• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN PUBLIK BIDANG KESEHATAN DI PUSKESMAS KUPANG KOTA KECAMATAN TELUK

BETUNG UTARA KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

GUSTI RAKHMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

Implementasi Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung

Oleh Gusti Rakhma

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis tingkat dinas kesehatan kabupaten kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan

yang akan dibicarakan disini lebih dispesifikasikan dalam pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung yang

merupakan unit pelaksana tingkat pertama pembangunan kesehatan di Indonesia.

Ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan kesehatan dasar (puskesmas,

balai pengobatan), pelayanan rujukan (rumah sakit), ketersediaan tenaga kesehatan,

peralatan dan obat-obatan.

Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah mengenai sumber daya manusia

puskesmas ini adalah kurang efektif, efesien, dan profesionaliesme dalam menanggulangi

permasalahan kesehatan. Pegawai yang kadang kala kurang bersahabat dan sering

terdengar dari masyarakat aparatur yang berbelit-belit. Masih minimnya sarana dan

(3)

rutin harian, belum layaknya gedung dan kursi tunggu yang ditempati dan berbagai

masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan puskesmas perlu diteliti.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah implementasi standar pelayanan publik bidang kesehatan di

Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung

penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun

teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan informan berjumlah 11

orang, observasi dan studi dokumentasi. Aspek pelayanan kesehatan yang dinilai dalam

penelitian ini sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ada di Puskesmas Kupang

Kota yaitu: Kesehatan ibu, anak serta imunisasi dan pelayanan gizi, kesehatan gigi mulut

serta pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa penerapan standar pelayanan publik bidang

kesehatan di puskesmas ini telah sesuai dengan Keputusan MENPAN (Menteri

Pendayagunaan Aparatur) No.63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum

penyelenggaraan pelayanan publik. Namun, standar pelayanan yang masih perlu

diperhatikan kembali adalah sarana dan prasarana pelayanan gigi dan mulut yang ada di

Puskesmas Kupang Kota yang tidak layak dan kurang memadai untuk digunakan. Hal ini

dikarenakan adanya sarana prasarana yang sudah rusak dan tidak terjaga lagi

kebersihannya.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah……….. 8

C. Tujuan Penelitian…………..………. 8

D. Kegunaan Penelitian………..………. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Implementasi……… 10

1. Pengertian Implementasi…….……….. 10

2. Model Implementasi………. 11

B. Tinjauan Tentang Pelayanan Publik……… 13

1. Pengertian Pelayanan Publik………. 13

2. Pengertian Pelayanan Kesehatan ………... 15

3. Standar Pelayanan Publik ……….……….. 16

C. Tinjauan Tentang Puskesmas.………...……... 19

1. Pengertian Puskesmas ………...… 19

2. Tugas dan Fungsi Puskesmas ………... 19

3. Jenis-Jenis Pelayanan Puskesmas... 20

D. Kerangka Pikir……… 23

III.METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian……….. 28

B. Fokus Penelitian………..……….. 29

C. Penentuan Informan... 30

D. Teknik Pengumpulan Data……… 31

E. Teknik Pengolahan Data………... 31

(8)

A. Gambaran Puskesmas Kupang Kota……… 34

1. Profil Puskesmas Kupang Kota...………. 34

2. Tujuan Umum Puskesmas Kupang Kota... 34

3. Tujuan Khusus Puskesmas Kupang Kota ……….……… 34

4. Ruang Lingkup Puskesmas Kupang Kota... 35

5. Visi dan Misi Puskesmas Kupang Kota ………... 35

B. Jenis Tenaga dan Identitas Pegawai...……… 35

C. Kondisi Penduduk dan Kesehatan Masyarakat... 36

D. Kunjungan Pasien... 36

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Informan ……….... 37

B. Implementasi Standar Pelayanan Publik... 38

1.Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak seta Imunisasi... 38

2.Pelayanan Gizi... 52

3.Kesehatan Gigi dan Mulut... 61

4.Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan.. 72

C. Standar Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kupang Kota ………… 80

VI.SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 94

B. Saran……….. 95

(9)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pemerintah merupakan lembaga yang berdiri dan dibentuk untuk melaksanakan

roda pemerintahan yang berfungsi untuk melaksanakan kepentingan negara

khususnya pada sektor pelayanan. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan

bidangnya masing-masing, salah satu pelayanan yang diberikan pemerintah

adalah pelayanan dalam bidang kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang

dilaksanakan oleh pemerintah adalah suatu bentuk pemenuhan kebutuhan

kesehatan masyarakat. Program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

pemerintah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan

menjadikan pelayanan kesehatan dapat lebih efektif, efesien serta dapat

dijangkau dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kesehatan merupakan hak dasar setiap warga, baik setiap individu, keluarga

dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. Oleh

karena itu, pemerintah bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan

kesehatan demi terwujudnya masyarakat yang sehat. Melalui Kementerian

Kesehatan pemerintah telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam

(10)

sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem

pelayanan kesehatan harus melakukan upaya kesehatan wajib. Beberapa upaya

kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan,

kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.

Puskesmas merupakan bagian dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

yang diciptakan untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di tingkat

daerah masing-masing yang bertujuan agar dapat bersentuhan langsung dengan

masyarakat sekitarnya.

Pelayanan kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh semua puskesmas sebagai

UPTD kesehatan kabupaten kota yaitu: Kesehatan Ibu, Anak serta Imunisasi,

Pelayanan Gizi, Kesehatan Gigi dan Mulut, Pencatatan dan Pelaporan Dalam

Rangka Sistem Informasi Kesehatan. Dalam rangka Otonomi Daerah,

Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota bertanggung jawab sepenuhnya

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat di wilayahnya, dengan memberikan pelayanan yang

memuaskan. Proses pelayanan kesehatan dan kualitas pelayanan adalah

berkaitan dengan ketersediaan sarana kesehatan yang terdiri dari pelayanan

kesehatan dasar (Puskesmas, Balai Pengobatan), pelayanan rujukan (Rumah

Sakit), ketersediaan tenaga kesehatan, peralatan dan obat-obatan. (Standar

Pelayanan Minimal UPT Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung, Tahun

(11)

Dalam menjalankan pelayanan kesehatannya puskesmas dalam aktifitas

sehari-hari dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, baik tenaga kesehatan medis (dokter)

maupun non medis (sipil). Tenaga Kesehatan merupakan sumber daya manusia

kesehatan yang pada satu sisi adalah unsur penunjang utama dalam pelayanan

kesehatan. Mengenai tenaga kesehatan dalam pelayanannya kondisinya masih

jauh dari baik, terlihat pada kuantitas maupun kualitasnya. Perlu adanya

perhatian pemerintah pada peningkatan dan pemberdayaan SDM puskesmas

secara profesional. Masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah

mengenai SDM puskesmas ini adalah kurang efektif, efesien, dan

profesionaliesme dalam menanggulangi permasalahan kesehatan.

Masih lemahnya kemampuan SDM puskesmas dalam membuat perencanaan

pelayanan kesehatan serta sikap perilaku mereka dalam mengantisipasi

permasalahan kesehatan yang terjadi, ternyata tidak sesuai dengan harapan

masyarakat. Misalnya lemahnya tingkat pengawasan terhadap kinerja aparatur

pelayanan publik dalam pelayanan kesehatan, serta kurangnya pendidikan

tenaga kerja kesehatan, terkait hal tersebut sangat diperlukan adanya standar

pada proses pelayanan kesehatan dalam menjalankan program-program

pelayanan kesehatannya.

Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan itu

sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu

pelayanan kesehatan. Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan ingin

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara taat azas atau

(12)

pelayanan kesehatan atau standar prosedur operasional. Sesuai dengan

Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara) No.

63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan

publik sebagai penyempurnaan dari keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995 tentang pedoman tata pelaksana

pelayanan umum.

Pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi pelayanan

prima yaitu kesederhanaan (prosedur melemah, pelayanan lancer, pelayanan

cepat, pelayanan tidak berbelit-belit), kejelasan dan kepastian, (prosedur atau

tata cara, persyaratan pelayanan, pengetahuan petugas, tanggung jawab

petugas), keamanan (keamanan pelayanan, kenyamanan pelayanan,

kemampuan petugas, kepastian hukum), keterbukaan, (waktu penyelesaian,

kepastian biaya, akurasi system, fasilitas dan peralatan), efisien dan ekonomis

(persyaratan ringan, kedisiplinan petugas, kewajaran biaya pelayanan, sesuai

kemampuan ekonomis masyarakat), keadilan yang merata (keadilan

mendapatkan pelayanan, perhatian terhadap kepentingan masyarakat,

kesediaan dan ketanggapan petugas membantu, pendistribusian yang merata),

ketepatan waktu (informasi waktu, kecepatan pelayanan, realisasi waktu,

kepastian jadwal pelayanan).

Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait buruknya

pencitraan pelayanan di puskesmas. Di antaranya pegawai puskesmas yang

tidak disiplin kerja, kurang ramah dalam melayani masyarakat, kurang

(13)

memadai, seperti kurangnya komputer untuk melaksanakan pekerjaan rutin

harian, belum layaknya gedung dan kursi tunggu yang ditempati. Standar

Pelayanan Minimal (SPM) merupakan tolok ukur untuk menilai kinerja

penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat di bidang pemerintahan

umum, pendidikan, kesehatan, fasilitas umum dan layanan publik lainnya.

Penerapan SPM membutuhkan aturan normatif dan memiliki kekuatan hukum

yang jelas dan kuat, sehingga dapat diimplementasikan dengan baik.

Kewajiban penyusunan rencana target pencapaian SPM bagi pemerintah daerah

diseluruh Kabupaten Kota di seluruh Indonesia sudah lama diserukan, namun

belum semua pemerintah daerah memenuhi kewajibannya tersebut. Selain

mereka belum paham sepenuhnya tentang konsep SPM ini, mereka juga

memiliki kendala dalam penyusunannya, seperti penentuan indikator maupun

masalah dana. Hanya saja beberapa daerah sudah mulai menyusunnya.

Meskipun belum semua bidang dapat disusunkan standar pelayanan

minimalnya.

Sering terdengar dari masyarakat yang berhubungan dengan aparatur

pemerintah adalah selain berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, perilaku

oknum aparatur yang kadang kala kurang bersahabat, juga kinerja pegawai

dalam memberikan pelayanan dalam hal ini ketepatan waktu dalam

memberikan pelayanan, kuantitas dan kualitas pelayanan yang masih

sangat rendah. Proses pengorganisasian (organization) dan penggerakan

(14)

Organization dan actiuating merupakan proses menghimpun sumber daya

dalam hal ini manusia yang dimiliki puskesmas dan pembimbingan kepada

petugas puskesmas agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal

menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang

dimiliki. Proses pengawasan (Controlling) terhadap pegawai maupun sumber

daya yang ada juga belum dilaksanakan oleh kepala puskesmas dengan baik.

Aparat puskesmas digaji oleh pemerintah untuk melayani masyarakat yang

membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi mereka justru hanya masuk beberapa

jam saja. Perlu adanya penyelarasan kembali tujuan organisasi dengan tujuan

pegawai puskesmas agar tercipta kesadaran baik kepala puskesmas maupun

pegawai yang tetap setia melayani masyarakat sesuai dengan jam kerja.

Proses mengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efisiensi dan

efektivitas Puskesmas. Sumber daya dapat berupa dukungan dana operasional,

peralatan kerja seperti alat kesehatan, obat-obatan, vaksin dan sebagainya.

Seperti yang sudah ada di dalam PP. No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS pada

pasal 3 ayat 11 dimana disebutkan bahwa PNS harus masuk kerja dan menaati jam

kerja. Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dimana disebutkan

maksimal waktu bekerja adalah 8 jam dalam 1 hari, dan diperjelas kembali oleh

Menteri Kesehatan No. 81 tahun 2004 berpedoman kepada standar waktu kerja 8 jam

sehari bisa didapati waktu kerja tersedia SDM kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang juga pasien Puskesmas

Kupang Kota pada tanggal 12 Desember 2012 yang bernama Siti Mariam.

(15)

optimal dalam melakukan fungsi manajemen ini, dilihat dari petugas pelayanan

baik medis maupun non medis yang berada di puskesmas tersebut tidak datang

tepat waktu saat jam kerja sesuai aturannya, pulang lebih awal dari jam kerja

yang tidak sesuai dengan aturannya. Salah satu pasien Puskesmas Kupang Kota

yang bernama Devi pada hasil wawancara tanggal 12 Desember 2012

mengeluhkan obat yang diberikan oleh pihak puskesmas kepada pasien

Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat) ternyata lebih murah dibanding

dengan tidak menggunakan jamkesmas. Setelah dikonfirmasi kepada pihak

puskesmas salah satu perawat disini mengatakan bahwa di puskesmas ini obat

yang diberikan adalah obat generik, bukan obat-obatan merk pabrik sehingga

harganya bisa lebih murah.

Perlu adanya perbaikkan manajemen puskesmas untuk mewujudkan puskesmas

yang selalu setia melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan

kesehatan. Sehingga anggapan masyarakat tentang citra buruk puskesmas dapat

luntur dan memilih puskesmas sebagai tujuan pertama berobat. Dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas atau pelayanan kesehatan yang prima

terhadap masyarakat, seperti halnya pemberian pelayanan publik lainnya,

dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal dan profesional bagi seluruh SDM

nya. Sikap tersebut seharusnya dimulai dari jajaran yang paling atas, tingkat

(16)

Gejala di atas menunjukkan bahwa perlu adanya pengamatan khusus tentang

pelaksanaan aparatur negara dalam pelayanan kesehatan. Menyadari

pentingnya puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, maka berbagai masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan

pelayanan puskesmas perlu diteliti. Berdasarkan paparan di atas penulis ingin

melakukan penelitian perihal seperti apa implementasi aparatur dalam memberikan

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar mutu pelayanan, maka penulis merasa

tertarik untuk melakukan pengkajian secara lebih mendalam tentang : “Implementasi

Standar Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan

Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung”.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana implementasi standar

pelayanan publik bidang kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan

Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Standar

Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan

(17)

D.Kegunaan Penulisan

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis yaitu turut menyumbangkan teori-teori ilmu pemerintahan

khususnya teori yang berkaitan dengan pelayanan publik dan pelayanan

kesehatan.

2. Secara Praktis yaitu sebagai masukan bagi Puskesmas agar dapat

menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan (SPM). Bagi

masyarakat agar dapat mengetahui hak dan kewajiban dalam mendapatkan

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Implementasi 1. Implementasi

Menurut Mazmanian dan Sabsister dalam Siswadi (2012:24)

implementasi merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan badan peradilan lainnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasi.

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2001:65) implementasi

merupakan tindakan oleh individu, pejabat, kelompok, badan pemerintah,

atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam suatu keputusan tertentu. Badan-badan tersebut

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah, yang membawa dampak

pada warga negaranya. Namun, dalam praktiknya badan-badan pemerintah

sering menghadapi pekerjaan-pekerjaan di bawah mandat dari

undang-undang sehingga membuat mereka menjadi tidak jelas untuk memutuskan

(19)

Menurut Browne dan Wildavsky dalam Nurdin dan Usman (2004:70)

mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling

menyesuaikan.

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa

implementasi adalah merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu

keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat kebijakan

juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut

memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Agar suatu

kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat terlebih sampai

merugikan masyarakat.

2. Model Implementasi

Model implementasi dalam pendekatan top-down yang menentukan

keberhasilan suatu kebijakan yaitu terdapat enam variabel yang

dirumuskan oleh Donald Van Metter dan Carl Van Horn dalam Wahab

(2001:165).

1. Ukuran atau Tujuan Kebijakan.

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio kultur yang mengada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga, maka agak sulit memang merealisasikan kebijakan publik hingga titik yang dikatakan berhasil.

2. Sumber Daya

(20)

merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Tahap-tahap tertentu dari keseluruhan proses implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi ketika kompetensi dan kapabilitas dari sumber-sumber daya itu nihil, maka kinerja kebijakan publik sangat sulit untuk diharapkan.

Tetapi di luar sumber daya manusia, sumber daya financial, sumber daya waktu perlu diperhitungkan karena mau tidak mau ketika sumber daya manusia yang kompeten dan kapabel telah tersedia sedangkan dana melalui anggaran tidak tersedia maka menjadi persoalan untuk merealisasikan apa yang hendak dituju oleh tujuan kebijakan publik. Demikian pula sumber daya waktu, saat sumber daya waktu manusia giat bekerja dan aliran dana berjalan lancer tetapi berbenturan dengan persoalan waktu yang terlalu ketat maka hal ini dapat menjadi penyebab ketidakberhasialan implementasi kebijakan.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal, maupun organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya.

4. Sikap/Kecenderungan (disposition) para pelaksana

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan implementor pelaksanaan adalah kebijakan dari atas (top down) yang sangat mungkin para pengambil keputusannya tidak pernah mengetahui bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang warga ingin selesaikan.

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana

Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjaddi. Dan, begitu pula sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

(21)

implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan. eksternal.

B. Tinjauan tentang Pelayanan Publik 1. Pelayanan Publik

Pelayanan merupakan tanggung jawab pemerintah baik pusat maupun

daerah, permasalahan umum pelayanan publik antara lain terkait dengan

penerapan prinsip-prinsip good gavernance yang masih melemah seperti

masih terbatasnya partisipasi masyarakat, transparasi dan akuntabilitas

baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan atau penyelenggaraan

pelayanan maupun evaluasinya. Kurniawan (2005:4) menyatakan bahwa

pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Pelayanan merupakan pemberian layanan (melayani keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan). Dalam kamus

besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani

kebutuhan orang lain sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan

(mengurusi) apa yang diperlukan seseorang.

Pada hakekatnya pemerintahan adalah pelayanan kepada masyarakat,

(22)

masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota

masyarakat mengembangkan kemampuan dan karateristiknya demi

mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998:139).

Menurut Gronross 1990 (dalam Tjiptono, 2005) mengemukakan enam

kriteria kualitas pelayanan yaitu:

1. Professionalism and skill, kriteria ini merupakan outcome-related criteria adalah kualitas pelayanan yang kaitannya dengan penyedia jasa atau petugas, fasilitas dan sarana fisik dan peralatan operasional untuk dapat memuaskan masyarakat secara professional.

2. Attitudes and behavior, kriteria ini adalah process-related criteria adalah kualitas pelayanan yang menunjukkan derajat perhatian yang diberikan petugas terhadap masyarakat dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah secara spontan dan senang hati.

3. Accessibility and flexibility, kriteria ini termasuk dalam proses process-related criteria, bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja dan sistem operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat melakukan dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan masyarakat.

4. Reliability and trustworthiness, kriteria ini termasuk dalam, process-related criteria adalah kualitas pelayanan dimana masyarakat memahami bahwa apapun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya.

5. Recovery, termasuk dalam process-related criteria. Masyarakat memahami bahwa bila ada kesalahan atau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang tepat.

(23)

Hal ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa saja yang menjadi hak

dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Masyarakat semakin berani untuk mengajukan

tuntutan, keinginan dan aspirasinya kepada pemerintah. Masyarakat

semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan control terhadap apa

saja yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia

merupaka suatu proses, sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin

dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam

masyarakat. Pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain

dengan memperoleh imbalan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap oranh hidup produktif

secara sosial dan ekonomi. (Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan)

Menurut Azwar (1993:1) pelayanan kesehatan adalah upaya yang

diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,

(24)

Pelayanan kesehatan memiliki tiga fungsi yang saling berkaitan, saling

berpengaruh dan saling bergantungan yaitu fungsi sosial untuk memenuhi

harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan, fungsi

teknis kesehatan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat

pemberi pelayanan kesehatan, fungsi ekonomi untuk memenuhi harapan

dan kebutuhan institusi pelayanan kesehatan. Ketiga pilar tersebut

merupakan tanggung jawab utama pelayanan kesehatan yaitu, masyarakat,

tenaga teknis kesehatan, tenaga administrasi/manajemen kesehatan.

3. Standar Pelayanan Kesehatan

Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

itu sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah

mutu pelayanan kesehatan. Jika suatu organisasi pelayanan kesehatan

ingin menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara taat

azas atau konsisten, keinginan tersebut harus dijabarkan menjadi suatu

standar pelayanan kesehatan atau standar prosedur operasional. Secara

luas, pengertian standar pelayanan kesehatan ialah suatu pernyataan

tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses,

dan keluaran (outcome) sistem pelayanan kesehatan.

Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur) No.

63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan

pelayanan publik sebagai penyempurnaan dari keputusan Menteri

(25)

tata laksana pelayanan umum, bahwa pelayanan yang berkualitas

hendaknya sesuai dengan sendi-sendi pelayanan prima yaitu :

1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur atau tata cara pelayanan

diselenggarakan dengan :

a. Prosedur melemah

b. Pelayanan Lancar

c. Pelayanan Cepat

d. Pelayanan tidak berbelit-belit

2. Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian

mengenal :

a. Prosedur atau tata cara

b. Persyaratan pelayanan

c. Pengetahuan petugas

d. Tanggung jawab petugas

3. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat

memberikan pelayanan dalam hal :

a. Keamanan pelayanan

b. Kenyamanan pelayanan

c. Kemampuan petugas

d. Kepastian hukum

4. Keterbukaan, dalam arti prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan

kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum dalam

hal :

(26)

b. Kepastian biaya

c. Akurasi sistem

d. Fasilitas dan peralatan

5. Efisien dan ekonomis dalam arti :

a. Persyaratan ringan

b. Kedisiplinan petugas

c. Kewajaran biaya pelayanan

d. Sesuai kemampuan ekonomis masyarakat

6. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan

umum diusahakan :

a. Keadilan mendapatkan pelayanan

b. Perhatian terhadap kepentingan masyarakat

c. Kesediaan dan ketanggapan petugas membantu

d. Pendistribusian yang merata

7. Ketepatan waktu dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat

diselesaikan :

a. Informasi waktu

b. Kecepatan pelayanan

c. Realisasi waktu

(27)

C. Tinjauan tentang Puskesmas 1. Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau

kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan kesehatan

di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan RI, 2004).

Puskesmas dapat diartikan juga sebagai satuan organisasi fungsional yang

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta

aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah

dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai

derajat kesehatan yang optimal tampa mengabaikan mutu pelayanan

kepada perorangan.

2. Tugas dan Fungsi Puskesmas

Dalam pedoman kerja Puskesmas jilid ke-1 Dinas Kesehatan Provinsi

Lampung, tahun 2004. Puskesmas memiliki tugas dan fungsi pokok dalam

pengembangan upaya kesehatan, adapun pengembangan, pembinaan peran

(28)

1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah

kerjanya, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan pemerataan

jangkauan pelayanan kesehatan. Puskesmas berfungsi menegakkan

diagnosis masalah masyarakat, mengadakan pengamatan secara terus

menerus segala perubahan yang terjadi yang mungkin membahayakan

kesehatan masyarakat, mengembangkan inovasi dan memanfaatkan

teknologi tepat guna penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya

dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.

Puskesmas berfungsi mendidik, mendorong dan membantu masyarakat

untuk mandiri dalam bidang kesehatan, meningkatkan pengertian,

kemauan dan kemampuannya untuk hidup sehat.

3. Sebagai pusat untuk memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh, terpadu dan bermutu kepada masyarakat dalam rangka

memelihara dan melindungi kesehatan masyarakat.

3. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Puskesmas sebagai organisasi kesehatan pemerintah di tingkat primer yang

bertanggung jawab atas manajemen kesehatan wilayah kerja serta

kesehatan anggota masyarakatnya, harus menyelenggarakan pelayanan

kesehatan untuk masyarakat dalam wilayah kerjanya. Program kesehatan

(29)

kesehatan masyarakat, upaya untuk meningkatkan pemberdayaan

masyarakat dalam melindungi dan meningkatkan kesehatannya sendiri

serta upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat di

bidang pelayanan medis. Sesuai dengan hasil diagnosis masalah

masyarakat wilayah kerjanya ditetapkan urutan prioritas pemecahan

masalah kesehatan masyarakat setempat dan menentukan kegiatan

pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan disesuaikan dengan keadaan

sumber daya yang tersedia.

Terdapat sepuluh pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) yang tersebut

dibawah ini merupakan pelayanan kesehatan yang pada saat ini dianggap

efektif dan efesien dan mempunyai daya ungkit yang besar terhadap

peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya :

1. Imunisasi bayi lengkap

2. Pemeriksaan ibu hamil berkala, termasuk pemberian imunisasi tetanus

toxoid, tablet besi dan mendetekasi faktir risiko pada kehamilan,

konseling serta pertolongan persalinan yang aman.

3. Pencegahan, deteksi dan pengobatan penyakit Tuberkulosis.

4. Pencegahan, deteksi dan pengobatan penyakit Malaria.

5. Deteksi dan pengobatan ISPA dan Diare pada Balita.

6. Pencegahan dan pengobatan defisiensi Yodium, zat besi dan vit. A.

7. Pencegahan, deteksi dan pengobatan penyakit Demam Berdarah.

8. Penyuluhan kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan kesehatan

(30)

9. Keluarga Berencana.

10. Kesehatan usia sekolah serta pencegahan dan pengobatan penyakit

cacing pada anak sekolah.

Puskesmas juga dapat dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat

wilayah kerjanya disesuaikan dengan fungsi Puskesmas dan kemampuan

sumber daya yang tersedia. Penyelenggaraan 4 kegaiatan pokok yang

sesuai dengan standar pelayanan minimal di Puskesmas yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Kesehatan Ibu dan Anak serta imunisasi

2. Pelayanan gizi

3. Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

Jenis pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas akan

berkembang terus sesuai dengan perkembangan kesehatan, kebutuhan dan

tuntutan masyarakat. (Pedoman Kerja Puskesmas Jilid ke-1 Dinas

(31)

D. Kerangka Pikir

Implementasi merupakan pelaksanaan keputusan kebijakan dasar dalam

bentuk undang-undang namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan-keputusan badan peradilan lainnya, keputusan tersebut

mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas

tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara untuk

menstrukturkan atau mengatur proses implementasi.

Proses implementasi merupakan sebuah proses dimana pelaksanaan

merupakan tolak ukur mencapai tujuan dan sasaran yang telah disusun

dengan aturan serta pemikiran yang terkonsep secara profesional dan

bermutu, terkait implementasi pada proses pelayanan kesehatan puskesmas

dituntut harus mampu memberikan pelayanan secara maksimal kepada

msyarakat yang menderita dan mengeluhkan penyakitnya, baik pada proses

pelayanan obat maupun jasa.

Implementasi pada pelayanan merupakan tanggung jawab pemerintah baik

pusat maupun daerah, permasalahan umum pelayanan publik antara lain

terkait dengan penerapan prinsip-prinsip good gavernance yang masih

melemah seperti masih terbatasnya partisipasi masyarakat, transparasi dan

akuntabilitas baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan atau

(32)

Dalam pemberian pelayanan kesehatan di puskesmas, maka perlu diketahui

bahwa pelayanan yang diberikan harus mencakup kedalam beberapa

jenis-jenis program kerja puskesmas seperti penyelenggaraan 4 kegiatan pokok

yang sesuai dengan standar pelayanan minimal di Puskesmas yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Kesehatan Ibu dan Anak serta imunisasi

2. Pelayanan gizi

3. Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

Dari adanya jenis program kerja puskesmas seperti penyelenggaraan 4

kegaiatan pokok yang sesuai dengan standar pelayanan minimal di atas maka

pelaku pelayanan yang dimaksud adalah aparatur pemerintah harus memiliki

pelayanan yang sangat maksimal contohnya seperti masalah penyediaan

waktu kerja aparat yang benar-benar berorientasi pada pemberian layanan

kepada masyarakat.

Aparat pelayanan yang ideal seharusnya tidak memiliki kegiatan atau

pekerjaan lain, seperti pekerjaan sambilan di luar pekerjaan kantor yang dapat

mengganggu tugas-tugas penyelenggaraan pelayanan. Kinerja pelayanan

aparat pemerintah akan dapat maksimal apabila sewaktu-waktu dan

konsentrasi aparat benar-benar tercurah untuk melayani masyarakat pengguna

(33)

Negara, maka terbitlah keputusan yang mengatur tentang pedoman umum

penyelenggaraan pelayanan.

Sesuai dengan Keputusan MENPAN (Menteri Pendayagunaan Aparatur) No.

63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan

publik sebagai penyempurnaan dari keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1995 tentang pedoman tata laksana

pelayanan umum, bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai

dengan sendi-sendi pelayanan prima yaitu :

1. Kesederhanaan,

2. Kejelasan dan kepastian

3. Keamanan

4. Keterbukaan

5. Efisien dan ekonomis

6. Keadilan yang merata

7. Ketepatan waktu

Dengan adanya Keputusan tersebut maka Aparatur Pemerintah yang

ditugaskan untuk melaksanakan tugas dengan melayani segenap masyarakat

yang menjadi kewajiban utama dalam melaksanakan tugasnya maka secara

langsung pelayanan yang diberikan dapat memberikan kepuasan bagi

masyarakat yang menjadi segment dalam pemberian pelayanan. Selain dilihat

pada sisi pelayanan yang diberikan, juga harus diperhatikan pada arah

perilaku aparat terhadap pelayanan yang diberikan khususnya pada pelayanan

(34)

Penilaian terhadap implementasi sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi

khususnya puskesmas dalam mencapai misinya. Untuk organisasi pelayanan

publik seperti puskesmas, informasi mengenai implementasi tentu berguna

untuk menilai seberapa jauh pelayanan yang diberikan memenuhi harapan

dan memuaskan pengguna jasa. Pengelolaan organisasi atau pemerintah perlu

mengetahui apakah pelayanan yang disediakan sesuai dengan jumlah, tingkat

(35)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bertujuan

untuk mengetahui bagaimana implementasi standar pelayanan publik bidang

kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota

Bandar Lampung.

“Pengertian penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Basrowi Sudikin menyatakan bahwa salah satu prosedur penelitian yang

dihasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali

subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan

sehari-sehari”. Miles dan Huberman (1994:6)

Menurut Strauss and Corbin, (1997:21-22) dalam Basrowi Sudikin penelitian

kualitatif jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak

dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan

cara kualifikasi lainnya. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti

kehidupan sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi

(36)

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa salah

satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

tentang kenyataan melalui berfikir induktif.

B. Fokus Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus

penelitian karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian

yang akan dilakukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam

memandu serta menjalankan suatu penelitian. Pada penelitian ini fokus

penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi standar

pelayanan publik bidang kesehatan di Puskesmas Kupang Kota Kecamatan

Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung yang dapat dilihat dari adanya

implementasi standar pelayanan publik bidang kesehatan yang mengacu pada

keputusan Menpan No.63/Kep/M.PAN/7/2003 di Puskesmas Kupang Kota

Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung, adapun indikatornya

yaitu:

1. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur atau tata cara pelayanan

diselenggarakan.

2. Kejelasan dan kepastian.

3. Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum.

4. Keterbukaan, dalam arti prosedur atau tata cara, persyaratan, satuan

kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum.

(37)

6. Keadilan yang merata, dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan

umum diusahakan.

7. Ketepatan waktu dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat

diselesaikan.

C. Penentuan Informan

Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih

kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam

penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi

yang diharapkan peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan

diminta informasinya.

Adapun cara untuk menentukan informan yang akan diwawancarai yaitu

dengan mengunjungi puskesmas yang diteliti dengan meminta informasi dari

aparatur pemerintah sebagai pelaku pelayanan dan masyarakat yang ada

dilingkungan tempat penelitian sebagai pasien tetap pada puskesmas yang

diteliti selaku penerima pelayanan. Adapun informan nya adalah:

1. Dr.Agustina Hadjar jabatan sebagai dokter umum serta merangkap sebagai

Kepala Puskesmas Kupang Kota Teluk Betung Utara Kota Bandar

Lampung.

2. Dr.Astriana jabatan sebagai dokter umum.

3. Lilis Fatmawati jabatan sebagai staff bagian tata usaha (TU).

4. Zubaidah jabatan sebagai perawat gigi.

(38)

Puskesmas Kupang Kota Teluk Betung Utara Kota Bandar Lampung.

6. Fika jabatan ibu rumah tangga sebagai informan masyarakat.

7. Mariyam jabatan buruh harian lepas sebagai informan masyarakat.

8. Didi Rahmadi jabatan honor SatPol-PP Provinsi Lampung sebagai

informan masyarakat.

9. Dina jabatan pegawai chandra supermarket sebagai informan masyarakat.

10. Yanti jabatan PNS Kota Bandar Lampung sebagai informan masyarakat.

11. Ijah jabatan ibu rumah tangga sebagai informan masyarakat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)

Yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui percakapan

langsung dengan para informan yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.

2. Observasi

Yaitu suatu cara mendapatkan data dengan meneliti secara langsung dari

objek penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan perilaku

aparatur puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah diperoleh dari lapangan maka data tersebut diolah melalui

(39)

1. Editing

Menurut Agus Purwanto (2007:97) Pada tahap ini yang dilakukan adalah

memeriksa daftar pertanyaan yang telah diisi oleh informan setiap lembar

istrumen yang sudah diisi adalah dokumen tentang data setiap informan

pada sample penelitian. Dengan cara meneliti kembali data yang telah

diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi maupun dokumentasi.

Tahap editing yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

menyajikan hasil wawancara mengenai bagaimana implementasi standar

pelayanan minimal di Puskesmas Kupang Kota terhadap standar pelayanan

publik sesuai dengan keputusan MENPAN No.63/Kep/M.PAN/7/2003

yakni berupa kalimat-kalimat yang mudah dipahami dan dapat dimengerti

oleh pembaca.

2. Intepretasi Data

Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang

lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.

Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil

penelitian secara relevan dan informasi yang akurat yang diperoleh di

lapangan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip,

catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang ditemukan di lapangan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

(40)

Proses analisis kualitatif menurut Matthew B. Miles dan Michael Huberman

(1992:12-19), akan melalui proses sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data yang

dilakukan peneliti adalah analisa yang menajam, menggolonggkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dalam implementasi standar

pelayanan minimal Puskesmas Kupang Kota dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data

terasa sesudah penelitian di lapangan, sampai akhir laporan lengkap

tersusun.

2. Penyajian Data (Display Data)

Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang lebih

utama bagi analisis kualitas yang valid. Untuk melihat gambaran

keseluruhan dari peneliti ini maka akan diusahakan membuat matrik

jaringan dan bagan atau dimungkinkan dalam interpretatif yang baik

(41)

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi Data)

Peneliti berupaya mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,

pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi dan alur sebab akibat serta

proposisi. Kesimpulan diverifikasi selama berlangsung dan makna-makna

yang muncul dari data yang mengandung kebenaran, kekokohan dan

kecocokan yang merupakan validitasnya sehingga akan diperoleh

(42)

IV. GAMBARAN UMUM

A. Profil Puskesmas Kupang Kota

Perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dapat diartikan suatu proses kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan

cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi

masalah-masalah setempat.

Tujuan Umum :

Meningkatkan kemampuan manajemen Puskesmas dalam mengelola

kegiatan-kegiatan dalam meningkatkan fungsi Puskesmas sebagai pusat pengembangan,

pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan diwilayah kerjanya secara optimal.

Tujuan Khusus :

1. Dapat disusunya usulan kegiatan (RUK) Puskesmas yang akan dilaksanakan

Tahun berikutnya dalam meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan

sesuai dengan kebutuhan dan keadaan wilayah kerjanya terhadap seluruh lapisan

masyarakat.

2. Dapat disusunya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Telah

diterimanya Alokasi Sumberdaya dari beberapa Sumber dalam rangka

memantapkan penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang sedang

(43)

Ruang Lingkup

Kegiatan yang dilaksanakan adalah semua yang tercakup dalan 5 (Lima) Program

Skala prioritas dapat diupayakan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan, dan

sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan tersebut dengan pembinaan yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dan Puskesmas

Merupakan Pusat Pengembangan, Pembinaan dan Pelaksanaan upaya kesehatan

dalam menunjang pencapaian tujuan dan sasaran program pembangunan

kesehatan yang telah Sesuai dengan kebutuhan setempat.

Visi Dan Misi

Adapun yang menjadi visi Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung adalah :

“Terwujudnya Pelayanan Puskesmas yang Optimal yang bertumpu dalam

pelayanan Prima dan pemberdayaan masyarakat Mendukung Indonesia Sehat

2015.”

Selain visi terdapat pula misi Puskesmas Kupang Kota yaitu :

1. Menggerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

2. Memperdayakan Serta mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga

dalam Hidup Sehat.

3. Memberikan Pelayanan Tingkat Pertama yang bermutu, merata, terjangkau.

4. Memelihara dan Meningkatkan Kesehatan Individu, Keluarga, Masyarakat

dan Lingkungan.

B. Jenis Tenaga dan Identitas Pegawai

Puskesmas Kupang Kota mempunyai 22 jumlah tenaga kerja, serta 13 jenis tenaga

(44)

D1 Bidan, SPRG, Analis Kesehatan, Kesling/Promkes, Gizi, Asisten Apoteker,

Perkarya, SMA, Dll.

C. Kondisi Kepadatan Penduduk Dan Kesehatan Masyarakat

Puskesmas Kupang Kota mempunyai luas wilayah 0,68km dengan jumlah penduduk

sebanyak 11.660 jiwa dan rata-rata 4,2 jiwa serta mempunyai Kepala Rumah Tangga

yang berjumlah 2.752 jiwa dengan kepadatan penduduk 17.259 jiwa. Puskesmas

Kupang Kota mempunyai 11.660 jiwa serta 2.619 rumah sehat. Penduduk puskesmas

kupang kota rata-rata melakukan pembakaran sampah demi menjaga kondisi

kesehatan dan hal ini dilakukan oleh 457 rumah yang sadar akan pentingkan

kesehatan dan hampir setiap rumah menggunakan air bersih.

D. Kunjungan Pasien

Pasien yang berkunjung di Puskesmas Kupang Kota yang menggunakan jasa askes

berjenis kelamin pria sebanyak 2.985 jiwa, dan yang menggunakan jasa jamkesmas

sebanyak 3.191 jiwa, serta yang berkunjung berobat menggunakan lajur umum

dengan membayar biaya administrasi sebesar 5ribu rupiah sebanyak 9692 jiwa. Pasien

yang berkunjung di Puskesmas Kupang Kota yang menggunakan jasa askes berjenis

kelamin perempuan sebanyak 4.123 jiwa, dan yang menggunakan jasa jamkesmas

sebanyak 4.407 jiwa, serta yang berkunjung berobat menggunakan lajur umum

dengan membayar biaya administrasi sebesar 5ribu rupiah sebanyak 1.385 jiwa. Jika

semua di total maka pengguna jasa askes sebanyak 7.108 jiwa, pengguna jasa

jamkesmas 7.598 jiwa, dan jalur umum 23.077 jiwa. (Pedoman Perencanaan Tingkat

(45)

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa dari 4 jenis

pelayanan yang ada di Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung yaitu:

Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak serta Imunisasi, Pelayanan Gizi, Pelayanan

Kesehatan Gigi dan Mulut, Pelayanan Pencatatan dan Pelaporan Dalam

Rangka Sistem Informasi Kesehatan telah mngimplementasikan standar

pelayanan publik yang mengacu pada Keputusan MENPAN (Menteri

Pendayagunaan Aparatur) Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang pedoman

umum penyelenggaraan pelayanan publik.

Indikator pelayanan kesehatan di Puskesmas Kupang Kota telah memenuhi

indikator kesederhanaan prosedur, kejelasan dan kepastian prosedur serta

persyaratan tata cara pelayanan, keamanan pelayanan, keterbukaan fasilitas,

efisien dan ekonomis, keadilan yang merata dalam pelayanan, serta ketepatan

waktu sudah dapat dikatakan berjalan dengan baik. Namun masih ada

kelemahan pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada indikator keterbukaan

fasilitas, penyediaan sarana dan prasarana semua alat tidak berfungsi dengan

(46)

rusak sehingga masih menggunakan alat manual seperti berkumur dengan

gayung atau botol aqua.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut :

1. Hendaknya Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung harus tetap

menjaga dan mempertahankan serta meningkatkan kembali pelayanan

yang ada khususnya pada 4 pelayanan yang diberikan, agar senantiasa

seluruh masyarakat dapat terjamin kesehatan dan lingkungan bersih sehat

dan nyaman.

2. Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung hendaknya dapat memberikan

perhatian khusus terhadap ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di

Puskesmas Kupang Kota Kecamatan Teluk Betung Utara Kota Bandar

Lampung. Hal ini dilakukan agar kita sebagai masyarakat juga ikut

berperan dalam mewujudkan dan meningkatkan Good Governace yang

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Rineka Cipta. Jakarta.

Atik & Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Dwiyanto, Agus. 2006. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Haryatmoko. 2011. Etika Publik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Handayaninggrat, Suwarno. 1982. Pengantar Ilmu Administrasi Manajemen. CV.

Haji Masagung. Jakarta.

Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik. Mitra Wacana Media. Jakarta.

Gulo W, 2010. Metodologi Penelitian. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Kencana, Inu Syafiie. 2011. Manajemen Pemerintahan. Pustaka Reka Cipta. Bandung.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi pelayanan Publik. Pembaharuan. Yogyakarta.

Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Milles, B Matthew. Michael Hurben. 1992. Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI Press. Jakarta.

Ndraha, Tahliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 1 dan 2. Rineka Cipta. Jakarta.

(48)

Rewansyah, Asnawi. 2010. Reformasi Birokrasi dalam Rangka Good

Rasyid, Ryaas. 1998. Desentralisasi Dalam Rangka Menunjang Pembangunan Daerah Dalam Pembangunan Administrasi Indonesia. LP3ES. Jakarta.

Sedarmayanti. 2010. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi dan Kepemimpinan Masa Depan. Refika Aditama. Bandung.

Sule Tisnawati, Ernie dan Saefullah, Kurniawan. 2005. Pengantar Manajemen. Prenada Media. Jakarta.

Salam, Burhanuddin. 1997. Etika Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiono. 2004. Metode Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 2000. Metodelogi Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Siswadi, Edi. 2012. Birokrasi Masa Depan menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Prima. Mutiara Press. Bandung.

Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Bumi Aksara. Jakarta.

Sujardi. 2012. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Refika Aditama. Bandung.

Thoha, Miftah. 2011. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta.

Thoha, Miftah. 1991. Perspektif Perilaku Birokrasi. Rajawali Pers. Jakarta.

Thoha, Miftah. 2003. Birokrasi dan Politik di Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.

Pasolong, Harbani. 2008. Kepemimpinan Birokrasi. Alfa Beta, Bandung.

Widjaja, AW. 2004. Etika Administrasi Negara. Bumi Aksara. Jakarta.

(49)

Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. 2009. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/10/pengertian-pelayanan-publik.html

id.scribd.com/mobile/doc/51447013

Mahmuda Riogasso, Razzaq. 2012. Skripsi. Universitas Lampung. Lampung

Dokumen :

Kepmenpan No.63 Tahun 2003.

KemenKes No.81 Tahun 2004.

Kemenkes RI No. 951/Menkes/SK/VI/2000.

Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 06 Tahun 2008 Tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 03 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung, No. 03 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung.

Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 1 dan 2. 2004. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Lampung.

PP No.53 Tahun 2010

Tim Redaksi FOKUSMEDIA. Undang-Undang Pegawai Negeri Sipil. 2009. Fokusmedia. Bandung.

UU No.13 Tahun 2003

Standar Pelayanan Minimal UPT Puskesmas Kupang Kota. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2012-2016

Jurnal :

Jurnal Civil Service, Kebijakan dan Manajemen PNS. 2011. Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian Badan Kepegawaian Negara. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka Pikir Penelitian Dampak Ketidaksesuaian Lokasi Pasar Tradisional Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk di Kelurahan Teluk Betung, Kecamatan Teluk Betung Selatan

Mekanisme Pembebanan Jaminan Benda Gadai Pihak Ketiga Pada PT Pegadaian Cabang Teluk Betung Bandar Lampung adalah, bahwa setiap orang yang datang pada PT Pegadaian

Berdasarkan dari uraian dan pembahasan mengenai Budaya Organisasi Pondok Pesantren Darul Falah Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung yang sudah dikemukakan

Pelayanan metode antrian yang digunakan oleh Bank syariah mandiri KCP Teluk Betung Bandar Lampung sudah sesuai dengan prinsip syariah.. karena baik dari disiplin antrian

Bahwa kebijakan Kepolisian Republik Indonesia Bidang Pelayanan Publik Lalu Lintas kota Bandar Lampung telah memberikan beberapa kebijakan antara lain dalam bidang angkutan

Jadi untuk mengetahui Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas kinerja guru di MTs Hasanuddin Teluk Betung Bandar Lampung dan apa saja faktor

Untuk pihak pengelola khususnya permainan anak Chandra Teluk Betung Bandar Lampung, sebaiknya bisa meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung dengan mengaplikasikan sistem

ANALISIS SPIRIT OF PLACEKAWASAN PASAR TELUK BANDAR LAMPUNG SEBAGAI WUJUD KONSERVASI KAWASAN KOTA TUA RINGKASAN Kawasan Pasar Teluk Bandar Lampung merupakankawasan penting pembentuk