IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS KUPANG KOTA KECAMATAN TELUK
BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
GUSTI RAKHMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
Implementasi Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung
Oleh Gusti Rakhma
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis tingkat dinas kesehatan kabupaten kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang akan dibicarakan disini lebih dispesifikasikan dalam pelayanan kesehatan di
Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung yang
merupakan unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (puskesmas,
balai pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan,
peralatan dan obat-obatan.
Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai sumber daya manusia
puskesmas ini adalah kurang efektif, efesien, dan profesionaliesme dalam menanggulangi
permasalahan kesehatan. Pegawai yang kadang kala kurang bersahabat dan sering
terdengar dari masyarakat aparatur yang berbelit-belit. Masih minimnya sarana dan
rutin harian, belum layaknya gedung dan kursi tunggu yang ditempati dan berbagai
masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas perlu diteliti.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah implementasi standar pelayanan publik bidang kesehatan di
Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung
penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun
teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan berjumlah 11
orang, observasi dan studi dokumentasi. Aspek pelayanan kesehatan yang dinilai dalam
penelitian ini sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada di Puskesmas Kupang
Kota yaitu: Kesehatan ibu, anak serta imunisasi dan pelayanan gizi, kesehatan gigi mulut
serta pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan standar pelayanan publik bidang
kesehatan di puskesmas ini telah sesuai dengan Keputusan MENPAN (Menteri
Pendayagunaan Aparatur) No.63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum
penyelenggaraan pelayanan publik. Namun, standar pelayanan yang masih perlu
diperhatikan kembali adalah sarana dan prasarana pelayanan gigi dan mulut yang ada di
Puskesmas Kupang Kota yang tidak layak dan kurang memadai untuk digunakan. Hal ini
dikarenakan adanya sarana prasarana yang sudah rusak dan tidak terjaga lagi
kebersihannya.
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Rumusan Masalah……….. 8
C. Tujuan Penelitian…………..………. 8
D. Kegunaan Penelitian………..………. 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Implementasi……… 10
1. Pengertian Implementasi…….……….. 10
2. Model Implementasi………. 11
B. Tinjauan Tentang Pelayanan Publik……… 13
1. Pengertian Pelayanan Publik………. 13
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan ………... 15
3. Standar Pelayanan Publik ……….……….. 16
C. Tinjauan Tentang Puskesmas.………...……... 19
1. Pengertian Puskesmas ………...… 19
2. Tugas dan Fungsi Puskesmas ………... 19
3. Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas... 20
D. Kerangka Pikir……… 23
III.METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian……….. 28
B. Fokus Penelitian………..……….. 29
C. Penentuan Informan... 30
D. Teknik Pengumpulan Data……… 31
E. Teknik Pengolahan Data………... 31
A. Gambaran Puskesmas Kupang Kota……… 34
1. Profil Puskesmas Kupang Kota...………. 34
2. Tujuan Umum Puskesmas Kupang Kota... 34
3. Tujuan Khusus Puskesmas Kupang Kota ……….……… 34
4. Ruang Lingkup Puskesmas Kupang Kota... 35
5. Visi dan Misi Puskesmas Kupang Kota ………... 35
B. Jenis Tenaga dan Identitas Pegawai...……… 35
C. Kondisi Penduduk dan Kesehatan Masyarakat... 36
D. Kunjungan Pasien... 36
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Informan ……….... 37
B. Implementasi Standar Pelayanan Publik... 38
1.Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak seta Imunisasi... 38
2.Pelayanan Gizi... 52
3.Kesehatan Gigi dan Mulut... 61
4.Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan.. 72
C. Standar Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kupang Kota ………… 80
VI.SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 94
B. Saran……….. 95
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pemerintah merupakan lembaga yang berdiri dan dibentuk untuk melaksanakan
roda pemerintahan yang berfungsi untuk melaksanakan kepentingan negara
khususnya pada sektor pelayanan. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
bidangnya masing-masing, salah satu pelayanan yang diberikan pemerintah
adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah adalah suatu bentuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan masyarakat. Program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan
menjadikan pelayanan kesehatan dapat lebih efektif, efesien serta dapat
dijangkau dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Kesehatan merupakan hak dasar setiap warga, baik setiap individu, keluarga
dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. Oleh
karena itu, pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan demi terwujudnya masyarakat yang sehat. Melalui Kementerian
Kesehatan pemerintah telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam
sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem
pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kesehatan wajib. Beberapa upaya
kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan,
kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.
Puskesmas merupakan bagian dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
yang diciptakan untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat
daerah masing-masing yang bertujuan agar dapat bersentuhan langsung dengan
masyarakat sekitarnya.
Pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh semua puskesmas sebagai
UPTD kesehatan kabupaten kota yaitu: Kesehatan Ibu, Anak serta Imunisasi,
Pelayanan Gizi, Kesehatan Gigi dan Mulut, Pencatatan dan Pelaporan Dalam
Rangka Sistem Informasi Kesehatan. Dalam rangka Otonomi Daerah,
Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnya
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayahnya, dengan memberikan pelayanan yang
memuaskan. Proses pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan adalah
berkaitan dengan ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan
kesehatan dasar (Puskesmas, Balai Pengobatan), pelayanan rujukan (Rumah
Sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan dan obat-obatan. (Standar
Pelayanan Minimal UPT Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung, Tahun
Dalam menjalankan pelayanan kesehatannya puskesmas dalam aktifitas
sehari-hari dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, baik tenaga kesehatan medis (dokter)
maupun non medis (sipil). Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya manusia
kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan
kesehatan. Mengenai tenaga kesehatan dalam pelayanannya kondisinya masih
jauh dari baik, terlihat pada kuantitas maupun kualitasnya. Perlu adanya
perhatian pemerintah pada peningkatan dan pemberdayaan SDM puskesmas
secara profesional. Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah
mengenai SDM puskesmas ini adalah kurang efektif, efesien, dan
profesionaliesme dalam menanggulangi permasalahan kesehatan.
Masih lemahnya kemampuan SDM puskesmas dalam membuat perencanaan
pelayanan kesehatan serta sikap perilaku mereka dalam mengantisipasi
permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan
masyarakat. Misalnya lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur
pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan, serta kurangnya pendidikan
tenaga kerja kesehatan, terkait hal tersebut sangat diperlukan adanya standar
pada proses pelayanan kesehatan dalam menjalankan program-program
pelayanan kesehatannya.
Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan itu
sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu
pelayanan kesehatan. Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan ingin
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara taat azas atau
pelayanan kesehatan atau standar prosedur operasional. Sesuai dengan
Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara) No.
63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan
publik sebagai penyempurnaan dari keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995 tentang pedoman tata pelaksana
pelayanan umum.
Pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi pelayanan
prima yaitu kesederhanaan (prosedur melemah, pelayanan lancer, pelayanan
cepat, pelayanan tidak berbelit-belit), kejelasan dan kepastian, (prosedur atau
tata cara, persyaratan pelayanan, pengetahuan petugas, tanggung jawab
petugas), keamanan (keamanan pelayanan, kenyamanan pelayanan,
kemampuan petugas, kepastian hukum), keterbukaan, (waktu penyelesaian,
kepastian biaya, akurasi system, fasilitas dan peralatan), efisien dan ekonomis
(persyaratan ringan, kedisiplinan petugas, kewajaran biaya pelayanan, sesuai
kemampuan ekonomis masyarakat), keadilan yang merata (keadilan
mendapatkan pelayanan, perhatian terhadap kepentingan masyarakat,
kesediaan dan ketanggapan petugas membantu, pendistribusian yang merata),
ketepatan waktu (informasi waktu, kecepatan pelayanan, realisasi waktu,
kepastian jadwal pelayanan).
Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait buruknya
pencitraan pelayanan di puskesmas. Di antaranya pegawai puskesmas yang
tidak disiplin kerja, kurang ramah dalam melayani masyarakat, kurang
memadai, seperti kurangnya komputer untuk melaksanakan pekerjaan rutin
harian, belum layaknya gedung dan kursi tunggu yang ditempati. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) merupakan tolok ukur untuk menilai kinerja
penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat di bidang pemerintahan
umum, pendidikan, kesehatan, fasilitas umum dan layanan publik lainnya.
Penerapan SPM membutuhkan aturan normatif dan memiliki kekuatan hukum
yang jelas dan kuat, sehingga dapat diimplementasikan dengan baik.
Kewajiban penyusunan rencana target pencapaian SPM bagi pemerintah daerah
diseluruh Kabupaten Kota di seluruh Indonesia sudah lama diserukan, namun
belum semua pemerintah daerah memenuhi kewajibannya tersebut. Selain
mereka belum paham sepenuhnya tentang konsep SPM ini, mereka juga
memiliki kendala dalam penyusunannya, seperti penentuan indikator maupun
masalah dana. Hanya saja beberapa daerah sudah mulai menyusunnya.
Meskipun belum semua bidang dapat disusunkan standar pelayanan
minimalnya.
Sering terdengar dari masyarakat yang berhubungan dengan aparatur
pemerintah adalah selain berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, perilaku
oknum aparatur yang kadang kala kurang bersahabat, juga kinerja pegawai
dalam memberikan pelayanan dalam hal ini ketepatan waktu dalam
memberikan pelayanan, kuantitas dan kualitas pelayanan yang masih
sangat rendah. Proses pengorganisasian (organization) dan penggerakan
Organization dan actiuating merupakan proses menghimpun sumber daya
dalam hal ini manusia yang dimiliki puskesmas dan pembimbingan kepada
petugas puskesmas agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal
menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki. Proses pengawasan (Controlling) terhadap pegawai maupun sumber
daya yang ada juga belum dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan baik.
Aparat puskesmas digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi mereka justru hanya masuk beberapa
jam saja. Perlu adanya penyelarasan kembali tujuan organisasi dengan tujuan
pegawai puskesmas agar tercipta kesadaran baik kepala puskesmas maupun
pegawai yang tetap setia melayani masyarakat sesuai dengan jam kerja.
Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan
efektivitas Puskesmas. Sumber daya dapat berupa dukungan dana operasional,
peralatan kerja seperti alat kesehatan, obat-obatan, vaksin dan sebagainya.
Seperti yang sudah ada di dalam PP. No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS pada
pasal 3 ayat 11 dimana disebutkan bahwa PNS harus masuk kerja dan menaati jam
kerja. Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dimana disebutkan
maksimal waktu bekerja adalah 8 jam dalam 1 hari, dan diperjelas kembali oleh
Menteri Kesehatan No. 81 tahun 2004 berpedoman kepada standar waktu kerja 8 jam
sehari bisa didapati waktu kerja tersedia SDM kesehatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang juga pasien Puskesmas
Kupang Kota pada tanggal 12 Desember 2012 yang bernama Siti Mariam.
optimal dalam melakukan fungsi manajemen ini, dilihat dari petugas pelayanan
baik medis maupun non medis yang berada di puskesmas tersebut tidak datang
tepat waktu saat jam kerja sesuai aturannya, pulang lebih awal dari jam kerja
yang tidak sesuai dengan aturannya. Salah satu pasien Puskesmas Kupang Kota
yang bernama Devi pada hasil wawancara tanggal 12 Desember 2012
mengeluhkan obat yang diberikan oleh pihak puskesmas kepada pasien
Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) ternyata lebih murah dibanding
dengan tidak menggunakan jamkesmas. Setelah dikonfirmasi kepada pihak
puskesmas salah satu perawat disini mengatakan bahwa di puskesmas ini obat
yang diberikan adalah obat generik, bukan obat-obatan merk pabrik sehingga
harganya bisa lebih murah.
Perlu adanya perbaikkan manajemen puskesmas untuk mewujudkan puskesmas
yang selalu setia melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Sehingga anggapan masyarakat tentang citra buruk puskesmas dapat
luntur dan memilih puskesmas sebagai tujuan pertama berobat. Dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas atau pelayanan kesehatan yang prima
terhadap masyarakat, seperti halnya pemberian pelayanan publik lainnya,
dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal dan profesional bagi seluruh SDM
nya. Sikap tersebut seharusnya dimulai dari jajaran yang paling atas, tingkat
Gejala di atas menunjukkan bahwa perlu adanya pengamatan khusus tentang
pelaksanaan aparatur negara dalam pelayanan kesehatan. Menyadari
pentingnya puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, maka berbagai masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan
pelayanan puskesmas perlu diteliti. Berdasarkan paparan di atas penulis ingin
melakukan penelitian perihal seperti apa implementasi aparatur dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar mutu pelayanan, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan pengkajian secara lebih mendalam tentang : “Implementasi
Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan
Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung”.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana implementasi standar
pelayanan publik bidang kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan
Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Standar
Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan
D.Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis yaitu turut menyumbangkan teori-teori ilmu pemerintahan
khususnya teori yang berkaitan dengan pelayanan publik dan pelayanan
kesehatan.
2. Secara Praktis yaitu sebagai masukan bagi Puskesmas agar dapat
menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan (SPM). Bagi
masyarakat agar dapat mengetahui hak dan kewajiban dalam mendapatkan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Implementasi 1. Implementasi
Menurut Mazmanian dan Sabsister dalam Siswadi (2012:24)
implementasi merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan badan peradilan lainnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasi.
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2001:65) implementasi
merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok, badan pemerintah,
atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam suatu keputusan tertentu. Badan-badan tersebut
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah, yang membawa dampak
pada warga negaranya. Namun, dalam praktiknya badan-badan pemerintah
sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari
undang-undang sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan
Menurut Browne dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman (2004:70)
mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling
menyesuaikan.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
implementasi adalah merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan
juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut
memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Agar suatu
kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat terlebih sampai
merugikan masyarakat.
2. Model Implementasi
Model implementasi dalam pendekatan top-down yang menentukan
keberhasilan suatu kebijakan yaitu terdapat enam variabel yang
dirumuskan oleh Donald Van Metter dan Carl Van Horn dalam Wahab
(2001:165).
1. Ukuran atau Tujuan Kebijakan.
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur yang mengada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dikatakan berhasil.
2. Sumber Daya
merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan.
Tetapi di luar sumber daya manusia, sumber daya financial, sumber daya waktu perlu diperhitungkan karena mau tidak mau ketika sumber daya manusia yang kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan dana melalui anggaran tidak tersedia maka menjadi persoalan untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh tujuan kebijakan publik. Demikian pula sumber daya waktu, saat sumber daya waktu manusia giat bekerja dan aliran dana berjalan lancer tetapi berbenturan dengan persoalan waktu yang terlalu ketat maka hal ini dapat menjadi penyebab ketidakberhasialan implementasi kebijakan.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal, maupun organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya.
4. Sikap/Kecenderungan (disposition) para pelaksana
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor pelaksanaan adalah kebijakan dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang warga ingin selesaikan.
5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana
Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjaddi. Dan, begitu pula sebaliknya.
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik
implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan. eksternal.
B. Tinjauan tentang Pelayanan Publik 1. Pelayanan Publik
Pelayanan merupakan tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun
daerah, permasalahan umum pelayanan publik antara lain terkait dengan
penerapan prinsip-prinsip good gavernance yang masih melemah seperti
masih terbatasnya partisipasi masyarakat, transparasi dan akuntabilitas
baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan atau penyelenggaraan
pelayanan maupun evaluasinya. Kurniawan (2005:4) menyatakan bahwa
pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Pelayanan merupakan pemberian layanan (melayani keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai
dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan). Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani
kebutuhan orang lain sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan
(mengurusi) apa yang diperlukan seseorang.
Pada hakekatnya pemerintahan adalah pelayanan kepada masyarakat,
masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan dan karateristiknya demi
mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998:139).
Menurut Gronross 1990 (dalam Tjiptono, 2005) mengemukakan enam
kriteria kualitas pelayanan yaitu:
1. Professionalism and skill, kriteria ini merupakan outcome-related criteria adalah kualitas pelayanan yang kaitannya dengan penyedia jasa atau petugas, fasilitas dan sarana fisik dan peralatan operasional untuk dapat memuaskan masyarakat secara professional.
2. Attitudes and behavior, kriteria ini adalah process-related criteria adalah kualitas pelayanan yang menunjukkan derajat perhatian yang diberikan petugas terhadap masyarakat dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah secara spontan dan senang hati.
3. Accessibility and flexibility, kriteria ini termasuk dalam proses process-related criteria, bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja dan sistem operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat melakukan dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan masyarakat.
4. Reliability and trustworthiness, kriteria ini termasuk dalam, process-related criteria adalah kualitas pelayanan dimana masyarakat memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya.
5. Recovery, termasuk dalam process-related criteria. Masyarakat memahami bahwa bila ada kesalahan atau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang tepat.
Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa saja yang menjadi hak
dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan
tuntutan, keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat
semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan control terhadap apa
saja yang dilakukan oleh pemerintah.
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia
merupaka suatu proses, sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin
dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam
masyarakat. Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain
dengan memperoleh imbalan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap oranh hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan)
Menurut Azwar (1993:1) pelayanan kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,
Pelayanan kesehatan memiliki tiga fungsi yang saling berkaitan, saling
berpengaruh dan saling bergantungan yaitu fungsi sosial untuk memenuhi
harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan, fungsi
teknis kesehatan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat
pemberi pelayanan kesehatan, fungsi ekonomi untuk memenuhi harapan
dan kebutuhan institusi pelayanan kesehatan. Ketiga pilar tersebut
merupakan tanggung jawab utama pelayanan kesehatan yaitu, masyarakat,
tenaga teknis kesehatan, tenaga administrasi/manajemen kesehatan.
3. Standar Pelayanan Kesehatan
Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
itu sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah
mutu pelayanan kesehatan. Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan
ingin menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara taat
azas atau konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu
standar pelayanan kesehatan atau standar prosedur operasional. Secara
luas, pengertian standar pelayanan kesehatan ialah suatu pernyataan
tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses,
dan keluaran (outcome) sistem pelayanan kesehatan.
Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur) No.
63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan
pelayanan publik sebagai penyempurnaan dari keputusan Menteri
tata laksana pelayanan umum, bahwa pelayanan yang berkualitas
hendaknya sesuai dengan sendi-sendi pelayanan prima yaitu :
1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur atau tata cara pelayanan
diselenggarakan dengan :
a. Prosedur melemah
b. Pelayanan Lancar
c. Pelayanan Cepat
d. Pelayanan tidak berbelit-belit
2. Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian
mengenal :
a. Prosedur atau tata cara
b. Persyaratan pelayanan
c. Pengetahuan petugas
d. Tanggung jawab petugas
3. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat
memberikan pelayanan dalam hal :
a. Keamanan pelayanan
b. Kenyamanan pelayanan
c. Kemampuan petugas
d. Kepastian hukum
4. Keterbukaan, dalam arti prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan
kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum dalam
hal :
b. Kepastian biaya
c. Akurasi sistem
d. Fasilitas dan peralatan
5. Efisien dan ekonomis dalam arti :
a. Persyaratan ringan
b. Kedisiplinan petugas
c. Kewajaran biaya pelayanan
d. Sesuai kemampuan ekonomis masyarakat
6. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan
umum diusahakan :
a. Keadilan mendapatkan pelayanan
b. Perhatian terhadap kepentingan masyarakat
c. Kesediaan dan ketanggapan petugas membantu
d. Pendistribusian yang merata
7. Ketepatan waktu dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat
diselesaikan :
a. Informasi waktu
b. Kecepatan pelayanan
c. Realisasi waktu
C. Tinjauan tentang Puskesmas 1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan
di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).
Puskesmas dapat diartikan juga sebagai satuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tampa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.
2. Tugas dan Fungsi Puskesmas
Dalam pedoman kerja Puskesmas jilid ke-1 Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung, tahun 2004. Puskesmas memiliki tugas dan fungsi pokok dalam
pengembangan upaya kesehatan, adapun pengembangan, pembinaan peran
1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan pemerataan
jangkauan pelayanan kesehatan. Puskesmas berfungsi menegakkan
diagnosis masalah masyarakat, mengadakan pengamatan secara terus
menerus segala perubahan yang terjadi yang mungkin membahayakan
kesehatan masyarakat, mengembangkan inovasi dan memanfaatkan
teknologi tepat guna penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya
dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
Puskesmas berfungsi mendidik, mendorong dan membantu masyarakat
untuk mandiri dalam bidang kesehatan, meningkatkan pengertian,
kemauan dan kemampuannya untuk hidup sehat.
3. Sebagai pusat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh, terpadu dan bermutu kepada masyarakat dalam rangka
memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat.
3. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Puskesmas sebagai organisasi kesehatan pemerintah di tingkat primer yang
bertanggung jawab atas manajemen kesehatan wilayah kerja serta
kesehatan anggota masyarakatnya, harus menyelenggarakan pelayanan
kesehatan untuk masyarakat dalam wilayah kerjanya. Program kesehatan
kesehatan masyarakat, upaya untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam melindungi dan meningkatkan kesehatannya sendiri
serta upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat di
bidang pelayanan medis. Sesuai dengan hasil diagnosis masalah
masyarakat wilayah kerjanya ditetapkan urutan prioritas pemecahan
masalah kesehatan masyarakat setempat dan menentukan kegiatan
pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan disesuaikan dengan keadaan
sumber daya yang tersedia.
Terdapat sepuluh pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) yang tersebut
dibawah ini merupakan pelayanan kesehatan yang pada saat ini dianggap
efektif dan efesien dan mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya :
1. Imunisasi bayi lengkap
2. Pemeriksaan ibu hamil berkala, termasuk pemberian imunisasi tetanus
toxoid, tablet besi dan mendetekasi faktir risiko pada kehamilan,
konseling serta pertolongan persalinan yang aman.
3. Pencegahan, deteksi dan pengobatan penyakit Tuberkulosis.
4. Pencegahan, deteksi dan pengobatan penyakit Malaria.
5. Deteksi dan pengobatan ISPA dan Diare pada Balita.
6. Pencegahan dan pengobatan defisiensi Yodium, zat besi dan vit. A.
7. Pencegahan, deteksi dan pengobatan penyakit Demam Berdarah.
8. Penyuluhan kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan kesehatan
9. Keluarga Berencana.
10. Kesehatan usia sekolah serta pencegahan dan pengobatan penyakit
cacing pada anak sekolah.
Puskesmas juga dapat dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat
wilayah kerjanya disesuaikan dengan fungsi Puskesmas dan kemampuan
sumber daya yang tersedia. Penyelenggaraan 4 kegaiatan pokok yang
sesuai dengan standar pelayanan minimal di Puskesmas yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Kesehatan Ibu dan Anak serta imunisasi
2. Pelayanan gizi
3. Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
Jenis pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas akan
berkembang terus sesuai dengan perkembangan kesehatan, kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. (Pedoman Kerja Puskesmas Jilid ke-1 Dinas
D. Kerangka Pikir
Implementasi merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar dalam
bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau
keputusan-keputusan badan peradilan lainnya, keputusan tersebut
mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara untuk
menstrukturkan atau mengatur proses implementasi.
Proses implementasi merupakan sebuah proses dimana pelaksanaan
merupakan tolak ukur mencapai tujuan dan sasaran yang telah disusun
dengan aturan serta pemikiran yang terkonsep secara profesional dan
bermutu, terkait implementasi pada proses pelayanan kesehatan puskesmas
dituntut harus mampu memberikan pelayanan secara maksimal kepada
msyarakat yang menderita dan mengeluhkan penyakitnya, baik pada proses
pelayanan obat maupun jasa.
Implementasi pada pelayanan merupakan tanggung jawab pemerintah baik
pusat maupun daerah, permasalahan umum pelayanan publik antara lain
terkait dengan penerapan prinsip-prinsip good gavernance yang masih
melemah seperti masih terbatasnya partisipasi masyarakat, transparasi dan
akuntabilitas baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan atau
Dalam pemberian pelayanan kesehatan di puskesmas, maka perlu diketahui
bahwa pelayanan yang diberikan harus mencakup kedalam beberapa
jenis-jenis program kerja puskesmas seperti penyelenggaraan 4 kegiatan pokok
yang sesuai dengan standar pelayanan minimal di Puskesmas yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Kesehatan Ibu dan Anak serta imunisasi
2. Pelayanan gizi
3. Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.
Dari adanya jenis program kerja puskesmas seperti penyelenggaraan 4
kegaiatan pokok yang sesuai dengan standar pelayanan minimal di atas maka
pelaku pelayanan yang dimaksud adalah aparatur pemerintah harus memiliki
pelayanan yang sangat maksimal contohnya seperti masalah penyediaan
waktu kerja aparat yang benar-benar berorientasi pada pemberian layanan
kepada masyarakat.
Aparat pelayanan yang ideal seharusnya tidak memiliki kegiatan atau
pekerjaan lain, seperti pekerjaan sambilan di luar pekerjaan kantor yang dapat
mengganggu tugas-tugas penyelenggaraan pelayanan. Kinerja pelayanan
aparat pemerintah akan dapat maksimal apabila sewaktu-waktu dan
konsentrasi aparat benar-benar tercurah untuk melayani masyarakat pengguna
Negara, maka terbitlah keputusan yang mengatur tentang pedoman umum
penyelenggaraan pelayanan.
Sesuai dengan Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur) No.
63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan
publik sebagai penyempurnaan dari keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995 tentang pedoman tata laksana
pelayanan umum, bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai
dengan sendi-sendi pelayanan prima yaitu :
1. Kesederhanaan,
2. Kejelasan dan kepastian
3. Keamanan
4. Keterbukaan
5. Efisien dan ekonomis
6. Keadilan yang merata
7. Ketepatan waktu
Dengan adanya Keputusan tersebut maka Aparatur Pemerintah yang
ditugaskan untuk melaksanakan tugas dengan melayani segenap masyarakat
yang menjadi kewajiban utama dalam melaksanakan tugasnya maka secara
langsung pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi
masyarakat yang menjadi segment dalam pemberian pelayanan. Selain dilihat
pada sisi pelayanan yang diberikan, juga harus diperhatikan pada arah
perilaku aparat terhadap pelayanan yang diberikan khususnya pada pelayanan
Penilaian terhadap implementasi sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi
khususnya puskesmas dalam mencapai misinya. Untuk organisasi pelayanan
publik seperti puskesmas, informasi mengenai implementasi tentu berguna
untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan memenuhi harapan
dan memuaskan pengguna jasa. Pengelolaan organisasi atau pemerintah perlu
mengetahui apakah pelayanan yang disediakan sesuai dengan jumlah, tingkat
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana implementasi standar pelayanan publik bidang
kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota
Bandar Lampung.
“Pengertian penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Basrowi Sudikin menyatakan bahwa salah satu prosedur penelitian yang
dihasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku
orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali
subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan
sehari-sehari”. Miles dan Huberman (1994:6)
Menurut Strauss and Corbin, (1997:21-22) dalam Basrowi Sudikin penelitian
kualitatif jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara kualifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti
kehidupan sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa salah
satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
tentang kenyataan melalui berfikir induktif.
B. Fokus Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus
penelitian karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian
yang akan dilakukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam
memandu serta menjalankan suatu penelitian. Pada penelitian ini fokus
penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi standar
pelayanan publik bidang kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan
Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung yang dapat dilihat dari adanya
implementasi standar pelayanan publik bidang kesehatan yang mengacu pada
keputusan Menpan No.63/Kep/M.PAN/7/2003 di Puskesmas Kupang Kota
Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung, adapun indikatornya
yaitu:
1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur atau tata cara pelayanan
diselenggarakan.
2. Kejelasan dan kepastian.
3. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum.
4. Keterbukaan, dalam arti prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan
kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum.
6. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan
umum diusahakan.
7. Ketepatan waktu dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat
diselesaikan.
C. Penentuan Informan
Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih
kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam
penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi
yang diharapkan peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan
diminta informasinya.
Adapun cara untuk menentukan informan yang akan diwawancarai yaitu
dengan mengunjungi puskesmas yang diteliti dengan meminta informasi dari
aparatur pemerintah sebagai pelaku pelayanan dan masyarakat yang ada
dilingkungan tempat penelitian sebagai pasien tetap pada puskesmas yang
diteliti selaku penerima pelayanan. Adapun informan nya adalah:
1. Dr.Agustina Hadjar jabatan sebagai dokter umum serta merangkap sebagai
Kepala Puskesmas Kupang Kota Teluk Betung Utara Kota Bandar
Lampung.
2. Dr.Astriana jabatan sebagai dokter umum.
3. Lilis Fatmawati jabatan sebagai staff bagian tata usaha (TU).
4. Zubaidah jabatan sebagai perawat gigi.
Puskesmas Kupang Kota Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung.
6. Fika jabatan ibu rumah tangga sebagai informan masyarakat.
7. Mariyam jabatan buruh harian lepas sebagai informan masyarakat.
8. Didi Rahmadi jabatan honor SatPol-PP Provinsi Lampung sebagai
informan masyarakat.
9. Dina jabatan pegawai chandra supermarket sebagai informan masyarakat.
10. Yanti jabatan PNS Kota Bandar Lampung sebagai informan masyarakat.
11. Ijah jabatan ibu rumah tangga sebagai informan masyarakat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui percakapan
langsung dengan para informan yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.
2. Observasi
Yaitu suatu cara mendapatkan data dengan meneliti secara langsung dari
objek penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan perilaku
aparatur puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah diperoleh dari lapangan maka data tersebut diolah melalui
1. Editing
Menurut Agus Purwanto (2007:97) Pada tahap ini yang dilakukan adalah
memeriksa daftar pertanyaan yang telah diisi oleh informan setiap lembar
istrumen yang sudah diisi adalah dokumen tentang data setiap informan
pada sample penelitian. Dengan cara meneliti kembali data yang telah
diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi maupun dokumentasi.
Tahap editing yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
menyajikan hasil wawancara mengenai bagaimana implementasi standar
pelayanan minimal di Puskesmas Kupang Kota terhadap standar pelayanan
publik sesuai dengan keputusan MENPAN No.63/Kep/M.PAN/7/2003
yakni berupa kalimat-kalimat yang mudah dipahami dan dapat dimengerti
oleh pembaca.
2. Intepretasi Data
Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang
lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil
penelitian secara relevan dan informasi yang akurat yang diperoleh di
lapangan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip,
catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang ditemukan di lapangan.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Proses analisis kualitatif menurut Matthew B. Miles dan Michael Huberman
(1992:12-19), akan melalui proses sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data yang
dilakukan peneliti adalah analisa yang menajam, menggolonggkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dalam implementasi standar
pelayanan minimal Puskesmas Kupang Kota dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data
terasa sesudah penelitian di lapangan, sampai akhir laporan lengkap
tersusun.
2. Penyajian Data (Display Data)
Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang lebih
utama bagi analisis kualitas yang valid. Untuk melihat gambaran
keseluruhan dari peneliti ini maka akan diusahakan membuat matrik
jaringan dan bagan atau dimungkinkan dalam interpretatif yang baik
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data)
Peneliti berupaya mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,
pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi dan alur sebab akibat serta
proposisi. Kesimpulan diverifikasi selama berlangsung dan makna-makna
yang muncul dari data yang mengandung kebenaran, kekokohan dan
kecocokan yang merupakan validitasnya sehingga akan diperoleh
IV. GAMBARAN UMUM
A. Profil Puskesmas Kupang Kota
Perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dapat diartikan suatu proses kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi
masalah-masalah setempat.
Tujuan Umum :
Meningkatkan kemampuan manajemen Puskesmas dalam mengelola
kegiatan-kegiatan dalam meningkatkan fungsi Puskesmas sebagai pusat pengembangan,
pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan diwilayah kerjanya secara optimal.
Tujuan Khusus :
1. Dapat disusunya usulan kegiatan (RUK) Puskesmas yang akan dilaksanakan
Tahun berikutnya dalam meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan wilayah kerjanya terhadap seluruh lapisan
masyarakat.
2. Dapat disusunya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Telah
diterimanya Alokasi Sumberdaya dari beberapa Sumber dalam rangka
memantapkan penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang sedang
Ruang Lingkup
Kegiatan yang dilaksanakan adalah semua yang tercakup dalan 5 (Lima) Program
Skala prioritas dapat diupayakan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan, dan
sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan tersebut dengan pembinaan yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dan Puskesmas
Merupakan Pusat Pengembangan, Pembinaan dan Pelaksanaan upaya kesehatan
dalam menunjang pencapaian tujuan dan sasaran program pembangunan
kesehatan yang telah Sesuai dengan kebutuhan setempat.
Visi Dan Misi
Adapun yang menjadi visi Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung adalah :
“Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang Optimal yang bertumpu dalam
pelayanan Prima dan pemberdayaan masyarakat Mendukung Indonesia Sehat
2015.”
Selain visi terdapat pula misi Puskesmas Kupang Kota yaitu :
1. Menggerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
2. Memperdayakan Serta mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga
dalam Hidup Sehat.
3. Memberikan Pelayanan Tingkat Pertama yang bermutu, merata, terjangkau.
4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu, Keluarga, Masyarakat
dan Lingkungan.
B. Jenis Tenaga dan Identitas Pegawai
Puskesmas Kupang Kota mempunyai 22 jumlah tenaga kerja, serta 13 jenis tenaga
D1 Bidan, SPRG, Analis Kesehatan, Kesling/Promkes, Gizi, Asisten Apoteker,
Perkarya, SMA, Dll.
C. Kondisi Kepadatan Penduduk Dan Kesehatan Masyarakat
Puskesmas Kupang Kota mempunyai luas wilayah 0,68km dengan jumlah penduduk
sebanyak 11.660 jiwa dan rata-rata 4,2 jiwa serta mempunyai Kepala Rumah Tangga
yang berjumlah 2.752 jiwa dengan kepadatan penduduk 17.259 jiwa. Puskesmas
Kupang Kota mempunyai 11.660 jiwa serta 2.619 rumah sehat. Penduduk puskesmas
kupang kota rata-rata melakukan pembakaran sampah demi menjaga kondisi
kesehatan dan hal ini dilakukan oleh 457 rumah yang sadar akan pentingkan
kesehatan dan hampir setiap rumah menggunakan air bersih.
D. Kunjungan Pasien
Pasien yang berkunjung di Puskesmas Kupang Kota yang menggunakan jasa askes
berjenis kelamin pria sebanyak 2.985 jiwa, dan yang menggunakan jasa jamkesmas
sebanyak 3.191 jiwa, serta yang berkunjung berobat menggunakan lajur umum
dengan membayar biaya administrasi sebesar 5ribu rupiah sebanyak 9692 jiwa. Pasien
yang berkunjung di Puskesmas Kupang Kota yang menggunakan jasa askes berjenis
kelamin perempuan sebanyak 4.123 jiwa, dan yang menggunakan jasa jamkesmas
sebanyak 4.407 jiwa, serta yang berkunjung berobat menggunakan lajur umum
dengan membayar biaya administrasi sebesar 5ribu rupiah sebanyak 1.385 jiwa. Jika
semua di total maka pengguna jasa askes sebanyak 7.108 jiwa, pengguna jasa
jamkesmas 7.598 jiwa, dan jalur umum 23.077 jiwa. (Pedoman Perencanaan Tingkat
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa dari 4 jenis
pelayanan yang ada di Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung yaitu:
Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak serta Imunisasi, Pelayanan Gizi, Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut, Pelayanan Pencatatan dan Pelaporan Dalam
Rangka Sistem Informasi Kesehatan telah mngimplementasikan standar
pelayanan publik yang mengacu pada Keputusan MENPAN (Menteri
Pendayagunaan Aparatur) Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman
umum penyelenggaraan pelayanan publik.
Indikator pelayanan kesehatan di Puskesmas Kupang Kota telah memenuhi
indikator kesederhanaan prosedur, kejelasan dan kepastian prosedur serta
persyaratan tata cara pelayanan, keamanan pelayanan, keterbukaan fasilitas,
efisien dan ekonomis, keadilan yang merata dalam pelayanan, serta ketepatan
waktu sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik. Namun masih ada
kelemahan pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada indikator keterbukaan
fasilitas, penyediaan sarana dan prasarana semua alat tidak berfungsi dengan
rusak sehingga masih menggunakan alat manual seperti berkumur dengan
gayung atau botol aqua.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Hendaknya Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung harus tetap
menjaga dan mempertahankan serta meningkatkan kembali pelayanan
yang ada khususnya pada 4 pelayanan yang diberikan, agar senantiasa
seluruh masyarakat dapat terjamin kesehatan dan lingkungan bersih sehat
dan nyaman.
2. Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung hendaknya dapat memberikan
perhatian khusus terhadap ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di
Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar
Lampung. Hal ini dilakukan agar kita sebagai masyarakat juga ikut
berperan dalam mewujudkan dan meningkatkan Good Governace yang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta. Jakarta.
Atik & Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Dwiyanto, Agus. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Haryatmoko. 2011. Etika Publik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Handayaninggrat, Suwarno. 1982. Pengantar Ilmu Administrasi Manajemen. CV.
Haji Masagung. Jakarta.
Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Gulo W, 2010. Metodologi Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Kencana, Inu Syafiie. 2011. Manajemen Pemerintahan. Pustaka Reka Cipta. Bandung.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi pelayanan Publik. Pembaharuan. Yogyakarta.
Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Milles, B Matthew. Michael Hurben. 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI Press. Jakarta.
Ndraha, Tahliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 1 dan 2. Rineka Cipta. Jakarta.
Rewansyah, Asnawi. 2010. Reformasi Birokrasi dalam Rangka Good
Rasyid, Ryaas. 1998. Desentralisasi Dalam Rangka Menunjang Pembangunan Daerah Dalam Pembangunan Administrasi Indonesia. LP3ES. Jakarta.
Sedarmayanti. 2010. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi dan Kepemimpinan Masa Depan. Refika Aditama. Bandung.
Sule Tisnawati, Ernie dan Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Prenada Media. Jakarta.
Salam, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiono. 2004. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2000. Metodelogi Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
Siswadi, Edi. 2012. Birokrasi Masa Depan menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Prima. Mutiara Press. Bandung.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Sujardi. 2012. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Refika Aditama. Bandung.
Thoha, Miftah. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.
Thoha, Miftah. 1991. Perspektif Perilaku Birokrasi. Rajawali Pers. Jakarta.
Thoha, Miftah. 2003. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Alfa Beta, Bandung.
Widjaja, AW. 2004. Etika Administrasi Negara. Bumi Aksara. Jakarta.
Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. 2009. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/10/pengertian-pelayanan-publik.html
id.scribd.com/mobile/doc/51447013
Mahmuda Riogasso, Razzaq. 2012. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung
Dokumen :
Kepmenpan No.63 Tahun 2003.
KemenKes No.81 Tahun 2004.
Kemenkes RI No. 951/Menkes/SK/VI/2000.
Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 06 Tahun 2008 Tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 03 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung, No. 03 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung.
Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 1 dan 2. 2004. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung.
PP No.53 Tahun 2010
Tim Redaksi FOKUSMEDIA. Undang-Undang Pegawai Negeri Sipil. 2009. Fokusmedia. Bandung.
UU No.13 Tahun 2003
Standar Pelayanan Minimal UPT Puskesmas Kupang Kota. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2012-2016
Jurnal :
Jurnal Civil Service, Kebijakan dan Manajemen PNS. 2011. Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara. Jakarta.