013138 336.9677 1.147590
X2 0.000337 281.6204 2.934823
X3 0.000748 553.7965 2.757247
Sumber : data sekunder yang diolah
Heterokedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau berubah-ubah seiring
dengan berubahnya nilai variabel dependen. Akibat yang ditimbulkan dari heteroskedasitas ini adalah varian koefisien regresi yang lebih besar sehingga menimbulkan beberapa konsekuensi, diantaranya interval kepercayaan yang semakin besar, uji hipotesis tidak akurat, berdampak kepada hasil keakuratan kesimpulan. Cara
mendeteksi heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji White
Heteroskedasitasticity, dengan hasil signifikansi statistik
F
2 sebesar 0,5774 d α=0,01 maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model.Tabel 4 Uji Heteroskedastisitas (White) Heteroskedasticity Test: White
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -87.77076 87.69299 -1.000887 0.3255
LNX1 10.90477 8.452757 1.290084 0.2076
LNX1^2 -0.320158 0.229819 -1.393090 0.1746
LNX1*X2 -0.040508 0.054356 -0.745244 0.4623
LNX1*X3 0.012657 0.070375 0.179846 0.8586
X2 0.277069 0.778461 0.355918 0.7246
X2^2 0.003109 0.004198 0.740652 0.4651
X2*X3 -0.002034 0.012622 -0.161180 0.8731
X3 0.071848 1.722668 0.041707 0.9670
X3^2 -0.000899 0.010691 -0.084094 0.9336
R-squared 0.199354 Mean dependent var 0.244677
Adjusted R-squared -0.057997 S.D. dependent var 0.681773
S.E. of regression 0.701265 Akaike info criterion 2.349071
Sum squared resid 13.76962 Schwarz criterion 2.780015
Log likelihood -34.63235 Hannan-Quinn criter. 2.502398
F-statistic 0.774638 Durbin-Watson stat 2.140423
Prob(F-statistic) 0.640614
Sumber : data sekunder yang diolah c.Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan motode Breusch Godfrey
diperoleh signifikansi
F
2 sebesar 0.5424 > α= 0,01, jadi tidak terdapat masalah otokorelasi dalam modelTabel 5 Uji Otokorelasi (Breusch-Godfrey)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.618901 Prob. F(3,31) 0.6080
Test Equation:
Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/01/15 Time: 13:15 Sample: 1 38
Included observations: 38
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.304642 2.603559 0.117010 0.9076
LNX1 -0.008376 0.132919 -0.063013 0.9502
X2 -0.000121 0.020276 -0.005956 0.9953
X3 -0.002437 0.031574 -0.077189 0.9390
RESID(-1) -0.159269 0.207787 -0.766502 0.4492
RESID(-2) 0.039799 0.195473 0.203606 0.8400
RESID(-3) 0.190400 0.198988 0.956844 0.3460
R-squared 0.056509 Mean dependent var -3.76E-15
Adjusted R-squared -0.126102 S.D. dependent var 0.501288
S.E. of regression 0.531957 Akaike info criterion 1.740314
Sum squared resid 8.772327 Schwarz criterion 2.041975
Log likelihood -26.06597 Hannan-Quinn criter. 1.847643
F-statistic 0.309451 Durbin-Watson stat 1.905547
Prob(F-statistic) 0.927203
Sumber : data sekunder yang diolah 4. Uji Validitas Pengaruh (Uji t)
Untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen secara dua sisi (two tail). Hasilnya menunjukkan variabel jumlah
penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur pada α = 1%, demikian juga dengan variabel pendidikan (α = 1%). Sementara variabel kesehatan berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur pada α = 10% (tabel 6).
5. Uji F (Uji Eksistensi model)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan eksis atau tidak (tabel 4-7). Nampak bahwa model yang dipakai eksis.
6. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 6 Hasil Regresi Model Lengkap
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -7.937680 2.210974 -3.590127 0.0010
LNX1 1.076840 0.114619 9.394915 0.0000
X2 0.084887 0.018365 4.622138 0.0001
X3 -0.049489 0.027347 -1.809639 0.0792
R-squared 0.734905 Mean dependent var 9.609474
Adjusted R-squared 0.711514 S.D. dependent var 0.973614
S.E. of regression 0.522937 Akaike info criterion 1.640588
Sum squared resid 9.297734 Schwarz criterion 1.812965
Log likelihood -27.17117 Hannan-Quinn criter. 1.701919
F-statistic 31.41860 Durbin-Watson stat 2.244530
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data sekunder yang diolah
5. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur tahun 2012 sepenuhnya didukung. Hal ini ditunjukkan
oleh hasil uji t statistik dimana variabel jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur pada α = 1%, demikian juga dengan variabel
pendidikan (α = 1%). Sementara variabel kesehatan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur pada α = 10%.
Modal manusia mempunyai peran yang penting dalam pembangunan. Aliran konvensional menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk bukan merupakan suatu masalah, tapi sebaliknya, justru merupakan unsur penting yang akan memacu pembangunan ekonomi. Populasi yang besar merupakan pasar potensial yang menjadi sumber permintaan berbagai macam barang dan jasa yang akan menggerakkan berbagai kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi produksi yang menguntungkan semua pihak.
Pendidikan merupakan hal yang pokok untuk menggapai kehidupan yang memuaskan dan berharga. Pendidikan adalah hal fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan. Pada saat yang sama, pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan.
6. SIMPULAN
Berdasar hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil analisis uji Jarque Berra diperoleh nilai probabilitas Jarque Berrra 0,00> α = 1 % jadi distribusi distribusi ut tidak normal.
2. Hasil analisis uji Ramsey Reset diperoleh nilai probabilitas Statistik F sebesar 0,2930> α = 1 % berarti bahwa model linear
3. Hasil analisis uji Asumsi Klasik meliputi uji multikolinearitas, heteroskedastisitas dan
outokorelasi, diperoleh hasil bahwa dalam model tidak terjadi multikolinearitas, tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dan tidak terdapat masalah otokorelasi dalam model
4. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur pada α = 1%, demikian juga dengan variabel pendidikan (α = 1%). Sementara variabel kesehatan berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi propinsi Jawa Timur pada α = 10%.
5. Hasil uji F menunjukkan bahwa pada α = 1 % model yang dipakai adalah eksis.
6. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,7349 yang berarti bahwa 73,49% variasi pertumbuhan
ekonomi (Y) dapat dijelaskan oleh variabel jumlah penduduk (X1), indeks pendidikan (X2) dan indeks kesehatan (X3). Sisanya (26,51%) dijelaskan oleh varibel – variabel bebas lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik.
SARAN
Guna mencapai hasil yang lebih baik maka disarankan:
1. Masalah pertumbuhan penduduk harus dikelola dengan baik agar n mpertumbuhan penduduk
ini dapat memberikan manfaat atau dampak posistif bagi pembangunan.
2. Masalah pendidikan dan kesehatan sebaiknya ditangani oleh pemerintah karena dua hal
tersebut tidak mungkin terlaksana jika diserahkan kepada swasta, terutama pemerataannya, dalam artian bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Dengan demikian peran pemerintah dalam pemerataan pendidikan dan kesehatan sangatlah krusial.
3. Demikian halnya dengan pertumbuhan ekonomi, sangat penting distribusinya. Dengan adanya
pemerataan peningkatan pertumbuhan ekonomi diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik secara materiil maupun immateriil.
4. Dimungkinkan dalam penelitian berikutnya untuk menggunakan alat analisis lain dan
menambah variabel lain, demi sempurnanya penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abel, Y. 2006. Disparitas pembangunan antar KBI dan KTI : Analisis Beberapa Indikator Makro
Ekonomi. Thesis PS. PWD. Pasca Sarjana ITB Bogor.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: BPFE.
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE UGM.
Caska dan RM. Riadi. 2008. Pertumbuhan dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Daerah di Provinsi Riau. Jurnal Industri dan Perkotaan.Vol. XII. No.21.
Hariadi, Pramono dkk. 2008. Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Kabupaten Banyumas Jawa
Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan : Kajian Ekonomi Negara Berkembang. Vol. 13.
No.2. Hal.:131-143.
Masli, Lili. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Ketimpangan
Regional Antar Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
ML. Jhingan. 1983. Ekonomi pembangunan dan perencanaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Nasara, S. 2010. Pemarataan Antara Daerah sebagai Tantangan Utama Transformasi Struktural
Pembangunan Ekonomi Indonesia Masa Depan. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam
Pujiati, Amin. 2008. Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Karesidenan Semarang Era Desentralisasi
Fiskal. Jurnal Ekonomi Pembangunan : Kajian Ekonomi Negara Berkembang. Vol. 13.
No.2. Hal.:131-143.
Rusdadi dkk. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta : Crestpent Press dan
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Suparmoko, M. 2001. Ekonomi Publik untuk keuangan dan pembangunan Ekonomi Daerah, edisi
pertama. Yogyakarta:Andi.
Suroso, Agus dkk. 2005. Penghitungan Indeks Rasio Gini Kabupaten Banyumas Tahun 2005.
Purwokerto : Fakultas Ekonomi Jenderal Sudirman.
Tambunan, Tulus T. H. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris.Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Todaro, M. And Smith, S. 2003. Economic Development, eighth edition. United Kingdom :
Pearson Education Limited.