LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Cut Farah Saufika
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Taman Setia Budi Indah blok GG no 6
Telepon : 082368077220
II. Riwayat Pelatihan
1. Tahun 1999-2001 : PG/TK Medina Medan
2. Tahun 2001-2007 : SD Harapan 2 Medan
3. Tahun 2007-2010 : SMP Harapan1 Medan
4. Tahun 2010-2013 : SMA Harapan 1 Medan
III. Riwayat Kepanitiaan
1. Anggota Administrasi Kesekretarian PORSENI FK USU tahun 2014
2. Koordinator Administrasi Kesekretarian porseni FK USU tahun 2015.
3. Anggota SOTR FK USU pada tahun 2013.
Hipertensi
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ya 18 52.9 52.9 52.9
Tidak 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Onset
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid >12 jam 21 61.8 61.8 61.8
<12 jam 13 38.2 38.2 100.0
Total 34 100.0 100.0
Mortalitas
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid hidup 27 79.4 79.4 79.4
meninggal 7 20.6 20.6 100.0
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organisation, CardiovascularDisease, World Health Organisation; 2015.
2. Elizabeth G. Nabel, M.D., and Eugene Braunwald, M.D.N Engl J Med. A Tale of Coronary Artery Disease and Myocardial Infarction. January 2012: DOI: 10.1056: 366:54-63.
3. Riset Kesehatan Dasar. Situasi kesehatan jantung. Riset Kesehatan Dasar; 2013.
4. Fuster,at al. Hurst, The Heart Disease. 13th, 2011, Mc Graw Hill Publisher. 5. American Heart Association. Older Americans and Cardiovascular
Diseases-Statistics. American Heart Association. 2015. Available from :http://www.american heart.org/presenter.jhtml identifier_3000936
6. GW Heart and Vascular Institute. Anatomy and Function of the Heart Valves. GW Heart and Vascular Institute; 2016.
7. Rilantono, L.L. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
8. A Leslie Innasimuthu, MD, FACC. Heart and Vascular. 2013.
9. Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus Simadibrata et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2016. 1459-1460.
10. Steg PG, James SK, Atar D, Badano LP, Lundqvist CB, Borger MA, Di Mario C, Dickstein K, Ducrocq G, Fernandez-Aviles F, Gershlick AH. ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with ST-segment elevation. European heart journal. 2012 Aug 23:ehs215.
11. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovascular Indonesia, 2014. Infark Miokard dengan Elevasi Segmen ST. Edisi ke-3.
12. Lilly, L.S., Pathophysiology of Heart Disease. Edisi 5. Lippincott Williams&Wilkins. Philadelphia; 2011. 161-162.
13. Katrisis, D.G., Gersh, B.J., and Camm, A.J., 2013. Acute Myocardial Infarction, p.177. In: Clinical CArdiology; Current Practice Guidelines, Oxford, Oxford University press.
14. Kasiman Sutomo. Nyeri Dada dari A sampai Z. Medan: Pustaka Bangsa; 2016. 48.
15. Liwang F and Wijaya I.P. Penyakit jantung koroner. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
16. Abdul Wadud. Nstemi. 2016. Available from meddling :http://nstemi.org/stemi/
17. Coronary Heart Disease in-deth symptoms. A.D.A.M, 2013.
18. PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Edisi ke-3. Jakarta. Centra communications; 2014.
Europe Society of Cardiology. Eur Heart J 2012; 33: 2569-2619.
20. Harvey D. White: the Writing Group on behalf of the Joint ESC/ACCF/AHA/ WHF. Universal Definition of Myocardial Infarction. 2012: 60: 4.
21. Journal of the amarican college of cardiology. Therapy of STEMI. Journal of the amarican college of cardiology.
http://content.onlinejacc.org/data/journals/jac/23211/m_11087_gr4.jpeg
22. Septiani V, Anggadiredja K, Amalia L, Aprami TM. Identifikasi Kejadian dan Penanganan Reaksi Obat Merugikan pada Pasien Coronary Artery Disease ST-Segmen Elevation Myocardial Infarction di Cardiac Intensive Care Unit salah satu Rumah Sakit di Bandung Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi. 2014 Dec 8;2(2). 23. Wagyu EA. Gambaran Pasien Infark Miokard dengan Elevasi ST (STEMI)
yang dirawat di BLU RSUP PROF. DR. RD KANDOU MANADO periode Januari-Desember 2010 e-CliniC. 2013 Dec 11;1(3).
24. Basoor A, Cotant JF, Randhawa G, Janjua M, Badshah A, DeGregorio M, Halabi AR, Diaczok B, Patel KC, Stein P. High prevalence of obesity in young patients with ST elevation myocardial infarction. The American heart hospital journal. 2010 Dec;9(1):E37-40.
25. Zahara F, Syafri M, Yerizel E. Gambaran profil lipid pada pasien sindrom koroner akut di rumah sakit khusus jantung sumatera barat tahun 2011-2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014 May 1;3(2).
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif yang memakai metodea
cross-sectional untuk melihat profil pasien-pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU
RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Januari-Juli 2015.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Adapun pertimbangan
peneliti dalam memilih lokasi tersebut dikarenakan pasien STEMI yang dirawat di
ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit tipe A yang
relatif banyak untuk dijadikan sampel penelitian.
Adapun pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga
November 2016, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi dari penelitian adalah seluruh pasien STEMI yang dirawat di ruang
CVCU RSUP H. Adam Malik Medan bulan Januari-Juli 2015.
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel penelitian ini adalah seluruh pasien STEMI yang tercatat
dalam rekam medis RSUP H.Adam Malik Medan pada bulan Januari-Juli
2015.Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode total
sampling yaitu dengan mengambil semua sampel penelitian. Selain itu, sampel
yang akan diambil harus memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dalam pemilihan sampel penelitian ini
adalah:
1. Kriteria Inklusi
a. Rekam medik pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU RSUP
H.AdamMalik pada bulan Januari-Juni 2015 yang lengkap.
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien dengan data rekam medik yang tidak lengkap.
b. Pasien dengan data rekam medik yang tulisannya tidak dapat
dibaca.
c. Pasien STEMI yang disertai dengan penyakit lainnya dan
keganasan.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang didapat peneliti
secara tidak langsung.Data ini diambil melalui rekam medik pasien STEMI yang
dirawat di ruang CVCU RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Januari-Juli
2015.
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. editing, dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan dari data-data yang
dikumpulkan.
2. coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data atau bilangan.
3. entry, yakni memasukkan data-data ke dalam program atau software
komputer.
4. cleaning, pengecekan kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
4.5.2 Analisa Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah mengunakan program komputer
perangkat lunak. Hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, tabel
tabulasi silang, serta diagram sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui
profil pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU RSUP H.Adam Malik pada
bulan Januari-Juli 2015.
4.6. Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Operational
1. STEMI Gejala karateristik
dirawat Medik 45-60
6. Hipertensi Peningkatan
9. Onset STEMI Sudah
berapa lama
terkena
serangan
pertama?
Rekam
Medik
> 12 jam
< 12 jam
Nominal
10. Mortalitas Angka
mortalitas di
rumah sakit
pada pasien
STEMI
Rekam
Medik
Meninggal
Hidup
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pembacaan data
rekam medis pasien dengan STEMI pada periode bulan Januari 2015 – Juli
2015.Data rekam medis yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa sehingga
didapatkan hasil penelitian seperti yang dipaparkan di bawah ini.
5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
yang berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan Kemenangan Tani,
Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara. Rumah sakit tersebut
merupakan rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.502/Menkes/SK/IX/1991 dan rumah sakit umum kelas A berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.335/Menkes/SK/VII/1990. Rumah sakit ini
juga merupakan pusat rujukan kesehatan bagi wilayah pembangunan A yang
meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Aceh, sehingga
dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang beragam.
Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
menyimpan data rekam medis seluruh pasien yang dilayani di rumah sakit
ini.Data dalam penelitian ini berasal dari rekam medis yang disimpan dalam
instalasi tersebut.
5.1.2. Deskripsi karakteristik
Karakteristik yang digunakan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah rekam medis pasien dengan STEMI di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik periode Januari 2015 – Juli 2015.Jumlah keseluruhan pasien STEMI
Tabel 5.1. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase
Laki – laki 27 79,4%
Perempuan 7 20,6%
Total 34 100,0%
Berdasarkan Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa jumlah pasien laki – laki
dengan STEMI adalah sebanyak 27 orang (79,4%) dan perempuan sebanyak 7
orang (20,6%) dari keseluruhan sampel sebanyak 34 orang.
Tabel 5.2. Distribusi Sampel Menurut Usia
Usia Frekuensi (n) Persentase
< 50 tahun 6 17,5%
51 – 60 tahun 13 38,2%
61 – 70 tahun 11 32,3%
> 70 tahun 4 11,7%
Total 34 100%
Berdasarkan Tabel 5.2. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI dengan
usia dibawah 50 tahun adalah sebanyak 6 orang (17,5%), diantara 51 hingga 60
tahun sebanyak 13 orang (38,2%), diantara 61 hingga 70 tahun sebanyak 11 orang
(32,3%), dan diatas 70 tahun sebanyak 4 orang (11,7%). Usia terendah pasien
dengan STEMI adalah 42 tahun, sedangkan yang tertinggi adalah 80 tahun. Rata –
rata usia pasien adalah 59 tahun dengan usia terbanyak 52 tahun.
Tabel 5.3. Distribusi Sampel Menurut Suku
Suku Frekuensi (n) Persentase
Batak 30 88,2%
Jawa 2 5,9%
Aceh 2 5,9%
Berdasarkan Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI dengan suku
Batak adalah sebanyak 30 orang (88,2%), suku Jawa adalah sebanyak 2 orang
(5,9%), dan suku Aceh adalah sebanyak 2 orang (5,9%) dari keseluruhan sampel
sebanyak 34 orang.
5.1.3. Hasil analisa data
Tabel 5.4. Distribusi Pasien dengan STEMI Berdasarkan Status Merokok
Berdasarkan Tabel 5.4. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI yang
merokok sebanyak 15 orang (44,1%),dan tidak merokok sebanyak 19 orang
(55,9%).
Tabel 5.5. Distribusi Pasien dengan STEMI dengan Hipertensi
Berdasarkan Tabel 5.5. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI dengan
Hipertensisebanyak 18 orang (52,9%), dan tidak Hipertensi sebanyak 16 orang
(47,1%).
Status Merokok Frekuensi (n) Persentase
Ya 15 44,1%
Tidak 19 55,9%
Total 34 100%
Hipertensi Frekuensi (n) Persentase
Ya 18 52,9%
Tidak 16 47,1%
Tabel 5.6. Distribusi Pasien dengan STEMI dengan Dislipidemia
Berdasarkan Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI dengan
dislipidemia sebanyak 11 orang (32,4%), dan tidak Dislipidemia sebanyak 23
orang (67,6%).
Tabel 5.7. Distribusi Pasien dengan STEMI dengan Obesitas
Berdasarkan Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI dengan
obesitas yaitu 5 orang (14,7%), dan tidak obesitas yaitu 29 orang (85,3%).
Tabel 5.8. Distribusi Pasien dengan STEMI Berdasarkan Onset Serangan
Onset Frekuensi (n) Persentase
>12 jam 21 61,8%
<12 jam 13 38,2%
Total 34 100,0%
Berdasarkan Tabel 5.8. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI dengan
Onset >12 jam sebanyak 21 orang (61,8%), sedangkan dengan Onset < 12 jam
sebanyak 13 orang (38,2%).
Dislipidemia Frekuensi (n) Persentase
Ya 11 32,4%
Tidak 23 67,6%
Total 34 100%
Obesitas Frekuensi (n) Persentase
Ya 5 14,7%
Tidak 29 85,3%
Tabel 5.9. Distribusi Pasien dengan STEMI Berdasarkan Mortalitas
Berdasarkan Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa jumlah pasien STEMI yang
tidak mengalami mortalitas di Rumah Sakit sebanyak 27 orang (79,4%) dan
meninggal di Rumah Sakit sebanyak 7 orang (20,6%).
5.2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Profil Pasien STEMI
yang di rawat di ruang CVCU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik pada
bulan Januari – Juli tahun 2015. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
terhadap data rekam medis pasien STEMI, diperoleh data sebanyak 34 sampel
dari Januari 2015 – Juli 2015 yang memenuhi kriteria inklusi.
Gambaran karakteristik sampel menurut jenis kelamin
Pada penggolongan sampel menurut jenis kelamin,jumlah pasien laki –
laki dengan STEMI adalah sebanyak 27 orang (79,4%) dan perempuan sebanyak
7 orang (20,6%) dari keseluruhan sampel sebanyak 34 orang.
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Vina Septiani
dkk,di salah satu rumah sakit di bandung tahun 2014 yang menunjukkan total
pasien dewasa yang didiagnosis menderita CAD STEMI adalah 53 pasien, dengan
jumlah pasien laki-laki lebih banyak dibandingkan pasien perempuan (45,28%).22
Gambaran karakteristik sampel menurut usia
Pada penggolongan sampel menurut Usiajumlah pasien STEMI dengan
usia dibawah 50 tahun adalah sebanyak 6 orang (17,5%), diantara 51 hingga 60 Mortalitas Frekuensi (n) Persentase
Hidup 27 79,4%
Meninggal 7 20,6%
tahun sebanyak 13 orang (38,2%), diantara 61 hingga 70 tahun sebanyak 11 orang
(32,3%), dan diatas 70 tahun sebanyak 4 orang (11,7%). Usia terendah pasien
dengan STEMI adalah 42 tahun, sedangkan yang tertinggi adalah 80 tahun. Rata –
rata usia pasien adalah 59 tahun dengan usia terbanyak 52 tahun.
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Edward
August Wahyu dkk. RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO pada tahun
2010 yang menunjukkan total pasien dengan umur kurang dari 40 tahun yaitu 4
pasien (4,82 %), pasien dengan umur 40-49 tahun yaitu 11 pasien (13,41 %),
pasien infark miokard yang berumur 50-59 tahun terdapat 27 pasien (31,32 %),
pasien infark miokard yang berumur 60-69 tahun terdapat 28 pasien (33,73 %)
dan pasien yang berumur lebih dari 70 tahun terdapat 13 pasien (15,66 %). 23
Gambaran karakteristik sampel menurut Suku
Pada penggolongan sampel menurut Suku dapat dilihat bahwa jumlah
pasien STEMI dengan suku Batak adalah sebanyak 30 orang (88,2%), suku Jawa
adalah sebanyak 2 orang (5,9%), dan suku Aceh adalah sebanyak 2 orang (5,9%)
dari keseluruhan sampel sebanyak 34 orang.
Gambaran distribusi frekuensi pasien STEMI Berdasarkan Status Merokok
Pada penggolongan sampel menurut hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa jumlah pasien STEMI yang merokok sebanyak 15 orang
(44,1%),dan tidak merokok sebanyak 19 orang (55,9%).
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Edward
August Wahyu dkk. RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO pada tahun
2010 yang menunjukkan total pasien didapatkan bahwa merokok dapat memicu
Gambaran distribusi frekuensi pasien STEMI dengan Hipertensi
Pada penggolongan sampel menurut Hipertensi bahwa jumlah pasien
STEMI dengan Hipertensisebanyak 18 orang (52,9%), dan tidak Hipertensi
sebanyak 16 orang (47,1%).
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Rembek M
dkk.di universitas Kedokteran Lodz, Poland, Departemen Kardiologi pada tahun
2010 yang menunjukkan total pasien STEMI adalah 366 orang dimana 234 orang
dengan riwayat hipertensi (63,9%) dan tidak ada riwayat hipertensi sebanyak 132
orang (36,1%).26
Gambaran distribusi frekuensi pasien STEMI denganDislipidemia
Pada penggolongan sampel menurut Kolestrol menunjukkan bahwa
jumlah pasien STEMI dengan Dislipidemia sebanyak 11 orang (32,4%), dan
tidak Disipidemial sebanyak 23 orang (67,6%).
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Zahara
dkk.di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumbar pada tahun 2011 yang menunjukkan
total pasien STEMI dengan kadar kolestrol LDL tinggi sebanyak 44 orang
(44,9%) dan tidak kolestrol sebanyak 54 orang (55,1%). 25
Gambaran distribusi frekuensi pasien STEMIdengan Obesitas
Pada penggolongan sampel menurut Obesitas dapat dilihat bahwa jumlah
pasien STEMI dengan obesitas yaitu 5 orang (14,7%), dan tidak obesitas yaitu 29
(85,3%).
Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian lain yang pernah dilakukan
sebelumnya di Amerika. Penelitian yang dilakukan oleh Basoor Adkk.di St.
Joseph Mercy Oakland hospital pada tahun 2011 didapati persentase pasien
Gambaran distribusi frekuensi pasien STEMI berdasarkan onset serangan
Pada penggolongan sampel menurut onset serangan dapat dilihat bahwa
jumlah pasien STEMI dengan Onset >12 jam sebanyak 21 orang (61,8%),
sedangkan dengan Onset < 12 jam sebanyak 13 orang (38,2%).
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Edward
August Wahyu dkk. RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO pada tahun
2010 yang menunjukkan total pasien infark Miokard dengan Elevasi ST (STEMI)
berdasarkan onset serangan (jam). Pada infark miokard dengan onset serangan 0
sampai dengan 3 jam didapatkan pada 11 pasien (13,25%) yang dirawat, pada
infark miokard dengan onset serangan 4 sampai 6 jam didapatkan sebanyak 9
pasien (10,84%), pada infark miokard dengan onset serangan 7 sampai 9 jam
didapatkan sebanyak 11 pasien (13,25%), pada infark miokard dengan onset
serangan 10 sampai 12 jam didapatkan sebanyak 7 pasien (8,43%) dan pada infark
miokard dengan onset serangan lebih dari 12 jam didapatkan sebanyak 45 pasien
(54,22%). 23
Gambaran distribusi frekuensi pasien STEMI berdasarkan Mortalitas
Pada penggolongan sampel menurut mortalitas dapat dilihat bahwa jumlah
pasien STEMI yang mengalami mortalitas di Rumah Sakit sebanyak sebanyak 7
orang (20,6%) dan yang tidak mengalami mortalitas di Rumah Sakit sebanyak 27
orang (79,4.%)
Hasil yang serupa juga didapatkan pada penelitian lain yang pernah
dilakukan sebelumnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Rembek M
dkk.di universitas Kedokteran Lodz, Poland, Departemen Kardiologi pada tahun
2010 yang menunjukkan pasien yang berhasil bertahan hidup di Rumah Sakit
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian
ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Proporsi pasien laki - laki dengan STEMI lebih tinggi daripada
perempuan, dengan proporsi 79,4% dan 20,6%.
2. Usia terendah pasien dengan STEMI adalah 42 tahun, sedangkan
yang tertinggi adalah 80 tahun. Rata – rata usia pasien adalah 59
tahun dengan usia terbanyak 52 tahun.
3. Proporsi pasien STEMI dengan suku Batak adalah sebanyak 30
orang (88,2%), suku Jawa adalah sebanyak 2 orang (5,9%), dan suku
Aceh adalah sebanyak 2 orang (5,9%)
4. Proporsi pasien STEMI yang merokok sebanyak 15 orang
(44,1%),dan tidak merokok sebanyak 19 orang (55,9%).
5. Proporsi pasien STEMI dengan Hipertensisebanyak 18 orang
(52,9%), dan tidak Hipertensi sebanyak 16 orang (47,1%).
6. Proporsi pasien STEMI dengan Dislipidemia sebanyak 11 orang
(32,4%), dan tidak Dislipidemia sebanyak 23 orang (67,6%).
7. Proporsi pasien STEMI dengan obesitas yaitu 5 orang (14,7%), dan
tidak obesitas yaitu 29 (85,3%).
8. Proporsi pasien STEMI dengan Onset >12 jam sebanyak 21 orang
(61,8%), sedangkan dengan Onset <12 jam sebanyak 13 orang
(38,2%).
9. Proporsi pasien STEMI dengan kejadian mortalitas di Rumah Sakit
sebanyak 7 orang (20,6%) dan yang tidak mengalami mortalitas di
6.2. Saran
Saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini antara lain:
1. Kepada tenaga medis agar terus meningkatkan pelayanan terhadap
pasien, khususnya pasien STEMI agar dapat menurunkan angka
mortalitas di Rumah Sakit.
2. Kepada masyarakat agar faktor-faktor resiko yang dijumpai
sebaiknya disosialisasikan lebih lanjut dengan harapan dapat
menurunkan angka kejadian STEMI.
3. Kepada peneliti agar penelitian mengenai bidang ini sebaiknya terus
dikembangkan agar pengetahuan mengenai gejala dan terapi dari
penyakit ini dapat terus bertambah dan relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga
aplikasinya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
4. Kepada pihak rumah sakit agar melakukan pencatatan data pasien
secara lengkap sehingga bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi pembuluh darah koroner
Gambar 2.1 Anatomi Pembuluh Darah Koroner 6
Pada gambar 2.1 dapat dilihat ada 2 arteri koroner utama yaitu arteri koroner
kanan dan kiri. Arteri koroner kiri, terbagi menjadi left anterior descending artery
dan circumflex artery, arteri - arteri ini mensuplai darah ke ventrikel kiri dan
atrium kiri jantung. Arteri koroner kanan, terbagi menjadi right posterior
descending artery dan acute marginal artery, arteri - arteri ini mensuplai darah ke
ventrikel kanan, atrium kanan jantung dan sinoatrial node (sekelompok sel di
dinding atrium kanan yang mengatur laju irama jantung).6
otot jantung, yaitu:
1. Circumflex Artery
Circumlex artery adalah cabang dari arteri koroner kiri dan
mengelilingiotot jantung.Arteri ini mensuplai darah ke bagian belakang
jantung.
2. Left anterior descending artery
Left anterior descending artery adalah cabang dari arteri koroner kiri dan
mensuplai darah ke bagian depan jantung.
2.2 Definisi Sindroma Koroner Akut
Sindroma koroner akut adalah gangguan aliran darah koroner parsial hingga total
ke miokard secara akut. Berbeda dengan angina pektoris stabil (APS), gangguan
aliran darah ke miokard pasa sindroma koroner akut bukan disebabkan oleh
penyempitan yang statis namun terutama akibat pembentukan trombus dalam
arteri koroner yang sifatnya dinamis.7
2.3 Epidemiologi Sindroma Koroner Akut
Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner diIndonesia
tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar
2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita
penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak
160.812 orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah
penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan
diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan
jumlah penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Papua Barat, yaitu
2.4 Klasifikasi Sindroma Koroner Akut
Sindroma koroner akut (SKA) lebih lanjut dapat di klasifikasikan menjadi ST
- segment Elevation Myocardial Infract (STEMI) dan Non ST - segment Elevation
Myocardial Infract (NSTEMI);Unstable Angina (UA).8
2.5 Definisi STEMI
STEMI adalah sindroma yang didefinisikan oleh gejala karateristik dari Iskemik
miokard dimana pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) menunjukkan elevasi
segmen ST dan keluarnya biomarker yang merupakan hasil dari nekrosis
miokard.5
2.6 Etiologi STEMI
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan ST Elevation (STEMI) :5
1. penyempitan arteri koroner non sklerotik
2. penyempitan aterosklerotik
3. trombus
4. plak aterosklerotik
5. lambatnya aliran darah di daerah plak atau viserasi plak
6. peningkatan kebutuhab oksigen miokardium
7. penyempitan arteri oleh karena perlambatan jantung selama tidur
2.7 Faktor Risiko
Menurut American Heart Association’s factor resiko Sindroma Koroner Akut
(SKA) dibagi menjadi 2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah (nonmodifiable
risk factor)seperti ; Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan. Sedangkan faktor
risiko yang dapat diubah (modifiable risk factor) seperti ; riwayat merokok,
2.7.1 Non modifiable risk factor
1. Usia
Risiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat dengan
bertambahnya umur, diatas 45 tahun pada pria dan diatas 55 tahun
pada wanita. Dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit
jantung juga merupakan faktor risiko, termasuk penyakit jantung pada
ayah dan saudara pria yang didiagnosa sebelum umur 55 tahun, dan
pada ibu atau saudara perempuan yang didiagnosa sebelum umur 65
tahun. 9
2. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dari pada perempuan.Walaupun
setelah menopause, tingkat kematian perempuan akibat penyakit
jantung meningkat, tapi tetap tidak sebanyak tingkat kematian
laki-laki akibat penyakit jantung.5
3. Ras/Suku
Insidensi kematian pada PJK pada orang Asia yang tinggal di inggris
lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lokal, sedangkan angka
yang rendah terdapat pada ras Apro-Karibia.
2.7.2 Modifiable risk factor
1. Merokok
Peran rokok dalam PJK, antara lain menimbulkan aterosklerosis,
peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi, peningkatan tekanan
darah, pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen
batang rokok atau lebih dalam sehari bisa meningkatkan resiko 2-3
kali dibandingkan individu yang tidak merokok.Hal tersebut dapat
terjadi karena rokok mengandung nikotin dan karbon monoksida yang
dapat mengurangi HDL dalam darah dan meningkatkan LDL dalam
darah sehingga merusak dinding arteri.11
2. Hipertensi
Hipertensi menyebabkan peningkatan afterload yang secara tidak
langsung akan meningkatkan beban kerja jantung. Kondisi seperti ini
akan memicu hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari
meningkatnya afterload yang pada akhirnya meningkatkan kebutuhan
jantung. 12
3. Kolestrol LDL
Kolestrol merupakan prasyarat terjadi penyakit koroner pada jantung.
Kolestrol akan berakumulasi di lapisan intima dan media pembuluh
arteri koroner. Jika hal tersebut terus berlangsung, maka akan
terbentuk plak sehingga pembuluh arteri koroner yang mengalami
inflamasi atau terjadi penumpukan lemak akan mengalami
aterosklerosis. 13
4. Obesitas
Pada umumnya, obesitas cenderung meningkatkan kadar kolestrol
total dan trigliserida dan menurunkan kadar HDL.
2.8 Patofisiologi
STEMI umumnya disebabkan penurunan atau berhentinya aliran darah secara
tiba-tiba akibat oklusi trombus pada arteri koroner yang sudah mengalami
arterosklerosis. Pada kebanyakan kasus, proses akut dimulai dengan ruptur atau
pecahnya plak aterotoma pembuluh darah koroner, dimana trombus mulai timbul
pada lokasi ruptur dan menyebabkan oklusi arteri koroner, baik secara total atau
parsial. Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak atau penipisan fibrous
cap yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi
trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Faktor-faktor seperti usia, genetik, diet,
merokok, diabetes mellitus tipe II, hipertensi, dan inflamasi menyebabkan
disfungsi dan aktivasi endotelial. Pemaparan terhadap faktor-faktor di atas
menyebabkan injury bagi sel endotelial.Akibat disfungsi endotel, sel-sel tidak
dapat lagi memproduksi molekul vasoaktif seperti nitric oxide.Pasokan oksigen
yang berhenti selama kira-kira 20 menit dapat menyebabkan nekrosis pada
miokardium.14
Menurut American Heart Association, tipe plak atherosclerosis diklasifikasikan
dengan tampilan klinis dan histologi.
1. Tipe I (lesi awal)
Terdiri dari makrofag dan sel busa, berlaku pada dekade pertama dan
asimptomatik.
2. Tipe II (fatty streak)
Terdiri dari akumulasi lipid, berlaku pada dekade pertama, dan
asimptomatik.
3. Tipe III
Sedikit berbeda dari tipe II.Terdiri dari kumpulan lipid ekstraseluler,
4. Tipe IV (atheroma)
Intinya terdiri dari lipid ekstraseluler dan berlaku pada dekade
ketiga.Pada awalnya asimptomatik dan menjadi simptomatik.
5. Tipe V (fibroatheroma)
Berinti lipid dan terdapat lapisan fibrosis, atau beinti lipid multiple dan
lapisan fibrosis atau terdiri dari kalsifikasi terutama atau
fibrosis.Terdapat pertumbuhan otot polos dan kolagen.Biasanya berlaku
pada dekade keempat dan bisa simptomatik atau asimptomatik.
6. Tipe VI (complicate lesion)
Adanya defek permukaan,hematoma-hemorrhage, dan trombus.
Biasanya berlaku pada dekade keempat dan bisa simptomatik atau
asimptomatik.12
Klasifikasi Universal Miokard Infark :
1. Tipe 1 (Infark miokard yang spontan)
Miokard Infark yang spontan dengan ruptur nya plak ateroskelrosis,
ulserasi, erosi attua pembedahan yang menghasilkan intraluminal
trombus salam satu atau lebih pembuluh darah koroner yang mengarah
ke penurunan aliran darah mikardial atau terjadinya emboli trombus di
distal.
2. Tipe 2 (Penyakit sekunder dari miokard infra yang menyebabkan
iskemik)
Dalam kasus infart miokard dyngan nekrosis dimana kondisi selain
penyakit jantung koroner berkontribusi ke tidak seimbangan antara supla
dan kebutuhan.Contoh : Disfungsi endothelium koroner, emboli
koroner, aritmia, anemia, gala nafas, dll.
3. Tipe 3 (Miokard Infark yang menyebabkan kematian ketika ke tidak
adanya nilai biomarker)
4. Tipe 4a (Miokard Infark yang berkaitan dengan percutaneous coronary
intervention (PCI)
5. Tipe 4b (Miokard Infark yang berkaitan dengan stent thrombosis)
grafting (CABG)).20
2.9 Diagnosa
2.9.1 Anamnesis
Diagnosa STEMI menjadi lebih kuat jika keluhan tersebut ditemukan pada pasien
dengan ada penyakit arterosklerosis non koroner, diketahui mempunyai PJK dan
atas dasar pernah mengalami infark miokard / bedah pintas koroner / IKP,
mempunyai faktor risiko ( umur, hipertensi, merokok, dislipidemia, DM, riwayat
PJK dini dalam keluarga ). Keluhan pasien dengan iskemi dapat berupa nyeri dada
yang tipikal seperti rasa terbakar, tertekan atau berat pada daerah retrosternal, dan
menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area inters kapular, bahu atau epigastrium.
Keluhan ini dapat berlangsung intermiten atau persisten ( lebih dari 20 menit ).
Keluhan sering disertai mual atau muntah, nyeri abdominal, sesak napas, sinkop
dan diaphoresis.15
2.9.2 Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan gejala yang sedang berlangsung biasanya berbaring diam di tempat
tidur dan pucat dan mengeluarkan keringat.
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai :
Umum : kecemasan, sesak, keringat dingin, tekanan darah < 80 - 90 mmHg, HR : takikardia, RR meningkat, suhu badan
tinggi dalam 24 - 48 jam.
Leher : normal atau sedikit peningkatan TVJ.
Jantung : S1 lemah, S4 dan S3 gallop, keterlambatan pengisian kapiler.
Paru : mengi dan rongki bila terdapat gagal jantung.
Ekstremitas : normal atau dingin.16
2.9.3 Elektrokardiografi
Diagnosis pada ST Elevation (STEMI) ditegakkam berdasarkan EKG yaitu
adanya elevasi segmen ST > 1 mm pada sadapan ekstremitas dan > 2 mm pada
sadapan prekordial. Sebagian besar pasien dengan presentasi awal elevasi segmen
didiagnosis infark miokard gelombang Q. Jika obstruksi trombus tidak total,
obstruksi bersifat sementara atau ditemukan banyak kolateral, biasanya tidak
ditemukan elevasi segmen ST. Pasien tersebut biasanya mengalami angina
pektoris tak stabil atau NSTEMI.
Gelombag yang diukur EKG merupakan hasil dari pola kontraksi dan
relaksasi dari berbagai bagian jantung. Gelombang khusus yang terlihat dalam
EKG dinamakan dengan huruf, yaitu :
a)Gelombang P, berhubungan dengan kontraksi atrium
b)Gelombang QRS, berhubungan dengan kontraksi ventrikel
c)Gelombang T dan U, gelombang yang mengikuti kontraksi ventrikel
Gelombang ST yang elevasi mencemirkan arteri di jantung tersumbat dan
mengalami ketebalan.17
Gambar 2.2 ST-Elevasi Miokard Infark 13
2.9.4 Biomarker
Pertanda (biomarker) kerusakan jantung yang dianjurkan untuk diperiksa
adalah creatinine kinase (CK-MB) dan troponin I/T dan dilakukan secara serial.
Troponin T harus digunakan sebagai penanda optimal untuk pasien STEMI yang
disertai kerusakan otot skeletal, karena pada keadaan ini juga akan di ikuti
peningkatan CK-MB.
puncak dalam 10-24 jam dan kembali normal dalam 2-4 hari. Operasi
jantung, miokarditis dan kardioversi elektrik dapat meningkatkan CKMB.
b)Troponin T : enzim ini meningkat setelah 2 jam bila infark miokard dan
mencapai puncak dalam 10-24 jam dan masih dapat dideteksi
setelah 5-14 hari.
c)Pemeriksaan lainnya : mioglobin, creatinine kinase dan lactic
dehidrogenase. 4
2.10 Penatalaksanaan
2.10.1 Tindakan Umum dan Langkah Awal
1. Tirah baring.
2. Suplemen Oksigen harus diberikan segera bagi mereka dengan saturasi
oksigen < 95% atau mengalami distres respirasi. Suplemen oksigen dapat
diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam pertama, tanpa
mempertimbangkan saturasi oksigen aspirin.
3. Nitrogliserin tablet sublingual bagi pasien dengan nyeri dada yang masih
berlangsung, jika nyeri dada tidak hilang bisa diulang sampai 3 kali.
4. Aspirin 160-320 mg diberikan segera pada pasien tanpa komplikasi.
5. Clopidogrel dengan dosis awal 300 mg.
6. Morfin sulfat 1-5 mg IV, dapat diulang 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsif. 11
2.10.2 Terapi Reperfusi
Terapi reperfusi pada IMA-ST dapat dilakukan dengan beberapa upaya yaitu
dengan intervensi koroner primer (IKP), pemberian fibrinolitik dan juga rescue
PCI. Terapi reperfusi wajib dalam 12 jam pertama setelah awitan nyeri dada.
Gambar 2.3 Terapi Reperfusi21
Jenis-jenis obat fibrinolitik adalah :
1.Streptokinase
Regimen 1,5 juta unit dilarutkan dalam 100 NaCl 0,9% atau dekstrose 5%
diberikan dalam 1 jam.Terapi dinyatakan berhasil bila dijumpai VES
(ventricular extrasystole) pada pantauan elektrokardiografi yang
menandakan lisisnya tromboemboli.
2. Tissue Plasminogen Activator (tPA)
Penggunaan tPA harus dipertimbangkan pada pasien-pasien yang
telah mendapatkan streptokinase dalam 2 tahun terakhir, alergi terhadap
streptokinase, hipotensi (TDS < 90 mmHg). Dosisnya 15 mg IV bolus
dilanjutkan 0,75 mg/kgBB selama 30 menit, kemudian 0,6 mg/kgBB
2.11 Prognosis
Terdapat beberapa sistem dalam menentukan prognosis pasca miokardium akut
(IMA).Prognosis IMA dengan melihat derajat disfungsi ventrikel kiri secara klinis
dinilai menggunakan klasifikasi Killip.19
Tabel 2.1 Klasifikasi Killip
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk penyakit yang mempengaruhi
jantung atau bagian lain dari sistem vaskular dalam tubuh.Contoh penyakit
kardiovaskular adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung dan penyakit arteri
perifer.Penyakit kardiovaskuler adalah salah satu penyebab utama kematian
global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 17,5 juta
orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit jantung pada tahun 2012, yang
merupakan 31 % dari jumlah total kematian.1
Penyakit kardiovaskular yang menyerang arteri koroner jantung sering disebut
Penyakit Jantung Koroner (PJK).Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh
darah yang mengantarkan oksigen dan nutrisi untuk otot jantung agar dapat
berfungsi dengan baik.Infark miokard adalah merupakan salah satu manifestasi
utama dari Penyakit Jantung Koroner (PJK).Infark miokard terjadi ketika aliran
pembuluh darah koroner tiba-tiba terganggu sampai dengan terhenti dan
menyebabkan penurunan suplai darah ke otot jantung sehingga berakibat
kerusakan pada otot jantung.2
Pada tahun 2011, sekitar 478.000 pasien di Indonesia didiagnosa dengan penyakit
jantung koroner.Berdasarkan RISKESDAS 2013, prevalensi penyakit jantung
koroner di Indonesia tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447
orang, sedangkan berdasarkan diagnosis 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340
orang. Berdasarkan RISKESDAS 2013, estimasi jumlah penderita penyakit
jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 160.812
orang (0,5%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah penderita paling
sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0,2%). Berdasarkan diagnosis/gejala,
estimasi jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi
Jawa Timur sebanyak 375.127 orang (1,3%), sedangkan jumlah penderita paling
Infark miokard, yang umumnya dikenal sebagai serangan jantung, merupakan
nekrosis ireversibel dari otot jantung yang terjadi akibat iskemik yang
berkepanjangan.Selanjutnya terjadi ketidakseimbangan suplai oksigen dengan
kebutuhan jaringan, keadaan ini diakibatkan ruptur plak dan pembentukan
trombus yang menyebabkan berkurangnya suplai darah ke otot jantung.4
Sindroma koroner akut (SKA) lebih lanjut dapat di klasifikasikan menjadi ST
- segment Elevation Myocardial Infract (STEMI) dan Non ST - segment Elevation
Myocardial Infract (NSTEMI), dan Unstable Angina (UA). STEMI sering
menimbulkan kematian mendadak, sehingga merupakan suatu kegawatdaruratan
yang membutuhkan tindakan medis secepatnya.STEMI adalah sindroma yang
didefinisikan oleh gejala karateristik dari Iskemik miokard dimana pemeriksaan
Elektrokardiografi (EKG) menunjukkan elevasi segmen ST dan peningkatan
biomarker yang merupakan hasil dari nekrosis miokard.5
Menurut American Heart Association’s 2015 faktor resiko Sindroma Koroner
Akut (SKA) dibagi menjadi 2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
(nonmodifiable risk factor) seperti ; Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan.
Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah (modifiable risk factor) seperti ;
riwayat merokok, kolestrol, hipertensi, obesitas.
Saat ini, terjadi peningkatan prevalensi kejadian STEMI dari 25% ke 40%
dari presentasi infark miokard.3 Mengetahui gambaran karakteristik, prevalensi,
sosiodemografi, onset dan faktor resiko pasien STEMI sangat penting untuk
menyusun strategi pencegahan dan menurunkan angka kejadian STEMI di masa
depan. Untuk itu, penulis tertarik mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana
gambaran profil pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU RSUP H. ADAM
MALIK pada bulan Januari - Juli 2015.Adapun pertimbangan peneliti dalam
memilih lokasi tersebut dikarenakan pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU
RSUP H. Adam Malik Medan adalah rumah sakit tipe A yang merupakan rumah
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran profil pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU
RSUP H. ADAM MALIK pada bulan Januari - Juli 2015 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran profil pasien STEMI yang dirawat di ruang
CVCU RSUP H. ADAM MALIK pada bulan Januari - Juli 2015?
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui gambaran sosiodemografi pada pasien STEMI yang
dirawat di ruang CVCU RSUP H. ADAM MALIK pada bulan Januari
- Juli 2015.
2. Untuk mengetahui gambaran faktor risiko pada pasien STEMI yang
dirawat di ruang CVCU RSUP H. ADAM MALIK pada bulan Januari
- Juli 2015.
3. Untuk mengetahui gambaran onset kejadian pada pasien STEMI yang
dirawat di ruang CVCU RSUP H. ADAM MALIK pada bulan Januari
- Juli 2015.
4. Untuk mengetahui angka mortalitas di rumah sakit pada pasien STEMI
yang dirawat di ruang CVCU RSUP H. ADAM MALIK pada bulan
1.4 Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang didapat dari penulisan laporan kasus ini adalah:
1. Bagi peneliti, berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
gambaran profil pasien STEMI yang dirawat di ruang CVCU RSUP H.
ADAM MALIK pada bulan Januari - Juli 2015
2. Bagi pembaca, berguna untuk menambah informasi dan menambah data
dasar mengenai gambaran profil pasien STEMI yang dirawat di ruang
CVCU RSUP H. ADAM MALIK pada bulan Januari - Juli 2015.
3. Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk
tindakan pencegahan dan pengobatan yang lebih dini, tepat, dan efisien.
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk penyakit
yang mempengaruhi jantung atau bagian lain dari sistem vaskular dalam tubuh.
Penyakit kardiovaskular yang menyerang arteri koroner jantung sering disebut
Penyakit Jantung Koroner (PJK).Infark miokard adalah merupakan salah satu
manifestasi utama dari Penyakit Jantung Koroner (PJK).STEMI adalah sindroma
yang didefinisikan oleh gejala karateristik dari Iskemik miokard dimana
pemeriksaan EKG menunjukkan elevasi segmen ST dan peningkatan biomarker
yang merupakan hasil dari nekrosis miokard.
Metode : Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan sekat
lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 di
RSUP. H. Adam Malik Medan.Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan
sampel, yaitu total sampling dengan jumlah keseluruhan sampel 34 orang. Data
dikumpulkan dengan cara melihat rekam medis pasien.
Hasil : Dari 34 orang responden terdapat jumlah pasien terbanyak adalah
laki-laki sebanyak 27 orang (79,4%), jumlah pasien usia terbanyak adalah yang
berusia 52 tahun, jumlah pasien terbanyak bersuku batak sebanyak 30 orang
(88,2%), jumlah pasien yang obesitas sebanyak 5 orang (14,7%), yang merokok
sebanyak 15 orang (44,1%), yang hipertensi sebanyak 18 orang (52,9%), yang
dislipidemia sebanyak 11 orang (32,4%), jumlah pasien dengan onset >12 jam
sebanyak 21 orang (61,8%) dan jumlah pasien yang mengalami mortalitas di
rumah sakit sebanyak 7 orang (20,6%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipertensi
merupakan faktor risiko utama dari STEMI, untuk itu perlu perhatian khusus
pada pasien-pasien hipertensi untuk tindakan pencegahan dan pengobatan yang
lebih dini, tepat, dan efisien.
ABSTRACT
Background : Cardiovascular disease is a general term for disease that affect the
heart or any other part of the vascular system in the body. Cardiovascular disease
is one of the main manifestations of Coronary Heart Disease. STEMI is a
syndrome that defined by the characteristics of the symptoms of Myocardial
Infarction which EKG examinations shows ST Segments elevation and cardiac
biomarkers, that result of necrosis infarction.
Methods :This research is descriptive in cross sectional method. This research
was conducted in September 2016 in RSUP.H. Adam Malik Medan. This research
uses consecutive sampling technique with 34 respondents. All datas were
collected by reviewing patients’s medical records.
Results : Of 34 respondents, the largest incidence rate of male amount to 27
persons (79,4%), age was 52 years old, batak ethnic amount to 30 persons
(88,2%), obesese amount to 5 persons (14,7%), smoking amount to 15 persons
(44,1%), hypertension amount 18 persons (52,9%),dyslipidemia amount 11
persons (32,4%), >12 hours onset of 21 persons (61,8%) and mortality rate in
hospital amount 7 persons (20,6%).
Conclusion : Based on this research, it can be concluded that hypertension is the
main risk factors of STEMI, for that special attention is needed for patients with
hypertension to prevent and early treatment.
SKRIPSI
GAMBARAN PROFIL PASIEN STEMI YANG DIRAWAT DI
RUANG CVCU RSUP H.ADAM MALIK MEDAN PADA
BULAN JANUARI - JULI 2015
Oleh :
CUT FARAH SAUFIKA
130100094
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
GAMBARAN PROFIL PASIEN STEMI YANG DIRAWAT DI
RUANG CVCU RSUP H.ADAM MALIK MEDAN PADA
BULAN JANUARI - JULI 2015
SKRIPSI
“ Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
Sarjana Kedokteran”
Oleh :
CUT FARAH SAUFIKA
130100094
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk penyakit
yang mempengaruhi jantung atau bagian lain dari sistem vaskular dalam tubuh.
Penyakit kardiovaskular yang menyerang arteri koroner jantung sering disebut
Penyakit Jantung Koroner (PJK).Infark miokard adalah merupakan salah satu
manifestasi utama dari Penyakit Jantung Koroner (PJK).STEMI adalah sindroma
yang didefinisikan oleh gejala karateristik dari Iskemik miokard dimana
pemeriksaan EKG menunjukkan elevasi segmen ST dan peningkatan biomarker
yang merupakan hasil dari nekrosis miokard.
Metode : Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan pendekatan sekat
lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 di
RSUP. H. Adam Malik Medan.Pada penelitian ini digunakan teknik pengambilan
sampel, yaitu total sampling dengan jumlah keseluruhan sampel 34 orang. Data
dikumpulkan dengan cara melihat rekam medis pasien.
Hasil : Dari 34 orang responden terdapat jumlah pasien terbanyak adalah
laki-laki sebanyak 27 orang (79,4%), jumlah pasien usia terbanyak adalah yang
berusia 52 tahun, jumlah pasien terbanyak bersuku batak sebanyak 30 orang
(88,2%), jumlah pasien yang obesitas sebanyak 5 orang (14,7%), yang merokok
sebanyak 15 orang (44,1%), yang hipertensi sebanyak 18 orang (52,9%), yang
dislipidemia sebanyak 11 orang (32,4%), jumlah pasien dengan onset >12 jam
sebanyak 21 orang (61,8%) dan jumlah pasien yang mengalami mortalitas di
rumah sakit sebanyak 7 orang (20,6%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipertensi
merupakan faktor risiko utama dari STEMI, untuk itu perlu perhatian khusus
pada pasien-pasien hipertensi untuk tindakan pencegahan dan pengobatan yang
lebih dini, tepat, dan efisien.
ABSTRACT
Background : Cardiovascular disease is a general term for disease that affect the
heart or any other part of the vascular system in the body. Cardiovascular disease
is one of the main manifestations of Coronary Heart Disease. STEMI is a
syndrome that defined by the characteristics of the symptoms of Myocardial
Infarction which EKG examinations shows ST Segments elevation and cardiac
biomarkers, that result of necrosis infarction.
Methods :This research is descriptive in cross sectional method. This research
was conducted in September 2016 in RSUP.H. Adam Malik Medan. This research
uses consecutive sampling technique with 34 respondents. All datas were
collected by reviewing patients’s medical records.
Results : Of 34 respondents, the largest incidence rate of male amount to 27
persons (79,4%), age was 52 years old, batak ethnic amount to 30 persons
(88,2%), obesese amount to 5 persons (14,7%), smoking amount to 15 persons
(44,1%), hypertension amount 18 persons (52,9%),dyslipidemia amount 11
persons (32,4%), >12 hours onset of 21 persons (61,8%) and mortality rate in
hospital amount 7 persons (20,6%).
Conclusion : Based on this research, it can be concluded that hypertension is the
main risk factors of STEMI, for that special attention is needed for patients with
hypertension to prevent and early treatment.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Gambaran Profil Pasien STEMI yang dirawat di rang CVCU RSUP H. Adam
Malik pada bulan Januari-Juli 2016” sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan Sarjana Kedokteran.
Penyusunan penelitian ini dapat diselesaikan atas bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Yuke Sarasti, M.Ked (cardio), selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberi banyak arahan dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
4. Dr.dr.Farhat, M.Ked (ORL-HNS), Sp.T.H.T.K.L(K), selaku Dosen
Pembimbing II yang telah memberi banyak arahan dan masukan kepada
peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. dr. Alfansuri Kadri, Sp.S, selaku Ketua Penguji yang telah memberikan
nasihat-nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. dr. Adi Muradi, SpB-KBD, selaku Anggota Penguji yang telah memberikan
nasihat-nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Ayahanda tercinta, Prof. Dr. Harris Hasan, SpPD, SpJP (K), FIHA, dan
ibunda tercinta, dr. Bilkes Harris, SpKK yang telah memberikan semangat,
doa, dan dukungan kepada peneliti.
8. Kakak dan adik tercinta, T. Rifqi Hashmi, S.Ked dan T. Rafli Baihaki yang
9. Abangda sejawat terbaik, dr. Harmen Reza Siregar yang telah membantu
dan mendukung peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis yaitu Akbar Nst, Akmal Ashrof,
Anggi cantika, Akbar Almaarij, Aziz Achmad, Cut Putri Astritd, Fara
Haura, Fazi, Fikri Ardinata, Hafiz Mahruzza, Ibtisam Aulia, Irfan Julio,
Jason Affendy, Jonathan, Kevin Prathama, Dimo Wirautama, Rahman
Efendi, Nadia Iftari, Natassya Sandra, Novy Soraya, Ridho Pane, Teguh
Pangestu, Teuku Syiva,Almira Wynona, Yakub Adira, Yan Hasqi dan
seluruh lab B2.
11. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan mendampingi dalam
penyelesaian skripsi yaitu Ayu Nadra, Dinda Sekar, Rizka Zahra, Dolly,
Ismi Izzati, Melani, Mita Afryanti, Nurul Rahana, Prilly, Adli Tama, Saif
Hamzah, Safira Natsir, Safriani Sitompul.
12. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan.Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan selanjutnya.Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2017
DAFTAR ISI
2.1. Anatomi Pembuluh Darah Koroner ... 5
2.2. Definisi Sindroma Koroner Akut ... 6
2.3. Epidemiologi Sindroma Koroner Akut ... 6
2.4. Klasifikasi Sindroma Koroner Akut ... 7
2.5. Definisi STEMI ... 7
2.6. Etiologi STEMI ... 7
2.7. Faktor Risiko ... 8
2.7.1. Non Modifiable Risk Factor ... 8
2.7.2. Modifiable Risk Factor... 9
2.8. Patofisiologi 10
2.10.1. Tindakan Umum dan Langkah Awal ...15
2.10.2. Terapi Reperfusi ...15
2.11. Prognosis ...17
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN.. ...18
3.1. Kerangka Teori ...18
BAB 4 METODE PENELITIAN ...20
4.1. Jenis Penelitian ...20
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ...20
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian...20
4.3.1. Populasi penelitian ...20
4.3.2. Sampel penelitian ...20
4.4. Teknik Pengumpulan Data ...21
4.5. Pengolahan dan Analisa Data ...21
4.5.1. Pengolahan Data ...21
4.5.2. Analisa Data ...22
4.6. Definisi Operational ...22
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...25
5.1. Hasil Penelitian ...25
5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian ...25
5.1.2. Deskripsi Karakteristik ...25
5.1.3. Hasil analisisa data ...27
5.2. Pembahasan ...29
Gambaran Karateristik Sampel Menurut Jenis Kelamin ...29
Gambaran Karateristik Sampel Menurut Usia ...29
Gambaran Karateristik Sampel Menurut Suku ...29
Gambaran Distribusi Pasien STEMI berdasarkan Status Merokok ...30
Gambaran Distribusi Pasien STEMI dengan Hipertensi ...30
Gambaran Distribusi Pasien STEMI dengan Kolestrol ...31
Gambaran Distribusi Pasien STEMI dengan Obesitas ...31
Gambaran Distribusi Pasien STEMI berdasarkan Onset ...31
Gambaran Distribusi Pasien STEMI berdasarkan Mortalitas ...32
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...33
6.1. Kesimpulan...33
6.2. Saran ...34
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi Killip ... 17
Tabel 2.2. TIMI Risk Score ... 17
Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 22
Tabel 5.1. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin ... 26
Tabel 5.2. Distribusi Sampel Menurut Usia ... 26
Tabel 5.3. Distribusi Sampel Menurut Suku ... 26
Tabel 5.4. Distribusi Pasien dengan STEMI dengan Obesitas ... 27
Tabel 5.5. Distribusi Pasien dengan STEMI Berdasarkan Status Merokok ... 27
Tabel 5.6. Distribusi Pasien dengan STEMI dengan Kolestrol ... 27
Tabel 5.7 Distribusi Pasien dengan STEMI dengan Hipertensi ... 28
Tabel 5.8 Distribusi Pasien dengan STEMI Berdasarkan Onset ... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1. Anatomi Pembuluh Darah Koroner ... 5
Gambar 2.2. ST-Elevasi Miokard Infark ... 14
Gambar 2.3. Terapi Reperfusi ... 16
Gambar 3.1. Kerangka Teori ... 18
DAFTAR SINGKATAN
WHO : Wor ld Health Or gani zati on RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar STEMI : ST Elevasi Miokard Infar k SKA : Sindroma Kor oner Akut CVCU : Car dio Vascular Car e Unit RSUP : Rumah Saki t Umum Pusat NSTEMI : Non ST Elevasi Miokar d Infar k UA : Unstabl e Angina
EKG : Elektrokar di ogr afi HDL : High Density Lipopr otein LDL : Low Density Lipopr otein
PCI : Per cutaneous Cor onar y Inter venti on CABG : Cor onar y Ar ter y Bypass Gr afting VES : Ventr icular Ext ra Systole
tPA : Tissue Plasminogen Acti vator