• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KOMPLEKSITAS STRUKTUR PRODUK TERHADAP UKURAN LOT OPTIMUM DALAM PENJADWALAN PRODUK MULTILEVEL (Studi terhadap Struktur Produk 4 Level dengan Jumlah Item Maksimum dalam Tiap Level adalah 5 Unit).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH KOMPLEKSITAS STRUKTUR PRODUK TERHADAP UKURAN LOT OPTIMUM DALAM PENJADWALAN PRODUK MULTILEVEL (Studi terhadap Struktur Produk 4 Level dengan Jumlah Item Maksimum dalam Tiap Level adalah 5 Unit)."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Burbidge (1971) mendefinisikan penjadwalan sebagai

penggambaran mengenai kapan dan dimana setiap operasi

yang diperlukan dalam pembuatan suatu produk harus dilakukan. Selain itu, pada penjadwalan juga ditentukan

waktu dimulainya dan atau selesainya suatu kegiatan atau operasi sesuai dengan prosedur.

Lestianingsih (2008) dalam penelitiannya di

Laboratorium Sistem Produksi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, melakukan penelitian secara literatur

dengan topik yang sama terhadap penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini. Pada penelitian

tersebut, penjadwalan dilakukan terhadap struktur

produk yang memiliki 2, 3, 4, dan 5 level dengan jumlah item pada tiap level adalah 1 unit. Jumlah item yang

diproduksi adalah 24 unit, dengan ukuran lot 24, 12, 8, 6, dan 4 unit. Melalui hasil analisis akhir, diperoleh

kesimpulan bahwa ukuran lot optimum pada tiap bill of

material berbeda. Jadi, perbedaan level dalam bill of

material dapat menyebabkan perbedaan ukuran lot optimum

dalam suatu penjadwalan.

Sari (2008) melakukan penjadwalan terhadap 20 unit

produk dengan menggunakan ukuran lot 20, 10, 5, 4, dan 2 unit. Penelitian ini mengambil bagian pada struktur

(2)

10

Melalui hasil analisis akhir, diperoleh kesimpulan bahwa ukuran lot optimum pada tiap bill of material

berbeda. Jadi, perbedaan jumlah item dalam suatu bill

of material dapat menyebabkan perbedaan ukuran lot

optimum dalam suatu penjadwalan.

Sari (2008) melakukan penjadwalan terhadap 30 unit produk dengan menggunakan ukuran lot 15, 10, 6, dan 5

unit. Penelitian ini mengambil bagian pada struktur

produk yang memiliki 2 level, dengan jumlah item maksimal dalam tiap level adalah 5 unit. Melalui hasil

analisis akhir, diperoleh kesimpulan bahwa rasio waktu setup dan waktu run relatif tidak berbeda, sehingga lot

optimum antar bill of material relatif tidak berbeda.

Jadi, perbedaan jumlah komponen dalam level yang sama tidak mempengaruhi ukuran lot optimum dalam

penjadwalan.

Carolina (2008) melakukan penelitian terhadap

struktur produk yang memiliki 3 level dengan jumlah

item maksimal dalam tiap level adalah 3 unit. Item yang

diproduksi sebanyak 32 unit, dengan menggunakan ukuran

lot 4, 8, 16, dan 32 unit. Melalui hasil analisis akhir, diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat

perbedaan signifikan antara kompleksitas struktur

produk dengan ukuran lot optimum.

Hapsari (2008) melakukan penelitian terhadap

struktur produk yang memiliki 3 level dengan jumlah item maksimal dalam tiap level adalah 4 unit. Item yang

diproduksi sebanyak 30 unit, dengan menggunakan ukuran lot 5, 6, 10, 15, dan 30 unit. Melalui hasil analisis

(3)

11

produk dengan ukuran lot optimum. Jadi, perbedaan jumlah item dalam suatu bill of material tidak

mempengaruhi perbedaan ukuran lot optimum.

Yanti (2008) melakukan penjadwalan terhadap 28 unit produk dengan menggunakan ukuran lot 4, 7, 14, dan

28 unit. Penelitian ini mengambil bagian pada struktur produk yang memiliki 4 level, dengan jumlah item

maksimal dalam tiap level adalah 3 unit. Melalui hasil

analisis akhir, diperoleh kesimpulan bahwa rasio antar struktur produk tidak berbeda. Kompleksitas struktur

produk berupa jumlah item penyusun dalam bill of material tidak mempengaruhi rasio optimum, sehingga

tidak ada perbedaan signifikan antar kompleksitas

struktur produk dengan ukuran lot optimum.

Callista (2009) melakukan penjadwalan terhadap 18

unit produk dengan menggunakan ukuran lot 3, 6, 9, dan 18 unit. Penelitian ini mengambil bagian pada struktur

produk yang memiliki 5 level, dengan jumlah item

maksimal dalam tiap level adalah 3 unit. Melalui hasil analisis akhir, diperoleh kesimpulan bahwa tidak

terdapat perbedaan signifikan antara kompleksitas struktur produk dengan ukuran lot optimum yang

diperoleh. Namun, perbedaan jumlah item dalam suatu

bill of material mempengaruhi perbedaan ukuran lot

optimum.

Hermawan (2009) melakukan penjadwalan terhadap 18 unit produk dengan menggunakan ukuran lot 3, 6, 9, dan

18 unit. Penelitian ini mengambil bagian pada struktur produk yang memiliki 5 level, dengan jumlah item

(4)

12

H0, yang artinya ukuran lot yang digunakan dalam

penjadwalan dapat mempengaruhi makespan. Hasil analisis

ukuran lot tidak berbeda secara signifikan, menunjukkan

bahwa kompleksitas struktur produk tidak berpengaruh terhadap makespan minimum. Jumlah unit penyusun dalam

tiap bill of material tidak berpengaruh pada makespan minimum.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis kali ini,

merupakan penelitian secara literatur seperti halnya dengan beberapa penelitian diatas. Penelitian ini

memiliki tujuan yang sama, yakni mengetahui pengaruh ukuran lot optimum dalam menghasilkan makespan minimum

pada suatu penjadwalan dan pengaruh kompleksitas

struktur produk terhadap ukuran lot optimum dalam menghasilkan makespan minimum. Perbedaan penelitian

yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada struktur produk

yang memiliki 4 level, dengan jumlah item maksimal

dalam tiap level sebanyak 5 unit. Penelitian ini melakukan penjadwalan terhadap 28 unit produk dengan

menggunakan ukuran lot 28, 14, 7, 4, dan 2 unit.

Referensi

Dokumen terkait

Seterusnya, menurut Hashim dan Yaakub (2003) dalam penerbitan mereka mengenai mengenali personaliti dan psikologi, ada menyatakan bahawa pembelajaran dan personaliti tidak

Dapat dikatakan bahwa karakteristik ilmu atau materi di dalam pendidikan agama dan keagamaan bersifat “multi-interaktif” yaitu interaksi atau keterkaitan ilmu tersebut tidak

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa proses produksi untuk tahun 2007 mampu memberikan nilai tambah dalam penggunaan input totalnya, sedangkan untuk tahun 2008 tidak

Seiring dengan perkembangan teknologi dan dalam rangka memberikan kemudahan kepada pengguna jasa dalam mendapatkan informasi, maka diperlukan suatu layanan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian- penelitian yang bermanfaat bagi

● Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan ini mengenai Menganalisis Demokrasi Pancasila di Indonesia pada masa.

Skripsi ini berjudul Pengaruh Kematangan Sosial Terhadap Kesiapan Belajar Anak TK PGRI 2 Karangsari Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara Semester Genap Tahun

[r]