SKRIPSI
MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK
INDONESIA
OLEH : MONA PRATIWI S
090503263
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Mekanisme Good Corporate Governance
(GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Januari 2013
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN UKURAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh good corporate governance (GCG), kinerja keuangan, corporate social responsibility
(CSR), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011. Ada 7 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tobins Q sebagai variabel dependen dan Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Desain dalam penelitian ini bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 31 perusahaan-perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada
tingkat 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
MECHANISM OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL PERFORMANCE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, AND FIRM SIZE OF THE FIRM VALUE AT BANKING
FIRMS ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), financial performance, corporate social responsibility (CSR), and firm size on corporate value at banking firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2009 – 2011. There are 7 variables used in this research that Tobins Q as dependent variable and Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size as independent variables. Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are banking firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 31 firms.
Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 12 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 17.
The research result simultaneously show that Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange. Partially Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memampukan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul
“Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate
Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang
tua penulis, Ayahanda Ir. Parluhutan Simarmata dan Ibunda Marulina Ambarita
yang telah banyak memberikan kasih sayang, bimbingan, saran, motivasi dan doa
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak DR. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs.
Hotmal Jafar, MM, Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Sekretaris Departemen Akuntansi
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing dan
dosen penasehat akademik yang telah banyak meluangkan waktu dalam
memberikan petunjuk, pengarahan, dan bimbingan dari awal hingga
selesainya skripsi ini.
5. Ibu Dra.Salbiah, M.Si., selaku dosen pembaca yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Adik-adik penulis Inton Prabowo Simarmata dan Hansel Purnomo Simarmata
yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak terbatas
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada teman-teman di
fakultas Ekonomi angkatan 2009 serta seluruh staf Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat
dijadikan acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata,
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Januari 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan ... 8
2.2 Good Corporate Governance (GCG) ... 12
2.2.1 Kepemilikan Institusional ... . 14
2.2.2 Komisaris Independen ... 15
2.3 Kinerja Keuangan ... 15
2.3.1 Return on Assets (ROA) ... 17
2.3.2 Return on Equity (ROE) ... 18
2.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ... 19
2.5 Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 20
2.6 Penelitian Terdahulu ... 21
2.7 Kerangka Konseptual ... 24
2.8 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ... 27
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 29
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.7 Teknik Analisis ... 30
3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 30
3.7.1.1 Uji Normalitas ... 30
3.7.1.2 Uji Multikolinieritas ... 31
3.7.1.3 Uji Autokorelasi ... 32
3.7.2 Uji Hipotesis ... 33
3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 34
3.7.2.2 Uji F... 34
3.7.2.3 Uji t ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 35
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 36
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 37
A. Analisis Grafik ... 37
B. Uji Statistik ... 39
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 40
4.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 41
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 42
4.1.3 Uji Hipotesis ... 44
4.1.3.1 Uji Determinasi (R2) ... 44
4.1.3.2 Uji F ... 45
4.1.3.3 Uji t ... 46
4.1.3.4 Analisi Regresi Berganda ... 49
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan ... 51
4.2.2 Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.. 51
4.2.3 Pengaruh CSR Terhadap Nilai Perusahaan ... 52
4.2.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Nilai Perusahaan ... 52
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 56
5.3 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 26
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 29
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 35
Tabel 4.2 Uji Statistik ... 39
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... . 41
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... . 42
Tabel 4.5 Uji Determinasi ... 44
Tabel 4.6 Uji F... 46
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... . 24
Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 38
Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ... . 38
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Populasi Penelitian ... 63
Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian ... 64
Lampiran 3 Tabel Perhitungan Kepemilikan Institusional ... 65
Lampiran 4 Tabel Perhitungan Komisaris Independen ... 66
Lampiran 5 Tabel Perhitungan Return on Assets (ROA) ... 67
Lampiran 6 Tabel Perhitungan Returnon Equity (ROE) ... 68
Lampiran 7 Tabel Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 69
Lampiran 8 Tabel Perhitungangan Corporate Social Responsibility (CSR) .... 71
Lampiran 9 Tabel Perhitungan Corporate Social Responsibility (CSR)... 72
Lampiran 10 Tabel Perhitungan Corporate Social Responsibility (CSR) ... 73
Lampiran 11 Tabel Perhitungan Ukuran Perusahaan (Firm Size) ... 74
Lampiran 12 Tabel Perhitungan BVE (Book Value Equity) ... 75
Lampiran 13 Tabel Perhitungan MVE (Market Value Equity) ... 76
Lampiran 14 Tabel Perhitungan Tobins Q ... 78
Lampiran 15 Hasil Analisi Statistik Deskriptif ... 80
Lampiran 16 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 81
ABSTRAK
MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KINERJA KEUANGAN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, DAN UKURAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh good corporate governance (GCG), kinerja keuangan, corporate social responsibility
(CSR), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 – 2011. Ada 7 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Tobins Q sebagai variabel dependen dan Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Desain dalam penelitian ini bersifat asosiatif kausal dengan menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang berjumlah 31 perusahaan-perusahaan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan diperoleh 12 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data penelitian dianalisis melalui uji regresi berganda yaitu uji F dan uji T pada
tingkat 5% (α = 0.05). Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 17.00.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Tobins Q di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
MECHANISM OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, FINANCIAL PERFORMANCE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, AND FIRM SIZE OF THE FIRM VALUE AT BANKING
FIRMS ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research aims to analyze how the influence of financial performance, good corporate governance (GCG), financial performance, corporate social responsibility (CSR), and firm size on corporate value at banking firms listed on the Indonesian Stock Exchange during 2009 – 2011. There are 7 variables used in this research that Tobins Q as dependent variable and Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size as independent variables. Design in this research is associative causal by using secondary data. The population of the research are banking firms listed on Indonesian Stock Exchange, amounting 31 firms.
Collecting samples are done using the purposive sampling – method and retrieved 12 firms that are to be sampled. The data research is analyzed by regression test that T – test and F – test at the level of significant 5 %. Data was analyzed using statistical data processing software, SPSS 17.
The research result simultaneously show that Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange. Partially Institutional Ownership, Independent Commisioners, return on assets (ROA), return on equity (ROE), CSR and firm size don’t have significant influence to Tobins Q banking firms at Indonesian Stock Exchange.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan
dengan cara meningkatkan kesejahteraan pemilik saham atau
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Peningkatan nilai perusahaan
dapat tercapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan baik untuk
mencapai laba yang telah ditargetkan. Melalui keuntungan yang diperoleh
maka perusahaan dapat mampu membagi dividen kepada para pemegang
saham untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mempertahankan nilai
perusahaan di masa yang akan datang (Dewi, 2012)
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan telah dilakukan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dilakukan
dengan penerapan good corporate governance (GCG) kedalam mekanisme
perusahaan. GCG adalah struktur, proses, budaya, dan sistem untuk
menciptakan kondisi operasional yang berhasil bagi suatu organisasi.
Tujuan GCG adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham
dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Penerapan GCG yang baik dapat
memberikan perlindungan yang efektif kepada pemegang saham dan
kreditor sehingga dapat meyakinkan bahwa mereka akan memperoleh
kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Sehingga perusahaan
Berkembangnya praktik-praktik dan penerapan GCG disebabkan
karena kebangkrutan perusahaan-perusahaan ternama di dunia, baik di
sektor keuangan maupun non keuangan, seperti Polly Peck, BCCL,
WordCom dan Enron di Amerika, Marconi di Inggris, Royal Ahold di
Belanda, HIH dan One-tel di Australia (Dewi, 2012). Di Indonesia pada
tahun 1997-1998 terjadi krisis moneter, yang diakibatkan karena buruknya
tata kelola perusahaan dan penerapan GCG sehingga dapat memperburuk
perekonomian di beberapa negara Asia. Oleh karena itu, mengembalikan
kepercayaan terhadap perekonomian oleh investor akan bergantung pada
perbaikan standar GCG yang merupakan stategi yang dilakukan dalam
manajemen perusahaan (Leng, 2004).
Perusahaan yang dikelola GCG seperti kepemilikan institusional dan
komisaris independen diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan Etty
(2009), Handoko (2010) dan Lastanti (2004). Yunita (2011) dan Praditia
(2010) berpendapat bahwa kepemilikan institusional dan komisaris
independen tinggi dapat menurunkan nilai perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan sangat penting bagi setiap perusahaan
karena tujuan serta hasil yang akan dicapai merupakan bagian dari
pengukuran nilai perusahaan. Penelitian mengenai kinerja keuangan dalam
hal ini return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Ulupui (2007), Yunita
(2011) dan Yuniasih dan Wirakusuma (2011) menyatakan bahwa ROA
(2010) juga menemukan bahwa ROA dan ROE berpengaruh positif pada
nilai perusahaan. Rimba (2010) menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Menurut Carningsih (2009) ROA berpengaruh
negatif pada nilai perusahaan dan ROE tidak berpengaruh pada nilai
perusahaan.
Adanya faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu
aktivitas dari Corporate Social Responsibility (CSR). Pentingnya diterapkan CSR karena tidak hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada para
pemegang saham (stakeholders) untuk dapat memperoleh profit yang besar,
tetapi perusahaan juga harus memiliki tanggung jawab sosial terhadap
stakeholders di lingkungan tempat perusahaan bekerja. Menurut Putri
(2007) dalam Untung (2008) CSR adalah janji perusahaan untuk dapat
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang lebih baik dengan
melihat tanggung jawab sosial perusahaan dan fokus pada aspek sosial,
ekonomis, dan lingkungan. Tujuan dalam melakukan bisnis tidak hanya
untuk mencari profit saja, tetapi menjaga lingkungan sekitar juga menjadi
tujuan dalam melakukan bisnis.
Di Indonesia CSR mulai diterapkan dan menjadi kesadaran
perusahaan untuk menjaga lingkungan dan tanggung jawab sosial
perusahaan, dimana telah diatur dalam UU Perseroan Terbatas No. 40
Tahun 2007 Pasal 74 yang menjelaskan bahwa perseroan/perusahaan dalam
menerapkan CSR di perusahaan maka pelanggan akan semakin banyak
sehingga mengakibatkan penjualan semakin meningkat dan keuntungan juga
semakin meningkat. Meningkatnya keuntungan (profit) maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, peranan CSR dalam
perusahaan sangat penting dalam meningkatkan nilai perusahaan yang
dilihat dari banyaknya pelanggan dan juga penjualan yang meningkat yang
dilakukan dengan aktivitas sosial di lingkungan masyarakat (Rimba, 2010 ;
Permanasari, 2010 ; Handoko, 2010).
Suranta dan Midiastuty (2004) mengatakan ukuran perusahaan
(FIRMSIZE) juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan, dimana jika perusahaan memiliki firmsize yang besar maka investor akan banyak
menginvestasikan sahamnya sehingga nilai perusahaan akan meningkat.
Dengan demikian, semakin tinggi ukuran perusahaan (firmsize) maka nilai perusahaan juga akan meningkat (Paranita, 2007 dan Yunita, 2011). Lain
hal dengan penelitian yang dilakukan oleh Khatab, et, al (2011) yang menyatakan bahwa firmsize berpengaruh negatif pada nilai perusahaan.
Penggunaan perusahaan perbankan yang tercatat di BEI dikarenakan
perusahaan perbankan merupakan hal terpenting bagi perekonomian di
Indonesia, khususnya pada tahun 1997-1998 akibat dari krisis moneter
dimana telah mengubah struktur permodalan pada perbankan yang ada di
Indonesia dan mengakibatkan jumlah bank di Indonesia semakin sedikit.
keuangan perbankan sangat diperlukan untuk dapat memberikan fasilitas
dan kebijakan pajak.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Praditia (2010),
Yunita (2011), Permanasari (2010), Paranita (2007), Handoko (2010).
Penulis melakukan penelitian berdasarkan keterbatasan dari penelitian yang
dilakukan oleh Rahadianti (2011) yang hanya menggunakan GCG sebagai
faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dan berdasarkan penelitian
Rimba (2010) yang memaparkan bahwa CSR salah satu variabel yang
mungkin baik untuk menilai sebuah perusahaan. Tetapi penulis berfokus
pasa analisis pengaruh yang dimiliki GCG, kinerja keuangan, CSR, dan
Ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dan menggunakan populasi
yang berbeda dari penelitian Rimba (2010) yaitu populasi berasal dari
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2011.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Institusional dan
Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang diproksikan pada ROA
dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial
terhadap Nilai Perusahaan?
2. Apakah GCG yang diproksikan pada Kepemilikan Institusional dan
Komisaris Independen, Kinerja Keuangan yang diproksikan pada ROA
dan ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan
terhadap Nilai Perusahaan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah GCG yang di wakili
oleh Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen, Kinerja
Keuangan yang di wakili dengan ROA dan ROE, CSR, dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh secara parsial maupun secara simultan pada nilai
perusahaan perbankan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
(2009-2011).
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor (pemegang saham), sebagai salah satu pertimbangan untuk
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi untuk penyempurnaan
penelitian selanjutnya yang bersifat sejenis, serta memberikan wawasan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nilai Perusahaan
Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang
saham. Nilai perusahaan terkait dengan pengelolaan bisnis, kebijakan,
kondisi lingkungan kerja, dan etika bisnis. Menurut Nurlela dan Islahuddin
(2008), “nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena dapat
memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga
saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin
tinggi kemakmuran pemegang saham”.
Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan
bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan “konsep penting bagi investor, karena merupakan
indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan”. Sedangkan
Wahyudi dan Pawestri (2006) menyebutkan bahwa nilai perusahaan
merupakan “harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai
perusahaan tersebut dijual”.
Ada tiga alasan mengapa nilai dari setiap bisnis akan dimaksimalkan
jika bisnis diorganisasikan sebagai suatu perseroan terbatas, yaitu antara lain
1. Kewajiban terbatas mengurangi risiko yang ditanggung oleh para
investor, dan, jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah risiko
perusahaan, maka semakin tinggi nilainya.
2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang
selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik
modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara lebih
mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak terinkorporasi, maka dapat
dengan lebih baik mengambil keuntungan dari peluang-peluang
pertumbuhan.
3. Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya
kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai
pada suatu “nilai pasar yang wajar”. Karena investasi pada saham dari
perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang serupa
di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan, maka hal ini juga
meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas.
Dari tiga alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor diatas
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat
nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi
keinginan semua pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang
tinggi menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran pemegang saham juga
tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya
bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus (Brigham dan
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan
dalam penilaian perusahaan, diantaranya (Suharli, 2006) adalah :
“a)pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio; b)pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas;
c)pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen;
d)pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e)pendekatan harga
saham; f)pendekatan economic value added (EVA)”.
Menurut Weston dan Copeland (2008:244) pengukuran nilai
perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio penilaian atau
rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling
menyeluruh untuk suatu perusahaan, rasio penilaian tersebut terdiri dari :
1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham
dengan nilai buku saham.
2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.
3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara
nilai pasar aset dengan nilai buku aset.
4. Market Value of Equity (MVE) yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah
ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas.
5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung
minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen
kas.
6. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai
PER = Price per Share / Earnings per Share.
7. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan
nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan
nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan.
Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam
penelitian ini adalah Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor
James Tobin (1976). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena
menunjukkan estimasi keuangan pasar saat ini tentang nilai hasil
pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini juga dipakai
untuk mendapatkan perkiraan yang akurat untuk nilai pasar dari aset
perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai efek yang telah dikeluarkan
perusahaan. Darmawati (2004) mengatakan bahwa “rasio ini memberikan
informasi yang baik, karena memasukkan unsur hutang, modal saham
perusahaan, dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan
bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham
ataupun kreditor”. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi
karena “semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan
mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut”
(Permanasari, 2010).
2.2 Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance (GCG) memiliki definisi dan pandangan yang berbeda dari setiap peneliti. Definisi GCG menurut OECD
(Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Struktur corporate governance menetapkan
distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam
suatu korporasi seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) (2001) pengertian GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternalnya lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.
Sedangkan tujuan GCG adalah menciptakan nilai tambah bagi para
pihak yang berkepentingan (stakeholders). GCG yang dilaksanakan dengan
baik oleh perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, yaitu “dengan
cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi segala
resiko yang dilakukan oleh dewan komisaris yang meningkatkan
Menurut CGPI (Corporate Governance Perception Index) (2008)
manfaat dari GCG untuk mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham akibat pendelegasian wewenangnya kepada
manajemen, menurunkan cost of capital sebagai dampak dikelolanya
perusahaan secara sehat dan bertanggung jawab, meningkatkan nilai saham
perusahaan, dan menciptakan dukungan stakeholders terhadap perusahaan
(lincese to operate).
GCG dilaksanakan dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara
internasional dan nasional. Prinsip-prinsip GCG ini diharapkan menjadi titik
rujukan bagi pemerintah dalam membangun framework bagi penerapan GCG. Ada enam prinsip-prinsip dasar penerapan GCG menurut OCED,
yaitu:
1. Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan Good
Corporate Governance (GCG) secara efektif (ensuring the basis for an
effective corporate governance framework).
2. Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan (the rights of shareholders and key ownership functions).
3. Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham (the equitable treatment of stakeholder).
4. Peranan the stakeholder dalam corporate governance.
5. Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan
(disclosure and tranparancy).
Good corporate governance (GCG) dapat di proksikan ke dalam
kepemilikan institusional dan komisaris independen (Praditia, 2010 ;
Yunita, 2011).
2.2.1 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional diukur sebagai persentase saham yang
dimiliki oleh lembaga yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan.
Adanya kepemilikan saham institusional dalam perusahaan dapat membantu
untuk meningkatkan pembiayaan jangka panjang dengan biaya yang
menguntungkan. Para investor institusional bertindak sebagai sumber utang
jangka panjang karena mereka bersedia memberi pinjaman kepada
perusahaan yang membutuhkan dana. Para investor institusional dapat
berfungsi sebagai “perangkat pemantauan yang efektif atas
keputusan-keputusan strategis perusahaan” (Hasan, 2009).
Menurut Praditia (2010) “institusi dengan investasi yang substansional
pada perusahaan dapat memperoleh insentif atau bonus yang besar untuk
dapat memantau manajer yang secara aktif melakukan abnormal accounting accrual sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan”. “Adanya pengelolaan laba yang baik dan efisien maka kepemilikan institusional yang
tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba, tetapi jika ada pengelolaan laba
yang buruk dan tidak efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi
2.2.2 Komisaris Independen
KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) (2006) mengatakan
bahwa “Komisaris independen merupakan pihak yang tidak mempunyai
hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali,
anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta dengan perusahaan itu
sendiri”. Tugas utama dari dewan komisaris adalah melakukan pengawasan
terhadap perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan tersebut oleh
direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan anggaran dasar serta
memberi nasihat kepada direksi.
“Komisaris independen memiliki peran penting bagi perusahaan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat independensi dewan
komisaris dapat mempengaruhi nilai perusahaan” (Handoko, 2009).
Menurut Darwis (2009) dalam Laila (2011), “adanya komisaris independen
yang berasal dari luar perusahaan diharapkan akan direaksi positif oleh
pasar (investor), karena kepentingan investor akan lebih dilindungi”.
2.3 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur dan
menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang
dicapai perusahaan. Alat ukur yang dipakai adalah laporan keuangan yang
mencakup rasio keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan
bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan
perusahaan (IAI, 2007).
Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengukur kinerja
keuangan, seperti mengelola organisasi, membantu karyawan dalam
mengambil keputusan, memberikan kegiatan pelatihan, dan menyediakan
umpan balik kepada karyawan untuk menilai kinerja mereka (Sucipto,
2003). Dari manfaat tersebut, maka dapat menunjukkan bahwa seorang
manajer harus dapat mengelola perusahaan sesuai dengan sasaran dan
perencanaan dimasa yang akan datang.
Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan
dapat dikelompokkan menjadi lima ruang lingkup (Brigham dan Houston,
2010), yaitu :
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan
aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.
2. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
3. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah
perusahaan mengatur asetnya atau hartanya.
4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kombinasi dari
pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.
5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan
Dari kelima rasio diatas yang berkaitan langsung dengan kepentingan
analisis kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas. “Rasio profitabilitas
dianggap dapat mencakup semua pengaruh dari aset dan diakui sebagai
indikator kunci dari kinerja keuangan sehingga dapat menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan” (Helfert, 2002). Oleh sebab itu rasio
profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang
saham dan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba dan dividen dimasa depan. ROA dan ROE dapat
digunakan sebagai “alat utama untuk menganalisis penilaian kinerja”
(Khatab,et,.al, 2011 ; Paranita , 2007 ; Suryono dan Prastiwi, 2011).
2.3.1 Return on Assets (ROA)
Menurut Mamduh dan Halim(2000:83) dalam Manalu (2009) ”Return On Assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan mengunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki
perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset
tersebut”. “Return on Assets (ROA) termasuk di dalam rasio profitabilitas karena ROA memberikan ide tentang bagaimana efisiennya manajemen
dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba” (Ang, 2007).
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena
tingkat pengembalian yang semakin besar. Keuntungan dari ROA
roa dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing
perusahaan; c) roa berguna untuk kepentingan perencanaan”.
2.3.2 Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan mengungkapkan berapa banyak perusahaan
menghasilkan uang dengan pemegang saham yang telah melakukan
investasi. “ROE digunakan untuk kinerja manajemen bank dalam mengelola
modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak” (Khatab,et,.al,
2011).
Return on Equity menunjukkan apakah manajemen meningkatkan
nilai perusahaan pada tingkat yang dapat diterima. Rasio ini berguna untuk
mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal. ROE
merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa dimana dapat mengukur
tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. “ROE tidak
mempunyai pengaruh terhadap return saham, hal itu disebabkan karena
investor dalam membeli saham tidak mempertimbangkan besar kecilnya
ROE“ (Raharjo, 2005).
Pada prinsipnya Corporate Social Responsibility (CSR) atau
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan memiliki definisi yang beragam sesuai
dengan visi dan misi masing-masing perusahaan. European Commision
berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility adalah sebuah konsep
dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan
para stakeholder berdasarkan prinsip kesukarelaan. Menurut ISO 26000,
dalam Solihin (2008) mengenai Guidance on Social Responsibility :
“Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab suatu perusahaan atas dampak dari berbagai keputusan dan aktivitas mereka terhadap masyarakat dan lingkungan melalui suatu perilaku yang terbuka dan etis, yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, memerhatikan ekspektasi para pemangku kepentingan, tunduk kepada hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma perilaku internasional dan diintegrasikan ke dalam seluruh bagian organisasi”.
Elkington (1997) dalam Solihin (2008), menyatakan bahwa CSR
dibagi menjadi tiga komponen yang dikenal dengan Triple Bottom Line, yaitu : “a) profit (keuntungan) ; b) people (masyarakat) ; c) planet
(lingkungan)”. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang
memiliki keberlanjutan dalam berusaha haruslah memperhatikan tiga
komponen tersebut. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan
umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudit (belum diaudit), dan
unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Darwin (2004)
dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa program-program CSR terbagi
1. Program ekonomi, yaitu program perusahaan yang melakukan
tindakan untuk terjun langsung di dalam masyarakat untuk
membantu memperkuat ketahanan ekonomi dan menjadikan
masyarakat yang tangguh dan mandiri.
2. Program lingkungan, yaitu program perusahaan yang bertujuan
untuk menjaga ekosistem dan lingkungan agar terjaga dari
kerusakan dan meminimalisir terjadinya polusi akibat dari aktivitas
perusahaan.
3. Program sosial, yaitu program perusahaan yang melakukan
kegiatan kedermawanan untuk membangun masyarakat dan
meningkatkan taraf hidup manusia. Di dalam program sosial ada
berbagai macam program yang dapat dijalankan oleh perusahaan,
pendidikan, dan pelayanan kesehatan umum.
2.5 Ukuran Perusahaan (Firm size)
Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan (Hasan, 2009). Jumlah karyawan, jumlah aset, jumlah penjualan,
dan kapitalisasi pasar merupakan proksi yang digunakan untuk mengukur
ukuran perusahaan. Ukuran Perusahaan berhubungan degan fleksibilitas dan
kemampuan untuk mendapatkan dana dan laba dengan melihat pertumbuhan
penjualan saham (Haruman, 2008). Menurut Guna dan Herawaty (2010)
dalam Sudarmadji dan Sularto (2007) jika perusahaan memiliki total aset
itu penjualan, perputaran uang, dan kapitalisasi pasar dalam perusahaan
tersebut semakin dikenal oleh masyarakat.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan nilai perusahaan telah banyak
dilakukan di dalam maupun luar negeri dengan karakteristik perusahaan
yang berbeda-beda dan hasil penelitian yang berbeda-beda pula.
Paranita (2007) menggunakan “5 variabel yaitu, insider ownership,
kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, dan nilai
perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa insider ownersip,
kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh
positif pada nilai perusahaan”.
Handoko (2010) menggunakan “5 variabel yaitu, ROA, ROE, CSR,
Komisaris Independen, dan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian tersebut
menyebutkan bahwa ROA dam ROE berpengaruh positif pada nilai
perusahaan, sedangkan CSR dan Komisaris Independen berpengaruh positif
pada nilai perusahaan”.
Permanasari (2010) menggunakan “4 variabel yaitu, kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusional, corporate governance responsibility, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa
kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif
pada nilai perusahaan, sedangkan corporate social responsibility
Praditia (2010) menggunakan “6 variabel yaitu, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas
auditor, manajemen laba, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut
menyebutkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
komisaris independen, kualitas auditor, tidak mempunyai pengaruh terhadap
manajemen laba dan nilai perusahaan”.
Yunita (2011) menggunakan “8 variabel yaitu, ROA, DER, DPR,
Kebijakan utang, Kebijakan deviden, Size, Komisaris independen, dan nilai
perusahaan. Hasil penelitia tersebut menyebutkan bahwa ROA, DER, DPR,
dan Size berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan kebijakan
utang, kebijakan deviden, komisaris independen berpengaruh negatif pada
[image:37.595.111.533.442.746.2]nilai perusahaan”.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti dan Tahun
Penelitian
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Paranita (2007) Analisis Pengaruh Inseder Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
X1 : insider ownership
X2 : kebijakan hutang X3 : ROA
X4 : ROE X5 : ukuran perusahaan
Y : nilai perusahaan
Insider ownership, kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, berpengaruh
signifikan pada nilai perusahaan.
2 Handoko
(2010)
Pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai
XI : ROA X2 : ROE X3 : CSR
Kinerja Keuangan berpengaruh
perusahaan dengan
pengungkapan
Corporate Social Responsibility
dan Good Corporate Governance
sebagai Variabel Pemoderasi.
X4 : Komisaris Independen
Y : Nilai Perusahaan
perusahaan.CSR dan GCG berpengaruh positif pada kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
3 Permanasari (2010) Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan corporate social responsibitilty terhadap nilai perusahaan.
XI : kepemilikan manajemen X2: kepemilikan institusional
X3 : corporate social responsibility
Y : nilai perusahaan
Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh
signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan corporate social responsibility mempunyai pengaruh signifikan pada nilai perusahaan.
4 Praditia (2010) Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
X1 : kepemilikan institusional X2 : kepemilikan manajerial X3 : komisaris independen
X4 : kualitas auditor Y1 : manajemen laba Y2 : nilai perusahaan
Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan pada manajemen laba dan nilai perusahaan.
5 Yunita (2011)
Analisis Pengaruh
X1 : ROA X2 : DER
ROA, DER, DPR,
Profitabilitas, Kebijakan Utang, Kebijakan
Deviden, Size, dan Mekanisme
Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan.
X3 : DPR
X4 : Kebijakan Utang X5 : Kebijakan Deviden X6 : Size
X7 : Komisaris Independen
Y : Nilai Perusahaan
pengaruh signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan Kebijakan utang, kebijakan deviden, GCG tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.
2.7 Kerangka Konseptual
Berdasarkan analisis dalam landasan teori dan penelitian terdahulu
yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan diatas
[image:39.595.89.565.409.700.2]maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 Kepemilikan Institusional (X1)
Komisaris Independen (X2)
Return on Assets (ROA) (X3)
Return on Equity (ROE) (X4)
CSR (X5)
Ukuran Perusahaan (X6)
Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
2.8 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2008), ”hipotesis menyatakan hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang
dapat diuji secara empiris”. Dari kerangka pemikiran diatas, maka
hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Hipotesis 1 : Kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial
terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 2 : Komisaris independen tidak berpengaruh secara parsial
terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 3 : ROA berpengaruh secara parsial terhadap terhadap nilai
perusahaan.
Hipotesis 4 : ROE berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 5 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh secara
parsial terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 6 : Ukuran perusahaan (FIRM SIZE) berpengaruh secara
parsial terhadap nilai perusahaan.
Hipotesis 7 : Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, ROA,
ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Desain penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan,
pengukuran, penganalisaan data (Erlina,2008:65). Jenis penelitian yang
dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Tujuan penelitian asosiatif
kausal adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih
atau menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mencari data yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan dari website Bursa Efek
Indonesia
[image:41.595.164.460.526.743.2]bulan Oktober 2012 dan berakhir pada minggu ketiga bulan Desember 2012.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian
Okt 2012
Nov 2012
Des 2012 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pra observasi penelitian √ √
Penetapan judul √
Pengumpulan Data √ √ √ √
Penyelesaian Proposal √ √ √ √ √
Pengelolaan dan
Analisis data √
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel
Penelitian Definisi Pengukuran Variabel
1 Variabel Terikat
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai yang menunjukkan cerminan dari ekuitas dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total hutang dan nilai buku dari total ekuitas.
Tobin’s Q = (MVE + D) (BVE + D)
MVE = closing price X jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
BVE = total aset – total kewajiban
D = nilai buku dari total hutang
2 Variabel Independen
GCG GCG merupakan alat yang
digunakan untuk mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternalnya lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.
Kepemilikan Institusional
∑ saham yang dimiliki oleh
institusi
∑ jumlah saham beredar akhir
tahun
Komisaris Independen
∑ komisaris independen ∑ total dewan komisaris
3 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan kondisi keuangan yang digunakan untuk mengukur dan menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang dicapai perusahaan selama periode tertentu.
ROA = Net income Total Asset
ROE = Net Income Total Equity
4 CSR CSR merupakan penerapan
terhadap aktivitas sosial perusahaan terhadap lingkungan, masyarakat, stakeholders, dan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan.
CSR
5 Ukuran Perusahan
Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Jumlah aset diproksikan untuk mengukur ukuran perusahaan.
SIZE = Ln total aktiva
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011. Sedangkan
untuk teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu teknik sampling yang anggota sampelnya dipilih secara khusus berdasarkan
kriteria tertentu untuk tujuan penelitian.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun
2009-2011 secara berturut-turut.
2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan
periode 2009 -2011.
3. Perusahaan tersebut menyediakan informasi kepemilikan institusional,
komisaris independen, ROA, ROE, pertanggungjawaban sosial (CSR)
pada laporan tahunan, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan yang
Dari kriteria purposive sampling diatas maka peneliti mendapatkan 12
perusahaan perbankan setiap tahunnya yang termasuk dalam populasi
[image:44.595.153.467.218.510.2]penelitian. Dan proses sampling dapat di lihat di dalam lampiran.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 BBKP Bank Bukopin Tbk
2 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
6 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
7 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
8 BNLI Bank Permata Tbk
9 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 10 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk
11 MEGA Bank Mega Tbk
12 NISP Bank OCBC NISP Tbk
3.5 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI dan data pendukung seperti jurnal, makalah,
penelitian, buku, dan situs internet yang berhubungan dengan tema
penelitian ini. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan
tahunan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009 -
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi
dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan beberapa
jurnal ekonomi dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan studi dokumentasi, yaitu peneliti
mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan
perusahaan perbankan melalui media internet dengan cara mengunduh dari
situs BEI ya
3.7 Teknik Analisis
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji
heteroskedastisitas.
3.7.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas yaitu untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Metode yang digunakan untuk uji normalitas ini yaitu analisis grafik dan uji
statistik. Uji normalitas dengan analisis grafik dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal plot dan
dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar
maka data menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005)
Uji One– Sample Kolmogorov-Smirnov Test digunakan untuk menguji normalitas data. Bila signifikan Kolmogorov-Smirnov (K-S) > 0,05, maka
distribusi data dikatakan normal dan jika sebaliknya maka distribusi
dikatakan tidak normal.
3.7.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel cara
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
(karenaVIF=1/Tolerance) dan menunjukkan adanya koliniearitas yang
tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Model regresi
yang baik tidak terdapat masalah multikolonieritas atau adanya hubungan
3.7.1.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada peroide t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2009). Model regresi
yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji
autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW-test).
Kriteria untuk penilaian terjadi autokorelasi adalah:
• angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
• angka D-W diantara -2 sampai +2 , berarti tidak ada autokorelasi
• angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
3.7.1.4 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokeditas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Uji Heterokeditas dapat dilakukan
dengan metode uji grafik dan uji glejser. Uji grafik dapat dilakukan dengan
grafik scatterplot antara variabel terikat yaitu (ZPRED) dengan residualnya
yaitu nilai dependennya (SRESID). Uji glejser dapat dilakukan dengan cara
meregres seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual (absut)
sebagai variabel dependennya. Jika nilai signifikan > 0.05 maka model
regresi tidak terjadi heterokedastisitas, sebaliknya jika nilai signifikan < 0.05
3.7.2 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear
berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu
variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Analisis regresi berganda
dihasilkan dengan cara memasukkan input data variabel ke fungsi regresi.
Persamaan regresi berganda yang digunakan dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+β5X5+ β6X6 + e
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Koefisien regresi variabel dependen
X1 = Kepemilikan institusional
X2 = Komisaris independen
X3 = ROA
X4 = ROE
X5 = Pengungkapan CSR
X6 = Ukuran Perusahaan
e = Variabel pengganggu (error)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima,
3.7.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengukuran koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel
dependen. Nilai besaran R2 berada pada kisaran antara 0 sampai dengan 1
(0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Dan jika R2 semakin mendekati 1,
maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
3.7.2.2 Uji F (Uji F-Test)
Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama.Uji F dapat dicari dengan
melihat Fhitung dari tabel anova output SPSS 17. Jika probabilitas value <
0.05 (α = 0.05) maka variabel independen berpengaruh simultan terhadap
variabel dependen. Sebaliknya jika probabilitas value < 0.05 (α = 0.05)
maka variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen.
3.7.2.3 Uji t (Uji t-Test)
Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh
positif terhadap variabel dependen jika probabilitas value< 0.05 (α = 0.05).
Sebaliknya jika variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel;
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel
dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal,
minimal dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian. Disajikan
[image:50.595.110.508.395.601.2]dalam tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tobins Q 36 .08 1.87 1.2042 .33078
Kep_Institusional 36 .00 7.56 .9115 1.16828
Kom_Independen 36 .38 .75 .5583 .07542
ROA 36 .01 .03 .0165 .00624
ROE 36 .01 .31 .1496 .06575
CSR 36 .36 .79 .6086 .11545
FIRM SIZE 36 17.43 28.72 20.6128 3.81006
Valid N (listwise) 36
Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012
Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:
1. Variabel TOBINS Q memiliki ilai minimum sebesar 0,08, nilai maksimum
2. Variabel KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL memiliki nilai minimum sebesar
0, nilai maksimum sebesar 7,56 , mean sebesar 0,9115 dan standard deviation
sebesar 1,16828 dengan jumlah sampel 36.
3. Variabel KOMISARIS INDEPENDEN memiliki nilai minimum sebesar 0,38
, nilai maksimum sebesar 0,75 , mean sebesar 0,5583 dan standard deviation
sebesar 0,07542 dengan jumlah sampel 36.
4. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,01 , nilai maksimum sebesar
0,03 , mean sebesar 0,0165 dan standard deviation sebesar 0,00624 dengan jumlah sampel 36.
5. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0,01 , nilai maksimum sebesar
0,31 , mean sebesar 0,1496 dan standard deviation sebesar 0,06575 dengan
jumlah sampel 36.
6. Variabel CSR memiliki nilai minimum sebesar 0,36 , nilai maksimum sebesar
0,79 , mean sebesar 0,6086 dan standard deviation sebesar 0,11545 dengan
jumlah sampel 36.
7. Variabel FIRM SIZE memiliki nilai minimum sebesar 17,43 , nilai maksimum
sebesar 28,72 , mean sebesar 20,6128 dan standard deviation sebesar 3.81006 dengan jumlah sampel 36.
4.1.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2005), dengan membuat hipotesis sebagai berikut :
Ho : variabel residual berdistribusi tidak normal.
Ha : variabel residual berdistribusi normal.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak,
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
A.Analisis Grafik
Analisis grafik dapat dilihat dengan menggunakan grafik histogram dan
grafik normal probability plot. Dalam grafik histogram, distribusi data normal ditunjukkan oleh gambar kurva atau histogram yang tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Sedangkan pengujian normalitas menggunakan P-P Plot,
dengan kriteria, apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi data
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot
[image:53.595.167.470.516.717.2]B. Uji Statistik
Uji normalitas dengan metode analisis statistik menggunakan uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah plotting data residual yang menyebar di sekitar garis
diagonal berdistribusi normal atau tidak. ). Dasar untuk pengambilan
keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai asymptonic significance lebih besar dari 0,05 (ρ > 0,05),
maka data terdistribusi secara normal.
b. Apabila nilai asymptonic significance lebih kecil dari 0,05 (ρ < 0,05),
[image:54.595.154.467.422.642.2]maka data terdistribusi secara tidak normal.
Tabel 4.2 Uji Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .31876625
Most Extreme Differences Absolute .119
Positive .080
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z .715
Asymp. Sig. (2-tailed) .686
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov Z
adalah 0,715 dan asymptonic significance sebesar 0,686 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena 0,686 > 0,05. Hal ini sejalan dengan
hasil yang didapatkan dari analisis grafik.
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas). Nilai
tolerance dan Variance Inflacation Factor (VIF) digunakan untuk mendeteksi
adanya multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF dan tolerance variabel dengan hipotesis
sebagai berikut :
Ho : VIF > 10 dan tolerance < 0,10, maka terdapat multikolinearitas
Ha : VIF < 10 dan tolerance > 0,10, maka tidak terdapat multikolinearitas
Tabel 4.3 Uji multikolinearitas
Pada tabel hasil uji multikolinearitas diatas, diperoleh harga VIF tidak ada
yang melebihi dari nilai 10 dan Tolerance <10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut terbebas dari multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi (Ha diterima).
4.1.2.3 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas autokorelasi. Data pada penelitian ini memiliki unsur
waktu karena didapatkan antara tahun 2009-2011.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2.152 .994 2.165 .039
Kep_Institusional -.018 .054 -.062 -.329 .744 .894 1.119
Kom_Independen .130 .870 .030 .150 .882 .814 1.228
ROA 7.103 14.910 .134 .476 .637 .405 2.468
ROE -.484 1.538 -.096 -.314 .756 .343 2.920
CSR -.727 .750 -.254 -.969 .340 .467 2.141
FIRM SIZE -.029 .022 -.339 -1.315 .199 .482 2.074
a. Dependent Variable: Tobins Q
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (DW-test). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi adalah:
• Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
• Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
[image:57.595.129.494.303.378.2]• Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .267a .071 -.121 .35019 1.257
a. Predictors: (Constant), FIRM SIZE, Kep_Institusional, Kom_Independen, ROA, CSR,
ROE
b. Dependent Variable: Tobins Q
Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui nilai statistik D-W sebesar 1,257.
Angka ini terletak diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan disimpulkan
bahwa tidak ada terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif dalam
penelitian ini.
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu pengamatan dengan pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas
Pada penelitian ini, uji grafik dilakukan dengan melihat grafik scatter plot,
apabila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola
tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala
[image:58.595.160.475.340.500.2]heterokedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heterokedastitisitas
Sumber : SPSS 17, Data diolah 2012
Pada gambar 4.3, grafik scatterplotmenunjukkan titik-