• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PENDEKATAN REALISTIK

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

Oleh Ayu Sekar Rini

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pendekatan realistik. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pemikiran matematis secara jelas kepada orang lain menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide secara tepat. Desain yang digunakan adalahone group pretest-postest control designdengan populasi seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran tahun pelajaran 2014/2015 dan sampel penelitian adalah siswa kelas VII-I yang ditentukan dengan tekhnik cluster sampling. Data kemampuan komunikasi matematis diperoleh dari tes uraian. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan pendekatan realistik mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PENDEKATAN REALISTIK

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

Oleh Ayu Sekar Rini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

PENDEKATAN REALISTIK

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

(Skripsi)

Oleh Ayu Sekar Rini

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

v

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 10

B. Pendekatan Matematika Realistik ... 13

C. Pembelajaran Kooperatif... 17

D. Kerangka Pikir... ... 19

E. Anggapan Dasar... ... 20

F. Hipotesis... 21

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 22

B. Desain Penelitian ... 22

C. Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 25

E. Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 31

F. Langkah-langkah Penelitian ... 32

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis . ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian . ... 38

(7)

vi V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 47 B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Silabus ... 51

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Realistik ... 55

A.3 Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 87

B. Perangkat Tes B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal (Pretest)... 129

B.2 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal (Posttest) ... 135

B.3 Form Validasi InstrumenPretest... 142

B.4 Form Validasi InstrumenPosttest... 143

C. Analisis Data C.1 Analisis Reliabilitas Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Awal Komunikasi Matematis ... 145

C.2 Analisis Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran Tes ... 146

C.3 Analisis Reliabilitas Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Awal Komunikasi Matematis ... 147

C.4 Analisis Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran Tes ... 148

C.5 Skor Per Indikator Kemampuan Awal Komunikasi Matematis Siswa... 149

C.6 Skor Per Indikator Kemampuan Akhir Komunikasi Matematis Siswa .. 151

C.7 Uji Normalitas Kemampuan Awal Komunikasi Matematis ... 153

C.8 Uji Normalitas Kemampuan Akhir Komunikasi Matematis ... 157

C.9 Uji Homogenitas Varians antara Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir Komunikasi Matematis Siswa ... 161

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis... 24

Tabel 3.2 Kriteria Reabilitas ... 28

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda... 29

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 30

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Soal Tes Kemampuan Awal ... 30

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Tes Kemampuan Akhir... 31

Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian ... 35

Tabel 3.8 Uji Homogenitas Variansi Populasi ... 36

Tabel 4.1 Data Nilai Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 38

Tabel 4.2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Komunikasi Matematis Siswa... 39

(10)
(11)

Moto

Kesempatan tak akan pernah lenyap sama sekali hanya

karena kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat,

maka teruslah melakukan yang terbaik untuk mengejar

kesempatan-kesempatan lainnya karena yang terpenting

adalah mencoba

(12)

P

ersembahan

Alhamdulillahirobbil Alamin.

Rasa syukur yang begitu besar kuucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk menuliskan ungakapan rasa terima kasih dari hatiku yang

terdalam.

Tulisan ini ku persembahkan kepada:

Ibu dan Bapak tercinta: Sunarni dan Suyitno yang selalu memberikanku doa, cinta, kasih sayang, motivasi, dan

semangat.

Beliau berdua yang senantiasa mendukungku dalam segala hal dengan segenap hati tanpa mengeluh betapapun letihnya

beliau selalu memikirkan kebahagiaanku.

Kedua adik kembarku tersayang, Ningsih dan Ningrum yang memberi semangat serta senantiasa menghiburku

setiap saat.

Para pendidik dengan ketulusan dan kesabarannya dalam mendidik dan membimbingku.

Sahabat-sahabat seperjuangan yang menyayangiku dengan segala kekuranganku

dan

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ayu Sekar Rini lahir di Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tanggal 27 Juli 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suyitno dan Ibu Sunarni, memiliki dua orang adik bernama Ayu Setianingsih dan Ayu Setianingrum.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 03 Ganjaran dan lulus pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 01 Pringsewu dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 01 Pagelaran dan lulus pada tahun 2011.

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ayu Sekar Rini lahir di Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tanggal 27 Juli 1993. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suyitno dan Ibu Sunarni, memiliki dua orang adik bernama Ayu Setianingsih dan Ayu Setianingrum.

Penulis menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 03 Ganjaran dan lulus pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 01 Pringsewu dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 01 Pagelaran dan lulus pada tahun 2011.

(15)

i

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Realistik (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Ajaran 2014-2015)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orangtuaku tercinta, mamakku Sunarni dan Bapakku Suyitno serta

adik-adikku tersayang Ayu Setianingsih dan Ayu Setianingrum yang senantiasa mendoakanku, memberi motivasi dan semangat bagiku.

2. Bapak Drs.Erimson Siregar, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, menyemangati dan memberikan dukungan selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tanpa hambatan.

3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku dosen pembimbing I sekaligus selaku ketua program studi pendidikan matematika yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini, dan memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

(16)

dan memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku pembahas sekaligus ketua Jurusan PMIPA yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis, dan mem-berikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Ibu Supriyati, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam

penelitian.

9. Sahabat-sahabatku tercinta: Ade Irmayanti, Florensia Evindonta, Dwi Laila, Siti Laelatul, Yola Citra atas semangat, motivasi, doa, dan kebersamaan terindah yang telah diberikan.

10.Sahabat hatiku tercinta “Mamas” yang selalu menyemangati dan menemaniku dalam susah maupun senang, dan selalu menghiburku.

11. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Pendidikan Matematika angkatan 2011 atas motivasi, persahabatan, semangat, doa, dan kebersamaanya selama ini. 12. Kakak tingkat angkatan 2008, 2009, dan 2010 serta adik tingkat angkatan

2012, 2013, dan 2014 atas kebersamaannya.

(17)

14. Sahabat-sahabat KKN Pekon Hujung dan PPL MTs Darussholihin: Fitayah Ramdhani, Fiya Sholatunnisa, Siti Nurhasanah, Ani Sulistiani, Lia, Nana Susanti, Sandi, Andre Faysol, Oka, Kakak Septian Dwi Cahyo, dan Bapak Ajroni S,Pd atas semangat, kebersamaan, dan kasih sayang yang kalian berikan.

15. Siswa-siswi MTs/Ma Darussholihin dan SMP Negeri 1 Pagelaran. 16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis,

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sudah ada sejak adanya peradaban yang diawali dengan proses kependidikan dalam lingkup yang masih terbatas. Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan zaman maka diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa. Ketiga hal tersebut akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berlomba dalam mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan menjadi semakin penting yang pada akhirnya menjadikan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan.

Pengertian pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(19)

2 kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna lebih luas. Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dirumuskan sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab.

Dari rumusan tujuan pendidikan nasional kita dapat menyimpulkan bahwa manusia yang ingin dihasilkan dari sistem pendidikan di Indonesia adalah manusia yang mumpuni, yang mampu menjawab tantangan zaman namun tetap berakar pada nilai-nilai moral yang dianut oleh bangsa Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam membangun manusia seutuhnya.

(20)

3 matematika yang selalu diajarkan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. Hal tersebut memberi arti bahwa matematika merupakan ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya. Untuk itu pelajaran matematika merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan proses pembelajarannya untuk memperoleh hasil belajar yang baik yaitu siswa dapat memahami materi yang diberikan.

Tujuan pembelajaran matematika di Indonesia yang tercantum dalam Buku Standar Isi SMP (2006: 148) adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan matematis. Kemampuan yang dimaksud antara lain yaitu kemampuan memahami konsep matematika, kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, kemampuan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, dan kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memerjelas masalah.

(21)

4 komunikasi matematis masuk dalam standar proses pembelajaran yang harus dikuasai oleh setiap siswa agar dapat meningkatkan hasil belajarnya.

(22)

5 berdasarkan pemikiranya sendiri. Rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia dibidang matematika memungkinkan terjadi karena kurangnya kemampuan komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan oleh guru untuk lebih memperhatikan pengembangan kemampuan komunikasi siswa dalam proses pembelajaran matematika di sekolah.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa di Indonesia. Kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP Negeri 1 Pagelaran juga perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dari penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu dengan mengambil data ujian akhir semester ganjil siswa kelas VII-A dan VII-J, data menunjukan bahwa lebih dari 50% niai siswa kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dengan KKM pembelajaran matematika kelas VII di SMP Negeri 1 Pagelaran yaitu lebih dari atau sama dengan 68.

Model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru di SMP Negeri 1 Pagelaran adalah model pembelajaran langsung dengan metode tanya jawab. Model ini hanya dapat memberi kesempatan kepada siswa yang aktif di kelas untuk mengembangkan kemampuan komunikasinya dan akan berdampak sebaliknya bagi siswa yang tidak aktif di kelas. Untuk itu dalam pembelajaran perlu diterapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa secara menyeluruh.

(23)

6 komunikasi matematis siswa. Oleh karena itu setiap siswa perlu diberikan kesempatan untuk berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan yang lain. Sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa dapat ditingkatkan dengan pendekatan pembelajaran yang membuat setiap siswa lebih mudah mengkomunikasikan hasil-hasil pemikiran yang dimiliki dalam bentuk lisan dan tulisan.

(24)

7 lebih baik dibandingkan peningkatan kemampuan komunikasi matematis melalui pembelajaran langsung.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, diduga penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui penerapan pembelajaran dengan pendekatan realistik pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran.

B. Rumusa Masalah

Berdasarkan latar belakang tesebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan pembelajaran dengan pendekatan realistik mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa?”.

Agar permasalahan menjadi lebih jelas, maka rumusan masalah tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian yaitu “Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik?”

C. Tujuan Penelitian

(25)

8

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi mengenai pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dan hubungannya dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

Pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga mempengaruhi tingkat pola pikir dalam menyelesaikan suatu masalah yang pada akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, dapat memberdayakan guru matematika sekaligus memberikan inovasi baru dalam pembelajaran matematika di kelas, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah terutama dalam pembelajaran matematika, serta diharapkan dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik sekaligus dapat mempratikkan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan dalam pembelajaran matematika bagi peneliti.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Peningkatan dalam hal ini merupakan perubahan yang ditimbulkan dari penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa.

(26)

9 proses matematika yang mereka pelajari. Kemampuan komunikasi matematis yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah komunikasi tertulis. Hal ini dilihat melalui kemampuan siswa dalam:

a. Mengemukakan masalah dan menyatakan solusi masalah melalui bahasa matematika.

b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik secara tulisan. c. Menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat.

(27)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Komunikasi Matematis

Secara umum, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Umar (2012: 6) kemampuan komunikasi matematis siswa adalah bagaimana siswa mengomunikasikan ide-idenya dalam usaha memecahkan masalah yang diberikan guru, berpartisipasi aktif dalam diskusi, dan mempertanggung jawabkan jawaban mereka terhadap masalah. Dengan demikian melalui komunikasi siswa dapat dengan bebas menyampaikan pemikiran-pemikiran, ide-ide yang mereka peroleh serta siswa menjadi lebih mudah dalam memahami dan menyelelesaikan masalah matematika. Sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi hal yang sangat penting untuk ditingkatkan.

(28)

11 keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Surakhmad (1980: 25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan, ujian atau tes tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam me-nentukan keberhasilan siswa. Furchan (1982: 256) menyatakan bahwa tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Skor yang didasarkan pada sampel yang representatif dari tingkah laku pengikut tes itu merupakan indikator tentang seberapa jauh orang yang dites itu memiliki karakteristik yang sedang diukur. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat ukur hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dicapai siswa setelah pembelajaran berdasarkan pencapaian indikator yang telah ditentukan. Untuk mengemangkan kemampuan komunikasi matematis siswa Darkasyi dkk (2014: 29) dalam penelitiannya terhadap materi himpunan menggunakan contoh soal yang salah satunya yaitu dalam mendefinisikan himpunan, menentukan anggota dan bukan anggota himpunan. Berikut adalah contoh masalah yang digunakan:

Nyatakan anggota kumpulan di bawah ini!

a. Kumpulan siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe kelas VII1, yang memakai

kacamata.

b. Kumpulan buah yang lezat. c. Kumpulan alat dapur.

d. Kumpulan bunga yang indah

e. Kumpulan makanan yang dijual di kantin.

Manakah kumpulan di atas yang sulit ditentukan anggotanya?Mengapa?

(29)

12 kemampuan komunikasi matematis menurut Latifah (2011: 21) adalah: (1) Menyatakan situasi, gambar, diagram ke dalam bahasa, simbol, ide, model matematika; (2) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematik; (3) Memberikan penjelasan ide, konsep, atau situasi matematika dengan bahasa sendiri dalam bentuk tulisan matematika. Selanjutnya pencapaian siswa dalam kemampuan komunikasi matematis, menurut National Center Teaching Mathematics(2003: 2), dapat dilihat dan diukur dari indikator berikut:

a. Communicate their mathematical coherently and clearly to peers, faculty, and others.

b. Use the language of mathematics to express ideas precisely. c. Organize mathematical thinking through communication.

d. Analyze and evaluate the mathematical thinking and straregies of others.

Dari kutipan tersebut dapat diartikan bahwa indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dapat berupa mengomunikasikan pemikiran matematis mereka secara jelas kepada rekan-rekannya yang lain, menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-idenya secara tepat, mengorganisasi pemikiran matematisnya melalui komunikasi, dan menganalisis serta mengevaluasi pemikiran dan strategi matematis orang lain.

(30)

13

B. Pendekatan Matematika Realistik

Menurut Suryani (2012: 5) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Rusman (2012: 380) menyatakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.

(31)

14 yang pasti siswa juga mengalami dalam kehidupan sehari-harinya. Melakukan pembelajaran dengan melalui pendekatan seperti ini pasti akan lebih evektif dan menyenangkan ketimbang guru hanya bertindak sebagai penceramah.

Salah satu pendekatan yang memang merujuk pada kenyataan dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan matematika realistik. Pendekatan realistik yaitu suatu pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa dengan menampilkan hal-hal yang nyata yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Suharta (2006: 2) yang mengatkan bahwa pendekatan matematika realisik merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika yang harus dikaitkan dengan realita karena matematika merupakan aktivitas manusia. Hal ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Senada dengan ini, Zulkardi (2005: 2) mengemukakan dua pandangan penting tentang Freudenthal dalam pembelajaran matematika, bahwa “Mathematics must be connected to reality and mathematics as human activity” yang artinya yaitu pendekatan matematika realistik lebih menampilkan kepada model pembelajaran yang nyata berdasarkan kenyataan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

(32)

15 secara perlahan siswa dibimbing untuk mengembangkan pengetahuan matematika kearah yang lebih formal. Pembelajaran matematika dengan pendekatan relistik dapat membantu siswa dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang diberikan dengan menggunakan penalaran dan ide-ide yang ada dalam benak siswa itu sendiri sehingga siswa dapat perfikir kreatif dan kemudian menuntun mereka menemukan konsepnya sendiri.

(33)

16 realistik, siswa bergabung melakukan aktivitas-aktivitas seperti menjelaskan, menyetujui atau tidak menyetujui, bertanya dan sebagainya. Karkteristik selanjutnya yaitu berkaitan dengan topik pembelajaran lainnya. Artinya, pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik membutuhkan adanya keterkaitan dengan unit atau topik pembelajaran yang lain.

Dari karakteristik pendekatan matematika realistik yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan matematiak realistik siswa dituntut untuk membangun pengetahuan dari suatu masalah informal yang nyata melalui kegiatan aktif dalam belajar dan dibimbing oleh guru yang berperan sebagai fasilitator. Kemudian membawa masalah informal tersebut kedalam masalah yang formal dengan menggunakan bahasa matematika sehingga dapat di selesaikan dengan cara matematis.

Dengan demikian dapat pula disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan PMR menjadikan pemahaman siswa lebih berkembang karena proses pembelajaran yang baik. Dalam PMR guru tidak memberikan penjelasan materi terlebih dahulu akan tetapi pembelajaran dimulai dari masalah-masalah real bagi siswa, menekankan keterampilan, berdiskusi, dan berargumentasi dengan teman sekelas sehingga siswa dapat menemukan sendiri cara penyelesaian permasalahan sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

(34)

17 komunikasi siswa sangat mengutamakan siswa bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk membangun pemahaman matematis secara bersama-sama. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dalam rangka melakukan diskusi.

C. Pembelajaran Kooperatif

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan yang lainya dan kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kerjasama tersebut nampak dari adanya interaksi antara individu dalam suatu lingkungan. Proses pembelajaran yang menekankan pada kerjasama individu dalam suatu kelompok dikenal dengan istilah pembelajaran kooperatif.

(35)

18 Suryani (2012: 83) menyatakan bahwa ada banyak keuntungan dengan penerapan pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenal sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan

c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

d. Memungkinkan terbentuknya dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komintmen.

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois. f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga dewasa.

g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan daan dipraktikan.

h. Meningkatkan rasa percaya kepada sesama manusia.

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagain perspektif.

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemam puan, jenis kelamin,normal atau cacat yang dirasakan lebih baik.

(36)

19

D. Kerangka Pikir

Penelitian tentang peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan komunikasi siswa.

Pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik merupakan pembelajaran yang menampilkan masalah berdasarkan kenyataan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik, siswa dituntut untuk membangun pengetahuan dari suatu masalah nyata melalui kegiatan aktif dalam belajar dan dibimbing oleh guru.

(37)

20 Selanjutnya siswa diberi kebebasan dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan dengan pemikiranya seendiri. Kemudian siswa dibibimbing untuk mengemukakan atau mempersentasikan hasil pemikiran mereka di depan kelas, guru membantu mengarahkan siswa untuk mengaitkan hasil pemiikiran siswa dalam memecahkan masalah dengan materi yang diberikan sehingga siswa mampu memecahkan masalah lainnya dengan aturan matematika secara tepat. Pada tahapan ini, kemampuan komunikasi matematis siswa terutama indikator mengevaluasi dan menganalisis serta menyelesaikan masalah matematika dapat ditingkatkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka diharapkan penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

E. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VII semester genap SMPN 1 Pagelaran tahun pelajaran 2014-2015 memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum 2013. 2. Pembelajaran yang diterapkan sebelum penelitian bukan merupakan

pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik.

(38)

21

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir dan anggapan dasar yang telah disebutkan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotes Umum

Pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran. 2. Hipotesis Khusus

(39)

22

III. METODE PENELITIAN

A.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran yang terbagi dalam sepuluh kelas yaitu kelas VII-A sampai dengan kelas VII-J. Berdasarkan keterangan dari guru mitra, di SMP Negeri 1 Pagelaran tidak terdapat kelas unggulan, karena siswa dibagi ke dalam kelas-kelasnya secara acak tanpa mengelompokan siswa yang berprestasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik cluster sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan pilihan yang diberikan secara langsung. Kemudian dari pemilihan yang dilakukan, terpilihlah kelas VII-I dengan jumlah 32 siswa yang terdiri dari 18 laki-laki dan 14 perempuan sebagai kelas eksperimen.

B.Desain Penelitian

(40)

23 penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Control Design. Pada penelitian ini, akan diberikan pretest sebagai tes kemampuan awal komunikasi matematis siswa. Soal pretest yang digunakan memiliki indikator komunikasi matematis yang sama dengan soal posttest, namun materi yang digunakan pada soal pretest dan postest berbeda. Soal pretest yang digunakan adalah materi yang telah dipelajari siswa dan berkaitan dengan materi yang akan diujikan pada soal posttest dengan reabilitas sangat tinggi, berkriteria daya pembeda yang sama yaitu baik dan sedang serta memiliki kriteria tingkat kesukaran yang sama pula yaitu mudah dan sedang. One Group Pretest-Postest Control Design menurut Fraenkel dan Wallen (1993: 246) merupakan desain yang digunakan dalam penelitian pada 1 (satu) kelas eksperimen (E) yang akan diberikan 3 (tiga) perlakuan yaitu memberi tes kemampuan awal komunikasi matematis siswa (O1), kemudian memberi

perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik (X) dan terakhir adalah memberi tes kemampuan akhir komunikasi matematis siswa (O1).

C.Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

(41)

24

Tabel 3.1 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matemati

Skor Mengomunikasikan

(42)

25

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dengan bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah uraian karena dengan soal tipe ini langkah-langkah penyelesaian siswa yang mengandung indikator kemampuan komunikasi matematis dapat terlihat dengan jelas sehingga data tentang kemampuan komunikasi matematis siswa dapat diperoleh. Materi yang diujikan dalam penelitian ini adalah pokok bahasan Aritmatika Sosial. Dalam penelitian ini, tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes kemampuan awal (pretest) dan tes kemampuan akhir (posttest) dengan indikator yang sama tetapi materi materi yang diujikan berbeda. Pada pretest, peneliti menggunakan materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PLSV), sedangkan posttest peneliti menggunakan materi Aritmatika Sosial. Terpilihnya kedua materi tersebut dikarenakan kedua materi tersebut masih saling berkaitan.

(43)

26

1. Validitas Isi

Validitas yang digunakan penelit dalam penelitian inii adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang didasarkan atas kerepresentatifan pengukuran. Menurut Arikunto (2010: 67), sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Cara mengetahui validitas isi dari tes komunikasi matematis siswa adalah dengan cara membandingkan isi dari tes komunikasi matematis siswa dengan indikator komunikasi matematis yang telah ditentukan.

(44)

27 hasil uji coba kemudian diolah menggunakan bantuan Software microsoft excel untuk mengetahui realibilitas tes, daya pembeda, dan indeks kesukaran butir soal. 2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu tes berhubungan dengan kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang mesti diukur dan seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2010: 86). Bentuk soal tes yang akan diujicobakan kepada siswa berupa soal tes tipe uraian. Menurut Arikunto (2010: 109) untuk mencari koefisien reliabilitas soal tes tipe uraian menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan sebagai berikut:

11 =

r11 : koefisien reliabilitas instrumen (tes)

n : banyaknya butir soal

2

i

 : jumlah varians skor tiap-tiap item

t

 2

: varians skor total

(45)

28

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteria 0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Cukup

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan reliabilitas soal yang telah diujicobakan dan disajikan pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7. Hasil perhitungan reliabilitas soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1 dan Lampiran C.3. 3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai ke siswa yang memperoleh nilai terendah. Setelah itu, diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).

Arikunto (2011:213), rumus untuk menghitung daya pembeda adalah:

= −

Keterangan :

DP : Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

(46)

29 IA : Skor maksimum butir soal yang diolah

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang terte-ra dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Interpretasi

Negatif ≤ DP ≤ 0,00 Sangat buruk

0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk

0,20 < DP ≤ 0,30 Cukup baik, perlu direvisi

0,30 <DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

Dalam penelitian ini, butir soal yang digunakan adalah butir soal dengan nilai daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,2. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh daya pembeda butir item soal yang telah diujicobakan disajikan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6. Hasil perhitungan daya pembeda butir item soal selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2 dan C.4.

5. Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut:

� = �

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

(47)

30 Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008:372) yang tertera pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi interpretasi sukar, sedang, dan mudah. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh tingkat kesukaran butir soal yang disajikan pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran C.2 dan Lampiran C.4.

Setelah dilakukan analisis reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal tes kemampuan awal komunikasi matematis diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba dan kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.5, sedangkan hasil tes uji coba soal tes kemampuan akhir komunikasi matematis siswa disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Tes Kemampuan Awal

No. Soal

Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan

(48)

31 sehingga dapat dikatakan bahwa soal tes kemampuan awal telah layak untuk digunakan mengumpulkan data.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Tes Kemampuan Akhir No.

Soal

Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kesimpulan

1 soal memiliki reliabilitas sangat tinggi. Soal telah dinyatakan valid dan memenuhi reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran yang ditentukan, maka soal tes kemampuan akhir komunikasi matematis sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data.

E.Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(49)

32

2. Lembar Kerja Kelompok (LKK)

LKK yang diberikan kepada siswa dalam penelitian kali ini disusun dengan rumusan permasalahan yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. LKK digunakan untuk mengetahui bagaimana cara siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika.

F. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan

a. Melaksanakan penelitian pendahuluan.

b. Membuat bahan ajar, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen penelitian.

c. Menguji coba instrumen penelitian kemudian merevisi instrumen penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengadakan pretest pada kelas eksperimen.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan realistik pada kelas eksperimen.

c. Mengadakan posttest pada kelas eksperimen. 6. Tahap Pengolahan Data

a. Mengumpulkan data.

(50)

33

G.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis, penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap pelaksanaan. Prosedur yang dilalui pada tahap pendahuluan meliputi:

1. Melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah yang akan ditentukan sebagai populasi penelitian, melihat kondisi sekolah dan memilih sampel penelitian serta melihat kemampuan siswa dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut.

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi Arutmatika sosial untuk kelas sampel.

3. Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) sebagai bahan ajar untuk kelas sampel.

4. Membuat instrumen tes awal dan tes akhir kemampuan komunikasi matematis siswa beserta penyelesaian dan aturan penskorannya.

5. Melakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran terhadap instrumen tes awal dan tes akhir yang telah dibuat..

Selanjutnya prosedur pada tahap pelaksanaan meliputi:

1. Pemberian tes kemampuan awal pada kelas sampel untuk melihat kemampuan awal komunikasi matematis siswa.

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik pada kelas sampel dengan materi Aritmatika Sosial sebagai materi yang disajikan pada kegiatan pembelajaran.

(51)

34 4. Pengumpulan, pengolahan data penelitian, analisis data dan penarikan

kesimpulan.

H.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan realistik di kelas eksperimen adalah data kuantitatif yang terdiri dari nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa. Dari tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh nilai kemampuan awal komunikasi matematis dan nilai kemampuan akhir komunikasi matematis.Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terhadap data kuantitatif dari kelas eksperimen yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari data populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak berdasarkan data skor rata-rata aktivitas sampel.

a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf Kepercayaan

(52)

35

c. Statistik Uji

Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut:

�ℎ� ��2 =

( )2

� �=1

Keterangan:

�= frekuensi pengamatan (observasi) �= frekuensi yang diharapkan (expectation) = banyaknya pengamatan

d. Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika �ℎ� ��2 �2 .

Dalam penelitian ini, uji Chi Kuadrat menggunakan Software Microsoft Excel 2007. Hasil uji normalitas data penelitian disajikan dalam Tabel 3.7 dan data selengkapnya pada Lampiran C.7 dan C8.

Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Penelitian

Sumber Data Banyak Siswa χ

2

ℎ� �� χ2 � Ho Kemampuan Awal

Komunikasi Matematis 32 6,51 7,81 Diterima Kemampuan Akhir

Komunikasi Matematis 32 5,82 7,81 Diterima

(53)

36

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data memiliki variansi yang homogen atau tidak.

a. Hipotesis

H0: �12 = �22 (varians kedua populasi homogen)

H1: �12 �22 (varians kedua populasi tidak homogen)

b. Taraf Kepercayaan

Taraf Kepercayaan pada penelitian ini adalah α= 0,05.

c. Statistik Uji

Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan bantuan Software Microsoft Excel 2007. Uji homogenitas dilakukan pada data yang berdistribusi normal. Pada penelitian ini, data yang berdistribusi normal adalah data awal dan akhir kemampuan komunikasi siswa. Sehingga, data yang lainnya tidak perlu diuji homogenitasnya. Hasil uji homogenitas disajikan pada Tabel 3.8 dan data selengkapnya disajikan pada Lampiran C.9.

Tabel 3.8 Uji Homogenitas Variansi Populasi

(54)

37

Berdasarkan hasil uji homogenitas, nilai Fhitung < 1/2�(�1−1 ,�2−1).. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari kedua kelompok populasi dengan varians yang homogen.

Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji hipotesis. Adapun penjelasan dari uji hipotesis adalah sebagai sebagai berikut.

Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Pada penelitian ini, data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka dilakukan uji t untuk menguji kesamaan dua rata-rata. a. Hipotesis

H0: μ1 = μ2, ( kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan realistik.sama dengan kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik )

H1: μ1 > μ2, ( kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan realistik.lebih tinggi dari kemampuan komunikasi matematis siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik )

b. Taraf Kepercayaan

Taraf Kepercayaan pada penelitian ini adalah α= 0,05.

c. Statistik Uji

(55)

38

n1 = banyaknya siswa yang mengikuti tes kemampuan awal

n2 = banyaknya siswa yang mengikuti tes kemampuan akhir

s12 = varians sebelum pembelajaran dengan pendekatan realistik s22 = varians setelah pembelajaran dengan pendekatan realistik

s2 = varians gabungan d. Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah: terima H0 jika < 1−� , (1−�) didapat dari

distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2).

(56)

47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa pebelajaran dengan pendekatan realistik dapat meningkatnkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 1 Pagelaran. Kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik lebih tinggi dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik.

B.Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut.

1. Kepada guru, dalam upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis, disarankan untuk menggunakan pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika di kelas.

(57)

48

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Anisa, Witri Nur.2014. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Untuk Siswa SMP Negeri Di Kabupaten Garut. Jurnal Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 No. 1.Tersedia:http//download.portalgaruda.org/ [29 juli 2015]

BSNP.2006.Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menegah. Tersedia:http://matematika.upi.edu [27 Januari 2015]

Darkasyi, Muhammad dkk.2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi

Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe.

Tersedia:http://www.jurnal.unsyiah.ac.id [04 Febuari 2015]

Depdiknas.2003.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas

Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E.2008.How to Design and Evaluate research in Education. New York: McGraw-Hill.

Husna, Raudatul.2014.Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa SMP Kelas VII Langsa. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2. Tersedia:http.digilib.unimed.ac.id [29 juli 2015]

Latifah.2011.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Match Mine Terdapat Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa.

Tersedia:http://repository.uinjkt.ac.id [27 Januari 2015]

Napitupulu, Ester Lince.2012.Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun. Tersedia:http://edukasi.kompas.com [27 Januari 2015]

(58)

49 Puspaningtyas, Nicky Dwi.2012.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa.(Skripsi). Lampung: Unila. Tidak diterbitkan.

Roestiyah, N.K. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Ruseffendi. 1994. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta

Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Rusman.2012.Model-model Pembelajaran Mengembengkan Profesionalisme Guru (Edisi ke 2).Jakarta: Rajawali Pers

Slavin.2009.Metode Pembelajaran Kooperatif.

Tersedia:http://ipotes.wordpress.com (20 Desember 2014)

Sudijono, Anas.2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung: PT. Tarsito

Suherman, Erman dkk.2001.Strategi Pembelajaran Kontemporer.Bandung: FPMIPA Upi

.2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: IMSTEP

Suharta, I Gusti Putu.2006.Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana?. Tersedia:.www.depdiknas.go.id [27 Januari 2015]

Surakhmat, Winarno.1980.Interaksi Belajar Mengajar.Bandung: Jemmars. Suryani, Nunuk & Leo Agung.2012.Strategi Belajar Mengajar.Yogyakarta:

Penerbit Ombak

Umar, Wahid.2012.Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran Matematika. Dalam Infinity: Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung Vol. 01 No. 01.

Tersedia:http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.id [20 Desember 2014] Widjajanti, Bondan D. 2010. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi

Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah. [Online].

Tersedia:http://staff.uny.ac.id [13 Januari 2015].

Yosmarniati.2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik.

(59)

50 Zulkardi.2003.How to Design Mathematics lessons based on the Realistic

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Penyekoran Tes Kemampuan Komunikasi Matemati
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

mengenai ruang lingkup motivasi menurut para ahli dan indikator motivasi menurut Makmun (2009) yang diteliti sebagai variabel terikat dalam penelitian ini,

Selain tampilan antar muka yang dibuat semenarik mungkin, aplikasi ini menampilkan pencarian kata dalam bahasa Indonesia dengan lebih mudah dan cepat, sehingga dapat

antara personal hygiene habits dengan kejadian fluor albus patologis pada santri Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Q yang berarti semakin buruk personal hygiene habits

c) Multikulturalisme, adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan

Peran Kelompok Belajar Usaha (KBU) di PKBM Bina Mandiri Cipageran dalam pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Melong kiranya menjadi sangat penting dan stategis

[r]

It came out that leaders of the various groups would need capacity building in leadership, hence the need to conduct a training workshop to cover such areas related to leadership

Hal ini berarti uang dari pidana denda yang dibayarkan oleh korporasi pelaku pembuangan limbah B3 harus disetor ke kas negara dan pencairanya untuk pemulihan lingkungan