PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP KETAHANAN STRESS GARAM PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG
OLEH Mirna Annisa
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang, mengetahui pengaruh NaCl terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang dan mengetahui interaksi antara konsentrasi NaCl dan asam askorbat terhadap perkecambahan padi sawah varietas Ciherang. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada bulan Desember 2014 dalam percobaan faktorial 2x3. Faktor A adalah NaCl dengan 2 taraf yaitu 0 mM, 25 mM. Faktor B adalah asam askorbat dengan 3 taraf yaitu 0% b/v, 10% b/v dan 20% b/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang 4 kali. Jumlah satuan percobaan adalah 24. Variabel dalam penelitian ini adalah panjang tunas, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif, kandungan klorofil a,b dan total. Data dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan dengan penentuan simple effect dengan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam askorbat menurunkan panjang tunas, berat segar, berat kering, rasio tunas akar, kadar air relatif, kandungan klorofil a,b dan total benih padi sawah varietas Ciherang pada kondisi salin. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa asam askorbat dengan konsentrasi 10% b/v dan 20% b/v tidak dapat meningkatkan ketahanan padi sawah varietas Ciherang terhadap stress garam (25 Mm NaCl).
PENGARUH ASAM ASKORBAT TERHADAP KETAHANAN
STRESS GARAM PADI SAWAH (
Oryza sativa
L.)
VARIETAS CIHERANG
Oleh
Mirna Annisa
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Mirna Annisa anak ketiga dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Ir. Yusuf Effendi, M.Eng dan Ibu Ida Hamidah yang dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 4 Maret 1994.
Penulis mengawali pendidikannya dari Taman Kanak-kanak Al- Azhar Bandar Lampung pada tahun
1998.Dilanjutkan dengan pendidikan Sekolah Dasar Al-Azhar 1 Bandar Lampung di tahun 1999. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya penulis melanjukan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2008. Penulis terdaftar menjadi mahasiswi jurusan Biologi FMIPA Unila di tahun 2011 melalui Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah mendapatkan beasiswa Supersemar ditahun 2012. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Biologi Umum Jurusan Agroteknologi dan Biologi Gulma. Selain itu penulis a ktif dalam berorganisasi dan pernah menjadi sekertaris Bidang Danus (Dana dan Usaha) di HIMBIO (Himpunan Mahasiswa Biologi) FMIPA UNILA.
Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kerja Praktik di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih - Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Dinas
Pertanian Provinsi Lampung, selama 40 hari dengan judul “Pematahan Dormansi Benih Padi (Oryza sativa L.) Beberapa Varietas Dengan Berbagai Macam
Konsentrasi”
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah SWT
kupersembahkan karya ini dengan kesungguhan hati kepada:
Apih dan Mama yang menjadi penyemangat hidupku , selalu
memanjatkan doa untuk putrinya disetiap sujudnya untuk
keberhasilanku
Kakak
–
kakakku dan seluruh keluarga besarku yang memberikan
semangat dan dukungan di setiap langkahku untuk menyelesaikan
studiku
Para guru dan dosen yang telah memberikan ilmu kepadaku dengan
tulus ikhlas
Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dan menemani disaat suka
dan duka
Moto :
Ketika kita bisa menjadi sukses di mata
masyarakat , itu luar biasa . Tapi ketika kita
menjadi sukses di mata orang-orang terdekat
kita, itu sesuatu yang sangat indah
(Dedy Corbuzier)
Jadikan keremehan dari orang lain sebagai cambuk
akan kesuksesan dirimu, kamu cukup tersenyum
dan perlihatkan sesuatu untuk membuat mereka
diam dan kagum setelahnya
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Asam Askorbat
Terhadap Ketahanan Stress Garam Padi Sawah Varietas (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang”
Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu penulis sehingga
terselesaikannya skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku Pembimbing Utama dan selaku Pembimbing
Akademik atas segala kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran, dan
semangat selama penulis melaksanakan penelitian hingga menyelesaikan
skripsi ini .
2. Ibu Dra. Martha Lulus Lande, M.P., selaku pembimbing kedua atas segala
bimbingan, saran, dan semangat selama penulis melaksanakan penelitian
hingga menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M.Si., selaku Pembahas atas segala bimbingan,
saran, dan kritik kepada penulis selama penulis melaksanakan penelitian
4. Bapak Prof.Suharso Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
5. Ibu Dra.Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku ketua jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung atas
bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis dalam menempuh pendidikan
di Jurusan Biologi
6. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas ilmu yang diberikan
dan bimbingan kepada penulis selama penulis melaksanakan studi di Jurusan
Biologi.
7. Karyawan dan staff jurusan Biologi serta seluruh pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu penulis mengucapkan terima kasih banyak telah
membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
8. Terimakasih yang tak terhingga untuk kedua orang tua ku, apih dan mamah
yang telah memberikan doa yang tak henti-hentinya, saran, semangat, dan
juga bantuan baik moril maupun materiil.
9. Kakak-kakakku, Wikki dan Barly yang telah memberikan doa, semangat dan
saran serta bantuan baik moril maupun materiil.
10.Candra yang penulis cintai atas doa, motivasi, bantuan dan semangat yang
telah diberikan.
11.Teman-teman seperjuangan selama penelitian Astrid Andriani, Reni Agustina,
Debby Sarasmi, Yuliani, dan Siti Marbiyah. Terima kasih atas kerjasamanya
12.Sahabat-Sahabatku di kampus, Dyah Ratna, Claudia Sindi , Astrid Andriani,
Debby Sarasmi, Reni Agustina, Putri Dara Yunda, Metta Apriyana, Rahmat
Orie, Andrian Isro, Wendy Dwi, Anggi Reza, Fachri , Yudi , Jul , dan Yeni
semoga kita diberikan kemudahan menggapai cita-cita kita, Aamiin.
13.Sahabat- sahabat karibku Afif , Hendry, Agasi, Randi, Vina, Amur, Nia, Lisa,
Nunik dan Eneng. Sukses selalu untuk kita semua.
14.Adik- adikku yang selalu memberikan tawa dan ceria Luna, Amal, Propalia
dkk .
15.Teman-teman seangkatan 2011 Biologi terima kasih atas kekeluargaan yang
telah terjalin selama ini semoga kita dapat menjadi sukses di kemudian hari,
Aamiin.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah
kalian berikan dan semoga karya ini dapat membantu dan berguna bagi yang
membutuhkan.
Bandar Lampung, April 2015
Penulis
ii
2. Pertumbuhan Selanjutnya Dari Benih Padi ... 13
D. Deskripsi Varietas Ciherang ... 14
E. Asam Askorbat ... 16
1. Deskripsi Asam Askorbat ... 16
2. Struktur Kimia Asam Askorbat ... 16
3. Efek Asam Askorbat Terhadap Perumbuhan Tanaman…………. 18
F. Aklimatisasi Terhadap Stress Garam ... 18
iii
III. METODE KERJA ... 23
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23
B. Alat dan Bahan Penelitian ... 23
C. Rancangan Percobaan ... 24
D. Variabel dan Parameter ... 25
E. Cara Kerja ... 25
1. Studi Efek Asam Askorbat Terhadap Daya Kecambah Padi ... 25
2. Studi Pertumbuhan Benih Selanjutnya ... 26
2.1 Pengukuran Panjang Kecambah ... 28
2.2 Pengukuran Berat Segar ... 28
2.3 Penentuan Berat Kering ... 28
2.4 Penentuan Rasio Tunas Akar ... 28
2.5 Penentuan Kandungan Klorofil ... 29
2.6 Pengukuran Kadar Air Relatif ... 30
F. Analisis Data ... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 31
1. Visualiasi Benih yang Berkecambah ... 31
2. Panjang Tunas ... 32
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 49
B. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
ii DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Deskripsi Varietas Ciherang ... 15
Tabel 2. Shoot-root ratio, Kandungan air relatif (RMC) setelah 2 minggu stress garam ... 19
Tabel 3. Berat segar total daun dan akar setelah 2 minggu stress garam ... 20
Tabel 4. Berat kering total daun dan akar setelah 2 minggu stress garam …… 21
Tabel 5. Pengaruh stress garam terhadap kandungan klorofil pada 4 genotif Labu (pumpkin) ……… 22
Tabel 6. Panjang tunas padi……… 32
Tabel 7. Berat segar tunas……….. 33
Tabel 8. Berat segar akar……… 33
Tabel 9. Berat segar total……… 34
Tabel 10. Berat kering tunas ... 35
Tabel 11. Berat kering akar ... 36
Tabel 12. Berat kering total ... 36
Tabel 13. Rasio tunas akar ... 38
Tabel 14. Kadar air relatif ... 38
iii Tabel 16. Klorofil b ... 40
Tabel 17. Klorofil b/a ... 41
Tabel 18. Klorofil total ... 41
Tabel 19. Analisis Ragam Panjang Tunas Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)……….. 55
Tabel 20. Analisis Ragam Berat Segar Tunas Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)……….. 56
Tabel 21. Analisis Ragam Berat Segar Akar Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)……….. 57
Tabel 22. Analisis Ragam Berat Segar Total Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)………. 58
Tabel 23. Analisis Ragam Berat Kering Tunas Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)……….. 59
Tabel 24. Analisis Ragam Berat Kering Akar Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)……….. 60
Tabel 25. Analisis Ragam Berat Kering Total Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication)……….. 61
Tabel 26. Analisis Ragam Rasio Tunas Akar Padi Sawah Varietas
Ciherang (Annova : Two factor with replication)………... 62
Tabel 27. Analisis Ragam Kandungan Air Relatif Padi Sawah Varietas
Ciherang (Annova : Two factor with replication)………... 63
Tabel 28. Analisis Ragam Kandungan Klorofil a Padi Sawah Varietas Ciherang
iv Tabel 29. Analisis Ragam Kandungan Klorofil b Padi Sawah Varietas Ciherang
(Annova : Two factor with replication ) ……… 65
Tabel 29. Analisis Ragam Kandungan Klorofil Total Padi Sawah Varietas
Ciherang (Annova : Two factor with replication ) ……… 66
Tabel 30. Analisis Ragam Rasio Kandungan Klorofil b/a Padi Sawah Varietas
ii DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Pola Perkecambahan Biji Padi ... 13
Gambar 2. Pertumbuhan Selanjutnya Dari Kecambah Padi ... 13
Gambar 3. Daun Primer dan Daun Sekunder Kecambah Padi... 14
Gambar 4. Struktur Kimia Asam Askorbat ... 17
Gambar 5. Keseimbangan spesies redoks dalam sistem asam askorbat asam- dehidroaskorbat ... 17
Gambar 6. Tata letak benih padi yang dikecambahkan di nampan ... 25
Gambar 7. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan ... 27
Gambar 8. Benih padi yang berkecambah hari ke tujuh ... 31
Gambar 9. Interaksi antara NaCl dan asam askorbat terhadap berat kering total ... 37
Gambar 10. Kurva Pengaruh Asam Askorbat Terhadap Pertumbuhan Padi ... 43
Gambar 11. Kurva Pengaruh Asam Askorbat dan NaCl Terhadap Berat Segar dan Berat Kering ... 44
Gambar 12. Kurva Pengaruh Asam Askorbat dan NaCl terhadap Kandungan Air Relatif dan Rasio Tunas Akar ... 45
Gambar 13. Grafik Pengaruh Asam Askorbat dan NaCl Terhadap Proporsi Tunas dan Akar……… 46
iii
Klorofil Total dan Klorofil b/a………. 47
Gambar 15. Proporsi klorofil b.a padi sawah varietas Ciherang pada keadaan salin dan non salinitas ……… 47
Gambar 16. Benih padi sawah varietas Ciherang yang direndam dalam larutan asam askorbat ……….….….…. 68
Gambar 17. Penaburan benih padi varietas Ciherang yang ditabur pada media kapas ……….……… 68
Gambar 18. Benih padi varietas Ciherang yang ditabur pada media kapas ……… 68
Gambar 19. Perkecambahan hari ke-1 benih padi varietas Ciherang ……… 69
Gambar 20. Pengamatan benih hari ke-1 pada media kapas di dalam gelas……… 70
Gambar 21. Pertumbuhan benih padi varietas Ciherang hari ke- 11 untuk berat segar dan kering.……… 71
Gambar 22. Penimbangan kecambah padi dengan neraca analitik ………….. 72
Gambar 23. Pengovenan kecambah padi untuk berat kering ……… 72
Gambar 24. Proses sentrifius untuk uji klorofil ……… 72
Gambar 25. Proses setelah disentrifius untuk uji klorofil ………. 73
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tanaman Padi
Menurut Cronquist(1981) klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut :
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Familia : Poaceae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L.
B. Morfologi Tanaman Padi
1. Akar
Akar tanaman padi adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan
zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman
(Fitri,2009).Akar tanaman padi termasuk golongan akar serabut.Radikula
11 benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Apabila pada
akar primer terganggu, maka akar seminal akan tumbuh dengan cepat. Akar-
akar seminal akan digantikan oleh akar-akar sekunder (akar adventif) yang
tumbuh dari batang bagian bawah. Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua)
dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar
yang baru atau bagian akar yang masih muda berwarna putih (Suhartatik,
2008).
2. Batang
Batang padi bentuknya bulat, berongga, dan beruas, antar ruas pada batang
padi dipisahkan oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama, ruas yang terpendek
terdapat pada pangkal batang dan ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan
seterusnya adalah lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada buku
bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai
buku bagian atas, pada buku bagian ujung dari daun pelepah memperlihatkan
percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah daun) dan
bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki
bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan.Daun kelopak yang terpanjang dan
membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun
bendera.Pembentukan anakan padi sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar
12 3. Daun
Ciri khas daun padi adalah terdapat sisik dan telinga daun.Daun tanaman padi
tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling, pada setiap buku
terdapat satu daun. Setiap daun terdiri atas helai daun yang memiliki bentuk
panjang seperti pita, pelepah daun yang menyelubungi batang dan berfungsi
untuk menguatkan pada bagian ruas yang jaringanya lunak, telinga daun
(auricle), lidah daun (ligule) yang terletak pada perbatasan antara helai daun
dan upih, fungsi dari lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara
batang dan pelepah daun (Suhartatik, 2008).
4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai.Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada
batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara
bercocok tanam. Bunga padi pada hakikatnya terdiri atas tangkai, bakal buah,
lemma, palea, putik, dan benang sari.Tiap unit bunga terletak pada
cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang-cabang primer dan cabang-cabang sekunder (Suhartatik,
13 C. Pola Perkecambahan Benih Padi
1. Perkecambahan Awal Benih Padi
Pola perkecambahan biji padi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Pola perkecambahan biji padi Sumber : Warris (2012).
Dalam kondisi aerobik (di darat) koleoriza tumbuh dahulu daripada
koleoptil. Dalam kondisi anaerobik (di air) koleoptil tumbuh dahulu
daripada koleorhiza (Warris, 2012).
2. Pertumbuhan Selanjutnya Dari Kecambah Padi
Gambar 2. Pertumbuhan selanjutnya dari kecambah padi Sumber : Warris (2012)
Radikula berkembang menjadi seminal roots yang selanjutnya digantikan
14
Gambar 3. Daun primer dan Daun sekunder kecambah padi Sumber : Warris (2012)
Pertumbuhan selanjutnya dari kecambah padi adalah pembentukan daun
primer dan daun sekunder. Daun primer tidak memiliki helai daun atau leaf
blade (Warris, 2012).
D. Deskripsi Varietas Padi Ciherang
Varietas Ciherang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan varietas
lain.Varietas Ciherang mempunyai bentuk fisik yang panjang, kurus
(ramping) dan tidak berbau wangi.Dalam budidayanya, varietas Ciherang
dikenal karena mempunyai daya tahan yang kuat.
Menurut Bambang dkk (2009) deskripsi padi varietas Ciherang adalah
15 Tabel 1.Deskripsi Varietas Ciherang
Nomor Seleksi S3383-1D-PN-41-3-1
Asal Persilangan IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR6 Golongan Cere
Umur Tanaman 116-125 hari Bentuk Tanaman Tegak Panjang Tanaman 107-115 cm Anakan Produktif 14-17 batang Warna Kaki Hijau
Warna Batang Hijau
Warna Telinga Daun Tidak berwarna Warna Lidah Daun Tidak berwarna Warna Daun Hijau
Muka Daun Kasar pada sebelah bawah Posisi Daun Tegak
Daun Bendera Tegak
Bentuk Gabah Panjang ramping Warna Gabah Kuning bersih Kerontokan Sedang Kerebahan Sedang Tekstur Nasi Pulen Kadar Amilosa 23% Indeks Glikemik 54 Bobot 1000 butir 28 g Rata-rata Hasil 6,0 t/ha Potensi Hasil 8,5 t/ha
Ketahanan Terhadap Penyakit
Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3
Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV Anjuran Tanam Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah
Pemulia
Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi dan Aan A. Daradjat
16 E. Asam Askorbat
1. Deskripsi Asam Askorbat
Asam askorbat atau vitamin C adalah salah satu bentuk antioksidan yang
secara alami terdapat pada tumbuhan.Antioksidan merupakan senyawa
fitokimia bioaktif dengan berbagai sifat fungsional yang terkandung dalam
bahan pangan terutama bahan pangan nabati.Dalam keadaan murni asam
askorbat berbentuk kristal putih yang bersifat larut dalam air dan mudah
teroksidasi secara reversible membentuk asam L-dehidroaskorbat (asam
askorbat yang kehilangan dua atom H) yang lebih mudah masuk ke dalam sel
sebelum digunakan (Muchtadi, 2000).
2. Struktur Kimia Asam Askorbat
Struktur Kimia dan interkonversi asam askorbat dapat dilihat pada gambar 4.
Dalam larutan asam askorbat membentuk keseimbangan dengan askorbil
17 Gambar 4. Struktur Kimia Asam Askorbat
Sumber :Levine etal. 1996.
Gambar 5. Keseimbangan spesies redoks dalam sistem asam askorbat asam- Dehidroaskorbat.
18 3. Efek Asam Askrobat Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Asam askorbat merupakan agen antioksidan yang telah digunakan untuk
meningkatkan toleransi garam. Penelitian yang dilakukan oleh Arab et
al.(2006) pada biji alfafa (Medicago sativa) menunjukan bahwa
penambahan asam askorbat ke medium MS yang mengandung NaCl
meningkatkan perkecambahan biji, aktifitas asam fosfat, kandungan
klorofil, dan bahan kering.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Behairy et al. (2012)
menunjukan fenomena yang sama. Perendaman biji Fenugreek (Trigonella
foenum-graecum) dalam larutan asam askorbat meningkatkan
perkecambahan, panjang tunas (shoot), dan klorofil total pada kondisi
stress garam.
F. Aklimatisasi terhadap stress garam
Studi tentang fisiologi aklimatisasi terhadap salinitas atau kadar garam
telah dilakukan oleh Camillaet al.(2012) pada tanaman ercis (Pisum
sativum L.). Tidak ada pengaruh negatif pra perlakuan NaCl terhadap
pertumbuhan. Tanaman yang diberi pra perlakuan 10 mM NaCl memiliki
akumulasi biomassa yang sama dengan tanaman yang tidak diberi pra
perlakuan. Selanjutnya PEG 6000 2,5% tidak seefisien garam dalam
19 Efek pra perlakuan polietilen glikol terhadap kandungan air relatif tanaman ercis
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Shoot rootratio,Kandungan air relatifsetelah 2 minggu stress garam.Mean±SE(n=8).
Perlakuan Shoot rootratio Kandungan Air Relatif (%)
Kontrol 0.76±0.08b 91.88±0.37a
NA 1.76±0.19a 88.65±0.13c
A (10) 0.80±0.08b 91.71±0.32ab
A(25) 0.74±0.03b 91.59±0.14ab
A (PEG) 0.73±0.03b 90.63±0.47b
Sumber : Camilla et al.(2012)
Dari tabel 2 terlihat bahwa pra perlakuan etilen glikol tidak dapat
mempertahankan shoot-root ratio( 0,73 dibanding 1,76 pada ercis yang tidak di
aklimatisasi). Demikian juga pra perlakuan polietilen glikol tidak dapat
meningkatkan kadar air ercis ( 90,63 dibanding 88, 65 pada ercis yang tidak di
aklimatisasi).
Efek pra perlakuan polietilen glikol terhadap berat segar total daun dan akar dapat
20 Tabel 3. Berat segar total,daun dan akar setelah 2 minggu stress garam. Mean ± SE (n=8).
Perlakuan
Berat Segar
Total Daun Akar
Kontrol 35.86±2.66a 17.70±1.24a 15.88±1.29a
NA 16.28±3.92b 4.50±1.81c 6.90±1.16b
A (10) 35.55±2.41a 16.88±0.88a 15.73±2.00a
A (25) 25.78±2.41ab 13.30±1.06ab 10.52±0.85b
A(PEG) 16.30±1.23b 7.63±0.87bc 6.61±0.35b
Sumber : Camilla et al.(2012)
Dari tabel 3 terlihat pra perlakuan polietilen glikol menurunkan berat segar total
daun dan akar ercis selama 2 minggu stress garam.
Selanjutnya pengaruh pra perlakuan polietilen glikol terhadap berat kering total,
21 Tabel 4. Berat kering segar total,daun dan akar setelah 2 minggu stress garam. Mean ± SE (n=8).
Perlakuan Berat Kering
Total Daun Akar
Kontrol 2.99±0.19a 1.92±0.15a 0.68±0.05a
NA 1.41±0.28c 0.90±0.18b 0.33±0.06b
A (10) 2.92±0.08ab 1.73±0.04a 0.69±0.10a
A (25) 2.02±0.19bc 1.07±0.08b 0.53±0.05ab
A(PEG) 1.48±0.05c 0.93±0.04b 0.36±0.02b
Sumber : Camilla et al. (2012)
Dari tabel 4 dapat dilihat pra perlakuan polietilen glikol tidak dapat meningkatkan
berat kering ercis.
G. Efek stress garam terhadap kandungan klorofil
Efek stress garam terhadap kandungan klorofil sangat tergantung pada
varietas tanaman. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Sevengoret al.
(2011) pada tanaman labu (pumpkin). Kehilangan klorofil akibat stress garam
pada tanaman labu mencapai 11-59%.
Pengaruh stress garam terhadap kandungan klorofil pada 4 genotip labu
(pumpkin) dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5.Pengaruh stress garam terhadap kandungan klorofil pada 4 genotif
22 Genotip Klorofil (µ g/mg F.W.)
Kontrol Garam Kehilangan(%) Iskenderun-4 0.183b 0.162a
11.48
AB-44
0.274a 0.159a
41.97
CU-7
0.141b 0.107b 24.11
A-24 0.243a 0.098b 59.67
Nilai tengah yang ditunjukkan oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata (p ≤ 0.01).
Percobaan pada 3 spesies tanaman Holocylon persicum, Tamarix
ramosissima, Calligonum leucocladum dengan 6 tingkat salinitas telah
dilakukan oleh Xu et al.(2008) untuk menganalisis hubungan antara
kandungan klorofil dan stress garam. Hasil penelitian menunjukkan : (1)
Kandungan klorofil ketiga spesies menurun dengan meningkatnya stress
garam (2) Dari kandungan klorofil dengan salinitas yang berbeda, kandungan
klorofil ketiga spesies menurun hampir 2 kali lipat yang menunjukkan bahwa
III.METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah beaker glass,
erlenmeyer, gelas ukur, tabung reaksi dan raknya, corong, mortar dan
penggerus, pipet volume, pipet tetes, neraca digital, oven, nampan, gelas
plastik, gunting, tissue, kapas,kertas label, karet gelang, penggaris,
spektrofotometer UV, sentifus, kertas saring Whatman no 1.
Bahan-bahan yang digunakan adalahbenih padi sawah varietas Ciherang
yang diperoleh dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)
24 C. Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam faktorial 2x3. Faktor A adalah
konsentrasi NaCl dengan 2 taraf yaitu 0 mM dan 25 mM. Faktor B adalah
konsentrasi Asam Askorbat dengan 3 taraf yaitu 0% b/v, 10% b/v,
20%b/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang 4 kali. Jumlah satuan
percobaan adalah 24. Notasi faktor, taraf, kombinasi perlakuan dapat
dilihar pada Tabel 3.
Tabel 3. Notasi faktor, taraf, dan kombinasi perlakuan
Faktor Taraf
D. Variabel dan Parameter
Variabel dalam penelitian ini adalah daya kecambah, panjangtunas, berat
segar kecambah, berat kering kecambah, rasio tunas akar, kandungan air
25 tengah (µ) panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering kecambah,
kadar air relatif, rasio tunas akar, klorofil a,b, dan total.
E. Cara Kerja
1. Studi efek asam askorbat terhadap daya kecambah benih padi
Berdasarkan jumlah taraf dari faktor B maka jumlah nampan plastik yang
digunakan sebagai wadah untuk pengecambahan benih padi adalah 3 buah.
Nampan dicuci bersih dengan sabun cuci dan di lap kering. Nampan
dilabel dengan taraf dari faktor B. 100 benih padi direndam dalam larutan
asam askorbat selama 24 jam. Setiap nampan dilapisi tissue kemudian
dibasahi dengan aquades lalu ditaburi dengan benih padi yang telah
direndam.
Gambar 6. Tata letak benih padi yang dikecambahkan dalam nampan a2 = 10% b/v
Asam Askorbat
a3 = 20% b/v
Asam Askorbat a1 = 0% b/v
26 Pengamatan benih yang berkecambah dilakukan setiap hari. Penghitungan
jumlah benih padi yang berkecambah dilakukan 7 hari setelah penaburan
benih. Menurut ISTA (2006), daya kecambah dihitung berdasarkan
persentase benih yang berkecambah dengan rumus :
∑benih yang berkecambah x 100%
100
2. Studi pertumbuhan benih selanjutnya
Berdasarkan jumlah satuan percobaan maka jumlah gelas plastik yang
digunakan sebagai wadah pertumbuhan benih selanjutnya adalah sebanyak
24 buah. Gelas plastik dicuci bersih dengan sabun cuci dan di lap kering.
Gelas plastik dilabel dengan notasi kombinasi perlakuan dan ulangan.
Masing-masing gelas plastik di isi dengan kapas yang telah dibasahi
dengan larutan NaCl. Kemudian benih padi yang telah berkecambah
dipindahkan ke gelas plastik. Untuk setiap gelas plastik berisi 3kecambah
padi. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan dapat dilihat pada
27
Gambar 7. Tata Letak Satuan Percobaan Setelah Pengacakan
28 2.1Panjang tunas
Panjang tunas dilakukan 7 hari setelah periode pertumbuhan diukur dari
pangkal batang sampai ke ujung batang dengan menggunakan mistar.
Panjang tunas dinyatakan dengan cm.
2.2Berat segar
Akar dipisahkan dari shoot (batang+daun). Selanjutnya akar dan shoot
ditimbang dengan neraca digital dan dinyatakan dengan gram.
2.3Berat Kering
Kecambah yang sudah diukur berat segarnya dikeringkan dengan panas
oven 1300c selama 2 jam.Setelah itu ditimbang kembali sebagai berat
kering dan dinyatakan dalam gram.
2.4Penentuan Rasio tunas akar
Rasio tunas akar ditentukan berdasarkan rumus :
Rasio tunas akar =
29 2.5Penentuan Kandungan Klorofil
Penentuan kandungan klorofil dilakukan menurut Miazek (2002).
0,03 gram daun kecambah padi gogo digerus sampai halus didalam mortar
Kemudian ditanbahkan 10ml ethanol 95%. Selanjutnya cairan disaring
kedalam Erlenmeyer.Sisa gerusan daun yang masih melekat dikertas
saring digerus dan disaring kembali kedalam Erlenmeyer.Volume akhir
disesuaikan menjadi 100ml dengan menambahkan ethanol 95%.Ekstrak
siap ditentukan kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total.
Ekstrak klorofil ini diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV
masing-masing pada panjang gelombang 648 dan 664. Kandungan klorofil
dinyatakan µg/gram jaringan yang diekstraksi dan dihitung berdasarkan
persamaan berikut :
Chla = 13.36.A664 – 5.19.A648(
)
Chlb = 27.43.A648 – 8.12.A664(
)
Chtotal = 5.24.A664 + 22.24.24.A648
Keterangan :
Chla = Klorofil a
Chlb = Klorofil b
30 A648 = absorbansi pada panjang gelombang 648 nm
V = Volume etanol
W = Berat daun
2.6Pengukuran Kandungan Air Relatif
Kadar air kecambah ditentukan dengan rumus :
(Yamasaki,1999)
Keterangan:
M1 = Berat segar kecambah
M2 = Berat kering kecambah
F. Analisis Data
Data hasil penelitian ini di analisis data dengan taraf nyata 5% dan
dilanjutkan dengan penentuan simpel effect dengan uji BNT pada taraf
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan
merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan
nilai ekonomi tanaman pangan secara global tahun 2005-2009, padi
menempati urutan teratas dibandingkan dengan tanaman pangan penting
lainnya (jagung, gandum, kentang, singkong, dan sorghum), sedangkan
berdasarkan jumlah produksi, padi menempati urutan kedua setelah jagung
(Anonima, 2009). Di Indonesia padi menempatiurutan pertama dari 7
komoditas pangan utama baik dari segi produksi maupun nilai ekonomi
(Anonimb, 2009).
Peningkatan jumlah penduduk yang begitu pesat di Indonesia telah
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan beras. Oleh karena itu upaya
peningkatan produksi beras nasional perlu dilakukan. Disisi lain terjadi
keterbatasan lahan karena telah banyak terjadi alih fungsi lahan dan juga
produktivitas lahan yang belum maksimal. Adanya konversi lahan pertanian
2 berkurangnya luas lahan pertanian akibat penggunaan lahan untuk keperluan
sarana pemukiman, industri maupun keperluan lainnya.Oleh karena itu
potensi lahan sawah yang ada perlu dikembangkan terus untuk meningkatkan
produksi sebagai alternatif mengatasi dampak dari konversi lahan pertanian ke
nonpertanian.(Sudaryanto, 2005).
Pengembangan pertanian ke daerah berkadar garam tinggi merupakan langkah
strategis dalam peningkatan produksi pertanian yang makin kompleks.
Dengan pengelolaan yang tepat melalui penerapan yang benar, lahan berkadar
garam tinggi memiliki prospek besar untuk dikembangkan menjadi lahan
pertanian produktif terutama dalam rangka pelestarian swasembada pangan,
peningkatan pendapatan, serta pengembangan agribisnis dan wilayah
(Suriadikarta dan Sutriadi, 2007).
Jenis padi yang dikembangkan dilahan- lahan beririgasi disebut padi
sawah.Penanaman padi sawah dapat dilakukanpada semua musim karena
kebutuhan air tersedia setiap saat yang disuplai dari irigasi. Jadi, kebutuhan air
padi sawah tidak bergantung pada ketersediaan air hujan atau air tanah tanpa
genangan. Padi sawah umumnya tidak dapat beradaptasi pada lahan kering
dan berkadar garam tinggi . Pada daerah berkadar garam tinggi dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan pada jenis rentan
3 Salah satu varietas padi sawah yang banyak ditanam di Indonesia adalah
varietas Ciherang.Varietas gabah Ciherang merupakan salah satu jenis padi
sawah yang berasal dari persilangan
IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64 dan mempunyai bentuk gabah panjang ramping, warna gabah
kuning bersih dan memiliki tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 23% dan
Indeks Glikemik 54. Berbeda dengan varietas Ciliwung, varietas Ciherang
tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap bakteri
hawar daun (HDB) strain III dan IV(Anonimc, 2014).
Salah satu dari masalah pertanian yang cukup serius yang
mengakibatkan berkurangnya hasil dan produktivitas pertanian adalah
salinitas. Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam
konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah. Salah satu strategi
untuk menghadapi tanah salin adalah memilih kultivar tanaman
pertanian yang toleran terhadap kadar garam yang tinggi (Yuniati,
2004). Salinitas memberikan suatu efek bagi dunia pertanian secara signifikan
yaitu dapat mengurangi produktivitas dari tanaman pertanian
(Renata et al.2009).
Asam askorbat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam proses
selular temasuk pembelahan dan pembesaran sel serta dalam mengaktifkan
4
al.1992). Menetralisir racun, melindungi sel dari senyawa oksigen reaktif dan
radikal bebas serta mencegah kematian sel (Conklinet al. 2004).
Hasil penelitian Shaddad et al.(1989) menunjukkan bahwa perendaman benih
Lupinus termis dan Vicia faba dalam larutan asam askorbat 50 ppm selama 4
jam sebelum tanam mampu meningkatkan persentase perkecambahan,
panjang kecambah, bobot kering kecambah, kandungan karbohidrat, protein
dan asam amino serta mengurangi efek merugikan yang ditimbulkan oleh
kondisi cekaman garam. Tetapi belum banyak diketahui apakah asam askorbat
mampu meningkatkan ketahanan padi sawah varietas Ciherang terhadap
salinitas. Evaluasi awal dilakukan dengan melihat efek asam askorbat
terhadap semua variabel pertumbuhan kecambah : daya kecambah, panjang
tunas, berat segar, berat kering, kandungan air relatif, rasio tunas akar, klorofil
a, b, dan total.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah
padi sawah varietas Ciherang.
2. Mengetahui pengaruhNaClterhadap pertumbuhan kecambah padi sawah
5 3. Mengetahui interaksi antara konsentrasi NaCl dan asam askorbat terhadap
perkecambahan padi sawah varietas Ciherang.
C. Manfaat Penelitian :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah khususnya
dalam bidang fisiologi tumbuhan tentang efek fisiologis asam askorbat
terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kecambah dari benih padi sawah
varietas Ciherang. Dari segi perkembangan produksi padi hasil penelitian ini
diharapkan dapat mendukung pengembangan padi sawah di lahan-lahan yang
bersalinitas tinggi.
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa tidak ada pengaruh negatif pra
perlakuan NaCl terhadap pertumbuhan kecambah ercis (Pisum sativum L.).
Kecambah ercis yang diberi pra perlakuan 10 mM NaCl memiliki akumulasi
biomassa yang sama dengan yang tidak diberi pra perlakuan. Selanjutnya pra
perlakuan dengan 2,5 % w/v polietilen glikol 6000 tidak dapat meningkatkan
toleransi garam pada tanaman ercis.
Padi varietas Ciherang merupakan jenis padi sawah yang memerlukan suplai
6 memiliki karakteristik yang sama dengan ercis yaitu sama-sama memerlukan
suplai air yang cukup untuk pertumbuhan. Berdasarkan fakta diatas maka
kemungkinan polietilen glikol 6000 juga tidak dapat meningkatkan resistensi
padi sawah varietas Ciherang terhadap salinitas.
Alternatif pengganti polietilen glikol untuk meningkatkan resistensi padi
sawah varietas Ciherang adalah asam askorbat.Berdasarkan studi literatur
diketahui bahwa asam askorbat memperbaiki pertumbuhan kecambah jagung
varietas Arjuna dan Bisma pada kondisi kekeringan. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan sebelumnya pada ercis dan jagung varietas Arjuna dan Bisma
maka pertanyaan yang muncul adalah apakah pra perlakuan asam askorbat
dapat memperbaiki ketahanan padi sawah varietas Ciherang terhadap defisit
air yang diinduksi dengan NaCl atau stress garam.
Pendekatan yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah
dengan melakukan percobaan laboratorium tentang pengaruh pra perlakuan
asam askorbat terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang
pada media yang mengandung NaCl dengan beberapa konsentrasi. Evaluasi
terhadap resistensi salinitas dilakukan berdasarkan variabel pertumbuhan
kecambah yaitu panjang, berat segar, berat kering, kandungan air relatif, rasio
tunas akardan klorofil a,b dan total. Studi pendahuluan dilakukan untuk
mengetahui efek asam askorbat terhadap persentase perkecambahan padi
7 perkecambahan 100%.Skema efek asam askorbat terhadap pertumbuhan
kecambah padi varietas Ciherang dapat dilihat pada skema berikut :
8 E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Asam askorbat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kecambah padi sawah varietas Ciherang.
H0 : µ0 = µ1
H1 :µ0≠µ1
µ0= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering
kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b,
dan total benih padi yang tidak diberi perlakuan asam askorbat atau
kontrol.
µ1= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering
kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b,
dan total benih padi yang diberi perlakuan asam askorbat atau perlakuan.
Hipotesis diterima jika HO ditolak atau H1 diterima.
2. NaCl berpengaruh nyata terhadap petumbuhan kecambah, berat segar,
rasio tunas akar, berat kering, kadar air relatif dan kandungan klorofil a,b,
dan total.
HO : µ0 = µ1
H1 :µ0≠ µ1
µ0= Nilai tengah tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering
9 dan total benih padi yang tidak diberi perlakuan asam askorbat atau
kontrol.
µ1= nilai tengah panjang tunas, berat segar kecambah, berat kering
kecambah, rasio tunas akar, kandungan air relatif, kandungan klorofil a, b,
dan total benih padi yang diberi perlakuan asam askorbat atau perlakuan.
3. Ada interaksi nyata antara asam askorbat dengan NaCl terhadap semua
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Asam askorbat memberikan respon negatif terhadap padi sawah varietas
Ciherang dengan penurunan panjang kecambah, berat segar, berat kering
dan kandungan klorofil total.
2. NaCl tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan padi
sawah varietas Ciherang
3. Ada interaksi yang nyata antara NaCl dan asam askorbat terhadap berat
kering total.
B. Saran
Perlu diuji lanjut parameter yang lain untuk mengetahui ketahanan
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2009. Food and Agricultural Production.
www.faostat.fao.org/site/339/default. aspx. Diakses 15 Oktober 2014.
Anonimb. 2009. Tanaman Pangan Statistik Indonesia. www.bps.go.id/tnmn-_pgn.php. Diakses 15 Oktober 2014.
Anonimc. 2014. Teknik Budidaya Tanaman Pangan.
http://125.163.203.113/buku/budidaya%tanaman%202/bab%208.pdf. Diakses 15 Oktober 2014.
Arab., Laila., Eshaupaur., Ali Akbar. 2006. The Effect of Ascorbic Acid on Salt Incuded Alfafa (Medicago sativa L.) In Vitro Culture. An International
Journal Published By The Nigerian Seciety for Experimental Biology 18 (2) : 63-69
Arrigoni, O., L. De Gara., F. Tomasi, and R. Liso. 1992. Changes in the ascorbate system during seed development of Vicia faba L. Plant Physiology. 99 : 235-238.
Arora, A., R.K. Sairam and G.C. Srivastava. 2002. Oxidative stress and antioxidative system in plants. Current Science. 82(10):1227-1238.
Bambang, S., Aan., D.D., Satoto., Baehaki, S.E.I., N, Widiarta., Agus, S., Dewi, I., Ooy, S.L., Hasil, S. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. 105 hal
Behairy, R.T., El-Dannasaury., Mohamed., and Cracker, Lyle. 2012. Impact of Ascorbic Acid on Seed Germination, Seedling Growth, and Enzyme Activity of Salt StressFenugreek. Journal of Medicinally Active Plants.
Camilla Pandolfi., Stefano Mancuso., Sergey Shabala. 2012. Environmental and Experimental Botany. Departement of Plant Soil and Environmental Science, University of Florence. Italy
51 Conklin, P.L., and C. Barth. 2004. Ascorbic acid, a familiar small molecule
interwined in the response of plant to ozone, pathogens, and the onset of senescence. Plant cell and Environment. 27 : 656-970.
Duarte, T.L., Lunec, J. 2005. When is an antioxidant not an antioxidant ? A review of novel actions and reactions of vitamin C. Free Rad. Res., 39 (7), 671-686).
Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Padi Ladang (Oryza sativa L.). Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan
Gardner, F. P., Pearce, R. B. and Mitchell, R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (Diterjemahkan oleh: Herawati Susilo). Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Islami, T., and W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP Semarang press. Semarang. 296 hal.
ISTA. 2006. International Rules For Seed Testing. The International Seed Testing Association (ISTA), Bassersdorf , CH-Switzerland
Kurniasih, B., Indradewa, D. dan Sari M. 2002. Hasil dan sifat perakaran varietas padi gogo pada beberapa tingkat salinitas. Ilmu Pertanian. 9 (1) : 1-10.
Levine, M., Rumsey S., Wang Y., Park J., Kwon O., Xu W., and Amano N. 1996b. Vitamin C. In : Ziegler EE, Filer Lj Jr, eds. Present Knowledge in Nutrition, 7th edition. Washington, DC : ILSI Press. Pp. 146-159. Miazek Mgr inz Krystian. 2002. Chlorophyll Extraction From Harvested Plant
Material. Supervisor: Prof. dr. hab inz Stanislaw Ledakowics
Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Sehat dan Antioksidan : Mencegah Penyakit Degeneratif. Dept. Teknologi Pangan dan Gizi. IPB. 102 hal.
Renata, Silvina., Tutik Nurhidayati., Wiwit Budi. 2009. Uji Ketahanan Tanaman Tebu Hasil Persilangan (Saccharum spp.hybrid) Pada Kondisi
Lingkungan Cekaman Garam (NaCl). ITS Undergraduate
Sevengor, S. 2010. Investigations on antioxidant enzyme activities under in vitro and in vivo conditions to obtain salt tolerance in squash (Cucurbita pepo
L.) Ph.D. Thesis, Ankara University, Graduate school of Natural and Applied Sciences, Ankara, P. 179.
Shaddad, M. A., A.F. radi., A.M., Abdel-Rahman., and M.M. Azooz. 1989. Response of seeds of Lupinus termis and Vicia faba to the interactive effect of salinity
and ascorbic acid or pyridoxine. Plant and Soil. 177-183.
52 Sudaryanto, T., 2005. Konversi Lahan dan Produksi Pangan Nasional. Prosiding
Seminar Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian. Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta.
Suhartatik. 2008. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.
http://www.google.com/url.litbang.deptan.go.id%spesial%padi 2009. Diakes 18Oktober 2014.
Suriadikarta, D. A. dan Sutriadi, M. T., 2007. Jenis-jenis Lahan Berpotensi untuk Pengembangan Pertanian di Lahan Rawa. Balai Penelitian Tanah, Bogor.
Stevenson, N.R., Brush, M.K. 1969. Existence and characteristic of Na+
dependent active transport of ascorbic acid in guinea pig. Am. J. Clin. Nutr. 22, 318-326.
Taiz L.,Zeiger E. 2002. Plant Physiology. Sunderland. Sinauer Associates.
Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.477p.
Valentovic, P., M., Luxova, and O. Gasparikova. 2006. Effect of osmotic stress on compatible solutes content, membrane stability and water relations in two maize cultivars. Plant Soil Environ. 52(4):186-191.
Warris, Mohd. Nasir. 2012. Morfologi
padi.https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&ei=r3ZjVN
uPA5DbuQTDg4CwAQ&url=http://www.ketara.gov.my/wp-
content/uploads/2012/02/MORFOLOGI-PADI.pdf&ved=0CBsQFjAA&usg=AFQjCNEplpPdAvPj1V5ZfU9ww wgo-4WWUQA. Diakses 16Oktober 2014.
Xu Xinwen., Xu Hailiang., Wang YanLing., Wang Xiaojing., QIU YongZhi., Xu Bo. 2008. The Effect of Salt Stress On The Chlorophyll Level Of The Main Sand-Binding Plants In The Shelterbelt Along The Tarim Desert Highway. Science In China Press. China
Yamasaki, S and Dillenburg, L.R. 1999. Measurement Of Leaf Relative Water Content. In Araucaria Angustifolia. Revista Brasileira de Fisiologia. Vegetal, 11 (2), 69-75
53 Yuniati, R. 2004. Penapisan Galur Kedelai Glycine max L. Merill Toleran