• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HUMAN CAPITAL (MODAL MANUSIA) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH HUMAN CAPITAL (MODAL MANUSIA) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HUMAN CAPITAL (MODAL MANUSIA) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI

JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Fauzan Fikri 135020101111066

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

(2)
(3)

Pengaruh Human Capital (Modal Manusia) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur

Fauzan Fikri

Devanto Shasta Pratomo, SE., M.Si., Ph.D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang Email: fauzanfikri23@gmail.com

ABSTRAK

Setiap Negara atau wilayah harus melaksanakan pembangunan dalam rangka terciptanya suatu kehidupan mendatang yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakatnya. Perekonomian suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh anugerah ekonomis yang dimiliki, mencakup sumber daya alam, jumlah penduduk, human capital, modal fisik, teknologi dan infrastruktur. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana besaran pengaruh Human Capital (Modal Manusia) terhadap perekonomian di Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan data sekunder gabunan 29 kabupaten dan 9 kota pada periode tahun 2011-2015. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa human capital yang terdiri dari tingkat pendidikan, kesehatan dan juga angkatan kerja lulusan diploma/S1 berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Faktor yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah tingkat pendidikan

Kata kunci: Human Capital, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan, Angkatan Kerja Lulusan Diploma/S1, Pertumbuhan Ekonomi.

A. PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembangunan ekonomi oleh setiap wilayah bertujuan untuk terciptanya suatu kehidupan mendatang yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakatnya. Kemajuan sebuah perekonomian dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi daerah atau wilayah tersebut. Menurut Kotler (1997) (dalam Situmorang, 2007) menyatakan bahwa perekonomian suatu bangsa dipengaruhi oleh anugerah ekonomis yang dimiliki bangsa mencakup sumber daya alam, jumlah penduduk, human capital, modal fisik, teknologi dan infrastruktur. Todaro dan Smith (2006) menyatakan bahwa modal manusia sangat dipengaruhi oleh permasalahan pendidikan dan kesehatan. Hal ini dikarenakan pendidikan dan kesehatan memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari angkatan kerja.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana besaran pengaruh Human Capital (Modal Manusia) terhadap perekonomian di Provinsi Jawa Timur. Dalam penelitian ini, Jawa Timur dipilih sebagai obyek penelitian dikarenakan Provinsi tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih unggul dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi beberapa Provinsi lainnya pada tahun tertentu

Provinsi Jawa Timur pada tahun tertentu, memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih unggul dibandingankan dengan pertumbuhan ekonomi beberapa Provinsi lain di Jawa. Namun, pada beb erapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus mengalami perlambatan. Kemudian, dari sisi modal manusianya Provinsi Jawa Timur juga memiliki Indeks Pembagunan Manusia (IPM) yang cenderung stabil dan positif. Tapi laju pertumbuhan IPM yang dimiliki Jawa Timur terbilang terendah diantara provinsi lainnya, hal ini akan digambarkan pada Tabel 1. Selain pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai acuan kesejahteraan wilayah, IPM merupakan suatu indikator yang mencakup beberapa kualitas hidup manusia, yaitu pendidikan, kesehatan, dan daya beli.

Oleh sebab itu, dua variabel tersebut dapat mewakili perekonomian dan human capital di Jawa Timur.

(4)

Tabel 1 berikut menggambarkan perbandingan laju pertumbuhan ekonomi dan IPM Provinsi Jawa Timur terhadap provinsi lain di Jawa dari tahun 2012 sampai tahun 2015.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan IPM di Pulau Jawa Tahun 2012-2015 (Persen)

Sumber: Data Diolah BPS Indonesia, 2016

Berdasarkan hasil penjelasan, perkembangan laju IPM Jawa Timur tidak sejalan dengan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi. Dimana perkembangan laju IPM Jawa Timur terendah di Jawa. Namun sebaliknya laju pertumbuhan ekonomi yang dimiliki oleh Jawa Timur pada kasus tertentu mampu mengungguli beberapa Provinsi di Jawa, bahkan sempat beberapa kali mengungguli laju pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu dari kasus yang terjadi tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui besaran pengaruh pendidikan, kesehatan dan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Maka dari itu penelitian ini diberi judul “Pengaruh Human Capital (Modal Manusia) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur”.

B. TINJAUAN PUSTAKA Teori Pertumbuhan Neoklasik Solow-Swan

Model pertumbuhan Solow merupakan pilar yang sangat memberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan neoklasik. Model ini, pada intinya merupakan pengembangan dari formulasi Harrord - Domar dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan variable independen ketiga, yakni teknologi, ke dalam persamaan pertumbuhan (growth equation). Berbeda dari model Harrord Domar yang mengasumsikan skala hasil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, model pertumbuhan neoklasik Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis secara terpisah. Jika keduanya dianalisis secara bersamaan atau sekaligus, Solow juga memakai asumsi skala hasil tetap tersebut. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi itu sendiri oleh Solow maupun para teorisi lainnya diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain (Todaro dan Smith, 2006).

Teori Pertumbuhan Endogen

Menurut Barro dan Martin (1995) (dalam Saputri, 2014) perbedaan utama model Solow dan model pertumbuhan endogen terletak pada perlakuan mereka terhadap faktor teknologi. Dalam model Solow, kemajuan teknologi dianggap sebagai sesuatu yang bersifat eksogen, sedangkan dalam model pertumbuhan baru, faktor teknologi diperlakukan sebagai sesuatu yang bersifat endogen. Fungsi

Provinsi

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Pembangunan Manusia

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 DKI Jakarta 6.53 6.07 5.91 6.48 77.53 78.08 78.39 78.99 Jawa Barat 6.5 6.33 5.09 5.23 67.32 68.25 68.8 69.5 Jawa Tengah 5.34 5.11 5.27 6.1 67.21 68.02 68.78 69.49 Yogyakarta 5.37 5.47 5.17 5.56 76.15 76.44 76.81 77.59 Jawa Timur 6.64 6.08 5.86 5.44 66.74 67.55 68.14 68.95 Banten 6.83 6.67 5.51 4.84 68.92 69.47 69.89 70.27

(5)

produksi versi model pertumbuhan baru, tingkat output bergantung pada tingkat stok capital (K), jumlah tenaga kerja(L) dan juga pada tingkat teknologi atau produktivitas(A). Dalam model pertumbuhan baru, tingkat kemajuan teknologi atau produktivitas tidak lagi dianggap sebagai faktor yang bersifat eksogen, akan tetapi diasumsikan sebagai faktor yang bersifat endogen, yang bergantung pada pertumbuhan kapital.

Konsep Modal Manusia

Todaro dan Smith (2006) membedakan konsep antara modal manusia dengan sumber daya manusia. Dimana modal manusia adalah keterampilan, kecakapan, cita-cita, kesehatan, dan sebagainya yang merupakan hasil pengeluaran atau pembelanjaan di bidang pendidikan, penyediaan serta pengembangan program pelatihan kerja, program perawatan dan pemeliharaan kesehatan, dan sebagainya. Sedangkan sumber daya manusia adalah kuantitas dan kualitas dari angkatan kerja di sebuah negara.

Modal manusia dapat didefinisikan ke dalam banyak arti, namun secara umum modal manusia memiliki pengertian pengetahuan, keahlian, kompetensi, dan sifat-sifat lainnya yang dimiliki manusia yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi (OECD 1998). Oleh karena itu, modal manusia harus diperlakukan sebagai faktor produksi yang sejajar dengan modal fisik dan dipisahkan dari tenaga kerja.

Kemudian menurut Adam Smith (dalam Prida, 2011) menyatakan bahwa manusia adalah faktor utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya jika tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat. Dengan kata lain Human Capital merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya Human Capital yang berkualitas maka modal fisik tidak akan berarti.

Menurut Kumar (2006) modal manusia sangat berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang terkandung pada manusia yang diperoleh melalui pendidikan pelatihan dan pengalaman yang akan berguna dalam produksi barang, jasa dan pengembangan pengetahuan lebih lanjut. Oleh karena itulah maka kunci utama dari modal manusia adalah pendidikan dilengkapi oleh faktor lain diantarannya kesehatan, lingkungan kerja, dan faktor lainnya.

C. METODE PENELITIAN Definisi Operasional penelitian

A. Pertumbuhan Ekonomi (Variabel Dependen)

Untuk melihat kontribusi terhadap kondisi perekonomian, variabel pertumbuhan ekonomi dilihat dengan menggunakan pendekatan laju pertumbuhan PDRB. Dalam penelitian ini, data yang digunakan sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan dipilih karena dianggap mampu menjelaskan pertumbuhan nyata ekonomi per kapita suatu wilayah (BPS Jatim, 2015).

B. Tingkat pendidikan (Variabel Independen)

Tingkat pendidikan penduduk di suatu wilayah akan menunjukkan kualitas penduduk di wilayah tersebut. Pada penelitian ini tingkat pendidikan akan diukur dengan data rata-rata lama sekolah (RLS). Rata-rata lama sekolah sendiri adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani (BPS Jatim, 2015).

C. Tingkat Kesehatan (Variabel Independen)

Tingkat kesehatan menunjukan tinggi atau rendahnya kualitas kesehatan penduduk di wilayah tersebut. Pada penelitian ini tingkat kesehatan akan diukur dengan data angka harapan hidup (AHH). Angka Harapan Hidup merupakan perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir yang mungkin akan dicapai oleh sekelompok penduduk. AHH juga digunakan sebagai indikator untuk menilai derajat kesehatan penduduk, AHH sangat berkaitan erat dengan pembangunan sosial ekonomi suatu wilayah (BPS Jatim, 2015).

D. Angkatan Kerja (Variabel Independen)

Angkatan kerja menggambarkan penduduk suatu wilayah yang telah memasuki usia kerja.

Sebagai indikator angkatan kerja dalam penelitian ini digunakan data jumlah Penduduk

(6)

Berumur 15 Tahun ke Atas yang Termasuk Angkatan Kerja lulusan diploma/universitas di 38 kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2015. Pada penelitian ini angkatan kerja akan diproksikan dengan nilai log angkatan kerja di wilayah Jawa Timur

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif.

Adapun menurut (Sugiyono 2011), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik, sedangkan menurut (Sukmadinata, 2006) pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka- angka dan mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti dengan menggunakan instrumen- instrumen formal, standar dan bersifat mengukur. Sedangkan pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, atau manggambarkan data dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan pada tujuan yang ingin dijawab peneliti yaitu mengetahui hubungan dan pengaruh antara beberapa variabel dan mendeskripsikan hubungan dan pengaruh antar variabel tersebut secara statistik maka jenis penelitian kuantitatif adalah solusi yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.

Lokasi penelitian

Objek dari penelitian adalah Provinsi Jawa Timur sehingga penelitian ini dilakukan di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan data 29 kabupaten dan 9 kota di Jawa Timur yang diambil dari tahun 2011 hingga 2015, sebagai hasil publikasi dari sensus Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur.

Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan beberapa pertimbangan yang telah diambil maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan gabungan antara data cross section dari 38 kabupaten/kota dan data deret waktu atau time series tahun 2011-2015 di Jawa Timur. Penelitian ini mengasumsikan bahwa variabel Human Capital (Modal Manusia) membutuhkan waktu dalam memberikan pengaruh terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penggunaan data panel dengan gabungan antara data cross section 38 kabupaten/kota dan data time series merupakan pilihan yang tepat dalam penelitian ini.

Selain itu, data panel memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan data panel menurut (Gujarati 2009) adalah bersifat tahan terhadap beberapa tipe pelanggaran asumsi Gauss Markov, yakni heteroskedasitas dan normalitas. Di samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data seperti ini diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih banyak (high informational content). Suatu aspek yang sangat diinginkan bagi penelitian empiris yang bernilai tinggi.

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui publikasi dari sumber-sumber lain seperti instansi, jurnal penelitian, koran, majalah, dan internet, buku, dan berbagai literatur lain. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, jurnal penelitian, tesis dan berbagai publikasi literatur lain yang berkaitan dengan studi ini.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan data terkait dengan variabel penelitian melalui berbagai sumber literatur dan institusi. Sumber literatur yang digunakan adalah publikasi data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, jurnal penelitian, tesis, artikel di internet, dan buku. Data sekunder dikumpulkan melalui dokumentasi dari data-data yang telah dipublikasikan oleh berbagai instansi dan literatur yang berkaitan dengan studi ini.

(7)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah hasil estimasi model fixed effect untuk variabel tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan angkan kerja sebagai variabel independen serta pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen. Hasil estimasi persamaan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Uji Regresi Panel Fixed Effect Model

Variabel Koefisien Std. Eror t-Statistik Prob.

Konstanta (C)

-4.485910 0.810360 -5.535700 0.0000 Pendidikan (RLS)

0.924028 0.152447 6.061296 0.0000 Kesehatan (AHH)

0.775085 0.198896 3.896943 0.0001 Angkatan kerja (AK Diploma/S1)

0.344112 0.037339 9.215963 0.0000 Adjusted R-squared ; 0.778047

F-statistic ; 17.56333 Prob(F-statistic) ; 0.000000 Sumber: Data diolah

Variabel dependen pada hasil uji regresi panel adalah Laju Pertumbuhan PDRB dan variabel independennya adalah Pendidikan, Kesehatan dan Angkatan Kerja. Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah:

Y = -4.486 + 0.924 RLSit + 0.775 AHHit + 0.344 AKdiploma/S1it + u Keterangan:

Y = Sebagai variabel dependen adalah pertumbuhan PDRB RLS = Rata-rata Lama Sekolah (variabel independen) AHH = Angka harapan hidup (variabel independen)

AKdiploma/s1 = Angkatan Kerja Lulusan Diploma/S1 (variabel independen)

i = Kabupaten/kota

t = Tahun

u = Error term

Dari hasil persamaan regresi di atas, dapat diketahui bahwa:

a. Variabel Pendidikan

Koefisien regresi variabel Pendidikan yang bernilai positif sebesar 0.924 menjelaskan bahwa apabila terjadi peningkatan pada variabel Pendidikan sebesar 1 satuan maka variabel Laju Pertumbuhan PDRB akan mengalami peningkatan sebesar 0.924 persen.

b. Variabel Kesehatan

Koefisien regresi variabel Kesehatan yang bernilai positif sebesar 0.775 menjelaskan bahwa apabila terjadi peningkatan pada variabel Kesehatan sebesar 1 satuan maka nilai variabel Laju Pertumbuhan PDRB akan mengalami peningkatan sebesar 0.775 persen.

c. Variabel Angkatan Kerja

Koefisien regresi variabel Angkatan Kerja yang bernilai positif sebesar 0.344 menjelaskan bahwa apabila terjadi peningkatan pada variabel Angkatan Kerja sebesar 1 satuan maka nilai variabel Laju Pertumbuhan PDRB akan mengalami peningkatan sebesar 0.344 persen.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y), sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dalam penenlitian ini Koefisien determinasi (R2) menggunakan nilai adjusted R Square untuk mengevaluasi model regresi terbaik.

(8)

Berdasarkan hasil dapat diketahui nilai adjusted R Square sebesar 0.778 atau 77.8%. Artinya kontribusi terhadap variabel Laju Pertumbuhan PDRB dijelaskan sebesar 77.8% oleh variabel Pendidikan, Kesehatan dan Angkatan Kerja serta pengaruh fixed dari masing-masing kota. Sedangkan kontribusi pengaruh terhadap variabel Laju Pertumbuhan PDRB lainnya sebesar 22.2% dijelaskan oleh variabel lain atau variabel independen di luar persamaan regresi.

Uji Simultan/Uji Statistik F

Untuk menguji hipotesis pengaruh simultan dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen Y (Laju Pertumbuhan PDRB), digunakan uji statistik F. Berdasarkan hasil didapatkan F hitung sebesar 17.563 signifikansi sebesar 0.000. Nilai F hitung ini lebih besar dari F tabel (2.653) dan Sig F (0.000) yang lebih kecil dari 5% (0.050) menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel Pendidikan, Kesehatan dan Angkatan Kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Laju Pertumbuhan PDRB.

Uji Parsial/Uji Statistik t

Untuk menguji pengaruh parsial dari variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Laju Pertumbuhan PDRB), digunakan uji statistik t. Berdasarkan hasil uji t pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen, dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel Pendidikan

Variabel Pendidikan dengan (t hitung) sebesar 6.061 (lebih besar dari t tabel 1.973) atau nilai signifikansi 0.000 (lebih kecil dari alpha 5% atau 0.05) yang berarti bahwa variabel Pendidikan berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Laju Pertumbuhan PDRB pada taraf kesalahan 5%.

b. Variabel Kesehatan

Variabel Kesehatan dengan nilai t hitung sebear 3.897 (lebih besar dari t tabel 1.973) atau nilai signifikansi 0.000 (lebih kecil dari alpha 5% atau 0.05) yang berarti bahwa variabel Kesehatan berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Laju Pertumbuhan PDRB pada taraf kesalahan 5%.

c. Variabel Angkatan Kerja

Variabel Angkatan Kerja dengan nilai t hitung 9.216 (lebih besar dari t tabel 1.973) atau nilai signifikansi 0.000 (lebih kecil dari alpha 5% atau 0.05) yang berarti bahwa variabel Angkatan Kerja berpengaruh signifikan positif terhadap variabel Laju Pertumbuhan PDRB pada taraf kesalahan 5%.

Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang penting disamping investasi modal fisik. Pendidikan dianggap sebagai faktor penting karena pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan akan tetapi juga meningkatkan keterampilan kerja sehingga pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja. Adapun Hasil Estimasi pada penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai signifikansi 0.000 (lebih kecil dari alpha 5% atau 0.05). Artinya hal ini sesuai dengan hipotesis yang ada.

Hasil pada penelitian ini menunjukan adanya kesesuaian dengan teori. Berdasarkan pengalaman dibeberapa negara Psacharopoulus (1972) dalam Todaro (2000), membuktikan bahwa pendidikan memang memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap promosi pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan pendidikan bukan hanya mampu meningkatkan kapabilitas saja, namun juga merupakan sarana penting dalam meningkatkan “modal manusia” di masa yang akan datang. Peningkatan pendidikan secara umum dapat pula memperbesar produktivitas dan kemampuan untuk meningkatkan pendapatan (perekonomian) yang lebih tinggi baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.

Hasil penelitian ini juga mendukung temuan empiris dari sitepu (2010) yang menyatakan bahwa dampak peningkatan investasi sumber daya manusia melalui pendidikan secara langsung meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas ditunjukkan dengan kenaikan output agregat. Temuan tersebut sangat mendukung teori endogenous grwoth yang menekankan pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan modal manusia yang ditunjukkan oleh

(9)

peningkatan produktivitas, dimana produktivitas tersebut menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

Hubungan Tingkat Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi kebutuhan dasar manusia. Adanya perbaikan di sektor kesehatan sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengaruh perbaikan kesehatan meningkatkan partisipasi tenaga kerja selanjutnya menyumbang pada peningkatan output produksi yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pengaruh tingkat kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi berdasarkan hasil estimasi menunjukan bahwa tingkat kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hasil penelitian ini memperkuat temuan empiris dari Bloom et al (2004) dengan menggunakan analisis data panel mengenai pengaruh kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa kesehatan yang diukur melalui angka harapan hidup memiliki pengaruh yang positif dan signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa kenaikan 1 tahun angka harapan hidup akan meningkatkan output sebesar 4 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan pada variabel kesehatan berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas tenaga kerja, dengan kata lain mendukung pendapat bahwa tingkat kesehatan merupakan suatu bentuk modal manusia.

Hubungan Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Samuelson (2004) menyebutkan bahwa salah satu sumber pertumbuhan ekonomi selain tingkat pendidikan dan kesehatan yaitu pertumbuhan angkatan kerja. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah angkatan kerja, penambahan tersebut memungkinkan suatu Negara untuk menambah produksi sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat. Todaro (2000) menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan tenaga kerja secara tradisional di anggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga kerja. Selanjutnya, jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi. Sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar mengandung pengertian bahwa ukuran pasar domestiknya menjadi lebih besar. Hasil Estimasi pada penelitian menunjukan bahwa variabel angkatan kerja yang diukur menggunakan jumlah angkatan kerja lulusan Diploma/S1 menurut kabupaten/kota di Jawa timur pada tahun 2011 hingga 2015 memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Artinya temuan pada penelitian sesuai dengan hipotesis yang ada.

Hasil temuan pada penelitian ini mendukung Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sjafii (2009) bahwa tenaga kerja memiliki koefisien yang secara statistik signifikan dan bersifat positif dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Artinya Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu yang telah diajukan sebelumnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan temuan Sihombing (2006) yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Modal Fisik Terhadap PDRB Sumatera Utara”. Dimana Y merupakan PDRB Sumatera Utara, X1

merupakan angkatan kerja berpendidikan diploma/S1, dan X2 merupakan pembentukan modal fisik.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah kedua variable yaitu angkatan kerja berpendidikan diploma/S1 dan pembentukan modal fisik memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan PDRB di Sumatera Utara.

Variabel Paling Dominan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan hasil estimasi dalam penelitian ini, variabel pendidikan dianggap sebagai variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pertumbuhan ekonomi, karena variabel pendidikan memiliki nilai koefisien sebesar 0.924 terbilang paling tinggi dibandingkan variabel lainnya. Variabel pendidikan mampu menjadi variabel paling dominan tidak terlepas dari peranan Pendidikan sebagai salah satu aspek yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dikarenakan melalaui pendidikan, ketrampilan dan kemampuan berfikir seseorang akan bertambah dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitasnya. Pendidikan merupakan sebuah investasi pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati dikemudian hari sehingga ini menunjukan bahwa pendidikan merupakan

(10)

kunci atau akses kemajuan suatu negara tak terkecuali juga daerah-daerah nantinya, baik secara ekonomi maupun sosial.

Pentingnya peran pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi sutau wilayah sesuai dengan pendapat Todaro (2006) menyatakan bahwa sektor Pendidikan memainkan peran utama untuk membentuk kemampuan sebuah wilayah untuk menyerap teknologi modern dan mengembangkan kapasitas produksi agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan. Temuan pada penelitian ini didasarkan pada teori ekonomi baru (new growth theory or endogenous growth theory) oleh Robert Solow. Teori ini menempatkan modal manusia sebagai faktor kunci dan dianggap sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi (engine of growth). Hal ini menunjukan bahwa sumber daya manusia yang mempunyai kualitas tinggi akan meningkatkan output dan pendapatan nasional, dimana kualitas pendidikan akan memberikan banyak manfaat dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penulisan yang ditetapkan yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan jumlah angkatan kerja lulusan diploma/S1 terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 hingga 2015, beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dapat disampaikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukan bahwa tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan angkatan kerja memiliki kontribusi yang positif terhadap perekonomian Provinsi Jawa Timur.

b. Berdasarkan hasil pembahasan bahwa faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah tingkat pendidikan.

Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas, maka disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

a. Pemerintah daerah Jawa Timur dan pihak-pihak terkait agar lebih meningkatkan beberapa faktor yang memiliki kontribusi terhadap perekonomian kaitanya terhadap pembangunan ekonomi wilayah Jawa Timur.

b. Perlu adanya peningkatan pada kualitas tingkat pendidikan yang menjadi faktor paling dominan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Timur, dengan menyediakan sarana- prasana penunjang pendidikan yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan.

c. Perlunya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kesehatan sebagai bagian dari human capital sehingga kualitas sumber daya manusia semakin lebih baik.

DAFTARPUSTAKA

Badan Pusat Statistik Jatim. 2016. Publikasi BPS, Data Statistik. https://jatim.bps.go.id/ (diakses pada 28 Desember 2016).

Badan Pusat Statistik RI. 2016. Publikasi BPS, Data Statistik. http://www.bps.go.id/ (diakses pada 21 Februari 2017).

Barro, J. Robert., & Sala-I-Martin, Xavier. (1995). Economic Growth. McGrawHill.

Bloom DE, Canning D, Sevilla J. 2004. The Effect of Health on Economic Growth: A Production Function Approach. World Development 32(1):1-13.

Gujarati dan Porter. 2009. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat

Organisation for Economic Co-operation and Development. 1998. Human Capital Investment An International Comparison. Perancis: OECD Publication.

Prida, Aviani. 2011. Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Human Capital Dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Garut Periode 1989 2009.

Repository UPI.

(11)

Raniz, G., and Stewart, F. Strategy for Success in Human Development. http://hdr.undp.or./docs/ (20 januari 2017).

Samuelson, Paul A., dan Nordhaus, William D. (2004). Macroeconomics 17th Edition (Alih Bahasa:

Gretta, dkk). Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Saputri, Riana Fauzia. 2014. Analisis Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Tengah. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro

Sihombing, Nelli Kristina. 2006. Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Modal Fisik Terhadap PDRB Sumatera Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sitepu. 2010. Dampak Investasi Sumber Daya Manusia dan Bantuan Langsung Tunai terhadap Distribusi Pendapatan Rumah Tangga di Indonesia.

Situmorang, Armin Thurman. 2007. Analisis Investasi dalam Human Capital dan Akumulasi Modal Fisik Terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto. Tesis tidak diterbitkan. Medan:

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Sjafii, Achmad. 2009. Pengaruh Investasi Fisik dan Investasi Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 1990-2004. Journal of Indonesian Applied Economics Vol.

3 No. 1 Mei 2009: 59-76.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Todaro PM dan Smith SC. 2006. Pembangunan Ekonomi Jilid I. Ed ke-9. Jakarta: Erlangga.

Todaro, Michael P. 2003, Ekonomi Pembangunan di Dunia ketiga, terjemahan Mursid, Penerbit Balai Aksara, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan maksud untuk menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur Usaha, Skala Usaha, Pemberian informasi dan sosialisasi Terhadap