• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA KONSEP MATERI KASUS KESIMPULAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETA KONSEP MATERI KASUS KESIMPULAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UNSUR BIAYA YANG MEMBENTUK HARGA POKOK

BAHAN BAKU YANG DIBELI

Bahan baku merupakan bahan yang mebentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufakitur dapat diperoleh dari pembelian lokal,impor, atau dari pengolahan sendiri. Sebelum dibahas unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli,berikut ini diuraikan sistem pembelian lokal bahan baku. Pengetahuan mengenai sistem pembelian ini penting untuk dipelajari agar dapat diperoleh gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli.

A. Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudsng pembelian, pemerimaan barang, dan akuntansi. Dalam transaksi pembelian lokal bahan baku terdapat: surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penermaan faktur dan barang dan penjual. Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan bararng, prosuder pencatatan penerimaan barang di gudang dan prosedur pencatatan hutang. Adapun uraian tiap prosedur tersebut dapat diikuti sebagai berikut ini.

1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku.

Jika persediaan barang baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat minimun pemesanan kembali (reorder point), bagian gudang kemudian membuat surat permintaan pembelian (purchase requistion) untuk di kirimkan kebagian pembeliaan.

2. Prosedur Order Pembeliaan

(3)

3. Prosedur Penerimaan Bahan Baku

Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesui dengan surat order pembelian yang di terimannya. Bahan penerimaan yang bertugas menerima barang, mecocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan tembusan surat order pembeliaan, bagian penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan ke bagian akuntansi.

4. Prosedur Pencatatan Utang Yang Timbul dari Pembelian Bahan Baku Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian memberikan tanda tangan diatas faktur pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan. Faktur pembelian yang telah ditandatangani oleh Bagian Pembelian tersebut diserahkan kepada Bagian Akuntansi. Dalam transaksi pembelian bahan baku, bagian akuntansi memeriksa ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan mencocokannya dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari Bagian Pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan.

5. Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku Dibagian Gudang

(4)

B. Biaya Yang Di Perhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan

Baku yang di beli.

Menurut prinsip akuntansi yang lazim,semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli (harga yang tercantum dalam faktur pembelian) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. Di dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan tunai (costs discount) maka potongan tunai ini diperlakukan sebagai pengurangan terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli. Seringkali di dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkut untuk berbagai macam bahan bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya angkut tersebut kepada masing-masing jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli.

2. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

Biaya Angkutan Diperlakukan Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli.

Apabila biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, maka alokasi biaya angkutan kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dapat didasarkan pada:

a. Perbandingan kuantintas tiap jenis bahan baku yang dibeli.

Contoh :

(5)

Pembagian biaya angkutan kepada tiap-tiap jenis bahan baku adalah:

b. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli. Contoh :

Perusahaan membeli 4 macam bahan baku dengan harga faktur tiap-tiap jenis bahan sebagai berikut : Bahan baku A Rp100.000 , bahan baku B Rp150.000 , bahan baku C Rp225.000 , bahan baku D Rp125.000 . Biaya angkutan 4 jenis bahan baku tersebut adalah Rp48.000 . Jika biaya angkutan tersebut dibagi atas dasar perbandingan harga faktur tiap-tiap jenis bahan baku tersebut, harga pokok tiap jenis bahan baku akan di bebani dengan tambahan biaya angkutan sebesar Rp0,08 (48.000/600.000) Pembagian biaya angkutan sebesar Rp48.000 adalah sbb :

JenisBahan

A Rp 100.000 Rp 8.000 Rp108.000 B 150.000 12.000 162.000

A 400 50,00 Rp 150.000

B 350 43,75 131.000

C 50 6,25 18.750

(6)

c. Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

Untuk meneyederhanakan perhitungan harga pokok bahan baku, biaya angkutan dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Perhitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu. Biaya angkutkutan yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam rekening Biaya Angkutan.

Contoh :

Biaya angkutan yang diperkirakan akan dikeluarkan dalam tahun 20X1 adalah sebesar Rp2.500.000 , dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak 50.000 kg . Jadi tarif biaya angkut untuk tahun 20X1 adalah sebesar Rp50 per kg bahan baku yang diangkut . Dalam tahun 20X1 jumlah bahan baku yang dibeli dan alokasi angkutan atas dasar tarif disajikan sebagai berikut :

JenisBahan B 15.000 4.500.000 750.000 5.250.000 C 10.000 4.000.000 500.000 4.500.000

Rp13.500. 000

Rp2.500.000 Rp 16.000.000

(7)

(a) Jurnal pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku Rp13.500.000 Utang dagang Rp13.500.000 (b) Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif

Persediaan bahan baku Rp2.500.000

Biaya angkutan Rp2.500.000 (c) Jurnal pencatatan biaya angkutan yg sesungguhnya terjadi Biaya angkutan Rp2.400.000

Kas Rp2.400.000 (d) Jurnal penutupan saldo rekening biaya angkutan ke rekening harga pokokpenjualan

Biaya angkutan Rp100.000

Harga pokok penjualan Rp100.000

Biaya Angkutan Tidak Diperhitungkan Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli, Tetapi Diperlakukan Sebagai Unsur Biaya Overhead Pabrik. Dengan cara ini, biaya angkutan tidak

diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya Overhead Pabrik. Pada awal tahun anggaran, jumlah biaya angkutan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ditaksir.

C.

Biaya Unit Organisasi yang Terkait Dalam Perolehan

Bahan Baku

Jika biaya pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif, maka perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sebagai berikut :

1. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku tersebut diperkirakan selama satu tahun anggaran. 2. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya dalam tahun anggaran.

3. Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dengan cara membagi baiaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.

Jurnal pembebanan biaya pembelian kepada harga pokok bahan baku atas dasar tarif adalah sebagai berikut :

(8)

Biaya bagian gudang yang dibebankan xx Biaya bagian akuntansi persediaan yang dibebankan xx

Dasar pembebanan biaya pembelian tiap bagian yang terkait dalam pengadaan bahan baku.

Pembelian Dasar Pembebanan Tarif Pembebanan Biaya Pembelian

Pembelian Jumlah frekuensi pembelian atau volume pembelian

Tarif per transaksi pembelian atau tarif setiap jumlah harga faktur pembelian

penerimaan Jumlah macam bahan yang diterima

Tarif per macam yang diterima

Gudang Jumlah macam bahan, kuantitas, atau nilai rupiah.

Tarif per macam bahan per meter kubik atau per nilai rupiah bahan baku yang disimpan di gudang

Akuntansi persediaan

Jumlah frekuensi pembelian Tarif per transaksi pembelian

D. Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok

Bahan Baku Yang Di Impor

Dalam perdagangan luar negeri, harga barang yang disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan mempengaruhi biaya-biaya yang menjadi tanggungan pembeli. Bahan baku dapat diimpor dengan syarat harga :

- Free alongside ship (FAS) - Free on board (FOB)

- Cost and freight (C & F) : pembeli hanya menanggung biaya-biaya untuk mengeluarkan bahan baku dari pelabuhan pembeli dan biaya-biaya lain sampai dengan barang tersebut di terima di gudang pembeli

(9)

PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG

DIPAKAI DALAM PRODUKSI

A.

Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Terdapat dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi, yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan (perpetual), setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan, sedangkan dalam metode fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat dan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. Metode persediaan fisik sangat cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses , sedangkan metode persediaan digunakan dalam perusahaan yang harga pokok produksi nya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.

1. Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification Method)

Setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga per satuan bahan baku yang ada di gudang harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga bahan tersebut. Metode ini merupakan metode yang paling teliti dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi, namun sering kali tidak praktis.

2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)

(10)

perhatian adalah anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalam produksi.

3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)

Dalam metode LIFO ini, penentuan harga pokok yang dipakai dalam produksi beranggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir masuk persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok atas bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.

4. Metode Rata – Rata Bergerak (Moving Average Method)

Persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata – rata nya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah

satuannya. Setiap kali terjadi pembeliaan yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga pokok rata – rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata – rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata – rata per satuan bahan baku yang ada di gudang.

5. Metode Biaya Standar

Bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standar (standard price), yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi pada masa yang akan datang. Harga standar merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. Jurnal yang dibuat saat pembelian bahan baku sebagai berikut:

(11)

Selisih Harga xxx

Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar

Selisih Harga xxx

Utang Dagang xxx

.

6. Metode Rata – Rata Harga Pokok Bahan Baku pada Akhir Bulan

Dalam metode ini, pada akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok rata – rata per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang. Harga pokok per satuan ini kemudian akan digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi di bulan

selanjutnya.

B.

Masalah-masalah khusus yang berhubungan dengan

bahan baku

1. Sisa bahan (scrap materials)

Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakuakan sebagai :

1. Pengurangan biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut.

2. Pengurangan terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.

3. Penghasilan di luar usaha (other income)

2. Produk Rusak (spoiled goods)

(12)

menjadi produk yang baik. Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu atau faktor luar biasa yang lain, maka harga pokok produk rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang bersangkutan.

Jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan produk, maka kerugian yang timbul sebagai akibat terjadinya produk rusak dibebankan kepada produksi secara keseluruhan, dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut di dalam tarif biaya overhed pabrik. Oleh karena itu, anggaran biaya overhead pabrik yang akan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik terdiri dari elemen-elemen berikut ini:

Biaya bahan penolong xxx

Biaya tenaga kerja tak langsung xxx

Biaya reparasi dan pemeliharaan xxx

Biaya asuransi xxx

Biaya Overhead pabrik lain xxx

Rugi produk rusak (hasil penjualan – hpp rusak) xxx

Biaya overhead pabrik yang dibebankan xxx

Dan tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus berikut ini :

Tarif biaya overhead pabrik = BOP yang dianggarkan

dasar pembebanan

Jika terjadi produk rusak, maka kerugian yang sesungguhnya terjadi didebitkan dalam rekening BOP Sesungguhnya,

3. Produk Cacat (defective goods)

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomi dapat

disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya tambahan untuk pengerjaan kembali (works cost) produk tersebut. Perlakuan

terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dalam produk rusak (spoiled goods).

(13)

Liputan6.com, Jakarta - Harga-harga bahan pokok di pasar tradisional terpantau merangkak naik rata-rata sebesar Rp 1.000 sampai Rp 2.000. Tren kenaikan ini diperkirakan terus berlangsung sampai mendekati pelaksanaan Ramadan dan Lebaran.

Mistilah (57), pedagang bahan pokok di Pasar Bojong, Cengkareng, Jakarta Barat mengaku kenaikan harga tersebut merupakan akumulasi dari stabilnya harga jual dalam dua pekan lalu.

"Sudah dua minggu tidak naik, terus pas belanja, harga sembako naik dengan rata-rata Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per karton. Jadi saya terpaksa naikkan harga juga ke konsumen," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (22/5/2015).

Mistilah mencontohkan, harga gula putih yang kini naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram (Kg), sehingga harga jual ke konsumen terkerek naik Rp 13 ribu per kg.

Demikian pula pada harga minyak goreng yang dijual Rp 13.500 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 13 ribu per kg. Sedangkan untuk minyak goreng bermerek dibanderol Rp 27 ribu dari harga semula Rp 25 ribu per kg.

"Kacang tanah cukup signifikan kenaikannya dengan kenaikan harga menjadi Rp 22 ribu per kg dari harga awal Rp 21 ribu, sehingga saya jual Rp 24 ribu per kg. Kacang hijau pun begitu dengan kenaikan dari Rp 20 ribu menjadi Rp 22 ribu dan dijual Rp 24 ribu per kg. Kalau saya ambil barang 10 Kg, kan berasa juga

naiknya," keluh pedagang yang sudah mulai berjualan sejak 1986 itu.

Sementara harga tepung terigu tercatat masih bertahan di angka Rp 7.000 per Kg dari sebelumnya Rp 8.000 per kg serta bahan pokok lainnya.

Mistilah memperkirakan, tren kenaikan harga kebutuhan pokok masih akan berlangsung sampai Lebaran nanti.

Kata Mistilah, pedagang saat ini sedang merasakan sepinya penjualan karena daya beli masyarakat agak menurun. Dampaknya, omset pedagang berkurang

sementara kebutuhan untuk menutup utang harus tetap terpenuhi.

Sebelumnya, pemerintah memastikan menyiapkan langkah-langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bahan pokok pangan berupa kebijakan serta tindakan apapun yang diperlukan.

(14)

"Pemerintah akan menggunakan berbagai instrumen peraturan perdagangan semaksimal mungkin, diantaranya melalui penetapan kebijakan perizinan dan pengendalian," tegas dia.(Fik/Nrm)

(15)

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku dapat di peroleh dari pembelian lokal,impor atau dari pengelolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku mengeluarkan harga beli bahan baku, biaya-biaya pembelian, pengudangan, dan biaya perolehan lain.Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkanya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yg dibeli.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat satu kelemahan atas prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan, dimana bagian penerimaan tidak memperoleh tembusan surat

Aplikasi ini disediakan untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan pembelian bahan baku, menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan perhitungan economic

Bagian administrasi dan pemasaran dapat mengakses sistem melalui proses login yang dapat terlibat dalam transaksi pembelian bahan baku, retur pembelian bahan baku, kepada supplier,

Dalam melaksanakan prosedur pembe- lian bahan baku menggunakan doku- men-dokumen yang meliputi Surat Pesanan Pembelian, Surat Pengantar Barang, Faktur Penjualan, Tanda

Formulir merupakan elemen utama dalam sistem akuntansi, digunakan untuk mencatat suatu transaksi yang terjadi, seperti faktur pembelian, bukti kas keluar yang dapat digunakan

Dengan menggunakan akuntansi tradisional ini, perusahaan mencatat segala transaksi yang dilakukan mulai dari pembelian bahan baku, proses produksi, barang proses

Aplikasi ini disediakan untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan pembelian bahan baku, menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan perhitungan economic

Administrator menerima dan mencocokkan barang yang diterima dengan Surat Jalan, Faktur, dan Form Permintaan Pembelian setelah itu administrator mengisi Laporan Penerimaan Bahan Baku